A DENGAN GANGGUAN
SISTEM MUSKULOSKELETAL AKIBAT PRE OP FRAKTUR
TERTUTUP MANDIBULA DEXTRA DI RUANG PRABU
SILIWANGI LANTAI 3 RSUD GUNUNG JATI CIREBON
Disusun Oleh:
MARIYA ULFAH
NIM : 04416014052
i
VISI DAN MISI
VISI
Menjadikan Program studi yang unggul dalam bidang keperawatan,
kegawatdaruratan, religius dan berakhlak mulia di wilayah III Cirebon pada tahun
2021.
MISI
kegawatdaruratan.
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Karya Tulis Ilmiah Dengan Judul “Asuhan Keperawatan pada Tn. A Dengan
Di Ruang Prabu Siliwangi Lantai 3 RSUD Gunung Jati Cirebon” telah diujikan dan
dipertahankan Pada :
Pembimbing
iii
PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah Dengan Judul “Asuhan Keperawatan pada Tn. A Dengan
Di Ruang Prabu Siliwangi Lantai 3 RSUD Gunung Jati Cirebon” telah dipertahankan
Dewan Penguji
Mengetahui,
Direktur AKPER Buntet Pesantren Cirebon
iv
AKADEMI PERAWATAN BUNTET PESANTREN CIREBON
MARIYA ULFAH
ABSTRAK
Fraktur mandibula adalah salah satu cedera wajah yang sering ditemukan dan
biasanya disebabkan oleh trauma langsung, penyebab tertinggi fraktur mandibula
disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas. Adapun tanda dan gejala yang khas pada
fraktur mandibula adalah nyeri. Tingginya prevalansia kasus merupakan hal yang
pokok yang melatar belakangi penulis mengambil judul laporan studi kasus pre op
fraktur tertutup mandibula dextra pada Tn. A. Bentuk karya tulis ilmiah dengan
menggunakan metode deskriptif dan pengumpulan data yang penulis lakukan adalah
dengan teknik wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi, serta
kepustakaan atau studi literatur yang ada. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk
memperoleh pengalaman yang nyata serta mampu mengenali masalah yang ada
dalam memberikan asuhan keperawatan secara langsung dan komprehensif pada klien
pre op fraktur tertutup mandibula dextra. Masalah keperawatan yang muncul pada
kasus adalah : gangguan rasa nyama nyeri, intoleransi aktivitas, gangguan spiritual,
gangguan personal hygiene dan gangguan rasa aman cemas. Semua masalah tersebut
dapat teratasi berkat dukungan dari klien dan keluarga yang dapat bekerjasma dengan
baik. Kesimpulan yang dapat penulis ambil, bahwa pencapaian hasil optimal dari
tujuan di atas dapat dicapai apabila kita melaksanakan proses keperawatan keluarga
secara komprehensif yang meliputi aspek bio-psiko-sosio dan spiritual.
v
KATA PENGANTAR
berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
Sholawat serta salam penulis curahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW,
keluarga, sahabat serta seluruh umat Islam yang senantiasa berpegang teguh pada
hambatan dan kesulitan, tetapi berkat bantuan dan pengarahan dari semua pihak
akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Maka dari itu pada
terhingga kepada :
1. Bapak R. Deni Indrawan S.Kep, Ners, MM selaku Direktur dan Pembimbing dari
2. Bapak dr. Bunadi MKM.MM selaku Direktur RSUD Gunung Jati Cirebon beserta
vi
3. Ibu Resmi Iriani, AMK selaku kepala ruangan ruang Prabu Siliwangi RSUD
4. Ibu Herliezha, S.Kep, Ners selaku Instruktur Klinik Ruang Prabu Siliwangi
6. Ayah dan Ibu tercinta beserta keluarga yang telah memberikan dorongan dan
8. Klien Tn. A beserta keluarga yang telah membantu dan bekerja sama dengan
9. Adik tingkat yang selalu mendo’akan dan memberikan dukungan serta dorongan
laporan studi kasus ini. Oleh karena itu dengan segala hormat, penulis mengharapkan
Akhirnya penulis berharap semoga laporan studi kasus ini dapat bermanfaat
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL
VISI DAN MISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ..........................................................................................................
KATA PENGANTAR ........................................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................................
DAFTAR TABEL ...............................................................................................
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................
DAFTAR BAGAN .............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................
B. Tujuan Penulisan ...................................................................
C. Metode Penulisan ..................................................................
D. Sistematika Penulisan ...........................................................
viii
9. Pemeriksaan Diagnostik ..................................................
B. Konsep Asuhan Keperawatan ...............................................
1. Pengkajian .......................................................................
2. Diagnosa Keperawatan....................................................
3. Perencanaan.....................................................................
4. Implementasi ...................................................................
5. Evaluasi ...........................................................................
BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus ......................................................................
1. Pengkajian .......................................................................
2. Analisa Data ....................................................................
3. Diagnosa Keperawatan....................................................
4. Perencanaan.....................................................................
5. Pelaksanaan .....................................................................
6. Evaluasi ...........................................................................
7. Catatan Perkembangan ....................................................
B. Pembahasan ...........................................................................
1. Pengkajian .......................................................................
2. Diagnosa Keperawatan....................................................
3. Perencanaan.....................................................................
4. Implementasi ...................................................................
5. Evaluasi ..........................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ...........................................................................
B. Saran ......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 : Jumlah klien dengan fraktur yang dirawat di ruang Prabu Siliwangi Lantai
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xi
DAFTAR BAGAN
Halaman
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Asmadi (2008 : 27-28) sehat diartikan sebagai kondisi yang normal
dan alami. Sehat sendiri bersifat dinamis yang statusnya yang statusnya terus
dimana segala sesuatu berjalan normal dan bekerja sesuai fungsinya dan sebagai
mana mestinya. Secara sederhana, sehat sinonim dengan kondisi tidak sakit.
Dalam kamus besar bahasa indonesia, definisi sehat adalah baik seluruh badan
serta bagian-bagiannya. Dahulu, sehat identik dengan kondisi badan atau tubuh.
Tapi sekarang seiring kemajuan zaman, kata sehat tidak hanya berhubungan
dengan badan, tetapi juga segala sesuatu yang dapat bekerja, jika berlangsung
secara normal dan semestinya maka akan disebut dengan sehat. Tetapi jika
mengalami gangguan maka disebut dengan istilah tidak sehat atau sakit.
