DISUSUN OLEH :
TINGKAT III.B
ANGKATAN 17
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hihayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Gerontik
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas semua amal kebaikan yang
diberikan. Penulis menyadari makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu segala kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan, akhirnya penulis berharap
semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi semua pembaca pada
umumnya.
Penyusun
TINGKAT III B
ANGKATAN 2017
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
KELOMPOK 1
KELOMPOK 2
KELOMPOK 3
KELOMPOK 4
KELOMPOK 5
KELOMPOK 6
KELOMPOK 7
KELOMPOK 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses menua (aging) merupakan suatu perubahan progresif pada organisme yang telah
mencapai kematangan intrinsik dan bersifat irreversibel serta menunjukkan adanya
kemunduran sejalan dengan waktu dan proses alami yang disertai dengan adanya penurunan
kondisi fisik, psikologis maupun sosial serta saling berinteraksi satu sama lain. Proses menua
yang terjadi pada lansia secara linier dapat digambarkan melalui tiga tahap yaitu, kelemahan
(impairment), keterbatasan fungsional (functional limitations), ketidakmampuan (disability),
dan keterhambatan (handicap) yang akan dialami bersamaan dengan proses kemunduran.
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam pelayanan lansia, yaitu pelayanan
konsultasi, pelayanan mediasi, dan pelayanan advokasi. Pelayanan ini tidak lain untuk
meningkatkan taraf kesejahteraan lansia, mewuujudkan kemandirian usaha sosial ekonomi
lansia.
Mengingat proyeksi penduduk lansia pada tahun 2020 akan meningkat menjadi 11,37 %
penduduk Indonesia, maka keperawatan gerontik memiliki potensi kerja yang cukup besar di
masa mendatang. Perawat perlu membudayakan kegiatan penelitian dan pemanfaatan hasil-
hasilnya dalam praktik klinik keperawatan untuk mempersiapkan pelayanan yang
prima.Praktik yang bersifat evidence-based harus dibuat sebagai bagian integral dari
kebijakan organisatoris pelayanan kesehatan pada semua tingkatan agar langkah-langkah
tersebut dapat diaplikasikan untuk meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan
tersebut.Budaya ilmiah juga dapat dimanfaatkan sebagai strategi akuntabilitas publik,
justifikasi tindakan keperawatan, dan bahan pengambilan keputusan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
Keperawatan yang berkeahlian khusus merawat lansia diberi nama untuk pertama
kalinya sebagai keperawatan geriatric (Ebersole et al, 2005). Namun, pada tahun 1976, nama
tersebut diganti dengan gerontological. Gerontologi berasal dari kata geros yang berarti lanjut
usia dan logos berarti ilmu. Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang lanjut usia
dengan masalah-masalah yang terjadi pada lansia yang meliputi aspek biologis, sosiologis,
psikologis, dan ekonomi. Gerontologi merupakan pendekatan ilmiah (scientific approach)
terhadap berbagai aspek dalam proses penuaan (Tamher&Noorkasiani, 2009). Menurut
Miller (2004), gerontologi merupakan cabang ilmu yg mempelajari proses manuan dan
masalah yg mungkin terjadi pada lansia.
Gerontologi berasal dari bahasa latin yaitu geros berarti usia dan logos berarti ilmu.
Gerontologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari proses menua dan masalah – masalah
yang terjadi pada lanjut usia (Miller, 1990)
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa keperawatan gerontik adalah suatu
bentuk praktek keperawatan profesional yang ditujukan pada lansia baik sehat maupun sakit
yang bersifat komprehensif terdiri dari bio-psiko-sosial dan spiritual dengan pendekatan
proses keperawatan terdiri dari pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi.
Sedangkan geriatri berasal dari bahasa latin yaitu geros berarti lanjut usia dan eatriea berarti
kesehatan atau medis. Geriatri merupakan cabang ilmu kedokteran berfokus pada masalah
kedokteran, yaitu penyakit yang timbul pada lanjut usia (Black & Jacob, 1997). Menurut S.
Tamher (2009), geriatri merupakan salah satu cabang dari gerontology dan medis yang
mempelajari khusus aspek kesehatan dari usia lanjut, baik yang ditinjau dari segi promotif,
preventif, kuratif, maupun rehabilitative yang mencangkup kesehatan badani, jiwa dan social,
serta penyakit cacat.
Tujuan geriatric:
Mempertahankan derajat kesehatan pada lansia taraf yang setinggi-tingginya sehingga
terhindar dari penyakit gangguan
Memelihara kondisi kesehatan dengan aktifitas-aktifitas fisik dan mental
Merangsang para petugas kesehatan untuk mengenal masalah kesehatan lansia
5
a) Lanjut usia dapat melakukan kegiatan sehari–hari secara mandiri dan produktif.
b) Mempertahankan kesehatan serta kemampuan lansia seoptimal mungkin.
c) Membantu mempertahankan dan meningkatkan semangat hidup lansia (Life
Support).
d) Menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit (kronis atau akut).
e) Memelihara kemandirian lansia yang sakit seoptimal mungkin.
Banyak masyarakat yang memanfaatkan terapi alternatif tetapi tidak mampu mengakses
pelayanan kesehatan.
Dalam melaksanakan pendidikan kesehatan, perawat sebaiknya mengintegrasikan terapi
alternatif kedalam metode praktik pendidikan kesehatan tersebut.
Perawat harus memahami terapi alternatif sehingga mampu memberikan pelayanan atau
informasi yang bermanfaat agar pelayanan menjadi lebih baik.
d. Perubahan demografi
Mampu berkolaborasi dalam tim untuk melakukan pelayanan kesehatan pada lansia,
Mampu menggunakan ilmu & teknologi untuk meningkatkan komunikasi interdisiplin
dengan tim dan klien,
Mempunyai kemampuan dalam mengambil keputusan sesuai dengan kode etik
keperawatan.
o. Understand the unique physical, emotical, social, spritual aspect of each other (saling
memahami keunikan pada aspek fisik, emosi, sosial dan spritual).
p. Recognize and encourge the appropriate management of ethical concern (mengenal dan
mendukung manajemen etika yang sesuai dengan tempat bekerja). r. Support and
comfort through the dying process (memberikan dukungan dan kenyamanan dalam
menghadapi proses kematian).
q. Educate to promote self care and optimal independence (mengajarkan untuk
meningkatkan perawatan mandiri dan kebebasan yang optimal).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keperawatan gerontik adalah ilmu yang mempelajari tentang perawatan pada lansia yang
berfokus pada pengkajian kesehatan dan status fungsional, perencanaan, implementasi serta
evaluasi.
Keperawatan gerontik bertujuan memberikan asuhan keperawatan yang efektif terhadap
klien yaitu lanjut usia. Asuhan diberikan agar klien mendapatkan kenyamanan dalam hidup.
Peran perawat dalam gerontik adalah memberikan asuhan keperawatan dan membantu
klien dalam mengahadapi masalahnya dan membantu memenuhi kebutuhan yang tidak bias
dipenuhi sendiri oleh klien.
B. SARAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi
sampai menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada
manusia seseorang mengalami kemunduruan fisik, mental dan social sedikit demi sedikit
sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Lansia banyak menghadapi
berbagai masalah kesehatan yang perlu penangan segera dan terintegrasi.
Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai kemasakan
dalam ukuran dan fungsi. Selain itu, lansia juga masa dimana seseorang akan mengalami
kemunduran dengan sejalannya waktu. Ada beberapa pendapat mengenai usia seorang
dianggap memasuki masa lansia, yaitu ada yang menetapkan pada umur 60 tahun, 65 tahun,
dan ada juga yang 70 tahun. Tetapi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan bahwa umur
65 tahun, sebagai usia yang menunjukkan seseorang telah mengalami proses menua yang
berlangsung secara nyata dan seseorang itu telah disebut lansia.
Secara umum orang lanjut usia dalam meniti kehidupannya dapat dikategorikan dalam
dua macam sikap. Pertama, masa tua akan diterima dengan wajar melalui kesadaran yang
mendalam, sedangkan yang kedua, manusia usia lanjut dalam menyikapi hidupnya cenderung
menolak datangnya masa tua, kelompok ini tidak mau menerima realitas yang ada (Hurlock,
1996 : 439)
Usia lanjut sering punya masalah dalam hal makanan, antara lain nafsu makan
menurun. Padahal meskipun aktivitasnya menurun sejalan dengan bertambahnya usia, ia
tetap membutuhkan asupan zat gizi lengkap, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan
mineral. Iapun masih tetap membutuhkan energi untuk menjalankan fungsi fisiologis
tubuhnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan lansia ?
2. Apa saja ciri-ciri dari lansia ?
3. Apa saja tipe pada lansia ?
4. Apa saja tugas perkembangan lansia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari lansia
13
BAB II
PEMBAHASAN
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses menua. Menurut Bernice
Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua adalah suatu masa dimana orang dapat
merasa puas dengan keberhasilannya. Sedangkan menurut Prayitno dalam Aryo (2002)
mengatakan bahwa setiap orang yang berhubungan dengan lanjut usia adalah orang yang
berusia 65 tahun ke atas, tidak mempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah
untuk keperluan pokok bagi kehidupannya sehari-hari. Saparinah (1983) berpendapat bahwa
pada usia 55 sampai 65 tahun merupakan kelompok umur yang mencapai tahap penisium,
pada tahap ini akan mengalami berbagai penurunan daya tahan tubuh atau kesehatan dan
berbagai tekanan psikologis.
Berdasarkan UU Kes. No. 23 1992 Bab V bagian kedua Pasal 13 ayat 1 menyebutkan
bahwa manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan
biologis, fisik, dan sosial.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang
menunjukkan proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut
lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penangan
segera dan terintegrasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia
menjadi 4 yaitu :
a. Usia pertengahan (middle age) kelompok usia 45 – 59 tahun.
b. Lanjut usia (alderly) kelompok usia 60 – 74 tahun
15
Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa lanjut usia merupakan
periode di mana seseorang individu telah mencapai kemasakan dalam proses kehidupan, serta
telah menunjukan kemunduran fungsi organ tubuh sejalan dengan waktu, tahapan ini dapat
mulai sari usia 55 tahun sampai meninggal.
2. Ciri - ciri lansia
Menurut Hurlock 1980 terdapat beberapa ciri – ciri orang lanjut usia, yaitu :
1. Usia lanjut merupakan periode kemunduran
Kemunduran pada lansia sebagai dating dari faktor fisik dan faktor psikologis.
Kemunduran dapat berdampak pada psikologis lansia. Motivasi memiliki peran yang
penting dalam kemunduran pada lansia. Kemunduran pada lansia semakin cepat apabila
memiliki motivasi yang rendah, sebaliknya jika memiliki motivasi yang kuat maka
kemunduran itu akan lama terjadi.
2. Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas
Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap sosial
yang tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh pendapat-
pendapat klise yang jelek terhadap lansia. Pendapat - pendapat klise itu seperti : lansia
lebih senang mempertahankan pendapatnya dari pada mendengarkan pandapat orang lain.
3. Menua membutuhkan perubahan peran
Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran
dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan
sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan.
4. Penyesuaian yang buruk pada lansia
Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia cenderung
mengembangkan konsep diri yang buruk. Lansia lebih memperlihatkan bentuk perilaku
yang buruk, karena perlakuan yang buruk itu mebuat penyesuaina diri lansia menjadi
buruk.
3. Tipe Lansia
Beberapa tipe pada lansia bergantung pada karakter, pengalaman hidup, lingkungan,
kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya (Nugroho, 2000 dalam buku R. Siti Maryam,
dkk, 2008). Tipe tersebut dapat dibagi sebagai berikut:
16
1. Tipe arif bijaksana Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan
perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana,
dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi panutan.
2. Tipe mandiri Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam
mencari pekerjaan, bergaul dengan teman, dan memenuhi undangan.
3. Tipe tidak puas Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi
pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik dan banyak
menuntut.
4. Tipe pasrah Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama, dan
melakukan pekerjaan apa saja.
6. Tipe lain dari lansia adalah tipe optimis, tipe konstruktif, tipe dependen
(ketergantungan), tipe defensif (bertahan), tipe militant dan serius, tipe
pemarah/frustasi (kecewa akibat kegagalan dalam melakukan sesuatu), serta tipe
putus asa (benci pada diri sendiri).
Pengaturan hidup bagi lansia merupakan suatu faktor yang sangat penting dalam
mendukung kesejahteraan lansia misalnya Perpindahan tempat tinggal lansia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pada usia 65 tahun seseorang dianggap telah memasuki masa lansia atau lanjut usia.
2. Orang yang memasuki usia lanjut (lansia) memiliki ciri-ciri khas, diantaranya usia
lanjut merupakan periode kemunduran, orang lanjut usia memiliki status kelompok
minoritas, menua membutuhkan perubahan peran, dan penyesuaian yang buruk pada
lansia.
3. Pada lansia biasanya mengalami kemundaran fisik, mental dan sosia sedikit demi
sedikit sehingga tidak dapat melakukakan tugasnya sehari hari lagi.
4. Masalah-masalah pada lansia yang timbul karena perubahan yang terjadi pada lansia
dapat diatasi sehingga tidak perlu dikhawatirkan, apalagi kita semua juga akan
mengalami masa-masa ini.
5. Batasan usia lanjut berbeda-beda dari waktu-kewaktu.
B. Saran
Setelah membuat makalah ini, agar pembaca menjadi tahu tentang perkembangan
yang terjadi pada lansia. Lansia adalah masa dimana seseorang mengalami kemunduran,
dimana fungsi tubuh kita sudah tidak optimal lagi. Oleh karena itu sebaiknya sejak muda
kita persiapkan dengan sebaik – sebaiknya masa tua kita. Gunakan masa muda dengan
kegiatan yang bermanfaat agar tidak menyesal di masa tua.
19
PERUBAHAN YANG
TERJADI PADA LANSIA
20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menua merupakan masa perubahan yang dialami individu baik fisik maupun
psikologi akibat penurunan fungsi tubuh sehingga memerlukan pemeliharaan yang
berbeda dengan usia anak-anak, remaja, maupun dewasa yang membutuhkan dukungan
dari orang di sekitarnya.
Lansia mengalami penurunan fungsi tubuh akibat proses degenerasi, oleh karena itu
diperlukan usaha untuk mempertahankan derajat kesehatan para lansia pada taraf
setinggi-tingginya agar terhindar dari penyakit atau gangguan. Untuk mencapai hal
tersebut diperlukan wadah yang dapat memberikan sarana bagi lansia yang dapat
memelihara kesehatannya yaitu posyandu lansia.
Pada tempat tersebut dapat diperoleh manfaat antara lain, lansia dapat mengetahui
status kesehatannya juga kegiatan lain yang bermanfaat untuk mengisi kegiatan para
lansia. Dalam posyandu lansia, terdapat suatu kepedulian dan perhatian yang didapat dari
kontak sosial sehingga memberi harapan dan semangat para lansia untuk terus dapat
hidup mandiri dan menyadari bahwa di usia senja mereka tetap prima.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu lansia?
2. Bagaimana ciri-ciri lansia?
3. Bagaimana perubahan yang terjadi pada lansia?
21
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lansia
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Menurut Bernice
Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua adalah suatu masa dimana orang
dapat merasa puas dengan keberhasilannya.
Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan
proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia.
Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan
terintegrasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4
yaitu : usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun,
lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.
Sedangkan menurut Prayitno dalam Aryo (2002) mengatakan bahwa setiap orang
yang berhubungan dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 56 tahun ke atas, tidak
mempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluan pokok bagi
kehidupannya sehari-hari.
Saparinah (1983) berpendapat bahwa pada usia 55 sampai 65 tahun merupakan
kelompok umur yang mencapai tahap penisium, pada tahap ini akan mengalami berbagai
penurunan daya tahan tubuh atau kesehatan dan berbagai tekanan psikologis. Dengan
demikian akan timbul perubahan-perubahan dalam hidupnya.
