Anda di halaman 1dari 74

EFEKTIFITAS KOMPRES BAWANG MERAH TERHADAP

SUHU TUBUH ANAK DEMAM SETELAH IMUNISASI


DI PUSKESMAS BAILANG KOTA MANADO

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Menyelesaikan Pendidikan


Diploma IV Alih Jenjang Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

Oleh:
Jurike Enggelina Emelia Laoh
NIM. 711530118033

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO
Juli 2019
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Jurike Enggelina Emelia Laoh


Nim : 711530118033
Jurusan : Kebidanan
Program Studi : Diploma IV Kebidanan
Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber
baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Apabila dikemudian hari ternyata skripsi ini merupakan hasil karya orang lain
sebagian maupun keseluruhan maka saya bersedia menerima sanksi berupa
pencabutan gelar akademik.

Manado, Juli 2019


Yang membuat peryataan

Jurike Enggelina Emelia Laoh

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi

EFEKTIFITAS KOMPRES BAWANG MERAH TERHADAP


SUHU TUBUH ANAK DEMAM SETELAH IMUNISASI
DI PUSKESMAS BAILANG KOTA MANADO

yang diajukan oleh

Jurike Enggelina Emelia Laoh


NIM 711530118033

telah disetujui oleh:

Pembimbing I

Robin Dompas, S.SiT, S.Pd, MPH Tanggal : Juli 2019


NIP. 19591121 199003 1 003

Pembimbing II

Fredrika Nancy Losu, S.SiT, M.Kes Tanggal : Juli 2019


NIP. 19731112 199303 2 0001

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diterima dan disetujui oleh Tim Penguji Ujian Akhir

Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado Jurusan Kebidanan sebagai salah satu

persyaratan menyelesaikan Pendidikan Diploma IV pada tanggal 25 Juli 2019

Ketua Penguji

Sjenny Olga Tuju, SKM, M.Kes


NIP: 1963102019032003

Anggota Penguji

1. Sesca D. Solang, S.SiT, M.Kes 2. Robin Dompas, S.SiT, S.Pd, MPH


NIP. 19700915 190203 2 004 NIP. 19591121 199003 1 003

Manado, Juli 2019


Ketua Jurusan

Atik Purwandari, SKM, M.Kes


NIP. 19751106 200212 2 003

iv
CURRICULUM VITAE

IDENTITAS DIRI

Nama : Jurike Enggelina Emelia Laoh, AMd. Keb


Tempat / Tanggal Lahir : Palaes, 13 November 1971
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kombos Timur Lingkungan VII Kec.Singkil
Agama : Kristen Protestan
Status Perkawinan : Menikah
Warga Negara : Indonesia
Nomor HP : 085343959494
Email : jurike.jlaoh@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Tahun 1984 tamat SD GMIM Palaes
2. Tahun 1987 tamat SMP Kristen Agape
3. Tahun 1990 tamat SPK RUMKIT TK III
4. Tahun 1991 tamat Program Pendidikan Bidan RS. Gunung Maria
5. Tahun 2012 tamat Akademi Trinita Manado

RIWAYAT KEPEGAWAIAN
1. Tahun 1991 CPNS bertugas di desa Biaro Kec, Tagulandang
2. Tahun 1992 Golongan IIa bertugas di Puskesmas Tagulandang
3. Tahun 1995 Golongan IIb bertugas di Puskesmas Mangarang Talaud
4. Tahun 1997 Golongan IIc bertugas di Puskesmas Tamako Sangihe
5. Tahun 2000 Golongan IId bertugas di Puskesmas Tamako Sangihe
6. Tahun 2003 Golongan IIIa bertugas di Puskesmas Tamako Sangihe
7. Tahun 2006 Golongan IIIb bertugas di Puskesmas Tamako Sangihe
8. Tahun 2009 Golongan IIIc bertugas di Puskesmas Ondong Sitaro
9. Tahun 2011 Golongan IIId bertugas di Puskesmas Bailang Manado
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat dan anugerahNYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul :” Efektifitas Kompres Bawang Merah Terhadap Suhu Tubuh Anak Demam

Setelah Imunisasi Di Puskesmas Bailang Kota Manado” Skripsi ini merupakan

salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma IV Kebidanan di

Jurusan Kebidanan Politehnik Kesehatan Kemenkes Manado.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini dapat

diselesaikan berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak . Oleh karena itu,

pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima

kasih dan penghargaan setinggi – tingginya kepada :

1. Dra. Elisabeth N. Barung, M.Kes, Apt, selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Manado yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

mengikuti pendididkan di Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes

Manado.

2. Atik Purwandari, SKM, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik

Kesehatan Kememnkes Manado.

3. Sesca Diana Solang, S.SiT, M.Kes, selaku Ketua Program Studi Diploma IV

Kebidanan, serta sebagai penguji II yang sudah memberikan arahan dan

petunjuk dalam menyelesaikan skripsi ini.

v
4. Robin Dompas, S.SiT, S.Pd, MPH, selaku dosen Pembimbing I yang telah

membimbing penulis.

5. Fredrika Nancy Losu,S.SiT,M.Kes, selaku dosen Pembimbing II yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing penulis.

6. Sjenny Olga Tuju, SKM, M.Kes, selaku penguji I yang telah memberikan

arahan dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Seluruh staf dosen dan pegawai Jurusan Kebidanan yang telah membantu dan

mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. dr. Deysi E.L Supit, selaku Kepala Puskesmas Bailang Kota Manado yang

telah memberikan ijin Kepada Penulis untuk melanjutkan pendidikan dan

melakukan penelitian.

9. Keluarga tercinta suami, dan anak – anak terkasih yang telah memberikan

cinta, doa, nasihat, dorongan dan dukungan serta semangat selama mengikuti

pendidikan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado hingga menyelesaikan

pendidikan.

10. Teman – teman bidan Puskesmas Bailang yang telah memberikan dukungan

dan membantu selama melakukan penelitian dan menyelesaikan skripsi.

11. Teman – teman Diploma IV Kebidanan yang telah bersama – sama dalam suka

dan dukungan membantu penulis selama kuliah.

12. Semua responden dan orang tua serta keluarga yang sudah membantu dan

meluangkan waktu sehingga penelitian ini dapat diselesaikan

vi
13. Semau pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

14. Kiranya Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan berkat yang

melimpah atas segala kebaikan yang telah diberikan. Akhir kata semoga skripsi

ini dapat memberikan manfaat dan masukan bagi penulis dan para pembaca.

Manado, Juli 2019

Penulis

vii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………… i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ………………..….. ii
LEMBAR
PERSETUJUAN…………………………………………………...... ii
i
LEMBAR
PENGESAHAN…………..……………………………………..…... i
v
KATA PENGANTAR ……………………………………………………..…… v
DAFTAR
ISI…………………………………………………………..………... v
iii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………..... x
DAFTAR
LAMPIRAN…………………………………………………………. x
i
ABSTRAK
……………………………………………………………………... x
ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………..... 1
A. Latar Belakang
………………………………………………………….. 1

1
B. Rumusan
Masalah………………………………………………………. 3

C. Tujuan Penelitian
……………………………………………………….. 3

3
D. Manfaat Penelitian ……………………………………………………… 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


……………………………………………….. 5

5
A. Demam Pada Anak
……………………………………………………... 5

5
B. Imunisasi
………………………………………………………………... 1
0

C. Bawang Merah
………………………………………………………….. 1
3

1
4
D. Landasan Teori / Kerangka
konsep……………………………………... 2
0

20
E. Hipotesis Penelitian
…………………………………………………….. 2
1

BAB III METODE PENELITIAN


……………………………………………... 2
2

22
A. Jenis Penelitian
…………………………………………………………. 2
2

2
2
B. Variabel Penelitian
……………………………………………………... 2
2
22
C. Definisi
Operasional…………………………………………………….. 2
3

23
D. Populasi dan
Sampel…………………………………………………….. 2
4

24
E. Instrumen
Penelitian…………………………………………………….. 2
5

25
F. Teknik Pengumpulan
Data……………………………………………… 2
5

25
G. Lokasi dan Waktu Penelitian
…………………………………………… 2
6

2
6
H. Jalannya Penelitian
……………………………………………………... 2
6

27
I. Analisa
Data…………………………………………………………….. 2
7

2
8
J. Etika
Penelitian………………………………………………………….. 2
8

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


……………………………………….. 2
9

30
A. Hasil
Penelitian………………………………………………………….. 2
9

30
B. Pembahasan……………………………………………………………... 3
4

BAB V
KESIMPULAN………………………………………………………… 3
9

40
A. Kesimpulan……………………………………………………………… 3
9

viii

40
B. Saran…………………………………………………………………….. 3
9

40
DAFTAR PUSTAKA
…………………………………………………………... 4
1

4
LAMPIRAN…………………………………………………………………….. 4
4
ix
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional


Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan umur

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi berdasarkan suhu tubuh sebelum dan setelah

kompres bawang merah

Tabel 4.4 Efektifitas kompres bawang merah terhadap suhu tubuh anak demam

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Survei Pengambilan Data

Lampiran 2 : Permohonan Kesediaan Menjadi Responden


Lampiran 3 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 4 : Protap Penelitian

