Anda di halaman 1dari 127

STUDI LITERATUR

PENGARUH RELAKSASI BENSON PADA PENURUNAN KADAR GULA


DARAH DIABETES MELLITUS

KARYA ILMIAH AKHIR (KIA)

Disusun Oleh :
SITI NURHAYATI
NIM. 1914901017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2020
STUDI LITERATUR
PENGARUH RELAKSASI BENSON PADA PENURUNAN KADAR GULA
DARAH DIABETES MELLITUS

KARYA ILMIAH AKHIR (KIA)


Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan
Program Studi Pendidikan Profesi Ners

Disusun Oleh :
SITI NURHAYATI
NIM. 1914901017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2020
HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama Mahasiswa : SITI NURHAYATI


NPM : 1914901017
Program Studi : Profesi Ners
Fakultas : Ilmu Kesehatan

Universitas : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Dengan ini menyatakan bahwa Karya Ilmiah Akhir (KIA) “Pengaruh relaksasi
benson pada penurunan kadar gula darah diabetes mellitus”, beserta seluruh isinya
adalah benar-benar karya sendiri dan bukan merupakan hasil jiplakan atau plagiat
dari karya orang lain kerena hal tersebut melanggar etika yang berlaku dalam kaidah
keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sangsi yang
dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ternyata terdapat pelanggaran
terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain
terhadap leaslian karya ini.

Tangerang, November 2020

Penulis

i
HALAMAN PENGESAHAN

Nama Mahasiswa : SITI NURHAYATI


NPM : 1914901017
Program Studi : Profesi Ners
Judul : “Pengaruh relaksasi benson pada penurunan kadar
gula darah diabetes mellitus”
Tanggal Sidang :
Tangerang, November 2020
Tanda Tangan

Penguji I,
……………………

Penguji II,
…...………………

Pembimbing
Annisaa F.Umara, M.kep, Ns.SpKep.M.B ……………………

NBM.

ii
MOTTO :

“Waktu bagaikan pedang. Jika kamu tidak memanfaatkannya dengan baik, maka ia
akan memanfaatkanmu”

iii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

“Alhamdulillahirobil’alamin” puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat


dan hidayah-Nya, yang telah memberikan kekuatan, kesehatan dan kesabaran untuk
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul“Pengaruh
relaksasi benson pada penurunan kadar gula darah diabetes mellitus”
Karya tulis ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk melakukan
penelitian dalam menyelesaikan Program Studi Profesi Ners, dalam pembuatan
karya tulis ini penulis banyak mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak
sehingga karya tulis ini bisa terselesaikan, maka dalam kesempatan ini perkenankan
rasa hormat penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Ahmad Amarullah, S.Pd., M.Pd.. Selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Tangerang periode 2019-2021

2. Dr. H. M. Bay Masruri, MM. Selaku Wakil Rektor II Bidang Keuangan dan

Kepegawaian Universitas Muhammadiyah Tangerang.

3. Dr. H. Desri Arwen, M.Pd. Selaku Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan

dan Alumni Universitas Muhammadiyah Tangerang

4. Dr. Ns. Hj. Rita Sekarsari, S.Kp., MHSM., CVRN. Selaku Dekan Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Tangerang.

5. Imas Yoyoh, S.Kp., M.Kep. Selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Tangerang.

iv
6. Fauzan Hakim, S.E., MM. Selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Tangerang.

7. Ns. Hera Hastuti, M. Kep. Sp. Kep. Kom. selaku Ketua Prodi Pendidikan

Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Tangerang.

8. Alpan Habibi, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Sekjur Prodi Pendidikan Profesi

Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Tangerang.

9. Annisaa F.U, M.kep, Ns.SpKepMB selaku pembimbing materi yang telah

membimbing dengan sabar dan selalu meotivasi dalam penyusunan Karya

tulis

10. Bapak/Ibu dosen Program Studi Sarjana Keperawatan dan Profesi Ners,

yang telah memberikan doa dan ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti

perkuliahan.

11. Teristimewa ucapan terimakasih kepada kedua orangtuaku, kedua adiku dan

Danu Putra. S.kep . Terimakasih selalu mendoakan, memberikan motivasi

dan mendukung penulis dalam segala hal, serta adikku yang selalu

mendukung dan mendoakan penulis.

12. Seluruh teman-teman Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Tangerang

angkatan 2019 khususnya (Rika A, Muhaerani Suci P, Hana Fajrina,

Wendha Amali D, dll) yang telah menjadi teman berbagi dan berjuang

bersama-sama selama mengikuti perkuliahan, terimakasih untuk semua

kerja samanya.

v
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang tentu saja
membuat karya tulis ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan
saran maupun kritik dari semua pihak guna menyempurnakan karya tulis ini,
semoga bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Bilahi fii sabilil haq, fastabiqul khairat

Wassalamualaikum Wr.Wb

Tangerang, November 2020

Penulis

vi
ABSTRAK

Diabetes mellitus adalah gula darah yang melebihi batas normal atau gula darah
yang meningkat dalam jangka waktu lama akan menyebabkan kelainan sistem saraf
yang disebut neuropati diabetic dan kelainan pembuluh darah (Helmanu, 2015)
yang dapat diobati secara farmakologis (insulin) dan non farmakologis (terapi,
contoh ; relaksasi benson). Tujuan : Mengetahui pengaruh terapi relaksasi benson
pada kadar gula darah dengan pasienDiabrtrs Mekitus .Metode :Data base yang
digunakan dalam pembuatan literatur review ini adalah Google Scholar dan
Pubmed. Didapatkan 182 artikel terkait Terapi relaksasi benson yang diidentifikasi
dan dipublikasikan dari tahun 2015-2020. Dari 182 artikel 9 artikel yang memenuhi
syarat review. Hasil : Dari 9 artikel di dapatkan bahwa terapi relaksasi Benson
dapat menurunkan kadar gula darah penderita diabetes mellitu. Namun dari
beberapa hasil penelitian tersebut yang melakukan kombinasi seperti membaca ayat
suci Al- Qur’an salah satunya deng membaca surat Ar-Rahman .Kesimpulan :
Dengan demikian relaksasi benson efektif untuk menurunkan gula darah pada
lansia dengan DM. Jadi disarankan kepada responden, RS, perawat dan peneliti
selanjutnya bahwa kita dapat menggunakan terapi relaksasi benson sebagai cara
alternatif atau pengobatan nonfarmakologi pada penderita DM

Kata Kunci :Diabetes melitustipe , Penurunan Kadar Gula, Relasasi Benson.

vii
ABSTRACT

Diabetes mellitus is blood sugar that exceeds normal limits or blood sugar that
increases in the long term will cause a nervous system disorder called diabetic
neuropathy and blood vessel disorders (Helmanu, 2015) which can be treated
pharmacologically (insulin) and non pharmacologically (therapy, example; Benson
relaxation). Objective: To determine the effect of Benson relaxation therapy on
blood sugar levels with Diabrtrs Mekitus patients. Methods: The data bases used
in the preparation of this review literature are Google Scholar and Pubmed. There
were 182 articles related to Benson relaxation therapy identified and published
from 2015-2020. Of the 182 articles 9 articles were eligible for review. Results:
From 9 articles, it was found that Benson relaxation therapy can reduce blood
sugar levels in diabetes mellitus sufferers. However, from some of the results of
these studies that do a combination such as reading the holy verses of the Qur'an,
one of them is by reading the letter Al-Rahman. Conclusion: Thus, benson
relaxation is effective for lowering blood sugar in the elderly with DM. So it is
suggested to respondents, hospitals, nurses and further researchers that we can use
Benson relaxation therapy as an alternative or non-pharmacological treatment for
DM sufferers.

Keywords: Diabetes mellitus type, Benson Relation, Sugar Level Decrease

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERNYATAAN i
HALAMAN PENGESAHAN ii
MOTTO iii
KATA PENGANTAR iv
ABSTRAK vii
DAFTAR ISI ix
TABEL xi
GAMBAR xii
LAMPIRAN xiii
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 4
1.3. Tujuan 4
BAB 2. METODE 5
2.1 Strategi Pencarian Literature 5
2.1.1. Framework Yang Digunakan (PICO (T), /SPIDER) 5
2.1.2. Kata Kunci Yang Digunakan 5
2.1.3. Data Base Yang Digunakan 6
2.2. Kriteria Inklusi Dan Ekslusi 6
2.3. Seleksi Studi Dan Penilaian Kualitas 6
2.3.1. Hasil Pencarian Dan Seleksi Studi 8
2.3.2. Daftar Artikel Hasil Pencarian 10
BAB 3. HASIL DAN ANALISIS 11
BAB 4. PEMBAHASAN 35

ix
BAB 5. PENUTUP 36
5.1 Kesimpulan 36
DAFTAR PUSTAKA 37
LAMPIRAN 40

x
DAFTAR TABEL
2.1 Kriteria Inklusi dan Eklusi 7

3.1 karakteristik dalam penyelesaian studi n=9 11

3.2 Pengaruh terapi relaksasi 12

3.3 Ekstrasi Hail Data Penelitian 13

xi
DAFTAR GAMBAR
2.1 Diagram alur review jurnal 8

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Hasil Penelunsuran Menggunakan Kata Kunci

Lampiran 2 : Pengaruh teknik relaksasi benson terhadap gula darah pasien dm tipe
II (2020)

Lampiran 3 : Relaksasi benson dan terapi murottal surat ar-rahmaan menurunkan


kadar glukosa darah puasa pada penderita diabetes melitus tipe 2 di
kecamatan maos (2017)

Lampiran 4 : Terapi relaksasi benson termodifikasi efektif mengontrol gula darah


pada lansia dengan diabetes mellitus (2018)
Lampiran 5 : Pengaruh relaksasi benson terhadap penurunan kadar gula darah pada
pasien diabetes melitus tipe 2 (2020)

Lampiran 6 : Pengaruh relaksasi benson terhadap penurunan kadar gula darah pada
pasien diabetes melitus tipe 2 (2020)

Lampiran 7 : Pengaruh relaksasi benson terhadap penurunan kadar gula darah pada
pasien diabetes melitus tipe 2 (2020)

Lampiran 8 : Penurunan tingkat kecemasan dan gula darah pada penderita dm tipe
2 melalui spiritual mindfulness based on benson relaxation (2020)

Lampiran 9 : Penurunan tingkat kecemasan dan gula darah pada penderita dm tipe
2 melalui spiritual mindfulness based on benson relaxation (2020)
Lampiran 10: Pengaruh metode relaksasi Benson pada gula darah puasa pada pasien
dengan Diabetes tipe 2 (2020).

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Diabetes Mellitus atau biasa disebut DM ialah sebuah keadaan


dimana terganggunya metabolisme karbohidrat, lemak serta protein yang
disebabkan oleh intensitas sekresi urin yang menurun atau menurunnya
sensitivitas jaringan terhadap insulin. Peningkatan jumlah penderita
Diabetes Meliitus berkaitan dengan meningkatnya populasi bertambahnya
usia harapan hidup, perpindahan, penduduk yang melakukan perubahan
gaya hidup tradisional menjadi modern, meningkatnya prevalensi
kegemukan serta berkurangnya kegiatan jasmani/olahraga. Diabetes
Mellitus (DM) adalah penyakit kronis yang membutuhkan perawatan
mandiri berkelanjutan dan pendidikan pengelolaan penyakit serta support
untuk mencegah komplikasi akutdan meminimalkan resiko komplikasi
kronis Amerika Diabetes Association (2017).

Diabetes Melitus (DM) masih menjadi persoalan kesehatan serius


dunia, termasuk Indonesia. Indonesia merupakan negara yang berada di
urutan ke-4 dengan prevalensi diabetes tertinggi di dunia setelah India,
China, dan Amerika Serikat. Bahkan jumlah pengidap diabetes terus
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, terutama untuk Diabetes
Melitus. Data World Health Organization(WHO) tahun 2015 ada 415 juta
jiwa yang mengidap Diabetes Mellitus (DM) dan akan akan diperkirakan
mengalami peningkatan menjadi 642 juta jiwa pada tahun 2040. Hal ini juga
di tunjukan dari data (IDF) International Diabetes Federation pada tahun
2017 prevalensi Diabetes Mellitus (DM) di dunia mencapai 424,9 juta jiwa
dan akan diperkirakan mencapai 628,6 juta jiwa pada tahun 2045.
Peningkatan pada tahun 2018 tersebut menjadikan Indonesia Negara ke-6
di Dunia dengan jumlah penderita Diabetes Mellitus (DM) terbesar yakni
10,3 juta jiwa (IDF, 2017). Diperkirakan angka tersebut akan terus

1
mengalami kenaikan hingga mencapai 16,7 jutajiwa pada tahun 2045. Hasil
ini juga di kemukakan oleh Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) pada tahun
2018 menunjukkan bahwa prevalensi pada penderita penyandang Diabetes
Mellitus (DM) mengalami kenaikan menjadi 8,5 dari 6,9 (Riskesdas, 2018).
Peningkatan penderita Diabetes Melitus terjadi dikota tangerang Prevalesi
Diabetes Mellitus khususnya di ruang cempaka RSU di kota Tangerang
selama 3 bulan terakhir bulan September sampai bulan November 2018
sebanyak 120 kasus (Novita, 2019).

Salah satu penyebab meningkatnya angka kejadian Diabetes Melitus


adalah gaya hidup yang mengakibatkan tidak terkontrolnya kadar gula
dalam darah. Adapun bahaya yang dapat terjadi pada pasien Diabetes
Melitus jika tidak di obati dengan benar maka akan menimbulkan dampak
yang buruk pada tubuh. Beberapa dampak atau komplikasi yang dapat
terjadi pada pasien Diabetes Melitus adalah hipoglikemia, diabetes
ketoasidosis, sindrom hiperglikemik hiperosmolar nonketoti (Smeltzer &
Bare, 2013). Maka dari itu, untuk mencegah terjadinya komplikasi Diabetes
Melitus maka diperlukan pengontrolan yang terapeutik dan teratur melalui
perubahan gaya hidup pasien DM tipe 2 dalam melaksanakan pengontrolan
kadar gula darah terdapat beberapa cara diantaranya terapi relaksasi benson
(Moyad & Hawks, 2009).

Relaksasi benson merupakan pengembangan metode respon


relaksasi pernafasan dengan melibatkan faktor keyakinan pasien, yang dapat
menciptakan suatu lingkungan internal sehingga dapat membantu pasien
mencapai kondisi kesehatan dan kesejahteraan. Kelebihan latihan teknik
relaksasi dari pada latihan yang lain adalah latihan relaksasi lebih mudah
dilakukan bahkan dalam kondisi apapun serta tidak memiliki efek samping
apapun, disamping itu kelebihan dari teknik relaksasi lebih mudah
dilaksanakan oleh pasien, dapat menekan biaya pengobatan, dan dapat
digunakan untuk mengontrol kadar gula darah dalam tubuh (Yosep, 2007
dalam Handayati, 2018). Relaksasi benson dapat menurunkan kadar gula

2
darah pasien diabetes dengan menekan pengeluaran hormon-hormon yang
dapat meningkatkan kadar gula darah yaitu epinefrin, kortisol, glucagon,
adrenorticotropic hormone (ACTH) kortikosteroid, dan tiroid (Smeltzer &
Bare, 2002). Mekanisme penurunan kadarglukosa darah melalui relaksasi,
yaitu dengan cara menekan pengeluaran epinefrin sehingga menghambat
konversi glikogen menjadi glukosa, menekan pengeluaran kortisol dan
menghambat metabolisme glukosa, sehingga asam amino, laktat, dan
pirufat tetap disimpan di hati dalam bentuk glikogen sebagai energi
cadangan menekan pengeluaran glucagon sehingga dapat mengkonversi
glikogen dalam hati menjadi glukosa, menekan pengeluaran glukagon
sehingga dapat mengkonversi glikogen dalam hati menjadi glukosa.
Menekan ACTH dan glukokortikoid pada korteks adrenal sehingga dapat
menekan pembentukan glukosa baru oleh hati, di samping itu liposis dan
katabolisme karbohidrat dapat ditekan, yang dapat menurunkan kadar
glukosa darah (Smeltzer & Bare, 2002).

Dari hasil penelitian yang membuktikan pengaruh terapi benson


terhadap penurunan kadar gula darah dilakukan oleh Juwita, dkk (2016)
tentang pengaruh terapi benson terhadap kadar gula darah pada lansia
dengan diabetes melitus di posyandu lansia Matahari Surabaya tahun 2016
menunjukkan bahwa relaksasi benson dapat menurunkan kadar gula darah
pada lansia dengan DM dengan (p=0.001). diperkuat oleh penelitian dari
Ratnawati, dkk (2017) tentang terapi pengaruh relaksasi benson
termodifikasi efektif mengontrol gula darah pada lansia yang signifikan
pada lansia dengan diabetes melitus (p<0,05). Penelitian ini juga sejalan
dengan penelitian dari Purwasih, dkk (2017) tentang relaksasi benson dan
terapi murattal surat ar-rahmaan menurunkan kadar glukosa darah puasa
pada penderita diabetes melitus tipe 2 di kecamatan Maos menunjukkan
bahwa kombinasi relaksasi benson dan terapi murattal lebih banyak
menurunkan kadar GDP pada pasien DM tipe 2 dibandingkan dengan
pemberian relaksasi benson saja dengan hasil (p=0.000). Hasil penelitian
Kuswandi, dkk (2018) di RS Tasikmalaya yang menunjukkan bahwa ada

3
pengaruh antara Relaksasi Benson Terhadap Penurunan Kadar Glukosa
Darah pasien DM tipe 2.

Berdasarkan masalah dan data diatas sebagai bentuk riview literatur,


maka dengan ini penulis menyusun riview literatur tentang pengaruh terapi
relaksasi benson pada penurunan kadar gula darah diabetes melitus.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas maka,


masalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut “Pengaruh Terapi Relaksasi
Benson Pada Penurunan Kadar Gula Darah Diabetes Melitus “ dalam lima
tahun terakhir berdasarkan literature

1.3. Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Berdasarkam empiris dalam lima tahun terakhir mampu menunjukan


adanya pengaruh terapi relaksasi benson pada penurunan kadar gula
darah diabetes mellitus.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mengidentifikasi penurunan kadar gula darah klien diabetes


melitus sebelum diberikan teknik relaksasi benson.

1.3.2.2 Mengidentifikasi penurunan kadar gula darah diabetes melitus


sesudah diberikan teknik relaksasi benson.

1.3.2.3 Menganalisa pengaruh teknik relaksasi benson tehadap


penurunan kadar gula darah klien diabetes melitus sebelum dan
sesudah diberikan teknik relaksasi benson.

4
BAB II

METODE PENELITIAN

2.1. Strategi Pencarian Literatur

2.1.1. Framework Yang Digunakan

Penelitian ini merupakan studi literatur yang menggunakan


Framework PICOS framework adalah metode yang dapat digunakan
untuk mencari sebuah artikel.

 Population / problem, dalam literature review ini adalah pada


seluruh Pasien Diabetes dengan kadar gula darah > 200 mg/dl
 Intervention, tindakan dalam literature review yaitu Terapi relaksasi
benson
 Comparation, Pembanding yang digunakan yaitu kelompok kontrol
dan intervensi lainnya
 Outcome, terdapat penurunan kadar gula darah pada pasien diabetes
mellitus setelah di berikan terapi benson
 Study design, menggunakan quasy eksperimen dengan pendekatan
pre-postest control group
 Time / waktu, dalam jurnal tertera dalam 5 tahun terakhir diambil
dari tahun 2015 sampai 2020
2.1.2. Kata Kunci Yang Digunakan
Dalam mempermudah serta menentukan jurnal yang akan
digunakan, maka pencarian artikel atau jurnal dapat memakai kata
kunci ataupun boolean operator untuk menspesifikkan dan memperluas
pencarian “Terapi benson menurunkan gula darah pada pasien diabetes
mellitus” pada Google scholar dan kata kunci “Benson Relaxation”
AND “elderly” AND” DM Type II” yang digunakan dalam literature
review ini.

5
2.1.3. Database Yang Digunakan
Data yang dipergunakan untuk penelitian ini yaitu data sekunder,
didapat dari hasil penelitian sebelumnya dan bukan berasal dari
pengamatan secara langsung. Dimana data yang didapatkan dari
berbagai sumber diantaranya adalah google scholar. dan pubmed

2.2. Kriteria Inklusi Dan Eksklusi

Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu artikel yang memenuhi unsur
framework PICO yang telah dipaparkan. Kriteria Inklusi populasi yaitu
pasien diabetes mellitus Intervensi yang digunakan dalam artikel yaitu
relaksasi benson . Sedangkan untuk pembandingnya yaitu kelompok kontrol
dan kelompok intervensi lain. Artikel juga harus memiliki tujuan untuk
penurunan gula darah. Selain berdasarkan framework PICO kriteria inklusi
dalam penelitian ini artikel yang ditelaah harus memiliki desain penelitian
Quasy Ekperimen dengan penedekatan pre-postest control group yang
meneliti tentang pengaruh maupun efektifitas relaksasi benson pada
penurunan kadar gula darah diabetes mellitus. Dalam penelitian ini hanya
artikel yang diterbitkan 5 tahun terakhir yang dapat memenuhi kriteri inklusi.
Selain itu penelitian ini hanya menelaah artikel berbahasa Indonesia dan
Bahasa Asing.

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini yaitu artikel yang tidak sesuai
dengan tujuan penelitian dan tidak sesuai dengan komponen PICO yang telah
ditetapkan. Artikel yang hanya menyertakan abstrak tanpa teks penuh tidak
dapat diteliti dalam penelitian ini walaupun sesuai dengan framework PICO
dan tujuan penelitian. Selain itu artikel yang berdesain penelitian selain quasy
experiment diekslusikan dari penelitian ini.

6
Tabel 2.1

Kriteria Inklusi dan Eklusi

Kriteria Inklusi Eklusi


Population Jurnal nasional Jurnal international
maupun maupun nasional yang
international yang tidak berhubungan
mempunyai hubungan dengan topik yang
sesuai tema penelitian akan diteliti sesuai
yaitu pada pasien kriteria yang diambil
diabetes mellitus yang oleh peneliti.
mengalami
peningkatan kadar
gula darah >200 mg/dl
Intervention Memiliki intervensi Selain relaksasi
yang cukup jelas benson dalam
berkaitan dengan penurunan kadar gula
relaksasi benson darah diabetes mellitus
dalam penurunan
kadar gula darah
diabetes mellitus
Comparacion Terdapat adanya Tidak terdapat adanya
faktor pembanding faktor pembanding
antara kelompok antara kelompok
sebelum diberikan sebelum diberikan
intervensi dan sesudah intervensi dan sesudah
diberikan intervensi. diberikan intervensi.
Outcome Mengetahui adanya Hasil pengaruh
pengaruh relaksasi relaksasi benson
benson dalam selain penurunan
penurunan kadar gula kadar gula darah

7
darah diabetes
mellitus
Study Design and Quasy Experimen Systematic / literature
dengan pendekatan review.
Publication type
Pre-post Control
group
Publication Years Memakai artikel atau Memakai artikel atau
jurnal terbitan mulai jurnal terbitan sebelum
dari tahun 2015 tahun 2015.
Language Bahasa Indonesia dan Selain bahasa
bahasa Asing Indonesia dan bahasa
Asing

2.3. Seleksi Studi Dan Penilaian Kualitas

2.3.1. Hasil Pencarian Dan Seleksi Studi


Jurnal google scholar dan pubmed merupakan database yang
digunakan untuk mencari literature ini. Kemudian penulis
memasukkan kata kunci sesuai “Terapi benson menurunkan gula
darah pada pasien diabetes mellitus” , Lalu jurnal dipilih kembali
berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah ditentukan oleh
peneliti, seperti jurnal yang memiliki judul yang sama ataupun ada
tujuan penelitian yang nyaris sama seperti penelitian ini dengan
mengidentifikasi abstrak pada jurnal-jurnal tersebut. Jurnal yang tidak
memenuhi kriteria maka diekslusi. Sehingga didapatkan 9 jurnal yang
akan dilakukan ulasan pada setiap jurnalnya.

8
Pencarian
Google Scholar (n= 240)
menggunakan keyword
melalu database Google Pubmed (n= 20)
Scholar dan pubmed Science direct (n= 0)
(N= 260)

Excluded (n=40)
Problem/populasi:
Penyeleksian jurnal terbitan 5 tahun
- Topic yang tidak sesuai
terakhir, dan menggunakan bahasa
(n=5)
inggris dan bahasa indonesia Intervention :
- Selain diberikan terapi
N: 182 relaksasi benson (n=25)
Outcome :
- Tidak ada pengaruh
pemberian relaksasi benson
Pemilihan judul dan duplikat
terhadap penurunan kadar
N: 40 gula darah pada pasien
diabetes mellitus (n=0)
Study design :
- Systematic review (n=1)
Identifikasi abstrak
- Literature riview (n=0)
N : 15
Exluded (n=33)

- Pemberian relaksasi benson


Jurnal akhir yang dianalisa sesuai
selain pada diabetes (n=20)
rumusan masalah dan tujuan - Tidak sesuai dengan tujuan
penelitian (n=5)
N: 9 -

Gambar 2.1 Diagram alur review jurnal

9
2.3.2. Daftar Artikel Hasil Pencarian
Literature rivew disintesis memakai cara naratif dengan
menggolongkan data hasil seleksi yang di nilai mampu menjawab
tujuan dari penelitian ini. Jurnal penelitian yang sinkron dengan tolak
ukur dibuat resume jurnal meliputi, author, tahun terbit, judul, metode,
penelitian yang dipergunakan meliputi: desain penelitian, sampling,
variable, instrumen, dan analisis, hasil penelitian serta database.

10
BAB III

HASIL DAN ANALISIS

3.1.Hasil

Membuat ringkasan pada setiap artikel yang dipilih kedalam bentuk


tabel, lalu dibagian bawahnya dijelaskan arti tabel serta trendnya kedalam
bentuk paragraf adalah penyajian dalam literature review ini. Dimana
didalamnya terdapat tujuan penelitian yang relevan (Nursalam, 2020).

Tabel 3.1 karakteristik dalam penyelesaian studi n=9

No Kategori N %

A. Tahun Publikasi

1. 2016 1 10

2. 2017 1 10

3. 2018 1 10

4. 2020 6 60

Total 9 90

B. Desain Penelitian

1. Quasy Eksperiment 7 70

2. Pre Eksperiment 1 10

3. Pra Ekperimental 1 10

Total 10 90

11
Tabel 3.2 Pengaruh terapi relaksasi

Judul Sumber empiris utama

Pengaruh teknik relaksasi benson Rahman (2020), Dewi et.al (2020),


terhadap gula darah pasien diabetes Ratnawati (2018), Juwita et al,.
tipe 2 (2016), Sari (2020), Mansouri et al,.
(2020) , Ulum (2015)

Relaksasi benson dan terapi Oktaviani et al,. (2017), Rahmatia


murottal surat Al-Qur’an / Ar- et.al.(2020),
rahman menurunkan kadar glukosa
darah puasa pada penderita diabetes
melitus tipe 2

Penurunan tingkat kecemasan dan Romawati (2020)


gula darah pada penderita dm tipe 2
melalui spiritual mindfulness based
on banson relaxtion

12
3.3 Ekstrasi Data Hasil Penelitian

No Studi / Outhor Tempat Jumlah sampel Usia Kelompok Metode Outcome


Penelitian Intervensi Kontrol Penelitian/Alat
Ukur
1. Pengaruh di Ruang Sampelnya Usia di Relaksai benson Penelitian ini  Jenis penelitian Hasil dari penelitian gula darah
teknik relaksasi ini merupakan
Interne dengan DM Tipe atas 35 relaksasi pernafasan tidak terdapat rata-rata pretest pada lansia
benson penelitian
terhadap gula RST II yang tahun yang melibatkan kelompok kuantitatif adalah 279,5 gr/dl. Setelah
darah pasien dengan desain
Tingkat III berjumlah 10 keyakinan pasien kontrol diberikan relaksasi Benson
dm tipe II/ Ade Experimental
Rahman Dr. orang yang diberikan relaksasi menggunakan selama 3 hari berturut-turut
(2020) pendekatan
Reksodiwir didapat dengan Benson selama 3 hari didapatkan penurunan gula
Quasi
yo Padang metode berturut-turut. Tidak di Experimental darah rata-rata post test nya
Purposive jelaskan langkah- tanpa kelompok adalah 239,8 gr/dl dan
control dengan
sampling langkah secara rinci pendekatan one didapatkan ( p = 0,000).
group pretest – Dengan demikian relaksasi
posttes
 Gula darah benson efektif untuk
diukur menurunkan gula darah pada
menggunakan
Glucocheck lansia dengan DM Tipe II.

13
2. Relaksasi di 60 orang. 12-19 kelompok intervensi kelompok  Rancangan Hasil penelitian menunjukan
benson dan penelitian yang
Puskesm Sampel diambil tahun diberikan relaksasi kontrol bahwa relaksasi benson pada
terapi murottal digunakan
surat ar- as Maos secara total Benson menggunakan hanya diberikan dalam penelitian kelompok kontrol menurunkan
rahmaan ini adalah quasi
dan sampling VCD, kemudian relaksasi Benson glukosa darah puasa secara
menurunkan experimental
kadar glukosa Klinik diperdengarkan saja design dengan signifikan pada kelompok
darah puasa rancangan two
Graha CD murottal surat Ar- menggunakan kontrol hanya menggunakan
pada penderita group pre test-
diabetes Amanah Rohman ayat 1-78 VCD. post test control terapi benson dengan kadar
melitus tipe 2
beserti terjemahannya. Relakasasi group design. gula darah sebelum di berikan
di kecamatan
maos / Tidak dijelaskan waktu benson  Analisis data terap benson kadar gula darah
Esti Oktaviani menggunakan
pemberian dilakukan 2 kali denganl mean 179 dan sesudah
Purwasih, uji Wilcoxon dan
Iman Permana, sehari sore Mann-Whitney dengan hasil mean 155 dengan
Yanuar
malam 7 hari Pvalue= 0,000). Ada perbedaan
Primanda
(2017) berturut-turut kadar glukosa darah puasa
sebelum dan sesudah di berikan
perlakuan kontrol terapi
relaksasi benson.
3. Pengaruh di wilayah penelitian ini Tidak Responden diberikan Penelitian ini  Penelitian ini Hasil penelitian didapatkan
Terapi kerja teknik sampling mencant terapi relaksasi Benson tidak menggunakan sesudah diberikan terapi
desain pra
Relaksasi Puskesmas yang digunakan umkan tetapi di jelaskan menggunakan eksperimental relaksasi Benson rerata kadar
Benson adalah usia secara rinci cara yaitu one group
pretest-
posttestdesign

14
Terhadap Buleleng nonprobability pemberiannya. kelompok gula meningkat dari 218,40
Kadar Gula III. sampling Instrumen yang control mg/dl
Darah Pada dengan teknik digunakan yaitu menjadi 206.72 mg/dl, dengan
Penderita sampling jenuh. lembar observasi yang nilai p untuk perbedaan
Diabetes Besar berisi tersebut yaitu 0,001 (ada
Mellitus Tipe 2 sampel adalah mengenai data perbedaan gula darah secara
/ Putu Indah 40 responden demografi dan hasil signifikan antara sebelum dan
Sintya Dewi, yang mengalami pengukuran kadar gula sesudah terapi).
Ni Made Dwi diabetes mellitus darah. Uji hipotesis
Yunica tipe 2 dilakukan dengan
Astriani,, I paired sampel t-test
Made
Sundayana et.
al. (2020)
4. Terapi Puskesmas Kelompok Usia 55 kelompok intervensi Tahap  Penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan
relaksasi Limo kontrol sampai akan melalui proses pelaksanaan, merupakan ada perbedaan perubahan kadar
quasi
benson Depok sebanyak 36 dengan terapi relaksasi Benson bagi kelompok experimental gula darah yang signifikan pada
termodifikasi orang dan 64 tahun termodifikasi kontrol hanya pre and post test kelompok intervensi yang
with control
efektif intervensi dilakukan dalam diberikan group diberikan terapi relaksasi
mengontrol sebanyak 36 waktu 45 menit dengan pendidikan  uji statistik Benson termodifikasi dengan
paired t-test dan
Mann Whitney

15
gula darah pada orang yang frekuensi pemberian kesehatan kelompok kontrol yang hanya
lansia dengan diperoleh terapi 3x perminggu tentang DM diberikan pendidikan kesehatan
diabetes dengan teknik menggunakan alat dalam waktu 45 (p < 0,05). Efektif terapi
mellitus / Diah purposive matras dan stereo tape. menit relaksasi Benson termodifikasi
Ratnawati, sampling Proses terapi tersebut terhadap pengontrolan kadar
Tatiana dilakukan dengan gula darah pada lansia dengan
Siregar, menjaga privasi diabetes mellitus (p < 0,05).
Chandra Tri dengan menciptakan
Wahyudi lingkungan privat dan
(2018) tenang serta partisipan
berpakaian training
yang nyaman dan
longgar. Terapi
relaksasi Benson
termodifikasi
mengkombinasikan
meditasi, relaksasi
pernafasan dalam dan
relaksasi progresif otot
serta diperkuat dengan

16
musik. Selama
mengulang-ulang
kata/frase, sikap pasif
merupakan hal yang
essential. Fase
sebelum dan sesudah
terapi berlangsung,
peneliti menggunakan
alat lanset untuk
mengambil darah
sebanyak 0,1 – 0,2 ml
melalui ujung jari
tangan yang akan
menimbulkan rasa
nyeri sedikit seperti
digigit semut dan
kemudian
memasukkan kedalam
glukostrip dan dinilai
kadar gula darah

17
sewaktu tersebut
dalam alat glukotest
bermerk easy touch
yang sudah
terstandarisasi. Proses
pengambilan darah
tersebut dilakukan ± 5
menit. pengumpulan
data ini hanya 1 bulan.
5. Pengaruh terapi Posyandu Sampel dalam Usia 55 Terapi sedangkan Desain penelitian Hasil penelitian kelompok
relaksasi Lansia penelitian tahun relaksasi Benson dengan kelompok ini adalah qLtssy kontrol yaitu p = 0.005
benson Matahari berjurnlah 38 menggunakan SOP yang kontrol tidak eksperimental. sedangkan kelompok perlakuan
terhadap kadar Surabay Orang masing- diberlakukan olen diberikan terapi Desain yang p = 0.001, hasil analisa data
gula darah pada masing Benson. Terapi relaksasi Benson digunakan dalam dapat
lansia dengan kelompok Benson dilakukan penelitian ini adalah disimpulkan bahwa terjadi
diabetes/ perlakuan dan selama 20 menit pre test post test penurunan kadar gula darah
Linda Juwita, kontrol ,vaitu 19 dan dilakukan selama 1 control group pada kelompok perlakuan,
Ninda Ayu orang. dengan minggu. design sehingga dengan demikian
Prabasari, kriteria terbuktilah hipotesis bahwa ada
Maria menderita DM

18
manungkalit pengaruh terapi relaksasi
(2016) Benson terhadap kadar gula
darah lansia dengan DM
6. Pengaruh Puskesmas Tehnik Usia Dalam Tidak ada Desain Hasil dari penelitian ini Rata-
relaksasi Palembang pengambilan tidak di penelitian ini, peneliti kelompok penelitian ini adalah rata nilai kadar GDS sebelum
benson sampel yang jelaskan mengajukan kontrol pre eksperimental, relaksasi benson dengan nilai
terhadap digunakan permohonan izin dengan rancangan tertinggi 498 mg/dl dan nilai
penurunan adalah meneliti di lahan penelitian one terendah 212 mg/dl. Rata-rata
kadar gula purposive penelitian, setelah group pre-post test nilai kadar GDS sesudah terapi
darah pada sampling mendapatkan design benson dengan nilai tertinggi
pasien dengan jumlah rekomendasi dari lahan, 377 mg/dl dan nilai terendah
diabetes sampel selanjutnya 110 mg/dl. Ada pengaruh
melitus tipe sebanyak 16 peneliti mengajukan relaksasi Benson terhadap
2 / Sri Mulia responden lembar persetujuan penurunan kadar gula darah
Sari (2020) disampaikan kepada dengan hasil p value = 0,001
responden dengan (<0,05).
mengacu pada etika
penelitian yang
meliputi : informed
consent (persetujuan),

19
anominity (tanpa nama)
dan confidentiality
(kerahasiaan). Tidak di
jelaskan rinci cara
intervensi
7. Pengaruh Di wilayah Jumlah sampel  usia  Penelitian ini kelompok  Penelitian ini Hasil penelitian Berdasarkan
terapi kerja penelitian 18 <65 menggunakan kontrol menggunakan hasil analisis Wilcoxone pada
tahun glukometer sebagai quasy
relaksasi puskesmas responden untuk sebany alat ukur untuk diberikan 1 experiment terapi benson. Dan pada
benson dan jongaya kelompok ak 15 mengukur kadar gula terapi yaitu dengan pre kelompok intervensi diperoleh
orang darah sebelum dan post test
murottal al- kota intervensi 18 (83,3 setelah dilakukan terapi Benson control group nilai p=0,001 lebih kecil dari
qur’an makassar responden %) dan terapi relaksasi dan design 0,005 (<0,005) yang berarti ada
pada memakai lembar  Metode analisa
terhadap kelompok  usia observasi untuk data hubungan yang signifikan
>65 melihat apakah terapi menggunakan uji
penurunan kontrol. antara penurunan kadar gula
sebany dilakukan sesuai statistic Wilcoxon
kadar gula ak 3 dengan yang Signed Rank Test darah klien dengan DM Tipe 2
darah pada orang dianjurkan atau tidak, dan terapi benson + murottal
(16,7 untuk mendengarkan
lansia %). murottal digunakan Al-Qur’an.
MP3 surah Al-Fathihah
dengan dm
dan terjemahannya
tipe 2 di menggunakan
wilayah earphone serta SOP
dari terapi benson dan
kerja terapi murottal.

20
puskesmas Penelitian ini terbagi
dalam 2 kelompok
jongaya kota
 kelompok intervensi
Makassar/ (kelompok yang
diberikan 2 terapi yaitu
Sitti
terapi benson +
Rahmatia , murottal Al-Qur’an
Rusni Mato ,
Yosephin
Sari
Pairunan,
Yeni
Nofiani
Langkadja
(2020)

8. Penurunan di Rs. Islam Responden berusia Dilakukan pertemuan kelompok Penelitian ini Pada kelompok kontrol yang
tingkat A. Yani kelompok 40 - 65 dengan responden kontrol hanya menggunakan mendapat latihan sesuai
kecemasan Surabaya intervensi 30 tahun kelompok intervensi mendapatkan penelitian Quasy- standart rumah sakit
dan gula responden dan untuk melaksanakan standart prolanis Experiment dengan didapatkan hampir seluruhnya
darah pada kelompok terapi spiritual dan tidak pendekatan pre post (90%) memiliki kadar gula
penderita control 30 mindfulness based on diberikan test control group >160 sebelumnya dan
dm tipe 2 responden benson relaxation yang intervensi design sesudahnya hampir seluruhnya

21
melalui dilakukan dengan spirital Instrumen yang (86,7%) memiliki kadar gula
spiritual diberikan terai benso dan mindfulness digunakan dalam >160. Hasil tes statistik
mindfulness Murotal Al-Qur’an based on benson penelitian ini adalah menunjukkan bahwa perhatian
based on mendemonstrasikan relaxation glukometer untuk spiritual berdasarkan relaksasi
benson langkah-langkah selama proses mengukur GDP dan benson mempengaruhi secara
relaxation / peaksanaan intervensi berlangsung, GDPP signifikan mengurangi kadar
Riska yang sesuai dengan SOP tetapi diberikan glukosa darah rata-rata (p =
Rohmawati, menggunakan media setelah 0,000.
Arif Helmi mp3 yaitu media berisi pelaksanaan
(2020) rekaman suara peneliti pengukuran
dalam format mp3 berisi akhir
panduan mindfulness
based on benson
relaxation yang dapat
didengarkan melalui
headset.
Responden diminta
untuk mengatur posisi
senyaman mungkin ,
boleh sambil

22
memejamkan mata atau
meluruskan pandangan
kemudian pasien diminta
untuk membawa
perasaan dan pikiran
pada fisik dari ujung
rambut sampai ujung
kaki. Langkah
selanjutnya pasien
diminta mulai
memusatkan perhatian
pada pernafasan disertai
dengan dzikir
(mengucapkan kalimat
“Astaghfirullahal’adzim
”) kemudian mulai
melepaskan ketegangan
pikiran Seluruh prosedur
latihan dilakukan selama
15 menit tiap kali latihan

23
sebanyak sehari sekali,
yaitu pagi hari sebelum
memulai aktivitas.
Intervensi dilakukan
selama 4 minggu.
Pelaksanaan selanjutnya
dilakukan secara mandiri
di rumah masing-masing
dan dikunjungi secara
door to door yaitu
dengan melakukan
observasi pada
pelaksanaan terapi yang
dilakukan pasien dan
pengukuran GDA
dilakukan setelah
intervensi terakhir
diminggu keempat.
9. Pengaruh klinik 80 responden usia 18- Kelompok intervensi Tidak ada Penelitian ini  Hasil tes statistik
metode diabetes 65 tahun diberikan contoh intervensi yang menggunakan menunjukkan bahwa

24
relaksasi Rumah relaksasi dengan metode dilakukan pada penelitian Quasy- perhatian spiritual
Benson pada Sakit Imam Benson setelah kelompok Experiment dengan berdasarkan relaksasi
gula darah Khomeini responden memahami kontrol pendekatan pre post benson mempengaruhi
puasa pada di Zabul kemudian di terapkan test control group penurunan kadar gula
pasien metode relaksasi design darah pada setiap
dengan menggunakan (CD) kelompok (P = 0,35)
Diabetes dengan bantuan file  kelompok perlakuan
tipe 2 / Ali pendidikan lainya untuk dan p = 1,00 untuk
Mansouri et melaksanakan terapi kelompok kontrol),
al,. (2020) relaksasi benson selama secara signifikan
8-10 detik dalam mode - mengurangi kadar
dikontrak dan kemudian glukosa darah rata-rata
selama 10 detik Dia (p = 0,000 untuk
benar-benar santai dan perawatan kelompok
dengan kata-kata lebih dan p = 0,48 untuk
tenang, lebih tenang, kelompok kontrol).
Raha, longgar, dll fokus.
Dalam metode ini
seluruh responden
Mereka dikontrak

25
selama 45 menit dan
kemudian dilepaskan.
Melakukan Intervensi di
rumah ini, memberikan
contoh file pelatihan
yang tenang
Instrumentasi diberikan.
Teknik ini dilakukan
setiap hari sebelum
waktu tidur Butuh waktu
2 bulan.

26
Penelitian Rahman (2020) dengan judul Pengaruh teknik relaksasi
benson terhadap gula darah pasien dm tipe II berdasarkan uji t dinyatakan
adanya perbedaan gula darah sebelum dan sesudah dilakukan relaksasi benson
pada responden. Hasil tersebut membuktikan hipotesis peneliti yang
menyatakan ada pengaruh relaksasi benson terhadapat kadar gula darah pasien
DM Tipe II di RST Reksodiwiryo Padang. Jadi Gula darah rata-rata pretest
pada lansia adalah 279,5 gr/dL. Setelah diberikan relaksasi Benson selama 3
hari berturut-turut didapatkan gula darah rata-rata post test nya adalah 239,8
gr/dL dan didapatkan ( p = 0,000). Relaksasi benson efektif untuk menurunkan
gula darah pada lansia dengan DM Tipe II.

Penelitian Dewi et al,. (2020) dengan judul Pengaruh terapi relaksasi


benson terhadap kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus tipe 2
berdasarkan Uji hipotesis dilakukan dengan paired sampel t-test hasil
penelitian disimpulkan bahwa terapi relaksasi Benson dapat menurunkan
kadar gula darah penderita diabetes mellitus tipe 2 di wilayah kerja
Puskesmas Buleleng III. Gula darah responden pasien DM Tipe II di Ruang
Interne RST Reksodiwiryo Padang sebelum diberikan teknik relasasi benson
adalah 279.5 mg/dL. Dalam penelitian ini, berdasarkan usia , terlihat bahwa
responden yang menderita DM Tipe II berusia paling banyak yaitu 51-60 tahun.
Intoleransi terhadap glukosa meningkat seiring dengan bertambahnya usi, hal
ini disebabkan oleh penurunan senstivitas reseptor insulin , penurunan regulasi
hormone glucagon dan epineprin yang mempengaruhi kadar glukosa darah
data dikumpulkan dengan lembar observasi, lalu dianalisis dengan paired
sampel t-test. Hasil mendapatkan nilai p = 0,001 (ada pengaruh terapi relaksasi
benson terhadap kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di
wilayah kerja Puskesmas Buleleng III.