2. Perubahan psikososial
Dalam kehidupan lansia agar dapat tetap menjaga kondisi fisik yang
sehat, maka perlu menyelaraskan kebutuhan-kebutuhan fisik dengan kondisi
psikologik maupun sosial, sehingga mau tidak mau harus ada usaha untuk
mengurangi kegiatan yang bersifat memforsir fisiknya. Seorang lansia harus
mampu mengatur cara hidupnya dengan baik, misalnya makan, tidur, istirahat
dan bekerja secara seimbang.
b) Penurunan Fungsi dan Potensi Seksual
Penurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia sering kali
berhubungan dengan berbagai gangguan fisik seperti : Gangguan jantung,
gangguan metabolisme, misal diabetes millitus, vaginitis, baru selesai operasi :
misalnya prostatektomi, kekurangan gizi, karena pencernaan kurang sempurna
atau nafsu makan sangat kurang, penggunaan obat-obat tertentu, seperti
antihipertensi, golongan steroid, tranquilizer.
Faktor psikologis yang menyertai lansia antara lain :
Rasa tabu atau malu bila mempertahankan kehidupan seksual pada lansia
Sikap keluarga dan masyarakat yang kurang menunjang serta diperkuat
oleh tradisi dan budaya.
Kelelahan atau kebosanan karena kurang variasi dalam kehidupannya.
Pasangan hidup telah meninggal.
Disfungsi seksual karena perubahan hormonal atau masalah kesehatan jiwa
lainnya misalnya cemas, depresi, pikun dsb.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Menurut Bernice
Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua adalah suatu masa dimana orang
dapat merasa puas dengan keberhasilannya.
Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan
proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia.
Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera
dan terintegrasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia
menjadi 4 yaitu : usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -
74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90
tahun.
Sedangkan menurut Prayitno dalam Aryo (2002) mengatakan bahwa setiap orang
yang berhubungan dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 56 tahun ke atas, tidak
mempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluan pokok bagi
kehidupannya sehari-hari.
B. Saran
Setelah penyusun membuat makalah ini, penyusun menjadi tahu tentang perubahan
yang terjadi pada lansia. Lansia adalah masa dimana seseorang mengalami kemunduran,
dimana fungsi tubuh kita sudah tidak optimal lagi. Oleh karena itu sebaiknya sejak muda
kita persiapkan dengan sebaik – sebaiknya masa tua kita. Gunakan masa muda dengan
kegiatan yang bermanfaat agar tidak menyesal di masa tua.
27
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Setiap manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi
sampai menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada
masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit
sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Lansia banyak menghadapi
berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi.
Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai kemasakan
dalam ukuran dan fungsi. Selain itu lansia juga masa dimana seseorang akan mengalami
kemunduran dengan sejalannya waktu. Ada beberapa pendapat mengenai usia seseorang
dianggap memasuki masa lansia, yaitu ada yang menetapkan pada umur 60 tahun, 65 tahun,
dan ada juga yang 70 tahun. Tetapi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan bahwa umur
65 tahun sebagai usia yang menunjukkan seseorang telah mengalami proses menua yang
berlangsung secara nyata dan seseorang itu telah disebut lansia.
Secara umum orang lanjut usia dalam meniti kehidupannya dapat dikategorikan dalam
dua macam sikap. Pertama, masa tua akan diterima dengan wajar melalui kesadaran yang
mendalam, sedangkan yang kedua, manusia usia lanjut dalam menyikapi hidupnya cenderung
menolak datangnya masa tua, kelompok ini tidak mau menerima realitas yang ada (Hurlock,
1996 : 439).
B.Rumusan Masalah
6.Bagaimana upaya atau cara untuk mengatasi masalah yang dihadapi manusia?
29
C.Tujuan
6.Untuk mengetahui upaya atau cara untuk mengatasi masalah yang dihadapi lansia
30
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian lansia
Menurut J.W. Santrock (J.W.Santrock, 2002, h.190), ada dua pandangan tentang
definisi orang lanjut usia atau lansia, yaitu menurut pandangan orang barat dan orang
Indonesia. Pandangan orang barat yang tergolong orang lanjut usia atau lansia adalah orang
yang sudah berumur 65 tahun keatas, dimana usia ini akan membedakan seseorang masih
dewasa atau sudah lanjut. Sedangkan pandangan orang Indonesia, lansia adalah orang yang
berumur lebih dari 60 tahun. Lebih dari 60 tahun karena pada umunya di Indonesia dipakai
sebagai usia maksimal kerja dan mulai tampaknya ciri-ciri ketuaan.
Menurut Hurlock (2002), tahap terakhir dalam perkembangan ini dibagi menjadi usia
lanjut dini yang berkisar antara usia 60 - 70 tahun dan usia lanjut yang dimulai pada usia 70
tahun hingga akhir kehidupan seseorang. Orangtua muda atau usia tua (usia 65 hingga 74
tahun) dan orangtua yang tua atau usia tua akhir (75 tahun atau lebih) (Baltes,
Smith&Staudinger, Charness&Bosmann) dan orang tua lanjut (85 tahun atau lebih) dari
orang-orang dewasa lanjut yang lebih muda (Johnson&Perlin).
2.Mempunyai status kelompok minoritas. Adanya sikap sosial yang negatif tentang usia
lanjut.
3.Adanya perubahan peran. Karena tidak dapat bersaing lagi dengan kelompok yang lebih
muda.
4.Penyesuaian diri yang buruk. Timbul karena adanya konsep diri yang negatif yang
disebabkan oleh sikap sosial yang negatif.
5.Ada keinginan untuk menjadi muda kembali. Mencari segala cara untuk memperlambat
penuaan.
1.Fisik
Perkembangan fisik pada masa lansia terlihat pada perubahan perubahan fisiologis yang bisa
dikatakan mengalami kemunduran, perubahan perubahan biologis yang dialami pada masa
lansia yang terlihat adanya kemunduran tersebut sangat berpengaruh terhadap kondisi
kesehatan dan terhadap kondisi psikologis.
32
Menurut Hurlock (1980) terjadi perubahan fisik berupa penampilan pada usia dewasa akhir,
diantanya adalah :
a.Daerah kepala
b.Daerah Tubuh
c.Daerah persendian
2.Kognitif
Kecepatan memproses informasi mengalami penurunan pada masa dewasa akhir. Ada
beberapa bukti bahwa orang-orang dewasa lanjut kurang mampu mengeluarkan kembali
informasi yang telah disimpan dalam ingatannya.
Misalnya, pada suatu eksperimen yang mempelajari waktu reaksi dan keterampilan
mengetik dari juru ketik pada semua usia (salthouse, 1984). Juru ketik tua biasanya memiliki
reaksi-reaksi yang lambat, namun mereka sebenarnya mengetik sama cepatnya dengan juru
ketika yang masih muda.
Barangkali para juru ketik tua itu lebih cepat mengetik pada saat mereka masih muda
dan pelan-pelan mulai melambat, tetapi hasilnya pada kondisi lain menunjukkan bahwa ada
hal lain yang telah terlibat. Ketika jumlah karakter yang dapat dilihat selanjutnya oleh para
juru ketik itu terbatas, kecepatan mengetik pada juru ketik tua menurun secara substansial;
para juru ketik muda kurang begitu terpengaruh dengan keterbatasan ini. Para juru ketik tua
telah belajar untuk melihat jauh ke depan, sehingga memberi kesempatan pada mereka untuk
mengetik sama cepatnya dengan rekan-rekannya yang lebih muda
b.Pekerjaan
Pada tahun 1980-an, persentase laki-laki berusia di atas 65 tahun yang tetap bekerja
purna waktu lebih kecil dibanding pada awal abad 20. Penurunan yang terjadi dari tahun
1900 sampai tahun 1980-an sebesar 70% (Douvan, 1983).
Satu perubahan penting dari pola pekerjaan orang-orang dewasa lanjut adalah
meningkatnya perkejaan-pekerjaan paruh waktu. Mis: dari tiga juta lebih orang dewasa
berusia di atas 65 tahun yang pekerja pada tahun 1986, lebih dari separuhnya merupakan
pekerja-pekerja paruh waktu.
Satu stereotipe dari para lansia adalah bahwa mereka tinggal di dalam institusi-
institusi-rumah sakit, rumah sakit jiwa, panti jompo (nursing home), dan sebagainya.Semakin
tua seseorang, semakin besar hambatan mereka untuk tinggal sendirian. Mayoritas orang
dewasa lanjut yang tinggal sendirian adalah janda, tinggal sendirian sebagai orang dewasa
34
lanjut tidaklah berarti kesepian. Karena para lansia yang dapat menopang dirinya sendiri
ketika hidup sendiri seringkali memiliki kesehatan yang baik dan sedikt ketidakmampuan,
dan mereka selalu memiliki hubungan sosial dengan sanak keluarga, teman-teman, dan para
tetangga
3.Perkembangan Psikis
a.Perkembangan Intelektual
Kemerosotan intelektual lansia ini pada umumnya merupakan sesuatau yang tidak
dapat dihindarkan, disebabkan berbagai faktor, seperti penyakit, kecemasan atau depresi.
Tatapi kemampuan intelektual lansia tersebut pada dasarnya dapat dipertahankan. Salah satu
faktor untuk dapat mempertahankan kondisi tersebut salah satunya adalah dengan
menyediakan lingkunganyang dapat merangsang ataupun melatih ketrampilan intelektual
mereka, serta dapat mengantisipasi terjadinya kepikunan.
b.Perkembangan Emosional
Memasuki masa tua, sebagian besar lanjut usia kurang siap menghadapi dan
menyikapi masa tua tersebut, sehingga menyebabkan para lanjut usia kurang dapat
menyesuaikan diri dan memecahkan masalah yang dihadapi (Widyastuti, 2000). Munculnya
rasa tersisih, tidak dibutuhkan lagi, ketidakikhlasan menerima kenyataan baru seperti
penyakit yang tidak kunjung sembuh, kematian pasangan, merupakan sebagian kecil dari
keseluruhan perasaan yang tidak enak yang harus dihadapi lanjut usia.
Yang dimaksud dengan penyesuaian diri pada lanjut usia adalah kemampuan orang
yang berusia lanjut untuk menghadapi tekanan akibat perubahan perubahan fisik, maupun
35
sosial psikologis yang dialaminya dan kemampuan untuk mencapai keselarasan antara
tuntutan dari dalam diri dengan tuntutan dari lingkungan, yang disertai dengan kemampuan
mengembangkan mekanisme psikologis yang tepat sehingga dapat memenuhi kebutuhan–
kebutuhan dirinya tanpa menimbulkan masalah baru.
c.Perkembangan Spiritual
Sebuah penelitian menyatakan bahwa lansia yang lebih dekat dengan agama
menunjukkan tingkatan yang tinggi dalam hal kepuasan hidup, harga diri dan optimisme.
Kebutuhan spiritual (keagamaan) sangat berperan memberikan ketenangan batiniah,
khususnya bagi para Lansia. Rasulullah bersabda “Semua penyakit ada obatnya kecuali
penyakit tua”. Sehingga religiusitas atau penghayatan keagamaan besar pengaruhnya
terhadap taraf kesehatan fisik maupun kesehatan mental, hal ini ditunjukan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Hawari (1997), bahwa :
•Lanjut usia yang nonreligius angka kematiannya dua kali lebih besar daripada orang yang
religius.
•Lanjut usia yang religius penyembuhan penyakitnya lebih cepat dibandingkan yang non
religius.
•Lanjut usia yang religius lebih kebal dan tenang menghadapi operasi atau masalah hidup
lainnya.
•Lanjut usia yang religius lebih kuat dan tabah menghadapi stres daripada yang nonreligius,
sehingga gangguan mental emosional jauh lebih kecil.
•Lanjut usia yang religius tabah dan tenang menghadapi saat-saat terakhir (kematian)
daripada yang nonreligius.
d.Perkembangan Kepribadian
Untuk bisa menjawab pertanyaan tersebut kita akan merujuk kepada teori psikoanalisa;
Freud, Roger, dan Erikson
36
1.Freud
Percaya bahwa pada usia lanjut, kita kembali kepada kecenderungan2 narsistik masa
kanak-kanak awal (Santrock, 2002: 250). Artinya tindakan yang dibuat harus diperlihatkan
kepada orang lain. Ketika itu tidak bisa dilakukan maka tidak akan memperoleh kepuasan.
2.Carl Jung
Mengatakan bahwa pada usia lanjut, pikiran tenggelam jauh di dalam ketidaksadaran
(Santrock, 2002: 250).Berdasarkan pendapat Jung ini, mungkin saja hal ini yang membuat
orang yang sudah tua mudah lupa, karena sulit untuk memanggilnya kembali ke alam
sadar.Hal ini mungkin saja disebabkan oleh sedikitnya kontak dengan realitas, sehingga
pikirannya terpendam dalam ketidaksadaran
3.Erikson
Percaya bahwa masa dewasa akhir dicirikan oleh tahap terakhir dari delapan tahap siklus
kehidupan.Tahun-tahun akhir kehidupan merupakan suatu masa untuk melihat kembali apa
yang telah dilakukan selama hudupnya. Jika kehidupan sebelumnya dapat dijalani dengan
baik maka akan merasakan kepuasan/integritas pada masa tuanya, dan sebaliknya.
Usia lanjut merupakan usia yang mendekati akhir siklus kehidupan manusia di dunia.
Usia tahap ini dimulai dari 60 tahunan sampai akhir kehidupan. Usia lanjut merupakan istilah
tahap akhir dari proses penuaan. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua, dan masa
tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang
mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat
melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Tahap usia lanjut adalah tahap di mana terjadi penuaan
dan penurunan, yang penururnanya lebih jelas dan lebih dapat diperhatikan dari pada tahap
usia baya. Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada makhluk hidup, termasuk tubuh,
jaringan dan sel, yang mengalami penurunan kapasitas fungsional. Pada manusia , penuaan
dihubungkan dengan perubahan degenerative pada kulit, tulang jantung, pembuluh darah,
paru-paru, saraf dan jaringan tubuh lainya. Dengan kemampuan regeneratife yang terbatas,
mereka lebih rentan terhadap berbagai penyakit, sindroma dan kesakitan dibandingkan
dengan orang dewasa lain. Untuk menjelaskan penurunan pada tahap ini, teradapat berbagai
37
perbedaan teori, namun para pada umumnya sepakat bahwa proses ini lebih banyak
ditemukan oleh faktor gen. Penelitian telah menemukan bahwa tingkat sel, umur sel manusia
ditentukan oleh DNA yang disebut telomere, yang beralokasi pada ujung kromosom.
Ketentuan dan kematian sel terpicu ketika telomere berkurang ukuranya pada ujung kritis
tertentu.
•Mampu menghadapi kehilangan (kematian) pasanan dengan sikap yang positif (menjadi
janda atau duda).
Tugas perkembangan keluarga merupakan tanggung jawab yang harus dicapai oleh
keluarga dalam setiap tahap perkembangannya. Keluarga diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan biologis, imperative (saling menguatkan), budaya dan aspirasi serta nilai-nilai
keluarga.
Menurut Carter dan McGoldrick (1988), tugas perkembangan keluarga dengan lansia adalah
sebagai berikut :
Selain itu, lansia sendiri harus dapat melakukan perawatan dirinya sendiri, keluarga
dan orang-orang disekitarnya pun perlu memahami bagaimana melakukan perawatan yang
tepat bagi lansia tersebut. Oleh karena selama individu tersebut memiliki semangat untuk
hidup serta melakukan kegiatan-kegiatan, maka ia akan tetap produktif dan berbahagia
meskipun usianya telah lanjut.
