Anda di halaman 1dari 32

Ruang rawat : Manggis : 15 maret 2022

I. Identitas

Nama : Ny.M

Umur : 42 Tahun

Informan : Status dan klien

Jenis Kelamin : perempuan

No. RM : 02.83.xx

Ruang : manggis

Tanggal Masuk : 15 maret 2022

Tanggal Pengkajian : 20 maret 2022

Alamat : loli. Kab donggala

II. Alasan masuk

Klien masuk RSJ Prof. HB Sa’anin Padang pada tanggal 15 maret 2022

melalui IGD diantar keluarga dengan keluhan ± 3 hari ini klien gelisah,

emosi labil , banyak bicara sendiri dan tertawa sendiri, pada saat dirumah

klien marah-marah tanpa sebab, bicara ngaur dan kasar, klien gelisah, jalan

mondar mandir, memecah kaca merusak alat rumah tangga dan memukul

keluarganya. Klien juga mendengar suara-suara seperti bisikan dan

mengganggu klien dan menyuruh memukul lantai, dan mengatakan klien

bodoh..

1
III. Faktor predisposisi

a. Gangguan jiwa masa lalu

Klien mengatakan sebelumnya pernah mengalami gangguan jiwa tapi

tidak dirawat.

b. Pengobatan sebelumnya

Pengobatan klien kurang berhasil setelah pulang kerumah, pada saat

dirumah pasien minum obat tidak teratur. Terkadang obatnya tidak

diminum dan kemudian penyakit klien kambuh kembali, klien banyak

menyendiri.

Masalah Keperawatan : Ketidakefektifan penatalaksanaan program

terapeutik

c. Riwayat trauma

1) Aniaya Fisik

Klien mengatakan pada waktu masih kecil pernah dipukul dan

mendapatkan penganiayaan secara fisik oleh ayahnya. Klien juga

pernah sebagai pelaku kekerasan, klien mengatakan pernah memukul

keluarganya, dengan tangan kosong dan menggunakan kayu, karena

keluarganya tidak menghargainya dan tidak memberi uang.

2) Aniaya Seksual

Klien mengatakan tidak pernah mengalami penganiayaan seksual

baik sebagai pelaku, korban maupun saksi.

3) Penolakan

2
Pasien mengatakan tidak pernah mendapatkan penolakan dari orang

sekitarnya.

Masalah Keperawatan : Resiko perilaku kekerasan

d. Riwayat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Klien mengatakan tidak keluarga yang mengalami gangguan jiwa.

e. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan

Klien mengatakan pasien pernah menjadi korban kekerasan oleh

ayahnya pada waktu kecil. Pasien sering dipukul karena pasien tidak

mengikuti perkataan ayahnya dan sering membantah. Pasien juga

mengatakan pernah diikat keluarga karena memukul tetangga dan

membanting barang rumah tangga. Pasien juga mendapatkan ejekan dari

tetangganya yang mengatakan pasien langsung bahwa pasien gila. Pasien

tampak kesal pada saat menceritakan masa lalunya. Selama diruangan

pasien terlihat menentang pintu kamarnya, meludah kearah petugas,

pasien lebih memilih untuk diisolasi karena takut mencederai orang lain.

Masalah Keperawatan : resiko perilaku kekerasan

IV. Fisik

1. Tanda - Tanda Vital :

TD : 120/80 mmHg

N : 80 x/i

S : 36,6

P : 23 x/i

3
2. Ukuran : TB : 163 cm BB : 50 kg

3. Pada saat pengkajian pasien tidak mempunyai keluhan fisik,

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

V. Psikososial

I. Genogram

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal

: Pasien

: Serumah

Klien merupakan anak ke 6 dari 7 bersaudara. Semenjak sakit klien

dirawat oleh adik dan ibunya. Pengambil keputusan di dalam keluarga adalah

ayahnya. Klien mengatakan semenjak kecil di didik dan diasuh oleh ayahnya,

klien belum berkeluarga. Klien mengatakan tidak ada keluarga yang

mengalami gangguan jiwa.