Menurut Asmadi (2008 : 28) sakit adalah keadaan tidak normal/sehat. Secara
sederhana, sakit atau dapat pula disebut penyakit merupakan suatu bentuk
kehidupan atau keadaan di luar batas normal. Menurut Parson. Sakit adalah
1
Menurut nitnotpinky.com sakit pada dasarnya merupakan keadaan
sakit juga bisa dikatakan sebagai gangguan dalam fungsi yang normal dimana
individu sebagai totalitas dari keadaan organisme sebagai sistem biologis dan
adaptasi sosial. Sehingga salah satu keadaan sakit yang dimaksud adalah fraktur.
kontinuitas jaringan tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya. Penyebab
fraktur meliputi pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan puntir mendadak dan
kontraksi otot ekterm. Adapun salah satu jenis fraktur adalah fraktur mandibula.
adalah rusaknya kontinuitas tulang mandibular yang disebabkan oleh trauma baik
satu fraktur tulang wajah yang paling sering ditentukan dan sampai saat ini
tulang, kompllikasi yang lebih berbahaya dari fraktur itu sendiri, seperti obstruksi
2
pertimbangan dalam memilih macam perawatan berupa jumlah fraktur, lokasi
fraktur, tipe fraktur, posisi fragmen dan hubungannya satu dengan lainnya, jumlah
gigi yang ada, kondisi dan distribusinya, daya kontraksi otot terhadap fragmen
fraktur, lama terjadinya fraktur dan tetap mempertimbangkan usia dan keadaan
Berdasarkan data yang diperoleh penulis dari Rumah Sakit Umum Daerah
selama enam bulan terakhir terhitung dari bulan Oktober-Maret 2017, sebagai
berikut :
Tabel 1.1 : Jumlah klien dengan fraktur yang dirawat di ruang Prabu Siliwangi
lantai 3 RSUD Gunng Jati Cirebon tahun 2017.
No Bulan Jenis Kelamin Laki-laki Total
(1) (2) (3) (4)
1 Oktober 19 19
2 November 24 24
3 Desember 10 10
4 Januari 14 14
5 Februari 11 11
6 Maret 19 19
Jumlah 97
Sumber : Medical Record di RUANG PRABU SILIWANGI LANTAI 3 Rumah Sakit
Umum Daerah Gunung Jati Cirebon.
3
Melihat angka kejadian kasus tersebut maka penulis tertarik untuk
mandibula dextra yang penulis tuangkan dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah dengan
judul :
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
4
c. Mampu membuat rencana asuhan keperawatan untuk Tn. A dengan
C. Metode penulisan
langsung pada klien, keluarga dan perawat yang menangani dan mengetahui
5
Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut :
1. Wawancara
langsung antara perawat dan klien. Disini perawat mendapat respon langsung
dari klien melalui tatap muka dan pertanyaan yang diajukan. Data wawancara
adalah semua ungkapan klien, tenaga kesehatan, atau orang lain yang
2008 : 169).
2. Observasi
penilaian. Mencatat hasil observasi secara khusus tentang apa yang dilihat,
dirasa, didengar, dicium dan dikecap akan lebih akurat dibanding mencatat
interpretasi seseorang tentang hal tersebut. Contoh data hasil observasi adalah
rambut kotor, kulit sianosis dan konjungtiva anemis (Asmadi 2008 : 170).
3. Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik adalah proses inspeksi tubuh dan sistem tubuh guna
6
adalah pemeriksaan dari ujung rambut sampai ujung kaki dan pendekatan
4. Studi Dokumentasi
5. Studi Literatur
penelitian dan bisa didapat dari berbagai sumber, jurnal, buku dokumentasi,
D. Sistematika Penulisan
7
BAB III : TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN, terdiri dari tinjauan
8
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar
1. Definisi
disebabkan tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap
yang paling besar dan kuat. Mandibula merupakan satu-satunya tulang pada
tengkorak yang dapat bergerak dan dapat ditekan dan diangkat pada waktu
mandibula mudah menjadi sasaran pukulan dan benturan. Daerah yang lemah
mentalis (repository.usu.ac.id).
9
2. Klasifikasi
Menurut M. Clevo Rendi dan Margareth TH (2012 : 68-69) Klasifikasi fraktur
Bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar,
disebut juga fraktur bersih (karena kulit masih utuh) tanpa komplikasi.
1) Fraktur Komplit
Bila garis patah melalui seluruh penampang tulang atau melalui kedua
korteks tulang.
2) Fraktur Inkomplit
b) Buckle atau Torus Fraktur, bila terjadi lipatan dari satu korteks
10
c. Berdasarkan bentuk garis patah dan hubungannya dengan mekanisme
trauma :
1) Fraktur Transversal
2) Fraktur Oblik
3) Fraktur Spiral
trauma rotasi.
4) Fraktur Kompresi
5) Fraktur Avulsi
Fraktur yang disebabkan karena trauma tarikan atau traksi otot pada
1) Fraktur komunitif
Fraktur dimana garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan.
2) Fraktur Segmenal
Fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak berhubungan.
11
3) Fraktur Multiple
Fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak pada tulang yang
sama.
2) Fraktur Displace
atas :
menjauh).
patologis tulang.
lunak sekitarnya.
12
b) Tingkat 1 : fraktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan
jaringan subkutan.
/impaksi/depresi).
dentulous, endentulous).
3. Anatomi Fisiologi
Menurut (http://www.ilmugreen.blogspot.com) ada 206 tulang dalam
tubuh manusia, yang terbagi dalam empat kategori: tulang panjang (mis.
femur), tulang pendek (mis. tulang tarsalia), tulang pipih (mis. sternum), dan
tulang tak teratur (mis. vertebrata). Bentuk dan konstruksi tulang tertentu
13
ditentukan oleh fungsi dan gaya yang bekerja padanya (Brunner &Suddart,
2001 : 2210).
a. Rangka Aksial
sumbu tubuh. Tulang rangka aksial terdiri atas tulang kepala, ruas tulang
belakang, tulang dada, dan tulang rusuk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
Tapis (etmoid 1
Hidung (nasal) 2
Konka inferior 2
Pipi (zigomatik) 2
14
c. Telinga Martil (maleus) 2
Paron (inkus) 2
Stapes 2
Lumbar (pinggang) 5
Sacrum 1
(sumber : http://qurranong.wordpress.com)
1) Tulang Kepala
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.1 di bawah ini.
15
Gambar 2.1 Struktur Rangka Manusia (Tulang Kepala Manusia)
(Sumber : http://nisnisaika.blogspot.com)
terbagi atas 5 bagian yaitu : tujuh ruas pertama disebut tulang leher.
Ruas pertama dari tulang leher disebut tulang atlas, dan ruas kedua
16
lima ruas tulang belakang (sacrum), yang menyatu, berbentuk segitiga
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.2 di bawah ini
(Sumber : http://nisnisaika.blogspot.com)
Pada sisi kiri dan kanan tulang dada terdapat empat lekat dari rusuk.
17
Bersama-sama dengan rusuk, tulang dada memberikan perlindungan
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gamar 2.3 di bawah ini.
