Anda di halaman 1dari 74

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn.

R DENGAN KASUS
DEMAM BERDARAH DENGUE DI RUANGAN
CEMARARUMAH SAKIT UMUM
DAERAH TORABELO SIGI

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Pendidikan


Diploma III Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu
Jurusan Keperawatan Prodi DIII Keperawatan Palu

Oleh :
Muarif Morokadi
NIM. PO7120119037

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIII
KEPERAWATAN PALU
2022
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui oleh Tim pembimbing
Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan Prodi D-III
Keperawatan Palu.

NAMA : MUARIF MOROKADI


NIM : PO7120119037

Palu, 2022

Pembimbing 1

Aminuddin. S.Kep,Ns,M.Kes
NIP. 1971122221992031002

Palu, 2022

Pembimbing II

Nurlailah Umar. S.Kep,Ns,M.Kes


NIP. 196901131991022001

Mengetahui,
Ketua Prodi D-III Keperawatan Palu

I Wayan Supetran, S.Kep, Ns, M.Kes


NIP. 19690605 199002 1 002

ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Muarif Morokadi

Nim : PO7120119037

Jurusan : Keperawatan

Prodi : D-III Keperawatan Palu

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa KTI yang saya tulis ini benar-

benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran

orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran sendiri. Apabila di

kemudian hari terbukti atau dibuktikan KTI hasil ini jiplakan, Maka saya bersedia

menerima sangsi atas perbuatan tersebut.

Palu, 2022

Yang Membuat Pernyataan

Muarif Morokadi

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur serta ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah, dan hidayah-Nya yang

senantiasa dilimpahkan kepada Penulis, Sehingga dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuahan Keperawatan Pada Tn.A Dengan Kasus

Dispepsia Di Ruangan Cemara RSUD Torabelo Sigi” dapat diselesaikan dengan

semestinya.

Selama proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mengalami

banyak tantangan dan hambatan, namun atas bantuan bimbingan dan kerjasama

semua pihak yang terlibat didalamnya maka Karya Tulis Ilmiah ini dapat

terselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, penulis menyampaikan

banyak-banyak terima kasih kepada kedua orang tua ayahanda Amsar dan ibunda

Berliannur peneliti yang setiap hari mendukung penulis dalam berproses

mengerjakan Karya Tulis Ilmiah ini.

Untuk itu melalui kesempatan ini perkenankan penulis mengucapkan rasa

terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Nasrul , SKM.,M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Palu yang telah

memfasilitasi penulis dalam melakukan penelitian.

2. Dr. Trieko Stefanus Larope selaku Direktur RSUD Torabelo Sigi yang telah

mengizinkan dan membantu dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

iv
3. Selvi Alfrida Mangundap, S.Kp., M.Si selaku Ketua Jurusan Keperawatan

yang telah membantu dan mengarahkan penulis dalam menyelsaikan

penelitian ini.

4. I Wayan Supertan, S.Kep, Ners, M.Kes selaku Ketua Prodi DIII Keperawatan

Palu yang telah banyak mengarahkan peneliti dalam proses perkuliahan.

5. Aminuddin. S.Kep,Ns,M.Kes selaku pembimbing I yang dengan sabar dan

iklah dalam membimbing peneliti untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

ini hingga selesai.

6. Nurlailah Umar. S.Kep,Ns,M.Kep selaku pembimbing II yang telah memberi

motivasi dan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini hingga

selesai.

7. Amyadin, SKM, M.Si selaku penguji I yang senantiasa telah memberikan

banyak masukan bagi penulis dalam merampungkan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Drs. Junaidi, M.Kes selaku penguji II yang telah banyak memberikan ilmu

mengenai kasus yang tengah diselesaikan penulis.

9. Rina Tampake, S.Pd, S.Kep, Ns, M.Med.Ed selaku penguji III yang telah

memberikan banyak memberikan masukan bagi penulis.

10. Bapak/Ibu dosen beserta staf jurusan Keperawatan Palu yang telah banyak

membantu selama menyelesaikan pendidikan di Poltekkes Kemenkes Palu.

11. Kepada orang tua tercinta (Amsar toe dan Berliannur) yang telah sabar dan

iklas dalam membesarkan penulis serta banyak berkorban demi mencukupi

semua kebutuhan penulis selama menyelesaikan pendidikan di Poltekkes

Kemenkes Palu.

v
12. Kepada 11 saudara saya tercinta yang memberikan semangat ketika saya

mengalami kesulitan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

Besar harapan penulis semoga tulisan ini dapat menambah wawasan bagi

setiap para pembacanya.

Palu, Agustus 2022

Peneliti

vi
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIII KEPERAWATAN

Muarif Morokadi. 2022. Asuhan keperawatan pada Tn.R kasus DBD diruangan
cemara RSUD Torabelo Sigi. Karya tulis ilmiah Prodi D-III keperawatan
palu Jurusan keperawatan Poltekkes Kemenkes Palu. Pembimbing (1)
Aminuddin (2) Nurlailah Umar

ABSTRAK
(i-xi + 64 Halaman + 2 Gambar + 7 Tabel)
Demam berdarah dengue (DBD) dan demam berdarah dengue/DBD
(Dengue Haemorrhagic Fever/DHF) merupakan salah satu masalah kesehatan di
Indonesia yang cenderung meningkat jumlah penderita serta semakin luas
penyebarannya sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk.
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tahun 2020 yang menjalani perawatan
inap di RSUD Torabelo Sigi sebanyak 79 pasien. Pada tahun 2021 terdapat 31
pasien yang menjalani perawatan inap.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian dekskritif dengan pendekatan
studi kasus. Subyek penelitian adalah TnR yang menderita penyakit demam
berdarah dengue (DBD) di RSUD Torabelo Sigi. Data dikumpulkan dengan
menggunakan format pengkajian keperawatan melalui tehnik wawancara,
observasi, pemeriksaan fisik, dan studi dokumentasi.
Hasil penelitian yang didapatkan dalam hari pengkajian pada Tn.R dengan
diagnose keperawatan yang muncul ssat pengkajian yaitu hipertermi berhubungan
dengan proses penyakit dan nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
fisiologis. Setelah dilakukan tindakan selama 3 hari masalah keperawatan pada
kasus Tn.R masalah teratasi, tujuan telah tercapai, dan pasien diizinkan pulang
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian
telah sesuai dengan teori dan tidak terdapat kesenjangan anatara pengkajian dan
teori yang ada. Saran untuk RSUD Torabelo Sigi diharapkan dapat meningkatkan
kualitas keperawatan terutama untuk pasien demam berdarah dengue (DBD)

Kata Kunci: Demam Berdarah Dengue, Asuhan Keperawatan


Daftar Pustaka: 19 Referensi (2012-2021)

vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................ii
ABSTRAK.........................................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................5
C. Tujuan Penelitian....................................................................................5
D. Manfaat Penelitian..................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Demam Berdarah Dengue(DBD)...............................................8
1. Pengertian..........................................................................................8
2. Etiologi..............................................................................................8
3. Patofisiologi......................................................................................9
4. Manifestasi klinis .............................................................................11
5. Pemeriksaan penunjang ....................................................................11
6. Penatalaksanaan................................................................................12
7. Perencanaan pulang...........................................................................14
B. Konsep Asuhan Keperawatan Demam berdarah Dengue.......................15
1. Pengkajian.........................................................................................15
2. Diagnosa keperawatan......................................................................18
3. Rencana keperawatan........................................................................19
4. Implementasi keperawatan................................................................30
5. Evaluasi keperwatan..........................................................................30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian........................................................................................32
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian..................................................................32
C. Subjek Penelitian.....................................................................................32
D. Definisi Operasional................................................................................32
E. Pengumpulan Data..................................................................................34
F. Analisa Data............................................................................................34
G. Etika Penelitian.......................................................................................35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian.......................................................................................37
B. Pembahasan penelitian...........................................................................55
BAB V SEIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan............................................................................................59
B. Saran.......................................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................61

viii
DAFTAR GAMBAR
2.1. Gambar pathway demam berdarah dengue................................................10
4.1. genogram..................................................................................................40

ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Pengkajian pola fungsional............................................................41
Tabel 4.2 Pemeriksaan Laboratorium............................................................45
Tabel 4.3 Analisa Data...................................................................................47
Tabel 4.4 Perencanaan Keperawatan.............................................................48
Tabel 4.5 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Hari Pertama................50
Tabel 4.6 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Hari Kedua..................52
Tabel 4.7 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Hari Ketiga..................54

x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 riwayat hidup penulis
Lampiran 2 Surat izin meneliti
Lampiran 3 Surat Keterangan Selesai Penelitian
Lampiran 4 Penjelasan Penelitian
Lampiran 5 Informed Consent
Lampiran 6 Format Pengkajian Askep

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Demam berdarah dengue (DBD) dan demam berdarah

dengue/DBD (Dengue Haemorrhagic Fever/DHF) merupakan salah satu

masalah kesehatan di Indonesia yang cenderung meningkat jumlah

penderita serta semakin luas penyebarannya sejalan dengan meningkatnya

mobilitas dan kepadatan penduduk.Demam berdarah dengue (DBD) bisa

menyerang saat musim penghujan.Terlebih lagi Indonesia termasuk

Negara beriklim tropis yang merupakan tempat hidup favorit bagi

nyamuk.Demam ini bisa menjadi penyakit mematikan jika tidak segera

ditangani.Khususnya, anak-anak yang seringkali menjadi sasaran gigitan

nyamuk.( Ayu Putri, 2016)

Masalah demam berdarah dengue (DBD) sampai saat ini belum di

temukan obat atau vaksin untuk menanggulangi demam berdarah

denguenamun, beberapa upaya telah di lakukan.Infeksi virus dengue tidak

memicu antibodi untuk memperkuat tubuh dari serangan.Tidak tersedianya

animal model sebagai pengganti manusia untuk infeksi.

