Di Susun Oleh
Kelompok V :
JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR
makalah ini tepat pada waktunya. Adapun judul dari makalah ini adalah
Depok”. Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis banyak mendapat
kesulitan, namun berkat bimbingan, pengarahan dan bantuan dari ibu teman-
teman sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Maka dari itulah pada
1. Bapak Dr. Dr. dr. Hafizurrachman, MPH sebagai Ketua Sekolah Tinggi
2. Ibu Yulestari, SKM, M.Epid selaku Ketua Program Diploma III Asuransi
berjuang.
ii
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
Akhir kata hanya kepada Allah kita berserah diri semoga makalah ini
Penulis
DAFTAR ISI
iii
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
penting dan luas dalam program pengendalian infeksi dan suatu hal yang
istilah infeksi nosokomial. Karena sering kali tidak bisa secara pasti
sakit tetapi juga di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Juga tidak terbatas
infeksi pada pasien saja, tetapi juga infeksi pada petugas kesehatan yang
1
infeksi yang terjadi atau di dapat di rumah sakit selanjutnya disebut infeksi
kejadian luar biasa (KLB), dan sebagai tolak ukur akreditasi rumah sakit.
Kegiatan surveilans IRS di Indonesia belum dilaksanakan sebagai
2
Oleh karena itu perlu diadakan survailens infeksi rumah sakit
untuk mengukur laju angka dasar ( Baseline Rate) dari infeksi rumah sakit
sehingga dapat di ketahui seberapa besar resiko yang dihadapi oleh setiap
kesehatan Masyarakat.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Penulis
Diharapkan dapat mengetahui sejauh mana penerapan teori
3
Sakit Hermina Depok dalam upaya meningkatkan sistem surveilans
Rumah Sakit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
memprediksi outbreak pada populasi, mengamati 5Faktor-faktor yang
sebab menggunakan metode yang sama, dan tujuan epidemiologi adalah untuk
kementerian keuangan, dan donor, untuk memonitor sejauh mana populasi telah
5
Surveilans berbeda dengan pemantauan (monitoring) biasa. Surveilans
gerak dan aktivitas orang-orang atau binatang yang sehat tetapi telah
terpapar oleh suatu kasus penyakit menular selama periode menular. Tujuan
1980an dan SARS. Dikenal dua jenis karantina: (1) Karantina total; (2)
6
diliburkan untuk mencegah penularan penyakit campak, sedang orang
B. Surveilans Penyakit
Surveilans penyakit (disease surveillance) melakukan pengawasan
laporan penyakit dan kematian, serta data relevan lainnya. Jadi fokus
surveilans malaria.
Beberapa dari sistem surveilans vertikal dapat berfungsi efektif,
tetapi tidak sedikit yang tidak terpelihara dengan baik dan akhirnya kolaps,
7
indikator individu sakit, seperti pola perilaku, gejala-gejala, tanda, atau
dan batuk atau sakit tenggorok) dan membuat laporan mingguan tentang
jumlah kasus, jumlah kunjungan menurut kelompok umur dan jenis kelamin,
dan jumlah total kasus yang teramati. Surveilans tersebut berguna untuk
8
Surveilans berbasis laboartorium digunakan untuk mendeteksi dan
outbreak penyakit dengan lebih segera dan lengkap daripada sistem yang
yang berbeda.
F. Surveilans Kesehatan Masyarakat Global
Perdagangan dan perjalanan internasional di abad modern, migrasi
9
infeksi lintas negara. Konsekunsinya, masalah-masalah yang dihadapi
batas negara.
Ancaman aneka penyakit menular merebak pada skala global, baik
seperti HIV/AIDS, flu burung, dan SARS. Agenda surveilans global yang
jenis:
1. Surveilans Pasif
Surveilans pasif memantau penyakit secara pasif, dengan
10
Kekurangan surveilans pasif adalah kurang sensitif dalam
11
sensitif dapat membantu para kader kesehatan mengenali dan
dan geofisika.
e. Data laboratorium yang dapat di peroleh dari unit pelayanan
12
a. Mempelajari pola kejadian penyakit dan penyakit potensial pada
pelaksanaan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
13
3.1 Jenis Surveilance Infeksi Di Rumah Sakit Hermina Depok
1. Infeksi Aliran Darah Primer (IADP)
Rumus :
∑ kasus IADP pada pemakaian kateter vena sentral
14
5. Instalasi Haemodialisa
6. Kamar Bersalin
7. Instalasi Rawat Inap
- Perawatan Anak
- Perawatan Ibu
- Perawatan Umum Dewasa
3.3 Kewajiban dan Tanggung Jawab
a. Seluruh staff rumah sakit wajib memahami tentang surveilans PPI
b. Perawat yang bertugas bertanggung jawab melakukan surveilans
PPI.
c. Kepala instalasi atau kepala ruangan (IPCLN)
1. Memastikan seluruh staf instalasi memahami surveilans PPI
2. Terlibat dan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan PPI.
d. Tim PPI (IPCN)
2. Memantau dan memastikan surveilans PPI dikelola dengan
15
Gambar 3.1 Alur Pelaporan
KETERANGAN :
: Alur Pelaporan
: Alur Feedback
3.5 Pelaksanaan Surveilans Di Rumah Sakit Hermina Depok
a. Pengumpulan data
16
Surveilans infeksi dirumah sakit Hermina depok dilaksanakan
shift.
2. Hasil pemantauan harian kejadian infeksi setiap shift di laporkan
17
Gambar 3.3 Pengumpulan Data Surveilans HAI’s Melalui Sistem
b. Pengolahan Data
1) Pengolahan data dilakukan oleh IPCN dengan bantuan sistem
sebuah informasi.
2) Data yang sudah masuk ke petugas surveilans (IPCN)
c. Analisis Data
1) Petugas Surveilans ( IPCN ) Rumah Sakit Hermina Depok
18
dilakukan perbandingan data dengan standar dan waktu, juga
HAIS di RS
5) Terhadap kejadian KLB dilakukan penanganan sesuai dengan
d. Diseminasi Data
Diseminasi data surveilans PPI di Rumah Sakit Hermina Depok
kerja.
19
2) Melalui sistem lanjutan informasi pendukung RS “ SLIP RS”
pemilik RS.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
setiap hari oleh infection prevention controlling nurse (IPCN) dan dibantu
20
Petugas Surveilans ( IPCN ) Rumah Sakit Hermina Depok melakukan
dengan standar dan waktu, juga dengan Rumah Sakit lain sebagai comparasi
data surveilans HAI’s sesuai dengan standar akreditasi pokja PPI dan
dari yang sudah ada sebelumnya. Agar lebih mudah penyajian data
capaian hasil surveilans. Selain itu, agar sistem bisa berjalan dengan
21
DAFTAR PUSTAKA
DCP2 (2008). Public health surveillance. The best weapon to avert epidemics.
surveillance.pdf
Bustan, M.N. 2006. Pengantar Epidemiologi. Rineka Cipta. Jakarta.
Ridwan, 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat Surveilans Epidermiologi Sebuah
Pengantar. FKM-UNHAS.
Amiruddin, R. 2012. Surveilans Kesehatan Masyarakat. Kampus IPB Pres Taman
Sleman, Yogyakarta
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesi Nomor