Anda di halaman 1dari 75

ASUHAN KEPERAWATAN AN.

F DENGAN DIAGNOSA
KEJANG DEMAM KOMPLEKS DIRUANG
MULTAZAM 4 DALAM PEMENUHAN
KEBUTUHAN CAIRAN DI RS
UMUM ALIYAH 3 KOTA
KENDARI

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Diploma III
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan

Oleh :
WA ODE LUSRIYANTI TIMA
P003200190100

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN
2020
GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN AN.F DENGAN DIAGNOSA KEJANG
DEMAM KOMPLEKS DIRUANG MULTAZAM 4 DALAM PEMENUHAN
KEBUTUHAN CAIRAN DI RUMAH SAKIT ALIYAH 3 KOTA KENDARI

Yang disusun oleh :

WA ODE LUSRIYANTI TIMA


P003200190100

Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima dan disetujui untuk dipertahankan di depan Tim Penguji

Kendari, Juli 2022

Pembimbing :

1. Hj. Nurjannah, B.Sc, S.Pd.,M.Kes (.................................................)

2. Dali,SKM.,M.Kes (.................................................)

Mengetahui :
Ketua Jurusan Keperawatan

Abd. Syukur Bau, S.Kep.,Ns.,MM


NIP. 197312081998031001

ii
GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN AN.F DENGAN DIAGNOSA
KEJANG DEMAM KOMPLEKS DIRUANG MULTAZAM 4 DALAM
PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DI RUMAH SAKIT ALIYAH 3
KOTA KENDARI

Yang disusun dan diajukan oleh :

WA ODE LUSRIYANTI TIMA


P003200190100

Telah dipertahankan pada Seminar Hasil Karya Tulis Ilmiah di depan TIM Penguji
Pada Hari/Tanggal : Sabtu/ 2 Juli 2022
dan telah dinyatakan memenuhi syarat

Tim Penguji :

1. Abd. Syukur Bau, S.Kep.,Ns.,MM (.................................................)

2. Akhmadn, SST.,M.Kes (.................................................)

3. Muhaimin Saranani, S.Kep.,Ns.,M.Sc (.................................................)

Mengetahui :
Ketua Jurusan Keperawatan

Abd. Syukur Bau, S.Kep.,Ns.,MM


NIP. 197312081998031001

iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : Wa ode Lusriyanti Tima


Nim : P003200190100
Instansi Pendidikan : Jurusan Keperawatan
Judul Proposal : ASUHAN KEPERAWATAN AN.F DENGAN
DIAGNOSA KEJANG DEMAM KOMPLEKS
DIRUANG MULTAZAM 4 DALAM
PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DI
RUMAH SAKIT ALIYAH 3 KOTA KENDARI

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar

hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran

orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila

dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan,

maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Kendari, 1 Juli 2022


Yang Membuat Pernyataan

Wa ode Lusriyanti Tima

iv
RIWAYAT HIDUP

I. INDENTITAS
1. Nama Lengkap : Wa Ode Lusriyanti Tima
2. Tempat/ Tanggal Lahir : Dongkala/ 12 Agustus 2001
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/ Kebangsaan : Buton/ Indonesia
6. Alamat : Desa Dongkala, Kec.Pasarwajo, Kab.Buton.
7. No. Telp/ Hp : 082290455400

II. PENDIDIKAN
1. SDN Negeri 1 Kondowa Tamat 2013
2. SMP Negeri 3 Pasarwajo Tamat 2016
3. SMA Negeri 2 Pasarwajo Tamat 2019
4. Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan masuk tahun
2019 samapai sekarang

v
MOTTO

“Jangan ingat lelahnya belajar, tapi ingat buah manis yang bisa dipetik ketika
sukses”

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, karena berkat rahmat,
hidayah serta inayah, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian
dengan judul “Asuhan keperawatan An.F dengan diagnose kejang demam
kompleks diruang multzam 4 dalam pemenuhan kebutuhan cairan di RS Aliyah
3 Kota Kendari”. Penulisan proposal penelitian ini merupakan salah satu syarat
untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III Keperawatan di Politeknik Kesehatan
Kendari.

Penulis menyadari bahwa dalam pelaksanaan hingga penulisan proposal


penelitian ini tidak akan terlaksanakan dan berjalan denga baik tanpa bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak, Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Hj. Nurjannah, B.Sc, S.Pd.,M.Kes selaku pembimbing I dan Ibu Dali,
SKM., M.Kes selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktunya memberikan
arahan dan bimbingan, sehingga proposal penelitian ini dapat terselesaikan. Pada
kesempatan ini ucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Teguh Fathurrahman, SKM, MPPM selaku Direktur Poltekkes


Kemenkes Kendari.
2. Bapak Abd, Syukur Bau, S.Kep.,Ns.,MM Selaku Ketua Jurusan
Keperawatan.
3. Ibu Fitri Wijayanti, S.Kep.,Ns., M.Kep Selaku Sekretaris Jurusan
Keperawatan.
4. Bapak Samsudin. S.Kep.,Ns.,M.Kep Selaku Ketua Prodi DIII Keperawatan
5. Ibu Hj. Nurjannah, B.Sc, S.Pd.,M.Kes dan Ibu Dali, SKM., M.Kes, Selaku
pembimbing I dan II yang telah membimbing saya dengan sebaik-baiknya
demi tercapainya proposal penelitian ini.
6. Kepada Direktur Rumah Sakit Aliyah 3 Kota Kendari yang telah memberi izin
untuk melaksanakan pengambilan data pendahuluan.

vii
7. Semua Dosen dan Staf Program DIII Kepetawatan Politeknik Kesehatan
Kendari yang telah membantu dan memberikan bimbingan dengan sabar dan
wawasanya serta ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama kulian.
8. Kepada kedua orang tuaku tercinta, yang telah mengasuh, mendidik,
memberikan dukungan motivasi dan doa restu selama penulisan mengikuti
pendidikan.
9. Sahabat-sahabat seperjuanganku Noviyanti Ramadhani, Wa Ode Sandri,
Khusnul Khatimah, Elma, Susanti Aziz dan teman-teman mahasiswa-
mahasiswi angkatan 2019 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dan
semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian proposal
penelitian ini.
Penulis menyadari dalam pembuatan proposal penelitian ini masih banyak
terdapat kekurangan, oleh karena itu saran, kritik dan pendapat yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan.

Kendari, April 2022

Wa Ode Lusriyanti Tima

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................i

PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI.............................................................iii

KEASLIAN TULISAN..........................................................................................iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP..............................................................................v

HALAMAN MOTTO............................................................................................vi

KATA PENGANTAR............................................................................................vii

DAFTAR ISI..........................................................................................................ix

ABSTRAK..............................................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................3
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................3
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Penyakit Kejang Demam................................................................5


1. Definisi Kejang Demam.......................................................................5
2. Klasifikasi Kejang Demam...................................................................5
3. Etiologi Kejang Demam.......................................................................6
4. Patofisiologi Kejang Demam................................................................6
5. Manifestasi Klinis Kejang Demam.......................................................7
6. Penatalaksanaan Kejang Demam..........................................................8

ix
B. Konsep Dasar Kebutuhan Cairan Pada Anak..............................................9
1. Definisi 9
2. Jenis Cairan...........................................................................................10
3. Fungsi Cairan........................................................................................10
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Cairan..........................................11
5. Klasifikasi Cairan Tubah......................................................................11
6. Masalah Kebutuhan Cairan...................................................................12
C. Tinjauan Konsep Asuhan Keperawatan.......................................................14
1. Pengkajian Keperawatan.......................................................................14
2. Diagnosa Keperawatan.........................................................................15
3. Intervensi Keperawatan........................................................................16
4. Implementasi 17
5. Evaluasi 17

BAB III METODE STUDI KASUS

A. Desaian Penelitian........................................................................................18
B. Waktu dan Tempat Penelitian......................................................................18
C. Populasi dan Sampel....................................................................................18
1. Populasi 18
2. Sampel 18
D. Fokus Studi Kasus.......................................................................................18
E. Definisi Operasional....................................................................................29
F. Instrument....................................................................................................20
G. Etika Studi Kasus.........................................................................................20

BAB IV HASIL STUDI KASUS DAAN PEMBAHASAN

A. Hasil Studi Kasus.........................................................................................22


1. Pengkajian 22
2. Klasifikasi Data 29
3. Analisa Data 29

x
4. Diagnosa Keperawatan 30
5. Intervensi Keperawatan 30
6. Implementasi dan Evaluasi 31
B. Pembahasan.................................................................................................35
1. Pengkajian Keperawatan 35
2. Diagnosa Keperawatan 36
3. Intervensi Keperawatan 36
4. Implementasi Keperawatan 37
5. Evaluasi Keperawatan 37
C. Keterbatasan Studi Kasus............................................................................38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan..................................................................................................39
B. Saran............................................................................................................40

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................41

DAFTAR TABEL..................................................................................................43

DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................44

DOKUMENTASI TINDAKAN............................................................................56

LAMPIRAN SOP...................................................................................................57

xi
ABSTAK

Wa Ode Lusriyanti Tima Nim. P003200190100 “”.Pembimbing I Ibu Hj.