Penelitian Ratnawati (2018) dengan judul terapi relaksasi benson


termodifikasi efektif mengontrol gula darah pada lansia dengan diabetes
mellitus berdasarkan uji statistik paired t-test dan Mann Whitney Mayoritas
responden adalah lansia berusia 50 tahun keatas, berjenis kelamin perempuan,
berpendidikan tamat SD, dan sudah lebih dari 6 bulan didiagnosa DM tipe 2. Terapi

27
relaksasi Benson termodifikasi efektif dalam mengontrol kadar gula darah pada
lansia dengan DM. Lansia. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan
perubahan kadar gula darah yang signifikan pada kelompok intervensi yang
diberikan terapi relaksasi Benson termodifikasi dengan kelompok kontrol yang
hanya diberikan pendidikan kesehatan (p < 0,05). Efektif terapi relaksasi Benson
termodifikasi terhadap pengontrolan kadar gula darah pada lansia dengan diabetes
mellitus (p < 0,05).

Penelitian Juwita et al,. (2016) dengan judul pengaruh terapi


relaksasi benson terhadap kadar gula darah pada lansia dengan diabetes
dengan cara kelompok perlakuan diberikan terapi relaksasi Benson
sebanyak 6 kali yang dilakukan setiap hari yang berdurasi 30 menit tiap kali
terapi. Kemungkinan kedua adalah karena selama proses terapi relaksasi
Benson, responden didampingi oleh peneliti beserta tim, sehingga intensitas
setiap prosedur yang dilakukan responden menjadi lebih tepat, uji statistik
melalui independent sample t-test sehingga dengan demikian terbuktilah
hipotesis bahwa ada pengaruh terapi relaksasi Benson terhadap kadar gula
darah lansia dengan DM, dengan Pvalue kelompok kontrol yaitu p = 0.005
sedangkan kelompok perlakuan p = 0.001 disimpulkan bahwa terjadi
penurunan kadar gula darah pada kelompok perlakuan. Dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh terapi relaksasi benson terhadap kadar gula darah pada
lansia dengan diabetes

Penelitian Sari (2020) dengan judul pengaruh relaksasi benson


terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus tipe 2.
Berdasarkan hasil uji menggunakan uji Wilcoxon test rata-rata nilai kadar
GDS sebelum relaksasi benson dengan nilai tertinggi 498 mg/dl dan nilai
terendah 212 mg/dl. Rata-rata nilai kadar GDS sesudah terapi benson
dengan nilai tertinggi 377mg/dl dan nilai terendah 110 mg/dl. Ada pengaruh
relaksasi benson terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien diabetes
melitus tipe 2 dengan hasil pvalue sebesar 0,001 (<0,05).

28
Penelitin Purwansih et al,. (2017) dengan judul relaksasi benson dan
terapi murottal surat ar-rahmaan menurunkan kadar glukosa darah puasa
pada penderita diabetes melitus tipe 2 di kecamatan maos. Surat yang
digunakan dalam penelitian ini adalah surat Ar-Rahmaan ayat 1-78 Ar-Rahmaan
yang berarti Yang Maha Pemurah, merupakan surat ke 55 di dalam Al-Qur’an
terdiri dari 78 ayat responden melakukan kombinasi kedua terapi dua kali sehari,
pagi dan sore, selama 7 hari. Berdasarkan uji Wilcoxon dan Mann-Whitney ada
perbedaan kadar glukosa darah puasa sebelum dan sesudah perlakuan pada kedua
kelompok (p value kelompok intervensi = 0,000; p v alue kelompok kontrol=
0,000). Ada perbedaan selisih kadar glukosa darah puasa antar kelompok (p value
= 0,000). Pemberian kombinasi relaksasi Benson dan terapi murottal menurunkan
kadar GDP secara signifikan pada kelompok intervensi.

Penelitian Rahmatia et al., (2020) dengan judul pengaruh terapi


relaksasi benson dan murottal al-qur’an terhadap penurunan kadar gula
darah pada lansia dengan dm tipe 2 . Berdasarkan hasil analisis Wilcoxone
pada terapi pada kelompok kontrol nilai diperoleh nilai p=0,293lebih besar
dari 0,005 (>0,005) yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara
penurunan kadar gula darah klien dengan DM Tipe 2 dan terapi benson. Dan
pada kelompok intervensi diperoleh nilai p=0,001 lebih kecil dari 0,005
(<0,005) yang berarti ada hubungan yang signifikan antara penurunan kadar
gula darah klien dengan DM Tipe 2 dan terapi benson + murottal Al-Qur’an.

Penelitian Mansouri et al,. (2020) dengan judul pengaruh metode


relaksasi benson pada gula darah puasa pada pasien dengan diabetes tipe 2
diklinik diabetes Rumah Sakit Umum Khomeini Di Zabul Pakistan . Hasil
tes statistik menunjukkan bahwa perhatian spiritual berdasarkan relaksasi
benson mempengaruhi penurunan kadar gula darah pada setiap kelompok
(P = 0,35) untuk kelompok perlakuan dan p = 1,00 untuk kelompok kontrol),
secara signifikan mengurangi kadar glukosa darah rata-rata (p = 0,001 untuk
perawatan kelompok dan p = 0,48 untuk kelompok kontrol). Dapat
disimpulkan terdapat pengaruh metode relaksasi benson pada gula darah
puasa pada pasien dengan diabetes tipe 2 .

29
Penelitian Rohmawati (2020) dengan judul penurunan tingkat
kecemasan dan gula darah pada penderita dm tipe 2 melalui spiritual
mindfulness based on benson relaxation. Intervensi dilakukan selama 4
minggu (15 menit untuk setiap intervensi). Penelitian ini menggunakan
instrumen kuesioner SRAS Zung untuk kecemasan dan glukometer untuk
mengukur GDP dan GDPP. Tes statistik menggunakan Mann Whitney Test
dan Wilcoxon Signed. Hasil tes statistik menunjukkan bahwa perhatian
spiritual berdasarkan relaksasi benson mempengaruhi penurunan
kecemasan pada setiap kelompok (p = 0,000 untuk kelompok perlakuan dan
p = 1,00 untuk kelompok kontrol), secara signifikan mengurangi kadar
glukosa darah rata-rata (p = 0,000 untuk perawatan kelompok dan p = 0,48
untuk kelompok kontrol).

30
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1.Pembahasan

Berdasarkan 9 jurnal yang telah di rivew peneliti menemukan


beberapa fakta tentang penelitia terapi relakasi benson meliputi “pengaruh
teknik relaksasi benson terhadap gula darah pasien DM tipe II” dimana
dalam penelitian tersebut menyebutkan hasil penelitian didapatkan kadar
gula darah diukur menggunakan Glucocheck gula darah rata-rata pretest
pada lansia adalah 279,5 gr/dL. Setelah diberikan relaksasi Benson selama
3 hari berturut-turut didapatkan gula darah rata-rata post test nya adalah
239,8 gr/dL Rahman (2020). Fakta selanjutnya penelitian "pengaruh
relaksasi benson terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien diabetes
melitus tipe 2” Rata-rata nilai kadar GDS sebelum relaksasi benson dengan
nilai tertinggi 498 mg/dl dan nilai terendah 212 mg/dl. Rata-rata nilai kadar
GDS sesudah terapi benson dengan nilai tertinggi 377 mg/dl dan nilai
terendah 110 mg/dl terjadi penurunan yang signifikan Sari (2020).
Selanjutnya penelitian “pengaruh terapi relaksasi terhadap kadar gula darah
pada pederita diabetes mellitus tipe 2” didapatkan hasil sesudah diberikan
terapi relaksasi Benson rerata kadar gula meningkat dari 218,40 mg/dl
menjadi 206.72 mg/dl, dan kejadian itu Sebagian besar responden penelitian
berjenis kelamin perempuan yang menunjukkan hasil perempuan (75,5%)
dan laki-laki (24,5%) dewi et al,. (2020). Kejadian tersebut terdapat juga
pada penelitian “pengaruh terapi benson terhadap kadar gula darah lansia
dengan diabetes” hasil yang di dapatkan pada kedua kelompok didominasi
oleh responden dengan jenis kelamin perempuan yaitu mencapai (78%)
untuk kelompok perlakuan, dan (89%) untuk kelompok control, Pengaruh
terapi relaksasi benson terhadap kadar gula darah pada lansia dengan
diabetes di Posyandu Lansia Mataharim Surabaya dengan pvalue = 0.001 <
0.05 dimana bahwa relaksasi benson dapat menurunkan kadar gula darah

31
pada lansia dengan diabetes melitus. Juwita et al,. (2016). Hasi penelitian
selanjutnya menunjukan fakta bahwa penelitian “penurunan tingkat
kecemasan dan gula darah pada penderita dm tipe 2 melalui spiritual
mindfulness based on benson relaxation” Hasil tes statistik menunjukkan
bahwa perhatian spiritual berdasarkan relaksasi benson mempengaruhi
penurunan kecemasan pada setiap kelompok (p = 0,000 untuk kelompok
perlakuan dan p = 1,00 untuk kelompok kontrol), secara signifikan
mengurangi kadar glukosa darah rata-rata (p = 0,000 untuk perawatan
kelompok dan p = 0,48 untuk kelompok control) Rohmawati (2020).

Dari 9 jurnal yang yang telah di rivew dapat ditunjang dengan teori
sebagai berikut bahwa Relaksasi Benson merupakan pengembangan dari
respon relaksasi yang dikembangkan oleh Benson. Teknik relaksasi ini
berguna dalam berbagai situasi, misalnya nyeri, cemas, kurangnya
kebutuhan tidur dan stres serta emosi yang ditunjukkan. Dengan relaksasi
memelihara reaksi tubuh terhadap respon flight or flight, penurunan
respirasi, nadi, dan jumlah metabolik, tekanan darah dan energi yang
digunakan (Potter & Perry, 2016). Hasil penelitian Sari (2020) menjelaskan
secara teori bahwa pengaruh relaksasi benson terhadap penurunan kadar
gula darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 peneliti berasumsi bahwa ada
pengaruh yang signifikan antara relaksasi benson terhadap penurunan kadar
gula darah, hal ini karena Relaksasi Benson dapat menurunkan kadar
glukosa darah pada pasien diabetes mellitus dengan menekan kelebihan
pengeluaran hormone-hormon yang dapat meningkatkan kadar glukosa
darah, yaitu : epinefrin, kortisol, glucagon, adrenocorticotropic hormone
(ACTH), kortikosteroid dan tiroid sehingga relaksasi benson dapat
menurunkan hormon-hormon yang dapat menurunkan kadar glukosa dalam
darah. Mekanisme penurunan kadar glukosa darah melalui relaksasi benson,
yaitu dengan cara menekan pengeluaran epinefrin sehingga menghambat
konversi glikogen menjadi glukosa, menekan pengeluaran kortisol dan
menghambat metabolisme gukosa, sehingga asam amino, laktat, dan pirufat
tetap disimpan di hati dalam bentuk glikogen sebagai energi cadangan.

32
Menekan pengeluaran glukagon sehingga dapat mengkonversi dalam hati
menjadi glukosa, menekan ACTH dan glukokortikoid pada korteks adrenal
sehingga dapat menekan pembentukan glukosa baru oleh hati, di samping
itu lipolysis dan katabolisme karbohidrat dapat ditekan, yang dapat
menurunkan kadar glukosa darah. Dalam relaksasi Benson dibutuhkan pula
proses pernafasan yang tepat, dimana pernafasan yang tepat merupakan
penawar stress (Taylor 2001 dalam Aryana & Novitasari, 2013). Proses
pernafasan pada relaksasi Benson merupakan proses masuknya O2 melalui
saluran nafas kemudian masuk ke paru dan diproses ke dalam tubuh,
kemudian selanjutnya diproses dalam paruparu tepatnya di bronkus dan
diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh vena dan nadi untuk
memenuhi kebutuhan akan O2. Apabila O2 dalam untuk tercukupi maka
manusia berada dalam kondisi seimbang. Kondisi ini akan menimbulkan
keadaan rileks secara umum pada manusia. Perasaan rileks akan diteruskan
ke hipotalamus untuk menghasilkan Corticotropin Releasing Factor (CRF).
Selanjutnya CRF merangsang kelenjar di bawah otak untuk meningkatkan
produksi Proopioidmelanocortin (POMC) sehingga produksi enkephalin
oleh medulla adrenal meningkat. Kelenjar di bawah otak juga menghasilkan
β endorphin sebagai neurotransmitter yang mempengaruhi suasana hati
menjadi rileks. Meningkatnya encephalin dan β endorphin dan lansia akan
merasa lebih rileks dan nyaman (Taylor 2001 dalam Aryana & Novitasari,
2013). Relaksasi benson melibatkan faktor keyakinan pasien, yang dapat
menciptakan suatu lingkungan internal sehingga dapat membantu pasien
mencapai kondisi kesehatan dan kesejahteraan yang lebih tinggi (Purwanto
2006, dalam Sukarmin & Himawan, 2015). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kombinasi relaksasi Benson dan terapi murottal pada kelompok
intervensi dapat menurunkan kadar glukosa darah puasa secara signifikan.
Responden melakukan kombinasi kedua terapi dua kali sehari, pagi dan sore,
selama 7 hari Purwasih (2017). Hal ini menunjukkan Ketika sesorang
diperdengarkan murottal, maka harmonisasi murottal yang indah akan
masuk ke dalam telinga dalam bentuk suara (audio) akan berdampak pada

33
kenyamanan dan perubahan perasaan. Perubahan perasaan ini dikarenakan
murottal dapat menjangkau wilayah kiri korteks cerebri (Mindlin, 2009).

Berdasarkan opini, terapi farmakologi bukan satu-satunya alternative


terapi yang dapat dipilih sebagai non farmakologis menurunkan kadar gula dakam
darah. Relaksasi benson merupakan pengembangan metode respon relaksasi
pernafasan dengan melibatkan factor keyakinan pasien, yang dapat
menciptakan suatu lingkungan internal sehingga dapat membantu pasien
mencapai kondisi kesehatan dan kesejahteraan. Kelebihan latihan teknik
relaksasi dari pada latihan yang lain adalah latihan relaksasi lebih mudah
dilakukan bahkan dalam kondisi apapun serta tidak memiliki efek samping
apapun, disamping itu kelebihan dari teknik relaksasi lebih mudah
dilaksanakan oleh pasien, dapat menekan biaya pengobatan, dan dapat
digunakan untuk mengontrol kadar gula darah dalam tubuh.

34
BAB V

PENUTUP

5.1.Kesimpulan

Bedasarkan 9 jurnal yang sudah di rivew oleh penulis dalam bab


sebelumnya, hingga bisa di tarik kesimpulan bahwa terapi relaksasi benson
dapat menurunkan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus. Hal ini
bisa dibuktikan dari sebelum diberikan terapi relaksasi benson rata-rata nilai
glukosa > 200 mg/dl, sedangkan setelah diberikan terapi benson
menjadi >200 mg/dl kemudian berdasarkan jurnal yang telah di rivew terapi
relaksasi benson bisa dilakukan 45 menit dengan frekuensi 3x/ minggu dan
memakai lembar observasi untuk melihat apakah terapi dilakukan sesuai
dengan yang dianjurkan.

35
DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association. (2017). “Standards of Medical Care in Diabetes


2017”. Vol. 40. USA : ADA.

Aryana, K.O. Novitasari, D. (2013). Pengaruh teknik relaksasi benson terhadap


penurunan tingkat stres lansia di unit rehabilitasi social wening wardoyo
ungaran. Jurnal Keperawatan Jiwa, Volume 1#(2), 186-195.

Dewi et al,. (2020) Pengaruh terapi relaksasi benson terhadap kadar gula darah pada
penderita diabetes mellitus tipe 2, Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes
Volume 11 Nomor 1. p-ISSN 2086-3098 e-ISSN 2502-7778

Handayati, M. R. (2018). Analisis praktik klinik keperawatan pada pasien


Congestive Heart Failure (CHF) dan non Hodekin limfoma dengan
intervensi inovasi terapi relaksasi benson kombinasi murottal al-qur’an (q.s
Ar-rahman ayat 1-78) dan Hypnoterapi terhadap penurunan skala nyeri di
ruang intensive cardiac care unit (ICCU) RSUD Abdul Wahab Stchrahie
Samarinda tahun 2018. Other thesis Universitas Muhammadiyah Kalimatan
Timur. 2018

International Diabetes Federation. (2017). IDF Diabetes Atlas Seventh Edition


2015. Dunia : IDF.

Juwita, L., dkk. (2016). Pengaruh Terapi Relaksasi Benson Terhadap Kadar Gula
Darah pada Lansia dengan Diabetes. JNL.Vol.4 No.1, Maret. 2016.

Kuswandi, A., dkk. (2018). Pengaruh Relaksasi Terhadap Penurunan Kadar Gula
Darah pada Pasien Diabetes Melitus tipe 2 di Sebuah Rumah Sakit di
Tasikmalaya. Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 12, No.2, Juli 2018:
hal 108-114.

Mansouri et al,. (2020) Pengaruh Metode Relaksasi Benson Pada Gula Darah Puasa
Pada Pasien Dengan Diabetes Tipe 2 Diklinik Diabetes Rumah Sakit Umum

36
Khomeini Di Zabul Pakistan, PISSN:2345-5020, EISSN:2423-5571
Downloaded from jdn.zbmu.ac.ir at 14:29 on Monday November 16th 2020

Moyad, M., dan Hawks, J.H. (2009). Complementary and alternative therapies,
dalam Black, J.M., & Hawks, J.H. Medical-surgical nursing: Clinical
management for positive outcomes, (8th edition). Elsevier Saunders.

Nursalam.(2020) Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis


edisi 5. Jakarta: Salemba Medika

Perry, A.G., & Potter, P.A. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan: Konsep,
prosesdan praktik. (Ed 4). (Y. Asih, Terj.). Jakarta: EGC.

Yosep. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Editam; 2013

Purwasih, dkk (2017). Pengaruh Relaksasi Benson dan Terapi Murottal Surat Ar-
rahman Terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa dan Skor Stres Pasien DM
tipe 2. Other thesis UMY.

Rahman (2020). Pengaruh teknik relaksasi benson terhadap gula darah pasien dm
tipe II. Google Schoolar

Rahmatia et al., (2020) Pengaruh Terapi Relaksasi Benson Dan Murottal Al-Qur’an
Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Lansia Dengan Dm Tipe 2,
Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar Vol. 11 No. 01
e-issn : 2622-0148, p-issn : 2087-0035.

Ratnawati (2018) Terapi Relaksasi Benson Termodifikasi Efektif Mengontrol Gula


Darah Pada Lansia Dengan Diabetes Mellitus, Jurnal Kedokteran dan
Kesehatan, Vol. 14, No. 2 ISSN : 0216 – 3942.

Rohmawati (2020) Penurunan Tingkat Kecemasan Dan Gula Darah Pada Penderita
Dm Tipe 2 Melalui Spiritual Mindfulness Based On Benson Relaxation.
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 2, Hal 161 – 168.

RISKESDAS. (2018). Riset Kesehatan Dasar 201. Jakarta : Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.

37
Sari (2020) Pengaruh Relaksasi Benson Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah
Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2, Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi
Science Kesehatan Volume 12, Nomor 1.

Smeltzer,S.C. &Bare,B.G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah


Brunner & Suddarth(8thed) (H.Y Kuncara, dkk, penerjemah). Jakarta :
EGC.

Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G, 2002,Buku Ajar Keperawatan


MedikalBedah Brunner dan Suddarth(Ed.8, Vol. 1,2), Alih bahasa oleh
AgungWaluyo.(dkk), EGC, Jakarta.

38
Lampiran : Hasil Penelunsuran Menggunakan Kata Kunci

Scholar

Kata Kunci : “Terapi benson menurunkan gula darah pada pasien diabetes mellitus”
Hasil Pencarian Dalam 5 Tahun Terakhir: 182 Jurnal/ Artikel

Jurnal/Artikel Sesuai Dengan Judul : 9 Jurnal/Artikel

1. Pengaruh teknik relaksasi benson terhadap gula darah pasien dm tipe II


(2020)
2. Relaksasi benson dan terapi murottal surat ar-rahmaan menurunkan
kadar glukosa darah puasa pada penderita diabetes melitus tipe 2 di
kecamatan maos (2017)
Pengaruh Terapi Relaksasi Benson Terhadap Kadar Gula Darah Pada
3.
Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 (2020)
Terapi relaksasi benson termodifikasi efektif mengontrol gula darah
4.
pada lansia dengan diabetes mellitus (2018)
Pengaruh terapi relaksasi benson terhadap kadar gula darah pada lansia
5.
dengan diabetes (2016)

Pengaruh relaksasi benson terhadap penurunan kadar gula darah pada


6.
pasien diabetes melitus tipe 2 (2020)

39
Pengaruh terapi relaksasi benson dan murottal al-qur’an terhadap
7. penurunan kadar gula darah pada lansia dengan dm tipe 2 di wilayah
kerja puskesmas jongaya kota makassar (2020)
Penurunan tingkat kecemasan dan gula darah pada penderita dm tipe 2
8.
melalui spiritual mindfulness based on benson relaxation (2020)

Pubmed

Kata Kunci : “((Diabetes mellitus type) AND Benson Relation) AND Sugar Level
Decrease” Hasil Pencarian Dalam 5 Tahun Terakhir: 1 Jurnal/ Artikel

Pengaruh metode relaksasi Benson pada gula darah puasa pada pasien
1. dengan Diabetes tipe 2 Rumah Sakit Umum Khomeini Di Zabul
Pakistan (2020)

40
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI BENSON TERHADAP GULA
DARAH PASIEN DM TIPE II
Ade Rahman
Akademi Keperawatan Kesdam I/BB Padang
Email : rahmanade370@gmail.com

ABSTRAK
Diabetes mellitus adalah gula darah yang melebihi batas normal atau gula darah yang
meningkat dalam jangka waktu lama akan menyebabkan kelainan system saraf yang disebut
neuropati diabetic dan kelainan pembuluh darah (Helmanu, 2015) yang dapat diobati secara
farmakologis (insulin) dan non farmakologis (terapi, contoh ; relaksasi benson). Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh relaksasi benson terhadap gula darah pasien DM
Tipe II. Desain penelitian quasi experiment One Group Pretest-Posttest terhadap 10 orang
lansia dengan DM Tipe II yang memenuhi kriteri inklusi. Gula darah diukur menggunakan
Glucocheck. Uji statistik yang digunakan adalah uji t berpasangan. Gula darah rata-rata pretest
pada lansia adalah 279,5 gr/dL. Setelah diberikan relaksasi Benson selama 3 hari berturut-turut
didapatkan gula darah rata-rata post test nya adalah 239,8 gr/dL dan didapatkan ( p = 0,000).
Dengan demikian relaksasi benson efektif untuk menurunkan gula darah pada lansia dengan
DM Tipe II. Jadi disarankan kepada responden, RS, perawat dan peneliti selanjutnya bahwa
kita dapat menggunakan terapi relaksasi benson sebagai cara alternative atau pengobatan
nonfarmakologi pada penderita DM Tipe II.

Kata Kunci : Relaksasi Benson, Lansia, DM Tipe II

ABSTRACT

Diabetes mellitus is blood sugar that exceeds normal limits or blood sugar that rises for a long
time will cause a nervous system disorder called diabetic neuropathy and blood vessel
abnormalities (Helmanu, 2015) that can be treated pharmacologically (insulin) and non
pharmacologically (therapy, for example, benson relaxation). This study aims to identify the
effect of Benson's relaxation on blood sugar in Type II DM patients. The research design is a
quasi-experimental One Group Pretest-Posttest of 10 elderly people with Type II diabetes who
meet the inclusion criteria. Blood sugar is measured using Glucocheck. The statistical test used
was a paired t test. The average pretest blood sugar in the elderly is 279.5 gr / dL. After
Benson's relaxation for 3 consecutive days, his average post-test blood sugar was 239.8 gr / dL
and was obtained (p = 0,000). Thus Benson's relaxation is effective for lowering blood sugar in
the elderly with Type II DM. So it is suggested to respondents, hospitals, nurses and further
researchers that we can use Benson relaxation therapy as an alternative way or non-
pharmacological treatment in patients with Type II DM.

Keywords : Benson Relaxation, elderly, DM Type II


PENDAHULUAN informasi sensori dan prosedural,
dukungan sosial, dan latihan relaksasi
Diabetes Mellitus (DM) atau kencing (Smeltzer & Bare, 2002).
manis telah menjadi masalah kesehatan di
dunia dengan prevalensi dan insidens Relaksasi Benson yaitu relaksasi
penyakit ini meningkat secara drastis di pernafasan yang melibatkan keyakinan
negara-negara maju dan negara-negara pasien yang dapat membantu pasien
industri. Diabetes mellitus adalah gula mencapai kondisi kesehatan dan
darah yang melebihi batas normal atau kesejahteraan lebih tinggi (Benson &
gula darah yang meningkat dalam jangka Proctor, 2012). Keyakinan berpengaruh
waktu lama akan menyebabkan kelainan terhadap fisik maupun jiwa manusia, yaitu
system saraf yang disebut neuropati relevan dan berpengaruh dalam terapi dan
diabetic dan kelainan pembuluh darah pencegahan penyakit. Keyakinan dapat
(Helmanu, 2015). mempengaruhi dan menyembuhkan hingga
90% keluhan medis (Benson & Stark,
Glukosa darah merupakan gula yang 2012).
terdapat di dalam darah yang berasal dari
karbohidrat dalam makanan dan disimpan Meditasi yang terdapat pada relaksasi
sebagai glikogen dihati dan diotot rangka. Benson berupa pengulang-ulangan
Glukosa darah berfungsi sebagai penyedia kata/frase, sikap pasif merupakan hal yang
energy bagi tubuh dan jaringan- jaringan essential. Mekanisme penurunan kadar
yang ada dalam tubuh (Widyatusti, 2015). gula darah dengan relaksasi Benson terjadi
melalui penurunan stres fisik dan
Tindakan yang dapat dilakukan untuk psikologis yang kemudian akan
mengendalikan kadar glukosa darah pada menurunkan epinefrin, menurunkan
pasien diabetes melitus yaitu diperlukan kortisol, menurunkan glukagon dan
penatalaksanaan diabetes melitus meliputi menurunkan hormon tiroid. Proses terapi
penatalaksanaan farmakologis dan non relaksasi Benson bermanfaat dalam
farmakologis, penatalaksanaan menurunkan gula darah, dalam keadaan
farmakologis dengan pemberian obat dan relaks hormon-hormon akan bekerja
insulin. Sedangkan non farmakologis yaitu normal dan optimal sehingga endorphin
dengan peningkatan koping, memberikan dapat diproduksi dengan baik, endorphin
ini berfungsi untuk mengurangi nyeri dan HASIL
memperbaiki mood yang secara otomatis
sakit yang dirasakan pasien akan Karakteristik Responden
mengalami penurunan, ditambah dengan Responden dalam penelitian ini berjumlah
relaksasi pernafasan dalam dan relaksasi sepuluh (10) orang lansia dengan DM Tipe
progresif otot. Pada kondisi inilah kadar II.
glukosa darah pasien akan normal. 1. Karakteristik Responden
a. Jenis Kelamin
Tujuan umum pada penelitian ini adalah Tabel 1.
Distribusi frekuensi responden
untuk mengidentifikasi pengaruh Relaksasi berdasarkan jenis kelamin pada Pasien
Benson terhadap kadar gula darah pasien DM Tipe II di Ruang Interne RST
Reksodiwiryo Padang
DM Tipe II di Ruang Interne RST Tingkat
N Jenis Frekuensi Presentase
III Dr. Reksodiwiryo Padang tahun 2020. o kelamin (n) (%)
1 Laki-laki 3 30
2 Perempuan 7 70
METODE 3 Jumlah 10 100

Dari tabel 1, diketahui bahwa dari 10


Jenis penelitian ini merupakan penelitian
orang responden dengan DM Tipe II
kuantitatif dengan desain Experimental
paling banyak adalah perempuan yaitu
menggunakan pendekatan Quasi
sebanyak 7 orang.
Experimental tanpa kelompok control b. Usia
dengan pendekatan one group pretest – Tabel 2.
posttes (Nursalam, 2008),. Sampelnya Distribusi frekuensi responden
berdasarkan usia pada Responden dengan
adalah lansia dengan DM Tipe II yang DM Tipe II Di Ruang Interne RST
Reksodiwryo Padang
berjumlah 10 orang yang didapat dengan
metode Purposive sampling dengan No Usia Frekuensi Presentase
(tahun) (n) (%)
kriteria Bersedia menjadi responden saat 1 40-50 4 40
2 51-60 6 60
dilakukan penelitian, Masih kooperatif 3 jumlah 10 100
,Usia di atas 35 tahun, Mendapatkan obat
oral seperti; Metformin, Glimepirid, Dari tabel 2, diketahui bahwa responden

Gliquidon, Acarbose. dengan DM Tipe II paling banyak adalah


penderita dengan usia 51-60 tahun yaitu
sebanyak 6 orang.
c. Lama Menderita DM Analisa Univariat
Tabel 3.
a. Gambaran Gula Darah sebelum dan
Distribusi frekuensi responden sesudah intervensi hari I
berdasarkan lama menderita DM Tabel 5.
pada Responden dengan DM Tipe II Distribusi rata-rata skala nyeri responden
Di Ruang Interne RST Reksodiwryo dengan DM Tipe II sebelum dan
Padang sesudah melakukan relaksasi benson di
hari 1 RST dr. Reksodiwryo Padang
No Lama Frekuensi Presentase
menderita (n) (%) Responden Pre-test Post-test
DM
(tahun) (mg/dL) (mg/dL)
1 < 5 tahun 4 40
1 372 310
2 > 5 tahun 6 60 2 402 347
3 jumlah 10 100 3 271 230
4 305 252
5 242 223
Dari tabel 3, diketahui bahwa lama 6 312 289
7 261 228
responden menderita DM dengan paling 8 297 243
banyak adalah > 5 tahun yaitu sebanyak 6 9 490 412
10 245 221
orang. Total : 10 Mean :
d. Frekuensi melakukan aktifitas fisik Mean : 319.7 275.5
dalam satu minggu
Dari tabel 5, diketahui bahwa rata-rata
Table 4.
Distribusi frekuensi berdasarkan gula darah responden di hari I pretest
frekuensi melakukan aktifitas fisik
yaitu 319.7 mg/dL dan gula darah post test
dalam satu minggu pada Responden
dengan DM Tipe II Di Ruang Interne adalah 275.5 mg/dL.
RST Reksodiwryo Padang b. Gambaran Gula Darah sebelum dan
sesudah intervensi hari II
N Frekuensi Frekuensi Presentase Tabel 6.
o melakukakan (n) (%) Distribusi rata-rata gula darah responden
aktifitas fisik
dengan DM Tipe II sebelum dan sesudah
1 Tidak 8 80
melakukan relaksasi benson di hari II
Pernah
RST dr. Reksodiwryo Padang
2 1 kali 2 20
3 jumlah 10 100
Responden Pre-test Post-test
Dari table 4 diketahui bahwa responden (mg/dL) (mg/dL)
yang menderita DM Tipe paling banya 1 312 269
2 345 308
tidak pernah melakukan aktifitas fisik
3 223 206
yaitu 8 orang. 4 250 217
5 223 202
6 288 239
7 229 204
8 245 221 d. Distribusi frekuensi rata-rata
9 410 372 penurunan skala nyeri sebelum dan
10 220 207 sesudah intervensi
Tabel 8
Total : 10 Mean :
Distribusi frekuensi rata-rata
Mean : 274.5 244.5 penurunan gula darah pasien DM Tipe
II sebelum dan sesudah intervensi di
Dari tabel 6, diketahui bahwa rata-rata Ruang Interne RST Reksodiwryo
Padang
gula darah responden dihari ke II pretest
yaitu 274.5 mg/dL dan gula darah post test Besar
penurunan
adalah 244.5 mg/dL. Hari
Distribusi gula darah
ke
c. Gambaran Gula Darah sebelum dan gr/dL
sesudah intervensi hari III Pre Post
Tabel 7 Gula Darah 1 319.7 275.5
Distribusi rata-rata skala nyeri 2 274.5 244.5
responden dengan DM Tipe II 3 244.3 199.9
sebelum dan sesudah melakukan Mean 279.5 239.8
relaksasi benson di hari III RST dr.
Reksodiwryo Padang Dari tabel 8, diketahui rata-rata penurunan
gula darah pretest adalah 279.5 mg/dL, dan
Responden Pre-test Post-test
(mg/dL) (mg/dL) post op 239.8 mg/Dl

1 265 209
2 309 241 Analisa Bivariat
3 205 179 Tabel 9
4 220 182 Distribusi penurunan skala nyeri pada
5 205 169 responden dengan DM Tipe II
6 235 201 sebelum dan sesudah melakukan
7 203 164 relaksasi benson di RST Reksodiwryo
8 218 173 Padang
9 375 309 No Mean Mean Mean p
10 208 172 gula gula penurunan
Total : 10 Mean : darah darah gula darah
Mean : 244.3 199.9 pre- post-
test test
1. 279.5 239.8 259.5 0,000
Dari tabel 7, diketahui bahwa rata-rata
gula darah responden dihari ke III pretest
yaitu 244.3 mg/dL dan gula darah post test Berdasarkan tabel 9, diketahui bahwa

adalah 199.9 mg/dL. setelah dilakukan uji statistik dengan uji t


berpasangan dengan tingkat kemaknaan
p ≤ 0,05, diperoleh nilai p untuk gula
darah adalah 0,000 yang artinya secara
statistik terdapat penurunan gula darah
yang bermakna. Hal ini ada pengaruh penelitian ini lebih banyak diderita
melakukan relaksasi benson terhadap oleh wanita daripada pria, dimana dari
penurunan gula darah pasien DM Tipe II. 10 responden 7 diantaranya adalah
wanita.
PEMBAHASAN
Kurangnya aktifitas fisik juga
a. Karakteristik Responden merupakan salah satu faktor penyebab
Gula darah responden pasien DM Tipe terjadinya DM (Kurniadi , 2015). Hal
II di Ruang Interne RST ini sesuai dengan hasil penelitian ini,
Reksodiwiryo Padang sebelum dimana dari 10 responden, 8 orang
diberikan teknik relasasi benson diantaranya tidak pernah melakukan
adalah 279.5 mg/dL. Dalam penelitian aktifitas fisik.
ini, berdasarkan usia , terlihat bahwa
responden yang menderita DM Tipe II Hasil penelitian menunjukkaan bahwa
berusia paling banyak yaitu 51-60 responden memiliki rata-rata lama
tahun. Intoleransi terhadap glukosa menderita penyakit DM > 5 tahun.
meningkat seiring dengan Lama menderita penyakit responden
bertambahnya usi, hal ini disebabkan paling lama yaitu 8 tahun. Responden
oleh penurunan senstivitas reseptor dengan lama waktu menderita DM
insulin , penurunan regulasi hormone terendah yaitu 1 tahun. Hasil
glucagon dan epineprin yang penelitian ini sesuai dengan hasil
mempengaruhi kadar glukosa darah penelitian Mutmainah (2013) yang
(Black & Hawks, 2005). menunjukkan mayoritas responden
memiliki lama menderita diabetes
Wanita cenderung mengalami obesitas antara 1-5 tahun. Waktu lamanya
karena peningkatan hormone estrogen seseorang menderita penyakit dapat
yang menyebabkan peningkatan memberikan gambaran mengenai
lemak pada jaringan sub cutis, tingkat patogenesitas penyakit tersebut
sehingga wanita mempunyai resiko (Pratiwi, 2007). Semakin lama
yang lebih besar terkena diabetes jika seseorang menderita diabetes melitus
mempunyai gaya hidup yang tidak maka komplikasi penyakit diabetes
sehat (Corwin, 2009). Hal ini sesuai melitus juga akan lebih mudah terjadi
dengan hasil penelitian penulis, yaitu (Pratiwi, 2007).
jika dilihat dari jenis kelamin, pada
b. Perbedaan kadar gula darah darah pasien diabetes dengan
sebelum dan sesudah dilakukan menekan pengeluaran hormon-
relaksasi benson hormon yang dapat meningkatkan
kadar gula darah (Smeltzer, et.all.,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 2008), yaitu epinefrin, kortisol,
relaksasi Benson dapat menurunkan glucagon, adrenocorticotropic
kadar glukosa darah secara signifikan. hormone (ACTH), kortikosteroid, dan
Hasil penurunan ini karena responden tiroid (Smeltzer & Bare, 2002a;
melakukan teknik relaksasi ini dengan Smeltzer, dkk., 2008, Greinstein &
benar dan sesuai petunjuk. Selain itu, Wood, 2010).
responden juga tetap rutin
mengkonsumsi obat antihiperglikemia Temuan penelitian ini juga sejalan
sesuai anjuran dokter. dengan temuan Jablon et al (2017)
bahwa latihan relaksasi benson yang
Pada responden yang sudah dilakukan dilakukan pada pasien DM
relaksasi benson menunujukkan memberikan hasil terjadinya
adanya perbedaan yang bermakna dari penurunan gula darah. Jablon et al
gula darah pasien sebelum dan menyatakan bahwa perbedaan gula
sesudah dilakukan relaksasi benson. darah yang bermakna ini bisa terjadi
Perbedaan ini tampak pada nilai mean karena relaksasi benson
yang berbeda antara gula darah mempengaruhi hipotalamus untuk
sebelum dan sesudah dilakukan memprodukksi kortikosteroid
relaksasi benson. sehingga menurunkan glukogenesis.

Hasil yang bermakna ini sesuai Relaksasi Benson menyebabkan tubuh


dengan penelitian Kuswandi, dkk. menjadi relaks (Kuswandi, 2008),
(2008) yang menunjukkan bahwa karena dalam teknik ini terdapat
relaksasi Benson berpengaruh teknik nafas dalam (Smeltzer & Bare,
terhadap penurunan kadar glukosa 2002b). Pada saat menghembuskan
darah pada pasien DM tipe 2. nafas sembari mengucapkan kata-
Relaksasi Benson dalam penelitiannya katafokus yang dipilh (Smeltzer &
dilakukan dua kali sehari selama 7 Bare, 2002a). Dalam penelitian ini,
hari, pada saat perut kosong. Relaksasi peneliti memasukkan kata-kata
Benson dapat menurunkan kadar gula istighfar ”Astahfirullah hal’adzim”
sebagai kata yang dipilih pada saat Pernyataan-pernyataan di atas dan dari
menghembuskan nafas. Astaghfirulloh hasil penelitian ini jelas bahwa
hal’adzim merupakan salah satu relaksasi benson memunculkan
pendekatan spiritual. Pendekatan kondisi relaks. Pada kondisi relaks
spiritual dengan menggunakan terjadi perubahan impuls syaraf pada
psikoreligius dapat mengurangi stres jalur aferen ke otak dimana aktivasi
(Miller, et.all., 2011). menjadi inhibisi. Perubahan impuls
syaraf ini menyebabkan perasaan
Relaksasi Benson akan merangsang tenang baik secara fisik maupun
sistem limbik (Benson & Proctor, mental seperti berkurangnya denyut
2010), sehingga timbul ketenangan jantung, menurunnya kecepatan
(Makhdlori, 2007). Relaksasi Benson metabolism tubuh dalam hal ini
menurunkan pengeluaran kortisol mencegah peningkatan glukosa darah
(Smeltzer & Bare, 2002a; Smeltzer, (Smeltzer dan Bare , 2002). Hipofisis
dkk., 2008), yang dapat menurunkan anterior juga diinhibisi sehingga
stres (Bilous & Donelly, 2014). ACTH yang mensekresi kortisol
menurun sehingga proses
Relaksasi Benson secara spesifik glukogenesis, katabolisme protein dan
berperan meningkatkan alirah darah lemak yang berperan dalam
ke otot, jantung dan paru-paru (Jacob, peningkatan glukosa darah menurun
2011). Akhirnya respon rileks tersebut (Sudoyo, et al, 2007). Jacobs 2011
dapat memicu respon hipotalamaus, menyatakan jika pada organ pancreas
yang disebut dengan respon ada kerusakan pasokan aliran darah,
ergotropik, Hess (1957, dalam Jacobs, maka produksi hormone pancreas
2011) menyebutnya sebagai respon akan menurun berakibat pada
relaksasi. Karena stress berhubungan ketidakstabilan gula darah. Dengan
dengan terjadinya penyakit, maka relaksasi benson, maka cara untuk
peneliti berasumsi relaksasi benson ini mengatasi hal tersebut diharapkan bisa
dapat mencegah komplikasi terjadi sehingga pancreas bisa
hiperglimeia pada DM. Hal ini sejalan berfungsi dengan baik dan mampu
dengan hasil penelitian Kiecolt dan menghasilkan insulin secara normal
Glaser (1988, dalam Jacobs, 2011) sehingga kadar gula darah stabil
bahwa ada hubungan antara pikiran dalam tubuh.
dan emosi dengan system imun tubuh.
Adanya perbedaan Gula darah merasakan hangat disekujur tubuhnya
sebelum dan sesudah dilakukan setelah relaksasi benson. Adapula
relaksasi benson sesuai dengan yang merasakan sakit pada area ulkus
asumsi penelitit. Dimana jika berkurang, merasakan lebih relaks.
dilakukan relaksasi benson maka Tetapi ada pula responden yang tidak
diharapkan perbedaan gula darah ke merasakan sensasi apa-apa. Hal ini
angka normal karena terjadi perbaikan sesuai dengan pernyataan Saunders
pengaturan gula darah melalui (2015), sensasi yang umumnya
perbaikan sirkulasi sehingga hormone- dirasakan adalah perasaan panas,
hormon termasuk insulin dapat hangat, berdenyut, terasa berat atau
terdistribusi dengan baik ke seluruh sama sekali tidak merasakan sensasi.
tubuh, tetapi jika tidak melakukan Menurut Davis, et al (2015) semua
relaksasi benson makan gula darah keadaan tersebut hanyalah peralihan.
bisa turun, tetap atau bahkan naik dari
angka semula cenderung untuk tidak Kesimpulan akhir dinyatakan adanya
stabil. Hasil temuan adanya pengaruh perbedaan gula darah sebelum dan
relaksasi benson terhadap gula darah sesudah dilakukan relaksasi benson
ini mendukung pernyataan Ernst, et al pada responden. Hasil tersebut
(2012) bahwa relaksasi benson dapat membuktikan hipotesis peneliti yang
diterapkan di klinik untuk menyatakan ada pengaruh relaksasi
meningkatkan keterlibatan atau benson terhadapat kadar gula darah
partisipasi klien dalam proses pasien DM Tipe II di RST
kesembuhan mereka. Reksodiwiryo Padang.

Menurut Crisp dan Taylor (2016), DAFTAR PUSTAKA


individu memiliki sifat yang
Alligood, MR & Tomey AN. (2012)
multidimensi, dimana responnya
Nursing Theorist and Their
dalam mengatasi masalah berbeda- Work, Sixth. Edition, St. Louis
Mosby
beda. Tampak pada penelitian ini,
dengan perlakuan yang sama dalam Barnes, E dan Darryl. (2012).
Panduan untuk Mengendalikan
terapi relaksasi benson ternyata
Glukosa Darah. Klaten: Insan
rentang penurunan gula dara berbeda- Sejati
beda pula. Responden pada penelitian
ini melaporkan bahwa mereka
Benson, H.,& Proctor, W. (2010). Lorenz E, Zuehlke H, Kange R,
Dasar-dasar Respons Relaksasi. editors. Pathophysiology and
Bandung : Kaifa Classification of Adhesions. 5
ed. Berlin. Springer-Verlag;
Bloom, Benjamin S., etc. (2000). (2006)
Taxonomy of Educational
Objectives : The. Classification Nursalam. (2008). Pendidikan Dalam
of Educational Goals, Handbook Keperawatan. Jakarta: Salemba
I Cognitive Domain. New York Medika
Fransisca, Kristiana. (2012).
Notoatmodjo, S,.(2015). Metode
Awas Pankreas Rusak Penyebab Penelitian Kesehatan, Jakarta:
Diabetes. Jakarta: Cerdas Sehat Rineka Cipta.

