Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MODEL PENYELESAIAN DILEMA ETIK

Dosen Pengampuh : Ns. Azwar, S. Kep, M. Kes

Di Susun Oleh :

Kelompok 2

Dewi Damayanti Nurjannah

Dean Alfredo Putri S Badar

Jihan Mansyur Putri Indah Zalsabila

Moh.Ikwan Ririn

Musdalifah Rika Febriyanti

Munirah Sopia

Nuraini

POLTEKKES KEMENKES PALU

PRODI D-III KEPERAWATAN TOLITOLI

TAHUN AJARAN 2022-2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Esa karena berkat

limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada

waktunya. Makalah ini membahas Dilema etik keperawatan.

Dalam menyusun makalah ini kami banyak mendapatkan hambatan dan rintangan

akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak hambatan ini bisa teratasi. Oleh karena

itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

menyusun makalah ini. Semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Allah

SWT. Terlepas dari semua itu kami menyadari bahwa makalah yang kami buat masih

jauh dari kata sempurna baik dari segi susunan maupun tata bahasa.

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................ i

DAFTAR ISI............................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang............................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................... 1

1.3. Tujuan............................................................................................................ 1

BAB II TINJAUAN TEORI...................................................................................... 2

2.1. Definisi Dilema Etik...................................................................................... 2

2.2. Prinsip Moral Dalam Menyelesaikan Masalah Etik...................................... 2-4

2.3. Model Penyelesaian DilemaEtik.................................................................... 5

BAB III PENUTUP.................................................................................................... 8

3.1. Kesimpulan.................................................................................................... 8

3.2. Saran.............................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nilai-nilai, keyakinan dan filosofi individu memainkan peranan penting pada

pengambilan keputusan etik yang menjadi bagian tugas rutin perawat. Peran perawat

ditantang ketika harus berhadapan dengan masalah dilema etik, untuk memutuskan

mana yang benar dan salah; apa yang dilakukannya jika tak ada jawaban benar atau

salah; dan apa yang dilakukan jika semua solusi tampak salah.Dilema etik dapat

bersifat personal ataupun profesional. Dilema sulit di pecahkan bila memerlukan

pemilihan keputusan tepat diantara dua atau lebih prinsip etis. Penetapan keputusan

terhadap satu pilihan, dan harus membuang yanglain menjadi sulit karena keduanya

sama-sama memiliki kebaikan dan keburukanapalagi jika tak satupun keputusan

memenuhi semua kriteria. Berhadapan dengan dilema etis bertambah pelik dengan

adanya dampak emosional seperti rasa marah, frustrasi, dan takut saat proses

pengambilan keputusan rasional. Pada pasien dengan kasus-kasus terminal sering

ditemui dilema etik, misalnya pada kasus dibawah ini yang kami akan bahas.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu dilema etik?

2. Apa saja Prinsip moral dalam menyelesaiakan masalah etik?

3. Bagaimana model penyelesaian dilemma etik ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui definisi dilemma etik

2. Mengetahui prinsip moral dalam menyelesaikan dilemma etik

3. Mengetahui model penyelesaian dilemma etik

1
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Dilema Etik

Dilema etik merupakan situasi yang di hadapi oleh seseorang dimana ia harus

membuat keputusan mengenai perilaku yang patut.

Perawat berada di berbagai situasi sehari-hari yang mengharuskan untuk

membuat keputusan-keputusan profesional dan bertindak sesuai keputusan tersebut.

Keputusan biasanya biasanya dibuat dalam hubungannya hubungannya dengan

orang lain (klien, (klien, keluarga, keluarga, dan profesi profesi kesehat kesehatan

lain). Dalam lain). Dalam membuat keputusan, bukan keputusaasan, bukan keputusan

yang paling benar yang paling benar yang akan yang akan diambil tapi keputusan

mana yang paling baik karena dalam dilema etik tidak ada benar maupun yang salah.