(Sumber : http://nisnisaika.blogspot.com)
4) Tulang Mandibula
ditekan dan diangkat pada waktu membuka dan menutup mulut. Dapat
18
belahan tulang yang bersendi di sebelah anterior pada simpisis mental,
persatuan kedua belahan tulang ini terjadi pada umur dua tahun
1991).
a) Korpus
mandibula.
19
tengah, linea milohyodea ini menjadi origo dari muskulus
satu untuk gigi taring, dua untuk gigi premolar dan tiga untuk
gigi molar). Pada orang tua setelah gigi – gigi tanggal lekuk –
platisma.
b) Ramus
Ramus terdiri dari dua permukaan, yaitu :
20
(1) Permukaan eksternus (lateralis)
Permukaan ini kasar dan datar. Bagian posterior atas licin yang
oblik.
21
Gambar 2.4 tulang mandibula (Sumber : http//nisnisaika.blogspot.com)
b. Tulang Apendikular
gerak. Anggota gerak atas (64 tulang) : terdiri dari 10 tulang bahu dan
gerak bawah (62 tulang) : terdiri dari 10 tulang pinggul dan tungkai, 14
tulang pergelangan kaki dan 38 tulang kaki. Untuk lebih jelasnya dapat
22
Girdle Os Coxa 2
(setiap os coxa terdiri
Tulang Pelvic 2 tulang
dari penggabungan 3
tulang)
Femur 2
Tibia 2
Fibula 2
Tulang Ekstermitas
Patella 2 60 tulang
bawah
Tarsal 14
Metatarsal 10
Phalanx 28
Sumber : (http://www.qurranong.wordpress.com)
4. Etiologi
a. Kekerasan langsung
dari tempat terjadinya kekerasan. Yang patah biasanya adalah bagian yang
23
c. Kekerasan akibat tarikan otot
Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi. Kekeuatan dapat
adalah kecelakaan lalu lintas dan sebagian besar adalah pengendara sepeda
motor. Sebab lain yang umum adalah trauma pada muka akibat kekerasan,
kecelakaan kerja 7%, jatuh 7%, olahraga 4%, sebab lain 5%.
24
6. Pathway
25
7. Komplikasi
a. Komplikasi Awal
1) Kerusakan Arteri
Pecahnya arteri karena trauma bisa ditandai dengan tidak adanya nadi,
pembedahan.
2) Kompartement Syndrom
menekan otot, saraf, dan pembuluh darah. Selain itu karena tekanan
sering terjadi pada kasus fraktur tulang panjang. FES terjadi karena
26
4) Infeksi
Sistem pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan. Pada
ke dalam. Ini biasanya terjadi pada kasus fraktur terbuka, tetapi bisa
juga karena penggunaan bahan lain dalam pembedahan seperti pin dan
plat.
5) Avaskuler Nekrosis
6) Shock
b. Komplikasi lama
1) Delayed Union
2) Nonunion
27
pada sisi fraktur yang membentuk sendi palsu atau pseudoarthrosis. Ini
3) Malunion
yaitu :
dengan gizi yang kurang sehingga penyembuhan luka kurang baik dan
8. Penatalaksanaan
28
a. Konservatif
b. Operatif
9. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pengkajian
tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan, untuk itu diperlukan
keperawatan sangat bergantung pada tahap ini. Tahap ini terbagi atas :
29
a. Pengumpulan Data
1) Identitas Klien
2) Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah rasa nyeri.
Nyeri tersebut bisa akut atau kronik tergantung dan lamanya serangan.
digunakan:
presipitasi nyeri.
(2) Quality of Pain : seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau
menusuk.
(3) Region : radiaton, relief: apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa
(4) Severtity (Scale) of Pain : seberapa jauh rasa nyeri atau klien
fungsinya.
30
3) Riwayat penyakit sekarang
6) Riwayat psikososial
31
pengaruhnya dalam kehidupan sehari-harinya baik dalam keluarga
b. Pemeriksaan Fisik
A.l.).
32
4) Pemeriksaan trauma lain seperti kepala, torak, abdomen, traktus
c. Pemeriksaan Diagnostik
1) X. Ray.
2. Diagnosa keperawatan
sekunder.
pemasangan traksi.
pemasangan traksi.
33
Menurut M. Clevo Rendi dan Margareth TH (2012 : 142),
banyak.
informasi.
3. Perencanaan
kata kerja yang tepat, bersifat spesifik (apa yang dilakukan? Siapa yang
klien secra mandiri tanpa peraan aktif dan tenaga kesehatan lain. Intervensi
perawat terhadap klien dalam bentuk kerjasama dengan tenaga kesehtaan lain.
34
Menurut Arif Muttaqin (2008 : 218-220) perencanaan untuk klien
sekunder
1) Tujuan
2) Kriteria hasil
3) Intervensi
a) Kaji nyeri
relaksasi masase.
35
g) Tingkatkan pengetahuan tentang sebab-sebab nyeri dan hubungkan
i) Pemberian analgesik.
4) Rasional
tingkat cedera.
menyenangkan.
kenyamanan.
36
g) Pengetahuan tentang sebab-sebab nyeri membantu mengurangi
penyatuan tulang.
pemasangan traksi.
1) Tujuan
kemampuannya.
2) Kriteria hasil
37
3) Intervensi
tidak sakit.
4) Rasional
1) Tujuan
2) Kriteria hasil
38
3) Intervensi
b) Hindari apa yang tidak dapat dilakukan klien dan bantu bila perlu.
latihan.
4) Rasional
b) Hal ini dilakukan untuk mencegah frustasi dan menjaga harga diri
klien.
mencoba.
pemasangan traksi.
1) Tujuan
39
2) Kriteria hasil
dapatefektif dilaksanakan.
3) Itervensi
a) Pertahankan imobilisasi
d) Kesinambungan traksi.
f) Pemberat traksi.
g) Posisi anatomis.
4) Rasional
40
c) Kontraksi harus dipertahankan agar traksi tetap efektif. Umumnya,
memberikan kontratraksi.
fraktur efektif.
tergantung bebas dan tidak boleh terletak pada tempat tidur atau
lantai.
g) Tubuh klien harus dalam keadaan sejajar dengan pusat tempat tidur
h) Simpul pada tali atau katrol tidak boleh menyentuh katrol atau kaki
tempat tidur.
41
(1) Tujuan
hipovolemik teratasi.
(2) Intervensi
(3) Rasional
tepat.
hilang).
fragmen tulang.
42
(a) Tujuan
(b) Intervensi
(c) Rasional
jenis tindakan.
yang luka.
nyeri.
(1) Tujuan
infeksi teratasi.
43
(2) Intervensi
(3) Rasional
peningkatan infeksi.
(1) Tujuan
(2) Intervensi
dll).
(3) Rasional
44
(b) Memberikan kesempatan untuk memusatkan perhatian
isolasi sosial.
