Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“DEMAM BERDARAH DENGUE”

Mata Kuliah : Medical Science

Dosen : Kusmiyati,S.Kep,NS,M.Kes

NAMA : SHEREN CLAUDIA BUDIKASE

NIM : 711540118085

D-III KEBIDANAN TKT II A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO

JURUSAN KEBIDANAN

2018/2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Hemrrhagic Fever (DHF) ialah penyakit
yang disebabkan virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
aegyti dan Aedes albbopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok
Indonesia kecuali ditempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut
(Ginanjar, 2008).

Musim hujan tiba maka perlu diwaspadai adanya genangan – genangan air yang terjadi pada
selokan yang buntu, gorong – gorong yang tidak lancar serta adanya banjir yang
berkepanjangan, perlu diwaspadai adanya tempat reproduksi atau berkembangbiaknya
nyamuk pada genangan – genangan tersebut sehingga dapat mengakibatkan musim nyamuk
telah tiba pula, itulah kata-kata yang melakat pada saat ini.

            Selama ini semua manusia pasti mengatahui dan mengenal serangga yang disebut
nyamuk. Antara nyamuk dan manusia bisa dikatakan hidup berdampingan bahkan nyaris
tanpa batas. Namun, berdampingannya manusia dengan nyamuk bukan dalam makna positif.
Tetapi nyamuk dianggap mengganggu kehidupan umat manusia. Meski jumlah nyamuk yang
dibunuh manusia jauh lebih banyak daripada jumlah manusia yang meninggal karena
nyamuk, perang terhadap nyamuk seolah menjadi kegiatan tak pernah henti yang dilakukan
oleh manusia.

            Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa medisnya disebut Dengue


Hemorrhagic Fever (DHF)} adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang mana
menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah,
sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.Penyakit ini banyak ditemukan didaerah
tropis seperti Asia Tenggara, India, Brazil, Amerika termasuk di seluruh pelosok Indonesia,
kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut. Hal ini
disebabkan karena penyakit ini telah merenggut banyak nyawa.

Berbagai upaya pengendalian penyakit demam berdarah dengue (DBD) telah


dilaksanakan meliputi : promosi kesehatan tentang pemberantasan sarang nyamuk,
pencegahan dan penanggulangan faktor resiko serta kerja sama lintas program dan lintas
sector terkait sampai dengan tingkat desa /kelurahan untuk pemberantasan sarang nyamuk.
Masalah utama dalam upaya menekan angka kesakitan DBD adalah belum optimalnya upaya
pergerakan peran serta masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk Demam Berdarah
Dengue. Oleh karena itu partisipasi masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk DBD
tersebut perlu di tingkatkan antara lain pemeriksaan jentik secara berkala dan
berkesinambungan serta menggerakan masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk
DBD./
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep penyakit demam berdarah dengue dengan pencegahannya?

2. Bagaimana ukuran frekuensi terjadinya penyakit demam berdarah dengue?

3. Bagaimana public health surveillance terhadap penyakit demam berdarah dengue?

C. Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana konsep penyakit demam berdarah dengan pencegahanya

2. Untuk mengetahui ukuran frekuensi terjadinya demam berdarah dengue

3. Untuk mengetahui bagaimana public health surveillance terhadap penyakit demam


berdarah dengue

D. Manfaat
1. Bagi Pembaca
Agar pembaca dapat mengetahui bagaimana konsep penyakit demam berdarah
dengan pemberantasanya, dan bagaimana ukuran frekuensi terjadinya penyakit
demam berdarah, serta bagaimana public health surveillance terhadap penyakit
demam berdarah dengue
2. Bagi Mahasiswa

Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam memahami konsep penyakit demam


berdarah dengue
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Hemrrhagic Fever (DHF) ialah penyakit
yang disebabkan virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
aegyti dan Aedes albbopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok
Indonesia kecuali ditempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut
(Ginanjar, 2008).

