Anda di halaman 1dari 39

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PENYEBAB TERJADINYA ADVERSE EVENTS


TERKAIT PROSEDUR INVASIF MEDICATION
SAFETY PADA PENCEGAHAN RESIKO JATUH
DAN INFEKSI
Nama Anggota :
1. Arik Setyani (131711133008)
2. Fradhika Al-Habib R.G. (131711133035)
3. Cindy Triand Sofie R. (131711133051)
4. Irawati Dewi (131711133069)
5. Enggar Qur’ani Ayu (131711133091)
6. Izzatul Istiqomah (131711133125)
7. Nadiya Sahara (131711133145)
8. Wahidah (131711133149)

2
1

RESIKO JATUH
“ Resiko jatuh adalah diagnosa keperawatan
berdasarkan North American Nursing
Diagnosis Association (NANDA), yang
didefiniskan sebagai peningkatan
kemungkinan terjadinya jatuh yang dapat
menyebabkan cidera fisik. (Wilkinson,2005)

4
Definisi Pencegahan Resiko
Jatuh
Merupakan serangkaian tindakan keperawatan yang
merupakan acuan dalam penerapan langkah-langkah
untuk mempertahankan keselamatan pasien yang beresiko
jatuh dengan melakukan pengkajian melalui Morse Fall
Scale (MFS) dan Humpty Dumpty Scale.

5
Tujuan Pencegahan
Resiko Jatuh
Memberikan keselamatan Mencegah terjadinya pasien
pada pasien jatuh di rumah sakit

6
Faktor yang Mempengaruhi
Terjadinya Jatuh
INTRINSIK EKTRINSIK KONDISIONAL

1. Gangguan jantung 1. Alat bantu berjalan 1. Aktivitas fisik


2. Gangguan gerak 2. Lingkungan 2. Riwayat penyakit
3. Gangguan neurologis
4. Gangguan penglihatan
5. Gangguan pendengaran

7
Prosedur Pencegahan Resiko
Jatuh
Merupakan serangkaian tindakan keperawatan
yang merupakan acuan dalam penerapan
langkah-langkah untuk mempertahankan
keselamatan pasien yang beresiko jatuh.

8
Prosedur Pencegahan Resiko Jatuh
Pengatur
Pemasan Pemasan
Label Whiteb an
Penilaian MFS gan Tempat
gan
Gelang
Segitiga oard Pagar
Tidur

Instrumen Pemasangan Label yang Menuliskan Pengaturan Memastikan


untuk gelang resiko dipasang informasi tinggi- pemasanga
mengindenti berwarna ditempat terkait rendah n pagar
fikasi pasien kuning pada tidur pasien pasien tempat tidur tempat tidur
resiko jatuh pergelangan resiko jatuh pasien pasien
pasien pada dengan
whiteboard resiko jatuh
yang berada
di nurse
station

9
Pengkajian pada
Pasien Beresiko
Jatuh
Pengkajian risiko pasien jatuh merupakan metode pengukuran risiko pasien untuk jatuh yang
dilakukan oleh petugas kesehatan pada semua pasien yang menjalani rawat inap, bertujuan
memberikan perhatian khusus pada pasien yang berisiko untuk jatuh dibandingkan dengan yang
tidak memiliki risiko untuk jatuh dan meminimalkan atau mencegah jumlah kejadian pasien jatuh
dan cedera(Nursalam, 2014).

10
Pengkajian Resiko Jatuh pada Lansia

1. Pengkajian riwayat 2. Pemeriksaan fisik; 3. Pemeriksaan


penyakit (jatuh); fungsional.
Anamnesis meliputi: Meliputi pemeriksaan TTV : Pengkajian resiko jatuh
Mencari penyebab jatuh Tekanan darah, nadi, berdasarkan format
misalnya terpeleset, pernapasan, suhu badan, Morse Fall Scale (MFS)
tersandung,dll. kepala, dan leher, atau Humpty Dumpty
Menayakan gejala yang penurunan visus, (pada anak sampai
menyertai seperti nyeri dada, penurunan pendengaran, dengan umur 16th)
berdebar-debar,dll. gerakan yang menginduksi
ketidakseimbangan,
Dilakukan review obat-
neurologi, muskuloskeletal
obatan yang diminum.

