Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN

SISTEM KESEHATAN NASIONAL

DISUSUN OLEH

Fifit Nanda Nirwana (2013201002)

Yesa Putri Pratama (2013201030)

Elia Oktavianti (2013201038)

Elfiana (2013201060)

DOSEN PENGAMPUH

Riska Yanuarti, SKM.,MKM

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU


2022
DAFTAR ISI

COVER..........................................................................................................................1

DAFTAR ISI..................................................................................................................2

KATA PENGANTAR...................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................4

A. Latar Belakang....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................................5
C. Tujuan.................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................6

A. Batasan SKN.......................................................................................................6
B. Kegunaan Dan Landasan SKN...........................................................................8
C. Perkembangan Dan Tantangan SKN..................................................................9
D. Asas SKN............................................................................................................10
E. Bentuk Pokok SKN.............................................................................................10
F. Cara Penyelenggaraan SKN................................................................................13
G. Dukungan Penyelenggaraan SKN.......................................................................14
BAB III PENUTUP.......................................................................................................15

A. Kesimpulan.........................................................................................................15
B. Saran...................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................16
Kata Pengantar

Assalamualaikum. Wr..wb
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Makalah yang berjudul:" SISTEM KESEHATAN NASIONAL” adalah untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Administrasi Kebijakan Kesehatan. Bagi kami
sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Wasalamualaikum. Wr. Wb

Bengkulu, Maret 2022

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah suatu tatanan yang dirancang secara
khusus guna mewujudkan kesehatan masyarakat yang tinggi sebagai bukti kesejahteraan
umum seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Pelayanan kesehatan yang
sudah diselenggarakan pemerintah dilakukan secara berjenjang sesuai dengan peraturan
Menteri Kesehatan N0. 01 tahun 2012. Layanan tingkat primer merupakan tempat pertama
kali pasien kontak dengan tenaga kesehatan seperti Puskesmas, dokter praktek keluarga,
klinik, kecuali dalam gawat darurat. Dokter layanan primer bertanggung jawab terhadap
terhadap kebutuhan rujukan pasien ke pelayanan tingkat sekunder (rumah sakit tipe D, C,
B). Sedangkan dokter yang memberikan pelayanan di tingkat sekunder bertanggung jawab
terhadap kebutuhan rujukan pasien ke pelayanan tersier baik rumah sakit tipe A dan B
pendidikan.

Sistem pelayanan kesehatan dapat dinilai berdasarkan kualitas pelayanan yang


dikaitkan dengan penilaian pelanggan yang memberi suatu dorongan untuk menjalin
hubungan yang kuat dengan perusahaan, dan dalam jangka panjang akan memungkinkan
suatu perusahaan untuk memahami harapan serta kebutuhan pelanggan secara seksama.
Dengan demikian, perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan secara maksimal.
Mutu suatu pelayanan dapat dianalisis menggunakan metode SERVQUAL. Metode
tersebut mengukur kualitas jasa berdasarkan lima dimensi. Lima dimensi tersebut meliputi
fasilitas fisik, perlengkapan pegawai, dan sarana komunikasi (tangible), kehandalan dan
keakuratan dalam memberikan pelayanan kepada pasien (reliability), keinginan para staf
untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap
(responsiveness), kemampuan, kesopanana, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para
staf, bebas dari bahaya, risiko, atau keragu-raguan (assurance), kemudahan dalam
melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan memahami kebutuhan para pasien. lima
dimensi tersebut dapat memperhatikan secara rinci menangani keluhan dan dapat
meningkatkan kualitas pelayanan menjadi lebih baik kepada pelanggan. Lima metode
tersebut dapat diukur menggunakan alat ukur berupa kuesioner guna mengetahui seberapa
besar mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit berdasarkan persepsi dan harapan pasien.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang dapat dirumuskan pada penelitian ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan Batasan SKN?
2. Apa Kegunaan dan Landasan SKN?
3. Bagaimana Perkembangan dan Apa Tantangan SKN?
4. Apa Asas SKN?
5. Apa Bentuk Pokok SKN?
6. Bagaimana cara penyelenggaraan SKN?
7. Apa Dukungan Penyelenggaraan SKN?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Mampu menjelaskan tentang batasan SKN


