S DENGAN MASALAH
UTAMA HARGA DIRI RENDAH KRONIS DI RUANG
PATTIMURA RSUD ARJAWINANGUN
KABUPATEN CIREBON
Oleh :
HAMBA TAHTA RAMADAN
NIM. P2.06.20.2.14.014
Oleh :
HAMBA TAHTA RAMADAN
NIM. P2.06.20.2.14.014
ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM. : P2.06.20.2.14.014
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis yang saya susun ini
benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.,
NIM. P2.06.20.2.14.014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah yang berjudul “ Asuhan
Keperawatan Pada Tn. S Dengan Masalah Utama Harga Diri Rendah Kronis
keperawatan.
Berbagai halangan selalu terjadi dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini,
namun Alhamdulillah atas segala usaha yang senantiasa diiringi do’a, bantuan
bimbingan pengarahan serta dorongan semangat dari berbagai pihak yang sangat
baik akhirnya karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan. Maka dari itu penulis
ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait atas terselesaikannya karya
Tasikmalaya.
Cirebon.
vi
5. Bapak Eyet Hidayat, S.Pd, S.Kp, M.Kep, Sp.Kep.J. selaku dosen
Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat
kekurangan baik sadar maupun yang tidak disadari, sehingga tidak ada
salahnya jika ada kritik dan saran demi kesempurnaan Karya Tulis ilmiah
ini.
Penulis,
vii
PROGRAM DIPLOMA III
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN CIREBON
Karya Tulis Ilmiah, April 2017
Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Masalah Utama Harga Diri Rendah
Kronis Di Ruang Patimura Arjawinangun Kabupaten Cirebon.
ABSTRAK
viii
DIPLOMA PROGRAM III
NURSING STUDY PROGRAM CIREBON
Scientific Writing, April 2017
ABSTRACT
ix
DAFTAR ISI
halaman
x
1. Pengkajian ................................................................................... 16
2. Pohon Masalah ............................................................................ 25
3. Diagnosa Keperawatan ................................................................ 25
4. Intervensi Keperawatan ............................................................... 30
5. Implementasi ............................................................................... 33
6. Evaluasi ....................................................................................... 34
BAB V PENUTUP
A. Keseimpulan .................................................................................... 101
B. Saran ................................................................................................ 102
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2016 ................................................................................................. 3
xii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
xiii
DAFTAR SINGKATAN
RM : Rekam Medic
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Instrumen Penelitian
2. Lembar konsultasi
3. Lingkup SP
4. Laporan Pendahuluan
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bipolar, 21 juta orang terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena dimensia
(WHO, 2016).
Keadaan sejahtera yang ada dalam diri individu di mulai dari kesehatan
badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomis (Undang – Undang No. 36 Tahun 2009 pasal 1
badan, jiwa dan dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual dan sosial
1
2
gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun keatas mencapai sekitar
400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1.000 penduduk. Merujuk pada data
menjalani rawat jalan sebesar 0,30% dan rawat inap 0,03% (Laporan Dinas
dan paling sedikit usia 10-14 tahun sebanyak 3 orang (4,69%), total jumlah
keperawatan utama:
3
Tabel 1.1
Distribusi Pasien Berdasarkan 5 Besar Masalah Keperawatan Utama Di Unit
Perawatan RSUD Arjawinangun periode januari-maret 2017
NO Masalah keperawatan Laki-laki perempuan Jumlah (%)
pasien
1 Rpk 17 14 31 48,43%
2 Halusinasi 8 5 13 20,30%
3 Defisit Perawatan 5 2 7 10,93%
Diri/Dpd
4 Harga Diri 4 3 7 10,93%
Rendah/Hdr
5 Isos 4 2 6 9,5%
Total 38 26 64 100%
Sumber data: Catatan Rekam Medik Ruang patimura RSUD Arjawinangun 2017.
Termasuk di dalam harga diri rendah ini evaluasi diri yang negatif dan
ketakutan, merasa sedih, sensitif, tidak sempurna, rasa bersalah dan tidak
adekuat.(Stuart, 2008)
Dari latar belakang yang ada penulis tertarik untuk membahas harga diri
rendah dan akan membahas secara lebih menditail pada bab selanjutnya
Arjawinangun.”
4
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
kronis.
D. Manfaat Penelitian
Rendah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Diri
1. Pengertian
Konsep diri adalah citra subyektif dari diri dan pencampuran yang
kompleks dari perasaan, sikap dan persepsi bawah sadar maupun sadar,
terhadap situasi dan hubungan dengan orang lain (Potter & Perry, 2010).
Konsep diri terdiri dari lima komponen yaitu, gambaran diri ( body
image), idal diri (self idal), harga diri (self esteem), peran diri (self role),
6
7
akan lebih aman dan bebas dari ansietas sehingga harga dirinya
terjadi.
diinginkn atau sejumlah aspirasi, cita –cita, nilai yang ingin dicapai
kemampuannya.
Harga diri dapat diperoleh dari diri sendiri maupun dari oranglain (
d. Peran (role)
konsep diri sebagai suatu kesatuan yang utuh. Individu yang memiliki
9
dengan orang lain (Stuart & Sundeen, dalam Riyadi & Purwanto, 2009).
a. Respon adaptif :
Aktualisasi diri dan konsep diri yang positif serta bersifat membangun
b. Respon maladaptif :
10
Aktualisasi diri dan konsep diri yang negatif serta bersifat merusak
c. Aktualisasi diri :
dan dalam menilai suatu masalah individu berpikir secara positif dan
realistis.
f. Kekacauan identitas :
g. Depersonalisasi :
Perasaan yang tidak realistis dan keasingan dirinya dari lingkungan. Hal ini
berhubungan dengan tingkat ansietas panik dan kegagalan dalam uji realitas.
lain, dan tubuhnya sendiri terasa tidak nyata dan asing baginya.
11
1. Pengertian
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan
sendiri dan kemampuan diri. (TIM MPKP RSMM & FIK UI, 2009: )
faktor yang mempegaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan
orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang kali, kurang
berarti, rendah diri, yang menjadikan evaluasi negatif terhadap diri sendiri
orangtua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang kali yang menjadikan
2 .Klasifikasi
a. Harga diri rendah situasional adalah keadaan dimana individu yang yang
perubahan).
evaluasi diri yang negatif mengenai diri atau kemampuan dalam waktu
lama.
3. Etiologi
tiba).
Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah, karena :
perineal).
b. Kronik yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama yaitu
a. Predisposisi
b. Prespitasi
2009).
e. Penurunan produktivitas
lawan bicara
5. Mekanisme Koping
a. Jangka Pendek
penyalahgunaan obat-obatan.
b. Jangka Panjang
15
Rendah Kronik, Perawat harus bersikap jujur , emapati, terbuka, dan selalu
1. Pengkajian
a. Identitas klien
c. Faktor predisposisi
d. Faktor prespitasi
perkembangan.
e. Manifestasi Perilaku
f. Psikososial
1) Genogram
18
2) Konsep diri
meningkat.
(Akhmad Sudrajat,2008) :
perilaku sosialnya.
c. Merasa canggung.
bagaimana hasilnya.
4). Spiritual
g. Status mental.
1). Penampilan
skizoprenia.
21
2). Pembicaraan
2009).
interaksi.
pesimis (Yosep,2009).
5). Afek
pewawancara.
7). Persepsi
diulang-ulang).
11). Memori
pendek.
berhitung.
Nurrarif 7 Kusuma,2015).
2. Pohon Masalah
Isolasi Sosial
Masalah Utama :
Harga Diri Rendah
3. Diagnosa Keperawatan
1) Definisi
25
lama (NANDA-1,2016:372)
f) Gangguan jiwa
g) Kegagalan berulang
3) Batasan karakteristik
a) Subyektif
b) Objektif
26
1) Definisi
(NANDA,2016).
a) Krisis situasional
3) Batasan karakteristik
sebaya.
27
kesenangannya.
c. Isolasi Sosial
1) Definisi
Keliat,2011).
yang memuaskan
3) Batasan karakteristik
a) Subyektif
perasaan penolakan.
b) Objektif
1) Definisi
a) Frustasi
3) Batasan Karakteristik
a) Subyektif
b) Objektif
Tabel 2.1
NO Dx Perencanaan
DX Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
1 Gangguan
konsep diri: TUM : Klien mempunyai
Harga Diri harga diri
Rendah
TUK :
1. Klien dapat membina 1.Setelah dilakukan 1. Bina hubungan saling percaya dengan
hubungan saling percaya. interaksi diharapkan menggunakan prinsip terapeutik, beri salam
2. Klien dapat ekspresi wajah cerah setiap berinteraksi, perkenalkan nama,
mengidentifikasi aspek (tersenyum), mau tanyakan dan panggil nama kesukaan klien,
dan kemampuan yang berkenalan, ada tunjukkan sikap jujur dan menepati janji
dimiliki. kontak mata, setiap kali berinteraksi, tanyakan masalah
30
3. Klien dapat menilai bersedia klien dan masalah yang dihadapi klien, buat
kemampuan yang menceritakan kontak interaksi yang jelas, dengarkan
dimiliki untuk permasalahannyama dengan penuh perhatian ekspresi perasaan
dilaksanakan. salahnya. klien.
