TEORI KEPERAWATAN
( (Dr. Sudirman, BN, MN)
Oleh :
Radiah Ilham
P1337420820001
PENDAHULUAN
Kekayaan budaya dari berbagai suku bangsa yang tersebar di seluruh Indonesia
telah mewarnai berbagai upaya di bidang kesehatan. Disadari atau tidak disadari, faktor
kepercayaan don konsep - konsep budaya termasuk didalamnya pengetahuan tradisional
mendasari sikap dan perilaku masyarakat kaitannya dengan perawatan kehamilan.
Kepercayaan dan konsep – konsep tersebut adakalanya dapat berdampak positif maupun
negatif bagi kesehatan ibu hamil.
Di Provinsi Sulawesi Selatan secara umum didiami oleh empat kelompok suku
bangsa besar, yaitu Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja. Kecuali orang Toraja yang
menjadi penganut mayoritas agama Nasrani (Katolik dan Protestan), ketiga suku bangsa
lainnya dikenal sebagai pemeluk agama Islam yang taat. Namun dalam komunitas-
komunitas suku bangsa tersebut terdapat pengecualian yang di dalamnya terdapat
kelompok minoritas pemeluk agama dan kepercayaan lainnya. Dalam suku Toraja
misalnya, secara mayoritas berpedoman kepada agama Nasrani dalam menjalani
kehidupannya, tetapi sebagian dari mereka ternyata masih ada yang menganut
kepercayaan Aluk Todolo. Begitu juga dalam masyarakat Bugis dan Makassar sangat
terkenal dan kental dengan Islam-nya namun sebagian dari mereka mempunyai
kepercayaan Tolotang dan Patuntung (Ammatoa). (Farmalindah, 2012).
Di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan terdapat masyarakat adat Tolotang yang
hidup tetap mempertahankan kepercayaan leluhur mereka. Masyarakat adat Tolotang ini
sebenarnya adalah suku Bugis, tapi berbeda dari segi keyakinan dengan suku bugis yang
mayoritas memeluk agama Islam. Sedangkan masyarakat adat Tolotang masih
mempertahankan agama leluhur mereka, yaitu agama kepercayaan Towani Tolotang.
BAB II
PEMBAHASAN
merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan yang
masyarakat yang akrab dipanggil dengan nama Tolotang yang umumnya berada di
Kelurahan Amparita, Kecamatan Tellu Limpoe. Kelurahan ini merupakan salah satu
pusat wilayah pemukiman Towani atau Tolotang yang sampai hari ini tetap eksis
sosial mereka. Tak ada ciri khusus yang membedakan komunitas ini dengan
masyarakat sekitar yang mayoritas suku Bugis. Bahkan mereka juga tetap menegaskan
identitas dirinya selaku orang Bugis. Hanya saja, mereka punya kepercayaan berbeda
(Farmalindah, 2012).
Angka Kematian Ibu di Indonesia pada tahun 2015 baru mencapai 161/100.000
adalah 102/100.000 kelahiran hidup. Pada masyarakat adat Tolotang terdapat budaya
yang masih bertentangan dengan prinsip kesehatan. Meskipun begitu, status Kesehatan
Ibu dan Anak Tolotang berada dalam kategori baik, dalam 6 tahun terakhir tercatat 2
Persepsi kesehatan ibu dan anak dari faktor budaya berfokus pada keselamatan
ibu dan bayi yang nampak pada perlakuan khusus terhadap ibu hamil, ibu
nifas/menyusui, dan anak usia 0-2 tahun. Sejumlah budaya seperti pantangan
pemberian madu dan susu formula bagi bayi yang baru lahir, diberi Cultural Care
Selain makanan, perilaku-perilaku yang menjadi pantangan bagi ibu hamil juga
masih banyak ditemukan, di antaranya: duduk di pintu, tidur siang, keluar rumah sore
hari, dan tidak boleh tidur di lantai yang berlubang (harus pakai tikar). Adapun alasan
beberapa pantangan yang mereka tidak ketahui alasannya, mereka hanya mengikuti
perawatan yang dilakukan masyarakat awam dengan perawatan profesional melalui asuhan
membuat keputusan dan rencana tindakan keperawatan dengan memperhatikan tiga prinsip
berikut:
guna membantu individu menentukan tingkat kesehatan dan gaya hidup yang
diinginkan. Prinsip ini juga memungkinkan tindakan dan keputusan yang membantu
yang relevan, sehingga mereka dapat menjadi lebih baik, pulih dari penyakit, atau
dengan nilai-nilai yang relevan dengan yang telah dimiliki oleh klien, sehingga klien
Cultural care terhadap kesehatan ibu hamil adat Tolotang dapat dilihat dari
perlakuan khusus terhadap ibu hamil, seperti budaya pantangan memakan kerak nasi,
pantangan duduk di pintu, keluar rumah sore hari, tidak boleh tidur di lantai yang
berlubang (harus pakai tikar) serta anjuran memperlancar aliran selokan dan jalan-jalan
pagi bagi ibu hamil tua dapat diberikan cultural care maintenance or preservation.
(Marhani, 2016)
memungkinkan tindakan profesional yang kreatif dan keputusan untuk membantu klien
Pada tahap ini perawat membantu klien agar dapat memilih dan menentukan
budaya lain yang lebih mendukung peningkatan kesehatan, misalnya klien sedang
hamil mempunyai pantangan makan yang berbau amis, maka ikan dapat diganti dengan
memperbaiki kondisi kes ehatan dan pola hidup klien ke arah yang lebih baik. Proses
tindakan profesional dan keputusan yang membantu klien menyusun ulang, mengubah,
atau sangat memodifikasi pola hidup mereka untuk pola perawatan kesehatan yang
baru, berbeda, dan menguntungkan, sementara tetap menghormati nilai-nilai budaya
merokok menjadi tidak merokok. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih
2016)
BAB III
PENUTUP