NAMA KELOMPOK:
1. ANJESMARA AKMITA P05120321003
2. CHERINA AYU P05120321006
3. DERI SEPTIAN P05120321008
4. LEDYAH CITRAH P05120321023
5. LOZA NANDELA P05120321024
6. RADAH FITRIANI H. P05120321034
7. REZA ADRIYANSAR P05120321036
8. INTAN FITRIZA P05120321069
Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Laporan Seminar dengan
judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien Ny. S dengan kasus KEBUTUHAN
OKSIGENISASI di Ruang Stroke Di Rumah Sakit M Yunus Kota Bengkulu Tahun
2022/2023”
Penyusunan Makalah Laporan Seminar ini kami mendapatkan bimbingan dan bantuan
baik materi maupun nasihat dari berbagai pihak sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah
Laporan Seminar tepat pada waktunya. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Widia Lestari, S.Kep,M.Sc Selaku dosen pembimbing PKK mata kuliah Keperawatan
Dasar yang telah memberikan bimbingan dan arahannya kepada kami
2. Ns. Suzanawati S.Kep selaku CI ruangan stroke sekaligus pembimbing lahan dalam
penyusunan laporan seminar ini yang telah meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan, arahan, dan masukan sehingga laporan seminar ini bisa terselesaikan
dengan baik.
3. Seluruh CI dan Senior Ruangan Stroke, Kemuning, Hemodialisa serta Staf
kepegawaian Di Rumah Sakit M Yunus Kota Bengkulu.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyusun makalah laporan seminar ini
masih banyak terdapat kekeliruan dan kesalahan baik dari segi penulisan maupun penyusunan
dan metedologi. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan bimbingan dari berbagai
pihak agar kami dapat berkarya lebih baik dan optimal lagi di masa yang akan datang.
Kami berharap semoga laporan seminar yang telah kami susun ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak serta dapat membawa perubahan positif terutama bagi kami sendiri dan
mahasiswa lain yang sedang praktik klinik keperawatan Di Rumah Sakit Kota Bengkulu.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
BAB 1.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................4
PEMBAHASAN........................................................................................................................4
C. PERENCANAAN........................................................................................................1
BAB III.......................................................................................................................................6
LAPORAN KASUS...................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................50
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Oksigen merupakan salah satu kebutuhan yang diperlukan dalam proses
kehidupan karena oksigen sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh.
Kebutuhan oksigen didalam tubuh harus terpenuhi karena apabila berkurang maka
akan terjadi kerusakan pada jaringan otak dan apabila berlangsung lama akan
menyebabkan kematian. Proses pemenuhan kebutuhan oksigen pada manusia dapat
dilakukan dengan cara pemberian oksigen melalui saluran pernafasan, pembebasan
jalan nafas dari sumbatan yang menghalangi masuknya oksigen, memulihkan dan
memperbaiki organ pernafasan agar berfungsi secara normal (Taqwaningtyas, Ficka
(2013) dalam Hidayat dan Uliyah, 2005).
Pemberian oksigen berupa pemberian oksigen ke dalam paru-paru melalui
saluran pernapasan menggunakan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen kepada klien
dapat melalui tiga cara, yaitu melalui kateter nasal, kanula nasal, dan masker
oksigen .Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21% pada
tekanan 1 atmosfer sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh. (Kristina
(2013) dalam Saryono dan Widianti, 2010).
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen kedalam system kimia dan
fisika. Oksigen (O2) merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat
dibutuhkan dalam proses metabolisme sel, sebagai hasilnya terbentuklah
karbondioksida ,energy dan air. Penambahan karbondioksida yang melebihi batas
normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap
aktivitas sel (Adityana, Rosi(2012) dalam Mubarak dan Chayatin, 2007).
Sistem pernapasan berperan penting untuk mengatur pertukaran oksigen dan
karbondioksida antara udara dan darah. Oksigen diperlukan oleh semua sel untuk
menghasilkan sumber energy, adenosine triposfat(ATP), karbondioksida dihasilkan
oleh sel-sel yang secara metabolisme aktif dan membentuk asam, yang harus dibuang
dari tubuh. Untuk melakukan pertukaran gas, system kardiovaskuler dan system
respirasiharus bekerja sama. Sistem kardiovaskuler bertanggungjawab untuk perfusi
darah melalui paru. Sedangkan system pernapasan melakukan dua fungsi terpisah
ventilasi dan rspirasi (Maryudianto, Wahyu (2012) dalam Elisabeth J. Corwin, 2009)
1
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah Asuhan Keperawatan kebutuhan Dasar Pada Pasien NY.S
Diruang STROKE Dirumah sakit M..YUNUS Kota Bengkulu Tahun 2023
2
2. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat memberikan wawasan dan masukan dan masukan tentang
Kebutuhan Eliminasi Urine sebagai informasi bagi institusi pendidikan dalam
pengembangan dab peningkatan mutu pendidikan dimasa yang datang.
3. Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan dalam meningkatan pemberian asuhan
keperawatan terkait dengan kebutuhan Eliminasi Urine.Dapat digunakan
sebagai standar operasional prosedur dalam melakukan asuhan keperawatan
pada pasien eliminasi urine.
4. Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan dan memperluas pengetahun serta
mengaplikasikan asuhan keperawatan tentang gangguan Eliminasi Urine
dikalangan masyarakat dan fasilitas kesehatan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
1
b. Faktor perkembangan
1) Bayi frematur : kurangnya pembentukan surfaktan
2) Anak usia sekolah dan remaja: resiko infeksi saluran pernafasan dan
merokok.
3) Dewasa muda dan paru baya: diet yang tidak sehat, kurang aktivitas,
dan stres yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru
c. Faktor dan prilaku
1) Penurunan ekspansi paru pada obesitas
2) Latihan fisik yang berlebihan meningkatkan kebutuhan O2
3) Merokok
d. Faktor lingkungan
1) Tempat kerja: polusi
2) Suhu lingkungan
3. Klasifikasi
Pemenuhan kebutuhan oksigen didalam tubuh terdiri atas 3 tahapan
yaitu ventilasi, Dipusi, Transportasi (Kusnanto 2016)
a. Ventilasi
Merupakan proses keluar Masuknya oksigen dari atmosfer yabg
terjadi saat respirasi (inspirasi -ekpirasi)ventilasi paru dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain:
1) Perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru
2) Daya pengembangan dan pengempesan thorax dan paru pada alveoli
dalam melaksanakan ekspansi atau kembang kempis
3) Jalan napas
4) Pengaturan napas
b. Depusi gas
Merupakan pertukaran antara oksigen dialveoli dengan kapiler
paru dan CO₂, dikapiler dengan alveoli.Proses pertukaran ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor, seperti luasnya permukaan paru, tebalnya membran
respirasi atau permeabialitas yang terdiri atas epitel alveoli dan interstisial
(keduanya dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi proses
penebalan). Perbedaan tekanan dan konsentras O2 (hal ini sebagai mana
O2 dari alveoli masuk kedalam darah oleh karena tekanan O2 dalam
2
rongga alvoli lebih tinggi dari tekanan O2 dalam darah vena pulmonalis,
masuk dalam darah secara difusi)
1) Luasnya permukaan paru
2) Tebalnya membran respirasi atau permeabilitas.
3) Perbedaan tekanan dan konsentrasi O2
4) Apirasi gas
c. Transportasi gas
Merupakan proses pendistribusian antara, 02 kapiler kejaringan
tubuh dan CO2 jaringan tubuh kapiler. Pada proses transportasi akan
berkaitan dengan hb membentuk oksihemoglobin (97%) dan larut dalam
plasma (3%) sedangkan CO2 akan berkatan dengan Ho membentuk
karbominohemiglobin (30%) dan larutan dalam plasma (50%) dan
sebagian Menjadi HCO₂ berada pada darah (65%). Transportasi gas dapat
dipengaruhi oleh beberapa paktor diantaranya:
1) Kardiak output
2) Jumlah eritrosit atau hb
3) Latihan fisik
4) Suhu lingtungan.