4. Klien dapat 2. Setelah dilakukan 2. Tanyakan pada klien tentang: aspek positi
merencanakan kegiatan interaksi, klien dapat yang dimiliki klien, keluarga dan
sesuai dengan menyebutkan: Aspek lingkungan, kemampuan yang dimiliki klien.
kemampuan yang positif dari 3. Bersama klien buat daftar tentang:
dimiliki. kemampuan yang -aspek positif klien, keluarga dan
dimiliki klien, aspek lingkungan.
positif keluarga, - Kemampuan yang dimiliki klien.
aspek positif Beri pujian yang realistis, hindarkan
lingkungan klien. memberi penilaian negatif.
3.Setelah dilakukan 4. Rencanakan bersama klien aktivitas yang
interaksi, klien dapat dapat dilakukan setiap hari sesuai
menyebutkan kemampuan klien:
kemampuan yang - Kegiatan mandiri
dapat dilaksanakan. - Kegiatan dengan bantuan.
Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi klien.
4.Setelah dilakukan Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang
interaksi, klien dapat dapat klien lakukan.
membuat rencana
kegiatan harian
5. Implementasi
topik).
b. Fase Kerja
c. Fase Terminasi
tindakan.
topic.
6. Evaluasi
sebagai berikut:
sendiri.
adaptif.
pertumbuhan kepribadian.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Keperawatan.
B. Subjek Penelitian
dengan Harga Diri Rendah yang akan diteliti secara rinci dan mendalam.
Adapun subjek penelitian yang akan diteliti berjumlah satu kasus dengan
Pada Klien Dengan Harga Diri Rendah Kronis Di Ruang Patimura RSUD
37
38
dan berdasarkan pada masalah yang sedang dihadapi seorang pasien serta
kebutuhan apa saja yang diperlukan untuk merawat pasien tersebut yang
Harga diri rendah kronis adalah salah satu diagnosa yang ada dalam
ilmu kejiwaan atau bisa disebut suatu masalah yang ada dalam diri sesorang
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
o 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5
1. Perizinan
2. Peroposal
3. Konsultasi
Proposal
4. Pelaksanaan
E. Prosedur Penelitian
1. Perizinan
2. Proposal
minggu ketiga pada bulan maret, penyusunan proposal terdiri dari BAB
3. Pelaksanaan
4. Pelaporan
Dokumentasi.
H. Keabsahan Data
sumber data utama yaitu pasien, perawat dan keluarga klien yang
I. Analisis Data
analisis adalah:
koding yang dibuat oleh peneliti dan mempunyai arti tertentu sesuai
nilai normal
A. Hasil Penelitian
dengan 32 tempat tidur yang terbagi 4 tempat tidur agitasi, 6 tempat tidur
semi tenang laki – laki, 8 tempat tidur semi tenang perempuan, dan 8
tempat tidur tenang perempuan dan dilengkapi ruang aula, makan, TAK,
diskusi tindakan dan musholla, serta poli klinik untuk pasien rawat jalan.
a. Identitas Klien
1) Identitas Klien :
Nama : Tn. S
Umur : 32 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
43
44
Suku : Jawa
No. CM : 817082
Nama : Tn. J
Umur : 55 Tahun
Plumbon
Pekerjaan : Wiraswasta
b. Alasan Masuk
tuanya dan orang lain disekitarnya, dengan keadaan klien yang sudah
bertujuan agar klien bisa lebih aman dan tidak membahayakan orang
c. Faktor Predisposisi
Klien mengalami gangguan jiwa sejak 9 tahun yang lalu dan kontrol
aniaya fisik dan aniaya seksual, tidak ada trauma riwayat penolakan,
d. Pemeriksaan Fisik
Klien memiliki keluhan fisik, yaitu post amputasi kaki kiri, luka
ditangan kanan dan kiri akibat luka restrain di ikat dengan kain oleh
keluarga.
e. Psikososial
1) Genogram
Keterangan genogram:
: Laki-laki : Klien
x x : Meninggal
: Orang terdekat
asuh ketika kecil dalam keluarganya baik, dan klien lebih dekat
2) Konsep Diri
a) Citra tubuh
Klien malu dengan keadaan nya saat ini dengan kehilangan kaki
b) Identitas diri
c) Fungsi Peran
d) Ideal diri
e) Harga diri
3) Hubungan Sosial
4) Spiritual
f. Status Mental
1) Penampilan
2) Pembicaraan
50
kaitanya.
3) Aktifitas motorik
4) Alam perasaan
tidak ketakutan.
5) Afek
Afek klien datar, tidak ada perubahan roman muka pada saat
menjawab pertanyaan.
7) Persepsi (halusinasi)
orang lain disekitar, pada saat klien di rawat klien sudah tidak
8) Proses Fikir
9) Isi Pikir
dirawat.
52
11) Memori
secara detail.
1) Makan
untuk klien.
2) BAB/BAK
3) Mandi
4) Berpakaian/berhias
54
Klien tidur pada jam 20.00 WIB dan bangun pada jam 05.30
WIB.
6) Penggunaan obat
motivasi.
7) Pemeliharaan kesehatan
1) Adaptif
dirinya.
2) Maladaptif
i. Aspek Medik
2) Terapi Obat :
- Trihexyphenidyl 3x1
- B Complex 3x1
2) Isolasi Sosial
k. Analisa Data
Tabel. 1.4
Analisa Data
DATA MASALAH
1. a. subjektif : Harga diri rendah kronis
- klien mengatakan malu kehilangan
kaki kirinya tidak seperti orang lain.
- klien merasa malu dengan rencana
keinginan menikahnya yang tidak
tercapai.
b. objektif :
- Klien kehilangan kaki kiri terlihat
kecacatan pada kaki kirinya nya
akibat luka restrain
l. Pohon Masalah
3. Diagnosa Keperawatan
1) Harga Diri Rendah Kronis
2) Isolasi Sosial
3) Resiko Halusinasi Dengar
4) Resiko Perilaku Kekerasan
4. RENCANA TINDAKAN KEPERWATAN
Tabel. 2.4
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
HARGA DIRI RENDAH KRONIK
58
nama, mau panggilan yang disukai perasaan, emosi,
menjawab salam, klien. dan harapan klien.
klien mau duduk d. Jelaskan tujuan
berdampingan pertemuan.
dengan perawat, e. Jujur dan menepati janji.
mau f. Tunjukkan sikap empati
mengutarakan dan menerima klien apa
masalah yang adanya.
dihadapi. g. Beri perhatian kepada
klien dan perhatikan
kebutuhan dasar klien.
59
Kemampuan meningkatkan
yang dimiliki harga diri klien.
klien. 2.1.3 Pujian yang
Aspek positif realistik tidak
keluarga. menyebabkan
Aspek positif klien melakukan
lingkungan kegiatan hanya
yang dimiliki karena ingin
klien. mendapatkan
perhatian.
TUK 3 : 3.1 Klien dapat 3.1.1 Diskusikan dengan klien 3.1.1 Keterbukaan dan
Klien dapat menilai kemampuan yang masih pengertian tentang
menilai kemampuan yang dapat digunakan selama kemampuan yang
kemampuan yang digunakan. sakit. dimiliki adalah
digunakan. 3.1.2 Diskusikan kemampuan prasyarat untuk
yang dilanjutkan. berubah.
3.1.2 Pengertian tentang
kemampuan yang
dimiliki diri
memotivasi untuk
tetap
mempertahankan
dirinya sendiri.
TUK 4 : 4.1 Klien membuat 4.1.1 Merencanakan bersama 4.1.1 Klien adalah
Klien dapat rencana kegiatan klien aktivitas yang dapat individu yang
merencanakan harian dilakukan setiap hari sesuai bertanggung jawab
kegiatan sesuai dengan kemampuan: terhadap dirinya
dengan Kegaiatan mandiri sendiri.
60
kemampuan yang Kegiatan dengan bantuan
dimiliki. sebagian.
Kegiatan yang
membutuhkan bantuan
total.
