Anda di halaman 1dari 24

 Gangguan Jiwa Berat : 0.

46 %
1. DKI Jakarta : 2.03 %
2. NAD : 1.85 %
3. SUMBAR : 1.67 %

2
Gangguan mental emosional : 11.6 %
1. JAWA BARAT : 20.0 %
2. GORONTALO : 16.5 %
3. SULTENG : 16.0 %

3
25% dari seluruh penduduk pada suatu
masa dari hidupnya pernah mengalami G.
JIWA dan perilaku

>40% di antaranya didiagnosis secara


tidak tepat sehingga menghabiskan biaya
untuk pemeriksaan LAB dan TERAPI yang
tidak tepat.

G. jiwa dan perilaku dialami pada suatu


ketika oleh kira-kira 10% populasi orang
dewasa.

Dalam satu keluarga dari empat keluarga


yang diteliti, mempunyai seorang dengan
keluhan gangguan jiwa dan perilaku.

4
Pernyataan pasien tentang ganguan
fungsi :
› Fisik
Yang mundur /
› Emosi
terganggu
› Intelektual dibanding
› Sosial sebelumnya
› Perkembangan
› Spiritual

5
Internal :
• Persepsi terhadap gejala
• Sifat penyakit : Akut/Kronik

PERILAKU
SAKIT

Eksternal :
• Praktik Pelayanan Kesehatan Keluarga
• Sosial, psikososial, ekonomi, budaya

6
 Gangguan kejiwaan muncul
sebagai salah satu penyakit
penyerta pada klien dengan
masalah fisik,
 Sekitar 30-50% klien dengan
diagnosa fisik memiliki gejala-
gejala psikiatrik (Arolt and Driessen, 1996;
Clarke, Smith, & Herrman, 1993; Mayou and
Hawton, 1986; Saravay, Pollack, Steinberg,
Weinschel, & Habert, 1996; Saravay, Steinberg,
Weinschel, Pollack, & Alovis, 1991; Savoca, 1999).
 CLPNmerupakan seorang spesialis di
bidang keperawatan jiwa; sebagai
akibat dari kurangnya pengetahuan
dan kemampuan perawat yang
bekerja di RSU untuk mengkaji dan
merawat klien dengan masalah
kesehatan (Bailey, 1998; Brinn, 2000;
Roberts, 1998; Sharrock and Happell, 2002;
Wand and Happell, 2001).
USA
 CLPN lahir di AS setelah PD 1
 CLPN muncul dalam literatur pertama kali
pada tahun 1960 oleh Johnson dan Peplau
 Peran CLPN sebagai konsultan pada staf
keperawatan dan mendidik tim dalam hal
perawatan klien, memahami keterkaitan
antara aspek fisik dan psikologis,
memberikan perawatan psikologis
langsung pada klien dan keluarga serta
konsultasi antar disiplin
UK
 Dimulai tahun 1970an, dimana CLPN
berkembang pesat sebagai akibat
tingginya angka ancaman bunuh diri.
 Akhir tahun 1980an tema CLPN muncul
di literatur yaitu pada masalah onkologi
dan obat-obat yang umum.
 CLPN di UK lebih fokus pada intervensi
pada situasi krisis
AUSTRALIA
 Literatur yg menjelaskan tentang CLPN
mulai bermunculan th 1980, dimana tulisan
tsb menekankan pentingnya kolaborasi
antara psikiater dan perawat jiwa.

 Perawat dituntut memiliki kemampuan dan


latihan utk memahami klien, staf dan RSU
dan mengembangkan kemampuan
interpersonal dan analitik, motivasi,
objektivitas, maturity, dan a sense of
humour
 Gangguan mental emosional :
› Indonesia: 11.6 %

 Depresi pada penyakit kronis

 Kepuasan pelanggan yang rendah


Rendah
Level Perawatan & Tindakan
Tinggi

MPKP
1
Rumah sakit
jiwal
Frekuensi PICU Biaya
kebutuhan
2 Unit Psikiatri RSU CLPN

3 Tim Kesehatan Jiwa di AC CMHN


(Kabupaten/Kota)
IC CMHN
4 Pelayanan Keswa di Puskesmas
BC CMHN
DSSJ 5 Formal dan Informal di Komunitan diluar sektor
KKJ Kesehatan

SHG6 Perawatan diri Individu dan Keluarga


UKSJ
Tinggi
Rendah
Kualitas Pelayanan yang dibutuhkan
13
(Keliat, 1997; Maramis A, 2005; adapted from van Ommeren, 2005)
 Unit instensif psikiatrik (PICU)
 Ruang emergency di RSU
 Klinik kesehatan jiwa
 Ruang perawatan lainnya di RSU
 Triase pasien, atau initial assessment utk
menentukan pada level mana
perawatan psikiatrik yg dibutuhkan klien
 Bekerja sama dengan staf keperawatan,
psikiater, psikolog, dan anggota
keluarga
 Mampu memberikan asuhan
keperawatan jiwa utk masalah
PSIKOSOSIAL yg dialami oleh pasien
Individu
Keluarga
Masyarakat
MASALAH KESWA/PSIKOSOSIAL
KONFLIK/BENCANA
KEKERASAN (VIOLENCE) GANGGUAN
BUNUH DIRI
KESEHATAN
NAPZA, ALKOHOL
JIWA
PENGANIAYAAN ANAK
PERJUDIAN/SEX BEBAS/AIDS
KENAKALAN REMAJA/ TAWURAN

PRODUKTIVITAS
KESULITAN
EKONOMI
PREVALENSI
Hipertensi > 29%

Infark jantung > 22%

Epilepsi > 30%

Stroke > to 31%

Diabetes > 27%

Kanker > 33%

HIV/AIDS > 44%

TBC > 46%

Populasi > 10%


Umum WHO, 2003,
 CLPN muncul dalam 2 level, basic dan
advanced
 Level basic : perawat bekerja dgn individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dimulai
dari mengkaji kebutuhan thd kesehatan
mental, menentukan diagnosa keperawatan
dan rencana asuhan keperawatan,
implementasi dan evaluasi.
 Level advanced : S2 keperawatan jiwa dan
bertanggung jawab sebagai seorang spesialis.
Selain tugas pada level basic, CLPN pada
tingkat ini juga melakukan intervensi pada
individu atau keluarga yg mengalami
gangguan kejiwaan atau potensial utk
menderita gangguan.
1. KEMAMPUAN KONSULTASI
- kemampuan dlm wawancara dan
pengkajian, terutama utk
mengidentifikasi respon patologis thd
sakit fisik
- kemampuan konseling, sep : problem
solving skill
- intervensi psikologis, sep : terapi
perilaku atau terapi kognitif
2. Kemampuan LIAISON
kemampuan dalam menjembatani
“gap” atau konflik yg mungkin timbul
antar staf di RS dengan keluarga atau
dengan kelompok2 tertentu.
 TERAPI GENERALIS
PSIKOSOSIAL
 TERAPI SPESIALIS
KEPERAWATAN JIWA
 PELAKSANA: SELURUH PERAWAT RSU
 KEMAMPUAN:
› Komunikasi terapeutik
› Diagnosa psikososial:
 Harga diri rendah
 Gangguan citra tubuh
 Ansietas
 Ketidak berdayaan
 Keputusasaan
 PELAKSANA: SPESIALIS JIWA
 THOUHGT STOPPING
 TERAPI KOGNITIF
 TERAPI PERILAKU
 TERAPI KOGNITIF DAN PERILAKU
 LOGO TERAPI
 PSIKOEDUKASI
 RELAKSASI PROGRESIF
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai