TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
a. Definisi
dengue yang ditularkan oleh nyamuk betina spesies aedes aegypti (WHO,
adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan
melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Penyakit ini adalah penyakit demam
akut yang disebabkan oleh serotipe virus dengue, dan ditandai dengan empat
(sindrom renjatan dengue) sebagai akibat dari kebocoran plasma yang dapat
menyebabkan kematian.
b. Etiologi
termasuk genus flavivirus. Virus yang ditularkan oleh nyamuk ini tergolong
yaitu virus dengue-1 (DEN 1), virus dengue-2 (DEN 2), virus dengue-3 (DEN
3) dan virus dengue 4 (DEN4). Spesifikasi virus dengue yang dilakukan oleh
(WHO, 2009).
7
8
meskipun dapat juga ditularkan oleh Aedes albovitus yang biasanya hidup di
terbentuk zat anti (antibody) yang spesifiknya sesuai dengan tipe virus
Dengue yang masuk. Gejala dan tanda yang timbul ditentukan oleh reaksi
antara zat anti yang ada dalam tubuh dengan antigen yang ada dalam virus
hanya menderita Demam Dengue (DD) atau demam yang ringan dengan
gejala dan tanda yang tidak spesifik atau bahkan tidak memperlihatkan tanda-
tanda sakit sama sekali (asimtomatis). Penderita DBD biasanya akan sembuh
berlangsung 2-7 hari, muka merah, anoreksia, muntah, sakit kepala, nyeri
otot, dan tulang serta nyeri sendi. Beberapa penderita mengeluh sakit
tenggorokan tetapi tidak disertai batuk dan pilek. Sakit epigastrium, dan nyeri
Tahapan kritis penyakit terjadi pada akhir fase demam. Dua sampai
tujuh hari dari fase demam suhu badan akan menurun cepat akibat terjadinya
disertai perubahan nadi dan tekanan darah. Sebagian besar penderita akan
sembuh sesudah pemberian terapi cairan dan elektrolit (Soedarto, 2012). Pada
penderita yang sakit berat, akibat banyaknya plasma yang hilang syok akan
demam dengue.
1) Derajat I
2) Derajat II
3) Derajat III
4) Derajat IV
g. Pengobatan DBD
Pengobatan yang spesifik untuk DBD tidak ada, karena obat terhadap
virus dengue belum ada. Oleh karena itu prinsip dasar pengobatan penderita
DBD adalah pengganti cairan tubuh yang hilang karena kebocoran plasma.
b. Menutup rapat- rapat tempat penampungan air, seperti gentong air/ tempayan
a. Mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempat-tempat lainnya
b. Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar atau rusak.
i. Menggunakan kelambu
Anak sekolah dasar adalah anak yang mendapatkan jenjang yang paling
dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu
tentang perlindungan anak, yang dimaksud anak adalah seorang yang belum
berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Mengacu pada
pembagian tahapan perkembangan anak, berarti anak usia sekolah berada dalam
dua masa perkembangan, yaitu masa kanak-kanak tengah (6-9 tahun) dan masa
yang berbeda dengan anak-anak yang usianya lebih muda (Desmita, 2012).
12
Penyebab kematian terbesar pada usia anak sekolah dan remaja salah
satunya adalah DBD. Salah satu program pemerintah terhadap masalah kesehatan
pelaksanaan program UKS jauh lebih efektif dan efisien serta berdaya ingat lebih
tersebut belum efektif. Siswa di sekolah (SD, SMP, SMA) memiliki potensi
penularan DBD terjadi, yaitu bulan dimana jumlah kasus DBD paling rendah
berdasarkan jumlah kasus rata-rata per bulan selama 5 tahun terakhir. Hal ini
Komuntias sekolah yang meliputi anak usia sekolah dan personel sekolah
Kegiatan yang dapat dilakukan oleh anak yaitu siswa pemantau jentik
2) Jika tidak tampak tunggu kira-kira 0,5-1 menit untuk memastikan bahwa
bunga, pot bunga tanaman air, botol yang airnya keruh, seringkali air
4) Memeriksa jentik di tempat yang agak gelap atau airnya keruh biasanya
digunakan senter.
c. PSN secara terus menerus dan berkesinambungan sesuai dengan situasi dan
dan obat membasmi virus dengue belum tersedia (Kemenkes RI, 2014). Cara
dengan insektisida.
