Anda di halaman 1dari 140

SKRIPSI

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN REKAM MEDIS DI RUMAH


SAKIT DARURAT COVID-19 WISMA ATLET KEMAYORAN
TAHUN 2021

oleh :
SITI AENUR ROFIQOH
02190200029

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU


PROGRAM STUDI SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
DEPARTEMEN KESEHATAN MASYARAKAT
JAKARTA
2021
SKRIPSI
ANALISIS KUALITAS PELAYANAN REKAM MEDIS DI RUMAH
SAKIT DARURAT COVID-19 WISMA ATLET KEMAYORAN
TAHUN 2021

“Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan
Program Sarjana Kesehatan Masyarakat Peminatan Rekam Medis”

oleh :
SITI AENUR ROFIQOH
02190200029

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU


PROGRAM STUDI SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
DEPARTEMEN KESEHATAN MASYARAKAT
JAKARTA
2021

ii
iii
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA DIRI

Nama : Siti Aenur Rofiqoh


Nomor Pokok Mahasiswa : 02190200029
Tempat, Tanggal Lahir : Cirebon, 11 Februari 1998

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam
No. HP : 081572081411
Alamat : Jl. Masjid At-taubah no.122 RT 003 RW 007
Sutawinangun Kec. Kedawung Cirebon - 45153

Alamat E-mail : Ob.rofiqoh@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SD Negeri 2 Sutawinangun

2. MTS Negeri 1 Kota Cirebon

3. SMA Negeri 7 Kota Cirebon

4. DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, Politeknik Kementerian


Kesehatan Tasikmalaya

5. Program Studi Kesehatan Masyarakat, Stikes Indonesia Maju Jakarta.

v
PROGRAM STUDI SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
SKRIPSI, JUNI 2021

SITI AENUR ROFIQOH


NPM 02190200029

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN REKAM MEDIS DI RSDC WISMA


ATLET KEMAYORAN TAHUN 2021

RINGKASAN
Pendahuluan : Standar kinerja minimal di rumah sakit sebagai bukti dalam
pelaksanaan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan dan
tanggung jawab pelayanan di rumah sakit. Indikator pelayanan rekam medis meliputi
input, proses, output dan hasil.
Tujuan : Melakukan analisis kualitas pelayanan rekam medis di Rumah Sakit Darurat
Covid 19 Wisma Atlet Kemayoran tahun 2021.
Metode : Jenis penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan metode studi kasus.
Hasil penelitian : Waktu penyediaan dokumen rekam medis tersebut menggunakan
waktu mulai dari 4 sampai 7 menit dengan jumlah sampel 101. Waktu penyediaan
pelayanan rawat inap hingga kamar perawatan adalah 30 menit dengan jumlah sampel
30 pasien baru. kelengkapan pengisian resume medis yang sudah terisi lengkap sebesar
76,2 % dalam satu bulan pelayanan. Kelengkapan informed consent 83% dari pasien
mendapatkan tindakan medis dengan informed consent dilengkapi dengan tanda tangan
pasien atau keluarganya. Peran profesi perekam medis hanya meliputi evaluasi isi
rekam medis, membantu pencatatan dan pelaporan, mengelola kelompok kerja dan
menjalankan pelayanan kesehatan, melaksanakan hubungan kerja sesuai dengan kode
etik.
Simpulan : Terpenuhinya indikator standar waktu standar penyediaan rekam medis
pelayanan rawat jalan. Belum adanya kebijakan kelengkapan pengisian rekam medis
pada dokumen rekam medis setelah 24 jam pelayanan untuk memenuhi indikator
standar kelengkapan.
Saran : Mengoptimalkan pelaksanaan pelayanan rekam medis. Membuat kebijakan dan
menetapkan indikator waktu standar penyediaan rekam medis pelayanan rawat jalan dan
rawat inap. Meningkatkan kelengkapan informed consent.
Kata Kunci : Kualitas Pelayanan, Rekam Medis
Kepustakaan : 15 buku (2012 – 2019/ 9 tahun terakhir)

vi
STUDY PROGRAM OF SCHOLARSHIP OF PUBLIC HEALTH
INSTITUTE OF HEALTH SCIENCE INDONESIA MAJU
ESSAY, SEPTEMBER 2021

ROFIQOH, SITI AENUR


NPM 02190200029

QUALITY ANALYSIS OF MEDICAL RECORD SERVICES AT THE RSDC


WISMA ATLET KEMAYORAN IN 2021

ABSTRACT

Introduction : Minimum Service Standards in Hospitals as evidence in carrying out


planning, implementation and control as well as supervision and responsibility for
services in hospitals. Medical record service indicators include input, process, output
and outcome.
Objective: To analyze the quality of medical record services at the Covid 19 Emergency
Hospital Wisma Atlet Kemayoran in 2021.
Methods: This type of research is quantitative and qualitative with a case study method.
The results of the study: The time for providing medical record documents starts from
4 to 7 minutes with a sample of 101. The time for providing inpatient services to
treatment rooms is 30 minutes with a sample of 30 new patients. the completeness of
filling out a medical resume that has been completely filled is 76.2% in one month of
service. Completed informed consent 83% of patients received medical treatment with
informed consent accompanied by the signature of the patient or his family. The role of
the medical record profession only includes evaluating the contents of medical records,
assisting in recording and reporting, managing work groups and running health
services, carrying out working relationships in accordance with the code of ethics.
Conclusion : Fulfillment of standard time indicators for the provision of outpatient
medical records. There is no completeness policy for filling out medical records in
medical record documents after 24 hours of service to meet standard indicators of
completeness.
Suggestion : Optimizing the implementation of medical record services. Making
policies and setting standard time indicators for the provision of outpatient and
inpatient medical records. Improve the completeness of informed consent.
Keywords : Quality of Service, Medical Records
Literature : 15 books (2012 – 2019/ last 9 years)

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan Judul Analisis Kualitas
Pelayanan Rekam Medis Di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran
Tahun 2021. Skripsi ini disusun untuk diseminarkan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) di Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Indonesia Maju. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak
lepas dari kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan, bimbingan serta dorongan
dari berbagai pihak akhirnya Skripsi ini dapat terselesaikan pada waktunya. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Astrid Novita, SKM, MKM. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM),
2. Susaldi, S.ST., M.Biomed. selaku Wakil Ketua I Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM).
3. Dr. Rindu, SKM, M.Kes. selaku Wakil Ketua II Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM).
4. Nur Rizky Ramadhani, SKM, M.Epis. selaku Wakil Ketua III Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM).
5. Ibu Nina, SKM.M.Kes selaku Kepala Departemen Kesehatan Masyarakat
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM),
6. Ibu Agustina Sari, S.ST. M.Kes selaku pembimbing laporan serta Koordinator
Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju (STIKIM),
7. dr. R.M. Tjahja Nurrobi, M.Kes.,Sp.OT(K) Hand, selaku Koordinator Rumah
Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran,
8. Lutfi Rinaldi Syahbana, S.ST dan Apip Farnanda, A.Md.Kes selaku
pembimbing lapangan,
9. Kedua orang tua dan keluarga tercinta yang selalu mendukung dan mendoakan
dalam menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia
Maju dan,
10. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam terselesaikannya
penyusunan Skripsi ini.

viii
Penulis menyadari bahwa ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan saran dan masukan yang bersifat membangun demi perbaikan isi
skripsi. Akhir kata, peneliti berharap Allah SWT dapat membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu.
Jakarta , April 2021

Penulis

ix
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN ..........................................Error! Bookmark not defined.

HALAMAN PENGESAHAN ............................................Error! Bookmark not defined.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... v

RINGKASAN ................................................................................................................. vi

ABSTRACT .................................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR.................................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. xv

BAB I ................................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................. 1


B. Roadmap Penelitian ......................................................................................... 5
C. Urgensi Penelitian ............................................................................................ 5
BAB II .............................................................................................................................. 6

TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................. 6

A. Rumah Sakit Lapangan ................................................................................... 6


B. Rekam Medis .................................................................................................... 9
C. Standar Pelayanan Minimum Rekam Medis .............................................. 12
D. Kualitas Pelayanan Kesehatan...................................................................... 17
E. Peran Profesi Rekam Medis .......................................................................... 17
F. Kerangka Teori .............................................................................................. 19
G. Kerangka Berfikir .......................................................................................... 20

x
BAB III ........................................................................................................................... 22

TUJUAN DAN MANFAAT ......................................................................................... 22

A. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 22


1. Tujuan Umum ................................................................................................. 22
2. Tujuan Khusus ................................................................................................ 22
B. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 22
1. Bagi Institusi ................................................................................................... 22
2. Bagi Rumah Sakit ........................................................................................... 22
3. Bagi Peneliti..................................................................................................... 23
4. Bagi Peneliti Lain............................................................................................ 23
BAB IV ........................................................................................................................... 24

METODE PENELITIAN ............................................................................................. 24

A. Jenis dan Desain Penelitian ........................................................................... 24


B. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 24
C. Prosedur Penelitian dan Tahapan Penelitian .............................................. 25
D. Definisi Istilah ................................................................................................. 26
E. Subjek Penelitian ............................................................................................ 27
F. Instrumen dan Cara Pengumpulan Data ..................................................... 27
G. Triangulasi Data ............................................................................................. 29
H. Rencana Analisis Data ................................................................................... 29
I. Etika Penelitian .............................................................................................. 30
BAB V ............................................................................................................................ 31

HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................................... 31

A. Gambaran Umum Rumah Sakit ................................................................... 31


1. Profil Rumah Sakit ......................................................................................... 31
2. Jenis Pelayanan ............................................................................................... 32
3. Sumber Daya Manusia ................................................................................... 33
4. Struktur Organisasi ........................................................................................ 34
B. Hasil Penelitian ............................................................................................... 36
C. Pembahasan .................................................................................................... 45

xi
BAB VI ........................................................................................................................... 51

KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................................... 51

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 51
B. Saran................................................................................................................ 52
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Road Map Target Capaian Penelitian ........................................................ 5
Tabel 2.1 Indikator Pelayanan Rekam Medis ............................................................ 13
Tabel 4.1 Definisi Istilah Penelitian .......................................................................... 26
Tabel 5.1 Jenis dan Jumlah Tenaga Kesehatan RSDC Wisma Atlet Kemayoran ..... 33
Tabel 5.2 Observasi Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis Rawat Jalan
di Unit Rekam Medis ................................................................................................. 38
Tabel 5.3Observasi Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis Rawat Jalan
di Unit Rekam Medis ................................................................................................. 39

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi RS Lapangan .......................................................... 7


Gambar 2.2 Diagram kerangka teori penelitian ......................................................... 19
Gambar 2.3 Diagram kerangka berfikir penelitian .................................................... 20
Gambar 5.1 Gambaran lingkungan wisma atlet kemayoran ...................................... 31
Gambar 5.2 Struktur Organisasi RSDC Wisma Atlet Kemayoran ............................ 35
Gambar 5.3 Hitungan kelengkapan resume medis .................................................... 41
Gambar 5.4 Hitungan kelengkapan pemberian informed consent ............................. 42

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Surat Ijin Studi Pendahuluan


Surat Ijin Penelitian RSDC Wisma Atlet Kemayoran
Keterangan Lolos Kaji etik RSDC Wisma Atlet Kemayoran
Lembar Bimbingan Skripsi
Pernyataan persetujuan informed consent informan
Instrumen Pedoman Wawancara (1)
Instrumen Pedoman Wawancara (2)
Studi Dokumentasi
Matriks Wawancara
Transkrip Wawancara
Pedoman Pelayanan Rekam Medis
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat
Log Book

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebuah unit pelayanan kesehatan dimana melakukan pelayanan di bidang


kesehatan perorangan, yang mana pelayanan secara keseluruhan telah tersedia (rawat
jalan, rawat inap, dan kegawat daruratan) disebut dengan RS atau Rumah Sakit. Jenis
rumah sakit itu beragam, salah satunya adalah rumah sakit lapangan. Adapun tempat
yang penulis tuju sebagai tempat penelitian adalah Rumah Sakit Lapangan dimana
rumah sakitnya didirikan memiliki waktu yang temporer atau sementara, ditempat atau
lokasi khusus dan juga ada selama ada bencana atau masa yang darurat, ataupun
sepanjang penerapan aktivitas. Rumah sakit lapangan memiliki saran prasarana berupa
kontainer tenda dan juga bangunan/tempat permanen yang untuk sementara dialih
gunakan sebagai sebuah rumah sakit. (1)
Peran petugas ataupun unit medis di rumah sakit atau fasilitas perawatan
kesehatan yang lain adalah mengumpulkan data untuk informasi sehingga nantinya
dapat memberikan informasi kesehatan baik kepada pasien ataupun konsumen lain, baik
yang sifatnya internal (dalam) ataupun eksternal (luar). Pembuatan keputusan dalam
penyusunan rencana menggunakan informasi kesehatan. Pengumpulan data merupakan
kegiatan pertama dari merekam data tindakan medis (rekam medis) dan informasi
mengenai kesehatan. Kegiatan ini berlangsung di bagian awal yaitu pendaftaran, baik
pada pasien rawat jalan maupun rawat inap. Kemudian, semua data yang telah
terkumpul akan dilakukan pengolahan dan penganalisisan agar dapat diubah menjadi
informasi kesehatan yang diperlukan. Hasil pengolahan data tersebut kemudian
dipresentasikan kepada pimpinan atas, menengah, atau departemen terkait lainnya
(kebutuhan internal). Rekam medis ini merupakan jenis pelayanan penunjang berupa
kumpulan catatan-catatan atau/dan hasil dokumen medis yang meliputi identitas atau
biodata pasien, hasil dari pemeriksaan selama di rumah sakit, pengobatan atau terapi,
dan juga hasil dari tindakan lainnya.(2)

1
2

Adapun jika menilik dari pasal 13, berkas rekam medis bisa dimanfaatkan untuk
alat pemelihara kesehatan dan juga untuk menilik pola atau jenis kebutuhan obat pada
pasien; pada proses penegakan hukum berkas ini dapat digunakan sebagai alat yang sah
untuk menegakan proses hukumnya; sebuah berkas pertanggungjawaban pada profesi
kedokteran atau sejenisnya, penegakan etika dokter ataupun dokter gigi; sebagai alat
untuk pembelajaran serta penelitian; sebagai dasar untuk penentuan pembiayaan
pelayanan kesehatan; dan sebagai sebuah alat yang memberikan informasi data statistik
kesehatan. (3)
Adapun dalam Pedoman Penyusunan SPM (Standar Pelayanan Minimum) di
Rumah Sakit tahun 2012 disebutkan ‘’mutu pelayanan merupakan hasil kerja yang
menunjukan tingkat keprimaan pelayanan kesehatan, yang pada satu sisinya bisa
memunculkan kepuasan (satisfy) pada pengguana pelayanan kesehatan yang telah
disesuaikan dengan tingkatan kepuasan dari rata-rata jumlah penduduk, dan di sisi
lainnya tatanan ataupun metode penyediaan pelayanan kesehatan sudah disesuaikan
juga dengan standar baku dari kode etik masing-masing profesi pemberi pelayanan.
Pengertian lain menyebutkan kualitas pelayanan kesehatan lebih sering menitiberatkan
pada keahlian suatu pelayanan kesehatan primer maupun sekunder untuk memberikan
pelayanan yang disesuaikan dengan standar profesi kesehatan, selain itu juga mengenai
bagaimana hal tesebut dapat diperoleh atau didapat oleh pasien. Standar Pelayanan
Minimum (SPM) pada lini kesehatan adalah suatu ketentuan aturan yang mengatur
jenis-jenis dan juga mutu atau kualitas pelayanan, dimana SPM ini adalah urusan
khusus pemerinta yang diperuntukan kepada warna negara secara minimum. (4)
Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum (SPM) Rumah Sakit selaku bukti dalam
melakukan perencanaan, penerapan serta pengendalian dan pengawasan serta
pertanggung jawaban tindakan medis untuk pasien di Rumah Sakit. Sehingga, wajib
sekali suatu rumah sakit untuk memenuhi salah satu indikator antara lain indikator
pelayanan khususnya pada pembuatan dan pengevaluasian rekam medis. Indikator
tersebut mencakup masukan (input), proses (process), luaran (output) dan hasil
(outcome) yang memiliki penjabaran sebagai berikut. Indikator dengan jenis input yaitu
pemberian pelayanan pada berkas atau dokumen rekam medis dengan standart sesuai
persyaratan. Kesediaan berkas atau dokumen rekam medis melalui standar waktu yaitu
memiliki waktu efektif penyediaan kurang dari 10 menit, sedangkan penyediaan
dokumen pasien atau client yang dirawat inap memiliki waktu kurang dari 15 menit.
3

Setelah itu, akan menghasilkan output bernilai 100% yang berbentuk semua atribut yang
telah lengkap dilakukan pengisian dalam kurun 24 jam setelah pelayanan selesai
diberikan serta sudah lengkapnya hasil dari informed concent sesaat sesudah
memperoleh informsi yang lengkap dan jelas dari tenaga medis. Hal inilah yang
menjadi hasil ataupun outcome indikator dari kepuasan pelanggan. (2)(5)
Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh Reni Nugraheni (2015), rekam
medis merupakan standar khusus yang ada di rumah sakit sebagai bukti pelayanan yang
fungsi utamanya adalah memberikan dukungan pada proses keperawatan atau pelayanan
pasien, tetapi terkadang justru menjadi sumber penghambat. Setelah dilakukan
penelitian dan menganalisis proses masukan sampai hasil rekam medis disebuah rumah
sakit Z di Kota Kediri Jawa Timur selama 3 bulan yaitu bulan April, Mei, dan Juni
tahun 2013; dengan jenis riset deskriptif; menggunakan metode simple random
sampling; pada perawat berjumlah 152 orang dan dokter berjumlah 48 orang. Ada pula
variabel yang dipakai pada penelitian ini yaitu sistematika pelayanan, sarana dan
prasarana rumah sakit; dan juga SDM-nya. Sistem pelayanan khusus rekam medis pada
Rumah Sakit Z Kota Kediri Jawa Timur pada bulan April, Mei sampai dengan Juni
(2013), dihasilkan data sebagai berikut :
1. Persentase fasilitas pelayanan (input – output) rekam medis tergolong dalam kategori
baik sebesar 50,5%.
2. Kategori baik (53,5%) juga terdapat pada sumber daya manusia-nya (SDM) yang
memberikan pelayanan rekam medis.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa, sistematika pelayanan, sarana dan
prasarana, dan SDM dirumah sakit tersebut memiliki hasil dengan kategori baik. Maka,
riset yang selanjutnya dapat dilakukan dapat mengambil metode kualitatif guna
mendapatkan informasi untuk lebih mendetail atau dalam. (6)
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di RSDC Wisma Atlet Kemayoran pada
tanggal 06 juni 2021, diperoleh informasi hasil temu wicara dengan 10 petugas rekam
medis. Enam orang petugas tersebut atau 60% diantaranya menyatakan diantaranya
bahwa pelayanan rekam medis disini sudah memiliki alur yang baik tetapi belum penuhi
standar pelayanan minimum karena belum adanya pengukuran serta kebijakan SOP
ataupun panduan pada penerapan pelayanan rekam medis. Serta empat orang atau 40%
lainnya mengharapkan supaya unit rekam medis bisa melaksanakan alur pelayanan
yang jelas. Ada suatu permasalahan akan adanya perubahan kebijakan dalam pelayanan
4

rekam medis yang berganti ganti dimana sepatutnya pasien yang masuk ke perawatan
rawat inap akan di daftarkan terlebih dulu, tetapi kondisi pada lapangan tidak sesuai
yakni apabila pasien yang datang perawatan jumlahnya lebih dari 20 dari beberapa
puskesmas yang tiba merujuk. Belum juga pasien datang mandiri dengan keluarganya,
menimbulkan pengalihan pasien untuk masuk ke dalam lantai perawatan terlebih dulu.
Setelah itu petugas mendaftarkan dengan melaksanakan sensus pendaftaran ke masing-
masing lantai. Permasalahan yang lain dalam pendaftaran rawat inap waktu untuk
menyediakan berkas rawat inap bisa dilakukan dalam 2 menit kemudian petugas
memanggil pasien untuk mengecek kembali dari formulir yang dibawa pasien sama
dengan data pribadi pasien tersebut bisa menyita waktu sekitar 5 menit. Berikut juga
dengan sistem kepulangan pasien, mereka kerap menunggu waktu yang cukup lama
untuk pulang setelah dinyatakan boleh pulang oleh dokter. Meningkatnya kunjungan
bulan juni menimbulkan kualitas pelayanan makin tidak tertib serta tidak terkontrol.
Dampak dari kurang atau tidak terpenuhinya informasi rekam medis adalah data
dari semua proses pelayanan kesehatan juga akan menjadi juga kurang/tidak baik; data
juga tidak akurat. Maka jika hal ini terjadi dapat menyebabkan kerugian pada pengelola
dan seluruh aparatur rumah sakit ketika melakukan pengambilan keputusan. Pelayanan
pun akan menjadi terhambat dan juga terlambat apabila waktu penyediaan rekam medis
untuk pasien rawat inap tidak optimal. Dimana peran profesi perekam medis sangat
penting untuk membantu terealisasinya pelayanan yang optimal. Oleh karena itu perlu
dilakukannya penentuan waktu estimasi untuk memberikan pelayanan rekam medis baik
dari awal proses rawat jalan dan rawat inap sampai proses pasien selesai menerima
pelayanan, menganalisis kelengkapan berkas tersebut setelah 24 jam dinyatakan pulang
serta menganalisis kelengkapan informed consent. Kemudian menerapkan peran profesi
perekam medis sesuai uraian kegiatan dalam pelayanan rekam medis yang ditentukan.
5

B. Roadmap Penelitian
Dalam penelitian Reni Nugraheni (2015) disebutkan bahwa berkas hasil
pencatatan pada rekam medis pasien merupakan suatu jajaran proses pelayanan yang
berfungsi sebagai pendukung dan pelengkap proses keperawawatan atau pelayanan
kesehatan pasien, namun tak jarang acap kali menjadi penyebab hambatan dalam
pelayanan juga. Maka penulis melakukan sebuah analisis di pelayanan rekam medis
rumah sakit itu dengan menggunakan metode deskriptif; pengambilan sampel dengan
metode simple random sampling pada 152 orang perawat dan 48 orang dokter. Variabel
yang digunakan yaitu sistematika pelayanan, kualitas dan kuantitas sarana dan
prasarana; SDM khusus pada pemberi layanan rekam medis. (6)
Penelitian ini akan penulis lakukan khusus dengan metode studi kasus yang
menggunakan subjek penelitian purposvie dan menggunakan triangulasi data dalam
pemeriksaan teknik keabsahan data. Tujuan penelitian menghasilkan luaran publikasi
ilmiah pada jurnal terpublikasi dengan ruang lingkup penelitian berskala nasional.

