DI SUSUN OLEH :
Puji syukur tak lupa kita panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmatnya kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ DBD dan Malaria” dengan tepat waktu.
Tidak lupa kami ucapakan terimakasih kepada Ibu Nopia Wati, SKM.,MKM selaku doden
pengampu mata kuliah Epidemiologi Penyakit Menular yang membimbing kami dalam
pengerjaan makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman - teman kami
selalu setia membantu dalam hal mengumpulkan data – data dalam pengumpulan makalah ini.
Mungkin dalam pembuatan makalahl ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui, maka
dari itu kami mohon saran & kritik dari teman – teman maupun dosen demi tercapainya
makalah yang sempurna.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
DBD
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
virus dengue dan mengakibatkan spektrum manifestasi klinis yang bervariasi antara yang
paling ringan, demam dengue (DD), DBD dan demam dengue yang disertai renjatan atau
dengue shock syndrome (DSS) ditularkan nyamuk Aedes aegypti dan Ae. albopictus yang
terinfeksi. Penularan virus dengue terjadi melalui gigitan nyamuk yang termasuk subgenus
Stegomya yaitu nyamuk Aedes aegypti dan Ae. albopictus sebagai vektor primer dan Ae.
polynesiensis, Ae.scutellaris serta Ae (Finlaya) niveus sebagai vektor sekunder, selain itu
juga terjadi penularan transexsual dari nyamuk jantan ke nyamuk betina melalui perkawinan
serta penularan transovarial dari induk nyamuk ke keturunannya. Dari beberapa cara
penularan virus dengue, yang paling tinggi adalah penularan melalui gigitan nyamuk Ae.
aegypti. Masa inkubasi ekstrinsik (di dalam tubuh nyamuk) berlangsung sekitar 8-10 hari,
sedangkan inkubasi intrinsik (dalam tubuh manusia) berkisar antara 4-6 hari dan diikuti
dengan respon imun, berhubungan dengan tinggi rendahnya infeksi virus dengue di
masyarakat; tetapi infeksi tersebut tidak selalu menyebabkan DBD pada manusia karena
masih tergantung pada faktor lain seperti vector capacity, virulensi virus dengue, status
kekebalan host dan lain-lain.Vector capacity dipengaruhi oleh kepadatan nyamuk yang
terpengaruh iklim mikro dan makro, frekuensi gigitan per nyamuk per hari. Selain itu,
frekuensi nyamuk menggigit manusia juga dipengaruhi keberadaan atau kepadatan manusia.
Malaria
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit (protozoa) dari genus Plasmodium
yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia. Penyakit ini secara alamiah
ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Orang yang menderita malaria secara
khas mengalami gejala awal mirip seperti flu, demam tinggi, rasa dingin, dan sakit kepala.
Penyakit ini dapat menyerang semua kelompok umur.Gejala malaria akan tampak setelah 10
hari sampai 4 minggu berupa demam, sakit kepala, muntah, dan menggigil.
Trias epidemiologi menjelaskan konsep terjadinya penyakit ditentukan oleh tiga faktor yaitu
pejamu (host), penyebab penyakit (agent), dan lingkungan(environment).Penularan malaria
berkaitan dengan manusia sebagai pejamu dan perilakunya, keberadaan Plasmodium dalam
tubuh nyamuk betina, serta lingkungan sebagai tempat perindukan dan peristirahatan
vektor.Ketiga faktor tersebut menentukan risiko penularan malaria, dengan demikian dalam
upaya pencegahan penularan malaria harus memperhatikan ketiga faktor perilaku manusia,
keberadaan agen, dan lingkungan. Program pengendalian vektor malaria telah dilakukan
dengan cara mengendalikan populasi nyamuk dewasa melalui penyemprotan dalam rumah
(Indoor Residual Spray) dan kelambu berinsektisida (Long Lasting Insecticide Nets),
larvasidasi, serta modifikasi/manipulasi habitat perkembangbiakan nyamuk. Penyemprotan
dalam rumah dan pemakaian kelambu berinsektisida bertujuan untuk memperpendek umur
nyamuk sehingga penyebaran dan penularan malaria dapat terputus.