Hasdianah. (2012). Mengenal Potter, & Perry, A. G. (2009). Buku


Diabetes Mellitus Pada Orang Ajar Fundamental Keperawatan:
Dewasa dan Anak – Anak Konsep, Proses, Dan Praktik,
Dengan Solusi Herbal. edisi 4, Volume.2. Jakarta:
Yogyakarta : Nuha Medika EGC.

Journal Medica Volume 5, Issue 1. Smeltzer S dan Bare B. (2002). Buku


Benson,. Herbert dan. Stark,. Ajar Keperawatan Medikal
Marg. (2012).Timeless. Healing. Bedah
(penyembuhansepanjangmasa).
Batam: Intraaksara. Brunner & Suddarth edisi 8. Volume
2. Jakarta: penerbit Buku
Keith, L., Arthur, F., (2016). Kedokteran Indonesia EGC
Clinically Oriented Anatomy,
5th edition. Lippincott Williams Sugiyono, 2009, Metode Penelitian
& Wilkins, Philadelphia, USA: Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
Keith, L., Arthur, F., 956-976. Bandung : Alfabeta

Kurniadi , Helmanu . (2015). Stop Sujono & Sukarmin. 2013. Asuhan


Diabetes. Yogyakarta: Istana Keperawatan Pada pasien DM,
Media. Yogyakarta-. Graha Ilmu.

Kurniadi dan Nurrahmani. (2014). Suyono S., (2013)., Patofisiologi


Stop Diabetes, Hipertesi, Dibetes Melitus:
Kolestrol Tinggi, Jantung Penatalaksanaan Diabetes
Koroner. Yogyakarta: Istana Melitus Terpadu Edisi II.
Media. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, pp
16-18
Kushariyadi, Setyoadi. (2011). Terapi
Modalitas Keperawatan Pada World Health Organization (WHO).
Klien. Psikogeriatrik. Penerbit: (2014). Data Diabetes Mellitus.
Salemba Medika. Jakarta Asia Tenggara: WHO.
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan Available online at:
Volume 13, No 2, Juni 2017 http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id/index.php/JIKK/index

RELAKSASI BENSON DAN TERAPI MUROTTAL SURAT AR-RAHMAAN


MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PADA PENDERITA
DIABETES MELITUS TIPE 2 DI KECAMATAN MAOS

Esti Oktaviani Purwasih1, Iman Permana2, Yanuar Primanda3


1
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2,3
Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Abstract
Key word : Uncontrolled diabetes might generate the physical and psychological
Benson’s complication. The objective of this study was to analyze the effect of Benson’s
relaxation, fasting relaxation and murottal “Ar-Rahmaan” to the fasting blood glucose (FBG) and
blood glucose, stress score. This research was quasi experimental study with two group pre
type 2 diabetes test-post test control group design. The research has been done in the Health
mellitus, murottal Care Center of Maos and “Graha Amanah” Clinic of Maos. Sample technique
used total sampling, with 60 according to the inclusion criteria. The
respondents were divided into control group and intervention group. Every
group had 30 respondents. The intervention group was given Benson’s
relaxation and murottal, menwhile the control group was given the Benson’s
relaxation only. This intervention was done twice a day, in the morning and in
the afternoon, for 7 days.The results showed the difference of the FBG level
before and after intervention between groups (p value=0,000; Z score=-
4,097;Mean+SD intervention group= -66,300+45,672;Mean+SD control
group= -23,766+13,438). Benson’s relaxation and murottal therapy could
decrease FBG significantly.

PENDAHULUAN meliputi aktivitas konsultasi medis/edukasi,


Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit home visit, reminder, aktivitas klub dan
metabolik yang ditandai oleh kenaikan kadar pemantauan status kesehatan (BPJS Kesehatan,
glukosa darah atau hiperglikemia, akibat 2014).
kegagalan sekresi insulin dan atau penggunaan Hasil studi pendahuluan pada bulan
insulin dalam metabolisme tidak adekuat (IDF, Desember 2015, didapatkan data jumlah pasien
2015). Jumlah pasien diabetes pada tahun 2015 DM tipe 2 yang mengikuti program Prolanis di
di dunia sebesar 415 juta jiwa dan di Asia Kecamatan Maos (di Klinik Graha Amanah
Tenggara sebesar 78,3 juta jiwa (IDF, 2015). Maos dan Puskesmas Maos) sebanyak 101
Jumlah pasien DM di Indonesia tahun 2013 orang. Hasil pemeriksaan gula darah puasa
sebesar 12,1 juta pasien. Sedangkan di Jawa (GDP) didapatkan sebanyak 43 orang (42.6%)
Tengah jumlah pasien DM sebesar 385.431 jiwa < 130 mg/dL, dan 58 orang (57.4%) > 130
(Riskesdas, 2014). mg/dL. Jumlah pasien DM tersebut meningkat
Salah satu kebijakan pemerintah untuk pada bulan Maret 2017 yaitu pasien berjenis
menangani penyakit DM tipe 2 yaitu dengan kelamin laki-laki sebanyak 35 orang (33,7%)
dibentuknya Prolanis. Prolanis adalah suatu dan perempuan sebanyak 69 orang (66,3%).
pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif Dari data tersebut, penulis tertarik untuk
dilaksanakan secara terintegrasi yang ditujukan meneliti “relaksasi Benson dan terapi murottal
pada penderita penyakit kronis untuk mencapai surat Ar-Rahman menurunkan kadar glukosa
kualitas hidup yang optimal (BPJS Kesehatan, darah puasa pada penderita diabetes melitus tipe
2014). Sasarannya yaitu seluruh peserta BPJS 2 di Kecamatan Maos”.
(Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)
kesehatan penyandang penyakit kronis (DM
tipe 2 dan hipertensi). Aktivitas dalam Prolanis

69
Vol.13, 2017 relaksasi benson dan terapi … 70

METODE intervensi diberikan relaksasi Benson


Rancangan penelitian yang digunakan menggunakan VCD, kemudian diperdengarkan
dalam penelitian ini adalah quasi experimental CD murottal surat Ar-Rohman ayat 1-78 beserta
design dengan rancangan two group pre test- terjemahannya. Sedangkan kelompok kontrol
post test control group design. Menurut hanya diberikan relaksasi Benson
Nursalam (2013) penelitian quasi experiment menggunakan VCD. Perlakuan dilakukan 2 kali
adalah kelompok kontrol dan kelompok sehari, pada pagi dan sore selama 7 hari
eksperimen diobservasi sebelum dilakukan berturut-turut. Kemudian diukur GDP pada hari
intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah ke delapan di pagi hari.
intervensi. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien dan Mann-Whitney (Dahlan, 2010), karena data
prolanis yang terdiagnosa DM Tipe 2 bulan tidak terdistribusi dengan normal.
Maret 2017 di Puskesmas Maos dan Klinik
Graha Amanah yang memiliki kadar GDP >130 HASIL DAN PEMBAHASAN
mg/dl, berjumlah 60 orang. Sampel penelitian
1. Perbedaan Kadar Glukosa Darah Puasa
ini menggunakan pasien yang berada di
Pre Test dan Post Test pada Masing-
Kecamatan Maos dan memenuhi kriteria inklusi
masing Kelompok
dan eksklusi yang diambil secara total
sampling. Kriteria inklusi pada pada penelitian
Tabel 1 Uji komparatif kadar glukosa
ini meliputi pasien tidak mempunyai gangguan
darah puasa sebelum dan sesudah
pendengaran berdasarkan keterangan catatan
perlakuan (Maret 2017, n=30)
medis. pasien mendapatkan pengobatan
antihiperglikemia oral, pasien menderita DM Sebelum Sesudah Z p
type 2 minimal 1 tahun, pasien memiliki kadar Variabel Kelompok n
Mean+ SD Mean + SD Skor value
GDP > 130 mg/dl, dan pasien beragama Islam, Bensonn+ 30 243,567 + 177,267 + -4,782 0,000
serta pasien tidak memiliki penyakit jantung, Kadar Murottal 89,827 64,205
gagal ginjal kronis. GDP Ben-son 30 179,200 + 155,433 + -4,784 0,000
Sedangkan kriteria eksklusi pada penelitian 49,527 51,349
ini yaitu responden mengalami hospitalisasi,
dan responden mengalami gangguan mental. 2. Perbedaan Selisih Kadar Glukosa Darah
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 60 Puasa Pre Test dan Post Test Antar
responden dan terbagi menjadi dua kelompok Kelompok
yaitu, 30 responden untuk kelompok
eksperimen dan 30 responden untuk kelompok Tabel 2 Uji komparatif selisih kadar
kontrol. Tidak ada responden yang drop out. glukosa darah puasa antar
Instrumen dalam penelitian ini adalah CD kelompok (Maret 2017, N=60)
murottal surat Ar-Rohman, VCD relaksasi
Benson, alat cek gula darah, dan lembar Z p
Variabel Kelompok n Mean + SD
Skor value
observasi. 30 -66,300 +
Penelitian ini dilakukan setelah penelitian Benson+Murottal
Selisih 45,672
dinyatakan lolos etik dari Komisi Etik Fakultas -4,097 0,000
GDP 30 -23,766 +
Benson
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas 13,438
Muhammadiyah Yogyakarta, dengan nomor :
052/EP-FKIK-UMY/II/2017. Penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan bahwa
juga telah mendapatkan ijin penelitian dari relaksasi Benson pada kelompok kontrol dapat
Badan Kesbangpol Cilacap dengan nomor menurunkan kadar glukosa darah puasa secara
surat: 072/0330/III/28/2017; Bapeda Cilacap signifikan. Hasil penurunan ini karena
dengan nomor surat: 072/0187/37/2017; Dinkes responden melakukan teknik relaksasi ini
Cilacap dengan nomor surat: 972/0531/16.1. dengan benar dan sesuai petunjuk. Selain itu,
Penelitian ini menggunakan asisten responden juga tetap rutin mengkonsumsi obat
penelitian, tugas asisten yaitu mengukur antihiperglikemia sesuai anjuran dokter.
glukosa darah puasa, melakukan observasi Hasil yang bermakna ini sesuai dengan
intervensi yang dilakukan responden, dan penelitian Kuswandi, dkk (2008), yang
mengisi lembar observasi. Sebelum perlakuan, menunjukkan bahwa relaksasi Benson
responden diukur GDP. Selanjutnya, kelompok
Vol.13, 2017 relaksasi benson dan terapi … 71

berpengaruh terhadap penurunan kadar glukosa post antar kelompok secara signifikan.
darah pada pasien DM tipe 2. Relaksasi Benson Kombinasi relaksasi Benson dan terapi murotal
dalam penelitiannya dilakukan dua kali sehari lebih banyak menurunkan kadar GDP pada
selama 7 hari, pada saat perut kosong. pasien DM tipe 2 dibandingkan dengan
Relaksasi Benson dapat menurunkan kadar pemberian relaksasi Benson saja. Hal ini karena
gula darah pasien diabetes dengan menekan pada kelompok intervensi diberikan kombinasi
pengeluaran hormon-hormon yang dapat relaksasi Benson saja dan terapi murottal.
meningkatkan kadar gula darah (Smeltzer, dkk., Pemberian relaksasi Benson saja sudah dapat
2008), yaitu epinefrin, kortisol, glucagon, menurunkan GDP, ditambah lagi pemberian
adrenocorticotropic hormone (ACTH), terapi murottal, maka penurunan GDP menjadi
kortikosteroid, dan tiroid (Smeltzer & Bare, lebih banyak.
2002; Smeltzer, dkk., 2008, Greinstein & Hasil bermakna ini sesuai dengan penelitian
Wood, 2010). Pratiwi, dkk (2015), yang memberikan terapi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa relaksasi Benson dan Murotal surat Ar-
kombinasi relaksasi Benson dan terapi murottal Rahmaan, namun pada pasien hipertensi primer.
pada kelompok intervensi dapat menurunkan Hasil penelitiannya menunjukkan ada
kadar glukosa darah puasa secara signifikan. perbedaan tekanan darah sistol dan tekanan
Responden melakukan kombinasi kedua terapi darah diastole antara kelompok intervensi
dua kali sehari, pagi dan sore, selama 7 hari. dengan kelompok kontrol. Pratiwi, dkk (2015)
Hasil yang bermakna ini sesuai dengan menyimpulkan bahwa relaksasi Benson dan
hasil penelitian Hidayati (2015), menunjukkan Murottal Ar-Rahmaan dapat dijadikan
ada perbedaan kadar glukosa darah sebelum dan intervensi keperawatan untuk menurunkan
sesudah mendengarkan murottal Al-Qur’an. tekanan darah pada pasien hipertensi primer.
Metode penelitiannya adalah Electrochemical Surat yang digunakan dalam penelitian ini
dengan alat glucotest. adalah surat Ar-Rahmaan ayat 1-78. Ar-
Rangsangan suara pada murottal akan Rahmaan yang berarti Yang Maha Pemurah,
meningkatkan pelepasan endorfin (Campbell, merupakan surat ke 55 di dalam Al-Qur’an
2001). Pelepasan tersebut akan menyebabkan terdiri dari 78 ayat (Gema Insani, 2011).
rileks (Chang, dkk., 2010). Sehingga kadar Banyak pendapat mengatakan bahwa surat Ar-
kortisol, epenefrin-norepinefrin, dopamin dan Rahmaan merupakan surat kasih sayang
hormon pertumbuhan di dalam serum akan (Srihartono, 2007). Semua ayat dalam surat
mengalami penurunan (Campbell, 2001). Arrahman merupakan Surat Madaniyah yang
Dalam keadaan rileks ini, laju pernafasan mempunyai karakter ayat pendek sehingga ayat
menjadi lebih lambat, pemikiran lebih dalam, ini nyaman didengarkan dan dapat
pengendalian emosi, serta metabolisme lebih menimbulkan efek relaksasi bagi pendengar
baik (Handayani, dkk; 2014). Metabolisme yang masih awam sekalipun (Srihartono, 2007).
yang labih baik mengakibatkan kadar glukosa Ketika sesorang diperdengarkan murottal,
darah dapat menurun (Smeltzer & Bare, 2002). maka harmonisasi murottal yang indah akan
Jika melihat hasil kadar GDP sesudah masuk ke dalam telinga dalam bentuk suara
pemberian relaksasi Benson, hasil penelitian (audio), menggetarkan gendang telinga,
baik kelompok kontrol maupun kelompok mengguncangkan cairan di telinga dalam serta
intervensi menunjukkan hasil tersebut secara menggetarkan sel-sel rambut di dalam koklea
klinis tidak mencapai target. Sasaran untuk selanjutnya melalui saraf koklearis
pengendalian GDP pasien DM tipe 2 yaitu 80- menuju otak dan menciptakan imajinasi
130 mg/dl (PERKENI, 2015). Faktor-faktor keindahan di otak kanan dan otak kiri (Smeltzer
yang dapat menyebabkan kadar GDP pada & Bare, 2002). Hal ini akan berdampak pada
pasien DM tipe 2 tidak terkontrol, yang sesuai kenyamanan dan perubahan perasaan.
dengan hasil penelitian ini diantaranya yaitu Perubahan perasaan ini dikarenakan murottal
stres (Pitt & Philips, 1991; Vitaliano, dkk., dapat menjangkau wilayah kiri korteks cerebri
1996), tingkat pendidikan (Irawan, 2010; (Mindlin, 2009).
Maliya & Wibawati, 2011), dan jenis aktivitas Dari korteks limbik, jaras pendengaran
fisik (Kemenkes, 2010; Trisnawati & dilanjutkan ke hipokampus, dan meneruskan
Setyorogo, 2013). sinyal musik ke Amigdala yang merupakan area
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perilaku kesadaran yang bekerja pada tingkat
perbedaan selisih penurunan kadar GDP pre dan
Esti, et al2017
Vol.13, Jurnal Ilmiah Kesehatan
relaksasi Keperawatan
benson dan terapi … 72

bawah sadar, sinyal kemudian diteruskan ke Penyakit Kronis). Diakses 18 Januari 2016
hipotalamus (Smeltzer & Bare, 2002). dari http://bpjs-kesehatan.go.id.
Relaksasi tersebut dapat menurunkan kadar
glukosa darah pada pasien diabetes dengan Campbell, D. (2001). Efek Mozart, terjemah
menekan kelebihan pengeluaran hormon- oleh Hermaya. Jakarta: Gramedia Pustaka
hormon yang dapat meningkatkan kadar Utama.
glukosa darah yaitu epinefrin, kortisol,
glucagon, adrenocorticorticotropic hormone Chang, B. H., et. all. (2010). Relaxation
(ACTH), kortikosteroid, dan tiroid (Smeltzer & Response and Spirituality: Pathways to
Bare, 2002; Smeltzer, dkk., 2008). Mekanisme Improve Psychological Outcomes in
penurunan kadar glukosa darah melalui Cardiac Rehabilitation. Journal of
relaksasi, yaitu dengan cara menekan Psychosomatic research 69.
pengeluaran epinefrin sehingga menghambat
konversi glikogen menjadi glukosa (Smeltzer, Dahlan, M. S. (2011). Statistik untuk
dkk., 2008); menekan pengeluaran kortisol dan Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta:
menghambat metabolisme glukosa (Smeltzer & Salemba Medika.
Bare, 2002), sehingga asam amino, laktat, dan
pirufat tetap disimpan di hati dalam bentuk Gema Insani. (2011). The Guidance,
glikogen sebagai energi cadangan (Bilious & Ensiklopedia Al-qur’an . Jakarta: Al-Huda.
Donelly, 2014); menekan pengeluaran
glukagon sehingga dapat mengkonversi Greenstein B. & Wood D. (2010). At a Glance,
glikogen dalam hati menjadi glukosa (Smeltzer Sistem Endokrin. Edisi Kedua.
& Bare, 2002); menekan ACTH dan Penerjemah: Yasmine, E. & Rachmawati
glukokortikoid pada korteks adrenal sehingga A. D. Jakarta: Erlangga.
dapat menekan pembentukan glukosa baru oleh
hati, di samping itu lipolysis dan katabolisme Handayani, R., dkk. (2014). Pengaruh Terapi
karbohidrat dapat ditekan, yang dapat Murottal Al-Qur’an Untuk Penurunan
menurunkan kadar glukosa darah (Smeltzer & Nyeri Persalinan dan Kecemasan pada Ibu
Bare, 2002; Smeltzer, dkk., 2008). Bersalin Kala I Fase Aktif. Jurnal Ilmiah
Kebidanan, Vol. 5 No.2 Edisi Desember
SIMPULAN 2014, hlm. 1-15.
Ada perbedaan kadar glukosa darah puasa
sebelum dan sesudah perlakuan pada kedua Hidayati, N. F. (2015). Perbedaan Kadar Gula
kelompok (p value kelompok intervensi = Darah Sebelum dan Sesudah
0,000; p v alue kelompok kontrol= 0,000). Ada Mendengarkan Murottal Al-Qur’an. Other
perbedaan selisih kadar glukosa darah puasa thesis, Universitas Muhammadiyah
antar kelompok (p value = 0,000). Pemberian Surabaya. Surabaya.
kombinasi relaksasi Benson dan terapi murottal
menurunkan kadar GDP secara signifikan pada IDF. (2015). Diabetes Atlas, Seventh Edition.
kelompok intervensi. Saran dari hasil penelitian Online version of IDF Diabetes Atlas:
ini antara lain perawat dapat menerapkan www.idf.org/diabetesatlas.
intervensi relaksasi Benson maupun terapi
murotal surat Ar-Rahmaan untuk menurunkan Irawan, D. (2010). Prevalensi dan Faktor
kadar GDP pada pasien DM tipe 2. Penelitian Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 di
selanjutnya sebaiknya melakukan penelitian Daerah Urban Indonesia (Analisa Data
lebih dari 7 hari, agar responden dapat meresapi Sekunder Riskesdas 2007). Thesis
murotal yang didengar. Pasien sebaiknya Universitas Indonesia.
melakukan relaksasi Benson dan terapi murotal
surat Ar-Rahmaan 2 kali sehari untuk Kementerian Kesehatan. (2010). Petunjuk
menurunkan kadar GDP. Teknis Pengukuran Faktor Risiko Diabetes
Melitus. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Kuswandi, A., dkk. (2008). Pengaruh
BPJS Kesehatan. (2014). Panduan Praktis
Relaksasi Terhadap Penurunan Kadar
PROLANIS (Program Pengelolaan
Gula Darah pada Pasien Diabetes
Vol.13, 2017 relaksasi benson dan terapi … 73

Mellitus Tipe 2 di Sebuah Rumah Sakit di Riskesdas. (2014). Situasi dan Analisis
Tasikmalaya. Jurnal Keperawatan Diabetes. http://www.depkes.go.id/.
Indonesia, Volume 12, No.2, Juli 2008; hal
108-114. Smeltzer, S. C. & Bare, B. G. (2002). Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Maliya, A. & Wibawati, R. (2011). Hubungan Suddarth Edisi 8, Volume 2. Jakarta: Buku
Tingkat Kemampuan Activity of Daily Kedokteran EGC.
Living (ADL) dengan Perubahan Kadar
Gula Darah Pasien Diabetes Melitus Tipe Smeltzer, S. C., et. al. (2008). Brunner and
2 di Wilayah Puskesmas Masaran. Jurnal Suddarth’s Textbook of Medical Surgical
Kesehatan, ISSN 1979-7621, Volume 4, Nursing (11th ed.). Philadelphia: Lippincott
Nomor 1, Juni 2011. Williams & Wilkins.
Srihartono. (2007). Aayaatul Bayyinaat:Tanda-
Mindlin. (2009). Pengaruh Al-Qur’an terhadap
Tanda Kebesaran Allah /Alqur’an yang
Fisiologi dan Psikologi Manusia, Al-
Jelas dan Terang. Jakarta: Pustaka
Qur’an dan terjemahannya. Jakarta:
Nawaitu.
Salemba.
Trisnawati, S. K. & Setyorogo, S. (2013).
Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Faktor Risiko Kejadian Diabetes Mellitus
Keperawatan Pendekatan Praktis Edisi 3. Tipe II di Puskesmas Kecamatan
Jakarta: Salemba Medika. Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2012.
PERKENI. (2015). Konsensus Pengelolaan Vitaliano, et al. (1996). Insulin and Glucose:
Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia Relationships with Hassles, Anger and
2015. Jakarta: PB PERKENI. Hostility in Nondiabetic Older Adults.
Psychosomatic Medicine, 58.
Pitts, M., & Phillips, K. (1991). The Psychology
of Health. An Introduction. Routledge,
Chapman & Hall. Inc.

Pratiwi, L., dkk. (2015). Pengaruh Teknik


Relaksasi Benson dan Murottal Al-Qur’an
terhadap Tekanan Darah pada Penderita
Hipertensi Primer. JOM Vol 2 No.2,
Oktober 2015.
Vol.13, 2017 relaksasi benson dan terapi … 74
Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------------------------------- Volume 11 Nomor 1, Januari 2020
p-ISSN 2086-3098 e-ISSN 2502-7778

DOI: http://dx.doi.org/10.33846/sf11117
Pengaruh Terapi Relaksasi Benson Terhadap Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2
Putu Indah Sintya Dewi
Prodi S1 Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng; indahsintya88@gmail.com
Ni Made Dwi Yunica Astriani
Prodi S1 Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng; astrianiyunica1@gmail.com
I Made Sundayana
Prodi Profesi Ners, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng; madesundayana@gmail.com
Made Mahaguna Putra
Prodi S1 Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng; md.mahagunaputra@gmail.com (koresponden)
Ni Kadek Ita Ariani
Prodi S1 Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng; ita.ariani03@gmail.com
ABSTRACT
Benson relaxation is relaxation that combines relaxation respon techniques and belief system. This study aimed to
analyze the effect of benson relaxation therapy on blood sugar levels in patiens with type 2 diabetes mellitus in the
working area of Buleleng public health center III, utilized one group pretest-posttest design. The sample size was 40
respondents selected using nonprobability sampling technique. Data were collected using observation sheet, then
alayzed using paired sample t-test. The result obtained p value of 0.001 (there was an effect of Benson Relaxation
Therapy on Blood Sugar Levels in Patiens with Type 2 Diabetes Mellitus in the Working area of Buleleng Health
Center III.
Keywords: Benson relaxation; blood sugar
ABSTRAK
Relaksasi Benson merupakan relaksasi yang menggabungkan antara teknik respon relaksasi dan sistem keyakinan.
Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh terapi relaksasi benson terhadap kadar gula darah penderita diabetes
mellitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Buleleng III, menggunakan one group pretest-posttest design. Besar
sampel yang digunakan yaitu 40 responden yang dipilih dengan teknik nonprobability sampling. Data dikumpulkan
dengan lembar observasi, lalu dianalisis dengan paired sampel t-test. Hasil mendapatkan nilai p = 0,001 (ada
pengaruh terapi relaksasi benson terhadap kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di wilayah kerja
Puskesmas Buleleng III.
Kata kunci: relaksasi Benson; gula darah; diabetes
PENDAHULUAN
Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, ditandai pergeseran pola
penyakit secara epidemiologi dari penyakit menular yang menurun ke penyakit tidak menular yang secara global
meningkat di dunia, dan secara nasional menduduki sepuluh besar penyakit penyebab kematian dan kasus terbanyak,
salah satunya diabetes(1). Peningkatan jumlah penderita diabetes mellitus disebabkan karena masih banyaknya
penderita diabetes mellitus yang belum mendapatkan pengobatan maupun yang sudah mendapatkan pengobatan
namun kadar gula darahnya belum terkendali(2,3).
Menurut Word Health Organization(4) prevalensi diabetes mellitus meningkat dari 108 juta orang pada tahun
1980 menjadi 415 juta orang pada tahun 2015, dan diperkirakan akan meningkat menjadi 642 juta pada tahun 2040.
Persentase diabetes mellitus adalah 8,5% pada tahun 2015. Pada tahun 2012, diabetes mellitus adalah penyebab
kematian dari 1,5 juta kematian di dunia. Di Indonesia, pada tahun didapatkan penderita diabetes mellitus sebanyak
8,1%(1). Provinsi Bali menduduki urutan ke-19 penduduknya berusia ≥15 tahun menderita penyakit diabetes mellitus,
yaitu ≥1% pada tahun 2015 (1).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 4 Februari 2019, data kunjungan penderita diabetes
mellitus pada tahun 2018 sebanyak 219. Berdasarkan data kunjungan tersebut terdapat penderita diabetes mellitus tipe
2 sebanyak 40 orang. Peneliti melakukan pengecekan gula darah kepada 8 orang pasien dan didapatkan hasil kadar
gula darah sewaktu rata rata 265 mg/dl. Penderita juga mengatakan untuk menjaga kadar gula darahnya,
mengkonsumsi obat yang diberikan dokter, belum pernah menggunakan terapi nonfarmakologi untuk menurunkan
kadar gula darahnya.
Penatalaksanaan diabetes mellitus difokuskan pada empat pilar yaitu edukasi, terapi nutrisi medis, aktivitas
fisik, terapi farmakologis(5). Salah satu tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan terapi komplementer(6). Terapi
ini bersifat pengobatan alami untuk menangani penyebab penyakit dan memacu tubuh sendiri untuk menyembuhkan
penyakit Terapi komplementer antara lain terapi herbal, latihan nafas, meditasi, dan relaksasi(7),(8). Teknik relaksasi
saat ini sudah di kembangkan, salah satunya yaitu relaksasi Benson yang sederhana, mudah dalam pelaksanaannya
dan tidak memerlukan banyak biaya, relaksasi ini merupakan gabungan antara teknik respon relaksasi dengan sistem
keyakinan individu (faith factor). Fokus dari relaksasi ini pada ungkapan tertentu yang di ucapkan berulang-ulang

81 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF


Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------------------------------- Volume 11 Nomor 1, Januari 2020
p-ISSN 2086-3098 e-ISSN 2502-7778

dengan ritme yang teratur disertai dengan sikap yang pasrah. Nama-nama tuhan atau kata yang diungkapkan memiliki
makna menenangkan pasien sendiri.(9,10) Berdasarkan latar belakang tersebut maka dilakukan penelitian pengaruh
terapi relaksasi Benson terhadap kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di wilayah kerja puskesmas
Bulelenng III.
METODE
Penelitian ini menggunakan desain pra eksperimental yaitu one group pretest-posttestdesign(11). Pada
penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah nonprobability sampling dengan teknik sampling jenuh. Besar
sampel adalah 40 responden yang mengalami diabetes mellitus tipe 2. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 13 Juni-
10 Juli 2019 di wilayah kerja Puskesmas Buleleng III. Instrumen yang digunakan yaitu lembar observasi yang berisi
mengenai data demografi dan hasil pengukuran kadar gula darah. Uji hipotesis dilakukan dengan paired sampel t-test.
Penelitian ini sudah lolos uji etik dengan No. 084/EC-KEPK-SB/VI/2019.
HASIL
Dilihat dari tabel 1, sesudah diberikan terapi relaksasi Benson rerata kadar gula meningkat dari 218,40 mg/dl
menjadi 206.72 mg/dl, dengan nilai p untuk perbedaan tersebut yaitu 0,001 (ada perbedaan gula darah secara
signifikan antara sebelum dan sesudah terapi).
Tabel 1. Pengaruh terapi relaksasi Benson terhadap kadar gula darah
Variabel Mean + SD Perbedaan (Mean + SD) P
Pre-Test 218,40 + 23,960
11,675 + 19,731 0,001
Post-est 206,72 + 33,981

PEMBAHASAN
Sebagian besar responden penelitian berjenis kelamin perempuan. Temuan terebut sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Isnaini et al.(12) yang menunjukkan hasil perempuan 75,5% dan laki-laki 24,5%. Kadar insulin
yang tinggi merangsang sintesis androgen ovarium serta menurunkan SHBG, yang pada gilirannya semakin
memperburuk hiperandrogenemia dan dengan demikian resistensi insulin(13). Faktor yang mempengaruhi tingginya
prevalensi pada wanita dihubungkan dengan menurunnya hormone esterogen dan metabolisme tubuh. Diabetes
mellitus yang terjadi pada wanita disebkan karena wanita hamil yang sebelumnya tidak menyandang diabetes.
Meskipun diabetes tipe ini sering membaik setelah persalinan, sekitar 50% wanita yang mengalami diabetes tipe ini
akan kembali ke status non diabetes setelah persalinan berahir, namun resiko untuk mengalami diabetes tipe 2 lebih
besar daripada wanita hamil yang tidak mengalami diabetes(14). Pada saat wanita hamil sering terjadi intoleransi atau
resistensi insulin yang terjadi atau didiagnosis selama kehamilan(15). Wanita dengan riwayat diabetes mellitus pada
saat kehamilan yang ditemukan memiliki prediabetes harus mencaga gaya hidup untuk mencegah diabetes mellitus(16).
Dengan demikian wanita yang beresiko terkena diabetes mellitus lebih memperhatikan kesehatannya agar terhidar
dari penyakit diabetes mellitus.
Berdasarkan pendidikan hampir setengah dari responden adalah lulusan SD. Temuan ini sejalan dengan
penelitian Prabowo(17) hasil penelitian menunjukan sebagian besar responden dengan pendidikan dasar (SD) yaitu
56,3%, dengan pembuktian adanya hubungan antara pendidikan dengan kepatuhan diit pada penderita diabetes
mellitus di Wilayah Puskesmas Ploserejo Giribangun Matesih Kabupaten Karanganyar. Mereka yang memiliki
pendidikan lebih tinggi memiliki pengetahuan diabetes yang lebih baik dari pada mereka yang kurang
berpendidikan(13). Tingkat pendidikan yang rendah dilaporkan sebagai faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan
terhadap pengobatan farmakologis(18). Pendidikan mempunyai kaitan yang tinggi terhadap prilaku pasien untuk
menjaga dan meningkatkan kesehatannya. Pendidikan bagi penderita diabetes mellitus berhubungan dengan prilaku
pasien dalam melakukan pengendalian terhadap kadar gula darah agar tetap stabil.
Hal ini sejalan dengan penelitian (19) bahwa rerata gula darah adalah 263 mg/dl, yang paling dominan berada
pada kategori buruk. Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 terjadi kelainan metabolisme yang ditandai oleh gula
darah tinggi karena insulin resistensi dan juga sekresi insulin yang relatif berkurang dari sel beta pankreas(20). Kadar
gula darah dipengaruhi oleh banyak faktor di antaranya makanan, olahraga dan aktivitas, penyakit, alkohol, merokok,
stress(21). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh(22) di mana faktor-faktor yang dapat menyebabkan
kadar gula darah meningkat adalah asupan karbohidrat, lemak, dan protein, perilaku merokok, stress, dan aktivitas
fisik. Stress fisiologi dan emosional mengaktifkan jalur neuro-endrokin dan simpatis melalui proses hipotalamus-
hipopisis-adrenal dan system simpatis adrenal medular(23). Kadar gula darah dapat meningkat bilamana tidak disertai
dengan aktivitas fisik, karena aktivitas fisik dapat menjadi salah satu cara yang dapat menurunkan kadar gula darah.
Penelitian ini menemukan adanya pengaruh terapi relaksasi benson terhadap kadar gula darah pada penderita
diabetes melitis tipe 2. Hal ini sejalan dengan laporan Ratnawati(24). Pernafasan merupakan proses masuknya O2
melalui saluran nafas kemudian masuk keparu dan diproses kedalam tubuh melalui pembuluh darah untuk memenuhi
kebutuhan akan O2. Apabila O2 dalam otak tercukupi maka manusia berada dalam kondisi seimbang dan
menimbulkan keadaan rileks yang akan diteruskan ke hipotalamus untuk menghasilkan Corticotropic Releasing

82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF


Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------------------------------- Volume 11 Nomor 1, Januari 2020
p-ISSN 2086-3098 e-ISSN 2502-7778

Factor (CRF). Selanjutnya CRF merangsang kelenjar di bawah otak untuk meningkatkan produksi POMC sehingga
produksi enkephalin oleh medula adrenal meningkat. Kelenjar dibawah otak juga menghasilkan β endorphin sebagai
neurotransmitter yang mempengaruhi suasana hati menjadi rileks(25). Saat kondisi rileks ini terjadi perubahan implus
saraf pada jalur aferen ke otak di mana aktifitas menjadi inhibisi. Perubahan implus saraf ini menyebabkan perasaan
tenang secara fisik maupun mental seperti berkurangnya denyut jantung, menurun kecepatan metabolisme tubuh
dalam hal ini mencegah peningkatan kadar gula darah(26).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa terapi relaksasi Benson dapat menurunkan kadar gula darah
penderita diabetes mellitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Buleleng III.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kemenkes R. Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar. Kementrian Kesehat Republik Indones. 2018;1–100.
2. PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia 2015. Jakarta: PB
PERKENI; 2015.
3. Bintoro T, Putra MM, Astriani NMDY, Dewi PIS. Illness Perception, Motivation, and Self-Care Behavior in
Diabetic Patients. In: Promoting Population Mental Health and Well-Being. Surakarta: Masters Program in
Public Health, UNS; 2019.
4. World Health Organization. Global Tuberculosis Report. Geneva: WHO; 2016.
5. Priantoro, Suliastiningsih. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius; 2014.
6. Pandey A, Tripathi P, Pandey R, Srivatava R, Goswami S. Alternative therapies useful in the management of
diabetes: A systematic review. J Pharm Bioallied Sci. 2011;3(4):504–12.
7. Ekowati W, Iskandar A. Pengaruh Terapi Relaksasi Terhadap Kontrol Glikemik Pada Pasien Diabetes Mellitus
di Purwokerto. J Kesmasindo. 2013;6(1):64–74.
8. Aspiani RY. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta: Cv. Trans Info Media; 2014.
9. Solehati, Kosasih. Konsep & Aplikasi Relaksasi dalam Keperawatan Maternitas. Bandung: Refika Aditama; 2015.
10. Atmojo JT, Putra MM, Astriani NMDY, Dewi PIS, Bintoro T. Efektifitas Terapi Relaksasi Benson Terhadap
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi. Interes J Ilmu Kesehat. 2019;8(1).
11. Nursalam. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Praktis. Jakarta: Selemba Medika; 2015. 454 p.
12. Isnaini N, Ratnasari R. Faktor risiko mempengaruhi kejadian Diabetes mellitus tipe dua. J Kebidanan dan
Keperawatan Aisyiyah. 2018;14(1):59–68.
13. Dewi DH, Probandari AN, Indarto D. Fasting Blood Glucose Levels in Adult Women with Type 2 Diabetes
Mellitus and Its Associated Factors. J Keperawatan Soedirman. 2018;13(3):107.
14. Rumarorbo H. Mencegah Diabetes Mellitus dengan Perubahan Gaya Hidup. Bogor: In Media; 2014.
15. Kaviani M, Bahoosh N, Azima S, Asadi N, Sharif F, Sayadi M. The Effect of Relaxation on Blood Sugar and
Blood Pressure Changes of Women with Gestational Diabetes: A Randomized Control Trial. Iran J Diabetes
Obes. 2014;6(1):13–22.
16. ADA. Standard medical care in diabetes 2018. J Clin Appl Res Educ. 2018;41(1):1–150.
17. Prabowo A. Hubungan Pendidikan Dan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Diit Pada Penderita Diabetes
Mellitus Di Wilayah Puskesmas Plosorejo Giribangun Matesih Kabupaten Karanganyar. 2015.
18. Pereira DA, da Costa NMSC, Sousa ALL, Jardim PCBV, Zanini CR de O. The Effect Of Educational
Intervention On The Disease Knowledge Of Diabetes Mellitus Patients. Rev Lat Am Enfermagem.
2012;20(3):478–85.
19. Juwita L, Prabasari NA, Manungkalit M. Pengaruh terapi relaksasi benson terhadap kadar gula darah pada lansia
dengan diabetes. J Ners LENTERA. 2016;4(1):6–14.
20. Salam N, Fareed M, Khoja AT, Abdulrahman Mahmoud M, Ahamed M. Life Style Related Risk Factors of
Type 2 Diabetes Mellitus and Its Increased Prevalence in Saudi Arabia: A Brief Review Utilization of Clinical
Preventive Services Among Saudi Older Adults View project Life Style Related Risk Factors of Type 2
Diabetes M. Int J Med Res Heal Sci. 2017;6(3):125–32.
21. Tandra H. Dari Diabetes Menuju Jantung & Stroke. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama; 2018.
22. Berkat, Saraswati LD, Muniroh M. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kadar Gula Darah Pada
Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Di RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang. J Kesehat Masy. 2018;6:200–6.
23. DiNardo MM. Mind-body therapies in diabetes management. Diabetes Spectr. 2009;22(1):30–4.
24. Ratnawati D, Siregar T, Wahyudi CT. Terapi Relaksasi Benson Termodifikasi Efektif Mengontrol Gula Darah
pada Lansia dengan Diabetes Mellitus. J Kedokt dan Kesehat. 2018;14(2):83–93.
25. Aryana KO, Novitasari D. Pengaruh Tehnik Relaksasi Benson Terhadap Penurunan Tingkat Stres Lansia di
Unit Rehabilitas Sosial Wening Wardoyo Ungaran Kadek. J Keperawatan Jiwa. 2013;1(2):186–95.
26. Indriyani RM, Akadami A, Krida K, Akademi D, Krida K, Darah KG, et al. Terapi Relaksasi Teknik Nafas
Dalam (Deep Breathing) dalam Menurunkan Kadar Gula. 2017;4(2):59–67.

83 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF


Terapi Relaksasi Benson Termodifikasi Efektif Mengontrol Gula
Darah pada Lansia dengan Diabetes Mellitus
Diah Ratnawati1), Tatiana Siregar2), Chandra Tri Wahyudi3)
1), 2), 3)
Program Studi Sarjana Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, UPN “Veteran” Jakarta
Jl. Raya Limo Depok, Jawa Barat, kode pos 16515
Email: ratnawatidiah@yahoo.co.id

ABSTRAK

Meditasi yang terdapat pada relaksasi Benson berupa pengulang-ulangan kata/frase, sikap pasif
merupakan hal yang esensal. Mekanisme penurunan kadar gula darah dengan relaksasi Benson melalui
penurunan stres fisik dan psikologis yang akan menurunkan epinefrin, kortisol, glukagon dan hormon
tiroid. Intervensi terapi relaksasi Benson termodifikasi menggunakan paduan dari meditasi, relaksasi
pernafasan dalam dan relaksasi progresif otot serta dilengkapi dengan musik. Penelitian ini bertujuan
menganalisis efektivitas terapi relaksasi Benson termodifikasi terhadap kadar gula darah. Penelitian ini
merupakan quasi experimental pre and post test with control group dengan subyek penelitian lansia
dengan diabetes mellitus di wilayah kerja Puskesmas Limo dengan kelompok kontrol sebanyak 36
orang dan intervensi sebanyak 36 orang yang diperoleh dengan teknik purposive sampling. Analisa data
dengan membandingkan sebelum dan sesudah menggunakan terapi Benson termodifikasi terhadap
kadar gula darah dengan menggunakan uji statistik paired t-test dan Mann Whitney. Hasil penelitian
menunjukkan ada perbedaan perubahan kadar gula darah yang signifikan pada kelompok intervensi
yang diberikan terapi relaksasi Benson termodifikasi dengan kelompok kontrol yang hanya diberikan
pendidikan kesehatan (p < 0,05). Efektif terapi relaksasi Benson termodifikasi terhadap pengontrolan
kadar gula darah pada lansia dengan diabetes mellitus (p < 0,05).

Kata kunci: terapi relaksasi benson termodifikasi, kadar gula darah

ABSTRACT

Meditation in the Benson relaxation is a repetition of words/phrases, passive attitude is an essential


things. Glucose reducement mechanism with this Benson relaxation happened by reducing physical
stress and psychologic that will reduce epinephrin, reduce cortisol, reduce glucagon and reduce tyroid
hormon. Modified Benson relaxation therapy intervention use a combination of meditation, deep
breathing relaxation, progresive muscle relaxation and music. This research aiming to analizing the
effectiveness of Benson relaxation therapy on glucose. This research is a quasi experimental pre nd post
tes with control group using elders in Puskesmas Limo area coverage who have diabetes mellitus as a
study subject with a control group of 36 people and intervention group of 36 people that generated by
purposive samping method. Data analysis by comparing before and after using modified Benson
relaxation therapy on glucose using paired t-test and Mann Whitney statistical test. Result of the
research show that there are significant changes on glucose on intervention group that given modified
Benson relaxation therapy compared with control group that only given health education (p < 0,05).
The effectivity of modified Benson relaxation therapy on glucose control on eldery with diabetes
mellitus (p < 0.05).