Menurut Rampengan seseorang di dalam darahnya mengandung virus Dengue merupakan


sumber penular penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Virus Dengue berada dalam
darah selama 4-7 hari mulai 1-2 hari sebelum demam. Bila penderita tersebut digigit nyamuk
penular, maka virus dalam darah akan ikut terhisap masuk ke dalam lambung nyamuk.
Selanjutnya virus akan memperbanyak diri dan tersebar di berbagai jaringan tubuh nyamuk
termasuk di dalam kelenjar liurnya. Kira-kira satu minggu setelah menghisap darah penderita,
nyamuk bersiap untuk menularkan kepada orang lain. Virus ini akan tetap berada dalam
tubuh nyamuk sepanjang hidupnya. Penularan ini terjadi setiap kali nyamuk menggigit,
sebelum menghisap darah akan mengeluarkan air liur melalui saluran alat menggigitnya
(proboscis), agar darah yang dihisap tidak membeku. Bersama air liur inilah
virus Dengue dipindahkan dari nyamuk ke orang lain.

Demam berdarah adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus Dengue
yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes,
seperti Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Aedes aegypti adalah vektor
penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang paling banyak ditemukan. Nyamuk dapat
membawa virus dengue setelah menghisap darah orang yang telah terinfeksi virus tersebut.
Sesudah masa inkubasi virus di dalam tubuh nyamuk selama 8-10 hari, nyamuk yang
terinfeksi dapat mentransmisikan virus dengue tersebut ke manusia sehat yang digigitannya
(Najmah, 2016).

B. Penyebab terjadinya DBD

DBD disebabkan oleh virus dengue dari kelompok Arbovirus B, dan disebarkan oleh
artropoda. Vektor utama DBD ialah Aedes aegypti di daerah perkotaan dan Aedes albopictus
di daerah pedesaan. Nyamuk ini dapat menyebarkan virus dengue setelah sebelumnya
menggigit dan menghisap darah manusia yang sedang menderita DBD. Berdasarkan laporan
yang ada, virus ini juga dapat ditularkan transovarial sehingga telur- telur nyamuk ini
terinfeksi oleh virus dengue. Virus ini berkembangbiak di dalam tubuh nyamuk selama
kurang dari 8-10 hari terutama di dalam kelenjar air ludahnya. Saat nyamuk menggigit
manusia, virus ini akan ditularkan dan berkembang biak di dalam tubuh manusia. Masa
inkubasi selama kurang lebih 4-6 hari dan orang yang terinfeksi tersebut dapat menderita
demam berdarah dengue (Dinkes, 2006)

Virus Dengue yang menjadi penyebab penyakit ini termasuk dalam kelompok B


Airthopod Borne Virus (Arboviroses) yang sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus, Famili
Flaviviradae dan mempunyai 4 jenis serotipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4
(Departemen Kesehatan RI, 2003). Keempat serotipe virus Dengue dapat ditemukan di
berbagai daerah di Indonesia. Infeksi dengan salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi
seumur hidup terhadap serotipe yang bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap
serotype lain. Serotipe DEN-3 merupakan serotype yang dominan dan banyak berhubungan
dengan kasus berat. Virus Dengue ini ditularkan kepada manusia melalui gigitan
nyamuk Aedes aegypti (Kristina, dkk, 2004).

Beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue,


antara lain faktor host, lingkungan (environment) dan faktor virusnya sendiri. Faktor host
yaitu kerentanan (susceptibility) dan respon imun. Faktor lingkungan (environment) yaitu
kondisi geografi (ketinggian dari permukaan laut, curah hujan, angin, kelembaban,
musim), Kondisi demografi (kepadatan, mobilitas, perilaku, adat istiadat, sosial ekonomi
penduduk). Faktor agent yaitu sifat virus Dengue, yang hingga saat ini telah diketahui ada 4
jenis serotipe yaitu Dengue 1, 2, 3, dan 4. Penelitian terhadap epidemi Dengue di Nicaragua
tahun 1998, menyimpulkan bahwa epidemiologi Dengue dapat berbeda tergantung pada
daerah geografi dan serotipe virusnya.