4
II. Konsep diri

a. Citra tubuh

Klien menyukai seluruh bagian tubuhnya dan tidak ada bagian

tubuh yang tidak disukainya.

b. Identitas diri

Klien mengatakan kalau ia adalah seorang laki-laki dan puas dengan

jenis kelamin yang dimilikinya. Pendidikan terakhir klien sampai

tamat SMA. Dirumah klien hanya sebagai anak dan membantu

orang tuanya.

c. Peran diri

Dirumah klien sebagai adik, kakak dari saudaranya dan sebagai

anak.

d. Ideal diri

Klien mengatakan ingin cepat pulang dari RSJ dan berkumpul

dengan keluarganya dan ingin bekerja dengan layak seperti orang

pada umumnya.

e. Harga diri

Klien mengatakan kalau dirinya disayangi oleh keluarganya dan

klien mengatakan hubungan dengan keluarganya cukup baik, namun

klien mengatakan hubungan dengan masyarakat dan teman-teman

merasa kurang dihargai karena orang mengejek dengan kondisinya

pada saat ini.

5
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah

III. Hubungan sosial

a. Orang terdekat

Klien mengatakan dirumah hanya dekat dengan ibu dan adiknya.

Diruangan klien mengatakan tidak ada teman dekatnya.

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok

Klien mengatakan saat dirumah klien jarang mengikuti kegiatan

kelompok dimasyarakat, klien juga mengatakan lebih suka berdiam

diri dirumah. diruangan klien jarang mengikuti aktifitas kelompok

seperti penyuluhan, TAK, senam.

c. Hubungan dengan orang lain

Klien mengatakan tidak mau mengikuti kegiatan masyarakat, klien

mengatakan malu dengan keadaannya karena, tetangga tau klien

dirawat di Rumah Sakit Jiwa. Selama diruangan rawatan pasien

jarang berkomunikasi dengan teman-temannya, pasien lebih suka

dikurung diruangan isolasi dari pada berinteraksi dengan pasien lain.

Masalah Keperawatan : isolasi sosial

IV. Spiritual

a. Nilai dan Keyakinan

Klien mengatakan ia beragama islam dan mengetahui jika

melakukan shalat itu wajib.

6
V. Status Mental

a. Penampilan

Klien mengatakan mandi 2x sehari, klien mengatakan mandi memakai

sabun dan cuci rambut jika ada shampo. Klien mengatakan gosok gigi

kadang ada dan kadang tidak. Penampilan klien tampak tidak rapi, gigi

klien kotor dan berbau, rambut klien tampak kurang bersih, berkerak.

Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri

b. Pembicaraan

Klien berbicara lambat, klien mampu memulai pembicaraan. Klien bisa

memulai pembicaraan, saat berbicara ada kontak mata.

Masalah keperawatan : tidak ada masalah

c. Aktivitas motorik

Klien terkadang tampak tegang dan gelisah, klien sering meludah

sembarangan.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

d. Alam perasaan

Terkadang klien tampak sedih dan merasa tampak putus asa terhadap

diri dan keadaannya, pasien mengatakan ia sedih karena merindukan

keluarganya dan ingin cepat pulang.

Masalah keperawatan : Keputusaan

e. Afek

Afek klien datar, tidak ada perubahan roman muka yang terjadi

pada klien pada saat klien mengatakan sedih dengan keadaannya

sekarang.

7
Masalah keperawatan : Hambatan komunikasi verbal

f. Interaksi selama wawancara

Selama berinteraksi dengan klien kontak mata ada dan klien dapat

menjawab pertanyaan, terkadang klien terlihat bingung dengan hal yang

disampaikan.

g. Persepsi

Klien mengatakan mendengar suara-suara bisikan, Klien mengatakan

bisikan itu menyuruh untuk memukul lantai, dan mengatakan bahwa

pasien bodoh. Klien mengatakan mendengar suara hanya beberapa detik

saja, suara itu muncul kadang sedang menyendiri, Klien mengatakan

tidak bisa mengendalikan diri pada saat mendengar suara tersebut, klien

dapat memukul apapun yang dihadapannya apabila mendengar suara-

suara tersebut. Klien tampak sering mondar-mandir dalam mulut klien

komat-kamit, klien juga tampak gelisah apabila mendengar suara

tersebut, klien sering tampak bicara sendiri, klien lebih memilih untuk di

isolasi apabila gelisah agar tidak menimbulkan bahaya pada teman yang

lain.