39
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Berdasarkan kajian pustaka yang telah penyusun temukan mengenai perkembangan yang
terjadi pada lansia, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.Pada Usia 65 tahun seseorang dianggap telah memasuki masa lansia atau lanjut usia. Usia
tua dipandang sebagai masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan sosial sangat
tersebar luas dewasa ini.
2.Orang yang memasuki usia lanjut (lansia) memiliki ciri – ciri khas, diantaranya usia lanjut
merupakan periode kemunduran, orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas,
menua membutuhkan perubahan peran, dan penyesuaian yang buruk pada lansia
3.Pada lansia biasanya mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit
sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Tahap usia lanjut adalah tahap di
mana terjadi penuaan dan penurunan, yang penururnanya lebih jelas dan lebih dapat
diperhatikan dari pada tahap usia baya.
6.Masalah – masalah pada lansia yang timbul karena perubahan yang terjadi pada lansia
dapat diatasi sehingga tidak perlu dikhawatirkan, apalagi kita semua juga akan mengalami
masa – masa ini.
B.Saran
Setelah penyusun membuat makalah ini, penyusun menjadi tahu tentang perkembangan yang
terjadi pada lansia. Lansia adalah masa dimana seseorang mengalami kemunduran, dimana
fungsi tubuh kita sudah tidak optimal lagi. Oleh karena itu sebaiknya sejak muda kita
persiapkan dengan sebaik – sebaiknya masa tua kita. Gunakan masa muda dengan kegiatan
yang bermanfaat agar tidak menyesal di masa tua.
40
permasalahan yang komplek bagi lanjut usia ,baik sebagai individu ,keluarga maupun
masyarakat.
Guna mengatasi lanjut usia , diperlukan program pelayanan kesejahteraan sosial lanjut
usia yang terencana , tepat guna dan tetap memiliki karakteristik. Sebagai bangsa yang
menjamin keharmonisan hubungan di antara anak , Trhree in one roof, yang artinya
Bahwa suasana hubungan yang harmonis antar ketiga generasi akan terus terjalin
sepanjang masa, walaupun saat ini mereka cenderung tidak tinggal bersama dalam satu
rumah. Namun semangatnya masih terpatri dalam satu atap kebersamaan.
B. PENGERTIAN
1. Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh ) tahun ke
atas.
2. Pelayanan kesejahteraan sosial lanjut usia adalah proses penyuluhan sosial, bimbingan
,konseling,bantuan,santunan dan perawatan yang dilakukan secara terarah, terencana
dan berkelanjutan yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial lanjut usia
atas dasar pendekatan pekerjaan sosial.
3. Sistim panti adalah bentuk pelayanan yang mewnempatkan penerima pelayanan
kedalam suatu lembaga tertentu(panti ) sedangkan luar panti ( non panti ) merupakan
bentuk pelayanan yang menempatkan penerima pelayanan di luar lembaga tertentu
(panti) misalnya keluarga, masyarakat dan lain-lain.
4. Kelembagaan Sosial Lanjut Usia adalah proses kegiatan pelayanan kesejahteraan
sosial lanjut usia yang berkoordinasi mulai dari tahap perencanaan, yang dilaksanakan
melalui/oleh organisasi/lembaga baik pormal maupun informal.
5. Perlindungan sosial adalah upaya Pemerintah dan masyarakat untuk memberikan
kemudahan pelayanan bagi lanjut usia tidak potensial agar dapat mewujudkan dan
menikmati taraf hidup yang wajar.
6. Aksesbilitas adalah kemampuan untuk menjangkau dan menggunakan pelayanan dan
sumber-sumber yang seharusnya diperoleh seseorang untuk meningkatkan
kesejahteraan sosialnya.
43
C. PROGRAM
Dalam mewujudkan pelayanan kesejahteraan sosial,maka program pokok yang dilaksakan
antara lain:
D. SASARAN
Sasaran program pelayanan kesejahteraan sosial lanjut usia:
1. Lanjut Usia
2. Keluarga
3. ORSOS /LSM
4. Masyarakat.
E. TUJUAN
a. Para lanjut usia dapat menikmati hari tuanya dengan aman .tenteram dan
sejahtera.
b. Terpenuhinya kebutuhan lanjut usia baik jasmani maupun rohani.
c. Terciptanya jaringan kerja pelayanan lanjut usia.
d. Tewrwujutnya kwalitas pelayanan.
F. SIFAT PELAYANAN
Setiap jenis pelayanan kesejahteraan sosial lanjut usia baikyang dilaksanakan oleh
pemerintah maupun maupun masyarakat mengandung sifat frepentif , kuratif dan rehabilitatif.
2. Kuratif atau penyembuhan, Pelayanan sosial lanjut usia yang diarahkan untuk
penyembuhan atas gangguan-gangguan yang di alami lanjut usia, baik secara fisik ,
psikis maupun sosial.
3. Rehabilitatif atau pemulian kembali , Proses pemulihan kembali fungsi-fungsi sosial
setelah individu mengalami berbagai gangguan dalam melaksanakan fungsi-fungsi
sosialnya.
G. PRINSIP PELAYANAN
Prinsip kesejahteraan sosial sosial lanjut usia didasarkan pada resolusi PBB NO.
46/1991 tentang principles for Older Person ( Prinsip-prinsip bagi lanjut usia) yang pada
dasarnya berisi himbauan tentang hak dan kewajiban lanjut usia yang meliputi kemandirian,
partisipasi, pelayanan, pemenuhan diri dan martabat ,
Yaitu :
a. Memberikan pelayanan yang menjujung tinggi harkat dan martabat lanjut usia.
b. Melaksanakan ,mewujutkan hak azasi lanjut usia.
c. Memperoleh hak menentukan pilihan bagi dirinya sendiri.
d. Pelayanan didasarkan pada kebutuhan yang sesungguhnya.
e. Mengupayakan kehidupan lanjut usia lebih bermakna bagi diri, keluarga dan
masyarakat.
f. Menjamin terlaksananya pelayanan bagi lanjut usia yang disesuaikan dengan
perkembangan pelayanan lanjut usia secara terus menerus serta meningkatkan
kemitraan dengan berbagai pihak.
g. Memasyarakatkan informasi tentang aksesbilitas bagi lanjut usia agar dapat
memperoleh kemudahan dalam penggunaan sarana dan prasarana serta perlindungan
sosial dan hokum.
h. Mengupayakan lanjut usia memperoleh kemudahan dalam penggunaan sarana dan
prasarana dalam kehidupan keluarga,serta perlindungan sosial dan hokum.
i. Memberikan kesempatan kepada lanjut usia untuk menggunakan sarana pendidikan
,budaya spriritual dan rekreasi yang tersedia di masyarakat.
j. Memberikan kesempatan bekerja kepada lanjut usia sesuai dengan minat dan
kemampuan.
45
H. PROSES PELAYANAN
Dalam panti dan luar panti
1. Persiapan
a. Sosialisasi program dan kegiatan Panti/Orsos bagi lanjut usia penerima
pelayanan , keluarga dan masyarakat.
b. Kontak (Pertemuan pertama antara pihak panti/orsos dengan lanjut usia dan
keluarganya/yang mewakili).
c. Kontak( kesepakatan pelayanan atau bantuan secara tertulis antara klien
dengan pihak panti/pekerja sosial/orsos.
d. Pengungkapan masalah lanjut usia.
e. Rencana tindak/intervensi.
2. Pelaksanaan Pelayanan.
a. Pelayanan sosial
b. Pelayanan fisik
c. Pelayanan psikososial
d. Pelayanan ketrampilan
e. Pelayanan keagamaan/ spiritual
f. Pelayanan pendampingan
g. Pelayanan bantuan hokum.
Dalam ketentuan umum Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 Lanjut Usia adalah
seorang yang telah mencapai usia 50 tahun ke atas.
Upaya yang dilakukan oleh Departemen Sosial dalam rangka peningkatan kesejahteraan
sosial lanjut usia
Sedangkan pelayanan kesehatan bagi lanjut usia yang tidak mampu . diberikan
keringanan biaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pelayanan keagamaan dan mental sriritual bagi lanjut usia ditujukan untuk
mempertebal rasa keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa .pelayanan
keagamaan dan mental spriritual bagi lanjut usia diselenggarakan melalui peningkatan
kegiatan keagamaan, sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing.
Pran Orsos dan Masyarakat dalam ikut berperan aktif dalam upaya meningkatkan
Kesejahteraan lanjut usia
Ketentuan pidana dan sanksi administrasi yang ditetapkan dalam UU No.13 tahun
1998
Sedangkan sangsi administrasi dinyatakan bahwa setiap orang atau badan /atau
organisasi atau lembaga yang telah mendapatkan izin untuk melakukan pelayanan terhadap
lanjut usia sebagaimana dimaksut dalam pasal Psl. 24 menyalahgunakan izin dan/atau
penghargaan yang diperoleh nya dikenai sanksi administrasi berupa :
- Teguran lisan
- Teguran tertulus
- Pencabutan penghargaan
- Penghentian pemberian bantuan
- Pencabutan izin operasional
49
MASALAH YANG
TERJADI PADA LANSIA
50
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi sampai
menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada manusia seseorang
mengalami kemunduruan fisik, mental dan social sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan
tugasnya sehari-hari lagi. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu
penangan segera dan terintegrasi.
Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai kemasakan dalam ukuran
dan fungsi. Selain itu, lansia juga masa dimana seseorang akan mengalami kemunduran dengan
sejalannya waktu. Ada beberapa pendapat mengenai usia seorang dianggap memasuki masa lansia,
yaitu ada yang menetapkan pada umur 60 tahun, 65 tahun, dan ada juga yang 70 tahun. Tetapi Badan
Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan bahwa umur 65 tahun, sebagai usia yang menunjukkan
seseorang telah mengalami proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang itu telah
disebut lansia.
Secara umum orang lanjut usia dalam meniti kehidupannya dapat dikategorikan dalam dua
macam sikap. Pertama, masa tua akan diterima dengan wajar melalui kesadaran yang mendalam,
sedangkan yang kedua, manusia usia lanjut dalam menyikapi hidupnya cenderung menolak datangnya
masa tua, kelompok ini tidak mau menerima realitas yang ada (Hurlock, 1996 : 439). Usia lanjut
sering punya masalah dalam hal makanan, antara lain nafsu makan menurun.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses menua. Menurut Bernice Neugarten (1968)
James C. Chalhoun (1995) masa tua adalah suatu masa dimana orang dapat merasa puas dengan
keberhasilannya. Sedangkan menurut Prayitno dalam Aryo (2002) mengatakan bahwa setiap orang
yang berhubungan dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 65 tahun ke atas, tidak mempunyai
penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluan pokok bagi kehidupannya sehari-hari.
Saparinah (1983) berpendapat bahwa pada usia 55 sampai 65 tahun merupakan kelompok umur yang
mencapai tahap penisium, pada tahap ini akan mengalami berbagai penurunan daya tahan tubuh atau
kesehatan dan berbagai tekanan psikologis.
Berdasarkan UU Kes. No. 23 1992 Bab V bagian kedua Pasal 13 ayat 1 menyebutkan bahwa
manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, dan
sosial. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses
penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Lansia banyak
menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penangan segera dan terintegrasi. Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu :
Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa lanjut usia merupakan periode di mana
seseorang individu telah mencapai kemasakan dalam proses kehidupan, serta telah menunjukan
kemunduran fungsi organ tubuh sejalan dengan waktu, tahapan ini dapat mulai sari usia 55 tahun
sampai meninggal.
Menurut Hurlock 1980 terdapat beberapa ciri – ciri orang lanjut usia, yaitu :
1. Usia lanjut merupakan periode kemunduran
Kemunduran pada lansia sebagai dating dari faktor fisik dan faktor psikologis. Kemunduran
dapat berdampak pada psikologis lansia. Kemunduran pada lansia semakin cepat apabila
memiliki motivasi yang rendah, sebaliknya jika memiliki motivasi yang kuat maka
kemunduran itu akan lama terjadi.
2. Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas
Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap sosial yang
tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh pendapat-pendapat klise
yang jelek terhadap lansia. Pendapat - pendapat klise itu seperti : lansia lebih senang
mempertahankan pendapatnya dari pada mendengarkan pandapat orang lain.
3. Menua membutuhkan perubahan peran
Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas
dasar tekanan dari lingkungan.
4. Penyesuaian yang buruk pada lansia
52
Lansia lebih memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk, karena perlakuan yang buruk itu
mebuat penyesuaina diri lansia menjadi buruk.
1. Kulit : kulit berubah menjadi tipis, kering, keriput dan tidak elastic lagi. Dengan demikian,
fungsi kulit sebagai penyekat suhu lingkungan dan perisai terhadap masuknya kuman
terganggu. Tipis dan keriput disebabkan oleh hilanganya lapisan lemak dibawah kulit, tidak
elastic lagi karena terbentuk jaringan ikat baru dibawahnya.
2. Rambut : rontok, warna menjadi putih, kering, dan tidak megkilat ini berkaitan dengan
perubahan degeneratif kulit.
3. Seks : produksi hormon seks pada pria dan wanita menurun dengan bertambahnya umur,
selain itu, produksi hormon pada pria dan wanita yang menurun juga dipengaruhi oleh
menopause pada wanita dan andropause pada pria.
4. Otot : jumlah sel otot berkurang, ukurannya atrofi, sementara jumlah jaringan ikat
bertambah, volume otot secara keseluruhan menyusut, fungsinya menurun, dan kekuatannya
berkurang.
5. Jantung dan pembuluh darah : pada manusia usia lanjut kekuatan mesin pompa jantung
berkurang. Berbagai pembuluh darah penting khusus yang di jantung dan otot mengalami
kekakuan. Lapisan inti menjadi kasar akibat merokok, hipertensi, diabetes mellitus, kadar
kolesterol tinggi, dan lain-lain. Yang memudahkan timbulnya penggumpalan darah dan
trombosit.
6. Tulang : ada proses menua kadar kapur atau kalsium dalam tulang menurun, akibatnya
tulang menjadi kropos atau osteoporosis dan mudah patah. Dengan bertambahnya usia,
terdapat peningkatan hilang tulang secara linear
Adapun perubahan - perubahan fisik yang terjadi pada lanjut usia, antara lain :
1. Sel
a) Lebih sedikit jumlahnya
b) Lebih besar ukurannya
c) Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler.
d) Menurunnya proporsi protein di otak, otot, darah, dan hati.
e) Jumlah sel otak menurun
f) Terganggunya mekanisme perbaikan sel.
g) Otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%.
2. Sistem persarafan :
a) Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel otaknya dalam setiap harinya).
b) Cepatnya menurun hubungan persarafan.
c) Lambat dalam respond an waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stress.
53
Beberapa masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia sebagai berikut:
a. Kurang bergerak
Gangguan fisik, jiwa, dan faktor lingkungan dapat menyebabkan lansia kurang
bergerak. Penyebab yang paling sering adalah gangguan tulang, sendi dan otot, gangguan
saraf, dan penyakit jantung dan pembuluh darah.
b. Istabilitas
Penyebab terjatuh pada lansia dapat berupa faktor intrinsik (hal-hal yang berkaitan
dengan keadaan tubuh derita) baik karena proses menua, penyakit maupun proses ekstrinsik
(hal-hal yang berasal dari luar tubuh) seperti obat obatan tertentu dan faktor
lingkungan.Akibat yang paling sering dari terjatuh pada lansia adalah kerusakan bagian
tertentu dari tubuh yang mengakibatkan rasa sakit, patah tulang, cedera pada kepala, luka
bakar karena air panas akibat terjatuh ke dalam tempat mandi. Selain dari pada itu, terjatuh
menyebabkan lansia tersebut sangat membatasi pergerakannya. Terjatuh pada lansia dapat
menyebabkan gangguan psikologis berupa hilangnya harga diri dan perasaan takut akan
terjatuh lagi, sehingga untuk selanjutnya lansia tersebut menjadi takut berjalan untuk
melindungi dirinya dari bahaya terjatuh.
c. Beser
55
Beser, buang air besar (bak) merupakan salah satu masalah yang sering didapati pada
lansia, yaitu keluarnya air seni tanpa disadari, dalam jumlah dan kekerapan yang cukup
mengakibtkan masalah kesehatan atau social. Beser bak merupakan masalah yang sering kali
dianggap wajar dan normal pada lansia, walaupun sebenarnya hal ini tidak dikehendaki
terjadi baik oleh lansia tersebut maupun keluarganya.
