F DENGAN DIAGNOSA
KEJANG DEMAM KOMPLEKS DIRUANG
MULTAZAM 4 DALAM PEMENUHAN
KEBUTUHAN CAIRAN DI RS
UMUM ALIYAH 3 KOTA
KENDARI
Oleh :
WA ODE LUSRIYANTI TIMA
P003200190100
Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima dan disetujui untuk dipertahankan di depan Tim Penguji
Pembimbing :
2. Dali,SKM.,M.Kes (.................................................)
Mengetahui :
Ketua Jurusan Keperawatan
ii
GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN AN.F DENGAN DIAGNOSA
KEJANG DEMAM KOMPLEKS DIRUANG MULTAZAM 4 DALAM
PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DI RUMAH SAKIT ALIYAH 3
KOTA KENDARI
Telah dipertahankan pada Seminar Hasil Karya Tulis Ilmiah di depan TIM Penguji
Pada Hari/Tanggal : Sabtu/ 2 Juli 2022
dan telah dinyatakan memenuhi syarat
Tim Penguji :
Mengetahui :
Ketua Jurusan Keperawatan
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar
hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran
orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila
dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan,
iv
RIWAYAT HIDUP
I. INDENTITAS
1. Nama Lengkap : Wa Ode Lusriyanti Tima
2. Tempat/ Tanggal Lahir : Dongkala/ 12 Agustus 2001
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/ Kebangsaan : Buton/ Indonesia
6. Alamat : Desa Dongkala, Kec.Pasarwajo, Kab.Buton.
7. No. Telp/ Hp : 082290455400
II. PENDIDIKAN
1. SDN Negeri 1 Kondowa Tamat 2013
2. SMP Negeri 3 Pasarwajo Tamat 2016
3. SMA Negeri 2 Pasarwajo Tamat 2019
4. Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan masuk tahun
2019 samapai sekarang
v
MOTTO
“Jangan ingat lelahnya belajar, tapi ingat buah manis yang bisa dipetik ketika
sukses”
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, karena berkat rahmat,
hidayah serta inayah, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian
dengan judul “Asuhan keperawatan An.F dengan diagnose kejang demam
kompleks diruang multzam 4 dalam pemenuhan kebutuhan cairan di RS Aliyah
3 Kota Kendari”. Penulisan proposal penelitian ini merupakan salah satu syarat
untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III Keperawatan di Politeknik Kesehatan
Kendari.
vii
7. Semua Dosen dan Staf Program DIII Kepetawatan Politeknik Kesehatan
Kendari yang telah membantu dan memberikan bimbingan dengan sabar dan
wawasanya serta ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama kulian.
8. Kepada kedua orang tuaku tercinta, yang telah mengasuh, mendidik,
memberikan dukungan motivasi dan doa restu selama penulisan mengikuti
pendidikan.
9. Sahabat-sahabat seperjuanganku Noviyanti Ramadhani, Wa Ode Sandri,
Khusnul Khatimah, Elma, Susanti Aziz dan teman-teman mahasiswa-
mahasiswi angkatan 2019 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dan
semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian proposal
penelitian ini.
Penulis menyadari dalam pembuatan proposal penelitian ini masih banyak
terdapat kekurangan, oleh karena itu saran, kritik dan pendapat yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................................ii
KEASLIAN TULISAN..........................................................................................iv
HALAMAN MOTTO............................................................................................vi
KATA PENGANTAR............................................................................................vii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
ABSTRAK..............................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................3
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................3
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................4
ix
B. Konsep Dasar Kebutuhan Cairan Pada Anak..............................................9
1. Definisi 9
2. Jenis Cairan...........................................................................................10
3. Fungsi Cairan........................................................................................10
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Cairan..........................................11
5. Klasifikasi Cairan Tubah......................................................................11
6. Masalah Kebutuhan Cairan...................................................................12
C. Tinjauan Konsep Asuhan Keperawatan.......................................................14
1. Pengkajian Keperawatan.......................................................................14
2. Diagnosa Keperawatan.........................................................................15
3. Intervensi Keperawatan........................................................................16
4. Implementasi 17
5. Evaluasi 17
A. Desaian Penelitian........................................................................................18
B. Waktu dan Tempat Penelitian......................................................................18
C. Populasi dan Sampel....................................................................................18
1. Populasi 18
2. Sampel 18
D. Fokus Studi Kasus.......................................................................................18
E. Definisi Operasional....................................................................................29
F. Instrument....................................................................................................20
G. Etika Studi Kasus.........................................................................................20
x
4. Diagnosa Keperawatan 30
5. Intervensi Keperawatan 30
6. Implementasi dan Evaluasi 31
B. Pembahasan.................................................................................................35
1. Pengkajian Keperawatan 35
2. Diagnosa Keperawatan 36
3. Intervensi Keperawatan 36
4. Implementasi Keperawatan 37
5. Evaluasi Keperawatan 37
C. Keterbatasan Studi Kasus............................................................................38
A. Kesimpulan..................................................................................................39
B. Saran............................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................41
DAFTAR TABEL..................................................................................................43
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................44
DOKUMENTASI TINDAKAN............................................................................56
LAMPIRAN SOP...................................................................................................57
xi
ABSTAK
xii
ABSTACT
Wa Ode Lusriyanti Tima Nim. P003200190100 “”. Supervisor I Mrs. Hj. Nurjannah, B.Sc,
S.Pd., M.Kes and Supervisor II Mrs. Dali,SKM.,M.Kes A febrile seizure is a seizure that
occurs when the body temperature rises 38°C or more. Fluid is an important component
for the growth and development of children. Problem formulation: how is An.F's nursing
care with a diagnosis of febrile seizures in meeting fluid needs. Research Objectives: How
is An.F's nursing care with a diagnosis of febrile seizures in meeting fluid needs. Research
method: carried out using a case study method using a nursing care process approach
which includes assessment, diagnosis, planning, implementation, and evaluation. Medical
Diagnosis of Complex Fever Seizures which is being treated in multazam room 4 Aliyah 3
General Hospital, Kendari City. This case study was carried out on June 22, 2022 to June
24, 2022 with the nursing diagnosis obtained in An.F is hyperthermia related to the
disease process. Nursing problems in An.F can be resolved by applying nursing actions.