2. Mampu menjelaskan tentang kegunaan dan landasan SKN
3. Mampu menjelaskan tentang perkembangan dan tantangan SKN
4. Mampu menjelaskan tentang asas SKN
5. Mampu menjelaskan tentang bentuk pokok SKN
6. Mampu menjelaskan tentang cara penyelenggaraan SKN
7. Mampu menjelaskan tentang dukungan penyelenggaraan SKN
BAB II

PEMBAHASAN

A. Batasan SKN
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah pengelolaan kesehatan yang
diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling
mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang
setinggitingginya. SKN merupakan pedoman dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan. SKN bukan pedoman penyelenggaraan kesehatan bagi Departemen Kesehatan
saja, tapi bagi semua potensi bangsa baik pemerintah (pusat, provinsi, kab/kota),
masyarakat, maupun swasta. Komponen pengelolaan kesehatan yang disusun dalam SKN
dikelompokkan dalam subsistem
1. Upaya kesehatan.
2. Penelitian dan pengembangan kesehatan.
3. Pembiayaan kesehatan.
4. Sumber daya manusia kesehatan.
5. Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan.
6. Manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan.
7. Pemberdayaan masyarakat.

SKN dilaksanakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat. SKN


dilaksanakan secara berkelanjutan, sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap
terhadap perubahan dengan menjaga kemajuan, kesatuan, dan ketahanan nasional. SKN
menjadi acuan dalam penyusunan dan pelaksanaan pembangunan kesehatan yang dimulai
dari kegiatan perencanaan sampai dengan kegiatan monitoring dan evaluasi. Pelaksanaan
SKN harus memperhatikan hal-hal berikut, yaitu:
1. Cakupan pelayanan kesehatan berkualitas, adil, dan merata.
2. Pemberian pelayanan kesehatan yang berpihak kepada rakyat.
3. Kebijakan kesehatan masyarakat untuk meningkatkan dan melindungi kesehatan
masyarakat. 1 2

1
Djuardi,Lilik. Sistem Kesehatan Nasional. Manajemen Pelayanan Kesehatan. Hal.64
2
Arifin, Syamsul. Sistem Kesehatan Nasional. Buku Ajar Dasar-Dasar Manajemen Kesehatan. 2016. Hal. 236
4. Kepemimpinan dan profesionalisme dalam pembangunan kesehatan.
5. Inovasi atau terobosan ilmu pengetahuan dan teknologi yang etis dan terbukti
bermanfaat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan secara luas, termasuk
penguatan sistem rujukan.
6. Pendekatan secara global dengan mempertimbangkan kebijakan kesehatan yang
sistematis, berkelanjutan, tertib, dan responsif gender dan hak anak.
7. Dinamika keluarga dan kependudukan.
8. Keinginan masyarakat.
9. Epidemiologi penyakit.

Prinsip dasar adalah norma, nilai, dan aturan pokok yang bermakna dari falsafah dan
budaya Bangsa Indonesia, yang dipergunakan sebagai acuan berfikir dan bertindak.
Terdapat 7 (tujuh) prinsip dasar SKN, dengan penekanan pada masingmasing uraian
sebagai berikut:
1. Perikemanusiaan. Terabaikannya pemenuhan kebutuhan kesehatan adalah
bertentangan dengan prinsip kemanusiaan.
2. Hak Azasi Manusia. Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi
setiap orang adalah hak azasi manusia, tanpa membedakan antara golongan, suku,
agama, dan status sosial ekonomi.
3. Adil dan merata. Pelayanan kesehatan harus merata, bermutu, dan terjangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat secara ekonomi dan geografi.
4. Pemberdayaan dan kemandirian masyarakat. Kesehatan merupakan tanggung jawab
bersama, baik pemerintah maupun masyarakat dan perorangan (individu).
5. Kemitraan. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan menggalang kemitran
yang dinamis dan harmonis antara pemerintah dan masyarakat termasuk swasta.
6. Pengutamaan dan manfaat. Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan lebih
mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan golongan dan perorangan.
Pemanfaatan iptek dalam pembangunan kesehatan. 3

