KESEHATAN
Senin, 20 Februari 2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah:
1. Untuk melihat bagaimana konsep penyakit berdarah dengan pencegahanya
2. Untuk melihat kejadian kejadian demam berdarah dengue
3. Untuk melihat bagaimana pengawasan kesehatan masyarakat terhadap penyakit demam berdarah
dengue
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Pembaca
Agar dapat melihat bagaimana bagaimana konsep penyakit berdarah dengan
pemberantasanya, dan bagaimana kondisi kejadian penyakit berdarah, serta bagaimana
pengawasan kesehatan masyarakat terhadap penyakit demam berdarah
1.4.2 Bagi Mahasiswa
Untuk memahami pengetahuan memahami konsep penyakit demam berdarah
BAB II
TINJAUAN TEORI
4) Telur
Telur berwarna hitam dengan ukuran lebih dari 0,80 mm. Telur berbentuk oval yang mengapung
satu persatu pda permukaan udara yang jernih, atau menempel pada penampungan
dinding, Aedes aegypti betina bertelur di atas permukaan udara pada dinding vertikal bagian
dalam pada tempat-tempat yang berair sedikit, jernih, terlindung dari sinar matahari langsung,
dan biasanya berada di dalam dan dekat rumah. Telur tersebut satu tempat persatu atau berderet
pada dinding tempat udara, di atas permukaan udara, pada waktu istirahat membentuk sudut
dengan permukaan udara.
B. Lingkungan Hidup
Nyamuk Aedes aegypti seperti nyamuk lainnya mengalami metamorfosis sempurna yaitu
telur - jentik - kepompong - nyamuk. Stadium telur, jentik dan kepompong hidup di dalam
udara. Pada umumnya telur akan menjadi jentik dalam waktu kurang dari 2 hari setelah telur
terendam air. Telur dapat bertahan hingga kurang lebih selama 2-3 bulan tidak tahan udara, dan
bertahan musim penghujan tiba dan datang, maka telur akan terendam kembali dan akan menjadi
jentik. Stadium jentik biasanya berlangsung 6-8 hari, dan stadium pupa (kepompong)
berlangsung antara 2-4 hari. Pertumbuhan dari telur menjadi dewasa 9-10 hari. Umur nyamuk
betina dapat mencapai 2-3 bulan.
Pergerakan nyamuk dari tempat perindukan ke tempat mencari mangsa dan ke tempat
istirahat ditentukan oleh kemampuan terbang. Jarak terbang nyamuk betina biasanya 40-100
meter. Namun secara pasif misalnya angin atau terbawa kendaraan maka nyamuk ini dapat
berpindah lebih jauh.
C. Variasi Musiman
Pada musim hujan tempat perkembang biakan Aedes aegypti yang pada musim kemarau
tidak terisi air, mulai terisi air. Telur-telur yang tadinya belum sempat menetas akan
menetas. Selain itu pada musim hujan semakin banyak tempat penampungan air alamiah yang
terisi air hujan dan dapat digunakan sebagai tempat berkembangbiaknya nyamuk Aedes
aegypti. Oleh karena itu pada musim hujan populasi nyamuk Aedes aegypti terus
meningkat. Populasi populasi nyamuk merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
peningkatan penularan penyakit DBD.
2.3.2 Diagnosis
Diagnosis DBD yang ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis menurut WHO tahun
1997 ditetapkan dari kriteria klinis dan laboratorium.
1) Kriteria Klinis
a. Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus menerus selama 2-7 hari.
b. Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan : uji tourniquet positif, petechie, echymosis,
purpura, perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan malena. Uji
tourniquet dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan tekanan darah. Selanjutnya diberikan
tekanan di antara sistolik dan diastolik pada alat pengukur yang dipasang pada lengan di atas
siku; tekanan ini diusahakan menetap selama percobaan. Setelah dilakukan tekanan selama 5
menit, diperhatikan timbulnya petekia pada kulit di lengan bawah bagian medial pada sepertiga
bagian proksimal. Uji dinyatakan positif apabila pada 1 inchi persegi (2,8 x 2,8 cm) didapat lebih
dari 20 petekia.13
c. Pembesaran hati (hepatomegali).
d. Syok (renjatan), ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi, hipotensi, kaki dan
tangan dingin, kulit lembab, dan gelisah.
2. Kriteria Laboratorium
a. Trombositopeni ( < 100.000 sel/ml)
b. Hemokonsentrasi, dapat dilihat dari peningkatan hematokrit 20% atau lebih.
