OLEH :
NENING
NIM. P00320018033
Nama : Nening
Nim : P00320018033
Kendari
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya
adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.
NENING
iv
RIWAYAT HIDUP
I. INDENTITAS
1. Nama Lengkap : Nening
2. Tempat/ Tanggal Lahir : Rombo, 15 Juli 2000
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/ Kebangsaan : Buton
6. Alamat : Rombo, Kec. Kulisusu, Kab. Buton Utara.
7. No. Telp/ Hp : 082293339152
II. PENDIDIKAN
1. SDN 27 Kulisusu, Kab. Buton Utara tamat tahun 2012.
2. SMPN 2 Kulisusu, Kab. Buton Utara tamat tahun 2015.
3. SMAN 2 Kulisusu, Kab. Buton Utara tamat tahun 2018.
4. Poltekkes Kemenkes Kendari Tahun 2018-2021
v
MOTTO
Kerjakan Segala Sesuatu Dengan Ikhlas, Maka Allah Akan Memberikan
Keikhlasan Berkah Kepadamu,
Tanamkaan Dalam Hidup Untuk Tidak Mengenal Kata Menyerah, Putus
Asa, Dan Mundur.
Majulah, Bangkitlah, Semangatlah dan Bersabarlah Walau didepan Ada
Banyak Rintangan Yang Mungkin Akan Menguras Air Mata dalam
Mengiringi Perjalananmu Menuju Keberhasilan, Percayalah, Sesudah Hujan
Pasti Akan ada Pelangi, Begitupun Kehidupan, Setelah Ada Air Mata, Akan
Ada Senyum Yang Indah
Nening
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat, rahmat dan
2 Kota Kendari.
Dalam penyusunan karya Tulis Ilmiah ini di susun sebagai salah satu syarat
Poltekkes Kemenkes Kendari. Terkhusus ucapan terima kasih kepada kedua orang
tuaku, Bapakku La Siku dan Ibuku Zayani yang selalu memberikan semangat,
penulis. Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih yang setinggi-
Kendari.
2. Kepala Kantor Badan Riset Sultra yang telah memberikan izin penelitian
5. Ibu Nurfantri, S.Kep, Ners, M.sc selaku pembimbing I dan Ibu Fitri
vii
membimbing saya dengan sebaik-baiknya demi tercapainya karya tulis
ilmiah ini.
6. Bapak/ibu penguji, Bapak Abdul Syukur Bau, Ners selaku penguji I, Ibu
Dali, M.Kes selaku penguji II, Ibu Siti Muhsinah, Ns.SpKepMB, S.Kep,
M.Kep, Ners selaku penguji III, yang telah membantu dan mengarahkan
penulis dalam ujian KTI sehingga studi kasus ini dapat lebih terarah.
dengan sabar dan wawasannya serta ilmu yang bermanfaat kepada penulis
selama kuliah.
dalam mengerjakan Karya Tulis Ilmiah ini dan selama penulis kuliah.
Tulis Ilmiah ini, untuk ini penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini, semoga Allah SWT
Penulis
viii
ABSTRAK
Ns, M.Sc dan Ibu Fitri Wijayanti, S.Kep, Ns, M.Kep. Kolik abdomen adalah
nyeri hebat pada perut yang sifatnya hilang-timbul. Tujuan umum untuk
digunakan menggunakan studi kasus deskriptf. Subjek pada studi kasus ini yaitu
satu orang pasien sesuai dengan kriteria inklusi dan eklusi yang ditetapkan. Data
diperoleh melalui pengkajian secara langsung dan wawancara kepada pasien serta
dengan dokumen pasien yang ada di Rumah Sakit. Hasil studi kasus diperoleh
dari pengkajian, adanya keluhan nyeri uluh hati dengan skala 7 (1-10). Diagnosa
yang diangkat pada kasus dan sesuai dengan teori, yaitu mengenai nyeri akut.
dilakukan dengan untuk mengetahui apakah nyeri akut yang di alami pasien
teratasi.
Pustaka : 20 (2018-2019)
ix
DAFTAR ISI
MOTTO ......................................................................................................... vi
ABSTRAK .................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
x
D. Definisi Operasional ....................................................................... 40
E. Tempat dan Waktu Studi Kasus ..................................................... 43
F. Pengumpulan Data ......................................................................... 43
G. Penyajian Data................................................................................ 44
H. Etika Studi Kasus ........................................................................... 44
BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Studi Kasus ........................................................................... 48
B. Pembahasan ................................................................................... 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................... 72
B. Saran .............................................................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut data dari WHO (World Health Organitation) pada tahun 2012
kolik abdomen terbanyak 47% dari 810.000 orang penduduk. Prevelensi kolik
dari kasus kolik abdomen tersebut adalah makanan yang mengandung pedas
dan biji - bijihan seperti: cabai, biji jambu dan biji tomat (Depkes RI, 2012).
jumlah penderita Tuberkulosis Paru tahun 2020 sebanyak 4.686 orang. Dari
orang, Kendari 693 orang, dan paling sedikit Di Konawe Kepulauan (Konkep)
Hasil pengambilan data awal rekam medik di RSU Aliyah 2 Kota Kendari.
