Disusun Oleh :
Kelompok 3
1. Sisilia Husnul Khotimah PO.71.20.1.20.011
2. Angie Anindita PO.71.20.1.20.012
3. Siti Fadhilah PO.71.20.1.20.013
4. Rhizma Kusuma Dewi PO.71.20.1.20.014
5. Levi Riani PO.71.20.1.20.015
Dosen Pengampu :
Ns. Aguscik., S.Kep., M.Kes
D-III KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya, dan tidak lupa kita mengirim salam dan salawat kepada baginda Nabi
Besar Muhammad SAW yang telah membawakan kita suatu ajaran yang benar yaitu
agama Islam. Dalam mata kuliah “Keperawatan Medikal Bedah” ini, kami mendapatkan
tugas untuk membuat makalah yang berjudul “Peran Perawat Medikal Bedah dalam
Kebijakan Pelayanan Kesehatan (Nasional dan Internasional)”.
Kami harap dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai tanggung jawab
ilmuwan dalam berbangsa dan bernegara, khususnya bagi penulis. Makalah ini memang
masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................
3.1 Kesmpulan......................................................................................................
3.2 Saran...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Keperawatan medikal bedah membahas tentang masalah kesehatan yang lazim terjadi
pada usia dewasa baik yang bersifat akut maupun kronik dengan atau tanpa tindakan
operatif yang meliputi gangguan fungsi tubuh pada sistem cardiovascular, penginderaan
(mata, tht), pencernaan, dan urologi oleh karena berbagai penyebab patologis seperti
infeksi atau peradangan, kongenital, neoplasma trauma, dan degeneratif.
Keperawatan medikal bedah sebagai cabang ilmu keperawatan juga tidak terlepas dari
adanya berbagai perubahan tersebut, seperti teknologi alat kesehatan, variasi jenis
penyakit dan teknik intervensi keperawatan. Adanya berbagai perubahan yang terjadi
akan menimbulkan berbagai trend dan isu yang menuntut peningkatan pelayanan asuhan
keperawatan.
v
1.2 Rumusan Masalah
vi
2.1 Pengertian Keperawatan
Profesi keperawatan sangat dibutuhkan karena profesi ini sangat berhubungan dengan
manusia. Ketika manuia mengalami gangguan fisik manuia mengalami gangguan fisik
Maupun psikisnya di Maupun psikisnya dia tidak bisa melakukan kegiatan a tidak bisa
melakukan kegiatan rutinitas seperti biasa. Oleh karena itu, dia harus membutuhkan
pertolongan seorang perawat. Seorang perawat yang professional yang ditutut zaman
sekarang yaitu dia harus memiliki ilmu keperawatan juga memiliki pengalaman kerja.
Dalam keperawatan terdapat ruang lingkup keperawatan yang menjelaskan tentang
bidang-bidang yang ada di ruang lingkup keperawatan tersebut. Ruang lingkup adalah
suatu batasan yang memudahkan dilaksanakannya penelitian agar efektif dan efesien
untuk memisahkan aspek tertentu sebuah objek.
1
2.2 Definisi Keperawatan medical bedah
Pengertian keperawatan medikal bedah mengandung empat hal seperti di bawah ini:
1. Pelayanan Profesional
Perawat dalam melaksanakan tugasnya sudah melalui jenjang Pendidikan Formal yang
sudah ditetapkan oleh Pemerintah. Ilmu pengetahuan terus berubah dari waktu ke waktu
(dinamis), sehingga dalam memberikan Asuhan keperawatan pada Klien berdasarkan
perkembangan ilmu pengetahuan terbaru
2
3. Menggunakan scientific Metode
Perawat dalam melaksanakan tugasnya, dituntut untuk dapat menerapkan asas etika
keperawatan yang ada, meliputi asas Autonomy (menghargai hak pasien/ kebebasan
pasien), Beneficience (menguntungkan bagi pasien), Veracity (kejujuran), Justice
(keadilan)
3
membantu indi awatan berarti membantu individu atau kelompok dalam
mempertahankan atau meningkatkan kesehatan yang optimal sepanjang proses
kehidupan dengan mengkaji status kesehatannya, menentukan diagnose, merencanakan
dan mengimplementasikan strategi perawatan untuk mencapai tujuan, serta
mengevaluasi respons terhadap perawatan dan pengobatan.
