Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PRINSIP FIDELITY DALAM KEPERAWATAN


Pemateri : Ns. Riskan Djafar, S.Kep, M.Kep

Di susun oleh Kelompok 6 :


Perawati bakari (2001032)

Intan Safina (2001015)

Fatria y. didipu (2001043)

Kristina kawinda (2001041)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH MANADO

2020

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha Esa, atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan
untuk memenuhi tugas yang di berikan oleh dosen mata kuliah Konaep Dasar
Keperawatan 1.

Makalah ini di tulis dari hasil penyusunan data-data yang kami peroleh dari
beberapa situs web yang berkaitan dengan "PRINSIP FIDELITY DALAM
KEPERAWATAN".

Kami harap dengan membaca makalah ini dapat member manfaat bagi kita
semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai prinsip fidelity
dalam keperawatan, khususnya bagi kami. Memang makalah ini masi jauh dari
sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan menuju arah yah lebih baik.

Manado, 13 Oktober 2020

DAFTAR ISI
Kata pengantar .................................................................................................I

Daftar isi............................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar belakang.......................................................................................1
B. Tujuan.....................................................................................................1
C. Manfaat .................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3

1. Konsep prinsip fidelity dalam keperawatan........................................3


2. Prinsip fidelity dank ode etik keperawatan..........................................3
3. Prinnsip fidelity dan patient’s right.......................................................3
4. Prinsip fidelity dan factor sosiokultural...............................................4
5. Contoh kasus fidelity dalamm keperawatan.......................................4
6. Peran perawat dalam pembuatan keputusan etik pada prinsip
fidelity.....................................................................................................5

BAB III PENUTUP..............................................................................................7

1. Kesimpulan............................................................................................7
2. Saran.......................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................8

II

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang garap


pada kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu
yang sehat maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-
harinya. Salah satu yang mengantur hubungan antara perawat dan pasien adalah
etika. Istilah etika dan moral sering di gunakan secara bergantian.
Etika dan moral merupakan sumber dalam merumuskan standard an prinsip –
prinsip yang menjadi penuntun dalam berperilaku serta membuat keputusan
untuk melindungi hak-hak manusia. Etika di perlukan oleh semua profesi
termasuk juga keperawatan yang mendasari prinsip prinsip suatu profesi dan
tercermin dalam standar praktik professional.

Profesi keperawatan mempunyai kontrak social dengan masyarakat, yang


berarti masyarakat member kepercayaan kepada profesi keperawatan untuk
memberikan pelayanan yang di butuhkan. Konsekuensi dari hal tersebut,
tentunya setiap keputusan dari tindakan keperawatan harus mampu di
pertanggung jawabkan dan di pertanggunggugatkan dan setiap pengambilan
keputusan tentunya tidak hanya berdasarkan pada pertimbangan ilmiah semata
tetapi juga dengan mmempertimbangkan etika.

Etika adalah peraturan atau norma yang dapat di gunakan sebagai acuan bagi
perilaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang di
lakukan seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggung jawab moral.

B. Tujuan
1. Menjelaskan konsep prinsip fidelity dalam keperawatan
2. Menjelaskan prinsip fidelity dan kode etik keperawatan

3.Menjelaskan prinsip fidelity dan patient’s right


4.Menjelaskan prinsip fidelity dan faktor sosiokultural
5.Menjelaskan kasus fidelity dalam keperawatan
6.Menjelaskan peran perawat dalam pembuatan keputusan etik pada
prinsip fidelity
C. Manfaat
1. Menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang prinsip fidelity
2. Memahami prinsip fidelity dan kode etik keperawatan
3. Mengetahui hak pasien dan faktor sosiokultural dalam prinsip fidelity
4. Memahami peran perawat dalam pembuatan keputusan etik pada
prinsip fidelity
2

BAB II

PEMBAHASAN
1. Konsep prinsip fidelity dalam keperawatan

Fidelity (menepati janji) tanggung jawab besar seorang perawat adalah


meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesembuhan, dan
meminimalkan penderitaan. Untuk mencapai itu perawat harus memiliki
komitmen mencapai janji dan menghargai komitmenya kepada orang lain.
Perawat setia pada komitmenya dan menepati janji serta menyimpan rahasia
klien.

Tanggung jawab dalam konteks hidup perawat pasien meliputi tanggumg jawab
menjaga janji, mempertahankan konfidensi dan memberikan
perhatian/kepedulia.

Peduli kepada pasien merupakan salah satu dari prinsip ketaatan. Peduli pada
pasien merupakan komponen paling penting dari praktek keperawatan,
terutama pada pasien dalam kondisi terminal (Fry, 1991).

2. Prinsip fidelity dan kode etik keperawatan

Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmenya


terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmenya dan menepati janji serta
menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seseorang
untuk mempertahankan komitmen yang di buatnya. Kesetiaan, menggambarkan
kepatuhan perawat terhadap kode etik yang menyatakan bahwa tangggung
jawab dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan, menncegah
penyakit, memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan.

3. Prinsip fidelity dan patient’s right

Setiap pasien memiliki haknya masing-masing, dalam prinsip fidelity perawat


harus memegang janji yang di buat pada pasien. Kejujuran dan kesetiaan
merupakan modal dalam memupuk rasa percaya pasien pada perawat. Apabila
pasien dan keluarganya sudah tidak percaya lagi pada perawat yang
menanganninya, maka tujuan dari asuhan keperawatan tidak akan berhasil.
Rasa kepedulian perawat diwujudkan dalam member

asuhan keperawatan dengan pendekatan individual, bersikap baik, member


kenyamanan dan menunjukan kemampuan professional.

Contoh pasien righ (Hak pasien) : bila perawat sudah berjanji untuk memberikan
suatu tindakan, maka tidak boleh mengingkari janji tersebut.

4. Prinsip fidelity dan faktor sosio kurtural

Prinsip fidelity berarti setia pada janji. Tentunya klien mempuunyai


harapan kepada perawat untuk bertindak demi kepentingan baik mereka.
Dengan begitu, perawat sebagai advokat klien harus menjunjung tinggi prinsip
kesetiaan dan menepati janji untuk memberikan perawatan yang terbaik untuk
klienya (Berman, synder, & frandsn, 2016).

Dalam kehidupan, mengenal komunikasi kesehatan tersebut bertujuan untuk


mempengaruhi seseorang mengenai pola hidup sehat dan pencegahan penyakit
yang berdampak pada kesehatan .

Sistem kesehatan dan juga menjaga kesehatan dapat di pahamii melalalui aspek
sosiokultural masyarakat itu sendiri, struktur sosial dan nila-nilai budaya suatu
masyarakat menjadi penting bagi kesehatan . perubahan sosiokultural
merupakan suatu hal yang sulit untuk mempengaruhi masyarakat. Selain itu
pengaruh dari perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi yang semakin
canggih sehingga memudahkan orang untuk mengakses banyak informasi
dengan waktu yang singkat.
Namun pada kenyataanya setiap orang dalam masyarakat memiliki kebebasanya
sendiri untuk mengabaikan atau tidak mempedulikan pedoman itu. Akhirnya
agar semua dapar berjalan, perlu dii lakukan pemaksaan pada masyarakat mauu
menjalanii pola hidup sehat dengan memberlakukan beberapa persyaratan
tertentu yang di berikan oleh lembaga kesehatan dari beberapa pengaturan
hukum.

5. Contoh kasus fidelity dalam keperawatan

Suatu hari ada seora ng bapak-bapak di bawah oleh keluarganya ke salah


satu Rumah Sakit di kota Surakarta dengan gejala demam dan diare kurang lebih
6 hari. Selain itu bapak-bapak tersebut (Tn. A) menderita sariawan sudah 3 bulan
tidak sembuh-sembuh, dan berat badanya turun

secara berangsur-angsur. Semula Tn. A badanya gemuk tapi 3 bulan terakhir ini
badanya kurus dan telah turun 10 kg dari berat badan semula. Tn. A ini
merupakan seseorang sopir truk yang ssering pergi keluar kota karena tuntutan
pekerjaan dan jarang pulang, kadang-kadang 2 minggu sekali bahkan sebulan
sekali.

Tn. A masuk UGD kemudian dari dokter untuk di opname di ruang penyakit
dalam karena kondisi Tn. A yang sudah sangat lemas. Kesokan harinya dokter
yang menangani Tn. A melakukan visit dan dan memberikan adviee kepada
perawatnya untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan mengambil
sampel darahnya. Tn. A yang ingin sekali tahu tentang penyakitnya meminta
perawatt tersebut untuk segera memberi tahu penyakitnya setelah di

dapatkan hasil pemeriksaan. Sore harinya pukul 16.00 WIB hasil pemeriksaan
telah di terima oleh perawat tersebut dan telah di baca oleh dokternya. Hasil
mengatakkan bahwa Tn. A positif terjangkit penyakit HIV/AIDS. Kemudian
perawat tersebut memanggil keluarga Tn. A untuk menghadap dokter yang
menangani Tn A. bersama dokter dan seizin dokter tersebut, perawat
menjelaskan tentangg kondisi pasienn dan penyakitnya. Keluarga terlihat kaget
dan bingung, keluarga meminta kepada dokter terutama perawat untuk tidak
memberitahukan penyakitnya ini kepada Tn. A, keluarganya takut Tn. A akan
frustasi, tidak mau menerima kondisinya dan di kucilkan dari masyarakat.