Survei awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 15 Februari 2021 di RSU
Aliyah 2 Kota Kendari. Data dari jumlah pasien Kolik Abdomen dari tahun
1
tahun 2019 berjumlah 145 jiwa, dan pada tahun 2020 berjumlah 176 jiwa
Kolik abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang
penyakit kolik abdomen terjadi karena pola hidup yang tidak sehat sehingga
Manifestasi klinis dari kolik abdomen adalah nyeri perut yang hebat atau
nyeri tekan, mual dan muntah, bisa juga kenaikan suhu bisa juga disertai
dengan gejala yang sesuai penyakitnya, dan terasa sakit sampai belakang,
Nyeri abdomen dapat berasal dari dalam organ abdomen termasuk nyeri
visceral dan dari lapisan dinding perut (nyeri somatic) lokasi nyeri abdomen
dalamnya terdapat aspirasi kolik abdmen dan terapi antibiotic. Pada akhirnya,
apakah pasien tersebut merupakan kasus bedah yang harus dilakukan dengan
tersebut membuat pasien merasa tidak nyaman, bila masalah tersebut tidak
2
psikologis individu dimana dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia
transmisi stimulus agar jadi perubahan persepsi dengan cara mengurangi rasa
untuk menghilangkan nyeri yaitu salah satunya kompres air hangat (Kozier,
yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara
melakukan kompres air hangat, dengan cara merendam kain di dalam air
hangat setelah itu di perasa dan di simpan di tempat yang nyeri lakukan itu
secara berulang-ulang.
teknik distaksi bila nyeri muncul, lakukan stimulasi atau sentuhan (Bulechek,
et al,2013). Anjurkan klien untuk memilih posisi yang nyaman (Smeltzer &
3
Berdasarkan perencanaan yang di buat, tindakan keperawatan mandiri
hangat dan menganjurkan klien mengambil posisi yang nyaman cukup efektif
B. Rumusan Masalah
Kendari ?
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
4
c. Menggambarkan rencana keperawatan pada Ny.R dengan Kolik
masyarakat
derajat kesehatannya.
3. Bagi penulis.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
(Reeves,2011)
hambatan baik persial atatupun total baik organ tubuh beronga atau organ
penyebab kolik abdomen adalah kolik bilier, kolik renal dan karena
Kolik abdomen adalah nyeri yang kadang timbul secara tiba-tiba dan
kadang hilang dan merupakan variasi kondisi dari yang sangat rumit
Kolik abdomen adalah rasa nyeri pada perut yang bersifat hilang
timbul dan bersumber dari organ yang terdapat dalam abdomen (perut).
Hal yang mendasari hal ini adalah infeksi pada organ di dalam perut
6
penghilangan rasa sakit dan penyebab utama dari organ yang terlibat. Bila
infeksi dari kandungan kemih atau empedu maka pemberian antibotik, bila
empedu (Reeves,2011).
2. Anatomi fisiologi
sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk
makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem
7
a. Mulut.
dan air pada manusia. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya
di anus.
relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman
dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari
b. Tenggorokan (Faring)
8
limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak
c. Kerongkongan (Esofagus)
d. Lambung
Fundus, Antrum
9
lambung ke dalam kerongkongan. Lambung berfungsi sebagai gudang
zat penting Lendir, Asam klorida (HCl), Prekursor pepsin (enzim yang
memecahkan protein).
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan
yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus
adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari
panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah
10
3) Usus Penyerapan (illeum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus.
empedu.
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara
usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air
b) Kolon transversum
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”) dalam istilah
serta bagian kolon menanjak dari usus besar. Organ ini ditemukan
11
h. Umbai Cacing (Appendix)
buntu. Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai
sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon
akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang
j. Pankreas
12
hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian
dua belas jari). Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu asini yang
bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk
inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran
k. Hati
13
penetralan obat. Dia juga memproduksi bile, yang penting dalam
dimulai dalam hepat- atau hepatik dari kata Yunani untuk hati, hepar.
l. Kandung Empedu
3. Etiologi
a. Mekanis
• Karsinoma
di dalam usus).
• Intususepsi
14
b. Fungsional ( non meanik)
• Enteritis regional
• Ketidakseimbangan elektrolit
• Uremia
4. Manifestasi Klinis
minimal.
15
b) Mekanika sederhana – usus halus bawah
Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi berat,muntah – sedikit
atau tidak ada kemudian mempunyai ampas, bising usus dan bunyi
e) Strangulasi
Gejala berkembang dengan cepat; nyeri parah, terus menerus dan
5. Patofisiologi
Kolik abdomen adalah gangguan pada aliran normal usus seoanjang
traktus intestinal. Rasa nyeri pada perut yang sifatnya hilang timbul dan
bersumber dari organ yang terdapat dalam abdomen. Hal yang mendasari
adalah infeksi dalam organ perut (diare, radang kandung empedu, radang
kandung kemih). Sumbatan dari organ perut (batu empedu, batu ginjal).
Akut abdomen yaitu suatu kegawatan abdomen yang dapat terjadi karena
daari 24 jam. kolic abdomen terkait pada nyeri perut serta gejala seperti
16
muntah, konstipasi, diare, dan gejala gastrointestinal yang spesifik. Pada
kolik abdomen nyeri dapat berasal dari organ dalam abdomen, termasuk
nyeri viseral. Dari otot lapisan dinding perut. Lokasi nyeri perut abdomen
dari tempat lain. Oleh karena itu, nyeri yang dirasakan bisa merupakan
lokasi dari nyeri tersebut atau sekunder dari tempat lain.(Gilroy: 2013).