Peran Perawat :
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat dengan
memeprhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian
4
pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat
ditentukan diagnosis keperawatan agar bias direncakan dan dilaksanakan tindakan yang
tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat
perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana
sampai dengan kompleks.
1. Aspek Transformasi
5
Perawat membantu klien untuk mengontrol perasaannya dan berpartisipasi aktif dalam
asuhan.
2. Integrasi asuhan
3. Aspek Pembelaan
4. Aspek penyembuhanà Membatu klien memilih support social, emosional,
spiritual.
5. Aspek Partisipasi.
6. Pemecahan masalah dengan metoda ilmiah.
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
meninterpretasikan berbagia informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain
khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan
kepada pasiennya, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien
yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang
penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk
menerima ganti rugi akibat kelalaian.
6
3. Peran Sebagai Koordinator
– merencanakan
– mengorganisasikan
– mengarahkan
– mengontrol
Perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari
dokter fisioterapis, ahli gizi, dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan
keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan
bentuk pelayanan selanjutnya.
Peran disini adlah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien
terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
7
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerja
sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian
pelayanan keperawatan.
– Kemajuan teknologi
– Perubahan Lisensi-regulasi
Selain peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan, terdapat pembagian peran
perawat menurut hasil lokakarya keperawatan tahun 1983 yang membagi menjadi 4
peran diantaranya peran perawat sebagai pelaksana pelayanan keperawatan, peran
perawat sebagai pengelola pelayanan dan institusi keperawatan, peran perawat sebagai
pendidik dalam keperawatan serta peran perawat sebagai peneliti dan pengembang
pelayanan keperawatan.
1. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam
melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam
melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti
pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan
kebutuhan cairan dan elektrolit, pemenhuan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan
aktivitas, dan lain-lain), pemenuhan kebutuhan keamanan dan kenyamanan, pemenuhan
kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.
2. Fungsi Dependen
8
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi
dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Hal ini
biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat
primer ke perawat pelaksana.
3. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang ber sifat saling ketergantungan di antara
tam satu dengan lainya fungsa ini dapat terjadi apa bila bentuk pelayanan membutuhkan
kerjasama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan
keperawatan pada penderaita yang mempunyai penyskit kompleks keadaan ini tidak
dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainya, seperti
dokter dalam memberikan tanda pengobatan bekerjasama dengan perawat dalam
pemantauan reaksi obat yang telah di berikan.
Keperawatan
Pelayanan profesional yang didasarkan Ilmu dan teknik Keperawatan Medikal Bedah
berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yg komprehensif ditujukan pada orang
dewasa dgn atau yg cenderung mengalami gangguan fisiologi dgn atau tanpa gangguan
struktur akibat trauma.
1. Kelemahan fisik
2. Kelemahan mental
3. Masalah psikososial
9
4. Keterbatasan pengetahuan
5. Ketidakmampuan dan ketidakmauan melakukan kegiatan sehari-hari sec mandiri
akibat gangguan patofisiologis(CHS, 1992)
10
adanya profesinalisasi keperawatan, dengan menetapkan pengertian keperawatan,
falsafah keperawatan dan peran/ fungsi perawat.
Falsafah keperawatan dari lokakarya, 1983 dapat dipakai sebagai kerangka untuk
menyusun falsafah praktik keperawatan. Dalam mengembangkan falsafah keperawatan
rasanya tidak dapat kita hanya mengacu kepada satu teori keperawatan misalnya yang
dikembangkan oleh Martha E. Rogers, Sc. D. Falsafah harus menjelaskan berbagai
pandangan dasar tentang hakekat manusia dan esensi keperawatan sehingga dapat
merupakan kerangka dasar yang kokoh bagi praktik keperawatan.