3. Derajat Penyakit DBD, menurut WHO tahun 1997 4,5
Derajat penyakit DBD diklasifikasikan dalam 4 derajat, yaitu :
a. Derajat I Demam disertai dengan gejala umum nonspesifik, satu-satunya manifestasi perdarahan
ditunjukkan melalui uji tourniquet yang positif.
b. Derajat II Selain manifestasi yang dialami pasien derajat I, perdarahan spontan juga terjadi,
biasanya dalam bentuk perdarahan kulit dan atau perdarahan lainnya.
c. Derajat III Demam, perdarahan spontan, disertai atau tidak disertai hepatomegali dan ditemukan
gejala-gejala kegagalan sirkulasi meliputi nadi yang cepat dan lemah, tekanan nadi menurun ( <
20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit lembab dan dingin serta gelisah.
d. Derajat IV Demam, perdarahan spontan, disertai atau tidak disertai hepatomegali dan ditemukan
gejala syok (renjatan) yang sangat berat dengan tekanan darah dan denyut nadi yang tidak
terdeteksi.
b. Dengan serum
darah diambil secara asepsis dengan menggunakan semprit. Serum yang diputar dengan diputar
1500-2000 putaran sekitar 10-15 menit. Serum yang dipindahkan secara terpisah dalam botol
kecil dengan menggunakan pipet Pasteur. Serum tersebut disimpan pada suhu -200C sebelum
dikirim ke laboratorium.
2) Isolasi Virus
Isolasi sebagian besar strain virus dengue dari spesimen klinis dapat dilakukan pada sebagian
besar kasus asalkan sampel diambil dalam beberapa hari pertama sakit dan langsung berhenti
tanpa penundaan. Spesimen yang mungkin sesuai untuk isolasi virus, tahap serum akut dari
pasien, autopsi jaringan dari kasus fatal, terutama dari hati, limpa, nodus limfe.
3) Uji Serologis
Uji hemaglutinasi inhibisi (uji HI) merupakan salah satu pemeriksaaan serologi untuk penderita
DBD dan telah ditetapkan oleh WHO sebagai standar pada pemeriksaan serologi penderita DBD
dibandingkan pemeriksaan serologi lainnya seperti ELISA, uji komplemen fikasi, uji netralisasi,
dan sebagainya. Apapun jenis uji yang dilakukan, konfirmasi serologis sudah pasti tergantung
pada kenaikan yang signifikan (4 kali lipat atau lebih) pada antibodi spesifik dalam sampel
serum diantara fase akut dan fase pemulihan. Kumpulan antigen untuk sebagian besar uji
serologis ini harus mencakup keempat serotipe dengue.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Hemrrhagic Fever (DHF) ialah penyakit
yang disebabkan virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegyti dan Aedes
albbopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia kecuali
ditempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut (Ginanjar, 2008).
Penyakit ini ditujukan melalui munculnya demam secara tiba-tiba, disertai sakit kepala
berat, sakit pada sendi otot (myalgias dan arthralgias) dan ruam. Ruam Demam Berdarah
mempunyai ciri-ciri merah terang, petekial dan biasanya muncul dulu pada bagian bawah, badan
pada beberapa pasien, ia menyebar hingga menyelimuti hampir seluruh tubuh. Selain itu, radang
perut juga bisa muncul dengan kombinasi sakit perut, rasa mual, muntah-muntah/ diare.
Pencegahan penyakit DBD dapat dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu pencegahan primer,
pencegahan sekunder, dan pencegahan tersier. Pencegahan tingkat pertama ini merupakan upaya
untuk mempertahankan orang yang sehat agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat
menjadi sakit.
3.2 Saran
Dengan diselesaikannya makalah ini diharapkan pembaca dapat mengetahui konsep
penyakit demam berdarah dengue dan dapat menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Pembaca
sebaiknya mengerti dan memahami bahaya dari penyakit DBD tersebut, sehingga setiap individu
tersebut bisa lebih merasa khawatir dan mampu menjaga diri dan lingkungannya dari
kemungkinan terserangnya demam berdarah.
32
Daftar Pustaka
- LINE : @itubola757
- TELEGRAM : +85517696120 / @ItuBola
- WHATSAPP : +85517696120
Cari
Tentang saya
Tidak diketahui
Lihat profil lengkap saya
Arsip Blog
▼ 2017 (7)
o ► Mei (4)
o ▼ Februari (3)
Makalah Demam Berdarah Dengue
penatalaksanaan herpes zoster dan simplex
KEK (Kekurangan Energi Kronik)
Tema Ethereal. Didukung oleh Blogger .