Anda di halaman 1dari 7

PERAN PERAWAT DALAM KEGAWAT DARURATAN MENGHADAPI

PANDEMI COVID-19

Remedi Keperawatan Kritis

Disusun Oleh:
Heni Puspita Sari
16.0377.712.01

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN & SAINS WIYATA HUSADA
SAMARINDA
2020
PERAN PERAWAT DALAM KEGAWAT DARURATAN MENGHADAPI
PANDEMI COVID-19

Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit


pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi
saluran pernapasan mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle
East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Berat/Severe
Acute Respiratory Sindrome (SARS). Penyakit ini terutama menyebar diantara
orang-orang melalui tetesan pernapasan dari batuk dan bersin. Virus ini dapat
tetap bertahan hingga tiga hari dengan plasitik dan stainless steel SARS CoV-2
dapat bertahan hingga tiga hari atau dalam aerosol selama tiga jam. Virus ini juga
telah ditemukan di feses tetapi hingga Maret 2020 tidak diketahui apakah
penularan melalui fases mungkin dan risikonya diperkirakan rendah (Putra D.I
DKK, 2020) .
Sejak diumumkan pertama kali masuk di Indonesia, kasus COVID-19
meningkat jumlahnya dari waktu ke waktu sehingga memerlukan perhatian. Pada
prakteknya di masa pandemi, tatalaksana COVID-19 diperlukan kerjasama semua
stalkholder untuk menanganinya. Diperlukan panduan tatalaksana yang sederhana
dan mudah dimengerti dan diterapkan oleh semua pihak di seluruh Indonesia
(Burhan E dkk, 2020).
Berdasarkan beratnya kasus COVID-19 dibedakan atas bebeapa kelompok
yaitu, Tanpa gejala kondisi ini merupakan kondisi teringan dan pasien tidak
ditemukan gejala. Ringan/tidak berkomplikasi pasien dengan infeksi saluran
pernapasan oleh virus tidak berkomplikasi denga gejala tidak spesifik seperti
demam, lemah, batuk (dengan atau tanpa produksi sputum), anoreksia, malaise,
nyeri otot, sakit tenggorokan, sesak ringan, kongesti hidung, dan sakit kepala.
Meskipun jarang, pasien dapat dengan keluhan diare, mual atau muntah. Pasien
lansia dan immunocompromised gejala atipikal. Sedang/Moderat pasien remaja
atau dewasa dengan pneumonia berat dan tidak membutuhkan suplementasi
oksigen atau anak-anak dengan pneumonia tidak berat dengan keluhan batuk atau
sulit bernapas disertai dengan napas cepat (Burhan E dkk, 2020).
Berat/pneumonia berat pasien remaja atau dewasa dengan demam atau
dalam pengawasan infeksi saluran napas/pneumonia, ditambah saru dari frekuensi
napas ≥ 30x/menit, distress pernapasan berat atau saturasi oksigen (SpO2) ˂ 93%
pada udara kamar atau rasio PaO2/FiO2 ˂ 300 atau pasien anak dengan batuk atau
kesulitan bernapas, ditambah setidaknya satu dari berikut: sianosis sentral atau
SpO2 ˂ 90%, distress pernapasan berat (seperti mendengkur, terikan dinding dada
yang berat), tanda pneumonia berat ketidakmampuan menyusui atau minum,
letargi atau penurunan kesadaran atau kejang, tnda lain dari pneumonia yaitu
terikan dinding dada, takipnea ˂ 2 bulan, ≥ 60x/menit, 2-11 bulan, ≥ 50x/menit, 1-
5 tahun, ≥ 40x/menit ˃ 5 tahun, ≥30x/menit. Kritis pasien dengan gagal napas,
Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), syok sepsis dan/atau multiple
organ failure (Burhan E dkk, 2020).
Selama wabah ada risiko yang lebih tinggi bagi beberapa kelompok pekerja
yang berada digaris depan tanggap darurat, seperti pekerja perawat kesehatan dan
khususnya mereka yang secara aktif terlibat dalam penanggulangan wabah
(responder pertama dari tim medis darurat, pekerja perawat kesehatan di unit