Asuhan keperawatan yang dapat dilakukan oleh seorang perawat

kepada pasien adalah dengan memberikan pelayanan dan tindakan sesuai

dengan prosedur dan tindakan yang ada. Selain itu seorang perawat juga

harus dapat memberikan penjelasan dan informasi kepada pasien tentang

penyakit demam berdarah dengue dan perawat juga harus dapat

1
2

memberikan keamanan dan kenyamanan kepada pasien dengan

cara menjalin hubungan saling percayakepada pasien dan keluarga pasien.

Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan seorang perawat harus

memberikan obat kepada pasien sesuai dengan anjuran dokter dan sesuai

dengan cara pemberian obat, dosis obat.(Nuarif, H., Amin. & Kusuma, H,

2015)

Penyakit demam berdarah dengue DBD adalah penyakit menular

yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk aedes

aegypti,yang ditandai dengan demam mendadak 2-7 hari tanpa penyebab

yang jelas lemah/lesu,perdarahan, lebam/ruam, kadang-kadang mimisan,

bercak darah,muntah darah, dan kesadaran menurun atau shock(Wijaya,

Andra Saferi & Putri. Yessie marizas, 2013)

World Health Organization (WHO) (2018), menyebutkan bahwa

penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) ditemukan di iklim tropis dan

subtropis di seluruh dunia, sebagian besar di daerah perkotaan dam semi

perkotaan. Demam Berdarah Dengue (DBD) juga merupakan penyakit

serius dan kematian di kalangan anak-anak di beberapa negara Asia dan

Amerika latin. Dilaporkan pada tahun 2016 di wilayah Amerika lebih dari

2,38 juta kasus, Pasifik Barat lebih dari 375.000 kasus, Filipina 176.411

dan Malaysia 100.028 kasus dengan dugaan demam berdarah. Pada tahun

2017 di laporkan pengurangan kasus demam berdarah di Amerika dari

2,38 juta kasus hingga 584.263 kasus pada 2017. Di perkirakan 500.000

orang dengan demam berdarah dengue (DBD) memerlukan perawatan


3

rumah sakit setiap tahun, dan dengan perkiraan 2,5% kematian kasus,

setiap tahun. Secara global, penurunan 28% dalam kasus kematian telah

tercatat antara 2010 dan 2016 denganpeningkatan yang signifikan dalam

manajemen kasus melalui kapasitas di negara. (World Health

Organization (WHO), 2018)

Data kasus Demam berdarah Dengue (DBD) di Indonesia pada

tahun 2018 yang dilaporkan sebanyak 68.407 kasus dengan jumlah kasus

meninggal sebesar 493 orang dan Incidence Rate (IR) 26,12 per 100.000

penduduk dibandingkan tahun 2016 dengan 204.171 kasus serta Incidence

Rate (IR) 78,85 per 100.000 warga terjadi penurunan kasus pada tahun

2017(Kemenkes RI, 2018)

Data kasus demam berdarah dengue (DBD) di Sulawesi Tengah

tahun 2019 berjumlah 170 kasus dan incidance rate besar 35,4/100.000

penduduk dengan CFR (case fatality rate) sebesar 0,65% dan IR

(incidance rate) yang masih atas indikator nasional yaitu 52/100.000

penduduk. (Dinkes provinsi, 2019)

Data kasus demam berdarah dengue(DBD) di Kota Palu di 46

wilayah kelurahan yang ada disimpulkan bahwa secara keseluruhan

Wilayah Kota Palu tergolong daerah endemis ( kemunculan suatu

penyakit) demam berdarah dengue(DBD). Tahun 2017 kasus demam

berdarah dengue(DBD) di Kota Palu dengan pencapaian yang masih

sangat tinggi jika di bandingkan angka standar nasional (<20 per 100,000

penduduk). Jumlah kematian akibat penyakit demam berdarah


4

dengue(DBD) di mana CFR (case fatality rate) pada tahun 2017 sebesar

0,18% meningkat sebesar 0,49% jika di bandingkan tahun 2016 (Dinkes

Kota Palu, 2017).

Berdasarkan hasil observasi yang di lakukan oleh peneliti kepada

perawat RSUD Torabelo Sigi khususnya diruangan Cemara yaitu perawat

telah menerapkan praktik asuhan keperawatan propesional.Pelaksanaan

asuhan keperawatan pada pasien demam berdarah dengue (DBD) di

ruangan Cemara yaitu pasien tiba diruangan dan perawat menerima pasien

kemudian melakukan pengkajian pada pasien serta keluarga pasien, tujuan

dilakukan pengkajian pada pasien yaitu agar perawat mengetahui peran

perawat dalam merencanakan asuhan keperawatan pada pasien demam

berdarah dengue(DBD). Perawat melakukan pengkajian meliputi tanda –

tanda vital pasien beserta keluhan yang dirasakan oleh pasien. Setelah itu

perawat menentukan perencanaan tindakan keperawatan yang akan

dilakukan perawat berdasarkan masalah keperawatan yang didapat.

Disusun berdasarkan ONEC yaitu observasi, nursing, education dan

colaboration melaksanakan implementasi sesuai dengan intervensi yang

telah ditetapkan tujuan, serta mengevaluasi atas tindakan yang telah

diberikan kepada pasien.Apakah pasien dapat melakukan aktivitas secara

normal dan dapat berinteraksi dengan baik bersama keluarga maupun di

lingkungan sekitar atau tidak.


5

Salah satu dampak demam berdarah dengue(DBD) yang perlu di

waspadai adalah dehidrasi. Hal ini bisa terjadi akibat demam tinggi,

muntah, nafsu makan menurun, dan kebocoran plasma.

Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tahun 2020 yang

menjalani perawatan inap di RSUD Torabelo Sigi sebanyak 79 pasien.

Pada tahun 2021 terdapat 31 pasien yang menjalani perawatan inap.

(RSUD Torabelo Sigi, 2021)

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan

Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Ruangan Cemara RSUD

Torabelo Sigi”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah yaitu”bagaimanakah

penerapan asuhan keperawatan padapasien dengan kasusDemam Berdarah

Dengue(DBD)di Ruangan Cemara RSUD Torabelo Sigi?.”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penerapan asuhan keperawatan pada pasien Tn.R dengan kasus

demam berdarah dengue (DBD) di Ruangan Cemara RSUD Torabelo

Sigi

2. Tujuan Khusus

a. Dilakukanya Pengkajian pada pasien Tn.R dengan kasus Demam

Berdarah Dengue (DBD) di Ruangan Cemara RSUD Torabelo Sigi


6

b. Dirumuskanya diagnosa keperawatan pada pasien Tn.R dengan

kasusDemam Berdarah Dengue (DBD) di Ruangan Cemara RSUD

Torabelo Sigi

c. Tersusunya rencana keperawatan pada pasien Tn.R dengan kasus

Demam Berdarah Dengue (DBD)di Ruangan Cemara RSUD

Torabelo Sigi

d. Dilakukanya tindakan Keperawatan pada pasien Tn.R dengan

kasus Demam Berdarah Dengue (DBD)di Ruangan Cemara RSUD

Torabelo Sigi

e. Dilakukan evaluasi keperawatan pada pasien dengan kasus Demam

Berdarah Dengue(DBD) di Ruangan Cemara RSUD Torabelo Sigi

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Poltekkes Kemenkes Palu

Memberikan informasi mengenai hasil penelitian yang di

laksanakan dan sebagai tambahan referensi pada perpustakaan Prodi

Keperawatan Palu dan sebagai bahan bacaan dalam proses belajar

maupun kegiatan praktek lapangan bagi mahasiswa terhadap

pembelajaran yang berhubungan pada Asuhan Keperawatan Pasien

Demam Berdarah dengue (DBD)

2. Bagi RSUD Torabelo Sigi

Dapat Meningkatkan Kualitas Asuhan Keperawatan Terutama

untuk Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD).

3. Bagi Peneliti
7

Penelitian ini merupakan pengalaman yang sangat berharga

bagi peneliti untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai penelitian

tentang Asuhan Keperawatan Pada Kasus Demam Berdarah

Dengue(DBD).

4. Bagi Peneliti lain

Sebagai sumber informasi bagi pembaca tentang penyakit

Demam Berdarah Dengue (DBD)dan Cara Perawatan Demam

Berdarah Dengue(DBD).
11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Demam Berdarah Dengue (DBD)

1. Pengertian

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang

disebabkan olehvirus dengue dengan manifestasi kslinis demam,

trombositopenia dan ditesis hemoragik. Pada Demam berdarah Dengue

(DBD) terjadi perembesan plasma yang di tandai dengan hemokonsentrasi

(peningkatan hemotokrit) atau penumpukan cairan di rongga

tubuh.Sindrom renjatan dengue (dengue shock syndrome) adalah demam

berdarah dengue yang di tandai oleh renjatan/syok (Nuarif, H., Amin. &

Kusuma, H, 2015)

2. Etiologi

Virus dengue, termasuk genus Flavivirus, keluarga

flaviridae.terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan

DEN-4. Keempatnya ditemukan di indonesia dengan den-3 serotipe

terbanyak. Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi terhadap

serotipe yang bersangkutan, sedangkan antibodi yang terbentuk terhadap

serotipe lain sangat kurang sehingga tidak dapat memberikan perlindungan

yang memadai terhadap serotipe lain tersebut. Seseorang yang tinggal di

daerah endemis dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama

hidupnya.Keempat serotipe virus dengue dapat ditemukan di berbagai

daerah di Indonesia (Nuarif, H., Amin. & Kusuma, H, 2015)


12

3. Patofisiologi

Menurut (Wijaya, Andra Saferi & Putri. Yessie marizas,

2013).menyebutkan bahwa Virus Dengue yang pertama kali masuk

kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes dan menginfeksi pertama

kali memberi gejala DHF. Pasien akan mengalami gejala viremia seperti

demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh badan, hyperemia

ditenggorokkan, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin terjadi pada

RES seperti pembesaran kelenjar getah bening,hati dan limfa. reaksi yang

berbeda nampak bila seseorang mendapatkan infeksi berulang dengan tipe

virus yang berlainan. Berdasarkan hal itu timbullah the secondary

heterologous infection atau the sequental infection of hypothesis. Re-

infeksi akan menyebabkan suatu reaksi anamnetik antibody, sehingga

menimbulkan konsentrasi kompleks antigen antibodi (kompleks virus

antibody) yang tinggi.