C. Gejala dan tanda


Pada kasus DBD terjadi demam tinggi berlangsung selama 3 hingga 14 hari. Gejala lain
dari demam berdarah adalah: Nyeri retro-orbital (pada bagian belakang mata), sakit kepala
pada bagian depan , nyeri otot, Rash (bintik merah pada kulit), sel darah putih rendah,
pendarahan, dan dehidrasi (Kesehatan dan Layanan dalam Jaweria, 2016). Dalam sebagian
besar kasus, infeksi dengue tidak menunjukkan gejala, terlebih pada pasien yang sebelumnya
tidak memiliki riwayat penyakit. Jika pasien tidak mendapatkan perawatan tepat waktu maka
penyakit dapat bertambah parah. Tanda-tanda yang muncul pada kondisi ini meliputi: muntah
yang persisten, sakit perut akut, perubahan suhu tubuh, dan iritabilitas (Hyattsville dalam
Jaweria, 2016). Demam berdarah dengue dapat berubah menjadi dengue shock
syndrome (DSS) dengan gejala seperti: kulit yang dingin, gelisah, denyut nadi cepat,
sempit dan lemah (Jaweria, 2016).
Menurut Widoyono (2011), tanda dan gejala DBD meliputi:
1.  Demam selama 2-7 hari tanpa sebab yang jelas
2. Manifestasi perdarahan dengan tes Rumpel Leede (+), mulai dari petekie (+)
sampai perdarahan spontan seperti mimisan, muntah darah, atau buang air besar
darah-hitam
3. Hasil pemeriksaan trombosit menurun (normal : 150.000-300.000 µL), hematokrit
meningkat (normal : pria < 45, wanita < 40)
4. Akral dingin, gelisah, tidak sadar (DSS, dengue shock syndrome).

D. Klasifikasi/Derajat
Derajat penyakit DBD diklasifikasikan dalam 4 derajat (pada setiap derajat sudah
ditemukan trombositopenia dan hemokonsentrasi)

Derajat Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya


I manifestasi perdarahan ialah uji bendung.

Derajat Seperti derajat I, disertai perdarahan spontan di kulit dan


II atau perdarahan lain.

Derajat Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan


III lambat, tekanan nadi menurun (20 mmHg atau kurang)
atau hipotensi, sianosis di sekitar mulut, kulit dingin dan
lembap dan anak tampak gelisah.

Derajat Syok berat (profound shock), nadi tidak dapat diraba dan
IV tekanan darah tidak terukur.

E. Pengobatan

Demam berdarah biasanya merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan


sendirinya. Tidak ada pengobatan antivirus khusus saat ini tersedia untuk demam
berdarah demam. Perawatan pendukung dengan cukup memberikan analgesik, penggantian
cairan, dan istirahat yang cukup. Saat ini belum ditemukan obat yang benar-benar bermanfaat
untuk mengobati demam berdarah dan hubungannya maupun
komplikasi. Namun, Acetaminophen dapat digunakan untuk mengobati demam dan
meringankan gejala lainnya. Aspirin, obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dan
kortikosteroid seharusnya dihindari. Penatalaksanaan demam berdarah yang parah
membutuhkan perhatian pada pengaturan cairan dan perawatan
pendarahan. Metilprednisolon dosis tunggal menunjukkan tidak ada manfaat mortalitas
dalam pengobatan syok dengue sindrom pada calon, acak, double-blind, uji coba terkontrol
placebo (Pooja dkk, 2014).

Cara penanganan DBD menurut Depkes RI (2004) ada 2 macam, yaitu:

