Anda di halaman 1dari 40

BAB II

PERSPEKTIF

PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANGAN

2.1 Gambaran Umum RSU Islam Harapan Anda Kota Tegal

Rumah Sakit Umum Islam Harapan Anda Tegal didirikan pada tahun

1990 dan diresmikan oleh Menteri Kesehatan RI. Dr. Adhiyatma. MPH

pada tanggal 9 desember 1991. Surat ijin Penyelenggaraan Rumah Sakit

dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. YM. 02.04.3.5.2740 Tanggal

07 Oktober 2004 berlaku terhitung tanggal 10 Februari 2004 s/d 10

Februari 2009.

Sejarah didirikannya RSU Islam Harapan Anda Kota Tegal didorong

oleh keinginan menolong/membantu pasien di wilayah Tegal dan

sekitarnya agar pada saat memerlukan pengobatan tidak usah terlalu jauh

ke Semarang, Solo, atau ke Cirebon, dengan upaya pendekatan tempat

pelayanan kesehatan sehingga akan membantu meringankan pembiayaan.

Selain itu juga merupakan amalan ibadah melaksanakan dakwah Islamiyah

dengan menyelenggarakan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit yang

Islami dengan menampilkan sarana fisik/gedung yang terpelihara dan

megah disertai manajemen yang baik dan mutu pelayanan medis maupun

perawatan yang memenuhi standart. Dari data yang ada terkumpul dari

tahun ke 1 sampai sekarang tahun ke 25 menunjukan pengguna jasa RSU


Islam Harapan Anda Kota Tegal semakin meningkat. RSU Islam Harapan

Anda Kota Tegal telah dikenal oleh masyarakat Tegal dan sekitarnya.

Jumlah tempat tidur di Rumah Sakit Umum Islam Harapan Anda

Tegal tahun 2017 berjumlah 358 dengan jumlah total karyawan 928 diluar

Ourshorching, tenaga keperawatan 425, non medis dan petugas profesional

kesehatan lainnya berjumlah 366, dokter umum tetap 10 orang, dokter

umum part timer 5 orang, dokter spesialis tetap 10 orang, dokter spesialis

part timer 44 orang, jumlah tenaga outsourtshing 115 orang.

Angka BOR RSU Islam Harapan Anda di tahun 2016 rata rata

perbulan 75.31 ,LOS 3, TOI 2 hari ,BTO 81 kali, Jumlah pasien rawat inap

27.264 dan jumlah pasien rawat jalan 144.688. Jumlah ruang rawat inap

terdiri 17 ruang rawat inap yang meliputi ruang perawatan Anak, Penyakit

Dalam, Bedah,Maternitas dan VVIP / Suite untuk semua kasus Penyakit.

Jumlah BOR rata – rata ruang Anyelir di tahun 2016 adalah 66.73

%. LOS 3, TOI 2 hari ,BTO 81 kali, Jumlah pasien rawat inap 27.264 dan

jumlah pasien rawat jalan 144.688

2.2 Falsafah, Motto, Visi, Misi, dan Tujuan

Falsafah :

Motto : Cepat Tepat Puas

VISI : Menjadikan Rumah Sakit Umum Islam Harapan Anda Tegal

sebagai media dakwah dengan memberikan pelayanan kesehatan yang


profesional dan menjadikan RSU Islam Harapan Anda Tegal sebagai

Rumah sakit terbaik untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

MISI : Menunaikan dakwah islamiyah demi tegaknya syiar islam melalui

pelayanan kesehatan yang profesional di Rumah sakit, untuk

meningkatkan derajat kesehatan yang optimal

Tujuan :

1. Terwujudnya pelayanan yang profesional serta islami

2. Terselenggaranya pelayanan kesehatan meliputi upaya peningkatan

kesehatan, pencegahan penyakit dan rehabilitasi

3. Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang menitikberatakan pada

keselamatan pasien

4. Terwujudnya efektivitas dan efisiensi yang tinggi dari segenap upaya

atau kegiatan yang dilakukan

2.3 Jenis-Jenis Pelayanan Kesehatan

Jenis-jenis pelayanan kesehatan yang ada pada RSU Islam Harapan Ando

Kota Tegal adalah :

a. Instalasi Gawat Darurat 24 jam

b. Instalasi Rawat Inap

c. Instalasi Rawat Jalan

d. Unit Ibu dan Anak

e. Medical Check Up

f. Dokter Umum
g. Dokter Gigi

h. Dokter Spesialis

i. Klinik Psikologi

j. Laboratorium Patologi Klinik 24 jam


k. Laboratorium Patologi Anatomi
l. Instalasi Farmasi 24 jam
m. IV Admixtture
n. Pelayanan Rekontitusi Obat Cancer
o. Endo Urologi High Definition
p. Radiologi / Diagnostik Imaging 24 jam
q. MS CT Scan
r. Mammography
s. Panoramic
t. Laparoscopy
u. Colonoscopy
v. Phacoemulsification
w. Endoscopy
x. PCNL
y. EEG Btain Mapping
z. CTG
aa. CSSD

2.4 Gambaran Umum Pelayanan Keperawatan Ruang Anyelir

Ruang Anyelir merupakan ruang rawat inap terdiri dari bangsal


dan ruang VVIP. Untuk bangsal di ruang Anyelir digunakan khusus kasus
Bedah, namun pada kondisi tertentu (over load) jika ada pasien selain
kasus Bedah bisa dimasukan di ruang Anyelir untuk dilakukan perawatan
dengan tetap memperhatikan standar prosedur penempatan pasien yang
ada di rumah sakit. Sedangkan untuk ruang VVIP bisa digunakan untuk
semua jenis penyakit (heterogen). Kapasitas / jumlah bed pasien yang ada
di ruang Anyelir berjumlah 37 Bed. Dari ke 37 bed tersebut dibagi
menjadi 5 bed untuk VVIP, 16 bed untuk kelas 2 (Laki – laki dan
Perempuan ), 16 bed untuk kelas 3 (Laki – laki dan perempuan),
Data BOR ruang Anyelir tahun 2016 untuk ruang VVIP 75 %,
Kelas II 62,6 %, Kelas III 62,6 %. Angka LOS ruang Anyelir tahun 2016
untuk ruang VVIP 3.4, Kelas II 2,6, Kelas III 2, 4.Angka TOI ruang VVIP
0,7, Kelas II 1.3, Kelas III 1.6.
Untuk data 10 besar penyakit di Ruang anyelir 2016 adalah sebagai
berikut :

NO NAMA PENYAKIT TOTAL

1 Fraktur 218
2 Katarak 198
3 Hernia 133
4 Tonsilits 70
5 FAM 50
6 CKR 43
7 Abses 38
8 Aff pen 36
9 APP 31
10 Hemoroid 28

