Anda di halaman 1dari 118

Universitas Faletehan

LAPORAN AWAL MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI RUANG JERUK RSUD dr. ADJIDARMO
RANGKASBITUNG
TAHUN 2019

LAPORAN PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI SUSUN OLEH

Adit Baehaki, S. Kep Savitri Riski Ika Pratiwi, S. Kep


Anden Hendrawan. S. Kep Siti Maesaroh, S. Kep
Gugun Gumelar, S. Kep Sri Maharani, S. Kep
Irfan Ramadhan, S. Kep Winda Lesi, S. Kep
Riki Hilviyandi, S. Kep Wahyu Bagus Santoso, S. Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
SERANG
2019
Universitas Faletehan

LAPORAN AWAL MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI RUANG JERUK RSUD dr. ADJIDARMO
RANGKASBITUNG
TAHUN 2019

LAPORAN PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN

Diajukan untuk memenuhi tugas Manajemen Keperawatan


Program Studi Profesi Ners di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Faletehan
Serang – Banten

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
SERANG
2019
LEMBAR PENGESAHAN
MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG JERUK RSUD dr. ADJIDARMO RANGKASBITUNG

TAHUN 2019

Mengetahui

Ka. Prodi Profesi Ners Universitas Faletehan

Dini Rachmaniah M.Kep.,Ns.Sp.Kep.An


NIK. 04.04.008

Koordinator
Mata Kuliah Manajemen Keperawatan

Milawati Lusiani, M.Kep


NIK : 01.01.049

Universitas Faletehan
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan “Hasil Pengkajian Manajemen Keperawatan
Profesi Ners Universitas Faletehan di Ruang Jeruk RSUD Dr. Adjidarmo Lebak
Tahun 2019”. Dalam menyusun laporan ini, penulis telah dibimbing dengan baik
oleh para dosen pembimbing dan mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu sebagai bentuk rasa syukur, saya ucapkan terimakasih kepada :

1. Andiko Nugroho, SKM, M.Kes., selaku Ketua Sekolah Fakultas Ilmu


Kesehatan Universitas Faletehan Serang
2. Dini Rachmaniah M.Kep.,Ns.Sp.Kep.An selaku Ketua Prodi Profesi Ners
Universitas Faletehan
3. Milawati Lusiani, M.Kep., sebagai koordinator praktik manajemen
keperawatan yang telah memberikan bimbingan ilmiah melalui pengarahan
Sharing dan saran yang diberikan.
4. Hj. Sri Rahayu, S.Kp, M.KKK, selaku pembimbing yang juga memberikan
arahan atau ide cemerlang.
5. Nurhayati, Ns., S.Kep., M.Kep, selaku pembimbing yang juga memberikan
arahan atau ide cemerlang.
6. H. Bambang Kuntarto S.Kp, M.Kep, selaku pembimbing yang juga
memberikan arahan atau ide cemerlang.
7. Ns. Ria Heriawati, S.Kep selaku bidang keperawatan RSUD dr. Adjidarmo
Lebak yang telah memfasilitasi dan memberikan bimbingan kepada kami
selama praktik berlangsung.
8. Hj. Dian Indrawati, SST. Selaku Kepala Ruangan Jeruk RSUD dr. Adjidarmo
Lebak, yang telah memfasilitasi kami dan memberikan bimbingan kepada
kami selama praktik berlangsung.
9. Ira Mutiara, S.kep. Ners selaku wakil kepala ruangan dan CI yang telah
memfasilitasi dan memberikan bimbingan kepada kami selama praktik
berlangsung.
10. Pihak Rumah Sakit RSUD dr. Adjidarmo Lebak, yang telah memfasilitasi
penulis untuk dapat melaksanakan praktek profesi.

Universitas Faletehan
11. Rekan Mahasiswa Profesi Ners Universitas Faletehan Gerbong B yang telah
memberikan bantuan ide yang cemerlang dan materil.

Penyusun sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna peningkatan dan
kesempurnaan penulisan ini.

Lebak, November 2019

Penyusun

Universitas Faletehan
DAFTAR ISI

Universitas Faletehan
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut UU Keperawatan no 38 tahun 2014 Pelayanan keperawatan


merupakan pelayanan profesional sebagai bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan dituju kepada
individu, keluarga, kelompok atau masyarakat baik sehat maupun sakit.
Pelayanan keperawatan profesional dapat terwujud apabila dilaksanakan
oleh tenaga keperawatan yang profesional sehingga dapat berkontribusi
dalam peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit khususnya pelayanan
keperawatan (Sumijatun, 2010).

Pelaksanaan layanan keperawatan tidak terlepas dari fungsi-fungsi


manajemen keperawatan yang dilaksanakan secara efisien dan efektif.
Manajemen Keperawatan didefinisikan sebagai proses pelaksanaan
pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan
asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien serta
masyarakat khususnya pada kondisi ibu dengan masa nifas (Kuntoro,
2010). Menurut Nursalam (2014), ada lima fungsi manajemen
keperawatan yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pengarahan (actuating), pengawasan (controling). Masing-masing fungsi
manajemen tersebut saling keterkaitan satu sama lain dan dapat diterapkan
baik oleh mamajer tingkat atas, menengah maupun bawah.

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran placenta dan berakhir


ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa
nifas atau puerperium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai
6 minggu atau 42 hari setelah itu (Pitriani & Andriyani, 2014). Masa nifas
merupakan masa yang sangat penting bagi tenaga kesehatan untuk selalu
melakukan pemantauan karena pelaksanaan yang kurang maksimal dapat

Universitas Faletehan
menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah, bahkan dapat berlanjut
pada komplikasi masa nifas (Sulistyawati, 2009).

Asuhan masa nifas diperlukan pada periode ini karena merupakan masa
kritis bagi ibu maupun bayinya, diperkirakan 60% kematian ibu akibat
kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi
dalam jam pertama. Asuhan masa nifas normal dilakukan dengan periode
waktu 6-8 jam setelah persalinan dan 6 hari setelah persalinan (Bahiyatun,
2009).

Rumah Sakit Umum Daerah dr. Adjidarmo Lebak merupakan salah satu
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mempunyai Misi yaitu
Mewujudkan pengelolaan keuangan rumah sakit menjadi Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD), Mewujudkan peningkatan kompetensi sumber
daya manusia rumah sakit, Mewujudkan peningkatan sarana dan prasarana
rumah sakit secara bertahap, Mewujudkan akses pelayanan yang
berkualitas kepada masyarakat, Mewujudkan akreditasi rumah sakit yang
berstandar nasional.

Ruang Jeruk merupakan ruang rawat inap di Rumah Sakit dr. Adjidarmo
yang merupakan ruang perawatan ibu pasca melahirkan (Post Partum) dan
pasien dengan masalah obstetric dan ginekologi dengan kapasitas 33
tempat tidur. Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 05 November
2019, jumlah pasien di ruang Jeruk RSUD dr. Adjidarmo sebanyak 1413
pasien untuk periode Juli – September dengan jumlah kasus tertinggi yaitu
preeklamsia berat (PEB). Dan keseluruhan tenaga di ruang Jeruk adalah
bidan, dengan metode penugasan metode primer yang terdiri dari 1 kepala
ruangan, 1 wakil kepala ruangan, 2 bidan primer, serta 16 bidan kolega.
Metode primer adalah Metode penugasan di mana satu orang perawat
bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan
pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit (Gillies, 1989).

Universitas Faletehan
Standar asuhan keperawatan yang digunakan adalah standar asuhan
kebidanan.

Salah satu cara untuk dapat meningkatkan keterampilan manajerial yang


handal, selain didapatkan di bangku kuliah juga harus melalui
pembelajaran di lahan praktik. Praktik manajemen keperawatan
Universitas Faletehan dituntut untuk dapat mengaplikasikan langsung
pengetahuan manajerialnya di Ruang Jeruk Rumah Sakit dr. Adjidarmo
Lebak dengan arahan pembimbing Rumah Sakit dan Pendidikan. Dengan
adanya praktek tersebut diharapkan mahasiswa mampu menerapkan ilmu
yang didapat dan mengelola ruang perawatan dengan proses manajemen.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan konsep, teori, dan prinsip manajemen
keperawatan dalam pengelolaan pelayanan keperawatan dan
pengelolaan manajemen asuhan keperawatan pada klien ditingkat unit
atau ruang rawat di suatu tatanan pelayanan kesehatan.

2. Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan kegiatan praktek kepemimpinan dan
manajemen, mahasiswa mampu :
a. Melakukan pengkajian dalam lingkup manajemen keperawatan
dengan menggunakan pendekatan pendekatan 5M (mean, method,
material, money, market).
b. Merumuskan permasalahan dalam lingkup manajemen
keperawatan berdasarkan data data hasil pengkajian.
c. Membuat Plan Of Action untuk menyelesaikan permasalahan yang
muncul di ruang perawatan.

Universitas Faletehan
d. Melakukan kegiatan sesuai dengan Plan of Action dengan
menekankan pada peningkatan kemampuan pengelolaan ruang
rawat dan pengelolaan pasien.

C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Institusi Pendidikan
Peningkatan kualitas proses belajar secara nyata dan untuk
mengembangkan tekhnik manajemen keperawatan di rumah sakit.
2. Bagi Rumah Sakit RSUD dr. Adjidarmo
Memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan standar pedoman
asuhan keperawatan dan memberikan masukan yang berhubungan
dengan analisa SWOT sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan di ruang Jeruk.
3. Bagi Mahasiswa / Peserta Didik
Diharapkan dapat memperluas wawasan dan menambah pengalaman
mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu manajemen keperawatan yang
telah dipelajari dalam proses akademik.

D. Waktu Dan Tempat Praktik


1. Waktu : 04 November – 23 November 2019
2. Tempat : Ruang Jeruk RSUD dr. Adjidarmo

E. Cara Pengumpilan Data


Data yang diperoleh menggunakan:
1. Wawancara atau konsultasi langsung ( Kepala Asuhan Keperawatan,
Kepala Ruangan, Wakil Kepala Ruangan, CI, Perawat Primer dan
Perawat Kolega di ruang Jeruk RSUD dr. Adjidarmo.
2. Observasi terhadap pelayanan keperawatan di ruang Jeruk RSUD dr.
Adjidarmo.
3. Studi Literatur.

Universitas Faletehan
F. Peserta Praktik
Mahasiswa program Profesi Ners Universitas Faletehan Serang Banten
angkatan tahun ajaran 2019-2020 dengan nama anggota yaitu:
1. Adit Baehaki, S. Kep
2. Anden Hendrawan. S. Kep
3. Gugun Gumelar, S. Kep
4. Irfan Ramadhan, S. Kep
5. Riki Hilviyandi, S. Kep
6. Savitri Riski Ika Pratiwi, S. Kep
7. Siti Maesaroh, S. Kep
8. Sri Maharani, S. Kep
9. Winda Lesi, S. Kep
10. Wahyu Bagus Santoso, S. Kep

Universitas Faletehan
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Keperawatan Maternitas


Keperawatan matenitas merupakan salah satu bentuk pelayanan professional
keperawatan yang ditujukan kepada wanita pada usia subur (WUS) berkaitan
dengan sistem reproduksi kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan
dan bayi baru lahir sampai usia 40 hari, beserta keluarganya, berfokus pada
pemenuhan kebutuhan dasar dalam beradaptsi secara fisik dan psikososial
untuk mencapai kesejahteraan keluarga dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan.

B. Konsep Manajemen Keperawatan

1. Definisi
Menurut Gillies (2007), manajemen didefinisikan sebagai suatu proses
dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Sedangkan manajemen
keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan
untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional.

Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) adalah suatu sistem


(struktur, proses dan nilai-nilai professional) yang memungkinkan perawat
profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk
lingkungan, yang dapat menopang pemberian asuhan tersebut (Hoffart &
Woods, 1996). Sebagai suatu model berarti ruang rawat tersebut menjadi
contoh teladan dalam praktik keperawatan profesional. Pengembangan
MPKP merupakan upaya banyak Negara untuk memberdayakan
keperawatan dalam layanan kesehatan, terutama pada saat meningkatnya
kebutuhan yang disertai biaya tinggi dalam layanan kesehatan.

Dalam perkembangan keperawatan menuju layanan yang profesional,


digunakan beberapa metode pemberian asuhan keperawatan mulai dari
metode kasus, metode fungsional, metode tim dan metode keperawatan

Universitas Faletehan
primer serta manajemen kasus. Dalam praktik keperawatan profesional,
metode yang paling sering memungkinkan pemberian asuhan keperawatan
profesional adalah metode yang menggunakan the breath of primer
nursing.

2. Lingkup Manajemen Keperawatan


Manajemen keperawatan merupakan pengelolaan aktivitas keperawatan
yang dilaksanakan oleh perawat dalam upaya memberikan pelayanan
keperawatan pada pasien, keluarga dan masyarakat sebagai bagian integral
dari pelayanan kesehatan (Gilles, 2007).

Pelayanan kesehatan kemudian menjadi hak yang paling mendasar bagi


semua orang sehingga keinginan untuk memberikan pelayanan kesehatan
yang memadai membutuhkan upaya perbaikan menyeluruh dalam sistem
yang ada.

Manajer keperawatan yang efektif setidaknya memahami hal ini,


memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana sebagai ujung tombak
pelayanan yang meliputi:
a. Menetapkan penggunaan proses keperawatan
b. Melaksanakan intervensi keperawatan berdasarkan diagnose
c. Menerima akuntabilitas kegiatan keperawatan
d. Menerima akutabilitas untuk hasil-hasil keperawatan

3. Fungsi Manajemen Keperawatan


a. Perencanaan
Keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang hal-hal
yang akan dikerjakan dimasa yang akan mendatang dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Siagian, 1990). Persayaratan
perencanaan adalah sederhana, tujuan jelas, hasil yang akan dicapai
berdasarkan kebijakan dan prosedur yang berlaku, prioritas, perlibatan

Universitas Faletehan
aktif, praktis, fleksibel, berkesinambungan dan mempunyai kejelasan
metode evaluasi.

Dasar pertimbangan:
5W-1H: What, Where, When, Why,Who, How.
1) Langkah-langkah dalam perencanaan
a) Pengumpulan data
b) Analisa lingkungan (Analisa SWOT: Strength, Weakness,
Opportunities, Threats).
c) Pengorganisasian data: pilih data yang mendukung dan data
yang menghambat.
d) Pembuatan rencana: tentukan objektif, uraian kegiatan,
prosedur, target waktu, penanggung jawab, sasaran, biaya,
peralatan, metoda.

2) Jenis perencanaan:
a) Perencanaan strategis
b) Perencanaan operasional
c) Perencanaan divisi
d) Perencanaan unit

b. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah koordinasi beberapa aktivitas organisasi untuk
mencapai tujuan. Manajemen mnegubah atau merangsang fungsi dan
meningkatkan metode yang efisien (Kren, Thora, 1981).
1) Prinsip pengorganisasian:
a) Rantai komando/ chain of command
b) Unity of commond
c) Rentang kendali/ Span of control
d) Specialization

Universitas Faletehan
2) Aktivitas pengorganisasian
a) Mengembangkan uraian tugas dan prosuder
b) Mengembangkan ketenagaan dan jadwal kerja dinas

3) Struktur organisasi:
a) Hierarchical structure/ line structure
b) Free form structure/ matrix organization
c) Adhocracy model

c. Prinsip Actuating
Actuating atau pengerangan memberikan bimbingan kepada staf, agar
mereka mampu bekerja secara optimal dan melakukan tugas-tugas
sesuai dengan keterampilan yang mereka miliki, sesuai dengan
dukungan SDM yang tersedia.

d. Controlling and Directing


Controlling mempunyai hubungan kuat dengan perencanaan karena
dalam kontrolling kita mengacu pada tujuan dan perencanaan yang
telah dibuat. Dalam suatu proses controlling atau supervisi harus
mengandung unsur pengarahan. Pembimbingan dan pemberian inovasi.

4. Prinsip-Prinsip yang Mendasari Manajemen Keperawatan


Prinsip-prinsip yang mendasari manajemen keperawatan, diantaranya
sebagai berikut:
a. Manajemen keperawatan berlandaskan perencanaan karena melalui
fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan risiko pengembalian
b. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang
efektif, manager keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun
perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan
sesuai waktu yang telah ditentukan sebelumnya

Universitas Faletehan
c. Manajemen keperawatan melibatkan pengambilan keputusan. Berbagai
situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan
keperawatan memerlukan pengambilan keputusan
d. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus
perhatian manajer atau kepala unit dengan mempertimbangkan apa
yang pasien lihat, pikir dan diinginkan. Kepuasan pasien merupakan
poin utama dari seluruh tujuan keperawatan.

5. Proses Manajemen Keperawatan Proses manajemen keperawatan


sebagai suatu sistem manajemen keperawatan terdiri dari 5 elemen yaitu,
sebagai berikut:
a. Input dalam manajemen keperawatan antara lain informasi, peralatan
dan fasilitas
b. Proses dalam manajemen keperawatan adalah kegiatan kelompok
manajer dan tingkat pengelolaan tertinggi sampai pelaksana yang
mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan tugas pengawasan dalam
pelaksanaan pelayanan keperawatan
c. Output adalah asuhan keperawatan pengembangan staf dan riset
d. Kontrol yang digunakan dalam manajemen keperawatan termasuk
budget dari keperawatan, evaluasi penampilan kerja perawat, prosedur
yang standar dan akreditasi
e. Mekanisme umpan balik berupa laporan finansial audit keperawatan,
survey kendali, mutu dan penampilan kerja perawatan.

6. Manajemen Asuhan Keperawatan Asuhan keperawatan adalah suatu


proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang diberikan
kepada klien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan dengan
menggunakan proses keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan
dilandasi etika keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung
jawab keperawatan. Pendekatan yang digunakan dalam asuhan
keperawatan adalah pendekatan penyelesaian masalah yang disebut proses

Universitas Faletehan
keperawatan. Beberapa yang perlu diperhatikan dalam pengorganisasian
dalam manajemen asuhan keperawatan adalah sebagai berikut:
a. Besarnya nilai pelayanan keperawatan
b. Kategori tenaga keperawatan
c. Jumlah tenaga perawat dan non perawat
d. Kemampuan rumah sakit dalam menyediakan sumber dana, daya dan
material
e. Tingkat kebutuhan pasien
f. Pemahaman tenaga keperawatan tentang pemberian metode pemberian
asuhan keperawatan.

7. Metode Asuhan Keperawatan MAKP Primer


Metode penugasan dimana satu orang perawat yang bertanggung jawab
penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari
pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktik kemandirian
perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana asuhan dan pelaksana.
Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus
menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan,
melakukan, dan koordinasi asuhan keperawatan selama dirawat.

Kelebihan:
a. Bersifat kontinuitas dan komprehensif
b. Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil
dan memungkinkan pengembangan diri
c. Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, dokter dan rumah
sakit (Gilles, 2007).