1. Penanganan Simtomatis : mengatasi keadaan sesuai keluhan dan gejala


klinis pasien. Pada fase demam pasien dianjurkan untuk : tirah baring,
selama masih demam, minum obat antipiretika (penurun demam) atau
kompres hangat apabila diperlukan, diberikan cairan dan elektrolit per oral,
jus buah, sirop, susu, disamping air putih, dianjurkan paling sedikit
diberikan selama 2 (dua) hari.
2. Pengobatan Suportif : mengatasi kehilangan cairan plasma dan kekurangan
cairan. Pada saat suhu turun bisa saja merupakan tanda penyembuhan,
namun semua pasien harus diobservasi terhadap komplikasi yang dapat
terjadi selama 2 hari, setelah suhu turun. Karena pada kasus DBD bisa jadi
hal ini merupakan tanda awal kegagalan sirkulasi (syok), sehingga tetap
perlu dimonitor suhu badan, jumlah trombosit dan kadar hematokrit, selama
perawatan. Penggantian volume plasma yang hilang, harus diberikan dengan
bijaksana, apabila terus muntah, demam tinggi, kondisi dehidrasi dan curiga
terjadi syok (presyok). Jumlah cairan yang diberikan tergantung dari derajat
dehidrasi dan kehilangan elektrolit, dianjurkan cairan glukosa 5% didalam
larutan NaCL 0,45%. Jenis cairan sesuai rekomendasi WHO, yakni: larutan
Ringer Laktat (RL), ringer asetat (RA), garam faali (GF), (golongan
Kristaloid), dekstran 40, plasma, albumin (golongan Koloid).

Beberapa tindakan menurut Pooja (2016) dapat diambil sebagai


perawatan pendukung demam berdarah. Mereka dapat diklasifikasikan ke dalam dua
kategori:

1. Untuk terduga (suspek) demam berdarah:


 Pasien dengan dehidrasi sedang yang disebabkan oleh demam tinggi dan
muntah direkomendasikan terapi rehidrasi oral.
 Harus memiliki jumlah trombosit dan hematokrit diukur setiap hari dari hari
ketiga sakit hingga 1-2 hari setelah suhu badan menjadi normal.
  Pasien dengan tanda-tanda klinis dehidrasi dan peningkatan kadar hematokrit
atau penurunan jumlah trombosit telah mengganti defisit volume intravaskular
di bawah tutup observasi
2. Untuk demam berdarah parah:
 Demam berdarah yang parah membutuhkan
perhatian lebih terhadap pengaturan cairan dan pengobatan
perdarahan secara proaktif. Masuk ke unit perawatan intensif untuk
pasien yang terindikasi sindrom syok dengue.
   Pasien mungkin memerlukan jalur intravena sentral untuk
volume penggantian dan garis arteri untuk tekanan darah yang
akurat pemantauan dan tes darah yang sering.
 Defisit volume intravaskular harus dikoreksi dengan cairan isotonik seperti
larutan Ringer lactat.

F. Pencegahan
1. Pencegahan Primordial
Saat ini, cara untuk mengendalikan atau mencegah penularan virus demam berdarah
adalah dengan memberikan penyuluhan yang sangat penting
untuk menginformasikan kepada masyarakat mengenai bahaya nya DBD. Menurut
Kemenkes RI (2018), di Indonesia dikenal dengan istilah 3M Plus dalam
pencegahan primer DBD yaitu :

a. Menguras, tempat penampungan air dan membersihkan secara berkala,


minimal seminggu sekali karena proses pematangan telur nyamuk Aedes 3-4
hari dan menjadi larva di hari ke 5-7. Seperti, di bak mandi dan kolam supaya
mengurangi perkembangbiakan nyamuk.
b. Menutup, Tempat-tempat penampungan air. Jika setelah melakukan aktivitas
yang berhubungan dengan tempat air sebaiknya anda menutupnya supaya
nyamuk tidak bisa meletakkan telurnya kedalam tempat penampungan air.
Sebab nyamuk demam berdarah sangat menyukai air yang bening.
c.  Mengubur, kuburlah barang-barang yang sudah tidak layak dipakai yang
dapat memungkinkan terjadinya genangan air.
d. Plus yang bisa dilakukan tergantung kreativitas Anda, misalnya :
1). Memelihara ikan cupang yang merupakan pemakan jentik nyamuk.
2). Menaburkan bubuk abate pada kolam atau bak tempat penampungan air,
setidaknya 2 bulan sekali. Takaran pemberian bubuk abate yaitu 1 gram abate/
10 liter air. Tidak hanya abate, kita juga bisa menambahkan zat lainnya yaitu
altosoid pada tempat penampungan air dengan takara 2,5 gram/ 100 liter air.
Abate dan altosoid bisa didapatkan di puskesmas, apotik atau toko bahan
kimia.
3). Menggunakan obat nyamuk, baik obat nyamuk bakar, semprot atau
elektrik.
4). Menggunakan krim pencegah gigitan nyamuk.
5). Melakukan pemasangan kawat kasa di lubang jendela/ventilasi untuk
mengurangi akses masuk nyamuk ke dalam rumah.
6).  Tidak membiasakan atau menghindari menggantung pakaian baik pakaian
baru atau bekas di dalam rumah yang bias menjadi tempat istirahat nyamuk.
7). Sangat dianjurkan untuk memasang kelambu di tempat tidur.