4. Manifestasi klinis

Menurut (Nuarif, H., Amin. & Kusuma, H, 2015), tanda dan gejala

DBD:

a. Demam dengue merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari, di

tandai dengan dua atau lebih manifestasi klinis sebagai berikut :

1) Nyeri kepala

2) Nyeri retro –orbital

3) Mialgia/ artalgia

4) Ruang kulit
13

5) Manifestasi pardarahan ( ptekie atau uji bending positif ).

6) Leukopenia

7) Pemeriksaan serelogi dengue positif ; atau di temukan DD/DBD

yang sudah di konfirmasi pada lokasi dan waktu yang sama.

b. Pemeriksaan penunjang

1) Trombositopenial ( 100.000/mm3 )

2) HB(Haemoglobin) dan PCV (Packed-Cell Volume) (20 % ),Dan

HT(Hematokrit)

3) Leukopeni ( mungkin normal atau lekositosis )

4) Isolasi viris

5) Serologi ( uju H ) : respon antibody sekunder

6) Pada renjatan yang berat, periksa : HB(Haemoglobin), PCV

(Premature Ventricular Contractionmeningkat) berulang kali

( setiap jam atau 4 – 6 jam apabila sudah menunjukan tanda

perbaikan), faal hemostatis, FDP(Fibrinogen Degradation

Product),EKG(Elektrokardiogram), foto dada, BUN(Blood Urea

Nitrogen), creatinin serum(Nuarif, H., Amin. & Kusuma, H, 2015)

c. Penatalaksanaan

a. Pencegahan

1) Menggunakan insektisida

a) Malathion untuk membunuh nyamuk dewasa (adultisida)

dengan pengasapan atau pengabutan.


14

b) Temephis (abate) untuk membunuh jentik (larvasida)

dengan menaburkan pasir abate ke tempat penampung air

bersih. Dosis yang digunakan adalah 1 ppm atau 1 gram

abate SG 1% per 10 liter air.

2) Tanpa insektisida

Caranya adalah:

a) Menguras tempat penampung air menimal 1 x seminggu

(perkembangan telur lamanya 7-10 hari).

b) Menutup tempat penampungan air rapat-rapat.

c) Bersihkan halaman rumah dari kaleng-kaleng, dll.Suportif

Penatalaksanaan bersifat suportif yaitu mengatasi kehilangan

cairan plasma sebagai akibat perdarahan. Rasa haus dan dehidrasi

dapat timbul akibat demam tinggi, anoreksia dan muntah. Pasien perlu

diberi banyak minum, 50 ml/kgBB dalam 4-6 jam pertama berupa air

teh dengan gula, sirup, susu, sari buah atau oralit. Setelah dehidrasi

dapat diatasi, berikan cairan rumatan 80-100 ml/kgBB dalam 24 jam.

Hiperpireksia diatasi dengan antipiretik dan bila perlu survace cooling

dengan kompres es dan alcohol 70%.Paracetamol direkomendasikan

untuk mengatasi demam dengan dosis 10-15 mg/kgBB/kali.

Pemberian cairan intravena pada pasien demam berdarah

dengue(DBD) tanpa renjatan dilakukan apabila pasien terus-menerus

muntah sehingga tidak mungkin diberikan makanan per oral atau

didapatkan nilai hematocrit yang bertendensi terus meningkat (>40 vol


15

%). Jumlah cairan yang diberikan tergantung derajat dehidrasi dan

kehilangan elektrolit, dianjurkan cairan glukosa 5% dalam 1/3 larutan

NaCl 0,9%. Bila terdapat asidosis, ¼ dari jumlah larutan total

dikeluarkan dan diganti dengan larutan yang berisis 0,167 mol/liter

natrium bikarbonat (3/5 bagian berisi larutan NaCl 0,9% + glukosa

ditambah ¼ natrium bikarbonat).

Apabila terdapat kenaikan hemokonsentrasi 20% atau lebih

maka komposisi jenis cairan yang diberikan harus sama dengan

plasma. Volume dan komposisi cairan yang diperlukan sesuai seperti

cairan untuk dehidrasi pada diare ringan sampai sedang, yaitu cairan

rumatan ditambah deficit 6% .

Perhatikan apabila terdapat perdarahan yang membahayakan

maka dilakukan transfusi darah segera. Bila pasien kejang berikan

diazepam. Jangan lupa monitor TTV tiap 3 jam. Pemberian antibiotic

bila terdapat kekhawatiran pada pasien (Wijaya, Andra Saferi & Putri.

Yessie marizas, 2013)

d. Perencanaan Pulang (Discharge Planning)

Menurut (Nuarif, H., Amin. & Kusuma, H, 2015),

menyebutkan bahwa perencanaan pulang yaitu :

a. Minum yang cukup, diselingi minuman sari buah-buahan (tidak

harus jus jambu) dan ukur jumlah cairan yang keluar dan yang di

minum.

b. Upayakan untuk makan dan istrahat yang cukup.


16

c. Untuk perlindungan gunakanlah obat anti nyamuk yang

mengandung DEET saat mengujungi tempat endemik dengue.

d. Cegah perkembangbiakan nyamuk dan kenali tanda dan gejalanya.

e. Buang sampah pada tempatnya dan perbaiki tempat penyimpanan

air untuk mencegah nyamuk berkembang biak dengan menutup

tempat penampungan, mengosongkan air tergenang dari ban

bekas,kaleng bekas, dan pot bunga.

f. Pada pasien demam berdarah dengue tidak boleh diberikan

asetosal, aspirin, anti inflamasi nonsteroid karena potensial

mendorong terjadinya perdarahan.

g. Melakukan abatesasi tempat-tempat penampungan air untuk

mencegah berkembang biaknya nyamuk. Untuk abate yang

ditaburkan kedalam bak tendon air, satu sendok makan abate untuk

bak ukuran 1m x 1m x 1matau 10mg dalam 100 liter air. Jangan

dikuras 1 bulan k arena obat ini melapisi dinding bak air sehingga

kalau ada jentik,jentik akan mati.


17

B. Konsep Asuhan Keperawatan Demam Berdarah Dengue(DBD)

Asuhan keperawatan adalah suatu pendekatan untuk memecahkan

suatu masalah yang memampukan perawat untuk mengatur dan memberikan

asuhan keperawatan.standar praktek klinik asuhan keperawatan terdiri dari

lima fase sebagai berikut(Wijaya, Andra Saferi & Putri. Yessie marizas,

2013).

1. Pengkajian

Menurut Nurarif & kusuma (2015) pengkajian merupakan tahap

yang penting sebelum melakukan asuhan keperawatan. Pengkajian

bertujuan untuk mendapatkan data-data tentang pasien sebelum

menentukan rencana asuhan keperawatan yang akan di berikan, pengkajian

di lakukan dengn beberapa teknik yakni: Wawancara, Pengukuran,

Pemeriksan fisik.

a. Identitas klien : terdiri dari nama, alamat, umur, status, diagnosa

medis, tanggal MRS,catatan kedatangan, no RM.

b. Riwayat kesehatan klien

1) Keluhan Utama

Biasanya pasien datang ke RS dengan keluhan demam lebih dari 3

hari, tidak mau makan,terdapat bintik merah pada tubuh.

2) Riwayat kesehatan sekarang

a) Suhu tubuh meningkat sehingga menggigil yang

menyebabkansakit kepala.

b) Tidak nafsu makan,mual dan muntah,sakit saat menelan,lemah.


18

c) Nyeri otot dan persendian.

d) Konstipasi dan biasa juga diare.

e) Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor.

f) Batuk ringan

g) Mata terasa pegal, sering mengeluarkan air mata, (lakrimasi),

foto fobia.

h) Ruam pada kulit (kemerahan)

i) Perdarahan pada kulit ptekie, ekimosis,hematoma, dan

perdarahan lain : epistaksis, hematemesis,hematuria,melena

3) Riwayat kesehatan dahulu

a) Pernah menderita

b) Riwayat kurang gizi

c) Riwayat aktivitas sehari-hari

d) Pola hidup (lifestyle)

4) Riwayat kesehatan keluarga


Tidak ada penderita DBD dalam keluarga
5) Pemeriksaan fisik

a) Pengkajian umum

(1) Tingkatkesadaran:

komposmentis,apatis,somnolen,stupor,koma.

(2) Keadaan umum : sakit ringan,sedang,berat.

(3) Keadaan gizi : tinggi badan dan berat badan dengan gizi

baik,sedang,buruk
19

b) Pengkajian Sistem Tubuh

(1) Integument :ruam, ptekie, ekimosis, purpura, hematom,

hiperemi, sedangksan pada DSS, dapat lembab, dingin, dan

sianosis, pada hidung, kuku kaki, dan tangan.

