MAKALAH
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Keperawatan Medikal Bedah
DOSEN PENGAMPUN :
RISQI WAHYU SUSANT, S.Kep.,Ns M.Kep
DISUSUN OLEH :
Afni Junisa (182431982)
Ardita Damayanti(182431987)
Dian puspita Sari (182431992)
Ilfit Tasya Banarasu (182432003)
Lisya Auliya Marcella (182432009)
1
Kata Pengantar
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan
pembuatan yang berjudul “Askep Penyakit DHF” ini dalam bentuk
maupun isinya yang masih sangat sederhana. Semoga Makalah ini bisa
dipergunakan sebagai salah satu media pembelajaran.
Makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu kami
mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran guna
untuk memperbaiki kliping ini agar menjadi lebih baik kedepannya.
Kelompok II
2
Bab 1
Pendahuluan
Latar Belakang
DHF (Dengue Haemorraghic Fever) pada masyarakat awam sering
disebut sebagai demam berdarah.Menurut para ahli, demam berdarah
dengue disebut sebagai penyakit (terutama sering dijumpai .) yang
disebabkan oleh virus Dengue dengan gejala utama demam, nyeri otot, dan
sendi diikuti dengan gejala pendarahan spontan seperti; bintik merah pada
kulit,mimisan, bahkan pada keadaan yang parah disertai muntah atau BAB
berdarah
Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever
(DHF) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue Famili
Flaviviridae, dengan genusnya adalah flavivirus. Virus ini mempunyai empat
serotipe yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Selama
ini secara klinik mempunyai tingkatan manifestasi yang berbeda, tergantung
dari serotipe virus Dengue. Morbiditas penyakit DBD menyebar di negara-
negara Tropis dan Subtropis. Disetiap negara penyakit DBD mempunyai
manifestasi klinik yang berbeda. Di Indonesia Penyakit DBD pertama kali
ditemukan pada tahun 1968 di Surabaya dan sekarang menyebar keseluruh
propinsi di Indonesia. Timbulnya penyakit DBD ditenggarai adanya korelasi
antara strain dan genetik, tetapi akhir-akhir ini ada tendensi agen penyebab
DBD disetiap daerah berbeda. Hal ini kemungkinan adanya faktor
geografik, selain faktor genetik dari hospesnya. Selain itu berdasarkan
macam manifestasi klinik yang timbul dan tatalaksana DBD secara
konvensional sudah berubah. Infeksi virus Dengue telah menjadi masalah
kesehatan yang serius pada banyak negara tropis dan sub tropis.
Tujuan
1. Tujuan Umum Mahasiswa dapat memahami tentang penyakit DHF
(Dengue Haemorraghic Fever).
2. Tujuan Khusus Mahasiswa dapat menjelaskan :
a. Definisi penyakit DHF.
b. Etiologi penyakit DHF.
c. Tanda dan gejala penyakit DHF
d. Patofisiologi penyakit DHF.
e. Terapi penyakit DHF
3
f. Pengkajian penyakit DHF
g. Perumusan diagnose penyakit DHF
h. Intervensi penyakit DHF
i. Implementasi penyakit DHF
j. Evaluasi penyakit DHF
C. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada penulis
khususnya, maupun para pembaca. Manfaat tersebut baik dari segi
pengetahuan dan pemahaman mendalam mengenai penyakit Dengue
Hemoragic Fever (DHF)
4
Bab 2
Konsep penyakit
Definisi
Penyakit demam berdarah dengue atau yang disingkat sebagai DBD
adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa
oleh nyamuk aedes aegypti betina lewat air liur gigitan saat menghisap
darah manusia. Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai oleh
hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan di
rongga tubuh.
DHF adalah suatu infeksi arbovirus akut yang masuk ke dalam
tubuh melalui gigitan nyamuk spesies aides. Penyakit ini sering menyerang
anak, remaja, dan dewasa yang ditandai dengan demam, nyeri otot dan
sendi. Demam Berdarah Dengue sering disebut pula Dengue Haemoragic
Fever ( DHF ).
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan
oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk
kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegepty.
Etiologi
Virus dengue Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini
termasuk ke dalam Arbovirus (Arthropodborn virus) group B, tetapi dari
empat tipe yaitu virus dengue tipe 1,2,3 dan 4 keempat tipe virus dengue
tersebut terdapat di Indonesia dan dapat dibedakan satu dari yang lainnya
secara serologis virus dengue yang termasuk dalam genus flavivirus ini
berdiameter 40 nonometer dapat berkembang biak dengan baik pada
berbagai macam kultur jaringan baik yang berasal dari sel – sel mamalia
misalnya sel BHK (Babby Homster Kidney) maupun sel – sel Arthropoda
misalnya sel aedes Albopictus. (Soedarto, 1990; 36).
2. Vektor
Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor
yaitu nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes
polynesiensis dan beberapa spesies lain merupakan vektor yang kurang
berperan.infeksi dengan salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi
seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan
terhadap serotipe jenis yang lainnya (Arief Mansjoer &Suprohaita; 2000;
420).
5
Nyamuk Aedes Aegypti maupun Aedes Albopictus merupakan vektor
penularan virus dengue dari penderita kepada orang lainnya melalui
gigitannya nyamuk Aedes Aegyeti merupakan vektor penting di daerah
perkotaan (Viban) sedangkan di daerah pedesaan (rural) kedua nyamuk
tersebut berperan dalam penularan. Nyamuk Aedes berkembang biak pada
genangan Air bersih yang terdapat bejana – bejana yang terdapat di dalam
rumah (Aedes Aegypti) maupun yang terdapat di luar rumah di lubang –
lubang pohon di dalam potongan bambu, dilipatan daun dan genangan air
bersih alami lainnya ( Aedes Albopictus). Nyamuk betina lebih menyukai
menghisap darah korbannya pada siang hari terutama pada waktu pagi hari
dan senja hari. (Soedarto, 1990 ; 37).