4.1.2 Tingkatkan kegiatan sesuai
dengan toleransi kondisi 4.1.2 Klien perlu
klien. bertindak realitas
4.1.3 Beri contoh cara dalam
pelaksanaan kegiatan yang kehidupannya
boleh dilakukan klien. 4.1.3 Contoh peran yang
dilihat klien akan
memotivasi klien
untuk
melaksanakan
kegiatan.
TUK 5 : 5.1 Klien melakukan 5.1.1 Beri kesempatan kepada 5.1.1 Memberi
Klien dapat kegiatan sesuai klien untuk mencoba kesempatan
melakukan kondisi sakit dan kegiatan yang telah kepada klien
kegiatan sesuai kemampuannya. direncanakan. mandiri dapat
kondisi sakit dan 5.1.2 Beri pujian atas meningkatkan
kemampuannya. keberhasilan-nya. motivasi dan harga
5.1.3 Diskusikan kemungkinan diri klien.
pelaksanaan di rumah. 5.1.2 Reinforcement
positif dapat
meningkatkan
harga diri klien.
61
5.1.3 Memberikan
kesempatan
kepada klien untuk
tetap melakukan
kegiatan yang
biasa dilakukan.
TUK 6 : 6.1 Klien 6.1.1 Beri pendidikan kesehatan 6.1.1 Mendorong
Klien dapat memanfaatkan pada keluarga tentang cara keluarga untuk
memamfaatkan system merawat klien dengan harga mampu merawat
system pendukung yang diri rendah. klien mandiri di
pendukung atau ada di keluarga 6.1.2 Bantu klien dengan rumah.
keluarga. memberi dukungan selama 6.1.2 Support system
klien dirawat keluarga akan
6.1.3 Bantu keluarga menyiapkan sangat berpengaruh
lingkungan di rumah. dalam
mempercepat
proses
penyembuhan
klien.
6.1.3 Meningkatkan
peran serta klg dlm
merawat klien di
rumah.
62
Tabel. 3.4
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
ISOLASI SOSIAL
63
“ Apa yang ibu lakukan
agar dekat dengan
seseorang”
2.1.5 Beri kesempatan kepada
klien untuk mengungkapkan
perasaan penyebab menarik
diri atau tidak mau bergaul.
2.1.6 Beri reinforcemen positif
terhadap kemampuan klien
mengungkapkan
perasaannya.
TUK 1 : 3.2 Klien dapat menyebutkan 3.3.1 Kaji pengetahuan klien Klien harus dicoba
Klien dapat keuntungan berhubungan tentang manfat dan berinteraksi secara
bertahap agar terbiasa
menyebutkan dengan orang lain, misalnya : keuntungan. membina hubungan yang
keuntungan Banyak teman 3.3.2 Beri kesempatan pada klien sehat dengan orang lain.
berhubungan Tidak sendiri untuk mengungkapkan
dengan orang Bisa berdiskusi. persaannya tentang
lain dan kerugian keuntungan berhubungan
bila tidak dengan orang lain.
berhubungan 3.3.3 Diskusikan dengan klien
dengan orang tentang manfaat
lain. berhubungan dengan orang
lain.
3.3.4 Beri reinforcement positif
terhadap kemampuan Mengevaluasi manfaat
mengungkapkan perasaan yang dirasakan klien
tentang keuntungan sehingga timbul motivasi
untuk berinteraksi.
64
berhubungan dengan orang
lain.
3.3 Klien dapat menyebutkan
kerugian bila tidak
berhubungan dengan orang
lain.
3.2.1 Kaji pengetahuan klien
tentang manfat dan
keuntungan.
3.2.2 Beri kesempatan pada klien
untuk mengungkapkan
persaannya tentang
keuntungan berhubungan
dengan orang lain.
65
TUK 2 : 4.2 Klien dapat 4.1.4 Kaji kemampuan klien Hubungan secara bertahap
Klien dapat mendemonstrasikan membina hubungan dengan memberi kesempatan
klien untuk meningkatkan
melaksanakan hubungan social secara orang lain. interaksi dengan orang
hubungan secara bertahap antara: 4.1.5 Dorong dan bantu klien lain.
bertahap. a. K–P untuk berhubungan dengan
b. K–P–P lain orang lain melalui tahap:
c. K–P–P lain dan K lain K–P
d. K-Klg/Klp/Masy K–P–P lain
K–P–P lain dan K lain
K-Klg/Klp/Masy
4.1.6 Beri reinforcement positif
terhadap keberhasilan yang
telah dicapai.
4.1.7 Bantu klien untuk
mengevaluasi manfaat
berhubungan dengan orang
lain.
4.1.8 Diskusikan jadwal harian
yang dapat dilakukan
bersama klien dalam mengisi
waktu.
4.1.9 Motivasi klien untuk
mengikuti kegiatan ruangan.
4.1.10 Beri reinforcement positif
atas keberhasilan klien
dalam kegiatan ruangan.
TUK 3 : 5.2 Klien dapat mengungkapkan 5.1.4 Dorong klien untuk Ungkapan perasaan dan
perasaannya setelah mengungkapkan penguatan dapat
66
Klien dapat berhubungan dengan orang perasaannya bila meningkatkan rasa
mengungkapkan lain untuk: berhubungan dengan orang percaya diri klien
perasannya a. Diri sendiri. lain
setelah b.Orang lain. 5.1.5 Diskusikan dengan klien
berhubungan tentang perasaan manfaat
dengan orang berhubungan dengan orang
lain. lain.
5.1.6 Beri reinforcement positif
atas kemampuan klien
mengungkapkan perasaan
mamfaat berhubungan
dengan orang lain
TUK 4 : 6.2 Keluarga dapat: 6.1.4 Bina hubungan saling System pendukung
Klien dapat a. Menjelaskan percaya dengan keluarga: sebagai bagian yang
paling dekat dengan klien
memamfaatkan perasaannya. a.Salam, perkenalkan diri. akan membimbing secara
system b. Menjelaskan cara b. Jelaskan tujuan. kontinyu dalam
pendukung atau merawat kliien menarik c.Buat kontrak. meningkatkan
keluarga. diri. d. Eksplorasi perasaan kemampuan klien dalam
c. Mendemontrasikan cara klien. membina hubungan
dengan orang lain.
perawtan klien menarik 6.1.5 Diskusikan dengan anggota
diri. keluarga tentang:
d. Berpartisipasi dalam Perilaku menarik diri.
perawatan klien menarik Penyebab perilaku menarik
diri. diri.
Akibat yang akan terjadi
jika perilaku menarik diri
tidak ditanggapi.
67
Cara keluarga menghadapi
klien menarik diri.
6.1.6 Dorong anggota keluarga
untuk memberi dukungan
kepada klien untuk
berkomunikasi dengan orang
lain.
6.1.7 Anjurkan anggota keluarga
secara rutin dan bergantian
menjenguk klien minimal
satu kali seminggu.
6.1.8 Beri reinforcement positif
atas hal-hal yang telah
dicapai oleh keluarga.
68
Tabel. 4.4
RENCANA TINDAKAN KEPERWATAN
GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI
69
a. Situasi yang menimbulkan 2.1.4 Dengan mengetahui waktu
atau tidak menimbulkan munculnya, isi dan frekuensi
halusinasi. halusinasi dapat diketahui
b. Waktu dan frekuensi sampai dimana tahapan
terjadinya halusinasi halusinasi yang dialami klien.
(pagi, siang, sore, dan
malam hari atau jika
sendiri, jengkel, atau 2.1.5 Ungkapan perasaan saat terjadi
sedih). halusinasi dapat dijadikan data
2.1.12 Diskusikab dengan klien apa sampai dimana tahap
yang dirasakan jika terjadi halusinasinya dan kesadaran
halusinasi (marah, takut, klien selama terjadi halusinasi.
sedih, senang). Beri
kesempatan mengungkapkan
perasaan.