2.2 Prinsip Moral dalam Menyelesaiakan Masalah Etik

a. Otonomi (Autonomi)

Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir

logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa mampu

memutuskan sesuatu dan orang lain harus menghargainya. Otonomi merupakan

hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Salah

satu contoh yang tidak memperhatikan otonomi adalah Memberitahukan klien

bahwa keadaanya baik padahal terdapat gangguan atau penyimpangan.

2
b. Beneficence (Berbuat Baik)

Prinsip ini menentut perawat untuk melakukan hal yan baik dengan begitu dapat

mencegah kesalahan atau kejahatan. Contoh perawat menasehati klien tentang

program latihan untuk memperbaiki kesehatan secara umum, tetapi perawat

menasehati untuk tidak dilakukan karena alasan resiko serangan jantung.

c. Justice (Keadilan)

Nilai ini direfleksikan dalam praktek professional ketika perawat bekerja untuk

terapi yang benar sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan yang benar untuk

memperoleh kualitas pelayanan kesehatan. Contoh ketika perawat dinas sendirian

dan ketika itu ada klien baru masuk serta ada juga klien rawat yang memerlukan

bantuan perawat maka perawat harus mempertimbangkan faktor-faktor dalam

faktor tersebut kemudian bertindak sesuai dengan asas keadilan.

d. Non-maleficence (tidak merugikan)

Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada

klien. Contoh ketika ada klien yang menyatakan kepada dokter secara tertulis

menolak pemberian transfuse darah dan ketika itu penyakit perdarahan (melena)

membuat keadaan klien semakin memburuk dan dokter harus mengistrusikan

pemberian transfuse darah. akhirnya transfuse darah ridak diberikan karena prinsi

beneficence walaupun pada situasi ini juga terjadi penyalahgunaan prinsi

nonmaleficince.

e. Veracity (Kejujuran)

Nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki oleh seluruh

pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setia klien

untuk meyakinkan agar klien mengerti. Informasi yang diberikan harus akurat,

komprehensif, dan objektif. Kebenaran merupakan dasar membina hubungan

3
saling percaya. Klie memiliki otonomi sehingga mereka berhak mendapatkan

informasi yang ia ingin tahu. Contoh Ny. S masuk rumah sakit dengan berbagai

macam fraktur karena kecelakaan mobil, suaminya juga ada dalam kecelakaan

tersebut dan meninggal dunia. Ny. S selalu bertanya-tanya tentang keadaan

suaminya. Dokter ahli bedah berpesan kepada perawat untuk belum

memberitahukan kematian suaminya kepada klien perawat tidak mengetahui

alasan tersebut dari dokter dan kepala ruangan menyampaikan intruksi dokter

harus diikuti. Perawat dalam hal ini dihadapkan oleh konflik kejujuran.

f. Fidelity (Menepati janji)

Tanggung jawab besar seorang perawat adalah meningkatkan kesehatan,

mencegah penyakit, memulihkan kesehatan, dan meminimalkan penderitaan.

Untuk mencapai itu perawat harus memiliki komitmen menepati janji dan

menghargai komitmennya kepada orang lain.

g. Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi klien.

Dokumentasi tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa dibaca guna keperluan

pengobatan dan peningkatan kesehatan klien. Diskusi tentang klien diluar area

pelayanan harus dihindari.

4
2.3 Model Penyelesaian Dilema Etik

Kerangka pemecahan dilema etik banyak diutarakan oleh para ahli dan pada

dasarnya menggunakan kerangka proses keperawatan pemecahan masalah secara

ilmiah, antara lain:

1. Langkah penyelesaian dilema etik menurut Tappen (2005)

a. Pengkajian

Hal petama yang perlu diketahui perawat adalah “adakah saya terlibat

langsung dalam dilema?” perawat perlu mendengarkan kedua sisi dengan

menjadi pendengar yang berempati. Target tahap ini adalah terkumpulnya

data dari seluruh pengambil keputusan, dengan bantuan pertanyaan yaitu:

1) Apa yang menjadi fakta medik?