Lansia dengan beser bak sering mengurangi minum dengan harapan untuk
mengurangi keluhan tersebut, sehingga dapat menyebabkan lansia kekurangan kandungan
kemih. Besek bak sering pula disertai dengan beser buang air besar (bab), yang justru akan
memperberat keluhan beser bak mandi.
d. Gangguan intelektual
Merupakan kumpulan gejala klinik yang meliputi gangguan fungsi intelektual dan
ingatan yang cukup berat sehingga menyebabkan terganggunya aktivitas kehidupan sehari-
hari. Kejadian ini meningkat dengan cepat mulai usia 60-85 tahun atau lebih, yaitu kurang
dari 5% lansia yang berusia 60-74 tahun mengalami demensia (kepikunan berat) sedangkan
pada usia setelah 85 tahun kejadian meningkat mendekati 50%. Salah satu hal yang dapat
menyebabkan gangguan intelektual adalah depresi sehingga perlu dibedakan dengan
gangguan intelektual lainnya.
e. Infeksi
Merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting pada lansia, karena selain
sering didapati, juga gejala tidak khas bahkan asimtomatik yang menyebabkan keterlambatan
di dalam diagnosis dan pengobatan serta resiko menjadi fatal meningkat pula.
Beberapa faktor resiko yang menyebabkan lansia mudah mendapat penyakit infeksi karena
kekurangan gizi, kekebalan tubuh yang menurun, berkurangnya fungsi berbagai organ tubuh,
terdapatnya beberapa penyakit sekaligus (komordibitas) yang menyebabkan daya tahan tubuh
yang sangat berkurang. Selain tiu, faktor nutrisi, faktor lingkungan, jumlah dan keganasan
kuman akan mempermudah tubuh mengalami infeksi.
berdebar-debar, nyeri pinggan, gangguan pencernaan dan lain-lain, sedangkan gangguan jiwa
tidak jelas.
h. Kurang gizi
Kekurangan gizi pada lansia dapat disebabkan perubahan lingkungan maupun kondisi
kesehatan. Faktor lingkungan dapat berupa ketidaktahuan untuk memilih makanan yang
bergizi, isolasi social (terasing dari masyarakat) terutama karena gangguan pancaindera,
kemiskinan, hidup seorang diri yang terutama terjadi pada pria yang sangat tua dan baru
kehilangan pasangan hidup, sedangkang faktor kondisi kesehatan.Berupa penyakit fisik,
mental, gangguan tidur, alkoholisme, obat-obatan, dan lain-lain.
c. Arthritis (reumatik)
Untuk mencegah penyakit reumatik ini biar tidak kumat antara lain: lakukan latihan
fisik dan berjalan kaki secara teratur, pola makan yang seimbang dan gaya hidup yang sehat
dapat mencegah penyakit ini, minumlah suplemen berupa kalsium dan vitamin D secara
teratur bila tidak tercukupi dari makanan yang dikonsumsi, lakukan olahraga angkat beban
ringan secara teratur, hindari merokok dan alkohol, lakukan tes tulang untuk melihat kondisi
tulang kita.
d. Osteoporosis (tulang rapuh)
Berikut adalah langkah-langkah untuk mencegah tulang menjadi cepat lemah dan
rapuh, yaitu dengan cukup konsumsi kalsium setiap hari; cukup vitamin D setiap hari (dapat
diperoleh dari makanan/minuman atau sinar matahari); makan makanan yang sehat yang
mengandung vitamin A, Vitamin C, magnesium, seng dan protein , yang dapat berasal dari
susu, buah-buahan dan sayuran hijau dan berdaging; selalu aktif secara fisik dapat membantu
kesehatan tulang; jangan merokok karena bisa merusak tulang dan menurunkan kadar
estrogen dalam tubuh; dan hindari pekerjaan-pekerjaan atau aktifitas yang beresiko besar
untuk terjatuh.
e. Diabetes
Untuk mengontrol diabetes, lakukan latihan setiap pagi misalnya berjalan pagi,
jogging dengan intensitas kecil atau sedang, atau aerobik ringan; pilihlah makanan-makanan
58
yang sehat (rendah lemak, rendah kalori dan rendah garam); hindari konsumsi gula dan sirup,
pilihlah gula diet; konsumsi sayuran dan buah segar, ganti soft drink dengan jus buah tanpa
gula atau air putih; makan makanan dan snack yang sesuai (rendah gula) pada waktu-waktu
tertentu dalam sehari agar kadar gula darah bisa terjaga; dan yang terakhir yaitu selalu
lakukan kontrol ke dokter.
f. Kanker
Untuk mencegah kanker: berhentilah merokok, konsumsi buah dan sayur secukupnya
yang dapat mempunyai efek melindungi dari kanker (sebagai antioksidan), konsumsi teh
hijau secangkir sehari secara teratur dapat mencegah kanker dan juga melindungi jantung,
aktifitas fisik secara teratur dan menjaga berat badan, juga menghindari bahan-bahan
makanan yang mempunyai efek karsinogenik dan menghindari dari bahan-bahan atau sumber
radiasi.
g. Ginjal
Sakit ginjal dapat dicegah dengan menjaga tekanan darah di batas normal, menjaga
berat badan, kurangi makanan berlemak, minum air yang cukup, kurangi minum kopi,
hindari minuman beralkohol, tidak merokok atau menggunakan produk tembakau.
h. Pembesaran prostat
Untuk mencegahnya yaitu dengan teratur melakukan olahraga ringan, makan
makanan yang bergizi seperti sayuran dan buahan (kubis-kubisan, alpukat, kacang-kacangan,
labu, tomat, ikan dan minyak ikan), mengikuti pola makan sehat, tidak merokok, tidak
begadang, kurangi makanan pedas yang berlebihan, dan memeriksakan ke dokter secara
berkala.
i. TBC
TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh mikroba. Untuk pencegahannya
yaitu hidup bersih dan sehat, mencuci tangan setelah berada di sekitar orang yang mengidap
penyakit batuk kronik, konsumsi makanan yang kaya akan vitamin, mineral, kalsium, protein
dan serat, hindari berada cukup dekat dengan orang yang sedang batuk, olahraga teratur di
tempat yang berudara segar dan sejuk. Lakukan pemeriksaan jika menderita batuk agak lama.
j. Penyakit mata
Penyakit mata atau katarak adalah salah satu penyakit yang menyerang lansia.
Pencegahannya yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang kaya vitamin A, C dan E seperti
buah-buahan, sayur-sayuran, dan ikan. Kandungan katekin dalam teh hijau juga membantu
mencegah terjadinya katarak. Istirahatkan mata selama selama 5-30 menit jika kita sedang
membaca (caranya: menutup mata atau menghadap ke suatu arah tertentu, bernapas dalam
dan menutup mata dengan telapak tangan). Gunakan kacamata gelap jika sedang berada di
luar di siang hari.
k. Alzheimer (penyakit pikun)
Agar tidak pikun, mulailah rajin berolahraga yang ringan, konsumsi makanan yang
bergizi seperti serealia utuh (yang banyak kandungan vitamin B nya), ikan dan minyak ikan,
teh, sayuran dan buahan (misalnya buah delima), makanan yang mengandung vitamin D
(misalnya telur, susu), selalu aktif berpikir, tidur teratur dan cukup, serta melindungi otak
dari ancaman cedera atau yang lainnya. Contoh lain dari menu lansia dalam satu hari
misalnya sebagai berikut.
5. Masalah gizi pada lansia
Keaadaan ini disebabkan karena pola konsumsi yang berlebihan, banyak mengandung (lemak,
protein dan karbohidrat) yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Kegemukan ini biasanya terjadi sejak
usia muda bahkan sejak anak-anak. Proses metabolisme yang menurun pada usia lanjut, bila tidak
diimbangi dengan peningkatan aktivitas fisik atau penurunan jumlah makanan, sehingga kalori yang
berlebih akan di ubah menjadi lemak yang mengakibatkan kegemukan.
Kegemukan atau obesitas akan meningkatkan resiko menderita penyakit jantung koroner 1-3
kali, penyakit hipertensi 1,5 kali, diabetes mellitus 2,9 kali dan penyakit empedu 1-6 kali. Beberapa
penyakit yang dihubungkan dengan kegemukan atau obesitas antara lain :
1) Penyakit jantung koroner (PJK)
Menurut Kennedy penambahan usia tidak menyebabkan jantung mengecil (atrofi)
seperti organ tubuh lain, tetapi malahan terjadi hipertrofi. Pada batas umur 30-90 tahun,
masa jantung bertambah ± 1 g per tahun pada laki-laki dan ± 1,5 g per tahun pada wanita.
Konsumsi lemak jenuh dan kolesterol yang berlebihan dapat meningkatkan resiko penyakit
jantung koroner. Selain itu, kegemukan dan obesitas juga merupakan faktor resiko penting
yang memengaruhi terjadinya penyakit jantung koroner.
Penyakit jantung koroner ini terjadi jika ada penyempitan pembuluh darah jantung
oleh timbunan lemak (plak) sehingga jantung kekurangan oksigen. Faktor resiko yang bisa
dimodifikasikan antar lain kebiasaan merokok, dislipidemia, kurang gerak, kegemukan,
diabetes mellitus, stress, infeksi, serta gangguan pada darah (fibrinogen, faktor thrombosis
dan sebagainya).
2) Hipertensi
Berat badan yang berlebih akan meningkatkan beban jantung untuk memompa darah
keseluruh tubuh. Akibatnya tekanan darah cenderung lebih tinggi. Di samping itu, pembuluh
darah pada usia lanjut lebih tebal dan kaku (arteriosklerosis) sehingga tekanan darah akan
meningkat. Bila disertai adanya plak di dinding dalam arteri dapat menyebabkan sumbatan
pembuluh darah yang dapat menyebabkan strok (pecahnya pembuluh darah). Jika sumbatan
ini terjadi pada pembuluh darah otak dapat menyebabkan lumpuh atau kematian. Bila
sumbatan terjadi di jantung, maka akan menyebabkan serangan angina atau infark yang juga
dapat menyebabkan kematian.
Konsumsi natrium (garam) yang berlebih dapat meningkatkan tekanan darah. Selain
itu rendahnya konsumsi kalsium, magnesium dan kalium dapat pula meningkatkan tekanan
darah.
3) Diabetes mellitus
Adalah suatu keadaan/kelainan di mana terdapat gangguan metabolism karbohidrat,
lemak, dan protein yang disebabkan karena kekurangan insulin atau tidak berfungsinya
insulin. Hal ini dapat menyebabkan gula darah tertimbun dalam darah (hiperglikemia)
dengan berbagai akibat yang mungkin terjadi. Pada orang gemuk atau obesitas,
hiperglikemia terjadi karena insulin yang dihasilkan tidak memenuhi kecukupan.
4) Sirosis hepatitis
Pada usia lanjut sirosis menunjukkan perjalanan penyakit dan gejala penyakit seperti
yang terdapat pada dewasa lain.
Lemak yang berlebihan akan ditimbun dalam hati yang akan menyebabkan
terjadinya perlemakan hati, dan memicu terjadinya penyakit sirosis hepatitis. Disamping itu,
sirosis hepatitis juga disebabkan karena radang hati (hepatitis) akibat kebiasaan minum
alcohol yang berlebih. Sirosis ini dapat berkembang menjadi kanker hati.
Kurangnya nafsu makan yang berkepanjangan pada usia lanjut dapat menyebabkan
penurunan berat badan yang drastis. Pada orang tua, jaringan ikat mulai keriput sehingga
kelihatan makin kurus. Disamping kurangnya karbohidrat, lemak dan protein sebagai zat
gizi makro maka penderita KEK biasanya disertai kekurangan zat gizi makro lain lain.
Penderita dengan penyakit infeksi kronis dan keganasan berat badannya juga
menurun (misalnya pada TBC, kanker). Seseorang dikatakan menderita KEK, bila IMT <
17, selain itu dari pemeriksaan klinis dapat terlihat bahwa orang tersebut sangat kurus dan
tulang-tulangnya menonjol.
Penyebab kurang energy kronis (KEK) pada usia lanjut antara lain :
1. Makan tidak enak karena berkurangnya fungsi alat perasa dan penciuman.
2. Banyak gigi yang tanggal/ompong sehingga untuk makan terasa sakit.
3. Nafsu makan berkurang karena kurang aktivitas, kesepian, depresi, penyakit kronis, efek
samping dari obat, alcohol dan rokok.
d. Gout
Gout dapat timbul sebelum usia lanjut yang akan berlangsung sampai usia lanjut.
Gout ini lebih sering terjadi pada pria. Kelainan metabolism protein yang menyebabkan asam
urat dalam darah meningkat. Kristal asam urat akan menumpuk di persendian yang
menyebabkan rasa nyeri dan bengkak di sendi. Daerah sasaran gout yaitu ibu jari kaki,
telapak kaki, pergelangan dan lutut. Pada kulit sekitar permukaan sendi yang terserang
membengkak dan hangat dengan warna kemerahan → tua → ungu.
Pada penderita gout perlu pembatasan konsumsi protein agar kadar asam urat dalam
darah menurun. Selain itu, asam urat yang berlebih dapat menjadi pencetus terjadinya batu
ginjal.
61
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pada usia 65 tahun seseorang dianggap telah memasuki masa lansia atau lanjut usia.
2. Orang yang memasuki usia lanjut (lansia) memiliki ciri-ciri khas, diantaranya usia lanjut
merupakan periode kemunduran, orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas, menua
membutuhkan perubahan peran, dan penyesuaian yang buruk pada lansia.
3. Pada lansia biasanya mengalami kemundaran fisik, mental dan sosia sedikit demi sedikit
sehingga tidak dapat melakukakan tugasnya sehari hari lagi.
4. Masalah-masalah pada lansia yang timbul karena perubahan yang terjadi pada lansia dapat
diatasi sehingga tidak perlu dikhawatirkan, apalagi kita semua juga akan mengalami masa-masa
ini.
5. Batasan usia lanjut berbeda-beda dari waktu-kewaktu.
6. Pada lansia terjadi perubahan fisik fisiologis, yang dapat menyebabkan kemunduran fungsi
tubuh akibat proses menua.
7. Pada lansia terjadi kemunduran fisik, seperti rambut memutih, rontok, kulit menjadi keriput dan
tipis, dan lain-lain.
8. Ada beberapa cara pengkajian status gizi pada lansia, antara lain: anamnes, pemeriksaan tanda
vital, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, penilaian antropometri, pengkajian asupan
makan perhari, dan pengkajian status gizi biokimia.
B. Saran
Setelah membuat makalah ini, agar pembaca menjadi tahu tentang perkembangan yang terjadi
pada lansia. Lansia adalah masa dimana seseorang mengalami kemunduran, dimana fungsi tubuh kita
sudah tidak optimal lagi. Oleh karena itu sebaiknya sejak muda kita persiapkan dengan sebaik –
sebaiknya masa tua kita. Gunakan masa muda dengan kegiatan yang bermanfaat agar tidak menyesal
di masa tua.
62
ASUHAN KEPERAWATAN
GERONTIK
63
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usia lanjut adalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu
kenyataan dan fenomena biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan
proses penuaan yang berakhir dengan kematian (Hutapea, 2005).