TUK 1 : 3.4 Klien dapat 3.5.1 Kaji situasi/keadaan dimana 3.1.1 Waktu/situasi munculnya
Klien dapat menyebutkan halusinasi sering muncul. halusinasi dapat dijadikan dasar
mengontrol tindakan yang 3.5.2 Identifikasi bersama klien untuk menentukan tindakan.
halusinasinya. biasanya dilakukan cara tindakan yang dilakukan 3.1.2 Dengan identifikasi kebiasaan
untuk jika terjadi halusinasi (tidur, yang dilakukan klien saat
mengendalikan marah, menyibukkan diri, dll). terjadi halusinasi dapat
halusinasinya. 3.5.3 Diskusikan cara mencegah/ digunakan sebagai data dan
3.5 Kebutuhan yang mengontrol timbulnya dapat mengarahkan tindakan
tidak terpenuhi. halusinasi, serta cara memutus yang sesuai dilakukan.
halusinasi secara bertahap. 3.1.3 Cara-cara untuk
3.5.4 Beri kesempatan untuk mencegah/mengontrol
melakukan cara yang telah halusinasi mungkin adalah hal
70
dilatih. Evaluasi hasilnya dan yang baru dan perlu di
beri pujian jika berhasil. diskusikan sehingga
3.5.5 Dorong klien untuk memilih memungkinkan munculnya
cara yang akan digunakannya inisiatif klien untuk memilih
dalam menghadapi halusinasi. cara yang dianggapnya tepat,
serta aman bagi klien ataupun
3.5.6 Beri penguatan dan pujian orang lain/lingkungan
terhadap pilihan klien yang disekitarnya.
benar. 3.1.4 Reinforcement positif dapat
meningkatkan motivasi
mempertahankan/meningkatkan
tindakan positif yang sudah
pernah dilakukan.
3.1.5 Tindakan/cara yang dipilih
sendiri oleh klien akan lebih
diyakini dan tepat baginya
sehingga lebih efektif.
3.1.6 Meningkatkan rasa percaya diri
klien dan keyakinan terhadap
pilihannya.
TUK 2 : 6.3 Keluarga dapat 6.1.9 Lakukan kunjungan rumah 4.1.1 Hubungan saling percaya dapat
Klien dapat membina hubungan atau saat berkunjung terbina jika perawat dapat
memamfaatkan saling percaya perkenalkan identitas perawat menerima keluarga dan
system dengan perawat: dalam sebuah interaksi yang sebaliknya sehingga timbul rasa
pendukung atau a. Keluarga dapat hangat. aman.
keluarga. menerima 6.1.10 Jelaskan maksud dan 4.1.2 Penjelasan maksud dan tujuan
kehadiran tujuan interaksi. interaksi menurunkan
perawat. kecurigaan keluarga terhadap
71
b.Keluarga mau 4.2.1 Jelaskan peran dan tanggung perawat , sehingga hubungan
menjawab jawab keluarga sehingga dapat terjadi secara optimal.
pertanyaan dapat membantu klien 4.2.1 Pemahaman tentang peran dan
perawat. mengatasi masalahnya. tanggung jawab sangat
4.3.1 Diskusikan dengan keluarga berguna untuk mengkaji
tentang waham, gejala, cra persepsi keluarga terhadap
i. Keluarga dapat
merawat, lingkungan masalah yang pada akhirnya
menjelaskan peran
keluarga, follow up dan obat. dapat membantu klien
dan tanggung
4.3.2 Beri motivasi keluarga untuk 4.3.1 Menambah pengetahuan
jawabnya.
melaksanakannya. keluarga sehingga kooperatif.
c. Mau menjenguk
4.3.3 Beri umpan balik positif atas 4.3.2 Meningkatkan peran keluarga
klien
kesanggupan keluarga. dalam merawat klien .
d.Mau menerima
4.3.3 Meningkatkan harga diri dan
klien kembali
memperkuat hubungan saling
untuk dirawat di
percaya.
rumah.
4.3 Keluarga dapat
menjelaskan
tentang:
Gejala halusinasi
Cara merawat
klien halusinasi.
Lingkungan
keluarga yang
mendukung.
Follow up dan
obat.
72
TUK 4 : 5.3 Klien dapat 5.1.7 Diskusikan dengan klien dan 5.1.1 Pengetahuan klien tentang
Klien dapat menyebutkan keluarga tentang obat, dosis program pengobatan
menggunakan manfaat obat. dan akibat penghentian obat. memotivasi klien untuk
obat dengan 5.1.8 Diskusikan perasaan klien mematuhinya.
benar. setelah minum obat. 5.1.2 Untuk menentukan intervensi
5.1.9 Berikan obat dengan prinsip 5 selanjutnya.
benar. 5.1.3 Dengan minum obat secara
5.2.1 Bantu klien untuk teratur dan tepat dapat
memastikan bahwa klien mau mengontrol waham.
5.4 Klien teratur dalam minum obat secara teratur. 5.2.1 Mnegendalikan memotivasi
minum obat. 5.2.2 Beri reinforcement positif atas klien untuk meminuum obat
kerjasama klien dalam minum secara teratur.
obat. 5.2.2 Meningkatkan harga diri klien.
5.2.3 Observasi tanda dan gejala
yang terkait dengan efek 5.2.3 Deteksi dini terhadap hal-hal
samping obat. yang mungkin terjadi.
Tabel 5.4
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
RESIKO PERILAKU KEKERASAN
Nama Klien: Tn.S Ruang: PATIMURA Nomor CM: 817082
Diagnosa
Keperawatan
Perencanaan Intervensi Rasional
Tujuan Kriteria Evaluasi
73
1 2 3 4 5
Risiko TUM 1: Setelah dilakukan 2.1.1 Beri kesempatan untuk 2.1.1 Beri kesempatan untuk
Perilaku Klien dapat intervensi selama 3 x mengungkapkan mengungkapkan
kekerasan. mengidentifikasi pertemuan diharapkan perasannya perasaannya, dapat
perubahan perilaku klien : 2.1.2 Bantu klien untuk membantu mengurangi
kekerasa 2.1. Klien dapat mengungkapkan stress dan penyebab
mengungkapkan penyebab jengkel /kesal perasaan jengkel/kesal
perasaannya dapat diketahui
2.2. Klien dapat
mengungkapkan
penyebab perasaan
jengkel /kesal (dari
diri sendiri, dari
lingkunga/orang lain)
TUK 1 : 3.1. Klien dapat 3.1.1 Anjurkan klien i. Untuk mengetahui hal
Klien dapat mengungkapkan mengungkapkan yang yang dialami dan
mengidentifikasikan persaan saat marah / dialami saat dirasakan saat jengkel
tanda-tanda perilaku jengkel marah/jengkel
kekerasan
3.2. Klien dapat 3.1.2 Observasi tanda perilaku Untuk mengetahui
menyimpulkan tanda- kekerasan pada klien tanda-tanda klien
tanda jengkel/kesal 3.2.1 Simpulkan bersama klien jengkel/kesal
yang dialami tanda-tanda jengkel yang 3.2.1 Menarik kesimpulan
dialami klien bersama klien bersama
klien supaya klien
mengetahui secara garis
besar tanda-tanda
marah/kesal
74
TUK 2 : 4.1.Kien dapat 4.1.1 Anjurkan klien untuk 4.1.1 Mengeksplorasi
Klien dapat mengungkapkan mengungkapkan perasaan klien terhadap
mengidentifikasi perilakuk kekerasan perilaku kekrasan yang perilaku kekerasan an
perilaku kekerasan yang biasa dilakukan biasa dilakukan klien biasa dilakukan
yang biasa dilakukan
4.2.Klien dapat bermain 4.2.1 Bantu klien bermain
4.2.1 Untuk mengetahui
peran dengan peran sesuai denga
perilaku kekerasan
perilaku kekerasan perilaku kekerasan yang
yang biasa dilakukan
yang biasa dilakukan. biasa dilakukan
dan dengan bantuan
4.3.Klien dapat 4.3.1 Bicarakan dengan klien
perawat bias
mengetahui cara apakah dengan cara
membedakan perilaku
yang biasa dapat yang klien lakukan
konstruktif dan
menyelsaikan maslah masalahnya selesai?
destriktif
atau tidak.