Keuntungan yang dirasakan adalah pasien merasa dimanusiawikan karena


terpenuhinya kebutuhan secara individu, selain itu asuhan yang diberikan
bermutu tinggi dan tercapai pelayanan yang efektif terhadap pengobatan,
dukungan proteksi, informasi dan advokasi. Dokter juga merasakan

Universitas Faletehan
kepuasan dengan model primer karena senantiasa mendapatkan informasi
tentang kondisi pasien yang selalu diperbaharui dan komprehensif.

Kelemahannya adalah hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki


pengalaman dan pengetahuan yang memadai dengan kriteria assertive, self
direction, kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai
keperawatan klinis, penuh pertimbangan, serta mampu berkolaborasi
dengan berbagai disiplin ilmu.

Konsep dasar metode primer:


a. Ada tanggung jawab dan tanggung gugat
b. Ada otonomi
c. Ketertiban pasien dan keluarga

8. Unsur Manajemen Keperawatan


Dalam manajemen keperawatan terdapat 5 unsur yaitu:
a) Unsur Man (M-1)
1) Pasien
Pasien adalah seseorang yang menerima perawatan medis yang
menderita penyakit atau cedera dan memerlukan bantuan dokter
dan perawat untuk memulihkan nya (KBBI, 2010). Sedangkan
menurut Prabowo (1999) pasien adalah orang yang karena
kelemahan fisik atau mentalnya menyerahkan pengawasan dan
perawatannya, menerima dan mengikuti pengobatan yang
ditetapkan oleh tenaga kesehatan.
2) Ketenagaan
Ketenagaan adalah anggota organisasi atau badan usaha yang
memperoleh imbalan. Tujuan manajemen ketenagaan di ruang
rawat mendayagunakan tenaga keperawatan yang efektif dan
produktif yang dapat memberikan pelayanan bermutu sehingga
dapat memenuhi pengguna jasa. Perawat sebagai anggota
ketenagaan merupakan seseorang yang telah menyelesaikan

Universitas Faletehan
pendidikan keperawatan yang memenuhi syarat yang berwenang di
negeri bersangkutan untuk memberikan pelayanan keperawatan
yang bertanggung jawab untuk meningkatkan kesehatan,
pencegahan penyakit dan pelayanan penderita sakit.
a) Jenis dan Jenjang Pendidikan Keperawatan
Pendidikan keperawatan di Indonesia mengacu kepada
undang-undang no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional. Berdasarkan hal tersebut bahwa jenis pendidikan
vokasi, akademik, profesi dan pendidikan keperawatan.
1) Pendidikan vokasi adalah jenis pendidikan diploma sesuai
jenjangnya untuk memiliki keahlian ilmu terapan
keperawatan yang diakui oleh pemerintah RI
2) Pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi
program sarjana dan paska sarjana yang diarahkan terutama
pada penggunaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu
3) Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah
program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk
memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus
4) Pendidikan keperawatan mencakup program diploma,
sarjana, magister, spesialis dan doctor.

b) Care Manager
Pada ruang rawat dengan MPKP pemula, Care Manager (CM)
adalah S.Kep/Ners dengan pengalaman dan pada MPKP
tingkat I adalah seorang Ners spesialis. Pada MPKP tingkat II,
jumlah Ners spesialis lebih dari satu orang tetapi disesuaikan
dengan kekhususan (Majoring) kasus yang ada. CM bertugas
sesuai jam kerja yaitu dinas pagi dan sebaiknya CM sudah
mempelajari pengalaman sebagai PP minimal 6 bulan.
c) Perhitungan Ketenagaan Keperawatan
Jumlah tenaga yang diperlukan bergantung pada jumlah klien
dan derajat ketergantung klien terhadap keperawatan. Menurut

Universitas Faletehan
Douglas (1992), klasifikasi derajat ketergatungan klien dibagi
dalam 3 kategori, yaitu:
1. Perawatan minimal memerlukan waktu 1-2 jam/ 24 jam.
Kriteria:
a. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
b. Makan dan minum dilakukan sendiri
c. Ambulansi dengan pengawasan
d. Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap jaga (shift)
2. Perawatan partial memerlukan waktu 3-4 jam/ 24 jam.
Kriteria:
a. Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
b. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
c. Ambulansi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
d. Klien dengan kateter urin, pemasukan dan pengeluaran
dicatat
e. Klien dengan infus, persiapan pengobatan yang
memerlukan prosedur
3. Perawatan total memerlukan waktu 5-6 jam/ 24 jam.
Kriteria:
a. Semua keperluan klien dibantu
b. Perubahan posisi, observasi tanda-tanda vital dilakukan
setiap 2 jam
c. Makan melalui selang atau pipa lambung, terapi intra
vena
d. Dilakukan pengisapan lendir
e. Gelisah/ disorientasi

Universitas Faletehan
Perhitungan penutupan tenaga keperawatan perhari yang dibutuhkan
dalam satu ruang rawat berdasarkan Douglas (1992) adalah:

Jumlah Minimal Partial Total


Klien Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 030 1,08 0,90 0,60

Rumus:

Jumlah pasien berdasarkan tingkat ketergantungan x nilai standar per


shift.

b) Unsur Material (M-2)


1. Tata Ruang
a. Lokasi
Bangunan rawat inap harus terletak pada lokasi yang tenang,
aman dan nyaman tetapi tetap memiliki kemudahan aksesibilitas
atau pencapaian dari sarana penunjung rawat inap
b. Denah
Persyaratan umum
a) Pengelompokkan ruang berdasarkan kelompok aktivitas yang
sejenis hingga tiap kegiatan tidak bercampur dan tidak
membingungkan pemakaian bangunan
b) Perletakkan ruangannya terutama secara keseluruhan perlu
adanya hubungan antar ruang dengan skala prioritas yang
diharuskan dekat dan sangat berhubungan atau membutuhkan
c) Akses pencapaian ke setiap blok atau ruangan harus dapat dicapai
dengan mudah
d) Kecepatan bergerak merupakan salah satu kunci keberhasilan
perancangan, sehingga blok unit sebaiknya sirkulasinya dibuat
secara linier atau lurus (memanjang)

Universitas Faletehan
e) Jumlah kebutuhan ruang harus disesuaikan dengan kebutuhan
jumlah pasien yang akan ditampung
f) Sinar matahari pagi sedapat mungkin bisa masuk kedalam
ruangan
g) Alur petugas dan pengunjung dipisah
h) Besaran ruang dan kapasitas ruang harus dapat memenuhi
persyaratan minimal

2. Alat
Standar peralatan keperawatan adalah penetapan peralatan
keperawatan yang meliputi penentuan kebutuhan (jumlah), jenis dan
spesifikasi serta pengelolaannya dalam upaya mewujudkan
pelayanan keperawatan yang berkualitas (Kemenkes RI, 2010).
Perencanaan alat keperawatan harus berdasarkan hasil pengkajian,
perkiraan kebutuhan, jumlah dan jenis pelayanan. Adapun lingkup
standar peralatan keperawatan, yaitu diantaranya sebagai berikut:

Tabel 2.8
Standar Alat Kesehatan Yang Harus Tersedia di Ruangan Kelas
Satu Menurut KemenKes 2010
No Alat Ratio
1 Tensimeter 2/ruangan
2 Statoscope 2/ruangan
3 Timbangan BB/TB 1/ruangan
4 Irigator set 2/ruangan
5 Tabung O2/flow meter 2/ruangan
6 Termometer 2/ruangan
7 Suction 2/ruangan
8 VC set 2/ruangan
9 Gunting verband 2/ruangan
10 Nasal kateter 2/ruangan
11 Kursi roda 2-3/ruangan
12 Meja pasien 1:1/ruangan

Universitas Faletehan
13 Standar waskom double 2-3/ruangan
14 Lampu sorot 1/ruangan
15 Lampu kunci duplikat 1/ruangan
16 Tempat tidur fungsional 1:1
17 Troly obat 1/ruangan
18 Troly suntik 1/ruangan
19 Dorongan O2 1/ruangan
20 Piring snack 1:1
21 Sendok 1:2
22 Kran air 1:1
23 Tempat sampah besar 2/ruangan
24 Senter 2/ruangan
25 Bengkok 2/ruangan
26 Pispot 1:1/2
27 Urinal 1:1/2
28 GV set 4/ruangan
29 Korentang 2/ruangan
30 Masker oksigen 2/ruangan
31 Standar infus 1:1
32 Eskap 1:1/4
33 Reflek hammer 1/ruangan
34 Lemari obat emergency 1/ruangan
35 Light case 1/ruangan
36 Over bad table 1:1
37 Waskom mandi 2-4/ruangan
38 Lampu senter 1-2/ruangan
39 Nampan 2-3/ruangan
40 Tempat tidur biasa 1:1/2
41 Troly balut 1/ruangan

Universitas Faletehan
Tabel 2.9
Standar Alat Tenun Yang Harus Tersedia di Ruangan kelas 1
Menurut KemenKes 2010
No Nama Barang Ratio
1 Gordyn 1:2
2 Kimono/ baju pasien 1:5
3 Sprey besar/laken 1:5
4 Manset dewasa 1:1/4
5 Mitela/topi 1:1/3
6 Selimut wool 1:5
7 Penutu sprei 1:5
8 Piyama 1:1
9 Selimut biasa 1:5
10 Sprei kecil 1:6-8
11 Sarung bantal 1:6
12 Sarung guling 1:3
13 Sarung Kasur 1:1
14 Sarung buli-buli panas 1:1/4
15 Sarung eskap 1:1/4
16 Sarung windring 1:1/10
17 Sarung oksigen 1:1/3
18 Taplak meja pasien 1:3
19 Taplak meja teras 1:3
20 Vitrase 1:2
21 Tutup alat 1:2
22 Steek laken 1:6-8
23 Handuk 1:3
24 Washlap 1:5
25 Banak short 1:1/2
26 Gurita dewasa 1:1/2
27 Handuk fontanin 1:1/5
28 Lap piring 1:1/4

Universitas Faletehan
29 Lap kerja 1:1/2
30 Masker 1:1/2
31 Duk 1:1/3
32 Duk bolong 1:1/3

Tabel 2.10
Standar Alat Rumah Tangga Yang Harus Tersedia di Ruangan
kelas 1 Menurut KemenKes 2010
No Nama Barang Ratio
1 Kursi roda 1/ruangan
2 Komod chair 1/ruangan
3 Lemari obat emergency 1/ruangan
4 Light cast 1/ruangan
5 Meja pasien 1:1
6 Over bad tabled 1:1
7 Standard infus 1:1
8 Standar waskom double 2:4
9 Waskom mandi 4:2
10 Lampu sorot 1/ruangan
11 Lampu senter 1-2/ruangan
12 Lampu kunci duplikat 1/ruangan
13 Nampan 2-3/ruangan
14 Tempat tidur fungsional 1:1
15 Tempat tidur biasa 1:1/2
16 Troly obat 1/ruangan
17 Troly balut 1/ruangan
18 Troly pispot 1/ruangan
19 Troly suntik 1/ruangan
20 Timbangan BB/TB 1/ruangan
21 Dorongan oksigen 1/ruangan
22 Plato/piring makan 1:1
23 Piring snack 1:1

Universitas Faletehan
24 Gelas 1:2
25 Tatakan dan tutup gelas 1:2
26 Sendok 1:2
27 Garpu 1:2
28 Kran air 1:1
29 Baki 4/ruangan
30 Tempat sampah pasien 1:1
31 Tempat sampah besar tertutup 2/ruangan
32 Senter 2/ruangan

3. Pengadaan Obat Pasien


Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang
akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya
oleh perawat (Nursalam, 2011). Tujuan pengelolaan obat adalah
menggunakan obat secar bijaksana dan menghindari pemborosan,
sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi.
Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering
mengapa obat perlu disentralisasikan:
a) Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien
b) Menggunakan obat yang mahal dan bermerk, padahal obat
standard yang lebih murah dengan mutu yang terjamin memiliki
efektifitas dan keamanan yang sama.
c) Meresepkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat hanya untuk
mencoba
d) Menggunakan dosis yang lebih besar daripada yang diperlukan
e) Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya
dan yang akan membuang atau lupa untuk minum
f) Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga banyak
yang tersisa sesudah batas kadaluarsa
g) Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi
tidak efektif

Universitas Faletehan
h) Meletakan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau
panas
i) Mengeluarkan obat (dari tempat penyimpanan), terlalu banyak
pada suatu waktu sehingga dipakai berlebihan atau dicuri (Mc
Mahon, 1999).

Pengeluaran dan pengelolaan obat sepenuhnya dilakukan perawat.


Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang
secara operasional dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk.
Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan
obat. Penerimaan obat .

a) Obat yang telah diresepkan ditunjukan kepada perawat dan obat


yang telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat
dengan menerima lembar terima obat.
b) Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah
dan sediaan (bila perlu) dalam kartu kontrol, dan diketahui
(ditanda tangani) oleh keluarga atau pasien dalam buku masuk
obat. Keluarga atau pasien selanjutnya mendapatkan penjelasan
kapan atau bilamana obat tersebut akan habis. Serta penjelasan
tentang 6B (jenis, obat, waktu, pasien dan cara pemberian).
c) Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang
harus diminum beserta kartu sediaan obat.
d) Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat
dalam kotak obat (Nursalam, 2011).

Pembagian Obat

a) Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku


daftar pemberian obat.
b) Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh
perawat dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku
daftar pemberian obat., dengan terlebih dahulu dicocokan

Universitas Faletehan
dengan terapi yang diinstruksikan dokter dan kartu obat yang
ada pada pasien.
c) Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat,
kegunaan obat, jumlah obat dan efeksamping pada pasien..
d) Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh
kepala ruang atau petugas yang ditunjuk dan didokumentasikan
dalam buku masuk obat.

Obat-obatan yang akan habis akan diinformasikan kepada keluarga


dan kemudian dimintakan resep (jika masih perlu dilanjutkan)
kepada dokter penanggung jawab pasien (Nursalam,2011).

Penambahan Obat Baru

a) Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau


perubahan alur pemberian obat, maka informasi ini akan
dimasukan dalam buku masuk obat dan sekaligus dilakukan
perubahan dalam kartu sediaan obat.
b) Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja)
maka dokumentasi hanya dilakukan pada buku masuk obat dan
selanjutnya diinformasikan kepada kleuarga dengan kartu
khusus obat (Nursalam, 2011)

Obat Khusus

a) Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang


cukup mahal, menggunakan alur pemberian yang cukup sulit,
memiliki efek samping yang cukup besar atau hanya diberikan
dalam waktu tertentu (sewaktu saja).
b) Pemberian obat khusus dilakukan menggunakan kartu khusus
obat, dilaksanakan oleh perawat primer.
c) Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga, nama
obat, kegunaan obat, waktu pemberian,efek samping,
penanggung jawab pemberian, wadah obat sebaiknya diserahkan
atau ditunjukan kepada keluarga setelah pemberian usahakan

Universitas Faletehan
terdapat saksi dari keluarga saat pemberian obat (Nursalam,
2011)

Seorang manajer keperawatan kesehatan daat mendidik staf


mengenai obat dengan cara-cara berikut ini:

a) Membuat catatan mengenai obat-obatan yang sering dipakai,


jelsakan penggunaan dan efek samping, kemudian berikan
salinan kepada semua staf.
b) Tuliskan dosis yang tepat obat-obatan yang sering digunakan
dan gantungkan didinding.
c) Adakan pertemuan staf untuk membahas penyebab pemborosan
obat.. beritahu kepada semua staf mengenai harga bermacam-
macam obat. Aturlah kuliah atau program diskusi dan bahaslah
mengenai satu jenis obat setiap minggu pada saat pertemuan
staf. Sediakan satu atau lebih eksempral buku farmakologi
sederhana diperpustakaan (Mc Mahon, 1999).

Alur Pelaksanaan Sentralisasi Obat (Nursalam, 2011)

Bagan 2.1
Sentralisasi Obat

DOKTER
Koordinasi Dengan Perawat

PASIEN/KELUARGA

FARMASI/APOTIK

PASIEN / KELUARGA

 Surat
PP/ PERAWAT YANG MENERIMA persetujuan
sentralisasi obat
Universitas Faletehan
dari perawat
PENGATURAN DAN PENGELOLAAN  Lembar serah
OLEH PERAWAT terima obat
c) Unsur Methode (M-3)
1. Visi dan Misi
a. Visi
Visi yang dimaksud adalah perawatan atau manajer keperawatan
harus mempunyai suatu pandangan yang luas tentang
manajemen dan proses perubahan yang terjadi saat ini dan yang
akan datang.

b. Misi
Diartikan sebagai suatu langkah-langkah nyata dari profesi
keperawatan dalam melaksanakan misi yang telah ditetapkan.

2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi menggambarkan pengorganisasian ruangan dan
menggambarkan sistem kerja ruangan. Struktur organisasi
menggunakan metode penugasan yang digunakan.

3. Keberadaan Dokumen
Keberadaan dokumen metode, standar, pedoman dan prosedur
tetap. Standar adalah suatu tingkat kinerja yang secara umum
dikenal sebagai sesuatu yang diterima, adekuat, memuaskan dan
digunakan sebagai tolak ukur atau titik acuan yang digunakan
sebagai pembanding.
4. Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

Universitas Faletehan
SAK adalah pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk
dalam menjalankan profesi secara baik agar pekerjaan berhasil dan
bermutu yang berguna sebagai kriteria untuk mengukur
keberhasilan dan mutu asuhan keperawatan. SAK yang dimaksud
terdiri dari, sebagai berikut :
a. Standar I : Pengkajian Keperawatan
b. Standar II : Diagnosa Keperawatan
c. Standar III : Perencanaan Keperawatan
d. Standar IV : Intervensi Keperawatan
e. Standar V : Evaluasi Keperawatan
f. Standar VI : Catatan Asuhan Keperawatan

5. Standar Prosedur Operasional (SPO)


SPO merupakan suatu standar prosedur tindakan terhadap pasien
yang dilakukan oleh petugas dalam melakukan tindakan terhadap
pasien. SPO merupakan pedoman yang melindungi legalitas
tindakan perawat sehingga dapat melakukan tugas dan fungsinya
dengan lebih bertanggung jawab.

6. Proses Asuhan Keperawatan


a. Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Dokumentasi keperawatan merupakan bagian dari pelaksana
asuhan keperawatan yang memilki nilai hukum yang sangat
penting. Tanpa dokumentasi keperawatan maka semua
implementasi keperawatan yang telah dilaksanakan oleh perawat
tidak mempunyai makna dalam hal tanggung jawab dan
tanggung gugat. Dokumentasi kepaerawatan dapat dikatakan
sebagai pegangan bagi perawat dalam mempertanggung
jawabkan dan membuktikan pekerjaannya. Oleh karena itu ada
berbagai aturan dan kaidah yang harus ditaati oleh setiap
perawat dalam melakukan pendokumentasian keperawatan.