4. Implementasi
(suatu kegiatan yang memerlukan kerjasama dari tenaga kesehatan lain, mis :
45
5. Evaluasi
terencana antara hasil akhir yang termati dan tujuan atau kriteria hasil yang
dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Jika hasil evaluasi
menunjukkan tercapainya tujuan dan kriteria hasil, klien bisa keluar dari
umum, evaluasi ditujukan unntuk melihat dan menilai kemamuan klien dalam
belum, dan mengkaji penyebab jika tujuan asuhan keperawatan belum terapai.
46
BAB III
A. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
a. Biodata
1) Identitas Klien
Nama : Tn. A
Umur : 24 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh
Dextra
Astanajapura-Cirebon
47
2) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. C
Umur : 50 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh
Astanajapura-Cirebon
b. Riwayat Kesehatan
sebelah kanan dan berkurang bila sudah diberi obat anti nyeri serta
48
sebelah kanan. Nyeri seperti ditusuk-tusuk (nyut-nyutan). Klien
3.
datang ke RSUD Gunung Jati Cirebon dan saat ini klien di rawat di
(1) Klien mengeluh nyeri pada mulut sebelah kanan pada saat
mengunyah makanan.
shalat.
49
(6) Klien mengatakan mulutnya terasa bau.
biasanya.
Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Laki-laki meniggal
: Perempuan Meninggal
: Klien
50
: Garis Keturunan
: Tinggal Serumah
c. Pemeriksaan Fisik
2) Tanda-tanda Vital
T : 36,5˚C
P : 98x/menit
R : 22x/menit
S : 110/70n mmHg
3) TB dan BB
a) TB : 165 cm
b) BB : 58 Kg
4) Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
51
b) Mata
pada saat sinar datang pupil dapat miosis dan midriasis pada saat
ada nyeri tekan, warna hitam, kelopak mata bisa menutup dan
c) Hidung
d) Mulut
Bentuk mulut tidak simetris, keadaan mulut bau dan bibir kotor,
manis, kondisi gigi tiak beraturan, jumlah gigi 32, gigi dan lidah
kotor serta terdapat karies gigi, dan tedapat nyeri tekan pada
e) Telinga
dengan melakukan tes weber (+), rinne (+), dan swabach (+).
52
f) Leher
Bentuk dada simetris antara kanan dan kiri, warna sama dengan
dada seperti funnel chest, barrel chest, dan pigeon chest. Bunyi
h) Abdomen
Bentuk simetris, warna sama dengan daerah sekitar, tidak ada lesi,
i) Ekstermitas
infus RL 20 tpm.
53
(3) Inferior Dextra
positif.
positif.
5 4
5 5
testis dan 1 penis. Tidak ada kelainan pada lubang kencing dan
daerah sekitar, tidak terdapat luka lecet, dan keadaan anus tidak
kotor.
5) Pemeriksaan Penunjang
54
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan Interpretasi
HEMATOLOGI
Darah Rutin
Nama : Tn. A
No : 1215
Tanggal : 05-03-2017
55
Hasil : fraktur tertutup mandibula dextra
6) Program Therapy
Tanggal 06-03-2017
Cairan
2. Infus RL 500 ml Iv
elektronik
3. Ketorolac 2x500mg Iv Analgetik
d. Data Biologis
No. Kebiasaan Sehari-hari Sebelum Sakit Selama Sakit
(1) (2) (3) (4)
1. Nutrisi
56
(1) (2) (3) (4)
2. Minum
2. Eliminasi
1. Fecal
2. Urine
57
(1) (2) (3) (4)
3. Pola Istirahat dan Tidur
1. Siang
2. Malam
4. Personal Hygiene
gigi
5. Aktivitas
dan perawat
58
(1) (2) (3) (4)
4. Gangguan dalam Tidak ada Ada
pelaksanaan aktivitas
e. Kebutuhan Psikologis
Klien mengatakan merasa cemas karena kondisinya saat ini, klien juga
f. Kebutuhan Sosial
g. Kebutuhan Spiritual
pengetahuan tentang tata cara shalat pada saat sakit, tetapi klien hanya
bisa berdoa saja untuk kesembuhannya dan klien ingin tahu tata cara
2. Analisa Data
59
(1) (2) (3) (4)
nyutan). BHSP
kesakitan.
60
(1) (2) (3) (4)
fraktur tertutup mandibula
dextra.
2. DS : Lemas Intoleransi
DO : Terpasang infus
a. superior sinistra :
RL 20 tpm.
c. Tonus otot
5 4
5 5
3. DS : Kurang Gangguan
61
(1) (2) (3) (4)
bisa berdoa saja untuk
DO :
4. DS : Pergeseran Gangguan
DO : aktivitas fisik
biasanya. pengetahuan
62
(1) (2) (3) (4)
DO : tentang penyakit
3. Diagnosa Keperawatan
pada mulut sebelah kanan dan berkurang bila sudah diberi obat anti nyeri,
meringis kesakitan, dari skala 1-5 nyeri dirasakan diangka 3, hasil rontgen
perawatTonus otot 5 4
5 5
pada saat sakit ditandai dengan klien mengatakan selama sakit tidak
63
pernah shalat, klien mengatakan kurang pengetahuan tentang tata cara
shalat pada saat sakit, klien mengatakan hanya bisa berdoa saja untuk
kesembuhannya, klien ingin tahu tata cara shalat pada saat sakit.
pernah gosok gigi, klien mengatakan mulutnya terasa bau, keadaan mulut
ditandai dengan klien mengatakan cemas dengan kondisinya saat ini, klien
64
4. Perencanaan
65
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
e. Klien mengatakan posisi
rahangnya tidak pas. 4. Ajarkan relaksasi : 4. Teknik ini akan
DO: Teknik-teknik melancarkan peredaran
a. Klien terlihat meringis mengurangi ketegangan darah sehingga
kesakitan. otot angka yang dapat kebutuhan oksigen pada
b. Dari skala 1-5 nyeri mengurangi intensitas jaringan terpenuhi dan
dirasakan diangka 3. nyeri. Tingkatkan nyeri berkurang.
c. Hasil rontgen terdapat relaksasi masase.
fraktur tertutup mandibula 5. Ajarkan distraksi selama 5. Mengalihkan perhatian
dextra. nyeri akut. klien terhadap nyeri ke
hal-hal yang
menyenangkan.
6. Berikan kesempatan 6. Istirahat merelaksasi
waktu istirahat bila jaringan sehingga akan
terasa nyeri dan berikan meningkatkan
posisi yang nyaman. kenyamanan.
7. Tingkatkan pengetahuan 7. Pengetahuan tentang
tentang sebab-sebab sebab-sebab nyeri
nyeri dan hubungkan membantu mengurangi
dengan berapa lama nyeri. Hal ini dapat
nyeri akan berlangsung. membantu
meningkatkan kepatuhan
66
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
klien terhadap rencana
terapeutik.