Tabel 1.1 Road Map Target Capaian Penelitian


Target Capaian Ruang Lingkup Indikator Capaian
Artikel Publikasi Lokal Accepted
Pedoman Pelayanan
Rekam Medis di RSDC Rumah Sakit Khusus Pedoman RS
Wisma Atlet Kemayoran

C. Urgensi Penelitian
Penelitian ini diambil karena pada pelayanan rekam medis rumah sakit ini belum
tersedia pedoman pelayanan sebagai acuan dalam pelaksanaan pelayanan sehari – hari.
Pentingnya adanya analisis pelayanan sebagai penilaian untuk memenuhi indikator
Standar Pelayanan Minimal di rumah sakit akan menentukan keberhasilan suatu unit
dalam melaksanakan pelayanan. Belum pernah dilaksanakannya survei kualitas
pelayanan membuat penulis ingin melakukan penelitian tersebut agar kualitas pelayanan
akan lebih baik dan terkendali.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Rumah Sakit Lapangan

1. Pengertian
Rumah Sakit (RS) adalah sebuah fasilitas pelayanan khusus pada bidang
kesehatan yang memiliki tugas sebagai pelayan kesehatan untuk individu ataupun
kelompok secara paripurna yang menyelenggarakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat” sesuai pedoman rumah sakit. Rumah sakit statis, rumah
sakit bergerak, dan rumah sakit lapangan adalah jenis dari rumah sakit yang ada di
Indonesia. Rumah sakit lapangan atau RSL adalah kategori rumah sakit yang
didirikan di lokasi tertentu dan hanya bersifat sementara pada saat keadaan darurat
dan pada saat tanggap darurat terhadap bencana atau pada saat melakukan
kegiatan tertentu. Rumah sakit lapangan dapat berbentuk tenda, peti kemas, atau
bangunan permanen yang berfungsi sebagai rumah sakit sementara.
Disebut (field hospital) sebagai bagian layanan yang dibuat dalam
mendukung fasilitas layanan kesehatan rujukan (rawat jalan, rawat inap, ruang
gawat darurat, ruang operasi, laboratorium, dll). Secara organisasi, unit pelayanan
terdiri dari bagian-bagian yang bekerja sama untuk memberikan pelayanan medis
dasar dan khusus kepada individu dan kelompok korban bencana. Tentunya agar
dapat menjalankan fungsinya dengan baik, maka diperlukan suatu organisasi yang
diwujudkan untuk membentuk formasi yang bertugas serta peran sesuai dengan
bidangnya. Begitu dengan fungsi koordinasi koordinasi dnegan bidang yang
digambarkan sesuai pekerjaannya supaya tidak melakukan pekrjaan yang lainnya .
Selain itu, mobilisasi staf yang bekerja diunit individu dikelola serta sesuai
sehingga mereka bisa memenuhi tugas mereka(7)

6
7

2. Struktur Organisasi RS Lapangan

Sumber : Pedoman RS Lapangan tahun 2008

Gambar 2.1 Struktur Organisasi RS Lapangan


3. Uraian Tugas
Direktur rumah sakit lapangan diangkat oleh direktur departemen kesehatan
negara bagian/kabupaten/kota setempat. Direktur rumah sakit lapangan memimpin
tiga koordinator, yang masing-masing mengepalai bagian berikut:
a. Departemen Pelayanan Medis dan Keperawatan.
b. Departemen Bantuan Medis.
c. Bagian Pelayanan Umum
8

Tugas dari berbagai departemen di rumah sakit lapangan dijelaskan di bawah ini.
1) Kepala rumah sakit lapangan
Ada beberapa persyaratan untuk menjadi direktur rumah sakit lapangan,
antara lain sebagai berikut:
a) Setidaknya dokter umum;
b) pengalaman dalam penanggulangan bencana; dan
c) kesehatan jasmani dan rohani.
Sebagai kepala rumah sakit lapangan, kepala RS Lapangan juga bertanggung
jawab atas tugas-tugas berikut:
a) Memimpin dan mengelola tim rumah sakit lapangan dan sumber daya
manusia lokal untuk mencapai tujuan rumah sakit lapangan selama masa
tugas.
b) Mengawasi operasional rumah sakit lapangan baik secara internal maupun
eksternal (dengan institusi kesehatan setempat dan institusi lainnya).
c) Secara berkala memantau dan mengevaluasi operasional rumah sakit
lapangan sesuai dengan standar pelayanan medis.
d) Bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan rumah sakit lapangan.
e) Memberi tahu dinas kesehatan setempat dan PPK tentang semua kegiatan
rumah sakit lapangan secara teratur (laporan harian, mingguan, bulanan,
dan akhir), yang mencakup data statistik kesehatan yang bersumber dari
sistem pengamatan kesehatan.
f) Membuat serta merencanakan pemberian tanggung jawab kepada tim
pengganti, yang akan mencakup unsur teknis dan administratif.
2) Departemen Pelayanan Medis dan Keperawatan
Unit gawat darurat, pembedahan dan anestesi, unit perawatan intensif, rawat
inap, dan rawat jalan merupakan bagian dari pelayanan medis dan
keperawatan.
3) Departemen Pelayanan Penunjang Medik
Unit laboratorium, radiologi, farmasi, sterilisasi, dan nutrisi merupakan contoh
unit pelayanan penunjang medis.
9

4) Bagian Pelayanan Umum


Unit administrasi dan hubungan masyarakat, rekam medis, pengelolaan air
bersih dan limbah, laundry & cleaning, transportasi, gudang, unit keamanan,
dan instalasi penerangan dan listrik adalah contoh unit layanan publik. Berikut
penjelasan tugas koordinator rekam medis di bawah pelayanan publik
a) Mengawasi proses penyimpanan rekam medis (penerimaan,
perakitan/perakitan, pengindeksan, pengkodean, pengarsipan,
pengambilan).
b) Melaksanakan proses penyimpanan (5 tahun) dan pemusnahan setelah
lewat jangka waktu 5 tahun dengan menyerahkan ringkasan pemulangan
dan persetujuan tindakan medis (informed consent).
c) Ringkasan pemulangan dan persetujuan yang diinformasikan harus
disimpan selama sepuluh tahun sejak tanggal ringkasan.
d) Membuat formulir rekam medis (aspek fisik, anatomi, dan isi formulir).
e) Mencatat dan melaporkan kegiatan pelayanan secara berkala (harian,
mingguan, dan bulanan).
f) Mengumpulkan informasi statistik tentang tren penyakit.
g) Melaporkan kegiatan pelayanan kepada pimpinan rumah sakit lapangan. (7)

B. Rekam Medis

1. Pengertian Rekam Medis


Bagi Gemala R Hatta (Edisi 3, 2014 : 73) “Rekam medis adalah
sekumpulan catatan yang memiliki isi mengenai semua hal selama pelayanan,
yaitu data diri pasien, rencana dan hasil pemeriksaan kesehatan, terapi yang
diberikan, perawatan lain pada klien atau pasien yang diterima pada suatu sarana
pelayanan kesehatan.” (8)
Berdasarkan Peraturan Menkes RI Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 yang
secara khsus membahas mengenai rekam medis, disebutkan bahwa pemberkasan
memuat kumpulan pencatatan serta pendokumenan yang meliputi identitas
pasien, hitungan pemeriksaan, pemberian obat, dan respon serta layanan lain
yang diberikan kepada pasien. Catatan adalah tulisan atau ketentuan yang dibuat
oleh dokter atau dokter gigi mengenai respon melakukan atas nama pasien untuk
rancangan layanan.(3)
10

2. Tujuan Rekam Medis


Menurut kemajuan teknologi informasi, tujuan rekam kesehatan atau
medical record dapat dibedakan menjadi dua (dua) kelompok besar (Dick, 1997
dalam Hatta, 2014). Yang pertama memiliki pengaruh langsung pada perawatan
pasien (primer). Kedua, sementara rekam medis terkait dengan bidang perawatan
pasien, namun tidak terkait langsung.(8) Tujuan utama dibagi menjadi 5 (lima)
bidang minat, yaitu:
1) Pasien Rekam medis adalah kumpulan bukti primer yang dapat digunakan
untuk membuktikan adanya pasien dengan identitas tersendiri yang telah
menjalani berbagai pemeriksaan dan pengobatan di fasilitas pelayanan
kesehatan, termasuk segala hasil dan biayanya.
2) Pelayanan pasien dan rekam medis adalah kumpulan dokumentasi pelayanan
yang diberikan oleh tenaga kesehatan, tenaga penunjang medis, dan tenaga
lain yang bekerja di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan. Akibatnya,
dokumentasi dapat membantu dalam membuat keputusan tentang terapi,
tindakan, dan menentukan diagnosis pasien.
3) Manajemen pelayanan, rekam medis meliputi seluruh kegiatan pelayanan yang
digunakan dalam menganalisis berbagai penyakit, menyusun pedoman praktik
dan non klinis, serta meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan.
4) Pelayanan penunjang, termasuk rekam medis yang lengkap, akan mampu
menjelaskan kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya yang
ada dalam pelayanan organisasi rumah sakit, serta menganalisis dan
mengkomunikasikan informasi ke berbagai pelayanan kesehatan.
5) Pembayaran; rekam medis lengkap mendokumentasikan semua pelayanan
kesehatan yang diterima pasien. Data ini menentukan jumlah pembayaran
yang akan dilakukan, baik secara tunai maupun melalui asuransi.Tujuan
sekunder rekam medis ditujukan kepada hal yang berkaitan dengan
lingkungan seputar pelayanan pasien, diantaranya :

a. Edukasi
1) Dokumentasi pengalaman profesional di bidang kesehatan
2) Persiapan sesi pertemuan dan presentasi
3) Materi pendidikan.
11

b. Peraturan atau regulasi


1) Dokumentasi pengajuan kasus di pengadilan (litigasi)
2) Bantuan pemasaran pengawasan
3) Menentukan kesesuaian dengan standar pelayanan.
4) Sebagai landasan akreditasi profesi dan rumah sakit
5) Organisasi perawatan kesehatan sedang dibandingkan.
c. Riset
1) Tingkatkan produk baru melalui penelitian
2) Melakukan penelitian klinis;
3) Mengevaluasi teknologi;
4) Penelitian keluaran pasien; dan
5) Penelitian dan analisis efektivitas.
d. Pengambilan Kebijakan
1) Alokasi Sumber Daya
2) Pelaksanaan Rencana Strategis
3) Melaksanakan surveilans kesehatan masyarakat.
e. Industri
1) Melakukan penelitian dan pengembangan di industri
2) Mengembangkan strategi pemasaran.

3. Kebermanfaatan dari rekam medis (beneficial)


Berkas dari rekam medis pasien menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis, dapat
digunakan sebagai:
a. Pelayanan kesehatan dan pengobatan pasien,
b. Bukti dalam proses penegakan hukum, adanya disiplin kedokteran dan
kedokteran gigi serta kemampuan penegakan etika kedokteran dan kedokteran
gigi,
c. Kebutuhan pendidikan dan penelitian, dan
d. Data statistik kesehatan.(8)
12

C. Standar Pelayanan Minimum Rekam Medis


Menurut Permenkes nomor 4 Tahun 2019, Standar Teknis Pemenuhan Mutu
Pelayanan Dasar dalam Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan, Standar
Pelayanan Minimal (SPM) di bidang kesehatan adalah ketentuan mengenai jenis dan
mutu pelayanan dasar minimal di bidang kesehatan yang merupakan urusan
pemerintahan dan dapat diperoleh oleh setiap warga negara. Pelayanan kesehatan
dasar adalah ketentuan standar kuantitas dan kualitas barang atau jasa, personal atau
sumber daya manusia kesehatan dalam petunjuk teknis atau prosedur pemenuhan
standar untuk setiap jenis kualitas pelayanan dasar di bidang kesehatan. Pelayanan
dasar minimal di bidang kesehatan adalah pelayanan publik yang dirancang untuk
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat. Mutu minimal pelayanan dasar di
bidang kesehatan merupakan ukuran kuantitas dan kualitas barang dan/atau jasa
untuk kebutuhan kesehatan dasar, serta pemenuhan pedoman hidup yang layak. (4)
Standar pelayanan minimal di rumah sakit merupakan pedoman yang menjadi
acuan bagi pemilik rumah sakit dalam melaksanakan, mengendalikan, mengawasi,
dan mempertanggungjawabkan pelayanan di rumah sakit. Standar pelayanan minimal
di rumah sakit bertujuan untuk menyamakan pemahaman definisi operasional,
indikator kinerja, ukuran atau satuan, rujukan, metode atau rumus perhitungan
pembilang dan penyebut atau standar penilaian kinerja, target yang ingin dicapai
sehingga mengacu pada target nasional dengan kemampuan- kerangka berbasis.
Pemilik rumah sakit dan sumber data. Jenis – jenis pelayanan di rumah sakit
meliputi:
1) Pelayanan gawat darurat
2) Pelayanan rawat jalan
3) Pelayanan rawat inap
4) Pelayanan bedah
5) Pelayanan persalinan dan perinatologi
6) Pelayanan intensif
7) Pelayanan radiologi
8) Pelayanan laboratorium patologi klinik
9) Pelayanan rehabilitasi medik
10) Pelayanan farmasi
11) Pelayanan gizi
13

12) Pelayanan transfusi darah


13) Pelayanan pasien dari keluarga miskin
14) Pelayanan rekam medis
15) Pengelolaan limbah
16) Pelayanan administrasi manajemen
17) Pelayanan ambulans/kereta jenasah
18) Pelayanan pemulasaraan jenasah
19) Pelayanan laundry
20) Pelayanan pemeliharaan sarana rumah sakit
21) Pencegahan pengendalian infeksi
22) Pelayanan keamanan. (2)

Sebagaimana pelayanan rekam medis yang terdiri dari unsur input, proses
dan output. Berikut rincian untuk lebih jelasnya dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.1 Indikator Pelayanan Rekam Medis

Sumber : Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimum di Rumah Sakit tahun


2012.
14

Mengacu pada pedoman diatas masing - masing indikator memiliki penjelasan


dengan uraian sebagai berikut :
1) Pemberi Pelayanan Rekam Medis
Indikator-indikator berikut berhubungan dengan keamanan dan
kesinambungan layanan. sehingga tersedia tenaga yang berkompeten dalam
pelayanan rekam medis sebagai pemberi pelayanan medis dimana tenaga
tersebut memiliki kompetensi yang sesuai yang dipersyaratkan dalam
persyaratan kelas rumah sakit untuk pelayanan rekam medis. Pengumpulan
dan analisis data dilakukan setiap tiga bulan sekali. Penyebut adalah jumlah
personel yang bekerja di instalasi rekam medis rumah sakit, dan pembilang
adalah jumlah personel yang bekerja di instalasi rekam medis rumah sakit.
Sesuai dengan persyaratan klasifikasi rumah sakit, sumber data diambil dari
instalasi rekam medis rumah sakit. Kepala Instalasi Rekam Medis
bertanggung jawab atas pendataan.
2) Waktu yang dibutuhkan untuk tersedianya dokumen atau berkas Remik pada
pasien yang dirawat jalan
Beberapa indikator sangat terkait dengan dimensi kualitas pelayanan
efektivitas, kenyamanan, dan efisiensi. Tujuan dari indikator ini adalah untuk
menggambarkan seberapa cepat pelayanan khsuus saat pendaftaran yang
diberikan. Tersedianya berkas lengkap rekam medis bagi pasien baru atau
pasien kembali dalam pelayanan rawat jalan merupakan definisi operasional.
Waktu pemberian dokumen rekam medis dimulai pada saat pasien mendaftar
dan berakhir pada saat petugas menemukan atau memberikan rekam medis.
Pengumpulan data dilakukan setiap bulan, dengan periode analisis setiap tiga
bulan. Hasil survei di ruang pendaftaran pasien rawat jalan untuk pasien baru
dan ruang penyimpanan pasien lama digunakan sebagai sumber data. Waktu
standar kurang dari sepuluh menit (10 menit). Kepala Instalasi Rekam Medis
bertanggung jawab atas pelayanan tersebut. Perhitungan analisisnya adalah
sebagai berikut:

Numerator : “Jumlah kumulatif waktu penyediaan rekam medik


sampel rawat jalan yang diamati.” (Standar Waktu)
= ≤ 10 menit
Denumerator : “Total sampel penyediaan rekam medik yang diamati
(N tidak kurang dari 100)”
15

3) Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis Rawat Inap


Metrik ini dikaitkan dengan dimensi kualitas efektivitas, kenyamanan,
dan efisiensi. Indikator ini bertujuan untuk menggambarkan kecepatan
pelayanan pendaftaran pasien rawat inap. Dokumen rekam medis pasien baru
atau lama yang digunakan dalam pelayanan rawat inap, sesuai definisi
operasional. Waktu penyediaan dokumen rekam medis rawat inap dimulai
saat dokter memutuskan pasien harus dirawat inap dan berakhir saat rekam
medis rawat inap tersedia di ruang rawat pasien. Frekuensi kegiatan
pendataan sebulan sekali, tetapi periode analisisnya tiga bulan sekali, dengan
standar kurang dari lima belas menit (15 menit). Sumber data berasal dari
hasil survei, serta penanggung jawab instalasi kesehatan.
Berikut rumus perhitungan analisis :

Numerator : “Jumlah kumulatif waktu penyediaan rekam medik


rawat inap yang diamati” (Standar Waktu)
= ≤ 15 menit
Denumerator : “Total penyediaan rekam medik yang diamati”

4) Indikator lengkapnya data pada fomat rekam medis setelah perawatan selesai
dilakukan dalam kurun waktu 24 jam.
Setelah pelayanan selesai, data dilengkapi atas dasar dimensi kualitas
dalam kelangsungan dan keamanan pelayanan. Indikator ini dimaksudkan
untuk menggambarkan tanggung jawab dokter atas kelengkapan informasi
rekam medis. Rekam medis lengkap menurut definisi operasional adalah
rekam medis yang telah diisi secara lengkap, termasuk tanda tangan dan nama
yang jelas dari seorang tenaga kesehatan, seperti dokter. Kegiatan pengisian
selesai dalam waktu 24 jam setelah selesainya pelayanan rawat jalan atau
pada saat pasien memutuskan untuk kembali atau menyelesaikan pelayanan.
Identifikasi pasien, anamnesis, rencana asuhan, pelaksanaan asuhan,
tindak lanjut, dan resume merupakan bagian dari kegiatan kelengkapan.
Frekuensi pendataan adalah bulanan, tetapi periode analisisnya setiap tiga
bulan dengan standar seratus persen (100 persen). Hasil survei digunakan
sebagai sumber data, dan penanggung jawab adalah kepala instalasi rekam
medis.
16

Rumus untuk menghitung periode analisis adalah sebagai berikut:

Numerator : “Jumlah rekam medik yang disurvei dalam 1 bulan


yang diisi lengkap” (Standar
Pengisian)
Denumerator : “Jumlah rekam medik yang disurvei dalam 1 bulan” = 100 %

5) Setelah mendapatkan informasi kesehatan yang sesuai dan disampaikan


dengan jelas maka masuk dalam indikator kelengkapan informed consent.
Indikator-indikator diatas dikaitkan dengan dimensi keselamatan, yang
memiliki tujuan yaitu tanggung jawab dokter dalam memberikan informasi
yang jelas kepada pasien dan memperoleh persetujuan pasien untuk tindakan
medis yang akan dilakukan. Informed consent secara operasional
didefinisikan sebagai persetujuan tertulis yang diberikan kepada pasien atau
keluarga pasien setelah penjelasan tentang tindakan medis yang akan diambil
terhadapnya. Frekuensi pengambilan data adalah sebulan sekali, tetapi jangka
waktu analisis adalah setiap tiga bulan sekali, dengan nilai standar 100%.
(100 persen). Hasil survei digunakan sebagai sumber data, dan penanggung
jawab adalah kepala instalasi rekam medis. Berikut ini adalah contoh dari
rumus dari cara hitungan analisis :
Numerator : “Jumlah pasien survei yang mendapat tindakan
medik mendapat informasi lengkap sebelum (Standar
memberikan persetujuan dalam 1 bulan” Pengisian)
= 100 %
Denumerator : “Jumlah pasien yang mendapat tindakan medik yang
disurvei dalam 1 bulan”
17

D. Kualitas Pelayanan Kesehatan

Kualitas dapat didefinisikan sebagai sejauh mana suatu produk baik atau
buruk. Hasil yang diantisipasi sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan
seperlunya. Produsen atau produsen pada umumnya menggunakan dua teknik
untuk menjaga dan meningkatkan mutu, yaitu teknik pengendalian mutu dan
teknik penjaminan mutu, dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan mutu.
Kedua teknik tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa produk akhir proses
pelayanan kesehatan memenuhi persyaratan, khususnya sesuai dengan standar
mutu yang ada.
Pelayanan kesehatan adalah kegiatan yang dilakukan secara sistematis
sesuai dengan standar kesehatan dan media prosedur. Untuk menjamin mutu
pelayanan kesehatan selalu terjaga, maka harus dilihat dari kacamata pemberi
pelayanan kesehatan sebagai petugas atau kepuasan pasien. Dalam hal ini, penulis
sengaja mendefinisikan konsep premi dalam perspektif penyedia layanan
kesehatan seperti dokter, bidan, dan perawat, serta pasien yang membutuhkan
(menerima) layanan kesehatan medis yang relevan. Mahasiswa diharapkan
memahami berbagai proses dari input, proses, hasil, dan output, serta prinsip-
prinsip kegiatan pemeliharaan di fasilitas pelayanan kesehatan, dalam rangka
menjaga mutu atau Quality Assurance (QA) Pelayanan Kesehatan. (9)

E. Peran Profesi Rekam Medis

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 55


Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Perekam Medis. “Perekam Medis
adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan Rekam Medis dan
Informasi Kesehatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.” Mereka
bertanggung jawab untuk tugas-tugas berikut saat bekerja sebagai perekam di
fasilitas perawatan kesehatan :
1. Melaksanakan kegiatan pelayanan pasien dalam penyelenggaraan pengelolaan
rekam medis dan informasi kesehatan dasar;
2. Melakukan evaluasi pengisian rekam medis;
18

3. Menerapkan sistem pengkodean atau klasifikasi klinis, serta kodifikasi


penyakit yang berkaitan dengan kesehatan dan perawatan medis, dengan
menggunakan terminologi medis yang tepat.
4. Menerapkan indeks ke dalam tindakan dengan mengumpulkan data tentang
penyakit, kematian, tindakan, dan dokter yang dikategorikan dalam indeks;
5. Menggunakan sistem pelaporan berbasis informasi untuk kegiatan pelayanan
kesehatan;
6. Membuat struktur isi dan standar data kesehatan untuk kepentingan
pengelolaan informasi kesehatan.
7. Mengevaluasi kelengkapan isi diagnosis dan tindakan serta ketepatan
pengkodean secara berkala.
8. Melaksanakan pengumpulan, validasi dan verifikasi data sesuai ilmu statistik
rumah sakit yang di tentukan;
9. Memiliki tugas untuk mencatat dan juga melaporkan data-data hasil
surveilans.
10. Melakukan pengelolaan pada kelompok untuk bekerja dan juga memanage
(manajerial) unit kerja yang ada; dan melaksanakan fungsi organisasi, yaitu
menyelenggarakan sekaligus memberikan pelayanan kesehatan.
11. Harus melakukan proses sosialisasi semua program baik dari hulu ke hilir
khusus mengenai pelayanan rekam medis dan juga informasi mengenai
tindakan kesehatan yang telah dilakukan pada pasien.
12. Membentuk hubungan kerja antara profesi sesuai dengan kode etik masing-
masing profesi kesehatan.
13. Melaksanakan penilaian atau pengevaluasian diri terhadap perkembangan
sistem teknologi, informasi dan ilmu pengetahuan. (10)
19

F. Kerangka Teori

Rumah Sakit Lapangan

Standar Pelayanan Minimal di Rumah Sakit

Indikator Pelayanan Rekam Medis

1. Pemberi Pelayanan Rekam Medis.


2. Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis Rawat
Jalan.
3. Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis Rawat
Inap.
4. Kelengkapan Pengisian Rekam Medis 24 Jam Setelah
Selesai Pelayanan.
5. Kelengkapan Informed Concent Setelah Mendapatkan
Informasi Yang Jelas.
6. Kepuasan Pelanggan.
Gambar 2.2 Diagram kerangka teori penelitian

Sumber ( Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimum di Rumah Sakit, 2013)


20

G. Kerangka Berfikir

INPUT
Pedoman Penyusunan PROSES
Standar Pelayanan tahun 1. Tersedia waktu penyediaan
2013. dokumen rekam medis
Permenkes RI No. 55 tahun pelayanan rawat jalan.
2013 tentang 2. Tersedia waktu penyediaan
Penyelenggaraan Pekerjaan dokumen rekam medis
Perekam Medis. pelayanan rawat inap.
3. Adanya indikator
kelengkapan pengisian
rekam medis 24 jam setelah
selesai pelayanan.
4. Adanya indikator
kelengkapan informed
concent setelah
mendapatkan informasi
yang jelas.
5. Peran profesi rekam medis.

OUTPUT
Mengetahui kualitas pelayanan
rekam medis

OUTCOME
Adanya Kepuasan pelanggan

Gambar 2.3 Diagram kerangka berfikir penelitian


Keterangan
------ Akan diteliti
Sebagai acuan peneliti
21

Pada Gambar 2.3 tentang kerangka berfikir tersebut dijelaskan bahwa adanya
alur yang akan dilakukan oleh penulis sebagai langkah penelitian. Adapun tahap
input mengacu pada dasar – dasar sesuai aturan yang berlaku serta pedoman terbaru
yang ada di Indonesia, dasar tersebut diambil oleh penulis untuk memperkuat
penelitian. Kemudian, tahap proses merupakan fokus dari penelitian yang dilakukan
peneliti untuk mendapatkan output berupa kualitas pelayanan rekam medis dan
menghasilkan outcome berupa adanya kepuasan pelanggan.
BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT

A. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Guna mengetahui gambaran dan melakukan analisis kualitas pelayanan
rekam medis di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (Wisma Atlet Kemayoran) tahun
2021.
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisis waktu tersedianya dokumen atau berkas rekam medis pelayanan
rawat jalan.
b. Menganalisis waktu tersedianya dokumen atau berkas rekam medis pelayanan
rawat inap.
c. Menganalisis indikator rekam medis yang telah terisi dalam kurun waktu 24
jam setelah pelayanan selesai diberikan.
d. Menganalisis indikator kelengkapan form informed concent, setelah pasien
mendapatkan detail informasi yang sesuai dan jelas.
e. Menganalisis peran profesi rekam medis pada pelayanan rekam medis RSDC
Wisma Atlet Kemayoran.

B. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi
Adanya output penelitian yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan
pengembangan dan evaluasi bagi pihak STIKIM Indonesia Maju khususnya bagi
para dosen pengajar Program Studi Kesehatan Masyarakat peminatan RMIK
(Rekam Medis dan Informasi Kesehatan).
2. Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian menjadi bahan acuan serta pengembangan dalam
meningkatkan mutu pelayanan pihak rumah sakit khususnya Unit Rekam Medis di
RSDC Wisma Atlet Kemayoran.

22
23

3. Bagi Peneliti
Penulis berharap penelitian yng dilakukan ini dapat meng-upgrade
pengetahuan diri serta dapat menerapkan proses pembelajaran selama menjadi
mahasiswa di STIKIM - program studi Kesehatan Masyarakat.
4. Bagi Peneliti Lain-nya
Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat menjadi bahan
acuan atau bahan dasar untuk melakukan pengembangan riset lanjutan sesuai
output yang ingin dicapai.
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian diuraikan sebagai berikut, jenis yang digunakan adalah mix
method yakni penggabungan penelitian kuantitatif dan kualitatif menggunakan
metode case study. Dimana metode penelitian kuantitatif yang memiliki dasar filsafat
positivisme, digunakan untuk riset pada populasi atau sampel yang telah ditentukan,
teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan
data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau
statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. (11) Adapun
penelitian kualitatif merupakan payung dari berbagai teknik pengumpulan data untuk
mencari kebenaran melalui pengamatan, penjelasan, penginterpretasian, di mana
hasilnya muncul sebagai penjelasan dan bukan dalam bentuk angka, melainkan dala
bentuk naratif yang sifatnya interpretatif. (12)
Metode yang digunakan peneiliti yaitu studi kasus dimana peneliti melakukan
pengamatan secara mendalam terhadap kegiatan, kejadian, atau alur dalam satu atau
lebih orang. Kasus yang terikat oleh waktu, kegiatan dan peneliti maka pengumpulan
data secara lengkap dengan menggunakan berbagai cara pengumpulan data serta
dalam waktu yang berkesinambungan.(11)
Tujuan penggunaan jenis dan desain penelitian tersebut yaitu untuk
menganalisis kualitas pelayanan rekam medis pada situasi rumah sakit darurat
dengan melakukan pengumpulan data yang diperoleh dari wawancara dan angket
tentang pelayanan Unit Rekam Medis di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet
Kemayoran.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Unit Rekam Medis Rumah Sakit Darurat Covid-19
Wisma Atlet Kemayoran yang beralamat di jalan Hbr. motik, Kemayoran, Jakarta
Pusat. Waktu penelitian akan dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus 2021 sampai 18
September 2021.