After nursing actions for 3 days, skin turgor from decreased to increased, urine output
from decreased to increased, fluid intake from worsening to improving, body temperature
from worsening to improving
xiii
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Cairan tubuh yang kurang pada anak menyebabkan dehidrasi yang
bervariasi dari ringan sampai berat. Gejala dan tanda dehidrasi antara lain rasa
haus, berkurangnya produksi urin, urin berwarna pekat, mata cekung, tidak
ada air mata saat menangis, turgor kulit yang buruk, serta penurunan
kesadaran.(Kelurahan & Rejo, 2017).
Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan fisiologis dasar
manusia (physiological need). Kebutuhan ini memiliki proporsi yang besar di
dalam tubuh dengan hampir 90% dari total berat badan. Cairan tubuh ini
berperan sangat penting dalam menjaga keseimbangan (homeostasis) proses
kehidupan. Peranan tersebut dikarenakan air memiliki karakteristik fisiologis
(Kelurahan & Rejo, 2017).
Cairan tubuh menempati kompartmen intrasel dan ekstrasel. 2/3 bagian
dari cairan tubuh berada di dalam sel (cairan intrasel/CIS) dan 1/3 bagian
berada di luar sel (cairan ekstrasel/CES). CES dibagi cairan intravaskuler atau
plasma darah yang meliputi 20% CES atau 15% dari total berat badan dan
cairan intersisial yang mencapai 80% CES atau 5% dari total berat badan. (Dr.
Kusnanto, S.Kp., 2016)
Badan penelitian kesehatan Word Health Organitation (WHO) tahun 2016
secara global diperkirakan 2,4 juta orang didagnosis dengan kejang demam
setiap tahun. Negara-negara berpenghasilan tinggi, kasus baru per tahun adalah
antara 30 dan 50 per 100.000 orang dalam populasi umum (WHO), 2015),
Sedangkan c
Dinas Kesehatan Kota Kendari (Kemenkes RI, 2013)Menurut laporan
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara bahwa tahun 2014 yang
menderita kejang demam sebanyak 3.828 (1,59%) penderita (Dinkes Sultra,
2014), sedangkan menurut data tahun 2016 sebanyak 4.641 (2,5%) orang yang
mengidap penyakit kejang demam (Dinkes Sultra, 2016). Selain itu, data yang
diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi pada tahun 2017, pasien anak yang
menderita kejang demam sebanyak 780 (1,39%) kasus, (Uswah Nurkhasanah,
H. Taamu, 2019)
2
Hasil pengambilan data awal yang di peroleh dari RSU Aliyah 3 pada
tahun 2021 didapatkan data jumlah pasien anak yang menderita penyakit
kebutuhan cairan Kejang demam dirawat diruangan sebanyak 35 orang pada
bulan januari-desember Tahun 2022 didapatkan jumlah pasien yang
mengalami penyakit kejang demam diruangan sebanyak 12 orang pada bulan
januari sampai maret.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Melakukan asuhan keperawatan An.F dengan diagnosa kejang demam
dalam pemenuhan kebutuhan cairan di RSU Aliyah 3 Kota Kendari
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada An.F dengan
diagnosa kejang demam dalam pemenuhan kebutuhan cairan
b. Mampu mearumuskan diagnosa keperawatan pada An.F dengan
diagnosa kejang demam dalam pemenuhan kebutuhan cairan.
c. Mampu membuat intervensi keperawatan pada An.F dengan diagnosa
kejang demam dalam pemenuhan kebutuhan cairan.
d. Mampu melakukan implementasi keperawatan pada An.F dengan
diagnosa kejang demam dalam pemenuhan kebutuhan cairan.
3
e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada An.F dengan diagnose
kejang demam dalam pemenuhan kebutuhan cairan.
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Laporan akhir ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan
wawasan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif
dalam menangani klien An.F dengan diagnosa kejang demam dalam
pemenuhan kebutuhan cairan.
b. Manfaat praktis
1. Bagi rumah sakit Aliyah 3 Kota Kendari.
Laporan akhir ini dapat digunakan sebagai dasar dalam memberikan
dan meningkatkan pelayanan pemberi asuhan keperawatan An.F
dengan diagnosa kejang demam dalam pemenuhan kebutuhan cairan.
2. Bagi institusi Poltekkes Kemenkes Kendari
Laporan tugas akhir ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan
pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar dan pengetahuan
mahasiswa keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada
An.F dengan diagnosa kejang demam dalam pemenuhan kebutuhan
cairan.
3. Bagi Keluarga
Untuk menambah pengetahuan keluarga tentang perawatan pada
An.F dengan diagnosa kejang demam dengan prioritas masalah
kebutuhan dasar cairan.
4. Bagi perawat
4
Laporan tugas akhir ini dijadikan salah satu contoh hasil dalam
5. Bagi Peneliti
Laporan tugas akhir ini digunakan sebagai sumber pengetahuan atau
wawasan dan dapat diterapkan pada klien An.F dengan diagnose
kejang demam yang mengalami kebutuhan cairan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
suhu badan tinggi di atas 38◦C yang di sebabkan oleh proses didalam
otak yang disebut kelainan ekstrakranial.
6
3) Demam Kejang demam cenderung timbul dalam 24 jam
pertama pada waktu sakit dengan demam atau pada waktu
demam tinggi.
4) Gangguan metabolisme Hipoglikemia, gangguan elektrolit (Na
dan K) misalnya pada pasien dengan riwayat diare sebelumnya.