11
Tata Laksana Pengisian
Formulir Skala Morse Fall :
Kotak Identitas Kotak Berikutnya Scoring

Kotak Identitas harus Kotak berikutnya diisi Pemberian nilai dari


diisi lengkap, meliputi : tanggal dan jam hasil pengamatan
Nama pasien, assesment, dan nama terhadap pasien
Nomor Rekam Medis ruangan tempat pasien
yang beresiko jatuh
pasien, Tanggal lahir di rawat
Pasien,
dan jenis kelamin pasien

12
Cara Melakukan Scoring

Riwayat jatuh: Diagnosis sekunder:


● Skor 25 bila pasien pernah
jatuh sebelum perawatan saat
● Skor 15 jika diagnosis medis
ini, atau jika ada riwayat jatuh lebih dari satu dalam status
fisiologis karena kejang pasien.
atau gangguan gaya ● Skor 0 jika tidak.
berjalan menjelang dirawat.
● Skor 0 bila tidak pernah jatuh.
● Catatan: bila pasien jatuh untuk
pertama kali, skor langsung 25.

13
Cara Melakukan Scoring (Cont)
Bantuan berjalan: Jika terpasang infus:

Skor 0 jika pasien berjalan tanpa Skor 20 jika pasien terpasang


alat bantu/ dibantu, menggunakan infus.
kursi roda, atau tirah baring dan tidak Skor 0 jika tidak terpasang infus
dapat bangkit dari tempat tidur sama
sekali.
Skor 15 jika pasien menggunakan
kruk, tongkat, atau walker
Skor 30 jika pasien berjalan
mencengkeram furnitur untuk
topangan.

14
Cara Melakukan Scoring (Cont)

Gaya berjalan/ transfer: Status mental:


● Skor 0 jika gaya berjalan normal ● Skor 0 jika penilaian diri
● Skor 10 jika gaya berjalan lemah terhadap kemampuan
berjalannya normal.
● Skor 30 jika gaya berjalan
terganggu ● Skor 15 jika respon pasien tidak
sesuai dengan kemampuan
ambulasi atau jika respon
pasien tidak realistis, dan
pasien over estimate
kemampuan dirinya dan lupa
keterbatasannya.

15
Tingkat risiko ditentukan
sebagai berikut:
● Skor 0-24 berisiko rendah, Lakukan Perawatan yang baik
● Skor 25-50 Risiko sedang ,Lakukan intervensi jatuh standar
● Skor ≥ 51 Risiko Tinggi, Lakukan intervensi jatuh risiko tinggi

16
Resiko rendah : Resiko tinggi :
•Pastikan bel mudah •Lakukan SEMUA pedoman
terjangkau pencegahan untuk Risiko
•Roda tempat tidur pada Rendah dan Sedang
posisi terkunci •Kunjungi dan monitor
•Posisikan tempat tidur pasien setiap 1 jam
Resiko sedang :
pada posisi terendah •Tempatkan pasien
•Lakukan SEMUA pedoman
•Pagar pengaman dikamar yang paling
pencegahan untuk Risiko
tempat tidur dinaikkan dekat dengan Nurse
Rendah
Station (jika
•Pasangkan gelang khusus
memungkinkan)
(warna kuning) sebagai
tanda Risiko jatuh
•Beri tanda Risiko pasien
jatuh pada tempat tidur
pasien.
17
Lembar
Pengkajian
Format MFS

18
Keterangan:

Tingkatan Risiko Nilai MFS Tindakan

Tidak berisiko 0 - 24 Perawatan dasar

Risiko rendah 25 - 50 Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh standar

Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh risiko


Risiko tinggi ≥ 51 tinggi

19
Contoh Kasus
• Identitas
Nama : Nyonya X
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 65 tahun
• Keluhan Utama : Nyeri pangkal paha kanan 5 hari yg lalu setelah jatuh
terduduk sehingga menggangu bila berjalan.
• Riwayat Jatuh : 5 hari yang lalu
• Riwayat penyakit : Penderita pernah mengalami serangan stroke 3 tahun
lalu.
• Defisit (Penglihatan, pendengaran ) : tidak mengalami gangguan penglihatan atau
pendengaran
• Mobilitas /motoric : kesulitan berjalan
• Riwayat pengobatan : Sejak 7 tahun terakhir ini penderita mengkonsumsi obat-
obat kencing manis, tekanan darah tinggi,jantung dan rematik. Antihipertensi (√),
Hiperglikemik(√), Sedatif, Diuretik(√)
• Alat Bantu Assessment
Lembar
Pengkajian
Format MFS
Kesimpulan : pasien beresiko
tinggi (≥51), Pelaksanaan
intervensi pencegahan jatuh
risiko tinggi

21
Tata Laksana Pengisian
Formulir Humpty Dumpty :
Kotak Identitas Kotak Berikutnya Scoring

Kotak Identitas harus Kotak berikutnya diisi Pemberian nilai dari


diisi lengkap, meliputi : tanggal dan jam hasil pengamatan
Nama pasien, assesment, dan nama terhadap pasien
Nomor Rekam Medis ruangan tempat pasien
yang beresiko jatuh
pasien, Tanggal lahir di rawat
Pasien,
dan jenis kelamin pasien

22
Cara Melakukan Scoring
Umur : Penggunaan Obat:

● Skor 4 bila umur pasien dibawah 3


tahun •Skor 3 jika pasien menggunakan lebih dari
satu obat sedatif (Kecuali pasien ICU yang
● Skor 3 bila umur pasien 3-7 tahun menggunakan sedasi dan paralisis),
● Skor 2 bila umur pasien 7-13 tahun hipnotik,Barbiturat,Fenotiazin,
Antidepresan,Laksans/Diuretika,Narkotik.
● Skor 1 bila umur pasien > 13 tahun
•Skor 2 Jika pasien menggunakan salah satu
obat sedatif (Kecuali pasien ICU yang
Jenis kelamin : menggunakan sedasi dan paralisis),
● Skor 2 jika pasien berjenis kelamin hipnotik, Barbiturat, Fenotiazin,
laki laki. Antidepresan,Laksans/Diuretika,Narkotik
•Skor 1 jika pasien menggunakan
● Skor 1 jika pasien berjenis kelamin pengobatan selain terapi di atas
perempuan.

23
Cara Melakukan Scoring (Cont)
Diagnosis : Gangguan Kognitif :

Skor 4 jika pasien didiagnosis Skor 3 jika pasien tidak sadar/over


kelainan neurologi (kejang,infeksi estimet terhadap kemampuan
SSP,cidera kepala) dirinya.
Skor 3 jika pasien mengalami Skor 2 jika pasien lupa
gangguan saluran nafas, dehidrasi, keterbatasan pada dirinya
anemia, anoreksia dan sinkop Skor 1 jika pasien mengetahui dan
Skor 2 jika tidak pasien menyadari kemampuan sebenarnya
disertai gangguan perilaku dan dari dirinya.
psikis (Autis,Sindrom down dll)

24
Cara Melakukan Scoring (Cont)
Faktor Lingkungan : Respon terhadap operasi/obat:
● Skor 4 jika pasien mempunyai ● Skor 3 jika pasien respon terhadap operasi
riwayat jatuh dari tempat tidur saat dan efek obat anastesi dalam waktu 24 jam
bayi dan anak ● Skor 2 jika pasien respon terhadap operasi
● Skor 3 jika pasien menggunakan dan efek obat anastesi dalam waktu 48 jam
alat penopang saat berjalan ● Skor 1 jika pasien respon terhadap operasi
● Skor 2 Jika pasien hanya dapat dan efek obat anastesi dalam waktu > 48
berada di tempat tidur saat jamObat-Obat beresiko tinggi
perawatan ● Skor 2 Jika pasien menggunakan salah satu
● Skor 1 jika pasien dapat melakukan obat diuretik, narkotik, sedatif, anti
aktivitas diluar ruang rawat psikotik, laksatif, vasodilator, antiaritmia,
antihipertensi, obat hipoglikemik,
antidepresan, neuroleptik, NSAID
● Skor 0 jika tidak

25
Tingkat risiko ditentukan
sebagai berikut:
● 7-11 Risiko Rendah ,Lakukan intervensi jatuh resiko rendah
● ≥ 12 Risiko Tinggi, Lakukan intervensi jatuh risiko tinggi