4. Patofisiologi
Proses pembentukan gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi, dan
transportasi Proses ventilasi jika terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat
di salurkan dengan baik dan subtan tersebut akan direspen jalan napas sebagai
benda asing yang menimbulkan pengeluaran Mukus, proses difusi yang
terganggu akan menyebabkan ketidak epottipan pertukaran gas, Dan
kerusakan pada transportasi seperti perubahan volume, sekuncup dan
kontruksi Makanan juga mempengaruhi pertukaran gas
3
5. Pathway
Kekurangan oksigen
Tidak tersalurkan O2
Obtruksi dan CO2 jaringan ke
Perubahan pola napas kapiler darah
O2 tidak tersalurkan
Perubahan volume
secukupnya
Hipoksia
Gangguan pertukaran
Bersihan jalan napas gas
tidak efektif
4
6. Manifestasi Klinis
Adanya penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi menjadi tanda gangguan
oksigenasi, penurunan ventilasi permenit, penggunaan otot napas tambahan
untuk bernapas, pernapasan cuping hidung, dyspnea, ortopnea, penyimpangan
dada, napas pendek, napas dengan mulut, ekspirasi memanjang, peningkatan
diameter anterior-posterior, frekuensi napas kurang, penurunan kapasitas vital
menjadi tanda dan gejala adanya pola napas tidak efektif sehingga menjadi
gangguan di oksigenasi(Nanda, 2015)
7. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan fungsi paru
Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas
secara efisien
b. Pemeriksaan gas darah arteri
Untuk memberkan informasi tentang difusi gas melalui membran kapiler
alvioler dan keadekuatan oksigen
c. Oksimetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
d. Pemeriksaan sinar x-dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses abnormal
e. Endoskopi
Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi
f. Fluroskopi
Untuk mengetahui mekanisme radio pulmenal
g. Bronskopi
Untuk memperoleh sampel biospy dan cairan atau sampel sputum/benda
asing menghambat jalan napas
h. CT-Scan
Untuk mengidentifikasi adanya massa abnormal
8. Penatalaksanaan
a. Pemantauan hemodinamika
b. Pengobatan brankodilator
c. Fisioterapi dada
d. Melakukan tindakan nebulizer untuk membantu pengeluaran secret
e. Memberikan oksigen
5
F. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
Mendapatkan data identitas pasien yang meliputi nama, jenis kelamin,
pendidikan, agama, pekerjaan, status perkawinan, suku, alamat, tanggal
massuk RS.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
c. Riwayat Kesehatan Masalalu
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
e. Genogram
f. Riwayat kebiasaan sehari-hari
1) Nutrisi
2) Eliminasi (BAB, BAK)
3) Personal Hygiene
4) Aktivitas
5) Istirahat dan tidur
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum:
b. Tingkat kesadaran:
c. Ekspresi:
d. Penampilan:
e. Tanda-tanda vital
f. Pemeriksaan head to toe
1) Kepala
- Inspeksi : Amati jumlah rambut, distribusi, tekstur, dan kebersihan.
6
- Palpasi : Apakah terdappat lesi, dan nyeri tekan
2) Wajah
- Inspeksi : Warna dan lesi
3) Mata
- Inspeksi : Kelopak mata, konjungtiva, sclera, reaksi pupil, alis
4) Telinga
- Inspeksi : Lihat struktur luar dan bagian dalam telinga.
5) Hidung
- Inspeksi : Apakah pasien bernapas dengan cuping hidung, sinus, dan
adanya septum
6) Mulut
- Inspeksi : Lihat warna bibir,gigi,eksudat pada paring, warna dan
pergerakan lidah
7) Leher
- Inspeksi : Lihat kesimetrisan leher
- Palpasi : Apakah ada pembesaran vena jugularis, deviasi trakea dan
tiroid
8) Dada dan paru-paru
- Inspeksi : Bentuk, irama, dan kedalaman
- Palpasi : Hematum dan ekspansi thoraks
- Perkusi : Pesikuler
- Auskultasi : Ronchi
9) Jantung
- Palpasi : ICS tidak teraba (teraba lemah)
- Auskultasi : Lup Dup
10) Abdomen
- Inspeksi : Warna, dan kesimetrisan
- Auskultasi : Bunyi bising usus
- Perkusi : Batas hepar dan lambung
- Palpasi : Setiap kuadran
11) Ekstremitas
- Inspeksi : Gaya berjalan
12) Genetalia
- Inspeksi : Distribusi rambut pubis, bentuk, secret, dan lesi
7
13) Anus
- Inspeksi : Scar, lesi, jamus, bengkak
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
b. Rongent
c. Therapy
d. Gizi
8
PERENCANAAN
NO PERENCANAAN
DIAGNOSA
TANGGAL TUJUAN /KRITERIA RASIONAL
KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN
HASIL
1 16 Januari Bersihan jalan napas Setelah diberikan intervensi SIKI : MANAJEMEN 1. Memantai pola napas
2023 tidak efektif b.d sekresi keperawatan selama 3 x 24 JALAN NAPAS 2. Memantai bunyi napas
yang tetahan jam, diharapkan pasien Observasi tambahan
DS mampu menunjukkan 1. Monitor pola napas 3. Memonitor seputum
1. Keluarga mengatakan ekspetasi meningkat 2. Monitor bunyi napas 4. Memberikan posisi semi
bahwa pasien tidak Kriteria hasil : tambahan fowler
bisa berbicara 1. Batuk efektif meningkat (5) 3. Monitor sputum 5. Memberikan fisiotrapii
DO 2. Produksi seputum Terapeutik dada
1. Batuk tidak efektif menurun(5) 1. Posisikan semi 6. Melakukan penghisapan
2. Tidak mampu batuk 3. Sulit bicara membaik (5) fowler/fowler lendir
3. Seputum berlebbih 4. Sianosis membaik (5) 2. Lakukan fisiotrapi dada 7. Memberikan oksigen
4. Frekuensi napas 5. Gelisah membaik (5) 3. Lakukan penghisapan lendir 8. Mengajarkan teknik
menurun(2) 6. Frekuensi membaik(5) 4. Berikan oksigen batuk efektif
1
5. Pola napas berubah(2) 7. Pola napaas membaik (5) Edukasi 9. Kolaborasi pemberan
6. Terpasang oksigen 1. Ajarkan teknik batuk efektif bronkodilator
nrm 10 liter Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
bronkodilator
2
PERENCANAAN
4
PERENCANAAN
RUANGAN : NO.REG :
5
BAB III
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN OGSIGENISASI
G. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien : Ny. S
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Status Perkawinan : Janda
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Suka Makmur
Nama Penanggung Jawab : Suwondo
Alamat Penanggung Jawab: Perumahan guru bentiring
H. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama
Pasien dibawa kerumah sakit dengan keluhan vertigo dan kedua belah
ekstremitas tidak dapat digerakan. Kronologi : semenjak 3 hari sebelum dibawa
kerumah sakit pasien merasakan pusing kepala berputar, mual, muntah, demam dan
tekanan darah 153/89 mmHg dan hanya meminum obat warung (bodrek).