5) Trauma
7
berlangsung lama (lebih dari 15 menit) biasanya disertai apnea,
meningkatkan kebutuhan oksigen dan energi yang terjadi selama
kontraksi otot rangka yang akhirnya menyebabkan hipoksemia,
hiperkapnia, asidosis yang disebabkan oleh metabolisme anerobik,
hipotensi urtenal disertai denga jantung yang tidak teratur dan suhu
tubuh meningkat yang menyebabkan meningkatnya aktifitas otot dan
mengakibatkan metabolisme otak meningkat. Rangkaian kejadian di
atas adalah faktor penyebab hingga terjadinya kerusakan neuron otak
selama berlangsungnya kejang.(Santi Winarti, 2021).
8
b. Penatalaksanaan Keperawatan
1) Baringkan pasien di tempat yang rata, kepala dimiringkan.
2) Singkirkan benda-benda yang ada di sekitar pasien.
3) Lepaskan pakaian yang menganggu pernapasan.
4) Jangan memasang sudip lidah (tongue spatel), karena risiko
lidah tergigit kecil. Sudip lidah dapat membatasi jalan napas.
5) Bila pasien sudah sadar dan terbangun berikan minum hangat.
6) Pemberian oksigen untuk mencukupi perfusi jaringan.
7) Bila suhu tinggi berikan kompres hangat.
9
dalam sistem vaskular; cairan interstisial adalah cairan yang bersirkulasi antar
sel; dan cairan intraseluler adalah cairan yang beredar di dalam sel. Pada
bagian ini, tuliskan apa yang ingin Anda modifikasi. Kemudian, pada kotak di
bawah, klik tombol parafrase. Sesederhana itu sekresi khusus seperti cairan
serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna (Kelurahan &
Rejo, 2017).
Cairan tubuh menempati kompartmen intrasel dan ekstrasel. 2/3 bagian
dari cairan tubuh berada di dalam sel (cairan intrasel/CIS) dan 1/3 bagian
berada di luar sel (cairan ekstrasel/CES). CES dibagi cairan intravaskuler atau
plasma darah yang meliputi 20% CES atau 15% dari total berat badan; dan
cairan intersisial yang mencapai 80% CES atau 5% dari total berat badan
(Kelurahan & Rejo, 2017).
2. Jenis Cairan
a. Cairan Nutrien
Pasien yang istirahat ditempat tidur memerlukan sebanyak 450 kalori
setiap harinya. Cairan nutrien (zat gizi) melalui intravena dapat
memenuhi kalori ini dalam bentuk karbohidrat, nitrogen dan vitamin
yang penting untuk metabolisme. Kalori dalam cairan nutrient dapat
berkisar antara 200-1500/liter. Menurut (Sciences, 2016) Cairan nutrient
terdiri atas 3 :
1) Karbohidrat dan air, contoh: dextrose (glukosa), levulose (fruktosa),
invert sugar (½ dextrose dan ½ levulose).
2) Asam amino, contoh: amigen, aminosol dan travamin.
3) Lemak, contoh: lipomul dan liposyn.
b. Blood Volume Expanders
Merupakan bagian dari jenis cairan yang berfungsi menigkatkan
volume pembuluh darah setelah kehilangan darah atau plasma. Jika
10
darah tidak cocok, seperti jika pasien mengalami pendarahan yang
signifikan, plasma akan diberikan untuk menjaga volume darah tetap
konstan. Sejumlah besar cairan hilang dari vena pada pasien dengan
luka bakar yang parah.darah di daerah luka. Plasma sangat perlu
diberikan untuk menggantikan cairan ini. Jenis blood volume expanders
antara lain: human serum albumin dan dextran dengan konsentrasi yang
berbeda. Kedua cairan ini mempunyai tekanan osmotic, sehingga secara
langsung dapat meningkatkan jumlah volume darah.
3. Fungsi Cairan
Menurut Tarwoto & Wartonah dalam (Utara 2020),fungsi cairan bagi
tubuh sebagai berikut :
1. Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan temperatur tubuh
2. Transpor nutrien ke sel
3. Transpor hasil sisa metabolisme
4. Transpor hormone
5. Pelumas antar-organ
6. Mempertahankan tekanan hidrostatik dalam sistem kardiovaskuler
11
3. Diet
Asupan yang tidak adekuat dapat berpengaruh terhadap kadar
albumin serum. Jika albumin serum menurun cairan interstisial tidak
bisa masuk ke pembulu darah sehingga menjadi edema
4. Sakit
Pada saat sakit terdapat banyak sel yang rusak sehingga untuk
memperbaiki sel yang rusak tersebut dibutuhkan adanya proses
pemenuhan kebutuhan cairan yang cukup. Keadaan sakit
menimbulkan ketidakseimbangan hormonal yang dapat menggangu
keseimbangan kebutuhan cairan.
a Cairan intraseluler
Cairan yang berada dalam sel tubuh seluruh tubuh dengan jumlah
sekitar 40% dari berat badan dan merupakan bagian dari protoplasma.
b Cairan ekstraseluler
Cairan yang berada di luar sel tubuh dengan jumlah sekitar 20% dari
berat badan, dan berperan dalam pemberian makan bagi sel dan
mengeluarkan sampah metabolisme. Cairan ekstraseluler ini dibagi
menjadi 2, yakni cairan interstisial dan cairan intavaskuler. Cairan
interstisial adalah cairan yang terdapat pada cela antar sel atau disebut
pula cairan jaringan, berjumlah 15% dari berat badan. Pada umumnya,
cairan interstisial berfungsi sebagai pelumas agar tidak terjadi gesekan
pada saat 2 jaringan tersebut bergerak.Contoh dari jaringan interstisial
yaitu cairan pleura, cairan pericardial, dan cairan peritoneal.Cairan
intravaskuler merupakan cairan yang terdapat di dalam pembuluh darah
dan merupakan plasma, berjumlah sekitar 5% dari berat badan.
12
6. Masalah Kebutuhan Cairan
1 Hipovolemia atau dehidrasi
Penurunan intake cairan dan outflow cairan yang berlebihan
menyebabkan defisit cairan eksternal. Tubuh akan mengalirkan cairan
pembuluh darah sebagai respons terhadap kekurangan cairan tubuh.