gawat darurat dan unti keperawatan khusus, transportasi dan pertolongan
pertama). Dalam pandemi COVID-19 saat ini, negera-negara seperti Italia dan
Tiongkok telah melaporkan bahwa pekerja perawatan kesehatan telah
menyumbangkan sekitar 20% dari jumlah total kasus yang terkonfirmasi positif
(The Lencet dalam ILO, 2020).
Dalam konteks COVID-19, berbagai jenis tindakan dapat diterapkan untuk
mengurangi risiko penularan diantara pekerja perawatan kesehatan dan pekerja
darurat, seperti: pengendalian lingkungan dan rekayasa yang bertujuan
mengurangi penyebaran patogen dan kontaminasi permukaan serta benda-benda.
Ini akan termasuk menyediakan ruang yang memadai guna memungkinkan jarak
fisik antara pasien dengan pasien dan antara pasien dan pekerja perawatan
kesehatan serta memastikan ketersediaan ruang isolasi yang berventilasi baik bagi
pasien yang diduga atau dikonfirmasi COVID-19 (WHO dalam ILO, 2020).
Tindakan administratif bertujuan untuk mencegah perilaku berisiko. Ini
termasuk sumber rujukan yang memadai bagi tindakan pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI), seperti infrastruktur yang tepat, pengembangan
kebijakan PPI yang jelas, akses yang dimudahkan untuk pengujian laburatorium,
triase dan penempatan pasien yang tepat, rasio staf-pasien yang memadai yang
pelatihan staf. Tindakan administratif lain yang harus dilaksanakan berkaitan
dengan pemantauan kesehatan dan pengawasan pekerja yang berisiko untuk
mendeteksi dampak kesehatan yang tidak menguntungkan dari bahaya pekerjaan
pada awal mengingat pada tahap awal akan lebih mudah untuk mengobati
penyakit (misalnya dengan memantau pekerja yang demam atau pekerja dengan
gejala awal lainnya dari penyakit menular). Pengaturan harus dibuan untuk
memastikan bahwa setiap orang yang terpapar dapat dengan mudah melaporkan
gelaja apapun kepada atasannya yang kemudian akan menginformasikan petugas
medis (WHO dan ILO dalam ILO, 2020).
WHO telah membuatpendoman tentang hak, peran dan tanggung jawab
pekerja kesehatan selama wabah COVID-19 (WHO dalam ILO, 2020). Adapun
peran perawat dalam menghadapi pandemi COVID-19 yaitu:
Peran utama perawat dalam penanganan pasien Covid-19 sebenarnya dapat
dibedakan menjadi tiga. Pertama, peran dalam memberikan komunikasi,
informasi, dan edukasi (KIE) seputar kesehatan kepada masyarakat. Peran perawat
dalam memberikan edukasi kepada masyarakat sangat diperlukan karena bisa
membuat orang yang diberi edukasi mengerti dengan informasi yang
disampaikan. KIE yang dimaksudkan adalah komunikasi risiko pemberdayaan
masyarakat (KRPM). KPRM merupakan komponen penting yang tidak
terpisahkan dalam penanggulangan tanggap darurat kesehatan masyarakat, baik
secara lokal, nasional, maupun internasional (Nursalam,2020).
Pesan kunci yang perlu disampaikan kepada masyarakat umum supaya siap
menghadapi wabah saat ini adalah: mengenali Covid-19 (penyebab, gejala, tanda,
penularan, pencegahan, dan pengobatan). Pencegahan yang dapat dilakukan antara
lain health advice dan travel advice (Nursalam,2020).
Kedua, peran dalam rapid assessment. Asesmen pada kasus Covid-19 yang
sudah ditetapkan sebagai krisis kesehatan dan bencana nasional termasuk di dunia.
Perlu sekali dipahami perawat dan tenaga kesehatan serta masyarakat mengenai
pentingnya asesmen cepat dalam penentuan kriteria prioritas Covid-19
(Nursalam,2020).
Deteksi dini dan pemilahan penderita yang berkaitan dengan infeksi Covid-