2. Riwayat kesehatan sekarang
Pada saat pengkajian keluarga pasien mengatakan bahwa pasien masih terlihat
lemah, lesu, napas masih sesak, pasien tidak dapat berbicara, kedua belah tangan dan
kaki tidak bisa digerakan, dan pasien belum bisa batuk.
3. Riwayat kesehatan lalu
6
Keluarga pasien mengatakan bahwa sebelumnya tidak ada riwayat penyakit
keluarga.
GENOGRAM
Ket : : Laki-laki
: Perempuan
: Klien
7
e. Akitvitas/Activity Daily Living (ADL)
Dirumah
Pasien beraktivias seperti biasa
Dirumah sakit
Pasien tidak bisa beraktivitas karena ekstremita tidak bisa digerakan
f. Istirahat dan Tidur
Dirumah
Pasien tidak ada gangguan tidur (selama ± 8 jam / hari)
Dirumah sakit
Pasien istirahat tidur cukup akan tetapi pada saat pasien tidur selalu terganggu
dengan perawat karena melakukan pemeriksan
8
- Tekstur : Halus tidak kasar
- Kebersihan. : Bersih
Palpasi:
Kulit kepala
- Lesi : Tidak terdapat lesi
Tulang Tengkorak
- Kontur : Simetris
- Ukuran : Normal chefali
- Nyeri tekan : Tidak adanya nyeri tekan
Wajah
Inspeksi
- Kesimetrisan : Wajah tidak simeris
- Ekspresi : Mengerut karena sesak
Kulit
Inspeksi
- Warna : Sawo mateng
- Lesi : Tidak adanya lesi
Mata
Inspeksi
- Kelopak mata : Tidak terdapat massa
- Konjungtiva : Merah muda
- Sclera : Ikterik
- Kedudukan bola mata : Simetris
- Pergerakan bola mata : Pergerakan mata normal
- Reaksi pupil : Bereaksi terhadap cahaya
- Alis mata : Simetris dan tidak terdapat lesi
- Ketajaman penglihatan : Rabun
Telinga
9
Inspeksi
- Struktur luar : Telinga simetris antara kiri dan kanan
- Bagian dalam : Terdapat serumen
- Tes pendengaran
Weber : Tidak diperiksa (tidak terdapat alat diruangan)
Rinne : Tidak diperiksa (tidak terdapat alat diruangan)
Hidung
Inspeksi
- Struktur luar : Lubang hidung simetris
- Cuping hidung : Tidak adanya pergerkan cupig hidung
- Sinus : Tidak adanya sinusis
- Struktur dalam
Warna : Kemerahan
Konka : Tidak adanya pembengkakan
Septum : Tidak adanya sputum
Mulut
Inspeksi
- Bibir : Tidak simetris
- Gigi : Tidak lengkap
- Gusi : Tidak adanya peradangan
- Paring
Warna : Merah muda
Eksudat : Tidak terdapat eksudat
- Lidah
Warna : Putih
Lesi : Tidak terdapat lesi
Gerakan : Pasien tidak dapat menggerakan lidah
Tes pengecapan : Tidak diketahui (karena pasien dimengetahui)
C. LEHER
Inspeksi
10
- Kesimetrisan : Simetris
Palpasi
- KGD : Tidak adanya pembesaran pada KGB
- Tiroid : Tidak adanya pembengkakan tiroid
- Deviasi trakea : Tidak bisa menelan
- Vena Jugularis : Tidak adanya pembesaran vena juguralis
11
- Lokasi :-
- Ukuran :-
G. ABDOMEN
INSPEKSI
- Warna : Sawo matang
- Kontur : Tidak adanya distensi
- Simetris : Simetris
Auskultasi
- Bising usus : Peristaltik
- Bruits/Desiran : Tidak adanya desiran
- Aorta : Normal
- Renalis : Normal
Perkusi
- Batas Hepar : Timpani
- Lambung : Timpani
- Limpa : Timpani
- Kandung Kemih : Timpani
Palpasi
- Setiap kuadran :
- Kandung empedu : Tidak ada pembesaran
- Hepar : Tidak ada pembesaran
- Limpa : Tidak ada pembesaran
- Ginjal : Tidak teraba
- Kandung kemih : Tidak ada pembesaran
H. Ekstremitas
Inspeksi
- Gaya berjalan : Tidak bisa berjalan
- Cara berdiri : Tidak bisa berdiri
- Penegangan kaki : Tidak bisa menggerakkan kaki
Kulit
Inspeksi
- Warna :Sawo mateng
12
- Ketebalan : Tipis
- Bentuk : Teriput
- Tekstur : Sendi kering