Keywords: modified Benson relaxation theraphy, glucose

83
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 14, No. 2, Juli 2018 ISSN : 0216 – 3942
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/JKK e-ISSN : 2549 – 6883

Pendahuluan sangat tua (very old) diatas 90 tahun. Selain itu,


Zaman terus berkembang, kondisi Depkes RI (2009) bahwa masa lansia awal 46-
perekonomian semakin sulit, tingkat 55 tahun, masa lansia akhir 56 – 65 tahun, masa
persaingan hidup semakin tinggi, pergeseran manula 65 – sampai atas. UN World Population
nilai-nilai budaya, masalah rumah tangga, Prospects (2010) memprediksi bahwa lansia >
merupakan stressor tersendiri yang apabila 60 tahun pada tahun 2050 didunia sebesar
tidak diatasi dapat menjadi faktor pencetus 25,07%, Asia 27,63% dan Indonesia 28,68%.
gangguan jiwa baik ringan maupun berat. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah lansia di
Berdasarkan data dari World Health Indonesia yang laki-laki terdapat 6,9% dan
Organization (WHO) dalam 1ada sekitar 450 perempuan 8,2% 5.
juta orang di dunia yang mengalami gangguan Gangguan jiwa ringan berupa stres sangat
jiwa. WHO menyatakan setidaknya ada satu mudah dialami lansia karena fungsi dari
dari empat orang didunia mengalami masalah kemampuan menyelesaikan masalah
mental, dan masalah gangguan kesehatan jiwa (mekanisme koping) juga menurun Anderson,
yang ada di seluruh dunia sudah menjadi 2008 6Lansia juga merupakan kelompok usia
masalah yang sangat serius. Menurut data akhir yang memiliki berbagai perubahan akibat
2
menunjukkan bahwa prevalensi gangguan proses penuaan dan merupakan suatu proses
mental emosional yang ditunjukkan dengan alami yang dihadapi oleh seluruh manusia dan
gejala-gejala depresi dan kecemasan adalah tidak dapat dihindarkan 7Perubahan pada masa
sebesar 6% untuk usia 15 tahun ke atas atau lansia yang terjadi antara lain: perubahan fisik,
sekitar 14 juta orang. Selain itu, prevalensi perkembangan kognitif, dan perkembangan
gangguan jiwa berat, seperti schizophrenia psikososial (8, ds, dan Feldman, 2008;
adalah 1,7 per 1000 penduduk atau sekitar Santrock, 2009; 97)
400.000 orang. Penyakit diabetes mellitus (DM) yang
Gangguan jiwa merupakan kesehatan jiwa disebut juga kencing manis merupakan salah
yang abnormal, hal ini tidak hanya terjadi pada satu penyakit kronis yang banyak diderita oleh
orang dewasa akan tetapi juga banyak terjadi lansia. Lansia menderita diabetes melitus jika
pada lansia. Kesehatan jiwa merupakan suatu konsentrasi glukosa darah dalam keadaan puasa
kondisi sehat emosional, psikologis dan sosial pagi hari lebih atau sama dengan 126 mg/ dl,
yang terlihat dari hubungan interpersonal yang atau kadar glukosa darah 2 jam setelah makan
memuaskan, perilaku dan koping yang efektif, lebih atau sama dengan 200 mg/ dl, atau lebih
konsep diri yang positif dan kestabilan dari 200 mg/ dl pada pemeriksaan kadar
emosional Johnson (1997, dalam 3). Menurut glukosa darah sewaktu10 Prevalensi diabetes
WHO (dalam 4) menggolongkan lanjut usia melitus diperkirakan terus mengalami
menjadi 4 yaitu : usia pertengahan (middle age) peningkatan.
45 -59 tahun, lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, Pada tahun 2012, dikatakan prevalensi
lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun dan usia angka kejadian diabetes mellitus di dunia

84
Diah Ratnawati, Tatiana Siregar, Chandra Tri Wahyudi, Terapi Relaksasi Benson Termodifikasi Efektif Mengontrol Gula
Darah Pada Lansia Dengan Diabetes Mellitus

adalah sebanyak 371 juta jiwa11. Penderita Modifikasi faktor risiko tidak cukup karena
diabetes mellitus di Indonesia sebesar penyebab seseorang terkena diabetes tidak
121.191.564 jiwa (6,9%) dari 176.689.336 jiwa hanya karena faktor keturunan, obesitas atau
penduduk usia > 15 tahun dibagi menjadi 2 kegemukan akibat gaya hidup yang dijalaninya,
kriteria yang terdiagnosis 30,4% dan yang tidak pola makan yang salah, proses menua, tapi juga
10
terdiagnosis 69.6% dari 121.191.564 jiwa dibutuhkan faktor lain seperti stres . Stres
2
penderita diabetes mellitus . Berdasarkan data dapat dilihat dari diukur dari tingkat ansietas
12
prevalensi diabetes pada kelompok umur 45- dan depresi dalam diri lansia.
54 tahun adalah 2,0%, pada kelompok umur 55- Ansietas pada lansia merupakan
64 tahun adalah 2,8%, pada kelompok umur 65- pengalaman individu lansia yang bersifat
74 tahun adalah 2,4%, dan pada kelompok subyektif yang sering bermanifestasi sebagai
umur 75+ adalah 2,2%. Berdasarkan data perilaku yang disfungsional yang diartikan
Puskesmas Limo Grogol 13
didapatkan angka sebagai perasaan “kesulitan” dan kesusahan
kejadian lansia yang mengalami diabetes tehadap kejadian yang tidak diketahui dengan
mellitus didapatkan 1196 jiwa. pasti 16. Depresi dapat juga dialami lansia yang
Hasil studi pendahuluan berdasarkan merupakan satu masa terganggunya fungsi
wawancara terhadap 10 orang lansia di manusia yang berkaitan dengan alam perasaan
Kelurahan Limo tahun 2015, data yang yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk
didapatkan bahwa lansia yang mengalami perubahan pada pola tidur dan nafsu makan,
kecemasan maupun depresi ketika menghadapi psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan,
pengobatan DM, rata – rata meningkat kadar rasa putus asa dan tidak berdaya, serta bunuh
gula darahnya saat dilakukan pemeriksaan diri 17.
glukosa test. Lansia dengan diabetes mellitus Ansietas dan depresi pada lansia
menambah beban bagi keluarga dan juga merupakan kondisi yang tidak sehat. Oleh
menjadi tanggung jawab negara karena karena itu, Undang-Undang Republik
menyangkut masalah ekonomi dan Indonesia No 36 tahun 2009 tentang kesehatan
meningkatkan biaya kesehatan dalam hal menyatakan bahwa kesehatan merupakan hak
pengelolaan dan pemberantasan penyakit 14 asasi manusia dan merupakan salah satu unsur
15
Menurut bahwa upaya preventif dapat kesejahteraan yang harus di wujudkan sesuai
memberikan biaya yang efektif dalam dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana
perkembangan lebih lanjut dari penyakit dimaksud dalam Pancasila dan Undang-
diabetes dan penurunan kejadian komplikasi. Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Preventif diabetes difokuskan pada modifikasi tahun 1945. Berdasarkan Undang-Undang
faktor risiko, misalnya resistensi terhadap tersebut seorang perawat wajib membantu
insulin dan obesitas dengan melakukan masyarakat khususnya lansia untuk
perubahan gaya hidup yang lebih sehat. meningkatkan derajat kesehatannya.

85
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 14, No. 2, Juli 2018 ISSN : 0216 – 3942
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/JKK e-ISSN : 2549 – 6883

Peningkatan derajat kesehatan lansia menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan


yang mengalami masalah kesehatan seperti kecemasan (Smeltzer & Bare, 2008). Selain itu,
diabetes mellitus dapat dilakukan dengan gerakan relaksasi progresif otot yaitu dengan
mengatasi ansietas dan depresi serta mengkontraksikan sekelompok otot dan
20
mengontrol kadar gula menggunakan terapi kemudian merelaksasikannya . Kombinasi
relaksasi Benson. Terapi relaksasi Benson yang ketiga hal tersebut diperkuat rangsangannya
merupakan terapi komplementer dan modalitas dengan musik.
yang sebaiknya dilakukan oleh perawat melalui Perawat secara holistik harus bisa
asuhan keperawatan berdasarkan ilmu yang mengintegrasikan prinsip mind-body-spirit dan
dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan modalitas (cara menyatakan sikap terhadap
tinggi keperawatan untuk menciptakan suatu situasi) dalam dalam kehidupan sehari-
lingkungan yang terapeutik dengan hari dan praktek keperawatannya. Berdasarkan
menggunakan diri sendiri sebagai alat atau uraian diatas, sesuai pengalaman dilapangan
media penyembuh dalam rangka menolong bahwa keperawatan komunitas adalah suatu
klien dari masalah kesehatan Benson dan bentuk pelayanan profesional yang didasarkan
18
Proctor, 2000 dalam . Teknik relaksasi pada ilmu dan kiat keperawatan yang ditujukan
Benson merupakan metode utama yang pada masyarakat dengan penekanan pada
digunakan untuk mengurangi stres. kelompok risiko tinggi melalui peningkatan
Meditasi yang terdapat pada relaksasi kesehatan, pencegahan penyakit serta tidak
Benson berupa pengulang-ulangan kata/frase, meninggalkan kuratif dan rehabilitatif dengan
sikap pasif merupakan hal yang essential. menggunakan pendekatan melalui pengkajian,
Mekanisme penurunan kadar gula darah dengan analisis data dan diagnosis keperawatan,
relaksasi Benson terjadi melalui penurunan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
stres fisik dan psokologis yang kemudian akan Oleh karena itu, perawat komunitas
menurunkan epinefrin, menurunkan kortisol, mengintervensi lansia dengan DM dengan
menurunkan glukagon dan menurunkan memberikan terapi relaksasi Benson didukung
hormon tiroid. Proses terapi relaksasi Benson masyarakat, keluarga, kelompok, baik
bermanfaat dalam menurunkan gula darah 19, kelompok rentan atau pun yang berisiko.
Intervensi terapi relaksasi Benson termodifikasi Perawat biasanya dianggap sebagai seseorang
menggunakan paduan dari meditasi, relaksasi yang sangat mengerti tentang kesehatan dalam
pernafasan dalam dan relaksasi progresif otot semua aspek termasuk dalam hal ‘pengobatan’,
serta dilengkai dengan musik. sehingga diperlukan bekal mengenai terapi
Pernafasan dalam bertujuan untuk komplementer dan atau modalitas yaitu
meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara relaksasi benson termodifikasi untuk lansia
pertukaran gas, mencegah atelektasi paru, dengan DM sesuai dengan area keperawatan
meningkatkan efesiensi batuk, mengurangi komunitas.
stress baik stress fisik maupun emosional yaitu

86
Diah Ratnawati, Tatiana Siregar, Chandra Tri Wahyudi, Terapi Relaksasi Benson Termodifikasi Efektif Mengontrol Gula
Darah Pada Lansia Dengan Diabetes Mellitus

Metode Penelitian tenang serta partisipan berpakaian training yang


Penelitian ini menggunakan desain quasi nyaman dan longgar. Terapi relaksasi Benson
experimental pre and post test with control termodifikasi mengkombinasikan meditasi,
group dengan intervensi terapi relaksasi relaksasi pernafasan dalam dan relaksasi
Benson termodifikasi. Perbandingan pada progresif otot serta diperkuat dengan musik.
penelitian ini dilihat dari kelompok kontrol dan Selama mengulang-ulang kata/frase, sikap
kelompok intervensi pada lansia dengan DM pasif merupakan hal yang essential. Mekanisme
sebelum dan sesudah dilakukan terapi relaksasi penurunan kadar gula darah dengan relaksasi
Benson termodifikasi di wilayah kerja Benson ini adalah adanya penurunan stres fisik
Puskesmas Limo Depok. dan psikologis akan menurunkan epinefrin,
Penelitian ini menggunakan analisa menurunkan kortisol, menurunkan glukagon
univariat dengan distribusi frekuensi berupa dan menurunkan hormon tyroid.
nilai presentase karakteristik dari reponden Fase sebelum dan sesudah terapi
(distribusi frekuensi jenis kelamin, usia, jumlah berlangsung, peneliti menggunakan alat lanset
pendapatan keluarga, tingkat pendidikan lansia, untuk mengambil darah sebanyak 0,1 – 0,2 ml
status perkawinan dan lama menderita DM). melalui ujung jari tangan yang akan
Selain itu, analisa bivariat dilakukan menimbulkan rasa nyeri sedikit seperti digigit
menggunakan analisa Man Whitney U-test semut dan kemudian memasukkan kedalam
karena untuk mengetahui ada tidaknya glukostrip dan dinilai kadar gula darah sewaktu
pengaruh gula darah, tingkat kecemasan, dan tersebut dalam alat glukotest bermerk easy
depresi sebelum dan sesudah diberikan latiihan touch yang sudah terstandarisasi. Proses
relaksasi Benson termodifikasi; seta Uji t-test pengambilan darah tersebut dilakukan ± 5
karena untuk mengetahui besarnya pengaruh menit dan dilakukan juga penilaian terhadap
variabel relaksai Benson termodifikasi tingkat cemas dan depresi menggunakan
terhadap pengontrolan kadar gula darah, tingkat instrumen Hamilton Rating Scale for Anxiety
kecemasan dan depresi Lansia dengan DM.. (HRS-A) dan Hamilton Rating Scale of
Tahap pelaksanaan, bagi kelompok Depression (HRS-D) dalam waktu ± 20 menit.
kontrol hanya diberikan pendidikan kesehatan Data berupa numerik dan kategorik dari ringan,
tentang DM dalam waktu 45 menit, sedangkan sedang dan berat. Rangkaian tahapan
kelompok intervensi akan melalui proses terapi pelaksanaan penelitian atau kegiatan
relaksasi Benson termodifikasi dilakukan pengumpulan data ini hanya 1 bulan.
dalam waktu 45 menit dengan frekuensi Sekitar 72 orang berusia lansia dengan
pemberian terapi 3x perminggu menggunakan DM akan terlibat dalam penelitian ini dari
alat matras dan stereo tape. Proses terapi keseluruhan populasi lansia dengan DM di
tersebut dilakukan dengan menjaga privasi wilayah kerja Puskesmas Limo Depok.
dengan menciptakan lingkungan privat dan Kelompok lansia dengan DM tersebut dibagi

87
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 14, No. 2, Juli 2018 ISSN : 0216 – 3942
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/JKK e-ISSN : 2549 – 6883

atas kelompok kontrol sebanyak 36 orang dan


kelompok intervensi sebanyak 36 orang. Hasil
Penelitian ini dilakukan pada lansia Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat
dengan DM di wilayah kerja Puskesmas Limo bahwa sebagian besar responden dengan usia
dengan kriteria inklusi meliputi : (1) lansia 50 sampai dengan 69,9 tahun sebanyak 52
berusia ≥ 50 tahun; (2) lansia yang menderita orang (72,2%). Responden yang paling banyak
DM tipe 2 ≥ 6 bulan; (3) sudah melakukan berjenis kelamin perempuan sebanyak 43 orang
upaya-upaya dalam perawatan DM tipe 2 dari (59,7%), mayoritas berpendidikan tamat SD
buku pemantauan kesehatan lansia; (4) mampu sebanyak 32 orang (44,4%), banyak reseponden
berkomunikasi secara baik dengan bahasa dengan berat badan 60-69,9 sebanyak 26 orang
Indonesia; (5) bertempat tinggal di wilayah (36,1%), dan paling lama menderita DM > 6
kerja Puskesmas Limo Depok; (6) tinggal bulan sebanyak 50 orang (69,4%).
bersama keluarga; (7) bersedia menjadi
partisipan dan menandatangani informed
consent.

Tabel 1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Lansia DM (n=72)
di Wilayah Kerja Puskesmas Limo Depok Tahun 2017

Karakteristik Responden Jumlah Persentase


Usia
- 50-69,99 52 72,2
- 70-79,99 20 27,8
Jenis Kelamin
- Laki-laki 29 40,3
- Perempuan 43 59,7
Pendidikan
- Tidak Sekolah 6 8,3
- Tidak Tamat SD 3 4,2
- Tamat SD 32 44,4
- Tamat SMP 18 25
- Tamat SMA 11 15,3
- Tamat PT 2 2,8
Berat Badan
- 40-49,99 7 9,7
- 50-59,99 12 16,7
- 60-69,99 26 36,1
- 70-79,99 19 26,4
- 80-89,99 8 11,1
Lama menderita DM
- ≤ 6 bulan 22 30,6
- > 6 bulan 50 69,4

88
Diah Ratnawati, Tatiana Siregar, Chandra Tri Wahyudi, Terapi Relaksasi Benson Termodifikasi Efektif Mengontrol Gula
Darah Pada Lansia Dengan Diabetes Mellitus

Tabel 2
Perbedaan Sebelum dan Sesudah dilakukan Terapi Relaksasi Benson Pada Kelompok
Intervensi dan Kelompok Kontrol Lansia DM (masing- masing n= 36) di Wilayah Kerja
Puskesmas Limo Depok Tahun 2017

Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol p


Variabel
Min Maks Mean t SD Min Maks Mean t SD
Kadar
Glukosa 51,68 109,26 80,47 5,67 85,085 -13,927 -5,01 -9,47 -4,31 13,16
Darah 0,016 b
Sewaktu a a
p=0,000 p=0,001

Kecemasan
8,64 10,69 9,66 19,12 3,033 -0,541 0,87 0,16 0,47 2,09
0,000b
a a
p=0,000 p=0,635

Depresi
6,18 7,70 6,94 18,48 2,254 -0,173 0,95 0,38 1,40 1,66
0,000b

p=0,000a p=0,169a

Berdasarkan tabel 2 berikut ini, nilai t darah sewaktu sebelum diberikan intervensi
diatas 1,96 pada kelompok intervensi maka pada kelompok intervensi maupun kontrol
kesimpulannya terdapat perbedaan yang termasuk grade sedang dan berat. Kadar gula
bermakna rata-rata kadar gula darah sebelum darah sewaktu pada minggu terakhir intervensi
dan sesudah terapi relaksasi Benson menunjukkan perubahan dari sedang sampai
termodifikasi pada lansia DM. Kadar gula dengan normal atau ringan.

Grafik 1
Kadar Gula Darah dari Minggu ke 1 sampai dengan Minggu ke 4 pada Kelompok Intervensi
Lansia DM di Wilayah Kerja Puskesmas Limo Depok Tahun 2017

700

600
Kadar Gula Darah Sewaktu

500

400
Minggu
300
Kel
Intervensi
200
Kel. Kontrol
100

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

89
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 14, No. 2, Juli 2018 ISSN : 0216 – 3942
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/JKK e-ISSN : 2549 – 6883

Grafik 1 menunjukkan kadar gula darah dari program intervensi pengontrolan kadar
pada kelompok intervensi mengalami gula darah.
penurunan kadar gula darah sebelum diberikan Hal tersebut didukung oleh Guliams
intervensi terapi relaksasi Benson termodifikasi (2010) bahwa stres kronis dan berulang dapat
ke pertengahan waktu diberikan intervensi merubah hormon kortisol sebagai hormon yang
terapi relaksasi Benson termodifikasi (setelah berperan dalam fungsi sistem endokrin. Selain
dua minggu) dan sesudah diberikan intervensi itu, banyaknya wanita yang menderita DM
terapi relaksasi Benson termodifikasi. Hal ini ketika lansia diakibatkan juga gaya hidup tidak
22
menunjukkan bahwa efektif terapi relaksasi sehat yang ditampilkan berupa obesitas .
Benson termodifikasi terhadap pengontrolan Crowin (2009) mengatakan obesitas pada
kadar gula darah pada lansia dengan DM, wanita disebabkan peningkatan hormon
sesudah diberikan intervensi terapi relaksasi esterogen yang meningkatkan lemak dijaringan
Benson termodifikasi maka kadar gula darah subkutis dan memperbesar resiko diabetes. Hal
kelompok intervensi lansia dengan DM tersebut juga dikuatkan dengan data responden
mengalami perbaikan ditunjukkan kadar gula yang sebagian besar berat badannya pada
darahnya menurun. rentang 60-69,99 kg sebanyak 26 responden
(36,1%)23.
Pembahasan Selain itu, responden yang menderita DM
Usia 55 sampai dengan 64 tahun termasuk selama lebih dari 6 bulan juga termasuk
kategori kelompok usia lanjut dini yang mayoritas mendominasi sebanyak 50
mengalami perubahan dalam kehidupan yang responden (69,4%). Kadar gula darah dengan
dapat menimbulkan stres (Depkes dalam lama menderita DM pada lansia mengakibatkan
Perkeni, 2011). Stres tersebut menyebabkan resistensi insulin yang mengakibatkan
meningkatnya sekresi hormon epinefrin dan perubahan neurohormonal terutama Insulin
kortisol sebagai pemicu peningkatan kadar gula Growth Factor-1 (IGF-1) dan
darah 21
). Lansia yang mengalami DM tipe 2 dihidroepiandosteron (DHEAS plasma)
sangat berkaitan dengan gaya hidup yang penuh sehingga terjadi penurunan ambilan glukosa
stres sehingga rentan cemas dan depresi. Oleh akibat menurunnya sensitivitas reseptor insulin
24
karena itu, membutuhkan terapi relaksasi dan aksi insulin , Hal tersebut dapat
Benson termodifikasi sebagai bagian integral mengganggu metabolisme glukosa.
Efektivitas terapi relaksasi Benson menurut penelitian Ekowati (2013)25
termodifikasi diuji dengan menggunakan uji menunjukan bahwa efektif terapi relaksasi
Man Whitney dan paired t-test. Hasil penelitian dalam mengontrol glikemik pada pasien DM di
menunjukkan efektif terapi relaksasi Benson Purwokerto.
termodifikasi dalam mengontrol kadar gula Hasil penelitian ini juga menunjukkan ada
darah (p < 0,05). Penelitian ini sejalan dengan perbedaan yang bermakna antara cemas dan

90
Diah Ratnawati, Tatiana Siregar, Chandra Tri Wahyudi, Terapi Relaksasi Benson Termodifikasi Efektif Mengontrol Gula
Darah Pada Lansia Dengan Diabetes Mellitus

26
depresi sebelum dan sesudah dilakukan terapi Hal tersebut, sejalan dengan penelitian
relaksasi Benson termodifikasi pada kelompok yang menemukan bahwa efektif terapi shalat
intervensi lansia DM. Respon terapi relaksasi bahagia untuk menangani problem yang tidak
Benson termodifikasi, menggunakan meditasi kunjung selesai, shalat merupakan ibadah
dengan pengulangan kata/ frase dengan ucapan dalam bentuk bacaan-bacaan dan gerakkan
kalimat sesuai keimanan yang sama dengan tertentu. Kombinasi relaksasi nafas dalam dan
zikir dapat menurunkan cemas dan depresi, meditasi zikir dapat membuat kondisi menjadi
yang dipadu dengan relaksasi pernafasan dalam rileks 27
serta gerakan progresif otot.
Analisis menunjukkan bahwa efektif terapi
relaksasi Benson termodifikasi terhadap Kesimpulan
pengontrolan kadar gula darah pada lansia Mayoritas responden adalah lansia berusia
dengan DM, sesudah diberikan intervensi terapi 50 tahun keatas, berjenis kelamin perempuan,
relaksasi Benson termodifikasi maka kadar gula berpendidikan tamat SD, dan sudah lebih dari 6
darah kelompok intervensi lansia dengan DM bulan didiagnosa DM tipe 2. Terapi relaksasi
mengalami perbaikan ditunjukkan kadar gula Benson termodifikasi efektif dalam mengontrol
darahnya menurun. kadar gula darah pada lansia dengan DM.
Oleh karena itu, peneliti berasumsi bahwa Lansia DM termotivasi mengontrol kadar gula
efektif terapi relaksasi Benson termodifikasi darahnya dengan adanya terapi relaksasi
yang dilakukan 3 kali selama 4 minggu pada Benson termodifikasi yang dilakukan perawat.
kelompok intervensi terhadap kadar gula darah Oleh karena itu, penelitian ini sangat bermakna
lansia. Peneliti berpendapat pengelolaan lansia terhadap lansia dengan DM sehingga
DM efektif dengan tindakan terapi relaksasi puskesmas setempat dapat menjadikan terapi
Benson, terbukti bahwa tindakan terapi ini sebagai bagian dari program pengontrolan
relaksasi Benson mampu mengurangi stres dan kadar gula darah dalam proses pemberian
berpengaruh dalam menurunkan kadar glukosa asuhan keperawatan.
28
darah Hal ini diperkuat, terapi relaksasi
Benson termodifikasi dalam penelitian ini juga Referensi
dipadu dengan relaksasi progresif otot sehingga
makin efektif dalam mengontrol kadar gula 1. Yosep. Keperawatan Jiwa. Bandung:
darah, terapi relaksasi progresif otot signifikan Refika Editam; 2013.
berpengaruh terhadap penurunan kadar gula 2. Kemenkes Ri. Riskesdas 2013. Jakarta:
29
darah Psudatin Kemenkes Ri; 2013.
3. Videbeck Sl. Buku Ajar Keperawatan
Jiwa. Jakarta: Egc; 2008.
4. Efendi F& M. Perawatan Kesehatan

91
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 14, No. 2, Juli 2018 ISSN : 0216 – 3942
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/JKK e-ISSN : 2549 – 6883

Komunitas Teori Dan Praktik Dalam Medikal Bedah. Jakarta: Egc; 2008.
Keperawatan. Jilid 1. Jakarta: 20. Flesatti Sl. Progressive Muscle
Eirlangga; 2009. Relaxation. Calgary Ab: Mount Royal
5. Susenas. Surveyi Sosial Ekonomi Collage; 2010.
Nasional. 2012; 21. Lorentz M. Stress And
6. Kemenkes Ri. Undang-Undang No.36 Psyhoneuroimmunology Revisited
Tahun 2009. 2009. Using Mind Body Interventions To
7. Miller Ca. Nursing For Wellness In Reduce Stres. Altern Ofjournal Nurs.
Older Adults. Us: Lippincott; 2009. 2006;11.
8. Papalia De. Human Development (8th 22. Gulliams Dan E. Chronic Stress And
Ed.). Boston: M.C Graw Hill; 2001. The Hpa Axis. 2010;9(2).
9. Perry Pp&. No Tfundamental 23. Crowin E. Buku Saku Patofisiologi.
Keperawatan. Jakarta: Salemba Jakarta: Egc; 2009.
Mendika; 2011. 24. Kurniawan I. Diabetes Mellitus Tipe 2
10. Soegondo S Dan Sukardi. Hidup Secara Pada Usia Lanjut. Volume 60. Jakarta:
Mandiri Dengan Diabetes Mellitus Majalah Kedokteran Indonesia; 2010.
Kencing Manis Sakit Gula. Jakarta: 25. Ekowati, W., Iskandar, A., Dan
Balai Penerbit Fk Ui; 2008. Sumarwati. Pengaruh Terapi Relaksasi
11. Idf. Idf Diabetes Atlas. 2013. Terhadap Kontrol Glikemik Pada Pasien
12. Kemenkes Ri. Riskesdas 2007. Jakarta; Dm Di Purwokerto. Manuskrip J
2007. Kesehat Masy Unsoed. 2006;
13. Puskesmas Limo. Data Kesehatan 26. Inayah, A. Dan R. Efektifitas Terapi
Puskesamas Limo. 2015. Shalat Bahagia Untuk Mengurangi
14. Suharko S. Penderita Diabetes Di Problem Yang Tidak Kunjung Selesai
Indonesia Terus Meningkat Jumlahnya. (Unfinished Business) Di Surabaya. J
In 2012. Bimbing Dan Konseling Islam Fak
15. Ramachandran. Dm Gizi Kesehatan. Dakwah Iain Sunan Ampel Surabaya.
Jakarta: Egc; 2008. 2013;
16. Vacarolis, Elizabeth M. Manual Of 27. Retnowati, A;, Arimyati., Y., Dan
Psychiatric Nursing Care Planning. Us: Astuti R. Pengaruh Kombinasi
Elsevier; 2007. Relaksasi Nafas Dalam Dan Meditasi
17. Kaplan. Sinopsi Psikiatri Jilid 2. Dzikir Terhadap Tekanan Darah Pada
Jakarta: Binarupa Aksara; 2010. Penderita Hipertennsi Di Rw 02
18. Purwanto S. Relaksasi Dzikir. J Psikol Kelurahan Sambiroto Semarang. J Progr
Univ Muhammadiyah Semarang. Stud Ilmu Keperawatan Univ
2006;18(1). Muhammadiyah Semarang. 2013;
19. Smeltzer Dan Bare. Keperawatan 28. Kuswandi, Asep., Sitorus, Ratna., &

92
Diah Ratnawati, Tatiana Siregar, Chandra Tri Wahyudi, Terapi Relaksasi Benson Termodifikasi Efektif Mengontrol Gula
Darah Pada Lansia Dengan Diabetes Mellitus

Gayatri D. Studi Komparatif Kadar Pengaruh Progressive Muscle


Glukosa Darah Pasien Diabetes Tipe 2 Relaxation (Pmr) Terhadap Penurunan
Sebelum Dan Sesudah Melakukan Kadar Glukosa Darah Pasien Diabetes
Relaksasi Di Rumah Sakit Umum Mellitus Tipe 2 Di Rs Raden Mattaher
Daerah Kota Tasikmalay. 2007; Jambi. 2011;
29. Mashudi., Yetti, Krisna., & Sabru L.

93
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 4, No. 1, Maret 2016
 
 
PENGARUH TERAPI RELAKSASI BENSON TERHADAP KADAR GULA
DARAH PADA LANSIA DENGAN DIABETES

(The Effect of Benson Relaxation Therapy towards Blood Glucose Level


in Elderly with Diabetes)

Linda Juwita*, Ninda Ayu Prabasari*, Maria Manungkalit*


*Fakultas Keperawatan, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
Jl. Raya Kalisari Selatan 1, Surabaya; Telp (031) 99005299
Email: lindajuwita73@gmail.com

ABSTRAK
Pendahuluan: Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit
degeneratif. Komplikasi dari DM yakni hipoglikemia, diabetes ketoasidosis,
sindrom hiperglikemik hiperosmolar nonketotik. Penderita DM rentan untuk
mengalami penurunan kualitas hidup. Tujuan penelitian ini menjelaskan pengaruh
terapi Benson terhadap kadar gula darah pada lansia dengan Diabetes Mellitus.
Metode: Desain penelitian ini adalah quasy eksperimental. Desain yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pre test post test control group design.
Populasinya adalah semua lansia penderita DM di Posyandu Lansia Matahari
Surabaya. Sampel dalam penelitian berjumlah 38 Orang masing-masing kelompok
perlakuan dan kontrol yaitu 19 orang, dengan kriteria menderita DM, usia 55
tahun, dan kooperatif. Hasil: Hasil penelitian kelompok kontrol yaitu p = 0.005
sedangkan kelompok perlakuan p = 0.001. Pembahasan: Stress yang
menyebabkan hormon kortisol meningkat membuat glukosa lebih sulit untuk
memasuki sel dan meningkatkan gula darah. Dalam relaksasi Benson, proses
pernafasan yang tepat dilakukan, ini merupakan penawar stress. Kesimpulan:
Relaksasi Benson dapat menurunkan kadar gula darah pada lansia dengan DM.
Kata Kunci: relaksasi Benson, gula darah, lansia

ABSTRACT
Introduction: DM is one of degenerative disease. DM Complications are
hypoglycemia, diabetic ketoacidic, syndrome of hyperosmolar hyperglycemic non-
ketotic. People with DM are prone to decreased quality of life. This study aimed
to explain the effect of Benson relaxation on blood sugar levels in elderly with
DM. Method: This study was a quasy-experimental. The design used was pretest
posttest control group design. The population was all elderly with DM in Elderly
Community Health Center of Matahari in Surabaya. Sample size was 38 and
divided into treatment and control groups, 19 for each. Sample criteria was aged
55 years old at least and cooperative. Result: Statistical analysis results was
control group: p = 0.005, while the treatment group: p = 0.001. Discussion:
Stress hormone of cortisol causes increase of glucose level that making it more
difficult to enter the cells and increase blood sugar level. In Benson relaxation
process, proper breathing was done to be the antidote to stress. Conclusion:
Benson relaxation could lower blood sugar level in elderly with DM.
Keywords: Benson relaxation, blood sugar, elderly

6
 
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 4, No. 1, Maret 2016
 
 
PENDAHULUAN faktor, yaitu pertama adanya
Proses menua merupakan perubahan komposisi tubuh,
proses yang berlanjut secara alamiah, komposisi tubuh berubah menjadi air
dimulai sejak lahir dan pada 53%, sel solid 12%, lemak 30%,
umumnya dialami pada semua sedangkan tulang dan mineral
makhluk hidup (Nugroho, 2008). menurun 1% sehingga tinggal 5%.
Penyakit degeneratif pada lansia Faktor yang kedua adalah turunnya
yang disebabkan oleh penurunan aktivitas fisik yang akan
fungsi adalah diabetes mellitus dan mengakibatkan penurunan jumlah
hipertensi (Subroto, 2006). Penyakit reseptor insulin yang siap berikatan
tersebut akan dapat mengganggu dengan insulin sehingga kecepatan
aktifitas lansia dalam memenuhi transkolasi GLUT-4
kebutuhan sehari-hari (Sutikno, (glucosetransporter-4) juga menurun.
2011). Faktor ketiga adalah perubahan pola
Indonesia termasuk 10 besar makan pada usia lanjut yang
negara dengan jumlah penderita DM disebabkan oleh berkurangnya gigi
terbanyak. Pada tahun 2000 geligi sehingga prosentase bahan
jumlahnya 8.426.000 orang, dan makanan karbohidrat akan
WHO memprediksi pada tahun 2030 meningkat. Faktor keempat adalah
jumlah ini akan meningkat menjadi perubahan neurohormonal,
21.257.000 orang (WHO, 2012). khususnya Insulin Like Growth
Berdasarkan data Riset Kesehatan Factor-1 (IGF-1) dan
Dasar Tahun 2007 menjelaskan dehydroepandrosteron (DHtAS)
prevalensi diabetes pada kelompok plasma (Rochmah, 2006).
populasi lanjut usia di negara -negara Hiperglikemia pada semua kasus
makin meningkat dengan bertambah disebabkan oleh defisiensi fungsional
panjangnya usia penduduk. kerja insulin. Defisiensi efek insulin
Prevalensi diabetes mellitus di dapat disebabkan oleh penurunan
provinsi Jawa Timur sebesar 1,0%. sekresi insulin oleh sel β pancreas,
Menurut laporan World Health penurunan respon terhadap insulin
Organization (WHO) bahwa oleh jaringan sasaran (resistensi
terdapat 1,5 juta penduduk insulin), atau peningkatan hormon
mengalami kematian akibat diabetes counterregulatory yang melawan
dengan prevalensi sekitar 2,7 %. Dari efek insulin (McPhee & Ganong,
seluruh kematian akibat DM di 2010). Komplikasi dari DM yakni
dunia, 70 % kematian terjadi di hipoglikemia, diabetes ketoasidosis,
negara-negara berkembang termasuk sindrom hiperglikemik hiperosmolar
Indonesia (WHO, 2014). nonketotik (Smeltzer & Bare, 2012).
Diabetes Mellitus (DM) Berdasarkan hasil penelitian Rosyada
pada geriatri terjadi karena & Trihardini (2013) tentang
timbulnya resistensi insulin pada komplikasi DM pada Lansia
usia lanjut yang disebabkan oleh 4 didapatkan hasil bahwa jumlah lansia

7
 
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 4, No. 1, Maret 2016
 
 
dengan DM yang mengalami membantu menurunkan kadar gula
komplikasi adalah sekitar 73,1%. pada penderita DM perlu dimbil
DM sering menyebabkan suatu tindakan keperawatan yang
penderitanya menjadi rentan untuk yang merupakan terapi
mengalami penurunan kualitas hidup. nonfarmakologis yaitu terapi
Agar dapat mencapai kualitas hidup relaksasi Benson.
yang tinggi maka status kesehatan
yang optimal harus dicapai dan BAHAN DAN METODE
dipertahankan. Salah satu cara untuk Jenis penelitian ini adalah quasy
mencapainya adalah melalui eksperimental. Desain yang
pemberdayaan penderita DM secara digunakan dalam penelitian ini
mandiri melalui tindakan perawatan adalah pre test post test control group
diri dalam bentuk perilaku sehat dan design. Intervensi yang diberikan
manajemen penyakit DM. Konsep adalah terapi relaksasi Benson pada
teknik relaksasi Benson merupakan kelompok perlakuan. Populasi
bagian dari teori self care. Self care dalam penelitian ini adalah semua
menjelaskan bahwa merawat diri dan lansia penderita DM di Posyandu
ketergantungan dalam perawatan diri Lansia Matahari Surabaya. Sampel
adalah suatu perilaku yang dipelajari penelitian ini yaitu lansia penderita
setiap individu untuk DM di Posyandu Lansia Matahari
mempertahankan hidup, kesehatan yang memenuhi kriteria sampel.
dan kehidupan yang lebih baik Kriteria sampel sebagai berikut:
(Tomey & Alligood, 2006). lansia DM kadar gula darah acak
Benson dan Proctor (2000) ≥200 mg/dl, kooperatif, usia minimal
menjelaskan bahwa formula kata- 55 tahun. Dalam penelitian ini, cara
kata atau kalimat tertentu yang di pengambilan sampel yang digunakan
baca berulang-ulang dengan adalah purposive sampling.
melibatkan unsur keimanan dan Variabel independent yaitu terapi
keyakinan akan menimbulkan respon relaksasi Benson dengan
relaksasi yang lebih kuat menggunakan SOP yang
dibandingkan tanpa melibatkan unsur diberlakukan olen Benson. Terapi
keyakinan. Relaksasi Benson yaitu Benson dilakukan selama 20 menit
relaksasi menggunakan metode yang dan dilakukan selama 1 minggu.
sederhana, dapat dilakukan kapan Variabel dependent yaitu kadar gula
saja tanpa membutuhkan ruangan darah acak yang diukur dengan alat
yang khusus, dapat menekan biaya gluko test. Waktu dan Tempat
pengobatan, dapat digunakan untuk Penelitian dijalan Dinoyo Tangsi III
mencegah terjadinya stress Yosep RW II Kelurahan Keputeran,
2007 (dikutip dalam Aryana dan Kecamatan Tegalsari, Surabaya.
Novitasari, 2013). Bila didapatkan Waktu pelaksanaan penelitian pada
korelasi yang kuat di antara variabel- 14 April-22 April 2016, yang diawali
variabel di atas, maka untuk dengan kegiatan birokrasi perijinan

8
 
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 4, No. 1, Maret 2016
 
 
sesuai dengan prosedur yang sedangkan kelompok kontrol tidak
ditetapkan. Selanjutnya peneliti diberikan terapi relaksasi Benson.
menyeleksi calon responden sesuai Setelah pemberian terapi selesai
dengan kroteria inklusi, dan seluruh responden pada kedua
memberikan informasi terkait kelompok pada tanggal 22 April
penelitian yang akan dilakukan, dan 2016 dilakukan post test berupa
memberikan informed consent yang pemeriksaan gula darah acak dengan
ditandatangani oleh responden gluko test
sebagai tanda persetujuan. Setelah data-data gula darah
Selanjutnya responden yang telah acak responden sebelum dan
menyetujui untuk menjadi subyek sesudah terapi relaksasi Benson
penelitian, dibagi menjadi 2 sudah terkumpul, kemudian
kelompok yaitu kelompok perlakuan dikelompokkan dan dilakukan uji
dan kelompok kontrol. Kedua statistik dengan paired t-test yang
kelompok tersebut dilakukan pretest bertujuan untuk menghitung mean
pada satu hari sebelum pelaksanaan skor nilai kadar gula darah acak pre
intervensi pada tanggal 14 April dan post test pada masing-masing
2016 yang berupa pemeriksaan kadar kelompok. Selanjutnya dilakukan uji
gula darah acak dengan statistik melalui independent sample
menggunakan alat gluco test easy t-test, yang bertujuan untuk
touch. Selanjutnya responden dalam membandingkan mean delta kadar
kelompok perlakuan diberikan terapi nilai gula darah acak pada kedua
relaksasi Benson selama 20 menit kelompok.
tiap hari selama 1 minggu,

HASIL
Tabel 1. Karakteristik data umum
Karakteristik Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
(n=19);Mean ±SD (n=19);Mean ±SD
1) Umur (th) 63.16±4.05 60.5 ±6.48
2) Jenis Kelamin
Perempuan 15 17
Laki-laki 4 2
3) Pendidikan
Tidak Sekolah 2 4
SD 5 4
SMP 7 5
SMA 4 4
Perguruan Tinggi 1 2
4) Pekerjaan
Swasta 1 4
Wiraswasta 6 4
PNS 1 1
Tidak Bekerja 11 10

9
 
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 4, No. 1, Maret 2016
 
 

Data umum yang didapatkan responden lulusan SD, 5 responden


pada table 1 untuk jenis kelamin, lulusan SMP, 4 responden lulusan
menunjukan bahwa pada kedua SMA dan 2 responden lulusan
kelompok didominasi oleh responden perguruan tinggi. Pekerjaan yang
dengan jenis kelamin perempuan dijalani responden pada kelompok
yaitu mencapai 78% untuk kelompok perlakuan terbagi atas swasta
perlakuan, dan 89% untuk kelompok sebanyak 1 responden, wiraswasta
kontrol. Berdasarkan tingkat sebanyak 6 responden, PNS
pendidikan untuk kelompok sebanyak 1 responden, dan tidak
perlakuan terdapat 2 responden yang bekerja sebanyak 11 responden. Pada
tidak bersekolah, 5 responden lulus kelompok kontrol terbagi atas swasta
SD, 7 responden lulus SMP, 4 sebanyak 4 responden, wiraswasta
responden lulus SMA dan 1 sebanyak 4 responden, PNS
responden lulus perguruan tinggi. sebanyak 1 responden, dan tidak
Untuk kelompok kontrol terdapat 4 bekerja sebanyak 10 responden
responden yang tidak bersekolah, 4
.
Tabel 2. Kadar Gula Darah Acak Pre dan Test
Hal Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
yang (Relaksasi Benson) n=19 (tanpa terapi) n= 19
diukur
Pre Post Paired Pre Post Paired
Mean±SD Mean±SD t-test Mean±SD Mean±SD t-test
Kadar 263.32±66.53 201.37±50.93 0.001 276±71.56 257±63.54 0.005
Gula
darah
acak

Pada tabel 2 menunjukan hasil pre test yang cukup bervariasi antara 2
kelompok yaitu berkisar antara 263.32±66.53-276±71.56, sedangkan pada
kondisi post test terdapat hasil mean yang cukup berbeda pada kelompok
perlakauan didapatkan 201.37±50.93 dan pada kelompok kontrol 257 ± 63.54.
Data pre dan post selanjutnya dilakukan uji statistik dengan paired t-test dan di
dapatkan hasil p = 0.001 pada kelompok prlakuan dan p= 0.005 pada kelompok
kontrol.
Tabel 3. Mean Delta Kadar Gula Darah Acak
Hal yang diukur Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol Independent samples
(terapi Benson) n=19 (tanpa terapi) t- test
n= 19
Mean ± SD Mean ± SD
Nilai kadargula darah 0.005
201.37±50.933
acak 257.21±63.544

10
 
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 4, No. 1, Maret 2016
 
 
Pada tabel 3 dijelaskan bahwa mean Berdasarkan hasil uji t-independent
nilai kadar gula darah yang menunjukkan ada perbedaan nilai
dibandingkan antara kelompok gula darah acak setelah dilakukan
perlakuan dan kelompok kontrol, relaksasi benson pada kelompok
menghasilkan p=0.005 yang diuji perlakuan dan kelompok kontrol (p =
melalui Independent sample t -test. 0,000).
Hal ketiga adalah perasaan
PEMBAHASAN tenang dan bahagia yang dialami
Kadar Gula Darah Pre dan Post ketika dilakukan relaksasi Benson,
Test Pada Kelompok Perlakuan sehingga mencegah terjadinya stress
Pengambilan data pre dan lansia. Relaksasi Benson dapat
post kemudian dilakukan uji statistik menghasilkan frekuensi gelombang
dengan menggunakan paired t-test alpha pada otak yang bisa
dan didapatkan hasil p= 0.001. menimbulkan perasaan bahagia,
Penurunan pada kadar gula darah senang, gembira, dan percaya diri
dikarenakan tiga hal. Yang pertama sehingga dapat menekan pengeluaran
adalah frekuensi dan keteraturan hormon kortisol, epinefrin dan
latihan relaksasi Benson yang norepinefrin yang merupakan
dilakukan oleh responden. pada vasokontriksi kuat pada pembuluh
kelompok perlakuan diberikan terapi darah (Price 2005 dalam Sukarmin &
relaksasi Benson sebanyak 6 kali Himawan, 2015). Dalam Benson
yang dilakukan setiap hari yang (2000) menjelaskan relaksasi benson
berdurasi 30 menit tiap kali terapi. menurunkan stress. Hal serupa
Kemungkinan kedua adalah karena diungkapkan pula oleh penelitian
selama proses terapi relaksasi Aryana dan Novitasari (2013)
Benson, responden didampingi oleh didapatkan nilai p-value
peneliti beserta tim, sehingga 0,002<(0,05), dengan kesimpulan
intensitas setiap prosedur yang ada perbedaan yang signifikan
dilakukan responden menjadi lebih tingkat stres lansia sesudah diberikan
tepat. tehnik relaksasi Benson antara
Adanya penurunan kadar kelompok intervensi dan kontrol
gula darah pada responden pada pada lansia.
kelompok perlakuan ini dibuktikan Kadar Gula Darah Pre dan Post
dengan adanya lebih rendahnya Test Pada Kelompok Kontrol
kadar gula darah acak responden Data pre dan post test ini
ketika post test. Hal ini senada kemudian dilakukan uji statistik
dengan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan paired t-test
Ulum (2015) tentang efektivitas dan mendapatkan hasil p=0.005.
terapi relaksasi benson terhadap Pada kelompok kontrol juga
penurunan kadar gula darah sewaktu mengalami penurunan kadar gula
(GDS) pada pasien diabetes melitus darah, namun tidak cukup besar dan
di RSUD kota Semarang. tidak pada semua responden. Hal ini