24
25

C. Prosedur Penelitian dan Tahapan Penelitian

Ada beberapa prosedur dan tahapan penelitian yang akan dilakukan


diantaranya sebagai berikut :
1. Tahap Penyusunan Proposal
a. Mengajukan surat ijin studi pendahuluan kepada Koordinator Rumah Sakit
Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran.
b. Mengidentifikasi masalah yang akan diteliti.
c. Melakukan studi pendahuluan untuk mendapatkan gambaran permasalahan
yang ada di Unit Rekam Medis Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma
Atlet Kemayoran.
d. Merancang metode penelitian sesuai dengan permasalahan yang diteliti.
e. Menyusun instrumen penelitian berupa wawancara dan angket.
f. Penyusunan proposal penelitian.
g. Seminar Proposal dihadiri oleh dosen pembimbing.
2. Tahap Penelitian
a. Pemaparan proposal penelitian kepada pihak institusi terkait.
b. Membuat kesepakatan dengan informan untuk bersedia memberikan data
dan informasi.
c. Pelaksanaan penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan dengan
cara pengamatan (observasi), wawancara mendalam dan studi
dokumentasi.
d. Pengolahan dan analisis data.
e. Penyusunan laporan hasil penelitian.
f. Seminar hasil penelitian.
26

A. Definisi Istilah

Tabel 4.1 Definisi Istilah Penelitian


Variabel
No. Definisi Istilah Alat Ukur Hasil Ukur
Penelitian
1. Indikator Waktu Dokumen rekam medis rawat jalan adalah Wawancara,
penyediaan dokumen rekam medis pasien baru yang berisi Studi
dokumen rekam identitas, anamnesa dan keadaan masuk pada dokumentasi
medis pelayanan rawat jalan. Waktu penyediaan
pelayanan rawat dokumen rekam medis dimulai dari petugas
jalan. menulis identitas, validasi identitas, dan pengisian
persetujuan umum saat pasien mendaftar sampai
rekam medis disediakan.

2. Indikator Waktu Dokumen rekam medis rawat inap adalah Wawancara,


penyediaan dokumen rekam medis pasien baru yang berisi Studi
dokumen rekam identitas, anamnesa dan keadaan masuk pada dokumentasi
medis pelayanan rawat inap. Waktu penyediaan
pelayanan rawat dokumen rekam medis dimulai dari petugas
inap. menulis identitas, validasi identitas, dan pengisian
persetujuan umum, anamnesa dan keadaan masuk Pedoman
yang diputuskan oleh dokter saat pasien mendaftar Penyusunan
sampai rekam medis tersedia di ruang perawatan. Standar
Pelayanan
3. Indikator Rekam medis yang lengkap adalah rekam medis Wawancara, Minimum di
kelengkapan yang telah diisi lengkap oleh dokter dalam waktu Studi Rumah Sakit.
pengisian rekam ≤ 24 jam setelah selesai pelayanan rawat jalan dokumentasi
medis 24 jam atau setelah pasien rawat inap selesai perawatan
setelah selesai diputuskan untuk pulang atau dalam kondisi
pelayanan. meninggal dimana kelengkapan tersebut meliputi
identitas pasien, anamnesa, rencana asuhan,
pelaksanaan asuhan, tindak lanjut dan resume.

4. Indikator Persetujuan tindakan kedokteran adalah Wawancara,


kelengkapan persetujuan yang diberikan pasien/keluarga pasien Studi
informed oleh dokter atas dasar penjelasan mengenai dokumentasi
concent setelah tindakan medik yang akan diterima atau dilakukan
mendapatkan terhadap pasien tersebut.
informasi yang
jelas.

5. Peran Profesi Perekam medis yang telah lulus akademik dan Wawancara, Permenkes
Rekam Medis memenuhi kualifikasi pendidikan dapat bekerja di Studi Nomor 55
fasyankes dimana perekam medis memiliki dokumentasi tentang
kewenangannya sebagai pelaksana pelayanan. Penyelenggara
an Pekerjaan
Perekam
Medis
27

E. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, pemilihan sampel sebagai subjek penelitian terdiri dari
tiga elemen yaitu : tempat (place), orang (actors), dan kegiatan (activity) yang
berinteraksi secara sinergis. Pengambilan sumber data untuk subjek penelitian
dilakukan secara purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dengan tujuan
tertentu. (13)
Terdapat kriteria informan dalam penelitian menurut peneliti yakni, bersedia
menjadi responden dan mentanda tangani persetujuan menjadi responden, bekerja di
rumah sakit, berkaitan dengan alur pelayanan rekam medis. Adapun 3 (tiga)
informan yang termasuk dalam tema penelitian yang peneliti tentukan antara lain :
1. Satu orang kepala unit rekam medis.
2. Satu orang ketua tim rekam medis.
3. Satu orang dokter.

F. Instrumen dan Cara Pengumpulan Data

1. Instrumen
Pedoman yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu
penelitian disebut instrumen penelitian yang berasal dari tahapan bentuk konsep,
konstruksi, dan variabel yang disesuai dengan kajian teori mendalam yang
digunakan. Pengumpulan data dalam suatu penelitian dapat menggunakan
instrumen yang telah digunakan pada penelitian terdahulu atau dapat pula
menggunakan instrumen yang disusun sendiri.(14) Dalam penelitian ini ada
beberapa instrumen penelitian yang peneliti gunakan yakni pedoman wawancara
mendalam serta metode studi dokumentasi yang menggunakan ceklis saat bedah
dokumen. Pedoman wawancara mendalam berisi pertanyaan yang telah disusun
peneliti untuk dilakukannya tanya jawab dengan responden menggunakan alat
bantu seperti perekam suara. Sedangkan ceklis biasanya berupa daftar atau poin
– poin yang digunakan untuk menilai suatu indikator yang terisi dalam
pelaksanaan bedah dokumen dan daftar ceklis yang dihasilkan dapat menjadi
suatu nilai angka apabila dimasukan kedalam rumus yang ditentukan.
28

2. Cara Pengumpulan Data


a. Observasi/ Pengamatan
Observasi ini memiliki ciri khas yaitu teknis pengumpulan yang
spesifik jika dibanding dengan teknik yang ada lainnya. Observasi dilakukan
dengan mengamati langsung kegiatan di lapangan yang digunakan untuk
menentukan faktor layak yang didukung melalui wawancara. (11)
Dengan menggunakan metode observasi, penulis melakukan
pengamatan secara langsung mengenai kegiatan pelayanan rekam medis di
RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran.
b. Wawancara
Menurut Susan Stainback (dalam Sugiyono 2016) dikemukakan
bahwa melalui wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang
lebih mendalam dari narasumber yang menginterpretasikan situasi dan
fenomena yang sedang terjadi, hal yang tidak dapat ditemukan dalam
observasi. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.(11) Sumber data
primer diperoleh dengan cara wawancara mendalam dengan menggunakan
handphone/ perekam suara sebagai alat pendukung pengumpulan data.
c. Studi dokumentasi
Teknik dokumentasi merupaka pelengkap dari penggunaan metode
observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.(11) Studi dokumentasi
merupakan sumber data pendukung yang diperoleh pada saat observasi, ada
beberapa dokumen yang akan di observasi seperti formulir Resume Medis
dan formulir Informed Consent dengan jumlah sampel yang dihitung
menggunakan rumus slovin yaitu sebanyak 97 sampel berkas rekam medis.
Dengan rincian sebagai berikut :

Rumus,

Jadi,
Ket :
n : Jumlah sampel
N : Jumlah pasien pulang
bulan Mei 2021
n = 97 Sampel. e : Standar eror (0,1)
29

G. Triangulasi Data

Berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang sudah ada
sebelumnya atau lampau dikumpulkan menjadi satu adalah disebut triangulasi.
Triangulasi teknik dilakukan peneliti dengan menggunakan teknik pengumpulan data
yang berbeda – beda dengan tujuan mendapatkan data dari sumber yang sama.(13)
Triangulasi teknik yang dilakukan peneliti dalam pelaksanaan penelitian ini yaitu
melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi.

H. Rencana Analisis Data

Analisis data penelitian ini yaitu memilih model Miles and Huberman (1992)
dalam sugiyono yaitu penganalisisan data yang dilakukan saat ataupun setelah selesai
mengumpulkan data baik primer maupun sekunder dalam jangka waktu tertentu yang
telah ditetapkan oleh peneliti. Penganalisisan pada data kualitatif memiliki empat
alur khusus kegiatan diantaranya pengumpulan, pereduksian, penyajian data dan
pengambilan kesimpulan atau verifikasi data.
1. Proses data dikumpulkan (Data Collection)
Data pada penelitian yang sifatnya kualitatif dikumpulkan dengan cara
pengamatan atau observation, temu wicara atau lebih umum disebut dengan
wawancara, dan juga studi pada dokumen-dokumen terkait atau gabungan dari
ketiga teknik tersebut (triangulasi).
2. Reduksi Data
Suatu proses untuk berfikir secara mendalam dimana akan memerlukan
ketelitian serta perlunya wawasan pada tahap lanjut. Reduksi data berfokus pada
unsur pokok yang penting dan menemukan tema juga pola sesuai dengan
variabel yang ingin ditemukan. Oleh karena itu data yang sudah dilakukan
proses reduksi akan memberikan hasil gambaran yang tidak lagi transparan, dan
juga akan memberikan kemudahan pada riset lanjutan untuk melakukan
pengumpulan data tahap lanjut.
30

3. Penyajian Data
Penelitian kualitatif yang peneliti lakukan akan memberikan sajian dalam
bentuk data yang diuaraikan, beberapa bagan yang menunjukan interaksi antara
kategori, flowchat dan lainnya. Sedangkan Miles dan Huberman menyebutkan
bahwa yang disajikan dalam hasil adalah sekumpulan kalimat yang memiliki
sifat narasi atau naratif.
4. Verifikasi Data dan Penarikan Kesimpulan
Temuan baru pada penelitian kuantitatif sebelumnya belum pernah
ditemukan, inilah kesimpulan pada penelitian kuantitatif. Temuan ini bisa
dalam bentuk diskripsi umu dari objek dimana sebelumnya masih belum jelas
dan juga masih terlalu transparan, yang akhirnya setelah dilakukan penelitian
menjadi jauh lebih transparan. Saat menarik kesimpulan awal, yang peneliti
tuliskan dapat mengandung sifat yang sementara, tetapi kedepannya memiliki
kemungkinan untuk teta berubah apabila tidak terdapat bukti pendukung yang
rigid pada tahapan pengumpulan data lainnya.(13)

I. Etika Penelitian
Penerapan sikap ilmiah (scientific attitude) sangat perlu diterapkan, selain itu
perlu juga menggunakan prinsip khusus etika penelitian. Memang betul bahwa tidak
semua semua riset memiliki risiko yang berbahaya dan menimbulkan kerugian pada
subjek penelitian, tetapi peneliti tetap memiliki kewajiban untuk membuat
pertimbangan terhadap aspek moral dan humanisme pada subjek penelitian. Adapun
prinsip utama dalam sebagai berikut :
1. Menghormati / menghargai Subjek (Respect for Person)
2. Kebermanfaatan (Beneficence)
3. Harmless atau tak berbahaya bagi subjek Penelitian (Non Maleficence)
4.
Adanya kendali terhadap keadilan untuk subjek (Justice).(14)
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit

1. Profil Rumah Sakit

Sumber : Google.com
Gambar 5.1 Gambaran lingkungan wisma atlet kemayoran
Wisma Atlet Kemayoran adalah sebuah kompleks gedung bertingkat yang
terletak di Kemayoran, Jakarta Pusat. Dulunya lokasi ini digunakan sebagai
tempat menginap para atlet yang tergabung dalam Pesta Olahraga Asia tahun
2018; Pesta Olahraga untuk difabel Asia tahun 2018; dan juga untuk perlombaan
umum di wilayah DKI atau sekitarnya. Karena ditetapkannya kasus Covid – 19
sebagai pandemi, maka pemerintah Indonesia mempersiapkan tempat khusus
untuk mengatasi pandemi tersebut. Tepatnya pada tanggal 23 maret 2020 Wisma
Atlet Kemayoran ditetapkan sebagai RS Lapangan dan menjadi Rumah Sakit
Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran yang berada di jalan Hbr. motik,
Kemayoran, Jakarta Pusat.
Lingkungan wisma atlet ini terbagi dari yellow zone dan red zone. Ruang
lingkup yellow zone yaitu Tower 1 warna hijau, Tower 2 warna lime dan Tower
3 warna hijau muda yang merupakan tempat hunian relawan nakes dan non

31
32

nakes serta kantor administrasi yang tepatnya berada di Tower 2 lantai 2.


Sedangkan, red zone yaitu Tower 4 warna biru muda, Tower 5 warna merah,
Tower 6 warna oranye dan Tower 7 warna kuning yang merupakan tempat
perawatan pasien positif Covid-19. Terdapat dua lokasi Instalasi Gawat Darurat
(IGD) yang berada di lantai Tower 5 dan Tower 6. Dimana pemeriksaan IGD
tersebut digunakan sesuai kriteria skrining awal pasien, IGD Tower 5 untuk
pasien asimptomatik atau pasien tanpa gejala. Serta IGD Tower 6 untuk pasien
simptomatik atau pasien dengan gejala ringan sampai sedang. Seluruh tower
pada red zone digunakan sebagai tempat perawatan rawat inap. Masing - masing
tower perawatan pada red zone memiliki jumlah lantai yang sama yakni 32
lantai, sedikit berbeda pada Tower 4 yang hanya memiliki 24 lantai. Lantai
perawatan pasien asimptomatik dan simptomatik hanya dibuka dari lantai 2
hingga lantai teratas baik lantai 24 maupun lantai 32 dengan jumlah hunian
keseluruhan yakni 7894 tempat tidur. Dengan kapasitas bed Rawat Umum 7894,
IMCU 13, HCU/ICU 83 dan IGD 30. Ruang HCU (High Care Unit) dan ICU
(Intensive Care Unit) berada di Tower 6 lantai 3 dan IMCU berada pada lantai 2
tower 6 dan Tower 7. Ruang rawat inap berada pada lantai 4 hingga lantai paling
atas. Serta ruang pelayanan penunjang seperti farmasi, laboratorium dan
radiologi berada di lantai 2 tower 6.

2. Jenis Pelayanan
Pelayanan pada fasilitas kesehatan dasar telah tersedia pada SPM
Kesehatan atau Standar Pelayanan Minimal Kesehatan (SPM) yang tentunya
dilaksanakan di fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah pusat, daerah
atau juga pihak swasta non pemerintahan (8).
Jenis Pelayanan perawatan yang tersedia di RSDC Wisma Atlet
Kemayoran Jakarta adalah :
a. Unit Gawat Darurat
b. Rawat Inap
c. Intensive Care Unit
d. High Care Unit
e. Intermediet Care Unit
f. Farmasi
33

g. Laboratorium
h. Swab
i. Radiologi
j. Dekontaminasi
k. Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) dan Kesehatan Lingkungan
l. Rekam Medis
m. Ahli Teknik Elektromedis
n. Gizi
o. Sanitarian dan lainnya.

3. Sumber Daya Manusia


Sumber Daya Manusia yang ada pada Wisma Atlet Kemayoran berjumlah
kurang lebih 3000 orang. Banyak macam dan jenis relawan seperti, tenaga
kesehatan, administrasi, pengamanan, room service serta lainnya.
Ada beberapa jenis dan jumlah sumber daya manusia sebagai tenaga
kesehatan yang tersedia di RS Darurat Covid19 Wisma Atlet Kemayoran dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 5.1 Jenis dan Jumlah Tenaga Kesehatan RSDC Wisma Atlet Kemayoran
No.
Jenis Tenaga Kesehatan Jumlah
1 Spesialis Penyakit Dalam 7
2 Spesialis Jantung 4
3 Spesialis Paru 27
4 Spesialis Radiologi 4
5 Spesialis Anastesi 11
6 Spesialis Anak 2
7 Spesialis Patologi Klinik 1
8 Spesialis Forensik 2
9 Spesialis THT 2
10 Spesialis Jiwa 4
11 Spesialis Obgyn 1
12 Spesialis Farmakologi Klinik 1
13 Spesialis Neurologi 3
14 Spesialis Bedah Syaraf 3
15 Spesialis Fisik dan Rehabilitasi 2
16 Spesialis Mikrobiologi Klinik 1
34

17 Spesialis Mata 1
18 Spesialis Gizi Klinik 1
19 Dokter Umum 187
20 Dokter Interenship 31
21 Dokter Gigi 15
22 Perawat Umum 1983
23 Kebidanan 7
24 Ahli Gizi 55
25 Apoteker 64
26 Asisten Apoteker/ TTK 109
27 Analis Laboratorium 66
28 Perawat Terapis Gigi dan Mulut 7
29 Radiologi 16
30 Perekam Medis 45
31 Elektromedik 8
32 Kesehatan Lingkungan 86
33 Surveilans 25
34 K3RS 4
35 Fisioterapi 2
36 Spesialis Gigi 1
37 Spesialis Orthopedi 1
TOTAL 2617
Sumber : Dashboard harian update Agustus 2021
35

4. Struktur Organisasi
Koordinator rumah sakit ini dipimpin oleh seorang perwira tinggi yang
dalam hal ini adalah perwira Tentara Nasional Indonesia khususnya Angkatan
darat, beliau adalah Mayor Jenderal TNI Dr. dr. Tugas Ratmono, Sp.S, MARS,
M.H. sejak Juni 2020. Berikut lampiran struktur organisasi yang berada di
RSDC Wisma Atlet Kemayoran.

Gambar 5.2 Struktur Organisasi RSDC Wisma Atlet Kemayoran


36

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang sudah selesai dilaksanakan dengan metode


penelitian studi kasus terdapat hasil penelitian berupa hasil perhitungan dengan studi
dokumentasi serta hasil wawancara. Berikut hasil penelitian sesuai dengan variabel
yang telah diteliti.
1. Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis Pelayanan Rawat Jalan
Adapun beberapa informan menegaskan tentang pasien rawat jalan dan
waktu pelayanannya. Berikut hasil wawancara dengan informan :

“Untuk pasien rawat jalan sebenernya disini beberapa warga datang


mandiri dan ingin melakukan isolasi disini. Entah dia merasa kontak erat
dari keluarga atau teman, atau dia merasa udah ada gejala. Pasien kita
layani, namun hingga pelayanan swab dan di observasi. Jika hasil swab
nya positif dia lanjut ke rawat inap, namun jika hasilnya negatif
dipulangkan dan dianggap rawat jalan. Data kumulatif pasien rawat
jalan ngga banyak yaa..sebulan pun ngga sampe lima persen (5%) dari
total pasien yang masuk bahkan sangat sedikit.” (Informan 1, wawancara
langsung, 30 Agustus 2021).
Ditegaskan kembali oleh informan 2,

“Karena disini semua pasien masuk dianggap pasien baru, jadi dari
admisi akan membuat berkas rekam medis baru sekalipun ada pasien
yang sudah pernah dirawat disini akan tetap dibuatkan berkas rekam
medis baru.. karna penyimpanan sendiri kan belum terstandar sehingga
kita cukup sulit jika mencari berkas rekam medis pasien lama, maka
semua berkas rekam medis akan dibuat baru tetapi dengan nomor rekam
medis yang sama. Seharusnya kan standar waktu penyediaan berkas
pasien rawat jalan kurang dari sepuluh menit, dan lima belas menit
untuk pasien rawat inap. Untuk kondisi lapangan sekarang bisa kurang
dari lima belas menit karena pasien sedang landai, jadi pelayanan jauh
lebih cepat.” (Informan 2, wawancara langsung, 28 Agustus 2021).
37

Pernyataan informan 3,
“Ini berarti waktu pengurusan berkas pasien masuk yaa..kurang tau
tepatnya berapa menit tapi itu tergantung dari jumlah pasien yang
datang dan ketersediaan kamar perawatan. Jadi kadang memang
terkendala lamanya dalam mencarikan kamar untuk perawatan pasien.
Sebaiknya sih tidak terlalu lama ya, mungkin tidak lebih dari 15 menit
karena pasien yang datang kalau harus menunggu lama malah terjadi
penumpukan di..pendaftaran. Jadi yaa..semakin cepat bisa ter urus
berkasnya dan mendapat kamar perawatan lebih baik sih. Tetapi, untuk
saat ini sepertinya tidak terlalu lama yaa..pelayanan pendaftaran
karena pasien yang datang tidak terlalu banyak.” (Informan 3,
wawancara langsung, 27 Agustus 2021)

Belum adanya kesediaan indikator waktu atas penyediaan dari dokumen


rekam medis pada pasien rawat jalan, sebab belum adanya suatu analisis pasa
saat penyediaan dokumen tersebut. Namun, beberapa informan menyatakan
bahwa pelayanan rawat jalan pada saat kondisi tidak ramai berlangsung selama
kurang dari 10 menit.
Adapun hasil observasi dalam pelayanan penyediaan berkas rekam medis
rawat jalan dilakukannya perhitungan waktu penyediaan dokumen rekam medis
pelayanan rawat jalan. Pelayanan rawat jalan adalah pasien baru yang hanya
melakukan observasi di igd ataupun pasien untuk menunggu hasil pemeriksaan
swab PCR. Jadi, pelayanan rekam medis rawat jalan mulai dari pendaftaran
pasien, mengecek persyaratan, menyediakan berkas, menulis identitas triase dan
menyerahkan rekam medis tersebut ke bagian triase. Kegiatan tersebut
menghabiskan waktu mulai dari 4 sampai 7 menit dengan jumlah sampel 101.
38

Berikut hasil observasi pada pelayanan :


Tabel 5.2 Observasi Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis Rawat Jalan
di Unit Rekam Medis
Jumlah pelayanan Rata – rata
Jumlah kumulatif
Tanggal Rawat Jalan yang waktu pelayanan
Rawat Jalan
diamati Rawat Jalan
18/08/2021 20 6 menit 120 menit
20/08/2021 20 4 menit 80 menit
22/08/2021 20 5 menit 100 menit
24/08/2021 20 4,5 menit 90 menit
26/08/2021 21 7 menit 147 menit

JUMLAH 101 5,3 menit 537 menit /


8 jam 57 menit

2. Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis Pelayanan Rawat Inap


Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat inap di
rumah sakit ini adalah pasien baru yang sudah dilakukan pemeriksaan
kegawatdaruratan dan telah disetujui untuk diarahkan menuju lantai perawatan.
Karena semua pasien yang datang dalam keadaan positif covid pasti akan
diarahkan untuk isolasi mandiri. Namun, apabila ada kondisi pasien yang
mengalami perburukan maka akan di arahkan ke ruang Intermediet Care Unit
(IMCU), High Care Unit / Intensive Care Unit HCU/ICU.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan :
“Untuk penyediaan berkasnya menurut saya disini tergolong cepat
ya..karena semua pasien kami buatkan berkas baru sekitar sembilan
puluh sembilan persen (99%) kami menganggap pasien yang datang itu
pasien baru. Secara hitungan kami belum pernah mengukur yaa tapi
fakta lapangan sendiri rata - rata itu dibawah lima menit untuk rawat
inap proses pendaftaran tapi untuk sampai kamar perawatan tergantung
hasil observasi di igd oleh dokter atau perawat.” (Informan 1,
wawancara langsung, 30 Agustus 2021)

“Tetapi untuk rawat inap kita harus perhatikan surat rujukan, hasil swab,
kelengkapan data seperti KTP, KK itu wajib termasuk kontak yang bisa
dihubungi. Jadi pembuatan statusnya jauh lebih lama dan lengkap.”
(Informan 2, wawancara langsung, 28 Agustus 2021)
39

“Sebaiknya sih tidak terlalu lama ya, mungkin tidak lebih dari 15 menit
karena pasien yang datang kalau harus menunggu lama malah terjadi
penumpukan di..pendaftaran. Jadi yaa..semakin cepat bisa ter urus
berkasnya dan mendapat kamar perawatan lebih baik sih.” (Informan 3,
wawancara langsung, 27 Agustus 2021)

Ditegaskan dalam pernyataan informan bahwasannya penyediaan rekam


medis rawat inap tidak lebih dari 15 menit. Namun, berdasarkan hasil observasi
dalam penyediaan dokumen rekam medis rawat inap. Adapun pengamatan waktu
penyediaan berkas rawat inap mulai dari pendaftaran, mengecek persyaratan,
menyediakan berkas, menulis identitas triase dan menyerahkan rekam medis
tersebut ke bagian triase hingga pasien mendapatkan kamar kemudian pasien
diantar ke lantai perawatan. Rata – rata waktu penyediaan pelayanan rawat inap
hingga kamar perawatan adalah 30 menit dengan jumlah sampel 30 pasien baru.
Berikut hitungan berdasarkan observasi yang dilakukan :
Tabel 5.3 Observasi Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis Rawat Inap
di Unit Rekam Medis
Jumlah pelayanan Rata – rata waktu
Jumlah kumulatif
Tanggal Rawat Jalan pelayanan Rawat
Rawat Inap
diamati Inap (menit)
16/08/2021 5 28 140 menit
18/08/2021 5 34 170 menit
22/08/2021 5 24 120 menit
24/08/2021 5 28 140 menit
26/08/2021 10 33 330 menit
JUMLAH 30 30 menit 900 menit
(15 jam)

3. Lengkapnya dokumen rekam medis setelah dilakukan perawatan dalam kurun


waktu 24 jam.
Kelengkapan pengisian rekam medis rawat inap dilakukan setelah pasien
dinyatakan boleh pulang dengan hasil swab negatif atau sudah lebih dari 10 hari
perawatan atau dinyatakan boleh pulang oleh dokter. Adapun kelengkapan
pengisian baru diterapkan kepada resume medis. Berdasarkan hasil wawancara
dengan informan :
40

Informan satu (1)


“Jumlah berkas secara fakta rekam medis belum melakukan analisis
kelengkapan berkas, namun beberapa dari relawan melakukan penelitian
masih sangat rendah kelengkapannya. Hal itu disebabkan jumlah
banyaknya pasien dan sdm yang kurang. Karena jumlah pasien sampe
belasan ribu tiap bulan.” (Informan 1, wawancara langsung, 30 Agustus
2021)
Pernyataan kedua, informan satu (1)

“Formulir yang tersedia pada rekam medis seharusnya diisi lengkap,


namun karna kita ada keterbatasan. Tetapi yang utama pada pengisian
formulir misalnya itu resume..kita lihat identitas, anamnesa, riwayat
komorbid, diagnosanya, siapa pemberi pelayanannya, terapi yang
diberikan apa saja, kondisi pasien pulang bagaimana apakah apd atau
sembuh, dirujuk atau meninggal..terus nanti tanda tangannya juga,
waktunya.. nanti kita cek semua. Namun pengisian belum maksimal”
(Informan 1, wawancara langsung, 30 Agustus 2021)

“Standar nya sendiri sudah ada.. tapi dalam pelaksanaannya belum


maksimal. Kalau standar kelengkapannya biasanya kita mengecek
kelengkapan identitas, resume saat berkas kembali ke ruang rekam medis.
Saat ini baru dilakukan pengecekan kelengkapan dari resume karena
kebutuhan dan kondisi dilapangan dinamis, terkadang kita bisa
memperhatikan secara detail semuanya kadang hanya resume nya saja.”
(Informan 2, wawancara langsung, 28 Agustus 2021)

“Untuk resume pasien yang dirujuk atau pulang diisi oleh dokter jaga lalu
mengetahui dokter dpjp nya. Poin - poin yang diisi ada kondisi pasien saat
datang, kondisi pasien saat pulang, , terapi yang diberikan selama
perawatan, obat pulang dan kondisi pasien saat pulang. Resume medis
diisi sesegera mungkin sebelum pasien pulang, jadi kalau misalnya masih
ada data yang butuh dilengkapi masih bisa konfirmasi ke pasiennya
sebelum dia pulang.” (Informan 3, wawancara langsung, 27 Agustus 2021)
41

Berikut hitungan setelah dilakukan studi dokumentasi :

74 resume medis
97 resume medis x 100 %

= 76, 2 % kelengkapan pengisian resume medis.