Tubuh akan mengalirkan cairan keluar sel untuk mengkompensasi
penurunan cairan interstisial. Penderita ini akan muntah-muntah
mengalami pengeluaran cairan ini. Ada tiga jenis kekurangan volume
cairan eksternal:
a. Dehidrasi isotonik terjadi ketika tubuh kekurangan keseimbangan
cairan dan elektrolit yang tepat
b. Ketika tubuh kehilangan lebih banyak air daripada elektrolit, maka
terjadilah dehidrasi hipertonik.
c. Ketika tubuh kehilangan lebih banyak elektrolit daripada air,
dehidrasi hipotonik berkembang.
Penurunan volume ekstraseluler (hipovolume) dan perubahan
hematokrit diakibatkan oleh kehilangan cairan ekstraseluler yang
berlebihan. Karena osmolaritasnya sama, tidak ada pergerakan
cairan dari intraseluler ke permukaan dalam keadaan ini. Jika
terjadi kekurangan cairan intrasel dalam waktu yang lama, kadar
urine, nitrogen, dan kreatininmeningkat dan menyebabkan
perpindahan cairan intrasel ke pembuluh darah biasanya dialami
pada pasien dengan diare dan muntah terus-menerus (Kondorura,
2018).
2 Hipervolume atau overhidrasi
Terdapat dua manifestasi yang di timbulkan akibat kelebihan
cairan, yaitu hipervolume (peningkatan volume darah) dan edema
(kelebihan cairan pada interstisial). Cairan interstisial adalah jenis
cairan yang tidak terikat dengan air dan hanya terjadi di antara
13
jaringan. Edema perifer, asites, kelopak mata yang membesar,
suara napas basa, kenaikan berat badan yang abnormal atau sangat
cepat, dan nilai hematokrit yang biasanya normal tetapi turun saat
kelebihan cairan akut adalah gejala umum kelebihan cairan
Menurut Aziz (2009) dalam (Kondorura, 2018).
Fase Childhood (anak-anak) adalah fase perkembangan mulai
umur 1 atau 2 tahun sampai 10-12 tahun, fase ini diklasifikasikan
lagi menjadi dua, yaitu early childhood (anak kecil) antara 1-6
tahun, dan later childhood (anak besar) antara 6-12 tahun.
Menurut Iwasa M, Kogoshi S bahwa Terapi Cairan Bunko
Don (1995) dari PT. Otsuka Indonesia, dapat dihitung
keseimbangan cairan anak berdasarkan tahapan usia, maka cara
menghitung Metabolisme Air, yaitu:
Usia Balita (1 - 3 tahun) : 8cc/kgBB/hari
Usia 5 – 7 tahun : 8 - 8,5 cc/kgBB/hari
Usia 7 – 11= tahun : 6 - 7 cc/kgBB/hari
Usia 12 – 14 tahun : 5 - 6 cc/kgBB/hari
Rumus IWL: IWL=(30 – usia )x Kg BB/24 Jam
Sedangkan Rumus IWL Kenaikan Suhu:
((10% x CM)x Jumlah kenaikan suhu)/ 24 jam + IWL normal
Cara menghitung balance cairan :
CM-CK-IWL
Keterangan :
IML : Insensible Water Loss
CM : Cairan Masuk
CK : Cairan Keluar
14
1. Pengkajian Keperawatan
Menurut (Santi Winarti, 2021) pengkaian kejang demam meliputi:
a. Identitas pasien
Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tempat
tanggal lahir,
agama, pendidikan, nama orang tua, pekerjaan orang tua,
pendidikan orang
tua, tempat tinggal. Demam adalah peningkatan suhu tubuh diatas
normal yang tidak teratur dan disebabkan ketidakseimbangan
antara produksi dan pembatasan panas.
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama, iasanya anak mengalami peningkatan suhu
tubuh >38°C, pasien mengalami kejang dan bahkan pada
pasien dengan kejang demam kompleks biasanya mengalami
penurunan kesadaran.
2) Riwayat kesehatan sekarang, biasanya orang tua klien
mengatakan badan
anaknya terasa panas, nafsu makan anaknya berkurang, lama
terjadinya
kejang biasanya tergantung pada jenis kejang demam yang
dialami anak.kejangnya berapa lama, tegantung jenis kejang
demam yang dialami anak
3) Riwayat kesehatan iwayat kesehatan. Riwayat perkembangan
anak: biasanya pada pasien 16 dengan kejang demam
kompleks mengalami gangguan keterlambatan perkembangan
dan intelegensi pada anak serta megalami kelemahan pada
anggota gerak (hemifarise). Riwayat imunisasi: biasanya anak
dengan riwayat imunisasi tidak lengkap rentan tertular
penyakit infeksi atau virus seperti virus influenza.
15
4) Riwayat nutrisi. Saat sakit, biasanya anaj mengalami
penurunan nafsu
makan karena mual dan muntah
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan 2017 menurut PPNI Diagnosa keperawatan
merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons klien terhadap
masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik
berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosa keperawatan bertujuan
untuk mengidentifikasi respons klien individu,keluarga dan komunitas
terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan.
Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada kasus kebutuhan
cairan menurut analisis data dilakukan setelah memperoleh data dari
penilaian menyeluruh, dan diagnosis keperawatan tercapai. Berikut
pembahasan permasalahan yang muncul pada klien dengan pemenuhan
kebutuhan cairan dengan memanfaatkan (DPP PPNI SDKI, 2017) Standar
Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
a. Hipertermi
1) Definisi:
Suhu tubuh meningkat di atas rentang normal tubuh
2) Gejala dan Tanda Mayor:
a) Subjektif:
(tidak tersedia)
b) Objektif:
Suhu tubuh diatas nilai normal
3) Gejala dan Tanda Minor
a) Subjektif:
(Tidak tersedia)
b) Objektif:
(1) Kulit merah
16
(2) Kejang
(3) Takikardi
(4) Takipnea
(5) Kulit terasa hangat
3. Intervensi Keperawatan
Menurut (PPNI, 2017). Dalam (SIKI PPNI, 2017), Intervensi
keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat yang
didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran
(outcome) yang diharapkan Adapun intervensi yang sesuai dengan kebutuhan
cairan adalah sebagai berikut :
1. Manajemen Cairan
Observasi:
a. Monitor status hidrasi (mis. Frekuensi nadi, kekuatan nadi,
akral, pengisian kapiler, kelembaban mukosa, turgor kulit,
tekanan darah)
b. Monitor berat badan harian
c. Monitor berat badan sebelum dan sesudah dianalis
d. Monitor hasil laboratorium
e. Monitor status hemodinamik
Terapeutik:
Kolaborasi:
4. Implementasi
17
Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk mencapai
tujuan yang spesifik. Tujuan dari implementasi adalah membantu klien dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan. Implementasi
Keperawatan merupakan tindakan yang dilakukan oleh seoarang perawat
berdasarkan intervensi/ rencana keperawatan. Dalam pelaksanaannya harus
ada Standar Prosedur Operasional (SPO) atau panduan dalam melakukan
implementasi.
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan dilakukan dengan metode SOAP yaitu S) Subjek
(klien mengatakan), O) Objektif (klien terlihat/hasil temuan perawat) A)
Assesment (Apakah masalah teratasi atau belum teratasi), P) Planning
(Intervensi di lanjutkan atau dipertahankan). Adapun hasil evaluasi
keperawatan setelah pasien diberikan tindakan keperawatan
18
BAB III
METODE STUDI KASUS
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dalam bentuk studi kasus untuk
mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada pasien dalam pemenuhan
kebutuhan cairan pada anak di RS Aliyah 3 Kota Kendari. Pendekatan yang
digunakan adalah asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
19
Fokus intervensi keperawatan yaitu Monitor status hidrasi (mis.Kelembaban
mukosa, turgor kulit),mencaatat intake-output dan menghitung balance
cairan 24 jam dan memberikan cairan intravena dalam pemenuhan
kebutuhan cairan dengan diagnose kejang demam diruang multazamm 4
RSU Aliyah 3 Kota Kendari.
E. Definisi Operasional
1. Anak adalah seseorang yang berusia 5-14 tahun.
2. Kejang demam kompleks adalah kejang berlangsung lebih dari 15 menit.
3. Kebutuhan cairan adalah pemenuhan anak yang mengalami kebutuhan
cairan akan fisiologis,yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh,
hampir 90% dari total berat badan. Jika seseorang kebutuhan energinya
1.800 kkal, berarti kebutuhannya akan cairan adalah 1 x 1.800 = 1.800
mililiter atau 1,8 liter air.
4. Asuhan keperawatan anak dengan diagnosa kejang demam kompleks
terdiri dari pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi
dengan uraian sebagai berikut :
a. Pengkajian keperawatan :
Pengkajian keperawatan pada klien dengan diagnose kejang
demam kompleks adalah suatu hal untuk mengumpulkan informasi
dan data-data secara lengkap terlait keluhan kesehatan yang berkaitan
dengan kebutuhan cairan akibat demam.
b. Diagnosa keperawatan :
Diagnosa keperawatan pada penelitian ini hipertermi berhubungan
dengan proses penyakit.
c. Intervensi Keperawatan :
20
Intervensi keperawatan pada klien dengan dignosa kejang demam
kompleks merunjuk pada standar intervensi keperawatan Indonesia
(SIKI) dan stadar luaran keperawatan Indonesia (SLKI), yaitu :
1) Manajemen Cairan
5. Implementasi keperawatan :
Implementasi keperawatan pada klien dengan diagnosa kejang
demam kompleks adalah rangkaian kegiatan yang dilakuakn oleh perawata
untuk membantu klien pulih dari masalah kesehatan yang sedang dihadapi,
dengan berdasarkan intervensi keperawatan yang telah ditetapkan
sebelumnya.tindakan yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah Monitor status hidrasi (mis.Kelembaban mukosa, turgor
kulit),mencaatat intake-output dan menghitung balance cairan 24 jam dan
memberikan cairan intravena
6. Evaluasi keperawatan:
Evaluasi adalah langkah terakhir dalam menilai tidakan dari proses
keperawatan yang telah diberikan sebelumnya kepada pasien dengan
diagnose kejang demam.
F. Instrument
Alat atau instrumen pengumpulan data menggunakan format pengkajian
asuhan keperawatan dan SOAP pemenuhan kebutuhan cairan sesuai ketentuan
yang berlaku dan lembar observasi yang telah di modifikasi.(Sari, 2019).
21
1. Informed Concent yaitu keluarga sebagai subyek harus mendapatkan
informasi secara lengkap tentang maksud dan tujuan penelitian karena
data yang diperoleh hanya akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu,
jika ada subyek yang menolak untuk menjadi responden, maka peneliti
tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.
2. Anonimity (tanpa nama) yaitu menjaga kerahasiaan subyek, peneliti tidak
mencantumkan nama lengkap melainkan hanya nama inisial pada lembar
kuesioner yang ada.
3. Confidentyally (kerahasiaan) yaitu kerahasiaan informasi dari subyek
dijamin oleh peneliti hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan
pada hasil riset.
4. Plagiarisme (plagiat) yaitu melahirkan karya orisinal, bukan jiblakan,
yang memiliki kebenaran dan manfaat serta makna informasi sehingga
tidak menyesatkan.