Kondisi kesehatan fisik dan mental pada orang lansia biasanya mulai
menurun. Beberapa perubahan fisik yang diasosiasikan dengan penuaan
dapat terlihat jelas oleh seseorang pengamat biasa meskipun mereka
berdampak pada beberapa lansia lebih dari yang lain.
Saat ini, jumlah masyarakat Indonesia hampir sekitar 250 juta dan
komposisi masyarakatnya juga sangat beragam. Dan Indonesia dikenal
sebagai negara yang memiliki komposisi masyarakat yang disebut “Triple
Burden”, dimana jumlah kelahiran bayi yang masih tinggi, masih
dominannya penduduk muda, dan jumlah lansia yang terus meningkat.
Seiring meningkatnya jumlah lansia, berbagai macam gangguan
kesehatan juga dapat dialami para lansia. Oleh karena itu dibutuhkan
pelayanan kesehatan yang mampu mengatasi permasalahn lansia,
diantaranya dengan tindakan keperawatan.
Keperawatan gerontik adalah ilmu yang membahas fenomena
biologis, psiko dan sosial serta dampaknya terhadap pemenuhan
kebutuhan dasar manusia dengan penekanan pada upaya prevensi dan
promosi kesehatan sehingga tercapai status kesehatan yang optimal bagi
lanjut usia. Aplikasi secara praktis Keperawatan gerontik adalah dengan
menggunakan proses keperawatan (pengkajian, diagnosa
keperawatan,perencanaan, implementasi dan evaluasi).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan lanjut usia ?
2. Apa saja kegiatan asuhan keperawatan dasar bagi lansia ?
3. Bagaimana pendekatan keperawatan lansia ?
4. Apa saja tujuan asuhan keperawatan lansia ?
5. Apa saja fokus asuhan keperawatan lansia ?
6. Bagaimana konsep asuhan keperawatan lansia ?
7. Contoh asuhan keperawatan pada lansia dengan kasus hipertensi !
64
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :
Untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah keperawatan
gerontik.
Untuk mengetahui tentang asuhan keperawatan dasar bagi lansia.
Untuk mengetahui pendekatan keperawatan lansia.
Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan pada lansia.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini diharapkan Mahasiswa di Jurusan
Keperawatan mendapat informasi tentang landasan teori asuhan
keperawatan pada lansia.
65
BAB II
PEMBAHASAN
4. Pendekatan spiritual
Perawat harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin
dalam hubungannya dengan Tuhan atau agama yang dianutnya dalam
kedaan sakit atau mendeteksi kematian.
Sehubungan dengan pendekatan spiritual bagi klien lanjut usia
yang menghadapi kematian, Dr. Tony setyobudi mengemukakan bahwa
maut sering kali menggugah rasa takut. Rasa semacam ini didasari oleh
berbagai macam factor, seperti ketidakpastian akan pengalaman
selanjutnya, adanya rasa sakit dan kegelisahan kumpul lagi dengan
kelurga dan lingkungan sekitarnya.
Dalam menghadapi kematian setiap klien lanjut usia akan
memberikan reaksi yang berbeda, tergantung dari kepribadian dan cara
dalam mengahadapi hidup ini. Adapun kegelisahan yang timbul
diakibatkan oleh persoalan keluarga perawat harus dapat meyakinkan
lanjut usia bahwa kalaupun kelurga tadi di tinggalkan , masih ada orang
lain yang mengurus mereka. Sedangkan rasa bersalah selalu menghantui
pikiran lanjut usia.
Umumnya pada waktu kematian akan datang agama atau
kepercayaan seseorang merupakan factor yang penting sekali. Pada
waktu inilah kelahiran seorang iman sangat perlu untuk melapangkan
dada klien lanjut usia.
Dengan demikian pendekatan perawat pada klien lanjut usia bukan
hanya terhadap fisik saja, melainkan perawat lebih dituntut menemukan
pribadi klien lanjut usia melalui agama mereka.
Fisik
Wawancara :
a) Pandangan lanjut usia tentang kesehatan.
70
Pemeriksaan fisik :
a) Pemeriksanaan di lakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi,
dan auskultasi untuk mengetahui perubahan sistem tubuh.
b) Pendekatan yang di gunakan dalam pemeriksanaan fisik,yaitu :
Head to toe dan Sistem tubuh
Psikologis
a) Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan.
b) Apakah dirinya merasa di butuhkan atau tidak.
c) Apakah optimis dalam memandang suatu kehidupan.
d) Bagaimana mengatasi stress yang di alami.
e) Apakah mudah dalam menyesuaikan diri.
f) Apakah lanjut usia sering mengalami kegagalan.
g) Apakah harapan pada saat ini dan akan datang.
h) Perlu di kaji juga mengenai fungsi kognitif: daya ingat, proses
pikir, alam perasaan, orientasi, dan kemampuan dalam
penyelesaikan masalah.
Sosial ekonomi
a) Darimana sumber keuangan lanjut usia.
b) Apa saja kesibukan lanjut usia dalam mengisi waktu luang.
c) Dengan siapa dia tinggal.
d) Kegiatan organisasi apa yang di ikuti lanjut usia.
e) Bagaimana pandangan lanjut usia terhadap lingkungannya.
f) Berapa sering lanjut usia berhubungan dengan orang lain di luar
rumah.
g) Siapa saja yang bisa mengunjungi.
h) Seberapa besar ketergantungannya.
i) Apakah dapat menyalurkan hoby atau keinginannya dengan
fasilitas yang ada
71
Spiritual
a) Apakah secara teratur malakukan ibadah sesuai dengan keyakinan
agamanya.
b) Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan
keagamaan, misalnya pengajian dan penyantunan anak yatim atau
fakir miskin.
c) Bagaimana cara lanjut usia menyelesaikan masalah apakah
dengan berdoa.
d) Apakah lanjut usia terlihat tabah dan tawakal.
2. Diagnosa Keperawatan
Untuk memudahkan dalam mendokumentasikan proses
keperawatan, harus diketahui beberapa tipe diagnose keperawatan. Tipe
diagnose keperawatan meliputi tipe actual, risiko, kemungkinan, sehat
dan sejahtera, dan sindroma.
Dari hasil pengkajian dapat dianalisa / disimpulkan, dirumuskan
masalah atau diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada lansia.
Beberapa masalah keperawatan yang umum ditemukan pada lansia
antara lain:
Fisik / Biologi
a) Gangguan nutrisi : kurang / berlebihan dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan pemasukan yang tidak adekuat.
b) Gangguan persepsi sensorik : pendengaran, penglihatan
sehubungan dengan hambatan penerimaan dan pengiriman
rangsangan.
c) Kurangnya perawatan diri sehubungan dengan penurunan minat
dalam merawat diri.
d) Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan atau nyeri.
e) Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan penyempitan jalan
nafas atau adanya sekret pada jalan nafas.
Psikososial
a) Isolasi sosial berhubungan dengan perasaan curiga.
b) Menarik diri dari lingkungan berhubungan dengan perasaan tidak
mampu.
c) Depresi berhubungan dengan isolasi sosial.
d) Harga diri rendah berhubungan dengan perasaan ditolak.
e) Coping tidak adekuat berhubungan dengan ketidakmampuan
mengemukakan pendapat secara tepat.
f) Cemas berhubungan dengan sumber keuangan yang terbatas.
72
Spiritual
a) Reaksi berkabung / berduka berhubungan dengan ditinggal
pasangan.
b) Penolakan terhadap proses penuaan berhubungan dengan
ketidaksiapan menghadapi kematian.
c) Marah terhadap Tuhan berhubungan dengan kegagalan yang
dialami.
d) Perasaan tidak tenang berhubungan dengan ketidakmampuan
melakukan ibadah secara tepat.
3. Intervensi
Dalam perencanaan keperawatan, hal-hal yang perlu diperhatikan
meliputi:
a) Melibatkan klien dan keluarganya dalam perencanaan.
b) Bekerja sama dengan profesi kesehatan lainnya.
c) Tentukan prioritas :
Klien mungkin puas dengan situasi demikian.
Bangkitkan perubahan tetapi jangan memaksakan.
Keamanan atau rasa aman adalah utama yang merupakan
kebutuhan.
d) Cegah timbulnya masalah-masalah.
e) Sediakan klien cukup waktu untuk mendapat input atau
pemasukan.
f) Tulis semua rencana dan jadwal
Sesuai dengan permasalahan yang dialami lansia disusun
perencanaan dengan tujuan agar lansia / keluarga dan tenaga kesehatan
terutama perawat baik yang melakukan perawatan di rumah maupun
dipanti dapat membantu lansia, sehingga dapat berfungsi seoptimal
mungkin sesuai dengan kemampuan dan kondisi fisik, psikologis dan
sosial dengan tidak tergantung pada orang lain.
Tujuan tindakan keperawatan pada lansia diarahkan untuk pemenuhan
kebutuhan dasar antara lain :
Pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Meningkatnya keamanan dan keselamatan.
Memelihara kebersihan diri.
Memelihara keseimbangan istirahat / tidur.
Meningkatkan hubungan interpersonal melalui komunikasi yang
efektif.
4. Implementasi
73
5. Evaluasi
Setiap tindakan yang telah dilakukan perlu dievaluasi / dinilai baik
verbal maupun non verbal untuk mengetahui sejauh mana lansia atau
keluarga mampu melakukan apa yang telah dianjurkan.
A. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
Nama : Ny.”I”
Umur : 65 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Alamat : Allakkang manuba Barru
Diagnosa : Hipertensi
Tglmasuk :10 juli 2019
Tglpengkajian : 12 juli 2019
No.Rm : 16 92 24
2. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn.”L”
Umur : 68 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : islam
Alamat : allakkang manuba Barru
Hubungan dengan klien : Suami
B. Pereriksaan Fisik
1. Keadaan umum
a. Kesadaran umum : composmentis
b. Keadaan umum : lemah
74
Mata
Inspeksi : - mata simetris kanan dan kiri
-konjungtiva tidak anemis
-pupil isokor
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Telinga
Inspeksi: -tidak ada pembesaran tongsil
-serumen dalam batas normal
-tidak menggunakan alat bantu pendengaran
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
Hidung
Inspeksi : -simetris kanan dan kiri
-tidak Nampak adanya secret
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Mulut
Palpasi: keadaan gigi baik, tidak tampak adanya gigi palsu, rongga mulut baik
Leher
Inspeksi : tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
Thorax/jantung
Inspeksi: -bentuk dada simetris kanan dan kiri
-irama pernafasan teratur
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : -frekuensi denyut jantung dibawah normal 100x/menit
-bunyi jantung berirama
Abdomen
Inspeksi: -bentuk abdomen simetris
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
75
Ekstremitas
Atas: -jari-jari lengkap
-tidak ada edema
Bawah : -jari-jari lengkap
-tidak ada edema
6. Riwayat Psikososial
1. Pola konsep diri
Klien mengetahui penyakitnya
2. Pola kognitif
Klien menyerahkan semua keyakinannya sendiri dan berharap cepat sembuh
dari penyakitnya setidaknya bisa pulang kerumah.
7. Riwayat spiritual
a. Ketaatan klien beribadah
Klien selama sakit tidak pernah beribadah karena tidak bias terlalu bergerak
b. Dukungan keluarga klien
Keluarga sangat mendukung klien dalam menjalani perawatan dan berharap
cepat sembuh.
c. Pola interaksi
Klien dapat berinteraksi dengan baik.
2. Cairan
*frekuensi 4-5 gelas/hari 3-4 gelas/hari
*jenis minum Air putih Air putih
*jumlah ±2500-300 cc ±1500cc/hari
3. Eliminasi
*BAB
-frekuensi 1-2x/hari 2-3x sehari
Konsistensi Lunak Lunak
*BAK
-frekuensi 4-5x/hari 2-3x/hari
-warna Kuning Kuning
Jumlah/urine ±900-1000/hari ±900-1000/hari
4. Istirahat dan tidur
*tidur siang 1 jam (12:00-05:00) Jarang
*tidur malam +8 jam (21:00-05:00) Tidakteratur
*masalah tidur Tidakada Tidakada
5. Personal Hygine
*mandi 2x sehari Belum pernah
*sikat gigi 2x sehari Belum pernah
*ganti pakaian 2xsehari 1x sehari
6. Aktivitas
*olahraga Saat waktu kosong Belum pernah
*rekreasi Saat hari libur Belum pernah
D. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
RBC 4,81 10ᶝ/mmᵌ 3.80 6.50
E. Pengobatan
Amlodipine 10g 1x1
Alprazolam 0,5 1x1
Candesawlan 16g 1x1
77
Vastigo 3x1
Ceftazidime 1g/12 jam
DATA FOKUS
ANALISA DATA
Vasokontraksi
Afterload meningkat
78
Resiko penurunan
curah jantung
Nyeri kepala
3. DS: Hipertensi Intoleransi
- keluarga klien aktivitas
mengatakan klien
dibantu saat Gangguan sirkulasi
bergerak/beraktivitas
DO:
- klien mengatakan Pembuluh darah
lemah
- klien Nampak di
bantu saat beraktivitas Sistemik
Vasokontraksi
79
Afterload meningkat
Fatique
Intoleransi
aktivitas
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
2. SABTU II 1. mengidentifikasi S:
13 JULI lokasi, karakteristik, - klien
2019 frekuensi, kualitas, mengataka
intensitas nyeri. n masih
Hasil: lokasi nyeri nyeri
kepala,leher terasa - Ku lemah
tegang
2. mengidentifikasi skala O:
nyeri - Klien
hasil: skala nyeri 4 tampak
3. memfasilitasi istirahat meringis
tidur - Skala
hasil: klien tampak nyeri 4
istirahat
4. menjelaskan strategi A: masalah
meredakan nyeri teratasi sebagian
hasil: klien Nampak
mengerti P: lanjutkan
5. kolaborasi pemberian intervensi
obat jika perlu - Identifikas
hasil: ceftazidime i skala
1gr/IV nyeri
- Identifikas
i lokasi
nyeri
- Fasilitasi
istirahat
tidur
- Kolaboras
i
pemberian
obat.
85
SISTEM PELAYANAN
LANSIA DI RUMAH
87
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawatan kesehatan di rumah bukanlah suatu konsep baru dalam sistem pelayanan
kesehatan. Hal ini sudah dikembangkan sejak tahun 1859 yang pada saat itu William
Rathbone of Liverpool, England, dan juga Florence Nightingale melakukan perawatana
kesehatan di rumah dengan memberikan pengobatan bagi klien (masyarakat) yang mengalami
sakit terutama mereka dengan status sosial ekonomi rendah, kondisi sanitasi, kebersihan diri
dan lingkungan, dan gizi buruk sehingga berisiko tinggi terhadap berbagai jenis penyakit
infeksi yang umum ditemukan di masyarakat (Smith & Maurer, 2000).
Di Indonesia terjadi peningkatan umur harapan hidup lansia dari usia 58 tahun pada
tahun 1986 menjadi usia 65 tahun pada tahun 1995 (Depkes, 2003) dan terjadi peningkatan
populasi lanjut usia secara signifikan, yaitu 3,96 % setiap tahunnya dan diperkirakan dapat
mencapai angka 22.277.700 jiwa pada tahun 2000.