Untuk data surveilans infeksi menunjukan data : angka plebitis


pada pemasangan infus perifer dari 2342 pemasangan terdapat angka
plebitis 1.01 permil / 10%, Untuk Angka infeksi saluran kemih dari 112
pemasangan kateter urine pasien laki – laki dan perempuan tidak
ditemukan kasus infeksi saluran kemih(ISK), untuk tindakan operasi
bersih ada 990 kasus, operasi bersih tercemar 313 kasus, operasi tercemar
67 kasus dan operasi kotor 28 kasus, dari seluruh jumlah operasi tidak
ditemukan angka infeksi daerah operasi.
Untuk angka kepatuhan hand hygiene petugas didapatkan data 76

% dari target 100 %.Dengan perincian audit kepatuhan hand hygiene 2016

menurut data PPI ditemukan hasil hand hygiene sebelum kontak dengan

pasien 65 %, sebelum melakukan tindakan aseptik 83 %, setelah terpapar

cairan tubuh pasien 81 %, setelah kontak dengan pasien 84 %, setelah

kontak dengan lingkungan pasien 68

A. Pengumpulan data

1. Data umum Ruangan

a. Tenaga dan Pasien (Man)


Wawancara : Saat melakukan wawancara pada kepala ruang
untuk jumlah tenaga perawat sudah disesuaikan dengan beban
kerja di Ruang Anyelir. Akan tetapi belum semua perawat
dapat memanajement waktu dengan baik sehingga di ruang
anyelir masih terdapat beberapa masalah terkait dengan
pelayanan pasien dan pendokumentasian asuhan keperawatan.
Untuk tugas non keperawatan seperti membersihkan ruangan
perawat dan ruangan pasien sudah dikerjakan oleh tenaga
cleaning servise dari Outsourshing sehingga perawat di ruang
anyelir tidak terbebani dengan tugas tersebut. Sedangkan untuk
tugas tambahan seperti administrasi masih dikerjakan oleh
perawat seperti menginput data pasien di komputer, mengecek
kebutuhan logistik ,melakukan anfrah logistik dan farmasi
masih dilakukan oleh perawat.
Observasi : Dengan jumlah pasien yang banyak dan adanya
tambahan beban kerja kepada perawat sedangkan belum semua
perawat dapat memanagement waktu dengan baik sehingga di
ruang Anyelir untuk pendokumentasian askep / rekam medis
terkadang tidak lengkap.
Masalah : Sistem Ketenagaan: Beban Kerja sudah sesuai,
Proses managemen waktu oleh perawat belum maksimal.

b. Bangunan, Sarana dan Prasarana (Material)


Wawancara : Saat ada petugas baru (orientasi) akan
dijelaskan oleh karu tentang kondisi Ruang Perawatan Anyelir
yang terdiri dari berbagai kelas yaitu 5 bed untuk VVIP, 16
bed untuk kelas 2 (Laki – laki dan Perempuan), 16 bed untuk
kelas 3 (Laki – laki dan perempuan), Ruang VVIP terdiri dari 5
kamar yaitu dari VVIP 1 – 5, Kelas 2 terdiri dari 16 Bed
meliputi 8 Bed Wanita dan 8 Bed Pria, Kelas 3 terdiri dari 16
Bed yaitu 8 Bed Pria dan 8 Bed Wanita . Total di dapatkan
fasilitas tempat tidur ruang rawat Anyelir memiliki 37 tempat
tidur. Ruang Anyelir juga sudah dilengkapi oleh sarana dan
prasarana medis yang sudah memadai sehingga membantu
pelayanan di ruang Anyelir.
Untuk sarana dan prasarana non medis juga sudah dilengkapi
dengan baik akan tetapi maintenance beberapa sarana di ruang
Anyelir masih belum dilaksanakan dengan baik seperti
Maintenance AC.
Untuk Bangunan ruang Anyelir letaknya masih terlalu jauh
dari kamar operasi (COR) sehingga menambah beban perawat
saat melakukan transfer pasien yang akan di operasi menuju
kamar bedah sentral (COR).
Dan untuk Nurse station belum dilengkapi dengan ruang
konsultasi dokter dan ruang penyimpanan alat – alat kesehatan
sehingga penataan nurse station masih belum maksimal.
Observasi :
 Jarak ruang Anyelir dan ruang Intalasi Bedah Sentral yang
jauh, AC kamar VIP 4 yang sering bermasalah, AC di
kamar kelas 2 yang kurang dingin.
 Penyimpanan obat pasien sudah ditempatkan dimasing –
masing box obat pasien masing – masing yang telah
dilengkapi dengan identitas pasien. Sebelum dan setelah
melakukan injeksi pun obat yang diberikan diperiksa
dengan lembar pemberian obat sehingga meminimalisir
kesalahan pemberian obat. Ketersediaan alat dalam
memberikan asuhan keperawatan baik alkes (alat
kesehatan) maupun alat umum disediakan di ruangan
sesuai kebutuhan. Alat-alat steril, obat-obat emergensi
diletakan Dressing Trolly. Terdapat buku daftar alat-alat
kesehatan yang ada di ruang Anyelir . Alkes di ruang
Anyelir terdiri.
 Untuk konsultasi pasien / keluarga pasien dengan dokter /
perawat masih di lakukan di nurse station dikarenakan
belum adanya fasilitas ruang konsultasi.
 Untuk penyimpanan alat – alat kesehatan masih dilakukan
di selasar depan bangsal kelas 2 dikarenakan belum ada
gudang untuk menyimpan alkes.
 Jarak antara COR dan ruang anyelir jauh sehingga
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk transfer
pasien operasi.
Masalah : Koordinasi dengaan Tim IPLRS yang kurang
baik untuk pemeliharaan sarana ruang Anyelir terutama
AC .
Letak ruang Anyelir yang jauh dengan ruang IBS / COR.
Belum adanya ruang konsultasi dokter dan ruang
penyimpanan alkes sehingga penataan nurse station masih
belum maksimal.

c. Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (Methode)


Wawancara : Ruang Anyelir membagi tugas menjadi 4
kelompok yang diketuai oleh kepala jaga / penanggung jawab
shif, dimana 1 kepala jaga membawahi 4-5 perawat pelaksana.
Sedangkan untuk pelaksanaan pelayanan keperawatan sudah
dibagi sesuai ketergantungan pasien. setiap perawat
bertanggung jawab terhadap 6 -7 untuk tiap perawat.Akan
tetapi perlaksanaan pelayanan ke pasien belum semuanya
dilakukan berdasarkan tanggung jawab pembagian pasien
tersebut.
Observasi : Pemberian asuhan keperawatan pada ruang
Anyelir dilakukan dengan metode modifikasi TIM dan
Fungsional. Metode Modifikasi Tim dan Fungsional adalah
metode dimana dalam 1 ruangan perawat membagi tim dalam
4 Tim. Dimana setiap Tim terdiri dari 1 kepala jaga dan 4- 5
perawat pelaksana untuk tiap shif akan tetapi untuk kegiatan
pelayanan ke pasien masih belum dilakukan oleh masing –
masing perawat sesuai tanggungjawabnya.
Masih dijumpai tenaga perawat yang tugasnya hanya
melakukan ganti balut saja atau memberikan therapi.