Lampiran 5 : Persetujuan Kode Etik

Lampiran 6 : Lembar Observasi Suhu Tubuh Anak Sebelum dan Sesudah

Intervensi

Lampiran 7 : Hasil Output Statistik

Lampiran 8 : Dokumentasi Penelitian

Lampiran 9 : Lembaran Konsultasi Pembimbing I

Lampiran 10 : Lembaran Konsultasi Pembimbing II

xi

Laoh Jurike Enggelina Emelia 2019. Efektifitas Kompres Bawang Merah


Terhadap Suhu Tubuh Anak Demam Setelah Imunisasi Di Puskesmas Bailang
Kota Manado. (Robin Dompas,S.SiT,S.Pd,MPH dan Fredrika Nancy
Losu,S.SiT,M.Kes)

ABSTRAK
Demam yang dirasakan oleh anak balita setelah imunisasi disebabkan oleh
adanya reaksi tubuh terhadap bakteri atau virus yang telah dilemahkan dimasukan
kedalam tubuh responden melalui suntikan imunisasi dengan tujuan untuk membuat
responden kebal terhadap penyakit tertentu. Studi awal yang dilakukan bulan
januari di Puskesmas Bailang Kota Manado dari 60 anak diumunisasi terdapat 30
anak (50 %) yang mengalami demam (peningkatan suhu) setelah imunisasi. Demam
pada balita dapat ditangani dengan beberapa cara salah satunya melalui non
farmokologi seperti bawang merah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
efektifitas kompres bawang merah terhadap suhu tubuh anak demam setelah
imunisasi di Puskesmas Bailang Kota Manado.
Jenis penelitian ini menggunakan Quasi Eksperimen dengan desain metode
penelitian one group pretest and posttest design, sampel penelitian ini adalah 15
responden anak balita yang demam setelah imunisasi di pilih secara accidental
sampling. Instrumen penelitian menggunakan termometer, bawang merah dan
lembar observasi. Kemudian data di uji dengan menggunakan uji t berpasangan.
Hasil uji t berpasangan mean suhu tubuh sebelum 37,713 dan mean suhu tubuh
sesudah kompres bawang merah 37,080, nilai p = 0,000 < 0,05 menunjukkan
pengaruh kompres bawang merah terhadap suhu tubuh anak demam setelah
imunisasi. Dengan demikian dapat diketahui kompres bawang merah efektif untuk
menurunkan suhu tubuh anak demam setelah imuniasi. Untuk itu disarankan kepada
petugas kesehatan maupun orang tua anak balita dapat menggunakan kompres
bawang merah untuk menurunkan suhu tubuh anak demam setelah imunisasi.

Kata kunci: Demam, Kompres Bawang Merah

xii
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Derajat kesehatan anak mencerminkan derajat kesehatan bangsa, karena

anak sebagai generasi penerus bangsa. Berdasarkan alasan tersebut, masalah

kesehatan anak diprioritaskan dalam perencanaan atau penataan pembangunan


bangsa (Hidayat, 2012). Pembangunan kesehatan di Indonesia diakui relatif

berhasil, namun keberhasilan yang dicapai belum dapat menuntaskan problem

kesehatan secara menyeluruh (Arisandi, 2012).

Imunisasi merupakan salah satu cara yang dilakukan negara untuk

meningkatkan derajat kesehatan anak. Imunisasi sebagai salah satu cara

preventif untuk mencegah penyakit melalui pemberian kekebalan tubuh yang

harus diberikan secara terus menerus, menyeluruh dan dilaksanakan sesuai

standar sehingga mampu memberikan perlindungan kesehatan dan memutus

mata rantai penularan (Rinawati, 2013).

Pemerintah orang tua dan petugas kesehatan berkewajiban memberikan

upaya kesehatan terbaik demi tumbuh kembang anak. Karena imunisasi

merupakan kegiatan pencegahan yang efektif dan sudah teruji dapat mencegah

penularan penyakit. Dari sisi orang tua kadang timbul kekuatiran


2
berlebihan tentang efek samping yang dapat ditimbulkan oleh imunisasi

misalnya anak yang disuntik imunisasi akan mengalami demam (Robin, 2014).

Demam merupakan respon normal tubuh terhadap adanya infeksi. Infeksi

adalah keadaan masuknya mikroorganisme kedalam tubuh, dapat berupa virus,

bakteri, parasit maupun jamur. Demam pada anak umumnya disebabkan


1
oleh infeksi virus. Demam juga dapat disebabkan oleh paparan panas

berlebih atau kekurangan cairan, alergi maupun dikarenakan gangguan sistem

imun (First Aid, 2017).

Menurunkan atau mengontrol demam pada anak dapat dilakukan dengan

berbagai cara, diantaranya dapat dilakukan dengan pemberian antipiretik


(farmakologik). Namun pemberian antipiretik (paracetamol dan ibuprofen)

tidak harus digunakan secara rutin dengan tujuan untuk mengurangi suhu tubuh

pada anak dengan demam karena memiliki efek samping seperti spasme

bronkus, peredaran saluran cerna, penurunan fungsi ginjal bila tidak diberikan

dengan tepat (Nice Clinical Guidelines, 2007).

Cara menurunkan demam juga dapat dilakukan secara non farmakologik,

yaitu dengan penggunaan energy panas melalui metode konduksi (perpindahan

panas) dan evaporasi (penguapan). Salah satu metode tradisional untuk

mengendalikan demam pada anak dengan metode konduksi dan evaporasi yaitu

menggunakan bawang merah untuk mengompres. Hal ini disebabkan karena

bawang merah mengandung senyawa sulfur organic yaitu Allylcysteine

sulfoxide (Alliin) yang berfungsi menghancurkan pembentukan pembekuan

darah. Hal tersebut membuat peredaran darah lancar sehingga panas dari dalam

tubuh dapat lebih mudah disalurkan ke pembuluh darah tepi. Senyawa Alliin

mempunyai sifat mudah menguap terutama pada suhu 20ºC hingga 3

40ºC. (Cahyaningrum, 2014)

Studi awal yang dilakukan di Puskesmas Bailang Kota Manado, jumlah

anak di imunisasi tahun 2018 sebanyak 875 anak dan diperoleh data 583 anak

yang demam setelah di imunisasi. Jumlah anak yang imunisasi pada bulan

Januari 2019 ada 60 anak dan yang mengalami demam (peningkatan suhu)

setelah imunisasi ada 30 anak, dan sebagian besar orang tua memberikan

paracetamol untuk menurunkan demam pada anak mereka yang mengalami

peningkatan suhu tubuh setelah di imunsasi. Berdasarkan masalah tersebut,


penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Efektitifas Kompres

Bawang Merah Terhadap Suhu Tubuh Anak Demam Setelah Imunisasi di

Puskesmas Bailang Kota Manado”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dirumuskan masalah sebagai berikut “apakah

kompres bawang merah efektif untuk menurunkan suhu tubuh anak demam

setelah imunisasi di Puskesmas Bailang Kota Manado?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh kompres bawang merah terhadap suhu tubuh

anak demam setelah imunisasi di Puskesmas Bailang Kota Manado.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi suhu tubuh anak demam sebelum diberikan

kompres bawang merah setelah imunisasi.


4
b. Untuk mengidentifikasi suhu tubuh anak demam setelah

diberikan kompres bawang merah.

c. Menganalisis pengaruh kompres bawang merah terhadap suhu tubuh

anak demam sebelum dan sesudah imunisasi di Puskesmas Bailang

Kota Manado.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Menambah wawasan bahwa kompres bawang merah pada aksila dapat

menurunkan suhu tubuh anak yang demam setelah imunisasi.


2. Bagi Petugas Kesehatan

Dapat dijadikan masukan bagi petugas kesehatan khususnya bidan atau pun

perawat yang menjadi juru imunisasi untuk selalu menggunakan bahan –

bahan alami atau herbal seperti bawang merah untuk menurunkan suhu

tubuh anak demam pada anak yang akan di imunisasi.

3. Bagi Institusi

Sebagai bahan dan informasi bagi mahasiswa yang lain tentang efektifitas

bawang merah terhadap penurunan suhu tubuh anak demam setelah

imunisasi.

4. Bagi Orang Tua Responden

Sebagai bahan masukan bagi orang tua atau wali bahwa bawang merah

dapat digunakan sebagai kompres untuk menurunkan suhu tubuh anak

mereka, sehingga tidak menggunakan paracetamol untuk pereda demam.

BAB II. TINJAUAN TEORI

A. Demam Pada Balita

1. Pengertian

Demam dapat didefinisikan dengan suatu keadaan suhu tubuh diatas

normal sebagai akibat peningkatan pusat pengaturan suhu di hipotalamus.

Pusat pengaturan suhu mempertahankan suhu dalam keadaan seimbang baik


pada saat sehat ataupun demam dengan mengatur keseimbangan diantara

produksi dan pelepasan panas tubuh (sodikin, 2012).

Demam dapat merupakan pertanda reaksi tubuh terhadap kemungkinan

suatu penyakit yang tergolong berat. Demam akan menguras kalori dalam

tubuh dan merusak jaringan tubuh. Serta berkurangnya cairan tubuh akibat

keluarnya keringat sebagai suatu mekanisme pengaturan suhu tubuh.

Demam adalah suatu keadaan saat suhu badan melebihi 37,5°C, yang

disebabkan oleh penyakit atau peradangan. Menurut Nelson demam adalah

kenaikan suhu tubuh yang ditengahi oleh kenaikan titik ambang regulasi

panas hipotalamus.

