Anda di halaman 1dari 15

TERAPI MAGNET

ANGGOTA KELOMPOK 3 :

1. LEVI RIANI (PO7120120015)


2. RIZKA UTARI. (PO7120120016)
3. GINA KHAIRATUN HISAAN (PO7120120017)
4.VIERA SANTRIANI (PO7120120018)
5.VINA FADHLIA DELFATHIA (PO7120120019)
6. YUNISA (PO7120120021)
7. FRANSIS PRABOWO (PO7120120022)

Dosen Pengampu : Ns. Ari Athiutama,S.Kep.,M.Kes


PENGERTIAN

• Terapi magnet merupakan pengobatan nonmedis dengan memanfaatkan


medan magnet secara aman dan tanpa efek samping untuk mempercepat
proses penyembuhan dengan cara menyeimbangkan dan mengembalikan
arus elektromagnetik yang ada di dalam sel-sel darah manusia.
Terapi magnetik merupakan metode yang aman, non
invasif yang menggunakan medan magnet untuk tujuan terapi.

Bumi adalah medan magnet alam. Tubuh manusia juga


merupakan suatu medan magnet sebagai akibat dari proses
bioelektrik dalam tubuh. Dalam kondisi normal elektron dan
ion bekerja seimbang. Bila keseimbangan terganggu, arus dan
distribusi dalam sel akan terpengaruh dan hal ini biasanya
menjadi akar dari banyak penyakit yang disebabkan oleh
gangguan fungsi organ tubuh.
PROSES TERAPI MAGNET

Di dalam tubuh manusia terdapat sel-sel darah yang


mengandung zat besi (Fe) dan Neodymium magnet (Nd2Fe14B)
yang digunakan dalam terapi biomagnetik yang juga mengandung
zat besi. Ketika magnet atau sinar inframerah diletakkan dekat
pembuluh arteri utama, seperti pembuluh arteri jantung (titik nadi
di pergelangan tangan) atau arteri karotid (titik nadi di leher) akan
terjadi perangsangan (reaksi Fe pada Neodymium terhadap Fe
pada sel-sel darah) sehingga sel-sel yang sebelumnya saling
menempel dan bersambungan akhirnya terurai.
Hal ini mengakibatkan aliran darah menjadi lebih lancar. Karena
aliran darah menjadi lancar, kemampuan sel darah menyerap
oksigen dan nutrisi pun meningkat. Oksigen, nutrisi, dan hormon
tubuh, termasuk penghilang rasa nyeri (hormon endorfin) akan
disebarkan oleh sel-sel darah keseluruh jaringan dan organ tubuh
yang membutuhkan. Apabila semua sel di seluruh tubuh
memperoleh pasokan oksigen, nutrisi, dan hormon dengan lancar
maka sel-sel tersebut dapat bekerja dengan normal sehingga
magnet dan sinar inframerah yang menembus permukaan kulit juga
dapat membantu mengaktifkan sel syaraf sehingga mampu
menyampaikan pesan dengan cepat.
DAMPAK TERAPI MAGNET

Penggunaan terapi magnetik ini tentu saja dapat menimbulkan


dampak negatif maupun positif. Terlepas dari dampak negatif yang dapat
ditimbulkan, terapi ini merupakan metode yang aman digunakan dalam
meningkatkan kesehatan.

Dampak positif yang ditimbulkan dari terapi ini tentu saja meningkatkan
kesehatan tubuh, seperti menstabilkan sirkulasi kardiovaskuler, menjaga fungsi
metabolisme, menjaga stamina dan kekebalan tubuh, mengurangi gejala depresi,
dan mampu mengatasi stress, ayan, susah tidur, gangguan ginjal dan hati, serta
beberapa penyakit lainnya.
Namun, di dalam penggunaanya, terapi magnetik juga akan
menimbulkan dampak seperti merasa hangat atau panas, gatal, sakit
kepala, sering buang air besar maupun kecil, atau merasa tidak enak di
seluruh tubuh yang disebabkan karena sirkulasi di dalam tubuh sedang
diperbaiki, dan tubuh sedang menyesuaikan diri, serta di seluruh tubuh
anda mengalir darah yang penuh oksigen dan nutrisi.

Perlu diingat, durasi dalam terapi magnet juga harus diperhatikan.


Banyak orang yang salah kaprah dengan melakukan terapi ini terus-
menerus. Medan magnet membuat metabolisme tubuh menjadi cepat.
Padahal, tubuh juga butuh istirahat. Kalau digunakan tanpa istirahat,
malah bisa merusak organ dalam tubuh.
INDIKASI

1. Sistem Muskuloskeletal
Misalnya, trauma (distorsi, fraktur). Beberapa
penelitian melaporkan bahwa medan magnetik
bergetar meningkatkan penyembuhan fraktur pada
tulang panjang tibia yang gagal sembuh setelah
beberapa minggu.
2. Arthritis
Keefektifan terapi magnetik dalam mengurangi nyeri pada arthitis
berdasarkan penelitian double blind, plasebo- kontrol yang
dipublikasikan oleh Journal of Rheumatology.

3. Nyeri Kronik
Nilai dari terapi medan magnetik bergetar pada terapi nyeri telah
dites pada penelitian longitudinal. Pada pasien dengan nyeri kronik
yang sukar sembuh dengan terapi konvensional, diberikan medan
magnetik sebanyak 60 gaus, 10 Hz diberikan selama 20 menit perhari
selama 10 hari. Nyeri dinilai menggunakan skala nyeri analog linear,
sebelum dan sesudah terapi.
KONTRAINDIKASI

1. Bagi pengguna pacemaker, defibrilator, pompa


insulin atau peralatan elektronik medis lainnya
tidak dianjurkan menggunakan terapi magnet.
2. Ibu yang sedang mengandung juga tidak
diperkenankan menggunakan terapi ini.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL TERAPI
MAGNET

1. TAHAP PERSIAPAN

a. Persiapan Pasien

1) Menjelaskan tujuan terapi magnet


2) Menyebutkan prosedur tindakan
3) Pasien dalam posisi duduk dengan tengadah
pada kursi atau tidur terlentang
b. Persiapan Lingkungan

1) Tempatkan alat agar mudah bekerja

2) Pasang sampiran atau tutup pintu


3) Mempersilahkan keluarga pasien untuk menunggu diluar

c. Persiapan Alat

1) Magnet
2) Sarung tangan

3) Bengkok
TAHAP PELAKSANAAN

1. Mencuci tangan, jika perlu gunakan sarung tangan.

2. Persilahkan pasien untuk membuka pakaian jika diperlukan.

3. Oleskan minyak pada bagian yang akan diterapi.

4. Tempelkan magnet pada bagian tubuh yang akan diterapi.


5. Setelah ±30 menit, lepaskan magnet, kemudian bersihkan
bagian yang dierapi.

6. Bereskan alat

7. Buka sarung tangan, kemudian cuci tangan.


TAHAP
AKHIR
1. Evaluasi perasaan pasien

2. Evaluasi reaksi terapi


3. Dokumentasikan prosedur dan hasil tindakan
TERIMA KASIH
😊

Anda mungkin juga menyukai