Masalah : Belum optimalnya metode penugasan kombinasi


Tim dan Fungsional sehingga pelayanan asuhan
keperawatan belum dapat dilakukan dengan maksimal.

d. Pembiayaan (Money)
Wawancara : Menurut kepala ruang, Sistem penggajian dan
pemberian insentif maupun jasa asuhan keperawatan di RSU
Islam Harapan Anda sudah disesuaikan dengan tingkat
pendidikan dan lama kerja yang mengacu kepada peraturan
perundang – undangan yang berlaku.
Setiap tahun kepala ruangan diminta untuk membuat rencana
anggaran ruangan yang harus diajukan di awal tahun kepada
managemen.
Observasi : Tidak ada keluhan tentang pengaturan penggajian
dari staf di ruang anyelir
Masalah :tidak ada masalah dalam masalah keuangan di
ruang anyelir.

e. Pemasaran (Marketing)
Wawancara : Untuk pemasaran ruang anyelir sudah masuk
dalam program bagian promosi kesehatan. Promosi dilakukan
melalui website rumah sakit.Letak rumah sakit yang tidak
berada di jalur utama akan tetapi masuk ke jalan kelurahan
sehingga kurang terlihat oleh masyarakat luas.
Adapaun setiap staf anyelir juga merupakan staf
marketing rumah sakit oleh karena itu setiap perawat juga
dibekali pengetahuan tentang profile rumah sakit teutama
ruang anyelir.
Observasi : Pemasaran selain dilakukan oleh pihak Rumah
Sakit terutama bagian Promkes dengan website atau dengan
pembagian leaflet serta pemasangan Banner , juga dilakukan
oleh semua petugas Anyelir.
Letak RSU Islam Harapan Anda di Jl. Ababil no 42 Kota
Tegal.
Masalah : tidak ada masalah dalam hal promosi atau
marketing ruang Anyelir, hanya letak rumah sakit yang
tidak di jalur utama sering menjadi pertanyaan
masyarakat.

2. Data Khusus Ruangan (Fungsi manajemen keperawatan di


ruangan)
a. Fungsi Perencanaan
Wawancara : Kepala ruang mengatakan visi misi ruangan sama
pada Visi dan Misi Rumah Sakit.
Observasi :
1) Visi Rumah Sakit Rumah Sakit Umum Islam Harapan Anda
Tegal : Menjadikan Rumah Sakit Umum Islam Harapan
Anda Tegal sebagai media dakwah dengan memberikan
pelayanan kesehatan yang profesional dan menjadikan RSU
Islam Harapan Anda Tegal sebagai rumah sakit terbaik untuk
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

2) Misi Rumah Sakit Rumah Sakit Umum Islam Harapan Anda


Tegal : Menunaikan dakwah Islamiayah demi tegaknya syiar
islam melalu pelayanan kesehatan yang profesional di rumah
sakit untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal.

Masih ada petugas yang belum mengimlementasikan visi


misi rumah sakit.
Masalah : Implementasi dari pemahaman tentang Visi
dan Misi Rumah Sakit belum diterapkan pada
pelaksanaan tindakan keperawatan .
Contoh :
Belum semua perawat menerapkan senyum sapa salam
dalam memberikan pelayanan perawatan terhadap
pasien.

3) Standart operasional prosedur


Wawancara :Semua SPO Rumah Sakit sudah di
sosialisasikan ke semua ruangan termasuk ruang Anyelir
dianataranya SPO Keperawatan umum , Komite PPI dan dari
komite lain
Observasi : Ada SPO yang kami temukan yaitu SPO
Keperawatan umum , Komite PPI , SPO dari HPK , SPO
PPK dan SPO SKP yang diletakan di almari nurse stasion
sehingga mudah untuk diambil dan dibaca oleh perawat
ruangan akan tetapi belum semua perawat membaca dan
memahani SPO yang ada.
Masalah :Masih ada perawat yang belum mau untuk
membaca SPO yang sudah di sediakan.

4) Standart Asuhan Keperawatan


Wawancara : Menurut Karu sudah ada standart asuhan
keperawatan 10 besar penyakit di ruang Anyelir yang
digunakan di aplikasi dengan sistem on line sehingga
mempermudah perawat dalam mengerjakan dokumentasi
asuhan keperawatan. Akan tetapi belum semua perawat
melakukan dokumentasi tindakan keperawatan yang sesuai
dan riil dengan tindakan yang dilakukan kepada pasien,
masih ada perawat yang melakukan dokumentasi asuhan
keperawatan dengan sekedar formalitas melengkapi rekam
medis pasien akan tetapi isinya belum bermakna dan masih
ada perawat yang mendokumentasikan asuhan keperawatan
diawal jam dinas sedangkan tindakan yang didokumentasikan
tersebut belum dilakukan.
Observasi : Asuhan keperawatan ruangan sudah memiliki
acuan atau standart sendiri sesuai dengan acuan rumah sakit.
Standart asuhan keperawatan sudah disesuaikan dengan
kondisi penyakit pasien sehingga memudahkan perawat
untuk mengisi asuhan keperawatan tersebut. Asuhan
keperawatan di ruang Anyelir terdiri dari:Fraktur, Katarak,
Hernia, Abdominal pain, Hiperpireksia, FAM, CKR,
DCADS, Hemoroid, Tonsilitis Kronis.
Masih ada rekam medis pasien ( RM 3F ) yang belum terisi
sesuai dengan keadaan pasien sesungguhnya.
Masalah : Belum tertibnya proses pendokumentasian
asuhan tindakan keperawatan di ruang Anyelir.

5) Standar Kinerja
Wawancara : Karu mengatakan bahwa terdapat standart
kinerja / penilaian kinerja perawat setiap satu tahun sekali di
ruang Anyelir yang digunakan untuk menilai apakah seorang
perawat ruangan mempunyai kinerja diatas atau dibawah
standart kinerja yang sudah ditentukan sehingga bisa untuk
pertimbangan RSU Islam Harapan Anda Tegal terhadap
seorang perawat tersebut.
Format penilaian kinerja perawat sudah disosialisasikan
kepada semua staf anyelir.
Observasi : Kelompok melihat format penilaian standart
kinerja yang disimpan oleh kepala ruang.
Masalah : tidak ada masalah dalam Standart Kinerja
Perawat di ruang anyelir.

b. Fungsi Pengorganisasian
1) Struktur Organisasi
Wawancara : Menurut karu struktur organisasi ruang
Anyelir sudah ada bagan organisasi yang terbaru.
Observasi : Terdapat bagan struktur organisasi di dinding
Nurse Station.
Masalah : tidak ada masalah dalam Struktur
Pengorganisasian di ruang anyelir.
BAGAN ORGANISASI RUANG PERAWATAN ANYELIR