Universitas Faletehan
b. Universal procaution
Kewaspadaan Universal atau kewaspadaan umum (KU) atau
universal precaution (UP) adalah suatu cara untuk mencegah
penularan penyakit dari cairan tubuh, baik dari pasien ke
petugas kesehatan dan sebaliknya juga dari pasien ke pasien
lainnya. Menurut Dr. S ulianti Saroso (2006) kewaspadaan
universal adalah suatu cara penanganan baru untuk
meminimalkan pajanan darah dan cairan tubuh dari semua
pasien, tanpa memperdulikan status infeksi, lingkup universal
meliputi:
1) Pengolaan alat kesehatan habis pakai.
2) Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
3) Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung
tangan untuk mencegah kontak darah serta cairan infeksius
lainnya.
4) Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan.
5) Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.
6) Desinfektan dan sentrialisasi untuk alat yang digunakan
ulang.
7) Pengelolaan linen.

7. Proses Manajemen Pelayanan


a. Planning/perencanaan Kepala ruangan mempunyai planning
jangka panjang, yang mempunyai program kerja, diantaranya :
1) Pengembangan sumber daya manusia yaitu : mengajukan
pendidikan berkelanjutan, mengadakan pertemuan ilmiah
keperawatan.
2) Pembinaan perawat yaitu mengadakan rapat rutin.

Universitas Faletehan
3) Supervisi dan monitoring yaitu: melakukan supervisi
dokumentasi askep langsung dan tidak langsung, melakukan
supervisi keperawatan langsung 9monitoring).
4) Mengadakan barang/alat.
5) Evaluasi yaitu : evaluasi alat, dilakukan setiap bulan setiap
bulan ditunjuk penanggung jawab inventaris alat, evaluasi
program, dilakukan setiap satu bulan, uraian tugas untuk Ka
Ruangan, Katim dan PA sesuai dengan stadar Depkes.

b. Organizing/pengorganisasian Metode penugasan dimana satu


orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam
terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk
sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktik kemandirian
perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana asuhan dan
pelaksana. Metode primer ini di tandai dengan adanya
keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat
yang ditugaskan untuk merencanakan melakukan, dan
koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.

Dokter Kepala Ruangan Sarana RS

Kepala Ruangan

Perawat Perawat Perawat


pelaksana pelaksana night pelaksana jika
evening diperlukan days

Universitas Faletehan
Model yang dikembangkan Ssitorus (1997) disebut MPKP FIKUI-
RSUPCM karena pengembangan model ini melibatkan kedua
institusi tersebut. Pelaksanaan model ini difalisitasi dengan surat
keputusan direktur RSUPCM nomor : 2093/PU.K/34/VII/1996.
1) Karakteristik Model Model Praktik Keperawatan Profesional
(MPKP) merupakan penataan struktur dan proses pemberian
asuhan keperawatan yang meluputi empat unsur yang menjadi
karakteristik model yaitu:
a. Penetapan jumlah tenaga keperawatan berdasarkan jumlah
klien sesuai dengan derajat ketergantungan klien.
b. Penetapan jenis tenaga keperawatan
Pada suatu ruangan rawat MPKP, terdapat beberapa jenis
tenaga yang memberikan asuhan keperawtan yaitu : CCM,
perawat primer dan perawat asosiat. Selain jenis tenaga
tersebut terdapat juga seorang kepala ruang rawat yang
bertanggung jawat terhadap manajemen pelayanan
kepeerawatan diruang raat tersebut.
c. Penetapan standar rencana asuhan keperawatan (Renpra)
d. Standar Renpra perlu ditetapkan karena berdasarkan hasil
observasi penulisan renpra sangat menyita waktu karena
fenomena keperawatan mencakup empat belas kebutuhan
dasar manusia (Potter & Perry, 2010).
e. Penggunaan metode modifikasi keperawatan primer
Pada MPKP digunakan metode modifikasi keperawatan
primer, sehingga terdapat satu orang perawat profesional
yang disebut perawat primer yang bertanggung jawab dan
bertanggung jaawab dan bertanggung gugat atas asuhan
keperawatan yang diberikan. Disamping itu terdapat CCM
yang mengarahkan dan mebimbing PP dalam memberikan
askep.

2) Struktur ketenagaan keperawatan pada MPKP

Universitas Faletehan
a. Kepala Ruang Rawat Pada ruang rawat dengan MPKP
pemula, kepala ruang rawat adalah perawat dengan
kemampuan DIII kepearwatan yang berpengalaman dan pada
MPKP tingkat 1 adalah perawat dengan kemampuan
Skep/Ners yang berpengalaman. Kepala ruang rawat
berpetugas sesuai jam kerja yaitu dinas pagi.
1) Tugas dan tanggung jawab kepala ruang rawat.
2) Melakukan pengkajian terhadap klien baru atau
melengkapi pengkajian yang sudah dilakukan Perawat
Primer pada sore, malam atau hari libur.
3) Menetapkan rencaa asuhan keperawatan berdasarkan
analisis standar sesuai dengan hasil pengkajian.
4) Menjelaskan renpra yang sudah ditetapkan kepada
Perawat Kolega dibawah tanggung jawabnya sesuai klien
yang dirawat.
5) Mengatur pembagian tugas jaga perawat
6) Mengatur dan mengendalikan kebersihan dan ketertiban
ruangan.
7) Mengadakan diskusi dengan staf untuk memecahkan
masalah diruangan.
8) Membimbing siswa/mahasiswa (bekerja sama dengan
pembimbing klinik) dalam pemberian asuhan
keperawatan diruangan, dengan mengikuti sistem MPKP
yang sudah ada.
9) Melakukan kegiatan administrasi dan surat menyurat
10) Mengorientasikan pegawai baru, residen, mahasiswa
kedokteran dan mahasiswa keperawatan yang akan
melakukan praktik diruangan (disepakati dengan CCM)
dengan menggunakan format orientasi.
11) Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang
harmonis dengan klien/keluarga tentang perawat/tim

Universitas Faletehan
yang bertanggung jawab terhadap mereka di ruangan
yang bersangkutan .
12) Memeriksa kelengkapan persediaan status keperawatan
minimal lima set setiap hari.
13) Melaksanakan pembinan terhadapp PP dan PA dalam hal
implementasi MPKP termasuk sikap dan tingkah laku
professional.
14) Bila PP cuti, tugas dan tanggung jawabPP dapat
didelegasikan kepada PA senior ( wakil PP pemula dapat
yang ditunjuk) tetapi tetap dibawah pengawasan kepala
ruang rawat dan CCM.
15) Merencanakan dan memfasilitasi ketersediaan fasilitas
yang dibutuhkan ruangan.
16) Memantau dan mengevaluasi penampilan kerja semua
tenaga yang ada diruangan, membuat DP3, dan usulan
kenaikan pangkat.
17) Melakukan pertemuan rutin dengan semua perawat setiap
bulan untuk membahas kebutuhan diruangan.
18) Merencanakan dan melaksanakan evaluasi mutu asuhan
keperawatan (bersama dengan CCM).
19) Membuat peta resiko diruang rawat.

b. Perawat Primer (PP) Pada ruang rawat dengan MPKP


pemula, perawat primer pemula, adalah perawat lulusan D III
keperawatan dengan pengalaman minimal empat tahun dan
pada MPKP tingkat I adalah perawat S.Kep/Ners dengan
pengalaman minimal 1 tahun. PP dapat bertugas pada pagi
sore atau malam hari namun sebaiknya PP hanya bertugas
pada pagi atau sore hari saja karena bila bertugas pada malam
hari, PP akan libur beberapa hari sehingga sulit menilai
perkembangan klien. Tugas dan tanggung jawab PP adalah:

Universitas Faletehan
1) Melakukan kontrak dengan klien/ keluarga pada awal
masuk ruangan sehingga tercipta hubungan terapetik.
Hubungan ini dibina secara terus menerus pada saat
melakukan pengkajian/ tindakan kepada klien/keluarga.
Panduan orientasi ini sebaiknya dilaminating dan
digantung di kamar klien sehingga setiap saat klien/
keluarga dapat membaca kembali.
2) Melakukan pengkajian terhadap klien baru atau
melengkapi pengkajian yang sudah dilakukan PP pada
sore, malam atau hari libur.
3) Menetapkan, rencana asuhan keperawatan berdasarkan
analisis standar Renpra sesuai dengan hasil pengkajian
4) Menjelaskan Renpra yang sudah ditetapkan kepada PA
dibawah tanggung jawabnya sesuai klien yang dirawat.
5) Menetapkan PA yang bertanggung jawab pada setiap
klien, setiap kali giliran jaga pembagian klien didasarkan
pada jumlah klien, tingkat ketergantungan klien dan
tempat tidur yang berdekatan. Bila pada satu tugas jaga
atau shift PP didampingi oleh 2 orang PA, maka semua
klien dibagi pada kedua PA sebagai penanggung
jawabnya. PP akan membimbing dan membantu PA dalam
memberikan asuhan keperawatan. Bila PP hanya
didampingi oleh satu orang PA pada satu tugas jaga maka
jumlah klien yang menjadi tanggung jawab PP adalah
sebanyak 20 % dan klien tersebut termasuk klien dengan
sikap ketergantung minimal serta klien lainya menjadi
tanggung jawab PA.
6) Melakukan bimbingan dan evaluasi (mengecek) PA dalam
melakukan tindakan keperawatan apakah sesuai dengan
SOP.
7) Memonitor dokumentasi yang dilakukan oleh PA.
8) Membantu dan memfasilitasi terlaksananya kegiatan PA

Universitas Faletehan
9) Melakukan tindakan keperawatan yang bersifat terapi
keperawatan dan tindakan keperawatan yang tidak dapat
dilakukan oleh PA.
10) Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan
laboratorium.
11) Melakukan kegiatan serah terima klien dibawah
tanggung jawabnya bersama dengan PA.
12) Mendampingi dokter visite klien dibawah tanggung
jawabnya. Bila PP tidak ada, visite didampingi oleh PA
sesuai timnya.
13) Melakukan evaluasi asuhan keperawatan dan membuat
catatan perkembangan klien setiap hari.
14) Melakukan pertemuan dengan klien/keluarga minimal
setiap 2 hari untuk membahas kondisi keperawatan klien
(bergantung pada kondisi klien ).
15) Bila PP cuti/libur, tugas – tugas PP didelegasikan
kepada PA yang telah ditunjuk ( wakil PP) dengan
bimbingan kepala ruang rawat.
16) Memberikan pendidikan kesehatan kepada
klien/keluarga.
17) Membuat perencanaan pulang.

c. Perawat Assosiate (PA)


Perawat asosiet (PA) pada MPKP pemula atau MPKP
tingkat I, sebaiknya adalah perawat dengan kemampuan
DIII keperawatan. Namun, pada beberapa kondisi bila
belum semua tenaga mendapat pendidikan tambahan,
beberapa MPKP, PA adalah perawat dengan pendidikan
SPK tetapi mempunyai pengalaman yang sudah cukup lama
di rumah sakit tersebut. Jadwal kegiatan PP dan PA pada
dinas pagi, sore dan malam. Tugas dan tanggung jawab PA
adalah:

Universitas Faletehan
1) Membaca renpra yang telah ditetapkan PP.
2) Membina hubungan terapeutik dengan klien/keluarga,
sebagai lanjutan kontrak yang sudah dilakukan PP.
3) Menerima klien baru (kontrak) dan memberikan
inrformasi berdasarkan format orientasi klien/keluarga
jika PP tidak ada di tempat.
4) Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah
dilakukan dan mendokumentasikannya pada format yang
tersedia.
5) Mengikuti visite dokter bila PP tidak ditempat.
6) Memeriksa kerapian dan kelengkapan status
keperawatan.
7) Membuat laporan pergantian dinas dan setelah selesai
diparaf.
8) Mengomunikasikan kepada PP/PJ dinas bila menemukan
masalah yang perlu diselesaikan.
9) Menyiapkan klien untuk pemeriksaan diagnostic,
laboratorium, pengobatan, dan tindakan.
10) Berperan serta dalam memberikan pendidikan
kesehatan pada klien/keluarga yang dilakukan oleh PP.
11) Melakukan inventaris fasilitas yang terkait dengan
timnya.
12) Membantu tim lain yang membutuhkan.
13) Memberikan resep dan menerima obat dari keluarga
klien yang menjadi tanggung jawabnya dan
berkoordinasi dengan PP.

c. Actuating/menggerakan
Peran kepala ruangan dalam menggerakan organisasi diruangan
dengan cara adanya komunikasi antara kepala ruangan dan staff.
Mengkoordinir ruangan, memotivasi staf, mengadakan operan
dan pre confrence. Kegiatan perawat MPKP antara lain:

Universitas Faletehan
a) Orientasi Pasien Baru
Orientasi pasien baru merupakan kontrak antara perawat
dengan klien/keluarga dimana terdapat kesepakatan antara
perawat dengan klien/keluarganya dalam memberikan
Asuhan keperawatan. Kontrak ini diperlukan agar hubungan
saling percaya antara perawat dan klien / keluarga dapat
terbina ( Trust ). Hal – hal yang perlu diperhatikan :
1) Orientasi dilakukan saat pertama kali klien datang( 24 jam
pertama ) dan kondisi klien sudah tenang.
2) Orientasi dilakukan oleh PP.Bila PP tidak ada PA dapat
memberikan orientasi untuk klien dan keluarga,
selanjutnya orientasi harus dilengkapi kembali oleh PP
sesegera mungkin.Hal ini penting karena PP yang
bertanggung jawab terhadap semua kontrak atau orientasi
yang dilakukan.
3) Orientasi diberikan pada klien dan didampingi anggota
keluarga yang dilakukan dikamar klien dengan
menggunakan format orientasi.Selanjutnya klien
diinformasikan untuk membaca lebih lengkap format
orientasi yang ditempelkan dikamar klien.
4) Setelah orientasi , berikan daftar nama tim atau badge
kepada klien dan keluarga kemudian gantungkan daftar
nama tersebut pada laci klien.
5) Orientasi ini diulang kembali minimal setiap dua hari oleh
PP atau yang mewakili, terutama tentang daftar nama tim
yang sudah diberikan , sekaligus menginformasi kan
perkembangan kondisi keperawatan klien dengan
mengidentifikasi kebutuhan klien.
6) Pada saat penggantian dinas ( dikamar klien ),ingatkan
klien nama perawat yang bertugas saat itu,bila perlu
anjurkan klien atau keluarga melihat pada daftar nama tim.

Universitas Faletehan
d. Conference
Konferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap
hari. Konferensi dilakukan setelah melakukan operan dinas pagi,
sore atau malam sesuai dengan jadwal dinas PP. konferensi
sebaiknya dilakukan di tempat tersendiri sehingga dapat
mengurangi gangguan dari luar.
1. Konferensi bertujuan untuk :
a) Membahas masalah setiap klien berdasarkan Renpra
yang telah dibuat oleh PP.
b) Menetapkan klien yang menjadi tanggung jawab masing-
masing PA.
c) Membahas rencana tindakan keperawatan untuk setiap
klien pada hari itu. Rencana tindakan didasarkan pada
Renpra yang ditetapkan oleh PP.
d) Mengidentifikasi tugas PA untuk setiap klien yang
menjadi tanggung jawabnya.
2. Panduan bagi PP dalam melakukan konferensi :
a. Konferensi dilakukan setiap hari segera setelah
dilakukan pergantian dinas pagi atau sore sesuai dengan
jadwal dinas PP.
b. Konferensi dihadiri oleh PP dan PA dalam timnya
masing-masing.
c. Penyampaian perkembangan dan masalah klien
berdasarkan hasil evaluasi kemarin dan kondisi klien
yang dilaporkan oleh dinas malam. Hal-hal yang
disampaikan oleh PP meliputi :
d. Keadaan umum klien
e. Keluhan klien
f. Tanda-tanda vital dan kesadaran
g. Hasil pemeriksaan laboratorium/diagnostik terbaru
h. Masalah keperawatan

Universitas Faletehan
i. Rencana keperawatan hari ini
j. Perubahan terapi medis
k. Rencana medis

PP mendiskusikan dan mengarahkan PA tentang masalah


yang terkait dengan keperawatan klien meliputi :
1) Keluhan klien yang terkait dengan pelayanan, seperti:
keterlambatan karena kesalahan pemberian makan,
kebisingan pengunjung lain, ketidak hadiran dokter yang
dikonsulkan
2) Ketepatan pemberian infus.
3) Ketepatan pemantauan asupan dan haluaran cairan (I/O)
4) Ketepatan pemberian obat oral atau injeksi
5) Ketepatan pelaksanaan tindakan lain.
6) Ketepatan dokumentasi
7) Mengingatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan.
8) Mengingatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian,
kejujuran dan kemajuan masing-masing PA.
9) Membantu PA menyelesaikan masalah yang tidak dapat
diselesaikannya

b) Timbang Terima (Shift)


Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai
dengan mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama
peran dan fungsi mandiri perawat. Hal ini dapat diwujudkan
dengan baik melalui komunikasi yang efektif antar perawat,
maupun dengan tim kesehatan yang lain. Salah satu bentuk
komunikasi yang harus ditingkatkan efektifitasnya adalah saat
pergantian shift (timbang terima pasien).

Universitas Faletehan
Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara
untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang
berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima pasien
harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara
singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat,
tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan atau belum dan
perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan
harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan
dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan
oleh perawat primer keperawatan kepada perawat primer
(penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam secara
tertulis dan lisan.
1. Tujuan timbang terima pasien
a. Mengkomunikasikan keadaan pasien dan
menyampaikan informasi yang penting.
b. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien
c. Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan
dalam asuhan keperawatan kepada pasien.
d. Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindak
lanjuti oleh perawat dinas berikutnya.
e. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.

2. Manfaat timbang terima pasien


Bagi Perawat
a. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
b. Menjalin hubungan kerja sama dan bertanggung
jawab antar perawat.
c. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien
yang berkesinambungan.
d. Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara
paripurna.

Universitas Faletehan
Bagi Pasien
Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila
ada yang belum terungkap.

Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan :


a. Dilaksanakan tepat pada saat pergantian shift.
b. Dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggung jawab
pasien
c. Diikuti oleh semua perawat yang dinas
d. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat,
sistematis, dan menggambarkan kondisi pasien saat ini
serta menjaga kerahasiaan pasien.
e. Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan
pasien.
f. Pada saat timbang terima dikamar pasien, menggunakan
volume suara yang cukup sehingga pasien disebelahnya
tidak mendengar sesuatu yang rahasia bagi klien.