Peningkatan usia harapan hidup yang diiringi dengan penurunan angka kelahiran dan
kematian mengakibatkan komposisi penduduk Indonesia mengarah ke penduduk berstruktur
tua artinya jumlah lanjut usia semakin meningkat. Meningkatnya jumlah lanjut usia, di satu
sisi dapat dipandang sebagai asset nasional, namun di sisi lain dapat dipandang sebagai
problematika sosial yang memerlukan perhatian khusus. Hal ini disebabkan oleh adanya
siklus kehidupan manusia yang terus menerus mengalami proses penuaan secara biologis
dalam kehidupannya. Kondisi tersebut menimbulkan berbagai masalah, yaitu menurunnya
kemampuan fisik dan mental, keterbatasan berinteraksi social dan menurunnya produktifitas
kerja. Permasalahan lainnya adalah rasio ketergantungan antara penduduk tua dengan
penduduk usia produktif semakin meningkat, lanjut usia mengalami masalah kesehatan yang
signifikan, meningkatnya jumlah lanjut usia terlantar bahkan yang lebih memprihatinkan
adanya kasus lanjut usia menjadi korban tindak kekerasan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Bentuk pelayanan Pendampingan dan Perawatan Lanjut Usia di rumah (Home Care)
sangat tepat untuk diterapkan dalam masyarakat Indonesia yang masih berpegang pada nilai-
nilai budaya timur, sebagai wujud perhatian terhadap lanjut usia dengan mengutamakan peran
masyarakat berbasis keluarga. Pelayanan lanjut usia di rumah (home care) sangat membantu
lanjut usia yang mempunyai hambatan fisik, mental dan sosial, termasuk memberikan
dukungan dan pelayanan untuk hidup mandiri, sehingga mengurangi beban baik dari anggota
keluarga, teman, kerabat maupun tetangga yang membantu memenuhi kebutuhan lanjut usia.
Menurut Warhola (1980, dalam Smith & Maurer, 2000) perawatan kesehatan trumah
adalah suatu pelayanan kesehatan secara komprehensif yang diberikan kepada klien/individu
atau keluarga di temapat tinggal mereka (di rumah), bertujuan untuk memandirikan klien
dalam pemeliharaan kesehatan, peningkatan derajat kesehatan, upaya pencegahan penyakit,
dan risiko kekambuhan serta rehabilitasi kesehatan.
Perawatan kesehatan rumah (home care) juga dapat diartikan sebagai kesatuan yang
memungkinkan pelayanan kesehatan dilakukan secara bersamaan ataupun kombinasi dari
berbagai profesi kesehatan sebagai satu kesatuan tim untuk mencapai dan mempertahankan
status kesehatan klien secara optimal (Smith & Maurer, 2000).
Home care bagi lansia merupakan salah satu unsur pelayanan kesehatan secara luas yang
ditujukan untuk kesehatan perorangan atau kesehatan keluarga di tempat tinggal mereka
untuk tujuan promotif, rehabilitatif, kuratif, asesmen dan mempertahankan kemampuan
individu untuk mandiri secara optimal selama mungkin. Sedikitnya terdapat empat kelompok
penderita yang dapat secara efektif dan efisien dilakukannya home care yaitu penyakit kronik
90
multisistem, kondisi terminal pada keganasan, kondisi kronik pada lansia dan demensia.
Tentunya potensi-potensi setempat perlu dilibatkan seperti pihak keluarga, masyarakat,
dokter keluarga, perawat keluarga, asuransi kesehatan, dan yayasan atau lembaga swadaya
masyarakat yang bergerak di bidang kesehatan untuk diajak menjalin kerjasama dalam
berbagai beban seefektif mungkin (Walsh & Wieck, 1987).
B. TUJUAN/MANFAAT
Pendirian home care secara umum bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup usia
lanjut, sedang rehabilitatif yaitu pencegahan sekunder dan tertier yaitu pengobatan kronik
penderita keganasan/penyakit lainnya serta menghambat laju penyakit dan menghambat
timbulnya keterbatasan-keterbatasan (disability) sehingga penderita dapat mempertahankan
otonominya selama mungkin. Secara khusus, tujuan yang diharapkan dari Pendampingan dan
Perawatan lanjut usia di rumah (Stanhope & Lancaster, 1996) adalah:
Meningkatnya kemampuan lanjut usia untuk menyesuaikan diri terhadap proses perubahan
dirinya secara fisik, mental dan sosial.
1. Terpenuhinya kebutuhan dan hak lanjut usia agar mampu berperan dan berfungsi di
masyarakat secara wajar.
2. Meningkatnya kemampuan keluarga dan masyarakat dalam pendampingan dan perawatan
lanjut usia di rumah.
3. Terciptanya rasa aman, nyaman dan tentram bagi lanjut usia baik di rumah maupun di
lingkungan sekitarnya.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perawatan kesehatan dirumah (home
care) diberikan kepada individu dan keluarga baik keluarga dengan lansia di rumah tinggal
mereka yang melibatkan berbagai disiplin ilmu atau profesi dalam suatu tim kesehatan untuk
melakukan perawatan kesehatan di rumah dengan tujuan untuk memberikan kondisi yang
sehat secara optimal dan terbebasnya klien dari penyakit yang diderita.
C. SASARAN
Adapun sasaran dari home care bagi lansia ini (Nugroho, 2008), antara lain
1. Lanjut usia 60 tahun ke atas
2. Lanjut usia yang tinggal sendiri dan lanjut usia yang tinggal bersama keluarga baik
keluarganya sendiri maupun keluarga pengganti.
3. Lanjut usia yang mengalami hambatan, seperti lanjut usia yang sakit, lanjut usia
penyandang cacat, lanjut usia uzur dan lain-lain.
4. Lanjut usia yang terlantar atau miskin.
91
E. PROGRAM/KEGIATAN
Adapun program/kegiatan home care (perawatan kesehatan rumah) pada lansia yang
dapat dilaksanakan, antara lain:
1. Manajemen kasus home care
a. Melakukan seleksi kasus
92
Melakukan spesifikasi pasien lansia dengan perawatan khusus (usia lanjut pasca rawat
inap dan risiko tinggi) seperti cidera, diabetes mellitus, gagal jantung, asma berat,
stroke, amputasi, luka kronis, nutrisi melalui infus, dll. Disamping itu, pelayanan
perawatan rumah dilakukan juga bagi lansia mandiri meliputi upaya promotif dan
preventif.
b. Diagnosa keperawatan
1) Aktual
2) Resiko
3) Potensial
c. Perencanaan keperawatan
1) Penentuan prioritas masalah
2) Menentukan tujuan
3) Menyusun rencana secara komprehensif
d. Implementasi keperawatan
1) Menumbuhkan dan membina hubungan saling percaya dengan cara memanggil
nama klien
2) Menyediakan penerangan cukup: cahaya matahari, ventilasi rumah, hindarkan dari
cahaya silau
3) Meningkatkan rangsangan panca indra melalui buku-buku yang dicetak besar dan
berikan warna yang dapat dilihat
4) Mempertahankan dan melatih daya orientasi realita: kalender, jam, foto-foto
5) Memberikan perawatan sirkulasi: hindarkan pakaian yang sempit,
mengikat/menekan, mengubah posisi, dukung lansia untuk melakukan aktivitas,
serta melakukan penggosokan pelan-pelan waktu mandi
6) Memberikan perawatan pernafasan dengan membersihkan hidung, melindungi dari
angin, dan meningkatkan aktivitas pernapasan dengan latihan napas dalam (latihan
batuk). Hati-hati dengan terapi oksigen, perhatikan tanda-tanda gelisah, keringat
berlebihan, gangguan penglihatan, kejang otot, dan hipotensi
7) Memberikan perawatan pada organ pencernaan: beri makan porsi kecil tapi sering,
beri makanan menarik dan dalam keadaan hangat, sediakan makanan yang lansia
sukai, makanan yang cukup cairan, banyak makan buah dan sayur, berikan
makanan yang tidak membentuk gas, serta sikap fowler waktu makan
8) Memberikan perawatan genitourinaria dengan mencegah inkontinensia dengan
menjelaskan dan memotivasi lansia untuk BAK tiap 2 jam serta observasi jumlah
urine pada saat akan tidur. Untuk seksualitas, sediakan waktu untuk lansia
konsultasi
9) Memberikan perawatan kulit. Mandi: gunakan sabun yang mengandung lemak,
hindari menggosok kulit dengan keras, potong kuku tangan dan kaki, hindari
menggaruk dengan keras, serta berikan pelembab (lotion) untuk kulit
94
4. Fisioterapist
Program yang dilakukan adalah tindakan berfokus pada pemeliharaan, pencegahan,
dan pemulihan kondisi klien di rumah. Aktivitas perawatan kesehatan rumah yang
dilakukan adalah melakukan latihan penguatan otot ekstremitas, pemulihan mobilitas
fisik, latihan berjalan, aktif-pasif, atau tindakan terapi postural drainage klien COPD.
Latihan lain berhubungan dengan penggunaan alat kesehatan tertentu, seperti,
pemijatan, stimulasi listrik saraf, terapi panas, air, dan penggunaan sinar ultraviolet.
Dalam hal ini fisioterapist juga mempunyai kewajiban untuk mengajarkan klien atau
keluarganya tentang langkah-langkah dalam latihan program yang diberikan.
5. Pekerja Sosial Medis
Pekerja sosial medis yang sudah mendapatkan training/pelatihan dapat diperbantukan
dalam perawatan klien dan keluarganya untuk jangkan waktu yang panjang,
khususnya pada klien dengan penyakit kronis (long term care). Pekerja sosial sangat
berguna pada masa transisi dari peran perawatan medis atau perawat kepada
klien/keluarga.
97
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perawatan kesehatan rumah (home care) juga dapat diartikan sebagai kesatuan yang
memungkinkan pelayanan kesehatan dilakukan secara bersamaan ataupun kombinasi dari
berbagai profesi kesehatan sebagai satu kesatuan tim untuk mencapai dan mempertahankan
status kesehatan klien secara optimal.
. Pelayanan kesehatan diberikan secara komprehensif (promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif) dengan menggunakan teknologi yang sederhana maupun teknologi tinggi tetapi
tepat guna. Bentuk pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di rumah klien yang merupakan
pelayanan professional, menggunakan metode sistematik dalam manajemen kasus.
DAFTAR PUSTAKA
http://peszect.blogspot.com/2013/01/konsep-dasar-keperawatan-gerontik_19.html
https://www.academia.edu/34665402/Konsep_Dasar_Keperawatan_Gerontik_2.1.1_Pengertian_L
anjut_Usia
http://mediabelajarkeperawatan.blogspot.com/2012/05/konsep-teori-keperawatan-gerontik.html
https://www.scribd.com/doc/110163873/Konsep-Dasar-Keperawatan-Gerontik
https://www.google.com/search?safe=strict&client=firefox-b-
d&sxsrf=ACYBGNRsSwlksg65b7DLFe-
tEQMh_ZgLdg%3A1568064661277&ei=lcR2XfPTEMjjvgTM6K2QCg&q=makalah+konse
p+dasar+lansia&oq=makalah+konsep+dasar&gs_l=psy-
ab.1.0.35i39j0l9.40887.47208..49389...7.2..3.454.3989.0j27j0j1j1......0....1..gws-
wiz.....10..0i71j0i22i30j35i362i39j0i67j0i131.hk5Eno00fH8
https://www.academia.edu/33835704/Makalah_konsep_Lansia.docx
https://www.scribd.com/document/327853259/KONSEP-DASAR-LANSIA
https://www.scribd.com/doc/306065593/Makalah-Konsep-Lanjut-Usia
http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/07/konsep-lanjut-usia-lansia.html
http://blog-keajinanku.blogspot.com/2015/09/makalah-lansia-usia-lanjut.html
Lestari Puput, dkk. 2012. Makalah Dewasa Akhir. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
http://prikitiuew.blogspot.com/2013/02/makalah-tahapan-perkembangan-pada-lansia.html
99
http://tutorialkuliah.blogspot.com/2010/05/tugas-perkembangan-keluarga-dengan.html
html.
Ardiana, Anisah. 2007. Konsep Pertumbuhan dan perkembangan Manusia. Jember: Bagian Dasar
Keperawatan dan Keperawatan Dasar (DKKD) Program Studi Ilmu Keperawatan.
Darmojo.2000.Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) edisi ke-2. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Unifersitas Indonesia.
Courtney, Mary. 1997. Terapi Diet dan Nutrisi. Edisi II. Melfiawati (ED). Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Maryam, dkk. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika
Nugroho Wahjudi H. (2008). Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Edisi 3. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Zang, S.M & Bailey, N.C. Alih Bahasa Komalasari, R. (2004). Manual Perawatan Dirumah
(Home Care Manual). Edisi Terjemahan. Cetakan I. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
https://www.academia.edu/32449736/Home_Care_BENTUK-
BENTUK_PERAWATAN_LANSIA_DI_RUMAH_PELAYANAN_HOME_CARE_PADA
_LANSIA_
100
KUMPULAN SOAL
101
SOAL KELOMPOK 1
1. Klien laki-laki berusia 75 tahun masuk panti wreda dalam keadaan post stroke 2 bulan
yang lalu, klien mengalami kelumpuhan pada bagian ekstremitas kanan, sehingga
perlu bantuan pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Apakah tindakan yang paling tepat
pada klien tersebut?
a. Memberikan kursi roda.
b. Melatih pergerakan sendi.
c. Memijat daerah ekstremitas.
d. Memotivasi untuk ambulasi.
e. Memberikan kebutuhan penuh.
2. Klien lanjut usia dalam keluarga binaan perawat, yang mengalami kasus diabetes
memiliki kulit yang sangat kering pada kaki dan ekstremitas bawah. Untuk
mempertahankan kulit yang utuh keluarga bertanya pada perawat. Manakah intervensi
yang harus diberikan oleh perawat pada keluarga?
a. Merendam kakinya dengan sering ke air hangat.
b. Menggunakan lotion tanpa pewangi.
c. Menggunakan bedak kaki.
d. Menghindari stoking elastis lutut.
e. Memberikan penkes kepada seluruh masyarakat.
3. Seorang perempuan, usia 65 tahun. Hasil pengkajian klien merasa kehilangan setelah
suaminya meninggal dunia 1 mingguu yang lalu, ekspresi murung dan sedih, duduk
menyendiri, penampilan tidak rapih, kulit kering, serta kotor. TD: 100/80 mmHg,
suhu: 370 C, frekuensi nafas 20x/menit, frekuensi nadi 80x/menit, BB 42 kg, TB 150
cm. Apa tindakan perawat yang paling utama untuk mengatasi masalah tersebut?
a. Menemani klien untuk menghibur.
b. Mengajarkan cara untuk mengatasi krisis.
c. Memberikan aktivitas klien dalam kegiatan.
d. Memberikan kesempatan untuk mengekspresikan.
e. Mengamankan klien dari lingkungan yang merusak diri.
102
4. Seorang laki-laki berusia 69 tahun, tinggal bersama istri. Hasil pengkajian didapatkan
data tidak dapat menahan BAK, sering ngompol sebelum sampai kekamar mandi
terutama pada malam hari, merasa dirinya sudah tidak berguna lagi karena sering
dimarahi istri. Hasil pemeriksaan : TD 130/80 mmHg, BB 65 kg, TB 165 cm.
Apakah masalah utama pada kasus tersebut?
a. Cemas.
b. Isolasi sosial.
c. Koping tidak efektif.
d. Gangguan pola eliminasi.
e. Gangguan gambaran diri.
6. Seorang laki-laki dengan usia 75 tahun datang ke Poliklinik karena mengeluh sesak
napas. Hasil TTV klien menunjukkan : TD 170/90 mmHg, RR 25x/menit, HR
86x/menit, auskultasi napas terdengar redup, klien berusaha bernapas menggunakan
otot bantu napas, dan lebih nyaman bernapas dengan mulut. Apakah diagnosa
keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Pola napas tidak efektif.
b. Kelebihan volume cairan.
c. Perilaku kesehatan beresiko.
d. Bersihan jalan napas tidak efektif.
e. Risiko penurunan fungsi kardiovaskuler.
