Anda di halaman 1dari 20

MINI PROPOSAL PjBL

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GAGAL JANTUNG


SEPTEMBER 2016

Di Susun Oleh :
KELOMPOK 1

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015/2016

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirrabilalamin.
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan segala makhluk yang telah memberikan kami
nafas untuk hidup. Segala puji teruntuk-Nya, atas rahmat yang telah dihadirkan dalam setiap
detiknya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini dengan segala kekurangan yang masih
terdapat didalamnya.
Shalawat dan salam seraya kami haturkan kepada sang Rasul Muhammad SAW, sang
panutan yang selalu kami rindukan syafaatnya di hari akhir nanti. Tugas PJBL Pertolongan
Pertama pada Pasien Gagal Jantung dengan segenap keikhlasan yang kami kumpulkan
disela-sela waktu yang sangat sempit. Kami buat dengan konsep semenarik mungkin untuk
menjadi bahan ajar ataupun referensi kami sebagai pembuat untuk kedepannya, dimana ini
kami rancang dalam bentuk video mengenai isi PJBL Asuhan Keperawatan pada Pasien
Gagal Jantung
Hasil dari jerih payah kami ini serasa tidak terbuang sia-sia saat semua terbayar
dengan terselesaikannya tugas ini. Pada akhirnya kami terus mengharapkan manfaat dan
timbal baliknya dari para pembaca sebagai sarana untuk memperbaiki segala kekurangan yang
ada di dalam tugas kali ini.

Oktober, 2016

Penyusun
Kelompok 1

PENYUSUN
NAMA

NIM

1. HOLIS ANWAR
2. DITA IZZA DAIMATUL AFIAH
3. BAGUS PUTRA NUGRAHA
4. PURWATI
5. WINDA HUSNATUL SETIANI
6. SUCI ARTHAYANI
7. ADILLA ZENARA NAFISA
8. NUR HASNAH
9. RIVANTY MEDIANA HANDIKA
10. RIZKY AMALIA
11. SYAIFUL WAHED
12. ADELIA INDRIANI
13. HUSNUL HATIMAH
14. IZUL FIQRI
15. FADILA DWI RAHMAWATI
16. WISNU BAYU SAMUDRA

201510420311001
201510420311002
201510420311003
201510420311004
201510420311006
201510420311007
201510420311008
201510420311009
201510420311010
201510420311011
201510420311012
201510420311013
201510420311014
201510420311015
201510420311016
201510420311017

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
PENYUSUN.................................................................................................................. 2

DAFTAR ISI.................................................................................................................. 3
BAB 1.......................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN........................................................................................................... 4
BAB II.......................................................................................................................... 5
TUJUAN....................................................................................................................... 5
BAB 3.......................................................................................................................... 6
MEKANISME DAN RANCANGAN................................................................................... 6
BAB IV....................................................................................................................... 18
SUMBERDAYA YANG DIPERLUKAN.............................................................................18
BAB V....................................................................................................................... 19
JADWAL PELAKSANAAN............................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 20

BAB 1
PENDAHULUAN
1. Jelaskan latar belakang pemilihan proyek dan justifikasi pemilihan bentuk produ
Latar belakang pemilihan proyek
Proyek PJBL 1 Kelompok 1 berjudul Pertolongan Pertama pada Pasien Gagal
Jantung. Alasan kami mengangkat tema dan membahas tentang Pertolongan
Pertama pada Pasien Gagal Jantung karena Gagal Jantung merupakan penyakit yang
mortalitasnya masih terbilang cukup tinggi di Indonesia. Dan masih banyak orang
awam yang kurang memahami tindakan pertolongan pertama yang harus dilakukakan

ketika menemui orang yang mengalami gagal jantung seketika.


Justifikasi pemilihan bentuk produk
Produk yang kami pilih merupakan video pembelajaran, kami memilih bentuk
video untuk tugas PJBL kami karena lebih efektif dan lebih mudah dipelajari serta

dipahami oleh masyarakat dibandingkan dengan membaca materi atau buku.


