Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN INTERPROFESIONAL EDUCATION

(IPE)
SKENARIO 1

KELOMPOK IPD 1 :
Holis Anwar : 201510420311001
Dita izza :201510420311002
Bagus putra : 201510420311003

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2018
Kasus
Pada tanggal 24 oktober 2018 pukul 08.45 seorang ibu membawa putranya yang berusia 1
tahun 9 bulan ke RSIA dengan keluhan demam, batuk, dan muntah. Pasien diperiksa di ruang
IGD dan dorawat oleh Dokter penanggung jawa pasien (DPJP), dr Ryam. Pasien senelumnya
telah dirawat di fasilitas kesehatan lain selama 2 hari, pasien pulang paksa dari faskes tersebut
dan pindah ke IGD RSIA. Dr Ryam melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan mencatat di
rekam medis, dr ryam mengusulkan untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium. Perawat juga
melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan juga dicatat di rekam medis.
Usulan pemeriksaan laboratorium oleh dokter tindak lanjuti oleh perawat dengan mengambil
sampel darah dan formulir permintaan laboratorium yang telah ditandatangani oleh dokter
untuk mengirimkan ke laboratorium RSIA. Sambil menunggu hasil laboratorium pasien dipindah
ke ruang rawat inap dan diawasi perawat. Setelah mendapatkan hasil laboratorium dr Ryam
menyarankan pada ibu pasien untuk diberi antibiotic taxegram, pasien menebus obat diapotek, oleh
apoteker disampaikan bahwa obat harus diserahkan ke dokter yang menangani diruang rawat inap.
Pasien menyerahkan obat diruang rawat inap yang diterima oleh perawat jaga. Setelah perawat
menerima obat tersebut, perawat meminta orang tua untuk menandatangani form kesediaan atau
persetujuan untuk dilakukan suntik Taxegram. Pada jam 16.00 dilakukan suntik taxegram, namun pada
pukul 18.05 keluarga melapor kalau ada keluhan bitnik merah pada kulit dan bibir menebal, perawat
langsung melakukan diagnosis dan menyuntikkan anti alergi. Namun, kondisi pasien terus menurun.
Pukul 20.15 dibawa ke High Care Unit karena tidak ada tempat di IGD dan dinyatakan meninggal 85
menit kemudian.
Diskusi 1

Klarifikasi istilah

High Care Unit : Unit pelayan di RS bagi pasien dengan kondisi stabli dari fungsi respirasi,
hemodinamik dan kesadaran namun masih memerlukan pengobatan perawatan dan
pengamatan secara ketat

Rumusan masalah

1. Apa saja yang perlu dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang?

2. Berdasarkan gejala klinis apa kecurigaan dan diagnosis pada kasus tersebut? Apa
yang menyebabkan pasien meninggal?

3. Mengapa diberika antibiotik Taxegram?

4. Bagaiaman peran masing masing tenaga kesehatan dalam melakukan Komunikasi


pada keluarga pasien ?

5. Bagaimana kewenangan dilakukan tindakan penyuntikan pada kasus tersebut?

6. Apakah perlu dilakukan skin test?

Hipotesis
1. Apa saja yang perlu dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang?

Melakukan Aloanamnesis: Identitas anak,Keluhan utama, Riwayat Penyakit Sekarang,


Riwayat Penyakit Dahulu, Riwayat Penyakit Keluarga, Riwayat Penyakit Sosial, Riwayat
Imunisasi

Pemeriksaan Fisik: Tanda tanda vital, Head to toe (Inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi)

Pemeriksaan Penunjang; Laboratorium (Darah lengkap)

Mencatat di Rekam Medik

2. Berdasarkan gejala klinis apa kecurigaan dan diagnosis pada kasus tersebut? Apa yang

menyebabkan pasien meninggal?

Setelah dilakukan injek si Taxegram  pasien mengalami syok anafilaksis

3. Mengapa diberikan antibiotik Taxegram?

Oleh karena infeksi bakteri


Taxegram : cefalosporin generasi 3 yang berisi cefotaxim sodium
Sediaan :
injeksi solution dan powder for injection 0,5 gram dan 1 gram
Dosis:anak (<12 tahun) : 50mg – 200mg /KgBB

4 . Bagaiaman peran masing masing tenaga kesehatan dalam melakukan Komunikasi pada
keluarga pasien ?