ALUR TIMBANG TERIMA

PASIEN

DIAGNOSIS MEDIS DIAGNOSIS


MASALAH KEPERAWATAN
KOLABORATIF (didukung data)

RENCANA TINDAKAN

Universitas Faletehan
TELAH DILAKUKAN BELUM DILAKUKAN

PERKEMBANGAN
KEADAAN PASIEN

MASALAH:

1. TERATASI
2. BELUM TERATASI
3. MUNCUL MASALAH
BARU
d). Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan
oleh perawat disamping melibatkan pasien untuk
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada
kasus tertentu harus dilakukan oleh PP dan atau konselor,
kepala ruangan. Karakteristik :
a) Pasien dilibatkan secara langsung
b) Pasien merupakan fokus kegiatan
c) PA, PP dan konselor melakukan diskusi bersama
d) Konselor memfasilitasi kreatifitas.
e) Konselor membantu mengembangkan kemampuan
PA dan PP dalam meniggkatkan kemampuan
mengatasi masalah.

Tujuan
a) Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan
berfikir kritis
b) Tujuan Khusus
1. Menumbuhkan cara berfikir kritis dan sistemis
2. Meningkatkan kemampuan falidasi data pasien

Universitas Faletehan
3. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis
keperawatan.
4. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan
keperawatan yang berorientasi pada masalah
pasien.

Manfaat
a) Masalah pasien dapat teratasi
b) Terciptanya komunitas keperawatan yang profesional
c) Perawat dapat melaksanakan model asuhan
keperwatan dengan tepat dan benar.

Kriteria Pasien
Pasien yang dipilih dilakukan ronde keperawatan adalah
pasien yang memiliki kriteria sebagai berikut :
a) Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi
meskipun sudah dilakukan tindakan keperawatan
b) Pasien dengan kasus baru atau lengkap.
Langkah-langkah dalam ronde keperawatan adalah
sebagai berikut :

Universitas Faletehan
Tahap Pra...............................
PP

Penetapan Pasien

Persiapan Pasien :Informed Consent

- Hasil Pengkajian/Validasi
data - Apa diagnosis
keperawatan?
- Apa data yang
Penyajian Masalah mendukung?
Tahap Pelaksanaan - Bagaiman
intervensi yang
sudah dilakukan?
Di Nurse Station.............
- Apa hambatan yang
ditemukan?

Tahap Pelaksanaan
Validasi data
dikamar Pasien................................................................

Diskusi PP-PP, konselor


karu

Lanjutan-Diskusi di Nurse
Station

Pasca Ronde.......................................................................

Kesimpulan dan
Rekomendasi solusi
Masalah

Universitas Faletehan
Keterangan :
1. Pra-ronde
a. Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan
masalah yang langka)
b. Menentukan tim ronde
c. Mencari sumber atau literatur
d. Membuat proposal
e. Mempersiapkan pasien : informed consent dan pengkajian.
f. Diskusi : apa diagnosis keperawatan?; apa data yang mendukung?;
Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan?; dan apa hambatan
yang ditemukan selama perawatan?

2. Pelaksanaan ronde
a. Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang difokuskan
pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan
dilaksanakan dan atau telah dilaksanakan serta memilih prioritas
yang perlu didiskusikan
b. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau
kepala ruangan tentang masalah pasien serta rencana tindakan yang
akan dilakukan.

3. Pasca-ronde
a. Evaluasi, revisi, dan perbaikan.
b. Kesimpulan dan rekomendasi penegakan diagnosis; intervensi
keperawatan selanjutnya.
Panduan PP dalam melakukan ronde dengan PA
a. PP menentukan 2-3 klien yang akan di ronde
b. Sebaiknya dipilih klien yang membutuhkan perawatan khusus
dengan masalah yang relatif lebih kompleks.
c. Ronde dilakukan setiap hari, terutama pada waktu ketika intensitas
kegiatan diruang rawat sudah relatif tenang

Universitas Faletehan
d. Waktu yang dilakukan untuk melakukan keseluruhan ronde kurang
lebih 1 jam
e. PA mempresentasikan kondisi klien dan tindakan yang telah
dilakukan
f. Masalah yang sensitive sebaiknya tidak didiskusikan dihadapan
klien.

e. Controlling
Kepala ruangan melakukan observasi langsung dengan menggunakan
instrument penilaian kinerja standar Depkes.

d) Unsur Money (M-4)


Biaya dapat dibedakan dengan berbagai cara sesuai dengan jenis
keputusan yang dihadapi oleh manager rumah sakit, jika perhatian
manager adalah tentang bagaimana mengalokasikan biaya rumah sakit
ke unit-unit atau instalasi, maka biaya harus dibedakan menjadi dua,
yaitu sebagai berikut:
1. Biaya langsung (direct cost), yaitu biaya-biaya yang dapat secara
langsung diberikan pada pusat-pusat biaya tertentu (misalnya biaya
untuk bahan-bahan penyakit dalam dapat diberikan langsung
kepada pusat biaya di unit penyakit dalam).
2. Biaya tidak langsung (indirect cost), yaitu biaya-biaya yang tidak
dapat secara langsung diberikan kepada biaya (misalnya biaya
pemakaian listrik tidak mungkin diberikan kepada unit-unit atau
instalasi berdasarkan jumlah KWH yang digunakannya).

e) Unsur Market (M-5)


1. Sistem Pemasaran Menurut American marketing association
menyebutkan bahwa marketing adalah kegiatan bisnis yang
mengarahakan pemindahan barang atau jasa dari produsen ke
konsumen. Sementara itu menurut Darmanto & Wardaya (2016),
manajemen pemasaran adalah seni dan ilmu memilih target pasar

Universitas Faletehan
dan membangun hubungan yang menguntungkan dengan target
pasar tesebut. Kunci utama yang perlu diperhatikan dalam strategi
pemasaran yaitu, sebagai berikut :
a. Dimana konsumen kita, dan mengapa mereka membeli
b. Bagaimana mereka membeli
c. Bagaimana cara terbaik bagi kita untuk menjual
d. Apakah kita punya sesuatu yang dapat ditawarkan yang tidak
dipunyai oleh pesaing kita
e. Apakah kita perlu dan mampu memberikan pelayanan
penunjang dari produk/jasa yang kita hasilkan
f. Apakah strategi penetapan harga yang terbaik bagi kita
g. Bagaimana kita dapat melayani konsumen kita secara prima.

2. Faktor - Faktor dan Pelaksanaan Sistem Marketing


Adapun hal-hal yang mempengaruhi marketing yaitu provider /
jumlah layanan kesehatan, jenis dan kualitas layanan, tariff / harga,
lokasi, promosi, peran dan system manajemen. Pelaksanaan sistem
marketing meliputi diantaranya sebagai sistem pemasaran ruangan,
penataan ruangan, BOR, TOI, LOS, BTO, instrument kepuasan
pasien, penilaian kepuasan kerja perawat.
a. BOR (Bed Occupatncy Rate)
BOR adalah rata-rata prosentase dari tempat tidur yang
tersedia yang dihuni / dipakai oleh penderita selama satu
periode waktu atau perhari. Nilai parameter dari BOR ini
idealnya antara 60-85% sedangkan apabila > 85% menunjukan
tingkat pemanfaatan tempat tidur yang tinggi.
Rumus : Jumlah hari perawatan selama 1 periode X 100 %
∑ TT X Jumlah hari dalam satu periode

Universitas Faletehan
b. TOI ( Turn Over Interval ) TOI adalah rata-rata lamanya waktu
(dinyatakan dalam hari) dimana sebuah tempat tidur tidak
dihuni atau dipakai diantara dua perawatan penderita (antara
penderita keluar dan yang masuk berikutnya) idealnya tempat
tidur kosong hanya dalam waktu 1-3 hari.

TOI = (∑TT X Jumlah hari dalam satu periode)- Jumlah hari perawatan
Pasien keluar (hidup/mati)

c. LOS ( Length Of Stay ) LOS adalah rata-rata lamanya


(dinyatakan dalam hari) seorang penderita menghuni sebuah
TT selama satu periode waktu. Secara umum LOS yang ideal
antara 6-9 hari.
LOS = Jumlah lama di rawat
Jumlah pasien keluar hidup/mati

d. BTO ( Bed Turn Over )


BTO adalah rata-rata jumlah penderita yang menghuni sebuah
TT selama periode waktu.
BTO = Jumlah pasien keluar ( hidup/mati ) selama satu periode
Tempat tidur yang tersedia pada periode tersebut

Universitas Faletehan
BAB III
HASIL PENGKAJIAN
A. Unsur Man (M-1)
a. Pasien
Berdasarkan pengkajian tanggal 05 November 2019 yang dikaji dari
buku register mengenai jumlah pasien di ruangan jeruk RSUD dr.
Adjidarmo Rangkasbitung didapatkan hasil bahwa terdapat 1413 pada
bulan Juli – September 2019. Adapun jumlah pasien setiap bulan pada
tahun 2019 adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1
Jumlah Pasien Bulan Juli – September 2019
Ruangan Jeruk RSUD dr. Adjidarmo
Bulan Jumlah Pasien
Juli 450
Agustus 483
September 480
Total 1413

Tabel 3.2
Jumlah Terbesar Penyakit Bulan Juli – September 2019
Ruang Jeruk RSUD dr. Adjidarmo
No Jenis Penyakit Jumlah Kasus
1 PEB 72
2 Oligohidramnion 36
3 KPD 35
4 Kala 2 Lama 27
5 PK 1 Memanjang 24
6 Retensio Plasenta 23
7 Letsu 22
8 Gagal Induksi 13
9 HAP 11

Universitas Faletehan
10 Gemeli 9
Total 272

Tabel 3.3
Daerah Asal Pasien Bulan Agustus – Oktober 2019
Ruang Jeruk RSUD Adjidarmo
No Daerah Asal Jumlah
1 Rangkasbitung 45
2 Cijaku 36
3 Cikulur 33
4 Warung Gunung 30
5 Malingping 24
6 Cibeber 18
7 Cipanas 18
8 Muncang 15
9 Cibadak 15
10 Leuwidamar 12
Jumlah 246

Berdasarkan Tabel 2.3 didapatkan hasil mengenai daerah asal pasien


terbanyak pada bulan Agustus – Oktober 2019 yang dirawat diruang Jeruk
RSUD Adjidarmo adalah daerah kabupaten rangkasbitung yaitu sebanyak
45 orang.
Dari hasil pengkajian pasien dari data buku indikator ruang Jeruk dari
Agustus – Oktober 2019 ditemukan data bahwa ada 72 pasien yang PEB.
Dari hasil kuesioner yang dibagikan pada 10 responden tentang laktasi, 8
diantaranya belum memahami tentang ASI eksklusif. Dari 10 responden
tentang mobilisasi post SC didapatkan data 7 orang belum berani mencoba
untuk miring kanan kiri per 6 jam dan tidak pernah mencoba untuk duduk
dalam waktu 24 jam setelah operasi, 8 orag mengeluh pusing dan belum
mencoba untuk berdiri.

Universitas Faletehan
b. Ketenagaan
Berdasarkan hasil pengkajian dari lembar kuesioner data demografi yang
disebarkan mulai pada tanggal 4 – 10 November 2019 didapatkan data
jumlah tenaga perawat dan yang terdapat diruang Jeruk RSUD Adjidarmo
adalah sebagai berikut.

Tabel 3.4
Ketenagakerjaan Perawat Bulan Agustus – Oktober 2019
Ruang Jeruk RSUD Adjidarmo
No Nama Pendidikan Status Tahun Jabatan Pendidikan yang
Kepegaw Mulai Diikuti
aian Kerja
1 Bd. Dian D4 Bidan ASN KARU APN,CI,ABPK,
Indrawati PELATIHAN
MANAJEMEN
2 Bd. Septiati D4 Bidan ASN CCM APN,ABPK,MU,KO
NSELOR ASI
3 Bd. Leni D3 Bidan ASN STAF ABPK,APN,MU
Andriyani
4 Bd. Nineu D4 Bidan NON STAF APN,ABPK,CTU,M
Apipah ASN U,PRN PPGDON
5 Bd. Sarni D3 Bidan NON STAF Konselor ASI
ASN
6 Bd. Rini D3 Bidan NON STAF
Septiani ASN
7 Bd. Hera D3 Bidan NON STAF APN
Nurlatifah ASN
8 Bd. Gita D4 Bidan NON STAF SE,APN,ABPK
Juniar ASN
9 Bd. Selvia D3 Bidan NON STAF
Agnes ASN

Universitas Faletehan
10 Bd. Wenny D3 Bidan NON STAF APN,MU
Riswahyuni ASN
11 Bd. Meta D3 Bidan NON STAF MU
Megawati ASN
12 Bd. Reni D3 Bidan NON STAF
Ameliawati ASN
13 Bd. Etin D3 Bidan NON STAF APN MU
Fatiah ASN
14 Bd. Lista D3 Bidan NON STAF MU
Gandiani ASN
15 Bd. Elis D3 Bidan NON STAF MU
Siti ASN
Handayani
16 Bd. Ermi D3 Bidan NON STAF MU
Rosmayanti ASN
17 Bd. D3 Bidan NON STAF APN,MU
Selviana ASN
Dewi
18 Bd. Mera D3 Bidan NON STAF MU
Elistriane ASN
19 Bd. Nasriah D3 Bidan NON STAF MU
ASN
Bd. Erna D4 Bidan NON STAF
20 Rahayu ASN

Universitas Faletehan
Tabel 3.5
Jumlah Kebutuhan Tenaga Kepegawaian di Ruang Jeruk
pada tanggal 06 November 2019

Tingkat ketergantungan Jumlah kebutuhan tenaga


Tk. Ktg Jml. Pasien Pagi Sore Malam
Hari ke 1
Minimal 18 18 x 0,17 = 18 x 0,14 18 x 0,07
3,06 = 2,52 = 1,26
Parsial 7 7 x 0,27 = 1,89 7 x 0,15 = 7 x 0,10 =
1,05 0,7
Total 1 1 x 0,36 = 0,63 1 x 0,30 = 1 x 0,20 =
0,3 0,2
Jumlah 26 5,58 atau 6 3,87 atau 2,16 atau
orang 4 orang 2 orang

Keterangan:
Total tenaga perawat
Pagi : 6 orang
Sore : 4 orang
Malam : 2 orang +
12 orang
Perawat yang libur = [( jumlah hari minggu per tahun + jumlah cuti dalam
1 tahun + ) x total tenaga perawat] / jumlah hari kerja efektif = [( 96 + 12)
x 12 ] / 286 = (108 x 12) / 286 = 1.296/286 = 4,53 orang ( dibulatkan 5
orang).
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas perhari di ruang
Jeruk adalah:
= 12 orang + 1 orang kepala ruangan + 1 wakaru + 2 PP + 5 orang libur
= 21 orang.
Jadi, jumlah rata-rata perawat yang dibutuhkan ruang Jeruk menurut
Douglas adalah 21 orang.

Universitas Faletehan
Tabel 3.6
Jumlah Kebutuhan Tenaga Keperawatan di Ruang Jeruk pada
Tanggal 07 November 2019

Tingkat ketergantungan Jumlah kebutuhan tenaga


Tk. Ktg Jml. Pasien Pagi Sore Malam
Hari ke 1
Minimal 20 20 x 0,17 = 3,4 20 x 0,14 20 x 0,07
= 2,8 = 1,4
Parsial 9 9 x 0,27 = 2,43 9 x 0,15 = 9 x 0,10 =
1,35 0,9
Total 1 1 x 0,36 = 0,63 1 x 0,30 = 1 x 0,20 =
0,3 0,2
Jumlah 30 6,46 atau 6 4,45 atau 2,5 atau 3
orang 4 orang orang

Keterangan:
Total tenaga perawat
Pagi : 6 orang
Sore : 4 orang
Malam : 3 orang +
13 orang
Perawat yang libur = [( jumlah hari minggu per tahun + jumlah cuti dalam
1 tahun + ) x total tenaga perawat] / jumlah hari kerja efektif = [( 96 + 12)
x 13 ] / 286 = (108 x 13) / 286 = 1.404/286 = 4,90 orang ( dibulatkan 5
orang).
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas perhari di ruang
Jeruk adalah:
= 13 orang + 1 orang kepala ruangan + 1 wakaru + 2 PP + 5 orang libur
= 22 orang.
Jadi, jumlah rata-rata perawat yang dibutuhkan ruang Jeruk menurut
Douglas adalah 22 orang.

Universitas Faletehan
Tabel 3.6
Jumlah Kebutuhan Tenaga Keperawatan di Ruang Jeruk pada
Tanggal 08 November 2019

Tingkat ketergantungan Jumlah kebutuhan tenaga


Tk. Ktg Jml. Pasien Pagi Sore Malam
Hari ke 1
Minimal 20 20 x 0,17 = 3,4 20 x 0,14 20 x 0,07
= 2,8 = 1,4
Parsial 3 3 x 0,27 = 0,81 3 x 0,15 = 3 x 0,10 =
0,45 0,3
Total 1 1 x 0,36 = 0,63 1 x 0,30 = 1 x 0,20 =
0,3 0,2
Jumlah 24 4,83 atau 5 3,55 atau 1,9 atau 2
orang 4 orang orang

Keterangan:
Total tenaga perawat
Pagi : 5 orang
Sore : 4 orang
Malam : 2 orang +
11 orang
Perawat yang libur = [( jumlah hari minggu per tahun + jumlah cuti dalam
1 tahun + ) x total tenaga perawat] / jumlah hari kerja efektif = [( 96 + 12)
x 11 ] / 286 = (108 x 11) / 286 = 1.188/286 = 4,15 orang ( dibulatkan 4
orang).
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas perhari di ruang
Jeruk adalah:
= 11 orang + 1 orang kepala ruangan + 1 wakaru + 2 PP + 5 orang libur
= 20 orang.

Universitas Faletehan
Jadi, jumlah rata-rata perawat yang dibutuhkan ruang Jeruk menurut
Douglas adalah 20 orang.

Analisa Data
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan bahwa sebagian besar bidan yang
berdinas di ruang Jeruk hanya sedikit yang mengikuti pelatihan PPGDON
dan hal ini juga diperkuat hasil data untuk 10 penyakit terbesar diantaranya
yaitu kasus PEB, sebagian besar memerlukan penanganan darurat utuk
mencegah pasien terkena kejang. Dari hasil data ruangan PEB (Preeklamsi
Berat) dari bulan Agustus - Oktober 2019 didapatkan 72 kasus yang
seharusnya tidak ada masalah.
Dari hasil kuesioner dari responden didapatkan data bahwa sebagian besar
pasien belum tahu tentang bahaya hipertensi, ASI eksklusif dan mobilisasi
post SC.

