Disusun oleh:
Kelompok 7
Puji syukur atas kehdirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayat serta kasih sayangnya
yang telah memberikan kepada seluruh ciptaanya, shalawat serta salam semoga senantiasa
dilimpahkan kepada nabi muhammad SAW.
Alhamdulillah berkat kemudahan yang diberikan Allah SWT, kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul ” Makalah Trend, issue, hukum dan etik dalam
keperawatan gawat darurat ”.
Apapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui trend , issue dan hukum etik dalam
keperawatan gawat darurat . Dalam penyusunan makalah ini banyak mengalami kesulitan dan
hambatan, karena masih ada keterbtasan ilmu pengetahuan yang dimiliki.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami penulis dan bagi
pembaca pada umumnya sebagai penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran pembaca yang ditujukan untuk memperbaiki dan membangun.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
a.Autonomi ( Otonomi )
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan
mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki
kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus
dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau
dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi
merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek
profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat
keputusan tentang perawatan dirinya.
b. Beneficience ( Berbuat Baik )
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan
pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan
peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang,dalam situasi pelayanan kesehatan,
terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi. c.Justice ( Keadilan )
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapai yang sama dan adil terhadap orang lain yang
menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai inidirefleksikan dalam
prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk terapiyang benar sesuai hukum, standar
praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
d. Nonmal eficience ( Tidak Merugikan )
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.
e. Veracity ( Kejujuran )
Prinsip ini berarti penuh dengan kebenaran. Nilai diperlukan oleh pemberi pelayanan
kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa
klien sangat mengerti. Prinsip ini berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk
mengatakan kebenaran.
f. Fidellity (Metepati Janji)
Prinsip ini dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap orang
lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia pasien.
g. Confidentiality ( Kerahasiaan )
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi klien.
Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca
dalam rangka pengobatan klien.
h. Accountability ( Akuntabilitas )
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang professional dapat
dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
i. Informed Consent
“Informed Consent” terdiri dari dua kata yaitu “informed” yang berarti telah mendapat
penjelasan atau keterangan (informasi), dan “consent” yang berarti persetujuan atau memberi
izin. Jadi “informed consent” mengandung pengertian suatu persetujuan yang diberikan
setelah mendapat informasi. Dengan demikian “informed consent” dapat idefinisikan sebagai
persetujuan yang diberikan oleh pasien dan atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai
tindakan medis yang akan dilakukan terhadap dirinya serta resiko yang berkaitan dengannya.
Hukum dikeluarkan oleh badan pemerintah dan harus dipatuhi oleh warga negara. Setiap
orang yang tidak mematuhi hukun akan terikat secara hukum untuk menanggung denda atau
hukuman penjara. Beberapa situasi yang perlu dihindari seorang perawat :
a) Kelalaian Seorang perawat bersalah karena kelalaian jika mencederai pasien dengan cara
tidak melakukan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan ataupun tidak melakukan
tugas dengan hati-hati sehingga mengakibatkan pasien jatuh dan cedera.
b) Pencurian Mengambil sesuatu yang bukan milik anda membuat anda bersalah karena
mencuri. Jika anda tertangkap, anda akan dihukum. Mengambil barang yang tidak
berharga sekalipun dapat dianggap sebagai pencurian.
c) Fitnah Jika anda membuat pernyataan palsu tentang seseorang dan merugikan orang
tersebut, anda bersalah karena melakukan fitnah. Hal ini benar jika anda menyatakan
secara verbal atau tertulis.
d) False imprisonment Menahan tindakan seseorang tanpa otorisasi yang tepat merupakan
pelanggaran hukum atau false imprisonment. Menggunakan restrein fisik atau bahkan
mengancam akan melakukannya agar pasien mau bekerja sama bisa juga termasuk dalam
false imprisonment. Penyokong dan restrein harus digunakan sesuai dengan perintah
dokter.
e) Penyerangan dan pemukulan Penyerangan artinya dengan sengaja berusahan untuk
menyentuh tubuh orang lain atau bahkan mengancam untuk melakukannya. Pemukulan
berarti secara nyata menyentuh orang lain tanpa ijin.Perawatan yang kita berikan selalu
atas ijin pasien atau informed consent. Ini berarti pasien harus mengetahui dan
menyetujui apa yang kita rencanakan dan kita lakukan.
f) Pelanggaran privasi Pasien mempunyai hak atas kerahasiaan dirinya dan urusan
pribadinya.Pelanggaran terhadap kerahasiaan adalah pelanggaran privasi dan itu adalah
tindakan yang melawan hukum.
g) Penganiayaan Menganiaya pasien melanggar prinsip-prinsip etik dan membuat anda
terikat secara hukum untuk menanggung tuntutan hukum. Standar etik meminta perawat
untuk tidak melakukan sesuatu yang membahayakan pasien. Setiap orang dapat dianiaya,
tetapi hanya orang tua dan anak-anaklah yang paling rentan. Biasanya,pemberi layanan
atau keluargalah yang bertanggung jawab terhadap penganiayaan ini. Mungkin sulit
dimengerti mengapa seseorang menganiaya ornag lain yang lemah atau rapuh, tetapi hal
ini terjadi. Beberapa orang merasa puas bisa mengendalikan orang lain. Tetapi hampir
semua penganiayaan berawal dari perasaan frustasi dan kelelahan dan sebagai seorang
perawat perlu menjaga keamanan dan keselamatan pasiennya.