22
BAB IV
LAPORAN KASUS
1 Pengkajian
Pada bab ini peneliti meriview hasil dari asuhan keperawatan yang
dimulai dari pengkajian,perumusan diagnosa keperawatan,intervensi
keperawatan, implementasi dan evaluai pada anak F dengan diagnose kejang
demam kompleks di Ruang Multazam 4 di RSU Aliyah 3 Kota Kendari.
a. Identitas Klien
1) No RM : 02 63 90
2) Nama : An. F
3) Tempat,Tanggal lahir :11 November 2017
4) Jenis kelamin :L
5) Alamat : Jl. Tolagu, Baruga
6) Tanggal masuk RS : 21 Juni 2022
7) Tanggal pengkajian : 22 Juni 2022
8) Diagnose medis : Kejang Demam Kompleks
b. Identitas orang tua
23
Pekerjaan : Wiraswata IRT
Pendidikan : SLTA SLTA
Alamat : Jl. Tolagu, Baruga Jl. Tolagu, Baruga
Suku : Indonesia Indonesia
Agama : Islam Islam
d. Keluhan utama :
Ibu pasien mengatakan An.F demam sejak tadi pagi dan mengalami kejang 1
kali selama ± 10 menit
e. Riwayat kesehatan masa lalu
1) Prenatal
- Usia ibu saat hamil : .> 35 tahun
- Persepsi kehamilan : Kehamilan tidak direncanakan
- Keluhan selama kehamilan : Ya, Ngidam
- Riwayat injuri selama hamil : Tidak ada
2) Intranatal
- Tempat persalinan : RS
- Riwayat persalinan : Spontan
24
- Penolong persalinan : Bidan
3) Postnatal
- Pertumbuhan bayi saat lahir : BBL : 3300 gram, PB : 49 cm
- Apakah bayi meninggalkan RS dengan ibunya : Ya
f. Riwayat penyakit terdahulu
1) Penyakit yang perna dialami : Tidak ada
2) Riwayat operasi : Tidak ada
3) Riwayat penggunaan obat : Tidak ada
4) Riwayat injury : Tidak ada
5) Riwayat alergi : Tidak ada
Keterangan
: pria : Wanita : Tinggal
satu rumah
25
: meninggal : pasien
h. Riwayat Imunisasi
1) BCG
2) DPT (I, II, III)
3) Polio (I, II, III, & IV)
4) Hepatitis
5) Campak
k. Aktivitas Sehari-hari
1) Cairan
26
2) Eliminasi
l.Pemerisaan fisik
1) Tanda tanda vital
- S : 38,3 ℃
- N : 100x/menit
- P : 22x/menit
- Spo2 : 98 %
- GCS : 15
2) Kepala : Normochepal
3) Mata : Simetris, konjungtiva anemis
4) Telinga : Simetris kiri kanan
5) Hidung : Simetris
6) Mulut : Mukosa bibir nampak kering
7) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
8) Dada : Bentuk dada simetris
9) Abdomen : lemas , tidak ada kembung, tidak ada nyeri tekan.
10) Anus dan genitalia : Berwarna kemerahan, lembab dan tidak ada
pembekakan
11) Ektremitas dan musculoskeletal : Tidak ada kelainan tulang
27
12) Kebersihan diri : Mandi 2x sehari, sikat gigi 2x sehari,
Keramas 3x seminggu
m. Hospitalisasi
1) Dampak hospitalisasi
2) Anak : Rewel,menangis
3) Orang tua : Cemas
4) Pengasuh : Ibu
5) Hubungan dengan pengasuh : Harmonis
6) Sumber dukungan : Keluarga
7) Keterlibatan orangtua saat anak dirawat: Merawat
n. Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hasil
DARAH RUTIN
WBC 7.3
Lymp 1.7
Midh 0.2
Grand 5.4
Lymp 23.0
Midh 3.3
Grand 73.7
HGB 13.1
RBC 4.62
HCT 36.2
MCV 78.4
MCH 28.3
MCHC 36.1
RDW-CV 12.9
RDW-SD 38.3
PLT 216
MPV 6.6
28
PDW 12.2
PCT 0.144
- Balance cairan
1) Tanggal 22 Juni 2022
Input Output
- Minum : 600 cc - Urine : 550 cc
- Infuse : 500 cc - IWL : 450 cc
- Injeksi : 2 cc
Total : 1102 cc Total : 1000 cc
Balance cairan = Intput cairan – Output cairan
= 1102 cc – 1000 cc
= + 102 cc
Tabel 3.6 Balance cairan,Tanggal 22 Juni 2022
Input Output
- Minum : 650 cc - Urine : 600 cc
- Infuse : 500 cc - IWL : 450 cc
- Injeksi : 2 cc
Total : + 1152 cc Total : 1050 cc
Balance cairan = Input cairan – Output cairan
= 1152 cc – 1050 cc
29
= +102 cc
Tabel 3.7 Balance cairan, Tanggal 23 Juni 2022
2. Klasifikasi Data
3. Analisa Data
Tabel 3.10 Analisa Data An.F
30
Ibu klien mengatakan berhubungan
An F demam sejak tadi Merangsang dengan proses
pagi dan mengalami hipotalamus penyakit
kejang 1 kali ± 5 menit
DO : Pusat pengaturan suhu
- Suhu : 38,3℃ tubuh terganggu
- Kulit merah
- Kejang Peningkatan suhu
- Kulit terasa tubuh
hangat
Kejang
4. Diagnosa Keperawatan
1) Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit yang di tandai dengan :
Data Subjektif :
- Ibu klien mengatakan An F demam sejak tadi pagi dan mengalami
kejang 1 kali ± 5 menit.
