BIDANG KEGIATAN
PKM TEKNOLOGI
Diusulkan Oleh
Yudhi Prabowo
(__________________ ) (____________________)
NIP/NIK. NIM : S16189
(__________________) (____________________)
NIP/NIK. NIDN/NIDK
BAB I
PENDAHULUAN
Keselamatan Pasien (Patient Safety) merupakan sesuatu yang jauh lebih penting
dari pada sekedar efisiensi pelayanan. Perilaku perawat dengan kemampuan perawat
sangat berperan penting dalam pelaksanaan keselamatan pasien. Perilaku yang tidak
yang tidak memperdulikan dan menjaga keselamatan pasien berisiko untuk terjadinya
kesalahan dan akan mengakibatkan cedera pada pasien. Salah satunya adalah resiko jatuh
yang sering terjadi akibat kelalaian perawat dalam menangani banyak pasien.
Jatuh merupakan suatu masalah yang serius dan memerlukan biaya yang tinggi
bagi pasien dan juga untuk semua fasilitas kesehatan (rowe, 2012). World Health
adalah 1 : 300 (WHO, 2005), Sehingga menuntut pelayanan kesehatan khususnya rumah
sakit agar mengurangi ,asalah resiko cidera yang dialami pasien selaku pengguna jasa
dilapangan merujuk pada konsep patient safety, karena walaupun sudah pernah mengikuti
sosialisasi, tetapi masih ada pasien cedera, resiko jatuh, resiko salah pengobatan,
pendelegasian yang tidak akurat saat oferan pasien yang mengakibatkan keselamatan
rumah sakit. Sejak tahun 2009 pusat data The Commission Sentinel Event telah menerima
465 laporan pasien jatuh dengan luka yang sebagian besar terjadi di rumah sakit,
sedangkan pada tahun 2014 jumlah pasien jatuh pada golongan umur dewasa-tua
mencapai 29 juta dengan 7 juta diantaranya jatuh mengakibatkan luka. Perkiraan insiden
jatuh pada tahun 2030 akan mencapai angka 74 juta pasien dengan 12 juta diantaranya
jatuh mengakibatkan luka (CDC, 2016). Sekitar 1,3 – 8,9 / 1000 pasien mengalami jatuh
perhari dalam unit rehabilitasi dan neurologi (Oliver, 2010) sedangkan dari 100 / 1000
pasien yang jatuh di Rumah Sakit Amerika Serikat terdapat 30 – 50% jatuh dengan
Insiden pasien jatuh mempunyai dampak merugikan bagi pasien, salah satu
dampak yang merugikan adalah dampak cidera fisik yang mencakup luka lecet, luka
robek, luka memar, bahkan dalam beberapa kasus berat jatuh dapat berakibat fraktur,
Selain kerugian fisik, jatuh dapat meningkatkan biaya perawatan pasien. Jatuh
dengan luka serius di Amerika Serikat dapat merugikan pasien rata-rata sebesar $ 14.056
/ pasien (Hpoe, 2016). Jumlah biaya yang dikeluarkan 30% dari pasien jatuh dengan
cidera serius dapat mencapai 54.9 miliyar dollar Amerika pada tahun 2020 (Karen Person
et al, 2011). Data CDC tahun 2014 menyebutkan bahwa biaya pengobatan langsung dari
pasien jatuh dapat mencapai $ 30 miliyar pada tahun 2012 (Tzeng & Yin, 2014).
Kerugian yang yang besar sebaiknya dapat ditanggulangi dengan melakukan pencegahan
terhadap risiko pasien jatuh. Jumlah dari laporan insiden atau Kejadian Tidak Diingikan
(KTD) Rumah Sakit Indonesia sebesar 96,67% untuk rumah sakit umum dan 33,2%
untuk rumah sakit khusus dengan terdapat insiden pasien jatuh didalamnya. Pengurangan
risiko jatuh penting dilakukan agar risiko cidera dari pasien dapat dicegah. Untuk
keperawatan dengan baik sesuai aturan yang berlaku di rumah sakit. Severo et al (2014),
menyebutkan bahwa faktor lingkungan rumah sakit dan proses bekerja tenaga kesehatan
Dengan adanya data tersebut kami selaku mahasiswi keperawatan dan mahasiswa
teknik ingin mencoba membuat trobosan baru dengan tujuan untuk mengurangi
terjadinya resiko jatuh pada pasien di rumah sakit dalam bentuk media alaram pendeteksi
berupa sinyal, bunyi, sinar atau alat mekanik yang dirancang untuk memperingatkan akan
Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut
“apakah alarm pendeteksi resiko jatuh dapat mengurangi angka kejadian resiko jatuh
1.3 Tujuan
di rumah sakit serta sebagai pedoman dalam pemberian asuhan keperawatan yang lebih
professional.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pelayanan kesehatan merupakan hak bagi setiap orang yang telah dijamin oleh
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang harus dapat
maupun sosial serta penyelenggaraan kesehatan seperti yang tertuang dalam undang –
aman, bermutu, serta merata dan juga nondiskriminatif, pelayanan kesehatan pada
dasarnya adalah untuk menyelamatkan pasien sesuai dengan yang diucapkan Hipocrates
kira-kira 2400 tahun yang lalu yaitu primum, non nocere (first, do no harm) dengan
sakit - menjadi semakin kompleks dan berpotensi terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan
(KTD/ adverse event) apabila tidak dilakukan dengan hati-hati ,pelayanan kesehatan yang
yang strategik . Pada tahun 2000 Institute of Medicine, Amerika Serikat melaporkan
bahwa terdapat sekitar 3-16% kejadian yang tidak diharapkan dalam pelayanan pasien
rawat inap di rumah sakit .Pada tahun 2004 WHO menindaklanjuti dari penemuan ini
dengan mencanangkan World Alliance for Patientprogram bersama dengan berbagai
laporan insiden keselamatan pasien di berbagai provinsi 2007 ditemukan di DKI Jakarta
37,9 %, Jawa Tengah 15,9 %, DIY 13,8 %, Jawa Timur 11,7 %, Sumatera Selatan 6,9 %,
Jawa Barat 2,8 %, Bali 1,4 %, Aceh 10,7 %, Sulawesi Selatan (0,7 %). Walaupun data ini
telah ada secara umum di Indonesia, catatan pelaporan insiden keselamatan pasien di
rumah sakit belum dikembangkan secara menyeluruh oleh semua rumah sakit sehingga
Keselamatan pasien rumah sakit menurut Permenkes no. 1691 tahun 2011 adalah
suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi
asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
cedera yang disebabkan oleh berbagai kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau
bahwa setiap rumah sakit wajib mengupayakan pemenuhan sasaran keselamatan pasien,
mengacu kepada Nine Life-Saving Patient Safety Solutions dari WHO mengenai patient
Safety (2007) yang digunakan oleh Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit PERSI (
KKPRS PERSI ) dan dari Joint Commission International (JCI). Sasaran keselamatan
pasien merupakan syarat untuk diterapkan di semua Rumah Sakit , diantaranya adalah:
sasaran I: Identifiksi pasien dengan tepat, sasaran II: Tingkatkan komunikasi yang efektif
,Sasaran III: Tingkatkan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high-alert), Sasaran lV:
infeksi terkait pelayanan kesehatan , Sasaran VI: Kurangi risiko pasien jatuh
samping yang terjadi pada pasien berkaitan dengan pelayanan kesehatan (WHO, 2016).
Institute for Healthcare Improvement (2016) menyatakan definisi lain dari patient safety
yaitu suatu usaha atau sistem untuk membuat pelayanan kesehatan terus menerus lebih
aman dengan cara mengurangi hal-hal yang membahayakan atau merugikan pasien dan
Patient safety juga bisa diartikan sebagai suatu disiplin dalam sektor pelayanan
kesehatan yang mengaplikasikan metode ilmu keselamatan (safety) untuk menuju sistem
bahwa keselamatan pasien merupakan suatu atribut dari sistem pelayanan kesehatan yang
KTD
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Program Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa Stikes Kusuma Husada Surakarta yang
di mulai pada bulan januari- 2019 dan bertempat di stikes kusuma husada Surakarta.