14
2) Pemberantasan jentik
dengan cara
a) Fisik
mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempat yang
sulit dikuras atau didaerah yang sulit air, memasang kawat kasa,
repellent.
masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu: faktor perilaku (behavior cause) dan
faktor di luar perilaku (non behavior cause). Selanjutnya perilaku itu sendiri
1) Pengetahuan
a) Definisi Pengetahuan
sebagainya).
b) Tingkat Pengetahuan
tersebut.
16
lain.
(a) Pendidikan
informasi.
(b) Pekerjaan
(c) Usia
setiap individu.
19
(c) Pengalaman
(Notoatmodjo, 2012).
d) Kriteria Pengetahuan
sebagai berikut:
76%-100%.
20
60%-75%.
60%.
2) Sikap
a) Definisi Sikap
b) Karakteristik Sikap
bertindak
stimulus.
21
c) Tingkatan Sikap
sebagai berikut:
niat ibu ini ditentukan oleh: sikap ibu, yaitu penilaian ibu tersebut
c) Pengukuran Sikap
sebagai berikut:
b) Setuju: (S)
1) Lingkungan Fisik
berupa genangan air yang tertampung disuatu tempat atau bejana di dalam
atau sekitar rumah atau tempat-tempat umum. Nyamuk ini biasanya tidak
23
rumah sakit provinsi, rumah sakit tipe A dan rumah sakit tipe B
(Kemenkes, 2009).
24
1) Masyarakat
masyarakat tidak terlibat sama sekali. Peran serta masyarakat ini dapat
2) Tokoh Masyarakat
setempat baik yang bersifat formal seperti: ketua RT, ketua RW, ketua
non formal seperti: tokoh agama, pemuka adat, tokoh pemuda, kepala
suku, kyai, kader, dan lainnya. Pengaruh formal terjadi dan tumbuh
3) Petugas Kesehatan
terdiri dari; Dokter Umum, Dokter Gigi, Perawat, Bidan, Farmasi, Gizi,
B. Penelitian Terkait
1. Penelitian Lontoh (2016) dengan judul hubungan antara pengetahuan dan sikap
sedangkan yang memliki sikap kurang baik sebesar 37,1%, sebesar 70%
responden yang memiliki tindakan yang baik sedangkan tindakan kurang baik
antara tingkat pengetahuan (p value = 0,002) (rs = 0,695), sikap (p value = 0,002)
Kebon Baru Wilayah Kerja Puskesmas Tebet, Jakarta di dapatkan hasil sebanyak
demam berdarah.
sikap terhadap perilaku pecegahan DBD pada siswa sekolah dasar di Kecamatan
memiliki sikap yang positif terhadap upaya pencegahan DBD sebanyak 298
siswa (97,39%) .
28
C. Kerangka Teori
Kerangka teori adalah gambaran atau batasan tentang teori-teori yang dipakai
Skema 2.1
Kerangka Teori
Faktor Predisposisi :
1. Pengetahuan
2. Sikap
Faktor Pendukung :
1. Lingkungan Fisik
2. Ketersediaan Upaya Pencegahan
Sarana & Prasarana Kesehatan DBD
3. Ketersediaan SDM Pelayanan
Faktor Pendorong :
1. Masyarakat
2. Tokoh masyarakat
3. Petugas kesehatan
D. Kerangka Konsep
satu dan terhadap konsep yang yang lainnya dari masalah yang akan di teliti
(Notoatmodjo, 2010). Variabel yang akan diteliti pengetahuan dan sikap sebagai
Skema 2.2
Kerangka Konsep
Pengetahuan
Upaya Pencegahan Demam
Berdarah Dengue (DBD)
Sikap
29
E. Hipotesis
pembuktian apakah hipotesis tersebut dapat diterima atau ditolak, berdasarkan data
empiris yang telah dikumpulkan dalam penelitian (Hidayat, 2010). Adapun Hipotesis
Ha :
Pekanbaru.
Ho :
Pekanbaru.
2. Tidak ada hubungan sikap siswa dengan upaya pencegahan Demam Berdarah