Dokter:

1. menginformasikan dan menjelaskan mengenai penyakit pasien

2. Menginformasikan dan menjelaskan prosedur yang akan dilakukan

3. Menginformasikan dan menjelaskan manfaat obat dan efek samping

Perawat:

Care giver:
1. asuhan keperawatan (pengkajian, diagnosa keperawatan, tujuan, intervensi, implementasi,
evaluasi)

2. Colaborator : pemberian obat Taxegram

3. Advokasi : Informed consent

4. Edukator: mengedukasi pasien dan keluarga

Farmasi:

1. Pengkajian mengenai resep:Apakah benar dari dr Ryam Memastikan keluhan

2. Penelursuran riwayat pengguanaan obat: Riwayat pengobatan sebelumnya


Menanyakan riwayat alergi obat BB pasien  dosis

5.Bagaimana kewenangan tindakan infasif berdasar atas kompetensi masing-masing profesi?

Keperawatan:
Memiliki kewenangan menyuntik obat tersebut tetapi tidak dapat meresepkan obat
Dokter:
Kewenangan dalam melakukan pendelegasian untuk melakukan tindakan tersebut kepada
perawat
Farmasi:
Menyiapkan obat agar siap pakai

LO

1. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan peran, tanggung jawab dan batasan
terhadap masing masing profesi

2. Mahasiswa mampu bekerja sama atau berkolaborasi antar sesama profesi

3. Mahasiswa mampu berkomunikasi dengan efektif antar sesama profesi

4.

Diskusi 2

Dokter
LO 1 Peran dan kewajiban dokter
Kewajiban Umum (Pasal 1-9)
1. Harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dokter.
2. Harus senantiasa melakukan profesinya menurut ukuran yang tertinggi.
3. Tidak boleh dipengaruhi oleh pertimbangan keuntungan pribadi.
4. Mengutamakan kepentingan penderita.
5. Menghindari perbuatan yang bertentangan dengan etik.
6. Berhati-hati dengan penemuan teknik atau pengobatan baru.
7. Memberi keterangan atau pendapat yang dapat dibuktikan kebenarannya.
8. Memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh (promotif,
preventif dan rehabilitatif), serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi bagi
masyarakat.
9. Dalam kerjasama dengan pihak lain harus memelihara saling pengertian.

Kewajiban dokter kepada paseien pasal 10-13


1. Harus senantiasa mengingat akan kewajibannya untuk melindungi hidup makhluk
hidup.
2. Wajib bersikap tulus, ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan
keterampilannya untuk kepentingan pasien.
3. Memberikan kesempatan kepada pasien agar dapat berhubungan dengan keluarga.
4. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan
juga setelah pasien tersebut meninggal

Kewajiban Dokter – teman sejawat (Pasal 14-15)

1. Memperlakukan teman sejawat sebagaimana memperlakukan diri sendiri.


2. Tidak dibolehkan mengambil alih penderita dari teman sejawatnya tanpa
persetujuannya.
Area Profesionalitas yang Luhur
1. Berke-Tuhanan Yang Maha Esa/Yang Maha Kuasa
2. Bermoral, beretika dan disiplin
3. Sadar dan taat hukum
4. Berwawasan sosial budaya
5. Berperilaku profesional

Area Mawas Diri dan Pengembangan Diri


1. . Menerapkan mawas diri
2. Mempraktikkan belajar sepanjang hayat
3. Mengembangkan pengetahuan

Area Komunikasi Efektif

1. Berkomunikasi dengan pasien dan keluarga


2. Berkomunikasi dengan mitra kerja

3. Berkomunikasi dengan masyarakat

Area Pengelolaan Informasi


1. Mengakses dan menilai informasi dan pengetahuan
2. Mendiseminasikan informasi dan pengetahuan secara efektif kepada
profesional kesehatan, pasien, masyarakat dan pihak terkait untuk
peningkatan mutu pelayanan kesehatan

Area Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran


Menerapkan ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan
Masyarakat/ Kedokteran Pencegahan/Kedokteran Komunitas yang terkini untuk mengelola
masalah kesehatan secara holistik dan komprehensif.