6. Pathway
Obstruksi
Unmi,ousus Akumulasi gas cairan
Kehilangan Distensi
di dalam lumen
H2O
sebelah proksimal
Hipotalamus
17
Peningkatan
suhu tubuh
Mediator
nyeri
Peningkatan
suhu tubuh
Nyeri akut
Anoreksia Mual,
muntah
7. Komplikasi
b. Kolik biliaris
d. Gangren
18
e. Sepsis
f. Fistula
g. Peritonitis
rongga perut.
h. Ileus
Ilues dapat terjadi karena batu menyumbat isi usus. Dapat terjadi bila
8. Pemeriksaan penunjang
lipatan usus.
19
d. Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis
9. Penatalaksanaan
beresiko.
prosedur kedua.
20
10. Konsep Asuhan Keperawatan Kolik Abdomen
1. Identitas
Meliputi keluhan saat masuk rumah sakit dan keluhan utama saat
pralhigiyene.
Tidur teratur
6. Pemeriksaan fisik:
1. Abdomen
21
b. Diagnosa keperawatan
2. Defisit nutrisi
c. Perencanaan/Luaran Keperawatan
a. Definisi
b. Ekspektasi: menurun
c. Criteria hasil
• Meringis menurun
• Gelisa menurun
• Kesulitan menurun
22
• Nafsu makan membaik
d. Perencanaan/Intervensi Keperawatan
1. Manajemen nyeri.
Observasi:
nyeri.
Terapeutik :
ruangan,pencahayaaan, kebisingan).
Edukasi :
nyeri
Kolaborasi :
23
e. Implementasi Keperawatan
• Observasi
• Tindakan mandiri
• Health education(HE)
• kolaborasi
f. Evaluasi Keperawatan
keperawatan
1. Pengertian Nyeri
sangat subjektif karna perasaan nyeri berbeda pada setiap orang baik
dalam hal skala ataupun tingkatannya dan hanya orang tersebutlah yang
2008).
24
Internasional Association for Study of Pain (IASP), mendefenisikan
2. Fisiologi nyeri
ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit mielin yang tersebar
pada kulit dan mukosa, khususnya pada visera, persendian, dinding arteri,
serabut bermiyelin yaitu serabut A (delta) dan serabut lambam (serabut C).
melalui akar dorsal dan sinaps pada dorsal hurn.Dorsal hurn ini terdiri dari
tulang belakang yang ada pada interneuron dan bersambung dengan jalur
25
spinal asenden yang paling utama, jalur sphinotalamic dan spinoreticular
membawa informasi mengenai sifat dan lokasi nyeri. Terdapat dua jalur
mekanisme nyeri sebagai akibat dari proses transmisi nyeri yaitu jalur
3. Klasifikasi Nyeri
Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit,
2010).
26
nyeri ini biasanya dikaitkan dengan kerusakan jaringan (Guyton
Tabel 2.1
Perbedaan Nyeri Akut dan Nyeri Kronis
Karateristik Nyeri Akut Nyeri Kronis
(Andarmoyo, 2013).
27
2). Nyeri neuropatik
yang di dapat pada struktur saraf perifer maupun sentral , nyeri ini
Nyeri biasanya terasa sebagai sensasi yang tajam (Potter dan Perry,
internal (Potter dan Perry, 2006 dalam Sulistyo, 2013). Nyeri ini
lambung.
28
dandapat terasa dengan berbagai karakteristik (Potter dan Perry,
4). Radiasi
Nyeri radiasi merupakan sensi nyeri yang meluas dari tempat awal
cedera ke bagian tubuh yang lain (Potter dan Perry, 2006 dalam
skiatik.
4. Penilaian nyeri
dengan skala longitudinal yang pada salah satu ujungnya tercantum nilai 0
(untuk keadaan tanpa nyeri) dan ujung lainnya nilai 10 (untuk kondisi
terakhir kali ia rasakan, dan nilai ini dapat dicatat pada sebuah grafik yang
29
Tabel 2.2
Skala Nyeri Menurut Hayward
NO Skala Keterangan
1 0 Tidak nyeri
Selain skala di atas, ada pula skala wajah, yakni Wong-Baker FACES
intensitas nyerinya melalui skala angka. Ini termasuk anak-anak yang tidak
30
orang, nyeri masa lalu dapat saja menetap dan tidak terselesaikan,
menjadi mudah marah, menarik diri, dan depresi (Smeltzer & Bare,
2001).
persepsi pasien terhadap nyeri. Secara umum, cara yang lebih efektif
pada nyeri ketimbang ansietas Budaya dan Nyeri (Smeltzer & Bare,
2001).
31
c. Budaya dan Nyeri
Dimsdale, 1990).
pemahaman yang lebih besar tentang nyeri pasien dan akan lebih
Bare, 2001).
cara berespons orang yang lebih muda. Atau nyeri pada lansia
32
tentang nyeri dan keadekuatan pengobatan harus didasarkan pada
laporan nyeri pasien dan pereda nyeri ketimbang didasarkan pada usia
e. Efek Plasebo
Bare, 2001).
