Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONSEP KEPERAWATAN GERONTIK


Dosen Pengampu : Siswoto HP, Amd.Kep., S.Pd., M.Si.

Di Susun Oleh Kelompok 2 :

DEWA MEGA NANDA 1440121012


DIAJENG CITRA APRILIA 1440121013
DIKY WIYADI 1440121014
ELIN LUTFITASARI 1440121015
ELSA LILIS ISTIQOWATI 1440121016
FANESHA AYUNI FILIASARI 1440121017
FERLANDO RISQI AHMAD A 1440121018
FIQI KHOIRUR ROZIQIN 1440121019
FITRI NURUL HASANAH 1440121020
INTAN PUSPITA SARI 1440121021

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RUSTIDA


PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
KRIKILAN-GLENMORE-BANYUWANGI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“KONSEP KEPERAWATAN GERONTIK”. Makalah ini kami buat bertujuan untuk
menjelaskan materi tentang konsep Gerontik. Dengan adanya makalah ini di harapkan
mahasiswa dapat memahami materi konsep Gerontik dengan baik.
Makalah ini kami buat dengan semaksimal mungkin walaupun kami menyadari
masih banyak kekurangan yang harus kami perbaiki. Oleh karena itu kami
mengharapkan saran ataupun kritik dan yang sifatnya membangun dan tercapainya
suatu kesempurnaan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat berguna bagi
pembaca maupun kami.

Krikilan, 25 Maret 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................4
B. Rumuasan Masalah.............................................................................................4
C. Tujuan..................................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Keperawatan Gerontik......................................................................6
B. Tujuan Keperawatan Gerontik............................................................................6
C. Fungsi Keperawatan Gerontik.............................................................................7
D. Sifat Keperawatan Gerontik................................................................................8
E. Metode Asuhan Keperawatan Gerontik..............................................................8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................................11
B. Saran..................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan gerontik adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
didasarkan pada ilmu dan kiat/teknik keperawatan yang bersifat konprehensif
terdiri dari bio-psiko- sosio-spritual dan kultural yang holistik, ditujukan pada klien
lanjut usia, baik sehat maupun sakit pada tingkat individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat (UU RI No.38 tahun 2014). Pengertian lain dari keperawatan gerontik
adalah praktek keperawatan yang berkaitan dengan penyakit pada proses menua
(Kozier, 1987). Sedangkan menurut Lueckerotte (2000) keperawatan gerontik
adalah ilmu yang mempelajari tentang perawatan pada lansia yang berfokus pada
pengkajian kesehatan dan status fungsional, perencanaan, implementasi serta
evaluasi.(Damanik & Hasian, 2019)
BerdasarkanMenua /menjadi tua (aging) merupakan suatu proses
menghilangnya secara perlahan- lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga
tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan
yang diderita.(Hary, 2016)
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan bersifat komprehensif terdiri dari bio, psiko,
sosial dan spiritual ditujukan kepada individu, keluarga, keluarga kelompok dan
masyarakat baik sehat maupun sakit berdasarkan ilmu dan kiat. Lansia baik sebagai
individu maupun kelompok merupakan sasaran dari pelayanan keperawatan.
Pelayanan keperawatan dilaksanakan dengan pemberian asuhan keperawatan.
Pengertian asuhan keperawatan adalah rangkaian interaksi perawat dengan klien
dan lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan dan kemandirian dalam merawat
dirinya.(Ryan et al., 2013)
Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang lanjut usia dengan
masalah-masalah yang terjadi pada lansia yang meliputi aspek biologis, sosiologis,
psikologis, dan ekonomi. Gerontologi merupakan pendekatan ilmiah (scientific
approach) terhadap berbagai aspek dalam proses penuaan. (Kevin, 2020)
B. Rumuasan Masalah
1. Apa pengertian gerontik ?
2. Apa tujuan keperawatan gerontik ?
3. Apa fungsi keperawatan gerontik ?
4. Apa saja sifat pelayanan keprawatan gerontik ?
5. Apa Saja Metode Asuhan Keperawatan Gerontik?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Penulis berharap mampu memahami dan mengelola pada mata kuliah
keperawatan gerontik.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui pengertian keperawatan gerontik.
b. Untuk mengetahui tujuan keperawatan gerontik.
c. Untuk mengetahui fungsi keperawatan gerontik.
d. Untuk mengetahui sifat pelayanan keperawatan gerontic.
e. Untuk mengetahui Metode Asuhan Keperawatan Gerontik.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Keperawatan Gerontik


