OLEH :
OLEH :
2
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2022
Abstrak
Oksigen sangat dibutuhkan oleh tubuh dan harus selalu dipenuhi dengan segera.
Tanpa adanya oksigen yang cukup, sel dalam tubuh akan mengalami kerusakan
bahkan kematian. Sebagai contoh organ otak. Otak adalah suatu organ yang
sensitive akan kurangnya oksigen. Otak mampu menoleransi kurangnya oksigen
dalam jangka waktu tiga sampai lima menit. Apabila lebih dari itu, sel otak akan
mengalami kerusakan secara permanen (Haswita & Sulistyowati, 2017). Tujuan
dari karya ilmiah imni untuk memperoleh pengalaman nyata dalam melakukan
proses dan Asuhan Keperawatan pada Tn. E dengan Gangguan Pemenuhan
Kebutuhan Oksigenasi di Ruang Paru Rumah Sakit Achmad Muchtar Bukittinggi
pada Tahun 2022. Metode yang digunakan yaitu melakukan kegiatan studi kasus
yang mana melakukan pengkajian, penegakkan diagnosa, intervensi, implementasi
dan evaluasi. Dari hasil karya ilmiah ini ditemukan data pada pasien Tn.E yaitu
pasien mengatakan nafas terasa sesak, pasien mengatakan batuk berdahak, pasien
mengatakan nyeri dada, sulit untuk mengeluarkan dahak, pasien merasa sesak
apabila beraktivitas dan kadang terasa pusing, pasien mengatakan tubuhnya terasa
lemah. Pasien tampak batuk, pasien tampak lemah, dahak sulit dikeluarkan, suara
nafas ronchi, dahak berwarna kekuningan. Dari hasil pengkajian yang dilakukan
dapat ditemukan adanya masalah kesehatan pada pasien Tn.E yaitu Bersihan jalan
tidak efektif, Gangguan pertukaran gas, dan inyoleransi aktifitas. Berdasarkan
masalah yang didapat maka disusun intervensi, implementasi dan evaluasi
keperawatan yang mengacu pada tujuan dan kriteria hasil. Setelah melakukan
asuhan keperawatan kepada pasien terkhususnya pasien gangguan pemenuhan
kebutuhan oksigenasi perawat ruangan dapat melakukan intervensi dan
bekerjasama dengan perawat lain sesuia dengan yang sudah penulis lakukan
secara kontiniu agar dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan yang optimal.
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yang
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen pembimbing
yang telah membantu penulis dalam mengerjakan karya ilmiah ini. Penulis juga
baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan karya ilmiah ini.
Perintis Indonesia.
3.2 Bapak Dr. rer. nat. Ikhwan Resmala Sudji, S. Si, M. Si. selaku Dekan
3.3 Ibu Ns. Endra Amalia, M. Kep selaku Ketua Program Studi Diploma III
i
3.4 Ibu Ns. Lisa Mustika Sari, M. Kep selaku pembimbing yang telah banyak
3.5 Ibu Ns. Rinawati Kasrin, M. Kep selaku Penguji 1 dan pembimbing
3.7 Pimpinan beserta staf RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittingi, Sumatra
3.8 Kepada bapak dan ibu staf dosen prodi Diploma III Keperawatan
Selanjutnya, Saya sebagai penulis mengakui bahwa ada banyak kekurangan pada
karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari seluruh pihak senantiasa
kami harapkan demi kesempurnaan karya kami. Semoga karya ilmiah ini dapat
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian.............................................................................................38
3.2 Diagnosa Keperawatan.........................................................................51
3.3 Intervensi..............................................................................................52
3.4 Implementasi dan Evaluasi...................................................................59
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian.............................................................................................71
4.2 Diagnosa Keperawatan.........................................................................72
4.3 Intervensi..............................................................................................74
4.4 Implementasi.........................................................................................75
4.5 Evaluasi.................................................................................................76
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan...........................................................................................78
5.2 Saran.....................................................................................................79
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................81
LAMPIRAN-LAMPIRAN
iv
DAFTAR SKEMA
Skema genogram..............................................................................................63
v
DAFTAR TABEL
Pemeriksaan Fisik.............................................................................................42
Pemeriksaan Darah...........................................................................................46
Pemeriksaan Laboratorium...............................................................................47
Analisa Data......................................................................................................50
Intervensi Keperawatan....................................................................................52
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Oksigen sangat dibutuhkan oleh tubuh dan harus selalu dipenuhi dengan
segera. Tanpa adanya oksigen yang cukup, sel dalam tubuh akan mengalami
kerusakan bahkan kematian. Sebagai contoh organ otak. Otak adalah suatu
kurangnya oksigen dalam jangka waktu tiga sampai lima menit. Apabila lebih
dari itu, sel otak akan mengalami kerusakan secara permanen (Haswita &
Sulistyowati, 2017).
makanan ke seluruh tubuh, akibatnya nafsu makan berkurang dan berat badan
1
Masalah keperawatan yang sering muncul dalam pemenuhan kebutuhan
bisa mengancam nyawa .Sumbatan pada jalan nafas merupakan salah satu
peringkat pertama pemicu kematian terbesar yang masih dapat diatasi dengan
berbagai cara. Penolong harus bisa menganalisis gejala dan tanda adanya
1.2 Tujuan
2
1.2.2 Tujuan khusus
3
1.3 Manfaat
4
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Oksigen adalah salah satu kebutuhan yang paling vital bagi tubuh.
5
digunakan untuk kelangsungan metabolism sel tubuh,
dapat terjadi kerusakan sel otak secara permanen (Kozier dan Erb
1) Ventilasi
semakin tinggi.
6
b) Adanya kemampuan toraks dan paru pada alveoli dalam
Dapat terjadi).
7
Kemampuan merangsang pusat pernapasan. Peningkatan CO2
2) Difusi Gas
darah oleh karena tekanan O2 dalam rongga alveoli lebih tinggi dari
mengikat hemoglobin).
3) Transportasi Gas
(30%), larut dalam plasma (5%), dan sebagian menjadi HCO3 yang
8
berada dalam darah (65%). Transportasi gas dapat dipengaruhi oleh
pemberian oksigen lebih dari udara atmosfer atau FiO2 > 21%.
memperthankan PaO2 > 60 mmHg Atau SaO2 > 90%. (Tarwoto &
9
a) Nasal kanula, diberikan dengan kontinu aliran 1-6 liter/menit
2008).
(Asmadi, 2008).
(Asmadi, 2008).
oksigen dari udara kamar yang masuk dalam lubang ekpirasi pada
10
kantong. Aliran oksigen 8-12 liter/menit, dengan konsentrasi 60-
80%.
2008).
udara kamar masuk pada saat inspirasi dan akan membuka pada
(Asmadi, 2008).
11
Contoh dari system aliran tinggi adalah dengan ventury mask atau
Misalnya: warna biru 24%, putih 28%, jingga 31%, kuning 35%,
Berikut:
1. Posisi tubuh
2. Lingkungan
12
berkompentensasi Dengan meningkatkan jumlah pernafasan.
oksigen.
3. Polusi udara
pasien asma.
5. Nutrisi
13
dalam Pembentukan hemoglobin yang berfungsi mengikat
tubuh.
14
1. Saraf otonomik
reseptor Koligenik.
15
rangsangan di daerah nasal: Batuk bila di saluran pernafasan
4. Perkembangan
5. Lingkungan
6. Perilaku
berikut :
16
2.2.1 Pengkajian
a. Identitas pasien
b. Keluhan utama
berdahak.
c. Riwayat kesehatan
hipertensi, asama.
yang menyertainya
17
d. Kehidupasn social budaya
e. Data pengetahuan
gangguan oksigenasi
a) Nutrisi
b) Eliminasi
dan jumlah
c) Istirahat
d) Personal hyegine
18
g. Pemeriksaan fisik
1. Kepala
Tidak ada nyeri tekan pada area sekitar kepala pasien, dan
2. Mata
mata.
3. Hidung
4. Mulut
pasien.
19
5. Telinga
6. Leher
sternum
trakea.
7. Jantung
kali/menit
dub
8. Pulmonal
<3 detik
Palpasi : tidak ada nyeri pada dada, fremitus kiri dan kanan
sama
20
Auskultasi : suara nafas normal tidak ada suara nafas
tambahan
9. Abdomen
Palpasi : tympani
Perkusi : tidak ada nyeri tekan pada hepar dan sekitar perut
kateter
11. Ekstremitas
5555 5555
5555 5555
positif
13. Neurologi
kekuatan otot :
5555 5555
5555 5555
21
- Sensorik : Sensifitas atas dan bawah normal
24x permenit.
beraktivitas.
22
2.2.3 Intervensi
N
Diagnosis Keperawatan Implementasi Intervensi
O
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif Setelah dilakukan intervensi keperawatan Latihan batuk efektif
b.d sekret yang tertahan selama 1x24 jam bersihan jalan nafas tidak
O:
dibuktikan dengan pasien efektif meningkat dg kriteria hasil :
- Identifikasi kemampuan batuk
mengatakan batuk , pasien
1. Batuk efektif meningkat
- Monitor adanya retensi sputu
mengatakan dahak sulit
2. Produksi sputum menurun
- Monitor tanda dan gejala infeksi
dikeluarkan, pasien mengatakan
3. Frekuensi nafas membaik
saluran nafas
sesak nafas apabila beraktivitas,
4. Pola nafas membaik
- Monitor input dan output
pasien tampak batuk, pasien
23
dipangkuan pasien
E:
efektif
detik
K:
24
atau ekspektoran , jika perlu
O:
terapi oksigen
T:
perlu
25
perlu
ditransportasi
E:
K:
oksigen
2. Gangguan pertukaran gas b.d Setelah dilakukan intervensi keperawatan Pemantauan respirasi
26
alveolar dibuktkan dengan pasien meningkat dengan kriteria hasil : O:
nfas
T:
- Dokumentasi
E:
27
pemantauan
Terapi oksigen
O:
terapi oksigen
T:
28
E:
K:
oksigen
29
lemah, pasien tampak lemah, aktifitas sehari-hari meningkat emosional
pasien tampak sesak apabila 3. Keluhan lelah menurun - Monitor pola dan jam tidur
rendah stimulus
aktif
E:
secara bertahap
30
jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
mengurangi kelelahan
K:
makanan
Terapi aktifitas
O:
- Identifikasi kemampuan
tertentu
31
- Identifikasi sumber daya untuk
aktivitas
T:
meningkatkan frekuensi
danrentang aktivitas
32
- Fasilitasi memilih aktivitas dan
sesuai usia
dipilih
yang dipilih
33
perawatan diri), sesuai kebutuhan
sesuai
merelaksasi otot
34
dimensia, jika sesuai
35
2.2.4 Implementasi
2.2.5 Evaluasi
SOAP adalah yang bersifat sederhana, jelas, logis, dan tertulis. Metode
kemajuan.
36
O (Objektif) : data objektif data yang tampak dari observasi
tindakan segera.
37
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
Nama : Tn. E
Umur : 65 Tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Minang
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tani
Status : Kawin
Nama : Ny. E
38
Umur : 55 Tahun
Pekerjaan : Guru
Mei 2022 pukul 22 : 00 WIB, dengan keluhan sesak nafas, nyeri dada
TTV
TD :160/90 mmhg
39
N : 100 x/l
S : 37,0 ◦C
RR : 24 x/l
memiliki riwayat penyakit yang sama dengan pasien dan tidak ada
40
Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Tinggal Serumah
: Meninggal
41
3.1.3 Pemeriksaan Fisik
TTV TD : 160/90
N : 100x/I
RR : 24x/I
S : 37,0 °C
Kepala I : Rambut bersih, warna rambut putih,
kulit kepala bersih dan tidak berbau.
P : Tidak ada nyeri tekan pada area sekitar
kepala pasien, dan tidak teraba adanya
pembengkakan.
Mata I : Simetris Kiri Dan Kanan, Pupil Isokor,
Konjungtiva Anemis, Sklera Putih.
P : Tidak ada nyeri tekan sekitar area mata.
Hidung I : Hidung tampak bersih,terpasang oksigen
nassal kanul 2 liter/i, Fungsi penciuman
normal, mukosa hidung lembab.
P : Tidak ada nyeri tekan sekitar area
hidung.
Mulut I : bibir simetris, mulut pasien lembab,
mukosa bibir basah, tidak memakai gigi
palsu, warna gigi kuning, mulut sedikit
berbau,kelengkapan gigi kurang
lengkap, warna lidah merah muda,
fungsi pengecapan normal.
P : tidak terdapat kelemahan pada rahang
atas dan bawah pasien
Telinga I : bersih, simetris telinga kiri dan kanan,
tidak terdapat secret berlebih, fungsi
pendengaran normal
p : tidak terdapat nyeri tekan pada areal
sekitar telinga
Leher I : bentuk simetris, hasil jvp : 4 cm diatas
sudut sternum
P : tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat
pembengkakan kelenjar tiroid, dan
kelenjar limfe, dan trakea.
Jantung I : ictus cordis tidak terlihat
P: tidak ada nyeri tekan sekitar dada,
frekuensi 100 kali/menit
P : terdengar pekak
A : irama jantung reguler, suara jantung s1
lup s2 dub
42
Pulmonal
I : Bentuk dada datar, pergerakan dinding
dada sama kiri kanan, warna kulit
saomatang, RR 22 kali/menit, CRT :
<3 detik
P : tidak ada nyeri pada dada, fremitus kiri
dan kanan sama
P : perbandingan dinding kiri dan kanan
sama
A : suara nafas normal tidak ada suara nafas
tambahan
Abdomen
I : simetris, tidak ada bekas operasi
A : bising usus normal 8 kali/menit, irama
teratur
P : tympani
P : tidak ada nyeri tekan pada hepar dan
sekitar perut
Genitalia I : daerah genetalia bersih dan tidak
terpasang kateter
Ekstremitas Pada ekstremitas atas terpasang infus RL
drip 20tts/12 jam dan kekuatan otot :
5555 5555
5555 5555
43
3.1.4 Data Biologis
3. Personal Hygiene
Mandi - 2 kali sehari - 1 kali sehari
Cuci Rambut - 1 kali 2 hari - 1 kali 2 hari
Gosok gigi - 2 kali sehari - 1 kali 2 hari
Potong kuku - 2 kali seminggu - Tidak ada
4. Istirahat dan Tidur
Waktu Tidur - Malam - Malam dan
terkadang siang hari siang hari
Lama tidur - 6 jam - ±2 jam sering
terbangun
44
Hal yang - Keheningan - Tidak ada
mempermudah tidur
Keluhan - Tidak ada - Tidak ada
masyarakat pasien merupakan ayah dari 4 orang anak dan seorang istri.
hari. Saat pasien sakit pasien tidak mampu lagi mengurus pekerjaannya,
pasien.
Pada waktu sehat pasien tidak pernah meninggalkan sholat lima waktu,
45
3.1.9 Pemeriksaan Penunjang
LYM% 14,02 % 13 - 40
HCT 46,6 % 41 – 53
MCH 24,22 Pg 26 – 34
46
IMUNOLOGI
SARS-CoV-2- Negatif Negatif
Antigen test
KIMIA KLINIK
Creatinin 0.41 (L) mg/Dl 0.67-1.17
Glukosa Sewaktu 145 mg/Dl 80-120
(H)
Pemeriksaan Elektrolit
SGOT 38 (H) U/L <35
3.1.10 Therapy
e. Lansoprazole 1 x 30 mg IV
f. Acitral 3 x 15 ml
B. Terapi Edukasi
lengkap.
47
pasien dan keluarga pasien
yang bergizi baik dan seimbang dan sesuai dengan diet pada
C. Terapi aktivitas
Mobilliasi pasien.
D. Terapi psikososial
mengurangi depresi
48
E. Data Fokus
Data Subjektif
Data Obejktif
8. TTV :
- TD : 160/90 mmHg
- S : 37,0°C
- N : 100 kali/menit
- RR : 24 kali/menit
49
F. Analisa Data
50
- Pasien tampak lemah
- Pasien tampak sesak
- Pasien tampak sesak
apabila beraktifitas
24x permenit.
beraktivitas.
51
3.3 Intervensi Keperawatan (SIKI edisi 1)
52
atau ekspektoran ,
jika perlu
Manajemen jalan nafas
O:
- Monitor kecepatan
aliran oksigen
- Monitor alat terapi
oksigen
- Monitor tingkat
kecemasan akibat
terapi oksigen
- Monitor integrasi
mukosa hidung
akibat pemasangan
oksigen
T:
- Bersihkan secret
pada mulut,hidung
dan trachea, jika
perlu
- Pertahankan
kepatenan jalan nafas
- Berikan oksigen
tambahan, jika perlu
- Tetap berikan
oksigen saat pasien
ditransportasi
E:
- Ajarkan pasien dan
keluarga cara
menggunakan
oksigen dirumah
K:
- Kolaborasi
penentuan dosis
oksigen
- Kolaborasi
penggunaan oksigen
saat aktivitas atau
tidur
53
2. Gangguan pertukaran Setelah dilakukan intervensi Pemantauan respirasi
gas b.d perubahan keperawatan 1x24 jam maka
membran kapiler gangguan pertukaran gas meningkat O:
alveolar dibuktkan dengan kriteria hasil :
- Monitor frekuensi
dengan pasien
1. Bunyi nafas tambahan irama,kedalaman,dan
mengatakan sesak
menurun upaya nafas
nafas, pasien
2. Pusing menurun - Monitor pola nafas
mengatakan sesak
3. Nafas cuping hidung menuru - Monitor kemampuan
nafas apabila
4. Pola nafas membaik batuk efektif
beraktifitas, pasien
5. Warna kulit membaik - Monitor adanya
tampak sesak nafas ,
produksi sputum
pasien menggunakan
- Monitor adanya
oksigen nasal canul
sumbatan jalan nfas
2lt, pernafasan 24x
- Monitor saturasi
permenit.