2. Pencegahan Primer
Beberapa bentuk pencegahan primer yaitu dengan pengendalian vektor dan
implementasi vaksin. Saat ini vaksin dengue sudah ditemukan, akan tetapi belum
ditetapkan sebagai imunisasi dasar lengkap oleh pemerintah sehingga harganya
masih belum terjangkau oleh masyarakat umum (Susanto dkk, 2018).

3.  Pencegahan Sekunder
Untuk demam berdarah yang parah, dilakukan pengobatan medik oleh dokter
atau perawat yang berpengalaman, pengobatan medik dapat menurunkan angka
kematian lebih dari 20% sampai 1%. Menjaga volume cairan tubuh pasien adalah
hal yang sangat kritikal untuk pasien dengan demam berdarah yang aparah.
Diperlukan pengawasan penderita, kontak dan lingkungan sekitar dengan
melaporkan kejadian kepada instansi kesehatan setempat, mengisolasi atau
waspada dengan menghindari penderita demam dari gigitan nyamuk pada siang
hari dengan memasang kasa pada ruang perawatan penderita dengan
menggunakan kelambu yang telah direndam dalam insektisida, atau lakukan
penyemprotan tempat pemukiman dengan insektisida yang punya efek knock
down terhadap nyamuk dewasa ataupun dengan insektisida yang meninggalkan
residu. Lakukan investigasi terhadap kontak dan sumber infeksi : selidiki tempat
tinggal penderita 2 minggu sebelum sakit.

4. Pencegahan Tersier
  

Untuk penderita DBD yang telah sembuh, diharapkan menerapkan


pencegahan primer dengan sempurna. Melakukan stratifikasi daerah rawan wabah
DBD diperlukan bagi dinas kesehatan terkait.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Hemrrhagic Fever (DHF) ialah penyakit
yang disebabkan virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
aegyti dan Aedes albbopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok
Indonesia kecuali ditempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut
(Ginanjar, 2008).

Penyakit ini ditujukan melalui munculnya demam secara tiba-tiba, disertai sakit kepala
berat, sakit pada sendi otot (myalgias dan arthralgias) dan ruam. Ruam Demam Berdarah
mempunyai ciri-ciri merah terang, petekial dan biasanya muncul dulu pada bagian bawah,
badan pada beberapa pasien, ia menyebar hingga menyelimuti hampir seluruh tubuh. Selain
itu, radang perut juga bisa muncul dengan kombinasi sakit perut, rasa mual, muntah-muntah/
diare.

Pencegahan penyakit DBD dapat dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu pencegahan primer,
pencegahan sekunder, dan pencegahan tersier. Pencegahan tingkat pertama ini merupakan
upaya untuk mempertahankan orang yang sehat agar tetap sehat atau mencegah orang yang
sehat menjadi sakit.

B. Saran

 Dengan diselesaikannya makalah ini diharapkan pembaca dapat mengetahui konsep


penyakit demam berdarah dengue dan dapat menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
Pembaca sebaiknya mengerti dan memahami bahaya dari penyakit DBD tersebut, sehingga
setiap individu tersebut bisa lebih merasa khawatir dan mampu menjaga diri dan
lingkungannya dari kemungkinan terserangnya demam berdarah

DAFTAR PUSTAKA

https://www.edudetik.com/2013/11/makalah-kesehatan-penyakit-demam.html

https://pongopedia.blogspot.com/2019/03/makalah-demam-berdarah-dengue-dbd.html

http://diopradini.blogspot.com/2017/02/makalah-demam-berdarah-dengue.html

Anda mungkin juga menyukai