2. Jelaskan keterkaitan mata kuliah yang diambil
Judul Pertolongan Pertama pada Pasien Gagal Jantung ini sangat erat kaitannya
dengan pembelajar kuliah pengantar pada Blok Sistem Kardiovaskuler. Dengan adanya
tugas ini kami mendapat banyak informasi dan banyak pengetahuan mengenai bagaimana
melakukan pertolongn pertama pada pasien yang memiliki gangguan pada jantung, Kami
juga bisa menguji kebenaran dari ilmu yang kami dapatkan di dalam kelas, dengan
membaca berbagai literature yang erat kaitannya dengan tema kami.
3. Jelaskan keterkaitan dengan pihak-pihak lain (industri atau program studi lain), jika ada:
Fasilitator (Sebagai fasilitas untuk konsultasi)
Dosen PSIK (penanggung jawab mata kuliah Blok Sistem Kardiovaskuler)
Anggota Kelompok 1
4. Jelaskan kebermanfaatan produk untuk keperawatan
Sebagai media penambah wawasan
Sebagai media pembelajaran

BAB II
TUJUAN
4

1. Jelaskan tujuan yang ingin dicapai oleh kegiatan ini


Terdapat beberapa tujuan yang ingin kami capai dalam pembuatan video, yaitu:
a. Melaksanakan tugas atau tanggung jawab untuk tugas PJBLberupa pembuatan video
yang berisi tentang Pertolongan Pertama pada pasien Gagal Jantung.
b. Menyelesaikan tugas atau tanggung jawab yang telah diserahkan kepada kami.
c. Mampu memahami dan mengerti tentang cara melakukan tindakan pertolongan
pertama pada pasien gagal jantung.
d. Mampu memahami dan mengaplikasikan pada pasien.
e. Dapat dipahami oleh masyarakat sehingga dapat diaplikasikan ketika menemui orang
dengan penyakit gagal jantung atau keluarga terdekat yang memiliki penyakit gagal
jantung.
2. Jelaskan output yang dikehendaki
Produk PJBL yang berupa video dengan judul Pertolongan Pertama pada Pasien
Gagal Jantung diharapkan dapat digunakan dengan baik oleh mahasiswa keperawatan
maupun masyarakat umum sebagai sarana pembelajaran, pengetahuan dan informasi.

BAB 3
MEKANISME DAN RANCANGAN

A. GAGAL JANTUNG
1. DEFINISI
Menurut Arif Muttaqin, gagal jantung adalah suatu keadaan ketika jantung tidak
mampu mempertahankan sirkulasi yang cukup bagi kebutuhan tubuh, meskipun tekanan
pengisian vena normal. Kelainan primer pada gagal jantung adalah berkurang atau
hilangnya sebagian fungsi mikrodium yang menyebabakan penurunan curah jantung. Dan
definisi lain menyatakan bahwa gagal jantung bukanlah suatu penyakit yang terbatas
pada suatu system organ, melainkan suatu sindrom klinis akibat kelainan jantung yang
ditandai dengan suatu bentuk respons hemodinamk, renal, neural dan hormonal, serat
suatu keadaan patologis di mana kelainan fungsi jantung menyebabkan kegagalan jantung
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan jaringan, atau hanya dapat memenuhinya
dengan meningkatkan tekanan pengisian.
Saat ini dikenal beberapa istilah gagal jantung, yaitu :
- Gagal jantung kiri: terdapat bendungan paru, hipotensi, dan vasokonstriksi perifer
-

dengan penurunan perfusi jaringan.


Gagal jantung kanan: ditandai dengan adanya edema perifer, asites, dan peningkatan

tekanan vena jugularis.


Gagal jantung kongestif: adalah gabungan dua gambaran tersebut.

2. PENYEBAB GAGAL JANTUNG


Penyebab gagal jantung menurut dr. Mardjana itu beragam, terkadang malah penyebab
pastinya tidak ditemukan. Berikut ini terdaftar penyebab gagal jantung yang umum
ditemukan:
Penyakit arteri koroner
Adanya masalah dengan otot jantung dikenal sebagai cardiomyopati
Hipertensi atau tekanan darah tinggi
Adanya masalah yang berkaitan dengan katup jantung
Irama dan gerak teratur jantung yang abnormal
Keracunan misalnya penyalahgunaan alkohol
6

Penyakit jantung kongentinal (bawahan lahir) congenital heart disease


Penyakit deabetes
Adanya masalah hormon thyroid

3. TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala pada Pasien yang menderita gagal jantung sebelah kiri adalah:
a. Mudah lelah dan sulit bernafas
b. Terdapat banyak sputum yang mengental
c. Mengalami sianosis karena pertukaran gas yang buruk dalam paru-paru
d. Nyeri pada dada
e. Cemas dan rasa takut
f. Sering terbangun di malam hari dan berusaha bernafas atau sering dikenal dengan

asma jantung.
Tanda dan gejala pada pasien yang menderita gagal jantung sebelah kanan adalah:
a. Mudah lelah dan sulit bernafas
b. Terdapat banyak sputum yang mengental
c. Mengalami sianosis karena pertukaran gas yang buruk dalam paru-paru
d. Nyeri pada dada
e. Cemas dan rasa takut
f. Sering terbangun di malam hari dan berusaha bernafas atau sering dikenal dengan
asma jantung.
g. Edema mata kaki
h. Tungkai bawah dan daerah sacral
i. Jika penolong pertama menekan daerah yang edema, maka akan meninggalkan
tanda cekung untuk beberapa waktu (pitting).

4. PENATALAKSANAAN
Pertolongan diri sendiri pada Pasien Gagal Jantung
Jika serangan jantung terjadi pada diri sendiri dan saat itu tidak ada orang lain
yang dapata menolong maka lakukan tindakan pertolongan diri sendiri sebagai
berikut:
a. Dalam keadaan serangan jantung, pertama jangan panik dan usahakanlah
melakukan tndakan dengan sekuat tenaga dan tarik nafas dalam-dalam.
b. Sebelum batuk kuat dilakukan, tariklah nafas dalam-dalam kemudian batuklah
dengan kuat, dalam, dan panjang, seperti hendak mengeluarkan dahak yang
kental.
c. Setiap dua detik, tarik nafas dalam-dalam dan batuk dengan kuat sampai keadaan
membaik atau pertolongan datang.

d. Tujuan batuk adalah supaya dada menekan jantung agar tetap berkontraksi dan
aliran darah tetap mengalir.
e. Manfaat tarik nafas dalam adalah untuk memasukan oksigen ke dalam paru-paru.
Setelah keadaan membaik, segeralah pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan

pertolongan yang lebih baik lagi.


Pertolongan pertama oleh orang awam pada Pasien Gagal Jantung
Pertolongan pertama oleh orang awam menurut dr. Iskandar Junaidi, sebagai berikut :
a. Pertolongan pertama pada henti jantung biasanya dilakukan oleh dua orang. Satu
orang melakukan pemijatan pada jantung dan yang lain melakukan pernafasan
buatan.
b. Baringkan korban terlentang di atas lantai atau alas yang keras. Dorong kepalanya
menengadah agar mempermudah jalannya perbaikan nafas buatan, seperti pada
posisi pernafasan buatan dari mulu ke mulut.
c. Jongkok atau berdirilah di samping korban, dekat dengan dadanya.
d. Carilah ujung tulang dada korban.
e. Letakkan pangkal telapak tangan anda di atas tulang dada, dekat ke ujung
bawahnya. Kemudian letakkan pangkal telapak tangan anda yang satu lagi di atas
tangan yang pertama.
f. Lalu tekanlah tulang dada korban tegak lurus ke arah bawah/lantai, sedalam kirakira 3cm. Lalu lepaskan lagi. Lakukan tindakan ini berulang-ulang dengan
kecepatan 60-80 kali/menit. Ingat, bahwa tekanan bukanlah pada jari tangan anda,
tetapi pada pangkal telapak tangan anda.
g. Sementara anda melakukan pemijatan jantung, mintalah teman .atau yang
membantu anda melakukan pernafasan buatan dari mulut ke mulut. Bila tidak ada
yang membantu, pijatlah jantung korban selama 30 detik dan kemudian dengan
cpeat lakukanlah pernafasan buatan (dari mulut ke mulut) sebanyak 3-4
hembusan. Hal ini dilakukan berulang secara bergantian. Kemudian setiap tiga
menit, periksalah apakah korban sudah mulai bernafas kembali atau belum. Bila
usaha anda berhasil, maka mata (pupil) korban akan nampak mengecil
diameternya, pernafasannya mulai berfungsi lagi, dari andinya teraba kembali.
h. Apabila setelah pertolongan dilakukan slama 30 menit terus-menerus korban
belum bernafas kembali, berarti korban sudah tidak dapat ditolong lagi. Oleh
karena itu, apabila memungkinkan, sambil pemijatan jantung dikerjakan,
usahakan untuk membawa korban ke rumah sakit.