oksigen
T:
- Atur interval waktu
pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
- Dokumentasi
E:
- Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
Terapi oksigen
O:
- Monitor kecepatan
aliran oksigen
- Monitor posisi alat
terapi oksigen
- Monitor kemampuan
melepaskan oksigen
saat makan
- Monitor tanda tanda
hipoventilasi
- Monitor tingkat
kecemasan akibat
terapi oksigen
T:
- Bersihkan sekret
54
pada mulut dan
hidung, jika perlu
- Pertahankan
kepatenan japan
nafas
E:
- Ajarkan pasien dan
keluarga
menggunakan
oksigen dirumah
K:
- Kolaborasi
penentuan dosis
oksigen
- Kolaborasi
penggunaan oksigen
saat aktifitas dan
tidur
-
55
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan
aktifitas secara
bertahap
- Anjurkan me
nghubungi perawat
jika tanda dan gejala
kelelahan tidak
berkurang
- Ajarkan strategi
koping untung
mengurangi
kelelahan
K:
- Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
Terapi aktifitas
O:
- Identifikasi deficit
tingkat aktivitas
- Identifikasi
kemampuan
berpartisipasi dalam
aktivotas tertentu
- Identifikasi sumber
daya untuk aktivitas
yang diinginkan
- Identifikasi strategi
meningkatkan
partisipasi dalam
aktivitas
- Identifikasi makna
aktivitas rutin (mis.
bekerja) dan waktu
luang
- Monitor respon
emosional, fisik,
social, dan spiritual
terhadap aktivitas
T:
56
- Fasilitasi focus pada
kemampuan, bukan
deficit yang dialami
- Sepakati komitmen
untuk meningkatkan
frekuensi danrentang
aktivitas
- Fasilitasi memilih
aktivitas dan tetapkan
tujuan aktivitas yang
konsisten sesuai
kemampuan fisik,
psikologis, dan social
- Koordinasikan
pemilihan aktivitas
sesuai usia
- Fasilitasi makna
aktivitas yang dipilih
- Fasilitasi transportasi
untuk menghadiri
aktivitas, jika sesuai
- Fasilitasi pasien dan
keluarga dalam
menyesuaikan
lingkungan untuk
mengakomodasikan
aktivitas yang dipilih
- Fasilitasi aktivitas
fisik rutin (mis.
ambulansi,
mobilisasi, dan
perawatan diri),
sesuai kebutuhan
- Fasilitasi aktivitas
pengganti saat
mengalami
keterbatasan waktu,
energy, atau gerak
- Fasilitasi akvitas
motorik kasar untuk
pasien hiperaktif
- Tingkatkan aktivitas
fisik untuk
memelihara berat
badan, jika sesuai
- Fasilitasi aktivitas
motorik untuk
57
merelaksasi otot
- Fasilitasi aktivitas
dengan komponen
memori implicit dan
emosional (mis.