4.3.1 Dapat membantu klien
menemukan cara dalam
menyelesaikan masalah
TUK 3 : 5.1.Klien dapat 4.3.2 Bicarakan akibat/kerugian 5.3.1 Membantu klien untuk
Kien dapat menjelaskan akibat dari cara yang dilakukan menilai perilaku
mengidentifikasi dari cara yang klien kekerasan yang
akibat perilaku digunakan klien 4.3.3 Bersama klien dilakukannya
kekerasan menyimpulkan akibat cara 5.3.2 Dengan mengetahui
yang digunakan oleh klien akibat perilaku
4.3.4 Tanyakan pada klien kekerasan diharapkan
apakah dia ingin klien dapat merubah
mempelajari cara baru perilaku deskruptif
yang sehat menjadi konstruktif
75
5.3.3 Agar klien dapat
mempelajari cara yang
klien konstruktif
5. Klien dapat 6.1 Klien dapat melakukan 6.1.1 Tanyakan pada klien 6.1.1 Dengan
mengidentifikasi cara cara berrespon apakah ia ingin mengidentifikasi cara
konstruksi dalam terhadap kemarahan mempelajari cara baru yang konstruktif dalam
merespon terhadap secara konstruktif yang sehat merespon terhadap
kemarahan 6.1.2 Berikan pujian bila klien kemarahan dapat
mengetahui cara lain yang membantu klien
sehat menemukan cara yang
6.1.3 Diskusikan dengan klien baik untuk mengurangi
cara lain yang sehat : kejengkelannya
a. Secara fisik tarik nafas sehingga klien tidak
tarik nafas dalam jika stress lagi
sedang kesal/memukul 6.1.2 Reinforcement
bantal kasur atau olahraga positifsdapat
atau pekerjan yang memotivasi klien dan
memerlukan tenaga meningkatkan harga
b. Secara verbal katakana dirinya
bahwa anda sedang 6.1.3 Berdiskusi dengan
kesal/jengkel (saya kesal klien untuk memilih
anda berkata seperti itu, carayang lain sesuai
saya marah karena mama dengan kemampuan
tidak memenuhi keinginan klien
saya)
c. Secara social lakukan
dalam kelompok cara-cara
marah yang sehat : latihan
76
asumtif, latihan
manajemen, perilaku
kekerasan
d. Secara spritual anjurkan
klien sembahyang,
berdoa/ibadah lain :
meminta kepada Tuhan
untuk diberi kesabaran,
mengadu pada Tuhan
tentang kekerasan /
kejengkelannya.
TUK 4 : 7.1. Klien dapat 6.1.4 Bantu klien memilih cara 7.1.1 Memberikan stimulasi
Klien dapat mendemontrasikan yang paling tepat untuk kepada klien untuk
mendemostrasikan cara mengontrol klien menilai respon
cara mengontrol perilaku kekerasan 6.1.5 Bantu klien perilaku kekerasan
kekerasan o Fisik tarik nafas menngidentifikasi secara cepat
dalam, olah raga, manfaatcarayang dipilih 7.1.2 Membantu klien dalam
menyiram 6.1.6 Bantu klien untuk membuat keputusan
tanaman menstimulasi cara terhadap cara yang
o Verbal : tersebut (role play) tepat dipilihnya
mengatakannya 6.1.7 Beri reinforcementpositif dengan melihat
secara langsung atau keberhasilan klien manfaat
dengan tidak menstimulasi cara 7.1.3 Agar klien mengetahui
menyakiti tersebut cara marah yang
o Spritual : 6.1.8 Anjurkan klien untuk konstruktif
Sembahyang, menggunakan cara yang 7.1.4 Pujian dapat
berdoa, atau telah dipelajari saat meningkatkan
ibadah klien jengkel atau marah
77
motivasi dan harga diri
klien
78
7.1.9 Bantu keluar merawat klien melalui
mendemonstrasikan cara demonstrasi yang
merawat klien dilihat keluarga secara
7.1.10 Bantu keluarga langsung
menngungkapkan 8.1.5 Mengeksplorasi
perasaannya setelah perasaan keluarga
melakukan demonstrasi setelah melakukan
demonstrasi
TUK 6 : 8.2 Menyebutkan obat- 91.1 Jelaskan obat-obat yang 9.1.1 Klien dan keluarga
Klien dapat obatn yang diminum dimunum klien pada dapat mengetahui
menggunakan obat- dan kegunannya klien dan keluarga nama-nama obat yang
obatan yang (jenis,waktu, efek). 9.1.2 Diskusikan diminum oleh klien
diminum dan 8.3 Klien dapat minum manfaatminum obatdan 9.1.2 Klien dan keluarga
kegunannya (jenis, obat sesuai program kerugian berhenti dapat mengetahui
waktu, dosis dan pengobatan minum obattanpa seijin kegunaan obat yang
efek) dokter dikonsumsi klien
9.2.1 Jelaskan prinsip benar 8.3.1 Klien dan keluarga
minum obat, baca nomor mengetahui prinsip
yang tertera pada botol benar agar tidak terjadi
obat, dosis obat, waktu kesalahan dalam
dan cara minum) mengkonsumsi obat
9.2.2 Ajarkan klien minta 8.3.2 Klien dapat memiliki
obat dan minum tepat kesadaran pentingnya
waktu minum obatdan
bersedia minum obat
dengan kesadaran
9.2.3 Anjurkan klien sendiri
melaporkan pada
79
perawatatau dokter jika 8.3.3 Mengetahui efek
merasakan efek yang samping sendiri sedini
tidak menyenangkan mungkin sehingga
9.2.4 Beri pujian jika klien tindakan dapat
minum obatdengan dilakukan sesegera
benar mugkin untuk
menghidari komplikasi
8.3.4 Reinforcement
positifdapat
memotivasi keluarga
dan klien serta dapat
meningkatkan harga
diri
80
81
5. CATATAN PERKEMBANGAN
Tabel 6.4
Initial nama: Tn.S Ruangan : Pattimura No RM: 817082
81
82
Analisa :
Harga diri rendah
klien mulai
berkurang
terbukti klien
mampu
melakukan
aktivitas bersama
sama
Perencanaan:
Meningkatkan
kemampuan dan
aspek positif
yang mampu
klien lakukan
dengan menyapu
lantai kamar
klien.
Selasa II 1. Mengevaluasi jadwal Subjektif :
11/04/17 Harga Diri kegiatan harian pasien. Klien
09:20- Rendah 2. Melatih kemampuan kedua. mengatakan ’”
11:30 SP : 2 p 3. Menganjurkan pasien saya sudah Hamba
memasukan dalam jadwal menyapu
kegiatan harian. rungan kamar”
klien
melakukan
tindakan
sesuai dengan
yang sudah
diajarkan
sebelumnya.
Klien
melakukan
kemampuan
yang kedua
sesuai yang
telah dipilih
oleh klien.
Objektif:
Klien
memasukan
kegiatan
kedua
kedalam
jadwal harian
Klien mampu
menunjukan
kemampuan
yang dimiliki
82
83
dengan
bernyanyi
bersama
perawat.
Analisa:
Harga Diri
Rendah
berkurang
Perencanaan:
Meningkatkan
kegiatan tentang
pelaksanaan
kemapuan klien
dengan bernyayi.
Rabu III 1. Mengidantifikasi penyebab Subjektif:
12/04/17 Isolasi isolasi sosial Klien
15:30- Sosial 2. Keuntungan punya teman mengatakan
16:10 SP : 1 p dan bercakap-cakap mengertin Hamba
3. Kerugian tidak punya keuntungan
teman dan bercakap-cakap dan kerugian
4. Latih berkenalan dengan tidak
pasien/perawat/tamu mempunyai
5. Masukan pada jadwal teman dan
kegiatan harian berkenalan bercakap –
cakap.
Klien berlatih
berkenalan
dengan
perawat.
Objektif:
Klien
memasukan
kegiatan
berkenalan
kedalam
jadwal harian
Klien
berkenalan
dengan
perawat
Analisa:
Isolasi Sosial
mulai berkurang,
terbukti klien
berkomunikasi
dengan perawat.
Perencanaan:
83
84
Anjurkan klien
untuk
berbincang-
bincang dan
berkenalan
dengan orang
lain.
84
85
85
86
86
87
obat untuk
mengontrol
emosinya.
Objektif:
Klien
memasukan
kedalam
jadwal
kegiatan.
Klien
mengenal obat
yang
dikonsumsi
klien dan
menggunakan
obat secara
teratur dan
kerugian jika
tidak
menggunakan
obat
Analisa:
Resiko perilaku
kekerasan
Perencanaan:
Menganjurkan
klien untuk
menggunakan
obat dengan
tepat waktu.
Jum’at Harga Diri a. SP : I Subjektif :
14/0417 Rendah 1) Mendiskusikan Keluarga
13.15- SP : 1,2,3 masalah yang mengatakan
13.40 Keluarga dirasakan keluarga senang dengan Hamba
dalm merawat diskusi yang
klien telah
2) Menjelaskan dilakukan.
pengertian, tanda Keluarga
dan gejala harga mengatakan
diri rendah yang akan sering
dialami klien kontrol ke poli
beserta proses jiwa
terjadinya Objektif :
3) Menjelaskan cara- Keluarga
cara merawat klien menyebutkan
harga diri rendah gejala penyakit
b. SP : II anaknya.