Data Objektif :
- Kulit merah
- Kejang
- Kulit terasa hangat
- Suhu : 38,3℃
5. Intervensi Keperawatan
31
ditandai dengan : Status cairan membaik, (mis.Kelembaban
Data Subjektif : dengan kriteria hasil : mukosa, turgor kulit)
- Ibu klien mengatakan An 1) Turgor kulit dari Terapeutik :
F demam sejak tadi pagi menurun menjadi 1) Catat intake-output dan
dan mengalami kejang 1 meningkat hitung balance cairan
kali ± 5 menit 2) Output urine dari 24 jam
Data Objektif : menurun menjadi 2) Berikan cairan
- Kulit merah meningkat intravena
- Kejang 3) Intake cairan dari Kolaborasi :
- Kulit terasa hangat memburuk menjadi 1) Kolaborasi pemberian
- Suhu : 38,3℃ membaik diuretik
4) Suhu tubuh dari
memburuk menjadi
membaik
32
- Turgor kulit O:
kerirng - Kulit merah
- Kejang
2) Mencatat Intake- - Kulit terasa
09.35 output dan hitung hangat
blance cairan. - Nadi : 100x/
Hasil : menit
- 1102 cc – 1000 cc - Pernapasan :22x
= + 102 cc / menit
- Suhu : 38,3℃
3) Memberikan
cairan intravena. A : Hipertermi
09.40 Hasil : belum teratasi
-Pemberian
cairan Infus RL P : Manajeman
500 cc Cairan di lanjutkan
4) Mengkolaborasi
pemberian
09.45 diuretic
Hasil :
- Pemberian
obat injeksi
Paracetamol
15 mg
33
penyakit nadi, An F masih
Kelembaban demam tapi sudah
mukosa, tidak kejang
Turgor kulit)
O:
Hasil :
- Gelisah
- Nadi : 110
- Suhu : 38,4
x/menit
℃
- Mukosa bibir
- Nadi :
kering
110x/menit
- Turgor kulit
- Pernapasan :
kering
22x/menit
A: Hipertermi belum
2) Mencatat
teratasi
09.10 Intake-output
P: Manajemen
dan hitung
Cairan dilanjutkan
blance cairan.
Hasil :
- 1152 cc – 1050 cc
= +102 cc
3) Memberikan
10.00 cairan
intravena.
Hasil :
- Pemberian
Cairan Infus
RL 500 cc/ 20
Tpm
4) Mengkolabora
34
si pemberian
11.00 diuretic
Hasil :
- Pemberian
obat injeksi
Paracetamol
10-15mg
3 Jumat 24 Hipertermi 13.00 1) Memonitor S: Ibu klien
Juni 2022 berhubungan status hidrasi mengatakan
dengan proses (Frekuensi demam Anaknya
penyakit nadi, turun
Kelembaban
O:
mukosa, turgor
- Suhu : 36, 5
kulit).
℃
Hasil :
- Nadi :
- Nadi :
100x/menit
100x/menit
- Pernapasan :
- Mukosa bibr
22x/menit
lembab
A: Masalah
- Turgor kulit
Hipertermi teratasi
elastis
P: Manajemen
Cairan dihentikan
13.30 2) Mencatat
Intake-output
dan hitung
blance cairan.
Hasil :
- 1100 cc – 950
cc
35
= +150 cc
14.00. 3) Memberikan
cairan
intravena.
Hasil :
- Pemberian
Cairan Infus
RL 500 cc/ 20
Tpm
Tabel 3.9 Implementasi dan Evaluasi An.F
B. Pembahasan
1 Pengkajian Keperaatan
36
Dalam melakukan asuhan keperawatan, terdapat kesenjangan antara teori
Menurut (Santi Winarti, 2021)dan praktik dalam pengkajian dilakukan penulis
yaitu :
a. Pada proses wawancara pada riwayat penyakit sekarang, yang biasanya orang
tua klien mengatakan suhu tubuh > 38,0℃, pasien mengalami kejang demam
kompleks biasanya mengalami penurunan kesadaran, nafsu makan anaknya
berkurang, karena mual muntahya.Sedangkan pada tinjauan kasus hanya
data-data seperti suhu tubuh 38,3℃ pada An.F tidak ditemukan dalam teori
akan muncul data kurangnya nafsu makan karena mual muntah,pada saat
dirumah sakit klien tidak mengalami penurunan nafsu makan, klien dirumah
sakit pola makanya baik,
b. Pada saat pemeriksaan fisik diperoleh data pasien mata simetris , konjungtiva
merah muda terdapat mukosa bibir napak kering,tidak ada pembesaran klenjar
tiroid, ada nyeri tekan abdomen, S : 38.3℃, N: 100x/menit, P : 22x/menit,
SpO2 : 98 %, GCS : 15 penulis menemukan kasus klien mengalami kenaikan
suhu tubuh 38,4℃ .
2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan 2017 menurut PPNI, Diagnosa keperawatan
merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons klien terhadap masalah
kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik berlangsung aktual maupun
potensial. Diagnosa keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respons klien
individu,keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan
kesehatan. Berdasarkan hal tersebut peneliti dalam kasus asuhan keperawatan
dalam pemenuhan kebutuhan cairan pada anak dengan riwayat kejang demam
kompleks menegakkan masalah keperawatan berdasarkan dari pengkajian yang
didapatkan.
Pada hasil pengkajian di tegakan diagnosa keperawatan Hipertermi
berhubungan dengan proses penyakit.
37
a. Diagnosa Hipertermi karena terdapat data-data yang menunjang untuk
merumuskan diagnose tersebut seperti suhu tubuh klien 38,3 ℃ dan anak
yang sangat rewel dan tidak ma berhenti menangis.
3. Intervensi Keperawatan
Adapun luaran yang menjadi target peneliti berdasarkan Standar Luaran
Keperawatan Indonesia yaitu status cairan. Dengan kriteria hasil Turgor kulit dari
menurun menjadi meningkat Output urine dari menurun menjadi meningkat,
Intake cairan dari memburuk menjadi membaik, Suhu tubuh dari memburuk
menjadi membaik
Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dilakukan untuk perilaku spesifik
dari tindakan yang akan dilakukan oleh perawat. Intervensi yang digunakan
berdasarkan teori yaitu : manajemen nyeri.
Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat
yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran
(outcome) yang diharapkan. Intervensi yang digunakan yaitu manajemen cairan.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk mencapai
tujuan yang spesifik. Tujuan dari implementasi adalah membantu klien dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan.