8. Observasi tingkat nyeri 8. Dengan pengkajian yang
dan respons motorik optimal, perawat akan
klien 30 menit setelah mendapatkan data yang
pemberian obat objektif untuk mencegah
analgesik untuk kemungkinan
mengkaji efektivitasnya komplikasi dan
dan 1-2 jam setelah melakukan intervensi
tindakan perawatan yang tepat.
selama 1-2 hari.
9. Pemberian analgesik. 9. Analgesik memblok
lintasan nyeri sehingga
nyeri akan berkurang.
10. Pemasangan traksi kulit 10. Traksi yang efektif akan
atau traksi tulang. memberikan dampak
pada penurunan
pergeseran fragmen
tulang dan memberikan
posisi yang baik untuk
penyatuan tulang.
11. Operasi untuk 11. Fiksasi internal dapat
67
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
pemasangan fiksasi membantu imobilisasi
internal. fraktur sehingga
pergerakan fragmen
berkurang.
2. 06-03-17 Intoleransi aktivitas Tupan : 1. Kaji mobilitas yang ada 1. Mengetahui tingkat
berhubungan dengan terpasang Setelah diberikan asuhan dan observasi adanya kemampuan klien dalam
infus ditandai dengan : keperawatan selama 5x24 peningkatan kerusakan. melakukan aktivitas.
a. Klien mengeluh lemas. jam diharapkan intoleransi Kaji secara teratur
DO : aktivitas teratasi. fungsi motorik.
a. Superior sinistra : 2. Ajarkan klien 2. Gerakan aktif
pergerakan tidak bebas Tupen : melakukan latihan gerak memberikan massa,
karena klien terpasang infus Setelah dilakukan tindakan aktif pada ekstermitas tonus dan kekutan otot,
RL 20 tpm. keperawatan selama 1x24 yang tidak sakit. serta memperbaiki
b. Aktivitas dibantu keluarga jam secara bertahap fungsi jantung dan
dan perawat diharapkan intoleransi pernafasan.
c. Tonus otot 4 5 aktivitas teratasi dengan 3. Bantu klien melakukan 3. Untuk mempertahan
5 5 kriteria hasil : ROM dan perawatan kan fleksibilitas sendi
1) Klien bisa beraktivitas diri sesuai toleransi. sesuai kemampuan.
dengan normal. 4. Kolaborasi dengan ahli 4. Kemampuan mobilisasi
2) Klien bisa beraktivitas fisioterapi untuk latihan ekstermitas dapat
secara mandiri. fisik klien. ditingkatkan dengan
latihan fisik dari tim
fisioterapi.
68
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
3. 06-03-17 Gangguan spiritual berhubungan Tupan : 1. Kaji spiritual klien. 1. Mengetahui sejauh mana
dengan kurang informasi tata Setelah diberikan asuhan tingkat ibadah klien
cara sholat pada saat sakit keperawatan selama 5x24 selama sakit.
ditandai dengan : jam diharapkan gangguan 2. Ajarkan cara 2. Dengan kondisi klien
DS: spiritual teratasi. tayammum. yang lemas, klien masih
a. Klien mengatakan selama bisa shalat tanpa harus
sakit tidak pernah Tupen: wudhu dengan air.
melaksanakan shalat. Setelah diberikan tindakan 3. Ajarkan cara shalat pada 3. Agar ibadah shalat 5
b. Klien mengatakan kurang keperawatan selama 1x24 saat sakit. waktu bisa dilaksankan
pengetahuan tentang tata jam secara bertahap oleh klien.
cara shalat pada saat sakit. diharapkan gangguan
c. Klien mengatakan hanya spiritual teratasi dengan
bisa berdoa saja untuk kriteria hasil :
kesembuhannya. 1) Klien bisa shalat
DO : meskipun dalam keadaan
a. Klien ingin tahu tata cara sakit.
sholat pada saat sakit. 2) Klien mengerti tata cara
shalat pada saat sakit.
4. 06-03-17 Gangguan personal hygiene Tupan : 1. Kaji kemampuan dan 1. Membantu dalam
berhubungan dengan kurangnya Setelah diberikan asuhan tingkat penurunan mengantisipasi dan
perawatan diri ditandai dengan : keperawatan selama 5x24 dalam skala 0-4 untuk merencanakan
69
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
DS : jam diharapkan gangguan melakukan aktivitas pertemuan untuk
a. Klien mengatakan selama personal hygiene teratasi. hidup sehari-hari. kebutuhan individual.
sakit belum pernah gosok 2. Hindari apa yang tidak 2. Hal ini dilakukan untuk
gigi. Tupen : dapat dilakukan klien mencegah frustasi dan
b. Klien mengatakan Setelah diberikan tindakan dan bantu bila perlu. menjaga harga diri klien.
mulutnya terasa bau. keperawatan selama 1x24 3. Ajak klien untuk 3. Klien memerlukan
DO : jam secara bertahap berpikir positif terhadap empati. Perawat perlu
a. Keadaan mulut bau dan diharapkan gangguan kelemahan yang mengeahui perawatan
bibir kotor. personal hygiene teratasi dimilikinya. Berikan yang konsisten dalam
b. Gigi dan lidah kotor. dengan kriteria hasil : klien motivasi dan menangani klien
1) Klien bisa sedikit izinkan klien melakukan intervensi tersebut dapat
membersih tugas, dan berikan meningkatkan harga diri,
kan daerah mulutnya. umpan balik positif atas memandirikan klien
2) Mulut klien sedikit usahanya. untuk terus mencoba.
tampak bersih. 4. Identifikasi kebiasaan 4. Meningkatkan latihan
3) Mulut klien tidak bau. BAB. Anjurkan minum dapat membantu
dan meningkatkan mencegah konstipasi.
latihan.
5. 06-03-17 Gangguan rasa aman cemas Tupan : 1. Kaji tingkat 1. Dengan mengkaji
Setelah diberikan asuhan pengetahuan klien. pengetahuan
berhubungan dengan kurang
keperawatan selama 2x24 klien/keluarga
70
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
pengetahuan ditandai dengan : jam diharapkan gangguan diharapkan untuk
rasa aman cemas teratasi. memudahkan dalam
DS :
Tupen : penyampaian penkes.
a. klien mengatakan cemas
Setelah diberikan tindakan 2. Jelaskan kepada klien 2. Diharapkan
dengan kondisinya saat ini. keperawatan selama 1x24 tentang fraktur klien/keluarga dapat
jam secara bertahap mandibula. menerima.
b. Klien mengatakan dirinya
diharapkan gangguan rasa 3. Beri motivasi agar 3. Diharapkan
sedih karena tidak bisa
aman cemas teratasi dengan koping individu lebih klien/keluarga memiliki
beraktivitas seperti biasanya. kriteria hasil : efektif. koping individu yang
a. Klien tampak lebih efektif.