Gambar 5.3 Hitungan kelengkapan resume medis


Hasil dari hitungan dalam penelitian menyatakan bahwa kelengkapan
pengisian resume medis yang sudah terisi lengkap sebesar 76,2 % (tujuh puluh
enam koma dua persen) dalam satu bulan pelayanan. Adapun poin – poin yang
dinilai dalam kelengkapan resume medis yaitu pengisian Indentitas, Tanggal
masuk dan Tanggal keluar, Diagnosa, dan Cara keluar pasien.

4. Kelengkapan Informed Concent Setelah Mendapatkan Informasi yang Jelas.


Kelengkapan akan dilinai berdasarkan persetujuan dari tindakan
kedokteran atau informed consent. Informed consent adalah sebuah persetujuan
yang berbetuk lisan (verbal) ataupun non-verbal (tulisan), dimana persetujuan itu
diabsahkan oleh pasien atau keluarga sebagai wakil pasien, atas dasar mengenai
penjelasan tindakan medis yang akan diberikan atau dilakukan pada pasien
tersebut. Menurut wawancara dengan informan :

“Pelaksanaan informed consent biasanya diisi oleh pasien atau keluarga


pasien yang menemani, karena pasien berada di ICU sehingga sudah
hilang kesadaran maka kami menghubungi pihak keluarga dan meminta
persetujuan melalui telepon.” (Informan 1, wawancara langsung, 30
Agustus 2021)

“Walau sudah adanya pelaksanaan informed consent, tetapi belum


tersedia standar kelengkapan informed consent karena belum pernah
adanya analisis untuk menentukan standar tersebut. Untuk informed
consent disini biasanya hanya mengutamakan tanda tangan pasien dan
kelengkapan keseluruhan pelaksanaan nya hanya dibawah lima puluh
persen (50%).” (Informan 2, wawancara langsung, 28 Agustus 2021)
42

“Dalam pelaksanaannya jika pasien masih sadar penuh maka informed


consent akan diisi langsung oleh pasien, tetapi kalau pasien kondisinya
tidak memungkinkan untuk dimintai persetujuan kami akan menghubungi
pihak keluarga untuk melengkapi informed consent tersebut.” (Informan
3, wawancara langsung, 27 Agustus 2021)

Dari ketiga pernyataan informan dapat disimpulkan penerapan


kelengkapan informed consent belum maksimal karena tidak semua pasien yang
dilakukan tindakan dalam keadaan sadar penuh dan ada pihak keluarga yang
mendampingi. Sehingga persetujuan hanya dilakukan ketika pasien sadar atau
melalui seluler untuk menghubungi keluarga.
Berikut hitungan setelah dilakukan studi dokumentasi :

8 Informed consent
10 Informed consent x 100 %

= 80 % dari pemberian informed consent

Gambar 5.4 Hitungan kelengkapan pemberian informed consent

Adapun penelitian bersifat retrospektif maka jumlah pasien yang


menerima informed consent hanya dilihat dari jumlah dokumen yang telah
ditentukan pada perhitungan sampel. Hasil dari hitungan tersebut menyatakan
delapan puluh persen (80 %) dari pasien mendapatkan tindakan medis dengan
informed consent dilengkapi dengan tanda tangan pasien atau keluarganya.
43

5. Peran Profesi Rekam Medis


Pelayanan rekam medis agar tersedianya tenaga yang kompeten dalam
pelayanan rekam medis merupakan persyaratan kelas rumah sakit. Persyaratan
dimaksud yaitu tenaga rekam medis yang merupakan lulusan dari peminatan
rekam medis baik DIII dan DIV rekam medis. Semua petugas rekam medis
merupakan lulusan sesuai dengan bidangnya. Adapun jumlah tenaga rekam
medis yang memenuhi persyaratan saat ini ada 45 orang dengan rincian sebagai
berikut : 1 orang Koordinator Rekam Medis, 3 orang Tim Back Office, 5 orang
Ketua Tim, dan 36 orang Anggota Tim dalam 5 Tim dengan jumlah masing –
masing tim 8 dan 9 orang.
Dalam pelaksanaan pekerjaan perekam medis di rumah sakit ini yang
mempunyai kewenangan petugas telah menyelesaikan tugas pelayanan kepada
klien sesuai dengan manajemen pengelolaan rekam medis (dasar) dan juga sesuai
dengan informasi kesehatan yang akan atau sudah diberikan. Adapun pelaksanaan
itu berupa:
a. Melaksanakan kegiatan evaluasi kelengkapan isi dokumen rekam medis,
b. Melakukan sistem pelaporan yang dibuat dalam bentuk laporan ataupun
informasi kegiatan pelayanan kesehatan,
c. Memberikan bantuan dalam proses pendatatan dan juga pelaporan atas dasar
kebutuhan data surveilans
d. Melaksanakan fungsi kerja sesuai dengan pengelompokan tim kerja;
melakukan proses manajerial pada perangkat kerja yang khusus; melakukan,
melaksanakan dan menggerakan tim dalam lingkup organisasi yang
melakukan dan memberikan pelayanan medis.
e. Melaksanakan suatau hubungan ditempat kerja yang sesuai dengan kode-kode
etik profesi.

“Iyah.. untuk pelayanan rekam medis disini dari awal dibuka rumah sakit
sampe sekarang mengalami perbaikan. Saat awal pendataan masih
manual belum jelas alurnya, perlahan kita udah mulai memiliki sistem
atau alurnya. Jika dibilang maksimal pasti belum, namun kita tetap
memperbaiki. Contohnya untuk awal saja sdn sangat sedikit dengan
pelayanan ribuan pasien satu shift hanya satu atau dua orang sehingga
keterbatasan pelayanan pun kita lewati pelayanan tersebut. Semua
pelayanan yang ada dilingkungan rekam medis kita perbaiki semua dari
penyimpanan, pengecekan berkas, pelayanan ketika peminjaman. Untuk
saat ini kita sudah lebih baik dan selalu memperbaiki.” (Informan 1,
wawancara langsung, 30 Agustus 2021)
44

Lanjutnya …

“Dengan profesi yang sesuai maka akan cepat dan tepat dan adaptasi
dalam pelayanan. Walaupun disini jauh dari kata standar tetapi mengacu
pada standar akreditasi bahwa semua yang berada pada lingkungan
rekam medis harus memiliki background rekam medis. Yang pasti dengan
background minimal rekam medis dari D3, D4 atau S1 saya anggap
kompeten entah pelayanan bisa maksimal atau tidak itu tergantung
orangnya masing-masing.” (Informan 1, wawancara langsung, 30 Agustus
2021)

“Iyaa.. untuk sekarang relawan rekam medis di RSDC adalah orang -


orang yang kompeten.” (Informan 2, wawancara langsung, 28 Agustus
2021)

Didukung oleh informan tiga (3) selaku rekan kerja pelayanan, menurutnya :

“Yaa, sudah sesuai bidangnya.. untuk dokter dan petugas rm (rekam medis)
nya sejauh ini sih tidak ada ya dalam penerimaan pasien maupun merujuk
pasien, pemulangan pasien tidak ada masalah.. koordinasi juga cukup
baik..” (Informan 3, wawancara langsung, 27 Agustus 2021)

Ditegaskan oleh ketiga informan bahwa petugas rekam medis yang bekerja
saat ini merupakan orang yang kompeten, sesuai bidang peminatan dan memiliki
koordinasi yang baik saat pelayanan.
45

C. Pembahasan

1. Waktu yang disediakan dalam pelayanan rekam medis pada pasien yang dirawat
jalan
Pelayanan rawat jalan di rumah sakit ini seharusnya tidak ada, namun ada
beberapa ketentuan yang membuat pasien dinyatakan menjadi pasien rawat
jalan. Misalnya, pasien suspek karena kontak dengan keluarga positif atau pasien
yang dengan gejala tapi hasil swab belum ada. Pasien akan dianggap menjadi
pasien rawat jalan ketika ia sudah mendaftar, pemeriksaan triase kemudian
melakukan pemeriksaan swab PCR. Lalu kemudian pasien akan menunggu di
ruang tekanan negatif hingga keluar hasil swab tersebut. Sehingga waktu
penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan mulai dari pasien mendaftar
sampai pasien dilakukan pemeriksaan triase. Jadi, pelayanan rekam medis rawat
jalan mulai dari pendaftaran pasien, mengecek persyaratan, menyediakan berkas,
menulis identitas triase dan menyerahkan rekam medis tersebut ke bagian triase.
Adapun dalam penelitian Kori dan Sigid, 2020 dengan judul “Evaluasi
Standar Pelayanan Minimal Rekam Medis di RSUD” Panembahan Senopati
Bantul dapat disampaikan bahwa waktu penyediaan rekam medis rawat jalan
pada semester I dan II tercapai 10 menit. Berdasarkan hal itu terlihat bahwa
indikator dari waktu penyediaan dokumen rekam medis pada pasien rawat jalan
di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Senopati Bantul Yogyakarta sudah
(15)
mencapai standar pelayanan minimal yang ada yaitu kurang dari 10 menit.
Berdasarkan Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimum di
Rumah Sakit menyatakan “Indikator waktu penyediaan dokumen rekam medis
rawat jalan berkaitan dengan dimensi mutu efektivitas, kenyamanan, efisiensi.
Indikator itu memiliki tujuan untuk memberikan gambaran kecepatan pelayanan
pada proses pendaftaran pasien rawat jalan. Waktu untuk menyediakan dokumen
rekam medik yang dimulai dari pasien mulai mendaftar sampai dengan rekam
medis telah ditemukan lalu disediakan oleh petugas. Setiap satu bulan dilakukan
pengumpulan data sedangkan analisis data dilakukan setiap tiga bulan satu kali.
Semua sumber-sumber data diambil dari hasilpengamatan/survey di ruang
pendaftaran pasien rawat jalan khusus untuk pasien baru, sedangkan untuk
pasien yang sudah lama maka akan diambil di ruangan rekam medik . Standar
46

waktu kurang dari sama dengan sepuluh menit (≤ 10 menit)”. Maka waktu
pelaksanaan penyediaan rekam medis rawat jalan di rumah sakit sekitar 4
sampai 7 menit yang berarti sudah memenuhi sesuai pedoman Standar
Pelayanan Minimum di Rumah Sakit tahun 2013.

Belum tersedianya indikator waktu penyediaan dokumen rekam medis


rawat jalan, karena belum pernah adanya analisis pada waktu penyediaan
tersebut. Namun, beberapa informan menyatakan bahwa pelayanan rawat jalan
pada saat kondisi tidak ramai berlangsung selama kurang dari 10 menit. Dalam
pelaksanaan penelitian ini kegiatan tersebut menghabiskan waktu mulai dari 4
sampai 7 menit dengan jumlah sampel 101.

2. Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis Pelayanan Rawat Inap.


Disebutkan dalam pernyataan informan bahwasannya penyediaan rekam
medis rawat inap tidak lebih dari 15 menit. Namun, berdasarkan hasil observasi
dalam penyediaan dokumen rekam medis rawat inap. Adapun pengamatan
waktu penyediaan berkas rawat inap mulai dari pendaftaran, mengecek
persyaratan, menyediakan berkas, menulis identitas triase dan menyerahkan
rekam medis tersebut ke bagian triase hingga pasien mendapatkan kamar
kemudian pasien diantar ke lantai perawatan rata – rata menghabiskan waktu
penyediaan dokumen pelayanan rawat inap hingga kamar perawatan adalah 30
menit dengan jumlah sampel 30 pasien baru.
Berdasarkan hasil penelitian oleh Kori dan Sigid (2020) yang memiliki
judul penelitian Evaluasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) Rekam Medis id
RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta, menyimpulkan mengenai
waktu penyediaan dokumen rekam medis pasien rawat inap di semester I dan
semester II mencapai 11 menit. Hal ini menunjukkan indikator waktu
penyediaan rekam medis rawat inap di RSUD Panembahan Senopati Bantul
mencapai standar pelayanan minimal yaitu < 15 menit. (15)
Dengan menggunakan indikator waktu penyediaan dokumen rekam
medis rawat inap berkaitan dengan dimensi mutu efektivitas, kenyamanan,
efisiensi. Indikator tersebut bertujuan untuk menggambarkan kecepatan
pelayanan pendaftaran rawat inap. Waktu untuk menyediakan dokumen rekam
47

medis pada pelayanan rawat inap ialah waktu yang dibutuhkan ketika pasien
sudah diputuskan untuk menerima perawatan rawat inap oleh dokter/tenaga
medis lainnya sampai dengan rekam medik pasien rawat inap sudah tersedia
dibangsal atau ruangan pasien. Pengumpulan data dilakukan tiap bulan namun
periode analisis dilakukan tiap tiga bulan dengan standar kurang dari sama
dengan lima belas menit (≤ 15 menit). Dimana waktu penyediaan rekam medis
pelayanan pasien rawat inap belum memenuhi standar karena menghabiskan
waktu cukup lama dari standar yang seharusnya yaitu lebih dari 15 menit. Hal
itu terjadi dikarenakan pada saat banyaknya pasien yang datang terlalu banyak
dalam satu waktu yakni sekitar 30 – 50 orang dalam 1 jam menyebabkan
penumpukan antrian dan kondisi pasien yang cukup baik hingga perburukan
membuat petugas tidak dapat mengendalikan hal tersebut sehingga antrian
dalam pendaftaran dan triase pun sangat tidak terkendali.

3. Kelengkapan pengisian rekam medis 24 jam setelah selesai pelayanan.


Kelengkapan pengisian rekam medis rawat inap dilakukan setelah pasien
dinyatakan boleh pulang dengan hasil swab negatif atau sudah lebih dari 10 hari
perawatan. Adapun kelengkapan pengisian baru diterapkan kepada resume
medis. Hasil dari hitungan dalam penelitian menyatakan bahwa kelengkapan
pengisian resume medis yang sudah terisi lengkap sebesar 76,2 % (tujuh puluh
enam koma dua persen) dalam satu bulan pelayanan. Adapun poin – poin yang
dinilai dalam kelengkapan resume medis yaitu pengisian Indentitas, Tanggal
masuk dan Tanggal keluar, Diagnosa, dan Cara keluar pasien.
Berdasarkan hasil dari penelitian Kori dan Sigid (2020) yang berjudul
Evaluasi Standar Pelanana Minimal (SPM) Rekam Medis di Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Penmbahan, Senopati, Bantul Yogyakarta, capaian
indikator kelengkapan pada informed consent tahun 2019 (trimester 1) mencapai
99,20%, selanjutnya pada semester II mengalami penurunan 0,1% sehingga
hanya tercapai 98,10%.(15)
Sedangkan berdasarkan kelengkapan dalam rekam medis waktu 24 jam
setelah pelayanan memiliki hubungan yang erat dengan dimensi waktu
pelayanan dan juga keselamatan. Indikator-indikator itu memiliki tujuan untuk
memberi gambaran mengenai tanggung jawab seorang dokter dalam melengkapi
48

informasi pada rekam medis. Definisi operasional(DO) dari rekam medis yang
lengkap adalah apabila rekam medik telah diisi secara lengkap oleh dokter yang
betanggung jawan dalam kurun waktu kurang dari 24 jam begitu pasien yang
rawat inap sudah diputuskan untuk pulang atau pasien rawat jalan telah selesai
dilakukan perawatan atau pelayanan yang meliputi identitas khusus pasien,
anamnesa lengkap, rencana-rencana asuhan, proses dan hasil pelaksanaan
asuhan, tindakan lanjut, dan resume seluruh tindakan. Dengan frekuensi
pengumpulan data dilakukan tiap bulan namun periode analisis dilakukan tiap
tiga bulan dengan standar seratus persen (100 %).
Proses penilaian standar kelengkapan rekam medis yang hanya dilakukan
pada formulir resume medis di rumah sakit ini dilakukan belum memenuhi
standar indikator pelayanan minimal. Ketidaklengkapan disebabkan tidak
terisinya identitas, tanggal masuk dan tanggal keluar serta cara pulang pasien.

4. Kelengkapan informed concent setelah mendapatkan informasi yang jelas.


Kelengkapan dinilai berdasarkan persetujuan tindakan (infomed consent),
yaitu sebuah persetujuan dari pasien atau keluarga mengenai tindakan medis
yang akan diterimanya, setelah sebelumnya sudah dilakukan penjelasan terlebih
dahulu mengenai tindakan yang akan diberikan. Penerapan kelengkapan
informed consent belum maksimal karena tidak semua pasien yang dilakukan
tindakan dalam keadaan sadar penuh dan ada pihak keluarga yang mendampingi.
Sehingga persetujuan hanya dilakukan ketika pasien sadar atau melalui seluler
untuk menghubungi keluarga. Adapun penelitian bersifat retrospektif maka
jumlah pasien yang menerima informed consent hanya dilihat dari jumlah
dokumen yang telah ditentukan pada perhitungan sampel. Hasil dari hitungan
tersebut menyatakan 83 % (delapan puluh tiga persen) dari pasien mendapatkan
tindakan medis dengan informed consent dilengkapi dengan tanda tangan pasien
atau keluarganya.
Berdasarkan hasil dari penelitian Kori dan Sigid (2020) yang berjudul
Evaluasi Standar Pelanana Minimal (SPM) Rekam Medis di Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Penmbahan, Senopati, Bantul Yogyakarta, capaian
indikator kelengkapan pada informed consent tahun 2019 (trimester 1) mencapai
99,20%, selanjutnya pada semester II mengalami peningkatan 0,2% sehingga
49

hanya tercapai 99,40%.(15)


Indikator tersebut erat kaitannya dengan mutu keselamatan dengan tujuan
untuk memberikan gambaran tanggung jawab dokter atau tenaga medis lainnya
untuk menyampaikan informasi kepada semua pasien dan juga mendapatkan
persetujuan dari pasien tersebut mengenai tindakan medis yang akan diterima.
Informed consent ialah suatu bentuk persetujuan yang buat dan disahkan oleh
pasien ataupun keluarga yang mewakili didasarkan atas penjelasan atau uraian
mengenai tindakan atau pelayanan medis yang akan diterima setelah pasien
mengesahkan dengan menandatanganinya. Dengan pengumpulan data dilakukan
tiap bulan namun periode analisis dilakukan tiap tiga bulan dengan standar
seratus persen (100 %).
Sehingga dari hasil penelitian belum terlaksananya kelengkapan informed
consent setelah mendapat informasi yang jelas karena kondisi pasien yang sudah
kehilangan kesadaran tidak memiliki pendamping serta pemberian informasi
kepada pihak keluarga hanya melalui seluler. Menyebabkan ketidaklengkapan
pengisian waktu, tanggal, nama serta tanda tangan penerima penjelasan yang
wajib terdokumentasi pada informed consent.

5. Peran Profesi Rekam Medis.


Adapun dalam pelaksanaannya petugas rekam medis di rumah sakit ini
belum memenuhi peran profesi rekam medis, tetapi akan ada langkah kedepan
untuk memperbaiki dan meningkatkan pelayanan rekam medis tersebut.
Dimana sesuai dengan Permenkes nomor 55 tentang Penyelenggaraan
Pekerjaan Perekam Medis. Perekam Medis adalah seorang yang telah lulus
pendidikan Rekam Medis dan Informasi. Wewenang para pelaksana rekam
medis (perekam medis) disebutkan dibawah ini:
1. Mengimplementasikan aktivitas melayani pasien untuk pengendalian
pengorganisasian rekam medis serta informasi kesehatan dasar;
2. Mengimplementasikan evaluasi isi rekam medis;
3. Mengimplementasikan sistem klasifikasi klinis serta kodefikasi penyakit
yang keterkaitan dengan kesehatan serta kegiatan medis sesuai terminologi
medis yang benar;
50

4. Mengimplementasikan indeks dengan cara mengelompokan data penyakit,


kematian, tindakan dan dokter yang dikelompokkan pada indeks;
5. Mengimplementasikan sistem pelaporan dalam bentuk informasi aktivitas
pelayanan kesehatan;
6. Menyusun struktur isi serta standar data kesehatan, untuk mengelola
informasi kesehatan;
7. Mengimplementasikan evaluasi kelengkapan isi diagnosis serta tindakan
untuk efesiensi pengkodeannya;
8. Mengimplementasikan dokumentasi, validasi dan verifikasi data sesuai ilmu
statistik rumah sakit;
9. Mengimplementasikan proses pencatatan serta proses dokumentasi data
surveilans;
10. Mengatur dalam kategori pekerja, memanajemen unit kerja, menjalankan
suatu organisasi untuk menyelenggarakan dan memberikan pelayanan
kesehatan.
11. Memberikan sosialisasi secara menyeluruh mengenai setiap program
pelayanan khusus untuk rekam medis dan juga informasi kesehatan, dan
12. Melaksanakan atau membentuk hubungan kerja yang sesuai dengan standar
kode etik profesiMelakukan pengembangan diri terhadap kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
51

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian tentang analisis kualitas pelayanan rekam
medis di RSDC Wisma Atlet Kemayoran didapat kesimpulan sebagai berikut :
1. Pelayanan rekam medis pada pasien rawat jalan dimulai dari proses pendaftaran
hingga penyerahan rekam medis ke bagian triase pada proses ini sudah
memenuhi indikator mengenai standar waktu untuk penyediaan dokumen
khususnya dokumen rekam medis pada pasien rawat jalan
2. Pelayanan rawat inap di rumah sakit ini adalah pasien baru yang sudah dilakukan
pemeriksaan kegawatdaruratan dan telah disetujui untuk diarahkan menuju lantai
perawatan dengan waktu pelayanan dokumen rekam medis rawat jalan belum
memenuhi indikator standar waktu penyediaan dokumen rekam medis rawat
jalan.
3. Kelengkapan pengisian baru diterapkan kepada resume medis dengan jumlah
persentase yang sudah terisi lengkap sebesar 76,2% dalam satu bulan pelayanan.
Kelengkapan rekam medis di rumah sakit ini belum memenuhi indikator standar
kelengkapan, yaitu 100 % kelengkapan dokumen rekam medis.
4. Penerapan kelengkapan informed consent belum maksimal karena tidak semua
pasien yang dilakukan tindakan dalam keadaan sadar penuh dan ada pihak
keluarga yang mendampingi. Sehingga kelengkapan persetujuan atau penolakan
hanya dilakukan oleh perawat atau dokter yang menjadi pendamping pasien.
5. Pelaksanaannya petugas rekam medis di rumah sakit ini belum memenuhi peran
profesi rekam medis sesuai dengan Permenkes nomor 55 tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan Perekam Medis.
52

B. Saran
1. Mengoptimalkan pelaksanaan pelayanan rekam medis terkait evaluasi isi rekam
medis, klasifikasi kodefikasi penyakit dan tindakan, proses pengumpulan
validasi dan verifikasi sesuai ilmu statistik rumah sakit, sosialisasi program
pelayanan rekam medis dan informasi kesehatan, serta adanya pengembangan
diri terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Penanggung jawab rekam medis dapat menetapkan indikator waktu standar
penyediaan rekam medis pelayanan rawat jalan dan rawat inap di Unit Rekam
Medis dengan membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) standar waktu
pelayanan.
3. Penanggung jawab rekam medis membuat kebijakan dengan membuat Standar
Operasional Prosedur (SOP) kelengkapan pengisian rekam medis pada dokumen
rekam medis setelah 24 jam pelayanan.
4. Petugas kesehatan seperti dokter dapat meningkatkan kelengkapan informed
consent dengan memberi informasi yang jelas kepada pasien atau pihak
keluarganya dengan melengkapi form berupa nama, tanggal, waktu pengisian,
dan tanda tangan yang menerima penjelasan pada saat dilakukan pelaksanaan
pemberian informed consent.
DAFTAR PUSTAKA

1. Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2019 tentang


Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit. Vol. Nomor 65, Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta; 2019.
2. Siswati and maryati Y. Manajemen Mutu Informasi Kesehatan II : Akreditasi dan
Manajemen Resiko. Jakarta: BPPSDMK; 2017.
3. Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 269 tahun 2008 tentang
Rekam Medis. In Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2008.
4. Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 4 tahun 2019 tentang
Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan. In Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2019.
5. Kemenkes RI. Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimum di Rumah
Sakit. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2012.
6. Nugraheni R. Analisis Pelayanan Rekam Medis Di Rumah Sakit X Kediri Jawa
Timur Analysis Services Medical Record in Bhayangkara Hospitals Kediri-East
Java. J Wiyata. 2015.
7. Kemenkes RI. Pedoman pengelolaan rumah sakit lapangan untuk bencana
[Internet].Jakarta;2008.Availablefrom:
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/penanganan-
krisis/pedoman_rumah_sakit_lapangan_untuk_bencana.pdf
8. Hatta G. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan disarana pelayanan
kesehatan edisi revisi 3. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-press); 2014.
9. Arief dan Dewi. Manajemen Mutu Informasi Kesehatan I : Quality Assurance.
Jakarta: BPPSDMK; 2017.
10. Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 55 tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan Perekam Medis. In Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI; 2013.
11. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta; 2016.
12. Wibowo A. Metodologi Penelitian Praktis Bidang Kesehatan. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada; 2014.
13. Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta; 2018.
14. Masturoh I dan NA. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI; 2018.
15. Ningsih KP, Adhi SN. Evaluasi Standar Pelayanan Minimal Rekam Medis di
RSUD Panembahan Senopati Bantul. Indones Heal Inf Manag J. 2020.
LAMPIRAN
SEKOLAH TINGGI
ILMU No. STIKIM-DKM-DA-
KESEHATAN INDONESIA :
MAJU Dokumen FM-KBTA-024-00
(STIKIM)
LEMBAR KONSULTASI Tanggal : 26 Feb 2018
BIMBINGAN TUGAS AKHIR Revisi : 00
Halaman : 1
Agustina Sari, S.ST.,
Nama Mahasiswa : Siti Aenur Rofiqoh Pembimbing : M.Kes
NPM : 02190200029
Program Studi : Sarjana Kesehatan
Masyarakat

Bulan: Mei Minggu ke: 3 Hari/Tgl : 11 Mei 21


Tahapan Konsultasi ke 1 Catatan Pembimbing:
Kegiatan :

Konsultasi
: Konsultasi judul dan
Proposal Skripsi
ACC judul penelitian.