26
Resiko rendah: skala 7-11
•Pastikan tempat tidur / box terkunci
Resiko tinggi : skala 12-23
•Dekatkan bel dan pastikan bel terjangkau
•Lakukan tindakan pencegahan
•Pasang pengaman tempat tidur
seperti skala rendah ( skala 7-11)
•Posisikan tempat tidur / box pada posisi terendah jika
•Pasang gelang risiko jatuh warna
memungkinkan
kuning
•Singkirkan barang yang berbahaya terutama pada malam
•Pasang tanda risiko jatuh di
hari
tempat tidur pasien
•Minta persetujuan pasien agar lampu malam tetap
•Lakukan observasi setiap 1 jam
menyala
•Tempatkan pasien dikamar
•Pastikan selalu ada orang tua / keluarga
yang paling dekat dengan
•Pastikan lantai dan alas kaki tidak licin
Nurse Station (jika memungkinkan)
•Kontrol / observasi rutin oleh perawat (setiap 2 jam)
•Bila dirawat dalam inkubator, pastikan semua jendela
terkunci
•Edukasi orangtua/keluarga
27
Lembar
Pengkajian
Format Humpty
Dumpty
Skor asesmen resiko jatuh: (skor
min.7, skor max.23)
•Skor 7-11: Resiko rendah
•Skor ≥12: Resiko tinggi

28
2

INFEKSI
“ Infeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau
mikroorganisme yang mampu menyebabkan sakit.
Infeksi juga disebut asimptomatik apabila
mikroorganisme gagal dan menyebabkan cidera
yang serius terhadap jaringan. Penyakit akan timbul
jika patogen berkembang biak dan menyebabkan
perubahan pada jaringan normal (Potter & Perry)

30
Definisi Pencegahan Infeksi
Merupakan upaya yang dilakukan untuk mencegah resiko penularan
atau penyebaran infeksi mikroorganisme dari lingkungan klien, dan
tenaga kesehatan, yang bertujuan untuk mengurangi terjadinya infeksi,
dan melindungi klien dan tenaga kesehatan dari resiko penularan.
(Uliyah, dkk. 2012)

31
Tujuan Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi Menurut Kemenkes :
1. 2. 3.
Meningkatkan kualitas Melindungi kesehatan Menurunkan angka
pelayanan RS dan SDM dan masyarakat kejadian infeksi
faskes lainnya; dari penyakit infeksi nosokomial.
yang berbahaya;

32
Faktor yang Mempengaruhi
Infeksi Nosokomial
Banyak faktor yang mendorong tejadinya infeksi di antara
pasien rumah sakit : penurunan imunitas pasien, berbagai
peningkatan prosedur medis dan teknik invasif yang
menciptakan potensi infeksi, dan transmisi terhadap bakteri
resistan obat diantara populasi pasien rumah sakit yang penuh,
dimana praktek pengendalian infeksi yang buruk dapat
memudahkan penularan. (WHO,2002)

33
Faktor yang Mempengaruhi
Infeksi Nosokomial
Faktor Ekstrinsik Faktor Intrinsik Faktor yang Perlu Dikenal dan
Diketahui oleh Medical Provider

Umur, Jenis Kelamin, dan


Petugas Pelayanan Faktor-faktor keperawatan
Medis, Peralatan Faktor penderita yang sedang dalam
(Lama perawatan,
asuhan keperawatan berada dalam
Medis, Lingkungan, menurunnya standar posisi rentan;
Makanan dan perawatan dan padatnya
Minuman, Penderita penderita, kondisi umum,
Faktor sumber penularan;
Lain, dan Pengunjung resiko terapi, adanya
(Darmadi,2008) penyakit lain serta faktor
Faktor mekanisme penularan/Transmisi
mikroba patogen
(Darmadi,2008)

34
Mencuci
Kebersiha Tangan Menggun
n RS akan APD

Pengelola
an Perawata
Limbah n Pasien

Prosedur
Pencegahan
Infeksi
Pemroses
Pengguna
an
an
Peralatan
Aseptik

Kesehata
Ruangan
n Praktik Isolasi
Karyawan Keselama
tan Kerja
35
Pengkajian pada Pasien
Infeksi

1 2

36
1

Kemerahan Panas
Pembengkakan
atau Rubor Apakah muncul
Apakah ada panas pada
edema pada Apakah ada
daerah yang
daerah infeksi? kemerahan pada terinfeksi?
daerah
permukaan?

Nyeri pada Fungsio Laesa/


Lokasi Infeksi Kelainan
Fungsi
Apakah ada nyeri?
Apakah ada
ketidakmampuan
pada daerah yang
diperkirakan
terkena infeksi?

37
2

Apakah ada tanda seperti :


1. Demam;
2. Malaise;
3. Anoreksia;
4. Sakit kepala;
5. Muntah;
6. Diare;
7. Dll.

38
Thanks!
Any questions?

39

Anda mungkin juga menyukai