Anda di halaman 1dari 15

PEDOMAN DILEMA ETIK

PUSKESMAS BONTANG BARAT


(tolong buatkan cover yang indah dan menarik)

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan ke Hadirat Allah SWT atas segala Rahmat
dan Karunia-Nya, yang telah diberikan kepada tim penyusun sehingga
Pedoman Dilema Etik Pukesmas Bontang Barat ini dapat diselesaikan.

Pedoman ini bertujuan sebagai acuan dalam menyelesaikan setiap


kejadian yang berkaitan dengan dilema etik yang terjadi dalam pelayanan di
Puskesmas Bontang Barat. Terima kasih yang sebesar-besarnya kami haturkan
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaikan Pedoman
Dilema Etik ini.

Tentunya Pedoman Dilema Etik ini masih jauh dari kesempurnaan oleh
karena itu kami mengharapkan saran, masukan, dan kritikan untuk perbaikan
berkelanjutan dari Pedoman ini.

Akhir kata kami mengharapkan, semoga pedoman ini dapat digunakan


dan diimpelmentasikan sebagai panduan dalam menyelesaikan setiap kejadian
yang terkait dengan dilema etik dalam pelayanan Puskesmas Bontang Barat.

Bontang, .............2022 (tanggal


disesuaikan SK)

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

JUDUL........................................................................................................................i

KATA PENGANTAR...............................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1

BAB II RUANG LINGKUP......................................................................................3

BAB III TATA LAKSANA.......................................................................................5

BAB IV PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH............................9

BAB V PENUTUP..................................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dilema etik adalah suatu masalah yang melibatkan dua atau lebih landasan
moral suatu tindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya disebabkan adanya
benturan. Ini merupakan suatu kondisi dimana setiap alternatif memiliki landasan
moral atau prinsip.
Pada dilema etik ini sulit untuk menetukan mana yang benar atau salah
sehingga dapat menimbulkan stress pada dokter, perawat, bidan, petugas gizi,
petugas farmasi, dan tenaga kesehatan lainnya. Karena tenaga kesehatan tahu apa
yang harus dilakukan tetapi banyak rintangan untuk melakukannya. Dilema etik
biasa timbul akibat nila-nilai antara tenaga kesehatan, pasien atau lingkungan tidak
lagi menjadi kondusif sehingga timbul pertentangan dalam mengambil keputusan.
Pada saat berhadapan dengan dilema etik terdapat juga dampak emosional seperti
rasa marah, frustasi, dan takut saat proses pengambilan keputusan rasional yang
harus dihadapi, ini membutuhkan kemampuan interaksi dan komunikasi yang baik
dari seorang dokter, perawat, bidan, petugas gizi, petugas farmasi, dan tenaga
kesehatan lainnya.
Dalam dilema etik tidak ada yang benar ataupun yang salah. Dalam
membuat keputusan dibutuhkan pemikiran yang rasional tanpa melibatkan
perasaan emosional. Pengambilan keputusan harus didasarkan pada beberapa
langkah yaitu:
1. Mendapatkan fakta-fakta yang relevan
2. Menentukan isu-isu etika dari fakta-fakta
3. Menentukan siapa dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi dilema.
4. Menentukan alternatif yang tersedia dalam memecahkan dilema
5. Menentukan konsekwensi dari setiap alternatif
6. Menentukan tindakan yang tepat

B. Tujuan
1. Sebagai dasar dalam mengatur hubungan antar dokter, perawat, bidan, petugas
gizi, petugas farmasi, dan tenaga kesehatan lainnya dengan pasien, masyarakat,
dan unsur profesi, baik profesi medis ataupun non medis.
2. Sebagai dasar untuk mengatasi masalah yang dilakukan oleh praktisi medis
yang tidak mengindahkan etik medik dalam pelaksanaan tugasnya.

1
3. Sebagai dasar untuk mempertahankan bila praktisi medik yang dalam
menjalankan tugasnya diperlukan secara tidak adil oleh instansi ataupun
masyarakat.
4. Sebagai dasar dalam pemberian pemahaman kepada masyarakat pengguna
tenaga kesehatan akan pentingnya sikap profesional dalam melaksanakan tugas
praktek kesehatan.