(2) Kepala dan leher : pembesaran kelenjar limfe (+) dan (-)

(3)Mata : conjungtiva hyperemia, lakrimasi, foto fobia.

(4)System kardiovaskuler : pada DHF dapat hipotensi dan

hipertensi, takikardi dan dapat bradikardi.

(5)Abdomen : hepatomegaly, splenomegali dan nyeri tekan

hepar.

(6)Musculoskeletal : nyeri sendi dan otot

c) Pemeriksaan penunjang

Menurut (Wijaya, Andra Saferi & Putri. Yessie marizas,

2013), mengatakanpemeriksaan penunjangyaitu :

(1) Darah

(a) Leukositopenia/lekositosis (N: 5000-10.000 ul)

(b) Trombositopenia (N: 150.000-400.000 ul)

(c) Hematokrit meningkat (N: laki-laki 40-54%, perempuan

36-46%)

(d) Hb menurun (N: laki-laki 14-16 gr/dl, perempuan 12-16

gr/dl)

(e) Hiponatremia 135-147 meq/l)


20

(f) Hipokloremia (N: 100-106 meq/l)

(g) SGPT/SGOT, ureum dan pH darah meningkat

N: SGPT/SGOT < 12 U/L

N: ureum 20-40 mg/dl

N: pH 7,38-7,44

(2) Urin

Albuminuria ringan (N: 4-5,2 g/dl)

(a) Uji serologis


(b) Uji hemaglutinasi inhibisi (Hl Test)

(c) Uji komplemen fiksasi (CF Test)

(d) Uji neutralisasi (Nt Test)

(e) IgM ELISA (Mac ELISA)

(f) IgG ELISA

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatandemam berdarah dengue (DBD) menurut

(SDKI 2017).

a. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.

b. Kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan

perpindahan cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.

c. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (penekanan intra

abdomen)

d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

intake makanan yang kurang


21

e. Resiko terjadinya perdarahan berhubungan dengan penurunan

trombositopenia.

f. Resiko syok berhubungan dengan ketidakcukupan aliran darah ke

jaringan tubuh

g. Resiko terjadi syok hipovolemia berhubungan dengan pendarahan

yang berlebihan,pindanya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler

h. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan jalan nafas terganggu

akibat sprasmen otot-otot pernafasan,nyeri,hipoventilasi

i. Resiko perfusi jaringan tidak efektif berhubungan dengan kerusakan

endotelpembuluh darah

3. Rencana Keperawatan

Berikut ini adalah rencana yang dirumuskan untuk mengatasi

masalah keperawatan pada klien dengan demam berdarah dengue (DBD) :

a. Hipertermi (SDKI 2016)

Kriteria hasil (SLKI 2018)

Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan

termoregulasi dapat teratasi dengan kriteria hasil:

1) Menggigil menurun

2) Akrosianosis menurun

3) Kejang menurun

4) Takikardi menurun

5) Takipnea menurun

6) Dasar kuku sianotik menurun


22

7) Suhu tubuh membaik

8) Suhu kulit membaik

9) Kadar glukosa darah membaik

10) Tekanan darah membaik

Intervensi (SIKI 2018)

Observasi:

1) Identifikasi penyebab hipertermi

2) Monitor suhu tubuh

3) Monitor komplikasi akibat hipertermi

Terapeutik:

1) Sediakan lingkungan yang dingin

2) Longgarkan atau lepaskan pakaian

3) Basahi atau kipasi permukaan tubuh

4) Berikan cairan oral

5) Lakukan pendinginan eksternal

Edukasi :

1) Anjurkan tirah baring

Kolaborasi :

1) Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intrevena

(3) Kekurangan volume cairan (SDKI 2016)

Kriteria hasil (SLKI 2018)


23

Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan

ketidakefektifan keseimbangan cairan dapat teratasi dengan kriteria

hasil:

1) Asupan cairan meningkat

2) Dehidrasi menurun

3) Asites menurun

4) Tekanan darah membaik

5) Turgor kulit membaik

Intervensi (SIKI 2018)

Observasi:

1) Monitor status hidrasi

2) Monitor berat badan harian

3) Monitor hasil pemeriksan laboratorium

Terapeutik :

1) Catat intake-output dan hitung balance cairan selama 24 jam

2) Brikan asupan cairan

3) Berikan cairan intravena

4) Kolaborasi :Kolaborasi pemberian diuretic

(4) Nyeri akut (SIKI 2016)

Kriteria hasil (SLKI 2018)

Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan Tingkat

nyeri dapat teratasi dengan kriteria hasil:

1) Keluhan nyeri menurun


24

2) Kesulitan tidur menurun

3) Diaphoresis menurun

4) Ketegangan otot menurun

5) Muntah menurun

6) Mual menurun

Intervensi (SIKI 2018)

Observasi :

1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, freuensi,

kualitas,intensitas nyeri

2) Identifikasi skala nyeri

3) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup

4) Identifikasi faktor yang memperberat nyeri dan memperingan

nyeri

Terapeutik

1) Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

2) Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri

3) Fasilitas istrahat dan tidur

4) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi

meredahkan nyeri

Edukasi :

1) Jelaskan penyebab, periode, daan pemicu nyeri

2) Jelaskan strategi meredakan nyeri

3) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri


25

4) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat

5) Anjurkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri.

Kolaborasi :

1) Kolaborasi pemberian analgetik

(5) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (SDKI

2016)

Kriteria hasil (SLKI 2018)

Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan status

nutrisi dapat teratasi dengan kriteria hasil:

1) Porsi makan yang dihabiskan meningkat

2) Kekuatan otot mengunyah meningkat

3) Pengetahuan tentang pilihan makanan yang sehat meningkat

4) Perasaan cepat kenyang menurun

5) Diare menurun

6) Frekuensi makan membaik

7) Nafsu makan membaik

Intervensi (SIKI 2018)

Observasi :

1) Identifikasi status nutrisi

2) Identifikasi makanan yang disukai

3) Identifikasi alergi dan intoleransi makanan

4) Monitor asupan makanan

5) Monitor berat badan


26

6) Monitor hasil pemeriksaan laboratorium

Terapeutik :

1) Lakukan oral hygiene sebelum makan

2) Berikan makanan yang tinggi serat untuk mencegah konstipasi

3) Berikan makanan yang tinggi protein dan tinggi kalori

4) Berikan suplemen makanan

Edukasi :

1) Anjurkan posisi duduk, jika mampu.

2) Ajarkan diet dan programkan

Kolaborasi :

1) Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan

2) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori

dan jenis nutrien yang dibutuhkan

(6) Resiko pendarahan (SDKI 2016)

Kriteria hasil (SLKI 2018)

Setelah dilakukan asuhan keperawatandiharapkan dapat

teratasi dengan kriteria hasil:

1) Kelembapan kulit meningkat

2) Hemoptisi menurun

3) Hematemesis menurun

4) Hemoglobin membaik

5) Hematocrit membaik

6) Tekanan darah membaik


27

7) Suhu tubuh membaik

Intervensi (SIKI 2018)

Observasi :

1) Identifikasi penyebab pendarahan

2) Periksa adanya darah pada muntah, sputum, feses, urine, dan

pengeluaran NGT

3) Monitor terjadinya pendarahan

4) Monitor tekanan darah parameter hemodinamik

5) Monitor intake dan output cairan

6) Monitor tanda dan gejala pendarahan massif

Terapeutik :

1) Istrahatkan area yang mengalami pendarahan

2) Berikan kompres dingin

3) Lakukan penekanan atau balut tekan

4) Tinggikan ekstermitas yang mengalami pendarahan

Edukasi :

1) Jelaskan tanda-tanda pendarahan

2) Anjurkan membatasi aktivitas

Kolaborasi

1) Kolaborasi pemberian cairan

2) Kolaborasi pemberian tranfusi darah

(7) Resiko syok (SDKI 2016)

Kriteria hasil (SLKI 2018)


28

Setelah di lakukan asuhan keperawatan diharapkan dapat

teratasi dengan kriteria hasil:

1) Kekuatan nadi meningkat

2) Output urine meningkat

3) Tingkat kesadaran meningkat

4) Saturasi oksigen meningkat

Intervensi (SIKI 2018)

Observasi:

1) Monitor status kardiopulmonal

2) Monitor status oksigenasi

3) Monitor status cairan

4) Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap adanya DOTS

Terapeutik

1) Pertahankan jalan nafas

2) Berikan oksigen

3) Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis

4) Pasang kateter urine

5) Pasang jalur IV

6) Pasang selang nasogastric

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian infus cairan

2. Kolaborasi transfusi darah


29

(8) Resiko syok hipovelemia (SDKI 2016)

Kriteria hasil (SLKI 2018)

Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan dapat

teratasi dengan kriteria hasil:

1) Turgor kulit menurun

2) Output urine meningkat

3) Dyspnea miningkat

4) Suara nafas tambahan menurun

5) Perasaan lemah menurun

Intervensi (SIKI 2018)

Observasi:

1) Monitor status kardiopulmonal

2) Monitor status oksigenasi

3) Monitor status cairan

4) Periksa tingkat kesadaran dan respon pupil

5) Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap adanya DOTS

Terapeutik

1) Pertahanakan jalan nafas

2) Berikan oksigen

3) Persiapkan intubasi dan ventilasi

4) Lakukan penekanan

5) Pasang jalur IV

6) Pasang kateter urine


30

7) Pasang selang nasogastric

8) Ambil sampel darah

Kolaborasi

1) Kolaborasi pemberian infus cairan

2) Kolaborasi pemberian transfuse darah

(9) Ketidak efektifan pola nafas (SDKI 2016)

