Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MATA KULIAH

HUKUM DAN ETIKA PROFESI

(Dr. Rr. sri endang puji astuti, SKM, MNS)

Oleh :
Radiah Ilham
P1337420820001

Poltekkes Kemenkes Semarang


Prodi Pascasarjana Magister Terapan Keperawatan
2020/2021
TUGAS MK HUKUM DAN ETIKA PROFESI ( LAW AND PROFESSION ETHICS)

Judul Jurnal : Etika Professi Sebagai “Landasan” Bagi Praktik Professi Keperawatan
Jurnal : Jurnal Husada Mahakam
Volume : Vol. III No. 2, Nopember 2011, hlm.45-94
Tahun : 2011
Penulis : H.Edi Sukamto

• PRINSIP ETIKA PROFESI SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN FIGUR HUKUM

KEPERAWATAN

Salah satu persyaratan suatu profesi adalah adanya kode etik yang berfungsi sebagai tuntutan moral

bagi para professional dan menjadi pedoman perilaku dalam menerapkan ilmu dan pengetahuannya

terhadap masyarakat. Namun kode etik profesi bukanlah suatu norma hukum, pelanggaran terhadap

prinsip etika hanya akan melahirkan sanksi etik dan moral dari organisasi profesi dan bukan sanksi

hukum. Salah satu penyandang profesi yang terikat pada kode etik adalah perawat. Namun

globalisasi dan liberalisasi kesehatan, dan pandangan hedonisme-materialis telah melahirkan

peluang untuk terjadinya degradasi moral sebagai akibat dari komersialisasi pelayanan kesehatan,

termasuk pelayanan keperawatan. Untuk itu diperlukan politik hukum yang bertujuan melindungi

kepentingan masyarakat selaku penerima pelayanan kesehatan keperawatan melalui internalisasi

nilai dan prinsip etik ke dalam norma hukum. Tujuan akhirnya adalah untuk memberikan

perlindungan melalui kepastian hukum agar tercipta ketertiban dan keadilan dalam masyarakat.

Keberadaan Undang-undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang keperawatan beserta berbagai

peraturan pelaksanaannya yang pada umumnya bersifat tekhnis dalam bentuk Peraturan Menteri

Kesehatan, dirasakan belum memberikan cerminan figure perawat berlandaskan asas kesetaraan

sebagai upaya mewujudkan perawat sebagai tenaga kesehatan professional dalam


menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Salah satu kelemahan yang dianggap ketidaksempurnaan

UU No.38 Tahun 2014 adalah ketiadaan pengaturan tanggung jawab hukum dan ancaman sanksi

hukum atas suatu pelanggaran kewajiban perawat yang menimbulkan kerugian bagi pasien/klien.

Menurut K. Bartens menyebutkan bahwa kode etik profesi merupakan panduan arah moral bagi

suatu profesi sekaligus juga sebagai sarana menjamin mutu moral profesi itu di mata masyarakat.

Sedangkan menurut Lili Rasyidi menyatakan bahwa etik profesi merupakan suatu sikap etis yang

harus dijiwai para pengemban profesi karena adanya hubungan kepercayaan yang dibangun di

dalam hubungan horizontal antara pengemban profesi dengan klien.

Menurut Charles E. Harris mengemukakan bahwa ada 6 fungsi pokok kode etik profesi yakni

1. Sebagai sarana pengakuan kolektif oleh para anggota profesi mengenai tanggung jawab

2. Membantu menciptakan lingkungan dimana perilaku beretika itu menjadi norma dan kaedah

3. Sebagai petunjuk atau pengingat dalam situasi-situasi tertentu

4. Sebagai suatu proses yang dilakukan dalam mengembankan dan memodifikasi kode etik agar

dapat lebih bermanfaat bagi pengemban profesi itu sendiri

5. Sebagai sarana pendidikan

6. Sebagai sarana untuk mengindikasi kepada pihak lain tentang kepedulian profesi terhadap

perilaku professional dan bertanggung jawab.

Menurut Kozier tujuan dari pembentukan kode etik keperawatan adalah

1. Sebagai aturan dasar terhadap hubungan antara perawat, pasien, tenaga kesehatan, masyarakat,

dan profesi

2. Sebagai standar dasar untuk mengeluarkan perawat yang tidak mentaati peraturan dan untuk

melindungi perawat yang menjadi pihak tertuduh secara tidak adil


3. Sebagai dasar pengembangan kurikulum pendidikan keperawatan dan untuk mengorientasi

lulusan baru pendidikan keperawatan dalam memasuki jajaran praktik keperawatan

professional

4. Membantu masyarakat dalam memahami perilaku keperawatan professional.

Etika professional keperawatan menurut Jimly Asshiddiqie

1. Kejujuran (honesty)

2. Integritas (integrity)

3. Transparansi (transparency)

4. Akuntabilitas (accountability)

5. Sikap menjaga kerahasiaan (confidenciality)

6. Objectivitas (objectivity)

7. Sikap hormat (respectfulness)

8. Ketaatan pada hukum (obiedience to the law)

9. Kesetiaan pada profesi (loyalty)

Kaedah Dasar Etik Dalam Pelayanan Keperawatan

Menurut Marsetio dan Suseno (2015), yang mengutip pendapat Tom Beauchamp
dan James Childress dalam buku Principles of Biomedical Ethics (1979), ada 4 prinsip / kaedah
dasar yang harus diperhatikan bagi seorang professional dalam bidang kesehatan dalam
memberikan layanan, meliputi :