6. Asuhan keperawatan
a. Pengkajian
nyeri pada skala verbal (missal, tidak nyeri, sedikit nyeri, nyeri
nyeri, 1-3= nyeri ringan, 4-6= nyeri sedang, 7-9= sangat nyeri,
33
dilakukan, 10= sangat nyeri dan tidak bisa dikontrol (Smeltzer
2010).
34
sering berkaitna dengan asientas dan nyeri kronis dengan
Bare, 2001).
b. Diagnosa Keperawatan
2. Laporan nyeri
c. Luaran Keperawatan
35
menurun. 3. Identifikasi faktoryang
A. Meringis dari memperberatdan
meningkat memperinggan nyeri.
menjadi 4. Monitor efek samping
menurun. penggunaan analgetik
C. Mual dari Terapeutik :
meningkat A. Berikan teknik
menjadi nonfrmakologis untuk
menurun. menggurangi rasa nyeri
D. Nafsu makan (mis: kompres hangat ).
dari memburuk B. Kontrol lingkungan yang
menjadi memerberat rasa nyeri
meningkat. (mis: suhu ruangan,
pencahayaaan,kebisinga
n).
C. Fasilitasi istirahat dan
tidur
Edukasi :
6. Jelaskan strategi
meredakan nyeri.
7. Ajarakan teknik
nonfarmkologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
A. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
d. Implementasi
klien. Hal ini dilakukan karena pencatatan akan lebih akurat bila dilakukan
saat intervensi masih segar dalam ingatan. Tulislah apa yang diobservasi
diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan
36
e. Evaluasi Keperawatan
evaluasi dapat dilakukan pada setiap tahap dari proses perawatan. Evaluasi
mengacu pada penilaian, tahapan dan perbaikan. Pada tahap ini, perawat
37
b. Manfaat Kompres Air Hangat
dari zat – zat di perbaiki yang dapat mengurangi rasa nyeri kolik abdomen
(Natalie, 2013).
e) Handuk/kain/washlap.
i) Lakukan kembali ketika kain sudah kering atau suhu kain mulai
dingin.
38
j) Kompres selama 20 menit.
lancar dan peningkatan suhu terjadi lebih cepat. Akibatnya, panas dapat
membuat otot lebih rileks dan otak juga akan menurunkan suhu tubuh
menjadi normal.
39
BAB III
Desain studi kasus ini adalah mengunakan desain pnelitian deskriptif melalui
pendekatan studi kasus. Hasil yang di harapkan oeh penenliti adalah keberhasilan
teknik relaksasi nafas dalam sebagai pelaksanaan nyeri akut pada pasien kolik
Subjek studi dalam penelitian ini adalah satu pasien atau individu yang
kebutuhan kenyamanan.
D. Definisi Operasional
40
kualitas dan waktu serangan terjadinya nyeri. Pengkajian nyeri
ringannya nyeri
kronis.
41
nyeri. Identifikasi skala nyeri. Identifikasi factor yang
sebagai berikut:
ke dalam air hangat lalu peras. Tempelkan waslap air hangat pada
42
e. Evaluasi keperawatan berdasarkan Standar Luaran Keperawatan
bagian atas.
Februari 2021.
2 Kota Kendari.
F. Pengumpulan Data
1. Data perimer yaitu data yang diperoleh dari pasien atau keluarga
43
proses wawancara, observasi menggunkan format asuhan keperawatan
2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh peneliti dari hasil survay
awal melalui pusat informasi rekam medik dan status pasien di RSU
G. Penyajian Data
dilakukan melalui berbagai bentuk, dari data yang sudah terkumpul dan
telah di olah akan disajikan dalam entuk tekstular atau narasi untuk
mengetahui hasil.
1. Hak untuk self determinaton klien memiliki otonomi dan hak untuk
dari paksaan untuk berpartisipasi atau tidak dalam penelitian ini atau
2. Hak terhadaap privacy dan dignity bahwa klien memiliki hak untuk
dihargai tentang apa yang mereka lakukan dan apa yang dilakukan
44
klien berhak tidak menjawab pertanyaan yang menimbulkan rasa malu
atau tidak ingin diketahui orang lain dan jika kliemn merasa tidak
klien (anonymity).
45
5. Hak untuk mendapatkan perlindungan dari ketidaknyamanan dan
etika.
1. Informed Concent
46
2. Anonimity (tanpa nama)
2011).
47
BAB IV
1. Pengkajian
berikut ini :
a. Riwayat Kesehatan.
48
klien nampak memegang daerah yang nyeri, klien nampak
b. Pemeriksaan Fisik
kepala bersih, tidak ada nyeri kepala, klien tidak merasa pusing,
distribusi rambut bersih, rambut tidak udah tercabut, dan tidak ada
alopesia.
baik, pergerakan bola mata baik, lapang pandang baik, tidak ada
49
diplopia, tidak ada photopobia, tidak ada nistagmus, reflex kornea
baik, tinnitus baik, tidak ada nyeri yang dirasakan pada telinga.
tidak ada perdarahan, tidak ada sekresi, fungsi penciuman baik, dan
baik, kelembapan bibir baik, posisi uvula baik, mukosa bibir baik,
tidak ada tremor pada lidah, kebersihan lidah bersih, tidak ada bau
terdapat karies pada gigi, suara parau tidak ada, tidak ada kesulitan
kelenjar limfe, tidak ada pelebaran vena jugularis, dan trachea baik.
ada retraksi dinding dada, tidak ada tanda jejas, taktir fremitus
getaran kiri dan kanan, tidak ada massa, tidak ada dispnea, tidak
50
ada ortopnea, tidak ada bunyi nafas tambahan ronchi, tidak nyeri
pada dada.
nyeri pada dada, tidak ada palpitaasi, dan bunyi jantun normal.
tidak ada ostomy, tidak ada tanda jejas, peristaltic 12x/menit, tidak
simetris, keadaan puting susu baik, tidak ada massa, tidak ada nyeri
normal, reflex tendon trisep normal, reflex lutut baik, tidak ada
tanda haemoroid, tidak ada lesi, dan tidak ada nyeri pada anus.