1. Keperawatan anak
Keperawatan anak merupakan keyakinan atau pandangan yang dimiliki perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan kepada anak yang berfokus pada keluarga.
11
Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu keperawatan yang terdiri atas dua bidang
ilmu keperawatan yaitu keperawatan anak dan maternitas. Ilmu keperawatan anak
merupakan dasar dalam mengantarkan perserta didik agar mampu memberikan asuhan
keperawatan yang aman, efektif bagi anak (Infant, toddler, prasekolah, sekolah dan
remaja). Prinsip keperawatan anak, perawat harus mengetahui bahwa prinsip
keperawatan anak adalah :
2. Keperawatan Maternitas
a. Manusia
12
b. Lingkungan
c. Sehat
d. Keperawatan ibu
3. Keperawatan Komunitas
a. Upaya Promotif
b. upaya preventif
c. Upaya kuratif
d. Upaya rehabilitative
13
Upaya pemulihan kesehatan bagi penderita yang dirawat di rumah maupun terhadap
kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama.
5.Keperawatan Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat di bawah satu atap dan
keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan, 1988).
1) Peran ayah : Sebagai suami dan istri dan ayah dari anak-anaknya. Nerperan mencari
nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman sebagai kepala keluarga, anggota
dari kelompok masyarakat dari lindungannya.
b. Peran ibu : Sebagai isti dan ibu dari anak-anaknya. Ibu mempunyai peran
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya.
14
6. Keperawatan Gerontik
Pasal 1
1. Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan, baik di
dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
15
4. Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga,
kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat.
9. Surat Tanda Registrasi Perawat yang selanjutnya disingkat STRP adalah bukti tertulis
yang diberikan oleh konsil keperawatan kepada Perawat yang telah diregistrasi.
10. Surat lzin Praktik Perawat yang selanjutnya disingkat SIPP adalah bukti tertulis
yang diberikan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota kepada Perawat sebagai
pemberian kewenangan untuk menjalankan Praktik Keperawatan.
11. Perawat Warga Negara Asing adalah Perawat yang bukan berstatus Warga Negara
Indonesia.
12. Surat Tanda Registrasi Sementara Perawat yang selanjutnya disebut STR Sementara
Perawat adalah bukti tertulis yang diberikan oleh konsil keperawatan kepada Perawat
Warga Negara Asing yang melakukan kegiatan dalam rangka pendidikan, pelatihan,
penelitian, pelayanan kesehatan di bidang kesehatan yang bersifat sementara di
Indonesia.
16
13. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah alat dan/atau tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat.
14. Standar Profesi Keperawatan yang selanjutnya disebut Standar Profesi adalah
batasan kemampuan minimal -4- berupa pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
profesional yang harus dikuasai dan dimiliki oleh Perawat untuk dapat melakukan
Praktik Keperawatan pada masyarakat secara mandiri yang dibuat oleh Organisasi
Profesi.
15. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik
Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintah negara Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
16. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, dan Wali Kota serta perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan.
18. Organisasi Profesi adalah wadah yang menghimpun Perawat secara nasional dan
berbadan hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 15
17
(1) Perawat menjalankan Praktik Keperawatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
dan/atau tempat lain sesuai dengan Klien sasarannya.
(2) Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
a. tempat praktik mandiri Perawat
b. klinik
c. pusat kesehatan masyarakat; dan/atau
d. rumah sakit.
(3) Tempat lain sesuai dengan Klien sasarannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi rumah Klien, rumah jompo, panti asuhan, panti sosial, perusahaan, sekolah,
dan tempat lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Praktik Keperawatan di tempat lain sesuai dengan Klien sasarannya sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dalam bentuk kunjungan rumah Klien, rumah jompo, panti
asuhan, panti sosial, dan sekolah tidak memerlukan SIPP sepanjang telah memiliki SIPP
di tempat praktik mandiri Perawat, klinik, atau pusat kesehatan masyarakat pada
wilayah kerja yang sama.
(5) Praktik Keperawatan di tempat lain sesuai dengan Klien sasarannya sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dilaksanakan berdasarkan penugasan dari Fasilitas Pelayanan
Kesehatan tempat Perawat bekerja.