11
 
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 4, No. 1, Maret 2016
 
 
kemungkinan terjadi karena ada metodenya yang sederhana karena
beberapa responden yang masih bertumpu pada usaha nafas dalam
bekerja dan memiliki aktivitas yang diselingi dengan permohonan
sehari-hari yang biasa dilakukan. kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,
Namun Aktivitas dari pekerjaan teknik ini juga dapat dilakukan
sehari hari belum cukup untuk kapan saja tanpa membutuhkan
menurunkan kadar gula darah. ruangan yang sangat khusus (Yosep
Aktivitas fisik yang dilakukan bila 2007, dalam Aryana & Novitasari,
ingin mendapatkan hasil yang baik 2013). Dalam relaksasi Benson
harus memenuhi syarat yaitu dibutuhkan pula proses pernafasan
dikasanakan minimal 3 sampai 4 kali yang tepat, dimana pernafasan yang
dalam seminggu serta dalam kurun tepat merupakan penawar stress
waktu minimal 30 menit dalam (Taylor 2001 dalam Aryana &
sekali beraktivitas. Aktivtas fisik Novitasari, 2013). Kondisi stres
tidak harus aktivitas yang berat menyebabkan produksi berlebih
cukup dengan berjalan kaki di pagi pada kortisol, kortisol adalah suatu
hari sambil menikmati pemandangan hormon yang melawan efek insulin
selama 30 menit atau lebih sudah dan menyebabkan kadar gula darah
termasuk dalam kriteria aktivitas tinggi, jika seseorang mengalami
fisik yang baik (Irawan, 2010). Hasil stress berat yang dihasilkan dalam
peneltian ini didukung juga oleh tubuhnya, maka kortisol yang
penelitian Larasati (2013) yang dihasilkan akan semakin banyak, ini
menemukan 3,7% responden yang akan mengurangi sensivitas tubuh
memiliki aktifitas buruk namun terhadap insulin. Kortisol
kadar HbA1C yang baik. merupakan musuh dari insulin
Pengaruh Terapi Relaksasi Benson sehingga membuat glukosa lebih
Terhadap kadar Gula darah sulit untuk memasuki sel dan
Lansia dengan Diabetes Mellitus meningkatkan gula darah (Watkins,
Data nilai delta kadar gula 2010).
darah pada kelompok perlakuan dan Proses pernafasan pada
kelompok kontrol dilakukan uji relaksasi Benson merupakan proses
statistik melalui Independent sample masuknya O2 melalui saluran nafas
t-test, dan didapatkan hasil p=0.005, kemudian masuk ke paru dan
yang berarti ada pengaruh relaksasi diproses ke dalam tubuh, kemudian
Benson terhadap kadar gula darah selanjutnya diproses dalam paru-
pada lansia. paru tepatnya di bronkus dan
Relaksasi Benson diedarkan ke seluruh tubuh melalui
mengurangi stress sehingga pembuluh vena dan nadi untuk
memiliki dampak positif kadar gula memenuhi kebutuhan akan O2.
darah menurun pada penderita DM. Apabila O2 dalam untuk tercukupi
Relaksasi Benson memiliki maka manusia berada dalam kondisi
beberapa keunggulan selain seimbang. Kondisi ini akan

12
 
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 4, No. 1, Maret 2016
 
 
menimbulkan keadaan rileks secara relaksasi Benson terhadap kadar gula
umum pada manusia. Perasaan darah lansia dengan DM..
rileks akan diteruskan ke Saran
hipotalamus untuk menghasilkan Bagi penderita DM terutama
Corticotropin Releasing Factor di Posyandu Lansia Matahari RW II
(CRF). Selanjutnya CRF Kelurahan Keputeran Kecamatan
merangsang kelenjar di bawah otak Tegalsari Surabaya diharapkan tetap
untuk meningkatkan produksi melanjutkan terapi relasasi Benson
Proopioidmelanocortin (POMC) terus secara mandiri maupun
sehingga produksi enkephalin oleh berkelompok. Bagi peneliti
medulla adrenal meningkat. selanjutnya diharapkan dapat
Kelenjar di bawah otak juga dilakukan penelitian lanjutan dengan
menghasilkan β endorphin sebagai memperluas populasi dan
neurotransmitter yang memperketat kontrol serta
mempengaruhi suasana hati menjadi melakukan perbandingan atau
rileks. Meningkatnya enkephalin modifikasi dengan terapi yang lain.
dan β endorphin dan lansia akan
merasa lebih rileks dan nyaman KEPUSTAKAAN
(Taylor 2001 dalam Aryana &
Novitasari, 2013). Aryana, K.O. Novitasari, D.
Relaksasi benson melibatkan (2013). Pengaruh teknik relaksasi
faktor keyakinan pasien, yang dapat benson terhadap penurunan tingkat
menciptakan suatu lingkungan stres lansia di unit rehabilitasi sosial
internal sehingga dapat membantu wening wardoyo ungaran. Jurnal
pasien mencapai kondisi kesehatan Keperawatan Jiwa, Volume 1#(2),
dan kesejahteraan yang lebih tinggi 186-195.
(Purwanto 2006, dalam Sukarmin &
Himawan, 2015). Hal ini didukung Benson, H., & Proctor, W.
oleh penelitian yang dilakukan (2000). Dasar-dasar res pon rela
Ulum (2015), yang menyebutkan ksas i: Ba gaimana mengga bun g-
bahwa Relaksasi benson efektif ka n res p o n s rel a ks a s i d en g a n
untuk menurunkan kadar glukosa keya k i n a n pribadi anda. (Alih
darah sewaktu. bahasa oleh Nurhasan). Bandung:
Kaifa.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan Irawan, D. (2010). Prevalensi dan
Dari hasil analisa data dapat Faktor Risiko Kejadian Diabetes
disimpulkan bahwa terjadi Melitus Tipe 2 di Daerah Urban
penurunan kadar gula darah pada Indonesia (Analisa Data Sekunder
kelompok perlakuan, sehingga Riskesdas 2007). Thesis, Universitas
dengan demikian terbuktilah Indonesia.
hipotesis bahwa ada pengaruh terapi

13
 
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 4, No. 1, Maret 2016
 
 
Larasati, T.A. (2013). Aktivitas Tomey, A. M., & Alligood, M. R.
Fisik, Diet Serat, HbA1C Pasien (2010). Nursing Theorist and Their
Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD Work, 7th Edition. Missouri: Mosby.
Abdul Moeloek Provonsi Lampung.
JUKE, 3 (1), 1-5. Ulum, B. (2015). Efektivitas Terapi
Relaksasi Benson Terhadap
McPhee, S. J & Ganong, W. F. Penurunan Kadar Gula Darah
(2010) . Patofisiologi Penyakit Sewaktu (Gds) Pada Pasien Diabetes
Pengantar Menuju Kedokteran Melitus Di Rsud Kota Semarang.
Klinis. Edisi 5.Alihbahasa oleh Undergraduate Thesis, Fakultas Ilmu
Brahm U Pendit. Jakarta: EGC. Keperawatan UNISSULA.

Rochmah W. (2007). Diabetes Watkins, P. J. (2010). ABC of


Mellitus pada Usia Lanjut. : Sudoyo Diabetes. 5th ed. London: BMJ
AW, Setiyohadi B, Alwi I, Publishing Group
Simadibrata M, Setiati S, editors.
Buku AjarIlmu Penyakit Dalam. 4th World Health Organization (WHO).
ed. Jakarta: Pusat Penerbitan IPD (2012). About Diabetes. Diunduh
dari
FKUI.
http://www.who.int/diabetes/action_
online/basics/en/index3.htm.
Rosyada, A &Trihardini. (2013).
Determinan Komplikasi Kronik
Diabetes Melitus pada Lanjut Usia.
Jurnal Kesehatan Masyarakat
Nasional Vol. 7, No. 9.

Sukarmin., Himawan, R. (2015).


Relaksasi Benson Untuk
Menurunkan Tekanan Darah Pasien
Hipertensi Di Rumah Sakit Daerah
Kudus. Jurnal Ilmu Keperawatan
dan Kebidanan, Volume 6#(3), 86-
93.
 
Sutikno, E. (2011). Hubungan antara
fungsi keluarga dan kualitas hidup
lansia. 2 (1). (Online). Diunduh dari
(http://www.jki-
ina.com/index.php/jki/article/viewFil
e/13/12.

14
 
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020 Sri Mulia Sari

PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA


DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

Sri Mulia Sari

Program Studi Ilmu Keperawatan, STIK Siti Khadijah Palembang


srimuliasari2018@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah. Komplikasi dari DM adalah hipoglikemia, diabetes ketoasidosis,
sindrom hiperglikemia hiperosmolar non ketotik, oleh karena itu diperlukan terapi untuk menurunkan
kadar gula darah, yang salah satunya Terapi Benson. Tujuan: Diketahuinya Pengaruh Relaksasi
Benson Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. Metode: Desain
penelitian ini adalah pre eksperimental, dengan rancangan penelitian one group pre-post test design.
Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah sampel
sebanyak 16 responden yang dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus sampai dengan 30 November 2019
di Puskesmas Palembang. Kemudian data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan uji Wilcoxon.
Hasil: Rata-rata nilai kadar GDS sebelum relaksasi benson dengan nilai tertinggi 498 mg/dl dan nilai
terendah 212 mg/dl. Rata-rata nilai kadar GDS sesudah terapi benson dengan nilai tertinggi 377 mg/dl
dan nilai terendah 110 mg/dl. Ada pengaruh relaksasi Benson terhadap penurunan kadar gula darah
dengan hasil p value = 0,001 (<0,05). Saran: Salah satu alternative untuk menurunkan kadar gula
darah pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 adalah dengan cara relaksasi benson.

Kata Kunci: Relaksasi Benson, Gula Darah

ABSTRACT
Background: Diabetes mellitus (DM) is a metabolic disease characterized by increased levels of
glucose in the blood. Complications of DM are hypoglycemia, diabetes ketoacidosis, hyperosmolar
non-ketotic hyperglycemia syndrome, therefore therapy is needed to reduce glucose levels, one of
which is Benson Therapy. Aim: Knowing the Effects of Benson's Relaxation on Reducing glucose
Levels in Patients with Type 2 Diabetes Mellitus. Method: The research design was pre-experimental
with one group pre-post test design. Sampling technique used is purposive sampling with a sample
size of 16 respondents conducted on August 5 up to November 30, 2019 at the Public Health Center in
Palembang. Then the data were analyzed using the Wilcoxon test. Results: The average value of GDS
levels before Benson relaxation with the highest value is 498 mg / dl and the lowest value is 212 mg /
dl. The average value of GDS levels after Benson therapy with the highest value of 377 mg / dl and
the lowest value of 110 mg / dl. There is an effect of Benson's relaxation on decreasing glucose levels
with a p value = 0.001 (<0.05). Suggestion: One alternative to reduce glucose levels in Type 2
Diabetes Mellitus Patients is by Benson relaxation.

Keywords: Benson's Relaxation, Glucose

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 10


Volume 12, Nomor 1, Juni 2020 Sri Mulia Sari

PENDAHULUAN Diabetes Melitus terbanyak di Indonesia,


Diabetes Melitus (DM) merupakan pada tahun 2016 sebesar 45%, tahun 2017
penyakit metabolik akibat gangguan sebesar 55% dan pada tahun 2018 sebesar
sekresi insulin, gangguan kerja insulin, 62,6 % (Dinkes Prov. Sumsel, 2018).
atau kombinasi keduanya (ADA, 2016). Di Kota Palembang jumlah penderita
Adanya gangguan tersebut mengakibatkan Diabetes Melitus pada tahun 2016
gula didalam darah tidak dapat digunakan sebanyak 4.442 orang, kemudian pada
oleh sel tubuh sebagai energi hingga tahun 2017 sebanyak 4.823 orang, dan
akhirnya menyebabkan kadar gula dalam pada tahun 2018 mengalami peningkatan
darah tinggi atau hiperglikemia (IDF, menjadi 10.038 orang dan ini terjadi di
2013). Kota Palembang (Dinkes Kota Palembang,
Diabetes Melitus telah menjadi 2018). Salah satu puskesmas yang
masalah kesehatan utama dunia dengan memiliki banyak penderita Diabetes
angka kejadian dan kematian yang masih Melitus di Palembang adalah Puskesmas
sangat tinggi. Berdasarkan data World Plaju, yang didapatkan 3 (tiga) tahun
Health Organization (WHO), Indonesia terakhir berjumlah, pada tahun 2016
menduduki peringkat kedua sebagai negara sebanyak 1478 orang, pada tahun 2017
dengan jumlah pasien diabetes di Asia. Di sebanyak 952 orang dan pada tahun 2018
Indonesia pada tahun 2000 jumlah pasien sebanyak 817 orang (Puskesmas Plaju
diabetes sekitar 8.426.000 jiwa. Angka ini Palembang, 2018).
diprediksikan akan semakin meningkat Salah satu penyebab dari Diabetes
pada tahun 2030 yang mencapai Melitus adalah gaya hidup yang
21.257.000 jiwa. mengakibatkan tidak terkontrolnya kadar
Berdasarkan data terbaru riset gula dalam darah. Adapun bahaya yang
kesehatan dasar tahun 2018 di Indonesia, dapat terjadi pada pasien Diabetes Melitus
secara umum angka kejadian Diabetes jika tidak di obati dengan benar maka akan
Melitus mengalami peningkatan yang menimbulkan dampak yang buruk pada
cukup signifikan selama 5 tahun terakhir. tubuhnya. Beberapa dampak atau
Pada tahun 2013, angka kejadian Diabetes komplikasi yang dapat terjadi pada pasien
Melitus pada orang dewasa mencapai 6,9 Diabetes Melitus adalah hipoglikemia,
% dan di tahun 2018 angka terus melonjak diabetes ketoasidosis, sindrom
menjadi 8,5% (RISKESDAS, 2018). hiperglikemik hiperosmolar nonketoti
Provinsi Sumatera Selatan termasuk (Smeltzer & Bare, 2012). Maka dari itu,
provinsi yang memiliki angka kejadian untuk mencegah terjadinya komplikasi

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 11


Volume 12, Nomor 1, Juni 2020 Sri Mulia Sari

Diabetes Melitus maka diperlukan dengan cara menekan pengeluaran


pengontrolan yang terapeutik dan teratur epinefrin sehingga menghambat konversi
melalui perubahan gaya hidup pasien DM glikogen menjadi glukosa, menekan
tipe 2. Dalam melaksanakan pengontrolan pengeluaran kortisol dan menghambat
kadar gula darah terdapat beberapa cara metabolisme glukosa, sehingga asam
diantaranya terapi relaksasi benson (Moyad amino, laktat, dan pirufat tetap disimpan di
& Hawks, 2009). hati dalam bentuk glikogen sebagai energi
Relaksasi benson merupakan cadangan. Menekan pengeluaran glukagon
pengembangan metode respon relaksasi sehingga dapat mengkonversi glikogen
pernafasan dengan melibatkan faktor dalam hati menjadi glukosa, menekan
keyakinan pasien, yang dapat menciptakan pengeluaran glukagon sehingga dapat
suatu lingkungan internal sehingga dapat mengkonversi glikogen dalam hati menjadi
membantu pasien mencapai kondisi glukosa. Menekan ACTH dan
kesehatan dan kesejahteraan. Kelebihan glukokortikoid pada korteks adrenal
latihan teknik relaksasi dari pada latihan sehingga dapat menekan pembentukan
yang lain adalah latihan relaksasi lebih glukosa baru oleh hati, di samping itu
mudah dilakukan bahkan dalam kondisi lyposis dan katabolisme karbohidrat dapat
apapun serta tidak memiliki efek samping ditekan, yang dapat menurunkan kadar
apapun, disamping itu kelebihan dari glukosa darah (Smeltzer & Bare, 2002).
teknik relaksasi lebih mudah dilaksanakan Dari hasil penelitian sebelumnya
oleh pasien, dapat menekan biaya yang dilakukan oleh Juwita, dkk (2016)
pengobatan, dan dapat digunakan untuk tentang pengaruh terapi benson terhadap
mengontrol kadar gula darah dalam tubuh kadar gula darah pada lansia dengan
(Yosep, 2007; Handayati, 2018). diabetes melitus di posyandu lansia
Relaksasi benson dapat menurunkan Matahari Surabaya tahun 2016
kadar gula darah pasien diabetes dengan menunjukkan bahwa relaksasi benson
menekan pengeluaran hormon-hormon dapat menurunkan kadar gula darah pada
yang dapat meningkatkan kadar gula darah lansia dengan DM dengan (p=0.001).
yaitu epinefrin, kortisol, glucagon, Ratnawati, dkk (2017) tentang terapi
adrenorticotropic hormone (ACTH), pengaruh relaksasi benson termodifikasi
kortikosteroid, dan tiroid (Smeltzer & efektif mengontrol gula darah pada lansia
Bare, 2002). dengan DM di wilayah kerja Puskesmas
Mekanisme penurunan kadar Limo Depok tahun 2017 menunjukan ada
glukosa darah melalui relaksasi, yaitu perbedaan perubahan kadar gula darah

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 12


Volume 12, Nomor 1, Juni 2020 Sri Mulia Sari

yang signifikan pada lansia dengan Penurunan Kadar Gula Darah Pada Pasien
diabetes melitus (p<0,05). Purwasih, dkk Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas
(2017) tentang relaksasi benson dan terapi Palembang Tahun 2019”.
murattal surat ar-rahmaan menurunkan
kadar glukosa darah puasa pada penderita METODE PENELITIAN
diabetes melitus tipe 2 di kecamatan Maos Desain penelitian yang digunakan
menunjukkan bahwa kombinasi relaksasi dalam penelitian ini adalah penelitian pre
benson dan terapi murattal lebih banyak eksperimental dengan rancangan penelitian
menurunkan kadar GDP pada pasien DM one group pre-post test design. Tehnik
tipe 2 dibandingkan dengan pemberian pengambilan sampel yang digunakan
relaksasi benson saja dengan hasil adalah purposive sampling dengan jumlah
(p=0.000). Hasil penelitian Kuswandi, dkk sampel sebanyak 16 responden. Dalam
(2018) di RS Tasikmalaya yang penelitian ini, peneliti mengajukan
menunjukkan bahwa ada pengaruh antara permohonan izin meneliti di lahan
Relaksasi Benson Terhadap Penurunan penelitian, setelah mendapatkan
Kadar Glukosa Darah pasien DM tipe 2. rekomendasi dari lahan, selanjutnya
Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti mengajukan lembar persetujuan
dilakukan peneliti tanggal 5 Agustus 2019 disampaikan kepada responden dengan
terhadap 5 (lima) responden yang mengacu pada etika penelitian yang
menderita Diabetes Melitus wilayah kerja meliputi : informed consent (persetujuan),
Puskesmas Plaju Kota Palembang yang anominity (tanpa nama) dan confidentiality
dilakukan dengan cara wawancara, (kerahasiaan).
didapatkan bahwa upaya yang sudah Penelitian ini dilaksanakan pada
dilakukan dalam mengatasi Diabetes tanggal 5 Agustus sampai dengan 30
Melitus adalah dengan mengkonsumsi obat November 2019 di Puskesmas Palembang
Diabetes Melitus, belum pernah melakukan dan pengambilan data pada tanggal 2
metode penurunan kadar gula darah dengan September s.d. 19 Oktober 2019.
menggunakan teknik relaksasi. Pada saat Pengolahan data dalam penelitian ini
ditanya mengenai penanganan diabetes meliputi pengecekan data, pemberian kode
melitus non farmakologi dengan teknik data, pemprosesan data, pembersihan data
benson mereka belum mengetahuinya. dan keluaran hasil data. Analisa data
Maka dari itu peneliti tertarik untuk meliputi analisis univariat dan analisis
melakukan penelitian dengan judul bivariat dengan uji t dependen dengan
“Pengaruh Relaksasi Benson Terhadap interval kepercayaan 95%.

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 13


Volume 12, Nomor 1, Juni 2020 Sri Mulia Sari

HASIL PENELITIAN relaksasi benson pada pasien diabetes


Kadar Gula Darah Sebelum dan melitus tipe 2 pada penelitian ini adalah
Sesudah diberikan Relaksasi Benson sebagai berikut :
Hasil analisis univariat kadar gula
darah sebelum dan sesudah diberikan

Tabel 1
Rata-rata Kadar Gula Darah Sebelum dan Sesudah Diberikan
Relaksasi Benson pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2
Variabel F Median Min Max
Kadar GDS Sebelum 16 276,50 212 498
Kadar GDS Sesudah 16 151,50 110 377

Berdasarkan Tabel 1. didapatkan Pengaruh Relaksasi Benson Terhadap


bahwa Median Kadar gula darah sewaktu Penurunan Kadar Gula Darah Pada
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2
sebelum diberikan Relaksasi Benson
Hasil analisis bivariat pengaruh
adalah 276,50. nilai terendah pada kadar
relaksasi benson terhadap penurunan kadar
GDS adalah 212 dan nilai tertinggi 498.
gula darah pada pasien Diabetes Melitus
Sedangkan setelah diberikan Relaksasi
Tipe 2 pada penelitian ini adalah sebagai
Benson Median kadar GDS adalah 151,50.
berikut :
Nilai terendah pada kadar GDS adalah 110
dan nilai tertinggi 377.

Tabel 2
Pengaruh Relaksasi Benson Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah
Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2
Sebelum Sesudah
Variabel F Median Median P Value
(Min-Maks) (Min-Maks)
Kadar GDS 16 276,50 151,50 0,001
(212-498) (110-377)

Sebelum dilakukan hipotesis terlebih dikatakan bahwa data Berdistribusi Tidak


dahulu dilakukan uji normalitas Normal, kemudian dilanjutkan dengan
menggunakan uji shapiro wilk didapatkan menggunakan uji Wilcoxon test.
nilai sig Kadar gula darah sebelum Dari hasil analisis yang ditunjukkan
diberikan Relaksasi Benson adalah 0,028 < Tabel 2 diketahui p value = 0,001 (<0,05),
0,05 sedangkan nilai sign Kadar gula darah sehingga hipotesis dalam penelitian ini
sesudah diberikan Relaksasi Benson adalah diterima dimana secara statistik, dapatkan
0,002 < 0,05. Dengan demikian dapat

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 14


Volume 12, Nomor 1, Juni 2020 Sri Mulia Sari

ada pengaruh Relaksasi Benson Terhadap Dari hasil penelitian dan teori yang
Penurunan Kadar Gula Darah. ada, peneliti berasumsi bahwa Relaksasi
Benson merupakan salah satu cara yang
PEMBAHASAN dapat mengontrol kadar gula dalam darah
Kadar Gula Darah Sebelum dan yang dapat diterapkan pada pasien yang
Sesudah diberikan Relaksasi Benson menderita Diabetes Melitus. Teknik
Pada pasien Diabetes Melitus Tipe 2
relaksasi ini berguna dalam berbagai
Berdasarkan hasil analisis univariat
situasi, misalnya nyeri, cemas, kurangnya
didapatkan bahwa median kadar gula darah
kebutuhan tidur dan stres serta emosi yang
sewaktu sebelum diberikan Relaksasi
ditunjukkan. Dengan relaksasi memelihara
Benson adalah 276,50. nilai terendah pada
reaksi tubuh terhadap respon flight or
kadar GDS adalah 212 dan nilai tertinggi
flight, penurunan respirasi, nadi, dan
498. Sedangkan setelah diberikan
jumlah metabolik, tekanan darah dan
Relaksasi Benson Median kadar GDS
energi yang digunakan.
adalah 151,50. Nilai terendah pada kadar
Pengaruh Relaksasi Benson Terhadap
GDS adalah 110 dan nilai tertinggi 377.
Penurunan Kadar Gula Darah Pada
Menurut teori Smeltzer & Bare Pasien Diabetes Melitus Tipe 2
(2012), tingginya kadar gula dalam darah Berdasarkan hasil analisis bivariat di
dapat mengakibatkan masalah yang sangat dapatkan dengan nilai p value = 0,001
serius jika tidak ditangani dengan benar (<0,05), sehingga dapat disimpulkan ada
seperti terjadi hipoglikemia, diabetes pengaruh Relaksasi Benson Terhadap
ketoasidosis, sindrom hiperglikemik Penurunan Kadar Gula Darah di Wilayah
hiperosmolar nonketoti. Menurut Moyad & Kerja Puskesmas Plaju Palembang Tahun
Hawks (2009), Relaksasi Benson 2019.
merupakan salah satu cara untuk Relaksasi Benson merupakan
mengontrol kadar gula dalam darah. pengembangan dari respon relaksasi yang
Hasil penelitian ini juga didukung dikembangkan oleh Benson. Teknik
oleh penelitian Juwita, dkk (2016). relaksasi ini berguna dalam berbagai
Pengaruh terapi relaksasi benson terhadap situasi, misalnya nyeri, cemas, kurangnya
kadar gula darah pada lansia dengan kebutuhan tidur dan stres serta emosi yang
diabetes di Posyandu Lansia Matahari ditunjukkan. Dengan relaksasi memelihara
Surabaya dengan pvalue = 0.001 < 0.05 reaksi tubuh terhadap respon flight or
dimana bahwa relaksasi benson dapat flight, penurunan respirasi, nadi, dan
menurunkan kadar gula darah pada lansia jumlah metabolik, tekanan darah dan
dengan diabetes melitus.

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 15


Volume 12, Nomor 1, Juni 2020 Sri Mulia Sari

energi yang digunakan (Potter & Perry, Lansia dengan Diabetes dan p value yang
2016). didapat yaitu 0,001 (<0,05).
Relaksasi Benson dapat menurunkan Hasil penelitian ini juga didukung
kadar gula darah pasien Diabetes dengan oleh penelitian Kuswandi, dkk (2018) di
menekan pengeluaran hormon-hormon RS Tasikmalaya yang menunjukkan bahwa
yang dapat meningkatkan kadar gula darah ada pengaruh antara Relaksasi Benson
yaitu epinefrin, kortisol, glucagon, Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah
adrenocorticotropic hormone (ACTH), pada pasien DM tipe 2.
kortikosteroid, dan tiroid. Dengan Dari hasil penelitian dan teori yang
mekanisme penurunannya kadar glukosa ada, peneliti berasumsi bahwa ada
dalam darah melalui Relaksasi yaitu pengaruh yang signifikan antara relaksasi
dengan cara menekan pengeluaran benson terhadap penurunan kadar gula
epinefrin sehingga menghambat konversi darah, hal ini karena Relaksasi Benson
glikogen menjadi glukosa, menekan dapat menurunkan kadar glukosa darah
pengeluaran kortisol dan menghambat pada pasien diabetes mellitus dengan
metabolisme glukosa sehingga asam menekan kelebihan pengeluaran hormon-
amino, laktat, dan pirufat tetap disimpan di hormon yang dapat meningkatkan kadar
hati dalam bentuk glikogen sebagai energi glukosa darah, yaitu : epinefrin, kortisol,
cadangan. Menekan pengeluaran glukagon glucagon, adrenocorticotropic hormone
sehingga dapat mengkonversi glikogen (ACTH), kortikosteroid dan tiroid sehingga
dalam hati menjadi glukosa, menekan relaksasi benson dapat menurunkan
ACTH dan glikokortikoid pada korteks hormon-hormon yang dapat menurunkan
adrenal sehingga dapat menekan kadar glukosa dalam darah. Mekanisme
pembentukan glukosa baru oleh hati, di penurunan kadar glukosa darah melalui
samping itu lipolysis dan katabolisme relaksasi benson, yaitu dengan cara
karbohidrat dapat ditekan, yang dapat menekan pengeluaran epinefrin sehingga
menurunkan kadar glukosa dalam darah menghambat konversi glikogen menjadi
(Smeltzer & Bare, 2002). glukosa, menekan pengeluaran kortisol dan
Hal ini sejalan dengan hasil menghambat metabolisme gukosa,
penelitian Juwita, dkk (2016) di Posyandu sehingga asam amino, laktat, dan pirufat
Lansia Matahari Surabaya menunjukkan tetap disimpan di hati dalam bentuk
bahwa ada pengaruh Terapi Relaksasi glikogen sebagai energi cadangan.
Benson Terhadap Kadar Gula Darah pada Menekan pengeluaran glukagon sehingga
dapat mengkonversi dalam hati menjadi

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 16


Volume 12, Nomor 1, Juni 2020 Sri Mulia Sari

glukosa, menekan ACTH dan diabetes melitus tipe 2 dengan hasil p


glukokortikoid pada korteks adrenal value sebesar 0,001 (<0,05).
sehingga dapat menekan pembentukan Saran
glukosa baru oleh hati, di samping itu 1. Bagi Puskesmas Plaju Palembang
lipolysis dan katabolisme karbohidrat dapat Hasil penelitian ini dapat dijadikan
ditekan, yang dapat menurunkan kadar sebagai salah satu alternatif untuk
glukosa darah. menurunkan kadar gula darah pada
pasien Diabetes Melitus dengan cara
KESIMPULAN DAN SARAN Relaksasi Benson.
Kesimpulan 2. Bagi Peneliti Selanjutnya
1. Rata-rata nilai kadar GDS sebelum Penelitian selanjutnya dapat
relaksasi benson dengan nilai tertinggi menambahkan beberapa variabel lagi
498 mg/dl dan nilai terendah 212 mg/dl. dengan cara memodifikasi terapi pada
2. Rata-rata nilai kadar GDS sesudah pasien Diabetes Melitus untuk
terapi benson dengan nilai tertinggi 377 menurunkan kadar gula darah, seperti
mg/dl dan nilai terendah 110 mg/dl. Murotal Al Quran Surat Ar- Rahman.
3. Ada pengaruh relaksasi benson terhadap
penurunan kadar gula darah pada pasien

DAFTAR PUSTAKA

ADA (Amerikan Diiabetes Association J. (2016). Standars Of Mediicart Caraein Diabetes


2016. Diabbetes Care, Volume 39 supplement.
Bilious, R Dan Donelly. R (2014). Buku Pegangan Diabetes, Edisi Ke 4 Jakarta :Bumi
Medika.
Dinkes Kota. 2018. Profil Kesehatan Palembang 2018.
Dinkes Sumsel. 2017. Profil Kesehatan Sumatera Selatan 2017.
Greinstein B. dan Wood. D. (2010) . At a Glance, Sistem Endokrin, Edisi Ke dua Penerjemah :
Yasmine, E & Rachmawati A.D. Jakarta : Erlangga.
Handayati, M. R. (2018). Analisis praktik klinik keperawatan pada pasien Congestive Heart
Failure (CHF) dan non Hodekin limfoma dengan intervensi inovasi terapi relaksasi
benson kombinasi murottal al-qur’an (q.s Ar-rahman ayat 1-78) dan Hypnoterapi
terhadap penurunan skala nyeri di ruang intensive cardiac care unit (ICCU) RSUD
Abdul Wahab Stchrahie Samarinda tahun 2018. Other thesis Universitas
Muhammadiyah Kalimatan Timur. 2018.
IDF (International Diabetes Militus Foundation). (2013). Diabetes Atlas, Fiveth edition.
Juwita, L., dkk. (2016). Pengaruh Terapi Relaksasi Benson Terhadap Kadar Gula Darah
pada Lansia dengan Diabetes. JNL.Vol.4 No.1, Maret. 2016.

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 17


Volume 12, Nomor 1, Juni 2020 Sri Mulia Sari

Kuswandi, A., dkk. (2018). Pengaruh Relaksasi Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah
pada Pasien Diabetes Melitus tipe 2 di Sebuah Rumah Sakit di Tasikmalaya. Jurnal
Keperawatan Indonesia, Volume 12, No.2, Juli 2018: hal 108-114.
Moyad, M., dan Hawks, J, H. (2009). Complementary and Alternative Therapies, dalam
Black, J, M., dan Hawks, J, H. Medical- Surgical Nursing: Clinical Management for
Positive Out Comes, (8th edition). Elsevier Saunders.
Purwasih, dkk (2017). Pengaruh Relaksasi Benson dan Terapi Murottal Surat Ar-rahman
Terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa dan Skor Stres Pasien DM tipe 2. Other thesis
UMY.
Puskesmas Plaju. Data Kesehatan, 2019
Riyani, H, S. (2016). Efektivitas Relaksasi Benson dan Nafas dalam Terhadap Perubahan
Tingkat Kecemasan Lansia di PSTW Gau Mabajigowa. Skripsi Universitas Islam Negeri
Alauddin Makasar. 2016.
Smeitzer, S.C & Bare, B.G (2002). Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Brunner dan
Sudarath, Edisi 8, volume 2. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Smeitzer, S.C & Bare, B.G (2012) . Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah, Brunner dan
Suddarth, Volume 1, Edisi 12, Jakarta : EGC
Smeltzer. S.C,. dkk. (2008) Brunner and Suddarth’s Textbook of Medical Surgical Luurcing
(11thdkk,) Philadholpia; Lippincott Williams and Wilkins.
World Health Organization. (2017). Media Center: Diabetes Melitus.

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 18


Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 2, Hal 161 - 168, Mei 2020 p-ISSN2338-2090
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah e-ISSN 2655-8106

PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN DAN GULA DARAH PADA


PENDERITA DM TIPE 2 MELALUI SPIRITUAL MINDFULNESS BASED ON BENSON
RELAXATION
Riska Rohmawati*, Arif Helmi
Fakultas Keperawatan dan Kebidanan, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, Jl. Raya Jemursari No.57, Jemur
Wonosari, Kec. Wonocolo, Kota SBY, Jawa Timur, Indonesia 60237
*riskarohmawati@unusa.ac.id

ABSTRAK
Perubahan mendadak dalam hidup membuat penderita DM menunjukkan beberapa reaksi psikologis negatif
yang menghasilkan glukosa darah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh
mindfulness spiritual berdasarkan relaksasi benson pada kecemasan, gula darah pada pasien DM tipe 2.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental quasy dengan pre-test dan post-test dengan
desain kelompok kontrol dengan sampel 30 responden dan teknik pengambilan sampel menggunakan
consecutive sampling. Intervensi dilakukan selama 4 minggu (15 menit untuk setiap intervensi). Penelitian
ini menggunakan instrumen kuesioner SRAS Zung untuk kecemasan dan glukometer untuk mengukur GDP
dan GDPP. Tes statistik menggunakan Mann Whitney Test dan Wilcoxon Signed. Hasil tes statistik
menunjukkan bahwa perhatian spiritual berdasarkan relaksasi benson mempengaruhi penurunan kecemasan
pada setiap kelompok (p = 0,000 untuk kelompok perlakuan dan p = 1,00 untuk kelompok kontrol), secara
signifikan mengurangi kadar glukosa darah rata-rata (p = 0,000 untuk perawatan kelompok dan p = 0,48
untuk kelompok kontrol). Perhatian spiritual berdasarkan benson relaksasi membantu pasien meningkatkan
fokus mereka pada kondisi saat ini tanpa upaya untuk menyalahkan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
sehingga pasien lebih nyaman dan merasa tenang. Intervensi ini mempengaruhi pengurangan kecemasan,
rata-rata gula darah pasien DM tipe 2.

Kata kunci: DM tipe 2, gula darah, kecemasan, perhatian spiritual, reaksasi benson

REDUCING ANXIETY AND BLOOD SUGAR LEVELS ON


DM TYPE 2 PATIENTS THROUGH SPIRITUAL MINDFULNESS BASED ON BENSON
RELAXATION

ABSTRACT
Sudden changes in life make DM sufferers show some negative psychological reactions that result in a blood
glucose. The purpose of this study was to explain the influence of spiritual mindfulness based on benson
relaxation on anxiety, blood sugar in DM type 2 patients. This study used a quasy experimental study design
with pre-test and post-test with control group design with a sample of 30 respondents and a sampling
technique using consecutive sampling . The intervention was carried out for 4 weeks (15 minutes for each
intervention). This study uses the Zung SRAS questionnaire instrument for anxiety and a glucometer to
measure GDP and GDPP. Statistical tests using the Mann Whitney Test and Wilcoxon Signed. Statistical test
results show that spiritual mindfulness based on benson relaxation affects the decrease in anxiety in each
group (p = 0.000 for the treatment group and p = 1.00 for the control group), significantly reducing average
blood glucose levels (p = 0.000 for the treatment group and p = 0,48 for the control group). Spiritual
mindfulness based on benson relaxation helps patients improve their focus on current conditions without any
effort to blame themselves, others, and the environment so that patients are more comfortable and feel calm.
This intervention affected the reduction of anxiety, average blood sugar of type 2 DM patients.

Keywords: anxiety, benson relaxation, blood sugar, spiritual mindfulness, type 2 DM

PENDAHULUAN tahun 2030. Laporan ini menunjukkan adanya


Diabetes Mellitus (DM) termasuk salah satu peningkatan jumlah penyandang DM sebanyak 2
penyakit degeneratif yang tidak menular yang – 3 kali lipat pada tahun 2035. (Perkeni, 2015).
akan meningkat jumlahnya di masa yang akan Penderita DM sering mengalami banyak baik
datang. WHO memperkiakan bahwa kenaikan secara fisiologis maupun secara psikologis.
jumlah penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta Seseorang yang terdiagnosa DM akan
pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada menunjukan beberapa reaksi psikologis, seperti
161
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 2 Hal 161 - 168, Mei 2020
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

marah, mrasa tidak berguna, kecemasan akan (2018) yang menyebutkan intervensi spiritual
prognosis penyakitnya hingga ada yang mindfulnes based breathing relaxation 3 kali
mengalami depresi Seseorang dengan penyakit sehari selama sebulan dapat menurunkan tingkat
kronis, rentan mengalami kecemasan. Terdapat stress, kadar gula dan tekanan darah. Sedangkan
48% pendeita DM mengalami kecemasan, Rosenszweig (2007) menyatakan perubahan
sedangkan badan kesehatan dunia melaporkan kontrol glikemik, berat badan, tekanan darah,
sekitar 27% pasien DM mengalami kecemasan dan gejala psikologis - stres pada pasien DM tipe
akan penyakitnya. (David, 2004; Hsanat, 2010). 1 dengan memberikan intervensi MBSR yang
dilaksanakan selama 4 minggu. Dapat
Stres yang berkepanjangan akan menjadikan disimpulkan bahwa intervensi MBSR pada
seseorang mengalami kecemasan. Kecemsan pasien DM memiliki hubungan dengan
penderita DM akan berdampak pada peningkatan peningkatan peredaran glukosa, yang mana
produksi epinefrin, metabolisme glukosa, asam HA1c berkurang.
lemak, dan sam nukleat yang dapat membuat
seseorang sering merasa lapar (Thomas, 2003). Spiritual mindfulness merupakan terapi yang
Pada keadaan cemas aktivitass aksis HPA akan mengadopsi teori keperawatan adptasi callista
meningkat dan menyebabkan peningkatan kadar Roy, dimana berfokus pada psikologis dengan
kortisol yang mempengaruhi fungsi insulin baik pemberian nafas disertai pemberian motivasi
dalam hal sensitivitas, produksi, dan reseptor yang dsisipi dengan kalimat-kalimat dzikir,
sehinggga kdar gula darah tidak bisa sehingga kesadaran dan penerimaan akan
diseimbangkan (Putra, 2011) kondisinya. Model konsep dan teori Roy
menekankan pada aspek fisik dan psikis
Salah satu bentuk intervensi nonfarmakologis sehingga terbentuk perilaku adaptif.
dalam menurunkan tingkat kecemasan adalah
latihan mindfulness. Mindfulness merupakan Selama pasien melakukan mindfulness based on
suatu latihan penerimaan diri terhadap apa yang benson relaxation akan diperdengarkan rekaman
terjadi sekarang, dan membangun kesadaran diri. suara yang berisikan kalimat-kalimat motivasi,
West (2008) menyatakan bahwa latihan kesyukuran dan kesabaran yang akan
mindfulness menjadikan seseorang memiliki menstimulasi prefrontal cortex kemudian
hidup yang lebih sehat dan tidak mudah cemas, menghasilkan perubahan perspektif diri yang
tidak mudah depresi, dan fungsi imunitas tubuh berbentuk kesadaran untuk mengambil hikmah
lebih meningkat. terhadap kondisi yan dialami saat ini dan akan
meningkatkan toleransi terhadap stres dan
Aspek spiritual merupakan salah satu aspek yang menurunkan ketegangan otot, selanjutnya akan
dapat memperbaiki persepsi individu terhadap mengubah respon kognitif dan emosional
dirinya. Seseorang dapat beradaptasi dengan spiritual individu sehingg adapat mempengaruhi
perubahan akibat penyakit kronis dengan suasanan hati menjadi rileks mempertahankan
pendekatan spiritual. Spiritual dapat dijadikan emosi yang positif yaitu penerimaan diri dan
pendamping terapi konvensional jika dilakukan peningkatan keyakinan. Sehingga kadar gula
dengan teratur karena menumbuhkan sistem darah berkurang. Berdasarkan data dan hsil
koping yang positif yang akhirnya cemas atau penelitian yang telah dijabarkan maka dapat
stres dapat dihilangkan. disimpulkan bahwa penderita DM mengalami
perunahan fisik yang akan berdampak pada
Peneltian yang dilakukan Brantley dan Millstine perubahan psikologis sehingga tidak
(2011) menyebutkan responden dalam program terkontrolnya kadar gu adalam darah.
pengurangan stres yang berdasarkan kesadaran
(MBSR) dikaitkan dengan peningkatan Penatalaksanaan yang dapat dilakukan perawat
kesadaran dan spiritualitas, dan untuk meneliti sebagai salah satu intervensi keperawatan adalah
hubungan antara kesadaran, spiritualitas, dan dengan memberikan latihan spiritual mindfulness
gejala medis dan psikologis. Hasil penelitian based on benson relaxation. Intervensi
menunjukkan bahwa terjadi perubahan mindfulness merupakan bagian dari keperawatan
signifikan pada spiritualitas, tekanan psikologis holistik, karena meningkatkan kesadaran atas
dan laporan gejala medis pada responden yang keadaan yang terjadi saat ini dengan pemusatan
diberikan terapi MBSR selama 7 minggu dengan pikiran dan perhatian kepada keyakinan tanpa
2,5 jam/minggu. Hal tersebut sekalan dengan pemberian reaksi penolakan yang dapat
penelitian yang dulakukan Tuty Alawiyah menurunkan gejala psikis dan fisik. Tujuan dari
162
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 2 Hal 161 - 168, Mei 2020
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Pedoman Pelaksanaan Spiritual mindfulness based
dari intervensi spiritual mindfulness based on on benson relaxation: Dilakukan pertemuan
benson relaxation terhadap kecemasan dan kadar dengan responden kelompok intervensi untuk
gula pasien DM tipe 2 yang menggunakan jenis melaksanakan terapi spiritual mindfulness based
penelitian quasi- experimental dengan rancangan on benson relaxation yang dilakukan dengan
pre test - post test control group design. mendemonstrasikan langkah-langkah peaksanaan
intervensi yang sesuai dengan SOP menggunakan
METODE media mp3 yaitu media berisi rekaman suara
Penelitian ini menggunakan penelitian Quasy- peneliti dalam format mp3 berisi panduan
Experiment dengan pendekatan pre post test mindfulness based on benson relaxation yang
control group design dengan intervensi terapi dapat didengarkan melalui headset.
spiritual mindfulness based on benson relaxation.
Rancangan ini menggunakan kelompok kontrol Responden diminta untuk mengatur posisi
(pembanding) yang memungkinkan peneliti senyaman mungkin , boleh sambil memejamkan
melihat perubahan kecemasan dan kadar gula mata atau meluruskan pandangan kemudian
darah penderita DM tipe 2 sebelum dan sesudah pasien diminta untuk membawa perasaan dan
diberikan terapi terapi spiritual mindfulness based pikiran pada fisik Dri ujung rambut sampai ujung
on benson relaxation. Teknik pengambilan kaki. Langkah selanjutnya pasien diminta mulai
sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan memusatkan perhatian pada pernafasan disertai
teknik non probability samping jenis consecutive dengan dzikir (mengucapkan kalimat
sampling dimana semua subjek memenuhi kriteria “Astaghfirullahal’adzim”) kemudian mulai
inklusi dan eksklusi selama penelitian melepaskan ketegangan pikiran, rasa cemas dan
berlangsung. Kriteria inklusi: Penderita DM tipe 2 khawatir yang berlebihan. Seluruh prosedur
dengan kadar gula darah acak >144 mg/dl atau latihan dilakukan selama 15 menit tiap kali latihan
kadar gula darah puasa >126 mg/dl, penderita DM sebanyak sehari sekali, yaitu pagi hari sebelum
tipe 2 yang berusia 40 - 65 tahun, kondisi sadar, memulai aktivitas. Intervensi dilakukan selama 4
kooperatif dan mampu berkomunikasi dengan minggu. Pelaksanaan selanjutnya dilakukan secara
lancar, pasien mengalami kecemasan (ringan dan mandiri di rumah masing-masing dan dikunjungi
sedang), beragama islam, dan bisa membaca, secara door to door yaitu dengan melakukan
menulis dan mendengar. Kriteria eksklusi: observasi pada pelaksanaan terapi yang dilakukan
Penderita mengalami komplikasi kronik DM pasien dan pengukuran GDA dilakukan setelah
(gagal jantng, gagal ginjal, anemia), sedang intervensi terakhir diminggu keempat. Sedangkan
menjalani teapi komplementer lain dan atau kelompok kontrol hanya mendapatkan standart
mengalami gangguan intelektual dan gangguan prolanis dan tidak diberikan intervensi spirital
kognitif. mindfulness based on benson relaxation selama
proses berlangsung, tetapi diberikan setelah
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini pelaksanaan pengukuran akhir.
adalah kuesioner SRAS Zung untuk kecemasan
dan glukometer untuk mengukur GDP dan GDPP. HASIL
Analisis uji validitas dan reliabilitas menggunakan Penelitian yang dilakukan peneliti meliputi
program pearson product moment dengan r tabel karakteristuk responden dan pengaruh intervensi
= 0,444 (N = 20, level of significance = 0,05). terhadap kecemasan dan kadar gula. Hasil yang
Hasil uji validitas kusioner kecemasan adalah 3 sudah didapatkan selama penelitian dilakukan uji
item pertanyaan tidak valid, yaitu pertanyaan statistik. Karakeristik umum responden
nomor 4 (r =0,419), pertanyaan nomor 14 berdasrakan data demografi yang disajikan terdiri
(r=0,336), dan pertanyaan nomor 16 (r=0,419). dari usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan,
Hasil uji reliabilitas kuesioner ini adalah r alpha pekerjaan, dan lama menderita DM disajikan pada
cronbach’s 0,945. Karena hasil r hitung lebih tabel 1.
besar dari r tabel, maka kuesioner ini reliabel atau
konsisten. Penelitian ini dilakukan di Rs. Islam A.
Yani Surabaya pada bulan April. Penelitian
dilakukan stelah mendapatkan persetujuan dari
Komite Etik Penelitian Universitas Nahdlatul
Ulama Surabaya dengan nomor
181/EC/KEPK/UNUSA/2020