51
tidak ada hipertropi, tidak ada lesi atau luka, pigmentasi baik, tidak
ada deformitas sendi, tidak ada deformitas tulang, tidak ada tremor,
tidak ada varises, tidak ada edema, turgor kulit baik, kelembapan
kekakuan tulang, tonus otos normal, kekuatan sendi baik, tidak ada
c. Kebutuhan Kenyamanan :
epigastrit
minum obat.
keluarga.
52
d. Pemeriksaan penunjang
a) Laboratorium :
No Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan Keterangan
DARAH RUTIN
b) Tindakan medik/pengobatan
Kendari,
Mahasiswa
53
2. Diagnosa Keperawatan
a. Klasifikasi Data
Nama Pasien : Ny. R
Umur : 39 Tahun
No. RM : 02 92 37
3. Analisa Data
b. Klasifikasi Data
Nama Pasien : Ny. R
Umur : 39 Tahun
No. RM : 02 92 37
54
• Nampak klien lemas.
• WBC: 22,3
• Klien nampak Mediator nyeri
memegang daerah yang
nyeri.
• Klien nampak Hipotalamus
membatasi aktivitas
atau kebutuhan dibantu
keluarga.
• Klien nampak Nyeri
melindungi area yang
sakit.
• TTV:
• TD: 120/80 mmhg.
• N: 80xpermenit
• SB: 36,8 C
• R: 20xpermenit
2. Data subjektif: Hambatan pasese dalam Defisit nutrisi.
1. klien mengatakan cepat organ
kenyang
2. Klien mengatakan nyeri
pada uluh hati.
3. Kien mengatkan nafsu Mual muntah
makan menurun
4. Kien mengatakan mual.
Data objektif:
1. Nampak berat badan Anoreksia
2. Klien menurun
3. Nampak klien mual
4. KU lemas
Intake kurang
Gangguan pemenuhan
nutrisi kurang dari
kebutuhan
Defisit nutrisi
55
5. Implementasi
Umur : 39 Tahun
No. RM : 02 92 37
56
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
analgetik,jika perlu
2. Defisit nutrisi Setelah dilakukan Manajemen nutrisi.
berhubungan tindakan keperawatan Observasi:
dengan selama 3x24 jam maka E. Identifikasi status
ketidakmampuan status nutrisi membaik nutrisi.
mencerna dengan kriteria hasil: F. Identifikasi makanan
makanan. a. Porsi makanan yang disukai.
yang di G. Identifikasi kebutuhan
habiskan dari kalori yang disukai
menurun dan jenis nutrient.
menjadi H. Monitor asupan
meningkat. makanan.
b. Nyeri abdomen I. Monitor berat badan
dari meningkat Terapeutik :
menjadi 5. Sajikan makanan
menurun. secara menarik dan
c. Berat badan suhu yang sesuai.
dari memburuk 6. Berikan makanan
menjadi tinggi serat untuk
membaik. mencegah konstipasi.
d. Nafsu makan 7. Berikan makanan
dari memburuk tinggi kalori dan
menjadi tinggi protein.
membaik. Edukasi :
C. Ajurkan posisi duduk
jika mampu.
Kolaborasi :
A. Kolaborasi pemberian
dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan, jika
perlu.
57
6. Implementasi Dan Evaluasi
Umur : 39 Tahun
No.RM : 02 92 37
58
nafas dalam). • Klien nampak
Hasil: melindungi area
1. Klien mengatakan yang sakit.
bersedia untuk • TTV
melakukan teknik -TD:120/80 mmhg
relaksasi nafas dalam. -N: 80xPermenit
2. Klien mengatakan -SB: 36,8 C
belum terlalu -R: 20xPermenit
mengerti dalam A:
melakukan tekhnik Masalah belum teratasi.
relaksasi nafas dalam. P:
6. Kontrol lingkungan, Intervensi di
pencahayaaan, lanjutkan.1, 2, 5, 6, 7, 9,
kebisingan). 10.
Hasil:
1. Klien mengatakan
lingkungannya bersih,
penvahayaan terang,
tidak ribut.
7. Fasilitasi istirahat dan
tidur.
Hasil:
1. Klien mengatakan
tidurnya terganggu
ketika saat nyeri.
8. Jelaskan strategi
meredakan nyeri.
Hasil:
1. Klien nampak
mengikuti penjelasan.
9. Ajarakan teknik
nonfarmkologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
Hasil:
1. Klien Nampak
mengikuti penjelasan
yang diberikan.
10. Kolabo
rasi pemberian analgetik,
jika perlu
Hasil:
1. Berkolaborasi dengan
tim medis dalam
pemberian analgetik.