(6) Perawat yang menjalankan Praktik Keperawatan secara mandiri di tempat praktik
mandiri Perawat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a harus memasang papan
nama praktik.
(7) Papan nama praktik sebagaimana dimaksud pada ayat (6) harus diletakkan pada
bagian atau ruang yang mudah terbaca dengan jelas oleh masyarakat.
(8) Papan nama praktik sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dan ayat (7) paling sedikit
memuat nama Perawat, nomor STRP, nomor SIPP, dan keterangan “memberikan
Asuhan Keperawatan”.
18
(9) Perawat yang menjalankan Praktik Keperawatan secara mandiri di tempat praktik
mandiri Perawat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a harus memiliki
kualifikasi pendidikan paling rendah profesi ners.
Pasal 16
d. peneliti Keperawatan
Pasal 17
f. melakukan rujukan
19
h. memberikan konsultasi Keperawatan dan berkolaborasi dengan dokter
j. melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada Klien sesuai dengan resep tenaga
medis atau obat bebas dan obat bebas terbatas.
Keperawatan Medikal Bedah adalah pelayanan profesional yang berdasarkan pada ilmu
keperawatan medikal bedah dan teknik keperawatan medikal bedah berbentuk
pelayanan Bio-psiko-sosio-spiritual, peran utama perawat adalah memeberikan asuhan
keperawatan kepada manusia (sebagai objek utama pengkajian filsafat ilmu
keperawatan: ontologis). (Nursalam, 2008: hal 14) .
20
terus berubah dari waktu ke waktu (dinamis), sehingga dalam memberikan Asuhan
keperawatan pada Klien berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan terbaru.Dasar
pengetahuan yang harus dimiliki perawat profesional antara lain : 1. Konsep sehat –
sakit 2. Konsep manusia dan kebut. Dasar manusia 3. Patofisologi penyakit 4. Konsep
stres – adaptasi 5. Tugas perkembangan usia dewasa 6. Proses keperawatan dan
penerapannya 7. Komunikasi terapeutik 8. Konsep kolaborasi & manajemen
keperawatan
Secara bertahap sistem keperawatan dikembangkan sebagai bagian integral dari sistem
kesehatan nasional. Bermakna bahwa sistem pemberian pelayanan/asuhan keperawatan
profesional dikembangkan secara terintegrasi dalam sistem pemberian pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. Dalam banyak hal, sistem pemberian pelayanan/asuhan
keperawatan profesional bersifat saling berhubungan (interrelation) dan saling
bergantung (interdependent) dengan sistem pemberian pelayanan profesional lain dalam
sistem pemberian pelayanan kesehatan, seperti sistem pelayanan/asuhan medis termasuk
pelayanan kedokteran gigi, sistem pelayanan kesehatan masyarakat atau kesehatan
publik, dan sistem pelayanan kefarmasian. Sifat saling bergantung bermakna bahwa
sistem pemberian pelayanan/asuhan keperawatan profesional bersifat saling
memerlukan dan saling melengkapi dengan sistem pemberian pelayanan profesional
21
yang lain, terutama sistem pemberian pelayanan/asuhan medis termasuk medis
spesialistik. Pelayanan keperawatan profesional dilaksanakan di berbagai tatanan
pelayanan kesehatan, menjangkau seluruh golongan dan lapisan masyarakat yang
memerlukan, baik di tatanan pelayanan kesehatan di masyarakat, maupun di tatanan
pelayanan rumah sakit. Pelayanan dikembangkan bersifat berjenjang mulai dari
keperawatan dasar sampai dengan keperawatan yang bersifat rumit atau spesialistik
bahkan subspesialistik, disertai dengan sistem rujukan keperawatan sebagai bagian dari
rujukan kesehatan yang efektif dan efisien. Pelayanan/asuhan keperawatan yang bersifat
spesialistik, baik keperawatan klinik maupun keperawatan komunitas antara lain adalah
keperawatan anak, keperawatan maternitas,mkeperawatan medikal bedah, keperawatan
jiwa, keperawatan gawat darurat, keperawatan keluarga, keperawatan gerontik dan
keperawatan komunitas. Secara bersamaan dikembangkan kemampuan pengelolaan
keperawatan profesional (professional nursing management) dengan kepemimpinan
profesional keperawatan (professional nursing leadership) sehingga memungkinkan
keperawatan Indonesia berkembang sesuai kaidah-kaidah keperawatan sebagai profesi.