B. Unsur Material (M-2)


1. Tata Ruang
a. Lokasi
Lokasi ruang Jeruk terletak diantara ruang depo obat. Luas bangunan
dan halaman ruang Jeruk yaitu, 427,3 M. Bangunan mempunyai
standar terhadap :
1) Ventilasi adekuat
2) Ac
3) Pipa air
4) Alat komunikasi
5) Lantai mudah dibersihkan, keras dan rata.

b. Area pasien
1) Unit terbuka
2) Unit tertutup
3) Jarak antara tempat tidur 1 meter
4) Setiap tempat tidur mempunyai satu hand scrub

Universitas Faletehan
5) Unit terbuka 1 ruangan satu tempat cuci tangan
6) Pencahayaan cukup dan memperhatikan privacy pasien
c. Cetral Oksigen
1) Sentral oksigen setiap pasien

Tabel 3.8
Ruang rawat inap Wijaya Kusuma

No Nama Ruangan Sediaan


1 Ruang perawat 1
2 Ruang alat dan obat 1
3 Ruang spoelhoek 1
4 Ruang rawat inap 4
5 Ruang Infeksius 1
6 Kamar mandi petugas 1
7 Kamar mandi pasien 7
8 Ruang ganti atau locker 1
9 Ruang Dokter 1
10 Ruang Administrasi 1
11 Ruang Tindakan 1
12 Dapur 1
13 Ruang Linen 1

Analisa Data :
Ruang Jeruk merupakan ruang rawat inap ibu post partum yang terdiri dari
4 kamar dengan 33 tempat tidur. Dua kamar kelas 2, yaitu kamar A dan B,
masing masing kamar A terdapat fasilitas 4 tempat tidur, 4 tiang infus, 1
AC, 1 kamar mandi, 4 lemari, 2 tempat sampah (1 tempat sampah medis
dan 1 tempat sampah non medis). Kamar B terdapat fasilitas 2 tempat
tidur, 2 tiang infus, 1 AC, 1 kamar mandi, 2 lemari. Sedangkan dua kamar
lainnya kelas 3, yaitu kamar C dan D. Masing-masing kamar C terdapat

Universitas Faletehan
fasilitas 16 tempat tidur, 16 tiang infus, dua AC, 2 kamar mandi, 16 lemari,
2 tempat sampah (1 tempat sampah medis dan 1 tempat sampah non
medis). Kamar D terdapat fasilitas 11 tempat tidur, 11 tiang infus, dua AC,
3 kamar mandi, 11 lemari, 2 tempat sampah (1 tempat sampah medis dan 1
tempat sampah non medis). Masing masing tempat tidur sudah terdapat
humidifier oksigen. Tersedia 20 box bayi dan satu infant warmer. Nurse
station berada di depan kamar C dan bersampingan dengan ruang Kepala
Ruangan (Karu), dan terdapat ruang administrasi. Dengan penataan
ruangan yang seperti ini maka pasien akan mudah di pantau oleh bidan
karena ruang nurse station dan kamar pasien yang letaknya besampingan.
2. Alat
Standar peralatan keperawatan adalah penepatan peralatan
keperawatan yang meliputi penentuan kebutuhan (jumlah), jenis, dan
spesifikasi serta pengelolaanya dalam upaya mewujudkan pelayanan
keperawatan yang berkualitas (Depkes RI, 2001). Perencanaan alat
keperawatan harus berdasarkan hasil pengkajian,perkiraan kebutuhan,
jumlah dan jenis pelayanan. Adapun lingkup standar keperawatan,
yaitu diantara sebagai berikut :
a. Alat Medis

Tabel 2.8
Daftar Alat Kesehatan Yang Harus Tersedia Di Ruangan Jeruk
RSUD dr. Adjidarmo Lebak
No Alat Ratio
1 Tempat Tidur Pasien 33
2 Box Bayi 20
3 Standar Infus 23

4 Tensi Digital 1
5 Termometer Digital 3
6 Oksigen Dorong 1
7 Tangga Tempat Tidur 1

Universitas Faletehan
8 Kursi Roda 1
9 EKG 1
10 Syring Pump 3

11 Infus Pump 7
12 GV Set 26
13 CTG 1
14 Trolly EKG 1
15 Trolly GV 3
16 Trolly Emergency 1
17 Loker Obat 1
18 Bak Instrument Obat 3

19 Nebulizer 1
20 Stetoskop Dewasa 5
21 Stetoskop Bayi 1
22 Lampu Pembaca Hasil Rongten 1
23 Tromol Besar 3

24 Tromol Kecil 1

25 Manometer Oxigen 3

26 Tensi Manual 4

27 Saturasi Oxigen 2

28 Infant Warmer 2

29 Dopler 1

30 Sungkup Ambubag Bayi 1

31 Monitor TTV 1

32 Trolly Tindakan 2

33 Bengkok 7

Universitas Faletehan
Analisa data

Pengamatan secara langsung didapatkan bahwa semua peralatan yang tersedia


di ruangan sebagian besar dalam kondisi baik. Tetapi masih ada alat kesehatan
yang belum memenuhi standar.

b. Pengelolaan Obat (Sentralisasi Obat)


1. Obat pasien
Dari hasil wawancara didapat data bahwa untuk pengelolaan obat
pasien yaitu perawat menerima resep dari dokter sesuai dengan
kebutuhan pasien, kemudian resep diserahkan ke apotik, selanjutnya
obat dicatat dan disimpan di box obat/lemari obat sesuai dengan
kamar, diberikan sesuai jadwal dan nama pasien yang telah ditetapkan
sesuai dosis dan waktu pemberian. Resep pasien diberikan perhari
sesuai dengan kebutuhan pasien.
2. Obat-obat emergency (atropin, ephineprine, amiodarone,
dexamethason, Dextrose 40%, Methylprednisolone, Norepineprine,
dobutamin, dopamin) tersedia dan layak pakai tersimpan didalam box
emnergency.

Tabel 3.12
Sentralisasi Pemberian Obat

No Pernyataan Ya Tidak
1 Infrom consent pengelolaan sentralisasi obat √
2 Format kontrol dan pemakaian obat √
3 Buku sentralisasi obat (buku serah terima obat) √
4 Lemari obat √
Total 4
Presentasi 100%

Universitas Faletehan
Analisa Data
Dari hasil pengkajian data bahwa proses sentralisasi pemberian obat
kepada pasien sudah sesuai, tempat penyimpanan obat pasien sendiri
sudah tersedia untuk masing-masing.

C. Unsur Methode (M-3)


Hasil Pengkajian
Gambaran Umum RSUD Dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak

RSUD Dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak adalah rumah sakit kelas B pendidikan
sebagai pusat rujukan rumah sakit sewilayah Kabupaten Lebak. Disamping itu
juga wilayah kabupaten lebak itu sendiri mempunyai letak geografis yang sangat
strategis, karena terletak di ujung bagian utara berbatasan dengan Kabupaten
Serang. Sebelah timur berbatasn dengan Kabupaten Tanggerang dan Kabupaten
Bogor, Provinsi Jawa Barat. Sebelah barat berbatsan dengan Kabupaten
Pandeglang. Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia. Sebelah timur
berbatsan dengan Kabupaten Sukabumi

Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2015 jumlah penduduk untuk wilayah
kabupaten lebak tercatat 1.193.874 jiwa disamping itu juga luas wilayah
kabupaten lebak secara administratif tercatat 3.044,72 Km² atau 304.472 ha dan
luas luas yang menjadi kewenangan Kabupaten Lebak seluas 555,6 Km²
merupakan Kabupaten terluas di Provinsi Banten.

1. Visi Dan Misi RSUD Dr.Adjidarmo Kabupaten Lebak


Visi
“Menjadi Rumah Sakit yang Handal dan Berdaya Saing di Provinsi Banten”

Misi
1. Mewujudkan pengelolaan keuangan rumah sakit menjadi Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD)
2. Mewujudkan peningkatan kompetensi sumber daya manusia rumah sakit

Universitas Faletehan
3. Mewujudkan peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit secara
bertahap
4. Mewujudkan akses pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat
5. Mewujudkan akreditasi rumh sakit yang berstandar nasional

Motto
Cager Awakna, Bageur Hatena, Bagja Milikna

6. Visi Ruang Perawatan Nifas Jeruk

Visi
Menjadi unit layanan rawat inap obstetri dan ginekologi yang berkualitas
aman, terpercaya, dan penuh kasih sayang bagi ibu bayi dan petugas.

Misi

1. Memberikan pelayanan kebidanan yang komprehensip dan


berkualitas dengan fasilitas yang lengkap dan memadai
2. Membantu menurunkan mobiditas dan mortalitas ibu dan bayi
3. Menciptakan kerjasama tim yang berdedikasi tinggi di ruangan
4. Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan SDM sesuai dengan
kemajuan teknologi sehingga tercipta lingkungan kerja yang kopenten
5. Mendukung dan siap melaksanan semua kegiatan dan tujuan RSUD
Dr. Adjidarmo dalam mensukseskan akreditasi yang paripurna

Universitas Faletehan
STRUKTUR ORGANISASI TATA KERJA PPK BLUD
RSUD Dr ADJIDARMO

1. STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

Plt Direktur RSUD Dr Adjidarmo

Ir. Hj. Virgo Janti, M.Si

Wadir Pelayanan Wadir Umum dan Keuangan

Dr. Nancy CH, MKKK Nana Mulyana S.Sos

Kabid pely Kabid Kabid Penunjang Kabag TU Kabag Program Kabag


Medik Keperawatann Medik Keuangan

Dr. Anik S Deni T Dr. Nurul Isneini H. Rudi.H, SIP, Hj. Eti. S, Nani Iriyanti,
,S.Kp, M.Kep M.Si S.SIT, SKM, SE

Kasie Kasie mutu Pely Kasie Pembinaan Kasubag Pely


SDM dan
Kasubag Umum Kasubag
Pelayanan Askep Program dan SIM
dan Kepegawaian Perbendaharaan
Pelayanan RS
Medik
Penunjang Medik
Dr Karleane Hj Suhestiasih,
Delina Girsang, Maesaroh, BA Erwin Hj Nita
Lony.P S.Kep.Ners SKM, MSi Yudaswara, S.Si Setiawaty

Kasie Pembinaan Kasie Pembinaan Kasie Sarana dan Kasubag Kasubag


Kasubag
Mutu Pelayanan SDM dan Etika Prasarana Medik, Perlengkapan dan Pengendalian
Rujukan dan Audit Profesi Keperawatan dan
Mobilitas Dana
Rumah Tangga Evaluasi dan
Klinik Keperawatan Penunjang Medik
Laporan
Lia Lestari,
Bd. Mutmainah Hj. Edahwati, Nono Tiarsono Hj Lela Hasani, Hj. Itah
S.Kep.Ners
S.Kep SKM Sumiatna
Kasubag Humas
Kasubag Diklat Kasubag Verifikasi
dan Pemasaran dan Akuntansi

Budi Kuswandi, H. Agus Rifki, Novi


SH S.Sos,M.Si Rofiah,S.Sos

Universitas Faletehan
2. Struktur Organisasi
TRUKTSUR ORGANISASI RUANG JERUK RSUD Dr,
ADJIDARMO KABUPATEN LEBAK

WAKIL DIREKTUR PELAYANAN

Dr. Nancy CH, MKKK MPP

KEPALA INSTALASI RAWAT INAP

Ria Heriawati, S.Kep, Ners

Case Manager

Bd. Hj. Teti Suherti, S.Sit, M.Si

KEPALA RUANGAN CCM

Dian Indriwati S.ST Septiati, S.ST

PERAWAT PRIMER

1. Gita Juniar S.ST


2. Leni Andriani Amd. Keb

PERAWAT KOLEGA

7. Nine Apipah, S.ST 1. Elis Siti Handayani, Amd. Keb


8. Sami , Amd, Keb 2. Ermi Rosmayanti, Amd. Keb
9. Rini Septiani, Amd, Keb 3. Selviana Dewi, Ambd. Keb
10. Hera Nulatifah, Amd. Keb 4. Mera Elistriani, Amd. Keb
11. Selvia Agnes, Amd. Keb 5. Nasriah, Amd. Keb
12. Wenny Riswahyuni, Amd. Keb 6. Erna Rahayu, S.ST
13. Meta Megawati , Amd. Keb
14. Reni Ameliawati, Amd. Keb
15. Etin Fatah, Amd. Keb
16. Lista Gandiani, Amd. Keb

Universitas Faletehan
3. Denah Ruangan

Pintu

Kamar A Kamar A

Kamar B

Kamar C

Kamar D

4. Keberadaan Dokumen
Daftar standar diagnosa dan perencanaan keperawatan dan standar petunjuk
pengisian diagnosa dan perencanaan keperawat di Ruang Jeruk Rumah
Sakit Dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak.

a. SAK (Standar Asuhan Kebidanan)


Standar asuhan keperawatan di ruang jeruk memakai standar asuhan
kebidanan karena tenaga kesehatan di ruang jeruk semuanya bidan.
Standar asuhan uyang di pakai yaitu Vernei.

Universitas Faletehan
Tabel 3.
Daftar Standar Diagnosa Kebidanan dan Asuhan Kebidanan di
Ruang Jeruk RSUD Dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak

No Daftar Standar Diagnosa dan Asuhan Keperawatan


1 Standar pengkajian data dan standar petunjuk pengisian
pengkajian data
2 Standar diagnosa dan perencanaa keperawatan dan standar
petunjuk pengisian diagnosa perencanaan

3 Standar petunjuk pengisian dokumen dan Evaluasi

Analisa Data

Berdasarkan hasil pengkajian mengenai standar asuhan keperawatan


didapat data bahwa SAK diruang jeruk sudah ada dan dapat diakses
oleh semua bidan. Dokumen SAK sudah terdapat cover yang
mencantumkan RS, terdapat tahun terbit, terdapat tim penyusun dan
mekanisme penyusunan SAK, sudah memuat kata pengantar namun
belum memiliki daftar isi dan halaman.

Tabel 3.
Daftar Standar Diagnosa Kebidanan dan Asuhan Kebidanan
Memuat 10 Penyakit Terbesar di Ruang Jeruk RSUD Dr.
Adjidarmo Kabupaten Lebak

No Daftar Standar Diagnosa dan Asuhan Keperawatan


1 PEB
2 OLIGOHIDRAMNION
3 KPD
4 KALA II LAMA
5 PK I MEMANJANG
6 RETENSIO PLASENTA
7 LETSU
8 GAGAL INDUKSI
9 HAP
10 GEMELI

Universitas Faletehan
Analisa Data
Berdasarkan hasil pengkajian mengenai standar asuhan keperawatan
didapatkan data bahwa PEB ( Preeklamsia Berat) merupakan kasus
penyakit paling banyak di Ruang Jeruk.

b. Standar Operasional Prosedur (SOP)

Standar Operasional Prosedur Kebidanan Mdgs Di Ruang Jeruk


Rsud Dr. Adjidarmo Kab. Lebak

No Uraian No Dokumen Tanggal Terbit Revisi

1 Pengolahan Sampah 0095Pelay/ 15 September 2017 0


Medis Berupa Benda RSUD/2017
Tajam Dan Jarum

2 Pengolahan Sampah 0099/Pelay/ 15 September 2017 0


Infeksius Dan Cairan RSUD/2017
Tubuh

3 Penanganan Bahan 0100/Pelay/ 15 September 2017 0


Berbahaya Dan RSUD/2017
Beracun

4 Penanganan Tumpah 0101/ Pelay/ 15 September 2017 0


Darah RSUD/2017

5 Penanganan Tumpahan 0105/Pelay/ 15 September 2017 0


Limbah Medis RSUD/2017

6 Pembersihan Troli 0096/Pelay/ 15 September 2017


Sampah Medis RSUD/2017

7 SPO Pembersihan Alat 0663/Pelay/ 15 September 2017


Kesehatan RSUD/2017

8 Prosedur Disinfeksi 0664/ Pelay/ 15 September 2017


Peralatan Kebersihan RSUD/2017

9 Prosedur Pencucian 0665/Pelay/ 15 September 2017


Kamar Mandi RSUD/2017

Universitas Faletehan
10 Prosedur Pembersihan 0666/Pelay/ 15 September 2017
Wash Tafel RSUD/2017

11 Prosedur Pembersihan 0667/Pelay/ 15 September 2017


Yang Ada Pasien RSUD/2017

12 SPO Terpajan Benda 0668/ Pelay/ 15 September 2017


Tajam Bekas Pakai RSUD/2017

13 SPO Penggunaan APD 0669/Pelay/ 15 September 2017


Pada Setiap Pasien RSUD/2017

14 SPO Pengadaan Hand 0670/Pelay/ 15 September 2017


Rub Di Area Rumah RSUD/2017
Sakit

15 Penggunaan Alat 0104/Pelay/ 15 September 2017


Pelindung Diri (APD) RSUD/2017

16 Cuci Tangan Dengan 0105/ Pelay/ 15 September 2017


Sabun/Antiseftik Dan RSUD/2017
Air Mengalir (Hand
Wash)

17 Cuci Tangan Dengan 0106/ Pelay/ 15 September 2017


Antiseftik Berbahan RSUD/2017
Alkohol (Hand Rub)

18 Pelaksanaan Surveilens 0104/Pelay/ 15 September 2017


Infeksi Rumah Sakit RSUD/2017

19 Etika Batuk 0123/ Pelay/ 15 September 2017


RSUD/2017

Universitas Faletehan
Tabel 3.

Standar Operasional Prosedur (SOP) CSSD Di Ruang Jeruk Rsud Dr.


Adjidarmo Kab. Lebak

1 Spill Kit 0657/ Pelay/ 15 September 2017


RSUD/2017

2 Pengemasan Barang 0115/Pelay/ 15 September 2017


Medis Bersih RSUD/2017

3 Penyimpanan Barang 0656/ Pelay/ 15 September 2017


Medis Steril RSUD/2017

4 Pengangkutan Barang 0112/ Pelay/ 15 September 2017


Medis Kotor RSUD/2017

5 Pembersihan Peralatan 0114/Pelay/ 15 September 2017


Dan Metode Sterilisasi RSUD/2017

Universitas Faletehan
Tabel 3.

Standar Operasional Prosedur Kebidanan Mdgs Di Ruang Jeruk


Rsud Dr. Adjidarmo Kab. Lebak

1 SPO Surveilens PPI 0120/ Pelay/ 15 September 2017


RSUD/2017

2 SPO Surveilens Infeksi 0119/Pelay/ 15 September 2017


Daerah Operasi (IDO) RSUD/2017

3 SPO Surveilens 0121/ Pelay/ 15 September 2017


Plebitish Nosokomial RSUD/2017

4 SPO Surveilens Infeksi 0118/ Pelay/ 15 September 2017


Saluran Kemih RSUD/2017
Nosokomial

5 SPO Surveilens VAP 0174/Pelay/ 15 September 2017


RSUD/2017

6 SPO Pemberian Terapi 0660/ Pelay/ 15 September 2017


Intravena Melalui RSUD/2017
Konektor Sistem
Tertutup

Tabel 3.