- Sudut antara kuku & dasar kuku
Palpasi
- Kelembapan : Sedikit kering
- Suhu kulit : 36,7 c
- Turgor : Tidak elastis
- Edema piting : Terdapat edema
Kuku
Palpasi
- Kapiler refill : Kembali lebih dari tiga detik
ROM
Reflek
- Biceps : Tidak ada fleksi lengan bawah/fleksi lengan
bawah negatif
- Triceps : Fleksi lengan bawah negatif
- Brakhioradialis radius : Tidak ad reflek lengan bawah
- Kuadriceps femoris p : Reflek kuadriceps femoris tidakada
- Tendon achiles : Tidak ada reflek tenton achilles
- Babinsky : Ibu jari dersofleksi dan jari lain mengembang
H. Dada posterior & PUNGUNG
Dada posterior
Inspeksi
13
- Deformitas atau asimetri : Dada simetris
- Retraaksi inspiratori iga : Terdapat tarikan di dinding dada
- Pergerakan dada : Simetris
Palpasi
- Fraktur iga : Tidak adanya patah tulang IGA
- Ekspansi thorak : Simetris
- Taktil fremitus : Pergerakan simetris
Pungung
Inspeksi
- Postur tulang belakng : Tidak adanya kelainan
Palpasi
- Apakah ada penyimpangan : Tidak adanya penyimpangan
Perkusi ginjal : Tidak adanya nyeri saat nyeri
saat perkusi
1.Genetalia
Genetalia wanita
Inspeksi
- Ditribusi rambut pubis : Tidak diizinkan pemeriksaan
- Struktur luar (bentuk) : Tidak diizinkan pemeriksaan
- Warna : Tidak diizinkan pemeriksaan
- Bau : Tidak diizinkan pemeriksaan
- Secret : Tidak diizinkan pemeriksaan
- Lesi : Tidak diizinkan pemeriksaan
- Nodul : Tidak diizinkan pemeriksaan
Genetalia pria
Inspeksi
- Distribusi rambut pubis :-
- Struktur luar(bentuk) :-
- Letak lubang uretra :-
- Secret :-
14
- Skrotum :-
- Testi :-
Palpasi
- Skrotum :-
- Testis :-
J.Anus
Inspeksi:
- Scar : Tidak ada scar
- Kemerahan : Tidak adanya kemerahan
- Lesi : Tidak adanya lesi
- Jamur : Tidak adanya jamur
- Bengkak : Tidak adanya bengkak
HEMATOLOGI
Hematorokrik 39 40-58 Vol%
Hemoglobin 13,0 12.0-15.0 g/dl
Leukosit 8100 4000-10.000 /ul
Trembosit 2550000 150000- /ul
450000
KIMIA DARAH
Diabtes
Glukosa darah sewaktu 147 <160 Mg/dl
15
FUNGSI GINJAL
Ureum 19 20-40 Mg/dl
Creatinin 0,6 0,5-1.2 Mg/dl
ELEKTROLIT
Natrium 140 135-145 Mmol/L
Kalium 4,2 34-53 Mmol/L
Chalorida 101 50-200 Mmol/L
2. RONGEN
Hasil rongen
1. Tidak tampak kardiomegali atherosklevosis,aovia
2. Polmo tidak tampak kelainan
PENATALAKSANAAN ( TERAPY,GIZI,DAN FISIOTERAPY)
TERAPY
1. VFD RL DRIPARENTAL 100 MG/8 JAM
2. CITICOLIN 250G 3X1 (IV)
3. OMEPRAZOL VIAL 1X1 (IV)
4. CEPTRIAKSON 2X1 GR (SKINTEST)
5. PARACETAMOL INFUS 3X1 (IV)
6. PIRACITAM 4X3 GR
7. METHYLPREDNISDON 2X6,25 (STARA DENGAN 2 X1/2 VIA ) (IV)
8. HIDROKORTISON 1X1 (IV)
9. COMBIVEN 3X1 ( NEBULIZIR )
10. CLOPIDOGREL (CPG ) 1 X 75 MG (P.0)
11. NEURODEX 2X 1(P.O )
16
SKALA RESIKO JATUH ONTARIO MODIFIED STRATIFY - SYDNEY SCORING (
GERIATRI )
No Parameter Skrining Jawaban Keterangan Nilai
1. Riwayat Jatuh Apakah pasien datang keRS Ya / Salah satu
karena jatuh? tidak jawaban ya = 6
Jika tidak, apakah pasien
mengalami jatuhdalam 2 Ya /
bulan terakhir ini ? Tidak
2. Status Mental Apakah pasien delirium ? Ya / Salah satu
(Tidak dapat membuat Tidak jawaban ya = 14
keputusan, pola pikir tidak
terorganisir, ganguan daya
ingat )
Apakah pasien disorientasi ? Ya /
(salah menyebutkan waktu, Tidak
tempat atau orang )
Apakah pasien mengalami
agitasi ? (ketakutan, gelisah, Ya /
dan cemas) Tidak
3. Penglihatan Apakah pasien memakai Ya / Salah satu