163
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 2 Hal 161 - 168, Mei 2020
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

Tabel 1.
Karakteristik responden pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan
Kelompok Kontrol (n=30) Kelompok Perlakuan (n=30)
Karakteristik
f % f %
Umur (tahun)
46-55 18 60 13 43,3
56-65 12 40 17 56,7
66-75 0 0 0 0
Jenis Kelamin
Laki-laki 11 36,7 11 36,7
Perempuan 19 63,3 19 63,3
Pendidikan Terakhir
SD 12 40 11 36,7
SMP 8 26,7 11 36,7
SMA 9 30 5 16,7
D3/S1/S2 1 3,3 3 10
Pekerjaan
PNS 3 10 3 10
Swasta 5 16,7 7 23,3
Wiraswasta 13 43,3 9 30
Pensiunan 5 16,7 5 16,7
Tidak Bekerja 4 13,3 6 20
Lama DM
1-3 tahun 13 43,3 11 36,7
4-6 tahun 10 33,3 10 33,3
>6 tahun 7 23,3 9 30
Tabel 1 menunjukkan distribusi responden sebagian besar lulusan SD dengan pekerjaan
berdasarkan karakteristik. Sebanyak 60 responden terbanyak wiraswasta dan lama menderita DM 1 –
penderita DM tipe 2 sebagian besar berusia 46 – 3 tahun.
65 tahun, responden perempuan lebih banyak dari
pada laki-laki, dengan tingkat pendidikan
Tabel 2.
Spiritual mindfulness based on benson relaxation terhadap tingkat kecemasan
Kelompok Intervensi (n=30) Kelompok Kontrol (n=30)
Tingkat cemas Pre Post Pre Post
f % f % f % f %
Normal 1 3,3 8 26,7 1 3,3 1 3,3
Ringan 10 33,3 20 66,7 9 30 9 30
Sedang 19 63,3 2 6,7 20 66,7 20 66,7
Berat 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 30 100 30 100 30 100 30 100
Wilcoxon p = 0,000 p = 1,00
Mann-Whitney Pre p = 0,797
Mann-Whitney Post p = 0,000
Tabel 2 didapatkan pada kelompok intervensi sebagian besar (66,7%) mengalami tingkat
sebagian besar (63,3%) mengalami tingkat kecemasan sedang.
kecemasan yang sedang sebelum dilakukan
spiritual mindfulness based on benson relaxation Berdasarkan uji statistik dengan Wicoxon signed
dan sesudah dilakukan terapi sebagian besar rank test dipeoleh p = 0,000 pada kelompok
(66,7%) mengalami tingkat kecemasan sedang. intervensi, berarti terdapat perbedaan tingkat
Pada kelompok kontrol yang mendapat latihan kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan
sesuai standart rumah sakit didapatkan hasil intervensi spiritual mindfulness based on benson
sebagian besar (66,7%) mengalami tingkat relaxation. Pada kelompok kontrol diperoleh p =
kecemasan sedang sebelumnya dan sesudahnya 1,000 yang menunujukkan tidak ada perbedaan
tingkat kecemsan sebelum dan sesudah diberi

164
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 2 Hal 161 - 168, Mei 2020
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

terapi. Pada uji statistik dengan Mann-Whitney yang artinya terdapat perbedaan tingkat
pre test diperoleh p = 0,797 > α 0,05, yang kecemasan antara kelompok intervensi dan
artinya tidak ada perbedaan tingkat kecemasan kelompok kontrol. Jadi ada pengaruh spiritual
antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. mindfulness based on benson relaxation terhadap
Pada uji statistik dengan Mann-Whitney post test tingkat kecemasan.
diperoleh p = 0,00 > α 0,05, berrati H0 ditolak

Tabel 3.
Spiritual mindfulness based on benson relaxation terhadap kadar gula
Kelompok Intervensi (n=30) Kelompok Kontrol (n=30)
Kadar gula Pre Post Pre Post
f % f % f % f %
< 80 0 0 11 36,7 0 0 1 3,3
81 - 159 5 16,7 19 63,3 3 10 3 10
>160 25 83,3 0 0 27 90 26 86,7
Wilcoxon p = 0,000 p = 0,48
Mann-Whitney Pre p = 0,451
Mann-Whitney Post p = 0,000
Tabel 3 didapatkan pada kelompok intervensi kecemasan pasien DM tipe 2 pada kelompok
sebagian besar hampir seluruhnya memiliki kadar intervensi. kelompok intervensi didapatkan
gula >160 (83,3%) sebelum dilakukan spiritual sebagian besar (63,3%) mengalami tingkat
mindfulness based on benson relaxation dan kecemasan yang sedang sebelum dilakukan
sesudah dilakukan terapi sebagian kecil (63,3%) spiritual mindfulness based on benson relaxation
memiliki kadar gula 81 – 159. Pada kelompok dan sesudah dilakukan terapi sebagian besar
kontrol yang mendapat latihan sesuai standart (66,7%) mengalami tingkat kecemasan sedang.
rumah sakit didapatkan hampir seluruhnya (90%) Uji statistik dengan Wicoxon signed rank test
memiliki kadar gula >160 sebelumnya dan dipeoleh p = 0,000 pada kelompok intervensi
sesudahnya hampir seluruhnya (86,7%) memiliki
kadar gula >160. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian
lainnya yang menunjukkan bahwa mindfulness
Berdasarkan uji statistik dengan Wicoxon signed berpengaruh terhadap kecemasan. Penlitian yang
rank test dipeoleh p = 0,000 pada kelompok dilakukan oleh Miichaela, et al (2017)
intervensi, berarti terdapat perbedaan kadar gula menyelidiki efek neurologis terapi mindfulness,
sebelum dan sesudah dilakukan intervensi yang dapat disimpulkan bahwa mindfulness
spiritual mindfulness based on benson relaxation. berpengaruh terhadap gejala stress. Rosenszweig
Pada kelompok kontrol diperoleh p = 0,48 yang (2007) menyatakan perubahan kontrol glikemik,
menunujukkan tidak ada perbedaan kadar gula berat badan, tekanan darah, dan gejala psikologis
sebelum dan sesudah diberi terapi. Pada uji - stres pada pasien DM tipe 1 dengan memberikan
statistik dengan Mann-Whitney pre test diperoleh intervensi MBSR yang dilaksanakan selama 4
p = 0,451 > α 0,05, yang artinya tidak ada minggu. Sedangkan Anselm, et al (2016)
perbedaan kadar gula antara kelompok intervensi menyatakan bahwa memfokuskan pernafasan saat
dan kelompok kontrol. Pada uji statistik dengan mindfulness efektif dalam pengaturan regulasi
Mann-Whitney post test diperoleh p = 0,00 > α emosi, penurunan aktivasi anigdala da
0,05, berrati H0 ditolak yang artinya terdapat meningkatkan integrasi prefrontal.
perbedaan kadar gula antara kelompok intervensi
dan kelompok kontrol. Jadi ada pengaruh spiritual Mindfulness merupakan suatu keadaan dimana
mindfulness based on benson relaxation terhadap seseorang menerima keadaan yang terjadi saat ini.
kadar gula. Latihan mindfulness based on benson relaxation
merupakan bagian dari Mindfulness Based Stress
PEMBAHASAN Reduction (MBSR) yang merupakan teknik dasar
Pengaruh Spiritual Mindfulness based on untuk seseorang mencapai keadaan sadar atas
Benson Relaxation terhadap Kecemasan keberadaannya. Dalam latihan nafas yang fokus
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh dan diiringi kalimat dzikir, individu akan
signifikan dari pemberian intervensi spiritual diarahkan untuk merasakan sensasi pernafasan.
mindfulness based on benson relaxation terhadap Pemberian terapi mindfulness menyebabkan

165
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 2 Hal 161 - 168, Mei 2020
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

peningkatan relaksasi dan kenyaman dengan doa mengandung unsur spiritual keruahanian,
menekankan stressor stres dan cemas. keagamaan, yang dapat membangkitkan harapan
dan percaya diri pada diri klien atau penderita,
Dalen (2014) menyebutkan mindfulness yang pada giliranya kekebalan tubuh dan
meditation lebih menfokuskan pada pemusatan kekuatan psikis meningkat sehingga mempercepat
perhatian dalam mengatasi masalah kognitif dan proses penyembuhan (Hawari,2009).
mengalihkan pikiran untuk menurunkan stress
emosional. Mindfulness based on benson Intervensi ini dapat menghambat aktivitas saraf
relaxation meupakan terapi yang efektif dalam simpatik yang mengakibatkan penurunan terhadap
menangani masalah psikolois, karena terapi ini konsumsi oksigen oleh tubuh dan selanjutnya
berfokuskan pada pemusatan perhatian yang otot-otot tubuh menjadi relaks sehingga
terjadi saat ini. Dalam proses mindfulness terjadi menimbulkan perasaan tenang dan nyaman.
beberapa peristiwa yang saling berpengaruh, Perasaan rileks akan diteruskan ke hipotalamus
seperti experince being present (pengalaman), untuk menghasilkan Corticotropin Releasing
yang mana dari pengalamn sesorang dapat Factor (CRF) dan Corticotropin Releasing Factor
dijadikan pelajaran. Mindfulness dalam proses ini (CRF) mengaktifkan anterior pituitary untuk
diartikan kemampuan seseorang dalam mensekresi enkephalin dan endorphin yang
memusatkan perhatian terhadap apa yang terjadi berperan sebagai neotransmiter yang
saat ini berdasarkan pengalaman yang telah mempengaruhi suasana hati menjadi rileks dan
terjadi sebelumnya dengan mempertahankan senang. Di samping itu, anterior pituitary sekresi
kesadran, penerimaan dan perhtain setiap saat. Adrenocorticotropic hormone (ACTH) menurun,
Kesadaran (awareness) kemampuan seseorang kemudian Adrenocorticotropic hormone (ACTH)
untuk mengendalikan pengalaman yang muncul mengontrol adrenal cortex untuk mengendalikan
kembali dengan cara yang sehat. Penerimaan sekresi kortisol. Menurunnya kadar
(acceptence) menrima apa yang terjadi tanpa Adrenocorticotropic hormone (ACTH ) dan
adanya denial dan menolak. Perhatian (attention) kortisol menyebabkan cemas, stres dan
memusatkan perhatian pada apa yang terjadi. ketegangan menurun yang akhirnya dapat
Proses transformasi, melalui mindfulness menurunkan tingkat depresi.
didapatkan akses ke batin secara langsung untuk
wawasan, transformasi dan penyembuhan (White, Pengaruh Spiritual Mindfulness Based on
2014). Benson Relaxation terhadap Kadar Gula
Penelitian ini menunjukkan bahwa intervensi
Intervensi ini menggunakan pendekatan teori spiritual mindfulness based on benson relaxation
keperawatan Callista Roy yaitu kemampuan berpengaruh terhadap kadar gula darah pada
mekanisme koping dan control procces individu pasien DM tipe 2. Pada kelompok intervensi
akan disesuaikan dengan tingkat adaptasi individu didapatkan sebagian besar hampir seluruhnya
tersebut, yang dapat diobservasi melalui adaptasi memiliki kadar gula >160 (83,3%) sebelum
fisiologi yakni kemampuan fisik individu dilakukan spiritual mindfulness based on benson
merespon stimulus, adaptasi konsep diri, relaxation dan sesudah dilakukan terapi sebagian
kemampuan psikologis (perasaan) dan spiritual kecil (63,3%) memiliki kadar gula 81 – 159. Uji
(kepercayaan akan Tuhan). statistik dengan Wicoxon signed rank test
dipeoleh p = 0,000 pada kelompok intervensi.
Intervensi spiritual mindfulness based on benson
relaxation dapat membuat seseorang sadar akan Penelitian ini sejalan dengan penelitian lian yang
kondisinya saat ini tanpa menyalahkan orang lain menunjukkan bahwa mindfulness berpengaruhn
dan lingkungan, dengan mendekatkan diri kepada terhadap kadar gula darah. Tuti (2018)
Tuhan dengan keyakinan apapun yang terjadi menyatakan bahwa intervensi spiritual
adalah pemberian Tuhan dengan pemberian mindfulness based on breathing pada pasien DM
motivasi dengan mendengarkan rekaman suara kadar gula turun, kecemasan menurun dan
yang berisikan istruksi untuk memfokuskan tekanan darah stabil. Rosenzweig., et al (2007)
pikiran dengan tarik nafas yang diirngi dengan menyatakan bahwa stres dapat menyebabkan
kalimat dzikir yang dilakukan selama 15 menit peningkatan produksi kortisol, noreipnefrin, beta
pada tiap pelaksanaan yang dilakukan sehari endorfin, glukagon dan hormon pertumbuhan,
sekali sebelum memulai aktivitas. Doa dari sudut meningkatkan kadar glukosa darah dan resistensi
pandang ilmu kesehatan mental merupakan terapi insulin. Melalui praktik mindfulness yang terdiri
psikiatrik, setingkat lebih tinggi daripada dari beberapa teknik, yaitu body scan, mindful
psikoterapi biasa. Hal ini dikarenakan zikir dan breathing, mindful walking, mindful eating, dan
166
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 2 Hal 161 - 168, Mei 2020
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

mindful communication dimana pada semua sebelum dan sesudah diberi intervensi. Spiritual
praktik latihan ini, peserta berlatih untuk memberi mindfulness based on benson relaxation juga
perhatian penuh pada pengalaman saat ini, tidak berpengatuh terhadap kadar gula darah sebelum
berespon negatif dan reaktif terhadap kejadian, dan sesudah diberi intervensi.
pikiran, emosi, atau sensasi eksternal yang
muncul dinilai sangat efektif dalam mengurangi DAFTAR PUSTAKA
respon stres psikologis individu yang selanjutnya Alawiyah, Tuty. (2018). Pengaruh Spiritual
juga dapat memperbaiki regulasi gula darah mindfulness Based on breathing Exercise
individu. Terhadap Kecemasan, Kadar Gula Darah
dan Tekanan Darah Pasien Diabetes
Intervensi ini dapat menekan rasa tegang Melitus Tipe2. Tesis. Universitas Airlangga
sehingga timbul perasaan rileks. Perasaan rileks Surabaya. Surabaya.
akan diteruskan ke hipotalamus untuk
menghasilkan Corticotropin Releasing Hormone Anselm, Doll., Hölzel, B.K., Bratec, SM.,
(CRH) dan Corticotropin Releasing Hormone Boucard, CCXie, X. (2016). Mindful
(CRH) mengaktifkan anteriorpituitary untuk attention to breath regulates emotions via
mensekresi enkephalin dan endorphin yang increased amygdala–prefrontal cortex
berperan sebagai neotransmiter yang connectivity. J. NeuroImage: Elsevier 134
mempengaruhi suasana hati menjadi rileks dan (2016) 305–313.
senang. Di samping itu, anterior pituitary sekresi http://dx.doi.org/10.1016/j.neuroimage.201
Adrenocorticotropic hormone (ACTH) menurun, 6.03.041
kemudian Adrenocorticotropic hormone (ACTH)
mengontrol adrenal cortex untuk mengendalikan Benson, H & Proctor, W. (2000). Dasar-dasar
sekresi kortisol. Menurunnya kadar respons relaksasi. Bandung: Kaifa.
Adrenocorticotropic hormone (ACTH) dan
kortisol menyebabkan stres dan ketegangan Brantley Jeffrey., Wendy Millstine. (2011). True
menurun yang akhirnya dapat menurunkan Belonging: Mndful Practices to Help You
tingkat kecemasan, stress dan depresi (Sholeh, Overcome Loneliness, Connect with Other,
2006). and Cultivate Happiness. New York: New
Harbinger Publications
Kecemasan bisa memicu aktivasi saraf simpatik https://www.goodreads.com/book/show/11
yang dapat menyebabkan terjadinya takikardia, 325933-true-belonging
peningkatan frekuensi pernapasan, tekanan darah
meningkat, dan penyempitan saluran napas, dan Dalen, J., Smith, BW., Shelley, BM., Sloan, AL,
menyebabkan kelelahan (Thomas, 2003; Wong, et Leahigh, L., Begay, D. (2010). Pilot study:
al., 2001). Stres yang berkepanjangan Mindful Eating and Living (MEAL):
menyebabkan aktivitas aksis HPA yang Weight, eating behavior, and psychological
meningkat sehingga kadar kortisol meningkat outcomes associated with a mindfulness-
yang diiringi oleh peningkatan glukosa di based intervention for people with obesity.
sirkulasi. Kortisol juga mempengaruhi fungsi Complementary Therapies in Medicine 1 -
insulin terkait dalam hal sensitivitas, produksi dan 5, http://doi:10.1016/j.ctim.2010.09.008
reseptor, sehingga glukosa darah tidak bisa
diseimbangkan (Putra, 2011). Gautam, Y., Sharma, A.K., Bhatnagar, M.K., &
Trehan, R.R. (2009). A Cross Sectional
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada Study of QoL of Diabetic Patient at Tertiary
perbedaan bermakna pemberian terapi spiritual Care Hospital in Delhi. Indian Journal of
mindfulness based on benson relaxation terhadap Community Medecine, 34 (4), 346-350
kadar gula rata-rata bersadarkan pengukuran antar diakses 25 Januarri 2020 dari
waktu pada yang artinya terdapat perbedaan https://dx.doi.org/10.4103%2F0970-
pengaruh yang besar dari pemberian intervensi 0218.58397
tiap minggu terhadap penurunan kadar glukosa
darah rata-rata pasien DM tipe 2. Greenstein, B., Wood, D.F. (2010). At e Glance:
Sistem Endokrin Edisi kedua. Jakarta:
SIMPULAN Erlangga
Terdapat pengaruh spiritual mindfulness based on
benson relaxation terhadap kadar gula darah

167
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 2 Hal 161 - 168, Mei 2020
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

Hawari D., (2001). Manajemen stres, cemas, dan R.M Scahoevers J., (2014). Individual
depresi. Jakarta : Fakultas Kedokteran mindulness-based cognitive therapy and
Universitas Indonesia. cognitive behavior therapy for treating
depressive symptomps in patient with
Hayes, S., Walts, T. (2010). Acceptance and diabetes: result of randomized controlled
Commitment Therapy: In Cognitive trial. Diabetes Care, 37: 2427-2434
Behavioral Therapy in Clinical Practice. https://doi.org/10.2337/dc13-2918
New York: The Guilford Press
https://doi.org/10.1111/j.1468- Tyas, M.D.C. (2008). Hubungan Perawatan Diri
2850.2008.00137.x akan Persepsi Sakit dengan Kualitas Hidup
Pasien DM Tipe 2 dalam Konteks
International Diabetes Federation. (2010). Keperawatan di Kota Blitar. Tesis.
Diabetes Atlas, Fifth Edition diakses 21 UniversitasAirlangga Surabaya. Surabaya.
Januarri 2020 dari
http://www.idf.org/diabetesatlas/5e/the- West, A. M. (2008). Mindfulness and well-being
global-burden in adolescence: An exploration of four
mindfulness measures with an adolescent
Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu sample. Dissertation Abstracts
Keperawatan: Pendekatan Praktis. Edisi International: Section B. Sciences and
3.Jakarta:Salemba Medika Engineering, 69(05), 3283.
https://psycnet.apa.org/record/2008-99220-
PERKENI. (2015). Konsensus Pengelolaan dan 242
Pencegahan DM Tipe 2 di
Indonesia.Jakarta: PB Perkeni White L., (2014). Mindfulness ini nursing: an
evolutionary concept analysis. Journal of
Perry, A.G., & Potter, P.A. (2005). Buku ajar Advanced Nursing 70 (2), 282-294
fundamental keperawatan: Konsep, https://doi.org/10.1111/jan.12182
prosesdan praktik. (Ed 4). (Y. Asih, Terj.).
Jakarta: EGC

Reynolds, R.M., Strachan, M.W.J., Labad, J., Lee,


A.J., Frier, B.M., Fowkes, F.G.,
Mitchell,R., Secki, J.R., Deary, I.A.,
Walker, B.R., Price, J.F. (2010).
Monitoring Cortisol Levels andCognitive
Ability in People with Type 2 Diabetes.
Diabetes Care, Volume 33, No 4, April2010
diakses Januari 2020 dari
https://doi.org/10.2337/dc09-1796

Rosenzweig S. (2007). Mindfulness Based stres


reduction is associated with improved
glycemic control in type 2 diabetes
mellitus: a pilot study. Diakses pada 25
Januari 2020 http://www.alternative-
therapies.com/at/web_pdfs/rosenzweig.pdf

Sofiana Loly Irma, Elita Veny, dan Utomo


Wasisto. (2012). Hubungan Antara Stress
Dengan Konsep Diri Pada Penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2. Jurnal Ners
Indonesia, Vol.2, No. 2, Maret 2012 350
diakses Januarri 2020 dari
http://dx.doi.org/10.31258/jni.2.2.167-176

Tovote K Annika., Flessr j., Snippe E., Peeters


C.T.M., Emmelkamp P.M.G., Sanderman

168
Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Vol. 11 No. 01 2020
e-issn : 2622-0148, p-issn : 2087-0035

PENGARUH TERAPI RELAKSASI BENSON DAN MUROTTAL AL-QUR’AN TERHADAP PENURUNAN KADAR
GULA DARAH PADA LANSIA DENGAN DM TIPE 2 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JONGAYA KOTA
MAKASSAR
The Effect Of Benson And Murottal Al-Qur'an Relaxation Therapyin Towards Reduction Of Blood Sugar In Elderly
With Dm Type 2 In Type 2 Level At Jongaya Health Center Area Makassar

Sitti Rahmatia 1, Rusni Mato 2, Yosephin Sari Pairunan3, Yeni Nofiani Langkadja 4
Poltekkek Kemenkes Makassar
email: rahmatiahkeperawatan@gmail.com

ABSTRAK
Diabetes Mellitus Tipe 2 merupakan salah satu penyakit degeneratif yang diakibatkan oleh berkurangnya
sensitifitas insulin terhadap proses metabolisme tubuh. Komplikasi dari DM yakni hipoglikemia, diabetes
ketoasidosis, sindrom hiperglikemik hiperosmolar nonketotik. Sehingga penderita harus menjaga agar kadar gula
darahnya terkontrol, sebab Penderita DM rentan untuk mengalami penurunan kualitas hidup. Tujuan penelitian ini
menjelaskan pengaruh terapi Benson dan murottal Al-Qur’an terhadap penurunan kadar gula darah pada lansia
dengan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Jongaya Kota Makassar. Penelitian ini menggunakan
quasy experiment dengan pre post test control group design. Jumlah sampel penelitian 18 responden untuk
kelompok intervensi 18 responden kelompok kontrol. Kelompok kontrol mendapatkan terapi benson selama 7 hari,
sedangkan kelompok intervensi diberi terapi benson + murottal Al-Qur’an (surah Al-Fatihah) selama 7 hari.
Berdasarkan hasil analisis Wilcoxone pada terapi pada kelompok kontrol nilai diperoleh nilai p=0,293lebih besar dari
0,005 (>0,005) yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara penurunan kadar gula darah klien dengan DM
Tipe 2 dan terapi benson. Dan pada kelompok intervensi diperoleh nilai p=0,001 lebih kecil dari 0,005 (<0,005) yang
berarti ada hubungan yang signifikan antara penurunan kadar gula darah klien dengan DM Tipe 2 dan terapi benson
+ murottal Al-Qur’an.
Kata Kunci: terapi relaksasi benson, Terapi Rileksasi Murottal AlQuran, kadar gula darah, DM Tipe 2

ABSTRACT
Diabetes Mellitus Type 2 is a degenerative disease caused by a decrease in insulin sensitivity to the body's
metabolic processes. Complications of DM are hypoglycemia, diabetes ketoacidosis, hyperosmolar nonketotic
hyperglycemic syndrome. So the patients must keep their blood sugar levels still in control because DM sufferers are
prone to experience a decrease in quality of life. The purpose of this study was to explain the effect of Benson and
murottal Al-Qur'an therapy in decrease elderly DM type 2 blood sugar levels At Jongaya Public Health Center Area
Makassar. This research used a quasi-experiment with pre and post-test control group design. The number of
research were18 respondents for the intervention group and 18 respondents in the control group. The control group
received Benson therapy for 7 days, while the intervention group was given Benson + Al-Qur'an (Al-Fatihah) for 7
days. Based on the results of Wilcoxone's analysis of therapy in the control group, the value of p = 0.293 was greater
than 0.005 (> 0.005), which mean there was no significant correlation between decreasing patients’ blood sugar level
with DM Type 2 and Benson therapy. And in the intervention group, the value of p = 0,001 was less than 0,005
(<0,005) which mean that there was a significant correlation between patients’ blood sugar level with DM Type 2 and
Benson + murottal Al-Qur'an therapy.
Keywords: Benson Therap,y Blood Sugar Level, DM Type 2, Murottal Relaxation Therapy

PENDAHULUAN keturunan/genetik, obesitas, perubahan gaya hidup,


pola makan yang salah, obat- obatan yang
Kesehatan merupakan hal yang sangat mempengaruhi kadar glukosa darah, kurangnya
penting. Dalam tubuh seseorang ada dua komponen aktivitas fisik, proses menua, kehamilan, perokok dan
kesehatan yang harus dijaga yaitu kesehatan stres (Muflihatin, 2015).
jasmani dan kesehatan rohani. Ketika sakit Stres dan Diabetes Melitus memiliki
kemungkinan besar stres akan 2 kali lebih parah hubungan yang sangat erat terutama pada penduduk
mempengaruhi psikologis dibandingkan orang yang perkotaan. Tekanan kehidupan dan gaya hidup tidak
sehat. Stres merupakan penyakit psikologis yang sehat sangat berpengaruh, ditambah dengan
dapat juga mempengaruhi fisik jika stres tidak kemajuan teknologi yang semakin pesat dan
tertangani dengan baik. Khususnya penyakit berbagai penyakit yang sedang diderita
Diabetes Mellitus, penyakit ini dapat disebabkan oleh menyebabkan penurunan kondisi seseorang hingga
banyak faktor, diantaranya adalah faktor

94
Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Vol. 11 No. 01 2020
e-issn : 2622-0148, p-issn : 2087-0035

memicu terjadinya stres (Nugroho & Purwanti, 2010 Penelitian ini menggunakan glukometer
dalam Derek & Rottie, 2017). sebagai alat ukur untuk mengukur kadar gula darah
Dapat kita lihat dari prevalensi Diabetes sebelum dan setelah dilakukan terapi relaksasi dan
Mellitus secara global terus meningkat bahkan memakai lembar observasi untuk melihat apakah
hampir dua kali lipat tiap tahunnya, pada tahun 2013 terapi dilakukan sesuai dengan yang dianjurkan atau
World health Organization menunjukkan ada 382 juta tidak, untuk mendengarkan murottal digunakan MP3
orang yang menderita Diabetes Mellitus kemudian surah Al-Fathihah dan terjemahannya menggunakan
pada tahun 2014 meningkat menjadi 422 juta dan earphone serta SOP dari terapi benson dan terapi
pada tahun 2017 menjadi 425 juta penderita atau murottal. Penelitian ini terbagi dalam 2 kelompok,
meningkat sebanyak 48 %(WHO 2016 dalam IDF yaitu kelompok kontrol (kelompok yang diberikan 1
Diabetes Atlas 2017). terapi yaitu terapi Benson) dan kelompok intervensi
Data dari Kementrian Kesehatan (kelompok yang diberikan 2 terapi yaitu terapi benson
Indonesia didapatkan bahwa Prevalensi DM + murottal Al-Qur’an). Dengan jumlah sampel 36
berdasarkan pemeriksaan darah menurut umur ≥15 responden dibagi menjadi 2 kelompok masing-
tahun, 2013-2018 dari 6,9% meningkat hingga 10,9% masing sebanyak 18 orang pada kelompok kontrol
(Riskesdas, 2018). Sedangkan data untuk kota (diberikan terapi benson) dan kelompok intervensi
Makassar sendiri tahun 2016 sebanyak 4.555 orang (diberikan terapi benson + murottal Al-Qura’an) .
yang menderita DM (Dinkes,2016). Khusus Pada Sampel diambil dari lansia yang aktif mengikuti
puskesmas Jongaya Kecamatan Tamalate tercatat program Prolanis di Puskesmas Jongaya yang
105 orang yang telah berkunjung dengan Diabetes sesuai dengan kriteria sampel yang telah di tentukan
Mellitus pada bulan januari sampai februari tahun oleh peneliti. Adapun data yang telah diperoleh
2018. antara lain : gambaran umum responden (usia, jenis
Mengontrol stres dengan cara relaksasi kelamin, pendidikan, pekerjaan, lama menderita DM)
adalah salah satu cara yang dapat digunakan oleh dan data hasil pengukuran kadar gula darah
semua orang termasuk orang dengan Diabetes. responden yang diberikan pada kelompok kontrol
Teknik relaksasi akan menjaga suasana hati dari dan kelompok intervensi.
stressor sehingga stres dapat diatasi oleh diri sendiri,
hal ini akan membuat glukosa dalam tubuh lebih HASIL
terkontrol atau bahkan berada pada keadaan normal.
Hal ini juga baik dilakukan sebagai tindakan 1. Gambaran umum klien
pencegahan dari komplikasi diabetik. Teknik Sampel penelitian ini adalah anggota
relaksasi yang akan diuji yaitu teknik relaksasi keluarga yang berada di Wilayah Kerja
benson dan murottal Al-Qur’an diamana pada Puskesmas Jongaya dengan jumlah sampel 36
penelitian sebelumnya pernah diteliti juga oleh responden yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu
purwasih tentang pengaruh terapi relaksasi benson 18 responden pada kelompok intervensi
dan murottal Al-Qur’an surah Ar-Rahman terhadap (kelompok yang diberikan 1 terapi yaitu terapi
kadar glukosa darah puasa dan skor stres pasien benson dan 18 responden pada kelompok
Diabetes Mellitus Tipe 2, hasilnya ada perbedaan kontrol.
selisih kadar glukosa darah dan skor stres antara
kelompok kontrol dan kelompok intervensi a. Usia
(Purwasih,E.,et.all.2017). Berdasarkan penelitian yang dilakukan
terhadap 18 responden pada kelompok
METODE intervensi dan 18 responden pada kelompok
kontrol, di dapatkan ketegori usia responden.
Dalam penelitian ini menggunakan
penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain Tabel 4.1
Quasy Experiment with two group pretest and post Distribusi Responden Menurut Usia
test control group desain, Dalam penelitian ini
dilakukan analisis bivariat untuk mengetahui Kel. Intervensi Kel. Kontrol
Kategori
pengaruh antara terapi benson dan murottal Al-
Usia f % F %
Qur’an terhadap penurunan kadar gula darah
responden dengan uji statistik Paired sample t-test <65 15 83,3 9 50,0
dan wilcoxon. Penelitian ini dilaksanakan pada April- >65 3 16,7 9 50,0
Mei 2019. Populasi dalam penelitian ini adalah TOTAL 18 100,0 18 100,0
semua diabetisi lansia sebanyak 36 responden dan
berdomisili diwilayah puskesmas Jongaya sumber : Data primer 2019
Kecematan Tamalate Kota Makassar.

95
Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Vol. 11 No. 01 2020
e-issn : 2622-0148, p-issn : 2087-0035

Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa Tabel 4.3


rata-rata umur lansia yang menderita DM di Distribusi Responden Menurut Pendidikan
Wilayah Kerja Puskesmas Jongaya Kota
Makassar pada kelompok intervensi dengan Kel. Kel. Kontrol
usia <65 tahun sebanyak 15 orang (83,3%) Kategori Intervensi
dan pada usia >65 sebanyak 3 orang Pendidikan f % f %
(16,7%). Sedangkan pada kelompok kontrol
responden yang berusia <65 tahun yaitu 9 Tidak 1 5,6 3 16,
orang (50,0%) dan pada usia >65 tahun juga Sekolah 7
sebanyak 9 orang (50,0%). 1 5,6 3 16,
SD
7
b. Jenis Kelamin 2 11, 2 11,
SMP
Berdasarkan penelitian yang 1 1
dilakukan terhadap 18 responden pada 3 16, 3 16,
SMA
kelompok intervensi dan 18 responden pada 7 7
kelompok kontrol, didapatkan kategori jenis Perguruan 11 61, 7 38,
ke lamin responden. Tinggi 1 9
18 10 18 10
Total
Tabel 4.2 0,0 0,0
Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin
Sumber : Data Primer 2019
Kel. Intervensi Kel. Kontrol
Kategori Jenis Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa
Kelamin f % f % anggota keluarga penderita DM di Wilayah
Laki – Laki 2 11,1 2 11,1 Kerja Puskesmas Jongaya Kota Makassar
Perempuan 16 88,9 16 88,9 pada kelompok intervensi rata-rata tingkat
pendidikan yaitu lulusan Perguruan Tinggi
TOTAL 18 100,0 18 100,0
sebanyak 11 orang (61,1%), sedangkan
lulusan SMA sebanyak 3 orang (16,7%), dan
Sumber : Data Primer 2019
lulusan SMP sebanyak 2 orang (11,1%).
Pada kelompok kontrol rata-rata
Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa
tingkat pendidikan yaitu lulusan Perguruan
anggota keluarga penderita DM di Wilayah
Tinggi sebanyak 7 orang (38,9%), sedangkan
Kerja Puskesmas Jongaya Kota Makassar
lulusan SMA sebanyak 3 orang (16,7%),
pada kelompok intervensi sebagian besar
lulusan SMP sebanyak 2 orang (11,1%) dan
berjenis kelamin perempuan sebanyak 16
lulusan SMP dan SD masing masing 3 orang
orang (88,9%), dan yang berjenis kelamin
(16,7%).
laki-laki sebanyak 2 orang (11,1%).
Pada kelompok kontrol sebagian
d. Pekerjaan
besar berjenis kelamin perempuan sebanyak
Berdasarkan penelitian yang
16 orang (88,9,%), dan yang berjenis kelamin
dilakukan terhadap 18 responden pada
laki-laki sebanyak 6 orang (11,1%).
kelompok intervensi dan 18 responden pada
kelompok kontrol, didapatkan kategori
c. Pendidikan
pekerjaan responden.
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan terhadap 18 responden pada
Tabel 4.4
kelompok intervensi dan 18 responden pada
Distribusi Responden Menurut Pekerjaan
kelompok kontrol, didapatkan kategori
pendidikan responden.
Kel. Intervensi Kel. Kontrol
Kategori
Pekerjaan f % f %
Tidak Bekerja 6 33,3 12 66,7
PNS 8 44,4 3 16,7
Pegawai Swasta 4 22,2 3 16,7
TOTAL 18 100,0 18 100,0
Sumber : Data Primer 2019

96
Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Vol. 11 No. 01 2020
e-issn : 2622-0148, p-issn : 2087-0035

Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan
anggota keluarga penderita DM di Wilayah berupa pemberian terapi benson + murottal Al-
Kerja Puskesmas Jongaya Kota Makassar Qur’an didapatkan hasil.
pada kelompok intervensi rata-rata bekerja
sebagai PNS yaitu sebanyak 8 orang Tabel 4.6
(44,4%), sedangkan yang tidak bekerja Distribusi Responden Menurut Hasil Pengukuran
sebanyak 6 orang (33,3%), dan yang bekerja Kadar Gula Darah Pre-test dan Post-test
sebagai Pegawai Swasta (16,7%). Kelompok Intervensi
Pada kelompok control rata-rata tidak
bekerja sebanyak 12 orang (66,7%), Nilai
sedangkan yang bekerja sebagai Pegawai Pengukuran
Mean Min. Max.
Swasta sebanyak 3 orang (16,7%), dan yang Pre-test 266,17 189 397
bekerja sebagai PNS 3 orang (16,7%). Post-test 214,00 150 264
Sumber : Data Primer 2019
e. Lama Menderita
Berdasarkan penelitian yang Pada kelompok intervensi ini diberi 2
dilakukan terhadap 18 responden pada perlakuan sekaligus yaitu terapi benson +
kelompok intervensi dan 18 responden pada Murottal Al-Qur’an. Setelah dilakukan pengukuran
kelompok kontrol, didapatkan kategori lama kadar gula darah dapat dilihat kadar gula darah
menderita penyakit DM responden. responden sebagai berikut : Berdasarkan tabel
4.6 dapat di ketahui bahwa pada kelompok
Tabel 4.5 intervensi nilai rata-rata yang di dapat pada saat
Distribusi Lama Menderita DM Tipe 2 Pre-test yaitu 266,17 mg/dL, sedangkan nilai
yang di dapat paling rendah 189 mg/dL, dan nilai
Kel. Intervensi Kel. Kontrol yang di dapat paling tinggi yaitu 397 mg/dL.
Kategori Lama
Pada saat Post-test nilai kadar gula
Menderita f % f % darah rata-rata yang di dapat yaitu 214,00 mg/dL,
<5 Tahun 2 11,1 7 38,9 sedangkan nilai yang di dapat paling rendah 150
>5 Tahun 16 88,9 11 61,1 mg/dL, dan nilai yang di dapat paling tinggi yaitu
18 100, 18 100,0 264 mg/dL, terjadi penurunan kadar gula darah
Total responden.
0
Sumber : Data Primer 2019
b. Terapi Relaksasi Benson Pada Kelompok
Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa Kontrol
lama responden yang menderita DM di Pada kelompok kontrol hanya diberikan
Wilayah Kerja Puskesmas Jongaya Kota 1 perlakuan saja yaitu terapi benson sehingga
Makassar pada kelompok intervensi rata-rata berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap
>15 tahun sebanyak 16 orang (88,9%), dan 18 responden didapatkan hasil penelitian
<5 tahun sebanyak 2 orang (11,1%). pengukuran kadar gula darah sebelum dan
Pada kelompok kontrol rata-rata sesudah dilakukan berupa pemberian terapi
lama menderita >5 tahun benayak 11 orang benson didapatkan hasil.
(61,1%), dan <5 tahun sebanyak 7 orang
(61,1,%). Tabel 4.7
Dalam analisa Univariat dihasilkan Distribusi Responden Menurut Hasil Pengukuran
distribusi frekuensi (jumlah presentase) dari Kadar Gula Darah dengan pemberian terapi
masing-masing kategori variabel independen Benson Pre-test dan Post Test Kelompok Kontrol
dan variabel dependen yaitu pengaruh terapi
benson dan murottal Al-Qur’an pada Nilai
Pengukura
kelompok intervensi dan kelompok kontrol Mean Min Max
n
. .
a. Terapi Relaksasi Benson + Murottal Al-Qur’an Pre-test 252,1 187 458
Pada Kelompok Intervensi 7
Pada kelompok intervensi diberikan 2 Post-test 244,6 187 386
perlakuan yaitu terapi benson + murottal Al- 7
Qur’an sehingga berdasarkan penelitian yang Sumber : Data Primer 2019
dilakukan terhadap 18 responden didapatkan
hasil penelitian pengukuran kadar gula darah

97
Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Vol. 11 No. 01 2020
e-issn : 2622-0148, p-issn : 2087-0035