2) Apa yang menjadi fakta psikososial?

3) Apa yang menjadi keinginan klien?

4) Apa nilai yang menjadi konflik?

b. Perencanaan

Untuk merencanakan dengan tepat dan berhasil, setiap orang yang terlibat

dalam pengambilan keputusan harus masuk dalam proses. Thomson and

Thomson (1985) mendaftarkan 3 (tiga) hal yang sangat spesifik namun

terintegrasi dalam perencanaan, yaitu :

1) Tentukan tujuan dari treatment.

2) Identifikasi pembuat keputusan

3) Daftarkan dan beri bobot seluruh opsi atau pilihan.

5
c. Implementasi

Selama implementasi, klien/keluarganya yang menjadi pengambil keputusan

beserta anggota tim kesehatan terlibat mencari kesepakatan putusan yang

dapat diterima dan saling menguntungkan. Harus terjadi komunikasi terbuka

dan kadang diperlukan bernegosiasi. Peran perawat selama implementasi

adalah menjaga agar komunikasi tak memburuk, karena dilema etis seringkali

menimbulkan efek emosional seperti rasa bersalah, sedih atau berduka,

marah, dan emosi kuat yang lain. Pengaruh perasaan ini dapat menyebabkan

kegagalan komunikasi pada para pengambil keputusan.

d. Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah terselesaikannya dilema etis seperti yang

ditentukan sebagai outcome-nya. Perubahan status klien, kemungkinan

treatment medik, dan fakta sosial dapat dipakai untuk mengevaluasi ulang

situasi dan akibat treatment perlu untuk dirubah. Komunikasi diantara para

pengambil keputusan masih harus dipelihara.

2. Pendekatan Dalam Mengahadapi Dilema Etik

Enam pendekatan dapat dilakukan orang yang sedang menghadapi dilema

tersebut, yaitu:

a. Mendapatkan fakta-fakta yang relevan

b. Menentukan isu-isu etika dari fakta-fakta

c. Menentukan siap dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi

dilemma

d. Menentukan alternatif yang tersedia dalam memecahkan dilemma

e. Menentukan konsekwensi yang mungkin dari setiap alternative

6
f. Menetapkan tindakan yang tepat.

Dengan menerapkan enam pendekatan tersebut maka dapat meminimalisasi

atau menghindari rasionalisasi perilaku etis yang meliputi:

1) Semua orang melakukannya,

2) Jika legal maka disana terdapat keetisan dan

3) Kemungkinan ketahuan dan konsekwensinya.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berbagai permasalahan etik dapat terjadi dalam tatanan klinis yang melibatkan

interaksi antara klien dan perawat. Permasalahan bisa menyangkut penentuan antara

mempertahankan hidup dengan kebebasan dalam menentukan kematian, upaya

menjaga keselamatan klien yang bertentangan dengan kebebasan menentukan

nasibnya, dan penerapan terapi yang tidak ilmiah dalam mengatasi permasalah klien.

Dalam membuat keputusan terhadap masalah dilema etik, perawat dituntut dapat

mengambil keputusan yang menguntungkan pasien dan diri perawat dan tidak

bertentang dengan nilai-nilai yang diyakini klien. Pengambilan keputusan yang tepat

diharapkan tidak ada pihak yang dirugikan sehingga semua merasa nyaman dan mutu

asuhan keperawatan dapat dipertahankan.

3.2 Saran

Perawat harus berusaha meningkatkan kemampuan profesional secara mandiri

atau secara bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan untuk

menyelesaikan suatu dilema etik.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/289080236/MAKALAH-Dilema-Etik

https://gustinerz.com/8-prinsip-etika-dalam-keperawatan/

Ismani Nila. 2001. Etika Keperawatan. Jakarta. Widya Medika

Amir Amri. 1997 Hukum kesehatan. Jakarta Bunga Rampai

Lubis sofyan 2009. Mengenal hak konsumen dan pasien. Jakarta. Pustaka Yusticia

Anda mungkin juga menyukai