Kriteria hasil (SLKI 2018)

Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan teratasi

dengan kriteria hasil:

1) Batuk efektif meningkat

2) Produksi sputum menurun

3) Frekuensi nafas membaik

4) Pola nafas membaik

5) Gelisah membaik

6) Sulit bicara membaik

Intervensi (SIKI 2018)

Observasi:

1) Monitor pola nafas

2) Monitor bunyi nafas tambahan

3) Monitor sputum

Terapeutik

1) Pertahankan jalan nafas

2) Posisikan semi-flower atau flower


31

3) Berikan minum hangat

4) Lakukan fisioterapi dada

5) Berikan oksigen

Edukasi

1) Ajurkan asupan cairan 2000ml/hari

2) Ajarkan teknik batuk efektif

Kolaborasi

1) Kolaborasipemberian bronkodilator,ekspektoran,dan mukolitik

(10) Resiko perfusi jaringan tidak efektif (SDKI 2016)

Kriteria hasil (SLKI 2018)

Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan dapat

teratasi dengan kriteria hasil:

1) Elastisitas meningkat

2) Hidrasi meningkat

3) Perfusi jaringan meningkat

Intervensi (SIKI 2018)

Observasi:

1) Indentifikasi penyebab gangguan integritas kulit

Terapeutik

1) Lakukan pemijatan

2) Bersihkan perineal dengan air hangat

3) Hindari produk berbahan dasar alcohol

4) Gunakan produk berbahan alami


32

Edukasi

1) Anjurkan menggunakan pelembab

2) Anjurkan minum air banyak

3) Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi

4) Anjurkan meningkatkan buah dan sayur

5) Ajurkan menghidari terpapar suhu ekstrem

6) Anjurkan mandi

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan merupakan realisasi dari intervensi

keperawatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Kegiatan

pelaksanaanya juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan,

mengobservasi respon klien selama dan sesudah memberikan tindakan

keperawatan. Keterampilan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan ini antara

lain keterampilan kognitif, keterampilan interpersonal, dan keterampilan

psikomotor.(Budiono et al., 2015)

Dalam melakukan implementasi keperawatan, maka perlu

dilakukan persiapan yang meliputi persiapan alat, klien, serta pengkajian

ulang.(Budiono et al., 2015).Implementasi keperawatan adalah

pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun

padatahap perencanaan (Setiadi, 2012).Menurut (Pratiwi, A.A. Mirah

Puspayeni, 2019) implementasi keperawatan adalah sebuah fase dimana

perawat melaksanakan intervensi keperawatan yang sudah di rencanakan

sebelumnya.
33

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan

dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana

keperawatan tercapai atau tidak. Dalam melakukan evaluasi perawat

seharusnya memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam memahami

respon terhadap intervensi keperawatan, kemampuan menggambar

kesimpulan tentang tujuan yang dicapai serta kemampuan dalam

menghubungkan tindakan keperawatan pada kriteria hasil. Pada tahap

evaluasi ini terdiri dari dua kegiatan yang dilakukan dengan mengevaluasi

selama proses perawatan atau menilai dari respon anak disebut evaluasi

proses, dan kegiatan melakukan evaluasi dengan target tujuan yang

diharapkan sebagai evaluasi hasil (Hidayat, 2012)

Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang terus menerus di

lakukan untuk menentukan apakah rencanakeperawatan efektif dan

bagaimana rencana keperawatandilanjutkan, merevisi rencana atau

menghentikan rencanakeperawatan (Manurung, 2012).

Evaluasi keperawatan. Adalah merupakan tahap akhir dalam proses

keperawatan untuk dapat menentukan keberhasilan dalam asuhan

keperawatan, evaluasi pada dasarnya adalah membandingkan status

keadaan kesehatan pasien dengan tujuan atau kriteria hasil yang telah di

terapkan (Arif 2017).


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian dekskritif dengan

pendekatan studi kasus menurut Arikunto (2013) .Penelitian studi kasus ini

dilakukan untuk menghubungkan asuhan keperawatan pada pasien demam

berdarah dengue (DBD).Pasien diobservasi selama 3 hari bertempat di

RSUD Torabelo Sigi.

B. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di RSUD Torabelo Sigi. Penelitian ini

dilakukan selama 3 hari pada tanggal 21-23 Agustus 2022.

C. Subjek penelitian

Subyek penelitian adalah TnR yang menderita penyakit demam

berdarah dengue (DBD) di RSUD Torabelo Sigi.

D. Definisi operasional

Definisi operasional adalah batasan dan cara pengukuran variabel

yang akan diteliti menurut Sugiyono (2016). Definisi operasional dibuat

untuk memudahkan dan menjagakonsistensi pengumpulan data,

menghindarkan perbedaan interprestasi serta membatasi ruang lingkup

variabel.

1. Asuhan Keperawatan

Asuhan keperawatan adalah melakukan tindakan proses

keperawatan pada pasien mulai dari tahap pengkajian, diagnosa

32
33

keperawatan, intervensi, implementasi,sampai evaluasi yang dilakukan

perawat sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktek

berdasarkan ilmu keperawatan dan standar operasional prosedur

(SOP).

a. Pengkajian keperawatan

Pengkajian adalah tahap awal dan dasar dalam proses keperawatan

yang meliputi pengumpulan data, klasifikasi data, Analisa data,

diagnosa keperawatan dan prioritas berdasarkan diagnosa

keperawatan.

b. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah kesimpulan yang di ambil oleh

perawat berdasarkan data yang di dapatkan.

c. Perencanaan keperawatan

Perencanaan keperawatan adalah rencana tindakan keperawatan

yang akan di lakukan sesuai dengan konsep/literatur yang ada.

d. Implementasi keperawatan

Implementasi keperawatan adalah realisasi dari intervensi

keperawatan.

e. Evaluasi keperawatan

Evaluasi adalah penilaian yang di laksanakan dengan mengacu

pada SOAP.
34

2. Demam berdarah dengue (DBD)

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang

disebabkan olehvirus dengue dengan manifestasi klinis demam,

trombositopenia dan ditesis hemoragik.Pada demam berdarah

dengue(DBD) terjadi perembesan plasma yang di tandai dengan

hemokonsentrasi (peningkatan hemotokrit)

E. Pengumpulan data

1. Wawancara dengan hasil anamnesis tentang identitas pasien, keluhan

utama, riwayat penyakit sekarang, dahulu dan keluarga. Wawancara

bisa dengan pasien, keluarga atau perawat.

2. Observasi dilakukan dengan memperoleh data, peneliti juga

mengamati secara langsung tingkat perubahan dan perkembangan

kondisi pada pasien sehingga data yang didaptkan lebih lengkap.

3. Pemeriksaan fisik dengan metode IPPA (Inspeksi, Palpasi, Perkusi,

Auskultasi).

4. Studi dokumentasi, yaitu peneliti memperoleh data dan medical recor

hasil pemeriksaan di RSUD Torabelo Sigi.

F. Analisa Data

1. Pengumpulan data

Data yang dikumpulkan dari hasil wawancara, observasi, studi

dokumentasi dituliskan dalam bentuk catatan lapangan yang

selanjutnya disalin dalam bentuk asuhan keperawatan.


35

2. Mereduksi data dengan membuat koding dan kategori

Data yang sudah dibuat bentuk asuhan keperawatan dibuat

koding oleh peneliti sesuai dengan topik penelitian. Data objektif

dianalisa berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostiq dan dibandingkan

dengan nilai normal

3. Kesimpulan

Data yang disajikan selanjutnya dibahas dan dibandingkan

dengan hasil penelitian sebelumnya dan teori yang

mendukung.Penarikan kesimpulan dengan metode induktif.

Pembahasan dilakukan sesuai dengan tahapan asuhan keperawatan

pengkajian, diagnose, perencanaan, tindakan dan evaluasi

4. Penyajian data

Penyajian data dilakukan dalam bentuk asuhan

keperawatan.Kerahasian responden tetap harus diperhatikan.

G. Etika Penelitian

Beberapa etik penelitian yang harus diperhatikan dalam penelitian:

1. Informed consent ( Persetujuan Menjadi Klien).

Dimana klien harus mendapat informasi secara lengkap tentang

tujuan dari pada penelitian ini, dari klien berhak untuk menolak

maupun menerima.Informed consent ini perlu dicantumkan bahwa data

yang diperoleh hanya untuk pengembangan ilmu.


36

2. Anonymity (Tanpa Nama)

Dimana klien berhak untuk meminta data yang telah diberikan

harus dirahasiakan.

3. Convidentyality ( Rahasia ).

Dimana peneliti harus menjaga dengan baik rahasia klien

dengan cara mengaburkan identitas klien ( Nursalam, 2014).


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran umum lokasi penelitian

RSUD Torabelo Sigi merupakan salah satu Rumah Sakit Umum

yang terletak di Jl. Poros Palu Palolo Desa Sidera Kecamatan Sigi

Biromaru, Nomor Telp Rumah Sakit 2147483647 Email Rumah Sakit

rsudsigi@gmail.com . Salah satu Ruangan di RSUD Torabelo yaitu

Ruangan Cemara yang melayani perawatan penyakit dalam. Ruangan

Cemara terdapat 8 Kamar yang terbagi menjadi, 1 kamar kelas 1 laki-

laki, 1 kamar kelas 1 perempuan, 1 kamar kelas 2 laki-laki, 1 kamar kelas

2 perempuan, 2 kamar kelas 3 laki-laki, 2 kamar kelas 3 perempuan.