Nurjannah, B.Sc, S.Pd., M.Kes dan Pembimbing II Ibu Dali,SKM.,M.Kes Kejang
demam adalah kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh 38°C atau lebih.
Cairan merupakan komponen yang penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak. Rumusan Masalah : bagaimanakah asuhan keperawatan
An.F dengan diagnosa kejang demam dalam pemenuhan kebutuhan cairan.
Tujuan Peneltian :Bagaimanakah asuhan keperawatan An.F dengan diagnosa
kejang demam dalam pemenuhan kebutuhan cairan. Metode Penelitian :
dilakukan menggunakan metode studi kasus menggunakan pendekatan proses
asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi.Diagnosa Medis Kejang Demam Kompleks yang
sedang dirawat diruang multazam 4 RS Umum Aliyah 3 Kota Kendari. Studi
kasus ini laksanakan pada tanggal 22 Juni 2022 sampai 24 Juni 2022 dengan
diagnosa keperawatan yang didapatkan pada An.F adalah hipertermi berhubungan
dengan proses penyakit.Masalah keperawatan pada An.F dapat teratasi dengan
penerapan tindakan keperawatan. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3 hari, Turgor kulit dari menurun menjadi meningkat,Output urine dari menurun
menjadi meningkat, Intake cairan dari memburuk menjadi membaik,Suhu tubuh
dari memburuk menjadi membaik

Kata Kunci : Asuhan Keperawatan Anak,kebutuhan cairan

xii
ABSTACT

Wa Ode Lusriyanti Tima Nim. P003200190100 “”. Supervisor I Mrs. Hj. Nurjannah, B.Sc,
S.Pd., M.Kes and Supervisor II Mrs. Dali,SKM.,M.Kes A febrile seizure is a seizure that
occurs when the body temperature rises 38°C or more. Fluid is an important component
for the growth and development of children. Problem formulation: how is An.F's nursing
care with a diagnosis of febrile seizures in meeting fluid needs. Research Objectives: How
is An.F's nursing care with a diagnosis of febrile seizures in meeting fluid needs. Research
method: carried out using a case study method using a nursing care process approach
which includes assessment, diagnosis, planning, implementation, and evaluation. Medical
Diagnosis of Complex Fever Seizures which is being treated in multazam room 4 Aliyah 3
General Hospital, Kendari City. This case study was carried out on June 22, 2022 to June
24, 2022 with the nursing diagnosis obtained in An.F is hyperthermia related to the
disease process. Nursing problems in An.F can be resolved by applying nursing actions.
After nursing actions for 3 days, skin turgor from decreased to increased, urine output
from decreased to increased, fluid intake from worsening to improving, body temperature
from worsening to improving

Keywords: Child Nursing Care, fluid needs

xiii
xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan dasar manusia adalah unsur-unsur yang dibutuhkan manusia


dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang
bertujuanuntuk mempertahankan kehidupan maupun kesehatan. Kebutuhan
menyatakanbahwa bahwa setiap manuasia memiliki lima kebutuhan dasar
yaitu fisisologis,keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri, (Aini, 2018).
Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
38°C atau lebih yang disebabkan oleh proses di luar otak sebagian besar
kejang demam terjadi pada usia 6 bulan sampai 5 tahun. Menurut Wastoro
dkk (2011), mengatakan bahwa kejang demam terdiri dari kejang demam
simpleks dan kompleks. Kejang demäm sederhana (simple febrile seizure)
biasanya berlangsung singkat kurang dari 15 menit dan umumnya akan
berhenti sendiri. Kejang demam kompleks (complex febrile seizure) biasanya
terjadi lebih dari 15 menit, dan terjadi kejang berulang atau lebih dari satu kali
24 jam, (Santi Winarti, 2021).
Cairan merupakan komponen yang penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak. Cairan diperlukan untuk berbagai fungsi tubuh, antara
lain dalam metabolisme, fungsi pencernaan, fungsi sel, pengaturan suhu,
pelarutan berbagai reaksi biokimia, pelumas, dan pengaturan komposisi
elektrolit. Secara normal, cairan tubuh keluar melalui urin, feses, keringat, dan
pernapasan dalam jumlah tertentu Persentase air dalam tubuh anak lebih besar
dibanding dewasa karena luas permukaan tubuhnya yang lebih besar dan
kandungan lemak yang lebih sedikit. (Tarwoto & Wartonah, (2010) air
memiliki presentase yang besar dari berat badan manusia.(Kelurahan & Rejo,
2017).

1
Cairan tubuh yang kurang pada anak menyebabkan dehidrasi yang
bervariasi dari ringan sampai berat. Gejala dan tanda dehidrasi antara lain rasa
haus, berkurangnya produksi urin, urin berwarna pekat, mata cekung, tidak
ada air mata saat menangis, turgor kulit yang buruk, serta penurunan
kesadaran.(Kelurahan & Rejo, 2017).
Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan fisiologis dasar
manusia (physiological need). Kebutuhan ini memiliki proporsi yang besar di
dalam tubuh dengan hampir 90% dari total berat badan. Cairan tubuh ini
berperan sangat penting dalam menjaga keseimbangan (homeostasis) proses
kehidupan. Peranan tersebut dikarenakan air memiliki karakteristik fisiologis
(Kelurahan & Rejo, 2017).
Cairan tubuh menempati kompartmen intrasel dan ekstrasel. 2/3 bagian
dari cairan tubuh berada di dalam sel (cairan intrasel/CIS) dan 1/3 bagian
berada di luar sel (cairan ekstrasel/CES). CES dibagi cairan intravaskuler atau
plasma darah yang meliputi 20% CES atau 15% dari total berat badan dan
cairan intersisial yang mencapai 80% CES atau 5% dari total berat badan. (Dr.
Kusnanto, S.Kp., 2016)
Badan penelitian kesehatan Word Health Organitation (WHO) tahun 2016
secara global diperkirakan 2,4 juta orang didagnosis dengan kejang demam
setiap tahun. Negara-negara berpenghasilan tinggi, kasus baru per tahun adalah
antara 30 dan 50 per 100.000 orang dalam populasi umum (WHO), 2015),
Sedangkan c
Dinas Kesehatan Kota Kendari (Kemenkes RI, 2013)Menurut laporan
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara bahwa tahun 2014 yang
menderita kejang demam sebanyak 3.828 (1,59%) penderita (Dinkes Sultra,
2014), sedangkan menurut data tahun 2016 sebanyak 4.641 (2,5%) orang yang
mengidap penyakit kejang demam (Dinkes Sultra, 2016). Selain itu, data yang
diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi pada tahun 2017, pasien anak yang
menderita kejang demam sebanyak 780 (1,39%) kasus, (Uswah Nurkhasanah,
H. Taamu, 2019)

2
Hasil pengambilan data awal yang di peroleh dari RSU Aliyah 3 pada
tahun 2021 didapatkan data jumlah pasien anak yang menderita penyakit
kebutuhan cairan Kejang demam dirawat diruangan sebanyak 35 orang pada
bulan januari-desember Tahun 2022 didapatkan jumlah pasien yang
mengalami penyakit kejang demam diruangan sebanyak 12 orang pada bulan
januari sampai maret.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk menyusun


karya tulis ilmiah tentang “Asuhan Keperawatan An. F dengan Diagnoa
Kejang Demam dalam Pemenuhan Kebutuhan Cairan di RSU Aliyah 3 Kota
Kendari”

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah asuhan keperawatan An.F dengan diagnosa kejang demam


dalam pemenuhan kebutuhan cairan di RSU Aliyah 3 Kota Kendari tahun
2022.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Melakukan asuhan keperawatan An.F dengan diagnosa kejang demam
dalam pemenuhan kebutuhan cairan di RSU Aliyah 3 Kota Kendari
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada An.F dengan
diagnosa kejang demam dalam pemenuhan kebutuhan cairan
b. Mampu mearumuskan diagnosa keperawatan pada An.F dengan
diagnosa kejang demam dalam pemenuhan kebutuhan cairan.
c. Mampu membuat intervensi keperawatan pada An.F dengan diagnosa
kejang demam dalam pemenuhan kebutuhan cairan.
d. Mampu melakukan implementasi keperawatan pada An.F dengan
diagnosa kejang demam dalam pemenuhan kebutuhan cairan.

3
e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada An.F dengan diagnose
kejang demam dalam pemenuhan kebutuhan cairan.

D. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis
Laporan akhir ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan
wawasan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif
dalam menangani klien An.F dengan diagnosa kejang demam dalam
pemenuhan kebutuhan cairan.
b. Manfaat praktis
1. Bagi rumah sakit Aliyah 3 Kota Kendari.
Laporan akhir ini dapat digunakan sebagai dasar dalam memberikan
dan meningkatkan pelayanan pemberi asuhan keperawatan An.F
dengan diagnosa kejang demam dalam pemenuhan kebutuhan cairan.
2. Bagi institusi Poltekkes Kemenkes Kendari
Laporan tugas akhir ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan
pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar dan pengetahuan
mahasiswa keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada
An.F dengan diagnosa kejang demam dalam pemenuhan kebutuhan
cairan.
3. Bagi Keluarga
Untuk menambah pengetahuan keluarga tentang perawatan pada
An.F dengan diagnosa kejang demam dengan prioritas masalah
kebutuhan dasar cairan.
4. Bagi perawat

4
Laporan tugas akhir ini dijadikan salah satu contoh hasil dalam

melaksanakan asuhan keperawatan An.F dengan diagnosa kejang

demam dalam pemenuhan kebutuhan cairan.

5. Bagi Peneliti
Laporan tugas akhir ini digunakan sebagai sumber pengetahuan atau
wawasan dan dapat diterapkan pada klien An.F dengan diagnose
kejang demam yang mengalami kebutuhan cairan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Penyakit Kejang Demam

1. Definisi Kejang Demam

Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada


kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 38℃) yang disebabkan oleh
proses ekstrakranium. Sedangkan kejang demam merupakan gangguan
transien pada anak-anak yang terjadi bersamaan dengan demam.
Keadaan ini merupakan kelainan neurologic yang paling sering di
jumpai pada masa kanak-kanak dan menyerang sekitar 4% anak.
(Kriswanto, 2019).
Kejang demam kompleks (Complex febrile seizure). Merupakan
kejang yang berlangsung singkat, kurang dari 15 menit, dan umumnya
akan berhenti sendiri. Kejang berbentuk umum tonik dan atau klonik,
tanpa gerakan fokal. Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam.
Kejang Demam kompleks adalah kejang fokal atau parsial,
berlangsung lebih dari 15 menit dan berulang dalam 1 kali 24 jam.
(Santi Winarti, 2021).
Berdasarkan peryataan di atas dapat di simpulkan, kejang demam
merupakan kejang yang terjadi pada saat demam yang dimana pada

5
suhu badan tinggi di atas 38◦C yang di sebabkan oleh proses didalam
otak yang disebut kelainan ekstrakranial.

2. Klasifikasi Kejang Demam


Pedoman mendiagnosis kejang demam menurut Wulandari &
Erawin (2016) dalam (Santi Winarti, 2021) yaitu :
a. Kejang demam sederhana
Kejang demam yang berlangsung singkat kurang dari 15 menit,
dan umumnya akan berhenti sendiri. Kejang berbentuk tonik dan
klonik, tanpa gerakan fokal. Kejang tidak berulang dalam waktu 24
jam.
b. Kejang demam kompleks
Kejang lama lebih dari 15 menit, kejang fokal atau persial,
kejang berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.

3. Etiologi Kejang Demam


Penyebab dari kejang demam menurut Wulandari & Erawati (2016)
yaitu :
a. Faktor genetika, faktor keturunan memegang penting untuk
terjadinya kejang demam 25-50% anak yang mengalami kejang
memiliki anggota keluarga yang pernah mengalami kejang demam
sekurang- kurangnya sekali.
b. Infeksi
1) Bakteri : penyakit pada traktus respiratorius (pernapasan),
pharyngitis (radang tenggorokan), tonsillitis (amandel), dan
otitis media (infeksi telinga).
2) Virus : varicella (cacar), morbili (campak), dan dengue (virus
penyebab demam berdarah).

6
3) Demam Kejang demam cenderung timbul dalam 24 jam
pertama pada waktu sakit dengan demam atau pada waktu
demam tinggi.
4) Gangguan metabolisme Hipoglikemia, gangguan elektrolit (Na
dan K) misalnya pada pasien dengan riwayat diare sebelumnya.
5) Trauma

4. Patofisiologi Kejang Demam


Sumber energi otak adalah glukosa vang melalui proses oksidasi
dipecah menjadi CO2 dan udara. Sel dikelilingi oleh membran yang
terdiri dari permukaan dalam yaitu lipoid dan permukaan luar vaitu
ionik. Dalam keadaan normal membran sel neuron dapat dilalui
dengan mudah jon kalium (K+) dan sangat sulit dilalui oleh ion
Natriun (Na+) dan elektrolit lainnya, kecuali ion klorida (CI-). Hasil
dari konsentrasi jon K+ dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi Na+
rendah, sedangkan diluar sel neuron terdapat keadaan sebaliknya.
Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan luar sel.
(Santi Winarti, 2021)
Pada keadaan demam kenaikkan suhu 1°C akan mengakibatkan
kenaikkan metabolisme basal 10-15% dan kebutuhan oksigen akan
meningkat 20%. Pada anak 3 tahun sirkulasi otak mencapai 65% dari
seluruh tubuh dibandingkan dengan orang dewasa hanya 15%. Oleh
karena itu kenaikkansuhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari
membran sel neuron dan dalam waktu singkat terjadi difusi dari ion
kalium maupun ion natrium akibat terjadinya lepas muatan listrik.
Lepas muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas ke
seluruh sel maupun membran sel disekitarnya dengan bantuan
neurotransmitter dan terjadi kejang.(Santi Winarti, 2021).
Kejang demam yang berlangsung singkat pada umumnya tidak
berbahaya dan tidak meninggalkan gejala sisa. Tetapi kejang yang

7
berlangsung lama (lebih dari 15 menit) biasanya disertai apnea,
meningkatkan kebutuhan oksigen dan energi yang terjadi selama
kontraksi otot rangka yang akhirnya menyebabkan hipoksemia,
hiperkapnia, asidosis yang disebabkan oleh metabolisme anerobik,
hipotensi urtenal disertai denga jantung yang tidak teratur dan suhu
tubuh meningkat yang menyebabkan meningkatnya aktifitas otot dan
mengakibatkan metabolisme otak meningkat. Rangkaian kejadian di
atas adalah faktor penyebab hingga terjadinya kerusakan neuron otak
selama berlangsungnya kejang.(Santi Winarti, 2021).

5. Manifestasi Klinis Kejang Demam


Lestari, (2017), mengatakan gambaran klinis yang dapat dijumpai pada
pasien dengan kejang demam diantaranya :
a. Suhu tubuh mencapai >38⁰C
b. Anak sering hilang kesadaran saat kejang
c. Mata mendelik, tungkai dan lengan mulai kaku, bagian tubuh anak
berguncang (gejala kejang bergantung pada jenis kejang)
d. Kulit pucat dan membiru
e. Akral dingin

6. Penatalaksanaan Kejang Demam


Penatalaksanaan kejang demam menurut,(Jasni, 2021) yaitu :
a. Penatalaksanaan Medis
1) Bila pasien datang dalam keadaan kejang, obat pilihan utama
yaitu diazepam untuk memberantas kejang secepat mungkin
yang diberikan secara intravena.
2) Untuk mencegah edema otak, berikan kortikosteroid dengan
dosis 20-30 mg/kg BB/hari dibagi dalam 3 dosis
atausebaliknya glukortikoid misalnya deksametazon 0,5-1
ampul setiap 6 jam

8
b. Penatalaksanaan Keperawatan
1) Baringkan pasien di tempat yang rata, kepala dimiringkan.
2) Singkirkan benda-benda yang ada di sekitar pasien.
3) Lepaskan pakaian yang menganggu pernapasan.
4) Jangan memasang sudip lidah (tongue spatel), karena risiko
lidah tergigit kecil. Sudip lidah dapat membatasi jalan napas.
5) Bila pasien sudah sadar dan terbangun berikan minum hangat.
6) Pemberian oksigen untuk mencukupi perfusi jaringan.
7) Bila suhu tinggi berikan kompres hangat.

B. Konsep Dasar Kebutuhan Cairan Pada Anak


1. Definisi
Kebutuhan cairan adalah suatu proses dinamik karena metabolisme,
tubuh membutuhkan perubahan yang tetap untuk berespon terhadap stressor
fisiologi dan lingkungan.Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan
dasar manusia secara fisiologis,yang memiliki proporsi besar dalam bagian
tubuh, hampir 90% dari total berat badan. Sementara itu, sisanya merupakan
bagian padat dari tubuh. Cairan tubuh mengandung oksigen, nutrien, dan sisa
metabolisme, seperti karbondioksida, yang semuanya disebut dengan ion
(Utara, 2020).
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu cairan
intraseluler (CIS) dan cairan ekstraseluler (CES).Cairan ekstraseluler terdiri
dari tiga kelompok: cairan intravaskular (plasma), cairan interstisial, dan
cairan transeluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel
di seluruh tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di
luar sel. Cairan intravaskular (plasma) adalah cairan yang bersirkulasi di

9
dalam sistem vaskular; cairan interstisial adalah cairan yang bersirkulasi antar
sel; dan cairan intraseluler adalah cairan yang beredar di dalam sel. Pada
bagian ini, tuliskan apa yang ingin Anda modifikasi. Kemudian, pada kotak di
bawah, klik tombol parafrase. Sesederhana itu sekresi khusus seperti cairan
serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna (Kelurahan &
Rejo, 2017).
Cairan tubuh menempati kompartmen intrasel dan ekstrasel. 2/3 bagian
dari cairan tubuh berada di dalam sel (cairan intrasel/CIS) dan 1/3 bagian
berada di luar sel (cairan ekstrasel/CES). CES dibagi cairan intravaskuler atau
plasma darah yang meliputi 20% CES atau 15% dari total berat badan; dan
cairan intersisial yang mencapai 80% CES atau 5% dari total berat badan
(Kelurahan & Rejo, 2017).