keperawatan gerontik adalah suatu bentuk praktek keperawatan profesional
yang ditujukan pada lansia baik sehat maupun sakit yang bersifat komprehensif
terdiri dari bio-psiko-sosial dan spiritual dengan pendekatan proses keperawatan
terdiri dari pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
Gerontologi berasal dari bahasa latin yaitu geros berarti usia dan logos
berarti ilmu. Gerontologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari proses menua
dan masalah – masalah yang terjadi pada lanjut usia.(Hary, 2016)
Menurut (UU RI No.38 tahun 2014) Keperawatan gerontik adalah suatu
bentuk pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu dan kiat/teknik
keperawatan yang bersifat konprehensif terdiri dari bio-psiko- sosio-spritual dan
kultural yang holistik, ditujukan pada klien lanjut usia, baik sehat maupun sakit
pada tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. (Sarida &
Hamonangan, 2020)
Sedangkan menurut Lueckerotte (2000) keperawatan gerontik adalah ilmu
yang mempelajari tentang perawatan pada lansia yang berfokus pada pengkajian
kesehatan dan status fungsional, perencanaan, implementasi serta evaluasi.(Brier &
lia dwi jayanti, 2020)

B. Tujuan Keperawatan Gerontik


Tujuan keperawatan Lanjut usia dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Lanjut usia dapat melakukan kegiatan sehari–hari (ADL) secara mandiri dan
produktif.
2. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan lansia seoptimal mungkin.
3. Membantu mempertahankan dan meningkatkan semangat hidup lansia (Life
Support).
4. Menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit (kronis atau
akut).

3
5. Memelihara kemandirian lansia yang sakit seoptimal mungkin.(Ryan et al.,
2013)

C. Fungsi Keperawatan Gerontik


1. Perawat gerontik memiliki berbagai peran dan fungsi sebagai berikut:
a) Care provider, artinya memberikan asuhan keperawatan kepada lansia yang
meliputi intervensi/tindakan keperawatan, observasi, pendidikan kesehatan,
dan menjalankan tindakan medis sesuai dengan pendelegasian yang
diberikan.
b) Advocat, artinya perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien dengan
tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela
kepentingan klien, dan membantu klien memahami semua informasi dan
upaya kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan
tradisional maupun profesional. Perawat juga berperan mempertahankan
dan melindungi hak-hak klien yang meliputi hak atas pelayanan yang
sebaik-baiknya, hak informasi atas penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk
menentukan nasibnya sendiri, dan hak untuk mendapat ganti rugi akibat
kelalaian.
c) Educator, artinya perawat membantu lansia meningkatkan kesehatannya
melalui pemberian pengetahuan yang terkait dengan keperawatan dan
tindakan medik yang diterima sehingga klien/keluarga dapat menerima
tanggung jawab terhadap hal-hal yang diketahuinya. Sebagai pendidik,
perawat juga dapat memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok
keluarga yang beresiko tinggi, kader kesehatan, dan lain sebagainya.
d) Counselor, artinya perawat sebagai pemberi bimbingan/konseling. Perawat
memberikan konseling/bimbingan kepada klien, keluarga, dan masyarakat
tentang masalah kesehatan sesuai prioritas. Tugas utama perawat adalah
mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat-
sakitnya. Adanya pola interaksi ini merupakan dasar dalam merencanakan
metode untuk meningkatkan kemampuan adaptasinya.
e) Motivator, artinya perawat memberi motivasi kepada lansia. Case manager,
artinya perawat mengkoordinasi aktivitas anggota tim kesehatan lainnya,