Masalah keperawatan : Gangguan persepsi sensori : halusinasi

pendengaran

h. Proses pikir

sirkumstansial, saat berbicara dengan klien, pembicaraan kadang

berbelit-belit tapi sampai pada tujuan pembicaraan.

Masalah keperawatan : Ganggauan proses fikir

8
i. Isi pikir

Pada saat interaksi tidak ada keyakinan yang berebihan yang

dipertahankan secara terus menerus. Dan klien tidak ada merasa curiga

terhadap perawat

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

j. Tingkat kesadaran

Klien mengatakan ia menyadari bahwa ia berada di RSJ, klien

mengetahui nama orang tuanya. Pada saat interaksi klien dapat

menyebutkan tanggal, waktu dan tempat. Tetapi klien tidak dapat

mengetahui semua nama perawat diruangan.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

k. Memori

Pasien tidak mengalami gangguan jangka panjang dan jangka

pendek. Hal ini dapat dibuktikan dengan pasien dapat menyebutkan

kenapa ia dirawat dan kapan ia pertama kali dirawat.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

l. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Klien mudah beralih tidak mampu berkosentrasi, perhatian klien mudah

berganti dari satu objek ke objek yang lain. Klien dapat berhitung

secara sederhana.

Masalah keperawatan : Gangguan proses fikir

9
m. Kemampuan penilaian

Klien mampu mengambil keputusan sederhana. Seperti saat disuruh

memilih mandi dulu baru makan atau makan dulu baru mandi. Klien

mengatakan mandi dulu, baru makan.

n. Daya tili diri

Klien tidak mengingkari penyakit yang dideritanya dan klien mengetahui

tentang penyakitnya.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

VI. Kebutuhan Persiapan Pulang

a. Makan

Dalam memenuhi kebutuhan makan dan minum, klien mampu sendiri

tanpa bantuan perawat, klien makan 3 x sehari.

b. BAK/BAB

Klien mengatakan mampu menggunakan dan membersihkan wc, setelah

menggunakan wc klien bisa membersihkan dan merapikan diri/ pakaian

setelah kembalinya dari wc. Klien mampu BAB/BAK dengan bantuan

minimal.

c. Mandi

Pasien mengatakan mandi 2x, pasien mandi memakai sabun, dan cuci

rambut jika ada sampo,pasien mengatakan terkadang gosok gigi dan

terkadang tidak, gigi klien klien terlihat kotor dan berbau, rambut klien

terlihat kurang bersih dan berketombe

Masalah Keperawatan : Gangguan pemeliharaan kesehatan

10
d. Berpakaian

Klien mandiri dalam berpakaian, klien mampu memilih dan memakai

pakaian sendiri

e. Istirahat dan tidur

Klien tidur siang 2-3 jam dan tidur malam lebih kurang 8 jam, sebelum

tidur klien makan dan minum obat.

f. Penggunaan obat

Klien tau cara minum obat, keuntungan minum obat, kerugian tidak

minum obat dan minum obat secara teratur, meskipun harus diarahkan

terlebih dahulu.

g. Pemeliharaan Kesehatan

Klien mengatakan jika ia diperbolehkan pulang, klien akan rajin minum

obat dan rajin mengontrol ulang dirinya ke rumah sakit.

h. Kegiatan didalam rumah

Klien mengatakan sebelum ia masuk rumah sakit, klien sering

menyendiri sendiri.

i. Kegiatan diluar rumah

Klien mengatakan dulu sebelum masuk RSJ klien sering main sa teman-

temannya

VII. Mekanisme Koping

Klien mengatakan jika ada masalah klien tidak mau menceritakannya kepada

orang lain walaupun sama keluarganya. Klien memilih untuk

memendamkannya sendiri.