i. Memanggil pertolongan dengan menghubungi ambulance agar pasien segera


tertangani dan mendapatkan pertolongan medis.
5. PENGKAJIAN
Pengkajian kereperawatan pada pasie gagal jantung meliputi anamnesasia riwayat
penyakit pengkajian psikososial, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan diagnostik.
Anemnesis
Pada anamnesis, bagian yang dikaji adalah keluhan utama, riwayat penyakit
sekarang, dan riwayat penyakit dahulu. Keluhan utama yang sering menjadi alasan
klien meminta pertolongan kesehatan, meliputi:
a. Dispnea, kelemahan fisik, dan edema sistemik. Dispnea, keluhan dispnea atau
sesak nafas merupakan manfestasi kongesti pulmonalis sekunder dari kegagalan
ventrikel kiri dalam melakukan kontraktilitas sehingga akan mengurang curah
sekuncup. Dengan meningkatnya LVDEP, maka terjadi pula peningkatan tekanan
atrium kiri (LAP), karena atrium dan ventrikel berhubungan langsung selama
diastole. Peningkatan LAP diteruskan ke belakang masuk ke dalam anyaman
vaskuler paru-paru, meningkatkan tekanan kapiler, dan vena paru-paru.
b. Kelemahan fisik, manifestasi utama dari menurunan curah jantung adalah
kelemahan dan kelelahan dalam melakukan aktivitas.
c. Edema sistemik, Tekanan arteri paru dapat menngkat sebagai respons terhadap
peningkatan kronis terhadap tekanan vena paru. Hipertensi pulmonary

meningkatkan tahanan terhadap ejeksi ventrikel kanan.


Riwayat penyakit sekarang
Penguji RSP yangmendukung keluhan utama dengan melakukan srangkaian
pertanyaan tentang kronologis keluhan utama. Pengkajian yang didapat dengan
adanya gejala-gejala kongesti vaskular pulmunal adalah dispnea, ortopnea, dispnea
nokturnal paroksimal, batuk dan edema pulmonal akut. Pada pengkajian dispnea
(dikarateristikan oleh pernafasan cepat dangkal, dan sensasi sulit dalam mendapatkan
udara yang cukup dan menekan klien) apakah mengganggu aktivitas lainnya seperti

keluhan terutama insomnia, gelisah, atau kelemahanyang disebabkan oleh dispnea.


Riwayat penyakit dahulu
Pengkajian RPD yang mendukung dengan mengkaji apakah sebelumnya klien
penderita nyeri khas infark miokardum, heipertensi, DM, dan hiperlipidemia.
Tanyakan mengenai obat-obatan yang biasa diminum oleh klien pada masa lalu yang
9

masih relevan. Obat-obat ini meliputi obat diuretik, nitrat, penghambat beta, serta
obat-obat anthipersentesi. Catat adanya efek samping yang terjadi masa lalu. Juga
harus tanyakan adanya alergi obat, dan tanyakan reaksi apa yang timbul. Sering kali

klien mengacukan suatu alergi dan efek samping obat.