3
Arifin, Syamsul. Sistem Kesehatan Nasional. Buku Ajar Dasar-Dasar Manajemen Kesehatan. 2016. Hal. 236
7. Tata kepemerintahan yang baik. Pembangunan kesehatan diselenggarakan secara
demokratis, berkepastian hukum, terbuka, rasional/profesional, bertanggung jawab dan
bertanggung gugat.

Dengan memperhatikan kondisi dan situasi di Indonesia serta kebutuhan dewasa ini
maka diputuskan terdapat 6 (enam) subsistem dari SKN, yaitu (Perpres 72/2012 tentang
SKN):
1. Subsistem upaya kesehatan.
2. Subsistem pembiayaan kesehatan.
3. Subsistem sumberdaya manusia kesehatan.
4. Subsistem obat dan perbekalan kesehatan.
5. Subsistem pemberdayaan masyarakat.
6. Subsistem manajemen kesehatan.

B. Kegunaan Dan Landasan SKN


Penyusunan SKN ini dimaksudkan untuk menyesuaikan SKN 2009 dengan berbagai
perubahan dan tantangan eksternal dan internal, agar dapat dipergunakan sebagai pedoman
dalam pengelolaan kesehatan baik oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau
masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, dan lembaga swasta. Tersusunnya SKN
ini mempertegas makna pembangunan kesehatan dalam rangka pemenuhan hak asasi
manusia, memperjelas penyelenggaraan pembangunan kesehatan sesuai dengan visi dan
misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 20052025 (RPJP-
K), memantapkan kemitraan dan kepemimpinan yang transformatif, melaksanakan
pemerataan upaya kesehatan yang terjangkau dan bermutu, meningkatkan investasi
kesehatan untuk keberhasilan pembangunan nasional. SKN ini merupakan dokumen
kebijakan pengelolaan kesehatan sebagai acuan dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan (Perpres 72/2012 tentang SKN). 4

4
Arifin, Syamsul. Sistem Kesehatan Nasional. Buku Ajar Dasar-Dasar Manajemen Kesehatan. 2016. Hal. 239
Adapun Landasan Sistem Kesehatan Nasional adalah sebagai berikut (Perpres
72/2012 tentang SKN):
1. Landasan idiil yaitu Pancasila.
2. Landasan konstitusional, yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
3. Landasan Operasional meliputi Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan dan ketentuan peraturan perundangundangan lainnya yang berkaitan dengan
penyelenggaraan SKN dan pembangunan kesehatan.

C. Perkembangan Dan Tantangan SKN


Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan secara berkesinambungan telah berhasil
meningkatkan status kesehatan masyarakat. Kinerja sistem kesehatan telah menunjukkan
peningkatan, antara lain ditunjukkan dengan peningkatan status kesehatan, yaitu
penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) dari 46 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun
1997 menjadi 34 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (SDKI 2007). Angka
Kematian Ibu (AKI) juga mengalami penurunan dari 318 per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 1997 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (SDKI, 2007).
Sejalan dengan penurunan angka kematian bayi, Umur Harapan Hidup (UHH) meningkat
dari 68,6 tahun pada tahun 2009 menjadi 70,5 tahun pada tahun 2007. Demikian pula telah
terjadi penurunan prevalensi kekurangan gizi pada balita dari 29,5% pada akhir tahun
1997 menjadi sebesar 18,4% pada tahun 2007 (Riskesdas, 2007). Namun penurunan
indikator kesehatan masyarakat tersebut masih belum seperti yang diharapkan. Upaya
percepatan pencapaian indikator kesehatan dalam lingkungan strategis baru, harus terus
diupayakan dengan perbaikan Sistem Kesehatan Nasional.
a. Upaya Kesehatan
b. Pembiayaan Kesehatan
c. Sumber Daya Manusia Kesehatan
d. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Makanan
e. Manajemen dan Informasi Kesehatan
f. Pemberdayaan Masyarakat
g. Tingkat Global dan Regional
h. Tingkat Nasional dan Lokal 5
D. Asas SKN
5
Arifin, Syamsul. Sistem Kesehatan Nasional. Buku Ajar Dasar-Dasar Manajemen Kesehatan. 2016. Hal. 241
Dalam menjamin efektifitas SKN, maka setiap pelaku pembangunan kesehatan harus
taat pada asas yang menjadi landasan bagi setiap program dan kegiatan pembangunan
kesehatan.
1. Dasar Pembangunan Kesehatan
2. Dasar Sistem Kesehatan Nasional