Paraf
Pembimbing

Bulan: Juni Minggu ke: 4 Hari/Tgl : 21 Juni 21


Tahapan Konsultasi ke 2 Catatan Pembimbing:
Kegiatan :

Konsul - Memperbaiki
struktur penulisan
Proposal Skripsi:
- Studi pendahuluan
- Tinjauan pustaka
- Mememperkuat jenis
penelitian.

Paraf
Pembimbing
SEKOLAH TINGGI
ILMU No. STIKIM-DKM-
KESEHATAN INDONESIA : DA-
MAJU Dokumen FM-KBTA-024-
00
(STIKIM)
LEMBAR KONSULTASI Tanggal : 26 Feb 2018
BIMBINGAN TUGAS AKHIR Revisi : 00
Halaman : 1
Nama Mahasiswa Siti Aenur Rofiqoh Pembimbing : Agustina Sari,
: S.ST., M.Kes
NPM : 02190200029
Program Studi : Sarjana Kesehatan
Masyarakat
Bulan: Juni Minggu ke: 4 Hari/Tgl : 23 Juni 21
Tahapan Konsultasi ke 3 Catatan Pembimbing:
Kegiatan :

Konsultasi
– Hasil studi
Proposal Skripsi
pendahuluan
– Menambahkan road
map penelitian
– Urgensi penelitian
– Memperbaiki
kerangka teori
– Definisi istilah

Paraf
Pembimbing
SEKOLAH TINGGI
ILMU No. STIKIM-DKM-
KESEHATAN INDONESIA : DA-
MAJU Dokumen FM-KBTA-024-
00
(STIKIM)
LEMBAR KONSULTASI Tanggal : 26 Feb 2018
BIMBINGAN TUGAS AKHIR Revisi : 00
Halaman : 1
Nama Mahasiswa Siti Aenur Rofiqoh Pembimbing : Agustina Sari,
: S.ST., M.Kes
NPM : 02190200029
Program Studi : Sarjana Kesehatan
Masyarakat
Bulan: Agustus Minggu ke: 4 Hari/Tgl : 31 Agustus
2021
Tahapan Konsultasi ke 4 Catatan Pembimbing:
Kegiatan :

Konsultasi
– Hasil penelitian
Skripsi
– Pembahasan
– Hasil wawancara
– Hasil Studi
dokumentasi
– Kesimpulan
– Saran

Paraf
Pembimbing
PEDOMAN WAWANCARA (1)
“Analisis Pelayanan Rekam Medis”

Informan : Perekam Medis


Tanggal wawancara :
Tempat :
Kepada :

1. Pertanyaan tentang background relawan.


a. Apa anda sedang menjadi pekerja aktif di Rumah Sakit Darurat Covid19 Wisma Atlet
Kemayoran ?
b. Mengapa anda menjadi relawan disini ?
c. Sejak kapan menjadi relawan ?
d. Apa profesi yang anda jalani disini ?
e. Apa latar belakang pendidikan anda ?
f. Apakah anda terlibat dalam pelayanan rumah sakit ?
2. Pertanyaan mengenai pelayanan rekam medis.
a. Apakah pemberi pelayanan rekam medis adalah tenaga yang kompeten sesuai
bidangnya ?
b. Berapa jumlah tenaga rekam medis saat ini ?
c. Apakah anda mengetahui alur pelayanan rekam medis di sini ? Bagaimana alurnya ?
d. Bagaimana waktu pelayanan rekam medis saat ini ?
3. Pertanyaan tentang standar pelayanan minimal rekam medis .
a. Apakah tersedia indikator standar pelayanan minimal rekam medis ? Sebutkan !
b. Bagaimana pelaksanaan pengumpulan data dan analisis tentang standar pelayanan
rekam medis ?
4. Pertanyaan tentang standar waktu penyediaan dokumen rekam medis rawat inap.
a. Apakah tersedia standar waktu penyediaan rekam medis rawat inap ?
b. Bagaimana caranya menyediakan rekam medis rawat inap ?
c. Berapa lama standar waktu penyediaan dokumen rekam medis rawat inap?
d. Adakah analisis perhitungan waktu penyediaan rekam medis rawat inap mulai dari
pasien mendaftar sampai rekam medis disediakan untuk pasien baru/ pasien lama ?
Bagaimana caranya ?
5. Pertanyaan tentang indikator standar kelengkapan pengisian rekam medis 24 jam setelah
pelayanan.
a. Apakah tersedia standar kelengkapan pengisian rekam medis 24 jam setelah
pelayanan ?
b. Bagaimana caranya menganalisis kelengkapan pengisian rekam medis ?
c. Kapan analisis kelengkapan rekam medis dilakukan ?
d. Berapakah jumlah dokumen rekam medis yang sudah lengkap dan belum lengkap ?
6. Pertanyaan tentang indikator standar kelengkapan informed concent setelah mendapatkan
informasi yang jelas.
a. Apakah tersedia standar kelengkapan informed concent ?
b. Bagaimana cara menganalisis kelengkapan informed concent ?
c. Kapan analisis kelengkapan informed concent dilakukan ?
d. Berapa jumlah kelengkapan informed concent yang sudah terlaksana ?
PEDOMAN WAWANCARA (2)
“Analisis Pelayanan Rekam Medis”

Informan : Dokter
Tanggal wawancara :
Tempat :
Kepada :

1. Pertanyaan tentang background relawan.


a. Apa anda sedang menjadi pekerja aktif di Rumah Sakit Darurat Covid19 Wisma
Atlet Kemayoran ?
b. Mengapa anda menjadi relawan disini ?
c. Sejak kapan menjadi relawan ?
d. Apa profesi yang anda jalani disini ?
e. Apa latar belakang pendidikan anda ?
f. Apakah anda terlibat dalam pelayanan rumah sakit ?
2. Pertanyaan mengenai pelayanan rekam medis.
a. Apakah pemberi pelayanan rekam medis adalah tenaga yang kompeten sesuai
bidangnya ?
b. Berapa jumlah tenaga rekam medis saat ini ?
c. Bagaimana pelayanan rekam medis di rumah sakit ini ?
d. Apakah anda mengetahui alur pelayanan rekam medis di sini ? Bagaimana alurnya
?
e. Bagaimana waktu pelayanan rekam medis saat ini ?
3. Pertanyaan tentang standar pelayanan minimal rekam medis .
a. Apa yang anda ketahui tentang pelayanan rekam medis disini ?
b. Apakah yang anda ketahui tentang indikator standar pelayanan minimal rekam
medis ?
4. Pertanyaan tentang standar waktu penyediaan dokumen rekam medis rawat inap.
a. Apa yang anda ketahui tentang standar waktu penyediaan rekam medis rawat inap
?
b. Berapa lama standar waktu penyediaan dokumen rekam medis rawat inap ?
c. Bagaimana waktu penyediaan disini ?
d. Apa saja yang dilakukan dalam penyediaan rekam medis rawat inap ?
5. Pertanyaan tentang indikator standar kelengkapan pengisian rekam medis 24 jam
setelah pelayanan.
a. Apakah yang anda ketahui tentang standar kelengkapan pengisian rekam medis 24
jam setelah pelayanan ?
b. Apa saja syarat kelengkapan pengisian rekam medis ?
c. Kapan waktu yang tepat anda untuk mengisi rekam medis ?
d. Apakah anda melakukan pengisian semua dokumen rekam medis ?
6. Pertanyaan tentang indikator standar kelengkapan informed concent setelah
mendapatkan informasi yang jelas.
a. Apa yang anda ketahui tentang standar kelengkapan informed concent ?
b. Bagaimana pelaksanaan pengisian informed concent ?
c. Apakah pasien mendapatkan informasi yang cukup jelas ? Bagaimana caranya?

SELESAI, TERIMAKASIH
STUDI DOKUMENTASI
SKRIPSI SITI AENUR ROFIQOH
“ANALISIS KUALITAS PELAYANAN REKAM MEDIS DI RSDC WISMA ATLET KEMAYORAN TAHUN 2021”

Indikator Standar Pelayanan Rekam Medis

No Jenis Indikator Nilai Rumus Perhitungan Hasil


1. Pemberi Pelayanan Rekam Jumlah tenaga rekam medis
Medis 1
Numerator 69 Jadi, 69 tenaga rekam medis di Unit Rekam
Koord. Rekam Medis 1 = 69 tenaga rekam medis Medis RSDC Wisma Atlet Kemayoran.
Team Back Office 3 3 1
Katim 5
= 69 tenaga rekam medis.
Anggota Tim 60
Denumerator 1
Sumber data :
Administrasi Rekam
Medis
2. Waktu Penyediaan
Dokumen Rekam Medis
Rawat Jalan

Numerator 537 Jadi, waktu penyediaan dokumen rekam medis


Denumerator 101 537 menit = ≤ 10 menit rawat jalan adalah 5,3 menit per pasien.
Sumber data : 101 pasien Dimana waktu tersebut sudah memenuhi
Administrasi Rekam standar pelayanan yaitu ≤ 10 menit.
= 5,3 menit per pasien.
Medis
STUDI DOKUMENTASI
SKRIPSI SITI AENUR ROFIQOH
“ANALISIS KUALITAS PELAYANAN REKAM MEDIS DI RSDC WISMA ATLET KEMAYORAN TAHUN 2021”

3. Waktu Penyediaan
Dokumen Rekam Medis
Rawat Inap
Numerator 900 menit Jadi, waktu penyediaan dokumen rekam medis
Denumerator 30 pasien = ≤ 15 menit rawat inap sampai lantai perawatan adalah 30
Sumber data menit per pasien. Dimana waktu tersebut belum
= 30 menit
memenuhi standar pelayanan yaitu ≤ 15 menit.
4. Kelengkapan Pengisian
Rekam Medis 24 Jam
Setelah Selesai Pelayanan
Numerator 74 74 resume medis Jadi, kelengkapan resume medis yang sudah
Denumerator 97 97 resume medis x 100 % terisi lengkap sebesar 76,2 % dalam satu bulan
Sumber data : pelayanan yang berarti belum memenuhi
= 76,2 % kelengkapan pengisian resume medis.
Dokumen Rekam Medis standar pelayanan minimal dimana standar
pengisian kelengkapan seharusnya berni1ai
100 %.
5. Kelengkapan Informed
Consent setelah
Mendapatkan Informasi
Yang Jelas
Denumerator 10 Informed consent Karena penelitian bersifat retrospektif maka
Numerator 12 Informed consent x 100 % jumlah pasien yang menerima informed
Sumber data : consent hanya dilihat dari jumlah dokumen
Dokumen Rekam Medis = 83 % yang telah ditentukan pada perhitungan sampel.
Adapun hasil dari hitungan tersebut
STUDI DOKUMENTASI
SKRIPSI SITI AENUR ROFIQOH
“ANALISIS KUALITAS PELAYANAN REKAM MEDIS DI RSDC WISMA ATLET KEMAYORAN TAHUN 2021”

menyatakan
80 % dari pasien mendapatkan tindakan medis
dengan informed consent dilengkapi dengan
tanda tangan pasien atau keluarganya.
STUDI DOKUMENTASI
SKRIPSI SITI AENUR ROFIQOH
“ANALISIS KUALITAS PELAYANAN REKAM MEDIS DI RSDC WISMA ATLET
KEMAYORAN TAHUN 2021”

1. Observasi Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis Rawat Jalan


di Unit Rekam Medis
Jumlah Rata – rata
pelayanan waktu pelayanan Jumlah kumulatif
Tanggal
Rawat Jalan Rawat Jalan Rawat Jalan
yang diamati (menit)
18/08/2021 20 6 120 menit
20/08/2021 20 4 80 menit
22/08/2021 20 5 100 menit
24/08/2021 20 5 100 menit
26/08/2021 21 7 147 menit
JUMLAH 101 5,3 menit 537
menit
STUDI DOKUMENTASI
SKRIPSI SITI AENUR ROFIQOH
“ANALISIS KUALITAS PELAYANAN REKAM MEDIS DI RSDC WISMA ATLET
KEMAYORAN TAHUN 2021”

2. Observasi Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis Rawat Inap


di Unit Rekam Medis
Jumlah Rata – rata
Jumlah
pelayanan waktu pelayanan
Tanggal kumulatif
Rawat Jalan Rawat Inap
Rawat Inap
yang diamati (menit)
16/08/2021 5 28 140 menit
18/08/2021 5 34 170 menit
22/08/2021 5 24 120 menit
24/08/2021 5 28 140 menit
26/08/2021 10 33 330 menit
JUMLAH 30 30 menit 900 menit
(15 jam)

Jumlah Pendaftaran Pemeriksaan Cek in


Kumulatif
Tanggal Px s/d triase triase s/d ke lantai
waktu
diamati Input kamar kamar
16/08/2021 5 6 menit 15 menit 7 menit 28
18/08/2021 5 4 menit 20 menit 10 menit 34
22/08/2021 5 5 menit 14 menit 5 menit 24
24/08/2021 5 5 menit 13 menit 10 menit 28
26/08/2021 10 7 menit 16 menit 10 menit 33
JUMLAH 30 Menit Menit
STUDI DOKUMENTASI
SKRIPSI SITI AENUR ROFIQOH
“ANALISIS KUALITAS PELAYANAN REKAM MEDIS DI RSDC WISMA ATLET
KEMAYORAN TAHUN 2021”

3. Kelengkapan Rekam Medis Setelah 24 Jam Pelayanan Rawat Inap

Kelengkapan Resume Medis


No No. RM Ket. Informed Consent
Identitas Tgl Masuk- Diagnosa Cara
Tgl Keluar Keluar Px
1 56549 L TL L APD TL Lengkap
2 56512 L TL L Rujuk TL
3 56513 L L L APD L
4 56422 L L L APD L
5 56967 TL L L APS TL
6 57712 TL L L Rujuk TL
7 56427 L L L APD L
8 56516 L L L APD L
9 59143 L TL L Rujuk TL Tidak Lengkap
10 60714 L TL L Rujuk TL Lengkap
11 58670 L L L APS L
12 60057 L TL L Rujuk TL Lengkap
13 58174 L L L APD L
14 58361 L L L APD L
15 58213 L L L Rujuk L Lengkap
16 57566 L L L APD L
17 58081 L L L APD L Lengkap
18 57251 L L L APS L
19 58234 L L L APS L Lengkap
20 58522 L L L APD L
21 58500 L L L APD L
22 58163 L L L APD L
23 58261 L L L APD L
24 58258 L L L APD L
25 57623 L L L APD L
26 57625 L TL L APD TL
27 57387 L L L APD L
28 57799 L L L APD L
29 58074 L L L APD L
30 58320 L L L Rujuk L Tidak Lengkap
31 58318 L L L Tidak diisi TL Lengkap
32 57360 L L L APD L
33 57186 L L L APD L
34 56630 L L L APD L Lengkap
35 57665 L L L Salah Isi TL Lengkap
36 57994 TL L L Rujuk TL Lengkap
37 57080 L L L APD L
STUDI DOKUMENTASI
SKRIPSI SITI AENUR ROFIQOH
“ANALISIS KUALITAS PELAYANAN REKAM MEDIS DI RSDC WISMA ATLET
KEMAYORAN TAHUN 2021”

38 56694 L L L APD L
39 56541 L L L APD L
40 57925 L L L APD L
41 55856 L L L APD L
42 57013 L L L APD L
43 55870 L L L APD L
44 56972 L L L APD L
45 56822 L L L APD L
46 57010 L L L APD L
47 56773 L L L APD L
48 56977 L L L APD L
49 56976 L TL L TL TL
50 57031 L L L APD L
51 56670 L L L APD L
52 57087 L L L APD L
53 57069 L L L APD L
53 57091 TL L L TL TL
55 57052 L L L TL TL
56 56974 L L L APD L
57 56978 L L L APD L
58 56973 L L L APD L
59 56963 L L L APD L
60 57030 L L L APD L
61 56961 L L L APD L
62 56964 L L L APD L
63 56454 L L L APD L
64 56232 L L L APD L
65 56233 L L L APD L
66 57043 L L L APD L
67 55850 L L L APD L
68 56640 L L TL APD TL
69 57037 L L L APD L
70 58794 L L TL APD TL
71 58693 L L TL APD TL
72 58756 L TL L APD TL
73 58027 L TL L APD TL
74 58754 L L L APD L
75 58760 L L L APD L
76 58755 L L TL APD TL
77 58822 L L L APD L
78 58837 L TL L APD TL
79 58840 L L L APD L
80 58836 L L L APD L
81 58380 L L L APD L
STUDI DOKUMENTASI
SKRIPSI SITI AENUR ROFIQOH
“ANALISIS KUALITAS PELAYANAN REKAM MEDIS DI RSDC WISMA ATLET
KEMAYORAN TAHUN 2021”

82 58747 L TL L APD TL
83 58729 L L TL APD TL
84 58725 L L L APD L
85 58753 L L L APD L
86 58731 L L L APD L
87 58653 L L L APD L
88 58224 L L L APD L
89 58734 L L L APD L
90 58187 L L L APD L
91 58712 L L L APD L
92 58803 L L L APD L
93 58733 L L L APD L
94 58802 L L L APD L
95 58586 L L L APD L
96 58738 L L L APD L
97 58737 L L L APD L
L : 74 L : 10
TL : 23 TL : 2
MATRIKS WAWANCARA

Hasil Wawancara Hasil Wawancara Hasil Wawancara


No.
Informan (1) Informan (2) Informan (3)
Bagaimana waktu penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat jalan ?

“Untuk pasien rawat jalan sebenernya “Karena disini semua pasien masuk “Ini berarti waktu pengurusan berkas pasien
disini beberapa warga datang mandiri dan dianggap pasien baru, jadi dari admisi masuk yaa..kurang tau tepatnya berapa menit
ingin melakukan isolasi disini. Entah dia akan membuat berkas rekam medis baru tapi itu tergantung dari jumlah pasien yang
merasa kontak erat dari keluarga atau sekalipun ada pasien yang sudah pernah datang dan ketersediaan kamar perawatan. Jadi
teman, atau dia merasa udah ada gejala. dirawat disini akan tetap dibuatkan kadang memang terkendala lamanya dalam
Pasien kita layani, namun hingga berkas rekam medis baru.. karna mencarikan kamar untuk perawatan pasien.
pelayanan swab dan di observasi. Jika penyimpanan sendiri kan belum Sebaiknya sih tidak terlalu lama ya, mungkin
hasil swab nya positif dia lanjut ke rawat terstandar sehingga kita cukup sulit jika tidak lebih dari 15 menit karena pasien yang
inap, namun jika hasilnya negatif mencari berkas rekam medis pasien datang kalau harus menunggu lama malah
1. dipulangkan dan dianggap rawat jalan. lama, maka semua berkas rekam medis terjadi penumpukan di..pendaftaran. Jadi
Data kumulatif pasien rawat jalan ngga akan dibuat baru tetapi dengan nomor yaa..semakin cepat bisa ter urus berkasnya dan
banyak yaa..sebulan pun ngga sampe lima rekam medis yang sama. Seharusnya kan mendapat kamar perawatan lebih baik sih.
persen (5%) dari total pasien yang masuk standar waktu penyediaan berkas pasien Tetapi, untuk saat ini sepertinya tidak terlalu
bahkan sangat sedikit.” rawat jalan kurang dari sepuluh menit, lama yaa..pelayanan pendaftaran karena pasien
dan lima belas menit untuk pasien rawat yang datang tidak terlalu banyak.”
inap. Untuk kondisi lapangan sekarang
bisa kurang dari lima belas menit karena
pasien sedang landai, jadi pelayanan
jauh lebih cepat.”
MATRIKS WAWANCARA

Bagaimana waktu penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat inap ?

“Untuk penyediaan berkasnya menurut “Tetapi untuk rawat inap kita harus “Sebaiknya sih tidak terlalu lama ya, mungkin
saya disini tergolong cepat ya..karena perhatikan surat rujukan, hasil swab, tidak lebih dari 15 menit karena pasien yang
semua pasien kami buatkan berkas baru kelengkapan data seperti KTP, KK itu datang kalau harus menunggu lama malah
sekitar sembilan puluh sembilan persen wajib termasuk kontak yang bisa terjadi penumpukan di..pendaftaran. Jadi
(99%) kami menganggap pasien yang dihubungi. Jadi pembuatan statusnya yaa..semakin cepat bisa ter urus berkasnya dan
2. datang itu pasien baru. Secara hitungan jauh lebih lama dan lengkap.” mendapat kamar perawatan lebih baik sih.”
kami belum pernah mengukur yaa tapi
fakta lapangan sendiri rata - rata itu
dibawah lima menit untuk rawat inap
proses pendaftaran tapi untuk sampai
kamar perawatan tergantung hasil
observasi di igd oleh dokter atau perawat.

Bagaimana pelaksanaan kelengkapan pengisian rekam medis 24 jam setelah selesai pelayanan ?

“Jumlah berkas secara fakta rekam medis “Standar nya sendiri sudah ada.. tapi “Untuk resume pasien yang dirujuk atau pulang
belum melakukan analisis kelengkapan dalam pelaksanaannya belum diisi oleh dokter jaga lalu mengetahui dokter
berkas, namun beberapa dari relawan maksimal. Kalau standar dpjp nya. Poin - poin yang diisi ada kondisi
3. melakukan penelitian masih sangat rendah kelengkapannya biasanya kita pasien saat datang, kondisi pasien saat pulang, ,
kelengkapannya. Hal itu disebabkan mengecek kelengkapan identitas, terapi yang diberikan selama perawatan, obat
jumlah banyaknya pasien dan sdm yang resume saat berkas kembali ke ruang pulang dan kondisi pasien saat pulang. Resume
kurang. Karena jumlah pasien sampe rekam medis. Saat ini baru dilakukan medis diisi sesegera mungkin sebelum pasien
belasan ribu tiap bulan.” pengecekan kelengkapan dari resume pulang, jadi kalau misalnya masih ada data yang
“Formulir yang tersedia pada rekam karena kebutuhan dan kondisi butuh dilengkapi masih bisa konfirmasi ke
MATRIKS WAWANCARA

medis seharusnya diisi lengkap, namun dilapangan dinamis, terkadang kita bisa pasiennya sebelum dia pulang.”
karna kita ada keterbatasan. Tetapi yang memperhatikan secara detail semuanya
utama pada pengisian formulir misalnya kadang hanya resume nya saja.”
itu resume..kita lihat identitas, anamnesa,
riwayat komorbid, diagnosanya, siapa
pemberi pelayanannya, terapi yang
diberikan apa saja, kondisi pasien pulang
bagaimana apakah apd atau sembuh,
dirujuk atau meninggal..terus nanti tanda
tangannya juga, waktunya.. nanti kita cek
semua. Namun pengisian belum
maksimal”

Sudahkah dilakukan analisis kelengkapan informed concent setelah mendapatkan informasi yang jelas ?

