(IPE)
SKENARIO 1
KELOMPOK IPD 1 :
Holis Anwar : 201510420311001
Dita izza :201510420311002
Bagus putra : 201510420311003
Klarifikasi istilah
High Care Unit : Unit pelayan di RS bagi pasien dengan kondisi stabli dari fungsi respirasi,
hemodinamik dan kesadaran namun masih memerlukan pengobatan perawatan dan
pengamatan secara ketat
Rumusan masalah
1. Apa saja yang perlu dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang?
2. Berdasarkan gejala klinis apa kecurigaan dan diagnosis pada kasus tersebut? Apa
yang menyebabkan pasien meninggal?
Hipotesis
1. Apa saja yang perlu dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang?
Pemeriksaan Fisik: Tanda tanda vital, Head to toe (Inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi)
2. Berdasarkan gejala klinis apa kecurigaan dan diagnosis pada kasus tersebut? Apa yang
4 . Bagaiaman peran masing masing tenaga kesehatan dalam melakukan Komunikasi pada
keluarga pasien ?
Dokter:
Perawat:
Care giver:
1. asuhan keperawatan (pengkajian, diagnosa keperawatan, tujuan, intervensi, implementasi,
evaluasi)
Farmasi:
Keperawatan:
Memiliki kewenangan menyuntik obat tersebut tetapi tidak dapat meresepkan obat
Dokter:
Kewenangan dalam melakukan pendelegasian untuk melakukan tindakan tersebut kepada
perawat
Farmasi:
Menyiapkan obat agar siap pakai
LO
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan peran, tanggung jawab dan batasan
terhadap masing masing profesi
4.
Diskusi 2
Dokter
LO 1 Peran dan kewajiban dokter
Kewajiban Umum (Pasal 1-9)
1. Harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dokter.
2. Harus senantiasa melakukan profesinya menurut ukuran yang tertinggi.
3. Tidak boleh dipengaruhi oleh pertimbangan keuntungan pribadi.
4. Mengutamakan kepentingan penderita.
5. Menghindari perbuatan yang bertentangan dengan etik.
6. Berhati-hati dengan penemuan teknik atau pengobatan baru.
7. Memberi keterangan atau pendapat yang dapat dibuktikan kebenarannya.
8. Memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh (promotif,
preventif dan rehabilitatif), serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi bagi
masyarakat.
9. Dalam kerjasama dengan pihak lain harus memelihara saling pengertian.
LO 2 KOLABORASI KEDOKTERAN
LO 3 KEDOKTERAN KOMUNIKASI EFEKTIF
FARMASI
Pelayanan Kefarmasian
Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada
pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti
untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Untuk mendukung keamanan proses manajemen obat pasien. Contoh : semua resep rawat
inap harus melalui supervise apoteker
Penyediaan informasi setiap saat tentang obat, pengobatan dan pelatihan bagi tenaga
kesehatan tentang prosedur untuk meningkatkan kompetensi dan mendukung kesulitan
pengambilan keputusan saat memerlukan informasi
Membangun lingkungan kondusif untuk mencegah kesalahan. Contoh : baca sekali lagi nama
pasien sebelum menyerahkan
KOMPETENSI
Mampu memformulasi dan memproduksi sediaan farmasi dan alat kesehatan sesuai standar
yang berlaku
Mempunyai keterampilan komunikasi dalam pemberian informasi sediaan farmasi dan alat
kesehatan
Mampu mengelola sediaan farmasi dan alat kesehatan sesuai standar yang berlaku
Mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berhubungan dengan
kefarmasian
Pekerjaan Kefarmasian
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
KOLABORASI INTERPROFESI
Kolaborasi didefinisikan sebagai hubungan timbal balik (pemberi pelayanan) memegang tanggung
jawab paling besar untuk perawatan pasien dalam kerangka kerja bidang mereka masing-masing
(Suhartono, 2013)
KOLABORASI APOTEKER-DOKTER
Kolaborasi Apoteker-Perawat
Apoteker dan perawat berhubungan dalam pemberian dan pendistribusian obat kepada
pasien, perawat wajib menegur apoteker apabila terjadi kesalahan dalam pemberian obat dan
memastikan dosis yang akan diberikan kepada pasien sudah sesuai atau tidak dengan yang
sudah ditentukan
Komunikasi merupakan suatu proses yang mempunyai komponen dasar pengirim pesan,
pesan, dan penerima pesan. Komunikasi disertai keterangan mengenai prinsip dasar
komunikasi, pemberian informasi (komunikator), serta penerima informasi (komunikan)
(SKIAI, 2016)
LO 3 PENTINGNYA KOMUNIKASI
• Menjelaskan sapaan untuk pasien secara umum (anak, geriatri, tuna rungu, tuna
aksara) dan khusus (kondisi kronik, kritis, koma, psikiatri, terminal)
• Menjelaskan tahapan komunikasi sesuai jenis pasien (rawat jalan, rawat inap).
