Anda di halaman 1dari 3

TERAPI KOMPLEMENTER DALAM KEPERAWATAN

TERAPI MAGNET

DOSEN :

Ns. Nuridah, S.Kep., M.Kep

OLEH :

OLEH :

IRGADEA DWI OKTAFERIZA


(182432005)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIPLOMA III

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOG

UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA

2020
Patomekanisme terapi magnet di dalam tubuh manusia yaitu terdapat sel sel darah
yang mengandung zat besi dan neodymium magnet yang digunakan dalam terapi
biomagnetik yang juga mengandung zat besi. Ketika magnet atau sinar inframerah
diletakkan dekat pembuluh arteri utama, seperti pembuluh arteri jantung (titik nadi
dipergelangan tangan) atau arteri kartoid (titik nadi dileher) akan terjadi perangsangan
(reaksi Fe pada Neodymium terhadap Fe pada sel sel darah) sehingga sel-sel yang
sebelum nya saling menempel dan bersambungan akhirnya terurai.

Hal ini mengakibatkan aliran darah menjadi lebih lancar. Karena aliran darah
menjadi lancar,kemanapun sel darah menyerap oksigen dan nutrisi meningkat. Apabila
semua sel diseluruh tubuh memperoleh pasokan oksigen,nutrisi dan hormon dengan
lancar maka sel sel tsb dapat bekerja dgn normal sehingga magnet dan sinar inframerah
yg menembus permukaan kulit juga dapat membantu mengaktifkan sel syaraf sehingga
mampu menyampaikan pesan dengan cepat.

Ketika seseorang ingin melakukan terapi magnet namun terkendala karena


ketidakcocokan alat atau benda yang digunakan untuk terapi mak bisa dilakukan terapi
tetapi dengan cara yang berbeda seperti magnet yang ditempelkan pada area tertentu.

Terapi magnet ini tidak memiliki efek samping apapun tetapi kembali lagi bahwa
setiap individu itu berbeda-beda bisa saja dalm melakukan terapi tersebut kadang kala
muncul efek yang membuat tidak nyaman seperti pusing, kepanasan ataupun mual
muntah dan itu tergantuk dari masing-masing orang.

Beberapa informasi yang didapatkan bahwa saja gelang yang digunakan untuk
terapi magnet bisa mengatasi efek monopause.Terapi Magnet Menopause menggunakan
terapi magnetik untuk menyeimbangkan sistem saraf otonom, yang mengurangi gejala
menopause. Sistem saraf otonom adalah bagian dari sistem saraf yang mengontrol fungsi
tubuh yang tidak dioperasikan secara sadar, seperti bernapas dan berkeringat. Sistem
saraf simpatik mempersiapkan tubuh untuk situasi stres atau darurat dan dapat memicu
perlawanan seseorang atau penerbangan. Ketika sistem saraf simpatis kelebihan beban,
seseorang mengalami kecemasan yang lebih besar, yang dapat memperkuat persepsi
nyeri dan suasana hati. Sistem saraf parasimpatis, sebaliknya, melakukan yang
sebaliknya. Sistem saraf parasimpatis mengatur dan memperbaiki tubuh. Menopause
menciptakan ketidakseimbangan antara kedua sistem, yang menyebabkan aktivitas sistem
saraf simpatis berlebihan, yang dapat menyebabkan suhu tubuh naik dan jantung berdetak
lebih cepat. Terapi magnetik bertujuan untuk mengembalikan keseimbangan sistem
dengan meningkatkan aktivitas sistem saraf parasimpatis dan mengurangi aktivitas sistem
saraf simpatik, dan, karenanya, membantu mengurangi gejala menopause yang paling
umum.

Berbeda dengan terapi untuk mengobati kanker karena sampai saat ini belum ada
penelitian yang membuktikan bahwa terapi mgnet bisa menyembuhkan penyakit
kangker, karena belum ada penelitian yang mendukung manfaat kesehatan dari magnet,
kristal, dan batuan alam bagi tubuh, terapi magnet sampai saat ini hanya digunakan untuk
pencegahan penyakit saja tapi tidak untuk proses penyembuhan saja
Terapi Magnet itu sendiri terdapat 2 jenis yaitu terapi magnet tetap yaitu magnet
yang sifat kemagnetannya sukar hilang. Dan terapi magnet tidak tetap adalah magnet
yang sifatnya sementara saja. Lalu tren dari terapi magnet ini khususnya di Indonesia
yaitu terapi magnetik face mask.

Anda mungkin juga menyukai