11
Mekanisme Koping : ketidakefektifan koping individual

VIII. Masalah Psikososial dan Lingkungan

a. Masalah dengan kelompok

Klien mengatakan tidak ada terlibat dalam kelompok atau organisasi

b. Masalah dengan lingkungan

Klien mengatakan tidak ada masalah dengan orang disekitarnya

c. Masalah dengan pendidikan

Klien mengatakan saat ini klien sudah lulus SMA sejak 3 tahun yang

lalu, tidak ada masalah di sekolahan

d. Masalah dengan pekerjaan

Saat ini klien belum memiliki pekerjaan, klien hanya membantu

kakaknya dirumah

e. Masalah ekonomi

Klien dibiayai oleh kakaknya

f. Masalah dengan pelayanan kesehatan

Klien mengatakan tidak ada masalah dengan pelayanan kesehatan

IX. Pengetahuan

Klien mengatakan tau tentang penyakitnya dan apa penyebab penyakitnya.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

X. Aspek Medik

Terapi medik : Skizofrenia Paranoid

1. Tanggal 25 September 2016

a. Risperidon 2 x 2 mg

12
b. Flozapine 2 x 200 mg

c. Trihexipenidil 3 x 2 mg

d. Fluoxetine 1 x 20 mg

e. Flunarizin 2 x 5 mg

XI. ANALISA DATA

NO DATA MASALAH

1. Data Subjektif Gangguan persepsi

 Klien mengatakan mendengar suara- Sensori : Halusinasi

suara bisikan, Klien mengatakan Pendengaran.

bisikan itu menyuruh untuk memukul

lantai, dan mengatakan bahwa pasien

bodoh.

 Klien mengatakan mendengar suara

hanya beberapa detik saja, suara itu

muncul kadang sedang menyendiri.

 klien lebih memilih untuk di isolasi

apabila gelisah agar tidak

menimbulkan bahaya pada teman

yang lain.

 Klien mengatakan tidak bisa

mengendalikan diri pada saat

mendengar suara tersebut, klien

dapat memukul apapun yang

13
dihadapannya apabila mendengar

suara-suara tersebut.

Data Objektif

 Klien tampak sering mondar-mandir

dalam mulut klien komat-kamit.

 Klien juga tampak gelisah apabila

mendengar suara tersebut.

 Klien sering tampak bicara sendiri

2. Data Subjektif Isolasi Sosial

 Klien mengatakan saat dirumah klien

jarang mengikuti kegiatan kelompok

dimasyarakat, klien juga mengatakan

lebih suka berdiam diri dirumah.

 Klien mengatakan tidak mau

mengikuti kegiatan masyarakat, klien

mengatakan malu dengan keadaannya

karena, tetangga tau klien dirawat di

Rumah Sakit Jiwa.

Data Objektif

 Klien jarang mengikuti aktifitas

kelompok seperti penyuluhan, TAK,

senam.

14
 Selama diruangan rawatan pasien

jarang berkomunikasi dengan teman-

temannya, pasien lebih suka dikurung

diruangan isolasi dari pada

berinteraksi dengan pasien lain.

3. Data Subjektif Resiko Perilaku

 Keluarga mengatakan pada saat Kekerasan.

dirumah klien marah-marah tanpa

sebab, bicara ngaur dan kasar, klien

gelisah, jalan mondar mandir,

memecah kaca merusak alat rumah

tangga dan memukul keluarganya.

 klien mengatakan pernah memukul

keluarganya, dengan tangan kosong

dan menggunakan kayu, karena

keluarganya tidak menghargainya

dan tidak memberi uang.

Data Objektif

 Selama diruangan pasien terlihat

menentang pintu kamarnya, meludah

kearah petugas, pasien lebih memilih

untuk diisolasi karena takut

mencederai orang lain.

15
4. Data Subjektif Gangguan konsep

 klien mengatakan hubungan dengan diri :Harga Diri Rendah

masyarakat dan teman-teman merasa

kurang dihargai karena orang

mengejek dengan kondisinya pada

saat ini.