Demam adalah suatu kondisi saat suhu badan lebih tinggi daripada

biasanya atau diatas normal. Umumnya terjadi ketika seseorang mengalami

gangguan kesehatan. Suhu badan normal manusia biasanya berkisar 36,5ºC

– 37,5ºC. jadi seseorang yang mengalami demam, suhu badannya 6

diatas 37,5ºC masih berada diambang batas suhu normal (Widjaya,

2016).

2. Etiologi

Ada banyak sekali faktor yang dapat menyebabkan balita menjadi 5

demam. Biasanya setiap penyebab demam menimbulkan gejala yangn

berbeda – beda. Namun pada pada umumnya demam yang diderita oleh

anak balita diikuti dengan perubahan sifat atau sikap, misalnya menurunkan

gairah bermain, lesu, pandangan mata meredup. Rewel, cengeng atau sering

menangis, dan cenderung bermalas – malasan (Widjaya, 2016).


Secara garis besar, ada dua kategori demam yang sering diderita oleh anak

balita yaitu demam non infeksi dan infeksi.

a. Demam non infeksi

Ialah demam yang bukan disebabkan oleh masuknya bibit penyakit

kedalam tubuh. Demam non infeksi jarang terjadi (Widjaya, 2016)

b. Demam infeksi

Demam infeksi adalah demam yang disebabkan patogen, misalnya

kuman, bakteri, virus – virus atau binatang kecil lainnya ke dalam tubuh.

Di infeksi paling sering terjadi dan diderita oleh manusia dalam

kehidupan sehari – hari. Bakteri kuman atau virus dapat masuk kedalam

tubuh manusia melalui berbagai cara misalnya melalui makanan, udara,

atau persentuhan tubuh. Imunisasi adalah tindakan yang secara sengaja

memasukkan bakteri, atau virus yang sudah dilemahkan ke dalam


7
tubuh balita dengan tujuan membuat anak balita menjadi kebal

terhadap penyakit tertentu (Widjaya, 2016)

3. Manifestasi klinik

Sewaktu demam berlangsung, akan terlihat berbagai gejala klinis pada

demamnya. Ada 3 fase yang terjadi selama demam berlangsung yaitu:

a. Fase alwitan

Pada fase awal ini demam akan disertai dengan:

1) Peningkatan denyut jantung

2) Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan

3) Menggigil akibat tegangan dan kontraksi otot


4) Kulit pucat dan dingin karena vasokontriksi

5) Merasakan sensasi dingin

6) Dasar kuku mengalami sianosis karena vasokonstuksi

7) Rambut kulit berdiri

8) Pengeluaran keringat berlebih

9) Peningkatan suhu tubuh

b. Fase demam

Selama proses demam berlangsung akan disertai dengan:

1) Proses menggigil hilang

2) Kulit terasa panas

3) Peningkatan nadi dan laku pernapasan

4) Peningkatan rasa haus

5) Dehidrasi ringan hingga berat

6) Mengantuk, delirium, atau kejang akibat iritasi sel saraf 8

7) Lesi mulut

8) Kehilangan nafsu makan (bila demam memanjang)

9) Kelemahan, keletihan, dan nyeri ringan pada otot akibat ketabolisme

protein

c. Fase pemulihan

Saat fase pemulihan maka akan disertai:

1) Kulit tampak merah dan hangat

2) Berkeringat

3) Menggigil ringan
4) Kemungkinan mengalami dehidrasi

4. Penatalaksanaan

a. Pemberian Antipiretik

Terapi antipiretik bermamfaat pada penderita beresiko tinggi yang

menderita penyakit kardiopulmul kronis, gangguan metabolic, atau

penyakit neurologis dan pada mereka yang berisiko mengalami kejang

demam. Selain memberikan kesembuhan simtomatis, terapi antipiretik

tidak mengubah perjalanan infeksi biasa pada anak normal, dan dengan

demikian penggunaanya tetap controversial pada penderita demam

(Nelson, 2012).

Indikasi pemberian antipiretik, antara lain

1) Demam lebih dari 39 ºC yang berhubungan dengan gejala nyeri atau

tidak nyaman, bisa timbul pada keadaan otitis media maupun


9
mialgia.

2) Demam lebih dari 40 ºC

3) Demam berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolise.

Keadaan – keadaan berikut juga memerlukan pemberian antipiretik

seperti gizi buruk, penyakit jantung, luka bakar, atau pasca operasi

4) Anak dengan riwayat kejang atau delirium yang disebabkan demam.

b. Metode Fisik

Tindakan pendinginan secara tradisional, seperti memakaikan

pakaian minimal, memenjakan kulit dengan udara, dan menurunkan suhu

kamar, meningkatkan sirkulasi udara dan pemberian kompres pada


bagian tubuh (misalnya di dahi) efektif jika diberikan kurang lebih 1 jam

setelah pemberian antipiretik sehingga set point dapat menurun. Metode

penanganan demam secara fisik, memungkikan tubuh kehilangan panas

dengna cara konduksi, konveksi, atau penguapan. Berika minum sekitar

1000 – 1500 cc, karena adanya penguapan cairan yang berlebihan pada

saat demam melalui keringat.

c. Metode kompres hangat

Kompres hangat adalah tindakan menggunakan kain atau handuk

yang telah dicelupkan pada air hangat, yang ditempelkan pada bagian
10
tertentu sehingga dapat memberikan rasa nyaman dan

menurunkan suhu tubuh (Wardiyah, dkk 2016).

Pemberian kompres hangat pada daerah aksila lebih efektif karena

pada daerah tersebut banyak terdapat pembuluh darah besar dan banyak

terdapat kelenjar keringat apokrin yang mempunyai banyak vaskuler

sehingga akan memperluas daerah yang mengalami vasodilatasi yang

akan memungkinkan percepatan perpindahan panas dalam tubuh ke kulit

(Ayu,dkk 2015)

d. Metode kompres bawang merah

Bawang merah dapat digunakan untuk mengompres, hal ini

disebabkan karena bawang merah mengandung senyawa sulfur organic

yaitu allycystein sulfoxide (Aliin) yang berfungsi menghancurkan

pembekuan darah. Cara yang dilakukan dalam pembuatan bawang merah

untuk menurunkan demam pada anak yaitu kupas 4 butir bawang merah,
parut kemudan tambahkan dengan minyak kelapa secukupnya, lalu

balurkan ke ubun – ubun, aksila, dahi (Suyono dkk, 2012)

B. Imunisasi

1. Pengertian

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang

secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terkena 11

antigen serupa tidak terjadi penyakit. (Ranuh, 2008).

Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja memasukkan

antigen lemah agar merangsang anti bodi keluar sehingga tubuh dapat

resisten terhadap penyakit tertentu. Sistem imun tubuh mempunyai suatu

sistem memori (daya ingat), ketika vaksin masuk kedalam tubuh, maka akan

dibentuk antibodi untuk melawan vaksin tersebut dan sistem memori akan

menyimpannya sebagai suatu pengalaman. Jika nantinya tubuh terpapar dua

atau tiga kali oleh antigen yang sama dengan vaksin maka antibody akan

tercipta lebih kuat dari vaksin yang pernah dihadapi sebelumnya. Tujuan

pemberian imunisasi adalah untuk membentuk kekebalan demi mencegah

penyakit pada diri sendiri dan penularan kepada orang lain sehingga

kejadian penyakit menular menurun, bahkan dapat menghilang dari muka

bumi. Kekebalan dapat disalurkan oleh ibu ke bayi yang dikandungnya,

tetapi tidak berlangsung lama. Itulah sebabnya kekebalan tubuh harus

dibentuk melalui pemberian imunisasi/vaksinasi ulangan pada bayi/anak

pada waktu – waktu yang sudah ditentukan (Robin, 2014).

2. Macam-macam Kekebalan
a. Kekebalan aktif yaitu imunitas timbul karena anak membuat sendiri zat

anti (penolak penyebab penyakit)

1) Kekebalan aktif alamiah ,anak menjadi imun setelah sembuh dari

penyakit tertentu (misalnya cacar)

2) Kekebalan aktif buatan,anak menjadi imun setelah diberikan

vaksin (mis vaksin Hepatitis B, BCG, Polio ,DPT)

b. Kekebalan pasif yaitu imunitas timbul ketika tubuh tidak membuat

sendiri zat anti kekebalan (kekebalan didapat)

1) Kekebalan pasif alamiah,imun yang didapat sejak lahir dari 12


ibunya dan akan menurun setelah kurang lebih 5 bln

(misalnya;morbili)

2) Kekebalan pasif buatan: anak menjadi imun setelah mendapat

suntikan serum imunitas misalnya TT (Toxoid Tetanus).

(Robin,2010).

3. Jenis-jenis Imunisasi yang diharuskan di Indonesia

a. Hepatitis B

b. BCG (Bacilus, Calmette, Guerin)

c. DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus)

d. Polio

e. Campak

f. TT (Tetanus Toksoid).