1) Melatih keluarga Analisa :
mempraktekan
87
88
88
89
B. Pembahasan
utama harga diri rendah kronis, Pada bab ini penulis akan membandingkan
keperawatan.
a. Pengkajian
orang lain, ideal diri yang tidak realistis (Fitria, 2009). Tanda
dan gejala yang muncul pada harga diri rendah menurut fitria
89
90
klien dengan maslah utama harga diri rendah kronis pada Tn. S
90
91
b. Diagnosa Keperawatan
rendah menurut Fitria & Yosep (2009) ada empat diagnosa yaitu
91
92
kekerasan
c. Perencanaan
satu diagnosa utama yaitu harga diri rendah. Pada kasus Tn. S
92
93
d. Implemntasi
yang ada pada teori hanya satu yaitu harga diri rendah. Hasil yang
didapat pada kasus Tn. S dengan masalah utama harga diri rendah
93
94
94
95
d. Evaluasi
95
96
2. Keterbatasan Penelitian
adalah:
96
97
Cirebon.
kegiatan.
97
98
98
8
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada pengkajian Tn. S dengan masalah utama harga diri rendah kronis
adalah klien merasa tidak berharga, tidak berarti serta evaluasi negatif
terhadap diri sendiri, dan kejadian itu terjadi saat keinginan menikah klien
tidak terpenuhi.
kebutuhan klien.
utama harga diri rendah kronis terdapat empat diagnosa , tidak semua penulis
saja.
dibuktikan klien dapat memilih kegiatan yang ingin dilatih yaitu bernyanyi,
B. Saran
menjenguk klien.
LAMPIRAN
11
Lampiran 1
I. IDENTITAS KLIEN
Nama :............... (L/P) Umur :........ th
No. CM : ...........................................
..............................................................................................................
- Ya - Tidak
2. Pengobatan sebelumnya
Jelaskan :..........................................................................................
. …………………………………………………………….……
- Ada - Tidak
Kalau ada :
Hub. Klg :……………………………………………………….……
Gejala :.....................................................................................
Riwayat Pengobatan/perawatan :....................................................................
Masalah Kep.:___________________________________________
13
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Jelaskan _____________________________________________
____________________________________________________
Masalah Keperawatan.: _________________________________
2.Konsep Diri
a. Citra tubuh
b. Identitas diri
c. Fungsi Peran
d. Ideal diri
e. Harga diri
3. Hubungan Sosial
a.Orang yang berarti / Orang terdekat
14
4.Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Masalah keperawatan.____________________________________
2. Pembicaraan
- Cepat - Keras
- Inkoheren - Gagap
- Lambat - Membisu
- Tdk mampu memulai pembicaraan
15
Jelaskan ___________________________________________________
Masalah Kep.: _______________________________________
3. Aktifitas motorik
- Lesu - Tegang - Gelisah - Agitasi
- Tik - Grimasem - Tremor - Kompulsif
Jelaskan ___________________________________________________
Masalah Kep.: _______________________________________
4. Alam perasaan
- Sedih - Ketakutan - Khawatir - Putus Asa
- Gembira berlebihan
Jelaskan ___________________________________________________
Masalah Kep.: _______________________________________
5. Afek
- Datar - Tumpul - Labil - Tidak Sesuai
Jelaskan ___________________________________________________
Masalah Kep.: _______________________________________
7. Persepsi
Halusinasi
- Pendengaran - Penglihatan - Perabaan
- Pengecapan - Penghidu
Jelaskan ___________________________________________________
Masalah Kep.: _______________________________________
8. Proses Fikir
- Sirkumtansial - Tangensial - Kehilangan asosiasi
- Flight of ideas - Blocking
- Pengulangan pembicaraan ( perseverasi/perbigerasi)
Jelaskan ___________________________________________________
16
9. Isi Fikir
- Obsesi - Fobia - Hipokondria
- Depersonalisasi - Ide yang terkait - Pikiran magis
Waham :
- Agama - Somatik - Kebesaran - Curiga
- Nihilistik - Sisip Pikir - Siar Pikir - Kontrol pikir
Jelaskan ___________________________________________________
Masalah Kep.: _______________________________________
11. Memori
- Gangguan daya ingat jangka panjang
- Gangguan daya ingat jangka pendek
- Gangguan daya ingat saat ini
- Konfabulasi
Jelaskan ___________________________________________________
Masalah Kep.: _______________________________________
2. BAB/BAK
3. Mandi
4. Berpakaian/berhias
6. Penggunaan obat
7. Pemeliharaan kesehatan
Ya Tidak
Perawatan lanjutan
Sistem pendukung
8. Aktifitas di dl rumah
Ya Tidak
Mempersiapkan makanan
Mencuci pakaian
Mengatur keuangan
18
Ya Tidak
Belanja
Transfortasi
Lain-lain
Jelaskan
____________________________________________________
Masalah Kep.: ________________________________________
_______________________________________________________________
Terapi Medik
_______________________________________________________________
X. ANALISA DATA
DATA MASALAH
..............................
19
b. Obyektif : ...........................
...........................
b. Obyektif :............................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
20
21
22
23
24
25
26
27
28
Lampiran 3
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Masalah Utama
termasuk kehilangan rasa percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, tidak
berdaya, pesimis, tidak ada harapan dan putus asa. (Depkes RI,2008 dikutip
termasuk perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
kemampuan diri.
2. Klasifikasi
Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dapat terjadi
secara:
sebelum sakit atau dirawat. Klien ini mempunyai cara berpikir yang
ini dapat ditemukan pada klien gangguan fisik yang kronik atau pada
Iskandar, 2012)
3. Mekanisme Koping
2005 dikutip oleh Direja 2011 : 143 ). Tanda dan gejala yang dimunculkan
sebagai perilaku telah dipertahankan dalam waktu yang lama atau kronik
yang meliputi mengatakan hal yang negatif tentang diri sendiri dalam waktu
tidak asertif , pasif dan hipoaktif, bimbang dan ragu-ragu serta menolak
dirinya.
diri rendah adalah kegiatan yang dilakukan untuk lari smentara dari krisis,
30
panjang, antara lain adalah menutup identitas, dimana klien terlalu cepat
pada diri sendiri dan orang lain. Terjadinya gangguan konsep diri harga diri
Faktor biologis biasanya ada kondisi sakit fisik secara yang dapat
depresi kecenderungan harga diri rendah kronis semakin besar karena klien
Struktur otak yang mungkin mengalami gangguan pada kasus harga diri
a. System Limbic yaitu pusat emosi, dilihat dari emosi klien dengan
harga diri rendang yang kadang berupa seperti sedih, dan terus
dengan harga diiri rendah apabila ada kerusakan pada thalamus ini
maka arus informasi sensori yang masuk tidak dapat dicegah atau
4. Etiologi
Dalam tinjauan life span history pasien penyebab terjadinya harga diri
rendah adalah pada masa kecil sering di salahkan jarang di beri pujian atas
a. Faktor Predisposisi
b. Faktor presipitasi
Harga dri rendah kronik, biasanya dirasakan klien sebelum sakit atau
2012)
Manifestasi yang biasa muncul pada klien gangguan jiwa harga diri
e. Penurunan produktivitas
C. Pohon Masalah
Isolasi Sosial
Effect
Core Problem
berguna.
mampu.
bekerja.
35
Objektif :
bersemangat.
Penurunan Produktivitas.
diri.
lemah.
sendirian.
Objektif :
Kurang sopan.
verbal.
Mengisolasi diri.
37
lingkungan sekitarnya.
terganggu.
Aktifitas menurun.
Rendah diri.
tidur )
sesuatu.
disengat listrik.
sedap.
di udara.
38
dirinya.
Objektif :
sesuatu.
Disorientasi.
pikiran.
Klien mengancam.
kotor.
jengkel.
39
Klien meremehkan.
Objektif :
E. Diagnosa keperawatan
b. Isolasi sosial
F.intervensi
Klien dapat
berhubungan
TUK 3 : 3.6 Klien dapat 3.6.1 Diskusikan dengan klien 3.1.3 Keterbukaan dan
menilai kemampuan yang masih pengertian tentang
Klien dapat kemampuan yang dapat digunakan selama kemampuan yang
menilai digunakan. sakit. dimiliki adalah
prasyarat untuk
berubah.
35
5.1.12Diskusikan kemungkinan
pe-laksanaan di rumah.
TUK 6 : 6.4 Klien 6.1.11 Beri pendidikan kesehatan 6.1.4 Mendorong
memanfaatkan pada keluarga tentang cara keluarga untuk
Klien dapat system merawat klien dengan mampu merawat
memamfaatkan pendukung yang harga diri rendah. klien mandiri di
system ada di keluarga rumah.
pendukung atau 6.1.5 Support system
keluarga akan
keluarga. 6.1.12 Bantu klien dengan sangat berpengaruh
memberi dukungan selama dalam
klien dirawat. mempercepat
proses
penyembuhan
klien.