Defisit Senin, 21-15 1. Identifikasi status nutrisi. S:
nutrisi. 15-02- 2. Identifikasi makanan yang • Klien
59
2021 21-20 disukai. mengatakan
3. Identifikasi kebutuhan cepat kenyang.
kalori yang disukai dan • Klien
21-30 jenis nutrient. mengatakan
4. Monitor asupan makanan. nyeri pada uluh
5. Monitor berat badan. hati.
21-45 6. Sajikan makanan secara • Klien
menarik dan suhu yang mengatakan
sesuai. nafsu makan
7. Berikan makanan tinggi menurun.
serat untuk mencegah • Klien
konstipasi. mengatakan
8. Berikan makanan tinggi mual.
kalori dan tinggi protein. O:
9. Ajurkan posisi duduk jika • Nampak berat
mampu. badan klien
10. Kolaborasi pemberian menurun.
dengan ahli gizi untuk • Nampak kllien
menentukan jumlah kalori mual.
dan jenis nutrien yang • KU lemas.
dibutuhkan, jika perlu. A:
Masalah belum teratasi.
P:
Intervensi di lanjutkan.
1, 4, 5, 7, 8, 9, 10.
2. Nyeri Selasa, 21-15 1. Identifikasilokasi,karakteri S:
akut. 16-02- stik,durasi,frekuensi,kualit • Klien
2021 as,intensitasnyeri. mengatakan
Hasil: nyeri pada uluh
a. Klien mengatakan hati berkurang.
21-20 masih nyeri uluh hati. • Klien
2. Idetifikasi skala nyeri. mengatakan
Hasil: nyerinya hilang
a. Klien mengatakan timbul.
skala nyeri 4 • Klien
3. Berikan teknik mengatakan
nonfrmakologis untuk qualitas
menggurangi rasa nyeri nyerinya masih
21-30 (mis:teknik relaksasi nafas tertusuk-tusuk.
dalam). • Skala nyeri 4 (1-
Hasil: 10)
a. Klien mengatakan O:
belum terlalu mengerti • Nampak klien
dalam melakukan masih meringis.
teknik relaksasi nafas • Nampak klien
dalam.
60
21-45 4. Kontrol lingkungan yang lemas.
memerberat rasa nyeri • WBC: 22,3
(mis: suhu ruangan, • Klien Nampak
pencahayaaan, kadang-kadang
kebisingan). masih
Hasil: memegang
a. Klien mengatakan daerah yang
lingkungan bersih, nyeri.
pencahayaan bagus, • Klien Nampak
tidak rebut. tidak
5. Fasilitasi istirahat dan membatasi
tidur. aktivitas atau
Hasil: kebutuhan
a. Klien mengatakan dibantu
tidurnya sudah tidak keluarga.
terganggu. • Klien nampak
6. Ajarakan teknik kadang-kadang
nonfarmkologis untuk masih
mengurangi rasa nyeri. melindungi area
Hasil: yang sakit.
a. Klien mengatakan • TTV
bersedia untuk -TD:110/90 mmhg
melakukan teknik -N: 88xPermenit
relaksasi nafas dalam. -SB: 36,3 C
b. Klien mengatakan -R: 23xPermenit
sudah mampu A:
melakukan teknik Masalah belum teratasi
relaksasi nafas dalam. P:
7. Kolaborasi pemberian Intervensi dilanjutkan.
analgetik, jikaperlu. 1, 2, 3, 4, 7, 8.
Hasil:
a. Berkolaborasi dengan
dokter dalam
memberikan analgetik.
Defisit Selasa, 21-15 1. Identifikasi status nutrisi. S:
nutrisi 16-02- 2. Monitor asupan makanan. • Klien
2021 21-20 3. Monitor berat badan. mengatakan
4. Berikan makanan tinggi cepat kenyang.
serat untuk mencegah • Klien
21-30 konstipasi. mengatakan
5. Berikan makanan tinggi masih nyeri
kalori dan tinggi protein. pada uluh hati.
6. Ajarkan posisi duduk jika • Klien
mampu. mengatakan
7. Kolaborasi pemberian nafsu makan
dengan ahli gizi untuk sudah mulai
61
menentukan jumlah kalori meningkat.
dan jenis nutrient yang • Klien
dibutuhkan,jika perlu. mengatakan
masih mual.
O:
• Nampak berat
badan klien
menurun.
• Nampak kllien
mual.
• KU lemas.
A:
Masalah belum teratasi.
P:
Intervensi di lanjutkan.
1, 2, 3, 4, 5, 7.
3. Nyeri Rabu, 14-20 1. Identifikasi S:
akut. 17-02- lokasi,karakteristik, • Klien
2021 durasi, frekuensi, kualitas, mengatakan
intensitas nyeri. tidak nyeri pada
Hasil: uluh hati.
14-30 a. Klien mengatakan • Klien
tidak nyeri uluh mengatakan
hatinya. tidak nyeri.
2. Identifikasi skala nyeri. • Klien
Hasil: mengatakan
a. Klien mengatakan tidak merasa
14-50 skala nyeri 0. nyeri lagi.
3. Berikan teknik • Klien
nonfrmakologis untuk mengatakan
menggurangi rasa nyeri nyerinya sudah
(mis:teknik relaksasi nafas tidak terganggu
dalam). lagi.