4. Manfaat Imunisasi
a. Untuk anak: Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan

kemungkinan Cacat atau kematian.

b. Untuk keluarga: Menghilangkan kecemasan dan stress akibat anak

sering sakit, mendorong keluarga untuk menciptakan kondisi bagi

anaknya untuk menjalani masa kanak-kanak yang ceria dan sehat.

c. Untuk Negara: Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa

yang kuat dan cerdas untuk melanjutkan pembangunan negara

5. Efek Samping Imunisasi

Imunisasi kadang dapat mengakibatkan efek samping, ini adalah tanda

baik yang membuktikan bahwa vaksin betul-betul bekerja secara


13
tepat. Efek samping yang biasa terjadi adalah:

a. BCG: Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil dan merah

ditempat suntikan. Setelah 2-3 minggu kemudian pembekakan menjadi

abses kecil dan kemudian menjadi luka dengan garis tengah ±10 mm,

luka akan sembuh sendiri dengan meninggalkan luka parut yang kecil.

b. DPT: Kebanyakan bayi menderita panas pada waktu sore hari setelah

mendapatkan Imunisasi DPT, tetapi panas akan turun dan hilang dalam

waktu 2 hari. Sebagian besar merasa nyeri, sakit, merah. Kalau

mendapatkan pengobatan khusus akan sembuh, bila gejala tersebut tidak

timbul, tidak perlu diragukan bahwa imunisasi tersebut Tidak

memberikan perlindungan dan Imunisasi tidak perlu di ulang.

c. POLIO: Jarang timbul efek samping.


d. Campak: Anak mungkin panas, kadang disertai dengan kemerahan 4-10

hari sesudah penyuntikan.

e. Hepatitis: Belum pernah dilaporkan adanya efek samping.

f. Tetanus Toksoid: Efek samping TT untuk ibu hamil tidak ada.

Perlu diingat efek samping Imunisasi jauh lebih ringan dari pada efek

penyakit bila bayi tidak diimunisasi (Robin, 2010).

C. Bawang Merah
14
1. Pengertian

Bawang merah adalah tanaman yang sangat dikenal oleh semua

masyarakat. Merupakan salah satu komoditas sayuran yang mempunyai arti

penting karena kandungan gizinya yang juga tinggi begitu pula nilai

ekonominya. Digunakan terutama sebagai bumbu masakan sehari – hari.

Termasuk sebagai salah satu makanan tertua dari budidaya tanaman lain, hal

ini dapat dibuktikan dengan penemuan peningalalan – peninggalan dari

bangsa mesir sebelum masehi, dengan tergambar bawang merah pada

patung dan tugu – tugu mereka. Paling baik penanaman bawang merah

dilakukan ditempat yang beriklim kering dan dengan suhu hangat (wiwied,

2018).

Bawang merah merupakan salah rahasia kelezatan kuliner asia tenggara

pada umumnya dan di indonesia pada khususnya. Hampir semua jenis

masakan menggunakan bawang merah ini sebagai salah satu bahan bumbu.

Memang, dengan menambah bawang merah cita rasa masakan akan lebih

nikmat, kuat dankhas. Tapi di luar peranannya sebagai bumbu masakan,


mamfaat bawang merah ini ternyata cukup kompleks utamanya yang

berkaitan dengan masalah kesehatan (Anonim, 2014)

2. Kandungan Bawang Merah

Bawang merah (AlliumCepa var. ascalonicum) mengandung gizi cukup

tinggi dan komposisinya lengkap. Dalam setiap 100 gr umbi bawang merah

mengandung 39,0 kalori, protein 1,5 gr, lemak 0,3 gr, karbohidrat 36,0 mg,

fosfor 40,0 mg, zat besi 0,8 mg, vitamin B1 0,03 mg, vitamin C 2,0 mg dan

air 88,0 mg. selain kaya akan kandungan gizi, umbi bawang merah
15
juga banyak mengandung senyawa kimia (Anonim, 2008)

Adapun senyawa – senyawa kimia yang terkandung dalam bawang merah,

antara lain proponaldehida, metil alcohol, dan propil merkapan. Di dalam

bawang merah (Allium cepa var. ascolonicum) terdapat ikatan asam amino

yang tidak berbau, tak berwarna dan larut dalam air, ikatan asam amino ini

disebut alliin. Dimana senyawa tersebut dapat berubah menjadi alicin.

Bersama dengan tiamin (vitamin B), alicin dapat membentuk allitiamin,

senyawa bentukan ini lebih mudah diserap oleh tubuh daripada viamin B

sendiri. Dengan demikian, alicin dapat membuat vitamin B lebih efisein

dimamfaatkan oleh tubuh.

3. Manfaat Bawang Merah

a. Memperkuat kekebalan tubuh

Mengkonsumbi bawang merah bisa memperkuat imun tubuh,

sehingga tubuh tidak mudah terkena flu, batuk, pilek dan penyakit

lainnya, bahwa bawang merah mengandung senyawa yang berfungsi


untuk meningkatkan respon kekebalan tubuh secara keseluruhan

(Anonim, 2017).

Senyawa yang terkandung di dalam bawang merah juga berfungsi

sebagai antibakteri, antijamur, dan berfungsi untuk menangkal virus. Hal

ini sangat penting agar kekebalan tubuh bisa berjalan denga baik

(Anonim, 2017).

Kandungan flavonoid yang ditemukan didalamnya bermamfaat

untuk imun tubuh. Allicin yang merupakan senyawa antioksidan kuata

berfungsi secara efektif untuk menghancurkan pathogen yagn

melemahkan sistem kekebalan tubuh (Jaelani, 2007).


16
b. Untuk melindungi organ jantung

Bawang merah dapat menjaga kestabilan tekanan darah, sehingga

akan terhindar masalah hipertensi dan penyumbatan arteri. Dari laman

indiatimes.com bawang merah berkhasiat mencegah penyakit jantung

menurut para ilmuwan (Jaelani, 2007).

c. Mencegah kanker

Bawang merah memiliki kandungan vitamin A yang juga sebagai

antioksidan, berfungsi untuk mencegah kanker, salah satunya yaitu jenis

kanker rongga mulut. Bawang merah berkhasiat untuk mencegah jenis

kanker hari. Kandungan bawang merah bekerja untuk menghancurkan

sel – sel kanker (Jaelani, 2007).

d. Membantu mengatasi diabetes


Kandungan phyto – kimia berupa Alil disulfide dan Allium, kedua

senyawa tersebut berfungsi untuk melawan penyakit diabetes. Konsumsi

bawang merah membantu mengurangi kadar gula didalam tubuh,

sehingga bisa masalah yang ditimbulkan penyakit diabetes (Wiwied,

2018)

e. Menjaga kesehatan otak

Manfaat konsumsi bawang merah mampu meningkatkan fungsi

otak, serta mencegah resiko penyakit Alzheimer. Penelitian menemukan

bahwa konsumsi bawang meningkatkan kemampuan otak, hal itu karena

di dalam bawang terkandung zat antioksidan yang berkhasiat untuk

memperkuat memori dan menangkal resiko penyakit otak


17
degenerative (Wiwied, 2018).

f. Menyembuhkan sembelit

Kandungan di dalam bawang merah memiliki fungsi untuk

membantu proses pembuangan racun dari dalam tubuh. Pada sebuah

artikel yang berjudul onions & digestion, menyebutkan bahwa bawang

(termasuk bawang merah) memiliki mamfaat sebagai pengobatan herbal

(Anonim, 2017).

Bawang mengandung inlulin yang merupakan serat, mamfaatnya

untuk memungkinkan tubuh mempertahankan bakteri baik dan sehat,

disamping itu zat yang terkandung di dalam bawang merah juga

berfungsi untuk membunuh bakteri jahat.

g. Bawang merah untuk bayi


Campuran bawang merah dan minyak telon mampu mengobati

kembung bayi. dr Melisa Anggraini menjelaskan bahwa

mengkombinasikan minyak telon dan bawang merah untuk mengobati

kembung adalah cara tradisional yang sebenarnya populer di masyarakat.

Dan juga menurut dr melisa bawang merah yang dicampurkan minyak

telon berfungsi untuk menghangatkan perut bayi (Anonim, 2017).


18
h. Menyembuhkan demam

Bawang merah memiliki kandungan kalium, sulfur, serat, vitamin B

dan Vitamin C. selain itu bawang merah rendah lemak, kolesterol dan

sodium. Bawang merah untuk pengobatan, guna mengatasi penyakit

seperti demam, sakit tenggorokan, pilek, batuk dan alergi. Campuran

madu dan bawang merah yang dihaluskan mampu menyembuhkan

penyakit tersebut (Tusilawati, 2010).

Untuk mengatasi demam, maka irisan bawang merah ditaruh diatas

dahi yang sedang demam. Efeknya mungkin akan sedikit menimbulkan

rasa pedih, tetapi cara ini ampuh untuk menurunkan demam.

Menurut dokter spesialis anak Meta Hanindita, bawang merah

memiliki efek melebarkan pembuluh darah atau vasodilatasi. Efek

tersebut bisa jadi menurunkan suhu tubuh anak demam.

Bawang merah mengandung senyawa organic yaitu Allylcysteine

sulfoxide (Alliin). Bawang merah yang digerus akan melepaskan enzim

alliinase yang berfungsi sebagai katalisator untuk alliin yang akan

bereaksi dengan senyawa lain misalnya kulit yang berfungsi


menghancurkan bekuan darah (Utami,2013). Kandungan minyak atsiri

dalam bawang merah juga dapat melancarkan peredaran darah sehingga

peredaran darah menjadi lancar. Kandungan lain dari bawang merah

yang dapat menurunkan suhu tubuh adalah florogusin, sikloaliin,


19
metialiin, dan kaemferol (Tusilawati, 2010)

Gerusan bawang merah dipermukaan kulit membuat pembuluh

darah vena berubah ukuran yang diatur oleh hipotalamus anterior untuk

mengontrol pengeluaran panas, sehingga terjadi vasodilatasi (pelebaran)

pembuluh darah dan hambatan produksi panas. Darah didistribusi

kembali ke pembuluh darah permukaan untuk meningkatkan

pengeluaran panas. Terjadinya vasodilatasi ini menyebabkan

pembuangan panas melalui kulit meningkat, pori – pori membesar, dan

pengeluaran panas secara evaporasi(berkeringat) yang diharapkan akan

terjadi penurunan suhu tubuh mencapai keadaan normal kembali (Potter

dan Perry, 2009).