E. Bentuk Pokok SKN


1. Tujuan SKN
Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua komponen
bangsa, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah secara sinergis, berhasil guna dan
berdaya guna, sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya.
2. Kedudukan Sistem Kesehatan Nasional
Adapun kedudukan sistem kesehatan nasional adalah sebagai berikut:
a. Suprasistem SKN
Suprasistem SKN adalah Ketahanan Nasional. SKN bersama dengan berbagai sistem
nasional lainnya, diarahkan untuk mencapai Tujuan Bangsa Indonesia seperti yang
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap Bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian, abadi dan keadilan sosial. Dalam
kaitan ini, undang-undang yang berkaitan dengan kesehatan merupakan kebijakan
strategis dalam pembangunan kesehatan.
b. Kedudukan SKN dalam Sistem Nasional Lainnya
Terwujudnya keadaan sehat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang tidak hanya
menjadi tanggung jawab sektor kesehatan, melainkan juga tanggung jawab dari
berbagai sektor lain terkait. Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, SKN
perlu menjadi acuan bagi sektor lain. 6 7

6
Djuardi,Lilik. Sistem Kesehatan Nasional. Manajemen Pelayanan Kesehatan. Hal.73
7
Arifin, Syamsul. Sistem Kesehatan Nasional. Buku Ajar Dasar-Dasar Manajemen Kesehatan. 2016. Hal. 248
dan 254
Dalam penyelenggaraan pembangu-nan nasional, SKN dapat bersinergi secara
dinamis dengan berbagai sistem nasional lainnya seperti: Sistem Pendidikan
Nasional, Sistem Perekonomian Nasional, Sistem Ketahanan Pangan Nasional,
Sistem Hankamnas, dan Sistem-sistem nasional lainnya.
c. Kedudukan SKN terhadap Penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan di Daerah
Kedudukan SKN terhadap Penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan di Daerah
yaitu sebagai acuan bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan kesehatan di
daerah.
d. Kedudukan SKN terhadap berbagai sistem kemasyarakatan termasuk swasta
Berbagai sistem kemasyarakatan merupakan bagian integral dari SKN. Dalam kaitan
ini SKN dipergunakan sebagai acuan bagi masyarakat dalam berbagai upaya
kesehatan. Sedangkan potensi swasta merupakan bagian integral dari SKN. Untuk
keberhasilan pembangunan kesehatan perlu digalang kemitraan yang setara, terbuka,
dan saling menguntungkan dengan berbagai potensi swasta. SKN dapat mewarnai
potensi swasta, sehingga sejalan dengan tujuan pembangunan nasional yang
berwawasan kesehatan. Dengan mengacu terutama pada kedudukan SKN diatas dan
pencapaian tujuan nasional.
3. Subsistem SKN Pendekatan manajemen kesehatan dewasa ini dan kecenderungannya
dimasa depan adalah kombinasi dari pendekatan: 1) Sistem, 2) Kontigensi, dan 3)
Sinergi yang dinamis. Mengacu pada substansi perkembangan penyelenggaraan
pembangunan kesehatan dewasa ini serta pendekatan manajemen kesehatan tersebut
diatas maka subsistem SKN meliputi:
a. Subsistem Upaya Kesehatan
Untuk dapat mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya perlu
diselenggarakan berbagai upaya kesehatan dengan menghimpun seluruh potensi
bangsa Indonesia. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan
pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan. 8 9