kegitan keagamaan
khusus) untuk pasien
dimensia, jika sesuai
58
3.4 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Hari/
No Dx Keperawatan Tanggal Implementasi Jam Evaluasi Paraf
59
efektif
- Menganjurkan tarik
nafas dalam melalui
hidung selama 4
detik , ditahan selama
2 detik , kemudian
keluarkan dari mulut
selama 8 detik
- Menganjurkan batuk
dengan kuat setelah
taruk nafas dalm yang
ke 3
K:
- Mengkolaborasi
pemberian mukolitik
atau ekspektoran , jika
perlu
2. Gangguan pertukaran Rabu 11 O: S:
gas b.d perubahan mei 2022 - Monitor frekuensi - Pasien mengatakan sesak
membran kapiler irama,kedalaman,dan nafas
alveolar dibuktkan upaya nafas - Pasien mengatakan sesak
dengan pasien - Monitor pola nafas nafas apabila beraktifitas
mengatakan sesak - Monitor kemampuan O:
nafas, pasien batuk efektif - Pernafasan 24x permenit
mengatakan sesak - Monitor adanya - Pasien tampak sesak
nafas apabila produksi sputum napas
beraktifitas, pasien - Monitor adanya - Pasien menggunakan
tampak sesak nafas , sumbatan jalan nfas oksigen nasal canul 2t
60
pasien menggunakan - Monitor saturasi A : masalah belum teratasi
oksigen nasal canul oksigen P : Intervensi dilanjutkan
2lt, pernafasan 24x T:
permenit. - Atur interval waktu
pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
- Dokumentasi
E:
- Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
61
- Melakukan rentang
gerak pasif dan aktif
E:
- Menganjurkan tirah
baring
- Menganjurkan
melakukan aktifitas
secara bertahap
- Menganjurkan
menghubungi perawat
jika tanda dan gejala
kelelahan tidak
berkurang
- Mengajarkan strategi
koping untung
mengurangi kelelahan
K:
- Mengkolaborasi
dengan ahli gizi
tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
62
Hari/
No Dx Keperawatan Tanggal Implementasi Jam Evaluasi Paraf
63
nafas dalam melalui
hidung selama 4
detik , ditahan selama
2 detik , kemudian
keluarkan dari mulut
selama 8 detik
- Menganjurkan batuk
dengan kuat setelah
taruk nafas dalm yang
ke 3
K:
- Mengkolaborasi
pemberian mukolitik
atau ekspektoran , jika
perlu
2. Gangguan pertukaran Kamis 12 O : S:
gas b.d perubahan mei 2022 - Monitor frekuensi - Pasien mengatakan sesak
membran kapiler irama,kedalaman,dan nafas berkurang setelah
alveolar dibuktkan upaya nafas mengatur posisi
dengan pasien - Monitor pola nafas - Pasien mengatakan sesak
mengatakan sesak - Monitor kemampuan nafas apabila beraktifitas
nafas, pasien batuk efektif O:
mengatakan sesak - Monitor adanya - Pernafasan 24x permenit
nafas apabila produksi sputum - Pasien tampak sesak
beraktifitas, pasien - Monitor adanya napas
tampak sesak nafas , sumbatan jalan nfas - Pasien menggunakan
pasien menggunakan - Monitor saturasi oksigen nasal canul 2t
oksigen nasal canul oksigen A : masalah belum teratasi
64
2lt, pernafasan 24x T: P : Intervensi dilanjutkan
permenit. - Atur interval waktu
pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
- Dokumentasi
E:
- Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
65
E:
- Menganjurkan tirah
baring
- Menganjurkan
melakukan aktifitas
secara bertahap
- Menganjurkan
menghubungi perawat
jika tanda dan gejala
kelelahan tidak
berkurang
- Mengajarkan strategi
koping untung
mengurangi kelelahan
K:
- Mengkolaborasi
dengan ahli gizi
tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
66
Hari/
No Dx Keperawatan Tanggal Implementasi Jam Evaluasi Paraf
67
nafas dalam melalui
hidung selama 4
detik , ditahan selama
2 detik , kemudian
keluarkan dari mulut
selama 8 detik
- Menganjurkan batuk
dengan kuat setelah
taruk nafas dalm yang
ke 3
K:
- Mengkolaborasi
pemberian mukolitik
atau ekspektoran , jika
perlu
2. Gangguan pertukaran Jumat 13 O : S:
gas b.d perubahan mei 2022 - Monitor frekuensi - Pasien mengatakan sesak
membran kapiler irama,kedalaman,dan nafas mulai berkurang
alveolar dibuktkan upaya nafas apabila mengatur posisi
dengan pasien - Monitor pola nafas - Pasien mengatakan sesak
mengatakan sesak - Monitor kemampuan nafas apabila beraktifitas
nafas, pasien batuk efektif O:
mengatakan sesak - Monitor adanya - Pernafasan 24x permenit