1. Menghormati Otonomi (Autonomy)


Pada kaedah ini, Perawat hendaknya menginsafi, bahwa manusia adalah individu yang
memiliki harkat dan martabat, berakal budi (memiliki pikiran rasional) dan mampu
memilih apa yang menjadi keinginannya. Karena itu, setiap akan memberikan asuhan
keperawatan, termasuk terapi atau tindakan apa yang akan diterima oleh pasien, Perawat
wajib mengawalinya dengan memberikan penjelasan yang memadai (informed concent),
sehingga memberi ruang kepada pasien dan atau keluarganya untuk mengambil
keputusan.
2. Adil (Justice) Pada kaedah ini, Pasien dan atau keluarganya, harus dipandang sebagai
insan yang memiliki nilai tak terhingga, sehingga harus diperlakukan sama, dilayani
sesuai dengan yang dibutuhkannya dan tetap menjamin netralitas siapapun dan predikat
apapun yang disandang pasien.

3. Manfaat (Beneficence)

Pada kaedah ini, Perawat dalam memberikan layanan keperawatan, harus selalu
berorientasi pada upaya yang memberi seluas-luasnya manfaat bagi kepentingan pasien.
Bahkan bisa melewati batas kepentingan pribadinya (altruistic).

4. Tidak Merugikan (Nonmaleficence)


Dengan kata lain, Perawat bukan membantu pasien untuk segera pulih, malah menambah
penderitaannya.

Di samping ke-4 kaedah dasar etik di atas, Makhfudli (2009), menambahkan bahwa, yang juga
harus diperhatikan oleh Perawat dalam memberikan layanan keperawatan, di antaranya, kaedah
jujur dalam bertindak (veracity) dan menjaga kerahasiaan (confidentiality). Dengan
kejujuran dan menjaga kerahasiaan pasien yang dilayani, Perawat pun akan memiliki citra
positif dan bermartabat, sebagai seorang professional.
Judul Jurnal : Pengaruh Etika Dan Kinerja Tenaga Kesehatan Terhadap Pemberian
Pelayanan Kesehatan Pasien Di Puskesmas Madising Na Mario Kota
Parepare
Jurnal : Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan
Volume : Vol. I No. 1, Januari 2019
Tahun : 2019
Penulis : Fadillah Rijal, H. Muhammad Siri Dangnga, Usman, Niar Novitasari

a. Pengertian
Etika tenaga kesehatan merupakan seperangkat perilaku anggota profesi tenaga
kesehatan kerja dalam hubungannya dengan klien/pasien, teman sejawat dan
masyarrakat pekerja serta merupakan bagian dari keseluruhan proses kesehatan kerja
ditinjau dari segi norma-norma/nilai-nilai moral
b. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikemukakan bahwa etika tenaga
kesehatan berpengaruh secara signifikan terhadap pemberian pelayanan kesehatan di
Puskesmas Madising Na Mario Kota Parepare dalam hal ini yang berkaitan adalah:
1) Ikhlas dalam memberikan pertolongan kepada pasien baik secara individu, keluarga,
kelompok maupun masyarakat dan semata-mata mengharapkan ridha Allah SWT.
2) Lemah lembut bersedia menerima keterbatasan dan kesulitan yang ada tanpa
melampiaskan kenjengkelan terhadap pasien.
3) Berpenampilan yang rapi berarti berpakaian yang rapi, bersih dan elok di pandang
mata.
4) Keadilan berarti prinsip keadilan yang dibutuhkan untuk tercapai yang sama dan adil
terhadap orang lain.
5) Kebenaran berarti melakukan kegiatan atau tindakan sesuai dengan nilai dan moral
dan etika yang tidak bertentangan.

Pentingnya etika yang disimpulkan dari jurnal ini, adalah:


Petugas kesehatan dalam hal melayani masyarakat, juga terikat pada etika dan
hukum kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan perilaku petugas kesehatan harus
tunduk pada etika profesi (kode etik profesi) dan juga tunduk pada ketentun hukum,
aturan, dan perundang-undangan. Yang mana apabila petugas kesehatan melanggar
kode etik profesi maka akan mendapat sanksi etika dari organisasi profesinya dan
apabila juga melanggar ketentuan perundang-undangan juga akan mendapat sanksi
hukum (pidana atau perdata).

Anda mungkin juga menyukai