8
Djuardi,Lilik. Sistem Kesehatan Nasional. Manajemen Pelayanan Kesehatan. Hal.70
9
Arifin, Syamsul. Sistem Kesehatan Nasional. Buku Ajar Dasar-Dasar Manajemen Kesehatan. 2016. Hal.256
b. Subsistem Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan kesehatan bersumber dari berbagai sumber yakni pemerintah,
pemerintah daerah, swasta, organisasi masyarakat dan masyarakat itu sendiri. Oleh
karena itu, pembiayaan kesehatan yang adekuat, terintegrasi, stabil dan
berkesinambungan memegang peran yang amat vital untuk penyelenggaraan
pelayanan kesehatan dalam rangka mencapai berbagai tujuan dari pembangunan
kesehatan. Diantaranya adalah pemerataan pelayanan kesehatan dan akses terhadap
pelayanan yang berkualitas.
c. Subsistem Sumber Daya Manusia Kesehatan
Sebagai pelaksana upaya kesehatan, diperlukan sumberdaya manusia kesehatan yang
mencukupi dalam jumlah, jenis dan kualitasnya, serta terdistribusi secara adil dan
merata, sesuai tuntutan kebutuhan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu, SKN
juga memberikan fokus penting pada pengembangan dan pemberdayaan SDM
Kesehatan, guna menjamin ketersediaan dan pendistribusian SDM Kesehatan.
d. Subsistem Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Makanan Minuman
Subsistem kesehatan ini meliputi berbagai kegiatan untuk menjamin aspek
keamanan, khasiat/ kemanfaatan dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan
makanan minuman yang beredar, ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat,
terutama obat esensial, perlindungan masyarakat dari penggunaan yang salah dan
penyalahgunaan obat, penggunaan obat yang rasional; serta upaya kemandirian di
bidang kefarmasian melalui pemanfaatan sumber daya dalam negeri
e. Subsistem Manajemen dan Informasi Kesehatan Subsistem ini meliputi: kebijakan
kesehatan, administrasi kesehatan, hukum kesehatan dan informasi kesehatan. Untuk
menggerakkan pembangunan kesehatan secara berhasilguna dan berdayaguna,
diperlukan manajemen kesehatan. Peranan manajemen kesehatan adalah koordinasi,
integrasi, sinkronisasi serta penyerasian berbagai subsistem SKN.10 11

10
Djuardi,Lilik. Sistem Kesehatan Nasional. Manajemen Pelayanan Kesehatan. Hal.70
11
Arifin, Syamsul. Sistem Kesehatan Nasional. Buku Ajar Dasar-Dasar Manajemen Kesehatan. 2016. Hal. 254
f. Subsistem Pemberdayaan Masyarakat SKN akan berfungsi optimal apabila ditunjang
oleh pemberdayaan masyarakat. Masyarakat termasuk swasta bukan semata-mata
sebagai sasaran pembangunan kesehatan, melainkan juga sebagai subjek atau
penyelenggara dan pelaku pembangunan kesehatan. Oleh karenanya pemberdayaan
masyarakat menjadi sangat penting, agar masyarakat termasuk swasta dapat mampu
dan mau berperan sebagai pelaku pembangunan kesehatan. Dalam pemberdayaan
masyarakat meliputi pula upaya peningkatan lingkungan sehat dari masyarakat
sendiri. Pemberdayaan masyarakat dan upaya kesehatan pada hakekatnya
merupakan fokus dari pembangunan kesehatan.