6.1.6 Meningkatkan
peran serta klg dlm
6.1.13 Bantu keluarga merawat klien di
menyiapkan lingkungan di rumah.
rumah.
38
G. Implementasi
a. Fase orientasi
1) Salam terapeutik.
sekarang.
b. Fase kerja
1) SP I Pasien
pasien
dapat digunakan
harian
2) SP II Pasien
38
c. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan
harian
3) SP I Keluarga
merawat pasien
4) SP II Keluarga
5) SP III Keluarga
c. Fase terminasi
arga.
Dalami, Ermawati. dkk. (2009) Asuhan keperawatan klien dengan gangguan jiwa.
Jakarta: Trans Info Media
Direja, Surya H,A. (2011). Buku ajar asuhan keperawatan jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika
Fitria, Nita (2012). Prinsip dasar dan aplikasi penulisan laporan pendahuluan dan
strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (LP dan SP) untuk 7 diagnosa
keperawatan jiwa berat bagi S1 keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
LINGKUP SP
SP I Pasien
Mengidentifikasi penyebab PK
Mengidentifikasi akibat PK
SP II Pasien
SP III Pasien
SP IV Pasien
SP V Pasien
SP I Keluarga
SP II Keluarga
SP III Keluarga
B. Halusinasi
SP I Pasien
Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien
SP II Pasien
SP III Pasien
SP IV Pasien
Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala halusinasi, dan jenis halusinasi yang dialami
pasien beserta proses terjadinya
SP II Keluarga
SP III Keluarga
C. Isolasi Sosial
SP I Pasien
Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
SP II Pasien
SP III Pasien
SP I Keluarga
Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial yang dialami pasien beserta
proses terjadinya
SP II Keluarga
Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien isolasi sosial
SP III Keluarga
SP I Pasien
Mengidenfikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien
Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan
pasien
SP II Pasien
SP I Keluarga
Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang dialami pasien
beserta proses terjadinya
SP II Keluarga
Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan harga diri rendah
Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien harga diri rendah
SP III Keluarga
SP I Pasien
SP II Pasien
SP III Pasien
Membantu pasien mempraktekkan cara eliminasi yang baik dan memasukkan dalam
jadual
SP IV Pasien
SP I Keluarga
Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala defisit perawatan diri, dan jenis defisit
perawatan diri yang dialami pasien beserta proses terjadinya
SP II Keluarga
Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan defisit perawatan diri
Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien defisit perawatan
diri
SP III Keluarga
STRATEGI PELAKSANAAN
Nama : Tn. S
Pertemun ke :1
Ruangan : Patimura
SP/DX : 1/ HDR
a. Fase Terapeutik
1) Salam Terapeutik
jam 8 pagi sampai jam 2 siang nanti. Nama bapak siapa? Dan senang
dipanggil apa?”
2) Evaluasi atau Validasi
3) Kontrak Topik
dan kemampuan yang bapak miliki? Setelah itu kita akan nilai kegiatan
mana yang masi dapat bapak lakukan. Setelah kita nilai, kita akan pilih
4) Waktu
kalau 30 menit?”
5) Tempat
saja?”
b. Fase Kerja
terhadap diri bapak, tadi bapak mengatakan kalau bapak merasa tidak
“jadi bapak merasa gagal memenuhi keinginan orang tua bapak, apa
setelah bapak merasakan hidup bapak yang tidak berarti dan tidak
berguna?”
“Jadi bapak menjadi malu? Ada lagi bapak?”
tercapai?”
pernah miliki? Bagus apa lagi bapak? Kegiatan rumah tangga yang
“Wah, bagus sekali ada 5 kemampuan dan kegiatan yang bapak sudah
miliki. Nah sekarang dari lima kemampuan yang dapat bapak miliki
“Coba kita lihat yang pertama, bisa bapak? Yang kedua? (sampai
kegiatan yang kelima). Bagus sekali, ternyata ada empat kegiatan yang
dan selimutnya, kemudian kita rapihkan mulai dari atas terlebih dahulu
c. Fase Terminasi
1) Evaluasi subjektif
tidur?”
2) Evaluasi objektif
tidur?”
“Bagus pak”
bangun tidur dan jam 4 setelah istirahat siang. Jika bapak dapat
kemampuan bapak yang kedua. Ibu mau jam berapa? Baik jam 10
Nama : Tn. S
Ruangan : Patimura
a. Fase orientasi
rapih sekali Sekarang mari kita lihat jadwalnya, wah ternyata bapak
kegiatan yang kedua. Hari ini kita akan melakukan cuci piring kan?
Kita akan melakukan cuci piring selama 15 menit. Dimana tempat
b. Fase kerja
mencuci piring. Menurut bapak apa saja yang kita perlu siapkan saat
menyiapkan alatnya yaitu sabun cuci piring dan sposns untuk mencuci
piring selain itu juga tersedia air bersih untuk membilas piring yang
dan kita kumpulkan disuatu tempat atau tempat sampah. Kemudian kita
basahi piring dengan air, lalu sabuni seluruh permukaan piring , dan
lagi. Kemudian kita letakkan pada rak piring yang tersedia. Jika ada
piring dan gelas, maka yang pertama kita cuci adalah gelasnya setelah
itu baru piringnya. Sekarang bisa kita mulai bapak. Bagus sekali bapak
belum di cuci?
c. Fase terminasi
bu? Bagus bapak Sekarang mari kita masukan dalam jadwal harian
ibu mencuci piring dibantu atau di ingatkan perawat bapak beri tanda
B tapi kalau bapak tidak melakukannya bapak beri tanda T. Baik, besok
saya akan kembali lagi untuk melatih kemampuan bapak yang ketiga,
bapak mau jam berapa? Baik jam 10 pagi ya. Tempatnya dimana
bapak? Bagaimana kalau disini saja, jadi besok kita ketemu lagi disini
Nama : Tn. S
Ruangan : Pattimura
Fase Orientasi
dipanggil perawat Hamba. Saya mahasiswa yang dines di ruang Patimura ini.”
menit?”
Fase Kerja
dengan bapak? Siapa yang jarang bercakap-cakap dengan bapak? Apa yang
“Apa yang bapak rasakan selama dirawat disini? Bapak merasa sendirian?
“Apa saja kegiatan yang biasa bapak lakukan dengan teman yang bapak
kenal?”
“Menurut bapak apa saja manfaatnya kalau kita memiliki teman? Wah
Ya, apa lagi? (Sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) Nah, banyak juga
ruginya tidak punya teman ya? Jadi, apakah bapak belajar bergaul dengan
orang lain?”
lain?”
“Begini bapak, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan nama
kita, nama panggilan yang kita suka, asal kita, dan hobi kita. Contohnya: Nama
Saya Hamba Tahta Ramadan, senang dipanggil Hamba . Asal saya dari kota
“Ayo bapak coba! Misalnya saya belum kenal dengan bapak. Coba
berkenalan dengan saya! Ya, bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus sekali!”
Fase Terminasi
Selanjutnya dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi selama saya tidak
ada sehingga bapak lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain. Bapak mau
Nama : Tn. S
Sp ke :2
Ruangan : Patimura
Sp 2 Isolasi Sosial
Fase Orientasi
“Bagus sekali, bapak masih ingat. Nah, seperti janji saya, saya akan
bapak semakin banyak teman. Apakah bapak bersedia? Tidak lama kok, sekitar
tamu ”
Fase Kerja
”baiklah hari ini saya datang bersama dua orang, bapak perawat yang juga
dinas di ruang Patimura ini, bapak bisa mulai berkenalan. Apakah masih ingat
bagaimana cara berkenalan? (beri pujian jika pasien masih ingat. Jika pasien
lupa bantu pasien mengingat kembali cara berkenalan). Nah silahkan bapak
mulai (fasilitasi perkenalan antara pasien dengan perawat lain) wah bagus
sekali bapak. Selain nama, alamat, hobi. Apakah yang ingin bapak ketahui
wah bagus sekali. Kegiatan apa yang biasa bapak lakukan pada jam ini?
teman yang lain. Mari pak (damping pasien keruang makan). Apa yang ingin
meja. Silahkan bapak (jika pasien diam dapat di bantu oleh perawat) coba bapak
bapak? Apakah harus rapih atau tidak? Silahkan bapak, apalagi yang ingin di
tanyakan lagi.”
Fase Terminasi
siang? Mau jam berapa bapak latihan/ oh ketika makan pagi dan makan siang”
“baiklah bapak bagaimana kalau besok saya akan mendampingi bapak
kegiatan harian lain. Apakah bapak bersedia? Bapak mau jam berapa?