4
misalnya ahli gizi dan ahli terapi fisik, ketika mengatur kelompok yang
memberikan perawatan pada klien.
f) Consultant, artinya perawat sebagai tempat konsultasi terhadap masalah
atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan
atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan
keperawatan yang diberikan.
g) Researcher, artinya perawat sebagai penelitian di bidang keperawatan
gerontik, di mana perawat diharapkan mampu mengidentifikasi masalah
penelitian, menerapkan prinsip dan metode penelitian, serta memanfaatkan
hasil penelitian untuk meningkatkan mutu asuhan atau pelayanan dan
pendidikan keperawatan.
h) Collaborator, artinya perawat bekerja sama dengan tim kesehatan lain dan
keluarga dalam menentukan rencana maupun pelaksanaan asuhan
keperawatan guna memenuhi kebutuhan kesehatan klien. (Sri, 2014)
2. Fungsi kode etik keperawatan
Menurut eliopoulus (2020) fungsi perawatan adalah
a) Membimbing orang pada segala usia untuk mencapai masa tua yang
sehat.
b) Menghilangkan perasaan takut tua.
c) Menghormati hak orang yang lebih tua dan memastikan yang lain
melakukan hal yang sama.
d) Memantau dan mendorongkualitas pelayanan.
e) Memerhatikan serta mengurangi resiko terhadap Kesehatan dan
kesejahteraan.
f) Mendidik dan mendorong pemberi pelayanan Kesehatan.
g) Membuka kesempatan untuk pertumbuhan selanjutnya
h) Mendengarkan dan memberi dukungan dan memberikan semangat,
dukungan, dan harapan.

D. Sifat Keperawatan Gerontik


Ada beberapa sifat pelayanan keperawatan gerontic antara lain :

5
1. Independen (mandiri) Dalam melakukan asuhan keperawatan dapat dilakukan
secara mandiri keparawatan.
2. Interpenden atau kolaborasi Dalam melakukan asuhan keperawatan bekerja
sama dengan petugas kesehatan lainnya
3. Humanistik Dalam melakukan asuhan keperawatan memandang lansia sebagai
makhluk yang perlu diberikan keperawatan secara layak dan manusiawi.
4. Holistik Dimana lansia memiliki kebutuhan yang utuh baik bio-psiko-sosial
dan spiritual yang mempunyai karakteristik yang berbeda antara yang satu
dengan yang lainnya. (Ns. Reny Yuli Aspiani, 2014).

E. Metode Asuhan Keperawatan Gerontik


1. Model Konseptual Adaptasi Roy
Model ini merupakan salah satu teori keperawatan yang berfokus pada
kemampuan adaptasi klien terhadap stressor yang dihadapinya. Dalam
penerapannya Roy menegaskan bahwa individu adalah makhluk biopsikososial
sebagai satu kesatuan utuh yang memiliki mekanisme koping untuk beradaptasi
terhadap perubahan lingkungan.
Tujuan keperawatan Model adaptasi Roy adalah mempertinggi interaksi
manusia dengan lingkungannya, peningkatan adaptasi dilakukan melalui 4 cara
yaitu fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi.
a. fungsi fisiologis sistem adaptasi fisiologis diantaranya adalah:
oksigenisasi, nutrisi, eliminasi, akifitas dan istirahat, integritas kulit indera,
cairan dan elektrolit, fungsi neurologis dan endokrin.
b. Konsep diri. Bagaimana seseorang mengenal pola-pola interaksi social
dalam berhubungan dengan orang lain.
c. Fungsi peran. Proses penyesuaian yang berhubungan dengan bagaimana
peran seseorang dalam mengenal pola-pola interaksi seseorang dalam
berhubungan dnegan orang lain
d. Interdependen. Kemampuan seseorang mengenal pola-pola tentang kasih
sayang, cinta yang dilakukan melalui hubungan secara interpersonal pada
tingkat individu maupun kelompok. (Kevin, 2020)