DO :
tenang. 4. Anjurkan kepada 4. Memberikan rasa
a. Klien terlihat cemas.
klien/keluarga untuk tenang/mengurangi rasa
b. Klien terlihat gelisah. sabar dan menerima. cemas.
71
5. Implementasi
(1-5).
WIB dalammengidentifik
R2 : Nyeri dirasakan
apabila
klien mengunyah
sebelah kanan.
T3 : Menjelaskan dan
pereda nyeri
nonfarmakologi dan
65
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
noninvasif.
R3 : Klien mendengarkan
dengan baik.
08:30 T4 : Mengajarkan
nyeri akut.
latihan distraksi.
08:45 T5 : Memberikan
R5 : Klien beristirahat
09:00 T6 : Pemberian
WIB analgesik.
diberikan analgesik
(ketorolac
2x500mg).
66
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
observasi adanya
Peningkatan
kerusakan. Kaji
motorik.
R1 : Tidak ada
peningkatan
kerusakan dan
masih baik.
ekstermitas yang
tidak sakit.
R2 : Klien mau
menggerakan bagian
ekstermitas yang
tidak sakit.
67
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
3. 07-03-217 DX III 10:00 T1 : Mengkaji spiritual Mariya
R1 : Klien mengatakan
pernah shalat.
WIB tayammum.
cara Tayammum.
- Klien mengatakan
bisa melakukan
tayammum.
sakit.
shalat
- Klien mengatakan
bisa melakukan
68
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
shalat.
tingkat penurunan
untuk melakukan
aktivitas hidup
sehari-hari.
R1 : Kemampuan klien
baik.
R2 : Klien mengikuti
perintah.
positif terhadap
kelemahan yang
69
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
dimilikinya.
Memberikan klien
motivasi dan
mengizinkan klien
melakukan tugas,
danberikan umpan
usahanya.
untuk melakukan
gigi.
fraktur mandibula.
70
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
13:20 T2 : Menjelaskan kepada
WIB
klien tentang fraktur
mandibula.
menerima dan
disampaikan
perawat.
71
6. Evaluasi
Nama : Tn. A Ruang : Prabu Siliwangi Lantai 3
Umur : 24 Tahun Diagnosa Medis : FrakturTertutup
Mandibula Dextra
Diagnosa
No. Tanggal Waktu Evaluasi Paraf
Keperawatan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. 08-03-217 DX I 08:00 S : Klien mengatakan masih Mariya
saat mengunyah
makanan.
P : Intervensi dilanjutkan.
O : Bisa melakukan
dibantu keluarga.
A : Masalah teratasi
sebagian.
P : Intervensi
dipertahankan.
72
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
3. 08-03-17 DX III 09:00 S : - Klien mengatakan bisa Mariya
saat sakit.
O : - Klien belajar
tayammum.
A : Masalah teratasi.
P : Intervensi dihentikan.
dibersihkan mulutnya.
A : Masalah teratasi.
P : Intervensi dihentikan.
73
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
oleh perawat.
setelah diberikan
A : Masalah teratasi.
P : Intervensi
dipertahankan
74
7. Catatan Perkembangan
Nama : Tn. A Ruang : Prabu Siliwangi Lantai 3
Umur : 24 Tahun Diagnosa Medis : Fraktur Tertutup Mandibula
Dextra
Diagnosa
No. Tanggal Catatan Perkembangan Paraf
Keperawatan
(1) (2) (3) (4) (5)
1. 09-03-17 DX I Pukul 08:00 WIB Mariya
kanan berkurang.
O:
a. Nyeri berkurang.
kesakitan.
P:
a. Kaji nyeri.
mengidentifikasi faktor
pencetus.
75
(1) (2) (3) (4) (5)
pereda nyeri
nonfarmakologi dan
noninvansif.
d. Ajarkan distraksi
e. Berikan kesempatan
f. Pemberian analgesik.
I:
T1 : Mengkaji nyeri
R1 : Skala nyeri : 2
(0-5).
T2 : Membantu klien
Dalam
mengidentifikasi
faktor pencetus.
R2 : Nyeri dirasakan
76
(1) (2) (3) (4) (5)
apabila klien
mengunyah
makanan pada
mulut sebelah
kanan.
T3 : Menjelaskan dan
Bantu klien
terkait dengan
tindakan pereda
nyeri
nonfarmakologi
dan noninvansif.
R3 : klien
mendengarkan
dengan baik.
T4 : mengajarkan
distraksi selama
nyeri akut.
R4 : Teknik distraksi
77
(1) (2) (3) (4) (5)
klien yaitu
dengan cara
mainan hp dan
mendengarkan
musik
kesukaannya.
T5 : Memberikan
kesempatan
waktu istirahat
yang nyaman.
R5 : Klien beristirahat
dan mengtur
posisinya
senyaman
mungkin.
T6 : Pemberian
78
(1) (2) (3) (4) (5)
analgesik.
R6 :
a. Klien tampak
meringis kesakitan
i.v.
(1-5).
E : Masalah teratasi
sebagian.
R : Intervensi
Dilanjutkan oleh
perawat ruangan.
bisa bergerak
aktivitas mandiri
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
79
(1) (2) (3) (4) (5)
3. 10-03-17 DX I Pukul 08:00 WIB Mariya
berkurang.
O:
a. Nyeri berkurang.
kesakitan.
P:
a. Kaji nyeri.
mengidentifikasi faktor
pencetus.
pereda nyeri
nonfarmakologi dan
noninvansif.
80
(1) (2) (3) (4) (5)
nyeri akut.
e. Berikan kesempatan
f. Pemberian analgesik.
I:
T1 : Mengkaji nyeri
R1 : nyeri berkurang
skala nyeri : 1
(1-5).
T2 : Membantu klien
Dalam
mengidentifikasi
faktor pencetus.
R2 : Nyeri dirasakan
apabila klien
mengunyah
makanan pada
81
(1) (2) (3) (4) (5)
mulut sebelah
kanan.
T3 : Menjelaskan dan
Bantu klien
terkait dengan
tindakan pereda
nyeri
nonfarmakologi
dan noninvansif.
R3 : Klien menarik
nafas panjang
datang.
T4 : mengajarkan
distraksi selama
nyeri akut.
R4 : klien
mendengarkan
musik
82
(1) (2) (3) (4) (5)
kesukaannya
ketika merasakan
nyeri.
T5 : Memberikan
kesempatan
waktu istirahat
yang nyaman.
R5 : Klien beristirahat
dan mengtur
posisinya
senyaman
mungkin.
T6 : Pemberian
analgesik.