F. Cara Penyelenggaraan SKN


Penyelenggaraan SKN dilaksanakan secara bertahap sebagai berikut:
1. Penetapan SKN
Untuk memperoleh kepastian hukum yang mengikat semua pihak, SKN perlu
ditetapkan dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
2. Sosialisasi dan Advokasi SKN
SKN perlu disosialisasikan dan diadvokasikan ke seluruh pelaku pembangunan
kesehatan dan seluruh pemangku kepentingan kesehatan untuk memperoleh komitmen
dan dukungan dari semua pihak. Sasaran sosialisasi dan advokasi SKN adalah semua
penentu kebijakan, baik di pusat maupun daerah, baik di sektor publik maupun di sektor
swasta.
3. Fasilitasi Pengembangan Kebijakan Kesehatan di Daerah
Dalam pembangunan kesehatan di Daerah perlu di kembangkan kebijakan kesehatan,
seperti: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP-D), (RPJM-D), Rencana
Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD), yang penyelenggaraannya
disesuaikan dengan kondisi, dinamika, dan masalah spesifik daerah dalam kerangka
SKN. Pemerintah Pusat memfasilitasi pengembangan kebijakan kesehatan di daerah,
memfasilitasi pengukuhannya dalam bentuk peraturan perundang-undangan daerah,
serta memfasilitasi sosialisasi dan advokasi penyelenggaraan pembangunan kesehatan
di daerah sesuai kebutuhan.12

12
Arifin, Syamsul. Sistem Kesehatan Nasional. Buku Ajar Dasar-Dasar Manajemen Kesehatan. 2016. Hal. 259
G. Dukungan Penyelenggaraan SKN
SKN diupayakan agar mampu menyesuaikan dengan perkembangan dan dinamika
pembangunan kesehatan yang dihadapi dalam penyelenggaraannya yang dilaksanakan
secara berkesinambungan. Bila terjadi perubahan paradigma dan lingkungan strategis,
SKN dapat disesuaikan dan disempurnakan dengan kondisi dan situasi yang berkembang.
1. Proses penyelengaraan SKN.
2. Tata Penyelengaraan SKN.
3. Penyelengaraan SKN.
4. Sumber daya penyelengaraan SKN. 13

13
Arifin, Syamsul. Sistem Kesehatan Nasional. Buku Ajar Dasar-Dasar Manajemen Kesehatan. 2016. Hal. 260
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah pengelolaan kesehatan yang


diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling
mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang
setinggitingginya. SKN merupakan pedoman dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan. SKN bukan pedoman penyelenggaraan kesehatan bagi Departemen Kesehatan
saja, tapi bagi semua potensi bangsa baik pemerintah (pusat, provinsi, kab/kota),
masyarakat, maupun swasta. Komponen pengelolaan kesehatan yang disusun dalam SKN
dikelompokkan dalam subsistem

Penyusunan SKN ini dimaksudkan untuk menyesuaikan SKN 2009 dengan berbagai
perubahan dan tantangan eksternal dan internal, agar dapat dipergunakan sebagai pedoman
dalam pengelolaan kesehatan baik oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau
masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, dan lembaga swasta. Tersusunnya SKN
ini mempertegas makna pembangunan kesehatan dalam rangka pemenuhan hak asasi
manusia, memperjelas penyelenggaraan pembangunan kesehatan sesuai dengan visi dan
misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 20052025 (RPJP-
K), memantapkan kemitraan dan kepemimpinan yang transformatif, melaksanakan
pemerataan upaya kesehatan yang terjangkau dan bermutu, meningkatkan investasi
kesehatan untuk keberhasilan pembangunan nasional.
SKN diupayakan agar mampu menyesuaikan dengan perkembangan dan dinamika
pembangunan kesehatan yang dihadapi dalam penyelenggaraannya yang dilaksanakan
secara berkesinambungan. Bila terjadi perubahan paradigma dan lingkungan strategis,
SKN dapat disesuaikan dan disempurnakan dengan kondisi dan situasi yang berkembang.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber –
sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA

Djuardi, Lilik. 2021. Buku Ajar Pelayanan Manajemen Kesehatan. Airlangga


University Press:

Arifin, Syamsul. Dkk. 2016. Buku Ajar Dasar-Dasar Manajemen Kesehatan. Pustaka
Banua: Banjar Masin

Anda mungkin juga menyukai