Psikososial
Kegelisahan dan kecemasan terjadi akibat gangguan oksigenasi jaringan, stress
akibat kesakitan bernapas, dan pengetahuan bahwa jantung tidak berfungsi dengan
baik. Penurunan lebih lanjut dari curah jantung dapat disertai insomnia atau
kebingunan. Terdapat perubahan integritas ego didapatkan klien menyangkal, takut
mati, perasaan ajal sudah dekat, marah pada penyakit yang tak perlu, khawatir dengan
keluarga, kerja, dan keuangan. Tanda: menolak, menyangkal, cemas, kurang kontak
mata, gelisah, marah, perilaku menyerang, fokus pada diri sendiri. Interaksi sosial:
stress karena keluarga, pekerjaan, kesulitan biaya ekonomi, kesulitan koping dengan

stressor yang ada.


Pemerikasaan fisik.
Pemeriksaan fisik terdiri atas keadaan umum dan pengkajian B1-B6
a. Keadaan umum
Pada pemeriksaan keadaan umum klien gagal jantung biasanya di dapatkan
kesedaran yang baik atau compos mentis dan akan berubah sesuai tingkat
gangguan yang melibatkan perfusi sistem saraf pusat
b. B1 (breathing)
Pengkajian yang di dapat dengan adanya tanda kongesti vaskular
pulmonal adalah dispenia, ortopnea, dispnea nokturnal paroksimal, batuk, dan
edema pulmonal akut. Crackles atau donki basah halus secara umum terdengar
pada dasar posterior paru. Hal ini di kenali sebagai bukti gagal ventrikel kiri.
Sebelum crackles di anggap sebagai kegagalan pompa, klien harus diinstruksikan
untuk batuk dalam guna membuka alveoli basilaris yang mungkin dikopmpresi
dan di bawah diafragma
c. B2 (Bleeding)
Berikut ini akan di jelaskan mengenai pengkajian apa saja yang di lakukan pada
pemeriksaan jantung dan pembuluh darah.
Inspeksi
Inspeksi adanya perut adanya pasca pembedahan jantung. Lihat adanya
dampak penurunan curah jantung. Selain gejala-gejala yang di akibatkan
dan kongesti vaskular pulmonal, kegagalan ventrikel kiri jugak di
10

hubungkan dengan gejala tidak spesifik yang berhubungan dengan


penurunan curah jantung. Klien dapat mengeluh lemah, mudah lelah,
apatis, letargi, kesulitan berkonsentrasi, defisit memori, dan penurunan
toleransi latihan. Gejala mungkin timbul pada tingkat curah jantung
rendah kronis dan merupakan keluhan utama klien. Sayangnya, gejala ini
tidak spesifik dan sering di anggap depresi,neurois, atau keluhan
fungsional. Oleh karena ini, secara potensial hal ini merupakan indikator
penting menyimpang fungsi pompa yang sering tidak dikenali
kepentinganya, dan klien jugak diberi keyakinan dengan tidak tepat atau
diberi tranquilizer (sediaan yang meningkatkan suasana hati mood). Ingat
adanya gejala tidak spesifik dari curah jantung rendah memerlukan
evaluasi cermat terhadap jantung serta pemeriksaan psikis yang akan
memberi informasi untuk menentukan penata laksanaan yang tepat.
Distensi vena jugularis
Bila ventrikel kanan tidak mampuberkompensasi, maka akan terjadi
dilatasi ruang, peningkatan volume dan tekanan pda diastolik akhir
ventrikel kanan, tahanan untuk mengisi ventrikel, dan peningkatan lanjut
pada tekanan antrium kanan. Peningkatan tekanan ini sebaliknya
memantulkan ke hulu vena kava dan dapat di ketahui dengan peningkatan
kepada tekenan jugularis. seseorang dapat mengevaluasi hal yang paling
baik ini dengan melihat vena-vena di leher dan memerhatikan ketinggian
kolom darah. Pada klien yang berbaring di tempat tidur dengan kepala
tempat tidur di tinggikan antara 30o dan 60o ,pada orang normal kolom
darah di vena-vena jugularis eksternal akan hanya beberapa melimeter di
atas batas atas klavikula, bila ini terlihat sama sekali.
Edema
Edema sering dipertimbangkan sebagai tanda gagal jantung yang dapat
dipercaya. Tentu saja ini sering ada bila ventrikel kanan telah gagal.
Setidaknya hal ini merupakan tanda yang dapat di percaya dari disfungsi
ventrikel. Banyak orang. Terutama lensia yang menghabiskan waktu
mereka untuk duduk di kursi dangan kaki tergantung. Sebagai akibat dari
posisi tubuh ini, terjadi penurunan turgor jaringan subkutan yang
11