DIREKTUR
dr. Shahabiyah, MMR

WADIR PELAYANAN MEDIS DAN


KEPERAWATAN
dr. Hj.Silvia
KEPALA INSTALASI RAWAT KEPALA BIDANG
INAP KEPERAWATAN
dr. Pujo Indarwanto Mardiana Imawati, S.Kep.Ners
KA. PERAWATAN RUANG ANYELIR
Galuh Yunawan Riyadi, AMK
ADMINISTRASI
Umi Syafaatun Istikomah, AMK

PPJP I P P J P II P P J P III P P J P IV
Mutmainah, AMK Ropii, AMK Hany Purwanti, AMK Nelly Erawati, AMK
I, AMK, AMK
PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA
1. Nursetya P, S Kep, Ns 1. Ayuningtyas, S Kep 1. Marlia Ayu, S Kep Ns 1. Mifrokhatun, AMK
2. Lalan Candra, S Kep, Ns 2. Dedy Kurniawan, 2. Utami Putri, AMK
Ns 2. M. Miftah Farid, AMK 3. Sri Ambarwati,
3. Dewi Murwati, AMK AMK 3. Sri Mulyani, AMK AMK
4. Endah S, S. Kep, Ns 3. Siti Amanah, AMK 4. Afni Widiasih, S.Kep, 4. Yuniar R, S.Kep,Ns
5. Merisa Puji, AMK 4. Nunuk Ayu, AMK Ns 5. Rosul Falah, S Kep,
Ns
6.
2) Uraian tugas
Wawancara : Karu mengatakan bahwa sudah ada uraian
tugas untuk kepala ruang, ketua tim, dan perawat pelaksana
akan tetapi tugas administrasi masih di kerjakan oleh
perawat. ( Tugas tambahan )
Observasi : Sudah ada uraian tugas untuk masing-masing
perawat dan diletakan di rak pada ruang perawat.
Masalah :perawat masih mengerjakan tugas
administratif (kelengkapan data rekam medis dan data
avesina di komputer)

3) Pengaturan jadwal dinas


Wawancara: Pengaturan jadwal dinas dibuat oleh kepala
Ruang berdasarkan tenaga perawat yang ada diruangan.
Menurut kepala ruang anyelir : Ketenagaan di ruang anyelir
sudah cukup.
Observasi : Sudah dibuatkan jadwal dinas oleh kepala ruang.
Menurut kami, dilihat dari pengalaman kepala ruang Anyelir
dinilai mampu membagi jadwal sesuai dengan jam kerja 1
minggu sebanyak 40 jam dengan pola jadwal tenaga P P P M
MMXLSSS
Masalah : Jam kerja sudah sesuai dengan aturan yang
perundang – undangan yang ada.

4) Pengaturan daftar pasien


Wawancara : Pengaturan daftar pasien per bed atau per
kamar.
Observasi : Pengaturan daftar pasien dilakukan dengan cara
menuliskan di papan tulis kecil yang bisa dibawa untuk suatu
kepentingan seperti operan.
Masalah : Tidak ada masalah dalam hal pengaturan
daftar pasien

5) Pengorganisasian perawatan klien


Wawancara : Menurut kepala ruang Anyelir
pengorganisasian untuk perawatan klien dibagi berdasarkan
dengan tingkat ketergantungan klien. Pembagian dilakukan
saat ronde keperawatan atau setelah melakukan pre post
conference.Akan tetapi pelaksanaan pemenuhan kebutuhan
pasien dan tindakan keperawatan masih belum dilakukan
sesuai dengan tanggungjawab masing – masing perawat.
Observasi : Pasien di ruangan sering penuh dan pembagian
pasien di ruangan sudah berdasarkan tingkat ketergantungan
pasien.Akan tetapi pelaksanaan pemenuhan kebutuhan pasien
dan tindakan keperawatan masih belum dilakukan sesuai
dengan tanggungjawab masing – masing perawat, masih ada
perawat yang hanya bertugas melakukan ganti balut saja
ataupun melakukan tindakan pemeberian therapi saja.
Masalah : masalah tentang pembagian perawatan klien
berdasarkan dengan tingkat ketergantungan klien sudah
dilaksanakan akan tetapi untuk kegiatan pelayanan ke
pasien masih belum dilakukan oleh masing – masing
perawat sesuai tanggungjawabnya.

6) Sistem perhitungan tenaga


Wawancara : Menurut karu ruang Anyelir tenaga perawat
dengan pasien yang ada sudah seimbang.. Total bed pasien di
ruang Anyelir adalah 37 pasien. Jumlah total perawat ada 26
perawat, dengan rincian 1 kepala ruang, 4 perawat
penanggung jawab shif / PPJP, 20 perawat pelaksana dan 1
perawat orientasi.
Observasi : Setiap shift terdapat 5-6 perawat di ruangan yang
terdiri dari 4-5 perawat pelaksana dan 1 Perawat Penanggung
jawab Pelayanan/ PPJP. Kecuali saat shif pagi hari terdapat 1
karu dan tambahan perawat yang non shif yang lebih
difokuskan untuk mengerjakan tindakan administratif.
Masalah : Jumlah perawat sudah sesuai dengan beban
kerja perawat akan tetapi masih ada tugas tambahan
administratif yang masih jadikan tugas tambahan untuk
perawat.

c. Fungsi Pengarahan
1) Operan
Wawancara :Operan dilakukan setiap hari di ruang Anyelir
dimana dilakukan dengan menjelaskan aspek klinik diruang
perawat dan berkeliling ruang pasien sesuai pembagian tim.
Observasi : Operan dilakukan setiap hari diruangan dengan
melibatkan semua perawat ruangan.Operan dipimpin oleh
kepala ruang atau kepala jaga.
Masalah :Tidak ada masalah dalam hal operan

2) Pre dan Post Conference


Wawancara :Pre post conference dilakukan untuk
membicarakan rencana tindakan keperawatan, terapi,
program yang akan dilaksanakan pasien hari ini dan data-data
yang perlu ditambahakan.
Observasi : Pre conference berjalan dengan baik semua
menyimak dan perawat pelaksana mencatat program yang
akan dijalankan pasien, pre post dihadiri oleh kepala ruang,
PPJP dan perawat pelaksana.
Masalah : Tidak ada masalah pada saat Pre post
conference
3) Motivasi kepada perawat
Wawancara : Menurut kepala ruang motivasi yang diberikan
kepada perawat sangat diperlukan untuk meningkatkan
semangat kinerja staf ruang Anyelir sehingga produktifitas
dan pelayanan pasien akan maksimal.
Observasi : motivasi pada perawat dilakukan dengan
memberikan pujian pada perawat atas tindakan yang
dilakukan seperti kelengkapan pengisian dokumentasi asuhan
keperawatan.
Masalah kep :Tidak ada masalah dalam hal pemberian
motivasi pada perawat.

4) Pendelegasian
Wawancara : Kepala ruang menyampaikan bahwa
pendelegasian tugas dilakukan saat ada perawat yang tidak
dapat menjalankan tugas sesuai jadwal dinas.Perawat yang
tidak dapat menjalankan tugas kedinasan dikarenakan ada
keperluan maka harus mendelegasikan tugas kedinasannya
kepada staf yang skill dan keilmuannya seimbang.
Prosedurnya harus mengisi format pelimpahan tugas. Namun
perawat yang melakuman pendelegasian wajib tahu kondisi
terbaru tentang pasienya apakah mengalami kemajuan atau
tidak. Pemantauan kondisi pasien yang ditangani oleh
perawat yang tidak dapat dinas bisa melalui via telepon
Observasi : Jika ada perawat yang tidak berangkat maka
pasien tugas tersebut didelegasikan pada perawat lain.
Masalah :Tidak ada masalah dalam hal pendelegasian
tugas perawat.
5) Supervisi
Wawancara : Kapala ruang mengatakan bahwa supervisi
kinerja tindakan dan pendokumentasian dilakukan oleh
kepala dan perawat kepala jaga.
Selain itu supervisi juga dilakukan oleh Bidang keperawatan
dan Seksi Keperawatan (SDM keperawatan ,Asuhan
Keperawatan dan Logistik Keperawatan) melalui ronde
keperawatan.
Observasi : Kepala ruang dan kepala jaga mengawasi dan
mensupervisi kelengkapan dokumentasi yang dikerjakan
perawat.
Bidang Keperarawatan dan Kasie Keperawatan juga
nelakukan supervisi kepada perawat di ruang anyelir.
Masalah :Tidak ada masalah tetntang supervisi
keperawatan

6) Ronde keperawatan
Wawancara : Ronde keperawatan sudah dijalankan
walaupun sebenarnya di ruang Anyelir untuk menyelesaikan
masalah keperawatan pada pasien.
Observasi : Ronde keperawatan dilakukan setiap hari oleh
kepala ruang, kepala jaga dan perawat pelaksana.
Masalah : Tidak ada masalah tetntang ronde
keperawatan

d. Pengendalian
1) Indikator Mutu
Wawancara : Karu mengatakan bahwa indikator mutu yang
diangkat adalah kelengkapan asessmen awal rawat inap
dalam 1 x 24 jam, Identifikasi sebelum pemberian obat,
ketepatan pemberian antibiotik, dan pelaporan TBAK di
verifikasi setiap 1 x 24 jam.Hal tersebut sudah berjalan dan
diisi secara online setiap harinya, tim RS yang membuat dan
dijalankan oleh PIC masing – masing ruang yaitu kepala jaga
dan akan di verifikasi oleh kepala ruang.
Observasi : Data indikator mutu diisi oleh PIC setiap harinya
Masalah :Tidak ada masalah dalam indikator mutu.

2) Audit Dokumentasi Asuhan Keperawatan


Wawancara : Kepala ruang mengatakan bahwa audit
kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan
setiap hari sebelum atau setelah operan oleh kepala ruang.
Selain itu audit dokumentasi asuhan keperawatan juga di
lakukan oleh Kasie II Asuhan Keperawatan dan Sub Komite
Mutu Keperawatan.Menurut keterangan kepala Ruang hasil
audit dokumentasi Asuhan Keperawatan ditemukan masih
adanya rekam medis perawat yang belum di isi dengan
lengkap oleh perawat, Diantaranya cara pengisian Tbak
dalam form CPPT, Form grafik suhu, dan lain sebagainya.
Dan masih juga dijumpai pengisian dokumen asuhan
keperawatan yang masih kurang/ belum sesuai dengan
standar asuhan keperawatan.
Observasi : Kepala ruang mengecek kelengkapan
dokumentasi asuhan keperawatan di ruangan.Pengecekan
juga dilakukan oleh Kasie II Asuhan Keperawatan dan Sub
Komite Mutu Keperawatan.
Masih ada dokumen asuhan keperawatan yang belum lengkap
/ tidak langsung dilengkapi sesaat setelah perawat melakukan
tindakan, sehingga akan memperlama waktu pengurusan
administrasi pada saat pasien akan pulang yang dikarenakan
perawat harus melengkapi rekam medis terlebih dahulu
sebelum berkas pasien pulang diserahkanke bagian medical
record
Masalah :Masih ditemukan penulisan dokumen asuhan
keperawatan yang belum lengkap, dan di isi tidak dengan
melihat kondisi pasien terkini.

3) Survey Kepuasan
Wawancara : Kepala ruang mengatakan untuk survey
kepuasan pasien dilakukan oleh tim Quality Control rumah
sakit dan Komite PMKP.
Observasi : ada petugas yang melakukan survey kepuasan
pasien dengan membegikan quesioner kepuasan pasien yang
akan direkap dan di prosentasekan hasilnya oleh komite
PMKP dan akan dilakukan feedback kepada ruangan Anyelir.
Dalam hasil survey kepuasan pasien masih ditemukan
keluhan perawat ruang Anyelir yang tidak ramah
Masalah : Masih ada perawat yang tidak ramah.

4) Survey Masalah Pasien


Wawancara : Kepala ruang mengatakan bahwa survey
masalah pasien dilakukan oleh petugas quality Countrol ,
survey dilakukan oleh tim Quality control mengenai keluhan-
keluhan pasien. Menurut penuturan beberapa pasien
mayoritas mengatakan bahwa merasa nyaman dan puas
dirawat di ruang Anyelir
Observasi : Ada pasien yang mengeluh tentang kerusakan
fasilitas ( AC yang kurang dingin ) yang ada di ruang rawat
inap yang ditempati.
Masalah : Kurangnya maintenance / pemeliharaan
fasilitas AC di ruang Anyelir sehingga dijumpai komplen
pasien tentang AC yang kurang dingin di ruang Anyelir
kamar 2