Standar Operasional Prosedur (SOP) Instalasi Laundry Di Ruang


Jeruk Rsud Dr. Adjidarmo Kab. Lebak

1 Pengiriman Lien Kotor 0649/ Pelay/ 15 September 2017


Ke Laundry RSUD/2017

2 Penyimpanan Linen 0115/Pelay/ 15 September 2017


RSUD/2017

3 Pendistribusian Linen 0656/ Pelay/ 15 September 2017


Bersih RSUD/2017

Universitas Faletehan
Tabel 3.

Standar Operasional Prosedur (SOP) Maternal Di Ruang Jeruk Rsud


Dr. Adjidarmo Kab. Lebak

No Uraian No Dokemen Tanggal Terbit Revisi


1 Penyuluhan Asi 0844/Pelay/ 28 September 00
RSUD/2017 2017
2 Perawatan 0845/ Pelay/ 28 September 00
Payudara Bengkak RSUD/2017 2017
3 Perawatan Metode 0846/ Pelay/ 28 September
Kangguru RSUD/2017 2017 00
4 Kriteria 0847/ Pelay/ 28 September
Pemulangan Pasien RSUD/2017 2017 00
Rawat Gabung
5 Membantu ibu 0848/ Pelay/ 28 September 00
menyusui RSUD/2017 2017
6 Teknik Memerah 0849/ Pelay/ 28 September 00
ASI Dengan RSUD/2017 2017
Tangan
7 Teknik Pemberian 0850/ Pelay/ 28 September 00
ASI Perah Dengan RSUD/2017 2017
Gelas
8 Pemberian susu 0851/ Pelay/ 28 September 00
formula dengan RSUD/2017 2017
indikasi medis
9 Teknik menyusui 0852/ Pelay/ 28 September 00
dengan benar RSUD/2017 2017
10 Rawat gabung ibu 0853/ Pelay/ 28 September 00
dan bayi RSUD/2017 2017
11 Inisiasi menyusui 0854/ Pelay/ 28 September 00
dini RSUD/2017 2017
12 Inisiasi menyusui 0855/ Pelay/ 28 September 00
dini pada operasi RSUD/2017 2017
caesar
13 Cara menyimpan 0856/ Pelay/ 28 September 00
ASI perah RSUD/2017 2017
14 Inisiasi menyusui 0857/ Pelay/ 28 September 00
dini pada gamelli RSUD/2017 2017
15 Penatalaksanaan 0858/ Pelay/ 28 September 00
infeksi intra partum RSUD/2017 2017
16 Penatalaksanaan 0859/ Pelay/ 28 September 00
perdarahan pasca RSUD/2017 2017
persalinan
17 Penatalaksanaan 0860/ Pelay/ 28 September 00
distosia RSUD/2017 2017
18 Prosedur induksi 0861/ Pelay/ 28 September 00
dan akselerasi RSUD/2017 2017
persalinan
Universitas Faletehan
Analisa Data

Berdasarkan hasil pengkajian bahwa keberadaan SPO diruang Jeruk,


disimpan di dalam lemari kaca penyimpanan dokumen dan susunannya
sudah rapih, terdapat hard cover, ketidak lengkapan nomer dokumen,
belum terdapat daftar isi dan halaman dengan tulisan tangan, belum.

1) Pedoman dan Dokumen – dokumen lain

Berdasarkan hasil observasi tanggal 06 November 2019,


keberadaan dokumen – dokumen di ruang Jeruk mudah diakses,
dokumen disimpan tertata rapi. Sedangkan untuk keamanan
dokumen, dokumen tersimpan aman pada tempatnya.

2) Proses Asuhan Keperawatan

Tabel
Proses Asuhan Keperawatan di Di Ruang Jeruk RSUD. dr Adjidarmo
Kabupaten Lebak

Aspek yang dinilai Ya Tidak

Pengkajian
1. Data dikaji sampai dengan pedoman 
pengkajian
2. Dikelompokkan bio-psiko-sosios- 
piritual
3. Data dikaji sejak pasien masuk sampai 
pulang
4. Rumusan masalah 
Jumlah (%) 100% 0%
Diagnosa Keperawatan
1. Berdasarkan rumusan masalah 

Universitas Faletehan
2. Mencerminkan PE/PES 
3. Diagnosa Keperawatan Aktual dan 
Potensial
Jumlah (%) 100% 0%
Perencanaan
1. Berdasarkan diagnosa keperawatan
2. Prioritas masalah 

3. Berisi pasien/subyek, perubahan,



perilaku, kondisi pasien atau kriteria

waktu

4. Mengacu pada tujuan

5. Keterlibatan pasien atau keluarga 
6. Kolaborasi dengan tim kesehatan
Jumlah (%) 100% 0%

Tindakan

Mengacu pada rencana keperawatan 

Mengobservasi respon pasien 

Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi 

Dokumentasi tindakan yang dilaksanakan 

Jumlah (%) 100% 0%

Evaluasi

Mengacu pada tujuan 

Hasil evaluasi dicatat 

Jumlah (%) 100% 0%

Catatan Asuhan Keperawatan

Menulis pada format yang baku 

Pencatatan sesuai tindakan yang dilakukan 

Universitas Faletehan
Ditulis dengan jelas, istilah yang baku 

Mencantumkan paraf atau nama jelas, 


tanggal dan jam

Penyimpanan berkas catatan keperawatan

Jumlah (%) 100% 0%

Pengkajian : Dilakukan saat pasien masuk ke ruang Jeruk , dilakukan verifikasi


dari mulai identitas, pemeriksaan fisik maupun medis, diagnosa medis dan
intervensi keperawatan yang akan dilakukan kepada pasien selama perawatan di
ruang Jeruk .

Diagnosa Keperawatan : penetapan diagnosa keperawatan ditetapkan


berdasarkan kondisi factual dan aktual saat pasien dibawa ke ruang Jeruk serta
mencantumkan permalasahan yang terjadi pada pasien saat itu.

Perencanaan: Perenanaan yang dibuat berdasarkan diagnosa keperawatan, perawat


melakukan tindakan berdasarkan prirotias masalah yang ada dan mengacu pada
tujuan pemulhan pasien. Penyusunan rencana melihatkan keluarga dan
berkolaborasi dengan tim kesehatan lain seperti dokter dan lab.

Tindakan/Implementasi : Tindakan yang dilakukan berdasarkan rencana


keperawatan yang telah disusun, perawat melakukan observasi respon pasien
setelah dilakukan tindakan keperawatan pendokumentasin dibuat di format yang
telah baku.

Evaluasi : Evaluasi dilakukan saat setelah tindakan diberikan dan sesuai


dengan tujuan yang dituju dan hasil dicatat dalam laporan pasien

Universitas Faletehan
Tabel 3.
Proses Asuhan Keperawatan
Kode berkas rekam medik pasien
No Aspek yang dinilai
Hasil

1. Pengkajian 100%

2. Diagnosa Keperawatan 100%

3. Perencanaan 100%

4. Tindakan 100%

5. Evaluasi 100%

6. Catatan asuhan
100%
Keperawatan

Analisa Data

Dari hasil pengamatan didapatkan hasil bahwa proses timbang


terima selama berdinas di ruang Jeruk selalu dilakukan, dan
proses timbang terima sudah sesuai SPO yang telah dibuat.
Ruang Jeruk sudah memiliki format asuhan Keperawatan yang
terdiri dari :
a) Pengkajian dengan lembar pengkajian yang sudah tersedia dan
sebagian dari lembar pengkajian terdapat metode ceklis dalam
pengisiannya
b) Analisa data
c) Diagnosa kebidanan belum menggunakan asuhan kebidanan
d) Rencana Asuhan kebidanan menggunakan metode kolom ceklis
yang tersedia dengan beberapa diagnosa.
e) Implementasi
f) Catatan perkembangan dengan menggunakan format SOAP/
SOAPIE

Universitas Faletehan
d. Proses Manajemen Pelayanan
1) Planning / Perencanaan
Ruang Jeruk memiliki tujuan pelayanan keperawatanyang tersusun
dengan baik. Planning jangka panjang atau pendek sudah tersusun dan
terdokumentasikan. salah-satu contoh rencana jangka pendek terbukti
dari tersusunnya jadwal dinas bidan Jeruk dan masing-masing
perannya yang terpampang di dalam ruang perawat. Sama halnya
dengan perencanaan jangka menengah atau panjang, kepala ruangan
merencanakan dengan baik dan terbukti dari perencanaan
mengembangkan kemampuan anggotanya. Perencanaan terdokumen
dengan baik, seperti halnya tugas shift jaga, askep ruangan, SOP
ruangan tersimpan dalam binder yang telah disediakan. Kepala
ruangan memiliki program kerja sesuai dengan bidang-bidang garapan
yang ada diruangan. Selain itu juga ruangan memiliki personil yang
masing masing memiliki uraian tugasnya sesuai dengan yang telah
ditentukan.

Menurut hasil wawancara dengan Kepala Ruangan, mengatakan


bahwa saat ini ruangan mempunyai rencana atau planning jangka
pendek, yaitu mengadakan in house traning dan plannning jangka
panjang yaitu ingin mengadakan pelatihan khususnya untuk Bidan
bagian ruang rawat inap penyakit dalam.

Universitas Faletehan
Tabel
Perencanaan Program Kerja dan Kegiatan

NO PROGRAM KEGIATAN INPUT PROSES INPUT


KERJA
1 Peningkatan A. Mengajukan Bidan D IV ada 5 Kualitas kecakapan bidan
SDM pendidikan orang dan bidan DIII meningkatan
berkelanjutan ada 15 orang
untuk karyawan
ruang wk
B. Mengajukan
pelatihan
meliputi :
a. APN Bidan yang sudah Kompetensi bidan meningkat
APN ada 9 orang

b. PONEK Bidan Jeruk belum Kompetensi bidan meningkat


ada yang mengikuti
pelatihan PONEK

Universitas Faletehan
c. CTU Bidan CTU ada 1 Kompetensi bidan meningkat
orang

d. KB
Bidan yang ikut Kompetensi bidan meningkat
PASCA
pelatihan KB pasca
SALIN
salin ada 5 orang

e. Kegiatan
Bidan Jeruk belum Kompetensi bidan meningkat
pertemuan
ada yg mengikuti
ilmiah
PIT
tahunan
(PIT) bidan
2 Pembinaan a. Rapat rutin Semua bidan  Refreshment
dan bulanan menghadiri rapat  Update informasi
pemberdayaa Semua bidan  Mencari solusi thd
n SDM menghadiri rapat masalah
 Pembinaan bidan oleh
kabid Keperawatan

b. Rapat rutin
bersama kabid

Universitas Faletehan
Keperawatan/6
bulan
Bidan dapat bekerjasesuai SPO
c. Monitoring Monitoring sewaktu
meningkatkan awerness shg
SPO secara waktu
bidan dapat bekerja sesuai SPO
berkala
Refreshment untuk bidan agar

d. Sosialisasi terpapar SPO

SPO pada saat


briefing pagi

e. Monitoring
ASKEB secara
langsung dan
tidak langsung

f. Memberikan
Bidan dapat memberikan
pembelajaran
pelayanan sesuai asuhan
kasus setiap
ada masalah
pada saat
Adanya persamaan persepsi
briefing pagi

Universitas Faletehan
3 Indicator Membuat laporan Indicator mutu setiap Kwalitas pelayanan bidan
mutu indicator mutu bulan di kumpulkan meningkat
pelayanan pelayanan setiap bulan ke IRI
4 Upaya a. Membudayaka Belum terbiasanya Monitoring sewaktu-
peningkatan n salam bidan melakukan hal waktu
kualitas perkenalan diri tersebut
pelayanan dan ucapan
terimakasih
pada pasien
yang di hadapi
b. Memberikan Sudah berjalan Penyuluhan
penyuluhan dilakukan minimal 1
rutin/penkes mg sekali
kepada
individu atau
kelompok
5 Peningkatan a. Membudidaya Bidan sudah terbiasa Melakukansosialisas Upaya pencegahan infeksi
infeksi kan cuci cuci tangan keluarga i cuci tangan pada

Universitas Faletehan
tangan kepada pasien dan pasien saat operan ke pasien
seluruh belum terbiasaan
karyawan
Jeruk pasien
juga
pengunjung

b. Melakukan Sudah berjalan Monitoring


pemisahan berkelanjutan oleh
sampah KARU dan
infeksius dan WAKARU
non infeksius

c. Membersihkan
Bersih bersih
ruangan dari
Dilakukan setiap ruangan dilakukan Ruangan menjadi bersih
debu dan darah
hari setiaphari dan
bongkar ruangan
dilakukan setiap
jumat dan ruangan

Universitas Faletehan
pasien kosong.
Monitoring sewaktu-
waktu Semua karyawan menggunakan
d. Membudayaka Sudah berjalan APDsesuai kebutuhan dan SPO
n penggunaan
APD sesuai
dengan
kebutuhan
medis yang
akan dilakukan
6 Sarana dan a. Mengajukan Pengajuan sudah di Sedang dalam proses Asset rumah tangga terawat dan
prasarana alat medis serahkan ke kepala terjaga
sesuai IRI
kebutuhan Monitoring
b. Membuat Jadwal bidan sudah berkelanjutan
jadwal bidan di buat
untuk asset
rumah tangga

Tabel 3.30
Monitoring kebersihan ruangan Wijaya Kusuma

Universitas Faletehan
RS Dr. Dradjat Prawiranegara Serang

KMR ALAT JML KONDISI BLN KETERANGAN

BAIK/RUSAK JAN FEB MAR JAN FEB MAR

KLS II A AC 1

TEMPAT 4
TIDUR

BOX BAYI 2

GORDEN 8

TEMPAT 2
SAMPAH

LEMARI 4

TOILET 1

TIANG INFUS 4

KLS I1B AC 1

TEMPAT 2
TIDUR

Universitas Faletehan
BOX BAYI

GORDEN 4

TEMPAT 0
SAMPAH

TOILET 1

LEMARI 2

TIANG INFUS 2

KLS1IIC AC 2

TEMPAT 16
TIDUR

BOX BAYI 16

GORDEN 25

TEMPAT 1
SAMPAH

LEMARI 16

TOILET 2

Universitas Faletehan
TIANG INFUS 16

KAMAR ALAT JUMBLAH KONDISI BLN KETERANGAN

BAIK/RUSAK JAN FEB MAR JAN FEB MAR

KLS III D AC 2

TEMPAT 11
TIDUR

BOX BAYI 2

GORDEN 8

TOILET 2

Universitas Faletehan
BAK 2
SMPAH

TIANG 11
INFUS

BAK 1
SMPAH

LEMARI 11

Universitas Faletehan
2) Organizing / Pengorganisasian
Berdasarkan hasil pengkajian mengenai perorganisasian di Ruang Jeeruk
didapatkan data bahwa metode penugasan keperawatan yang
dilaksanakan adalah metode primer. Dan metode primer ini belum sesuai
dengan standar, karena jumlah tenaga perawat belum optimal. Tugas dari
kepala ruangan di delegasikan kepada bidan primer (PP) untuk
merumuskan dan membagi tugas kepada perawat asosiet masing-masing.
Secara umum, uraian tugas yang ada telah mendukung dan
menggambarkan terhadap pelaksanaan metode asuhan keperawatan
professional (MAKP) kasus yang digunakan seperti halnya pendelegasian
tugas pelaksanaan proses keperawatan kepada bidan atau perawat
asosiet/pelaksana sudah berjalan dengan baik. perawat di Jeruk
melaksanakan perawatan secara holistik kepada pasien.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 05 November


2019 dan hasil wawancara dengan kepala ruangan didapatkan hasil bahwa
metode keperawatan yang digunakan adalah metode Model Praktik
Keperawatan Profesional (MPKP) yang merupakan penataan struktur dan
proses pemberian asuhan Keperawatan meliputi : CM, Bidan primer, dan
Bidan asosiat.

3) Actuating / Menggerakkan
Kegiatan Bidan Ruang Jeruk sesuai dengan uraian tugasnya melalui
observasi kelompok tanggal 05 November 2019 yaitu:

Peran kepala ruangan dalam menggerakkan roda manajemen yang ada di


Jeruk telah berjalan dengan baik. Pelaksanaan petemuaan rutin ruangan
setiap hari di laksanakan seperti kegiatan operan tugas jaga. Kepala
ruangan dan staff keperawatan sudah melakukan fungsinya sesuai dengan
uraian tugas yang ada. Kegiatan penerimaan pasien baru sudah berjalan

Universitas Faletehan
dengan baik. pasien baru masuk dari ruang Vk ke ruang Jeruk untuk
dilakukan perawatan lebih lanjut. Proses pemulangan pasien dari ruang
Jeruk berdasarkan instruksi dari dokter apabila sudah stabil maka pasien
di pulangkan.

4) Controling
Controlling dilakukan oleh kepala ruangan dan terdapat instrument
penilaian kinerja perawat, kepala ruangan yang melakukan penilaian pada
staff keperawatan. Dalam pendokumentasian tersimpan rapih di dalam
binder dan sifatnya rahasia. Penilaian untuk kinerja perawat terbagi
menjadi dua, yg pertama SKP yaitu khusus untuk pegawai PNS, dan yg
kedua SKP yaitu untuk semua pegawai rumah sakit. Adapun sub
penilaiannya untuk SKP yakni orientasi pelayanan, integritas, disiplin,
kerjasama dan komitmen. Dan untuk sub penilaian SKP yakni sikap kerja,
kinerja pelayanan, mutu pelanyanan. Untuk sift sore dan malam yg
melakukan kontroling terhadap kinerja perawat yaitu Pengawas Umum
(PU).

Kegiatan controlling kinerja Bidan di ruang Jeruk dilakukan oleh kepala


ruangan. Untuk instrument penilaian kinerja Bidan sudah tersedia dan
dikeluarkan oleh RS. Menurut hasil wawancara dengan kepala ruangan,
penilaian kinerja Bidan tersebut dilakukan dengan cara terjadwal,
bilamana sudah diperintah oleh atasan maka dilakukan penilaian kinerja
Bidan di ruangan setiap tahun. Dan untuk penilaian kepuasan pasien
dilakukan oleh Bidan setiap bulannya dengan memberikan instrument
berupa kuesioner yang telah dikeluarkan oleh RS.