103
8. Salah satu peran perawat gerontik, yaitu sebagai Motivasi yang dimaksud motivasi
disini adalah….
a. Perawat memberikan tindakan keperawatan pada lansia untuk menjaga kondisi
kesehatannya.
b. Perawat memberikan Health Education pada lansia tentang personal hygien
sebagai upaya meningkatkan derajat kesehatannya.
c. Berarti membuat keputusan untuk lansia, tetapi member tetap mandiri menjaga
martabat, meskipun didalamnya situasi yang sulit.
d. Perawat melakukan tindakan keperawatan pada lansia yang berkaitan dengan
penuaan pada dirinya.
e. Perawat memberikan dukungannya pada lansia untuk memperoleh
kesehatannya yang optimal, memelihara kondisi, dan kesehatan.
9. Seorang laki-laki berusia 55 tahun. Hasil pengkajian didapatkan data nyeri pada
daerah persendian, dengan skala nyeri 5, cepat lelah. Hasil pemeriksaan : TD 130/80
mmHg, BB 65 kg, TB 165 cm, pemeriksaan diagnostic asam urat 9 mg%. Perawat
ingin melakukan tindakan akupresure tetapi takut tindakan tersebut bukan menjadi
wewenang perawat vokasional. Manakah yang perlu dilakukan perawat gerontik
untuk mengatasi masalah tersebut?
a. Seminar.
b. Pelatihan.
c. Studi banding.
d. Workshop.
e. Pendidikan berkelanjutan.
104
10. Nyonya C berusia 70 tahun merupakan salah satu lansia yang tinggal di panti. Dia
memiliki keluhan inkontinensia urin. Saat perawat sedang melakukan perawatan pada
genetalia pasien tersebut. Perawat lupa menutup girden jendela. Jadi, salah seorang
lansia lain melihat tindakan yang di lakukan perawat tersebut. Apa aspek etik
keperawatan yang tidak di lakukan oleh perawat.
a. Non maleficienci.
b. Autonomy.
c. Confidentiality.
d. Benefecince.
e. Justice.
SOAL KELOMPOK 2
1. Seorang laki-laki berumur 72 tahun menderita asam urat. Klien mengeluh nyeri pada
pergelangan kaki dan sering kesemutan, keluhan ini dirasakan sudah 4tahun yang
lalu. Klien mengatakan tidak pernah memeriksakan penyakitnya, hanya dipijatkan
meskipun jarak puskesmas hanya 100meter dari rumah. Klien sering tidakbisa
mengendalikan emosinya. Biasanya keluarga klien yang menjadi sasaran amarah
dari klien. Manakah tekhnik yang cocok untuk mengatasi masalah pada kasus
tersebut?
a. Adaptasi tentang diet untuk asam urat
b. Keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat
c. Mengenal tentang rasa nyeri
d. Mekanisme koping dari keluarga
e. Keluarga mampu mendefinisikan asam urat
3. Ny. R berusia 67tahun menderita asma bronkial sejak 1tahun lebih, mengeluh sesak
nafas, batuk dengan dahak kental dan lengket susah dikeluarkan. Keluarga
mengatakan klien malas berobay kepuskesmas karena setiap habis obatnya
penyakitnya kambuh. Apakah tindakan yang tepat untuk kasus diatas?
105
3. Perawat Home Care mengunjungi klien lanjut usia yang pasangannya meninggal 6
bulan yang lalu. Apakah perilaku yang menunjukkan koping klien tidak efektif?
a. Mengabaikan perawatan pribadi
b. Melihat foto-foto lama keluarga
c. Berpartisipasi dalam program lanjut usia
d. Mengunjungi makam pasangan Sebulan sekali
e. Sering ikut kegiatan pengajian desa
4. Perawat sedang memberikan seksi pendidikan untuk pegawai baru, dengan topik
penelantaran pada Lanjut Usia. Perawat membantu pegawai mengidentifikasi, klien
manakah yang paling sering menjadi korban penelantaran?
a. Seorang pria 75 tahun yang menderita hipertensi sedang
b. Seorang pria 68 tahun yang baru saja di diagnosis katarak
c. Seorang wanita 90 tahun yang menderita Parkinson lanjut
d. Seorang wanita 70 tahun yang didiagnosis penyakit lyme dini
e. Seorang pria 65 tahun yang menderita diabetes melitus
5. Tn.A berusia 65 tahun menderita asma bronkial sejak 2 tahun lalu, mengeluh sesak
nafas, batuk dengan dahak kental dan lengket susah dikeluarkan. keluarga
mengatakan klien malas berobat ke puskesmas karena setiap habis obatnya
penyakitnya kambuh. (apakah tindakan yang tepat untuk kasus di atas...
a. berikan penjelasan tentang tanda dan gejala penyakit
b.Menganjurkan klien untuk periksa teratur
c. Mengajarkan cara batuk efektif
d.Memberikan penjelasan tentang penyakit klien
e.Menganjurkan keluarga untuk selalu mendukung klien
106
6. Ny. A berusia 74 th dibawa oleh anaknya ke poliklinik lansia, atas segala hal yang
telah dialaminya selama sebulan dan telah menggangu aktifitas kehidupan
keluarganya. anaknya mengatakan, selama sebulan Ny. A sudah menunjukkan
kesulitan untuk berbicara dan berbahasa, sering tersesat walaupun di dalam rumah,
dan cenderung malas bergerak, kehilangan keinginan untuk berkerja, dan kesulitan
untuk tidur setiap malam. berdasarkan kasus di atas, diagnosa keperawtan yang
dapat ditegakkan adalah...
a. Resiko tinggi cedera
b. Resiko tinggi penurunan self care
c. Gangguan proses keluarga
d. Gangguan mobilitas fisik
e. Gangguan citra tubuh
10. Seorang pasien laki-laki berusia 55 tahun baru saja menjalani operasi katarak sekitar
2 jam yang lalu.Klien sudah duduk sendiri yang mengatakan ingin buang air kecil.
Apa yang sebaiknya dilakukan perawat?
a. Memasangkateterpadaklien
b. Meminta klien BAKditempat tidur
c. Meminta klienuntuk tidakmengejanselama
BAK
d. Meminta klen untuk menggunakan kloset jongkok
e. Memintaklienmenahankencinghingga6jam paskaoperasi
SOAL KELOMPOK 3
1. Seorang laki-laki berusia 65 tahun ,tinggal bersma istrinya . Hasil pengkajian
didapatkan data tidak dapat menahan BAK, sering ngompol sebelum kekamar mandi
terutama pada malam hari, merasa dirinya sudah tidak berguna lagi karena sering
dimarahi istrinya. Hasil pemeriksaan TD: 130/80 mmhg, BB: 65 kg, TB: 165 cm.
Apakah masalah utama pada kasus tersebut?
a. Cemas
b. Isolasi social
c. Gangguan pola eliminasi
d. Koping tidak efektif
e. Gangguan gambran diri
108
2. Seorang perempuan usia 65 tahun. Hasil pengkajian klien merasa kehilangan setelah
suaminya meninggal dunia 1 minggu yang lalu, ekspresi muurung dan sedih, duduk
menyendiri, penampilan tidak rapi, kulit kering serta kotort. TD: 100/80 mmhg,
suhu: 370C, frekuensinafas 20 x/menit. Frekuensi nadi 80x/menit, BB: 42 kg, TB:
150 cm. Apa tindakan utama untuk mengatasi masalah tersebut?
a. Menemani klien untuk menghibur
b. Mengajarkan cara untuk mengatasi krisis
c. Memberikan aktivitas klien dalam bentuk kegiatan sebagai pengalihan
d. Memberikan kesempatan untuk mengekspresikan dalam bentuk apapun
e. Mengamankan klien dari lingkungan yang berpotensi membahayakan dirinya
3. Seorang laki-laki berusia 69 tahun tinggal bersama istri. Hasil pengkajian didapatkan
data tidak R/80 mmHg. BB 65 Kg. TB 165 cm. Apakah masalah utama pada kasus
tersebut ?
a. Cemas
b. Isolasi sosial
c. Koping tidak efektif
d. Gangguan pola eliminasi
e. Gangguan gambaran diri
4. Seorang pria usia 66 tahun pada 6 bulan yang lalu istrinya meninggal dunia
dikarenakan sakit. Ia tinggal bersama anak lelakinya. Selama wawancara ekspresi
lansia tersebut tampak sedih banyak menunduk,pandangan kosong dan menangis
saat ditanya tentang mendiang istrinya. Ia merasa gagal merawat istrinya. Klien
mengeluh nafsu makan menurun,susah tidur pada malam hari dan malas bergaul
dengan para tetangganya. Apa masalah yang dialami lansia tersebut ?
a. Pikun
b. Depresi
c. Demensia
d. Gangguan jiwa
e. Alzheimer
tidur kembali, badan lemas dan sering merasa ngantuk dipagi hari. Apakah
pengkajian selanjutnya pada kasus diatas?
a. Kognitif
b. Daya ingat
c. Katz indeks
d. Status mental
e. Status social
6. Seorang laki-laki usia 86 tahun mengalami proses penuaan, klien mampu menarik
diri dari kegiatan terdahulu dan memusatkan diri pada kegiatan pribadi serta
mempersiapkan diri menghadapi kematian. Pada kasus diatas merupakan pernyataan
yang sesuai dengan teori ?
a. Teori Interaksi Sosial
b. Teori Penarikan Diri
c. Teori Kepribadian
d. Teori Pembebasan
e. Teori Mandiri
7. Seorang laki-laki usia 65 tahun tinggal di panti tresna wreda, klien mengeluh
mengalami penurunan pendengaran, pandangan kabur,dan mobilisasi dibantu
menggunakan kursi roda,.Pada pengkajian fisik didapatkan klien mengalami
penurunan kekuatan otot ekstremitas bawah. Diagnosa keperawatan prioritas pada
kasus diatas?
a. Kelelahan
b. Risiko Jatuh
c. Risiko cedera
d. Intoleransi aktivitas
e. Faktor Umur
8. Seorang perempuan berusia 75 tahun tinggal di Panti Werdha sejak 2 tahun yang
lalu, mengeluh tidak dapat mendengar dengan jelas pada kedua telinga, pasien
mengatakan malu betemu dengan sesama penghuni panti karena takut menyinggung
perasaan, pasien sering bicara dengan suara yang keras dan hasil test Rinne Negatif.
Manakah Pendekatan bawah ini yang paling baik utuk memfasilitasi komunikasi
pada kasus diatas?
110
9. Seorang perempuan berusia 78 tahun Dirawat wisma G sejak 8 bulan yang lalu
dengan diagnosa medis multiple sklerosis pada saat pengkajian keluhan utamanya
pasien cemas dengan kondisinya karena semakin hari semakin memburuk. setiap
hari pasien murung dan takut dengan kondisinya Klien Berharap bisa segera kembali
berkumpul dengan anaknya dan bisa pulang ke rumahnya. Apakah diagnosa
keperawatan yang muncul dari kasus diatas?
a. Ansietas berhubungan dengan perubahan fisiologis
b. Harga Diri Rendah berhubungan dengan perubahan fisiologis
c. Gangguan Gambaran diri berhubungan dengan perceptual kognitif
d. Koping Individu Tidak Afektif berhubungan dengan perubahan dalam
hidup
e. Gangguan persepsi diri
10. Seorang laki-laki yang berusia 78 tahun di panti werda sudah 2 tahun yang
ditempatkan diruang isolasi.klien mengeluhkan nyeri pada luka di punggung bagian
bawah pada saat pengkajian di pungggung ada luka dengan diameter 10 cm. kondisi
tubuh lemah, bau badan, kulit kusam, rambut kotor, bau mulut, kuku panjang.
pakaian tidak rapi, dan tidak ganti 2 hari. Makan dibantu oleh teman dekatnya yang
masih bisa beraktivitas, untuk BAB Dan BAK dilakukan ditempat tidur. hasil indeks
Katz skornya 3 ketergantungan Total, Hasil pengkajian Mini Mental State Exam 20
kerusakan mental berat, Risiko jatuh 9 yaitu risiko jatuh Sedang. Apakah diagnosa
keperawatan yang muncul dari kasus diatas?
a. Intoleransi aktifitas
b. Deficit perawtan diri makan
c. Deficit perawatan diri mandi
d. Deficit perawatan diri eliminasi
e. Defisit pengetahuan
111
SOAL KELOMPOK 4
1. Seorang perawat melakukan kunjungan kerumah seorang lansia (72 tahun).
Berdasarkan pengkajian klien mengalami penurunan fungsi penglihatan, berjalan
dengan bantuan tongkat. Penerangan rumah klien remang-remang dan lantai tampak
licin. Klien hanya tinggal berdua saja dengan anaknya dan anak klien juga sering
pulang sore karena sibuk bekerja. Berdasarkankasustersebut,apakah diagnose
keperawatan yang tepat ?
a. Intoleransi aktivitas
b. Gangguan mobilitas fisik
c. Gngguan persepsi sensori penglihatan
d. Resiko jatuh
e. Resiko cedera
2. Salah satu penurunan yang dialami usia lanjut akibat aging process adalah
kemampuan kognitif. Apa instrument yang sebaiknya digunakan perawat untuk
mengkaji pada kondisi di atas ?
a. Short portable mental status questioner (SPSMQ)
b. Mini mental status exam (MMSE)
c. Geriatric depression scale (GDS)
d. Barthel index
e. Katz index
4. Seorang perempuan berusia 68 tahun mengatakan saat ini sendi –sendi tangan dan
jari terasa lini-linu, demikian juga panggul, pinggang dan kaki terasa sakit dan tidak
kuat untuk berdiri lama. Terasa mudah lelah. Keluhan tersebut sudah dirasakan oleh
pasien selama kurang lebih satu tahun. Dari kasus diatas berapakah nilai tingkat
kemandirian klien ?
a. Tingkat kemandirian B
b. Tingkat kemandirian E
c. Tingkat kemandirian A
d. Tingkat kemandirian D
e. Tingkat kemandirian C
5. Seorang laki – laki yang berusia 78 tahun dipanti werda sudah 2 tahun yang
ditempatkan diruang isolasi. Mengeluhkan nyeri pada luka dipunggung bagian
bawah pada saat pengkajian di punggung ada luka dengan diameter 10 cm . kondisi
tubuh lemah, bau badan, kulit kusam, kuku panjang, rambut kotor, bau mulut,
pakaian tidak rapi dan tidak ganti 2 hari. Makan dibantu oleh teman dekatnya yang
masih bisa beraktifitas untuk BAB dan BAK dilakukan ditempat tidur, hasil indeks
katzskornya 3 ketergantungan,total hasil pengkajian : Mini Mental State Exam
kerusakan mental berat, resiko jatuh 9 yaitu : resiko jatuh sedang. Apakah diagnose
keperawatan yang muncul dikasus diatas :
a. Intoleransi aktivitas
b. Deficit perawatan diri makan
c. Deficit perawatan diri mandi
d. Deficit perawatan diri eliminasi
e. Deficit nutrisi
7. Klien lanjut usia dalam keluarga binaan perawat, yang mengalami kasus diabetes
memiliki kulit yang sangat kering pada kaki dan ekstremitas bawah. Untuk
mempertahankan kulit yang utuh keluarga bertanya pada perawat. Manakah
intervensi yang harus diberikan oleh perawat pada keluarga ?
a. Merendam kakinya dengan sering ke air hangat
b. Menggunakan losion tanpa pewangi
c. Menggunakan bedak kaki
d. Menghindari stoking elastisitas setinggi lutut.
e. Memberikan penkes kepada seluruh masyarakat.