5) Pengendalian infeksi
Wawancara : Kepala jaga mengatakan bahwa pengendalian
infeksi sudah dilakukan sesuai SPO yang sudah ada, prosedur
hand hygiene dilakukan dengan 6 langkah baik menggunakan
handrub berbasis alkohol ataupun dengan sabun dan air
mengalir akan tetapi kepatuhan petugas dalam melakukan
hand hygiene pada 5 moment hand hygiene belum
dilaksanakan dengan maksimal, pembuangan limbah
dipisahkan menjadi limbah padat infeksius, limbah padat non
infeksius dan limbah benda tajam, Pemrosesan dan
penggantian linen juga dilakukan setiap hari.Instrumen ganti
balut pengelolaannya sudah di pusatkan di CSSD ( Central
Sterile Suplay Departemen).
Untuk pasien infeksius ditempatkan di rungan khusus (Tidak
di ruang Anyelir)
Observasi : Ada beberapa perawat yang melakukan hand
Hygiene tidak sesuai SPO dan 5 moment hand Hygiene
dikarenakan belum membudaya dengan baik dan karena
kesibukannya. Banyak pengunjung atau keluarga pasien yang
belum memahami tentang prosedur 6 langkah hang hygiene
padahal sudah di sediakan handrub di bed pasien dan
petunjuk teknisnya. Pasien dengan penyakit menular sudah
dipisahkan diruang isolasi. Perawat tidak menggunakan
handscoon saat melakukan injeksi
Masalah : Kepatuhan petugas dalam melakukan
pencegahan infeksi melalui kebersihan tangan belum
maksimal.
6) Dokumentasi edukasi manajemen nyeri
Wawancara : Menurut perawat, edukasi yang harus
diberikan kepada pasien bermacam-macam diantaranya :
Edukasi tentang kondisi lingkungan di ruang anyelir, hak dan
kewajiban, edukasi tentang pencegahan risiko jatuh, tentang
identifikasi pasien,manajemen nyeri dll. PPJP wajib
memberikan edukasi kepada pasien sehingga pasien /
keluarganya akan mengetahui tentang hal – hal yang memang
harus disampaikan pada pasien tersebut dan keluarganya,
Untuk edukasi manajemen nyeri masih belum maksimal
diberikan kepada pasien yang mebutuhkan. Hal ini
dikarenakan perawat terkadang lupa untuk mengajarkan
manajemen nyeri dengan teknik non farmakologi. Tetapi
tetap ada perawat yang sudah mengajarkan. Ada beberapa
perawat yang sudah mengajarkan namun lupa untuk
mendokumentasikan..
Observasi : Terdapat lembar edukasi nyeri dalam
dokumentasi asuhan keperawatan atau status pasien dan
Perawat sudah memiliki kemampuan untuk mengedukasikan
tentang manajemen nyeri dengan teknik - teknik non
farmakologi. Pasien tidak mempraktekan di ruangan karena
tidak terbiasa melakukannya
Masalah : Belum efektifnya edukasi tentang manajemen
nyeri
A. Analisa Data

No Data Masalah
1 Ds: Pencegahan infeksi tidak
Kepala ruang mengatakan bahwa pencegahan maksimal, risiko
dan pengendalian infeksi belum semua penularan infeksi
dilakukan sesuai dengan SPO karena masih (Edukasi Pencegahan
ditemukan angka kepatuhan Hand Hygiene dan pengendalian
belum mencapai 80 % karena masih banyak infeksi)
perawat yang belum menerapkan 5 moment
hand hygiene.
Penggunaan Handscoon masih ada yang belum
sesuai indikasi.
Pemilahan Limbah infeksius dan non infeksius
kurang tepat.
Do :
 Ada beberapa perawat yang belum
melakukan kebersihan tangan di 5 moment
kebersihan tangan dikarenakan belum
membudaya.
 banyak pengunjung atau keluarga pasien
yang belum memahami tentang 6 langkah
kebersihan tangan.
 Pemilahan limbah infeksius dan non infesius
masih ada yang tercampur.
2 Ds: Belum efektifnya edukasi
Menurut kepala ruang edukasi pasien yang tentang manajemen
diberikan bermacam-macam tentang ruangan, nyeri (Edukasi
hak dan kewajiban dll, akan tetapi untuk Manajemen nyeri )
edukasi managemen nyeri belum dilaksanakan
secara maksimal.
Do:
 Jumlah pasien yang banyak terkadang
membuat perawat lupa untuk mengajarkan
edukasi manajemen nyeri dengan teknik non
farmakologi.
 perawat yang sudah mengajarkan namun
lupa untuk mendokumentasikan
 Pasien tidak mempraktekan di ruangan
karena tidak terbiasa melakukannya

3 Ds: Kurangnya
Kepala ruang mengatakan belum semua Implemantasi Visi misi
perawat memahami isi dari visi misi rumah rumah sakit dalam
sakit sehingga belum semua dapat menerapkan melakukan tindakan
dalam kegiatan pelayanan pasien di ruang perawatan.
Anyelir.
Do:
 Masih ada petugas yang pada saat akan
melakukan tindakan keparawatan tidak
memperkenalkan diri, tidak menerapkan
senyum, sapa dan salam.
 Hasil surey kepuasan pasien masih
ditemukan keluhan perawat yang tidak
ramah di ruang Anyelir
 Masih ada perawat yang dalam melakukan
tindakan tidak sesuai dengan SPO.
4 Ds: Pendokumentasian
Menurut keterangan kepala Ruang hasil audit asuhan keperawatan
dokumentasi Asuhan Keperawatan ditemukan belum maksimal (tidak
masih adanya rekam medis perawat yang belum lengkap )
di isi dengan lengkap oleh perawat,
Diantaranya pada RM 3A, 3F dan RM 6. Dan
masih juga dijumpai pengisian dokumen
asuhan keperawatan yang masih kurang/ belum
sesuai dengan standar asuhan keperawatan.
Do :
 Masih ada dokumen asuhan keperawatan
yang belum lengkap / tidak langsung
dilengkapi sesaat setelah perawat melakukan
tindakan.
 Perawat masih melengkapi dokumen asuhan
keperawatan saat pasien telah diperbolehkan
pulang sehingga akan memperlama waktu
pengurusan administrasi pada saat pasien
akan pulang.
5 Ds: Belum optimalnya
 Kepala ruang mengatakan untuk sistem metode penugasan
penugasan kombinasi Tim dan fungsional kombinasi Tim dan
yang dilakukan di ruang anyelir belum Fungsional sehingga
maksimal dilaksanakan. pelayanan asuhan
 Perlaksanaan pelayanan ke pasien belum keperawatan belum
semuanya dilakukan berdasarkan tanggung dapat dilakukan dengan
jawab pembagian pasien. maksimal
Do:
 Sistem pendokumentasian asuhan
keperawatan dalam form medical record
sudah dilakukan oleh masing – masing
penanguungjawab pasien.
 Masih ada perawat yang hanya tugasnya
melakukan ganti balut, pemberian therapi
(Injeksi dan oral)ke pasien saja.
6 Ds : Bangunan, sarana dan
Kepala ruang mengatakan letak Ruang Anyelir prasarana ruang
masih jauh dari COR sehingga memerlukan perawatan kurang
waktu dan tenaga yang lebih saat melakukan strategis.
transfer pasien.
Do :
 Gedung Ruang Anyelir ada di lantai bawah
gedung lama sedangkan COR ada di lantai 2
gedung baru.
 Program operasi dalam satu bulan rata – rata
120 kasus atau 5 – 6 kasus / hari.
7 Ds: Sistem ketenagaan
 Perawat mengatakan bahwa rata – rata BOR :Beban kerja
pasien per bulan 68 %.
 Kepala ruang mengatakan masih ada petugas
yang belum bisa memanajemen waktu
dengan baik sehingga masih sering
ditemukan pendokumentasian rekam medis
yang belum lengkap.
 Keluhan pasien bermacam - macam pada
perawat
 Jumlah pasien operasi per hari rata – rata 5 –
6 pasien.
 Tugas monitoring pasien post operasi
sampai keadaan umum pasien baik.
Do:
 Jumlah pasien yang tinggi dan kebanyakan
kasus operasi sehingga dokumentasi asuhan
keperawatan tidak lengkap.
 Perawat sering melakukan transfer pasien
operasi ke COR dan beberapa pemeriksaan
penunjang medik lainnya yang jaraknya jauh
dari ruang anyelir sehingga memakan waktu
lama.
 Angka kelengkapan rekam medik perawat di
ruang anyelir masih banyak yang kurang
lengkap terutama di RM 3A, RM 3f, RM 6.