R6 :
Pemberian ketorolac
83
(1) (2) (3) (4) (5)
a. 2x500 mg.
melalui i.v.
E : Masalah teratasi
sebagian.
R : Intervensi
dilanjutkan oleh
perawat ruangan.
kanan
O:
kesakitan.
5).
84
(1) (2) (3) (4) (5)
P:
a. Kaji nyeri.
mengidentifikasi faktor
pencetus.
pereda nyeri
nonfarmakologi dan
noninvansif.
nyeri akut.
e. Berikan kesempatan
f. Pemberian analgesik.
I:
T1 : Mengkaji nyeri
R1 : Skala nyeri : 1
85
(1) (2) (3) (4) (5)
(1-5).
T2 : Membantu klien
Dalam
mengidentifikasi
faktor pencetus.
R2 : Nyeri dirasakan
apabila klien
mengunyah
makanan pada
mulut sebelah
kanan.
T3 : Menjelaskan dan
Bantu klien
terkait dengan
tindakan pereda
nyeri
nonfarmakologi
dan noninvansif.
R3 : klien menarik
86
(1) (2) (3) (4) (5)
nafas panjang
datang.
T4 : mengajarkan
distraksi selama
nyeri akut.
R4 : Klien mainan hp
dan
mendengarkan
musik
kesukaannya
ketika merasakan
nyeri.
T5 : Memberikan
kesempatan
waktu istirahat
yang nyaman
87
(1) (2) (3) (4) (5)
R5 : Klien beristirahat
dan mengtur
posisinya
senyaman
mungkin.
T6 : Pemberian
analgesik.
R6 :
melalui i.v.
E : Masalah teratasi
sebagian.
R : Intervensi
ruangan.
88
B. Pembahasan
dari tanggal 06-11 maret 2017 dengan diagnosa Pre Op Fraktur Tertutup
tinjauan kasus dan tinjauan teori untuk mengetahui apakah ada kesenjangan
Berikut ini beberapa kesenjangan yang muncul antara teori dengan kenyataan
1. Pengkajian
permasalahan yang dialmi klien adalah nyeri, hal ini dilihat dari tinjauan
teori. Secara umum pada pasien yang mengalami fraktur mandibula akan
oleh rasa nyeri yang hebat. Tetapi penulis tidak menemukan gangguan
nutrisi pada pasien yang dikajinya walaupun rasa sakit itu ada ketika
89
makan tetapi porsi makan selalu habis yang menandakan nutrisi pasien
terpenuhi.
karena dibantu oleh kerjasama klien dan keluarga serta tenaga kesehatan
lainnya.
2. Diagnosa Keperawatan
yang banyak.
fragmen tulang.
90
a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan pergeseran
fragmen tulang .
pengetahuan.
Diagnosa yang muncul pada teori tetapi tidak ada pada kasus adalah
sebagai berikut :
turgor kulit tidak elastis, nilai CRT >3, kulit kering, dll.
91
pemasangan infus bukan karena kelemahan neuromuskular dan
penurunan kekuatan.
ada data yang menunjang dari pasien, dan pasien tidak terpasang
traksi.
terbuka.
Diagnosa yang tidak tercantum pada teori tetapi terdapat pada kasus
cara shalat pada saat sakit. Diganosa ini diangkat karena klien
92
karena klien mengatakan selama dirawat tidak melaksanakan
3. Perencanaan
dari aspek bio, psiko, sosial dan spiritual. Adapun rencana yang
93
dicantumkan yaitu guna untuk mengatasi masalah yang ditentukan pada
4. Implementasi
5. Evaluasi
respon yang baik adapun permasalahan penulis yang belum teratasi yaitu
94
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
dari tanggal 06-11 maret 2017 di ruang Prabu Siliwangi lantai 3 Rumah Sakit
Dari hasil laporan studi kasus tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut :
merupkan salah satu fraktur tulang wajah yang paling sering ditemukan dan
mandibula disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas. Adapun tanda dan gejala
yang khas pada fraktur mandibula adalah nyeri. Dan pada anamnesis keluhan
subyektif berkaitan dengan fraktur mandibula dicurigai dari dari adanya nyeri,
memar, perdarahan dari soket gigi, gigi yang fraktur atau tunggal, trismus
disebabkan oleh trauma baik secara langsung ataupun tidak langsung. Fraktur
sepeda motor saat ia pulang bekerja dan bagian wajah terlebih dahulu yang
95
mengalami trauma langsung sehingga mengakibatkan terputusnya kontinuitas
kerusakan jaringan lunak pada bagian wajah sebelah kanan, adanya keluhan
bagian mandibula. Rasa nyeri bertambah jika klien mengunyah makanan pada
mulut sebelah kanan dan berkurang ketika klien tidak mengunyah makanan
pada mulut sebelah kanan dan bila sudah diberi obat anti nyeri.nyeri dirasakan
kanan akibat fraktur dan tidak ada penyebaran (hanya pada daerah fraktur).
Skala nyeri 3 (1-5), nyeri dirasakan pada saat mengunyah makanan saja.Pada
saat pengkajian Tn. A mengeluh nyeri pada mulut sebelah kana pada saat
lemas, mengatakan selama sakit tidak pernah melakukan shalat dan belum
pernah gosok gigi serta mulut terasa bau, dan mengatakan cemas. Pada
5 4
5 5
96
B. Saran
keluhan yang dirasakan klien dan fasilitas - fasilitas yang memadai segera
dan penuh dengan rasa tanggung jawab. Khususnya bagi CI ruangan untuk
97
pendidikan pengajar dan diharapkan pengajar tersebut sudah mendapat gelar
Magister / S2.
nyeri dengan cara non farmakologis secara mandiri dan mengenali masalah
yang ada dengan segera. Keluarga adapat memotivasi klien agar klien
4. Mahasiswa
mahasiswa akper lain dalam dunia praktek di lapangan. Dan mahasiswa juga
di bidang bedah dengan maksimal. Oleh karena itu, dalam pembuatan karya
boleh terlena dengan pembuatan karya tulis ilmiah seperti lupa makan, mandi
ataupun lupa shalat. Jangan pernah putus asa dalam pembuatan karya tulis
98
DAFTAR PUSTAKA
catatanradiograf.blogspot.com
http://bodong2.blogspot.co.id
http://cavamedika.com
http://dentislove.blogspot.co.id
http://nisnisaika.blogspot.com
http://pustakaunpad.ac.id
http://quranong.wordpress.com
http://www.academia.edu
http://www.ilmugreen.blogspot.com
http://www.kamusq.com
http://www.kaskus.co.id
htpp://www.repository.usu.ac.id
http://www.widhawidhari.blogspot.com
https://prabhagib.blogspot.com
Muttaqin, Arif Ns. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Muskluloskeletal. Jakarta : EGC.
nitnotpinky.blogspot.com
padila. 2015. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Nuha Medika.