kacamata ? Tidak jawaban ya = 1
Apakah pasien mengeluh
adanya penglihatan buram ? Ya /
Apakah pasien mempunyai Tidak
glaukoma ?Katarak /
degenerasi makula ? Ya /
Tidak
17
perilaku berkemih? Tidak jawaban ya = 2
( frekuensi, urgensi,
inkontinensia, nokturia)
5. Transfer ( dari Mandiri ( boleh memakai alat 0 Jumlah nilai
tempat tidur ke kursi bantu jalan ) transfer dan
dan kembali lagi Memerlukan sedikit bantuan 1 mobilitas jika
ketempat tidur ) ( 1 orang ) / dalam nilai 0-3 maka
pengawasan 2 scor= 0
Memerlukan bantuan yang Jika nilai total 4-
nyata ( 2 orang ) 3 6, maka skor = 7
Tidak dapat duduk dengan
seimbang, perlu bantuan total
6. Mobilitas Mandiri ( boleh memakai alat 0
bantu jalan ) 1
Berjalan dengan bantuan 1 2
orang ( verbal / fisik ) 3
Menggunakan kursi roda
Imobilisasi
Keterangan skor :
0-5 = resiko rendah
6-16 = resiko sedang
17-30 = resiko tinggi
18
BRADEN-SCALE/SKALA LUKA TEKAN
N
Faktor Resiko Hasi
o
l
1 Perepsi Skor
sensorik 1 2 3 4
kemampuan Benar-benar Sangat terbatas Agak terbatas Tidak ada
untuk terbatas tidak respon hanya respon verbal gangguan
merespon rasa respon ada rangsangan tetapi tidak respon verbal
tidak nyaman terhadap nyeri atau selalu dapat tidka
yang rangsangan gangguan berkomunikasi mempunyai
berhubungan nyeri karena sensorik untuk atau gangguan gangguan
dengan kesadaran merasakan nyeri sensor untuk sensor dan 4
tekanan atau terbatas pada lebih merasakan sakit mampu
untuk sebagian tubuh pada 1 atau 2 merasakan
merasakan ekstremitas nyeri atau
nyeri pada tidak nyaman
seluruh
tubuh
2 Kelambatan 1 2 3 4
tingkat Terus Sering basah Sesekali basah, Jarang 4
paparan kulit menerus kulit sering kulit kadang- basah,kulit
terkena cairan basah kulit basah tapi tidak kadang basah biasanya
hampir terus selalu linon yang kering linen
menerus harus di ganti memerlukan diganti
terkena setidaknya penggantian sesuai jadwal
keringat. setiap linen kira-kira 1 rutin
Urine dan perubahan x/hari
terdeteksi posisi
saat
perubahan
19
posisi
3 Aktivitas 1 2 3 4
tingkat Terbatas di Tidak mampu Berjalan Berjalan
aktifitas fisik tempat tidur, berpindah ke sesekali, sering,
aktifitas kursi berdiri, berjalan berjalan
terbatas di kemampuan sesekali sehari diluar
tempat tidur berjalan sangat untuk jarak ruangan
terbatas atau yang pendek setidaknya
tidak ada, tidka dengna atau 2x / hari 1
dapat berpindah tanpa bantuan. diluar
ke kursi roda Mayoritas ruangan
sendiri dan atau berada di kursi paling tidak
harus dibantu ke atau tempat 2 jam
kursi atau kursi tidur setiap shift
roda
4 Monilitas, 1 2 3 4
kemampuan Bena-benar Sangat terbatas, Agak terbatas, Tidak ada
untuk tidak ada kadang-kadang sering batasan,
mengubah pergerakan, melakukan melakukan sering
dan tidak ada perubahan perubahan pada melakukan
mengendalika perubahan kecilpada posisi posisi tubuh perubahan
n posisi tubuh posisi tubuh tubuhnya atau meskipun pada posisi
3
sedikitpun ekstremitas sedikit atau dan tanpa
atau tetapi tidak ekstremitas bantuan
ekstremitas mampu secara mandiri
sendiri membuat
perubahan yang
penting
5 Nutrisi, Pola 1 2 3 4
asupan nutrisi Sangat Kemungkinan Ade kuat , Sangat baik, 3
buruk, tidak tidak adekuat, makanan >1/2 makanan
pernah jarang makan dari porsi setiap kali
makan makan yang makanan makan.