B. Analisa Masalah
S W O T
( kekuatan ) ( kelemahan ) ( kesempatan ) ( hambatan )
Edukasi  Pergantian  Karna  Sudah  Ada beberapa
Pencegahan linen secara kesibukan jam dilakukan petugas yang
Infeksi teratur kerja kohorting belum
 Terdapat terkadang pasien. memahami
hadrub perawat  Sudah di pentingnya hand
disetiap bed mencuci sediakan alat hygiene
pasien di tangan dengan pelindung diri  Ada petugas
ruang VVIP, tidak ( APD ) yang masih
dan didepan mempraktekan  Ada perawat belum
pintu masuk 6 langkah orientasi yang memahami
bangsal kelas  Belum semua sedang penggunaan
II dan III. petugas praktek sarung tangan
 Adanya SPO melakukan keperawatan. sesuai indikasi
Hand kepatuhan  Adanya jadwal  Kurangnya
Hygiene hand hygiene supervisi oleh monitoring dari
dengan 6 di 5 moment supervisor kepala ruang
langakah.  Perawat bidang  Ada beberapa
 Sudah di menggunakan keperawatan petugas yang
sediakan satu  Ada petugas belum
tempat handscoon PPI yang memahami
limbah untuk setiap bulan tentang
sesuai melakukan melakukan pemilahan
karakteristik lebih dari satu audit Limbah
nya. tindakan. kepatuhan
 Sudah  Masih ada hand hygiene
disediakan perawat yang perawat dan
APD yang kurang cermat pemilahan
bisa dalam limbah serta
digunakan pemilahan audit infeksi
oleh petugas limbah.
sesuai 
indikasi.
Edukasi  Edukasi  Jumlah pasien  Perawat sudah  Pasien tidak
tentang selalu operasi per memiliki mempraktekan
manajemen diberikan hari rata – rata pengetahuan di ruangan
nyeri dengan petugas, 5-6 pasien. dan karena tidak
teknik non edukasi membuat kemampuan terbiasa
farmakologi tentang tata beberapa untuk melakukannya
tertib rumah perawat mengedukasik
sakit, risiko terkadang lupa an tentang
jatuh dll. untuk manajemen
 Terdapat mengajarkan nyeri dengan
lembar manajemen teknik-teknik
edukasi ( RM nyeri dengan non
6 ) dalam teknik non farmakologi
dokumentasi farmakologi.
asuhan Tetapi tetap
keperawatan ada perawat
atau status yang sudah
pasien mengajarkan.
 PPJP wajib  Ada beberapa
mengedukasi perawat yang
pasien sudah
sehingga mengajarkan
pasien namun lupa
mengetahui untuk
tentang hal – mendokument
hal apa saja asikan
yang harus
dijalani oleh
pasien.

Visi Misi  Sudah ada  Beberarapa  Visi Misi  Implementasi


ruangan Visi misi perawat Rumah sakit Visi misi rumah
rumah sakit kurang sudah sakit belum
yang juga memahami disosialisasiak dijalankan oleh
menjadi visi visi misi an dan sudah semua staf di
misi ruangan rumah sakit dipasang di ruang Anyelir.
 Visi Misi  Masih ada Nurse station
Rumah sakit petugas yang ruang Anyelir.
sudah dalam bekerja
disosialisasia belum
kan dan memngimple
sudah mentasikan
dipasang di visi misi
Nurse Station rumah sakit.
ruang Anyelir