2. Jenis Cairan
a. Cairan Nutrien
Pasien yang istirahat ditempat tidur memerlukan sebanyak 450 kalori
setiap harinya. Cairan nutrien (zat gizi) melalui intravena dapat
memenuhi kalori ini dalam bentuk karbohidrat, nitrogen dan vitamin
yang penting untuk metabolisme. Kalori dalam cairan nutrient dapat
berkisar antara 200-1500/liter. Menurut (Sciences, 2016) Cairan nutrient
terdiri atas 3 :
1) Karbohidrat dan air, contoh: dextrose (glukosa), levulose (fruktosa),
invert sugar (½ dextrose dan ½ levulose).
2) Asam amino, contoh: amigen, aminosol dan travamin.
3) Lemak, contoh: lipomul dan liposyn.
b. Blood Volume Expanders
Merupakan bagian dari jenis cairan yang berfungsi menigkatkan
volume pembuluh darah setelah kehilangan darah atau plasma. Jika

10
darah tidak cocok, seperti jika pasien mengalami pendarahan yang
signifikan, plasma akan diberikan untuk menjaga volume darah tetap
konstan. Sejumlah besar cairan hilang dari vena pada pasien dengan
luka bakar yang parah.darah di daerah luka. Plasma sangat perlu
diberikan untuk menggantikan cairan ini. Jenis blood volume expanders
antara lain: human serum albumin dan dextran dengan konsentrasi yang
berbeda. Kedua cairan ini mempunyai tekanan osmotic, sehingga secara
langsung dapat meningkatkan jumlah volume darah.

3. Fungsi Cairan
Menurut Tarwoto & Wartonah dalam (Utara 2020),fungsi cairan bagi
tubuh sebagai berikut :
1. Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan temperatur tubuh
2. Transpor nutrien ke sel
3. Transpor hasil sisa metabolisme
4. Transpor hormone
5. Pelumas antar-organ
6. Mempertahankan tekanan hidrostatik dalam sistem kardiovaskuler

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Cairan


Menurut (Sagitarisandi, 2021) faktor yang mempengaruhi cairan
sebagai berikut:
1. Usia
Pada bayi atau anak – anak keseimbangan cairan dan elektrolit
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantara lain : banyaknya cairan yang
keluar melalui ginjal, paru – paru, dan proses penguapan.
2. Temperatur
Pada cuaca yang sangat panas seseoramng akan kehilangan 700 –
2000 ml air/jam dan 15 – 30 gr garam/hari. Suhu tubuh meningkat
beresiko mengalami keletihan akibat panas.

11
3. Diet
Asupan yang tidak adekuat dapat berpengaruh terhadap kadar
albumin serum. Jika albumin serum menurun cairan interstisial tidak
bisa masuk ke pembulu darah sehingga menjadi edema
4. Sakit
Pada saat sakit terdapat banyak sel yang rusak sehingga untuk
memperbaiki sel yang rusak tersebut dibutuhkan adanya proses
pemenuhan kebutuhan cairan yang cukup. Keadaan sakit
menimbulkan ketidakseimbangan hormonal yang dapat menggangu
keseimbangan kebutuhan cairan.

5. Klasifikasi Cairan Tubuh


Menurut (Sagitarisandi, 2021) Cairan dibagi menjadi 2 kelompok besar
yaitu: cairan intraseluler dan ekstraseluler:

a Cairan intraseluler
Cairan yang berada dalam sel tubuh seluruh tubuh dengan jumlah
sekitar 40% dari berat badan dan merupakan bagian dari protoplasma.
b Cairan ekstraseluler
Cairan yang berada di luar sel tubuh dengan jumlah sekitar 20% dari
berat badan, dan berperan dalam pemberian makan bagi sel dan
mengeluarkan sampah metabolisme. Cairan ekstraseluler ini dibagi
menjadi 2, yakni cairan interstisial dan cairan intavaskuler. Cairan
interstisial adalah cairan yang terdapat pada cela antar sel atau disebut
pula cairan jaringan, berjumlah 15% dari berat badan. Pada umumnya,
cairan interstisial berfungsi sebagai pelumas agar tidak terjadi gesekan
pada saat 2 jaringan tersebut bergerak.Contoh dari jaringan interstisial
yaitu cairan pleura, cairan pericardial, dan cairan peritoneal.Cairan
intravaskuler merupakan cairan yang terdapat di dalam pembuluh darah
dan merupakan plasma, berjumlah sekitar 5% dari berat badan.

12
6. Masalah Kebutuhan Cairan
1 Hipovolemia atau dehidrasi
Penurunan intake cairan dan outflow cairan yang berlebihan
menyebabkan defisit cairan eksternal. Tubuh akan mengalirkan cairan
pembuluh darah sebagai respons terhadap kekurangan cairan tubuh.
Tubuh akan mengalirkan cairan keluar sel untuk mengkompensasi
penurunan cairan interstisial. Penderita ini akan muntah-muntah
mengalami pengeluaran cairan ini. Ada tiga jenis kekurangan volume
cairan eksternal:
a. Dehidrasi isotonik terjadi ketika tubuh kekurangan keseimbangan
cairan dan elektrolit yang tepat
b. Ketika tubuh kehilangan lebih banyak air daripada elektrolit, maka
terjadilah dehidrasi hipertonik.
c. Ketika tubuh kehilangan lebih banyak elektrolit daripada air,
dehidrasi hipotonik berkembang.
Penurunan volume ekstraseluler (hipovolume) dan perubahan
hematokrit diakibatkan oleh kehilangan cairan ekstraseluler yang
berlebihan. Karena osmolaritasnya sama, tidak ada pergerakan
cairan dari intraseluler ke permukaan dalam keadaan ini. Jika
terjadi kekurangan cairan intrasel dalam waktu yang lama, kadar
urine, nitrogen, dan kreatininmeningkat dan menyebabkan
perpindahan cairan intrasel ke pembuluh darah biasanya dialami
pada pasien dengan diare dan muntah terus-menerus (Kondorura,
2018).
2 Hipervolume atau overhidrasi
Terdapat dua manifestasi yang di timbulkan akibat kelebihan
cairan, yaitu hipervolume (peningkatan volume darah) dan edema
(kelebihan cairan pada interstisial). Cairan interstisial adalah jenis
cairan yang tidak terikat dengan air dan hanya terjadi di antara

13
jaringan. Edema perifer, asites, kelopak mata yang membesar,
suara napas basa, kenaikan berat badan yang abnormal atau sangat
cepat, dan nilai hematokrit yang biasanya normal tetapi turun saat
kelebihan cairan akut adalah gejala umum kelebihan cairan
Menurut Aziz (2009) dalam (Kondorura, 2018).
Fase Childhood (anak-anak) adalah fase perkembangan mulai
umur 1 atau 2 tahun sampai 10-12 tahun, fase ini diklasifikasikan
lagi menjadi dua, yaitu early childhood (anak kecil) antara 1-6
tahun, dan later childhood (anak besar) antara 6-12 tahun.
Menurut Iwasa M, Kogoshi S bahwa Terapi Cairan Bunko
Don (1995) dari PT. Otsuka Indonesia, dapat dihitung
keseimbangan cairan anak berdasarkan tahapan usia, maka cara
menghitung Metabolisme Air, yaitu:
Usia Balita (1 - 3 tahun) : 8cc/kgBB/hari
Usia 5 – 7 tahun : 8 - 8,5 cc/kgBB/hari
Usia 7 – 11= tahun : 6 - 7 cc/kgBB/hari
Usia 12 – 14 tahun : 5 - 6 cc/kgBB/hari
Rumus IWL: IWL=(30 – usia )x Kg BB/24 Jam
Sedangkan Rumus IWL Kenaikan Suhu:
((10% x CM)x Jumlah kenaikan suhu)/ 24 jam + IWL normal
Cara menghitung balance cairan :
CM-CK-IWL
Keterangan :
IML : Insensible Water Loss
CM : Cairan Masuk
CK : Cairan Keluar

C. Tinjauan Konsep Asuhan Keperawatan


Konsep Asuhan Keperawatan Pada An. F Dengan Diagnosa Kejang
Demam Kompleks Dalam Pemenuhan Kebutuhan Cairan :

14
1. Pengkajian Keperawatan
Menurut (Santi Winarti, 2021) pengkaian kejang demam meliputi:
a. Identitas pasien
Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tempat
tanggal lahir,
agama, pendidikan, nama orang tua, pekerjaan orang tua,
pendidikan orang
tua, tempat tinggal. Demam adalah peningkatan suhu tubuh diatas
normal yang tidak teratur dan disebabkan ketidakseimbangan
antara produksi dan pembatasan panas.
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama, iasanya anak mengalami peningkatan suhu
tubuh >38°C, pasien mengalami kejang dan bahkan pada
pasien dengan kejang demam kompleks biasanya mengalami
penurunan kesadaran.
2) Riwayat kesehatan sekarang, biasanya orang tua klien
mengatakan badan
anaknya terasa panas, nafsu makan anaknya berkurang, lama
terjadinya
kejang biasanya tergantung pada jenis kejang demam yang
dialami anak.kejangnya berapa lama, tegantung jenis kejang
demam yang dialami anak
3) Riwayat kesehatan iwayat kesehatan. Riwayat perkembangan
anak: biasanya pada pasien 16 dengan kejang demam
kompleks mengalami gangguan keterlambatan perkembangan
dan intelegensi pada anak serta megalami kelemahan pada
anggota gerak (hemifarise). Riwayat imunisasi: biasanya anak
dengan riwayat imunisasi tidak lengkap rentan tertular
penyakit infeksi atau virus seperti virus influenza.