Universitas Faletehan
Tabel 3.31
Observasi Pelaksanaan Tugas Kepala Ruangan Berdasarkan MPKP

No Pernyataan YA TIDAK

1 Kepala ruangan memimpin operan √

2 Kepala ruangan membagi alokasi pasien sesuai √


dengan jumlah PP

3 Ketua tim memimpin pre-conference √

4 Ketua tim / PP dan PK membuat rencana kerja √


harian sesuai jumlah pasien yang menjadi lingkup
tanggung jawabnya

5 Ketua tim/ PP dan PK melaksanakan asuhan √


Keperawatan selama satu shift kerja

6 Ketua tim atau PP melaksankan supervise √


Keperawatan sesuai dengan rencana

7 Kepala ruangan bersama ketua tim/ PP √


melaksanakan ronde Keperawatan minimal 1
minggu sekali

8 Ketua tim /PP dan PK melaksanakan post- √


conference satu jam sebelum shift kerja berakhir
dan membuat laporan hasil asuhan untuk
disampaikan pada shift berikutnya

9 Ketua tim /PP dan PK mengikuti operan ke shift √


berikutnya

10 Ketua tim /PP dan PK menyampaikan laporan √


hasil kegiatan pada shift sebelumnya dan
menyampaikan program untuk shift berikutnya

11 Ketua tim /PP memimpin serah terima pasien ke √


shift berikutnya

Jumlah 10 1

Persentasi Total 10/11X100 % 90,9 %


Analisa Data

Berdasarkan observasi pelaksanaan tugas kepala ruangan berdasarkan MPKP,


didapatkan hasil bahwa kepala ruangan telah melaksanakan tugas dengan baik
(90,9%).

Tabel 3.32
Observasi pelaksanaan tugas Bidan primer berdasarkan MPKP

NO PERNYATAAN YA TIDAK

1 Memimpin pre/post conference, memotivasi timnya √


mengatur pendelegasian dalam timnya,
melaksanakan supervisi kepada anggotanya

2 Mengobservasi pelaksanaan askep pada pasien yang √


dilaksanakan oleh anggotanya, melakukan evaluasi
askep dan mambuat catatan perkembangan tiap hari.
Memberikan umpan balik pada anggotanya.

3 Menilai kinerja Bidan pelaksana. √

4 Melaksanakan konferensi kasus √

5 Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan. √

6 Melakukan kontrak dengan klien/keluarga pada awal √


masuk ruangan.

7 Melakukan pengkajian pada pasien baru, melengkapi √


pengkajian yang sudah dilakukan.

8 Menetapkan rencana asuhan tan √

9 Memberikan pendidikan kesehatan kepada √

Universitas Faletehan
klien/keluarga.

10 Membuat perencanaan pasien pulang. √

Jumlah 10 -

Prosentasi Total 10/10 x 100% = 100%

Analisa Data
Berdasarkan observasi pelaksanaan tugas Bidan berdasarkan MPKP,
didapatkan hasil bahwa Bidan primer telah melaksanakan tugas dengan baik
(100%).

Tabel 3.33
Observasi Pelaksanaan Tugas Bidan Kolega Berdasarkan MPKP

NO PERNYATAAN YA TIDAK
1 Melaksanakan kegiatan sesuai skala prioritas 
2 Menyusun rencana harian 
3 Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang 
telah dilakukan dan mendokumentasikannya,
melakukan inventarisasi fasilitas terkait
pelaksanaan asuhan Keperawatan yang
dilaksanakannya
4 Membina hubungan terapeutik dengan klien 
atau keluarga
5 Menerima klien baru dan memberikan 
informasi berdasarkan panduan jika PP tidak
ada

6 Melakukan tindakan Keperawatan sesuai 


rencana yang telah ditetapkan oleh PP
7 Menyiapkan klien untuk pemeriksaan 
diagnostik, laboratorium, pengobatan dan
lain-lain
8 Mengikuti visit dokter bila PP tidak ada 
9 Berperan serta dalam melaksanakan 
pendidikan pada klien dan keluarga
Jumlah 9 -

Universitas Faletehan
Prosentasi Total 9/9 x 100% 100%

Analisa Data
Berdasarkanobservasi pelaksanaan tugas Bidan assosiate berdasarkan MPKP,
didapatkan hasil bahwa Bidan kolega telah melaksanakan tugas dengan baik
(100%).

Kegiatan Bidan MPKP antara lain :

1. Orientasi Pasien Baru

Pelaksanan
Tahap Kegiatan
Ya Tidak

Persiapan 1. Menyiapkan tempat √

2. Menyiapkan buku pedoman orientasi √


pasien baru

Pelaksanan 3. Mempersilahkan pasien/ keluarga √


duduk pada tempat yang telah di
sediakan

4. Menjelaskan petugas yang merawat √

5. Menjelaskan jadwal konsultasi dokter √


dan Bidan

6. Menjelaskan hak dan kewajiban √


pasien/keluarga

7. Menjelaskan ruangan dan fasilitas √

8. Menjelaskan peraturan rumah sakit √

9. Menjelaskan pengurusan administrasi √

10. Memberikan kesempatan pasien / √


keluarga bertanya hal-hal yang belum
jelas

Penutup 11. Mengakhiri kegiatan dengan cara √


yang baik

12. Meminta keluarga untuk √


menandatangani bukti orientasi

Universitas Faletehan
pasien baru

Dokumentasi 13. Mencatat direkam Keperawatan √

Jumlah 13

Persentasi Total : 13/13x100% 100%

Analisa Data
Berdasarkan observasi pelaksanaan orientasi pasien baru didapatkan hasil bahwa
orientasi pasien baru telah berjalan sekitar 100%. Hasil tersebut termasuk dalam
katagori baik karena nilai > 60%.

2. Timbang Terima Tugas Jaga (Operan)


Berdasarkan observasi yang dilakukan diruang Wijaya Kusuma untuk
pelaksanaan timbang terima sebagai berikut :
Pelaksanaan
No Variabel yang dinilai
Ya Tidak

1. Didahului dengan doa bersama √

2. Komunikasi antar pemberi tanggung jawab √


dan penerima tanggung jawab dilakukan
dengan suara perlahan atau tidak rebut

3. Memberikan salam kepada klien, menyapa √


klien dengan ramah dan tersenyum

4. Menyebutkan identitas pasien, Dx medis, Dx √


Keperawatan, tindakan Keperawatan yang
telah dilakukan beserta waktu pelaksanaannya
(kecuali untuk data-data atau informasi yang
tidak layak diungkapkan didepan klien)

5. Menginformasikan jenis dan waktu rencana √


tindakan Keperawatan yang belum dilakukan

6. Menginformasikan pendidikan kesehatan √


yang telah dilakukan selama shift

7. Menginformasikan pendidikan kesehatan √


yang telah dilakukan (bila ada)

Universitas Faletehan
8. Mengevaluasi hasil tindakan Keperawatan √

9. Menyebutkan terapi dan tindakan medis √


beserta waktunya yang dilakukan selama shift

10. Menyebutkan tindakan medis yang belum √


dilakukan selama shift

11. Menginformasikan kepada pasien atau √


keluarga nama Bidan shift berikutnya pada
akhir tugas

12. Memberikan salam kepada pasien , keluarga √


serta mengobservasi dan menginspeksi
keadaan pasien, menanyakan keluhan-keluhan
pasien (dalam rangka klarifikasi)

JUMLAH 12

TOTAL 12/12x100% 100%

Analisa Data
Berdasarkan tabel diatas bahwa pelaksanaan serah terima jaga atau operan di
ruang Jeruk mencapai 100%. Hasil tersebut termasuk dalam katagori baik
karena nilai > 60%.

3. Safety Pasien

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang Jeruk, untuk pelaksanaan


pasien safety di antara cuci tangan, penggunaan APD, menjaga keselamatan
pasien ditempat tidur dan skrining pasien jatuh mengatakan bahwa:

a. Cuci tangan: semua Bidan Jeruk sudah melaksanakan cuci tangan disetiap
akan melaksanakan tindakan dan kembali cuci tangan setelah melakukan
tindakan, namun ada beberapa individu Bidan yang masih belum
melakukannya meski telah diingatkan.
b. Penggunaan APD : Bidan diruang Jeruk sudah melaksanakan secara optimal
dalam menggunakan APD saat melakukan tindakan seperti mengguanakan
handscoon dan masker.

Universitas Faletehan
c. Menjaga keselamatan pasien dan skrining resiko pasien jatuh belum
terlaksana. Berdasarkan data 3 bulan terakhir, pasien yang beresiko jatuh
berdasarkan klasifikasi parsial care dan total care. Pada bulan Juli mencapai
11%, Agustus 16,5%, September 19,7% Serta untuk menjaga keselamatan
pasien di dalam kamar mandi terdapat pegangan mandi untuk menghindari
terjadinya jatuh.

Analisa Data
Berdasarkan hasil obsevasi pelaksanaan saat melakukan praktek
membersihkan tangan, Penggunaan APD, menjaga keselamatan pasien dan
skrining resiko jatuh di ruang Jeruk, dengan mengobservasi 10 orang Bidan,
didapatkan 10 Bidan melakukan praktek membersihkan tangan dengan baik,
pasien resiko jatuh belum optimal karena belum terpasang tanda risiko jatuh
dalam dalam pemasangan restran dengan 10 Bidan menjaga keselamatan
pasien ditempat tidur, serta untuk menjaga keselamatan pasien di dalam
kamar mandi terdapat pegangan untuk menghindari terjadinya jatuh serta 10
Bidan menggunakan APD pada saat membuat larutan klorin 0,05% dan
menggunakan gelas ukur untuk perbandingan antara air dan larutan klorin.

4. Universal Precaution

KETERSEDIAAN
NO KOMPONEN
YA TIDAK

1. Sarung tangan tersedia atau mudah didapat √

2. Masker tersedia atau mudah didapat √

3. Baju pelindung atau baju kerja tersedia √

4. Tempat sampah medis tersedia √

5. Tempat sampah non medis tersedia √

6. Tempat sampah benda tajam √

7. Tempat plabot infuse √

Universitas Faletehan
8. Protab pembuangan sampah medis, non medis √
tersedia (mudah dibaca setiap petugas)

9. Wadah merendam instrumen bekas pakai √

10. Protab pencucian alat atau instrument bekas √


pakai tersedia (mudah dibaca setiap petugas)

11. Larutan klorin atau desinfekstan atau sabun √


cuci tangan tersedia

12. Tempat cuci tangan dan air mengalir tersedia √

13. Protab pencuci tangan tersedia (mudah didapat) √

14. Protab dari tindakan-tindakan Keperawatan √


telah menggambarkan prinsip universal
precaution

TOTAL 14

PRESENTASI (N/14X100%) 100%

Analisa Data
Berdasarkan tabel diatas pengadaan kelengkapan precaution diruang Jeruk
mencapai 100%. Hasil tersebut termasuk dalam katagori baik karena nilai > 60%.

5. Pelaksanan Kelengkapan Universal Precaution

Ketersediaan
No Komponen
YA TIDAK

1. Bidan cuci tangan ketika akan kontak dengan √ -


pasien atau setelah melakukan kontak dengan
pasien

2. Bidan mencuci tangan setelah kontak dengan √ -


pasien atau setelah selesai melakukan tindakan
kepada pasien

3. Bidan mencuci tangan dengan sabun atau √ -

Universitas Faletehan
larutan desinfektan

4. Bidan mencuci tangan di tempat air mengalir √ -

5. Bidan menggunakan sarung tangan ketika akan √ -


kontak atau melakukan tindakan dengan pasien
(pada tindakan yang membutuhkan penggunaan
sarung tangan)

6. Bidan menggunakan masker ketika melakukan √ -


tindakan terhadap pasien (pada tindakan yang
membutuhkan penggunaan masker)

7. Bidan menggunakan baju pelindung atau baju √ -


kerja ketika melakukan tindakan terhadap
pasien (pada tindakan yang membutuhkan baju
perlindung)

8. Bidan menggunakan alat seteril hanya untuk √ -


satu pasien

9. Bidan menggunakan alat-alat disposable hanya √ -


untuk sekali pakai

10. Setelah menggunakan alat-alat disposable √ -

11. Larutan clorin atau desinpektan atau sabun cuci √ -


tangan tersedia

12. Tempat cuci tangan dengan airmengalir √ -


tersedia

13. Protap pencuci tangan tersedia(mudah didapat) √ -

14. Protap dari tindakan-tindakan Keperawatan √ -


yang menggambarkan prinsif universal
precaution

TOTAL 14 -

PERSENTASI (N/14X100%) 100 -


%

Universitas Faletehan
Analisa Data
Berdasarkan tabel diatas pelaksanaan kelengkapan precaution diruang Jeruk
mencapai 100%. Hasil tersebut termasuk dalam katagori baik karena nilai >
60%.

6. Pengelolaan Persiapan Pemulangan Pasien

No Variabel Yang Dinilai Ya Tidak


1 Tersedianya format pengkajian yang berkaitan √
dengan persiapan pasien pulang dalam
dokumentasi keperawatan
2 Tersedianya leaflet atau media publikasi yang √
berkaitan perawatan dirumah kasus 10 besar
penyakit yang membutuhkan tentang
perawatan di rumah
3 Perawat yang merawat melakuakan √
pengkajian kesiapan pasien pulang
4 Perawat memberikan pendidikan kesehatan √
yang di perlukan sesuai dengan kebutuhan
pasien (dilihat dari catatan perawat dan cross
cek kepada pasien dan keluarga)
5 Tersedianya prosedur pemulangan bagi pasien √
yang membutuhkan tindak lanjut perawatan di
rumah
6 Tersedianya bagian atau departemen ( di √
rumah sakit yang menindak lanjuti pasien
yang membutuhkan perawatan lanjutan di
rumah
Jumlah 6
Total 6/6x100% 100%

Analisa Data
Berdasarkan tabel diatas Pengelolaan Persiapan Pemulangan Pasien diruang
Jeruk mencapai 100%. Hasil tersebut termasuk dalam katagori baik karena
nilai > 60%.

Universitas Faletehan
7. Kepuasan Kerja Perawat

No Komponen 1 2 3 4 5
1 Jumlah gaji yang di terima di bandingkan √
pekerjaan yang saudara lakukan
2 System penkajian yang di lakukan institusi √
tempat saudara bekerja
3 Jumlah gaji yang di terima di bandingkan √
dengan pendidikan saudara
4 Pemberian insentif tambahan atau suatu √
prestasi atau kerja ekstra
5 Tersedianya perawatan dan perlengkapan √
yang mendukung pekerjaan
6 Kondisi ruangan kerja terutama yang √
berkaitan dengan ventilasi udara,
kebisingan dan kebersihan
7 Adanya jaminan atas kesehatan / √
keselamatan kerja
8 Perhatian institusi rs terhadap saudara √
9 Hubungan antar karyawan dalam kelompok √
kerja
10 Kemampuan dalam bekerja sama antar √
karyawan
11 Kesesuaian antar pekerjaan dan latar √
belakang pendidikan saudara
12 Perlakuan atasan terhadap saudara selama √
bekerja
13 Kebebasan melakukan metoda sendiri √
dalam menyelesaikan pekerjaan
14 Kesempatan untuk meningkatkan √
kemampuan kerja melalui pelatihan atau
pendidikan tambahan
15 Kesempatan untukmendapatkan posisi yang √
lebih tinggi
Jumlah 8 2 4 1

Analisa Data
Berdasarkan tabel diatas Kepuasan Kerja Perawat diruang Jeruk mencapai
43%. Hasil tersebut termasuk dalam katagori cukup karena nilai 41-60%.

Universitas Faletehan
8. Kepuasan Pasien

Kadang- Tidak
No. Kriteria Selalu Sering Jarang
kadang pernah

1. Apakah perawat selalu


memperkenalkan diri √
2. Apakah perawat melarang
Anda/pengunjung merokok di
ruangan √
3. Apakah perawat selalu
menanyakan bagaimana nafsu
makan Anda/keluarga Anda. √
4. Apakah perawat pernah
menanyakan pantangan dalam
hal makanan Anda/keluarga
Anda. √
5. Apakah perawat
menanyakan/memperhatikan
berapa jumlah makanan dan
minuman yang biasa
Anda/keluarga anda habiskan. √
6. Apabila Anda/keluarga Anda
tidak mampu makan sendiri
Apakah perawat membantu
menyuapinya. √
7. Pada saat Anda /keluarga Anda
dipasang infus, apakah perawat
selalu memeriksa
cairan/tetesannya dan area
sekitar pemasangan jarum
infuse. √
8. Apabila Anda/keluarga Anda
mengalami kesulitan buang air
besar apakah perawat
menganjurkan makan buah-
buahan, sayuran, minum yang
cukup, banyak bergerak. √
9 Pada saat perawat membantu
Anda/keluarga Anda waktu
buang air besar-buang air kecil,
apakah perawat memasang
sampiran/selimut, menutup
pintu/jendela, mempersilahkan
pengunjung keluar ruangan. √

Universitas Faletehan
10 Apakah ruangan tidur
Anda/keluarga Anda selalu
dijaga kebersihannya dengan
disapu dan dipel setiap hari. √
11. Apakah lantai kamar mandi/WC
selalu: bersih, tidak licin, tidak
berbau dan cukup terang. √
12. Selama Anda/keluarga Anda
belum mandi (dalam keadaan
istirahat total) apakah
dimandikan oleh perawat. √
13. Apakah Anda/keluarga Anda
dibantu jika tidak mampu:
menggosok gigi, membersihkan
mulut atau mengganti pakaian
atau menyisir rambut. √
14. Apakah alat-alat tenun seperti
sprei, selimut dll diganti setiap
kotor. √
15. Apakah perawat pernah
memberikan penjelasan akibat
dari: kurang bergerak, berbaring
terlalu lama. √
Pada saat anda/ keluarga anda
16. masuk rumah sakit apakah
perawat memberikan penjelasan
tentang fasilitas yang tersedia
dan cara penggunaannya,
peraturan, tata tertib yang
berlaku di rumah sakit √
17. Selama Anda/keluarga Anda
dalam perawatan apakah
perawat: memanggil nama
dengan benar. √
18 Selama Anda/keluarga Anda
dalam perawatan apakah
perawat mengawasi keadaan
Anda secara teratur pada pagi,
sore maupun malam hari. √
19 Selama Anda/keluarga Anda
dalam perawatan apakah
perawat segera memberi
bantuan bila diperlukan √
20. Apakah perawat bersikap:
sopan, ramah √
21. Apakah Anda/keluarga Anda
mengetahui perawat yang
bertanggungjawab setiap kali √

Universitas Faletehan
pergantian dinas.
22. Apakah perawat selalu memberi
penjelasan sebelum
memberikan tindakan
perawatan/pengobatan √
23. Apakah perawat selalu bersedia
mendengarkan dan
memperhatikan setiap keluhan
Anda/keluarga Anda. √
24. Dalam hal memberikan obat
apakah perawat membantu
menyiapkan/meminumkan obat. √
25. Selama Anda/keluarga Anda
dirawat apakah diberikan
penjelasan tentang
perawatan/pengobatan/pemeriks
aan lanjutan setelah
Anda/keluarga Anda
diperbolehkan pulang. √
17 5 3
Jumlah

Analisa Data
Berdasarkan tabel diatas Kepuasan Kerja Pasien diruang Jeruk mencapai
90,4%. Hasil tersebut termasuk dalam katagori Puas karena nilai > 64 %.