Prosedur kompres bawang merah pada anak demam:

1. Memperkenalkan diri

2. Menjelaskan tentang prosedur tindakan kepada orang tua anak

3. Sebelum dilakukan kompres bawang merah dilakukan informed

consent kepada wali responden

4. Menyiapkan peralatan tindakan kompres bawang merah yaitu

bawang merah, pisau, tempat tumbukan, bawang merah, minyak


kelapa, thermometer, sendok, washlap bersih, air bersih, lembar

observasi.

5. Mencuci tangan

6. Menyiapkan 4 siung bawang merah

7. Menumbuk bawang merah hingga halus

8. Aduk rata dengan minyak kelapa sebanyak 2 ml

9. Melakukan pengukuran suhu pada anak demam

10. Mencatat hasil pengukuran pada lembar observasi

11. Memberikan tumbukan bawang merah pada daerah ketiak kanan dan

kiri selama 20 menit

12. Membersihkan daerah ketiak kanan dan kiri dari tumbukan


20
bawang merah lalu bersihkan dengan air bersih.

13. Melakukan pengukuran kembali suhu tubuh anak

14. Mencatat pada lembar observasi

D. Landasan Teori / Kerangka Konsep

a. Landasan Teori

Bawang merah memiliki kandungan kalium, sulfur, serat, vitamin B

dan Vitamin C. selain itu bawang merah rendah lemak, kolesterol dan

sodium. Bawang merah untuk pengobatan, guna mengatasi penyakit

seperti demam, sakit tenggorokan, pilek, batuk dan alergi. Campuran madu

dan bawang merah yang dihaluskan mampu menyembuhkan penyakit

tersebut.
Gerusan bawang merah dipermukaan kulit membuat pembuluh darah

vena berubah ukuran yang diatur oleh hipotalamus anterior untuk

mengontrol pengeluaran panas, sehingga terjadi vasodilatasi (pelebaran)

pembuluh darah dan hambatan produksi panas. Darah didistribusi kembali

ke pembuluh darah permukaan untuk meningkatkan pengeluaran panas.

Terjadinya vasodilatasi ini menyebabkan pembuangan panas melalui kulit

meningkat, pori – pori membesar, dan pengeluaran panas secara

evaporasi(berkeringat) yang diharapkan akan terjadi penurunan suhu

tubuh mencapai keadaan normal kembali (Potter dan Perry,2009).

21

b. Kerangka Konsep Penelitian

Pretest Intervensi Postest

Kompres
bawang merah

Suhu Tubuh Anak Suhu Tubuh Anak


Demam setelah imunisasi Demam setelah
sebelum kompres imunisasi sesudah
bawang merah kompres bawang
merah

E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah ada pengaruh kompres bawang merah

terhadap suhu tubuh anak demam setelah imunisasi.

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian menggunakan Quasi Eksperimen (eksperimen semu)

dengan desain penelitian one group pretest dan posttest design. Bentuk

rancangan penelitian ini adalah:

Pretest Perlakuan Posttest

01 X 02

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian

Ket:
01: Pengukuran suhu tubuh anak demam setelah imunisasi sebelum kompres

bawang merah.

X : Perlakuan dengan tindakan kompres bawang merah pada anak demam

02: Pengukuran suhu tubuh anak demam setelah imunisasi sesudah kompres

bawang merah.

B. Variabel Penelitian

1. Variable Bebas (Independen Variabel) adalah Kompres bawang merah

2. Variabel Terikat (Dependent Variabel) adalah suhu tubuh anak demam

setelah imunisasi.

23

22
C. Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara/alat Skor / Skala


Operasional Ukur Kategori
Variabel Bayi umur 2- Lembar - -
Independen: 24 bulan observasi
Kompres setelah
Bawang imunisasi
Merah DPT-Hepatitis
B (HB)
kembali
kerumah,
diukur Suhu
Tubuh demam
(suhu >
37,5℃),
dilakukan
kompres
bawang merah
sebanyak 4
siung yang
sudah
dihaluskan di
taruh pada
ketiak selama
20 menit,
kemudian suhu
tubuh di ukur.
Variable Suhu tubuh Thermometer Suhu tubuh Interval
Dependen : anak demam yang normal 36,5º
Suhu tubuh setelah diletakkan di C – 37,5ºC
anak setelah imunisasi DPT aksila anak Tidak demam
imunisasi – Hepatitis B demam. Skor: 1
(suhu >
37,5ºC) Suhu tubuh
tidak normal
> 37,5 º C
Demam
Skor: 2
Gambar 3.1 Definisi Operasional

24

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi yang digunakan berjumlah 100 anak yang datang imunisasi di

Puskesmas Bailang Kota Manado pada bulan Januari – Juli 2019.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap

mampu mewakili seluruh populasi. Besar sampel adalah 15 orang yang

sesuai dengan kriteria inklusi dan merupakan sampel minimal dalam

penelitian eksperimen.
Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode nonprobability sampling yaitu accidental sampling.

Tehnik accidental sampling adalah dilakukan dengan mengambil kasus atau

responden yang kebetulan ada atau tersedia disuatu tempat sesuai dengan

konteks penelitian di Puskesmas Bailang Kota Manado dari Juni – Juli 2019

dengan kriteria:

a. Umur 2 bulan – 24 bulan

b. Orang tua bersedia anaknya menjadi responden

c. Belum pernah dilakukan tindakan pemberian kompres bawang merah

untuk menurunkan demam.

d. Responden dikunjungi dirumah 25

e. Responden atau anak di imunisasi di Puskesmas Bailang Kota Manado.

Menurut Gay dalam Fathnur. S (2017) jumlah sampel untuk penelitian

eksperimental minimal 15 sampel, sehingga rumus perhitungan sampel untuk

penelitian eksperimental sederhana yaitu:

(t-1)(r-1) >15

Ket:

t: Banyak Kelompok Perlakuan

r: Jumlah Replikasi

E. Instrumen Penelitian

1. Pengukur suhu (thermometer) merupakan alat ukur untuk mengukur suhu

tubuh anak demam.


2. Lembar observasis yang berisi tentang biodata pasien untuk keperluan

penelitian.

3. Bawang merah yang telah digerus / ditumbuk

F. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh adalah data primer yang didapatkan langsung melalui

hasil pemeriksaan suhu tubuh anak demam setelah imunisasi dan dilakukan

kunjungan rumah di Puskesmas Bailang Kota Manado pada periode Juni – Juli

2019.

26

Proses pengumpulan data:

1. Mengajukan surat permohonan izin melaksanakan penelitian di Puskesmas

Bailang Kota Manado.

2. Menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian

3. Meminta persetujuan wali responden untuk menjadi responden dengan

menandatangani informed consent.

4. Setelah bersedia wali responden mengisi data diri melalui wawancara

5. Menjelaskan metode yang akan dilakukan oleh peneliti kepada wali dan

responden.

6. Peneliti melakukan pengukuran suhu tubuh anak demam setelah imunisasi

7. Responden di berikan kompres bawang merah


8. Setelah di kompres bawang merah di ukur kembali suhu tubuh anak yang

telah diberikan kompres bawang merah untuk mengetahui perbedaan suhu

sebelum dan setelah diberikan kompres bawang merah.

G. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Bailang Kota Manado bulan Januari

– Juli 2019.

H. Jalannya Penelitian

1. Tahap Persiapan

a. Melakukan survei pendahuluan untuk mengumpulkan dan


27
mengidentifikasi masalah.

b. Pengumpulan referensi di perpustakaan, toko buku dan internet

c. Memilih lokasi penelitian

d. Survey lokasi penelitian

e. Pengurusan surat ijin penelitian

f. Pengurusan ijin KEPK

g. Menyusun Proposal

h. Seminar Proposal

2. Tahap Pelaksanaan

Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kompres bawang merah

kepada anak demam setelah imunisasi di Puskesmas Bailang Kota Manado.

3. Tahap Pelaporan
a. Konsultasi Skripsi

b Seminar Hasil

c. Perbaikan Skripsi

d. Ujian Komprehensif

e. Perbaikan

f. Pengesahan Skripsi

I. Analisis Data

Setelah data diperoleh kemudian dilakukan analisis data yaitu: 28

1. Analisis Univariat

Dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian yang dihasilkan dalam

hal ini adalah variabel dependent yaitu suhu tubuh anak sebelum dan

sesudah diberikan tindakan kompres bawang merah.

2. Analisis Bivariat

Dilakukan untuk mengetahui adanya perubahan suhu tubuh sebagai akibat

pemberian kompres bawang merah melalui dua variable yaitu variable

sebelum dilakukan kompres bawang merah dan sesudah dilakukan kompres

bawang merah dengan tehnik analisa menggunakan bantuan software

statistic computer melalui uji Paired sample t-test dengan syarat data harus

homogen dan uji normalitas.

J. Etika Penelitian

1. Lembar persetujuan (informed consent)


Lembar persetujuan disampaikan kepada calon responden, peneliti

menjelaskan maksud dan tujuan penelitian, apabila calon responden

bersedia menjadi responden, maka peneliti memohon kesediaan untuk

menandatangani lembar persetujuan. Bila calon responden tidak bersedia,

peneliti tidak boleh memaksakan dan harus menghormati hak calon

responden.