3.2.tahapan pelaksanaan
Evaluasi
sumber yang relevan dan terpercaya dalam pengumpulan materi serta menjadi acuan
dalam penulisan PKM ini agar dapat dihasilkan informasi yang lengkap, terarah, dan
terpercaya dalam penulisan serta memberikan variasi dalam pengembangan prototipe ini.
Alarm ini dibuat dengan menggunakan system sejenis sensor yang diprogram seperti
aplikasi yang disambungkan ke dalam ponsel atau smart phone. Alarm ini bekerja apabila
terkena rabaan atau sentuhan dari organ tubuh pasien kemuadian sensor tersebut akan
berbunyi kemudian akan memberikan notifikasi berupa signal atau tanda yang berbunyi
diponsel perawat.
Alarm atau sensor ini akan dipasang di salah satu sisi bed dengan tujuan untuk
meminimalisir penggunaan biaya dalam pemasangan alarm selain itu juga menghemat
Keuntungan :
4. Menjadi trobosan baru dalam dunia kesehatan khususnya penanganan resiko jatuh
Kekurangan :
2. Membutuhkan anggaran biaya yang cukup besar dalam proses pembuatan alat
alarm
Pendataan kebutuhan alat dan bahan sesuai tingkat kebutuhan. Pemilihan komponen
ditinjau dari segi harga dan kualitas barang yang digunakan sehingga hasil yang dicapai
nantinya sesuai dengan target awal dan menyesuaikan alokasi dana yang tersedia.
tersebut sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya. Oleh karena itu pembuatan
alat harus dilakukan secara teliti dan menggunakan standar yang telah ditentukan untuk
Pengujian ini dilakukan untuk memastikan bahwa kinerja alat dapat berfungsi sesuai
yang diharapkan. Parameter yang perlu diuji yaitu tingkat keefektifan dan kelayakkan
dalam mendeteksi pasien resiko jatuh. Pengujian akan dilakukan di Stikes Kusuma
Husada Surakarta.
3.7 Evaluasi
Tahap evaluasi dilaksanakan setelah alarm sensor pendeteksi resiko jatuh diterapkan pada
bed dan ada objek yang berada diatas bed untuk melakukan uji coba system kerja dari
alat, baik dari segi kestabilan alat, pengaruhnya terhadap kualitas kelayakan penggunaan
alat. Apabila hasil yang didapat tidak sesuai dengan harapan maka akan dilakukan
Pembuatan laporan dilakukan setelah semua tahap terselesaikan sehingga hasil yang
diperoleh dari pembuatan alat dapat dijelaskan secara rinci sesuai dengan data yang
diperoleh.
BAB IV
3. Lain-lain Rp 2.000.000
Total Rp 9.800.000
PendesainanAlat
PengumpulanAlatdanBahan
Pembuatan alat
Pengujian
Evaluasi
Tahap penyempurnaan
Penulisan Laporan
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, A Irwandi dan Noor NB. Hubungan pengetahuan motivasi dan supervise dengan kinerja
perawat dalam melaksanakan patient safety di RSUP Dr. Wahidin Sudiruhusodo tahun
2012
Ariastuti, Ni Luh Putu, Margawati A., Hidayati W . (2013). Analisis factor-faktor yang
mempengaruhi perawat dalam melaksanankan patient safety di kamar bedah RS
Telogorejo Semarang
Budiono, S. Alamsyah A., Wahyu Tri., (2014). Pelaksanaaan program manajemen pasien dengan
resiko jatuh di Rumah Sakit jurnal kedokteran Brawijaya vol. 28 suplemen no.1, 2014
Sanjaya. P.D., Rosa EM. Ulfa Maria. (2017) evaluasi penerapan pencegahan pasien berisiko
jatuh di Rumah Sakit. Kes Mas : jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat, volume 11,
issue 2, September 2017
Setyarini E.A, dan Herlina Lusiana Lina (2017). Kepatuhan perawat melaksanakan standar
prosedur operasional : pencegahan resiko pasien jatuh di Gedung Yosef 3 Dago dan
Surya Kencana Rumah Sakit Booromeus. Jurnal kesehatan Stikes Santo Booromeus :
Bandung.