3. Host
Jika seseorang mendapat infeksi dengue untuk pertama kalinya
maka ia akan mendapatkan imunisasi yang spesifik tetapi tidak sempurna,
sehingga ia masih mungkin untuk terinfeksi virus dengue yang sama
tipenya maupun virus dengue tipe lainnya. Dengue Haemoragic Fever
(DHF) akan terjadi jika seseorang yang pernah mendapatkan infeksi virus
dengue tipe tertentu mendapatkan infeksi ulangan untuk kedua kalinya atau
lebih dengan pula terjadi pada bayi yang mendapat infeksi virus dengue
untuk pertama kalinya jika ia telah mendapat imunitas terhadap dengue dari
ibunya melalui plasenta. (Soedarto, 1990 ; 38).
1. Demam.
2. Perdarahan.
6
Perdarahan gastrointestinal biasanya di dahului dengan nyeri perut yang
hebat(Ngastiyah, 1995 ; 349).
3. Hepatomegali.
4. Renjatan (Syok).
7
Patofisiologi
Virus dengue masuk dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes dan
infeksi pertama kali mungkin memberi gejala sebagai Dengue Fever (DF).
Reaksi tubuh merupakan reaksi yang biasa terlihat sebagai akibat dari
proses viremia seperti demam, nyeri otot dan atau sendi, sakit kepala,
dengan / tanpa rash dan limfa denopati.
8
Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes
aegypty. Pertama-tama yang terjadi adalah viremia yang mengakibatkan
penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal
diseluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah pada kulit (petekie),
hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti
pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati (Hepatomegali)
dan pembesaran limpa (Splenomegali).
9
plasma telah teratasi, sehingga pemberian cairan intravena harus
dikurangi kecepatan dan jumlahnya untuk mencegah terjadinya edema
paru dan gagal jantung, sebaliknya jika tidak mendapatkan cairan yang
cukup, penderita akan mengalami kekurangan cairan yang dapat
mengakibatkan kondisi yang buruk bahkan bisa mengalami renjatan. Jika
renjatan atau hipovolemik berlangsung lama akan timbul anoksia
jaringan, metabolik asidosis dan kematian apabila tidak segera diatasi
dengan baik. Gangguan hemostasis pada DHF menyangkut 3 faktor
yaitu : perubahan vaskuler, trombositopenia dan gangguan koagulasi.
10
dihubungkan dengan trombositopenia, gangguan fungsi trombosit dan
kelainan fungsi trombosit.
Derajat I
Derajat II
Derajat III
Derajat IV
11
1. Terapi
A. DHF tanpa rejatan
Pada pasien dengan demam tinggi , anoreksia dan sering muntah
menyebabkan pasien dehidrasi dan haus, beri pasien minum 1,5
sampai 2 liter dalam 24 jam. Dapat diberikan teh manis, sirup, susu dan
bila mau lebih baik diberikan oralit. Apabila hiperpireksia diberikan obat
anti piretik dan kompres air biasa.Jika terjadi kejang, beri luminal atau
anti konvulsan lainnya. Luminal diberikan dengan dosis anak umur
kurang dari 1 tahun 50 mg/ IM , anak lebih dari 1 tahun 75 mg. Jika 15
menit kejang belum berhenti luminal diberikan lagi dengan dosis 3mg /
kg BB. Anak diatas satu tahun diberikan 50 mg dan dibawah satu tahun
diberikan 30 mg, dengan memperhatikan adanya depresi fungsi vital.
Infus diberikan pada pasien tanpa ranjatan apabila pasien terus
menerus muntah , tidak dapat diberikan minum sehingga mengancam
terjadinya dehidrasi dan hematocrit yang cenderung meningkat.
12
2.Tindakan Medis yang bertujuan untuk pengobatan
13
14
Bab 3
Pengkajian
Diagnosa Keperawatan
15
Implementasi keperawatan
Tahap pelaksanaan perawatan merupakan tindakan dalam
memberikan asuhan keperawatan yang dilakukan secara nyata untuk
membantu klien mencapai tujuan rencana tindakan yang telah dibuat.
Prinsip yang digunakan dalam memberikan tindakan keperawatan adalah
cara pendekatan yang efektif dan teknik komunikasi yang terapeutik serta
penjelasan untuk setiap tindakan yang dilakukan terhadap klien.
Evaluasi keperawatan
Evaluasi dan penilaian asuhan keperawatan adalah untuk
mengetahui keberhasilan atas tindakan yang akan dilaksanakan. Ada dua
kemungkinan yang akan terjadi yaitu masalah belum dapat teratasi atau
mungkin timbul masalah baru. Evaluasi yang digunakan mencakup dua
bagian yaitu evaluasi proses (formatif) dan evaluasi hasil (sumatif). Evaluasi
proses adalah evaluasi yang dilaksanakan secara terus menerus terhadap
tindakan yang telah dilakukan. Sedangkan evaluasi hasil adalah evaluasi
hasil tindakan secara keseluruhan untuk menilai keberhasilan tindakan
yang dilakukan dan menggambarkan perkembangan dalam mencapai
sasaran yang telah ditentukan.
16
Daftar Pustaka
Arita, M. 2011. Perawatan Penyakit Dalam.
Yogyakarta : Gesyen Publishing
Ginanjar, Genis. 2008. Demam Berdarah.
Yogyakarta : PT Bentang Pustaka
A Candra - … Penyakit Tular Vektor (Journal of Vector …,
2010 - ejournal2.litbang.kemkes.go.id
A Gama - Eksplanasi, 2012 - kopertis6.or.id
17