19 harus dilakukan sejak pasien datang ke rumah sakit. Triase merupakan garda
terdepan dan titik awal bersentuhan dengan rumah sakit. Selain itu, pengendalian
pencegahan infeksi (PPI) merupakan bagian vital terintegrasi dalam manajemen
klinis dan harus diterapkan sejak triase dan selama perawatan pasien melalui
isolasi pasien di rumah atau rumah sakit (Nursalam,2020).
Beberapa upaya pencegahan dan kontrol infeksi perlu diterapkan prinsip,
yaitu hand hygiene, penggunaan alat pelindung diri (APD) untuk mencegah
kontak langsung dengan pasien (darah atau cairan tubuh lainnya), pencegahan
tertusuk jarum serta benda tajam, manajemen limbah medis, pembersihan dan
disinfektan peralatan, serta lingkungan di rumah sakit (Nursalam,2020).
Ketiga, peran dalam pelayanan langsung kepada penderita. Peran inilah
yang utama dilakukan perawat. Penatalaksanaan Covid-19 dilakukan dengan
memfokuskan pada penanganan infeksi virus dengan meningkatkan imunitas
tubuh penderita dan yang belum terinfeksi agar tidak sampai menjadi penyakit.
Sampai saat ini penyakit karena Covid-19 belum ditemukan obat penangkalnya.
Ilmuwan masih mempelajari karakteristik virus dan mengujicobakan obat di
laboratorium (Nursalam,2020).
Terapi yang diperlukan untuk pasien yang sudah positif Covid-19
diprioritaskan pada isolasi semua kasus. Pasien akan diberi bantuan respirasi,
manajemen cairan, serta demam dan antibiotik empiris. Pencegahan komplikasi
harus dilakukan dengan mengurangi durasi ventilasi mekanis, infeksi pada vena
dan darah disebabkan pemasangan kateter, ulkus decubitus, stress ulcer, dan
perdarahan lambung (Nursalam,2020).
Pendekatan psikososial harus dilakukan perawat. Penderita atau keluarga
sering mengalami ketakutan, kecemasan, dan depresi. Kondisi tersebut sangat
membahayakan dan menghambat penyembuhan penderita. Imunitas akan
mengalami penurunan dan itu berdampak terhadap kemampuan tubuh dalam
melawan virus. Penderita sering mengalami berbagai komplikasi dari penyakit
penyerta lainnya dan justru itu yang mengakibatkan prognosis penderita semakin
jelek dan bahkan mempercepat kematian (Nursalam,2020).
Apa yang bisa dilakukan perawat dan tenaga kesehatan lainnya pada kondisi
saat ini dalam menjalankan perannya yang sangat mulia ini? Harus tetap
menguatkan supaya perawat terus memberikan yang terbaik dalam melayani
penderita (Nursalam,2020).
Saling menahan diri dan tidak justru menebarkan hoaks serta isu negatif.
Saling berbagi dan memberi. Serta terus membangun rasa empati dan saling
mendoakan. Semoga badai korona cepat berlalu. Semoga para pejuang perawat
dan tenaga kesehatan lainnya yang terlibat dalam penanganan Covid-19 selalu
sehat dan dijaga Tuhan Yang Maha Esa (Nursalam,2020).
DAFTAR PUSTAKA

International Labour Organization. (2020). Dalam Menghadapi Pendemi:


Memastikan Keselamatan Dan Kesehatan Di Tempat Kerja. Keselamatan Dan
Kesehatan Di Tempat Kerja Dapat Selamatkan Kehidupan. Ashkah Forouzani
on Unsplash.
Burhan E dkk. (2020). Protokol Tatalaksana COVID-19. Jakarta: Tim COVID-19
IDAI, PDPI, PERKI, PAPDI, PERDATIN dan IDAI.
Putra D.I dkk (2020). Pedoman Umum Menghadapi Pandemi COVID-19 Bagi
Pemerintah Daerah Pencegahan, Pengendalian, Diagnosa Dan Manajemen.
Tim Kerja Kementrian Dalam Negeri Untuk Dukungan Gugus Tugas
COVID-19.
Nursalam (2020). Delima perawat dalam pandemi COVID-19. Keperawatan,
Fakultas Keperawatan Unair, dan ketua persatuan Perawat & Asosiasi
Institusi Pendidikan Ners Indonesia Jawa Timur.

Anda mungkin juga menyukai