Area Keterampilan Klinis


Melakukan prosedur diagnosis dan melakukan prosedur penatalaksanaan yang holistik dan
komprehensif

Area Pengelolaan Masalah Kesehatan


1. Melaksanakan promosi kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat
2. Melaksanakan pencegahan dan deteksi dini terjadinya masalah kesehatan pada
individu, keluarga dan masyarakat
3. Melakukan penatalaksanaan masalah kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat
4. Memberdayakan dan berkolaborasi dengan masyarakat dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan
5. Mengelola sumber daya secara efektif, efisien dan berkesinambungan dalam
penyelesaian masalah kesehatan
6. Mengakses dan menganalisis serta menerapkan kebijakan kesehatan spesifik
yang merupakan prioritas daerah masing-masing di Indonesia

LO 2 KOLABORASI KEDOKTERAN
LO 3 KEDOKTERAN KOMUNIKASI EFEKTIF

Berkomunikasi dengan mitra kerja (sejawat dan profesi lain)

• Melakukan tatalaksana konsultasi dan rujukan yang baik dan benar


• Membangun komunikasi interprofesional dalam pelayanan kesehatan

• Memberikan informasi yang sebenarnya dan relevan kepada penegak hukum,


perusahaan asuransi kesehatan, media massa dan pihak lainnya jika diperlukan

• Mempresentasikan informasi ilmiah secara efektif

Penyebab gagalnya komunikasi

• kurangnya informasi yang kritis

• salah mempersepsikan informasi

• dengan perintah yang tidak jelas melalui telepon

• melewatkan perubahan status informasi

FARMASI

 PERAN, TANGGUNG JAWAB DAN BATASAN APOTEKER


 Pekerjaan Kefarmasian

Pekerjaan Kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu Sediaan Farmasi,


pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluranan obat,
pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta
pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional

 Pelayanan Kefarmasian
Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada
pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti
untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.

 PERAN DAN TANGGUNG JAWAB

Untuk mendukung keamanan proses manajemen obat pasien. Contoh : semua resep rawat
inap harus melalui supervise apoteker

Penyediaan informasi setiap saat tentang obat, pengobatan dan pelatihan bagi tenaga
kesehatan tentang prosedur untuk meningkatkan kompetensi dan mendukung kesulitan
pengambilan keputusan saat memerlukan informasi

Membangun lingkungan kondusif untuk mencegah kesalahan. Contoh : baca sekali lagi nama
pasien sebelum menyerahkan

 KOMPETENSI

Mampu melakukan praktik kefarmasian secara professional dan etik

Mampu menyelesaikan masalah terkait dengan penggunaan sediaan farmasi

Mampu melakukan dispensing sediaan farmasi dan alat kesehatan

Mampu memformulasi dan memproduksi sediaan farmasi dan alat kesehatan sesuai standar
yang berlaku

Mempunyai keterampilan komunikasi dalam pemberian informasi sediaan farmasi dan alat
kesehatan

Mampu berkontribusi dalam upaya preventif dan promotif kesehatan masyarakat

Mampu mengelola sediaan farmasi dan alat kesehatan sesuai standar yang berlaku

Mempunyai keterampilan organisasi dan mampu membangun hubungan interpersonal. Dalam


melakukan praktik professional kefarmasian

Mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berhubungan dengan
kefarmasian

 Pekerjaan Kefarmasian
 Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit

Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alkes, dan Bahan Medis Habis Pakai


• Pemilihan
• Perencanaan kebutuhan
• Pengadaan
• Penerimaan
• Penyimpanan
• Pendistribusian
• Pemusnahan dan penarikan
• Pengendalian
• Administrasi

Pelayanan Farmasi Klinik


• Pengkajian dan pelayanan Resep
• Penelusuran riwayat penggunaan Obat
• Rekonsiliasi Obat
• Pelayanan Informasi Obat (PIO)
• Konseling
• Visite
• Pemantauan Terapi Obat (PTO)
• Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
• Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)
• Dispensing sediaan steril
• Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD).