9. Klien laki-laki berusia 75 tahun masuk panti werda dalam keadaan post stroke 2
bulan yang lalu. Klien mengalami kelumpuhan pada ekstremitas kanan, sehingga
perlu bantuan pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Apakah tindakan yang paling tepat
bagi klien tersebut ?
a. Memberikan kursi roda
b. Melatih pergerakan sendi
c. Memijat daerah ekstremitas
d. Memotivasi untuk ambulansi
e. Memberi kebutuhan penuh
114
10. Seorang perempuan 78 tahun tinggal bersamaan anak perempuan dan seorang cucu
yang berusia 20 tahun. Hasil pengkajian klien merasa sedih karena cucunya sudah
sebulan tidak pulang dan tidak ada kabar. Anaknya mengalami retarda simental,
sudah lama berpisah dengan suaminya. Klien tidak tahu harus meminta bantuan
kepada siapa. Apa diagnose keperawatan pada kondisi diatas ?
a. Kecemasan
b. Ketidakberdayaan
c. Tidak efektifnya koping
d. Kurangnya pengetahuan
e. Harga diri rendah situasional
SOAL KELOMPOK 5
1 . Ny.L berusia 75 taun datang ke posyandu lansia dengan keluhan pandangn kabur
dan pendengaran mulai berkurang. Perawat memberikan informasi, pengetahuan dan
pelayanan tentang penggunaan berbagai alat bantu misalnya: kecamata, alat bantu
dengar, serta nasihat dan cara hidup yang sesuai dengan penyakit yang diderita oleh
Ny.L . Upaya perawat dalam memberikan informasi,pengetahuan dan pelayanan
tersebut merupakan upaya kesehatan usia lanjut :
a. Upaya promotif
b. Upaya preventif
c. Upaya kuratif
d. Upaya rehabilitative
e. Upaya resosialisasi
3. seorang pasien berusia 63 tahun tinggal sendiri dirumahnya dan mempunyai riwayat
hipertensi, nyeri leher dan punggung . hasil pengkajian didapatkan TD :
180/110mmHg, Nadi 88x/menit,RR 26x/menit. Pasien sering merasa sedih dan
khawatir sampai akhirnya mengalami pangguan tidur karena tidak bisa melakukan
pekerjaan rumah tangga dan tidak dapat bersosialisasi dengan lingkungannya.
Apakah tindakan keperawatan yang tepat untuk klien diatas ?
a. Mengakaji tingkat kesadaran
b. Mengkaji kemampuan kognitif
c. Mengkaji status psikologis
d. Mengkaji status mental
e. Mengkaji barthel indeks
4. pada lansia tidak hanya kondisi fisik yang mengalami penurunan akan tetapi pada
kondisi psikologisnya terkadang mengalami masalah misalnya merasa tidak
berguna, selalu memandang sesuatu dengan pesimis, sikap menolak akan terjadi
proses penuaan,dll. Dalam keadaan seperti ini manakah metode keperawatan yang
tepat untuk mengatasi masalahseperti diatas ?
a. Metode konsep self care orem
b. Metode konsep human being rogers
c. Metode perilaku johnson
d. Metode konsep henderson
e. Metode konsep leinenger
6. Seorang pria usia 60 tahun mengeluh nyeri dada di sebelah kiri. Perawat akan
melakukan pemeriksaan EKG untuk mengetahui ada tidaknya kelainan pada jantung
pasien. Apakah yang perlu Anda lakukan pertama kali kepadapasien
sebelumprosedur tersebut?
a. Melakukan inform consent
b. Mengecek kelengkapan alat
c. Memposisikan pasien terlentang
d. Memberitahukan biaya pemeriksaan
e. Mempersiapkan alat –alatyang diperlukan
7. Seorang pria usia 60 tahun mengeluh batuk berdahak sejak tiga hari yang lalu. Batuk
semakin sering muncul jika udara dingin dan pada waktu malam hari.Menurut
pasien, sekret yang keluar berwarna hijau dan sangat kental.Saatdilakukan
auskultasi,didapatkan suara ronchi pada bagian basal paru dextra.
8. Seorang perempuan usia 50 tahun datang ke IRD dengan keluhan nyeri dada kiri
depan yang tidak berkurang dengan istirahat.Nyeri tidak menjalar kebagian tubuh
lain dan bisa ditunjuk. Tanda- tanda vital menunjukkan suhu38,6OC, frekuensi nadi
90 x/menit. Klien takut dirinya mengalami sakit jantung koroner dan hanya
berbaring di tempat tidur. Apakah diagnosa keperawatan utama pada kasus
117
tersebut?
a. Nyeriakut
b. Hipertermi
c. Gangguan perfusi
d. Intoleransi aktivitas
e. Gangguan istirahat tidur
10. Seorang perempuan 78 tahun,datang ke UGD dengan keluhan buang air besar lebih
dari 5X/ hari dengan konsistensi cair sejak kemarin. Tanda-tanda vital
TD100/60mmhg,Suhu37,60C,Frekuensi nafas 24x/menit, turgor kulit lebih dari2
detik. Apakah tindakan keperawatan yang utama untuk pasien diatas?
a. Mengobervasi tanda vital
b. Memberikan Kompres hangat
c. Memberikan cairan intravena
d. Mengobservasi konsistensi BAB
e. Memberikan minum 1000 cc/24 jam
SOAL KELOMPOK 6
1. Satu keluarga terdiri dari seorang bapak, usia 40 tahun dan seorang istri usia 35
tahun. Hasil pengkajian : bapak mengeluh batuk-batuk sudah 2 bulan, nafsu makan
118
berkurang, badan lemas, berkeringat saat tidur malam TD 130/80 mmHg, nadi
80x/I, napas 20x/i. hasil laboratorium : sputum BTA(+), ronchi(+). Tindakan
perawat memberikan inhalasi buatan. Apakah langkah selanjutnya setelah tindakan
perawat yang paling tepat untuk mengatasi masalah pada pasien di atas ?
a. Memberikan inhalasi
b. Kolaborasi photo thorax
c. Mengajarkan teknik batu kefektif
d. Anjurkan keluarga merawat klien
e. Anjurkan klien untuk banyak istirahat
2. Seorang laki-laki dengan usia 75 tahun datang kepoli klinik karena mengeluh sesak
napas, hasil TTV klien menunjukkan TD : 170/90 mmHg RR : 25x/I, N : 86x/I
auskultasi napas terdengar redup, klien berusaha bernapas menggunakan otot bantu
napas, dan leebih nyaman bernapas dengan mulut. Apakah diagnose yang tepat
pada kasus di atas ?
a. Pola napas tidak efektif
b. Kelebihan volume cairan
c. Perilaku kesehatan berisiko
d. Bersihan jalan napas tidak efektif
e. Resiko penurunan fungsi kardivaskular
4. Ny. A berusia 74 tahun dibawa oleh anaknya kepoli klinik lansia atas segala hal
yang telah di alaminya selama sebulan dan telah mengganggu aktvitas kehidupan
119
5. Klien laki-laki berusia 75 tahun masuk panti WREDA dalam keadaan pot stroke 2
bulan yang lalu. Klien mengalami kelumpuhan pada ekstremitas kanan, sehingga
perlu bantuan pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Apakah tindakan yang paling tepat
bagi klien tersebut ?
a. Memberikan kursi roda
b. Melatih pergerakan sendi
c. Memijat daerah ekstremitas
d. Memotivasi untuk ambulasi
e. Memberikebutuhanpenuh
6. Seorang perempuan 78 tahun tinggal bersama anak perempuan dan seorang cucu
yang berusia 20 tahun. Hasil pengkajian klien merasa sedih karena cucunya sudah
sebulan tidak ada kabar. Anaknya mengalami reterdasi mental, sudah lama
berpisah dengan suaminya. Klien tidak tahu harus meminta bantuan kepada siapa.
Apa diagnose keperawatan pada kondisi ini ?
a. Kecemasan
b. Ketidakberdayaan
c. Tidak efektifnya coping
d. Kurangnya pengetahuan
e. Harga diri rendah situasional
kemerahan, dan terdapat rembesan feses lunak, klien mengatakan tidak ada
keinginan untuk BAB. Apa diagnose keperawatan yang tepat pada kasus diatas ?
a. Disfungsi motiltas gastrointestinal
b. Inkontinesia defekasi
c. Persepsi konstipasi
d. Risiko konstipasi
e. Risiko decubitus
9. Seorang perempuan berusia 78 tahun di rawat wisma G sejak 8 bulan yang lalu
dengan diagnose medis multiple sclerosis pada saat pengkajian keluhan utamanya
pasien cemas dengan kondisinya berharap bisa segera kembali berkumpul dengan
anaknya dan bisa pulang kerumahnya. Apakah diagnose keperawatan yang muncul
dari kasus diatas ?
a. Ansietas berhubungan dengan perubahan fisiologis
b. Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan fisiologis
c. Gangguan gambaran diri berhubungan dengan perseptual kognitif
d. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan perubahan dalam
hidup
e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidaktahuan informasi
10. Seorang laki-laki usia 89 tahun mengalami proses penuan, klien mampu menarik
diri dari kegiatan terdahulu dan memusatkan diri pada kegiatan pribadi serta
121
SOAL KELOMPOK 7
1. Seseorang perempuan berusia 82 tahun di datangi perawat puskesmas dengan
keluhan baru saja keluar dari rumah sakit karena sesak nafas. Klien mendapatkan
terapi obat-obatan dan oksigen 3 TPM. Perawat memberikan edukasi pada keluarga
mengenai fungsi oksigen dan posisi pemberian yang tepat pada klien. Apakah
setting layanan keperawatan pada kasus diatas?
a. Nursing home
b. Home care
c. Acute care
d. Respite care
e. Day service
penglihatan kabur. Dari hasil riwayat keluarga bahwa orang tua klien meninggal
karena stroke. Apakah pemeriksaan fisik yang tepat pada kasus diatas?
a. Mengukur JVP
b. Mengukur tekanan darah
c. Menginspeksi area dada
d. Menghitung frekuensi nafas
e. Melakukan tes rinne dan swabach
6. Manakah intervensi keperawatan yang tepat dilakukan pada klien lanjut usia dengan
presbikusis yang mengalami gangguan pendengaran?
a. Bicara lebih keras
123
a. nursing home
b. home care
c. acute care
d. respite care
e. day service
a. Mengukur JVP
b. Mengukur tekanan darah
124
10. Seorang perempuan dengan usia 55 tahun datang kepuskesmas karena hipertensi.
Hasil pemeriksaan antopometeri menunjukkan BB 80 Kg dan TB 160 cm. Dari hasil
pengkajian klien mengatakan tidak menyukai masakan yang bersantan dan asin, ia
juga tidak merokok, tidak suka bergadang, tidak meminum alcohol dan tidak minum
kopi. Apakah factor risiko hipertensi yang tidak dapat diubah pada kasus diatas?
a. suku
b. umur
c. genetik
d. obesitas
e. diet tinggi garam dan lemak
SOAL KELOMPOK 8
1. Seorang laki-laki usia 60 tahun tinggal di Panti Tresna Wreda sejak 2 tahun yang
lalu. klienmemerlukan bantuan minimal dalam tindakan keperawatan dan
pengobatan. Klien mampumelakukan aktivitas perawatan diri sendiri secara mandiri,
hanya sesekali memerlukan bantuan petugas kesehatan. Apakah Kategori
keperawatan klien menurut Swanburg dari kasus diatas ?
a. Self-care
b. Minimal care
c. Intensive care
d. Intermediate care
e. Semuanya benar
b. Partial care
c. Minimal care
d. Mediate care
e. Maksimal care
3. Seorang perempuan berusia 82 tahun didatangi Nursing home dengan keluhan baru
saja keluar dari rumah sakit karena sesak napas. Klien mendapatkan terapi obat-
obatan dan oksigen 3 liter.menit. Perawat memberikan edukasi pada keluarga
mengenai fungsi oksigen dan posisi pemberian yang tepat pada klien.Apakah setting
layanan keperawatan pada kasus diatas?
a. Nursing home
b. Home care
c. Acute care
d. Respite care
e. Day service
4. Seorang perawat melakukan home visit ke rumah warga yang memiliki lansia
berusia 70 tahun, didapatkan data lansia tersebut pernah mengalai jatuh, dan
berdasarkan observasi lingkungan oleh perawat didapatkan data lantai rumah terbuat
dari keramik. Apakah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk
menghindari resiko jatuh berulang pada lansia tersebut ?
a. Menganjurkan untuk meningkatkan pencahayaan di rumah
b. Menganjurkan untuk segera mengganti kloset jongkok ddengan kloset duduk
c. Menganjurkan untuk membelikan alat bantu jalan
d. Menganjurkan untuk meminimalisir penyebab jatuh seperti lantai yang
licin
e. Menganjurkan untuk menyimpan perabotan di tempat yang tinggi
5. Seorang perempuan berusia 82 tahun didatangi Nursing home dengan keluhan baru
saja keluar dari rumah sakit karena sesak napas. Klien mendapatkan terapi obat-
obatan dan oksigen 3 liter.menit. Perawat memberikan edukasi pada keluarga
mengenai fungsi oksigen dan posisi pemberian yang tepat pada klien. Perawat
menggunakan data dari hasil observasi dan penilaian kesehatan klien untuk
126
6. Seorang nursing care sedang mengadakan program pembinaan kelompok pra lansia
dan lansia di wilayahnya. Berdasarkan hasil pengkajian didaptkan 40 % lansia
mengalami depresi ringan, 54 % tinggal sendiri dan tidak punya penghasilan tetap.
Apakah upaya promotif yang dapat di lakukan perawat kepada kelompok lansia
binaannya tersebut?
a. Bersama tim kesehatan lain melakukan upaya pengobatan bagi lansia yang
sakit
b. Melakukan pemeriksaan kesehatan lansia secara berkala bagi lansia yang
berisiko tinggi
c. Menggairahkan semangat hidup para lansia agar tetap merasa dihargai
dan berguna bagi diri nya sendiri, keluarga maupun masyarakat.
d. Bersama tim kesehatan lainnya berupaya untuk memulihkan fungsi organ
tubuh lansia binaan yang sudah menurun.
e. Mencegahan terhadap kemungkinan terjadinya komplikasi dari penyakit yang
disebabkan proses menua di kalangan para lansia
7. Klien tn “A” berumur 55 thn menderita penyakit stroke, klien mengeluh kesulitan
untuk melakukan aktivitas. Apa peran perawat dalam pelayanan home care pada
lansia tersebut?
8. Klien Ny”A” berumur 60 tahun menderia penyakit DM. Klien harus diberikan
penanganan khusus untuk merawat luka, tetapi kien menolak untuk dirawat di RS.
Apa solusi untuk mengatasi masalah tersebut ?
a. Memberikan pelayanan home care untuk merawat luka klien
b. Memberikan pelayanan RS
c. Memberikan pelayanan klinik pada klien
d. Memberikan pelayanan puskesmas pada klien
e. Memberikan pelayanan onsultasi dengan dokter
9. Serorang klien berusia 70 tahun menderita penyakit DM. Klien harus diberi
penanganan khusus untuk merawat luka, tetapi klien menolak untuk di rawat di RS.
Perawat memberi saran untuk melakukan perawatan di rumah dengan pelayanan
home care, sehingga klien dapatdiberi pelayanan kesehatan secara komperhensif.
Dari kasus arti dari pelayanan kesehatan secara komperhensif yaitu ?
a. Promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative
b. Promotif, preventif dan rehabilitative
c. Promotif, preventif dan kuratif
d. Preventif, kuratif, dan rehabilitative
e. Kuratif dan rehabilitative
10. Seorang nursing care melakukan kunjungan rumah pada seorang perempuan berusia
70 tahun yang memiliki riwayat diabetes mellitus. Hasil anamnesis didapatkan luka
derajat 1, pada ekstremitas bawah dextra. Keluarga telah mampu melakukan
perawatan luka ringan, selain itu keluarga juga bertanya jenis perawatan apa selain
merawat luka diabetik. apakah jenis therapi modalitas yang dapat diberikan pada
klien ?
a. Perawatan luka
b. Manajemen perilaku
c. Senam lansia dengan diabetes
d. Memberikan terapi relaksasi
e. Mengajarkan senam kaki diabetik
128
KELOMPOK 1 KELOMPOK 5
KELOMPOK 2 KELOMPOK 6
KELOMPOK 3 KELOMPOK 7
KELOMPOK 4 KELOMPOK 8