Data Objektif

 pasien lebih memilih untuk diisolasi

5. Data Subjektif Defisit perawatan Diri

 Pasien mengatakan mandi 2x, pasien

mandi memakai sabun, dan cuci

rambut jika ada sampo,pasien

 Mengatakan terkadang gosok gigi

dan terkadang tidak,

DO:

 Gigi klien klien terlihat kotor dan

berbau, rambut klien terlihat kurang

bersih dan berketombe

6. Data Subjektif Ketidakefektifan

 Keluarga mengatakan Pengobatan penatalaksanaan program

klien kurang berhasil setelah pulang terapeutik

kerumah, pada saat dirumah pasien

minum obat tidak teratur. Terkadang

16
obatnya tidak diminum dan kemudian

penyakit klien kambuh kembali, klien

banyak menyendiri.

Data Objektif:-

7. Data Subjektif :- Hambatan Komunikasi

Data Objektif: Verbal.

 Afek klien datar, tidak ada perubahan

roman muka yang terjadi pada klien

pada saat klien mengatakan sedih

dengan keadaannya sekarang.

8. Data Subjektif:- Gangguan Proses Pikir

Data Objektif:

 Sirkumstansial, saat berbicara dengan

klien, pembicaraan kadang berbelit-

belit tapi sampai pada tujuan

pembicaraan.

 Klien mudah beralih tidak mampu

berkosentrasi, perhatian klien mudah

berganti dari satu objek ke objek

yang lain. Klien dapat berhitung

secara sederhana.

13. Data Subjektif Gangguan Pemeliharaan

17
 Pasien mengatakan mandi 2x, pasien Kesehatan

mandi memakai sabun, dan cuci

rambut jika ada sampo,pasien

 Mengatakan terkadang gosok gigi

dan terkadang tidak,

Data Objektif

 Gigi klien klien terlihat kotor dan

berbau, rambut klien terlihat kurang

bersih dan berketombe

14. Data Subjektif Ketidakefektifan Kopinng

 Klien mengatakan jika ada masalah Individual.

klien tidak mau menceritakannya

kepada orang lain walaupun sama

keluarganya.

 Klien memilih untuk

memendamkannya sendiri

DO: -.

XII. Daftar Masalah Keperawatan

1. Gangguan persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran.

2. Isolasi Sosial

3. Resiko Perilaku Kekerasan.

18
4. Gangguan konsep diri :HDR

5. Defisit perawatan Diri

6. Ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik

7. Hambatan Komunikasi Verbal

8. Gangguan Proses Pikir

9. Gangguan Pemeliharaan Kesehatan

10. Ketidakefektifan Kopinng Individual.

XIII. Pohon Masalah

Resiko Pk

Gangguan persepsi sensori :halusinasi pendengaran

Isolassi sosial

Gangguan konsep diri :HDR DPD

Berduka Disfungsional

Ketidakefektifan penatalaksanaan

program terapeutik.

XIV. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran.

2. Isolasi Sosial

19
3. Resiko Perilaku Kekerasan.

4. Gangguan konsep diri :HDR

5. Defisit perawatan Diri

XV. Rencana Keperawatan


NO DIAGNOSA/TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI

1. Gangguan Persepsi Setelah dilakukan 2 kali SP 1 klien

Sensori : (Halusinasi pertemuan klien : 1. Bina hubungan saling

Pendengaran) - dapat menyebutkan isi, percaya

Tujuan : waktu, frekuensi, 2. Identifikasi

klien mampu situasi pencetus dan halusinasi (jenis, isi,

- Mengenali halusinasi perasaan saat halusinasi frekuensi, situasi,

yang dialaminya muncul waktu, perasaan,

- mengontrol halusinasi - Mampu menjelaskan respon

- mengikuti program dan memperagakan 3. Latih mengontrol

pengobatan secara cara mengontrol dengan cara

optimal halusinasi menghardik

4. Masukkan latihan

menghardik ke dalam

jadwal kegiatan

harian

Keluarga mampu : Setelah 2 kali pertemuan, SP 1 Keluarga

- Merawat dan terlibat keluarga mampu 1. Diskusikan masalah

dalam perawatan klien menjelaskan tentang yang dirasakan

20
baik dirumah sakit halusinasi. keluarga dalam

maupun dirumah. merawat pasien.