Pada kelompok kontrol diberikan hanya kadar gula darah dengan nilai P value. Lebih
1 terapi yaitu terapi benson dan berdasarkan besar dari 0,05 (p>0,05) maka H0 diterima dan Ha
tabel 4.7 dapat di ketahui bahwa pada kelompok ditolak. Hal ini berarti pemberian terapi Benson
kontrol nilai rata-rata yang di dapat pada saat tidak berpengaruh terhadap penurunan kadar
Pre-test yaitu 252,17 mg/dL, sedangkan nilai gula darah pada lansia dengan DM Tipe 2 di
yang di dapat paling rendah 187 mg/dL, dan nilai Wilayah Puskesmas Jongaya Kota Makassar.
yang di dapat paling tinggi yaitu 458 mg/dL. Pada kelompok intervensi di peroleh
Pada saat Post-test nilai rata-rata yang hasil setelah dilakukan pengukuran kadar gula
di dapat yaitu 244,67 mg/dL, sedangkan nilai darah Pre-test dan Post-test perlakuan berupa
yang di dapat paling rendah 187 mg/dL, dan nilai pemberian terapi benson + murottal Al-Qur’an
yang di dapat paling tinggi yaitu 386 mg/dL. didapatkan Pvalue lebih kecil dari 0,05 (p<0,05),
Terjadi penurunan pada nilai mean dan nilai maka Ha di terima. Hal ini berarti pemberian 2
maximum tetapi tidak terjadi perubahan kadar perlakukan sekaligus yaitu terapi benson +
gula darah pada nilai minimum. murottal Al-Qur’an berpengaruh terhadap
Pada hasil diatas dapat diiketahui penurunan kadar gula darah pada lansia dengan
bahwa pada kelompok kontrol yang dilakukan DM Tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Jongaya
terapi benson tidak berpengaruh signifikan Kota Makassar.
terhadap kadar gula darah pasien, ada beberapa
responden yang mengalami penurunan kadar PEMBAHASAN
gula darah tetapi ada juga yang tidak sehingga
nilai yang didapatkan tidak begitu signifikan. Hal Berdasarkan hasil penelitian yang telah
ini juga dapat dipengaruhi oleh tingkat dilakukan terhadap 2 kelompok yaitu kelompok
konsentrasi seseorang dalam melakukan intervensi dan kelompok kontrol yang masing-masing
relaksasi tersebut juga lama melakukan terapi , kelompok terdiri dari 18 orang responden, di ketahui
selain itu hal yang juga dapat mempengaruhi bahwa karakteristik responden bervariasi mulai dari
hasilnya yaitu benar tidaknya cara dari responden usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, lama
melakukan terapi dirumah saat didampingi menderita DM
keluarga. Diketahui bahwa rata-rata umur lansia yang
Sedangkan pada kelompok intervensi menderita DM di Wilayah Kerja Puskesmas Jongaya
yaitu kempok yang diberikan 2 perlakuan yaitu Kota Makassar pada kelompok intervensi dengan
terapi benson + murottal Al-Qur’an terdapat nilai usia <65 tahun sebanyak 15 orang (83,3%) dan pada
yang signifikan terhadap kadar gula darah usia >65 sebanyak 3 orang (16,7%). Sedangkan
sebelum dan setelah melakukan terapi. pada kelompok kontrol responden yang berusia <65
Analisa bivariat yaitu menganalisa tahun yaitu 9 orang (50,0%) dan pada usia >65 tahun
pengaruh Terapi Benson dan terapi benson + juga sebanyak 9 orang (50,0%). Pada lansia proses
Murottal Al-Qur’an terhadap penurunan kadar metabolisme menurun sehingga proses penuaan
gula darah lansia dengan DM tipe 2 di Wilayah juga mempengaruhi hormon-hormon yang ada pada
Kerja Puskesmas Jongaya Kota Makassar tubuh manusia itulah mengapa usia menjadi salah
dengan menggunakan uji Wilcoxon dikarenakan satu faktor seorang terkena DM Tipe 2
data tidak berdistribusi normal. Rata-rata usia responden sesuai dengan teori
yang menyebutkan bahwa usia lebih dari 40 tahun
Tabel 4.8 merupakan salah satu faktor risiko terjadinya
Pengaruh Terapi Relaksasi Benson dan Benson + penyakit Diabetes Melitus (Nuari, 2017). Hasil
Murottal Al-Qur’an Terhadap kadar gula Darah penelitian ini juga di dukung oleh penelitian yang
Lansia dengan DM Tipe 2 pernah di lakukan oleh Wiastuti(2017) dimana
semakin tua usia maka semakin tinggi risiko untuk
Nilai Mean menderita DM.
Kelompok Pre- Post- P Diketahui bahwa anggota keluarga penderita
test test DM di Wilayah Kerja Puskesmas Jongaya Kota
Intervensi 266,17 214,00 ,000 Makassar pada kelompok intervensi sebagian besar
Kontrol 252,17 244,67 ,293 berjenis kelamin perempuan sebanyak 16 orang
Sumber : Data Primer 2019 (88,9%), dan yang berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 2 orang (11,1%). Pada kelompok kontrol
Tabel 4.8 diperoleh hasil setelah dari uji sebagian besar berjenis kelamin perempuan
statistik ( uji Wilcoxone) yang menunjukkan sebanyak 16 orang (88,9,%), dan yang berjenis
bahwa pada kelompok kontrol setelah dilakukan kelamin laki-laki sebanyak 6 orang (11,1%).
terapi relaksasi Benson 7 hari berturut-turut Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian
dengan frekuensi 2 kali dalam 1 hari didapatkan dari Fathurohman dan Fadhilah (2016) didapatkan

98
Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Vol. 11 No. 01 2020
e-issn : 2622-0148, p-issn : 2087-0035

hasil hubungan yang bermakna antara jenis kelamin menderita berpengaruh terhadap kadar gula darah
dan tingkat risiko DMT2, hal ini tidak selaras dengan pasien dikarenakan fungsi-fungsi dari organ tubuh
penelitian Wicaksono (2011) dengan disain case- yang telah menurun, gula darah yang tinggi dapat
control dan n=60 di Semarang dan penelitian Majgi et meningkatkan viskositas darah sehingga
al., (2012) dengan disain cross-sectional dan n=1400 mempengaruhi elastisitas pembuluh darah hal ini
di India yang menyatakan tidak ada hubungan dapat mempengaruhi sistem sirkulasi yang dalam
signifikan antara jenis kelamin dengan kejadian tubuh manusia.
DMT2. Setelah dilakukannya terapi relaksasi benson
Pada penelitian diketahui bahwa anggota dan murottal Al-Quran kadar gula darah pada
keluarga penderita DM di Wilayah Kerja Puskesmas responden semakin membaik dikarenakan terapi
Jongaya Kota Makassar pada kelompok intervensi yang dilakukan terjadwal dan responden dan
rata-rata tingkat pendidikan yaitu lulusan Perguruan keluarga antusias dalam mengikuti semua instruksi,
Tinggi sebanyak 11 orang (61,1%), sedangkan proses terapi dilakukan selama 7 hari dan terapi
lulusan SMA sebanyak 3 orang (16,7%), dan lulusan dilakukan 2x dalam sehari dan dibantu langsung oleh
SMP sebanyak 2 orang (11,1%). keluarga responden dalam memantau terapi yang
Pada kelompok kontrol rata-rata tingkat diberikan sehingga ada kerjasama yang baik dari
pendidikan yaitu lulusan Perguruan Tinggi sebanyak peneliti responden dan keluarga responden.
7 orang (38,9%), sedangkan lulusan SMA sebanyak Setelah melihat hasil yang telah dilakukan,
3 orang (16,7%), lulusan SMP sebanyak 2 orang dapat disimpulkan bahwa ke dua terapi sebenarnya
(11,1%) dan lulusan SMP dan SD masing masing 3 berpengaruh untuk menurunkan kadar gula darah
orang (16,7%). terbukti dari nilai mean sebelum dan setelah
Tingkat pendidikaan dapat mempengaruhi dilakukan terapi tersebut hanya saja pada terapi ke
kemampuan, pengetahuan, dan perilaku seseorang dua penggabungan antara terapi relaksasi benson
dalam menerapkan apa yang sudah dia pelajari dan murottal Al-Qur’an berpengaruh signifikan
(Lestari, 2015). Jika pendidikan tinggi namun terhadap penurunan kadar gula darah klien
kepatuhan terhadap gaya hidup (kesadaran diri) yang dibandingan dengan hanya dilakukan terapi benson
baik tidak dipenuhi maka kadar gula darah juga tidak saja. Hal karena pada kelompok intervensi diberikan
akan terkontrol. kombinasi relaksasi Benson saja dan terapi murottal.
Selanjutnya bahwa anggota keluarga penderita Pemberian relaksasi Benson saja sudah dapat
DM di Wilayah Kerja Puskesmas Jongaya Kota menurunkan GDP, ditambah lagi pemberian terapi
Makassar pada kelompok intervensi rata-rata bekerja murottal, maka penurunan GDP menjadi lebih
sebagai PNS yaitu sebanyak 8 orang (44,4%), banyak.
sedangkan yang tidak bekerja sebanyak 6 orang Ketika sesorang diperdengarkan murottal Al-
(33,3%), dan yang bekerja sebagai Pegawai Swasta Qur’an, maka harmonisasi lantunan murottal Al-
(16,7%). Qur’an yang indah akan masuk ke dalam telinga
Pada kelompok control rata-rata tidak bekerja dalam bentuk suara (audio), menggetarkan gendang
sebanyak 12 orang (66,7%), sedangkan yang telinga, mengguncangkan cairan di telinga dalam
bekerja sebagai Pegawai Swasta sebanyak 3 orang serta menggetarkan sel-sel rambut di dalam koklea
(16,7%), dan yang bekerja sebagai PNS 3 orang untuk selanjutnya melalui saraf koklearis menuju ke
(16,7%). otak dan menciptakan imajinasi keindahan di otak
Variabel jenis pekerjaan berhubungan dengan kanan dan otak kiri (Smeltzer & Bare, 2002a). Hal ini
aktifitas fisik dan aktifitas olahraga. Ibu rumah tangga akan berdampak pada kenyamanan dan perubahan
melakukan beberapa aktifitas di rumah seperti perasaan sehingga merasakan sensasi yang
mencuci, memasak dan membersihkan rumah serta menenangkan. Perubahan perasaan ini dikarenakan
banyak aktifitas lainnya yang tidak dapat murottal Al-Qur’an dapat menjangkau wilayah kiri
dideskripsikan. Aktifitas fisik akan berpengaruh korteks cerebri (Mindlin, 2009).
terhadap peningkatan insulin sehingga kadar gula Hipotalamus adalah area pengaturan
dalam darah akan berkurang. Jika insulin tidak sebagian fungsi vegetatif dan fungsi endokrin tubuh
mencukupi untuk mengubah glukosa menjadi energi seperti aspek perilaku emosional, jaras pendengaran
maka akan timbul DM (Kemenkes, 2010). diteruskan ke formatio retikularis sebagai penyalur
Diketahui bahwa lama responden yang impuls menuju serat otonom (Greenstein & Wood,
menderita DM di Wilayah Kerja Puskesmas Jongaya 2010). Serat saraf tersebut berupa saraf simpatis dan
Kota Makassar pada kelompok intervensi rata-rata >5 para simpatis. Kedua saraf ini dapat mempengaruhi
tahun sebanyak 16 orang (88,9%), dan <5 tahun kontraksi dan relaksasi organ-organ (Mindlin, 2009).
sebanyak 2 orang (11,1%). Pada kelompok kontrol Relaksasi tersebut dapat menurunkan kadar glukosa
rata-rata lama menderita >5 tahun benayak 11 orang darah pada pasien diabetes dengan menekan
(61,1%), dan <5 tahun sebanyak 7 orang (61,1,%). kelebihan pengeluaran hormone-hormon yang dapat
Dari hasil yang didapatkan dapat dilihat bahwa lama meningkatkan kadar glukosa darah yaitu epinefrin,

99
Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Vol. 11 No. 01 2020
e-issn : 2622-0148, p-issn : 2087-0035

kortisol, glucagon, adrenocorticorticotropic hormone kepada petugas kesehatan setempat. Untuk


(ACTH), kortikosteroid, dan tiroid (Smeltzer & Bare, klien sebaiknya melakukan relaksasi Benson
2002a; Smeltzer, dkk., 2008). dan terapi murotal 2 kali sehari untuk
menurunkan kadar GDP dan skor stres.
KESIMPULAN b. Bagi Puskesmas Setempat
Berdasarkan uraian yang telah di jelaskan Petugas kesehatan terkait perlu terus
dapat di simpulkan bahwa terdapat pengaruh yang meningkatkan upaya pencegahan Penyakit
signifikan antara terapi benson dan Murottal Al- Diabetes Melitus melalui kegiatan pelatihan
Qur’an terhadap penurunan kadar gula darah pada kader ataupun kegiatan promosi kesehatan.
lansia dengan DM Tipe 2 di Wilayah Kerja Juga Perawat dapat menerapkan intervensi
Puskesmas Jongaya Kota Makassar. relaksasi Benson maupun terapi murotal
untuk menurunkankadar GDP dan skor stres
SARAN pada pasien DM tipe 2.
Berdasarkan penemuan-penemuan masalah dalam c. Bagi Penelitian Keperawatan
penelitianini, peneliti memberikan saran untuk: Hasil penelitian dapat digunakan
1. Saran Teoritis sebagai rujukan penelitian selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai terkhusus mengenai aplikasi terapi relaksasi
bahan referensi bagi penelitian yang akan baik terapi relaksasi benson dan murottal.
datang dengan metode relaksasi yang lebih Penelitian. Selanjutnya Penelitian
bervariasi. selanjutnya sebaiknya melakukan penelitian
lebih dari 7 hari, agar responden dapat
2. Saran Praktis meresapi murottal yang didengar. Dan juga
a. Bagi Masyarakat respondennya masih kurang, karena
Masyarakat dapat meningkatkan keterbatasan waktu dan tenaga. Jika bisa
pengetahuan mereka dengan cara selalu kedepannya respondennya diperbanyak lagi
memperbarui informasi mengenai kesehatan agar lebih kelihatan perbedaan persen dari
melalui internet atau media massa yang pengaruh terapi.
terpercaya atau dengan cara konsultasi

DAFTAR PUSTAKA

Al-qur’an dan terjemahan. Dapartemen agama RI

Anwar, Risohon.2008. Ulumul Al-Qur’an.Bandung : CV Pustaka Setia

Benson, H & Proctor, W. (2010) The Relaxcation Revolution. USA : Harvard Medical School
Cnn Indonesia, https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160318212937-255-118415/alasan-ilmiah-stres-bisa-
sebabkan-diabetes 26 juni 2019

Damayanti.S.(2015). Diabetes Mellitus & Penatalaksanaan. Yogyakarta : Nuha Medika


Derek, M. I., & Rottie, J. V. (2017). Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Kasih Gmim Manado, 5, 1–6.

Greenstein B. & Wood D. (2010). At A Glance, Sistem Endokrin. Edisi Kedua. penerjemah : Yasmine, E. &
Rachmawati A. D. Jakarta : Erlangga.

Internasional Diabetes Federation 2015 Online of Diabetes ATLAS eight edition 2015.
http://www.diabetesatlas.org/(diakses, 23 februari 2019)

Juwita, L., et.all. 2016 Pengaruh Terapi Relaksasi Benson Trehadap Kadar Gula Darah Pada Lansia Dengan
Diabetes : Jurnal Ners Lentera, vol.4, no. 1, maret 2016.

Lentera, J. N. (2016). Pengaruh terapi relaksasi benson terhadap kadar gula darah pada lansia dengan diabetes,
4(1), 6–14.

Mindlin. (2009). Pengaruh Al-Qur’an terhadap Fisiologi dan Psikologi Manusia, Al-Qur’an dan terjemahannya.
Jakarta: Salemba.

100
Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Vol. 11 No. 01 2020
e-issn : 2622-0148, p-issn : 2087-0035

Nahar, Syamsu.2015. Studi Ulumul Quran. Medan : Perdana Publishing

Nirwana, 2014. Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur’an Terhadap Perubahan


Tingkat Kecemasan Pasien Diabetes Melitus. http://repositori.uin-alauddin.ac.id/2335/1/SKRIPSI%20NIRWANA.pdf
(diakses, 03 Maret 2019)

Pratiwi,L.,et.all.2015.Pengaruh Teknik Relaksasi Benson dan Morottal Al-Quran Terhadap Tekana Darah Pada
Penderita Hipertensi Primer :

Jurnal JOM Vol.2, Oktober 2015. https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMPSIK/article/view/8286 (diakses, 03 Maret


2019)

Purwakania Hasan, Aliah B. 2008. Pengantar Psikologi Kesehatan Islami. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Read more https://almanhaj.or.id/2416-pentingnya-penyembuhan-dengan-al-quran-dan-as-sunnah.html

Ratnasari, Isniani Faktor risiko mempengaruhi kejadian Diabetes mellitus tipe dua, vol 4. no 1. diakses 26 Juni 2019

Sahar H, Riani.2016. Efektivitas Relaksasi Benson dan Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tingkat Kecemasan
Lansia. 8 Maret 2019

Suadirman, Siti, Partini.2016.Psikologi Usia Lanjut, yogyakarta : Gadjah Mada Press

Smeltzer, S.C & Barre, B.G (2002a) Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8. volume 2.
Jakarta : buku Kedokteran ECG

Smeltzer, S. C., dkk. (2008). Brunner and Suddarth’s Textbook of Medical Surgical Nursing (11th ed.). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.

Soegondo, S. (2015) Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta : Balai Penerbit FKUI

Tandra H.2017 Diabetes Bisa Sembuh : Petunjuk Praktis Menyalahkan dan Menyembuhkan Diabetes. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama

Uprianingsih, Ayudiah. 2013. Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur’an Terhadap


Tingkat Depresi Pada Lansia Di Kelurahan Batua Kecamatan Manggala Kota Makassar.
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160318212937-255-118415/alasan-ilmiah-stres-bisa-
sebabkan-diabetes 26 juni 2019

101
‫ﻋﻠﯽ ﻣﻨﺼﻮري و ﻫﻤﮑﺎران‪ /‬ﻓﺼﻠﻨﺎﻣﻪ ﻋﻠﻤﯽ ﭘﮋوﻫﺸﯽ ﭘﺮﺳﺘﺎري دﯾﺎﺑﺖ زاﺑﻞ‬
‫‪pISSN:2345-5020‬‬
‫ﻣﻘﺎﻟﻪ اﺻﯿﻞ ﭘﮋوﻫﺸﯽ‬ ‫‪eISSN:2423-5571‬‬

‫ﺑﺮرﺳﯽ ﺗﺄﺛﯿﺮ روش آرام ﺳﺎزي ﺑﻨﺴﻮن ﺑﺮ ﻣﯿﺰان ﻗﻨﺪﺧﻮن ﻧﺎﺷﺘﺎ در ﺑﯿﻤﺎران ﻣﺒﺘﻼ ﺑﻪ‬
‫دﯾﺎﺑﺖ ﻧﻮع ‪2‬‬
‫‪Downloaded from jdn.zbmu.ac.ir at 14:29 +0330 on Monday November 16th 2020‬‬

‫*‪1‬‬
‫ﺣﺴﯿﻦ ﺷﻬﺪادي‪ ،1‬ﻋﻠﯽ ﻣﻨﺼﻮري‬

‫ﮐﺎرﺷﻨﺎس ارﺷﺪ ﭘﺮﺳﺘﺎري‪ ،‬ﻣﺮﺑﯽ‪ ،‬داﻧﺸﮑﺪه ﭘﺮﺳﺘﺎري و ﻣﺎﻣﺎﯾﯽ‪ ،‬داﻧﺸﮕﺎه ﻋﻠﻮم ﭘﺰﺷﮑﯽ زاﺑﻞ‪ ،‬زاﺑﻞ‪ ،‬اﯾﺮان‪.‬‬ ‫‪.1‬‬
‫ﻧﻮﯾﺴﻨﺪه ﻣﺴﺌﻮل‪ :‬ﻋﻠﯽ ﻣﻨﺼﻮري‪ ،‬داﻧﺸﮕﺎه ﻋﻠﻮم ﭘﺰﺷﮑﯽ زاﺑﻞ اﯾﻤﯿﻞ‪:‬‬

‫ﭼﮑﯿﺪه‪:‬‬

‫ﻣﻘﺪﻣﻪ و ﻫﺪف‪ :‬دﯾﺎﺑﺖ ﻧﻮع دو ﯾﮑﯽ از ﺷﺎﯾﻊ ﺗﺮﯾﻦ ﺑﯿﻤﺎري ﻫﺎي ﻣﺰﻣﻦ اﺳﺖ ﮐﻪ ﺟﺮﯾﺎن ﻣﻨﻈﻢ زﻧﺪﮔﯽ را ﻣﺨﺘﻞ ﮐﺮده و ﭘﯿﺎﻣﺪﻫﺎي‬
‫رواﻧﯽ ﻣﻬﻤﯽ دارد‪ .‬آرام ﺳﺎزي ﻋﻀﻼﻧﯽ ﺑﺎ ﮐﺎﻫﺶ اﺳﺘﺮس رواﻧﯽ و ﮐﺎﻫﺶ ﺗﺮﺷﺢ ﻫﻮرﻣﻮن ﻫﺎي اﺳﺘﺮس ﻧﻈﯿﺮ ﻫﻮرﻣﻮن ﮐﻮرﺗﯿﺰول ﻫﻤﺮاه‬
‫اﺳﺖ و از اﯾﻦ رو ﻣﯽ ﺗﻮان از اﯾﻦ ﺗﮑﻨﯿﮏ ﺑﻪ ﻋﻨﻮان ﯾﮏ درﻣﺎن ﮐﻤﮑﯽ ﺟﻬﺖ ﮐﺎﻫﺶ اﺿﻄﺮاب و در ﻧﺘﯿﺠﻪ ﮐﻨﺘﺮل ﻗﻨﺪ ﺧﻮن در ﺑﯿﻤﺎران‬
‫اﺳﺘﻔﺎده ﻧﻤﻮد‪ .‬ﻟﺬا اﯾﻦ ﻣﻄﺎﻟﻌﻪ ﺑﺎ ﻫﺪف ﺑﺮرﺳﯽ ﺗﺄﺛﯿﺮ روش آرام ﺳﺎزي ﺑﻨﺴﻮن ﺑﺮ ﻣﯿﺰان ﻗﻨﺪ ﺧﻮن ﻧﺎﺷﺘﺎ در ﺑﯿﻤﺎران ﻣﺒﺘﻼ ﺑﻪ دﯾﺎﺑﺖ ﻧﻮع‬
‫دو اﻧﺠﺎم ﮔﺮﻓﺖ‪.‬‬

‫ﻣﻮاد و روشﻫﺎ‪ :‬اﯾﻦ ﻣﻄﺎﻟﻌﻪ از ﻧﻮع ﮐﺎرآزﻣﺎﯾﯽ ﺑﺎﻟﯿﻨﯽ ﺷﺎﻫﺪ دار ﺑﻮد‪ 80 .‬ﻧﻔﺮ ﮐﻪ ﺷﺮاﯾﻂ ﺷﺮﮐﺖ در اﯾﻦ ﻣﻄﺎﻟﻌﻪ را دارا ﺑﻮدﻧﺪ ﺑﺎ روش‬
‫ﻧﻤﻮﻧﻪ ﮔﯿﺮي ﻣﺒﺘﻨﯽ ﺑﺮ ﻫﺪف وارد ﻣﻄﺎﻟﻌﻪ ﺷﺪه و ﺑﻪ ﻃﻮر ﺗﺼﺎدﻓﯽ ﺑﻪ دو ﮔﺮوه آزﻣﻮن و ﺷﺎﻫﺪ ﺗﻘﺴﯿﻢ ﺷﺪﻧﺪ‪ .‬در اﺑﺘﺪا ﻣﻄﺎﻟﻌﻪ ﺳﻄﺢ ﻗﻨﺪ‬
‫ﺧﻮن ﻧﺎﺷﺘﺎ اﻧﺪازه ﮔﯿﺮي ﺷﺪ‪ .‬ﺳﭙﺲ ﮔﺮوه آزﻣﻮن ﺑﻪ ﻣﺪت ‪ 2‬ﻣﺎه در دوره آﻣﻮزش آرام ﺳﺎزي ﻋﻀﻼﻧﯽ ﺷﺮﮐﺖ ﮐﺮدﻧﺪ‪ .‬ﭘﺲ از ﭘﺎﯾﺎن دوره‬
‫ﺳﻄﺢ ﻗﻨﺪ ﺧﻮن ﻧﺎﺷﺘﺎ ﻣﺠﺪداً اﻧﺪازه ﮔﯿﺮي ﺷﺪ‪ .‬اﻃﻼﻋﺎت ﺑﻪ دﺳﺖ آﻣﺪه ﺑﺎ آزﻣﻮن ﻫﺎي ‪ t‬ﻣﺴﺘﻘﻞ و زوﺟﯽ در ﻧﺮم اﻓﺰار ‪ SPSS‬ﻧﺴﺨﻪ‬
‫‪ 23‬ﺗﺠﺰﯾﻪ و ﺗﺤﻠﯿﻞ ﺷﺪﻧﺪ‪.‬‬

‫ﯾﺎﻓﺘﻪ ﻫﺎ‪ :‬ﺑﺮ اﺳﺎس ﯾﺎﻓﺘﻪ ﻫﺎ‪ ،‬ﻗﺒﻞ از ﻣﺪاﺧﻠﻪ ﺑﯿﻦ ﻣﯿﺎﻧﮕﯿﻦ ﻗﻨﺪ ﺧﻮن ﻧﺎﺷﺘﺎ ﮔﺮوه آزﻣﻮن و ﮐﻨﺘﺮل ﺗﻔﺎوت ﻣﻌﻨﯽ دار آﻣﺎري ﻣﺸﺎﻫﺪه ﻧﺸﺪ‬
‫)‪ .(P=0.35‬اﻣﺎ ﭘﺲ از ﻣﺪاﺧﻠﻪ ﻣﯿﺎﻧﮕﯿﻦ ﺷﺎﺧﺺ ﺑﯿﻮﺷﯿﻤﯿﺎﯾﯽ ﻣﻮرد ﺳﻨﺠﺶ در ﮔﺮوه آزﻣﻮن ﺑـﻪ ﻃـﻮر ﻣﻌﻨـﯽ داري ﻧﺴـﺒﺖ ﺑـﻪ ﮔـﺮوه‬
‫ﮐﻨﺘﺮل ﮐﺎﻫﺶ ﯾﺎﻓﺖ )‪.( P=0.001‬‬

‫ﺑﺤﺚ و ﻧﺘﯿﺠﻪ ﮔﯿﺮي‪ :‬ﺑﺎﺗﻮﺟﻪ ﺑﻪ ﻧﺘﺎﯾﺞ ﻣﻄﺎﻟﻌﻪ ﺣﺎﺿﺮ و ﺗﺄﺛﯿﺮ ﻣﺜﺒﺖ آرام ﺳﺎزي ﺑﻨﺴﻮن ﺑﺮ ﮐﺎﻫﺶ ﻣﯿﺰان ﻗﻨﺪ ﺧﻮن ﻧﺎﺷﺘﺎ در ﺑﯿﻤﺎران‬
‫ﻣﺒﺘﻼ ﺑﻪ دﯾﺎﺑﺖ‪ ،‬ﭘﯿﺸﻨﻬﺎد ﻣﯽ ﮔﺮدد آﻣﻮزش ﻫﺎي ﻻزم ﺑﻪ ﭘﺮﺳﻨﻞ درﻣﺎﻧﯽ از ﺟﻤﻠﻪ ﭘﺮﺳﺘﺎران در ﻣﻮرد ﺗﮑﻨﯿﮏ ﻫﺎي آرام ﺳﺎزي و ﺗﺄﺛﯿﺮ‬
‫آن اﻧﺠﺎم ﮔﯿﺮد‪.‬‬

‫واژه ﻫﺎي ﮐﻠﯿﺪي‪ :‬آرام ﺳﺎزي ﺑﻨﺴﻮن‪ ،‬ﻗﻨﺪ ﺧﻮن ﻧﺎﺷﺘﺎ‪ ،‬دﯾﺎﺑﺖ‬

‫‪Access This Article Online‬‬


‫‪Quick Response Code:‬‬ ‫‪Website: www.zbmu.ac.ir/jdn‬‬ ‫ﺗﺎرﯾﺦ درﯾﺎﻓﺖ‪96/2/8 :‬‬
‫‪How to site this article:‬‬
‫‪Shahdadi H, Mansouri A. The Effect of Benson's‬‬ ‫ﺗﺎرﯾﺦ ﭘﺬﯾﺮش‪96/3/26 :‬‬
‫‪Relaxation Method on Fasting Blood Glucose in‬‬
‫‪Patients With Type II Diabetes. J Diabetes Nurs.‬‬
‫‪2017; 5 (2) :139-146‬‬

‫‪139‬‬
‫ﺳﺎل ﭘﻨﺠﻢ ﺷﻤﺎره ‪ 2‬ﺑﻬﺎر ‪ 1396‬ص‪139-146 :‬‬ ‫ﻓﺼﻠﻨﺎﻣﻪ ﻋﻠﻤﯽ ﭘﮋوﻫﺸﯽ ﭘﺮﺳﺘﺎري دﯾﺎﺑﺖ زاﺑﻞ‬

‫ﻣﯽ ﺷﻮد‪ .‬اﺳﺘﺮس ﻋﺎﻃﻔﯽ و روﺣﯽ ﺑﺮ ﮐﻨﺘﺮل دﯾﺎﺑﺖ اﺛﺮات‬ ‫ﻣﻘﺪﻣﻪ و ﻫﺪف‬
‫ﻣﻨﻔﯽ دارد )‪.(8،7‬‬ ‫دﯾﺎﺑﺖ ﻧﻮع دو ﯾﮑﯽ از ﺷﺎﯾﻌﺘﺮﯾﻦ ﺑﯿﻤﺎري ﻫﺎي ﻣﺰﻣﻦ‬
‫ﻧﺘﺎﯾﺞ ﭘﮋوﻫﺶ ارن و اردﯾﺪ ﻧﺸﺎن ﻣﯽ دﻫﺪ ﮐﻪ اﻓﺮاد ﻣﺒﺘﻼ ﺑﻪ‬ ‫اﺳﺖ ﮐﻪ ﺟﺮﯾﺎن ﻣﻨﻈﻢ زﻧﺪﮔﯽ را ﻣﺨﺘﻞ ﻣﯽ ﮐﻨﺪ و‬
‫دﯾﺎﺑﺖ ﻧﺴﺒﺖ ﺑﻪ ﮐﺴﺎﻧﯽ ﮐﻪ دﯾﺎﺑﺖ ﻧﺪارﻧﺪ اﺳﺘﺮس و‬ ‫ﭘﯿﺎﻣﺪﻫﺎي رواﻧﯽ ﻣﻬﻤﯽ دارد )‪ .(1‬ﻣﯿﺰان اﺑﺘﻼ ﺑﻪ دﯾﺎﺑﺖ در‬
‫اﺿﻄﺮاب ﺑﯿﺸﺘﺮي دارﻧﺪ )‪ .(9‬ﻣﻄﺎﻟﻌﺎت ﻓﺮاواﻧﯽ ﻧﺸﺎن‬ ‫دو دﻫﮥ اﺧﯿﺮ اﻓﺰاﯾﺶ ﭼﺸﻤﮕﯿﺮي داﺷﺘﻪ ‪ ،‬ﺑﻪ ﻃﻮرﯾﮑﻪ ﻣﯿﺰان‬
‫‪Downloaded from jdn.zbmu.ac.ir at 14:29 +0330 on Monday November 16th 2020‬‬

‫ﻣﯽ دﻫﺪ ﮐﻪ اﺳﺘﺮس ﺑﺎﻋﺚ اﻓﺰاﯾﺶ ﻣﻘﺎوﻣﺖ ﺑﻪ اﻧﺴﻮﻟﯿﻦ در‬ ‫آن از ﺣﺪود ‪ 285‬ﻣﯿﻠﯿﻮن ﻧﻔﺮ در ﺳﺎل ‪ 2010‬ﺑﻪ ﺑﯿﺶ از‬
‫ﺳﻠﻮل ﻫﺎي ﻣﺨﺘﻠﻒ و در ﻧﺘﯿﺠﻪ اﻓﺰاﯾﺶ ﻗﻨﺪ ﺧﻮن ﺑﯿﻤﺎران‬ ‫‪ 438‬ﻣﯿﻠﯿﻮن ﻧﻔﺮ ﺗﺎ ﺳﺎل ‪ 2030‬ﺧﻮاﻫﺪ رﺳﯿﺪ )‪ .(2‬ﺳﺎزﻣﺎن‬
‫دﯾﺎﺑﺘﯽ ﻣﯽ ﺷﻮد )‪ .(10‬ﺑﻨﺎﺑﺮاﯾﻦ ﻣﯽ ﺗﻮان ﻧﺘﯿﺠﻪ ﮔﺮﻓﺖ ﮐﻪ‬ ‫ﺑﻬﺪاﺷﺖ ﺟﻬﺎﻧﯽ اﻋﻼم داﺷﺖ ﮐﻪ در ﮐﺸﻮر اﯾﺮان ﺷﯿﻮع‬
‫ﺑﺮﻧﺎﻣﻪ ﻫﺎي ﻣﺪاﺧﻠﻪ اي ﺑﺎ ﻫﺪف ﮐﺎﻫﺶ اﺳﺘﺮس ﻣﯽ ﺗﻮاﻧﻨﺪ‬ ‫دﯾﺎﺑﺖ ﺑﯿﻦ ﻣﺮدان ‪ 9/8‬درﺻﺪ و در زﻧﺎن ‪ 11/1‬در ﺻﺪ‬
‫در ﺗﻌﺪﯾﻞ ﻗﻨﺪ ﺧﻮن ﺑﯿﻤﺎران دﯾﺎﺑﺘﯽ ﮐﻤﮏ ﮐﻨﻨﺪ و از ﺟﻤﻠﻪ‬ ‫ﻣﯽ ﺑﺎﺷﺪ )‪ .(3‬ﺑﯿﻤﺎري دﯾﺎﺑﺖ ﺧﻄﺮ اﺑﺘﻼ ﺑﻪ ﺑﯿﻤﺎري ﻫﺎي‬
‫اﯾﻦ درﻣﺎن ﻫﺎ‪ ،‬درﻣﺎن ﻫﺎي ﻣﮑﻤﻞ ﻣﯽ ﺑﺎﺷﻨﺪ‪.‬‬ ‫ﻗﻠﺒﯽ ﻋﺮوﻗﯽ‪ ،‬ﻧﻔﺮوﭘﺎﺗﯽ‪ ،‬ﻓﺸﺎرﺧﻮن‪ ،‬ﻋﻮارض ﭼﺸﻤﯽ و‬
‫آرام ﺳﺎزي ﺑﻨﺴﻮن ﯾﮑﯽ از درﻣﺎن ﻫﺎي ﻣﮑﻤﻞ اﺳﺖ ﮐﻪ‬ ‫اﺧﺘﻼﻻت رواﻧﯽ را اﻓﺰاﯾﺶ ﻣﯽ دﻫﺪ )‪ .(4‬دﯾﺎﺑﺖ ﭘﯿﺎﻣﺪﻫﺎي‬
‫ﻣﮑﺎﻧﯿﺴﻢ اﺻﻠﯽ آن ﮐﺎﻫﺶ اﺳﺘﺮس و اﺿﻄﺮاب ﺑﯿﻤﺎران‬ ‫رواﻧﺸﻨﺎﺧﺘﯽ ﻣﻨﻔﯽ زﯾﺎدي دارد )‪.(5‬‬
‫دﯾﺎﺑﺘﯽ اﺳﺖ )‪ .(11،7‬آرام ﺳﺎزي ﻋﻀﻼﻧﯽ ﺑﺎ ﮐﺎﻫﺶ اﺳﺘﺮس‬ ‫ﻓﺮد ﻣﺒﺘﻼ ﺑﻪ اﯾﻦ ﺑﯿﻤﺎري ﻋﻼوه ﺑﺮ اﺑﺘﻼ ﺑﻪ ﻋﻮارض زود رس‬
‫رواﻧﯽ و ﮐﺎﻫﺶ ﺗﺮﺷﺢ ﻫﻮرﻣﻮن ﻫﺎي اﺳﺘﺮس ﻣﺜﻞ ﮐﻮرﺗﯿﺰول‬ ‫ﯾﺎ دﯾﺮرﺳﯽ ﻣﺎﻧﻨﺪ ﻫﯿﭙﻮﮔﻼﯾﺴﻤﯽ و درﮔﯿﺮي ﻋﺮوق‪ ،‬ﺑﺎ‬
‫ﻫﻤﺮاه اﺳﺖ و از اﯾﻦ رو ﻣﯽ ﺗﻮان از اﯾﻦ ﺗﮑﻨﯿﮏ ﺑﻪ ﻋﻨﻮان‬ ‫ﻓﺸﺎرﻫﺎي ﻧﺎﺷﯽ از ﮐﻨﺘﺮل ﺑﯿﻤﺎري‪ ،‬رﻋﺎﯾﺖ ﺑﺮﻧﺎﻣﻪ ﻫﺎي‬
‫ﯾﮏ درﻣﺎن ﮐﻤﮑﯽ ﺟﻬﺖ ﮐﺎﻫﺶ اﺿﻄﺮاب در ﺑﯿﻤﺎران‬ ‫درﻣﺎﻧﯽ‪ ،‬ﻣﺮاﻗﺒﺖ ﻫﺎي ﭘﯿﭽﯿﺪه و ﭘﺮﻫﺰﯾﻨﻪ‪ ،‬ﻣﺮاﺟﻌﻪ ﻣﮑﺮر ﺑﻪ‬
‫اﺳﺘﻔﺎده ﻧﻤﻮد‪ .‬از ﻫﻤﯿﻦ رو ﺑﺎ ﺻﺮﻓﻪ و ارزان‪ ،‬اﻣﺎ ﻣﺆﺛﺮ در‬ ‫ﭘﺰﺷﮏ‪ ،‬اﻧﺠﺎم آزﻣﺎﯾﺶ ﻫﺎي ﻣﺨﺘﻠﻒ‪ ،‬ﻧﮕﺮاﻧﯽ درﺑﺎره آﯾﻨﺪه و‬
‫ﮐﺎﻫﺶ اﺿﻄﺮاب ﺑﯿﻤﺎران دﯾﺎﺑﺘﯽ ﻣﺤﺴﻮب ﻣـﯽ ﺷﻮد )‪.(7‬‬ ‫اﺣﺘﻤﺎل اﺑﺘﻼي ﻓﺮزﻧﺪان‪ ،‬اﺧﺘﻼل در رواﺑﻂ اﺟﺘﻤﺎﻋﯽ و‬
‫اﻃﻼﻋـﺎت ﻣﻮﺟﻮد ﻧﺸـﺎن ﻣـﯽ دﻫﻨﺪ ﮐﻪ ﺑﯿﺸﺘﺮ ﺑﯿﻤﺎران‬ ‫ﺧﺎﻧﻮادﮔﯽ‪ ،‬ﻣﺸﮑﻼت ﺟﻨﺴﯽ و اﺧﺘﻼل در ﮐﺎر ﻣﺎﻧﻨﺪ ﺳﺎﯾﺮ‬
‫دﯾﺎﺑﺘﯽ از درﻣﺎن ﻫـﺎي ﻣﮑﻤﻞ در ﮐﻨﺎر درﻣﺎن ﻫﺎي ﻣﻌﻤﻮﻟﯽ‬ ‫ﺑﯿﻤﺎري ﻫﺎي ﻣﺰﻣﻦ‪ ،‬ﻣﻮاﺟﻪ ﻣﯽ ﺷﻮد‪ .‬ﺑﻪ ﻋﺒﺎرت دﯾﮕﺮ‪ ،‬اﯾﻦ‬
‫اﺳﺘﻔﺎده ﻣﯽ ﮐﻨﻨﺪ ﮐﻪ اﯾـﻦ ﻣﯿـﺰان ﺑﻪ ﻧﺴﺒﺖ اﻓـﺮاد ﻏﯿﺮ‬ ‫ﺑﯿﻤﺎري ﻣﯽ ﺗﻮاﻧﺪ ﺑﺮ روي ﭘﯿﺸﺮﻓﺖ ﻋﻮارض اﯾﺠﺎد ﺷﺪه‪،‬‬
‫دﯾﺎﺑﺘـﯽ‪ 1/6 ،‬ﺑﺮاﺑﺮ ﻣﯽ ﺑﺎﺷﺪ )‪ .(10‬اﻃﻼﻋـﺎت ﻣﻮﺟﻮد ﻧﺸﺎن‬ ‫وﺿﻌﯿﺖ روﺣﯽ ‪-‬رواﻧﯽ و ارﺗﺒﺎﻃﺎت ﻓﺮدي‪ ،‬ﺧﺎﻧﻮادﮔﯽ و‬
‫دﻫﻨﺪه آن اﺳﺖ ﮐﻪ آرﻣﯿﺪﮔﯽ ﻋﻀﻼت ﺑﺪن ﻣﻮﺟﺐ ﮐﺎﻫﺶ‬ ‫ﻫﯿﺠﺎﻧﯽ ﺗﺄﺛﯿﺮ ﻣﻨﻔﯽ داﺷﺘﻪ ﺑﺎﺷﺪ )‪.(6‬‬
‫ﭼﺸﻤﮕﯿﺮ اﺿﻄﺮاب ﻣﯽ ﺷﻮد )‪.(7‬‬ ‫دﯾﺎﺑﺖ ﯾﮏ ﺑﯿﻤﺎري ﭘﺮ اﺳﺘﺮس اﺳﺖ‪ ،‬ﭼﺮا ﮐﻪ درﻣﺎن اﯾﻦ‬
‫ﺑﺎ ﺗﻮﺟﻪ ﺑﻪ اﯾﻦ ﮐﻪ در اﯾﺮان ﺑﺮ ﺧﻼف ﮐﺸﻮرﻫﺎي ﭘﯿﺸﺮﻓﺘﻪ از‬ ‫ﺑﯿﻤﺎري ﺑﻪ ﻃﻮر ﻋﻤﺪه ﺑﺮ ﭘﺎﯾﻪ ﺗﺰرﯾﻖ اﻧﺴﻮﻟﯿﻦ ﻗﺮار دارد و‬
‫آرام ﺳﺎزي ﺑﻨﺴﻮن ﺟﻬﺖ ﺑﯿﻤﺎران دﯾﺎﺑﺘﯽ اﺳﺘﻔﺎده ﻣﻨﺎﺳﺒﯽ‬ ‫اﯾﻦ ﺑﯿﻤﺎران ﻋﻼوه ﺑﺮ ﻣﻮاﺟﻬﻪ ﺑﺎ ﻣﺸﮑﻼت ﻃﻮﻻﻧﯽ ﻣﺪت‬
‫ﻧﻤﯽ ﺷﻮد‪ .‬ﻟﺬا ﺗﯿﻢ ﺗﺤﻘﯿﻖ ﺑﺮ آن ﺷﺪ ﺗﺎ ﻣﻄﺎﻟﻌﻪ اي را ﺑﺎ‬ ‫ﻫﻤﻮاره در ﻣﻌﺮض ﺗﺮس از ﮐﺎﻫﺶ ﻗﻨﺪ ﺧﻮن‪ ،‬اﺟﺒﺎر در‬
‫ﻫﺪف ﺑﺮرﺳﯽ ﺗﺄﺛﯿﺮ روش آرام ﺳﺎزي ﺑﻨﺴﻮن ﺑﺮ ﻣﯿﺰان ﻗﻨﺪ‬ ‫ﺗﺰرﯾﻖ اﻧﺴﻮﻟﯿﻦ و ﻧﯿﺎز ﺑﻪ آزﻣﺎﯾﺶ ﻫﺎي ﻣﮑﺮر ﺧﻮن ﺑﺮاي‬
‫ﺧﻮن ﻧﺎﺷﺘﺎ در ﺑﯿﻤﺎران ﻣﺒﺘﻼ ﺑﻪ دﯾﺎﺑﺖ ﻧﻮع دو ﻃﺮاﺣﯽ و ﺑﻪ‬ ‫ﮐﻨﺘﺮل ﻗﻨﺪ ﺧﻮن ﻣﯽ ﺑﺎﺷﻨﺪ ﮐﻪ ﻫﻤﻪ اﯾﻦ ﻣﻮارد ﻣﯽ ﺗﻮاﻧﺪ‬
‫ﻣﺮﺣﻠﻪ اﺟﺮا ﮔﺬارد‪.‬‬ ‫ﻣﻨﺸﺎء اﺳﺘﺮﺳﯽ ﻓﺰآﯾﻨﺪه ﺑﺮاي ﺑﯿﻤﺎران ﺑﺎﺷﺪ‪ ،‬ﺑﻪ ﻋﻼوه‬
‫اﻧﺪﯾﺸﯿﺪن در ﻣﻮرد ﻣﺸﮑﻼت دوران زﻧﺪﮔﯽ و ﮐﺎﻫﺶ ﻃﻮل‬
‫ﻋﻤﺮ ﺑﯿﻤﺎران ﺑﻪ دﻟﯿﻞ ﻋﻮارض ﺑﯿﻤﺎري ﺑﺎﻋﺚ اﺿﻄﺮاب‬