“Pelaksanaan informed consent biasanya “Walau sudah adanya pelaksanaan “Dalam pelaksanaannya jika pasien masih
diisi oleh pasien atau keluarga pasien yang informed consent, tetapi belum tersedia sadar penuh maka informed consent akan
menemani, karena pasien berada di ICU standar kelengkapan informed consent diisi langsung oleh pasien, tetapi kalau pasien
sehingga sudah hilang kesadaran maka karena belum pernah adanya analisis kondisinya tidak memungkinkan untuk
4.
kami menghubungi pihak keluarga dan untuk menentukan standar tersebut. dimintai persetujuan kami akan
meminta persetujuan melalui telepon.” Untuk informed consent disini biasanya menghubungi pihak keluarga untuk
hanya mengutamakan tanda tangan melengkapi informed consent tersebut.”
pasien dan kelengkapan keseluruhan
pelaksanaan nya hanya dibawah lima
puluh persen (50%).”
MATRIKS WAWANCARA

Apakah petugas disini memenuhi peran profesi sebagai perekam medis ?


5.

Dengan profesi yang sesuai maka akan “Iyaa.. untuk sekarang relawan rekam “Yaa, sudah sesuai bidangnya.. untuk dokter
cepat dan tepat dan adaptasi dalam medis di RSDC adalah orang - orang dan petugas rm (rekam medis) nya sejauh ini
pelayanan. Walaupun disini jauh dari kata yang kompeten.” sih tidak ada ya dalam penerimaan pasien
standar tetapi mengacu pada standar maupun merujuk pasien, pemulangan pasien
akreditasi bahwa semua yang berada pada tidak ada masalah.. koordinasi juga cukup
lingkungan rekam medis harus memiliki baik..”
background rekam medis. Yang pasti
dengan background minimal rekam medis
dari D3, D4 atau S1 saya anggap
kompeten entah pelayanan bisa maksimal
atau tidak itu tergantung orangnya
masing-masing.”
TRANSKRIP WAWANCARA
SKRIPSI SITI AENUR ROFIQOH
“ANALISIS KUALITAS PELAYANAN REKAM MEDIS DI RSDC WISMA
ATLET KEMAYORAN TAHUN 2021”

Informan 01
Tanggal wawancara: Senin, 30 Agustus 2021
Waktu perekaman suara 34.46 detik

Assalamualaikum Wr. Wb.. perkenalkan saya Siti Aenur Rofiqoh mahasiswa dari
program studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju Jakarta. Saya sebagai peneliti dalam penelitian Skripsi saya yang
berjudul Analisis Kualitas Pelayanan Rekam Medis di RSDC Wisma Atlet
Kemayoran. Saya akan melakukan wawancara dengan seorang informan yaitu
saudara Apip Farnanda selaku Koordinator Unit Rekam Medis RSDC Wisma
Atlet Kemayoran.
Sreekss..srekkss.sreek..sreeeek… (suara orang menyapu)
Saya akan memulai wawancara dengan pertanyaan pertama. Bolehkah
untuk menceritakan tentang background bapa apip sendiri ? “Background
pendidikan saya yaitu lulusan dari D3 Perekam Medis dan Informasi Kesehatan
Poltekkes Tasikmalaya tahun 2017. Awalnya saya bekerja di suatu rumah sakit
jakarta, kemudian saya diberikan WFH karena tidak maksimal dengan kondisi
tersebut kemudian saya tahu ada perekrutan relawan di wisma atlit dan dibulan
april 2020 saya mulai menjadi relawan disini.
Bagaimana peran anda disini ? “Saya disini sebagai PMIK emm.. pasti sebagai
rekam medis yang mana salah satunya mengelola tentang data pasien disini dan
untuk saat ini sendiri saya selaku koordinator selain mengatur atau mengelola data
rekam medis disini juga mengatur tentang SDM rekam medis juga. Sama seperti
rekam medis di rumah sakit lain, namun ada beberapa perbedaan yang mana ada
pelayanan pada rumah sakit umum biasa dilakukan disini tidak.. seperti..untuk
pelayanan pasien rawat jalan, emang disini ada tapi tidak banyak dan mayoritas
adalah pasien rawat inap. Intinya sama cuman dalam hal pelayanan ada beberapa
yang disederhanakan untuk mempercepat pelayanan di wisma atlit.”
Bagaimana pemberi pelayanan perekam medis disini ? “Saya selaku
TRANSKRIP WAWANCARA
SKRIPSI SITI AENUR ROFIQOH
“ANALISIS KUALITAS PELAYANAN REKAM MEDIS DI RSDC WISMA
ATLET KEMAYORAN TAHUN 2021”

koordinator rekam medis ketika membuat perencanaan dan memohon


penambahan relawan kepada pimpinan itu mengedepankan bahwa rekam medis
harus dijalankan oleh profesi lulusan rekam medis sendiri. Dengan profesi yang
sesuai maka akan cepat dan tepat dan adaptasi dalam pelayanan. Walaupun disini
jauh dari kata standar tetapi mengacu pada standar akreditasi bahwa semua yang
berada pada lingkungan rekam medis harus memiliki background rekam medis.
Yang pasti dengan background minimal rekam medis dari D3, D4 atau S1 saya
anggap kompeten entah pelayanan bisa maksimal atau tidak itu tergantung
orangnya masing-masing.”
Apakah anda mengetahui tentang standar pelayanan minimal rekam medis ?
“ Ya. Untuk standar pelayanan minimal itu disini..di unit rekam medis secara
tertulis belum di tetapkan. Namun, dalam fakta pelayanan sendiri saya selaku koor
memastikan atau mengusahakan kalau bisa kita harus sesuai dengan standar.
Pelan pelan kita perbaiki terkait standar, aturan dan lain-lain yang harusnya ada di
rumah sakit. Contohnya standar pelayanan minimal di pendaftaran gitu untuk
rawat inap, berapa waktu yang diperlukan untuk proses mendaftar sampe pasien
itu.. masuk dan mendapatkan kamar. Yaa yang pasti kita selalu perbaik, adaptasi
entah dari strategi dalam penanganan pasien atau bahkan dari sisi penunjang dan
SIMRS nya”
Bagaimana alur pelayanan rawat jalan dan rawat inap ? “Sebenarnya disini
fokusnya untuk rawat inap. Namun, ada beberapa pasien disini datang dengan
rawat jalan. Untuk di tahap awal atau pendaftaran sama aja..Jadi ee perbedaannya
hanya sekedar di bagian pelayanan medisnya untuk rekam medis sama saja. Alur
pelayanannya itu fokusnya kita hanya melayani pasien yang berasal dari faskes
lain misal dari rumah sakit atau puskesmas wilayah DKI atau jabodetabek. Jadi
ketika pasien dari puskes dikirim ke wisma atlit, kita langsung daftarkan
pasiennya lalu pasien dilakukan triase dan observasi di igd sampai pasien
mendapatkan pelayanan dikamar perawatan. Untuk berkasnya sendiri dibuatkan
langsung kemudian mengikuti pasien hingga kamar perawatan, pelayanan disini
mengikuti sesuai aturan yang berlaku karantina atau isolasi sekitar sepuluh (10)
TRANSKRIP WAWANCARA
SKRIPSI SITI AENUR ROFIQOH
“ANALISIS KUALITAS PELAYANAN REKAM MEDIS DI RSDC WISMA
ATLET KEMAYORAN TAHUN 2021”

hari atau sampe dua (2) minggu gitu. Dan ketika pasien sudah dinyatakan selesai
isolasi baru nanti berkas kembali ke rekam medis. Namun, emang ada beberapa
perbedaan contohnya dari sisi formulir yang tidak selengkap atau sedetail di
rumah sakit pada umumnya.”
“Untuk pasien rawat jalan sebenernya disini beberapa warga datang mandiri dan
ingin melakukan isolasi disini. Entah dia merasa kontak erat dari keluarga atau
teman, atau dia merasa udah ada gejala. Pasien kita layani, namun hingga
pelayanan swab dan di observasi. Jika hasil swab nya positif dia lanjut ke rawat
inap, namun jika hasilnya negatif dipulangkan dan dianggap rawat jalan. Data
kumulatif pasien rawat jalan ngga banyak yaa..sebulan pun ngga sampe lima
persen (5%) dari total pasien yang masuk bahkan sangat sedikit.”
Bagaimana standar waktu penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan
dan rawat inap ?
“Untuk penyediaan berkasnya menurut saya disini tergolong cepat ya..karena
semua pasien kami buatkan berkas baru sekitar sembilan puluh sembilan persen
(99%) kami menganggap pasien yang datang itu pasien baru. Secara hitungan
kami belum pernah mengukur yaa tapi fakta lapangan sendiri rata - rata itu
dibawah lima menit untuk rawat inap proses pendaftaran tapi untuk sampai kamar
perawatan tergantung hasil observasi di igd oleh dokter atau perawat. Karena
disisi lain kami masih menggunakan berkas dan fasilitas simrs untuk
mempercepat pelayanan.”
Bagaimana standar pengisian rekam medis setelah 24 jam pelayanan ?
“Untuk kelengkapan berkas disini emang kita belum pernah melakukan
pengecekan terkait kelengkapan berkas, namun fakta lapangannya emang
dikatakan lengkap masih belum. Karena kita masih menggunakan dua sistem
dimana ada manual dan elektronik. Dengan jumlah banyaknya pasien dan
keterbatasan dari sdm yang ada emang untuk mencapai kelangkapan itu saat ini
belum dikatakan berkas lengkap. Namun, bertahap kita sedang memperbaiki dan
memfasilitasi terkait kelengkapan berkas rekam medis yang sangat penting.”
“Yah..untuk proses analisinya kita belum secara total dianalisis, paling biasanya
TRANSKRIP WAWANCARA
SKRIPSI SITI AENUR ROFIQOH
“ANALISIS KUALITAS PELAYANAN REKAM MEDIS DI RSDC WISMA
ATLET KEMAYORAN TAHUN 2021”

untuk kelengkapan lembar formulir tetapi belum ke detail isinya. Kita lakukan
setelah pelayanan selesai dan pasien dikatakan boleh pulang, kami langsung
asembling form nya terkait urutan, kelengkapannya gitu.. emang ada beberapa
kita hanya fokus kepada beberapa formulir seperti resume, surat keterangan
dirawat, hasil penunjang. Ketika berkas tersebut belum lengkap kita langsung
menghubungi unit terkait.”
“ Jumlah berkas secara fakta rekam medis belum melakukan analisis kelengkapan
berkas, namun beberapa dari relawan melakukan penelitian masih sangat rendah
kelengkapannya. Hal itu disebabkan jumlah banyaknya pasien dan sdm yang
kurang. Karena jumlah pasien sampe belasan ribu tiap bulan.”
“Formulir yang tersedia pada rekam medis seharusnya diisi lengkap, namun karna
kita ada keterbatasan. Tetapi yang utama pada pengisian formulir misalnya itu
resume..kita lihat identitas, anamnesa, riwayat komorbid, diagnosanya, siapa
pemberi pelayanannya, terapi yang diberikan apa saja, kondisi pasien pulang
bagaimana apakah apd atau sembuh, dirujuk atau meninggal..terus nanti tanda
tangannya juga, waktunya.. nanti kita cek semua. Namun pengisian belum
maksimal”
Apa yang anda ketahui tentang informed consent dan pelaksanaannya ?
“Untuk informed consent itu surat pernyataan bahwa ketika pasien akan dilakukan
tindakan medis sebelumnya pasien harus di..jelaskan terkait tindakan yang
diberikan, manfaat, resiko dan edukasi lainnya. Untuk pelaksanaan disini kita
sudah berjalan namun tidak banyak dari jumlah pasien yang ada, kita fokus hanya
pasien yang ada di ICU atau HCU. Beberapa pasien yang dilayani disini
mengalami perburukan mau tidak mau butuh tindakan medis seperti pasang
kateter, ventilator, nfc dan lain - lain baru kita lakukan pelaksanaan informed
consent tersebut ”
“Pelaksanaan informed consent biasanya diisi oleh pasien atau keluarga pasien
yang menemani, karena pasien berada di ICU sehingga sudah hilang kesadaran
maka kami menghubungi pihak keluarga dan meminta persetujuan melalui
telepon.”
TRANSKRIP WAWANCARA
SKRIPSI SITI AENUR ROFIQOH
“ANALISIS KUALITAS PELAYANAN REKAM MEDIS DI RSDC WISMA
ATLET KEMAYORAN TAHUN 2021”

“Kelengkapan kita lihat sesuai isi formulir diisi atau tidak, misal pasien ada
tindakan pemasangan ventilator maka kita lihat formulir tersebut diisi atau tidak.”
Peran profesi perekam medis di rumah sakit ini ? Bagaimana solusi atau
saran kedepan ?
“Iyah.. untuk pelayanan rekam medis disini dari awal dibuka rumah sakit sampe
sekarang mengalami perbaikan. Saat awal pendataan masih manual belum jelas
alurnya, perlahan kita udah mulai memiliki sistem atau alurnya. Jika dibilang
maksimal pasti belum, namun kita tetap memperbaiki. Contohnya untuk awal saja
sdn sangat sedikit dengan pelayanan ribuan pasien satu shift hanya satu atau dua
orang sehingga keterbatasan pelayanan pun kita lewati pelayanan tersebut. Semua
pelayanan yang ada dilingkungan rekam medis kita perbaiki semua dari
penyimpanan, pengecekan berkas, pelayanan ketika peminjaman. Untuk saat ini
kita sudah lebih baik dan selalu memperbaiki. Saran kedepannya dengan segala
keterbatasan dan keadaan yang ada kita harus sama - sama arawe apa pentingnya
rekam medis diluar ini rumah sakit darurat tidak bisa ditawar rekam medis darurat
atau tidak.”
TRANSKRIP WAWANCARA
SKRIPSI SITI AENUR ROFIQOH
“ANALISIS KUALITAS PELAYANAN REKAM MEDIS DI RSDC WISMA
ATLET KEMAYORAN TAHUN 2021”

Informan 02
Tanggal wawancara: Sabtu, 28 Agustus 2021
Waktu perekaman suara 21.54 detik

Assalamualaikum Wr. Wb.. perkenalkan saya Siti Aenur Rofiqoh mahasiswa dari
program studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju Jakarta. Saya akan melakukan wawancara dengan seorang
informan yaitu saudara Arif Fawwaz sebagain Ketua Tim Rekam Medis RSDC
Wisma Atlet Kemayoran. Saya sebagai peneliti dalam penelitian Skripsi saya
yang berjudul Analisis Kualitas Pelayanan Rekam Medis di RSDC Wisma Atlet
Kemayoran.
Pertanyaan pertama
Apakah anda sedang menjadi pekerja aktif di RSDC ? “Untuk saat ini iya
saya menjadi relawan aktif di RSDC. Mengapa anda berminat menjadi relawan
dan sejak kapan ? Untuk minat karna awalnya fresh graduate dan ingin cari
pengalaman untuk karir kedepannya. Disini sejak september 2020 dan hampir satu
tahun.”
Apa background pendidikan anda saat ini ? “Saya merupakan lulusan Diploma
empat rekam medis dan informatika dari Piksi Ganesha Bandung. Lulusan rekam
medis disini dibagi dua yaitu bagian admisi dan bagian filing. Saya terlibat
dipelayanan, bagian admisi dan filing rekam medis.”
Apakah pemberi pelayanan rekam medis sesuai bidangnya ? “Iyaa.. untuk
sekarang relawan rekam medis di RSDC adalah orang - orang yang kompeten.
Jumlah rekam medis di sini kurang lebih ada 45 orang terbagi dari 5 tim dan Tim
Back Office.”
Bagaimana alur pelayanan rekam medis disini ? “Alur pelayanan rekam medis
disini awal mulainya adanya rujukan dari puskesmas, rumah sakit atau faskes
lainnya kemudian datang ke wisam atlet dengan petugas yang merujuknya. Lalu
TRANSKRIP WAWANCARA
SKRIPSI SITI AENUR ROFIQOH
“ANALISIS KUALITAS PELAYANAN REKAM MEDIS DI RSDC WISMA
ATLET KEMAYORAN TAHUN 2021”

pasien di skiring terlebih dahulu oleh customer care, dari customer care berkas
pasien tersebut diarahkan ke admisi kemudian didaftarkan satu persatu, diberikan
gelang, pembuatan berkas rekam medis. Lalu pasien dilakukan triase dan
diskirining kondisi oleh dokter dan perawat, apakah di triase itu pasien harus di
observasi atau tidak. Kalau diobservasi maka masuk ke IGD jika tidak perlu
berarti bisa langsung mendapatkan kamar untuk perawatan. Kalau untuk rawat
jalan disini kan biasanya pasien hanya pasien suspect dan menunggu hasil swab.
Jadi pasien datang didaftarkan, ditriase dokter perawat kemudian ke ruang swab
lalu menunggu di ruang tekanan negatif sambil menunggu hasil swab. Waktu
pelayanan rekam medisnya sekitar tiga puluh menit, kalu kondisi sedang berjalan
normal.”
Adakah indikator standar pelayanan rekam medis di rumah sakit ini ?
“Untuk saat ini belum ditentukannya indikator tersebut, karena kondisi yang tidak
memungkinkan seperti kunjungan pasien yang sangat banyak sehingga tenaga kita
cukup kewalahan serta pelayanan akan memakan waktu lama. Kita juga belum
pernah melakukan analisis waktu pelayanan karena kita hanya terfokus pada
pelayanan.”
Bagaimana standar waktu penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan
dan rawat inap ? “Karena disini semua pasien masuk dianggap pasien baru, jadi
dari admisi akan membuat berkas rekam medis baru sekalipun ada pasien yang
sudah pernah dirawat disini akan tetap dibuatkan berkas rekam medis baru.. karna
penyimpanan sendiri kan belum terstandar sehingga kita cukup sulit jika mencari
berkas rekam medis pasien lama, maka semua berkas rekam medis akan dibuat
baru tetapi dengan nomor rekam medis yang sama. Seharusnya kan standar waktu
penyediaan berkas pasien rawat jalan kurang dari sepuluh menit, dan lima belas
menit untuk pasien rawat inap. Untuk kondisi lapangan sekarang bisa kurang dari
lima belas menit karena pasien sedang landai, jadi pelayanan jauh lebih cepat.
Bagaimana cara menyediakan berkas rawat inap dan rawat jalan ? Kalau pasien
rawat jalan kita tidak perlu rujukan tetapi kita tetap akan buatkan status, kita isi
identitasnya kemudian kita daftarkan ke sistem selesai. Tetapi untuk rawat inap
TRANSKRIP WAWANCARA
SKRIPSI SITI AENUR ROFIQOH
“ANALISIS KUALITAS PELAYANAN REKAM MEDIS DI RSDC WISMA
ATLET KEMAYORAN TAHUN 2021”

kita harus perhatikan surat rujukan, hasil swab, kelengkapan data seperti KTP, KK
itu wajib termasuk kontak yang bisa dihubungi. Jadi pembuatan statusnya jauh
lebih lama dan lengkap.”
Bagaimana standar pengisian rekam medis setelah 24 jam pelayanan ?
“Standar nya sendiri sudah ada.. tapi dalam pelaksanaannya belum maksimal.
Kalau standar kelengkapannya biasanya kita mengecek kelengkapan identitas,
resume saat berkas kembali ke ruang rekam medis. Saat ini baru dilakukan
pengecekan kelengkapan dari resume karena kebutuhan dan kondisi dilapangan
dinamis, terkadang kita bisa memperhatikan secara detail semuanya kadang hanya
resume nya saja. Untuk resume biasanya kita cek dari identitasnya seperti nomer
rekam medis, nama, tanggal lahir, lantai perawatan.. terus.. tanggal masuk dan
tanggal keluar, tindakan apa saja yang diberikan kepada pasien tersebut.. lalu obat
- obatan yang diberikan sama terakhir harus ada tanda tangan dokter yang
merawat dan identitasnya. Kalau.. dari keseluruhan resume medis yang ada yang
terlengkapi itu paling sekitar tujuh puluh persen (70 %). Kelengkapan akan
dilakukan ketika pasien dinyatakan sudah boleh pulang lalu berkas kembali ke
rekam medis.. langsung dicek kelengkapannya. Kalau ada ketidaklengkapan kami
hubungi lagi ke lantai perawatannya, lalu berkas nya kami asembling dan
mencetak SKSR agar pasien tersebut bisa pulang.. dan dinyatakan boleh pulang.
Tetapi untuk saat ini berkas rekam medis yang turun dari perawatan dan kembali
ke rekam medis.”
Apa yang anda ketahui tentang informed consent dan pelaksanaannya ?
“Disini informed consent untuk tindakan sama kalau pasien mau dirujuk ke rumah
sakit luar. Walau sudah adanya pelaksanaan informed consent, tetapi belum
tersedia standar kelengkapan informed consent karena belum pernah adanya
analisis untuk menentukan standar tersebut. Untuk informed consent disini
biasanya hanya mengutamakan tanda tangan pasien dan kelengkapan keseluruhan
pelaksanaan nya hanya dibawah lima puluh persen (50%).”
Terima kasih atas jawabannya dan telah bekerja sama.
Wassalamualaikum Wr. Wb
TRANSKRIP WAWANCARA
SKRIPSI SITI AENUR ROFIQOH
“ANALISIS KUALITAS PELAYANAN REKAM MEDIS DI RSDC WISMA
ATLET KEMAYORAN TAHUN 2021”

Informan 03
Tanggal wawancara: Jum’at, 27 Agustus 2021
Waktu perekaman suara 26.24 detik