6
2. Model Konseptual Budaya Leininger
Disebut sebagai Trancultural Nursing Theory atau teori perawatan
transkultural. Pemahaman yang benar pada diri perawat mengenai budaya
klien, baik individu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat, dapat mencegah
terjadinya culture shock atau culture imposition. Culture shock terjadi saat
pihak luar (perawat) mencoba mempelajari atau beradaptasi secara efektif
dengan kelompok budaya tertentu (klien).
Klien akan merasakan perasaan tidak nyaman, gelisah dan disorientasi
karena perbedaan nilai budaya, keyakinan, dan kebiasaan. Sedangkan culture
imposition adalah kecenderungan tenaga kesehatan (perawat), baik secara
diam-diam maupun terang-terangan, memaksakan nilai-nilai budaya,
keyakinan, dan kebiasaan/perilaku yang dimilikinya kepada individu, keluarga,
atau kelompok dari budaya lain karena mereka meyakini bahwa budayanya
lebih tinggi daripada budaya kelompok lain. (Kevin, 2020).
3. Model Konseptual Self Care Orem
Perawat membantu usia lanjut untuk mempertahankan kebutuhan
perawatan diri dengan memberikan bimbingan, pengarahan, dan keterampilan
secara individual maupun kelompok sehingga usia lanjut mampu mandiri
secara bertahap dalam mengelola penyakitnya. Konsep keperawatan Orem
mendasari peran perawat dalam memenuhi kebutuhan klien untuk mencapai
kemandirian dan kesehatan yang optimal.
a. Teori Self care deficit Inti dari teori ini menggambarkan manusia sebagai
penerima perawatan yang tidak mampu memenuhi kebutuhan perawatan
dirinya dan memiliki berbagai keterbatasan- keterbatasan dalam mencapai
taraf kesehatannya.
b. Teori Self care Ketika klien tidak mampu melakukan perawatan dirinya
sendiri maka deficit perawatan diri terjadi dan perawat akan membantu
klien untuk melakukan tugas perawatan dirinya
c. Teori nursing system Perawat menentukan, mendesain, dan menyediakan
perawatan yang mengatur kemampuan individu dan memberikannya
secara terapeutik sesuai dengan tiga tingkatan. (Kevin, 2020)

7
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Keperawatan gerontik adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang didasarkan
pada ilmu dan kiat/teknik keperawatan yang bersifat konprehensif terdiri dari bio-
psiko- sosio-spritual dan kultural yang holistik, ditujukan pada klien lanjut usia, baik
sehat maupun sakit pada tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
(Sarida & Hamonangan, 2020)
Tujuannya yaitu sebagai berikut :
1. Lanjut usia dapat melakukan kegiatan sehari–hari (ADL) secara mandiri dan
produktif.
2. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan lansia seoptimal mungkin.
3. Membantu mempertahankan dan meningkatkan semangat hidup lansia (Life
Support).
4. Menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit (kronis atau
akut).
5. Memelihara kemandirian lansia yang sakit seoptimal mungkin.(Ryan et al.,
2013)
B. Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan bagi pembaca khususnya mahasiswa
keperawatan, sebaiknya mahasiswa dapat menguasai keperawatan lansia dan
memberikan keperawatan gerontik dengan benar dan bias di mengerti dan di pahami
bagi semua pembaca.

8
DAFTAR PUSTAKA

Brier, J., & lia dwi jayanti. (2020). Keperawatan Gerontik. 21(1), 1–9.

Damanik, S. M., & Hasian. (2019). Modul Bahan Ajar Keperawatan Gerontik.
Universitas Kristen Indonesia, 26–127.

Eliopoulus ., C (2020) konsep keperawatan gerontic . jakarta


Hary, K. (2016). KEPERAWATAN GERONTIK. Akademi Keperawatan Harum
Jakarta, 1–23.

Kevin, C. (2020). MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN GERONTIK.

Ryan, Cooper, & Tauer. (2013). KONSEP KEPERAWATAN GERONTIK Disusun.


Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents, 1440120019, 12–26.

Sarida, M., & Hamonangan, D. (2020). Buku Gerontik.

Sri, A. 2014. Asuhan Keperawatan Gerontik. Bogor : In Media. Drs.

Anda mungkin juga menyukai