2. Asuhan Keperawatan

Tanggal masuk : 20 Agustus 2022

Jam masuk : 18:40 WITA

Ruang : Cemara I

No Register : 02-44-73

Dx.medis : DBD

Tanggal Pengkajian : 21 Agustus 2022

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn.R

Umur : 36 tahun

Jenis kelamin : Laki-Laki

37
38

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Petani

Agama : Islam

Suku : Kaili

Alamat : Desa Solobe

II. Identitas Penanggung

Nama : Tn. N

Umur : 67 tahun

Jenis kelamin : Laki-Laki

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Petani

Agama : Islam

Suku : Kaili

Alamat : Desa Solobe

Hubungan dengan klien : Ayah Kandung

a) Riwayat Penyakit

1) Keluhan utama masuk RS: Pasien mengatakan demam sejak dua

hari yang lalu

2) Riwayat keluhan utama :

Pasien masuk RSUD Torabelo Sigi pada tanggal 20 Juli 2022,

Pasien datang dengan keluhan demam, nyeri pada epigastrium

nyeri seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 5..


39

3) Keluhan utama saat pengkajian

Pasien mengatakan deman

4) Keluhan lain yang menyertai

Pasien mengatakan nyeri di bagian epigastrium seperti di tusuk-

tusuk,skala 5 dan nyeri hilang timbul

5) Riwayat kesehatan masa lalu :

Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat kesehatan masa lalu.

6) Riwayat kesehatan keluarga :

Keluarga tidak memiliki riwayat kesahatan

7) Riwayat alergi (obat dan makanan) :

Pasien mengatakan tidak ada alaergi obat ataupun makanan.


40

b) Genogram

Keterangan:

: Laki- laki

: Perempuan

: meninggal

: Klien

: Garis hubungan keluarga

:Garis keturunan

: Garis perkawinan
41

c) Pengkajian Pola Fungsional

Tabel 4.1 Pengkajian Pola Fungsional

No Data Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Persepsi kesehatan dan Jika pasien sakit, lebih Pasien tetap lebih
Penatalaksanaan percaya pihak RS percaya pihak RS
kesehatan.

2. Pola nutrisi dan cairan


Nafsu makan Baik Kurang baik
Porsi makan 1 porsi dihabiskan 1 porsi tidak habis
Frekuensi makanan 3x sehari 3x sehari
Pola makanan Teratur Teratur
(pagi,siang,malam) (pagi,siang,malam)

Frekuensi minum 1000-1500 ml 1000-1500 ml


3.
Pola istirahat
Siang 1-2 jam/hari 1 jam/hari
Malam 8-9 jam/hari 7 jam/hari
4.
Pola eliminasi
BAK
1. Bau Pesing Pesing
2. Frekuensi 3-4x / hari 3-4x/hari
3. Warna Kuning Kuning
BAB
4. Warna Coklat Coklat
5. Konsistensi Padat Padat
6. Frekuensi 1x/hari 1x/hari

5.
Pola kebersihan diri
2x sehari 1x sehari
Mandi
2x sehari 1x sehari
Sikat gigi
2x sehari 1x sehari
Cuci rambut
Bersih Sedikit kotor
Kebersihan kuku
6.
Pasien mengatakan Pasien tampak
Pola aktivitas
sering melakukan terbaring
7. aktivitas saat dirumah

Ideal diri Pasien tidak malu Pasien tidak malu


dengan penyakitnya dengan penyakitnya
8.
Pasien tidak mampu
42

Peran Pasien berperan memenuhi perannya


sebagai anak sebagai anak
9.
Pasien terbatas
Pola peran dan hubungan Pasien mempunyai melakukan aktivitas
hubungan yang baik baik dalam rumah
dengan sanak saudara maupun masyarakat
dan lingkungan sektar
10. Pasien tidak mampu
Kemampuan Pasien mampu mengatasi masalahnya
penyelesaian masalah menyelesaiakan karena sakit yang
masalah dengan diderita
berdiskusi dengan
11. keluarga
Pola komunikasi dan Pasienn dijaga ayahnya
hubungan dengan orang Pasien selalu dan selalu dikunjungi
lain berkomunikasi dengan keluarganya
saudara, teman, dan
12. keluarga
Pola keyakinan atas Pasien selalu berdoa
spiritual dan nilai-nilai Pasien selalu berdoa untuk kesembuhannya
dan beribadah sesuai
keyakinannya

d) Pemeriksaan fisik

GCS : 15 E : 4 V : 5 M : 6

Kesadaran : Composmentis

Keadaan umum : Sedang

Tanda – tanda vital TD : 110/80mmHg N : 84 X /menit

R : 20 X/menit S : 38,5℃

BB : 59 kg

TB : 165 cm

1) Kepala dan rambut

Inspeksi : Bentuk kepala braciocepalus, penyebaran rambut


43

merata,warna rabut hitam, tidak ada lesi.

Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada kepala

2) Telinga

Inspeksi : bentuk telinga seperti huruf C, tidak terdapat

serumen, fungsi pendengaran baik.

Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada tulang mastoid

3) Mata

Inspeksi : mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva anemis,

pupil isokor normal apabila di beri rangsangan

cahaya

Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada mata

4) Hidung

Inspeksi : hidung bersih, tidak ada benjolan, fungsi

penciuman baik.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada hidung.

5) Mulut

Inspeksi : mukosa mulut kering, tidak ada lesi.

6) Leher

Inspeksi : tidak ada lesi, tidak ada pembesaran kelenjar

Tiroid.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, teraba arteri karotis

7) Dada ( jantung dan paru – paru )

Jantung
44

Inspeksi : tidak terlihat adanya ictus kordis

Auskultasi : bunyi jantung normal Bj1 dan Bj2 terdengar

Lup-dup, tidak terdapat bunyi tambahan.

Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan

Paru – paru

Inspeksi : bentuk dada simetris kiri dan kanan, tidak

Terdapat lesi pada area dada.

Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada area dada

Perkusi : terdengar resonan

Auskultasi : terdengar bunyi paru vesikuler

8) Abdomen

Inspeksi : pergerakan perut mengikuti pergerakan nafas,

perut nampak datar

Auskultasi : terdengar bising usus 15X/menit

Perkusi : terdengar bunyi timpani

Palpasi : terdapat nyeri tekan pada epigastrium

9) Genitalia

tidak dilakukan pemeriksaan

10) Ekstremitas

Atas

Inspeksi : tidak nampak luka pada kedua tangan, terdapat

bercak merah,jari – jari lengkap, terpasang infus

RL 20 tpm.
45

Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada tangan

Bawah

Inspeksi : tidak nampak luka pada kedua kaki, jari – jari

lengkap

Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada kaki

e) Data penunjang

Tabel 4.2 pemeriksaan laboratorium 21 Agustus 2022

Parameter Nilai Flag Satuan Nilai Normal

WBC 7,2 103/ul 3.6-11,0


RBC 4,58 106/ul 4.50-5.10
HBG 12,4 g/dl 12.3-15.3
HCT 39,7 % 36.0-45.0
MCV 86,7 FI 80.0-96.0
L
MCH 27,1 Pg 28.0-33.0
L
MCHC 31,2 g/dl 33.0-33.0
L
PLT 47 103/ul 150-440
RDW 12,4 % 12.0-13.6
L
PCT 0,05 % 0.16-0.33
MPV 10,1 FI 7.0-11.0
H
PDW 18,2 % 15.0-17.0
LY% 42,7 % 18.0-44.0
MO% 9,6 % 1.0-10.0
GR% 47,7 % 46.0-73.0
LY# 3,1 103/ul 0.7-5.1
MO# 0,7 103/ul 0.0-0.9
GR# 3,4 103/ul 1.7-0.9

f) Penatalaksanaan medis

1) IFVD RL 20 tpm
46

2) Paracetamol drips

3) Ranitidine 1amp/12 jam

g) Pengumpulan data

1) Pasien mengatakan demam

2) Pasien mengatakan nyeri pada epigastrium

3) Terpasang IVFD RL 20 tpm

4) Pasien tampak lemah

5) Pasien tampak meringis

6) Kesadaran composmentis

7) Tanda-tanda vital :

TD : 110/80 mmHg

Suhu : 38,50C

Nadi : 84x/menit

Respirasi : 20x/menit

h) Klasifikasi data

Data subjektif :

1) Pasien mengatakan demam

2) Pasien mengatakan nyeri pada epigastrium

3) Pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk

4) Skala nyeri 5

Data objektif :
47

1) Terpasang IVFD Rl 20 tpm

2) Pasien tampak lemah

3) Pasien nampak meringis

4) Tanda-tanda vital:

TD : 100/80 mmHg

Suhu : 38,5ᴼC

Nadi : 84x/menit

Respirasi : 20x/menit

1. Analisa Data

Tabel 4.3 Analisa Data Pada Tn.R di Ruangan Cemara 1 RSUD Torabelo Sigi

No Data Etilogi Masalah

1. Data subjektif: Arbovirus (melalui Hipertermi


1. Pasien mengatakan nyamuk aedes aegepti)
demam
Data objektif: Beredar dalam aliran
1. Pasien nampak lemah darah
2. Kesadaran
composmentis Imfeksi virus dengue
3. Tanda-tanda vital: (viremia)
TD : 100/80 mmHg
Suhu : 38,5ᴼC Mengaktikan sistem
Nadi : 84x/menit komplemen
Respirasi : 20x/menit
Membentuk dan
melepaskan zat C3a,C5a

PGE2Hipotalamus

Hipertermia
2. Data subjektif: Renjatan hipovolemik Nyeri akut
1. Pasien mengatakan dari hipotensi
nyeri pada epigastrium
48