Hasil: O:
a. Klien mengatakan • Nampak klien
bersedia melakukan tidak meringis.
teknik relaksasi nafas • Nampak klien
dalam. tidak lemas.
b. Klien mengatakan • WBC: 22,3
sudah mengerti dalam
• Klien Nampak
melakukan teknik
tidak memegang
relaksi nafas dalam.
daerah yang
4. Ajarakan teknik
nyeri.
nonfarmkologis untuk
• Klien Nampak
mengurangi rasa nyeri.
tidak membatasi
Hasil:
62
a. Klien mengatakan aktivitas atau
Nampak mengikuti kebutuhan
penjelasan yang di dibantu
ajarkan. keluarga.
b. Klien mengatakan • Klien nampak
sudah mampu tidak melindungi
melakukan teknik area yang sakit.
relaksasi nafas dalam. • TTV
5. Kolaborasi pemberian -TD:100/80 mmhg
analgetik,jikaperlu. -N: 90xPermenit
Hasil: -SB: 36 C
a. Berkolaborasi dengan -R: 22xPermenit
tim lain dalam A:
pemberian analgetik. Masalah sudah teratasi.
P:
Intervensi di hentikan.
Defisit Rabu, 14-20 1. Identifikasi status nutrisi. S:
nutrisi. 17-02- 2. Monitor asupan makanan. • Klien
2021 14-30 3. Monitorberat badan. mengatakan
4. Berikan makanan tinggi tidak nyeri lagi
14-50 serat untuk mencegah uluhhati.
konstipasi. • Klien
5. Berikan makanan tinggi mengatakan
kalori dan tinggi protein. nafsu makan
6. Kolaborasi pemberian meningkat.
dengan ahli gizi untuk • Klien
menentukan jumlah kalori mengatakan
dan jenis nutrient yang tidak mual lagi.
dibutuhkan,jika perlu. O:
• Nampakklien
tidak mual.
• KU membaik.
A:
Masalah sudah teratasi.
P:
Intervensidi hentikan.
63
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil studi kasus dan tujuan penulisan studi kasus ini,
maka penulis akan membahas tentang kesenjangan antara teori dengan hasil
1. Tahap pengkajian
tentang keadaan kesehatan pasien. Adapun data yang didapat pada tahap
pengkajian yaitu : pada studi kasus ditemukan data meliputi klien mengatakan
nyeri pada uluh hati, klien mengatakan nyerinya hilang timbul, klien
sakit uluh hati dari 2 hari yang lalu, klien mengataka nafsu makannya
klien nampak lemas, nampak berat badan klien menurun, klien nampak mual,
Jika dibandingan teori dengan studi kasus sudah pasti ada kesenjangan
anatara teori dan studi kasus, karena data pada teori tidak semua ada di studi
kasus, begitupun sebaliknya data yang ada pada studi kasus tidak semua
64
2. Diagnosa Keperawatan
keperawatan yang ada pada teoriyaitu Nyeri akut berhubungan dengan agen
mencerna makanan.
nyeri pada uluh hati, klien mengatakan nyerinya hilang timbul, klien
sakit uluh hati dari 2 hari yang lalu, klien mengataka nafsu makannya
klien nampak lemas, nampak berat badan klien menurun, klien nampak mual,
65
fisiologis (mis, inflamasi, iskemia, neoplasma) dan Defisit nutrisi
3. Intervensi Keperawatan
disusun berdasarkan konsep teori yang telah didapatkan dan diterapkan secara
tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil : keluhan nyeri dari meningat
66
Jelaskan strategi meredakan nyeri, Ajarakan teknik nonfarmkologis untuk
perlu.
keperawatan 3x24 jam maka status nutrisi membaik dengan kriteria hasil :
kebutuhan kalori yang disukai dan jenis nutrient, Monitor asupan makanan,
Monitor berat badan. Terapeutik : Sajikan makanan secara menarik dan suhu
Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein. Edukasi : Ajurkan posisi
duduk jika mampu. Kolaborasi : Kolaborasi pemberian dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu.
dengan menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian
67
dan tenang. Pemberian kompres panas dilakukan selama 3 hari atau lebih
4. Implementasi Keperawatan
dan 3 hari untuk diagnose defisit nutrisi sesuai dengan intervensi yang telah
dibuat dengan memperhatikan aspek tujuan dan kriteria hasil dalam rentang
3x24 jam maka tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil : keluhan nyeri
68
:Berikan teknik nonfrmakologis untuk menggurangi rasa nyeri (mis:
keperawatan 3x24 jam maka status nutrisi membaik dengan kriteria hasil :
kebutuhan kalori yang disukai dan jenis nutrient, Monitor asupan makanan,
Monitor berat badan. Terapeutik : Sajikan makanan secara menarik dan suhu
Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein. Edukasi : Ajurkan posisi
duduk jika mampu. Kolaborasi : Kolaborasi pemberian dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu.
intervensi diatas selama 3 hari untuk diagnose nyeri akut dan 3 hari untuk
diagnose defisit nutrisi secara berturut – turut hasilnya dinilai sangat efektif
69
dalam masalah keperawatan nyeri akut dan defisit nutrisi pada pasien Kolik
Abdomen.