Hukum mengatur perilaku hubungan antar manusia sebagai subjek hukum yang
melahirkan hak dan kewajiban. Dalam kehidupan manusia, baik secara perorangan maupun
berkelompok, hukum mengatur perilaku hubungan baik antara manusia yang satu dengan
yang lain, antar kelompok manusia, maupun antara manusia dengan kelompok manusia.
Hukum dalam interaksi manusia merupakan suatu keniscayaan (Praptianingsih, S., 2006).
Berhubungan dengan pasal 1 ayat 6 UU no 36/2009 tentang kesehatan berbunyi :
“Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang
untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.” Begitupun
dalam pasal 63 ayat 4 UU no 36/2009 berbunyi “Pelaksanaan pengobatan
dan/atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan hanya dapat
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu”.
Yang mana berdasarkan pasal ini keperawatan merupakan salah satu profesi/tenaga.
kesehatan yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada pasien yang membutuhkan
Pelayanan keperawatan di rumah sakit meliputi : proses pemberian asuhan keperawatan,
penelitian dan pendidikan berkelanjutan. Dalam hal ini proses pemberian asuhan keperawatan
sebagai inti dari kegiatan yang dilakukan dan dilanjutkan dengan pelaksanaan
penelitian- penelitian yang menunjang terhadap asuhan keperawatan, juga peningkatan
pengetahuan dan keterampilan serta sikap yang diperoleh melalui pendidikan dimana hal ini
semua bertujuan untuk keamanaan pemberian asuhan bagi pemberi pelayanan dan juga
pasien selaku penerima asuhan.
Berdasarkan undang-undang kesehatan yang diturunkan dalam Kepmenkes 1239 dan
Permenkes No. HK.02.02/Menkes/148/I/2010, terdapat beberapa hal yang berhubungan
dengan kegiatan keperawatan. Adapun kegiatan yang secara langsung dapat berhubungan
dengan aspek legalisasi keperawatan :
1) Proses Keperawatan
2) Tindakan keperawatan
3) Informed Consent
Untuk melindungi tenaga perawat akan adanya tuntutan dari klien/pasien perlu
ditetapkan dengan jelas apa hak, kewajiban serta kewenangan perawat agar tidak terjadi
kesalahan dalam melakukan tugasnya serta memberikan suatu kepastian hukum,
perlindungan tenaga perawat. Hak dan kewajiban perawat ditentukan dalam Kepmenkes
1239/2001 dan Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik Nomor Y.M.00.03.2.6.956
BAB III
PEMBAHASAN
Kasus
Tn Rudi adalah seorang perawat, pada waktu dinas dia bekerja dibawah pengaruh
alkohol, sehingga terjadi kesalahan dalam pemberian obat. Laporan dari perawat lain yang
bekerja pada shif yang sama, bahwa dari mulut Tn Rudi tercium alkohol dari nafasnya.
Setelah ada laporan, perawat manajer (kepala ruangan) melakukan pemeriksaan. Dari
hasil pemeriksaan ditemukan minuman beralkohol dalam loker Tn Rudi. Tindakan perawat
manajer adalah menegur langsung kepada Tn Rudi agar tidak mengkonsumsi alkohol selama
dinas, dan membebas tugaskan Tn Rudi selama 2 minggu dengan tidak dibayar. Selain itu
perawat manajer juga membuat jadwal rotasi ulang. Perawat manajer juga merencanakan
adanya pertemuan kelompok untuk membahas kasus Tn Rudi tersebut.
Reaksi Tn Rudi setelah ketemu dengan perawat manajer adalah berjanji tidak akan
minum alkohol lagi selama bertugas. Dia bereaksi defensif dan mengatakan jika perawat
manajer over akting. Selama pertemuan Tn Rudi tampak sedih, dan minta untuk dapat
bekerja lagi, karena ia mempunyai 4 orang anak.
Petunjuk untuk menyelesaikan tugas:
Saudara adalah teman dari Tn Rudi tersebut, melihat kasus yang dilakukan Tn Rudi tersebut,
bagaimana pendapat saudara?
Jika saudara diminta bantuan oleh perawat manajer untuk menyelesaikan kasus Tn Rudi,
bagaimana cara penyelesaiaan masalah kasus diatas!