15
4) Riwayat nutrisi. Saat sakit, biasanya anaj mengalami
penurunan nafsu
makan karena mual dan muntah

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan 2017 menurut PPNI Diagnosa keperawatan
merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons klien terhadap
masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik
berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosa keperawatan bertujuan
untuk mengidentifikasi respons klien individu,keluarga dan komunitas
terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan.
Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada kasus kebutuhan
cairan menurut analisis data dilakukan setelah memperoleh data dari
penilaian menyeluruh, dan diagnosis keperawatan tercapai. Berikut
pembahasan permasalahan yang muncul pada klien dengan pemenuhan
kebutuhan cairan dengan memanfaatkan (DPP PPNI SDKI, 2017) Standar
Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
a. Hipertermi
1) Definisi:
Suhu tubuh meningkat di atas rentang normal tubuh
2) Gejala dan Tanda Mayor:
a) Subjektif:
(tidak tersedia)
b) Objektif:
Suhu tubuh diatas nilai normal
3) Gejala dan Tanda Minor
a) Subjektif:
(Tidak tersedia)
b) Objektif:
(1) Kulit merah

16
(2) Kejang
(3) Takikardi
(4) Takipnea
(5) Kulit terasa hangat
3. Intervensi Keperawatan
Menurut (PPNI, 2017). Dalam (SIKI PPNI, 2017), Intervensi
keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat yang
didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran
(outcome) yang diharapkan Adapun intervensi yang sesuai dengan kebutuhan
cairan adalah sebagai berikut :
1. Manajemen Cairan
Observasi:
a. Monitor status hidrasi (mis. Frekuensi nadi, kekuatan nadi,
akral, pengisian kapiler, kelembaban mukosa, turgor kulit,
tekanan darah)
b. Monitor berat badan harian
c. Monitor berat badan sebelum dan sesudah dianalis
d. Monitor hasil laboratorium
e. Monitor status hemodinamik

Terapeutik:

a. Catat intake-output dan hitung balans cairan 24 jam


b. Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
c. Berikan cairan intravena, jika perlu

Kolaborasi:

a. Kolaborasi pemberian diuretic, jika perlu

4. Implementasi

17
Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk mencapai
tujuan yang spesifik. Tujuan dari implementasi adalah membantu klien dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan. Implementasi
Keperawatan merupakan tindakan yang dilakukan oleh seoarang perawat
berdasarkan intervensi/ rencana keperawatan. Dalam pelaksanaannya harus
ada Standar Prosedur Operasional (SPO) atau panduan dalam melakukan
implementasi.

5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan dilakukan dengan metode SOAP yaitu S) Subjek
(klien mengatakan), O) Objektif (klien terlihat/hasil temuan perawat) A)
Assesment (Apakah masalah teratasi atau belum teratasi), P) Planning
(Intervensi di lanjutkan atau dipertahankan). Adapun hasil evaluasi
keperawatan setelah pasien diberikan tindakan keperawatan

18
BAB III
METODE STUDI KASUS

A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dalam bentuk studi kasus untuk
mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada pasien dalam pemenuhan
kebutuhan cairan pada anak di RS Aliyah 3 Kota Kendari. Pendekatan yang
digunakan adalah asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

B. Waktu Dan Tempat Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan selama 3 hari pada tanggal 22 juni 2022
samapi 24 juni 2022 dilaksanakan di RSU Aliyah 3 Kota Kendari

C. Populasi Dan Sampel


1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah An.F dengan diagnosa kejang
demam kompleks diruang multazam 4 dalam pemenuhan kebutuhan
cairan pada anak di RS Aliyah 3 Kota Kendari tahun 2022
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah An.F dengan diagnosa medis
kejang demam kompleks diruang multazam 4 dalam pemenuhan kebutuhan
cairan di RSU Aliyah 3 Kota Kendari.

D. Fokus Studi Kasus


Fokus studi dalam kasus ini yaitu :
Asuhan keperawatan pada An.F dengan diagnose kejang demam diruang
multzam 4 dalam pemenuhan kebutuhan cairan di RSU Aliyah 3 Kota
Kendari

19
Fokus intervensi keperawatan yaitu Monitor status hidrasi (mis.Kelembaban
mukosa, turgor kulit),mencaatat intake-output dan menghitung balance
cairan 24 jam dan memberikan cairan intravena dalam pemenuhan
kebutuhan cairan dengan diagnose kejang demam diruang multazamm 4
RSU Aliyah 3 Kota Kendari.

E. Definisi Operasional
1. Anak adalah seseorang yang berusia 5-14 tahun.
2. Kejang demam kompleks adalah kejang berlangsung lebih dari 15 menit.
3. Kebutuhan cairan adalah pemenuhan anak yang mengalami kebutuhan
cairan akan fisiologis,yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh,
hampir 90% dari total berat badan. Jika seseorang kebutuhan energinya
1.800 kkal, berarti kebutuhannya akan cairan adalah 1 x 1.800 = 1.800
mililiter atau 1,8 liter air.
4. Asuhan keperawatan anak dengan diagnosa kejang demam kompleks
terdiri dari pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi
dengan uraian sebagai berikut :
a. Pengkajian keperawatan :
Pengkajian keperawatan pada klien dengan diagnose kejang
demam kompleks adalah suatu hal untuk mengumpulkan informasi
dan data-data secara lengkap terlait keluhan kesehatan yang berkaitan
dengan kebutuhan cairan akibat demam.
b. Diagnosa keperawatan :
Diagnosa keperawatan pada penelitian ini hipertermi berhubungan
dengan proses penyakit.
c. Intervensi Keperawatan :

20
Intervensi keperawatan pada klien dengan dignosa kejang demam
kompleks merunjuk pada standar intervensi keperawatan Indonesia
(SIKI) dan stadar luaran keperawatan Indonesia (SLKI), yaitu :
1) Manajemen Cairan
5. Implementasi keperawatan :
Implementasi keperawatan pada klien dengan diagnosa kejang
demam kompleks adalah rangkaian kegiatan yang dilakuakn oleh perawata
untuk membantu klien pulih dari masalah kesehatan yang sedang dihadapi,
dengan berdasarkan intervensi keperawatan yang telah ditetapkan
sebelumnya.tindakan yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah Monitor status hidrasi (mis.Kelembaban mukosa, turgor
kulit),mencaatat intake-output dan menghitung balance cairan 24 jam dan
memberikan cairan intravena
6. Evaluasi keperawatan:
Evaluasi adalah langkah terakhir dalam menilai tidakan dari proses
keperawatan yang telah diberikan sebelumnya kepada pasien dengan
diagnose kejang demam.

F. Instrument
Alat atau instrumen pengumpulan data menggunakan format pengkajian
asuhan keperawatan dan SOAP pemenuhan kebutuhan cairan sesuai ketentuan
yang berlaku dan lembar observasi yang telah di modifikasi.(Sari, 2019).

G. Etika Studi Kasus


Dalam melakukan penelitian ini, peneliti memandang perlu adanya
rekomendasi pihak institusi atas pihak lain dengan mengajukan permohonan
izin kepada institusi tempat penelitian dalam hal ini di Ruang multazam 4 di
RSU Aliyah 3 Kota Kendari.
Lembar persetujuan (Informed consent).

21
1. Informed Concent yaitu keluarga sebagai subyek harus mendapatkan
informasi secara lengkap tentang maksud dan tujuan penelitian karena
data yang diperoleh hanya akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu,
jika ada subyek yang menolak untuk menjadi responden, maka peneliti
tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.
2. Anonimity (tanpa nama) yaitu menjaga kerahasiaan subyek, peneliti tidak
mencantumkan nama lengkap melainkan hanya nama inisial pada lembar
kuesioner yang ada.
3. Confidentyally (kerahasiaan) yaitu kerahasiaan informasi dari subyek
dijamin oleh peneliti hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan
pada hasil riset.
4. Plagiarisme (plagiat) yaitu melahirkan karya orisinal, bukan jiblakan,
yang memiliki kebenaran dan manfaat serta makna informasi sehingga
tidak menyesatkan.