2. Tanpa nama (Anonymity)

Peneliti tidak mencantumkan nama responden hanya menulis kode nama

(inisial)

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Keadaan Geografis

Puskesmas Bailang adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan

yang berada di Kelurahan Bailang Kecamatan Bunaken Kota Manado.

Puskesmas Bailang mempunyai batas – batas wilayah sebagai berikut:

1) Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Kecamatan Wori

Kabupaten Minahasa Utara

2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tuminting

3) Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Sulawesi

4) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Mapanget

b. Wilayah Kerja
Puskesmas Bailang memiliki wilayah kerja sebagai berikut:

1) Kelurahan Bailang

2) Kelurahan Molas

c. Luas Wilayah

Puskesmas Bailang memiliki luas wilayah 16,62 km2, yang terbagi 2

kelurahan yaitu:

1) Kelurahan Bailang : 7,50 km2

2) Kelurahan Molas : 9,12 km2

30

29
d. Ketenagaan Puskesmas

Jumlah tenaga kesehatan Puskesmas Bailang tahun 2019 berjumlah

42 orang terdiri atas:

1) Dokter Umur : 5 orang

2) Dokter Gigi : 1 orang

3) Perawat Gigi : 2 orang

4) Perawat : 13 orang

5) Bidan : 9 orang

6) Kesehatan Lingkungan : 3 orang

7) Gizi : 2 orang

8) Farmasi : 3 orang

9) Tenaga Administrasi : 3 orang

10) Sopir : 1 orang


e. Sarana dan Prasarana

Puskesmas Bailang selain gedung Puskesmas juga memiliki sarana

dan prasarana sebagai berikut:

1) Puskesmas pembantu (PUSTU) : 2 gedung

2) Posyandu : 14 posyandu

3) Mobil Puskesmas Keliling : 1 buah

2. Gambaran Umum Responden

a. Umur

Gambaran distribusi frekuensi responden berdasarkan umur 31

disajikan dalam tabel 4.1:

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan umur pada anak

balita demam setelah imunisasi di Puskesmas Bailang Kota

Manado

No Usia Frekuensi Presentase (%)

(N=15)

1 0-12 Bulan 14 93,3

2 1-5 Tahun 1 6,7

Jumlah 15 100

Keterangan Tabel 4.1 diketahui data primer usia responden terbanyak

adalah pada usia 0–12 bulan sebanyak 14 orang (93,3%), usia 1–5 tahun

1 responden (6,6 %).

g. Jenis Kelamin
Gambaran distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin

disajikan dalam tabel 4.2

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

pada Anak Balita Demam Setelah Imunisasi di Puskesmas

Bailang Kota Manado

32

No Jenis Kelamin Frekuensi Presentase

(N=15)

1 Laki – Laki 8 53,3

2 Perempuan11 7 46,7

Jumlah 15 100

Keterangan tabel 4.2 diketahui data primer jenis kelamin responden laki –

laki sebanyak 8 orang (53,3 %) dan Perempuan sebanyak 7 orang (46,7%).

3. Analisis Univariat

Gambaran suhu tubuh anak demam setelah imunisasi responden sebelum

dan sesudah di berikan kompres bawang merah disajikan dalam tabel 4.3:

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan suhu tubuh sebelum dan

sesudah intervensi dengan kompres bawang merah di

Puskesmas Bailang Kota Manado

No Suhu Tubuh Pretest Postest


Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase

(N=15) (%) (N=15) (%)

1 Demam 15 100

2 Tidak Demam 15 100

Jumlah 15 100 15 100

Keterangan tabel 4.3 diketahui data primer suhu tubuh sebelum dilakukan

intervensi adalah demam (> 37,5°C) sebanyak 15 responden dengan

presentase sebesar 100 %. Sesudah dilakukan intervensi suhu tubuh tidak

demam (< 37,5°C) sebanyak 15 responden (100%).


33
4. Analisis Bivariat

Berdasarkan data hasil penelitian yang berhasil dikumpulkan selanjutnya

dilakukan uji homogenitas hasil signifikan 0,620 > 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa kedua kelompok data mempunyai varian sama atau

homogeny dan juga dilakukan uji normalitas data. Secara statistic untuk

mendeteksi normalitas data dilakukan uji Shapiro Wilk didapatkan bahwa

kedua data berdistibusi normal. Setelah dilakukan uji homogenitas dan

normalitas kemudian data di uji dengan t berpasangan.

Tabel 4.4 Pengaruh Kompres Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu

Tubuh Anak Demam Setelah Imunisasi di Puskesmas Bailang

Kota Manado.

Pengaruh Kompres Mean Std. Deviasi t Signifikasi

Bawang Merah

Pre test 37,713 0,1457 8,546 0,000


Post test 37,080 0,2859

Hasil analisis didapatkan bahwa nilai rata – rata pada pre intervensi kompres

bawang merah adalah 37,713 Dengan standar deviasi (SD) 0,1457. sedangkan

rata – rata post intervensi tindakan kompres bawang merah 37,080 dengan

standar deviasi (SD) 0,2859 menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan

mean sebelum dan sesudah tindakan pemberian kompres bawang merah. t =

8,546 dan nilai p = 0,001 menunjukkan terdapat perbedaan suhu tubuh

sebelum kompres dan setelah kompres sehingga dapat diketahui bahwa

terdapat perubahan signifikan kompres bawang merah terhadap penurunan

suhu tubuh anak demam setelah imunisasi.

34

B. Pembahasan

1. Gambaran Usia Responden

a. Usia

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 15 responden anak balita

demam setelah imunisasi di Puskesmas Bailang Kota Manado dapat

diketahui bahwa usia minimal adalah 2 bulan dan usia maksimal adalah

18 bulan (1 tahun 6 bulan). Peneliti mengkatogerikan umur responden

0-5 tahun, dimana regulasi suhu tubuh belum stabil sampai anak – anak

mencapai masa pubertas sehingga mudah mengalami demam. Rentan


suhu normal akan turun secara berangsur sampai seseorang mendekati

masa lansia. Suhu tubuh bayi dapat berespons secara drastic terhadap

perubahan suhu lingkungan. Produksi panas akan meningkat seiring

dengan pertumbuhan bayi memasuki anak –anak.

b. Jenis Kelamin

Hasil penelitian menunjukkan responden berjenis kelamin laki –

laki dan Perempuan 7, selain jenis kelamin factor lain yang dapat

mempengaruhi daya tahan tubuh seperti lingkungan, gizi, penyakit dan

sebagainya. Menurut Dr Maya Saleh estrogen pada perempuan

mempengaruhi untuk meningkatkan kekebalan / imunitas, itulah

sebabnya dapat terlihat dari hasil penelitian diatas laki – laki lebih
35
banyak yang demam setelah imunisasi dibandingkan wanita.

1. Analisis Univariat

Hasil penelitian pada 15 responden diketahui suhu tubuh

responden sebelum dilakukan kompres bawang merah semuanya

mengalami demam / suhu diatas 37,5 °C sebanyak 15 orang

(100%) yang berarti semua mengalami demam. Demam yang

dirasakan oleh responden merupakan suatu perasaan tidak

menyenangkan yang merupakan respon individu yang menyertai

setelah dilakukan penyuntikan imunisasi. Demam yang dirasakan

di sebabkan oleh adanya reaksi tubuh terhadap bakteri atau virus

yang telah dilemahkan dimasukan kedalam tubuh responden


melalui suntikan imunisasi dengan tujuan untuk membuat

responden kebal terhadap penyakit tertentu.

Sesudah dilakukan tindakan kompres bawang merah pada

aksila masing – masing responden selama 20 menit didapatkan

hasil yang cukup baik. Pada tabel 4.2 tampak keseluruhan

responden mengalami penurunan suhu tubuh yaitu kembali normal.

Pendamping ibu dan keluarga juga dapat menjadi salah satu factor

yang dapat membantu dalam proses pemberian kompres bawang

merah selama 20 menit, dengan kehadiran seorang ibu dan

keluarga membuat responden merasa nyaman dan tenang saat

diberikan tindakan. 36

2. Analisis Bivariat

Dari hasil uji t berpasangan untuk melihat apakah kompres

bawang merah efektif untuk menurunkan suhu tubuh anak demam

setelah imunisasi di Puskesmas Bailang Kota Manado didapatkan

nilai mean sebelum perlakuan 37,713 dan setelah perlakuan mean

37,080 memperlihatkan adanya penurunan 633. Standar deviasi

sebelum perlakuan 0,1457 menandakan bahwa sebaran data

homogens dan setelah perlakuan terjadi peningkatan standar

deviasi 0,2859 menandakan terjadi penyebaran data. Nilai t hitung

menunjukkan 8,547 dan nilai p < α, yaitu 0,001 < 0,05 berarti Ha

di terima. Dengan hasil ini memperlihatkan bahwa kompres


bawang sangat berpengaruh menurunkan suhu tubuh anak 37
demam setelah imunisasi.

Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan kompres bawang

merah memiliki kontribusi yang besar untuk menurunkan suhu

tubuh anak balita demam setelah imunisasi, hal ini dapat terjadi

dengan beberapa kemungkinan diantaranya teori yang dikatakan

oleh Perry and Potter (2009) Gerusan bawang merah dipermukaan

kulit membuat pembuluh darah vena berubah ukuran yang diatur

oleh hipotalamus anterior untuk mengontrol pengeluaran panas,

sehingga terjadi vasodilatasi (pelebaran) pembuluh darah dan

hambatan produksi panas. Darah didistribusi kembali ke pembuluh

darah permukaan untuk meningkatkan pengeluaran panas.