20
makanan lengkap dan dengan total 4 Tidak pernah
lengkap, saat makan protein (daging, menolak
jarang makan hanya sekitar 1 produk susu) makanan.
>1/3 dari ½ dari setiap setiap hari, Biasanya
setiap makanan yang kadang-kadang makan
makanan yag di tawarkan. menolak snack. dengan total
ditawarkan. Asupan protein Tetapi tetapi 4 atau >
Makan 2 hanya biasanya akan daging dan
atau kurang mencakup 3 mengambil jika produk susu.
protein yang produk daging di tawarkan Kadang
di sajikan atau produk atau pada pipa kadang
(daging atau susu kadang saluran makan
susu) kadang makanan yang diantara
perhari. memerlukan memenuhi waktu
Kebutuhan makanan sebagian besar makan.
cairan buruk. suplemen atau kebutuhan gizi Tidak
Tidak menerima membutuhka
diberikan sejumlah yang n suplemen.
suplemen optimasi dari
diet cair, atau makanan cair
puasa dna atau makanan
minum air melalui pipa
putih atau saluran
hanya makanan
dengan
cairan IV
selama > 5
Hari
6 Gesekan pada 1 2 3 4 3
pergeseran Masalah, Potensi Tidak ada
membutuhka masalah, masalah,
n bantuan bergerak bebas bergerak di
seseorang atau tempat tidur
21
sampai membutuhkan dan kursi secara
maksimal bantuan mandiri dan
dalam minimal, selama memiliki
bergerak, memindahkan . kekuatan otot
mengangkat kulit mungkin yang cukup
dengan linen, tergesek pada untuk
sering linen, kursi. mengangkat
merosot dari prangkat selama bergerak
temapt tidur lainnya. ,
atau kursi. Mempertahanka mempertahanka
Sering n posisi yang n posisi yang
memperbaiki baik di tempat baik di tempat
posisi tidur tapi tidur atau kursi
dengan kadang-kadang setiap saat
bantuan merosot
penuh,
spastic,
kontraktur
atau
mengarah
agilasi
Total Score 18
Keterangan :
Bila total score 15-18 berisiko, 13-14 berisiko moderate, 10-12 resiko tinggi, ≤ 8 sangat
beresiko tinggi dilakukan intervensi pencegahan risiko Decubitus
22
ANALISA DATA
DO:
23
berubah ubah
6. Pasien tampak
menggunakan oksigen NRM
sebanyak 10 liter
DO
24
3 DS: Penurunan Gangguan
1. keluarga pasien mengatakan kekuatan otot mobilitas fisik
tidak mampu menggerakkan
kaki dan tangan
2. Keluarga pasien
mengatakan, pasien belum
bisa berbicara
DO:
25
DIAGNOSA KEPERWATAN
26
1 Bersihan jalan nafas tidak 16-01-2023 18-01-2023
efektif b/d sekresi yang
tertahan
DS:
1. Keluarga mengatakan
bahwa pasien tidak bisa
berbicara
DO:
1. Pasien tampak tidak
bisa batuk efektif
2. Pasien tampak belum
mampu batuk
3. Sputum tampak
berlebih,tampak ketika
pasien batuk
4. Frekuensi nafas pasien
menurun (26 x/m) (2)
5. Pola nafas pasien
tampak berubah ubah
6. Pasien tampak
menggunakan oksigen
NRM sebanyak 10 liter
DS:
1. Keluarga pasien
mengatakan pasien
susah untuk bernafas
DO
27
1. Pasien tampak sesak
2. Frekuensi pernafasan
pasien meningkat dari
18 x / menit ke 26 x /
menit
3. Pasien nampak
menggunakan otot
bantu saat bernafas
4. Pasien tampak
mengeluarkan nafas
lebih lama
5. Pasien tampak bernafas
dengan pursed lip
6. Pasien tampak bernafas
menggunakan cuping
hidung
DS:
1. keluarga pasien
mengatakan tidak
mampu menggerakkan
kaki dan tangan
2. Keluarga pasien
mengatakan, pasien
belum bisa berbicara
DO:
28
terbatas, pasien tamapak
hanya bisa menggerakkan
jari jari kaki
29
PERENCANAAN
NO PERENCANAAN
DIAGNOSA
TANGGAL TUJUAN /KRITERIA RASIONAL
KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN
HASIL