Bagaimana kalau jam 10? Baiklah bapak besok saya akan kesini jam 10, bapak
Nama : Tn. S
Sp ke :1
Ruangan : Patimura
Sp 1 Halusinasi
Menghardik halusinasi.
Fase Orientasi:
selama ini bapak dengar tetapi tak tampak wujudnya? Dimana kita duduk?
Fase Kerja:
sering bapak dengar? Berapa kali sehari bapak alami? Pada keadaan apa
“Apa yang bapak lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara
itu suara-suara itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk
“Bapak, ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama,
dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan
“Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik.”
bilang, pergi saya tidak mau dengar, saya tidak mau dengar, pergi jangan
ganggu saya. Stop jangan ganggu saya. Begitu diulang-ulang sampai suara
itu tak terdengar lagi. Coba bapak peragakan! Nah begitu bapak, bagus!
Fase Terminasi
“Apa saja yang telah kita bicarakan tadi? Bapak masih ingat caranya, coba
bapak ulangi lagi. Supaya bapak tidak lupa, bapak harus latihan!
Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya ? mau pukul berapa saja
dalam jadwal kegiatan harian klien). Bagaiman kalau kita bertemu lagi
Jam berapa bapak? Bagaimana kalau dua jam lagi? Berapa lama kita akan
“Assalamualaikum…”
STRATEGI PELAKSANAAN
SP ke / pertemuan ke : SP 1 / 5
Ruangan : Pattimura.
Fase Orientasi
bapak marah”
“Pada saat penyebab marah itu ada, seperti bapak stress karena
“Setelah itu apa yang bapak lakukan? Oh iya, jadi bapak marah-marah
cara ini stress bapak hilang? Iya, tentu tidak. Apa kerugian cara yang
bapak adakah cara lain yang lebih baik? Maukah bapak belajar cara
kerugian?”
adalah dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik disalurkan rasa
marah.”
”Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu?”
”Begini pak, kalau tanda-tanda marah tadi sudah bapak rasakan maka
bapak berdiri, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu
keluarkan/tiup perlahan –lahan melalui mulut seperti mengeluarkan
kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus.., tahan, dan tiup
melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali, bapak sudah bisa
“Nah, sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga bila
melakukannya”
Fase Terminasi
kemarahan?”
”Iya jadi ada 2 penyebab bapak marah ........ (sebutkan) dan yang bapak
penyebab marah bapak yang lalu, apa yang bapak lakukan kalau marah
yang belum kita bahas dan jangan lupa latihan napas dalamnya ya pak.
‘Sekarang kita buat jadwal latihannya ya pak, berapa kali sehari bapak
”Baik, bagaimana kalau 2 jam lagi saya datang dan kita latihan cara yang
Selamat siang”
STRATEGI PELAKSANAAN
SP ke / pertemuan ke : SP 2/ 5
Ruangan : Pattimura.
Fase Orientasi
“Selamat pagi bapak, Bagaimana perasaan bapak saat ini? Masih ada
Fase Kerja
“Apakah ada bedanya setelah minum obat secara teratur. Apakah rasa
marah yang dirasakan berkurang atau hilang? Minum obat sangat penting
supaya bapak dapat mengontrol rasa marah bapak. Berapa macam obat
yang bapak minum(perawata menyiapkan obat klien), ini yang warna oren
(CPZ) 1x sehari diminum jam 19.00 malam, manfaatnya untuk rileks. Ini
yang yang putih (HP) 3x sehari jam 07.00 pagi, 13.00 siang, dan 19.00
malam manfaatnya untuk rileks, tidak kaku, sedangkan yang merah jambu
(THP) 3 kali sehari jam 07.00 (pagi), jam 13.00 (siang) dan jam 09.00
(malam) gunanya untuk pikiran biar tenang. Bila nanti stetlah minum obat
dan jangan beraktivitas dulu, kalau rasa marah sudah hilang obatnya tidak
Kalau obat habis bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi. Bapak
artinya bapak harus memastikan bahwa itu oat yang benar punya bapak,
jangan keliru dengan obat milik orang lain. Baca nama kemasannya.
Pastikn obat diminum pada wktunya, dengan cara yang benar yaitu
diminum setelah makan dan tepat jamnya, bapak juga harus perhatikan
berapa jumlah obat sekali minum dan harus cukup minum 10 gelas per
hari.”
Fase Terminasi
obat secara teratur? Bisa bapak coba ulang kembali apa saja obat dan
kegunaanyya? Bagus pak, bagaimana kalau kegitan latihan ini masukkan
kalau begitu pak sampai disini dulu pertemun kita. Untuk pertemuan
verbal (meminta, menolak, dan mengungkapkan degan baik) bapak mau jam
berapa? Bagaimana besok jam 09.00 WIB. Bapak maunya dimana kita
latihan, apa disini lagi besok pak? Baiklah smpai jumpa besok.”
STRATEGI PELAKSANAAN
SP ke / pertemuan ke : SP 2/ 6
Ruangan : Pattimura.
Sp HDR Keluarga
Fase Orientasi :
1) Salam Terapeutik
“Selamat pagi !”
2) Evaluasi Validasi
“Bagaimana keadaan Bapak/Ibu pagi ini ?”
3) Kontrak topik, waktu, tempat
a) Topik : “Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang
cara merawat Bapak?
b) Waktu : ”Berapa lama waktu Bapak/Ibu?30 menit?
c) Tempat : ”Baik, mari duduk di ruangan wawancara!”
Fase Kerja
“Apa yang bapak/Ibu ketahui tentang masalah Bapak”
“Ya memang benar sekali Pak/Bu, Bapak itu memang terlihat tidak
percaya diri dan sering menyalahkan dirinya sendiri. Misalnya pada
Bapak, sering menyalahkan dirinya dan mengatakan dirinya adalah
orang paling bodoh sedunia. Dengan kata lain, anak Bapak/Ibu
memiliki masalah harga diri rendah yang ditandai dengan munculnya
pikiran-pikiran yang selalu negatif terhadap diri sendiri. Bila keadaan
Bapak ini terus menerus seperti itu, Bapak bisa mengalami masalah
yang lebih berat lagi, misalnya t jadi malu bertemu dengan orang lain
dan memilih mengurung diri”
“Sampai disini, bapak/Ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri
rendah?”
“Bagus sekali bapak/Ibu sudah mengerti”
“Setelah kita mengerti bahwa masalah t dapat menjadi masalah serius,
maka kita perlu memberikan perawatan yang baik untuk Bapak”
”Bpk/Ibu, apa saja kemampuan yang dimiliki Bapak? Ya benar, dia
juga mengatakan hal yang sama(kalau sama dengan kemampuan yang
dikatakan Bapak)
” Bapak itu telah berlatih dua kegiatan yaitu merapihkan tempat tidur
dan cuci piring. Serta telah dibuat jadual untuk melakukannya. Untuk
itu, Bapak/Ibu dapat mengingatkan Bapak untuk melakukan kegiatan
tersebut sesuai jadual. tolong bantu menyiapkan alat-alatnya, ya
Pak/Bu. Dan jangan lupa memberikan pujian agar harga dirinya
meningkat. Ajak pula memberi tanda cek list pada jadual yang
kegiatannya”.
”Selain itu, bila Bapak sudah tidak lagi dirawat di Rumah sakit,
bapak/Ibu tetap perlu memantau perkembangan Bapak. Jika masalah
harga dirinya kembali muncul dan tidak tertangani lagi, bapak/Ibu
dapat membawa Bapak ke rumah sakit”
”Nah bagaimana kalau sekarang kita praktekkan cara memberikan
pujian kepada Bapak”
”temui Bapak dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu
berikan pujian yang yang mengatakan: Bagus sekali Bapak, kamu
sudah semakin terampil mencuci piring”
”Coba Bapak/Ibu praktekkan sekarang. Bagus”
Fase Terminasi :
a) Evaluasi Subjektif
”Bagaimana perasaan Bapak/bu setelah percakapan kita ini?”
b) Evaluasi Objektif
“Dapatkah Bapak/Ibu jelaskan kembali maasalah yang dihadapi t
dan bagaimana cara merawatnya?”
c) Rencana Tindak Lanjut
“Bagus sekali bapak/Ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah
setiap kali Bapak/Ibu kemari lakukan seperti itu. Nanti di rumah
juga demikian.”
d) Kontrak topik, waktu, tempat
Topik : “Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang
untuk latihan cara memberi pujian langsung kepada
Bapak”
Waktu : “Jam berapa Bp/Ibu datang? Baik saya tunggu. Sampai
jumpa.”