22
BAB IV
LAPORAN KASUS

A. Hasil Studi Kasus

1 Pengkajian
Pada bab ini peneliti meriview hasil dari asuhan keperawatan yang
dimulai dari pengkajian,perumusan diagnosa keperawatan,intervensi
keperawatan, implementasi dan evaluai pada anak F dengan diagnose kejang
demam kompleks di Ruang Multazam 4 di RSU Aliyah 3 Kota Kendari.
a. Identitas Klien
1) No RM : 02 63 90
2) Nama : An. F
3) Tempat,Tanggal lahir :11 November 2017
4) Jenis kelamin :L
5) Alamat : Jl. Tolagu, Baruga
6) Tanggal masuk RS : 21 Juni 2022
7) Tanggal pengkajian : 22 Juni 2022
8) Diagnose medis : Kejang Demam Kompleks
b. Identitas orang tua

Identitas Ayah Ibu

Nama : Tn.S Ny. R


Usia : 46 Tahun 43 Tahun

23
Pekerjaan : Wiraswata IRT
Pendidikan : SLTA SLTA
Alamat : Jl. Tolagu, Baruga Jl. Tolagu, Baruga
Suku : Indonesia Indonesia
Agama : Islam Islam

Tabel 3.1 Identitas orang tua

c. Identitas saudara kandung

No Nama Usia Hub.keluarga Status


kesehatan

1. Nn. F 24 Thn Kaka kandung Sehat

2. Nn. F 20 Thn Kaka kandung Sehat

Tabel 3.2 Identitas saudara kandung

d. Keluhan utama :
Ibu pasien mengatakan An.F demam sejak tadi pagi dan mengalami kejang 1
kali selama ± 10 menit
e. Riwayat kesehatan masa lalu
1) Prenatal
- Usia ibu saat hamil : .> 35 tahun
- Persepsi kehamilan : Kehamilan tidak direncanakan
- Keluhan selama kehamilan : Ya, Ngidam
- Riwayat injuri selama hamil : Tidak ada
2) Intranatal
- Tempat persalinan : RS
- Riwayat persalinan : Spontan

24
- Penolong persalinan : Bidan
3) Postnatal
- Pertumbuhan bayi saat lahir : BBL : 3300 gram, PB : 49 cm
- Apakah bayi meninggalkan RS dengan ibunya : Ya
f. Riwayat penyakit terdahulu
1) Penyakit yang perna dialami : Tidak ada
2) Riwayat operasi : Tidak ada
3) Riwayat penggunaan obat : Tidak ada
4) Riwayat injury : Tidak ada
5) Riwayat alergi : Tidak ada

g. Riwayat kesehatan keluarga


1) Penyakit keturunan : Ada, Hipertensi
2) Penyakit pada anggota keluarga : Hipertensi
3) Bagan genogram

Keterangan
: pria : Wanita : Tinggal
satu rumah

25
: meninggal : pasien
h. Riwayat Imunisasi
1) BCG
2) DPT (I, II, III)
3) Polio (I, II, III, & IV)
4) Hepatitis
5) Campak

i. Riwayat Perkembangan Tiap Bulan


1) Berguling : 8 bulan
2) Duduk : 9 bulan
3) Merangkak : 7 bulan
4) Berdiri : 10 bulan
5) Berjalan : 1 tahun

j. Riwayat Kesehatan Sekarang


1) Waktu timbulnya penyakit : Hari/tanggal : Selasa/21 Juni 2022
2) Awal munculnya keluhan : Tiba-tiba
3) Keadaan penyakit : Membaik

k. Aktivitas Sehari-hari
1) Cairan

Keterangan Sebelum sakit Selama sakit

Jenis minuman Air putih Air putih

Frekuensi minum 3-4 gelas 5-7 gelas

Pantangan Tidak ada Tidak ada

Tabel 3.3 Aktivitas sehari-hari,Cairan

26
2) Eliminasi

BAK Sebelum sakit Selama sakit

Cara (melalui Spontan Kateter


spontan/kateter)

Frekuensi 3-4 x sehari 2-3x sehari

Warna/bau Putih jernih Kuning pekat

Kesulitan Tidak ada Tidak ada

Tabel 3.4 Aktivitas sehari-hari Eliminasi

l.Pemerisaan fisik
1) Tanda tanda vital
- S : 38,3 ℃
- N : 100x/menit
- P : 22x/menit
- Spo2 : 98 %
- GCS : 15
2) Kepala : Normochepal
3) Mata : Simetris, konjungtiva anemis
4) Telinga : Simetris kiri kanan
5) Hidung : Simetris
6) Mulut : Mukosa bibir nampak kering
7) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
8) Dada : Bentuk dada simetris
9) Abdomen : lemas , tidak ada kembung, tidak ada nyeri tekan.
10) Anus dan genitalia : Berwarna kemerahan, lembab dan tidak ada
pembekakan
11) Ektremitas dan musculoskeletal : Tidak ada kelainan tulang

27
12) Kebersihan diri : Mandi 2x sehari, sikat gigi 2x sehari,
Keramas 3x seminggu

m. Hospitalisasi
1) Dampak hospitalisasi
2) Anak : Rewel,menangis
3) Orang tua : Cemas
4) Pengasuh : Ibu
5) Hubungan dengan pengasuh : Harmonis
6) Sumber dukungan : Keluarga
7) Keterlibatan orangtua saat anak dirawat: Merawat

n. Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Hasil

DARAH RUTIN
WBC 7.3
Lymp 1.7
Midh 0.2
Grand 5.4
Lymp 23.0
Midh 3.3
Grand 73.7

HGB 13.1

RBC 4.62
HCT 36.2
MCV 78.4
MCH 28.3
MCHC 36.1
RDW-CV 12.9
RDW-SD 38.3

PLT 216
MPV 6.6

28
PDW 12.2
PCT 0.144

Tabel 3.4 Pemeriksaan Laboratorium

f. Terapi saat ini :


1) Infus RL 500 cc = 20 Tpm
2) Obat Injeksi : Paracetamol 10-15 mg/ 6 jam = 2 cc

- Balance cairan
1) Tanggal 22 Juni 2022

Input Output
- Minum : 600 cc - Urine : 550 cc
- Infuse : 500 cc - IWL : 450 cc
- Injeksi : 2 cc
Total : 1102 cc Total : 1000 cc
Balance cairan = Intput cairan – Output cairan
= 1102 cc – 1000 cc
= + 102 cc
Tabel 3.6 Balance cairan,Tanggal 22 Juni 2022

2) Tanggal 23 Juni 2022

Input Output
- Minum : 650 cc - Urine : 600 cc
- Infuse : 500 cc - IWL : 450 cc
- Injeksi : 2 cc
Total : + 1152 cc Total : 1050 cc
Balance cairan = Input cairan – Output cairan
= 1152 cc – 1050 cc

29
= +102 cc
Tabel 3.7 Balance cairan, Tanggal 23 Juni 2022

3) Tanggal 24 Juni 2022

Input Cairan Output Cairan


- Minum : 600 cc - Urine : 500 cc
- Infuse : 500 cc - IWL : 450 cc
Total : 1100 cc Total : 950 cc
Balance cairan = Intput cairan – Output cairan
= 1100 cc – 950 cc
= +150 cc
Tabel 3.8 Balance cairan, Tanggal 24 Juni 2022
- IWL = ( 30 – Usia (th) ) cc/kgBB/hari
= ( 30 – 5 ) x 18
= 450cc/ hari

2. Klasifikasi Data

Data Subjektif Data Objektif

Ibu klien mengatakan An F demam - Suhu : 38,3℃


sejak tadi pagi dan mengalami - Kulit merah
kejang 1 kali ± 5 menit - Kejang
- Kulit terasa hangat

Tabel 3.9 Klasifikasi Data An.F

3. Analisa Data
Tabel 3.10 Analisa Data An.F

No Data Etiologi Problem

1 DS : Proses infeksi Hipertermi

30
Ibu klien mengatakan berhubungan
An F demam sejak tadi Merangsang dengan proses
pagi dan mengalami hipotalamus penyakit
kejang 1 kali ± 5 menit
DO : Pusat pengaturan suhu
- Suhu : 38,3℃ tubuh terganggu
- Kulit merah
- Kejang Peningkatan suhu
- Kulit terasa tubuh
hangat
Kejang

4. Diagnosa Keperawatan
1) Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit yang di tandai dengan :
Data Subjektif :
- Ibu klien mengatakan An F demam sejak tadi pagi dan mengalami
kejang 1 kali ± 5 menit.
Data Objektif :
- Kulit merah
- Kejang
- Kulit terasa hangat
- Suhu : 38,3℃

5. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan

Hipertermi berhubungan Setelah dilakukan Manajemen Cairan


dengan proses penyakit tindakan keperawatan Observasi :
selama 3x 24 jam maka 1) Monitor status hidrasi