2. Pasien mengatakan Kebocoran plasma


nyeri seperti ditusuk-
tusuk Ke-ekstravaskuler
3. Skala nyeri 5
Data objektif: Hepar
1. Pasien Nampak lemah
2. Pasien nampak meringis Hepatomegali
3. Kesadaran
composmentis Penekanan intra
4. Tanda-tanda vital: abdomen
TD : 100/80 mmHg
Nyeri akut
Suhu : 38,5ᴼC
Nadi : 84x/menit
Respirasi : 20x/menit

2. Diagnosa keperawatan

a. Hipertermi berhubungan dengan proses inveksi virus dengue

b. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi


49

3. Perencanaan Keperawatan

Tabel 4.4 Perencanaan Keperawatan Pada Tn.R Di Ruangan Cemara 1 RSUD


Torabelo Sigi
No Diagnosis Perencanaan
Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1. Hipertermi Setelah dilakukan intervensi Observasi: 1. Untuk mengetahui


berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam 1. Identifikasi penyebab penyebab hipertermi
proses infeksi virus maka diharapkan termoregulasi hipertermi 2. Untuk mengetahui suhu
2. Monitor suhu tubuh tubuh pasien
dengue membaik dengan kriteria hasil :
Terapeutik: 3. Untuk mempercepat
1. suhu tubuh membaik 3. Lakukan pendinginan dalam penurunan suhu tubuh
2. suhu kulit membaik eksternal (kompres pada 4.. Untuk meminimalkan funsi
3. kulit merah menurun bagian aksila, dahi) semua system oragan pasien
Edukasi : 5. Untuk membantu proses
4. Anjurkan tirah baring penyebuhan
Kolaborasi :
5. Kolaborasi pemberian
terapi

2 Nyeri akut Setelah dilakukan intervensi 1. Monitor TTV 1. Untuk mengetahui keadaan
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam 2. Identifikasi lokasi, umum pasien
agen cedera biologis maka diharapkan tingkat nyeri karakteristik, skala nyeri 2. Untuk mengetahui lokasi
durasi, frekuensi, kualitas, nyeri, bagaimana karakter
pasien menurun dengan kriteria
intensitas nyeri. dari nyeri tersebut, berapa
hasil : 3. Berikan posisi yang skala nyeri dan bagaimana
1. Keluhan nyeri menurun nyaman frekuensi, kualitas nyeri

49
50

2. Meringis menurun 4. Kolaborasi dalam tersebut.


3. Gelisah menurun pemberian terapi 3. Untuk mendapatkan posisi
yang nyaman
4. Untuk membantu dalam
mengatasi nyeri
51

4. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Tabel 4.5 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Pada Tn.R Di Ruangan


Cemara 1 RSUD Torabelo Sigi
No Diagnosis Hari/Tanggal/Jam Imlementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan
Keperawatan
1. Hipertermi Minggu 21 1.Mengidentifikasi penyebab Jam:12:50
berhubungan Agustus 2022 hipertermi S:
dengan proses 08:14 Hasil : pasien mengatakan 1. Pasien mengatakan demam
infeksi virus pulang dari berkebun pasien 2. Pasien mengatakan pulang dari berkebun
dengue demam pasien demam

08:33 2.Memonitor suhu tubuh O : S : 38,5ᴼC


Hasil : suhu 38,5ᴼC
A : Tujuan belum tercapai
09:46 3.Melakukan pendinginan aksila,
dahi)eksternal (kompres pada P : Intervensi dilanjutkan
bagian 1. Monitor suhu tubuh
2. Lakukan pendinginan eksternal (kompres
10:13
4.Menganjurkan tirah baring pada bagian aksila, dahi)
3. Anjurkan tirah baring
5.Kolaborasi pemberian terapi 4. Kolaborasi pemberian terapi
12:40
a. IVFD Rl 20 Tpm
b. lnj.paracetamol drips
2 Nyeri akut Minggu 21 1. Memonitor TTV pasien Jam : 12:55
52

berhubungan aggustus 2022 Hasil :


dengan agen 09.30 TD : 110/80 mmHg S:
cedera biologis N : 84x/m 1. Pasien mengatakan nyeri di bagaian
R : 20x/m epigastrium
S : 38,5 ᴼC 2. Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk
10.00 2. Mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, skala nyeri, O:
durasi, frekuensi, kualitas, 1. Pasien tampak meringis
intensitas nyeri. 2. skala nyeri 5
Hasil :
3. TTV:
Pasien mengatakan nyeri pada
Td : 110/80 mmHg
ulu hati, pasien mengatakan
S : 38,5ᴼC
nyeri seperti ditusuk-tusuk,
N : 84x/menit
nyeri hilang timbul, Skala
R : 20X/menit
nyeri 5
10.20 3. Memberikan posisi nyaman A : Tujuan belum tercapai
Hasil :
Pasien mengatakan nyaman
P : Lanjutlan intervensi
dengan posisi fowler (Posisi
1. Monitor TTV
setengah duduk, dimana bagian 2. Identifikasi lokasi, karakteristik, skala
kepala tempat tidur lebih tinggi nyeri durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
atau dinaikkan) nyeri.
12.40
4. Mengkolaborasi dalam 3. Berikan posisi yang nyaman
pemberian terapi 4. Kolaborasi dalam pemberian terapi
Hasil :
53

1. IVFD Rl 20 Tpm
2. Inj Ranitidin 1ampul/IV/12
jam

Tabel 4.6 Catatan perkembangan dan Evaluasi Hari Kedua Pada Tn.R Di Ruangan Cemara 1 RSUD
Torabelo
No Diagnosis Hari/Tanggal/Jam Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan
Keperawatan
1. Hipertermi Senin 22 Agustus 1. Memonitor suhu tubuh Jam : 12:45
berhubungan 2022 Hasil : suhu 38ᴼC S:
dengan proses 08:55 1. Pasien mengatakan demam
infeksi virus 2. Melakukan pendinginan
dengue 09:20
eksternal (kompres pada bagian O : S : 38ᴼC
aksila, dahi)
A : Tujuan belum tercapai
09:59 3. Menganjurkan tirah baring
P : Intervensi dilanjutkan
4. Kolaborasi pemberian terapi 1. Monitor suhu tubuh
12:13 1. IVFD Rl 20 Tpm 2. Lakukan pendinginan eksternal
2. lnj.paracetamol drips (kompres pada bagian aksila, dahi)
3. Anjurkan tirah baring
4. Kolaborasi pemberian terapi

2. Nyeri akut Senin 22 Agustus 1. Memonitor TTV pasien Jam : 12 :25


54

berhubungan 2022 Hasil : S:


dengan agen 08:50 TD : 120/80 mmHg 1. Pasien mengatakan nyeri di bagaian
cedera biologis N : 90x/m epigastrium
R : 22x/m 2. Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk

09:04 2. Mengidentifikasi lokasi, O:


karakteristik, skala nyeri, 1. Pasien tampak meringis
durasi, frekuensi, kualitas, 2. skala nyeri 3
intensitas nyeri. 3. TTV:
Hasil : Td : 120/80 mmHg
Pasien mengatakan nyeri pada S : 38ᴼC
ulu hati, pasien mengatakan N : 90x/menit
nyeri seperti ditusuk-tusuk, R : 22X/menit
nyeri hilang timbul, Skala nyeri
3 A : Tujuan belum tercapai

10:05 P : Lanjutlan intervensi


3. Memberikan posisi nyaman
Hasil : 1. Monitor TTV
Pasien mengatakan nyaman 2. Identifikasi lokasi, karakteristik, skala
dengan posisi fowler (Posisi nyeri durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri.
setengah duduk, dimana bagian
3. Berikan posisi yang nyaman
kepala tempat tidur lebih tinggi 4. Kolaborasi dalam pemberian terapi
atau dinaikkan)
12:10
4. Mengkolaborasi dalam
55

pemberian terapi
Hasil :
a. IVFD Rl 20 Tpm
b. Inj Ranitidin 1ampul/IV/12
jam

Tabel 4.7 Catatan perkembangan Dan Evaluasi Keperawatan Hari Ketiga Pada Tn.R Di Ruangan
Cemara 1 RSUD Torabelo Sigi

No Diagnosis Hari/Tanggal/Jam Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan


Keperawatan
1. Hipertermi Selasa 23 Agustus 1. Memonitor suhu tubuh Jam : 09: 30
berhubugan 2022 Hasil : suhu 37ᴼC S: Pasien mengatakan tidak demam lagi
denngan proses 09:00
proses infeksi O:
virus dengue 1. Suhu :37 ͦ c
2. IVFD : Terlepas

A : Tujuan teratasi

P : Intervensi di hentikan pasien pulang


2 Nyeri akut Selasa 23 Agustus 1. Memonitor TTV pasien Jam : 09: 30
berhubungan 2022 Hasil : S : Pasien mengatakan tidak tidaka merasakannn
dengan agen 09:00 TD : 120/80 mmHg nyeri pada epigastrium
56

cedera biologis N : 88x/m


R : 18x/m O: TTV
S : 37 ᴼC TD :120/80mmHg
N : 88x/m
2. Mengidentifikasi lokasi, R : 18x/m
karakteristik, skala nyeri, S : 37 ᴼC
09:13
durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri. 1. IVFD terlepas
Hasil :
Pasien mengatakan tidak A: Tujuan tercapai
merasakan nyeri pada ulu hati
P: Intervensi dihentikan pasien pulang
58

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Asuhan Keperwatan pada

Tn.R dengan kasus DBD di Ruangan Cemara RSUD Torabelo Sigi di

peroleh diagnosis keperawatan berdasarkan prioritas masalah yang sedang

di alami oleh pasien yaitu Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit

dan Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis . Asuhan

keperawatan memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia

melalui tahan pengkajian,diagnosis keperawatan,intervensi,implemtasi dan

evaluasi.