Perawat tersebut mengalami dilemma etik dimana satu sisi diia harus memenuhi
permintaan keluarga namun di sisi lain perawat tersebut harus memberi tahukan
kondisi yang di alami oleh Tn. A karena itu merupakan hak pasien untuk
mendapatkan informasi.

Pembahasan kasus

Kasus di atas menjadi suatu dilemma etik bagi perawat dimana dilema etik
itu di defenisikan sebagai suatu masalah yang melibatkan dua ( atau lebih)
landasan moral.

6. Peran perawat dalam pembuatan keputusan etik

Beberapa hal yang dapat menimbulkan masalah peran yang

ambigu menimbulkan dilema etik. dilema etik merupakan suatu masalah yang
sulit dimana tidak ada alternatif yang memuaskan atau situasi dimana alternatif
yang memuaskan atau situasi dimana alternatif yang memuaskan dan tidak
memuaskan sebanding. Dalam dilemma etik tidak ada yang benar atau salah.
Untuk membuat keputusan yang etis, seseorang harus tergantuung pada
pemikirann yang rasional dan bukan emosional. Kerangkan pemecahan dilemma
etik banyak di utaraka dan pada dasarnya menggunakan kerangka proses
keperawatan/pemecahan masalah secara ilmiah ( Thompson & Thopson, 1981)

Sebagai seorang profesional, perawat bertanggung jawab dan mengemban


tanggung, gugat untuk membuat keputusan dan mengambil langkah-langkah
tentang asuhan keperawatan yang diberikan. Kemamampuan pengambilan
keputusan yang tepat dan akurat sangat di butuhkan perawat untuk dapat
menyelamatkan pasien yang dihadapi. Agar perawat dapat melakukan tugasnya
dengan baik, setiap perawat harus memahami dan mampu menerapkan
pelayanan keperawatan sesuai dengan standar profesi keperawatan (Hidayat,
2012).

Kemampuan perawat ketika menangani pasien dalam kondisi-kondisi kritis


tentuu tidak lepas dari latar belakang pendidikan yang pernah ditempuh serta
pengalaman yang pernah di jalani. Termaksud di sini adalah kemampuan
perawat dalam mengambi keputusan saat gawat darurat.

Perawat memiliki tanggung jawab dan kewenangan untuk mengambil lankah-


langkah keperawatan yang di perlukan sesuai dengan standar keperawatan.
Perawat dalam menjalankan tugasnya harus sesuai dengan kode etik dan
Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah di tetapkan (Mudayana, 2014).

Prinsip utama dalam melaksanakan peran perawat adalah moral dan etika
keperawatan. Dalam setiap memberikan asuhan keperawatan kepada pasien,
perawat harus selalu berpedoman pada etika keperawatan dan standar
keperawatan yang ada serta ilmu keperawatan. Hal itu penting guna
menghhindarkan kesalahan yang dapat berakibat fatal terhadap pasien dan
eksitensi profesi keperawatan yang sedang mencari identitas diri.

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dalam upaya mendorong kemajuan profesi keperawatan agar dapat di


terima dan di hargai oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka perawat
harus memanfaatkan nilai-nilai keperawatan dalam menerapkan etika dan moral
di sertai komitmen yang kuat dalam mengemban peran profesionalnya. Dengan
demikian perawat yang menerima tanggung jawab, dapat melaksanakan asuhan
keperawatan secara etis profesional. Sikap etis pprofesional berarti bekerja
sesuai dengan standar, melaksanakan advokasi, keadaan tersebut akan dapat
memberi jaminan bagi keselamatan pasien, penghormatan terhadap hak-hak
pasien, dan akan berdampak terhadap peningkatan kualitas asuhan
keperawatan. Selain itu dalam menyelesaikan permasalahan atau dilema etik
keperawatan harus di lakukan dengan tetap mempertimbangkan prinsip-prinsip
etik supaya tidak merugikan salah satu pihak.

2. saran

Pembelajaran tentang etika prinsip fidelity dalam dunia profesi terutama


bidang keperawatan harus di tanamkan kepada mahasiswa sendiri mungkin
supaya nantinya mahasiswa bisa lebih memahami tentang etika prinsip fidelity
dalam keperawatan sehingga dalam berbuat atau bertindak sesuai kode etiknya (
kode etik keperawatan).
7

DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/mobile/sudarmanantariska/prinsip-etika-dalam-
keperawatan

https://www.scribd.com/doc/345576821

https://www.nerslicious.com/etika-keperawatan/

https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/alipia/
5a1420aec81c6337e30e96e2/sosiokurtural-dalam-aspek-komunikasi-kesehatan

https://id.scribd.com/document/361424017/Contoh-Kasus-Fidelity

https://id.scribd.com/doc/288571525/Peran-Perawat-dalam-Pengambilan-Keputusan-
Etik
8

Anda mungkin juga menyukai