9. Kepuasan Kerja Perawat/Bidan

No Pertanyaan STP TP CP P SP
1 Tersedia peralatan dan √
perlengkapan yang mendukung
pekerjaan
2 Tersedianya fasilitas penunjang √
seperti kamar mandi, tempat
parker, kantin
3 Kondisi ruangan kerja terutama √
berkaitan dengan ventilasi udara,
kebersihan dan kebisingan
4 Adanya jaminan atas √
kesehatan dan keselamatan
kerja
5 Perhatian institusi rumah sakit √
terhadap saudara

Universitas Faletehan
6 Hubungan antar karyawan dan √
kelompok kerja
7 Kemampuan dalam bekerjasama √
antar
8 Sikap teman-teman sekerja √
terhadap saudara
9 Kesesuaian antara pekerjaan √
dan latar belakang pendidikan
saudara
10 Kemampuan dalam √
menggunakan waktu bekerja
dengan penugasan yang diberikan
11 Kemampuan supervise/ √
pengawas dalam membuat
keputusan
12 Perlakuan atasan selama saya √
bekerja disini
13 Kebebasan melakukan suatu √
metode sendiri dalam
menyelesaikan pekerjaan
14 Kesempatan untuk meningkatkan √
kemampuan kerja melalui
pelatihan atau pendidikan
tambahan
15 Kesempatan untuk mendapat √
posisi yang lebih tinggi
16 Kesempatan untuk membuat √
suatu prestasi dan mendapat
kenaikan pangkat
17 Jumlah reward yang saya terima √
dibandingkan dengan pekerjaan
yang saya lakukan

Analisa Data
Berdasarkan tabel diatas Kepuasan Kerja Bidan diruang Jeruk mencapai
65,88%. Hasil tersebut termasuk dalam katagori Puas karena nilai 61-80%.

Universitas Faletehan
10. Pengetahuan Tentang ASI

NO ASKEP YANG DINILAI YA TIDAK


1. Apakah selama ini pernah menyusui? 2 8
2. Apakah ibu tahu tentang ASI?
3. Pernah perawat/bidan memberikan penjelasan
tentang pentingnya asi?
4. Pernahkah ibu mendapatkan penyuluhan
tentang cara menyusui yang benar?
5. Tahukah anda tentang ASI Eksklusif?
6. Menurut ibu apakah ASI dapat diganti dengan
makanan lain pengganti ASI (PASI)?
7. Apakah produksi ASI ibu banyak?
8. Apakah ibu tahu cara menyimpan ASI yang
9. benar
Apakah selama dirawat disini pernah
10. mendapatkan penyuluhan tentang cara
memperlancar ASI?
Apakah ibu melakukan perawatan khusus pada
payudra ibu untuk memperlancar ASI?

Analisa Data
Dari hasil pengamatan didapatkan hasil evaluasi pasien pengetahuan
tentang ASI di ruang Jeruk dari 10 orang 8 orang diantaranya tidak
mengetahui tentang LAKTASI yang baik dan benar.

Universitas Faletehan
11. Mobilisasi Dini Post SC

NO PERNYATAAN P TP

1 Pada 6 jam setelah persalinan, saya sudah mencoba 2 8


miring kiri miring kanan

2 Pada 8 jam setelah persalinan, saya sudah mencoba 2 8


mengangkat tangan dan kaki

3 Pada 9 jam setelah persalinan, saya sudah mencoba 2 8


menekuk lutut tanpa baantuan

4 Pada 10 jam setelah persalinan, saya sudah mencoba 2 8


menggeser badan

5 Pada 24 jam setelah persalinan, saya belum 2 8


mencoba duduk

6 Pada 24 jam setelah persalinan, saya masih pusing 2 8


dan belum mencoba berdiri

7 Pada hari kedua setelah persalinan, saya belum 3 7


mencoba berjalan

Analisa Data
Dari hasil pengamatan didapatkan hasil evaluasi mobilisasi pasien post SC
di ruang Wijaya Kusuma dari 10 orang 8 orang diantaranya tidak pernah
mencoba untuk melakukan mobilisasi.

e. Discharge Planning
1. Wawancara
Hasil wawancara dengan kepala ruangan discharge planning sudah
dilakukan diruang Jeruk disaat pasien mulai masuk keruangan, Bidan
ruangan melakukan wawancara tentang kondisi pasien, kebutuhan
dasar pasien dan aktivitas pasien. Bidan juga berdiskusi dengan
keluarga selama pasien dirawat diruang Jeruk. Selain itu kepala
ruangan mengatakan bahwa discharge planning untuk pasien pulang

Universitas Faletehan
selalu dilakukan menggunakan format pendokumentasian discharge
planning
2. Observasi
Berdasarkan hasil observasi, Bidan sudah melaksanakan discharge
planning dengan baik.

C. Unsur Money (M-4)

1. Identifikasi pengelolaan dana ruangan


Sesuai hasil wawancara yang dilakukan dengan kepada kepala ruangan
pada tanggal 05 November 2019, didapatkan informasi bahwa dana rumah
sakit diperoleh dari pendapatan rumah sakit seluruhnya. Untuk alokasi
ruangan seperti alat-alat kesehatan dan alat-alat rumah tangga atau alat
tulis kantor (ATK) ditanggung seluruhnya oleh bidang keuangan Rumah
Sakit dr. Adjidarmo Rangkasbitung.

Biaya dapat dibedakan dengan berbagai cara sesuai dengan jenis


keputusan yang dihadapi oleh manager rumah sakit, jika perhatian
manager adalah tentang bagaimana mengalokasikan biaya rumah sakit
keunit-unit atau instalasi, maka biaya harus dibedakan menjadi dua, yaitu
sebagai berikut:
1. Biaya langsung (direck cost), yaitu biaya-biaya yang dapat secara
langsung diberikan pada pusat-pusat biaya tertentu (misalnya biaya
untuk bahan-bahan penyakit dalam dapat diberikan langsung kepada
pusat biaya di unit penyakit dalam).
2. Biaya tidak langsung (indirect cost), yaitu biaya-biaya yang tidak dapat
secara langsung diberikan kepada biaya (misalnya biaya pemakaian
listrik tidak mungkin diberikan kepada unit-unit atau instalasi
berdasarkan jumlah KWH yang digunakannya).

Universitas Faletehan
Hasil Pengkajian
Biaya dapat dibedakan dengan berbagai cara sesuai dengan jenis
keputusan yang dihadapi oleh manager rumah sakit, jika perhatian
manager adalah tentang bagaimana mengalokasikan biaya rumah sakit
keunit-unit atau instalasi, maka biaya harus dibedakan menjadi dua, yaitu
sebagai berikut:
1. Biaya langsung (direck cost), yaitu biaya-biaya yang dapat secara
langsung diberikan pada pusat-pusat biaya tertentu (misalnya biaya
untuk bahan-bahan penyakit dalam dapat diberikan langsung kepada
pusat biaya di unit penyakit dalam).
2. Biaya tidak langsung (indirect cost), yaitu biaya-biaya yang tidak dapat
secara langsung diberikan kepada biaya (misalnya biaya pemakaian
listrik tidak mungkin diberikan kepada unit-unit atau instalasi
berdasarkan jumlah KWH yang digunakannya).

Mengidentifikasi sumber dana lain yang di dapat oleh ruangan yaitu dari
adanya koperasi dan adanya tambahan dari apotik. Adapun bantuan dana
dari Provinsi, Pemerintah Daerah atau Kemenkes berupa alat medis dan
obat-obatan yang dibutuhkan ruangan.

2. Cara pembayaran rawat inap


a. Umum
Pembayaran tidak langsung diberikan pada ruangan, tetapi dibayarkan
kepada bagian administrasi rumah sakit (loket keuangan rumah sakit).
b. BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)
Dengan persyaratan kartu BPJS, surat rujukan, foto copy KTP dan KK.
BPJS terdiri dari:
1) BPJS Umum
2) BPJS Dinas

Universitas Faletehan
3. Gaji pegawai
Gaji pegawai diberikan setiap 1 bulan sekali dan diperoleh dari pendapatan
Rumah Sakit, gaji disesuaikan dengan status kepegawaian, gaji yang
diberikan yaitu gaji intensif, TRM (Tunjangan Resiko Medis) dan lembur.

Analisa Data
Berdasarkan dari semua data-data yang didapatkan, kelompok
menganalisa bahwa ruangan tidak melaksanakan manajemen keuangan,
karena untuk pengadaan alat atau alokasi dana, seperti alat-alat medis
maupun non medis lainnya diberikan oleh Rumah Sakit. Tetapi ruangan
juga diberikan kekuasaan untuk pengajuan dana alat alat yang diperlukan
diruangan kepada bagain pengadaan alat Rumah Sakit, dan untuk
pengajuan tergantung dari kebijakan oleh keuangan dari pihak Rumah
Sakit dr. Adjidarmo Rangkasbitung.

E. Unsur Matriel (M-5)

1. Sistem Pemasaran
Dari hasil observasi dan wawancara dengan kepala ruangan pada tanggal 05
November 2019 bahwa ruangan jeruk telah melakukan kegiatan promosi.
Promosi semua dilakukan oleh bagian informasi kepada klien atau keluarga
klien yang akan dirawat kemudian pihak informasi akan mengkonfirmasi
kepada ruangan jeruk mengenai tersedia atau tidaknya kamar yang bisa
digunakan untuk pasien.

2. Penataan Ruangan
Ruang Jeruk merupakan ruang rawat inap ibu post partum yang terdiri dari 4
kamar dengan 33 tempat tidur. Dua kamar kelas 2, yaitu kamar A dan B,
masing masing kamar A terdapat fasilitas 4 tempat tidur, 4 tiang infus, 1 AC,
1 kamar mandi, 4 lemari, 2 tempat sampah (1 tempat sampah medis dan 1
tempat sampah non medis), 8 gorden. Kamar B terdapat fasilitas 2 tempat
tidur, 2 tiang infus, 1 AC, 1 kamar mandi, 2 lemari, 4 gorden. Sedangkan dua
kamar lainnya kelas 3, yaitu kamar C dan D. Masing-masing kamar C terdapat

Universitas Faletehan
fasilitas 16 tempat tidur, 16 tiang infus, 2 AC, 2 kamar mandi, 16 lemari, 2
tempat sampah (1 tempat sampah medis dan 1 tempat sampah non medis), 25
gorden. Kamar D terdapat fasilitas 11 tempat tidur, 11 tiang infus, 2 AC, 3
kamar mandi, 11 lemari, 2 tempat sampah (1 tempat sampah medis dan 1
tempat sampah non medis), 21 gorden. Masing masing tempat tidur sudah
terdapat humidifier oksigen. Tersedia 20 box bayi dan satu infant warmer.
Nurse station berada di antara kamar B dan D, dan di depan kamar C, juga
bersampingan dengan ruang Kepala Ruangan (Karu), dan terdapat ruang
administrasi. Dengan penataan ruangan yang seperti ini maka pasien akan
mudah di pantau oleh bidan karena ruang nurse station berada di tengah-
tengah antara kamar pasien.
3. BOR, TOI, LOS dan BTO
a. BOR
BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur) adalah
prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator
ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat
tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal menurut Depkes (2005)
adalah antara 60-85%. Berdasarkan data yang ada, BOR ruangan jeruk
pada bulan Juli yaitu 55,99%, pada bulan Agustus 64,51% dan bulan
September 51%. Dari hasil nilai BOR tersebut menunjukan bahwa nilai
penggunaan tempat tidur di ruang jeruk sebagian besar belum ideal.

b. TOI
TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran) adalah rata-rata dimana
tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi saat terisi berikutnya. Indicator
ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur.
Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi menurut Depkes (2005) adalah
kisaran 1-3 hari. Berdasarkan hasil dari data yang diperoleh, nilai TOI di
ruang jeruk pada bulan Juli yaitu 2 hari, pada bulan Agustus yaitu 1 hari,
dan September 3 hari. Dari hasil nilai TOI tersebut bahwa nilai tenggang
perputaran di ruang jeruk sudah ideal.

Universitas Faletehan
c. LOS
LOS (Length Of Stay = Rata-rata lama pasien dirawat) adalah rata-rata
lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran
tingkat efisiensi, juga dapat memberikan mutu pelayanan apabila
diterapkan pada diagnosis tertentu dapat diamati lebih lanjut. Secara
umum nilai LOS yang ideal menurut Depkes (2005) adalah antara 5-7 hari.
Berdasarkan hasil dari data yang ada, nilai LOS diruang jeruk pada bulan
Juli yaitu 3 hari, pada bulan Agustus 3 hari, dan pada bulan September 3
hari. Dari hasil nilai LOS tersebut menunjukan bahwa nilai rata-rata lama
rawat seorang pasien di ruang jeruk belum ideal.

d. BTO
BTO (Bed Turn Over = angka perputaran tempat tidur) adalah frekuensi
pemakaian tempat tidur pada suatu periode, berapa kali tempat tidur
dipakai dalam satuan waktu, menunjukan tingkat efisiensi pemakaian
tempat tidur. Nilai ideal menurut Depkes (2005) adalah antara 40-50
kali/tahun. Berdasarkan hasil data yang diperoleh diruang jeruk pada bulan
Juli 8 kali, bulan Agustus 9 kali, dan bulan September 9 kali. Dari hasil
nilai BTO tersebut bahwa angka perputaran tempat tidur di ruang jeruk
belum ideal.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan kepala ruangan


jeruk bahwa untuk lembar kepuasan pasien ada dan kuesioner tersebut
diberikan saat pasien akan pulang. Akan tetapi di ruang jeruk belum
tersedia kotak saran yang akan lebih mendukung aspirasi kepuasan pasien.

4. Kepuasan Pasien
Berdasarkan kuesioner kepuasan pasien dalam 3 bulan terakhir, penilaian dari
kuesioner dan saran tersebut diambil sampel untuk di evaluasi setiap 1 bulan
sekali. Dari 212 sampel pasien yang diambil pada bulan Juli sebanyak
84,58%, dari 206 sampel pada bulan Agustus sebanyak 86,68%, dan dari 206

Universitas Faletehan
sampel pada bulan September sebanyak 84,45% mengatakan bahwa pelayanan
diruang jeruk sudah baik, ramah dan sopan.

5. Kepuasan Kerja Perawat / Bidan


Adapun instrument kepuasan kerja perawat / bidan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.
Kuesioner Kepuasan Kerja Perawat / Bidan

No Pernyataan 1 2 3 4 5
1 Tersedia peralatan dan perlengkapan yang
mendukung pekerjaan
2 Tersedianya fasilitas penunjang seperti kamar mandi,
tempat parkir, kantin
3 Kondisi ruangan kerja terutama berkaitan dengan
ventilasi udara, kebersihan dan kebisingan
4 Adanya jaminan atas kesehatan dan keselamatan
kerja
5 Perhatian institusi rumah sakit terhadap saudara
6 Hubungan antara karyawan dan kelompok kerja
7 Kemampuan dalam bekerja sama
8 Sikap teman-teman sekerja sama terhadap saudara
9 Kesesuaian antara pekerjaan dan latar belakang
pendidikan saudara
10 Kemampuan dalam menggunakan waktu bekerja
dengan penugasan yang diberikan
11 Kemampuan supervise / pengawasan dalam membuat
keputusan
12 Perlakuan atasan selama saya kerja disini
13 Kebebasan dalam melakukan metode sendiri dalam
menyelesaikan pekerjaan

Universitas Faletehan
14 Kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kerja
melalui pelatihan atau pendidiakn tambahan
15 Kesempatan untuk mendapatkan posisi yang lebih
tinggi
16 Kesempatan untuk membuat suatu prestasi dan
mendapat kenaikan pangkat
17 Jumlah reward yang saya terima dibandingkan
dengan pekerjaan yang saya lakukan

Keterangan kategori
Sangat tidak puas 1 0-20 sangat rendah
Tidak puas 2 21-40 rendah
Cukup puas 3 41-60 cukup
Puas 4 61-80 tinggi
Sangat puas 5 81-100 sangat tinggi

Universitas Faletehan
Tabel 3.
Hasil Penilaian Kepuasan Kerja Perawat / Bidan di Ruang Jeruk RSUD dr Adjidarmo Lebak Tahun 2019

NO Pertanyaan Total kategori


P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 Nilai
1 4 4 5 4 2 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 67 Puas
2 4 4 4 1 1 3 3 3 2 2 3 3 2 3 1 1 1 41 Cukup
3 4 4 4 1 1 3 3 3 2 2 3 3 2 3 1 1 1 41 Cukup
4 4 4 4 1 1 3 3 3 2 2 4 5 4 2 3 4 1 50 Cukup
5 4 4 5 4 2 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 3 2 64 Puas
6 4 3 4 2 3 4 4 4 4 4 5 5 4 2 4 4 2 62 Puas
7 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 5 5 4 2 4 4 2 62 Puas
8 4 3 4 2 3 4 4 4 4 4 5 5 4 2 4 4 2 62 Puas
9 4 3 4 2 2 4 4 4 4 3 5 5 4 3 4 4 2 61 Puas
10 4 4 3 3 3 5 5 3 3 2 4 4 3 3 3 3 4 59 Cukup
11 4 4 4 2 1 3 5 4 4 3 4 5 3 2 1 4 3 56 Cukup
12 4 3 3 4 2 3 5 4 3 3 4 4 3 4 3 4 1 57 Cukup
13 4 3 5 2 3 4 3 4 2 3 3 5 3 2 1 3 4 54 Cukup
14 4 3 5 1 2 3 4 3 2 4 5 5 2 2 1 3 2 51 Cukup
15 4 4 3 2 3 3 5 3 2 3 5 5 2 1 2 4 2 53 Cukup

Universitas Faletehan
16 4 4 5 3 4 3 5 3 1 4 3 5 3 4 1 1 4 57 Cukup
17 4 3 2 3 5 3 4 3 3 4 5 5 3 1 1 2 3 54 Cukup
18 4 3 4 2 3 5 4 3 1 3 4 4 2 3 3 3 1 52 Cukup
19 4 3 3 4 3 5 3 4 4 2 2 3 2 3 3 1 4 53 Cukup
20 4 4 3 2 3 4 3 2 3 3 2 5 4 1 3 4 3 53 Cukup

Analisa Data

Berdasakan tabel didapatkan hasil dari 20 bidan sebagian besar terdapat 14 orang dalam kategori cukup puas (70% )
dan 6 bidan dalam kategori puas (30%) .

Universitas Faletehan
DAFTAR PUSTAKA
Bahiyatun. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC.

Kuntoro, A. (2010). Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta: Nuha


Medika.

Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan (Aplikasi dalam Praktik


Keperawatan Profesional) 4th. Ed. Jakarta: Salemba Medika.

Pitriani, R., & Andriyani, R. (2014). Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan Ibu
Nifas Normal (ASKEB III). Yogyakarta: Deepublish.

Sumijatun. (2010). Konsep Dasar Menuju Keperawatan Profesional. Jakarta:


Trans Info Media.

Universitas Faletehan

Anda mungkin juga menyukai