1. Pengkajian

Menurut Nurarif & Kusuma (2015) pengkajian merupakan

tahap yang penting sebelum melakukan asuhan keperawatan.

Pengkajian bertujuan untuk mendapatkan data-data tentang pasien

sebelum menentukan rencana asuhan keperawatan yang akan di

berikan, pengkajian di lakukan dengn beberapa teknik yakni:

Wawancara, Pengukuran, Pemeriksan fisik.

Pada tanggal 20 agustus 2022 jam 18.30 wita pada saat

pengkajjian didapatka hasil keluhan demam dan nyeri di bagian

epiggastrium yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 5.

Berdasarkan hasil pengkajian pasien di atas sesuai dengan

referensi yang menyatakan focus dengan berhubungan DBD meliputi

adanya demam, dan nyeri di bagian epigastrium.


59

Menurut asumsi peneliti tidak terdapat kesenjangan antara teori

dan hasil pengkajian pada kasus Tn.R.

2. Diagnosis

Bersdasarkan hasil penelitian yang di lakukan peneliti pada

kasus Tn.R mendapatkan masalah keperwatan yaitu hipertermi

berhubungan dengan proses infeksi virus dengue dan nyeri akut

berhubungan dengan agen cedera biologis.

Menurut : (SDKI DPP PPNI, 2017)

a) Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.

b) Kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan

perpindahan cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.

c) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (penekanan

intra abdomen)

d) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake makanan yang kurang

e) Resiko terjadinya perdarahan berhubungan dengan penurunan

trombositopenia.

f) Resiko syok berhubungan dengan ketidakcukupan aliran darah ke

jaringan tubuh

g) Resiko terjadi syok hipovolemia berhubungan dengan pendarahan

yang berlebihan,pindanya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler

h) Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan jalan nafas

terganggu akibat sprasmen otot-otot pernafasan,nyeri,hipoventilasi


60

i) Resiko perfusi jaringan tidak efektif berhubungan dengan

kerusakan pembuluh darah

Menurut asumsi peneliti tidak terdapat kesenjangan

terhadap teori dan kasus pada Tn.R,dalam teori di sebutkan

diagnosis yang muncul ada Sembilan,pada saat dilakukan

pengkajian diagnosis yang di dapatkan ada dua diagnosi pada

kasus Tn.R yang sama dengan teori

3. Intervensi

Peneliti melakukan intervensi keperawata berdasarkan

ONEC,O (Obesrvasi), N (Nursing), E (Education), C (Collaboration)

yaitu mengidetifikasi, memonitor, melakukan pendinginan,

menganjurkan tirah baring, berkolaborasi dalam penangan kasus

demam dan memonitor TTV, identifikaasi lokasi, karakteristik, skala,

durasi, frekuensi, kualitas intensitas untuk menangani masalah nyeri.

Dalam teori (Nuarif, H.,Amin& Kusuma, H, 2015) di

kemukakan bahwa ada 9 intervensi yang harus di lakukan dalam

melakukan intervensi keperwatan pada diagnosis hipertermi

berhubungan dengan proses penyakit dan nyeri akut berhubungan

dengan agen pencedera fisiologis .

Asumsi peneliti bahwa tidak terdapat kesenjangan antara teori

dan intervensi yang dilakukanpeneliti pada kasu Tn.R peneliti

menggunakan Sembilan intervensi berdarkan ONEC dan intervensi di

berikan sesuai dengan kebutuhan pasien.


61

4. Implementasi

Implementasi yang di berikan kepada pasien sesuai dengan

intervensi yang di rencanakan oleh peneliti yaitu mengidetifikasi,

memonitor, melakukan pendinginan, menganjurkan tirah baring,

berkolaborasi dalam penangan kasus demam dan memonitor TTV,

identifikaasi lokasi, karakteristik, skala, durasi, frekuensi, kualitas

intensitas untuk menangani masalah nyeri.

Berdasarkan asumsi penelitinti tidak adanya kesenjanagan

antara intervensi dann implementasi yang di berikan kepada pasien

Tn.R sesuai dengan teori (Nuarif, H.,Amin& Kusuma, H, 2015). Yang

di berikan pada pasien dengan kasus DBD

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperwatan yang

digunakan untuk menentukan seberapa baik rencanan keperawatan

berkerjan dan meninjau respon pasien.Hasil studi kasus yang

dilakukan pada Tn.R di ruangan cemara RSUD Torabelo Sigi pada

tanggal 21 Agustus 2022, evaluasi keperawatan menggabarkan kondisi

Tn,R sudah mulai membaik di tandai dengan deman yang menurun

dan nyeri sudah berkurang. Dari kasus yang di dapatkan bahwa

masalah keperawatan menggunakan tahap subjektif, objektif, analisis

dan plaining (SOAP). Metode in digunakan untuk membandingkan

perubahan keaadaan pasien dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah

dibuat pada tahap perencanaan


62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan,

implementasi dan evaluasi tentang asuhan keperawatan pada pasien Tn.R

dengan kasus demam berdarah dengue (DBD) di Ruangan Cemara RSUD

Torabelo Sigi maka ditarik kesimpulan :

Hasil pengkajian pada Tn.R keluhan utama yang dirasakan adalah

demam yang dirasakan dan pasien merasakan nyeri dibagian epigastrium

yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk.

Diagnosa keperawatan yang dirumuskan adalah hipertemia

berhubungan dengan proses penyakit dan nyeri akut berhubungan dengan

agen pencedera fisiologis.

Intervensi atau rencana keperawatan yang di lakukan yaitu

mengidetifikasi, memonitor, melakukan pendinginan, menganjurkan tirah

baring, berkolaborasi dalam penangan kasus demam dan memonitor TTV,

identifikaasi lokasi, karakteristik, skala, durasi, frekuensi, kualitas

intensitas untuk menangani masalah nyeri.

Evaluasi setelah tiga hari dilakukan implementasi sesuai intervensi

kepada pasien suhu tubuh pasien sudah kembali normal dengan suhu 37℃

dan nyeri berkurang.


63

B. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan, maka penulis

memberikan saran – saran sebagai berikut :

1. Institusi poltekes kemenkes palu

Diharapkan selalu memberikan mutu pelanyanan yang lebih

baik, berkualitas sehingga dapat memaksimalkan lulusan perawat yang

profesional, inovatif, dan bermutu dalam memberikan pelanyan asuhan

keperawatan secara komprehensif berdasarkan ilmu dan kode etik

keperawatan .

2. Institusi Rumah Sakit Umum Daerah Torabelo Sigi

Diharapkan dapat meningkatkan kualitas keperawatan terutama

untuk pasien demam berdarah dengue (DBD)

3. Peneliti lain

Diharapkan hasil karya ilmiah ini sebagai referensi serta acuan

untuk dapat dikembangkan dalam memberikan asuhan keperawatan

pada pasien demam berdarah dengue (DBD)

C.
64

DAFTAR PUSTAKA

Arif.(2017). Konsep Evaluasi Keperawatan.Jakarta : EGC


Arikunto (2013).Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik. Edisi
Revisi.Jakarta: PT. Rineka Cipta. Althof, dkk
Ayu Putri (2016). Demam Berdarah Dengue(DBD). Yogyakarta
Budiono, Pertami, & Sumseirah, D. (2015). Konsep Dasar Keperawatan. Bumi
Medika
Dinkes Kota Palu.(2017). Profil Dinkes Kota Palu Tahun 2017. Palu Dinas
Kesehatan Palu.
Dinkes Provinsi Kota Palu. (2019).Dinas Kesehatankota Palu.
Hidayat, A. (2012). Rise, in Riset Keperawatan dan Tehnik Penelitian Ilmiah
(Edisi 2). Salemba Medika
Kemenkes RI. (2018). Infodation : Situasi Penyakit Demam Berdarah di Indonesia
Tahun 2017. Kemenkes RI. Jakarta.
Nikson Manurung. (2012). Evaluasi Keperawatan Kementrian Kesehatan RI
Nikson Manurung (2012)
Nuarif, H., Amin. & Kusuma, H, .(2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosis Medis Dan Nanda Nic-Noc. Edisi revisi jilid 1
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria


Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Pratiwi, A.A. Mirah Puspayeni, (2019). Konsep implementasi keperawatan

RSUD Torabelo Sigi, (2021). Rekam Medik RSUD Torabelo Sigi

Setiadi, (2012).Konsep Implementasi Keperawatan : teori dan praktik.


Yogyakarta : Graha Ilmu

Sugiono (2015).Metode penelitian. Bandung: alfabeta.Sachari,agus


Wijaya.Andra Saferi & Putri.Yessie Marizas dkk.(2013). Keperawatan Medical
Bedah. Nuha Medika.

World Health Organization (WHO).(2018). No. Dengue And Server


65

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS DIRI

Nama : Muarif Morokadi

Nim : PO7120119037

Tempat Tanggal Lahir : Lemo 16 Oktober 2001

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Alamat : Desa Lemo dusun 5 , jln. Trans

Sulawesi

B. IDENTITAS ORANG TUA

Nama Ayah : Amsar toe

Nama Ibu : Berlianur

C. RIWAYAT PENDIDIKAN

Tamat TK Mawar Indah Tahun 2006

Tamat SD Inpres 1 Lemo Tahun 2013

Tamat SMP N 1 Ampibabo Tahun 2016

Tamat SMAN 1 Ampibabo Tahun 2019

Terdaftar Sebagai Mahasiswa POLTEKKES KEMENKES PALU

2019

Anda mungkin juga menyukai