31
ditandai dengan : Status cairan membaik, (mis.Kelembaban
Data Subjektif : dengan kriteria hasil : mukosa, turgor kulit)
- Ibu klien mengatakan An 1) Turgor kulit dari Terapeutik :
F demam sejak tadi pagi menurun menjadi 1) Catat intake-output dan
dan mengalami kejang 1 meningkat hitung balance cairan
kali ± 5 menit 2) Output urine dari 24 jam
Data Objektif : menurun menjadi 2) Berikan cairan
- Kulit merah meningkat intravena
- Kejang 3) Intake cairan dari Kolaborasi :
- Kulit terasa hangat memburuk menjadi 1) Kolaborasi pemberian
- Suhu : 38,3℃ membaik diuretik
4) Suhu tubuh dari
memburuk menjadi
membaik

Tabel 3.11 Intervensi Keperawatan An.F

6. Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan

No Hari/ Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi


Tanggal Keperawatan Teperawatan Keperawatan

1 Rabu, 22 Hipertermi 09.30 1) Memonitor status S:


Juni 2022 berhubungan hidrasi ( Frekuensi Ibu klien
dengan proses nadi, Kelembaban mengatakan An F
penyakit mukosa, turgor demam sejak tadi
kulit) pagi dan
Hasil : mengalami
- Nadi : kejang 1 kali ± 5
100x/menit menit
- Mukosa bibir
kering

32
- Turgor kulit O:
kerirng - Kulit merah
- Kejang
2) Mencatat Intake- - Kulit terasa
09.35 output dan hitung hangat
blance cairan. - Nadi : 100x/
Hasil : menit
- 1102 cc – 1000 cc - Pernapasan :22x
= + 102 cc / menit
- Suhu : 38,3℃
3) Memberikan
cairan intravena. A : Hipertermi
09.40 Hasil : belum teratasi
-Pemberian
cairan Infus RL P : Manajeman
500 cc Cairan di lanjutkan

4) Mengkolaborasi
pemberian
09.45 diuretic
Hasil :
- Pemberian
obat injeksi
Paracetamol
15 mg

2 Kamis 23 Hipertermi 08.35 1) Memonitor S: Ibu klien


Juni 2022 berhubungan status hidrasi mengatakan Ibu
dengan proses (Frekuensi klien mengatakan

33
penyakit nadi, An F masih
Kelembaban demam tapi sudah
mukosa, tidak kejang
Turgor kulit)
O:
Hasil :
- Gelisah
- Nadi : 110
- Suhu : 38,4
x/menit

- Mukosa bibir
- Nadi :
kering
110x/menit
- Turgor kulit
- Pernapasan :
kering
22x/menit
A: Hipertermi belum
2) Mencatat
teratasi
09.10 Intake-output
P: Manajemen
dan hitung
Cairan dilanjutkan
blance cairan.
Hasil :
- 1152 cc – 1050 cc
= +102 cc

3) Memberikan
10.00 cairan
intravena.
Hasil :
- Pemberian
Cairan Infus
RL 500 cc/ 20
Tpm

4) Mengkolabora

34
si pemberian
11.00 diuretic
Hasil :
- Pemberian
obat injeksi
Paracetamol
10-15mg
3 Jumat 24 Hipertermi 13.00 1) Memonitor S: Ibu klien
Juni 2022 berhubungan status hidrasi mengatakan
dengan proses (Frekuensi demam Anaknya
penyakit nadi, turun
Kelembaban
O:
mukosa, turgor
- Suhu : 36, 5
kulit).

Hasil :
- Nadi :
- Nadi :
100x/menit
100x/menit
- Pernapasan :
- Mukosa bibr
22x/menit
lembab
A: Masalah
- Turgor kulit
Hipertermi teratasi
elastis
P: Manajemen
Cairan dihentikan
13.30 2) Mencatat
Intake-output
dan hitung
blance cairan.
Hasil :
- 1100 cc – 950
cc

35
= +150 cc

14.00. 3) Memberikan
cairan
intravena.
Hasil :
- Pemberian
Cairan Infus
RL 500 cc/ 20
Tpm
Tabel 3.9 Implementasi dan Evaluasi An.F

B. Pembahasan

Pada bab sebelumnya peneliti telah membahas asuhan keperawatan yang


diberikan pada klien An. F dengan Kejang Demam Kompleks diruang Multazam 4
RS Aliyah 3 Kota Kendari.

Untuk memudahkan dalam mengetahui apakah terdapat kesenjangan maka


peneliti membahas dengan menggunakan pendekatan proses keperawaan. Selama
peneliti melakukan asuhan keperawatan pada pasien tersebut, peneliti mengacu
pendekatan keperawatan yang meliputi : pengkajian keperawatan, diagnose
keperawatan, intervensi keperawatan , implementasi dan evaluasi keperawatan.

1 Pengkajian Keperaatan

Pengkajian merupakan langkah awal atau dasar utama dari proses


keperawatan secara keseluruhan. Dalam tahap ini, penulis tidak mengalami
kesulitan dalam mengumpulkan data dan informasi tentang situasi dan kondisi
yang dialami oleh klien. Ini ditunjang dengan sikap terbuka dan kooperatif dari
keluarga dalam menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh penulis

36
Dalam melakukan asuhan keperawatan, terdapat kesenjangan antara teori
Menurut (Santi Winarti, 2021)dan praktik dalam pengkajian dilakukan penulis
yaitu :

a. Pada proses wawancara pada riwayat penyakit sekarang, yang biasanya orang
tua klien mengatakan suhu tubuh > 38,0℃, pasien mengalami kejang demam
kompleks biasanya mengalami penurunan kesadaran, nafsu makan anaknya
berkurang, karena mual muntahya.Sedangkan pada tinjauan kasus hanya
data-data seperti suhu tubuh 38,3℃ pada An.F tidak ditemukan dalam teori
akan muncul data kurangnya nafsu makan karena mual muntah,pada saat
dirumah sakit klien tidak mengalami penurunan nafsu makan, klien dirumah
sakit pola makanya baik,
b. Pada saat pemeriksaan fisik diperoleh data pasien mata simetris , konjungtiva
merah muda terdapat mukosa bibir napak kering,tidak ada pembesaran klenjar
tiroid, ada nyeri tekan abdomen, S : 38.3℃, N: 100x/menit, P : 22x/menit,
SpO2 : 98 %, GCS : 15 penulis menemukan kasus klien mengalami kenaikan
suhu tubuh 38,4℃ .
2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan 2017 menurut PPNI, Diagnosa keperawatan
merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons klien terhadap masalah
kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik berlangsung aktual maupun
potensial. Diagnosa keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respons klien
individu,keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan
kesehatan. Berdasarkan hal tersebut peneliti dalam kasus asuhan keperawatan
dalam pemenuhan kebutuhan cairan pada anak dengan riwayat kejang demam
kompleks menegakkan masalah keperawatan berdasarkan dari pengkajian yang
didapatkan.
Pada hasil pengkajian di tegakan diagnosa keperawatan Hipertermi
berhubungan dengan proses penyakit.

37
a. Diagnosa Hipertermi karena terdapat data-data yang menunjang untuk
merumuskan diagnose tersebut seperti suhu tubuh klien 38,3 ℃ dan anak
yang sangat rewel dan tidak ma berhenti menangis.
3. Intervensi Keperawatan
Adapun luaran yang menjadi target peneliti berdasarkan Standar Luaran
Keperawatan Indonesia yaitu status cairan. Dengan kriteria hasil Turgor kulit dari
menurun menjadi meningkat Output urine dari menurun menjadi meningkat,
Intake cairan dari memburuk menjadi membaik, Suhu tubuh dari memburuk
menjadi membaik
Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dilakukan untuk perilaku spesifik
dari tindakan yang akan dilakukan oleh perawat. Intervensi yang digunakan
berdasarkan teori yaitu : manajemen nyeri.
Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat
yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran
(outcome) yang diharapkan. Intervensi yang digunakan yaitu manajemen cairan.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk mencapai
tujuan yang spesifik. Tujuan dari implementasi adalah membantu klien dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan.
Dalam melaksanakan tindakan keperawatan penulis juga melanjutkan
observasi dan pengumpulan data untuk melihat perkembangan selanjutnya,
adapun intervensi keperawatan yang penulis angkat menurut buku standar
intervensi keperawatan pada sat dilakukan implementasi penulis melakukan
memonitor status hidrasi kelembaban mukosa, turgor kulit,mencatat intake-
output cairan, memberikan cairan intravena, dan mengkolaborasi pemberian
diuretic. Implementasi pada An.F dilakukan selam 3 hari mulai tanggal 22 Juni
2022 sampai 24 Juni 2022

5. Evaluasi Keperawatan

38
Evaluasi adalah langkah terakhir dari proses keperawatan untuk mengetahui
sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai. Evaluasi ini dilakukan
dengan cara membandingkan hasil akhir yang teramati dengan tujuan dan
kriteria hasil yang dibuat dalam rencana keperawatan.
Evaluasi masalah Hipertermi dapat teratasi pada tanggal 24 Juni 2022,
dengan hasil evaluasi suhu tubuh 36,5 ℃ , dan ibu klien mengatakan anaknya
sudah tidak demam lagi.