nafas apabila produksi sputum - Pasien tampak sesak
beraktifitas, pasien - Monitor adanya napas
tampak sesak nafas , sumbatan jalan nfas - Pasien menggunakan
pasien menggunakan - Monitor saturasi oksigen nasal canul 2t
oksigen nasal canul oksigen A : masalah belum teratasi
68
2lt, pernafasan 24x T: P : Intervensi dilanjutkan
permenit. - Atur interval waktu
pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
- Dokumentasi
E:
- Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
69
E:
- Menganjurkan tirah
baring
- Menganjurkan
melakukan aktifitas
secara bertahap
- Menganjurkan
menghubungi perawat
jika tanda dan gejala
kelelahan tidak
berkurang
- Mengajarkan strategi
koping untung
mengurangi kelelahan
K:
- Mengkolaborasi
dengan ahli gizi
tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
70
BAB IV
PEMBAHASAN
pemenuhan kebutuhan oksigenasi diruang rawat inap paru rsud dr. Achmad
Muchtar Bukittinggi 2022 pada tanggal 9 mei 2022, ada beberapa hal yang perlu
sesuai teori teori yang ada. Untuk melihat lebih jelas Asuhan Keperawatan yang
diberikan dan sejauh mana keberhasilan yang di capai akan diuraikan sesuai
4.1 Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian kasus pada klien, penulis tidak ada kesulitan
untuk mendapatkan data dari klien sendiri dan keluarga. Klien juga banyak
71
IGD pada tanggal 8 Mei 2022 pukul 22 : 00 WIB, dengan keluhan sesak
nafas, nyeri dada dan batuk berdahak, dan sulit mengeluarkan dahaknya,
pasien merasa sesak apabila beraktivitas dan kadang terasa pusing, pasien
tampak batuk, pasien tampak lemah, dahak sulit dikeluarkan, suara nafas
dalam jalan napas, Adanya jalan napas buatan, sekresi yang tertahan,
72
Hiperplasia dinding jalan napa, Proses infeksi, Respon alergi, Efek
agen farmakologis
Indeks masa tubuh diatas persentil ke-75 sesuai usia, Efek agen
73
Sedangkan dikasus ditemukan 3 Diagnosa Keperawatan :
tertahan
alveolus
4.3 Intervensi
dapat ditegakan pada tinjauan kasus karena rencana tindakan pada tinjauan
yaitu :
1. Untuk diagnose yang pertama yaitu Bersihan jalan nafas tidak efektif
74
3. Untuk diagnose yang ketiga yaitu Intoleransi aktivitas berhubungan
4.4 Implementasi
pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang baru (Rohmah & Walid,
2012).
Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d sekret yang tertahan dibuktikan
tampak batuk, pasien tampak sesak nafas, pernafasan pasien 24x permenit,
Implementasi nya adalah latihan batuk efektif dan manajemen jalan nafas.
75
3. Untuk diagnose yang ketiga
manajemen energi.
tindakan keperawatan.
4.5 Evaluasi
keadaan pasien dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap
76
sudah mencapai perkembangan yang lebih baik dan optimal, maka dari itu
a) Pada diagnose yang pertama yaitu Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d
klien mengatakan batuk, sekret nya sudah mulai berkurang sejak dilakukan
b) Pada diagnose yang kedua yaitu Gangguan pertukaran gas b.d perubahan
sesak nafas, pasien menggunakan oksigen nasal canul 2lt, pernafasan 24x
yang dilakukan.
77
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
78
Bukittinggi Tahun 2022 semua dapat dilakukan, karena tindakan
5.2 Saran
yaitu:
1. Bagi Penulis
79
Pasien dan keluarga pasien mengetahui perawatan pada pasien
80
DAFTAR PUSTAKA
Atoilah, Elang Mohamad & Engkus, Kusnadi. 2013. Askep Pada Klien Dengan
Ariyani, Siwi Dewi. 2014. Pemberian terapi oksigen dengan nasal kanul terhadap
http://stikeskusumahusada.ac.id/digilib/files/disk 1/12/01-gdl-siwidwiari-
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Konsep Dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Bachtiar, Arief, dkk. 2013. Pelaksanaan Pemberian Terapi Oksigen pada Pasien
Tersedia Pada
http://print.kompas.com/baca/sains/kesehatan/2016/03/24/Tuberkulosis-
2017.
81
Christoper. 2011. 85 hubungan tingkat kesembuhan Tuberkulosis Paru Dewasa
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, edisi 4, volume 2.
Jakarta : EGC.
http://documents.tips/documents/sesaknafas-562f9891d9882.html.
82