Rendi, M. Clevo. 2012. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan Penyakit Dalam.
Yogyakarta : Nuha Medika.
99
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
BIODATA
Agama : Islam
001/002
DATA PENDIDIKAN
100
SATUAN ACARA PENYULUHAN
101
IV. Kegiatan Belajar Mengajar
A. Metode : ceramah dan tanya jawab
B. Langkah-langkah kegiatan :
1. Kegiatan Pra Pembelajaran
a. Mempersiakan materi, media, dan tempat.
b. Kontrak waktu.
2. Membuka pembelajaran
a. Memberi salam
b. Perkenalan
c. Menjelaskan pokok bahasan
d. Menjelaskan tujuan
e. Apersepsi
3. Kegiatan inti
a. Penyuluh menyampaikan materi
b. Sasaran menyimak materi
c. Sasaran mengajukan pertanyaan
d. Penyuluh menyimpulkan jawaban
4. Penutup
a. Evaluasi
b. Penyuluh dn sasaran menyimpulkan materi
c. Memberi salam
102
C. Butir soal
1. Sebutkan pengertian kesehatan gigi dan mulut !
2. Sebutkan dampak tidak menjaga kesehatan gigi dan mulut !
3. Sebutkan hal yang dilakukan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut !
4. Sebutkan cara menyikat gigiyang baik dan benar !
5. Sebutkan frekuensi menyikat gigi !
VII.Lampiran Materi
A. Pengertian
Kesehatan gigi dan mulut adalah sangat penting karena gigi dan gusi
yang rusak dan tidak dirawat akan menyebabkan rasa sakit, gangguan
pengunyahan dan dapat mengganggu kesehatan tubuh lainnya.
B. Dampak tidak menjaga kesehatan gigi dan mulut
1. Sikat gigi
2. Gusi berdarah dan bengkak
3. Karies gigi (gigi berlubang)
4. Nafas tidak segar (bau mulut)
5. Gigi goyang
6. Gigi kuning
7. Gigi sensitif (linu)
8. Sariawan
9. Karang gigi
C. Hal yang dilakukan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut
1. Menyikat gigi minimal dua kali sehari setiap pagi hari setelah sarapan dan
sebelum tidur.
2. Gunakan sikat gigi khusus untuk anak-anak karena dirancang dengan bulu
sikat yang lembut dan kepala sikat yang kecil untuk memudahkan menyikat
gigi
3. Gunakan takaran pasta gigi yang normal.
4. Sikat seluruh permukaan gigi dan sikatlah gigi selama dua menit.
5. Ganti sikat gigi per tiga bulan.
103
6. Hindari kebiasaan mengemil makanan manis dan lengket diantara waktu
makan (misal : permen, coklat, soda, dll), serta makan makanan yang
mengandung asam (misal : cuka, asam jawa. Kunyit) karena dapat mengikis
lapisan email gigi.
7. Perbanyak konsumsi makanan berserat, buah-buahan seperti apel, melon,
pepaya, bengkuang, dan wortel, karena dapat membantu membersihkan sisa-
sisa makanan yang menempel di sela-sela gigi dan mengurangi bau mulut.
8. Periksa rutin ke dokter gigi setiap enam bulan sekali.
D. Cara menyikat gigi yang baik dan benar
1. Letakkan posisi sikat 45 derajat terhadap gusi.
2. Gerakan sikat dari arah gusi kebawah untuk gigi rahang atas (seperti
mencungkil).
3. Gerakan sikat dari arah gusi ke atas untuk gigi rahang bawah.
4. Lalu lakukan gerakan memutar perlahan, dengan demikian plak akan
terlepas dari setiap gigi.
5. Sikat seluruh permukaan yang menghadap bibir dan pipi serta permukaan
dalam dan luar gigi dengan cara tersebut.
6. Sikat permukaan kunyah gigi (gigi geraham) dari arah belakang ke depan.
7. Jangan lupa sikat juga permukaan lidah agar makanan yang masih
menempel bisa hilang dengan maksimal.
8. Jangan lupa kumur-kumur sebanyak 2-3 kali,fungsinya untuk membilas
seluruh permukaan rongga mulut yang sudah disikat.
E. Frekuensi menyikat gigi
1. Minimal dua kali sehari, pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.
2. Sebaiknya sikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung flour yang
dapat menguatkan email gigi.
F. Sumber
1. http//.www.academia.edu
2. http//.www.kaskus.co.id
104
105
106
AKADEMI KEPERAWATAN BUNTET PESANTREN CIREBON
Jl. Buntet Pesantren Kec. Astanajapura Kab. Cirebon Tlp./Fax. (0231 635747- 636985
107
5. 22-03-17 23-03-17 BAB III a. Acc
6. 23-05-17 24-05-17 BAB I a. Kata tidak boleh diulang-
ulang.
b. Harus ada benang merahnya.
c. Nama tempat awalan huruf
kapital.
d. Cari kasus yang ada di
daerah yang lebih dekat
(misal di Cirebon).
7. 23-05-17 24-05-17 BAB II a. Point yang sudah ada di
BAB I tidak boleh
dicantumkan lagi di BAB II.
b. Gambar harus lebih jelas
lagi.
c. Cari etiologi, pathway,
klasifikasi, komplikasi,
pengkajian, serta
perencanaan yang lebih
khusus lagi sesuai dengan
kasus.
d. Klasifikasi harusnya di
nomor 2 dan anatomi
fisiologi di nomor 3
8. 23-05-17 24-05-17 BAB IV a. Nama bulan awalan huruf
kapital.
9. 29-05-17 30-05-17 BAB I a. Tambahkandi alenia ke-3
yang nyambung ke alenia
yang ke-4.
108
10. 29-05-17 30-05-17 BAB II a. Gambar fraktur mandibula
diperjelas.
b. Tambahkan sumber pada
pathway fraktur mandibula.
11. 29-05-17 30-05-17 BAB IV a. Perbaiki
12. 30-05-17 31-05-17 BAB I a. Perbaiki
13. 30-05-17 31-05-17 BAB II a. Perbaiki
14. 30-05-17 31-05-17 BAB IV a. Perbaiki
15. 30-05-17 31-05-17 Lampiran- a. Perbaiki
lampiran
16. 31-05-17 01-06-17 BAB I a. ACC
17. 31-05-17 01-06-17 BAB II a. ACC
18. 31-05-17 01-06-17 BAB III a. ACC
19. 31-05-17 01-06-17 BAB IV a. ACC
20. 31-05-17 01-06-17 Lampiran- a. Tambah abstrak, lembar
lampiran pengesahan, daftar isi dan
daftar pustaka
21. 02-06-17 02-06-17 Lampiran- a. ACC
lampiran
Cirebon,.....................................
Pembimbing
109