1 16 Januari Bersihan jalan napas Setelah diberikan intervensi SIKI : MANAJEMEN 1. Memantai pola napas
2023 tidak efektif b.d sekresi keperawatan selama 3 x 24 JALAN NAPAS 2. Memantai bunyi napas
yang tetahan jam, diharapkan pasien Observasi tambahan
DS mampu menunjukkan 1. Monitor pola napas 3. Memonitor seputum
1. Keluarga mengatakan ekspetasi meningkat 2. Monitor bunyi napas 4. Memberikan posisi semi
bahwa pasien tidak Kriteria hasil : tambahan fowler
bisa berbicara 1. Batuk efektif meningkat (5) 3. Monitor sputum 5. Memberikan fisiotrapii
DO 2. Produksi seputum Terapeutik dada
1. Batuk tidak efektif menurun(5) 4. Posisikan semi 6. Melakukan penghisapan
2. Tidak mampu batuk 3. Sulit bicara membaik (5) fowler/fowler lendir
3. Seputum berlebbih 4. Sianosis membaik (5) 5. Lakukan fisiotrapi dada 7. Memberikan oksigen
4. Frekuensi napas 5. Gelisah membaik (5) 6. Lakukan penghisapan lendir 8. Mengajarkan teknik
menurun(2) 6. Frekuensi membaik(5) 7. Berikan oksigen batuk efektif
5. Pola napas berubah(2) 7. Pola napaas membaik (5) Edukasi 9. Kolaborasi pemberan
30
6. Terpasang oksigen 8. Ajarkan teknik batuk efektif bronkodilator
nrm 10 liter Kolaborasi
9. Kolaborasi pemberian
bronkodilator
31
PERENCANAAN
32
menggunakan otot bantu
saat bernafas
5. Pasien tampak
mengeluarkan nafas
lebih lama
6. Pasien tampak bernafas
dengan pursed lip
7. Pasien tampak bernafas
menggunakan cuping
hidung
33
PERENCANAAN
34
IMPLEMENTASI (Keperawatan Hari Pertama)
35
NRM 10 liter tidak efektif b.d sekresi
yang tertahan
P. Intervensi dilanjutkan
masalah belum teratasi
36
IMPLEMENTASI (Keperawatan Hari Kedua)
37
10 liter tidak efektif b.d sekresi
yang tertahan
P:Intervensi dilanjutkan
masalah belum teratasi
38
IMPLEMENTASI (Keperawatan Hari Ketiga)
39
Kanul 5 Liter - pasien sudah diajarkan
batuk efektif
A: Bersihan jalan napas
tidak efektif b.d sekresi
yang tetap
P: Intervensi diberhentikan
pasien pulang.
40
IMPLEMENTASI (Keperawatan Hari Pertama)
41
saat bernafas
4. Pasien tampak
mengeluarkan nafas
lebih lama
5. Pasien tampak bernafas
dengan pursed lip
6. Pasien tampak bernafas
menggunakan cuping
hidung
42
IMPLEMENTASI (Keperawatan Hari Kedua)
43
saat bernafas
4. Pasien tampak
mengeluarkan nafas
lebih lama
5. Pasien tampak bernafas
dengan pursed lip
6. Pasien tampak bernafas
menggunakan cuping
hidung
44
IMPLEMENTASI (Keperawatan Hari Ketiga)
45
meningkat dari 18 A : Pola nafas tidak efektif
x / menit ke 26 x / b.d hambtan upaya nafas
menit P : Intervensi
3. Pasien nampak diberhentikan pasien rawat
menggunakan otot jalan
bantu saat bernafas
4. Pasien tampak
mengeluarkan nafas
lebih lama
5. Pasien tampak
bernafas dengan
pursed lip
6. Pasien tampak
bernafas
menggunakan
cuping hidung
46
IMPLEMENTASI (Keperawatan Hari Pertama)
47
3. Gerakan terbatas
4. Kekuatan Otot
menurun
48
IMPLEMENTASI (Keperawatan Hari Kedua)
49
IMPLEMENTASI (Keperawatan Hari Ketiga)
50
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017), Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik, Jakarta Selatan; Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2019), Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan
Kriteria Hasil, Jakarta Selatan; Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tindakan Keperawatan, Jakarta Selatan; Dewan Pengurus Pusat PPNI
51