LO 2 KOLABORASI DOKTER – APOTEKER - PERAWAT

 KOLABORASI INTERPROFESI

Kolaborasi didefinisikan sebagai hubungan timbal balik (pemberi pelayanan) memegang tanggung
jawab paling besar untuk perawatan pasien dalam kerangka kerja bidang mereka masing-masing
(Suhartono, 2013)
 KOLABORASI APOTEKER-DOKTER

 Kolaborasi Apoteker-Perawat
Apoteker dan perawat berhubungan dalam pemberian dan pendistribusian obat kepada
pasien, perawat wajib menegur apoteker apabila terjadi kesalahan dalam pemberian obat dan
memastikan dosis yang akan diberikan kepada pasien sudah sesuai atau tidak dengan yang
sudah ditentukan

 PERAN APOTEKER DALAM KOMUNIKASI EFEKTIF INTERPROFESI

Komunikasi merupakan suatu proses yang mempunyai komponen dasar pengirim pesan,
pesan, dan penerima pesan. Komunikasi disertai keterangan mengenai prinsip dasar
komunikasi, pemberian informasi (komunikator), serta penerima informasi (komunikan)
(SKIAI, 2016)

LO 3 PENTINGNYA KOMUNIKASI

 Komunikasi menurut reach


 Komunikasi Dengan Pasien

• Mengidentifikasi dan menyusun daftar kendala utama untuk melakukan komunikasi


efektif

• Menjelaskan kendala tersebut dapat diminimalkan

• Menjelaskan sapaan untuk pasien secara umum (anak, geriatri, tuna rungu, tuna
aksara) dan khusus (kondisi kronik, kritis, koma, psikiatri, terminal)

• Menjelaskan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan/diinformasikan kepada pasien


secara pribadi

• Menjelaskan tahapan komunikasi sesuai jenis pasien (rawat jalan, rawat inap).

• Menunjukkan kesadaran budaya dan kepekaan

• Menyesuaikan komunikasi dengan kebutuhan pasien

• Mendokumetasikan kegiatan komunikasi dengan pasien

 KOMUNIKASI INTERPROFESI

Dengan tenaga kesehatan


• Menjelaskan masalah komunikasi dengan tenaga kesehatan terkait
• Menyiapkan materi komunikasi dengan tenaga kesehatan lain sesuai keluasan dan
kedalaman kompetensi
• Menjelaskan penyelesaian masalah komunikasi dengan tenaga kesehatan
• Melakukan komunikasi secara jelas, ringkas dan tepat
• Melakukan komunikasi efektif dengan staf kesehatan maupun staf sosial, mendukung
staf, pasien, perawat, kerabat maupun klien, menggunakan bahasa yang mudah
dipahami, serta memastikan pemahaman pasien
• Menggunakan teknik komunikasi efektif untuk membangun relasi dengan pasien,
tenaga kesehatandan/atau relawan pelayanan kefarmasian secara lisan dan tertulis
• Mendokumentasikan kegiatan komunikasi dengan tenaga kesehatan

PERAWAT
Lo 1 peran dan tanggung jawab perawat

 PERAN,FUNGSI ,BATASAN TINDAKAN DAN TANGGUNG JAWAB PERAWAT


Peran perawat secara umum adalah memberi pelayanan/asuhan (care provider),
pemimpin kelompok (community leader), pendidik (educator), pengelola (manager)
dan peneliti (researcher)

a) Pemberi asuhan (Care provider): Menerapkan keterampilan berfikir kritis dan


pendekatan sistem untuk penyelesaian masalah serta pembuatan keputusan
keperawatan dalam konteks pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif dan
holistik berlandaskan etik profesi dan aspek legal.
b) Pemimpin Kelompok (Community leader): Menjalankan kepemimpinan di
berbagai komunitas, baik komunitas profesi maupun komunitas sosial.
c) Pendidik (Educator): Mendidik Klien dan keluarga yang menjadi tanggung
jawabnya.
d) Pengelola (Manager): Mengaplikasikan kepemimpinan dan manajemen
keperawatan dalam asuhan klien.
e) Peneliti (Researcher): Melakukan penelitian keperawatan dengan cara
menumbuhkan keingintahuan dalam mencari jawaban terhadap fenomena
keperawatan dan kesehatan yang terjadi dan menerapkan hasil kajian dalam upaya
dalam mewujudkan praktik berbasis bukt (Evidence Based Nursing Practice).