‫‪140‬‬
‫ﻋﻠﯽ ﻣﻨﺼﻮري و ﻫﻤﮑﺎران‬

‫در ﮔﺮوه ﻣﺪاﺧﻠﻪ ﻫﺮ اﻧﺪام اﺑﺘﺪا ﺑﻪ ﻣﺪت ‪ 2-10‬ﺛـﺎﻧﯿﻪ‬ ‫ﻣﻮاد و روش ﻫﺎ‬
‫ﻣﻨﻘﺒـﺾ ﺷﺪه و ﭘﺲ از آن ﺑﻪ ﻣـﺪت ‪ 8-10‬ﺛﺎﻧﯿﻪ در ﺣﺎﻟﺖ‬
‫اﯾﻦ ﻣﻄﺎﻟﻌﻪ ﯾﮏ ﮐﺎرآزﻣﺎﯾﯽ ﺑﺎﻟﯿﻨﯽ ﺑﻮد‪ .‬ﺟﺎﻣﻌﻪ ﻣﻮرد‬
‫ﺷﻠﯽ ﮐﺎﻣﻞ ﻗﺮار ﻣـﯽ ﮔﺮﻓﺖ و روي ﮐﻠﻤﺎت آرام‪ ،‬آراﻣﺘﺮ‪،‬‬
‫ﻣﻄﺎﻟﻌﻪ ﮐﻠﯿﻪ ﺑﯿﻤﺎران ﻣﺒﺘﻼ ﺑﻪ دﯾﺎﺑﺖ ﻧﻮع دو ﻣﺮاﺟﻌﻪ ﮐﻨﻨﺪه‬
‫رﻫﺎ‪ ،‬ﺷﻞ و ‪ ...‬ﺗﻤﺮﮐﺰ ﻣﯽ ﻧﻤﻮد‪ .‬در اﯾﻦ روش ﮐﻞ اﻧﺪام ﻫﺎ‬
‫ﺑﻪ ﮐﻠﯿﻨﯿﮏ دﯾﺎﺑﺖ ﺑﯿﻤﺎرﺳﺘﺎن اﻣﺎم ﺧﻤﯿﻨﯽ )ره( ﺷﻬﺮﺳﺘﺎن‬
‫ﻃﯽ ‪ 45‬دﻗﯿﻘﻪ اﻧﻘﺒﺎض و ﺳﭙﺲ رﻫﺎ ﻣﯽ ﺷﺪﻧﺪ‪ .‬ﺟﻬﺖ اﻧﺠﺎم‬
‫‪Downloaded from jdn.zbmu.ac.ir at 14:29 +0330 on Monday November 16th 2020‬‬

‫زاﺑﻞ ﺑﻮدﻧﺪ‪ 80 .‬ﻧﻔﺮ از ﻣﺮاﺟﻌﻪ ﮐﻨﻨﺪه ﺑﺎ ﻣﺤﺪوده ﺳﻨﯽ‬


‫اﯾـﻦ ﻣﺪاﺧﻠﻪ در ﻣﻨﺰل‪ ،‬ﺑﻪ ﻧﻤﻮﻧﻪ ﻫﺎ ﻓﺎﯾﻞ آﻣﻮزﺷﯽ آرام‬
‫‪ 18-65‬ﺳﺎل ﮐﻪ داراي ﭘﺮوﻧﺪه و ﺳﺎﺑﻘﻪ ﭘﺰﺷﮑﯽ ﺑﻮده و ﺑﻪ‬
‫ﺳﺎزي داده ﺷﺪ‪ .‬اﯾﻦ ﺗﮑﻨﯿﮏ ﻫﺮ روز ﻗﺒﻞ از ﺧﻮاب ﺑﻪ ﻣﺪت‬
‫ﺻﻮرت ﻣﺎﻫﯿﺎﻧﻪ ﯾﺎ ﻫﺮ ﺳﻪ ﻣﺎه ﯾﮏ ﺑﺎر ﻣﻮرد ارزﯾﺎﺑﯽ ﺳﻼﻣﺖ‬
‫‪ 2‬ﻣﺎه اﻧﺠﺎم ﮔﺮﻓﺖ‪ .‬ﺟﻬـﺖ ﺑﺮرﺳـﯽ و اﻃﻤﯿﻨﺎن از اﻧﺠﺎم‬
‫و ﺑﻬﺒﻮد روﻧﺪ ﺑﯿﻤﺎري ﻗﺮار ﮔﺮﻓﺘﻨﺪ‪ ،‬ﺑﻪ روش ﻣﺒﺘﻨﯽ ﺑﺮ ﻫﺪف‬
‫ﻣﺪاﺧـﻼت در ﻃﯽ دوره ﻣﻄﺎﻟﻌﻪ ﻧﻤﻮﻧﻪ ﻫﺎي ﭘﮋوﻫﺶ از‬
‫ﺑﻪ ﻋﻨﻮان ﻧﻤﻮﻧﻪ اﻧﺘﺨﺎب ﺷﺪﻧﺪ‪ .‬ﺑﯿﻤﺎران ﺟﻬﺖ ﺷﺮﮐﺖ در‬
‫ﻃﺮﯾﻖ ارﺳﺎل ﭘﯿﺎﻣﮏ و ﺗﻤﺎس ﺗﻠﻔﻨﯽ ﮐﻨﺘﺮل ﻣﯽ ﺷﺪﻧﺪ‪ .‬در‬
‫ﻣﻄﺎﻟﻌﻪ ﻣﯽ ﺑﺎﯾﺴﺖ ﺣﺘﻤﺎً ﺣﺎﺋﺰ ﺷﺮاﯾﻂ زﯾﺮ ﻣﯽ ﺑﻮدﻧﺪ‪ :‬اﺑﺘﻼ‬
‫ﭘﺎﯾـﺎن ‪ 2‬ﻣـﺎه‪ ،‬ﻣﺠـﺪداً ﻗﻨﺪ ﺧﻮن ﻧﺎﺷﺘﺎ اﻧﺪازه ﮔﯿﺮي ﮔﺮدﯾﺪ‬
‫ﺑﻪ دﯾﺎﺑﺖ ﻧﻮع دو‪ ،‬از ﺗﺸﺨﯿﺺ ﺑﯿﻤﺎري آﻧﺎن ﺣﺪاﻗﻞ ﯾﮏ‬
‫و ﻧﺘﺎﯾﺞ آن ﺑﺎ ﻗﺒﻞ از ﻣﺪاﺧﻠﻪ ﻣﻘﺎﯾﺴﻪ ﺷﺪ‪ .‬ﻻزم ﺑﻪ ذﮐﺮ اﺳﺖ‬
‫ﺳﺎل ﮔﺬﺷﺘﻪ ﺑﺎﺷﺪ‪ ،‬ﻋﺪم ﻣﺼﺮف ﺳﯿﮕﺎر و اﻟﮑﻞ‪ ،‬ﻋﺪم‬
‫در ﮔﺮوه ﮐﻨﺘﺮل ﻫﯿﭻ ﮔﻮﻧﻪ ﻣﺪاﺧﻠﻪ اي اﻧﺠﺎم ﻧﺸﺪ‪ .‬اﻃﻼﻋﺎت‬
‫ﺑﺎرداري و ﺷﯿﺮدﻫﯽ‪ ،‬ﻋﺪم ﻗﺮار ﮔﺮﻓﺘﻦ در ﻣﻌﺮض درﻣﺎن‬
‫ﭘﺲ از ﺟﻤﻊ آوري از ﻃﺮﯾﻖ ﻧﺮم اﻓﺰار ‪ SPSS‬ورژن ‪23‬‬
‫ﻫﺎي ﻣﮑﻤﻞ دﯾﮕﺮ‪ ،‬ﻋﺪم ﺳﺎﺑﻘﻪ درﯾﺎﻓﺖ آﻣﻮزش آراﻣﺴﺎزي‪،‬‬
‫ﻣﻮرد ﺗﺠﺰﯾﻪ و ﺗﺤﻠﯿﻞ ﻗﺮار ﮔﺮﻓﺘﻨﺪ‪ .‬ﺟﻬﺖ ﺗﻮﺻﯿﻒ ﻓﺮاواﻧﯽ‬
‫داﺷﺘﻦ اﻧﮕـﯿﺰه ﻣﺜﺒﺖ ﺑﺮاي اﻧﺠﺎم ﺗﺤﻘﯿﻖ‪ ،‬ﻋﺪم وﺟﻮد‬
‫داده ﻫﺎ از آﻣﺎر ﺗﻮﺻﯿﻔﯽ و ﺑﺮاي ﻣﻘﺎﯾﺴﻪ داده ﻫﺎ از آزﻣﻮن ‪t‬‬
‫ﺑﯿﻤﺎري ﻫﺎي ﻣﺰﻣﻦ و ﺣﺎد ﮐﻠﯿﻮي‪ ،‬ﮐﺒﺪي و ﻋﺪم اﺑﺘﻼ ﺑﻪ‬
‫ﻣﺴﺘﻘﻞ و ‪ t‬زوﺟﯽ اﺳﺘﻔﺎده ﺷﺪ‪.‬‬
‫ﺑﯿﻤﺎري ﻫﺎي ﻗﻠﺒﯽ و ﻋﺮوﻗﯽ‪ .‬ﭘﺲ از ﺗﻮﺿﯿﺢ در ﻣﻮرد ﻧﺤﻮه‬
‫اﻧﺠﺎم ﻣﻄﺎﻟﻌﻪ‪ ،‬از اﻓﺮاد رﺿﺎﯾﺖ ﻧﺎﻣﻪ ي ﮐﺘﺒﯽ ﮔﺮﻓﺘﻪ ﺷﺪ‪.‬‬
‫ﯾﺎﻓﺘﻪ ﻫﺎ‬
‫ﺑﺮاي اﯾﻦ اﻓﺮاد اﻣﮑﺎن ﺧﺮوج در ﻫﺮ ﻣﺮﺣﻠﻪ از ﻣﻄﺎﻟﻌﻪ وﺟﻮد‬
‫اﯾﻦ ﻣﻄﺎﻟﻌﻪ ﺑﺮ روي ‪ 80‬ﺑﯿﻤﺎر ﻣﺒﺘﻼ ﺑﻪ دﯾﺎﺑﺖ ﻧﻮع دو‬
‫داﺷﺖ‪ .‬در اﺑﺘﺪاي ﻣﻄﺎﻟﻌﻪ ﭘﺮﺳﺸﻨﺎﻣﻪ اﻃﻼﻋﺎت ﺟﻤﻌﯿﺖ‬
‫ﻣﺮاﺟﻌﻪ ﮐﻨﻨﺪه ﺑﻪ ﮐﻠﯿﻨﯿﮏ دﯾﺎﺑﺖ ﺑﯿﻤﺎرﺳﺘﺎن اﻣﺎم ﺧﻤﯿﻨﯽ‬
‫ﺷﻨﺎﺧﺘﯽ ﺑﺮاي ﮐﻠﯿﻪ ﺑﯿﻤﺎران ﺗﮑﻤﯿﻞ ﮔﺮدﯾﺪ و ﻣﻘـﺎدﯾﺮ‬
‫)ره( زاﺑﻞ اﻧﺠﺎم ﮔﺮﻓﺖ‪ .‬در اﺑﺘﺪا ﺑﯿﻤﺎران ﺑﻪ ﻃﻮر ﺗﺼﺎدﻓﯽ ﺑﻪ‬
‫آزﻣـﺎﯾﺸﮕﺎﻫـﯽ ﻗﻨﺪ ﺧﻮن ﻧﺎﺷﺘﺎ ﺑﺎ روش آﻧﺰﯾﻤﺎﺗﯿﮏ ﮔﻠﻮﮐﺰ‬
‫دو ﮔﺮوه درﯾﺎﻓﺖ ﮐﻨﻨﺪه آرام ﺳﺎزي ﺑﻨﺴﻮن )ﮔﺮوه آزﻣﻮن( و‬
‫اﮐﺴﯿﺪاز ﺑﺎ اﺳﺘﻔﺎده از دﺳﺘﮕﺎه ‪Technicon RA-1000‬‬
‫ﮔﺮوه ﺷﺎﻫﺪ ﺗﻘﺴﯿﻢ ﺷﺪﻧﺪ‪ .‬ﻣﯿﺎﻧﮕﯿﻦ ﺳﻨﯽ اﻓﺮاد ﮔﺮوه ﻣﺪاﺧﻠﻪ‬
‫اﻧﺪازه ﮔﯿﺮي و ﻣﻘﺪار ﻃﺒﯿﻌﯽ آن ‪ 75-100‬ﻣﯿﻠﯽ ﮔﺮم در‬
‫ﺑﺮاﺑﺮ ﺑﺎ ‪ 50/55±11/35‬ﺳﺎل ﺑﻮد‪ .‬در اﯾﻦ ﮔﺮوه ‪ 21‬ﻧﻔﺮ زن‬
‫دﺳﯽ ﻟﯿﺘﺮ در ﻧﻈﺮ ﮔﺮﻓﺘﻪ ﺷﺪ‪ ..‬ﺳﭙﺲ ﺑﯿﻤﺎران ﺑﻪ ﺻﻮرت‬
‫)‪ 52/5‬درﺻﺪ( و ‪ 19‬ﻧﻔﺮ ﻣﺮد )‪ 47/5‬درﺻﺪ( ﻣﻮرد ﺑﺮرﺳﯽ‬
‫ﺗﺼﺎدﻓﯽ ﺑﻪ ‪ 2‬ﮔﺮوه ‪ 40‬ﻧﻔﺮي آزﻣﻮن و ﺷﺎﻫﺪ ﺗﻘﺴﯿﻢ ﺷﺪﻧﺪ‪.‬‬
‫ﻗﺮار ﮔﺮﻓﺘﻨﺪ‪ .‬در ﮔﺮوه ﺷﺎﻫﺪ ﻧﯿﺰ ﻣﯿﺎﻧﮕﯿﻦ ﺳﻨﯽ اﻓﺮاد‬
‫در ﻣﺮﺣﻠﻪ ﺑﻌﺪ در ﮔﺮوه آزﻣﻮن ﻣﺪاﺧﻠﻪ آرام ﺳﺎزي ﺑﺎ روش‬
‫ﺑﺮاﺑﺮ‪ 52/55±11/92‬ﺳﺎل ﺑﻮد ﮐﻪ ‪ 28‬ﻧﻔﺮ آن ﻫﺎ زن‬
‫ﺑﻨﺴﻮن اﻧﺠﺎم ﮔﺮدﯾﺪ‪ .‬در اﯾﻦ روش ﭘﺲ از آﺷﻨﺎﯾﯽ اوﻟﯿﻪ ﺑﺎ‬
‫)‪70‬درﺻﺪ( و ‪ 12‬ﻧﻔﺮ )‪30‬درﺻﺪ( آن ﻫﺎ را ﻣﺮدان ﺗﺸﮑﯿﻞ‬
‫ﻣﺮاﺟﻌﯿﻦ و ﺑﺮﻗـﺮاري ﯾﮏ ارﺗﺒﺎط‪ ،‬ﻫﺪف ﺧﻮد را از اﺟﺮاي‬
‫ﻣﯽ دادﻧﺪ‪.‬‬
‫اﯾﻦ روش اﻋﻼم ﮐﺮده و ﺳﭙﺲ ﺑﻪ اﺟـﺮاي ﺷﯿﻮه آرام ﺳـﺎزي‬
‫ﺑﺎ ﮐﻤﮏ ﻓﺎﯾﻞ آﻣﻮزﺷﯽ )‪ (CD‬ﭘﺮداﺧﺘـﻪ و ﻣﺮاﺟﻌﯿـﻦ‬
‫ﺗﺸﻮﯾـﻖ ﺑﻪ اﺟـﺮاي ﻓﺮاﻣﯿﻦ ﺷﺪﻧﺪ‪.‬‬

‫‪141‬‬
‫ﺳﺎل ﭘﻨﺠﻢ ﺷﻤﺎره ‪ 2‬ﺑﻬﺎر ‪ 1396‬ص‪139-146 :‬‬ ‫ﻓﺼﻠﻨﺎﻣﻪ ﻋﻠﻤﯽ ﭘﮋوﻫﺸﯽ ﭘﺮﺳﺘﺎري دﯾﺎﺑﺖ زاﺑﻞ‬

‫اﻣﺎ ﭘﺲ از ﻣﺪاﺧﻠـﻪ ﻣﯿـﺎﻧﮕﯿﻦ ﺷـﺎﺧﺺ ﺑﯿﻮﺷـﯿﻤﯿﺎﯾﯽ ﻣـﻮرد‬ ‫ﻣﻘﺎﯾﺴﻪ ﻣﯿﺎﻧﮕﯿﻦ ﺳﻄﺢ ﻗﻨﺪ ﺧﻮن ﻧﺎﺷﺘﺎ در دو ﮔﺮوه ﻣﺪاﺧﻠﻪ‬
‫ﺳﻨﺠﺶ در ﮔﺮوه آزﻣﻮن ﺑﻪ ﻃﻮر ﻣﻌﻨﯽ داري ﻧﺴﺒﺖ ﺑﻪ ﮔﺮوه‬ ‫و ﺷﺎﻫﺪ در ﺷﺮوع و ﭘﺎﯾﺎن ﻣﻄﺎﻟﻌﻪ در ﺟـﺪول ‪ 1‬اراﺋـﻪ ﺷـﺪه‬
‫ﮐﻨﺘــﺮل ﮐــﺎﻫﺶ ﯾﺎﻓــﺖ )‪ .(P=0.001‬ﻫﻤﭽﻨــﯿﻦ در ﮔــﺮوه‬ ‫اﺳﺖ‪ .‬ﺑﺮ اﺳﺎس ﯾﺎﻓﺘـﻪ ﻫـﺎ‪ ،‬ﻗﺒـﻞ از ﻣﺪاﺧﻠـﻪ ﺑـﯿﻦ ﻣﯿـﺎﻧﮕﯿﻦ‬
‫آزﻣﻮن ﻣﻘﺎﯾﺴﻪ ﻣﯿﺎﻧﮕﯿﻦ ﺳﻄﺢ ﻗﻨﺪ ﺧﻮن ﻧﺎﺷﺘﺎ ﻗﺒﻞ و ﺑﻌﺪ از‬ ‫ﺳــﻄﺢ ﻗﻨــﺪ ﺧــﻮن ﻧﺎﺷــﺘﺎ ﮔــﺮوه آزﻣــﻮن و ﮐﻨﺘــﺮل ﺗﻔــﺎوت‬
‫ﻣﺪاﺧﻠﻪ ﻣﻌﻨﯽ دار ﺑﻮد )‪ .(P=0.01‬اﻣﺎ در ﮔﺮوه ﺷـﺎﻫﺪ اﯾـﻦ‬ ‫ﻣﻌﻨﯽ دار آﻣﺎري ﻣﺸﺎﻫﺪه ﻧﺸﺪ )‪.(P=0.35‬‬
‫‪Downloaded from jdn.zbmu.ac.ir at 14:29 +0330 on Monday November 16th 2020‬‬

‫اﺧﺘﻼف ﻣﯿﺎﻧﮕﯿﻦ از ﻧﻈﺮ آﻣﺎري ﺗﻔﺎوت ﻣﻌﻨﯽ داري را ﻧﺸـﺎن‬


‫ﻧﻤﯽداد )‪.(P=0.23‬‬

‫ﺟﺪول ﺷﻤﺎره‪ :1‬ﻣﻘﺎﯾﺴﻪ ﻣﯿﺎﻧﮕﯿﻦ ‪ FBS‬در دو ﮔﺮوه ﻣﺪاﺧﻠﻪ و ﺷﺎﻫﺪ‬

‫آزﻣﻮن ﺗﯽ زوﺟﯽ‬ ‫ﺑﻌﺪ از ﻣﺪاﺧﻠﻪ‬ ‫ﻗﺒﻞ از ﻣﺪاﺧﻠﻪ‬ ‫ﻣﺘﻐﯿﺮ‬


‫ﻣﯿﺎﻧﮕﯿﻦ‪±‬اﻧﺤﺮاف ﻣﻌﯿﺎر‬ ‫ﻣﯿﺎﻧﮕﯿﻦ‪±‬اﻧﺤﺮاف ﻣﻌﯿﺎر‬
‫‪P=0/01‬‬ ‫‪118/58 ± 34/14‬‬ ‫‪174/62± 33/23‬‬ ‫آزﻣﻮن‬
‫‪P=0/23‬‬ ‫‪17/52 ±12/97‬‬ ‫‪181/44 ±23/98‬‬ ‫ﺷﺎﻫﺪ‬ ‫ﻗﻨﺪ ﺧﻮن ﻧﺎﺷﺘﺎ‬
‫‪-‬‬ ‫‪P=0/001‬‬ ‫‪P=0/35‬‬ ‫آزﻣﻮن ﺗﯽ ﻣﺴﺘﻘﻞ‬

‫ﻫﻤﭽﻨﯿﻦ ﻣﻮﻗﻌﯿﺖ ﻫﺎي اﺳﺘﺮس زا ﻣﻮﺟﺐ اﻓﺰاﯾﺶ ﺗﺮﺷﺢ‬ ‫ﺑﺤﺚ و ﻧﺘﯿﺠﻪ ﮔﯿﺮي‬
‫ﮐﻮرﺗﯿﺰول ﻣﯽ ﺷﻮﻧﺪ )‪ .(14‬و از آﻧﺠﺎ ﮐﻪ ﮐﻮرﺗﯿﺰول ﺑﺎ اﺛﺮ‬
‫اﯾﻦ ﻣﻄﺎﻟﻌﻪ ﺑﺎ ﻫﺪف ﺑﺮرﺳﯽ ﺗﺄﺛﯿﺮ روش آرام ﺳﺎزي ﺑﻨﺴﻮن‬
‫ﺑﺮ ﮐﺒﺪ ﻣﻮﺟﺐ اﻓﺰاﯾﺶ ﺗﻮﻟﯿﺪ ﻗﻨﺪ و ﮐﺎﻫﺶ اﺳﺘﻔﺎده از آن‬
‫ﺑﺮ ﻣﯿﺰان ﻗﻨﺪ ﺧﻮن ﻧﺎﺷﺘﺎ در ﺑﯿﻤﺎران ﻣﺒﺘﻼ ﺑﻪ دﯾﺎﺑﺖ ﻧﻮع‬
‫در ﺑﺎﻓﺖ ﻫﺎي ﺑﺪن ﻣﯽ ﺷﻮد‪ ،‬ﺑﻪ ﻧﻈﺮ ﻣﯽ رﺳﺪ اﯾﻨﮕﻮﻧﻪ‬
‫دو اﻧﺠﺎم ﺷﺪ‪ .‬ﯾﺎﻓﺘﻪ ﻫﺎي اﯾﻦ ﭘﮋوﻫﺶ ﻧﺸﺎن دﻫﻨﺪه ﺗﺄﺛﯿﺮ‬
‫آﻣﻮزش ﻫﺎ ﺑﺎ ﻓﺮوﻧﺸﺎﻧﯽ ﯾﺎ ﮐﺎﻫﺶ ﺗﺮﺷﺢ ﮐﻮرﺗﯿﺰول‪ ،‬ﻣﯽ‬
‫ﻣﺜﺒﺖ ﻣﺪاﺧﻠﻪ آرام ﺳـﺎزي ﺑﻨﺴﻮن ﻃﯽ ‪ 8‬ﻫﻔﺘﻪ ﺑﺮ ﻣﯿﺰان‬
‫ﺗﻮاﻧﻨﺪ ﺑﻪ ﮐﻨﺘﺮل ﺑﻬﺘﺮ ﻗﻨﺪ ﺧﻮن ﺑﯿﻤﺎران دﯾﺎﺑﺘﯽ ﮐﻤﮏ‬
‫ﻗﻨﺪ ﺧﻮن ﻧﺎﺷﺘﺎ در ﮔﺮوه آزﻣﻮن ﻧﺴﺒﺖ ﺑﻪ ﮔﺮوه ﺷﺎﻫﺪ ﻣﯽ‬
‫ﮐﻨﻨﺪ )‪.(15‬‬
‫ﺑﺎﺷﺪ‪ .‬ﻗﻨﺪ ﺧﻮن ﻧﺎﺷﺘﺎ ﺷﺎﺧﺼﯽ ﺑﺮاي ﺑﺮرﺳﯽ وﺿﯿﻌﺖ‬
‫ﻫﻤﯿﻨﻄﻮر ﻫﯿﺠﺎﻧﺎت ﻣﻨﻔﯽ ﻣﯽ ﺗﻮاﻧﻨﺪ ﺑﺎ ﺗﺸﺪﯾﺪ ﺗﻐﯿﯿﺮات‬
‫ﮐﻨﺘﺮل ﻗﻨﺪ ﺧﻮن ﺑﯿﻤﺎران دﯾﺎﺑﺘﯽ ﻣﯽ ﺑﺎﺷﺪ )‪.(12‬‬
‫رﻓﺘﺎري و ﻋﺪم ﭘﺎﯾﺒﻨﺪي ﺑﯿﻤﺎران ﺑﻪ رژﯾﻢ ﻫﺎي‬
‫درﻣﺎﻧﯽ –ﻣﺮاﻗﺒﺘﯽ‪ ،‬ﺑﻪ ﺷﮑﻞ ﻏﯿﺮ ﻣﺴﺘﻘﯿﻢ ﺑﺮ ﻣﯿﺰان ﻗﻨﺪ‬ ‫ﺑﺮاي ﺗﺒﯿﯿﻦ ﻧﺤﻮه ﮐﺎﻫﺶ ﺷﺎﺧﺺ ﻗﻨﺪ ﺧﻮن ﻧﺎﺷﺘﺎ در‬

‫ﺧﻮن ﺗﺎﺛﯿﺮ ﺑﮕﺬارﻧﺪ‪ ،‬در ﺣﺎﻟﯽ ﮐﻪ آﻣﻮزش ﻫﺎﯾﯽ ﻫﻤﭽﻮن‬ ‫ﺑﯿﻤﺎران ﺷﺮﮐﺖ ﮐﻨﻨﺪه در اﯾﻦ ﭘﮋوﻫﺶ ﻣﯽ ﺗﻮان ﺑﻪ اﯾﻦ‬

‫آراﻣﺴﺎزي‪ ،‬ﺑﺎﻋﺚ ﺑﻬﺒﻮد ﮐﯿﻔﯿﺖ زﻧﺪﮔﯽ ﺑﯿﻤﺎران دﯾﺎﺑﺘﯽ ﻣﯽ‬ ‫ﻧﮑﺘﻪ ﻣﻬﻢ اﺷﺎره ﮐﺮد ﻫﻮرﻣﻮن ﻫﺎي ﺗﻨﻈﯿﻢ ﮐﻨﻨﺪه ﺳﻄﻮح‬

‫ﺷﻮد )‪.(16‬‬ ‫ﻗﻨﺪ ﺧﻮن ﺑﺎ ﻫﻮرﻣﻮن ﻫﺎﯾﯽ ﮐﻪ در ﻣﻮﻗﻌﯿﺖ ﻫﺎي اﺳﺘﺮس زا‬

‫آﻣﻮزش آراﻣﺴﺎزي اﺛﺮات ﺟﺴﻤﯽ ﻋﮑﺲ اﺛﺮات ﺟﺴﻤﯽ‬ ‫ﺗﺮﺷﺢ ﻣﯽ ﺷﻮﻧﺪ ﯾﮑﯽ ﻣﯽ ﺑﺎﺷﻨﺪ‪ .‬ﺑﺪﯾﻦ ﺻﻮرت ﮐﻪ ﻃﯽ‬

‫ﺑﺮاﻧﮕﯿﺨﺘﮕﯽ اﯾﺠﺎد ﻣﯽ ﮐﻨﺪ‪ ،‬ﺿﺮﺑﺎن ﻗﻠﺐ را ﮐﻨﺪ ﻣﯽ ﮐﻨﺪ‪،‬‬ ‫اﺣﺴﺎس اﺳﺘﺮس‪ ،‬ﻫﻮرﻣﻮن ﻫﺎ ﺑﺮ ﺳﻄﺢ ﻗﻨﺪ ﺧﻮن ﺗﺎﺛﯿﺮ‬

‫ﺟﺮﯾﺎن ﺧﻮن ﻣﺤﯿﻄﯽ را اﻓﺰاﯾﺶ ﻣﯽ دﻫﺪ و ﺛﺒﺎت ﻋﺼﺒﯽ‬ ‫ﮔﺬاﺷﺘﻪ و ﻣﯽ ﺗﻮاﻧﻨﺪ ﺗﻮﻟﯿﺪات اﻧﺴﻮﻟﯿﻦ در ﺑﺪن را ﮐﺎﻫﺶ‬

‫ﻋﻀﻼﻧﯽ اﯾﺠﺎد ﻣﯽ ﮐﻨﺪ )‪.(17‬‬ ‫ﯾﺎ اﻓﺰاﯾﺶ داده و ﯾﺎ اﻧﺘﻘﺎل ﺷﯿﻤﯿﺎﯾﯽ اﻧﺴﻮﻟﯿﻦ در ﺑﺪن را‬
‫ﺗﻐﯿﯿﺮ دﻫﻨﺪ )‪.(13‬‬

‫‪142‬‬
‫ﻋﻠﯽ ﻣﻨﺼﻮري و ﻫﻤﮑﺎران‬

‫ﭘﯿﺸﻨﻬﺎد ﻣﯽ ﮔﺮدد ﺑﻪ ﭘﺮﺳﻨﻞ درﻣﺎﻧﯽ از ﺟﻤﻠﻪ ﭘﺮﺳﺘﺎران در‬ ‫اﺳﻌﺪي و ﻫﻤﮑﺎران در ﺳﺎل ‪ 1392‬ﻣﻄﺎﻟﻌﻪ اي را ﺗﺤﺖ‬
‫ﻣﻮرد اﻧﺠﺎم ﺗﮑﻨﯿﮏ ﻫﺎي آرام ﺳﺎزي و ﺗﺎﺛﯿﺮ آن‪ ،‬آﻣﻮزش‬ ‫ﻋﻨﻮان ﻣﻘﺎﯾﺴﻪ اﺛﺮ ﺑﺨﺸﯽ آﻣﻮزش آراﻣﺴﺎزي ﻋﻀﻼﻧﯽ ﺑﺮ‬
‫ﻫﺎي ﻻزم داده ﺷﻮد‪ .‬ﭘﺮﺳﺘﺎران ﻧﯿﺰ ﻣﯽ ﺗﻮاﻧﻨﺪ از اﯾﻦ روش‬ ‫ﮐﺎﻫﺶ ﺧﺸﻢ و ﮐﻨﺘﺮل ﻗﻨﺪ ﺧﻮن در ﺑﯿﻤﺎران دﯾﺎﺑﺘﯽ ﻧﻮع‬
‫ارزان و ﺑﺪون ﻋﺎرﺿﻪ ﺑﻪ ﻋﻨﻮان ﻣﮑﻤﻠﯽ ﺑﺮاي درﻣﺎن ﻫﺎي‬ ‫ﯾﮏ و دو اﻧﺠﺎم دادﻧﺪ‪ .‬ﻧﺘﺎﯾﺞ اﯾﻦ ﭘﮋوﻫﺶ ﻧﺸﺎن داد آرام‬
‫داروﯾﯽ اﺳﺘﻔﺎده ﮐﻨﻨﺪ و ﯾﺎ آن را ﺑﻪ ﺑﯿﻤﺎران آﻣﻮزش داده ﺗﺎ‬ ‫ﺳﺎزي ﺑﺮ ﻣﯿﺰان ﻗﻨﺪﺧﻮن و ﮐﻨﺘﺮل ﺑﻬﺘﺮ آن ﻣﻮﺛﺮ اﺳﺖ ﮐﻪ‬
‫‪Downloaded from jdn.zbmu.ac.ir at 14:29 +0330 on Monday November 16th 2020‬‬

‫ﺧﻮدﺷﺎن ﺑﻪ راﺣﺘﯽ از آن اﺳﺘﻔﺎده ﮐﻨﻨﺪ‪.‬‬ ‫ﺑﺎ ﻧﺘﺎﯾﺞ ﻣﻄﺎﻟﻌﻪ ﻣﺎ ﻫﻤﺴﻮ ﻣﯽ ﺑﺎﺷﺪ )‪.(18‬‬
‫ﻃﻼﮐﻮب و ﻫﻤﮑﺎران در ﻣﻄﺎﻟﻌﻪ اي ﮐﻪ ﺑﻪ ﺑﺮرﺳﯽ ﺗﺄﺛﯿﺮ‬
‫آراﻣﺴﺎزي ﻋﻀﻼﻧﯽ ﺑﺮ ﺳﻄﺢ ﮔﻠﻮﮐﺰ ﺧﻮن ﮐﻮدﮐﺎن دﯾﺎﺑﺘﯽ‬
‫اﻧﺠﺎم داده ﺑﻮدﻧﺪ ﻧﺘﺎﯾﺞ اﯾﻦ ﻣﻄﺎﻟـﻌﻪ ﻧﺸﺎﻧﮕﺮ ﺗﺄﺛﯿﺮ ﻣﺜﺒﺖ‬
‫ﻣﺪاﺧﻠﻪ آرام ﺳـﺎزي ﺑﺮ ﺳﻄﺢ ﻗﻨﺪ ﺧﻮن ﮐﻮدﮐﺎن دﯾﺎﺑﺘـﯽ و‬
‫در ﻧﺘﯿﺠـﻪ ﮐﺎﻫﺶ ﻣﯿﺰان ﻫﻤـﻮﮔﻠﻮﺑﯿﻦ ﮔﻠﯿﮑـﻮزﯾﻠﻪ ﮐﻮدﮐﺎن‬
‫دﯾﺎﺑﺘﯽ ﻣﯽ ﺑﺎﺷﺪ ﮐﻪ ﺑﺎ ﻣﻄﺎﻟﻌﻪ ﻣﺎ ﻫﻤﺴﻮ اﺳﺖ )‪.(7‬‬
‫در ﻣﻄﺎﻟﻌﻪ اي ﮐﻪ ‪ Jablon‬و ﻫﻤﮑﺎران ﺑﻪ ﺑﺮرﺳﯽ اﺛﺮات‬
‫آﻣﻮزش آرام ﺳﺎزي ﺑﺮ ﺗﺤﻤﻞ ﮔﻠﻮﮐﺰ و ﮐﻨﺘﺮل دﯾﺎﺑﺖ در‬
‫ﺑﯿﻤﺎران ﻣﺒﺘﻼ ﺑﻪ دﯾﺎﺑﺖ ﻧﻮع دو اﻧﺠﺎم ﭘﺮداﺧﺘﻨﺪ‪ ،‬ﻧﺘﺎﯾﺞ ﻧﺸﺎن‬
‫داد ﮐﻪ آﻣﻮزش آرام ﺳﺎزي ﺑﻪ ﻃﻮر ﻣﺴﺘﻘﯿﻢ ﺑﺎﻋﺖ ﺑﻬﺒﻮد‬
‫ﮐﻨﺘﺮل دﯾﺎﺑﺖ در اﻓﺮاد ﻣﺒﺘﻼ ﺑﻪ دﯾﺎﺑﺖ ﻧﻮع ‪ 2‬ﻣﯽ ﺷﻮد ﮐﻪ‬
‫اﯾﻦ ﯾﺎﻓﺘﻪ ﻫﺎ ﻧﯿﺰ ﺑﺎ ﻣﻄﺎﻟﻌﻪ ﺣﺎﺿﺮ ﻫﻤﺴﻮ ﻣﯽ ﺑﺎﺷﺪ )‪.(19‬‬
‫ﻧﺘﺎﯾﺞ ﻣﻄﺎﻟﻌﻪ ﺣﺎﺿﺮ و ﭘﮋوﻫﺶ ﻫﺎي ﻣﺸﺎﺑﻪ ﻧﺸﺎﻧﮕﺮ ﺗﺎﺛﯿﺮ‬
‫ﻣﺜﺒﺖ آرام ﺳﺎزي ﺑﺮ ﮐﺎﻫﺶ اﺿﻄﺮاب و در ﻧﺘﯿﺠﻪ ﮐﺎﻫﺶ و‬
‫ﮐﻨﺘﺮل ﻣﯿﺰان ﻗﻨﺪ ﺧﻮن در ﺑﯿﻤﺎران ﻣﺒﺘﻼ ﺑﻪ دﯾﺎﺑﺖ ﻣﯽ‬
‫ﺑﺎﺷﺪ‪ .‬ﻟﺬا‪ ،‬ﺑﺎ ﺗﻮﺟﻪ آﺷﻨﺎﯾﯽ ﮐﻢ ﭘﺮﺳﻨﻞ ﭘﺮﺳﺘﺎري ﺑﺎ روش‬
‫ﻫﺎي ﻏﯿﺮداروﯾﯽ ﻣﻮﺛﺮ ﺑﺮ ﮐﻨﺘﺮل ﻗﻨﺪ ﺧﻮن در اﯾﻦ ﺑﯿﻤﺎران‪،‬‬

‫‪143‬‬
139-146 :‫ ص‬1396 ‫ ﺑﻬﺎر‬2 ‫ﺳﺎل ﭘﻨﺠﻢ ﺷﻤﺎره‬ ‫ﻓﺼﻠﻨﺎﻣﻪ ﻋﻠﻤﯽ ﭘﮋوﻫﺸﯽ ﭘﺮﺳﺘﺎري دﯾﺎﺑﺖ زاﺑﻞ‬

References blood glocose children with diabetes. J


1. Dehghanmehr S, Mansouri A, Faghihi Nurs Midwifery 2005; 63– 69.
H, Piri F. The Effect of Acupressure on the
8. Shahdadi H, Shirani N, Mansouri A.
Anxiety of Patients Undergoing
The Effectof Acupressure on Anxiety and
Hemodialysis -A Review. Journal of
Quality of Life
Pharmaceutical Sciences and Research.
Downloaded from jdn.zbmu.ac.ir at 14:29 +0330 on Monday November 16th 2020

in Patients with Type II Diabetes. J


2017;9(12): 2580-2584.
Diabetes Nurs. 2017; 5 (4) :236-245
2. Shaw JE, Sicree RA, Zimmet PZ. 9. Eren, I., & Erdid, O. (2003).
Global estimates of the prevalence of Relationship between blood glucose
diabetes for 2010 and 2030.Diabetes Res control and
Clin Pract 2010;87(1):4–14. psychiative disorder in typ Il diabetic
3. Bianco A, Pomara F, Thomas E, Paoli pations. Turkish Journal of Psychiatry,
A, Battaglia G, Petrucci M, et al. Type 2 14:184-
diabetes family histories,body composition 191.
and fasting glucose levels: a crosssection 10. Barth J, Schumacher M, Herrmann-
analysis in healthy sedentary male and Lingen C. Depression as a risk factor for
female. Iran J Public Health mortality in patients with coronary heart
2013;42(7):681–90. disease: A meta-analysis. Psychosom Med.
2004;66:802-13.
4. Allahyari J, Shirani N, Mansouri A,
Sargolzaei M S. Effect of Continuous Care 11. Sargolzaei M S, Mansouri A, Shahdadi
Model on Self care Behaviors in Patients H, Masinaei Nezhad N, Poodineh
with Diabetes. J Diabetes Nurs. 2017; 5 Moghadam M. The Effect of Dill Tablet
(4) :305-313. on The Level of Fasting Blood Sugar in
Patients with Type II Diabetes. JDiabetes
5. Mousavi M, DashtBozorgi Z. Effect of Nurs. 2017; 5 (2) :81-89
Acceptance and Commitment Group
Therapy (ACT) on the Hardness and 12. American diabetes association:
Perceived Stress Coefficient Among Standard sof medical care in diabetes
Patients with Type 2 Diabetes. Iran J Diabetes Care. 2005;28:4s-31s
Health Educ Health Promot. 2018; 5 13. American diabetes association. Living
(4) :311-319 with diabetes. Retrieved Jan
6. Zahrakar, K. A Study of Effectiveness 2011.Available at: [http: //
of Rational, Emotive, Behavior Therapy www.diabetes.org/living- with –
(REBT) with Group Method on Decrease diabetes/stress]
of Stress among Diabetic Patients. Journal 14. Snoek F J, Skinner TC. Psychological
Of Knowledge & Health,2013;7(4):160- aspects of diabetes management. Medicine
164 2006; 61-63.
7. Talakoob S, Gozi M, Ghazavi Z, Attari 15. Goldeston DB, Kovacs M, Obrosky
A. Check of effect relaxation on level DS, Iengar S. A longitudinal study of life
events and metabolic control among youth

144
‫ﻋﻠﯽ ﻣﻨﺼﻮري و ﻫﻤﮑﺎران‬

with insulin-dependent diabetes mellitus. 18. Asaadi M,Tirgari A,Hasanzadeh R.


Health Psychol 1995; 409-414. Comparative Effectiveness Relaxation
Training on Anger Reduction and Blood
16. Mehrabi A, Fata L, Davazdah Emami
Glucose Control in One and Two
M , Rajab A. Efectiveness stress
Diabetics Patients. medical journal of
management cognitive behavioral on
mashhad university of medical
Downloaded from jdn.zbmu.ac.ir at 14:29 +0330 on Monday November 16th 2020

control blood glocose and reduction of


sciences.2013;56(2):104-112.
emotions problems in type one diabetics
patients . J Diabetes Lipid Iran 2008;103 – 19. Sharon L. Jablon, Bruce D. Naliboff,
114. Stephanie L. Gilmore, Mark J. Rosenthal
17. Rooshan R, Yaaqubi H. Methods and .Effects of relaxation training on glucose
techniques of relaxation and biofeedback. tolerance and diabetic control in type II
1 th ed. Tehran: shahed university press; diabetes. Applied psychophysiology and
2002. biofeedback. 1997; 22 (3): 155-169.

145
139-146 :‫ ص‬1396 ‫ ﺑﻬﺎر‬2 ‫ﺳﺎل ﭘﻨﺠﻢ ﺷﻤﺎره‬ ‫ﻓﺼﻠﻨﺎﻣﻪ ﻋﻠﻤﯽ ﭘﮋوﻫﺸﯽ ﭘﺮﺳﺘﺎري دﯾﺎﺑﺖ زاﺑﻞ‬

Journal of Diabetes Nursing Received: 2017/04/28


pISSN: 2345-5020 Accepted: 2017/06/16
eISSN: 2423-5571 Volume 5 Numbe 2 p: 139-146
The Effect of Benson's Relaxation Method on Fasting Blood Glucose in
Patients With Type II Diabetes
Downloaded from jdn.zbmu.ac.ir at 14:29 +0330 on Monday November 16th 2020

Shahdadi Hosien , Mansouri Ali* 1


1

1- MSc in Nursing, Lecturer, Faculty Member, School of Nursing and Midwifery, Zabol University of
Medical Sciences, Zabol, Iran
*Corresponding Author: Ali Mansouri, Zabol University of Medical Sciences Email:

Abstract
Introduction: Type II diabetes is one of the most common chronic diseases that
disrupts the regular flow of life and has important psychological consequences.
Muscle relaxation is associated with reducing mental stress and reducing the secretion
of stress hormones such as cortisol, and this technique can be used as an adjunct
therapy to reduce anxiety and thus control blood glucose in patients. Therefore, the
aim of this study was to investigate the effect of Benson's relaxation method on fasting
blood glucose in patients with type II diabetes.
Materials and Method: This study was a clinical trial. 80 subjects who participated
in this study were included in the study by objective sampling method and randomly
divided into two groups of test and control. Initially, the level of fasting blood glucose
was measured. The experimental group then participated in muscle relaxation training
for II months. After the end of the course, the level of fasting blood glucose was re-
measured. Data were analyzed by independent t-test and paired t-test using SPSS
version 23 software.
Results: According to the findings, there was no significant difference between the
mean fasting blood glucose and control group before intervention (p = 0.35). But after
the intervention, the mean biochemical index of the test group significantly decreased
compared to the control group (P = 0.001).
Conclusion: Considering the results of this study and the positive effect of Benson's
relaxation on the reduction of fasting blood glucose levels in diabetic patients, it is
suggested that necessary training for nurses such as nurses about relaxation techniques
and their effects should be provided.
Keywords: Benson relaxation, Fasting blood glucose, Diabetes

Access This Article Online


Quick Response Code: Website: www.zbmu.ac.ir/jdn
How to site this article:
Shahdadi H, Mansouri A. The Effect of Benson's
Relaxation Method on Fasting Blood Glucose in
Patients With Type II Diabetes. J Diabetes Nurs.
2017; 5 (2) :139-146

146

Anda mungkin juga menyukai