Terjadinya vasodilatasi ini menyebabkan pembuangan panas

melalui kulit meningkat, pori – pori membesar, dan pengeluaran

panas secara evaporasi(berkeringat) yang diharapkan akan terjadi

penurunan suhu tubuh mencapai keadaan normal kembali (Potter

dan Perry,2009).

Bawang merah mengandung senyawa organic yaitu

Allylcysteine sulfoxide (Alliin). Bawang merah yang digerus akan

melepaskan enzim alliinase yang berfungsi sebagai katalisator

untuk alliin yang akan bereaksi dengan senyawa lain misalnya kulit

yang berfungsi menghancurkan bekuan darah (Utami,2013). Dan

Menurut dokter spesialis anak Meta Hanindita, bawang merah


memiliki efek melebarkan pembuluh darah atau vasodilatasi.
38
Efek tersebut bisa jadi menurunkan suhu tubuh anak demam.

Hasil Penelitian ini sejalan dengan Cahyaninggrum 2014

yangn menyatakan bahwa cara menurunkan demam juga dapat

dilakukan secara non farmakologik, yaitu dengan penggunaan

energy panas melalui metode konduksi (perpindahan panas) dan

evaporasi (penguapan). Salah satu metode tradisional untuk

mengendalikan demam pada anak dengan metode konduksi dan

evaporasi yaitu menggunakan bawang merah untuk mengompres.

Hal ini disebabkan karena bawang merah mengandung senyawa

sulfur organic yaitu Allylcysteine sulfoxide (Alliin) yang berfungsi

menghancurkan pembentukan pembekuan darah. Hal tersebut

membuat peredaran darah lancar sehingga panas dari dalam tubuh

dapat lebih mudah disalurkan ke pembuluh darah tepi. Senyawa

Alliin mempunyai sifat mudah menguap terutama pada suhu 20ºC

hingga 40ºC. (Cahyaningrum, 2014)

Hasil penelitian ini juga sependapat dengan penelitian Etika

(2017) yang mengatakan bahwa ada pengaruh kompres bawang

merah terhadap penurunan suhu tubuh anak demam, hasil penelitan

ini adalah kompres bawang merah efektif dilakukan untuk

menurunkan suhu tubuh anak demam setelah imunisasi,

diharapkan kepada pihak Puskemas Bailang Petugas Kesehtan di

Ruang Imunisasi untuk dapat menerapkan tehnik kompres bawang


merah dalam memberikan asuhan kepada anak balita yang demam

setelah imunisasi sebagai salah satu cara untuk menurunkan suhu

tubuh.

3. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian ini adalah penelitian ini hanya

menggunakan one grup pretest dan posttest design only tanpa

kelompok kontrol sehingga tidak diketahui intensitas nyeri pada

kelompok kontrol atau kelompok pembanding.

BAB V. KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka

dapat disimpulkan:

1. Suhu tubuh anak demam sebelum diberikan kompres bawang merah < 37,5

°C setelah diimunisasi semuanya mengalami demam yaitu suhu tubuh

anak > 37,5 °C.

2. Suhu tubuh setelah anak dilakukan kompres bawang merah semua anak

mengalami penurunan kembali ke suhu tubuh normal yaitu < 37,5 °C.

3. Kompres bawang merah efektif menurunkan suhu tubuh setelah imunisasi

nilai p = 0,001. value < α, yaitu 0,001 < 0,05 sehingga dapat di simpulkan
Ha diterima, yaitu kompres bawang merah efektif untuk menurunkan suhu

tubuh anak demam setelah imunisasi di Puskesmas Bailang Kota Manado.

B. SARAN

1. Bagi Peneliti

Dapat dijadikan sebagai pedoman dan dipraktekkan dalam

memberikan pelayanan pada anak balita setelah imunisasi yang

mengalami demam dapat menggunakan kompres bawang merah sebagai

salah satu cara untuk menurunkan suhu tubuh anak demam.

2. Bagi Petugas Kesehatan 40

Agar dapat merekomendasikan kepada bidan atau perawat untuk

menggunakan teknik kompres bawang merah sebagai salah satu cara untuk

menurunkan suhu tubuh anak demam. Bagi petugas imunisasi


39
diharapkan tidak lagi menggunakan cara farmakologi untuk

menurunkan suhu tubuh anak demam tapi dapat menggunakan cara

tradisional yaitu bawang merah untuk menurunkan suhu tubuh anak

demam.

3. Bagi Institusi

Dijadikan sebagai salah satu bahan acuan bagi mahasiswa lain untuk

menggunakan bawang merah sebagai salah satu tanaman yang dapat

digunakan untuk menurunkan suhu tubuh anak demam. Dan dapat

dijadikan bahan acuan bagi peneliti selanjutnya.

4. Bagi Orang Tua Responden


Dapat menggunakan kompres bawang merah bagi anak mereka saat

mengalami demam setelah imunisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2008). Pedoman Bertanam Bawang Merah. Yrama Widia. Bandung

Anonim, (2014). Pemerintah Kabupaten Samosir,


http://samosirkab.go.id/index.php?option=com content & view=
article&id=141&itwmi d=56&1ang=en (diakses 16 februari 2019)

Anonim, (2017). Khasiat Bawang Merah Untuk Kesehatan.


http://caraserbahemat.blogspot.com. diakses 20 februari 2019

Anonim. (2017). Pengaruh Kompres Bawang Merah Terhadap Suhu Tubuh Anak
Demam.http://coldplayer.info. diakses 20 februari 2019

Anonim. (2018). Kerokan Pakai Bawang Merah Bisa Redakan Demam Anak.
http://www.liputan6.com/healt/read/3365913. diakses 20 februari
2019
Arisandi, Yohana dan Adriani, Yofita. (2012). Therapy Herbal Pengobatan
Berbagai Penyakit. Cet 6. Jakarta: Eska Media

Ayu, I. E. Winda, I. Mulyanti. Kompres Air Hangat pada Daerah Aksila dan Dahi
Terhadap Penurunan Suhu Tubuh pada Pasien Demam di PKU
Muhammadiyah Kutoarjo. Stikes Alma Ata Yogyakarta

Cahyaningrum, E.D. (2014). Efektifitas Kompres Hangat dan Kompres Bawang


Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak Demam.

Cahyaningrum, E. D. (2016). Penatalaksanaan Anak Demam Oleh Orang Tua di


Puskesmas Kembaran I Banyumas. Jurnal Kesehatan,
Keperawatan, Dan Kebidanan Viva Medika, Vol,09

Depkes. (2009). Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi, Depkes. Jakarta.

Estu, R. Nur, B. (2009). Bawang Merah.PT Penebar Swadaya


42
Etika, D, C. (2017). Pengaruh Kompres Bawang Merah Terhadap Suhu
Tubuh Anak Demam. Stikes Harapan Bangsa Purwokerto

Etika, D. C. (2018). Keterpaparan Informasi Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu


Tentang Penanganan Demam Pada Anak. Stikes Harapan
Bangsa. Purwokerto 41

Fathnur, S. (2017). Metodologi Penelitian Farmasi Komunitas dan Eksperimental.


Deplublish. Yogyakarta.

First Aid. (2017). Pertolongan Pertama Sebelum Ke Dokter. G-MEDIA,


Yoqyakarta: Rapha Publishing.

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2012) Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1.


Jakarta:Salemba Medika

Jaelani. (2007). Khasiat Bawang Merah. Kanisius.Yoqyakarta

Karina,I.P. Sri, H. Muslim,A.B (2013). Perbedaan Efektifitas Kompres Air Hangat


dan Kompres Air Biasa Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada
Anak Dengan Demam di RSUD Tugurejo Semarang. Semarang
Lestari, H. (2016). Mengatasi Penyakit Pada Anak Dengan Ramuan
Tradisional.Agromedia

Nelson, (2012). Ilmu Kesehatan Anak. Volume 2. Jakarta:EGC

Nice Clinical Guidelines (2007). CG47 Feverish illness in young children: Quick
reference. London

Notoatmodjo, S (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineke Cipta. Jakarta

Potter dan Perry. (2009). Buku Ajar Fundamental Keperawatan:Konsep,Proses &


Praktek. Edisi 4. Vol 1. Jakarta: EGC

Rachmad, Sri Suryani, dan Paulus Lobo Gares. (2012). Penentuan Efektifitas
Bawang Merah dan Ekstrak Bawang Merah (Allium Cepa Var.
ascalonicum) dalam Menurunkan Suhu Badan. Program Studi
Fisika, Jurusan Fifika, Fakultas MIPA, UNHAS Makassar.

Redaksi Agromedia (2008). Buku Pintar Tanaman Obat. PT Agromedia 43

Pustaka

Robin, D (2010). Buku Saku Ilmu Kesehatan Anak, EGC. Jakarta.

Robin, D (2014). Panduan Imunisasi Anak.Buku Kompas. Jakarta

Ranuh,I,G,N. Hariyono,S. Sri, R.S.H. Cissy,B,K. Ismodijanto. Soejatmiko. (2008).