berhubungan dengan usia lanjut, dan muingkin penyakit vena seperti


varikositis.edema pergelangan kaki dapat terjadi yang mewakili faktor ini
dari pada kegagalan ventrikel kanan.
Edema yang berhubungan dengan kegagalan di ventrikel kanan,
bergantungan pada lokasinya. Bila klien berdiri atau bangun, perhatikan
pergelangan kakinya dan tinggikan kaki bila kegagalan makin buruk. Bila
klien berbaring ditempat tidur, bgaian yang bergesan dengan tempat tidur
menjadi area sakrum. Edema harus di pertimbangkan di tempat tersebut.
Manifestasi klinis yang tampak meliputi edema ekstermitas bawah (edema
dependen), yang biasanya merupakan pitting edema, pertambahan berat
badan, hepatomegali (pembesaran hepar), distensi vena leher, asites
(penimbunan cairan di dalam rongga peritoneum), anoroksia dan mual,
nokturia, serta kelemahan.
Edema dimulai pada kaki dan tumit (edema dependen dan secara bertahap
bertambah ke atas tungkai yang pada akhirnya ke genitalia eksterna serta
tubuh bagian bawah. Edema sakral sering jarang terjadi pada klien yang
berbaring lama, karena daerah sakral menjadi daera yang dependen.
Pitting edema adalah edema yang akan tetap cekung bahkan setelah
penekanan ringan dengan ujung jari.
Palpasi
Oleh karena peningktan frekuensi jantung merupakan respons awal
jantung terhadap stres, sinus takikardia mungkin dicurigai dan sering di
temukan pada pemeriksaan klien dangan kegagalan pompa jantung. Irama
lain yang berhubungan dengan kegagalan pompa meliputi: kontraksi
antrium prematur, takikardia anatrium paroksimal, dan denyut ventrikal
prematur.
Perubahan nadi
Pemeriksaan denyut arteri selama gagal jantung menunjukkan
denyut yang cepat dan lemah. Denyut jantung yang cepat atau takikardia,
mencerminkan respons terhadap perangsang saraf simpatis. Penurunan
yang bermakna dari curah sekuncup dan adanya vasokenstriksi perifer
mengurangi tekanan nadi (perbedaan antra tekanan sistolik dan diastolik)

12

sehingga menghasilkan denyut yang lemah atau tready pulse. Hipotensi


sistolik ditemukan pada gagal jantung yang lebih berat.
Selain itu, pada gagal jantung kiri yang berat dapat timbul pulsus
alternans (suatu perubahan kekuatan denyut

arteri). Pulsus Alternas

menunjukkan gangguan fungsi mekanis yang berat dengan berulangnya


variasi denyut ke denyut pada curah sekucup.
Auskultasi
Tekanan darah biasanya menurun akibat penurunan isi sekucup.
Tanda fisik yang berkaitan dengan kegagalan ventrikel kiri dapat di kenali
dengan mudah di bagian yang meliputi: bunyi jantung ketiga dan ke empat
(S3,S4) serta crackles psda paru-paru. S4 atau gallop antrium, mengekitu
kontraksi antrium dan terdengar paling baik dengan bel stetoskop yang di
tempelkan dengan tepat pada apeks jantung.
Posisi lateral kiri mungkin di perlukan untuk mendapatkan bunyi.
Ini terdengar sebelum bunyi jantung pertama (S1) dan tidak selalu tanda
pasti kegagalan kongestif, tetapi dapat menurkank komplains (penignkatan
kekuatan) miokar. Ini mungkinindikasi awal premonitori menuju
kegagalan. Bunyi S4 adalah bunyi yang umum terdengar pada klien
dengan infark miokardium aku dan mungkit tidak mempunyai prognosis
bermakna. Tetapi mungkin menunjukan kegagalan yang baru terjadi.
S3 atau gallop ventrikel adalah tanda penting dari gagal ventrikel
kiri dan pada orang dewasa hampir tidak pernah ada pada adanya penyakit
jantung signifikan. Kebanyaka dokter akan setuju bahwa tidakan terhadap
gagal kongestif di indikasikan dengan adanya tanda ini. S3 terdengar pada
awal diastolik setelah bunyi jantung ke dua (S2), dan berkaitan dengan
periode pengisian ventrikel pasif yang cepat. Ini juga dapat di dengar
paling baik dengan bel stetoskop yang di letakkan tepat di apeks, dengan
klien pada posisi lateral kiri dan pada akhir ekspirasi. Bunyi jantung
tambahan akibat kelainan katup biasanya didapatkan apabila penyebab
gagal jantung karena kelainan katup.
Perkusi
Batas jantung ada pergeseranyang menandakan adanya hipertrofi jantung
(kardiomegali).
d. B3 (Brain)
13