Selamat malam, perkenalkan saya Siti Aenur Rofiqoh dari program studi Sarjana
Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju Jakarta.
Saya sebagai peneliti dalam penelitian Skripsi saya yang berjudul Analisis
Kualitas Pelayanan Rekam Medis di RSDC Wisma Atlet Kemayoran. Saya akan
mewawancarai dokter Aditya sebagi informan dari relawan dokter / IDI RSDC
Wisma Atlet Kemayoran.
Langsung saja, saya akan memulai wawancara pada tanggal 2 Agustus 2021
bertempat di Wisma Atlet Kemayoran. Saya akan mewawancarai dokter tentang
variabel yang saya ambil di penelitian. Adapun pertanyaan pertama tentang
background dokter.
Apakah dokter sekarang menjadi pekerja aktif di RSDC ?
“Saya dokter Yonathan Aditya menjadi relawan di RSDC sejak september 2020
bertugas di ICU. Iya, saya sekarang sedang bertugas menjadi dokter relawan di
RSDC…saya sudah disini sekitar sebelas bulan menjadi relawan. Saya dari
Universitas Kristen Duta Wacana Jogja fakultas kedokteran angkatan 2010.”
Alasan dokter menjadi relawan dan bertugas di mana ? “Karena disini sedang
adanya krisis pandemic sehingga saya berminat menjadi relawan disini.. saya
sekarang bertugas di ICU.. jadi memang.. membantu tindakan – tindakan dan
mengurus pasien di ICU. Saya juga menjadi katim di ICU untuk membantu rekan
– rekan dokter umum menjalankan tugasnya di ICU.”
Pertanyaan kedua,
Apakah menurut dokter pemberi pelayanan rekam medis adalah tenaga
yang kompeten dan adakah kendala sebagai rekan kerja ? “Yaa, sudah sesuai
bidangnya.. untuk dokter dan petugas rm (rekam medis) nya sejauh ini sih tidak
TRANSKRIP WAWANCARA
SKRIPSI SITI AENUR ROFIQOH
“ANALISIS KUALITAS PELAYANAN REKAM MEDIS DI RSDC WISMA
ATLET KEMAYORAN TAHUN 2021”

ada ya dalam penerimaan pasien maupun merujuk pasien, pemulangan pasien


tidak ada masalah.. koordinasi juga cukup baik..”
Apakah dokter mengetahui bagaimana alur rekam medis di RSDC ini ?
“Untuk alur rekam medis di RSDC ini yaa..untuk alur disini yang saya tahu pada
saat pasien datang mendaftar di pendaftaran setelah mendaftar diberikan gelang,
setelah itu berkas dilakukan pengisian data oleh petugas rekam medis, setelah itu
nanti akan.. dari dokter juga melakukan pemeriksaan dan mengisi data - data
pasien mengenai kondisi pasien di SIMRS setelah itu.. pasien bisa mendapatkan
tempat perawatan dan diantar ke kemar perawatan.”
Apa sajakah jenis pelayanan rekam medis di rumah sakit ini ? “Untuk rawat
jalan seperti umumnya di rumah sakit lain tidak ada ya, karena disini kan memang
untuk perawatan pasien isolasi covid dan perawatan covid untuk pasien yang
perburukan ada IMCU, HCU dan ICU. Namun, biasanya disini beberapa pasien
akan diobservasi dan itu dianggap rawat jalan.”
Bagaimana tindak lanjut setelah pasien di observasi ? “Kalau untuk pasien di
observasi yang masuk dari pendaftaran lalu di bawa ke igd berarti yah.. untuk
beberapa pasien kalau memang kondisinya sudah tidak baik akan dilakukan
observasi di IGD setelah itu kalau memang kondisinya membutuhkan perawatan
di unit khusus seperti di Intermediet Care Unit, di High Care Unit atau di
Intensive Care Unit akan diarahkan ke unit khusus tapi kalau memang pasien
membaik dan dari observasi tidak ada kemungkinan perburukan parah pasien akan
diarahkan ke tower perawatan biasa untuk isolasi mandiri. Karena semua pasien
yang datang kesini adalah pasien dengan positif covid dan biasanya harus
menunggu sampai hasil PCR nya negatif baru diperbolehkan pulang.”
Bagaimana untuk waktu pelayanan rekam medis saat ini ? “Untuk waktu
pelayanan berarti maksudnya untuk ee dari pengurusan berkas pasien baru dan
pengurusan berkas pasien pulang atau rujuk yah.. Kalau untuk sejauh ini tidak ada
masalah.. dalam waktu pelayanan mengurus pasien masuk atau pasien pulang atau
rujuk. Waktu pasien melonjak sangat tinggi memang ada terkendala masalah
pasien masuk mungkin agak terlambat karena penumpukan pasien di triase
TRANSKRIP WAWANCARA
SKRIPSI SITI AENUR ROFIQOH
“ANALISIS KUALITAS PELAYANAN REKAM MEDIS DI RSDC WISMA
ATLET KEMAYORAN TAHUN 2021”

pendaftaran, tapi kalau jumlah pasien sekarang sudah tidak ada lagi masalah dari
sisi itu. Berapa jumlah pasien pada saat lonjakan ? waktu lonjakan itu dalam satu
hari bisa lebih dari seratus lima puluh pasien baru.”
Apa saja standar pelayanan rekam medis yang dokter ketahui ? “Ada
pelayanan pendaftaran pasien, mengurus pasien pindah tower perawatan, rujukan
pasiem, pasien pulang atau pengurusan berkas pasien meninggal.”
Apakah dokter mengetahui indikator standar pelayanan minimal rekam
medis ? “Kurang tahu untuk hal itu tentang indikator.”
Langsung ke pertanyaan selanjutnya
Apakah dokter mengetahui standar waktu pelayanan rekam medis rawat
inap ?
“Ini berarti waktu pengurusan berkas pasien masuk yaa..kurang tau tepatnya
berapa menit tapi itu tergantung dari jumlah pasien yang datang dan ketersediaan
kamar perawatan. Jadi kadang memang terkendala lamanya dalam mencarikan
kamar untuk perawatan pasien. Sebaiknya sih tidak terlalu lama ya, mungkin tidak
lebih dari 15 menit karena pasien yang datang kalau harus menunggu lama malah
terjadi penumpukan di..pendaftaran. Jadi yaa..semakin cepat bisa ter urus
berkasnya dan mendapat kamar perawatan lebih baik sih. Tetapi, untuk saat ini
sepertinya tidak terlalu lama yaa..pelayanan pendaftaran karena pasien yang
datang tidak terlalu banyak.”
Kelengkapan berkas pasien setelah pendaftaran ? “Kalau yang biasanya kami
lengkapi khususnya di unit ICU ya, informed consent pasien sih karena kan
memang untuk tindakan atau mungkin di unit khusus lainnya biasanya ada
ketersediaan untuk dipindahkan ke unit yg lebih tinggi lagi atau mungkin tindakan
tertentu yang membutuhkan persetujuan pasien atau kalau misalnya di tower
perawatan biasa pemberian obat - obat tertentu juga membutuhkan informed
consent dari pasien. Pelaksanaan pemberian informed consent ada beberapa
dilengkapi sebelum pasien dirawat ada yang ketika pasien sudah dirawat dan
dibutuhkan tindakan tertentu.”
Apa yang dokter ketahui tentang standar kelengkapan pengisian rekam
TRANSKRIP WAWANCARA
SKRIPSI SITI AENUR ROFIQOH
“ANALISIS KUALITAS PELAYANAN REKAM MEDIS DI RSDC WISMA
ATLET KEMAYORAN TAHUN 2021”

medis setelah 24 jam ? “Kelengkapan rekam medis terutama resume yang diisi
tentang data - data pasien khususnya nomor yang bisa dihubungi, data riwayat
penyakit, karena disini khusu covid jadi butuh data kontak erat dan sebagainya.
Kalo menurutku..paling penting dilengkapi pada rekam medis pasien data diri
pasien, karena memang kadang - kadang ada alamat atau data pasien yang tidak
ada atau nomor telfon keluarga yang tidak ada atau tidak bisa dihubungi, itu juga
sangat menyulitkan kalau misalnya pasien perburukan dan diharuskan mengabari
keluarganya sih.. Untuk kelengkapan lainnya kita mengisi CPPT dan resume
kalau di ruangan diisi setiap harinya sedangkan kalau di ICU di update setiap
shift. Untuk resume pasien yang dirujuk atau pulang diisi oleh dokter jaga lalu
mengetahui dokter dpjp nya. Poin - poin yang diisi ada kondisi pasien saat datang,
kondisi pasien saat pulang, , terapi yang diberikan selama perawatan, obat pulang
dan kondisi pasien saat pulang. Resume medis diisi sesegera mungkin sebelum
pasien pulang, jadi kalau misalnya masih ada data yang butuh dilengkapi masih
bisa konfirmasi ke pasiennya sebelum dia pulang.”
Bagaimana pelaksanaan informed consent di RSDC ? “Adapun pelaksanaan
pengisian persetujuan pasien pada informed consent dimana pasien yang akan
dijelaskan tentang tindakan tertentu yang dilakukan di ICU sendiri seperti
intubasi, penggunaan device alat bantu nafas yang lebih advance, pemasangan hal
lain yang dibutuhkan untuk perawatan pasien. Lalu nanti persetujuannya diisi, jika
diisi oleh keluarga pasien maka akan diisi identitas pasien, identitas keluarga yang
menyetujui kemudian tanda tangan, oleh dokter yang memberi penjelasan
kemudian tanda tangan saksi satu dan saksi dua. Dalam pelaksanaannya jika
pasien masih sadar penuh maka informed consent akan diisi langsung oleh pasien,
tetapi kalau pasien kondisinya tidak memungkinkan untuk dimintai persetujuan
kami akan menghubungi pihak keluarga untuk melengkapi informed consent
tersebut.”
Bagaimana cara memberikan penjelasan tentang informed consent ?
“Biasanya menjelaskan tindakan yang akan dilakukan, kenapa harus dilakukan,
apa yang akan terjadi apabila tidak dilakukan dan apa saja resiko yang akan
TRANSKRIP WAWANCARA
SKRIPSI SITI AENUR ROFIQOH
“ANALISIS KUALITAS PELAYANAN REKAM MEDIS DI RSDC WISMA
ATLET KEMAYORAN TAHUN 2021”

terjadi apabila dilakukan tindakan tersebut. Jadinya, pasien atau keluarga paham
betul tindakan apa yang diterima dan bagaimana resikonya bila dilakukan dan bila
tidak dilakukan seperti itu. Beberapa pasien ada yang menolak dilakukan tindakan
yang dibutuhkan, maka ia akan mentanda tangani surat penolakan. Ada juga
beberapa pasien yang belum dijelaskan mengenai tindakan tapi dia akan
menyetujui tetapi kami akan tetap memberikan penjelasan tindakan tersebut.”
Baik, terima kasih untuk jawabannya dok, pertanyaan sudah selesai dan dijawab
sedemikian baik dan lengkap. Terima kasih atas ketersediaan waktunya dok.
Selamat malam “Sama - sama”.
PEDOMAN
PELAYANAN UNIT KERJA
REKAM MEDIS

Penyusun :
Siti Aenur Rofiqoh
Rekam Medis RSDC Wisma Atlet

RUMAH SAKIT DARURAT COVID-19


WISMA ATLET KEMAYORAN
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan sebagai rasa syukur kehadirat Allah SWT, karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan pedoman ini dengan judul “Pedoman
Pelayanan Unit Kerja Rekam Medis Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet
Kemayoran”. Pedoman ini sebagai salah satu syarat untuk memperbaiki kegiatan pelayanan
di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran. Meskipun pedoman ini sudah
dibuat semaksimal mungkin, namun dalam pelaksanaannya kami menyadari bahwa masih
banyak kekurangan dan penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada rekan – rekan rekam medis yang
sudah membantu dalam penyusunan pedoman ini.

Jakarta, Agustus 2021

Siti Aenur Rofiqoh


No. ID 6460
Rekam Medis RSDC Wisma Atlet

xv
LANDASAN HUKUM

Surat Kepala BNPB selaku Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Nomor
B-134/KA BNPB/PD.01.01/03/2020 tanggal 20 Maret 2020 tentang pelaksanaan observasi
dan perawatan COVID-19.
Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 55 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan
Perekam Medis.
Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 269 tahun 2008 tentang Rekam Medis.
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 36 tahun 2012 tentang Rahasia Kedokteran.

xvi
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................xv

LANDASAN HUKUM ................................................................................................ xvi

DAFTAR ISI ............................................................................................................... xvii

BAB I ................................................................................................................................1

PENDAHULUAN ............................................................................................................1

A. Latar Belakang .................................................................................................... 1


B. Tujuan Pedoman.................................................................................................. 2
1. Tujuan Umum..................................................................................................... 2
2. Tujuan Khusus .................................................................................................... 2
C. Ruang Lingkup Pelayanan ................................................................................. 2
D. Kepemilikan dan Kegunaan Rekam Medis....................................................... 2
E. Rekam Medis Elektronik (RME) ....................................................................... 3
BAB II ...............................................................................................................................5

DASAR PELAYANAN REKAM MEDIS .....................................................................5

A. Struktur Organisasi Rekam Medis .......................................................................... 5


B. Tugas Pokok Rekam Medis....................................................................................... 6
1. Pembagian Tugas ............................................................................................... 6
2. Pembagian Jadwal Shift ..................................................................................... 6
3. Klasifikasi Sumber Daya Manusia ..................................................................... 7
C. Alur Pelayanan Rekam Medis .................................................................................. 8
1. Alur Pelayanan Rawat Inap ................................................................................ 8
2. Alur Kepulangan Pasien ..................................................................................... 9
3. Alur Pelayanan Rekam Medis Pasien .............................................................. 10
BAB III ...........................................................................................................................10

JENIS PELAYANAN REKAM MEDIS .....................................................................10

A. Pelayanan Pendaftaran Pasien ......................................................................... 11


B. Sistem Identifikasi Pasien ................................................................................. 12
C. Pelayanan Kepulangan Pasien ......................................................................... 12

xvii
1. Atas Persetujuan Dokter (APD) ....................................................................... 12
2. Atas Permintaan Sendiri (APS) ........................................................................ 14
3. Rujuk ................................................................................................................ 15
4. Meninggal ......................................................................................................... 16
D. Pelayanan Assembling dan Filing ..................................................................... 17
1. Assembling........................................................................................................ 17
2. Filing ................................................................................................................ 18
E. Kelengkapan Rekam Medis Manual dan Rekam Medis Elektronik (RME) 18
1. Rekam Medis Manual ...................................................................................... 19
2. Rekam Medis Elektronik (RME) ..................................................................... 19
F. Pelayanan Klaim Asuransi Kematian.............................................................. 21
BAB IV............................................................................................................................22

PENUTUP ......................................................................................................................22

xviii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Landasan dasar pelaksanaan rekam medis yaitu Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor
269 tahun 2008 tentang Rekam Medis dimana rekam medis wajib dilaksanakan pada pelayanan
klinik, puskesmas dan rumah sakit serta adanya kewajiban dokter dan dokter gigi untuk
mengisinya. Rekam medis ialah catatan baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas,
anamnesa, penentuan fisik , laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medik yang
diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang
mendapatkan pelayanan gawat darurat.
Unit rekam medis termasuk pelayanan unit penunjang yang berada di Rumah Sakit
Darurat Covid19 Wisma Atlet Kemayoran. Pelayanan rekam medis mencakup pada pendaftaran,
identifikasi pasien, assembling, kelengkapan rekam medis baik manual ataupun elektronik,
filing/ penyimpanan berkas, dan pelaporan. Dengan adanya pedoman ini unit rekam medis
diharapkan dapat memperbaiki kualitas rekam medis yang dihasilkan. Serta menjalin komunikasi
yang baik agar keterlibatan dan keterkaitan unit lain seperti perawat, dokter dan tenaga kesehatan
lainnya berjalan dengan baik.

Adapun pedoman penyelenggaraan pelayanan rekam medis disusun untuk dipatuhi


sebagaimana mestinya pelayanan yang dilakukan. Semakin baik kepatuhan pelayanan rekam
medis pada pedoman maka akan mempengaruhi baiknya mutu pada pelayanan. Sebagai bukti
pentingnya rekam medis pada pelayanan di rumah sakit, maka kualitas rekam medis pun harus
baik. Dimana akan adanya pengawasan internal terkait mutu rekam medis serta informasi yang
tersedia. Mutu rekam medis termasuk dari pengisian, serta kelengkapan yang dihasilkan dan
dilaksanakan oleh rekan tenaga kesehatan lainnya. Dengan adanya pedoman ini pelayanan rekam
medis di RSDC Wisma Atlet Kemayoran akan terus dan selalu diperbaiki untuk menghasilkan
pelayanan yang terbaik dan maksimal.

1
Pedoman Pelayanan Unit Rekam Medis
RSDC Wisma Atlet Kemayoran
B. Tujuan Pedoman

1. Tujuan Umum

Pelayanan rekam medis merupakan salah satu tolak ukur sebagai penilaian mutu
rumah sakit. Sehingga pedoman ini dibuat untuk mengendalikan pelayanan agar
meningkatkan mutu kualitas rekam medis. Agar penyelenggaraan pelayanan rekam medis
dapat dilaksanakan dengan baik melalui pedoman pelayanan unit serta adanya komitmen
tenaga rekam medis dalam penerapannya.
2. Tujuan Khusus
Tercapainya pelaksanaan rekam medis yang baik dan memiliki nilai mutu
berkualitas. Adapun kegiatan rekam medis yang harus dipenuhi meliputi :
a. Kelengkapan data Identitas pasien sosial
b. Kelengkapan dan validitas data medis, berupa :
− Anamnesa, pemeriksaan fisik
− Hasil pemeriksaan penunjang
− Diagnosa
− Riwayat penyakit
− Catatan Perkembangan Pasien Terintegerasi (CPPT)
− Catatan pengobatan
− Tindakan medis.
c. Terlaksananya pelayanan rekam medis dengan kendali mutu yang optimal.
d. Mengontrol pelaksanaan Rekam Medis Elektronik.
e. Adanya komitmen tenaga rekam medis untuk melaksanakan pelayanan sesuai dengan
Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku.

C. Ruang Lingkup Pelayanan

Ruang lingkup pelayanan unit rekam medis di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma
Atlet Kemayoran menyediakan seputar administrasi, informasi pasien baik medis maupun sosial
untuk kepentingan permintaan informasi yang dibutuhkan oleh unit lainnya. Adapun
pelayanannya berupa kegiatan admisi, assembling dan filing, administrasi kepulangan pasien,
laporan baik harian maupun bulanan dan mengontrol pelaksanaan rekam medis elektronik
sebagai kendali mutu pelayanan.

D. Kepemilikan dan Kegunaan Rekam Medis

Ada ketentuan beberapa hak kepemilikan rekam medis menurut Permenkes 269 tahun
2
Pedoman Pelayanan Unit Rekam Medis
RSDC Wisma Atlet Kemayoran
2008 tentang Rekam Medis :

1. Berkas rekam medis milik sarana pelayanan kesehatan


2. Isi rekam medis merupakan milik pasien
3. Isi rekam medis berbentuk resume medis
4. Resume medis dapat diberikan, dicatat atau dicopy oleh pasien atau orang yang diberi kuasa
atau atas persetujuan tertulis pasien atau keluarga pasien yang berhak.

Selain itu ada beberapa kegunaan rekam medis sebagaimana berikut :


1. Pengobatan pasien
Rekam medis bermanfaat sebagai dasar dan petunjuk untuk merencanakan dan menganalisis
penyakit serta merencanakan pengobatan, perawatan dan tindakan medis yang harus
diberikan kepada pasien.

2. Peningkatan kualitas pelayanan


Membuat Rekam Medis bagi penyelenggaraan praktik kedokteran dengan jelas dan lengkap
akan meningkatkan kualitas pelayanan untuk melindungi tenaga medis dan untuk
pencapaian kesehatan masyarakat yang optimal.
3. Pendidikan dan penelitian

Rekam medis yang merupakan informasi perkembangan kronologis penyakit, pelayanan medis,
pengobatan dan tindakan medis, bermanfaat untuk bahan informasi bagi perkembangan
pengajaran dan penelitian di bidang profesi kedokteran dan kedokteran gigi.
4. Pembiayaan

Berkas rekam medis dapat dijadikan petunjuk dan bahan untuk menetapkan pembiayaan dalam
pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan. Catatan tersebut dapat dipakai sebagai
bukti pembiayaan kepada pasien ataupun penerapan klaim asuransi.
5. Statistik kesehatan

Rekam medis dapat digunakan sebagai bahan statistik kesehatan, khususnya untuk mempelajari
perkembangan kesehatan masyarakat dan untuk menentukan jumlah penderita pada
penyakit-penyakit tertentu.
6. Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin dan Etik

Rekam medis merupakan alat bukti tertulis utama, sehingga bermanfaat dalam penyelesaian
masalah hukum, disiplin dan etik.
E. Rekam Medis Elektronik (RME)

Mengikuti perkembangan teknologi di era milenial penggunaan rekam medis elektronik


3
Pedoman Pelayanan Unit Rekam Medis
RSDC Wisma Atlet Kemayoran
sangat disarankan. Rekam medis elektronik sudah banyak diimplementasikan pada pelayanan
kesehatan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan, meningkatkan kepuasan
pasien, dan mengurangi medical error (Schenarts & Schenarts, 2012). Pada hakikatnya rekam
medis elektronik sama dengan penggunaan rekam medis manual namun hanya saja
menggunakan perangkat elektronik dan penyimpanan pada suatu server.
Peran dan pentingnya Rekam Medis Elektronik (RME) dalam meningkatkan pelayanan
kesehatan dan menginformasikan kepada pemerintah agar bisa memaksimalkan manfaat dari
EMR dan meningkatkan penggunaannya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Richard dkk,
antara lain:

1. Adanya peningkatan produktivitas pada penggunaan sistem RME dapat mengurangi biaya.
2. Lebih efisiensi karena sistem RME akan dapat mengurangi sumber daya yang ada untuk
meningkatkan kualitas pelayanan.
3. Mengurangi kejadian efek samping obat dalam perawatan rawat inap dan rawat jalan.
4. Penanganan penyakit kronis jangka pendek.
Sistem RME dapat mengintegrasikan rekomendasi berbasis bukti untuk layanan
pencegahan (seperti ujian screening) dengan data pasien (seperti usia, jenis kelamin, dan riwayat
keluarga) untuk mengidentifikasi pasien yang membutuhkan layanan tertentu. Sistem ini dapat
mengingatkan penyedia layanan untuk menawarkan layanan selama kunjungan rutin dan
mengingatkan pasien untuk jadwal perawatan. Sistem RME dapat menjadi instrumen selama
proses pengelolaan penyakit (untuk pasien berisiko tinggi, sistem manajemen kasus membantu
koordinasi alur kerja, termasuk komunikasi diantara beberapa spesialis dan pasien).

4
Pedoman Pelayanan Unit Rekam Medis
RSDC Wisma Atlet Kemayoran
BAB II
DASAR PELAYANAN REKAM MEDIS

Adapun kegiatan pelayanan Rekam Medis yang dilaksanakan pada Rumah Sakit Darurat
Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran dengan rincian sebagai berikut :
A. Struktur Organisasi Rekam Medis

Diagram 2.1 Struktur Organisasi Rekam Medis

5
Pedoman Pelayanan Unit Rekam Medis
RSDC Wisma Atlet Kemayoran
B. Tugas Pokok Rekam Medis

1. Pembagian Tugas

Pelayanan rekam medis terbagi dalam dua zona, yaitu zona kuning dan zona merah.
Adapun pembagian kegiatannyasebagai berikut :

a. Zona kuning/ Back Office Rekam Medis


Kegiatan zona kuning atau back office unit rekam medis merupakan pelayanan
terpusat untuk menjalankan koordinasi, administrasi, pelaporan kegiatan pelayanan unit
rekam medis secara keseluruhan. Adapun kegiatan tersebut dilaksanakan oleh 4 orang
yang merupakan 1 koordinator rekam medis dan 3 tenaga rekam medis lainnya.
b. Zona merah/ Red zone
Pada kegiatan red zone sendiri merupakan kegiatan pelayanan 24 jam yang
berfokus pada pasien serta terintegerasi dengan tenaga kesehatan lainnya. Adapun pada
kegiatan pelayanan red zone yaitu admisi rekam medis untuk penerimaan pasien rawat
inap; assembling untuk merakit kemudian menyatukan atau memisahkan berkas rekam
medis sesuai dengan kepentingannya; filing sebagai tempat penyimpanan berkas yang
sudah selesai digunakan berdasarkan kepentingannya serta disusun sesuai dengan aturan
yang digunakan pada unit tersebut yaitu tanggal terakhir atau tanggal kepulangan pasien
ketika selesai perawatan dan administrasi kepulangan pasien dimana kelengkapan
berkas serta kualitas isi rekam medis yang selalu diperhatikan dan dievaluasi dalam
menjamin kualitas mutu isi rekam medis. Salah satunya yaitu tim kendali mutu
melaksanakan kegiatan menilai, mengevaluai, mengontrol dan menganalisis pelayanan
rekam medis sebagai tolak ukur keberhasilan untuk menilai keberhasilan indikator mutu
dengan standar pelayanan yang ditentukan sesuai dengan Indikator Mutu Pelayanan
Rekam Medis.
2. Pembagian Jadwal Shift
Pembagian jadwal shift dinas hanya dilakukan pada pelayanan redzone yang
dilaksanakan oleh 5 tim, jadwal kerja disesuaikan oleh beban kerja dimana 8 jam petugas
bekerja menggunakan alat pelindung diri seperti gaun ataupun hazmat dilengkapi hand
scoon dan masker selama dan 32 jam untuk waktu istirahat selesai dinas. Untuk tim back
office sebagai pelayanan terpusat tersedia pada jam kantor pada umumnya.

6
Pedoman Pelayanan Unit Rekam Medis
RSDC Wisma Atlet Kemayoran
3. Klasifikasi Sumber Daya Manusia
Dalam melaksanakan pelayanan yang maksimal pada rekam medis RSDC Wisma
Atlet Kemayoran dibutuhkan tenaga kesehatan dengan profesi khusus rekam medis sesuai
dengan keahliannya. Adapun kriteria dan kualifikasi sumber daya manusia dalam pelayanan
rekam medis antara lain :
a. Lulus dari akademi pendidikan jurusan rekam medis, baik DIII maupun DIV rekam
medis.
b. Memiliki surat tanda kompetensi rekam medis.
c. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik.
d. Bersedia dinas shift dan dapat dipindah tugas sewaktu - waktu.
e. Bekerja dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
Dengan adanya kriteria maka rekam medis memiliki penugasan rekam medis
berdasarkan pelayanan. Adapun jenis pelayanan rekam medis diantaranya :
a. Pelayanan Pendaftaran Pasien.
b. Pelayanan Kepulangan Pasien.
c. Pelayanan Assembling dan Filing.
d. Kelengkapan Rekam Medis Manual dan Rekam Medis Elektronik (RME).
e. Pelayanan Klaim Asuransi Kematian.

7
Pedoman Pelayanan Unit Rekam Medis
RSDC Wisma Atlet Kemayoran
C. Alur Pelayanan Rekam Medis

Ada beberapa alur pelayanan pada rekam medis, diantaranya alur pelayanan rawat inap,
alur kepulangan pasien, dan alur pelayanan rekam medis pasien.

1. Alur Pelayanan Rawat Inap

Adapun berikut alur masuk pasien rawat inap yang berarti pasien masuk datang
mandiri atau rujukan, kemudian didaftarkan oleh admisi pendaftaran lalu dilakukan triase
untuk menganamnesa kondisi awal pasien kemudian ditentukannya ruang perawatan.

PASIEN Costumer
datang
mandiri/rujukan Care Dibantu oleh
Costumer Care
untuk pemeriksaan
berkas dan
reservasi online
Admisi
Pendaftaran
Validasi dan
verifikasi input
data SIMRS

Triase Pasien

Pemeriksaan
kondisi awal
pasien

Rawat Inap
IGD/ICU/HCU/Lantai
Perawatan

Diagram 2.2 Alur Masuk Pasien Rawat Inap

8
Pedoman Pelayanan Unit Rekam Medis
RSDC Wisma Atlet Kemayoran
2. Alur Kepulangan Pasien

PASIEN Pengajuan
Yang dinyatakan Rencana Pulang
APD/Rujuk/Meninggal Setelah pasien 11 hari
oleh dokter isolasi dan dinyatakan
negatif atau Pengajuan rencana
kondisi perburukan / pulang dari SIMRS
meninggal. oleh perawat.

RM
pemulangan
Pasien
Pengendalian
kelengkapan pengisian
rekam medis terhadap.

Tidak Lengkap Lengkap


Diarahkan kepada Cetak Surat Keterangan
perawat/dokter untuk Selesai Rawat (SKSR)
melengkapi rekam medis
elektroniki

PASIEN
PULANG
Dengan menerima SKSR dan
hasil swab PCR.

Diagram 2.3 Alur Kepulangan Pasien

9
Pedoman Pelayanan Unit Rekam Medis
RSDC Wisma Atlet Kemayoran
3. Alur Pelayanan Rekam Medis Pasien

PASIEN
BARU/LAMA

ADMISI PENDAFTARAN
Pasien mendapatkan rekam medis baru

Pasien masuk ruang


perawatan
(perawat dan dokter mengisi rekam
medis/ EMR)

Rekam Medis Pasien/


RM Elektronik
dilakukan KLPCM oleh petugas
rekam medis.

PASIEN PULANG
APD/ Rujuk/ Meninggal

Diagram 2.4 Alur Rekam Medis Pasien

BAB III
JENIS PELAYANAN REKAM MEDIS

10
Pedoman Pelayanan Unit Rekam Medis
RSDC Wisma Atlet Kemayoran
A. Pelayanan Pendaftaran Pasien

Pendaftaran pasien masuk merupakan kegiatan pencatatan identifikasi, verifikasi dan


validasi data pasien serta pembuatan rekam medis pasien yang akan mendapatkan perawatan.
Ada dua jenis pasien yaitu pasien baru dan pasien lama. Pasien baru adalah pasien yang
dinyatakan baru pertama kali datang saat dinyatakan positif covid-19 untuk dirawat di RSDC
Wisma Atlet Kemayoran. Sedangkan pasien lama yaitu pasien yang sebelumnya pernah
dinyatakan positif covid-19 memiliki riwayat riwayat perawatan di RSDC Wisma Atlet
Kemayoran. Namun, ketika pasien telah sembuh dan terjangkit virus atau dinyatakan positif
kembali, ia akan mendapatkan perawatan dari awal dengan catatan rekam medis baru dengan
nomor rekam medis lama dengan informasi identitas sebelumnya dengan validasi terkini.
Adapun langkah – langkah yang dilakukan pada saat pendaftaran pasien :

1. Memastikan pasien yang datang dirujuk oleh fasilitas kesehatan atau datang mandiri.
2. Petugas mengarahkan pasien mengisi link reservasi.
3. Petugas yang merujuk dari fasilitas kesehatan atau pasien mandiri melengkapi
berkas/lampiran, sebagai berikut :
a. KTP/ SIM/ Paspor/ Kartu Keluarga
b. Surat Rujukan/Pengantar dari Fasilitas Kesehatan.
c. Hasil Anamnesis, mencakup keluhan dan riwayat penyakit
d. Hasil pemeriksaan swab PCR positif covid-19 dan penunjang medis lainnya.
e. Pemeriksaan epidemiologi.
f. Surat pernyataan tidak mampu isolasi mandiri.
4. Jika pasien sudah memenuhi kriteria dan berkas sudah lengkap, petugas rujuk atau pasien
diarahkan untuk meyerahkan berkas ke bagian admisi/pendaftaran, dan pasien diarahkan
untuk menunggu di ruang tunggu Unit Gawat Darurat.
5. Antrian pendaftaran pasien berdasarkan urutan penerimaan berkas/pasien sesuai urutan
berkas diterima.
6. Petugas pendaftaran memanggil pasien untuk dilakukan identifikasi, verifikasi dan validasi
data.
7. Petugas pendaftaran menginput data pasien ke dalam Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit (SISMED).
8. Petugas menjelaskan persetujuan umum disertai tanda tangan pasien dan petugas serta
memakaikan gelang kepada pasien dilengkapi identitas “No RM, Nama, Tanggal Lahir”
pasien tersebut.

11
Pedoman Pelayanan Unit Rekam Medis
RSDC Wisma Atlet Kemayoran
9. Selanjutnya, pasien diarahkan ke triase untuk dilakukan pemeriksaan oleh dokter atau
perawat.

B. Sistem Identifikasi Pasien

Sistem identifikasi adalah proses pemberian tanda kepada pasien untuk membedakan
pasien satu dengan yang lainnya dengan pemberian nomor rekam medis berdasarkan sistem
rumah sakit. Proses identifikasi pasien dilakukan untuk menggali informasi pasien agar
memenuhi kebutuhan data yang diolah untuk menghasilkan informasi dan terintegerasi dengan
unit lainnya dengan cara wawancara. Setelah mendapatkan informasi yang dibutuhkan maka
petugas akan menuliskan di rekam medis pasien, salah satunya ada pada lembar triase yang
berisi Nama Lengkap, Nomor Rekam Medis, Alamat, Nomor Handphone, Nama dan Nomor
Handphone Wali atau Penanggung Jawab. Setelah melengkapi informasi tersebut petugas
memberikan tanda pengenal yaitu gelang pasien. Gelang pasien biru untuk pasien laki – laki dan
gelang merah muda untuk perempuan. Dan meminta ijin untuk menggunakan pada tangan pasien
kemudian pasien diarahkan untuk mengikuti pemeriksaan lainnya.
C. Pelayanan Kepulangan Pasien

Berdasarkan pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (Covid-19)


revisi 5 masa penyembuhan pasien terkonfirmasi yaitu 14 hari. Maka adanya kebijakan untuk
isolasi selama 14 hari kemudian diturunkan menjadi 10 hari dengan swab hari ke 9 lalu per
februari menjadi 7 hari dengan swab hari ke 6 (kebijakan dapat berubah sesuai aturan yang
berlaku). Apabila hasil negatif dan kondisi klinis baik dibolehkan untuk pulang.
Kepulangan pasien adalah pasien yang keluar dari perawatan baik kondisi sembuh,
memburuk atau meninggal. Pasien dapat pulang ketika dinyatakan sudah selesai isolasi atau
dengan hasil PCR negatif. Dapat juga pulang dengan kondisi tertentu seperti kondisi memburuk
sehingga diperlukan rujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan lain atau kondisi meninggal dunia.
Berikut beberapa jenis kepulangan pasien berdasarkan kondisinya, diantaranya Atas Persetujuan
Dokter (APD), Atas Permintaan Sendiri (APS), Rujuk dan Meninggal.

Berikut syarat kepulangan pasien berdasarkan jenis kondisi pulang :


1. Atas Persetujuan Dokter (APD)
Adapun cara kepulangan pasien dengan APD, maka kondisi pasien harus
dinyatakan sembuh dan kondisi stabil oleh dokter. Berikut langkah – langkah kepulangan
pasien :
12
Pedoman Pelayanan Unit Rekam Medis
RSDC Wisma Atlet Kemayoran
a. Pasien yang sudah selesai isolasi mandiri sesuai kebijakan yang berlaku di RSDC
Wisma Atlet Kemayoran dan dinyatakan kondisi sembuh.
b. Dokter dan perawat mengisi seluruh rekam medis elektronik (RME) pada SIMRS untuk
dilakukan pengajuan pulang, serta menjelaskan kepada pasien terkait kondisi terakhir
pasien.
c. Perawat menurunkan berkas rawat inap pasien ke ruang rekam medis dengan ketentuan
sebagai berikut :
1) Untuk rencana pasien pulang pagi, penurunan berkas rekam medis dilakukan pukul
22.00 s.d pukul 04.30 WIB.
2) Untuk rencana pasien pulang sore, penurunan berkas rekam medis dilakukan pukul
08.00 s.d pukul 13.30 WIB.
d. Petugas rekam medis mengajukan rencana pasien pulang pada SIMRS (Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit).
e. Petugas mencetak SKSR (Surat Keterangan Selesai Rawat Inap) dilengkapi dengan cap
unit sebagai keabsahan surat.
f. Petugas rekam medis mengecek kelengkapan dan menyiapkan berkas pasien pulang,
yaitu:
1) SKSR (Surat Keterangan Selesai Rawat Inap)
2) Fotocopy legalisir resume medis (apabila diperlukan)
3) Hasil swab PCR (dari ruang perawatan).
g. Setelah berkas lengkap maka pasien dipersilahkan untuk pulang.

13
Pedoman Pelayanan Unit Rekam Medis
RSDC Wisma Atlet Kemayoran
2. Atas Permintaan Sendiri (APS)
Adapun langkah – langkah yang harus dijalankan ketika pasien meminta APS,
yakni:
a. Pasien yang sedang dirawat inap belum menyelesaikan isolasi menyampaikan
keinginannya untuk pulang atas permintaan sendiri kepada dokter atau perawat
ruangan.
b. Dokter atau perawat ruangan memberikan edukasi mengenai keaadaan pasien dan
resiko-resiko penularan yang mungkin timbul pada saat perawatan dihentikan.
c. Apabila setelah edukasi, pasien tetap ingin pulang, maka pasien diharuskan
melampirkan surat keterangan dari RT/RW perihal diperbolehkan untuk melanjutkan
isolasi mandiri di rumah.
d. Perawat mengarahkan pasien untuk mengisi surat pernyataan pulang atas permintaan
sendiri dan disertai tanda tangan yang membuat pernyataan serta perawat ruangan
sebagai saksinya.
e. Perawat menyerahkan surat pernyataan pulang atas permintaan sendiri ke bagian rekam
medis untuk dilegalisir dan discan sebagai arsip.
f. Dokter melengkapi resume medis dan CPPT pada rekam medis elektronik (RME) pada
SIMRS.
g. Rekam medis menyiapkan berkas pasien, yaitu:
1) Surat keterangan APS
2) Surat keterangan dari RT/ RW setempat
3) Fotokopi resume medis (apabila diperlukan)
4) Fotokopi surat keterangan dirawat (apabila diperlukan).
h. Ketika kondisi klinis dan administrasi telah diselesaikan maka pasien dibolehkan
untuk melanjutkan isolasi mandiri di tempat masing – masing.

14
Pedoman Pelayanan Unit Rekam Medis
RSDC Wisma Atlet Kemayoran
3. Rujuk
Rujuk adalah pemindahan pasien ketika kondisi pasien memburuh atau
membutuhkan fasilitas medis yang lebih lengkap ketika tidak tersedianya fasilitas medis
ditempat tersebut.
a. Pasien yang dinyatakan oleh dokter dalam kondisi buruk atau layak dirujuk ke fasilitas
kesehatan yg lebih lengkap.
b. Dokter mengisi surat rujuk.
c. Dokter melengkapi resume medis dan CPPT pada rekam medis elektronik (RME) pada
SIMRS.
d. Dokter melakukan konfirmasi kesediaan tempat tidur di rumah sakit rujukan bagi
pasien covid-19.
e. Jika tersedia tempat tidur di rumah sakit rujukan, petugas memastikan kesediaan
ambulans untuk merujuk pasien.
f. Dokter atau perawat menyiapkan berkas rekam medis yang diperlukan, yaitu:
1) Fotocopy kartu keluarga, KTP dan BPJS (jika ada)
2) Surat Rujukan
3) Informed Consent
4) Formulir Penelitian Epidemiologi
5) Hasil pemeriksaan rontgen, laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya
6) Fotocopy CPPT (Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi) Terakhir
7) Fotocopy legalisir resume
8) Fotocopy legalisir surat keterangan dirawat.
g. Perawat melaporkan pasien akan dirujuk ke bagian rekam medis.
Perawat memastikan persyaratan administrasi rujukan pasien sudah lengkap ke
bagian rekam medis dan pasien sudah bisa diantar untuk rujuk ke fasilitas pelayanan
kesehatan yang lebih optimal.

15
Pedoman Pelayanan Unit Rekam Medis
RSDC Wisma Atlet Kemayoran
4. Meninggal
Cara kepulangan pasien meninggal adalah ketika pasien telah dinyatakan
meninggal oleh dokter dengan jam meninggal ketika pasien sudah sampai atau dalam
perjalanan menuju fasilitas kesehatan. Berikut alur kepulangannya :

a. Dokter menyatakan pasien meninggal dunia dengan jam kematiannya.


b. Dokter melengkapi resume medis dan CPPT pada rekam medis elektronik (RME) pada
SIMRS.
c. Dokter membuat surat kematian.
d. Petugas rekam medis menulis nomor surat kematian dan mencatat dibuku kematian.
e. Perawat melengkapi berkas rekam medis dan menyerahkan ke bagian rekam medis.
f. Rekam medis menyiapkan surat - surat yang akan diberikan ke pemulasaran jenazah
sebanyak 3 rangkap, yaitu :
1) Surat Kematian
2) Fotokopi legalisir resume medis.
5. Pasien meninggal di pulangkan dengan persiapan pemakaman protokol covid yang berlaku.
6. Setelah pasien mengikuti langkah – langkah kepulangan, maka perawat mengambil berkas
ke rekam medis untuk memastikan persyaratan administrasi pemulangan sudah lengkap dan
pasien sudah bisa dipulangkan.
7. Petugas rekam medis melakukan proses pemulangan pasien pada SIMRS sesuai dengan cara
kepulangan pasien.

16
Pedoman Pelayanan Unit Rekam Medis
RSDC Wisma Atlet Kemayoran
D. Pelayanan Assembling dan Filing

Dengan berkembangnya era digital maka rumah sakit menyediakan catatan medis yang
terintegerasi dengan unit lainnya. Sehingga, rekam medis manual akan menjadi elektronik rekam
medis (RME) dimana berkas rekam medis akan menjadi ringkas dikarenakan beberapa formulir
akan diisi pada SIMRS yang digunakan. Sedangkan, filing atau penyimpanan adalah
penyimpanan berkas rekam medis pasien yang sudah pulang dan diurutkan berdasarkan tanggal
kepulangan pasien. Penyimpanan berkas pasien pulang dengan kondisi meninggal disimpan
terpisah.
Berikut penjelasan terkait pelayanan assembling dan filing :
1. Assembling
Tata cara atau prosedur assembling atau penyusunan berkas manual/ kertas
berdasarkan urutan formulir yang telah ditetapkan. Proses penyusunan tersebut dilakukan
setelah pasien pulang dan formulir dinyatakan lengkap dalam pengisiannya. Adapun
langkah – langkah kegiatan tersebut yakni :
a. Melakukan proses pulang melalui sistem kemudian menerima berkas rekam medis
manual.
b. Tugas assembling adalah dengan mengurutkan formulir rekam medis sesuai urutan
sebagai berikut :
1) Formulir Triase
2) Formulir Pengkajian Gawat Darurat
3) Formulir Persetujuan Umum
4) Formulir Informed Consent (persetujuan atau penolakan tindakan)
5) Formulir Penolakan Pasien Pulang
6) Formulir CPPT ( catatan perkembangan pasien terintegrasi )
7) Formulir Surveilance
8) Formulir Daftar Pemberian Obat
9) Hasil Penunjang
10) Formulir Resume
11) Formulir Permintaan APS ( atas persetujuan sendiri )
12) Formulir Surat Keterangan Dirawat
13) Formulir lainnya.
c. Memilah formulir rekam medis yang tidak diisi untuk dikeluarkan dari berkas
tersebut.

17
Pedoman Pelayanan Unit Rekam Medis
RSDC Wisma Atlet Kemayoran
d. Memisahkan berkas lainnya seperti rujukan / pengantar dari fasilitas kesehatan, surat
keterangan hasil swab, fotokopi KTP, surat keterangan tidak mampu isolasi
mandiri, serta, surat keterangan dari RT/RW diterima di lingkungan khusus pasien
APS.
e. Beberapa form tersebut dilampirkan pada urutan berkas “form lainnya”.
f. Berkas yang telah dilakukan assembling diikat sesuai tanggal pulang nya kemudian
dimasukkan ke rak penyimpanan berkas.

2. Filing
Penyusunan atau filing berkas rekam medis manual disusun berdasarkan urutan
tanggal kepulangan pasien. Penyimpanan berkas menggunakan sistem sentralisasi. Berkas
pasien selesai rawat inap yang telah dilakukan assembling disimpan ke susunan rak
penyimpanan diurutkan berdasarkan tanggal kepulangan pasien yang terkini. Berkas pasien
pulang dalam keadaan meninggal disimpan terpisah. Penyimpanan tersebut dilakukan sesuai
kebutuhan rumah sakit darurat karena berkas rekam medis yang digunakan hanya berupa
kumpulan kertas yang di streples tanpa map. Begitupun masa transisi berkas rekam medis
menjadi rekam medis elektronik sehingga memperluas ruang rak yang akan digunakan. Dan
hanya berkas dengan kepentingan tertentu yang disimpan pada susunan penyimpanan.
E. Kelengkapan Rekam Medis Manual dan Rekam Medis Elektronik (RME)

Rekam medis elektronik diterapkan di rumah sakit ini untuk memudahkan tenaga
kesehatan baik medis dan non medis untuk mengetahui informasi pasien yang terintegerasi
secara elektronik. Adapun kelengkapan rekam medis yaitu meliputi pencatatan atau pengisian
poin – poin yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dan terdapat pada formulir yang digunakan
saat perawatan pasien, formulit tersebut tersedia dalam bentuk elektronik ataupun fisik manual.
Berikut beberapa fungsi dilakukannya kelengkapan rekam medis yakni :
a. Untuk menjamin pelayan medik dengan kualitas yang tinggi serta sebagai bahan
referensi yang berguna bagi dokter yang menerima, apabila pasien tersebut dirawat
kembali di rumah sakit.
b. Sebagai bahan penilaian staff medis rumah sakit.
c. Untuk memenuhi permintaan dari badan – badan resmi atau perorangan tentang
perawatan seorang pasien, misalnya dari perusahaan asuransi, BPJS Kesehatan, dll
(dengan persetujuan pimpinan rumah sakit).
d. Untuk memberikan tembusan kepada dokter atau tim ahli lain yang memerlukan catatan
tentang pasien yang pernah mendapat perawatan.
18
Pedoman Pelayanan Unit Rekam Medis
RSDC Wisma Atlet Kemayoran
e. Kepentingan manajemen dalam mengambil keputusan.
f. Melakukan kendali mutu dalam pelaksanaan rekam medis.

Berikut pelaksanaan kelengkapan rekam medis manual dan rekam medis elektronik :
1. Rekam Medis Manual
Proses pelaksanaan rekam medis manual dilakukan ketika pasien mendapat tanggal
rencana pulang, kemudian berkas rekam medis manual akan diberikan ke bagian
pemulangan rekam medis dengan mencatat pada lembar ekspedisi. Rekam medis yang di
asembling akan dilakukan pengecekan kelengkapan rekam medis kemudian berkas akan
disimpan pada rak penyimpanan berdasarkan urutan tanggal kepulangan pasien. Proses
kelengkapan rekam medis manual hanya dilakukan pada resume medis agar perawatan
pasien memiliki keabsahan dan validitas catatan medis yang baik.

Resume medis merupakan ringkasan kegiatan pelayanan medis yang diberikan oleh
tenaga kesehatan khususnya dokter selama masa perawatan hingga pasien keluar baik
dalam keadaan hidup maupun meninggal. Kelengkapan resume medis dilaksanakan ketika
pasien dinyatakan boleh pulang dan berkas telah diisi oleh dokter pelayanan ≤ 24 jam.
Kelengkapan resume medis tersebut berlaku untuk rekam medis elektronik yang saat ini
telah dilaksanakan.
2. Rekam Medis Elektronik (RME)

Rekam medis elektronik merupakan sistem informasi kesehatan yang terintegerasi


secara elektronik pada perawatan pasien. Rekam medis elektronik sama halnya seperti
rekam medis manual hanya saja penyimpanannya pada sebuah server. Adapun beberapa
rekam medis yang sudah terintergerasi berupa identitas sosial, anamnesa, diagnosa, tindakan
medis, laboratorium, radiologi, pengobatan, serta tindakan lainnya yang dibutuhkan oleh
pasien. Ada beberapa ketentuan dilakukannya kelengkapan rekam medis elektronik adalah
a. Rekam medis elektronik yang tersedia melalui Sistem Informasi Rumah Sakit dapat
dilakukannya pengawasan dan kendali mutu oleh rekam medis.
b. Rekam medis yang sudah terintergerasi dalam rekam medis elektronik yaitu, identitas
sosial, anamnesa, riwayat penyakit, perjalanan penyakit, diagnosa, tindakan medis,
pengobatan/ farmasi, laboratorium, radiologi dan lainnya.
c. Adapun rekam medis elektronik diisi oleh tenaga kesehatan yang melaksanakan
perawatan pada pasien.

19
Pedoman Pelayanan Unit Rekam Medis
RSDC Wisma Atlet Kemayoran
d. Serta rekam medis wajib diisi saat pearawatan pasien atau dilengkapi dalam 24 jam
setelah selesai perawatan atau pasien dinyatakan boleh pulang dalam kondisi hidup
ataupun meninggal.
e. Sehingga pengisian rekam medis menjadi tanggung jawab unit terkait. Namun,
petugas rekam medis membantu dokter dalam menganalisa kelengkapan pengisian
rekam medis elektronik.

Beberapa form elektronik yang telah dilakukan pelaksanaan kelengkapan


rekam medis elektronik sehingga menghasilkan analisis dan evaluasi, adapun form
elektroniknya sebagai berikut :
1) Mengecek Form Triage Instalasi Gawat Darurat (IGD) pada rekam medis
elektronik yang berisi : Kesadaran, pernapasan, sirkulasi, resiko kontak dengan
penderita, usia, penyakit lain (komorbid), hasil rapid test/PCR dan autentikasi
petugas triage.
2) Mengecek Form Pengkajian Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang berisi : Gejala,
rekonsiliasi obat, keluhan utama, riwayat kesehatan saat ini, riwayat kesehatan
yang lalu dan riwayat kesehatan keluarga, riwayat alergi, tanda - tanda vital, data
psikologi dan sosial, diagnosa masuk, data penunjang, instruksi, dan autentikasi
dokter dan perawat.
3) Mengecek Form Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT) yang berisi :
Subjek Objek Asesmen, Perencanaan, tanggal dan jam, autentifikasi dokter dan
perawat.
4) Mengecek Form Resume Medis yang berisi : Keluhan utama, riwayat penyakit,
alergi obat, diagnosa masuk, diagnosa primer, diagnosa sekunder, tindakan
medis, pemeriksaan penunjang, kondisi pulang/rujuk, tanda vital, cara keluar
pasien, terapi atau obat yang diberikan, edukasi dan rencana tindak lanjut (jika
diperlukan, autentikasi dokter yang merawat/ dokter penanggung jawab
pelayanan.

Kelengkapan rekam medis ini dilakukan setiap pasien yang akan pulang, sehingga
ketika pasien pulang namun ada beberapa formulir yang belum terisi lengkap maka berkas atau
formulir akan di serahkan kembali ke ruang perawatan untuk dilengkapi. Namun, apabila
terjadinya kenaikan pasien yang cukup tinggi maka proses kelengkapan di lakukan setelah pasien
pulang agar tidak adanya hambatan pada pelayanan.

20
Pedoman Pelayanan Unit Rekam Medis
RSDC Wisma Atlet Kemayoran
F. Pelayanan Klaim Asuransi Kematian

Klaim asuransi merupakan hak atas pasien meninggal yang terdaftar sebagai anggota
polis asuransi dimana perusahaan asuransi akan mengajukan permintaan pembukaan informasi
medis resmi kepada pihak pelayanan kesehatan terkait untuk pencairan dana yang akan diterima
oleh wali pasien serta permohonan resmi dari wali pasien tersebut. Klaim kematian dapat
dilakukan oleh pasien yang memiliki asuransi.

Agar pasien mendapatkan hak klaim kematian dari pihak asuransi terkait maka rekam medis
RSDC Wisma Atlet Kemayoran dapat menyediakan pelayanan klaim asuransi. Dimana pihak
keluarga atau wali pasien dapat mengikuti prosedur pelepasan informasi rekam medis untuk klaim
asuransi pasien meninggal. Langkah – langkah tersebut diantaranya :

1. Persyaratan untuk permohonan pengisian klaim asuransi sebagai berikut :


a. Surat Permohonan
b. Surat Ahli Waris
c. Surat Kuasa (Jika di kuasakan)*
d. Fotokopi KTP pasien
e. Fotokopi KTP Pemohon
f. Fotokopi KTP yang di beri kuasa (Jika di kuasakan)*
g. Formulir klaim Asuransi Pasien Meninggal.
2. Setelah persyaratan lengkap, pemohon / yang di beri kuasa menyerahkan formulir klaim
asuransi kepada petugas Rekam medis RSDC Wisma Atlet Kemayoran.
3. Persyaratan akan disimpan rekam medis sebagai arsip bukti permohonan klaim asuransi.
4. Dokter akan mengisi formulir tersebut adalah dokter yang pernah merawat pasien tersebut.
5. Berkas yang diberikan pemohon yaitu :
a. Formulir klaim asuransi yang diisi oleh dokter yang merawat;
b. Legalisir surat kematian;
c. Serta legalisir resume medis.
6. Menindaklanjuti permohonan klaim, pihak pemohon akan di hubungi Kembali oleh unit Rekam
Medis jika berkas permohonan telah terpenuhi.
7. Serah terima di lakukan oleh petugas rekam medis dengan keluarga atau wali terkait di
lingkungan RSDC Wisma Atlet Kemayoran.

21
Pedoman Pelayanan Unit Rekam Medis
RSDC Wisma Atlet Kemayoran
BAB IV
PENUTUP

Pelayanan rekam medis merupakan kegiatan yang harus ada sebagai salah satu
terselenggaranya kegiatan pelayanan rumah sakit. Adapun kegiatan pelayanan menyesuaikan
berdasarkan kebutuhan dan kepentingan rumah sakit tersebut. Rekam medis di rumah sakit darurat
wisma atlet kemayoran sudah berusaha semaksimal mungkin dalam penyelenggaraan pelayanan
rekam medis, namun keterbatasan akan rumah sakit darurat membuat pelayanan belum sempurna.
Dalam proses kedepannya rekam medis disini akan memperbaiki dan meningkatkan kegiatan
pelayanan rekam medis agar semestinya. Mohon agar dimaklumi apa adanya atas
ketidaksempurnaan ini. Semoga usaha dan bantuan tenaga rekam medis yang tersedia disini akan
membuahkan hasil agar menjadi pelayanan yang baik dan sempurna.
Oleh karena itu, semoga adanya kritik dan saran dapat yang membangun dapat diterapkan
baik pada buku pedoman pelayanan ini serta pelayanan rekam medis di Rumah Sakit Darurat
Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran.
Semoga pedoman ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin

22
Pedoman Pelayanan Unit Rekam Medis
RSDC Wisma Atlet Kemayoran

Anda mungkin juga menyukai