Pedoman Imunisasi Di Indonesia. Satgas Imunisasi. IDAI

Rinawati, Mulyani. (2013). Faktor – faktor yang Berhubungan Dengan Pemberian


Imunisasi Dasar Pada Bayi. Jurnal Promosi Kesehatan
Sodikin, (2012). Prinsip Perawatan Demam Pada Anak. Jakart. EGC

Soedibyo, S. Souvriyanti, E (2006). Gambaran Persepsi Orang Tua tentang


Penggunaan Antipiretik Sebagai Obat Demam. Pediatri Volume 8.
Jakarta

Sumarmo, Poorwo, dkk (2010). Buku Ajar Infeksi & Pediatrik Tropis Edisi Kedua.
Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia
Suyono. (2012). Efektifitas Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada
Anak Usia Febris usia 1-5 tahun.

Tugi, O. (2018). Penerapan Kompres Bawang Merah Di Daerah Aksila Untuk


Menurunkan Demam Pada Balita umur 1-5 Tahun di BPM Sri
Jumiyati AMd.Keb Kecamatan Buluspesantren Kabupaten
Kebumen. Stikes Muhammadiyah Gombang

Tusilawati, Berliana. (2010). 15 Herbal Paling Ampuh. Yogyakarta: Aulia


Publishing

Utami, Prapti dan Mardiana, Lina. (2013). Umbi Ajaib Tumpas Penyakit. Cetakan
1. Jakarta: Penebar Swadaya

Wardiyah, A. Setiawati. Umi, R. (2016). Efektifitas Pemberian Kompres Hangat


dan Tepid Sponge Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak yang
Mengalami Demam di Ruang Alamanda RSUD dr H Abdul Muluk
Provinsi Lampung 2016.

Widjaja. (2016). Mencegah dan Mengatasi Demam Pada Balita. Kawan Pustaka

Wiwiek,E. (2018). Tanaman dan Kesehatan. Indomedia Pustaka

LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
PERMOHONAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN
Efektifitas Kompres Bawang Merah Terhadap Suhu Tubuh Anak Demam
Setelah Imunisasi Di Puskesmas Bailang Kota Manado

Kepada Yth:
Responden
....................................
Di
Tempat

Dengan hormat.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa DIV Kebidanan
Politehnik Kesehatan Kemenkes Manado.
Nama : Jurike Enggelina Emelia Laoh
NIM : 711530118033
Saya mengadakan Penelitian dengan judul
“Efektifitas Bawang Merah Terhadap Suhu Tubuh Anak Demam Setelah Imunisasi
Di Puskesmas Bailang Kota Manado”
Tujuan Penelitian: untuk mengetahui apakah Kompres bawang Merah dapat
Menurunkan Suhu tubuh anak demam setelah imunisasi di puskesmas bailang.
Manfaat Penelitian:
1. Bagi puskesmas bailang
Dapat dijadikan masukan bagi petugas kesehatan khususnya bidan atau
perawat imunisasi untuk menggunakan bahan-bahan alami seperti bawang
merah untuk menurunkan demam pada anak balita setelah imunisasi.
2. Bagi responden
Bahan masukan bagi orang tua anak balita bahwa bawang merah dapat
digunakan sebagai kompres untuk menurunkan demam pada anak mereka,
sehingga tidak menggunakan paracetamol untuk pereda demam anak mereka.
Bersama ini saya mohon kesediaan ibu untuk menandatangani lembar
persetujuan tindakan dan menjawab pertanyaan sesuai dengan jawaban
responden dan kerahasiaannya digunakan untuk kepentingan penelitian.

Atas bantuannya saya ucapkan terima kasih.

Manado, Juni 2019


Hormat Saya
Jurike Enggelina Emelia Laoh
NIM: 711530118033

Lampiran 3

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN


Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Hubungan dengan responden :

Umur :

Alamat :

Menyatakan menyetujui anak saya untuk menjadi responden penelitian dengan


judul “Efektifitas Bawang Merah Terhadap Suhu Tubuh Anak demam setelah
Imunisasi di Puskesmas Bailang Kota Manado“ yang akan dilakukan mahasiswa
Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado Jurusan Kebidanan Program Study
Sarjana Sains Terapan

Nama : Jurike Enggelina Emelia Laoh

NIM : 711530118033
Demikian persetujuan dari saya.

Hormat saya
Manado, Juni 2019

Jurike Enggelina Emelia Laoh


NIM: 711530118033 Wali Responden

Lampiran 4

Prosedur Penelitian “Efektifitas Kompres Bawang Merah terhadap Suhu Tubuh


Anak Demam setelah Imunisasi Di Puskesmas Bailang Kota Manado”
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tentang prosedur tindakan kepada orang tua anak
3. Sebelum dilakukan kompres bawang merah dilakukan informed consent
kepada wali responden
4. Menyiapkan peralatan tindakan kompres bawang merah yaitu bawang
merah, pisau, tempat tumbukan, bawang merah, minyak kelapa,
thermometer, sendok, washlap bersih, air bersih, lembar observasi.
5. Mencuci tangan
6. Menyiapkan 4 siung bawang merah
7. Menumbuk bawang merah hingga halus
8. Aduk rata dengan minyak kelapa sebanyak 2 ml
9. Melakukan pengukuran suhu pada anak demam
10. Mencatat hasil pengukuran pada lembar observasi
11. Memberikan tumbukan bawang merah pada daerah ketiak kanan dan kiri
selama 20 menit
12. Membersihkan daerah ketiak kanan dan kiri dari tumbukan bawang merah
lalu bersihkan dengan air bersih.
13. Melakukan pengukuran suhu kembali pada anak
14. Mencatat pada lembar observasi
Lampiran 5

Lampiran 6
Lembar Observasi Suhu Tubuh Anak Sebelum Kompres Bawang Merah dan
Sesudah Kompres Bawang Merah

No Nama Jenis Umur Suhu Tubuh


Respnden
kelamin Sebelum Sesudah Kompres Ket
kompres kompres
Kode Bawang Kode
Bawang merah Merah

1 KR P 1,6 thn 37,8 °C 1 36,5°C 2 Ya

2 CN P 6 bulan 37,5°C 1 37°C 2 Ya

3 FA L 3 bulan 37,5°C 1 37°C 2 Ya

4 VT L 5 bulan 37,6°C 1 37,2°C 2 Ya

5 YK L 5 bulan 37,9 °C 1 37,2°C 2 Ya

6 RD L 3 bulan 37,6°C 1 36,9°C 2 Ya

7 PH P 4 bulan 37,8°C 1 36,9°C 2 Ya

8 KK P 5 bulan 37,7°C 1 37,1°C 2 Ya

9 VT L 5 bulan 37,8°C 1 37°C 2 Ya

10 JH L 6 bulan 37,6°C 1 37°C 2 Ya

11 SM P 3 bulan 37,6°C 1 37,1°C 2 Ya

12 AM L 3 bulan 37,7°C 1 37,1°C 2 Ya

13 PK P 2 bulan 38°C 1 37,2°C 2 Ya

14 MRA L 6 bulan 37,8°C 1 37°C 2 Ya

15 KB P 2 bulan 37,8°C 1 37,2°C 2 ya

Ket: 1 jika suhu tubuh (< 37,5 ◦C)


2 jika suhu tubuh (> 37,5 ◦C)
Lampiran 7
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.

,619 3 9 ,620

Tests of Normalitya,c
setelah Kolmogorov-Smirnovb Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
36,90 ,260 2 .
37,00 ,298 4 . ,849 4 ,224
sebelum
37,10 ,283 4 . ,863 4 ,272
37,20 ,175 3 . 1,000 3 1,000
a. sebelum is constant when setelah = 36,50. It has been omitted.
b. Lilliefors Significance Correction
c. sebelum is constant when setelah = 37,90. It has been omitted.

Tests of Normality
sesudah Kolmogorov-Smirnovb Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
36,90 ,260 2 .
37,00 ,298 4 . ,849 4 ,224
sebelum
37,10 ,283 4 . ,863 4 ,272
37,20 ,192 4 . ,971 4 ,850
a. sebelum is constant when sesudah = 36,50. It has been omitted.
b. Lilliefors Significance Correction

Paired Samples Statistics


Mean N Std. Std. Error Mean
Deviation
Pair 1 pretest 37,713 15 ,1457 ,0376
postest 37,080 15 ,2859 ,0738

Paired Samples Correlations


N Correlatio Sig.
n
pretest &
Pair 1 15 ,247 ,375
postest

Paired Samples Test


Paired Differences t df Sig. (2-
tailed)
Mean Std. Std. 95% Confidence
Deviati Error Interval of the
on Mean Difference
Lower Upper
P
pretest
a

i ,6333 ,2870 ,0741 ,4744 ,7923 8,546 14 ,000
posttes
r
t
1

Lampiran 8 Dokumentasi
Penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan kepada keluarga responden

Penandatangan informed consent untuk bersedia menjadi responden


Pengukuran Suhu Tubuh

Kompres bawang merah pada aksila


Lampiran 9

LEMBAR KONSULTASI

Judul : Efektifitas Kompres Bawang Merah terhadap Suhu Tubuh Anak Demam
Setelah Imunisasi di Puskesmas Bailang Kota Manado

Pembimbing I: Robby Dompas,S.SiT,S.Pd,MPH


Lampiran 10
LEMBAR KONSULTASI

Judul : Efektifitas Kompres Bawang Merah terhadap Suhu Tubuh Anak Demam
Setelah Imunisasi di Puskesmas Bailang Kota Manado

Pembimbing II: Fredrika Nancy Losu,S.SiT,M.Kes

Anda mungkin juga menyukai