Komponen keperawatan medikal bedah Ada 5 objek utama dalam ilmu keperawatan:
manusia, individu (yang mendapatkan asuhan keperawatan) keperawatan, konsep sakit,
aplikasi tindakan keperawatan. Menurut (Nursalam, 2008: hal 16) 1. Manusia Penerima
asuhan keperawatan adalah manusia, individu, kelommpok, komunitas, atau social.
Masing-masing diperlakukan oleh perawat sebagai sistem adaptasi yang holistic dan
terbuka. (Nursalam, 2008: hal 16) 2. Keperawatan Bentuk pelayanan professional
berupa pemenuhan kebutuhan dasar yang diberikan kepada individu yang sehat maupun
sakit yang mengalami gangguan fisik, psikis, dan social agar dapat mencapai derajat
kesehatan yang optimal. (Nursalam, 2008: hal 20) 3. Konsep sehat-sakit Definisi WHO
tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat
yang positif a. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh. b.
Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal. c.
Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup. Sakit adalah suatu
kondisi dimana kesehatan tubuh lemah. (Webster’s New Collegiate Dictionary).Sakit
adalah keadaan yang disebabkan oleh bermacam-macam hal, bisa suatu kejadian,
22
kelainan yang dapat menimbulkan gangguan terhadap susunan jaringan tubuh, dari
fungsi jaringan itu sendiri maupun fungsi keseluruhan. (Nursalam, 2008: hal 21)
4. Konsep lingkungan Lingkungan sebagai semua kondisi yang berasal dari internal dan
eksternal, yang mempengaruhi dan berakibat terhadap perkembangan dan prilaku
seseorang dan kelompok. Lingkungan eksternal dapat berupa fisik, kimiawi, ataupun
psikologis yang diterima individu dan dipersepsikan sebagai suatu ancaman, sedangkan
lingkungan internal adalah keadaan proses mental dalam tubuh individu (berupa
pengalaman, kemampuan emosional, kepribadian) dan proses stressor biologis (sel
maupun molekul) yang berasal dari dalam tubuh individu.
5. Aplikasi pada asuhan keperawatan: Proses keperawatan Tren dan Issu keperawatan
medikal bedah Menurut, (Nursalam,2008: hal 28-32).
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keperawatan medikal bedah merupakan pelayanan profesional yang didasarkan Ilmu
dan teknik Keperawatan Medikal Bedah berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual
yang komprehensif ditujukan pada orang dewasa dengan atau yang cenderung
mengalami gangguan fisiologi dengan atau tanpa gangguan struktur akibat trauma.
Peran Perawat diantaranya sebagai advokat, edukator, kolaborator, konsultan, dan
pembeharu.
Peran perawat dalam menjalankan kebijakan pelayanan kesehatan nasional dan
internasional tidak terlepas dari melakukan pelayanan yang professional secara
menyeluruh/holistik kepada pasien dan klien. Selain itu perawat harus memahami dan
mengaplikasikan,Prinsip–Prinsip Moral dalam Praktek Keperawatan. Perawat dalam
melakukan suatu tindakan juga harus berdasarkan metode ilmiah seperti menggunakan
standarisasi asuhan keperawatan yang ada (NANDA, NIC, NOC).
3.2 Saran
Kita sebagai mahasiswa calon perawat harus mengetahui apa saja peran dan fungsi
perawat yang merupakan hal integral yaitu hal mendasar yang sangat penting sehingga
kita dapat menjalankan kebijakan pelayanan kesehatan baik nasional maupun
internasional.
24
DAFTAR PUSTAKA
Republik Indonesia. 1996 kesehatan Nomor 32 tahun 1996 KepMenKes No. 1239/2001.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
25