Pendokumen  Tenaga yang  Masih banyak  Adanya ronde  Masih ada


tasian berdinas perawat yang keperawatan perawat yang
asuhan sudah sesuai tidak langsung yang bisa belum bisa
keperawatan dengan mendokument digunakan memanajemen
belum hitungan asikan / untuk waktu sehingga
maksimal beban kerja. menunda mengevaluasi seringkali
(tidak  Form RM 3 F pendokumenta secara pengisian
Lengkap) (catatan sian tindakan langsung dokumenetasi
Askep) yang telah tentang asuhan
untuk 10 dilakukan kelengkapan keperawatan
besar sehingga pada dokumen dilakukan
penyakit saat pasien rekam medis sebelum
sudah ada di akan pulang perawat. melakukan
setiap memperpanjan  Adanya pre tindakan
komputer di g proses confrence keperawatan
nurse station administratif. setiap terlebih dahulu
sehingga  Masih ada pergantian shif ke pasien.
memudahkan perawat yang yang juga bisa  Banyaknya
perawat mengeluh digunakan aktifitas perawat
untuk banyaknya untuk untuk transfer
menentukan form rekam membahas pasien operasi
diagnosa medis yang permasalahan maupun
perawatan harus yang ada ( pemeriksaan
yang muncul dilengkapi hambatan penunjang
disesuaikan oleh perawat. selama dinas) medis yang
dengan hasil  Masih ada letak tempatnya
asesment perawat yang jauh dari ruang
pasien mengisi form anyelir sehingga
 Semua form rekam medis membutuhkan
rekam medis dengan tidak waktu yang
untuk terlebih dahulu lama.
perawat melakukan  Masih ada
sudah dibuat asesmen ke perawat yang
dalam bentuk pasien kurang peduli
chek list sehingga data dengan
sehingga yang di tulis pentingnya
memudahkan sering tidak kelengkapan
perawat sesuai dengan dokumentasi
dalam kondisi pasien. rekam medis
pengisian.  Masih ada pasien.
 Adanya audit perawat yang
kelengkapan penulisan di
dokumentasi rekam medis
asuhan pasien dengan
keperawatan tulisan yang
oleh kepala tidak bisa
ruang dan dibaca.
Kasi Asuhan
keperawatan
sehingga
dapat
mengontrol /
mengevaluasi
kelengkapan
dokumen
rekam medis
perawat.
 Kelengkapan
asesmen awal
rawat inap
untuk
perawat
dijadikan
indikator
mutu oleh
komite
PMKP.
 Sosialisasi
pengisian
Form sudah
dilakukan
setiap kali
ada perawat
baru yang
dimasukan
dalam materi
orientasi.
Belum  Sudah ada  Pembagian  Adanya  Masih ada staf
optimalnya pre post tidak sesuai perawat perawat baru
metode conference dengan tingkat orientasi yang yang masih
penugasan untuk ketergantunga bisa perlu di
kombinasi pembagian n pasien membantu di bimbing dalam
Tim dan pasien  Walaupun ruang Anyelir melakukan
fungsional  Ronde pasien sudah tindakan
sehingga keperawatan dibagi dengan keperawatan.
pelayanan sudah sistem
asuhan dijalankan penugasan
keperawatan akan tetapi
belum dapat pelaksanaanny
dilakukan a masih
dengan menggunakan
maksimal. metode
fungsional.
 Pembagian
pasien masih
sebatas
tanggungjawa
b kelengkapan
rekam medis.
Bangunan,  Letak Nurse  Jarak antara  Rumah sakit  Maintenance
sarana dan station sudah ruang Anyelir sudah /pemeliharaan
prasarana strategis ada dan COR menyediakan alat kesehatan
ruang di bagian maupun sarana untuk medis dan non
perawatan tengan dari tempat mempermudah belum
kurang ruang pemeriksaan pelayanan di terlaksana
strategis. peawatan. penunjang lain ruang Anyelir sesuai jadwal
 Ruang masih seperti :
Anyelir dikatakan pemrosesan
sudah jauh. alat ganti balut
dilengkapi  Belum adanya oleh CSSD,
dengan ruang untuk Pneumatik
sarana medis konsultasi. Tube untuk
dan non  Belum adanya membantu
medis yang ruang untuk mengirim
sangat penyimpanan sample
memadai. alat kesehatan pemeriksaan
 Sudah ada yang ada di Laborat, obat
jadwal untuk ruang Anyelir. obatan,
maintenance  Luas Nurse maupun
pemeliharaan station kurang dokumen
sarana dan besar penting yang
prasarana mengingat harus segera
rumah sakit. jumlah dikirim dari /
perawat yang ke ruang
jaga per shif 5- anyelir.
8 orang dan
banyak nya
dokumen / alat
kesehatan
yang harus
disimpan
dengan baik
dan rapih.
Sistem  Perawat  Perawat belum  Adanya  Kebutuhan
ketenagaaan ruang bisa perawat pasien
: Beban Anyelir memanajemen orientasi yang bermacam-
Kerja sudah waktu dengan bisa macam dan
terbiasa baik membantu di unik.
merawat  Beban kerja ruang Anyelir
pasien perawat
dengan bertambah
jumlah yang dengan tugas
banyak non
 Perhitungan keperawatan
tenaga sudah yang banyak
sesuai.  Kerja perawat
lebigh banyak
untuk
mobilisasi
tranfer pasien
dan
melakukan
tindakan
pemenuhan
kebutuhan
ADL dan
pelayanan
keperawatan.
 Perawat sering
menunda
proses
pendokumenta
sian asuhan
keperawatan
sehingga
masih
dijumpai
rekam medis
yang tidak
lengkap.
 VVIP di ruang
anyelir masih
digunakan
untuk pasien
semua kasus
penyakit /
belum spesifik
kasus bedah.
C. Identifikasi masalah
1. Edukasi pencegahan infeksi
2. Edukasi manajemen nyeri
3. Visi Misi
4. Pembagian perawatan klien ( belum optimalnya metode penugasan
tim )
5. Pengaturan jadwal dinas
D. Prioritas masalah
No Masalah A B C D Total
1 Edukasi pencegahan infeksi 2 2 3 3 10
2 Edukasi manajemen nyeri 2 2 2 2 8
3 Implementasi Visi Misi Rumah 2 2 2 3 9
Sakit belum maksimal
4 Dokumentasi Rekam Medis 3 2 3 3 11
perawat tidak lengkap
5 Metode penugasan kombinasi 2 2 3 2 9
belum optimal
6 Bangunan, sarana dan 1 1 1 2 5
Prasarana kurang strategis
7 Sistem Ketenagaan : Beban
Kerja.
Keterangan :
A : Waktu menyelesaikan masalah
B : Dana yang ada
C : Kemampuan mahasiswa
D : Kemampuan ruangan

Skor : 1 : Cukup (lama) 2 : Sedang (Sedang) 3 : Mampu (Cepat)

Prioritas :
1. Dokumentasi Asuhan Keperawatan
2. Edukasi pencegahan infeksi
3. Implementasi Visi misi Rumah Sakit
4. Edukasi manajemen nyeri
5. Metode penugasan kombinasi belum optimal
6. Bangunan, sarana dan Prasarana kurang strategis
7. Sistem Ketenagaan
E. Rencana strategis (POA)

No Uraian Kegiatan Tujuan Sasaran Metode Media Da


1. Dokumentasi Rekam Dokumentasi Perawat Diskusi, Form Rum
Medis / asuhan rekam Medis ruang Anyelir demonstrasi Rekam sakit
keperawatan tidak dan Asuhan Medis
Rekam Medis
lengkap: keperawatan Perawat
Pasien ruang
 Mensosialisasikan lengkap
Anyelir Laptop
kembali kepada para
sound
perawat tentang cara
pengisian form rekam
medis perawat dan
asuhan keperawatan.
 Mendemonstrasikan
dan mempraktekan cara
pengisian Form Rekam
Medis perawat dan
suhan keperawatan.
2 Edukasi Pencegahan dan
Pengendalian infeksi : Mencegah Perawat Diskusi, Leaflet Rum
 Mensosialisasikan HAIs ruang Anyelir demonstrasi lembar sakit
kembali kepada para balik,
perawat tentang Handrub
pentingnya kebersihan Alat tulis
tangan cuci tangan 6 Laptop
langkah sound
 Mendemonstrasikan
dan mempraktekan
bersama kebersihan
tangan dengan 6
langkah
 Melakukan audit
kepatuhan hand
hygiene terhadap staf
perawat Anyelir.
 Melakukan kerjasama
dengan Tim PPI untuk
melakukan supervisi
tentang penggunaan
APD yang tepat dan
benar, dan monitoring
pemilahan limbah.
 Mengedukasi keluarga
serta pengunjung untuk
melakukan kebersihan
tangan dengan 6
langkah
3 Implementasi Visi Misi Visi Misi Perawat Diskusi, SOP, Ru
belum maksimal : rumah sakit ruang Anyelir demonstrasi laptop , sa
 Menjelaskan makna dapat sound, bed
dari Visi dan Misi difahami dan pasien.
rumah sakit kepada di
semua staf perawat implementasi
Anyelir. kan dalam
 Mensosialisaikan SPO kegiatan
yang ada di rumah sakit perawatan
kepada semuja staf
perawat Anyelir
 Bekerjasama dengan
bagian diklat untuk
dilaksanakan pelatihan
service Exellent untuk
perawat ruang Anyelir
4. Edukasi Manajemen Ru
Nyeri : sa
 Mensosialisasikan Meningkatka Perawat Diskusi, SOP,
pentingnya dan n ruang Demonstrasi laptop ,
berunding, belajar kemampuan sound dan
bersama macam- tindakan matras dan
macam teknik non keperawatan bantal
farmakologi terhadap mandiri
nyeri
 Demonstrasi dan
praktek bersama salah
satu manajemen nyeri
dengan teknik non
farmakologi
5. Metode penugasan
kombinasi belum
optimal

6 Bangunan, sarana dan


Prasarana kurang
strategis

7 Pengaturan jadwal dinas: -


 Berdiskusi bersama
tentang aturan untuk Membuat Kepala ruang Diskusi,
membuat jadwal dinas jadwal sesuai latihan
 Membuat jadwal dinas jam kerja pembuatan
bersama untuk 1 bulan jadwal
kedepan

Anda mungkin juga menyukai