- Menjadi system 2. Jelaskan pengertian

pendukung yang halusinasi, jenis

efektif untuk klien halusinasi yang

dialami pasien,

proses terjadinya,

dan cara merawat

pasien halusinasi.

3. Jelaskan cara

merawat halusinasi

4. Latih cara merawat

Setelah dua 2 pertemuan SP 2 klien

k;ien : 1. Evaluasi tanda dan

- Mampu menyebutkan gejala halusinasi

kegiatan yang telah 2. Validasi kemempuan

dilakukan pasien melakukan

- Mampu menjelaskan latihan menghardik

cara mengotrol dan berikan pujian

halusinasi dengan 3. Evaluasi manfaat

minum obat melakukan

menghardik

4. Latih cara

21
mengontrol

halusinasi deng obat

(jelaskan 6 benar :

jenis, guna, dosis,

frekuensi, cara,

continuitas minum

obat)

5. Masukkan kedalam

jadwal kegiatan

untuk latihan

menghardik dan

minum obat.

Setelah 2 kali pertemuan, SP 2 Keluarga

keluarga mampu 1. Evaluassi

mempraktekkan cara kemampuan keluarga

merawat klien halusinasi mengidentifikasi

gejala halusinasi.

2. Validasi kemampuan

keluarga dalam

membimbing pasien

melaksanakan latihan

menghardik.

3. Evaluasi manfaat

22
yang dirasakan dalam

merawat, berikan

pujian.

4. Jelaskan 6 benar cara

membertikan obat,

latih cara.

5. Anjurkan membantu

pasien sesuai jadwal

dan memberi pujian.

Setelah 1 kali pertemuan SP 3 klien

klien mampu 1. Evaluasi tanda dan

- Menyebutkan kegiatan gejala halusinasi

yang dilakukan 2. Validasi kemampuan

- Mampu membuat pasien melakukan

jadwal kegiatan harian latihan menghardik

dan memperagakannya dan jadwal minum

obat, berikan pujian

3. Evaluasi manfaat

melakukan

menghardik dan

minum obat sesuai

jadwal.

23
4. Latih cara

mengontrol

halusinasi deng cara

bercakap-cakap

5. Masukkan pada

jadwal kegiatan

untuk latihan

menghardik, minum

obat dan bercakap-

cakap.

Setelah 1 kali pertemuan, SP 3 Keluarga

keluarga mampu 1. Evaluasi kemampuan

membantu pasien untuk keluarga

mengontrol halusinasi mengidentifikasi

dengan bercakap-cakap. gejala halusinasi.

2. Validasi kemampuan

keluarga dalam

membimbing pasien

melaksanakan

kegiatan yang telah

24
dilatih : menghardik

dan patuh minum

obat.

3. Evaluasi manfaat

yang dirasakan

keluarga dalam

merawat, beri pujian.

4. Jelaskan cara

bercakap-cakap dan

melakukan kegiatan

untuk mengontrol

halusinasi.

5. Latih dan sediakan

waktu bercakap-

cakap dengan pasien

terutama saat

halusinasi

6. Anjurkan membantu

pasien sesuai jadwal

dan berikan pujian.

25
Setelah 1 kali pertemuan : SP 4 klien

- Mampu menyabutkan 1. Evaluasi tanda dan

kegiatan yang telah gejala halusinasi

dilakukan 2. Validasi kemampuan

- Mampu menje;laskan klien melakukan

cara mengontrol klatihan menghardik,

halusinasi dengan minum obat sesuai

melakukan kegiatan jadwal, dan

harian. bercakap-cakap

dengan orang lain,

berikan pujian.

3. Evaluasi manfaat

melakukan

menghardik minum

obat sesuai jadwal,

dan bercakap-cakap

dengan orang lain.

4. Latih cara

mengontrol

halusinasi dengan

melakukan kegiatan

harian (mulai dua

kegiatan)

26
5. Masukkan pada

jadwal kegiatan

untuk latihan

menghardik, minum

obat, bercakap-cakap

dan kegiatan harian.