5. Evaluasi Keperawatan
Rabu, 17 Februari 2021 pukul 16.30 WITA yaitu data subjektif : klien
mengatakan tidak nyeri pada uluh hati, klien mengatakan tidak nyeri lagi,
klien mengatakan nyerinya tidak terganggu lagi. Data objektif :klien nampak
tidak meringis, nampak klien tidak lemas, TTV :TD : 100/80 mmhg, N: 90
diagnosa defisit nutrisi pada hari ke tiga Rabu, 17 Februari 2021 pukul 17.00
WITA yaitu data subkektif :klien mengatakan Klien mengatakan tidak nyeri
tidak mual lagi. Data objektif ; Nampak klien tidak mual, KU membaik, TTV
6. Analisis Intervensi
70
3) Tujun tindakan: Kompres air hangat dilakukan tujuannya untuk
lingkungan pasien.
6) Hasil yang di dapat: Nyeri klien yang mengganggu dapat teratasi dan
71
BAB V
A. Kesimpulan
SIKI, yang dibuat sesuai dengan kondisi pasien dan berdasarkan tahanpan
1. Pengkajian.
pengkajian keluhan utama klien mengatakan nyeri pada uluh hati, klien
2. Diagnosa Keperawatan
nyeri akut.
72
3. Perencanaan Keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
keperawatan.
5. Evaluasi Keperawatan
mengatakan tidak nyeri pada uluh hati, Klien mengatakan tidak nyeri,
73
kompres hangat). Kontrol lingkungan, pencahayaaan, kebisingan).
B. Saran
penyembuhan.
kepada klien. Petugas kesehatan baik itu perawat agar selalu menerapkan
74
kesehatan klien. Juga diperlukan adanya kerja sama yang baik dengan tim
c. Bagi Peneliti
antara teori dan kasus nyata tentang masalah Kenyamanan pada pasien
Kolik Abdomen.
75
DAFTAR PUSTAKA
Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta : EGC;
2001.
Brunner & Suddarth. 2000. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Brunner & Suddarth, 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta : EGC
Doenges, Marllyn E. dkk. 2000.Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta:
EGC
https://journals.stikim.ac.id/index.php/jiiki/article/view/320
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/486/3/BAB%20II.pdf
https://vdocuments.site/nyeri-abdomen-terbagi-menjadi-nyeri-visceral-dan-nyeri-
somatik.html
https://www.scribd.com/document/257304228/nyeri-abdomen
Irianto, Kus. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis.Bandung :
Yrama Widya. 2004.
Keperawatan Klinis Edisi 5. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Kozier B, Erb G. 2009. Buku Ajar Praktik
L Fitri, S Nova, R Nurbaya - Jurnal Endurance: Kajian Ilmiah …, 2019 -
ejournal.lldikti10.id
Marllyn E. Doenges dkk, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta, 2000
Medikal-Bedah Brunner & Suddarth Volume 3.J akarta : EGC Suyono, Slamet.
2001 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II.
National Digestive Diseases Information Clearinghouse (NDDIC). 2015. Biliary
Colic. from : http://www.drugs.com/health-guide/biliary-colic.html.
Last update : 7 january 2015 Nettina, Sandra M. 2001. Pedoman Praktik
Keperawatan. Alih
Nettina, Sandra M. Pedoman Praktik Keperawatan. Alih bahasa Setiawan dkk. Ed.
1. Jakarta : EGC; 2001
Pearce Evelyn C. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT Gramedia.
2006.
Reeves, Charlene J. et al. 2011. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta. Salemba
Medika
76
Reeves, Charlene J et al. 2001Medical-Surgical Nursing. Alih Bahasa Joko
Setyono. Ed. I. Jakarta : Salemba Medika Smeltzer, Suzanne C. 2001.
Buku Ajar Keperawatan
S. Ethel. W. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta
Slamet Suyono. Prof. Dr. SpPD. KE., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II ,
FKUI Jakarta, 2001.
Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth.
77
Lampiran 1 Informasi Dan Pernyataan Persetujuan (Informed consent)
Lampiran 2 Standar Operasional Prosedur
A. Pengertian
Merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien
yang mengalami nyeri kronis. Rileks sempurna yang dapat mengurangi
ketegangan otot, rasa jenuh, kecemasan sehingga mencegah menghebatnya
stimulasi nyeri. Ada tiga hal yang utama dalam teknik relaksasi: Posisikan
pasien dengan tepat, Pikiran beristirahat, Lingkungan yang tenang.
B. Tujuan
Untuk menggurangi atau menghilangkan rasa nyeri. Indikasi :
Dilakukan untuk pasien yang mengalami nyeri akut.
C. Prosedur pelaksanaan :
1) Tahap prainteraksi
a. Membaca status pasien.
b. Mencuci tangan.
c. Menyiapkan alat
2) Tahap orintasi
a. Memberikan salam teraupetik.
b. Validasi kondisi pasien.
c. Menjaga privacy pasien.
d. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada
pasien dan keluarga.
3) Tahap kerja.
a. Ciptakan lingkungan yang tenang.
b. Usahakan tetap rileks dan tenang.
c. Ukur suhu tubuh klien
d. Basahi waslap dengan air hangat, peras lalu letakkan
e. pada bagian yang terasa nyeri
f. Tutup waslap yang digunakan untuk kompres
g. Dengan handuk kering agar air tidak menetes
h. Apabila kain terasa kering atau suhu kain menjadi
D. Tahap terminasi
E. Cuci tangan.
E. Dokumentasi