 TANGGUNG JAWAB :
1. Tanggung jawab perawat terhadap klien. Perawat dalam melaksanakan
pengabdiannya
senantiasa:
a. berpedoman kepada tanggung jawab yang bersumber dari adanya kebutuhan
akan keperawatan individu, keluarga dan masyarakat.
b. memelihara suasana linkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat
istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari individu, keluarga dan
masyarakat.
c. dilandasi dengan rasa tulus ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi luhur
keperawatan.
d. menjalin hubungan kerja sama dengan individu, keluarga dan masyarakat dalam
mengambil prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan khususnya serta upaya
kesejahteraan umum sebagai bagian dari tugas kewajiban bagi kepentingan
masyarakat.
1. Tanggung jawab perawat terhadap tugas.
a. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi
disertai kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta
b. keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu keluarga dan
masyarakat.
c. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan
tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang
berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
d. Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan keperawatan
untuk tujuan yang bertentangan dengan norma-norma kemanusiaan.
e. Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa berusaha
dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan,
kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang
dianut serta kedudukan sosial.
f. Perawat senantiasa mengutamakan perlindungan dan keselamatan klien/klien
dalam melaksanakan tugas keperawatan serta matang dalam
mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau mengalih tugaskan
tanggung jawab yang ada hubungannya dengan keperawatan.
2. Tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lain (teman
sejawat), perawat senantiasa:
a. memelihara hubungan baik antar sesama perawat dan dengan tenaga kesehatan
lainnya, baik dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun
dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
b. menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan dan pengalamannya kepada sesama
perawat serta menerima pengetahuan dan pengalaman dari profesi lain dalam
rangka meningkatkan kemampuan dalam bidang keperawatan.
3. Tanggung jawab perawat terhadap profesi, perawat senantiasa:
a. berupaya meningkatkan kemampuan profesional secara sendiri-sendiri dan atau
bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan, keterampilan dan
pengalaman yang bermanfaat bagi perkembangan keperawatan.
b. menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan menunjukan perilaku dan
sifat-sifat pribadi yang luhur.
c. berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan pelayanan keperawatan
serta menerapkan dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan.
d. secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi profesi
keperawatan sebagai sarana pengabdiannya.
4. Tanggung jawab perawat terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air (negara), perawat
senantiasa:
a. melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai kebijaksanaan yang digariskan oleh
pemerintah dalam bidang kesehatan dan keperawatan.
b. berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran kepada pemerintah dalam
meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada masyarakat.

 Fungsi perawat
Perawat mempunyai beberapa fungsi yaitu :
• Fungsi dependen :perawat berkolaborasi dengan dokter dalam memberikan tindakan
medis.semua tanggung jawab di tanggung oleh dokter kecuali perawat melakukan
tindakan tidak sesuai dengan prosedur
• Fungsi independent : perawat melakukan tindakan tanpa ada delegasi dari dokter (
mandiri )

ex. : melakukan pengkajian riwayat kesehatan pasien ,Mendukung tindakan


pasien secara wajar

• Fungsi interdependent : tindakan perawat atas dasar kerjasama tim kesehatan

 TUGAS DAN WEWENANG


TUgas dan Wewenang Pasal 29 ( Undang-undang keperawatan no 38 tahun 2014 )
(1) Dalam menyelenggarakan Praktik Keperawatan,
Perawat bertugas sebagai:
a. pemberi Asuhan Keperawatan;
b. penyuluh dan konselor bagi Klien;
c. pengelola Pelayanan Keperawatan;
d. pe neliti Keperawatan;
e. pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang; dan/ atau
f. pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.
(2) Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (l) dapat dilaksanakan secara bersama
ataupun sendirisendiri.
(3) Pelaksanaan tugas Perawat sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus dilaksanakan secara bertanggung jawab dan akuntabel.
 Wewenang keperawatan
Undang-Undang Nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan Pasal 30
ayat (1) terdiri atas:
• Melakukan pengkajian keperawatan
secara holistik
• Menetapkan diagnosis keperawatan
• Merencanakan tindakan keperawatan
• Melaksanakan tindakan keperawatan
Melakukan rujukan
• Memberikan tindakan pada keadaan
gawat darurat sesuai dengan kompetensi
• Memberikan konsultasi keperawatan dan
berkolaborasi dengan dokter
• Melakukan penyuluhan kesehatan dan
konseling
• Melakukan penatalaksanaan pemberian
obat kepada pasien sesuai dengan resep
tenaga medis atau obat bebas dan obat
bebas terbatas.