Dalam melaksanakan tindakan keperawatan penulis juga melanjutkan
observasi dan pengumpulan data untuk melihat perkembangan selanjutnya,
adapun intervensi keperawatan yang penulis angkat menurut buku standar
intervensi keperawatan pada sat dilakukan implementasi penulis melakukan
memonitor status hidrasi kelembaban mukosa, turgor kulit,mencatat intake-
output cairan, memberikan cairan intravena, dan mengkolaborasi pemberian
diuretic. Implementasi pada An.F dilakukan selam 3 hari mulai tanggal 22 Juni
2022 sampai 24 Juni 2022
5. Evaluasi Keperawatan
38
Evaluasi adalah langkah terakhir dari proses keperawatan untuk mengetahui
sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai. Evaluasi ini dilakukan
dengan cara membandingkan hasil akhir yang teramati dengan tujuan dan
kriteria hasil yang dibuat dalam rencana keperawatan.
Evaluasi masalah Hipertermi dapat teratasi pada tanggal 24 Juni 2022,
dengan hasil evaluasi suhu tubuh 36,5 ℃ , dan ibu klien mengatakan anaknya
sudah tidak demam lagi.
39
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pada bab ini setelah mengurai penerapan keperawatan pada An.F dengan
diagnosa Kejang Demam Kompleks yang dirawat di ruang multazam 4 RSU
Aliyah 3 Kota Kendari maka penulis akan menuliskan beberapa kesimpulan
dan saran dalam peningkatan pelayanan asuhan keperawatan khususnya pada
klien dengan Kejang Demam Kompleks:
a. Berdasarkan proses keperawatan yang telah dilaksanakan An.F,
peneliti mampu melakukan asuhan keperawatan pengkajian, diagnose,
intervensi, implemntasi dan evaluasi.
b. Dalam melakukan asuhan keperawatan ditemukan kesenjangan teori
dengan kasus dimulai dari pengkajian, menegakan diagnose
keperawata, intervensi ,implementasi dan evaluasi. Terdapat 1
diagnosa yang di angkat pada klien An.F dengan Kejang Demam
Kompleks.
40
c. Dalam melakukan proses asuhan keperawatan pada An.F penulis
mendapatkan Dungan dari keluarga klien An.F yang sangat kooperatif
dan dapat menerima tindakan keperawatan yang telah diberikan
kepada klien. Perawat ruangan sangat membantu penulis dalam proses
keperawatan.
d. Pemecahan masalah pada klien An.F dengan Kejang Demam
Kompleks dilakukan dengan melaksanakan intervensi yang telah
direncanakan terdiri dari observasi, terapeutik dan koloborasi dengan
tim kesehatan lainnya.
B. Saran
a. Bagi keluarga pasien, sebaiknya keluarga klien lebih memperhatikan
kesehatan
anaknya karena meskipun telah dilakukan tindakan keperawatan dirumah
sakit
tetapi hal tersebut belum tentu menghilangkan faktor kemungkinan tidak
terjadinya lagi Kejang Demam Kompleks (KDK), jadi sangat diharapkan
kepada keluarga An. F untuk memperhatikan kondisi atau kesehatan klien.
b. Bagi rumah sakit. Penulis, mengharapkan dalam menyelesaikan masalah
kesehatan klien di harapkan kerja sama dengan sesame tim kesehatan
makin ditingkatkan
c. Bagi institusi. Laporan Tugas Akhir Asuhan Keperawatan An.F Dalam
Pemenuhan Kebutuhan Cairan Dengan Diagnosa Medis Kejang Demam
Kompleks dapat dijadikan sebagai bahan refrensi bagi mahasiswa yang
praktek, khusunya dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien
dengan dignosa medis Kejang Demam Kompleks.
41
d. Bagi penulis. Dalam melakukan asuhan keperawatan secara komprehensif
penuli harus terus meningkatkan kemampuan dalam melakukan asuhan
keperawatan dalam hal ini khususnya perawatan pada anak.
DAFTAR PUSTAKA
Jasni. (2021). Asuhan keperawatan pada Anank dengan diagnosa medik kejang
demam. Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 2013–
2015. https://repository.ubt.ac.id/repository/1730702010_JASNI.pdf
42
P00320015075_compressed.pdf
43
DAFTAR TABEL
44
Tabel 3.10 Analisa Data An.F
45
Lampiran 2 Surat Izin Studi Kasus
46
Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Meneliti
47
Lampiran 4 Informed Consent
48
Lampiran 5 Persetujuan Menjadi Responden
49
Lampiran 6 Pengkajian Keperawatan
50
51
52
53
54
Lampiran 7
55
56
Lampiran 7 Surat Permohonan Izin Penelitian
57
Lampiran 8
DOKUMENTASI TINDAKAN ASUHAN KEPERAWATAN YANG TELAH
DILAKUKAN PENELITI
Melakukan Pengkajian
58
Lampiran 9
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MENGHITUNG DAN MEMANTAU BALANCE CAIRAN
Menghitung dan Memantau Balance Cairan
Pengertian Pengitungan keseimbangan cairan masuk dan keluar tubuh
Tujuan 6. Mengetahui Jumlah masuk
7. Mengetahui keluaran cairan
8. Mengetahui balance cairan
9. Menemukan kebutuhan cairan
Peralatan 1. Alat tulis
2. Urine bag
Prosedur A. Tahap pra interaksi
Pelaksananaa 1. Melakukan
pengecekan program terapi
2. Mencuci
tangan
B. Tahap orientasi
1. Memberikan salam dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
C. Tahap kerja
1. Menghitung intake oral (minum)
2. Mengitung output urine
3. Mengitung IWL
4. Menghitung balance cairan
D. Tahap terminasi
1. Bepamitan dengan klien
2. Membereskan alat
3. Mencuci tangan
59
4. Mencacat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
60
permenit
H. Tahap terminasi
1. Bepamitan dengan klien
2. Membereskan alat
3. Mencuci tangan
4. Mencacat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
61