- Setelah 1 kali SP 4 Keluarga

pertemuan, keluarga 1. Evaluasi kemampuan

mampu menjelaskan keluarga

follow up pasien mengidentifikasi

ketika pulang. gejala halusinasi.

2. Validasi kemampuan

keluarga dalam

membimbing pasien

melaksanakan

kegiatan yang telah

dilatih : menghardik,

patuh minum obat,

dan bercakap-cakap

dengan orang lain.

3. Evaluasi manfaat

yang dirasakan

keluarga Dalam

27
merawat , berikan

pujian.

4. Jelaskan follow up ke

PKM, tanda kambuh

dan rujukan.

5. Anjurkkan membantu

pasien sesuai jadwal,

beri pujian.

XVI. Implementasi

No Hari/ Implementasi Evaluasi


. tanggal

1. Senin 1. Membina hubungan saling percaya S. : -klien

14/03/2022 menggunakan prinsip komunikasi mengatakan

terapeutik nama saya

2. Menyapa klien dengan ramah dan sopan, Nn.M

memperkenalkan diri -Klien

3. Menanyakan nama klien mengatakan

4. Menjelaskan tujuan pertemuan mendengar

suara

28
fase orientasi: bisikan

P. : Assalamualaikum bu,boleh saya O. : tampak

berbincang-bincang dengan ibu? klien

Perkenalkan nama saya Mutia Rauda berbicara

Tuljannah biasa di panggil Mutia, kalau sendiri

boleh tau nama ibu siapa? A. : BHSP

K. : Nama saya ibu M, senang di panggil M SP1

P. : Bagaimana perasaan ibu saat ini? tercapai

K. : Alhamdulillah baik sus P. : intervensi

P. : Alhamdulillah bu.M di lanjutkan

Apakah kita bisa berbincang-bincang

selama 10 menit?

K. : boleh sus

P. : apakah ibu sudah mandi?

K. : iya sudah

Fase kerja:

P. : boleh saya bertanya bu?

Apakah ibu mendengar bisikan-bisikan?

K. : iya ada sus

P. : bisikan apa yang ibu dengar?

K. : suara yang bicara kotor sus

P. : berapa kali sehari ibu mendengar suara

tersebut?

29
K. : 1-2 jam sekali dengar

P. : pada saat kapan suara bisikan itu

muncul?

K. : setiap saat sus

P. : bagaimana respon ibu saat mendengar

suara bisikan itu?

K. : gelisah sus

P. : oh iya baik bu

Fase terminasi:

P. : terimah kasih untuk waktunya, besok

sekitar jam 9 saya datang lagi untuk

berbincang-bincang dengan ibu dan

mengajari cara menghardik

halusinasi,boleh ya bu?

K. : iya boleh suster

2. Selasa Fase orientasi S. : klien

15/03/2022 P. : assalamualaikum bu, masih ingat mengatakan

dengan saya? mendengar

K. : walaikumsalam, iya perawat tia ya? suara

P. : ya betul bu, sesuai kesepakatan O. : klien

kemarin saya datang kembali untuk mampu

mengajarkan cara menghardik melakukan

halusinasi. (dengan

30
Sebelumnya bagaimana tidurnya,masih cara

ada bisikan? menutup

K. : iya masih sus telinga)

P. : baik jadi saya akan mengajarkan cara A. : Sp 1

menghardik. Ibu tutup telinga lalu tercapai

ucapkan“pergi kau pergi kau,kau suara P. : lanjut Sp 2

palsu” coba peragakan.

K. : (menutup telinga) “pergi kau pergi

kau,kau suara palsu”

P. : baik ibu, apabila ibu masih mendengar

bisikan, ibu langsung coba cara itu yaa.

K. : baik suster

Fase terminasi

P. : bagaimana perasaanya ibu?

K. : baik suster

P. : Alhamdulillah kalau begitu terimah

kasih atas kerja samanya, besok kita

ketemu lagi saya akan mengajarkan

cara yang kedua.

K. : baik suster

P. : permisi ibu,selamat istirahat kembali.

31
32

Anda mungkin juga menyukai