 BATASAN TINDAKAN KEPERAWATAN


Perawat bertugas untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia (kdm ) dan sesuai dengan
kode etik keperawatan.
LO 2 KOLABORASI KEPERAWATAN
 Tujuan Kolaborasi
Tujuan dari kolaborasi adalah memberikan pelayanan kesehatan yang
berkualitas dengan menggabungkan keahlian unik dari masing-masing profesi,

 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Faktor sosial

Institusional

Faktor ekonomi

Kemampuan klinik dan


kemampuan menjalin hubungan interpersonal

Intervensi keperawatan Masalah keperawatan

Respon alergi lateks


Tujuan
Tidak ada keparahan syok : anafilaksis
Intervensi keperawatan

• Identifikasi alergi yang diketahui dan reaksi yang tidak biasa


• Memberitahukan petugas kesehatan mengenai alergi yang dialami (kolaborasi)
• Yakinkan pasien dan keluarga
• Siapkan obat obat untuk mengurangi respon alergi (kolaborasi)
• Kelola injeksi anti alergi (kolaborasi)
• Berikan cairan epineprin 1:1000 melalui scdengan dosis sesuai usia (kolaborasi)
• Memonitor tanda tanda syok
• Monitor adanya anifilaksis berulang dalam 24 jam
• Monitor adanya tanda awal dari penurunan fungsi jantung

LO 3 Komunikasi yang efektif antar sesama profesi


The American Nurses Association (ANA, 2010) menggambarkan komunikasi efektif sebagai
standar praktik keperawatan profesional. Kompetensi profesional dalam praktek keperawatan
tidak hanya psikomotor dan keterampilan diagnostik klinis, tetapi juga kemampuan dalam
keterampilan interpersonal dan komunikasi. Perawat terdaftar diharapkan untuk berkomunikasi
dalam berbagai format dan di semua bidang praktek Berhasilnya suatu komunikasi adalah
apabila kita mengetahui dan mempelajari unsur-unsur yang terkandung dalam proses
komunikasi. Unsur-unsur itu adalah sumber (resource), pesan (message), saluran (channel/
media) dan penerima (receiver/audience) Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan
dimengerti sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah
perbuatan oleh penerima pesan dan tidak ada hambatan untuk hal itu (Hardjana, 2003)
Komunikasi yang efektif terjadi bila pendengar (penerima berita) menangkap dan
menginterpretasikan ide yang disampaikan dengan tepat seperti apa yang dimaksud oleh
pembicara (pengirim berita). Terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk
mengupayakan proses komunikasi yang efektif

 Komunikasi terapiutik dalam keperawatan

• Mengkomunikasikan secara jelas, konsisten dan akurat informasi baik verbal,


tertulis maupun elektronik, sesuai tanggung jawab profesionalnya
• Berinteraksi dengan cara menghargai dan menghormati budaya klien,keluarga,
dan/atau pemberi pelayanan/asuhan dari berbagai latar belakang budaya
• Mengkomunikasikan dan berbagi informasi yang relevan, mencakup pandangan
klien, keluarga dan/atau pemberi pelayanan/asuhan dengan anggota tim kesehatan
lain yang terlibat dalampemberian pelayanan/asuhankesehatan
• Berinteraksi pada Klien, Keluarga dan teman sejawat dengan memperhatikan
norma, etik serta budaya.

 Komunikasi perawat dan tenaga kesehatan lain Komunikasi interpersonal


Merupakan interaksi antara perawat dan pihak lain yang sering terjadi saat behadapan
langsung

Daftar pustaka
Standar kompetensi kedekoteran indonesia ,2012
Standar kompetensi keperawatan,2013, Standar Kompetensi Perawat Indonesia_Edisi
IV_2013
Standar Kompetensi Ikatan Apoteker Indonesia, 2016
Randal and William, 2001 ,Journal of The American Pharmaceutical Association
Permenkes nomor 72 tahun 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit
Pp nomor 51 tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian
Sudarman,2012.sosiologi untuk kesehatan
Undang-undang republik indonesia nomor 38 tahun 2014 tentang keperawatan
Rokhmah Noor Ariyani ,Komunikasi efektif dalam praktek kolaborasi nterprofesi sebagai
upaya meningkatkan kualitas pelayanan, journal of Health Studies, Vol. 1, No.1, Maret 2017:
65-7
Martiningsih Wiwin ,2011, Collaboration Practice Between Nurses and Physician and the Affecting
Factors, Vol. 6 No. 2 Oktober 2011: 147–155

Anda mungkin juga menyukai