Kesadaran biasanya compos mentis, didapatkan sianosis prifer apabila gangguan


perfusi jaringan berat. Pengkajian objektif klien: wajah meringis, menangis,
merintih, meregang, dan menggeliat.
e. B4 (Bladder)
Pengukuran volume keluaran urine berhubungan dengan asupan cairan, karena itu
perawat perlu memantau adanya oliguria karena merupakan tanda awal dari syok
kardiogenetik. Adanya edema ekstermitas menandakan adanya retensi cairan yang
parah.
f. B5 (Bowel)
Klien biasanya didapatkan mual dan muntah, penurunan nafsu makan akibat
pembesaran vena dan stasis vena didalam rongga abdomen, serta penurunan berat
badan. Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi
agibat pembesaran vena di hepar merupakan manifestasi dari kegagalan jantung.
Bila proses ini berkembang. Maka tekanan dalam pembulu portal meningkat,
sehingga cairan terdorong keluar rongga abdomen, yaitu suatu kondisi yang
dinamakan asites.pengumpulan cairan dalam rongga ini dapat menyebabkan pada
diagfragma dan distres pernafasan.
g. B6 (Bone)
Hal-hal yang biasanya terjadi dan di temukan pada pengkajian B6 adalah sebagai
berikut.
Kulit dingin
Gagal depan pada ventrikel kiri menimbulkan tanda-tanda berkurangnya
perfusi ke organ-organ oleh karena darah di alihkan dari organ-organ nonvital demi mempertahanakan perfusi jantung dan otak, maka manifestasi
paling dini gagal ke depan adalah berkurangnya perfusi organ-organ sperti
kulit dan otot-otot rangka.
Mudah lelah
Mudah lelah terjadi akibat curah jantung yang kurang, sehingga
menghambat jaringan dari sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya
pembuangan sisa hasil katanolisme. Jugak terjadi akibat meningkatnya
energi yang di gunakan untuk bernapas dan insomnia yang terjadi akibat
distres pernafasan dan batuk.

14

6. PROSEDUR DIAGNOSTIK.
Ekokardografi
Rontgen Dada
Foto sinar-X posterior-anteror dapat menunjukan adanya hipertensi vena, edema paru,

atau kardiomegali.
Elektrokardografi (EKG)
Analisis Gas Darah

7. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi

Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil

Intoleransi aktivitas
Berhubungan dengan :

Kelem
ahan menyeluruh

Ketida
kseimbangan antara
suplei oksigen dengan
kebutuhan.
DS:

Adanya
dyspneu atau
ketidaknyamanan saat
beraktivitas.
DO :

Respon
abnormal dari tekanan
darah atau nadi terhadap
aktifitas

Perubahan
ECG : aritmia, iskemia

NOC :

Self

Tolera

Care : ADLs
nsi aktivitas
Konse
rvasi eneergi
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama . Pasien
bertoleransi terhadap aktivitas
dengan Kriteria Hasil :
Berpar
tisipasi dalam aktivitas
fisik tanpa disertai
peningkatan tekanan
darah, nadi dan RR
Mamp
u melakukan aktivitas
sehari hari (ADLs) secara
mandiri
Kesei
mbangan aktivitas dan
istirahat

15

Intervensi
NIC :
kaji tingkat toleransi klin terhadap
akvitas yang dilakukan,
catat respon klien sebelum, selama
atau setelah beraktivitas,
kaji atau monitor tanda-tanda vital,
anjurkan klien untuk isirahat,
anjurkan keluarga untuk membantu
memenuhi kebutuhan klien yang
belum dapat dilakukan mandiri,
evaluasi tingkat atau level toleransi
toleransi aktivitas klien, dan
ajarkan klien secara bertahap latihan
aktivitas sesuai dengan kondisi klien.

Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi

Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil

Pola Nafas tidak efektif


berhubungan dengan :
- Hiperventilasi
- Penurunan
energi/kelelahan
DS:
- Dyspnea
- Nafas pendek
DO:
- Penurunan tekanan
inspirasi/ekspirasi
- Penurunan pertukaran
udara per menit
- Menggunakan otot
pernafasan tambahan

NOC:

Intervensi

NIC:

Res kaji sistem pernapasan (inspeksi, palpasi,


piratory status :
perkusi, dan auskultasi),
Ventilation
kaji tanda-tanda kesulitan bernafas

Res
(dipsnea, penggunaan otot bantu
piratory status : Airway
pernapasan, napas cuping hidung,
patency
sianosis),

Vita observasi karakteristik batuk dan


l sign Status
produksi sekret, memberikan klien posisi
nyaman baring (semifowler/ high
Setelah dilakukan tindakan
semifowler),
keperawatan selama
ajarkan teknik batuk efektif, dan
..pasien
anjurkan klien untuk minum air hangat
menunjukkan keefektifan
yang disesuaikan dengan program retriksi
pola nafas, dibuktikan
cairan guna membantu mengencerkan
dengan kriteria hasil:
sekret sehingga dapat lebih mudah untuk
Mendemonstrasikan
dikeluarkan.
batuk efektif dan suara
nafas yang bersih, tidak Sedangkan tindakan kolaborasi yang
direncanakan meliputi kolaborasi dengan
ada sianosis dan dyspneu
dokter terkait dengan terapi medis sesuai
(mampu
mengeluarkan
indikasi yang muncul untuk mengurangi
sputum, mampu bernafas
kesulitan pernapasan (bronkodilator),
dg
mudah,
tidakada

kolaborasi pemasangan nasal kanul


pursed lips)
dengan oksigen sesuai indikasi,
Menunjukkan jalan nafas
yang paten (klien tidak kolaborasi monitor data laboratorium
merasa tercekik, irama
khususnya terkait hasil analisa gas darah
nafas,
frekuensi
(AGD)
pernafasan dalam rentang
normal, tidak ada suara
nafas abnormal)
Tanda Tanda vital dalam
rentang normal (tekanan
darah, nadi, pernafasan)

16

BAB IV
SUMBERDAYA YANG DIPERLUKAN
Sumberdaya yang diperlukan agar terlaksananya pembuatan Video ini adalah sebagai
berikut :
1. Sumberdaya manusia yaitu semua anggota kelompok 1
2. Sumberdaya pikiran yang diperoleh dari literatur-literatur, pendapat serta diskusi
3.
4.
5.
6.
7.
8.

kelompok dan konsultasi fasilitator


Laptop dan Notebook
Ruang Laboratorium
Camera
CD/DVD
Flashdisk
Dana yang diperoleh dari anggota kelompok yang diperlukan untuk mencetak
miniproposal, CD/DVD video dan laporan akhir.

17

BAB V
JADWAL PELAKSANAAN

Kegiatan

Minggu
I

II

Planning
Background Research
Writing Proposal
Initial Designs
Revising Plan

18

III

IV

DAFTAR PUSTAKA
Perry, A.G., & Potter, P.A. (2009). Buku ajar fundamental keperawatan:
konsep, proses dan praktik (Ed. ke-4) Jakarta: EGC.
dr.Mardjana. I Love Jantung Sehat. Bantul : In Azna Books 2009
dr. Iskandar Junaidi. Yang Harus Dilakukan Pertama Kali Saat Gawat Darurat & Darurat
Medis. Yogyakarta : CV. Andi Offset 2011

19

Anda mungkin juga menyukai