Pertimbangkan nilai-nilai etik, prinsip-prinsip etik dan kode etik yang saudara gunakan
dalam menyelesaikan masalah tersebut.
Dalam penyelesaian masalah tersebut, kemukakan teori etik yang saudara gunakan
Identifikasi masalah
Kasus Tn Rudi termasuk permasalahan etik yaitu dilema etik. Menurut pendapat saya
perbuatan Tn Rudi sebagai seorang perawat tidak manusiawi dan tidak selayaknya dia minum
minuman yang beralkohol sewaktu dinas di tempat kerjanya. Karena segala sesuatu yang
dilakukan seseorang yang berada di bawah pengaruh minuman beralkohol bisa terjadi di luar
kontrol kesadaran. Seperti halnya Tn Rudi, dia tidak sadar saat memberikan obat yang salah
kepada pasien, tindakan Tn Rudi juga dapat menyebabkan cedera pada pasien seperti
kesalahan dalam memeriksa identitas medis pasien, resep antibiotik yang diberikan tidak
sesuai dengan kondisi pasien dan kurangnya komunikasi yang efektif antar penyedia layanan
kesehatan (WHO, 2011).
Jika saya diminta bantuan untuk menyelesaikan kasus Tn Rudi, saya akan mencari
tahu apa penyebab Tn Rudi minum minuman beralkohol. Serta menasehati dan memberi tahu
Tn Rudi bahwa apa yang dia lakukan itu salah dan menyimpang dari etik keperawatan,
karena saya sebagai teman sejawatnya seharusnya mengingatkan jika ada teman yang
melakukan pelanggaran atau dilema etik.
Pemecahan Masalah Berdasarkan Kerangka Pemecahan Masalah Menurut Murphy
Dan Kozier
Penerapan penyelesaian dilema etik pada kasus Tn Rudi saya memakai Kerangka
Penyelesaian/Pemecahan Masalah Etik/Dilema Etik menurut Kozier & Erb tahun 1989:
Mengembangkan data dasar.
Sebagai teman sejawat perawat tidak membuat keputusan terhadap kasus Tn Rudi,
tetapi perawat yang lain bisa membantu Tn Rudi menyelesaikan permasalahannya. Dalam hal
ini perlu dipikirkan:
- Siapa yang sebaiknya terlibat dalam membuat keputusan dan mengapa?
- Untuk siapa saja keputusan dibuat?
- Apa kreteria untuk menetapkan siapa pembuat keputusan (sosial, ekonomi,
fisiologi, psikologi, budaya, politik, kesehatan, peraturan atau hukum)?
- Sejauh mana keputusan perawat manager dibutuhkan?
- Apa prinsip etik yang ditekankan atau diabaikan oleh tindakan yang diusulkan?
- Mengidentifikasi kewajiban perawat.
- Respek: dalam prinsip ini terkandung arti bahwa kehidupan merupakan hak milik
yang paling berharga dan mendasar pada manusia.
- Beneficence (kemurahan hati/muslahat): kemurahan hati atau maslahat berkaitan
dengan kewajiban untuk melakukan hal yang baik dan tidak membahayakan orang
lain. Kesulitan biasanya muncul pada saat menentukan siapa yang harus
memutuskan hal yang terbaik untuk seseorang.
Kode etik yang saya gunakan dalam menyelesaikan permasalahan Tn Rudi:
Utulitarianism adalah posisi orientasi komunitas yang berfokus pada konsekuensi dan
lebih mempunyai hal-hal yang baik dalam jumlah besar dan mendatangkan kebahagiaan
untuk banyak orang serta mempunyai konsekuensi kerugian yang sedikit atau minimal.
BAB IV
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
2.2 Saran
- Rumah sakit agar melakukan evaluasi tentang pelaksaan patient safety dan analisin
insiden keselamatan pasien serta melakukan pelatihan untuk menunjang pelayan yang
optimal , perawat diharapkan dapat mempertahankan komunikasi dan kerjasama
anatar perawat di ruangan serta meningkatkan kesadaran , kejujuran dan keterbukaan
dalam melindungi patiet safety .
- Kepada peneliti selanjutnya agar dapat dilakukan penelitian dengan melakukan
evaluasi patiet safety dengan metode observasi atau lainnya .
DAFAR PUSTAKA
Datus, Lovian. 2011. Aspek Legal Keperawatan Gawat Darurat. di akses pada
tanggal 7 April 2020
http://nsloviandatusskep.blogspot.com/2011/06/aspek-legal-keperawatan- gawat-
darurat.html
Setyawan, Dody. 2012. Etik, Dilema Etik dan Contoh Kasus Dilema Etik. Di akses pada
tanggal 8 April 2020
http://nersdody.blogspot.com/2012/03/etik-dilema-etik-dan-contoh-kasus.html