Cara penularan penyakit DBD dari satu orang ke orang lain dengan perantara vektor
nyamuk aedes aegypti. Nyamuk ini mendapatkan virus dengue pada waktu menghisap darah
penderita DBD atau carrier, jika nyamuk ini menggigit orang lain, maka virus dengue akan
dipindahkan bersama air liur nyamuk. Dalam waktu kurang dari 7 hari orang tersebut dapat
menderita sakit DBD. Virus DBD memperbanyak diri dalam tubuh manusia dan akan ada
dalam darah selama satu minggu (Kemenkes RI, 2011).
Penularan Malaria
1. Malaria bawaan / kongenital, disebabkan adanya kelainan pada sawar plasenta
sehingga tidak ada penghalang infeksi dari ibu kepada bayi yang dikandungnya,
dan dapat melalui plasenta dari ibu ke bayi melalui tali pusat.
2. Penularan secara mekanik terjadi melalui transfusi darah atau jarum suntik.
Penularan melalui jarum suntik banyak terjadi pada para pecandu obat bius yang
menggunakan jarum suntik yang tidak steril. Infeksi malaria melalui transfusi
hanya menghasilkan siklus eritrositer karena tudak melalui sporozoit yang
memerlukan siklus hati sehingga diobati dengan mudah.
3. Penularan secara oral, pernah dibuktikan pada ayam adalah Plasmodium
gallinasium, burung dara adalah Plasmodium relection dan monyet adalah
Plasmodium knowlesi.
Penyebab DBD
Penyebab Malaria
Lima jenis parasit plasmodium yang dapat menginfeksi manusia secara alami (Harijanto,
2010), yaitu :
5. Plasmodiumknowlesi.
5. Tahap Akhir
Berakhirnya perjalanan penyakit dapat berada dalam lima pilihan keadaan, yaitu:
a. Sembuh sempurna, yakni bibit penyakit menghilang dan tubuh menjadi pulih, sehat
kembali.
b. Sembuh dengan cacat, yakni bibit penyakit menghilang, penyakit sudah tidak ada. tetapi
tubuh tidak pulih sepenuhnya, meninggalkan bekas gangguan yang permanen berupa
cacat.
c. Karier, di mana tubuh penderita pulih kembali, namunpenyakit masih tetap ada dalam
tubuh tanpa memperlihatkan gangguan penyakit.
1. Penyakit tetap berlangsung secara kronik.
2. Berakhir dengan kematian
3. Pada tahap akhir penyakit malaria dapat sembuh sempurna, sembuh karier atau
pembawa, dan ada juga yang meninggal dunia dikarenakan plasmodium yang
menyerang
2.5 Pencegahan
Pencegahan DBD
Pencegahan Malaria
Hal – hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan penyakit malaria
adalah :
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasite yang
merupakan golongan plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah
manusia. Penyakit ini secara alami ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles.
3.2 Saran
Puasa, R., & Kader, A. (2018). Identifikasi Plasmodium Malaria Didesa Beringin Jaya
Kecamatan Oba Tengah Kota Tidore Kepulauan. Jurnal riset kesehatan
Sains, M. P. F., Coto, I. Z., & Hardjanto, I. (2005). Pengaruh lingkungan terhadap
perkembangan penyakit malaria dan demam berdarah dengue.
Artana, I. W. (2018). Demam Berdarah dengue (DBD) di Banjar Tegal, Tegallalang
Gianyar. Journal Center of Research Publication in Midwifery and Nursing
Natalia, D. (2015). Peranan trombosit dalam patogenesis malaria. Majalah Kedokteran
Andalas,
Nurdin, E., Masrizal, M., & Elytha, F. (2012). Faktor Risiko Kejadian Penyakit Malaria
Diwilayah Tambang Emas Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Andalas,
Prasetyani, R. D. (2015). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian demam
berdarah dengue. Jurnal Majority
Dinata, A., & Dhewantara, P. W. (2012). Karakteristik lingkungan fisik, biologi, dan
sosial di daerah endemis DBD Kota Banjar tahun 2011. Jurnal Ekologi Kesehatan.
Djunaedi, D. 2006. Demam Berdarah Dengue (Dengue DBD) Epidemiologi,
Imunopatologi, Patogenesis, Diagnosis dan Penatalaksanaannya. Malang: UMM Press.