KOMUNIKASI INTERPROFESI
PERAWAT
Lo 1 peran dan tanggung jawab perawat
TANGGUNG JAWAB :
1. Tanggung jawab perawat terhadap klien. Perawat dalam melaksanakan
pengabdiannya
senantiasa:
a. berpedoman kepada tanggung jawab yang bersumber dari adanya kebutuhan
akan keperawatan individu, keluarga dan masyarakat.
b. memelihara suasana linkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat
istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari individu, keluarga dan
masyarakat.
c. dilandasi dengan rasa tulus ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi luhur
keperawatan.
d. menjalin hubungan kerja sama dengan individu, keluarga dan masyarakat dalam
mengambil prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan khususnya serta upaya
kesejahteraan umum sebagai bagian dari tugas kewajiban bagi kepentingan
masyarakat.
1. Tanggung jawab perawat terhadap tugas.
a. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi
disertai kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta
b. keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu keluarga dan
masyarakat.
c. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan
tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang
berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
d. Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan keperawatan
untuk tujuan yang bertentangan dengan norma-norma kemanusiaan.
e. Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa berusaha
dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan,
kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang
dianut serta kedudukan sosial.
f. Perawat senantiasa mengutamakan perlindungan dan keselamatan klien/klien
dalam melaksanakan tugas keperawatan serta matang dalam
mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau mengalih tugaskan
tanggung jawab yang ada hubungannya dengan keperawatan.
2. Tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lain (teman
sejawat), perawat senantiasa:
a. memelihara hubungan baik antar sesama perawat dan dengan tenaga kesehatan
lainnya, baik dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun
dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
b. menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan dan pengalamannya kepada sesama
perawat serta menerima pengetahuan dan pengalaman dari profesi lain dalam
rangka meningkatkan kemampuan dalam bidang keperawatan.
3. Tanggung jawab perawat terhadap profesi, perawat senantiasa:
a. berupaya meningkatkan kemampuan profesional secara sendiri-sendiri dan atau
bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan, keterampilan dan
pengalaman yang bermanfaat bagi perkembangan keperawatan.
b. menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan menunjukan perilaku dan
sifat-sifat pribadi yang luhur.
c. berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan pelayanan keperawatan
serta menerapkan dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan.
d. secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi profesi
keperawatan sebagai sarana pengabdiannya.
4. Tanggung jawab perawat terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air (negara), perawat
senantiasa:
a. melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai kebijaksanaan yang digariskan oleh
pemerintah dalam bidang kesehatan dan keperawatan.
b. berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran kepada pemerintah dalam
meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada masyarakat.
Fungsi perawat
Perawat mempunyai beberapa fungsi yaitu :
• Fungsi dependen :perawat berkolaborasi dengan dokter dalam memberikan tindakan
medis.semua tanggung jawab di tanggung oleh dokter kecuali perawat melakukan
tindakan tidak sesuai dengan prosedur
• Fungsi independent : perawat melakukan tindakan tanpa ada delegasi dari dokter (
mandiri )
Faktor sosial
Institusional
Faktor ekonomi
Daftar pustaka
Standar kompetensi kedekoteran indonesia ,2012
Standar kompetensi keperawatan,2013, Standar Kompetensi Perawat Indonesia_Edisi
IV_2013
Standar Kompetensi Ikatan Apoteker Indonesia, 2016
Randal and William, 2001 ,Journal of The American Pharmaceutical Association
Permenkes nomor 72 tahun 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit
Pp nomor 51 tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian
Sudarman,2012.sosiologi untuk kesehatan
Undang-undang republik indonesia nomor 38 tahun 2014 tentang keperawatan
Rokhmah Noor Ariyani ,Komunikasi efektif dalam praktek kolaborasi nterprofesi sebagai
upaya meningkatkan kualitas pelayanan, journal of Health Studies, Vol. 1, No.1, Maret 2017:
65-7
Martiningsih Wiwin ,2011, Collaboration Practice Between Nurses and Physician and the Affecting
Factors, Vol. 6 No. 2 Oktober 2011: 147–155