C. Keterbatasan Studi Kasus


Keterbatasan studi kasus dilakukan selama 3 hari di Ruang Multazam 4,
diatarnya dari segi sumber refrensi atau informasi yang diperoleh dari buku
dimana terdapat kesenjagan dengan teori-teori yang tersedia mengenai penyakit
kejang demam kompleks ini.

39
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Pada bab ini setelah mengurai penerapan keperawatan pada An.F dengan
diagnosa Kejang Demam Kompleks yang dirawat di ruang multazam 4 RSU
Aliyah 3 Kota Kendari maka penulis akan menuliskan beberapa kesimpulan
dan saran dalam peningkatan pelayanan asuhan keperawatan khususnya pada
klien dengan Kejang Demam Kompleks:
a. Berdasarkan proses keperawatan yang telah dilaksanakan An.F,
peneliti mampu melakukan asuhan keperawatan pengkajian, diagnose,
intervensi, implemntasi dan evaluasi.
b. Dalam melakukan asuhan keperawatan ditemukan kesenjangan teori
dengan kasus dimulai dari pengkajian, menegakan diagnose
keperawata, intervensi ,implementasi dan evaluasi. Terdapat 1
diagnosa yang di angkat pada klien An.F dengan Kejang Demam
Kompleks.

40
c. Dalam melakukan proses asuhan keperawatan pada An.F penulis
mendapatkan Dungan dari keluarga klien An.F yang sangat kooperatif
dan dapat menerima tindakan keperawatan yang telah diberikan
kepada klien. Perawat ruangan sangat membantu penulis dalam proses
keperawatan.
d. Pemecahan masalah pada klien An.F dengan Kejang Demam
Kompleks dilakukan dengan melaksanakan intervensi yang telah
direncanakan terdiri dari observasi, terapeutik dan koloborasi dengan
tim kesehatan lainnya.

B. Saran
a. Bagi keluarga pasien, sebaiknya keluarga klien lebih memperhatikan
kesehatan
anaknya karena meskipun telah dilakukan tindakan keperawatan dirumah
sakit
tetapi hal tersebut belum tentu menghilangkan faktor kemungkinan tidak
terjadinya lagi Kejang Demam Kompleks (KDK), jadi sangat diharapkan
kepada keluarga An. F untuk memperhatikan kondisi atau kesehatan klien.
b. Bagi rumah sakit. Penulis, mengharapkan dalam menyelesaikan masalah
kesehatan klien di harapkan kerja sama dengan sesame tim kesehatan
makin ditingkatkan
c. Bagi institusi. Laporan Tugas Akhir Asuhan Keperawatan An.F Dalam
Pemenuhan Kebutuhan Cairan Dengan Diagnosa Medis Kejang Demam
Kompleks dapat dijadikan sebagai bahan refrensi bagi mahasiswa yang
praktek, khusunya dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien
dengan dignosa medis Kejang Demam Kompleks.

41
d. Bagi penulis. Dalam melakukan asuhan keperawatan secara komprehensif
penuli harus terus meningkatkan kemampuan dalam melakukan asuhan
keperawatan dalam hal ini khususnya perawatan pada anak.

DAFTAR PUSTAKA

Aini. (2018). Konsep Keperawatan Virginia Henderson. Journal of Chemical


Information and Modeling, 53(9), 168–1699.

Dr. Kusnanto, S.Kp., M. K. (2016). No 117 Modul Pembelajaran Kebutuhan Cairan


Elektrolit.pdf.

Jasni. (2021). Asuhan keperawatan pada Anank dengan diagnosa medik kejang
demam. Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 2013–
2015. https://repository.ubt.ac.id/repository/1730702010_JASNI.pdf

Kelurahan, V. I., & Rejo, S. (2017). Universitas Sumatera Utara.

Kondorura, M. A. (2018). Asuhan Keperawatan Pada An. M Dengan Diare Dalam


Pemenuhan Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit Di Ruang Arafah Rumah Sakit
Umum Aliyah 2 Kota Kendiri. 11.
http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/641/1/KTI-MARIA-AYU.K-

42
P00320015075_compressed.pdf

Kriswanto, Y. (2019). Kejang demam kompleks. 1–19.

Lestari, R. &. (2017). ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN


KEJANG DEMAM. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9),
1689–1699.

Sagitarisandi, Y. P. (2021). Asuhan Keperawatan Pada Anak Gastroenteritis Akut


Dengan Masalah Keperawatan Hipovolemia DI Rumah Sakit Wiyung Sejahtera
Surabaya. Diploma Thesis, 6(11), 951–952., 2007, 7–59.

Santi Winarti. (2021). Asuhan Keperawatan Pada AnakDengan Diagnosa Medis


Kejang Demam Kompleks. In Nuevos sistemas de comunicación e información.

Sari, I. M. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Anak Dengan Gastroenteritis Di


Rumah Sakit Samarinda Medika Citra. Junal Kesehatan Masyarakat, 5(1), 85.

Sciences, H. (2016). Kebutuhan cairan. 4(1), 1–23.

Uswah Nurkhasanah, H. Taamu, L. A. (2019). Management casus : penurunan suhu


tubuh pada anak dengan demam. Jurnal Keperawatan, 2(3), 35.

Utara, U. S. (2020). Kebutuhan cairan. Definitions, c, 5–38.


https://doi.org/10.32388/dj9yap

43
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Identitas Orang Tua

Tabel 3.2 Identitas Saudara Kandung

Tabel 3.3 Aktivitas Sehari-hari, Cairan

Tabel 3.4 Aktivitas Sehari-hari, Eliminasi

Tabel 3.5 Pemeriksaan Laboratorium

Tabel 3.6 Balace Cairan, Tanggal 22 Juni 2022

Tabel 3.7 Balance Cairan, Tanggal 23 Juni 2022

Tabel 3.8 Balance Cairan, Tanggal 24 Juni 2022

Tabel 3.9 Klasifikasi Data An.F

44
Tabel 3.10 Analisa Data An.F

Tabel 3.11 Intervensi Keperawatan An.F

Tabel 3.12 Implementasi dan Evaluasi

Lampiran 1 Jadwal Kegiatan

45
Lampiran 2 Surat Izin Studi Kasus

46
Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Meneliti

47
Lampiran 4 Informed Consent

48
Lampiran 5 Persetujuan Menjadi Responden

49
Lampiran 6 Pengkajian Keperawatan

50
51
52
53
54
Lampiran 7

55
56
Lampiran 7 Surat Permohonan Izin Penelitian

57
Lampiran 8
DOKUMENTASI TINDAKAN ASUHAN KEPERAWATAN YANG TELAH
DILAKUKAN PENELITI

Melakukan Pengkajian

Melakukan tindakan asuhan keperawata

58
Lampiran 9
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MENGHITUNG DAN MEMANTAU BALANCE CAIRAN
Menghitung dan Memantau Balance Cairan
Pengertian Pengitungan keseimbangan cairan masuk dan keluar tubuh
Tujuan 6. Mengetahui Jumlah masuk
7. Mengetahui keluaran cairan
8. Mengetahui balance cairan
9. Menemukan kebutuhan cairan
Peralatan 1. Alat tulis
2. Urine bag
Prosedur A. Tahap pra interaksi
Pelaksananaa 1. Melakukan
pengecekan program terapi
2. Mencuci
tangan
B. Tahap orientasi
1. Memberikan salam dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
C. Tahap kerja
1. Menghitung intake oral (minum)
2. Mengitung output urine
3. Mengitung IWL
4. Menghitung balance cairan
D. Tahap terminasi
1. Bepamitan dengan klien
2. Membereskan alat
3. Mencuci tangan

59
4. Mencacat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


MEMBERIKAN CAIRAN INTRAVENA DAN TETESAN INFUS

Memberikan Cairan Intravena dan Menghitung Tetesan Infus


Pengertian Tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien untuk
mengatur jumlah cairan yang masuk kedalam tubuh
Tujuan 1. Memenuhi kebutuhan cairan
2. Mencegah terjadinya kelebihan cairan
Peralatan 1. Jam yang ada detiknya
2. Buku dan pena
Prosedur E. Tahap pra interaksi
Pelaksananaa 1. Melakukan pengecekan program terapi
2. Mencuci tangan
F. Tahap orientasi
3. Memberikan salam dan sapa nama pasien
4. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
G. Tahap kerja
1. Atur dan lihat posisi jarum infus, apakah tetesan
infus lancar/ tidak
2. Hitung banyaknya/ jumlah tetesan dalam satu
menit, sesuai program medis dengan rumus

Volume total infus x faktor tetesan


Jumlah jam peberian x 60 menit

3. Atur tetesan infus sesuai dengan jumlah tetesan

60
permenit
H. Tahap terminasi
1. Bepamitan dengan klien
2. Membereskan alat
3. Mencuci tangan
4. Mencacat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan

61

Anda mungkin juga menyukai