2
BAB II
RUANG LINGKUP

A. DILEMA ETIK TENAGA KESEHATAN


Yang sering terjadi antara lain :
1. Agama/Kepercayaan
Dalam pelayanan puskesmas, tenaga kesehatan akan melayani pasien dengan
berbagai agama/kepercayaan yang berbeda. Perbedaan ini dapat membuat tenaga
kesehatan atau pasien memiliki sudut pandang yang berbeda tentang suatu
masalah.
Misalnya, seorang pasien yang menolak untuk diberikan imunisasi karena
meyakini bahwa dalam vaksin terdapat kandungan zat yang dilarang dalam
agamanya, sementara di sisi lain petugas telah memiliki pengetahuan tentang
proses pembuatan vaksin yang hasil akhirnya sudah tidak mengandung zat
tersebut dan berkomitmen untuk melaksanakan program pemerintah dalam upaya
meningkatkan kesehatan masyarakat. Tentu dalam kasus ini akan timbul dilema
pada tenaga kesehatan dalam pengambilan keputusan.
2. Hubungan tenaga kesehatan dengan pasien yang sering mejadi dilema antara lain:
a. Berkata kata jujur atau tidak
Terkadang muncul masalah yang sulit untuk dikatakan pada pasien mengingat
kondisi pasien, tetapi tenaga kesehatan harus mampu mengatakan kepada
pasien dan atau keluarganya tentang masalah kesehatan yang dihadapinya.
b. Kepercayaan pasien
Rasa percaya harus dibina antara tenaga kesehatan dengan pasien, tujuannya
adalah untuk mempercepat proses penyembuhan pasien.
c. Membagi perhatian
Tenaga Kesehatan harus memberikan perhatiannya kepada pasien tetapi juga
harus memperhatikan tingkat kebutuhan pasien. Keadaan darurat harus
diutamakan terlebih dahulu, tidak boleh memandang dari sisi faktor ekonomi,
sosial, suku, budaya dan agama.
d. Pemberian informasi kepada pasien
Tenaga kesehatan berperan memberikan infomasi kepada pasien baik itu
kesehatan pasien, biaya pengobatan dan juga tindak lanjut pengobatan.

3
3. Hubungan Perawat Dengan Dokter
a. Perbedaan pandangan dalam pemberian praktik pengobatan
Terjadi ketidak setujuan tentang siapa yang berhak melakukan praktik
pengobatan, apakah dokter atau perawat.
b. Konflik peran perawat
Salah satu peran perawat adalah melakukan advokasi, membela kepentingan
pasien. Saat ini keputusan pasien dipulangkan sangat tergantung kepada
dokter. Dengan keunikan pelayanan keperawatan, perawat bedah diposisi
untuk bisa mengatakan kepada pasien kapan bisa pulang atau kapan pasien
harus tetap tinggal.
4. Pengambilan keputusan
Dalam pengambilan keputusan yang etis, seorang perawat tergantung
pada pemikiran yang rasional dan bukan emosional. Terkadang saat berhadapan
dengan dilema etik terdapat juga dampak emosional seperti rasa malas, frustasi
dan takut saat proses pengambilan keputusan yang harus dihadapi, dalam hal ini
dibutuhkan kemampuan interaksi dan komukasi yang baik dari seorang perawat.
Untuk itu diperlukan pengambilan keputusan untuk menghadapi dilema etika
tersebut. Enam pendekatan dapat dilakukan orang yang sedang menghadapi
dilema tersebut, yaitu:
a. Mendapatkan fakta-fakta yang relevan.
b. Menentukan isu-isu etika dari fakta-fakta.
c. Menentukan siapa dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi
dilema.
d. Menentukan alternatif yang tersedia dalam memecahkan dilema.
e. Menentukan konsekwensi yang mungkin dari setiap alternatif.
f. Menetapkan tindakan yang tepat.
Dengan menerapkan 6 (enam) Pendekatan tersebut maka dapat meminimalisasi
atau menghindari rasionalisasi perilaku etis yang meliputi:
a. Semua orang melakukannya
b. Jika legal maka disana terdapat keetisan :
c. Kemungkinan ketahuan dan konsekwensinya

4
B. PRINSIP MORAL DALAM MENYELESAIKAN DILEMA ETIK
1. Otonomi
Didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berfikir logis dan memutuskan.
Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan untuk membuat
keputusan sendiri atau pilihan yang dihargai.
2. Keadilan
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap orang lain
yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan.
3. Kejujuran
Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk menyatakan
kebenaran. Mengatakan yang sebenarnya kepada pasien tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan.
4. Kerahasiaan
Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah informasi pasien dijaga privasinya
yang terdapat dokumen catatan kesehatan pasien, hanya boleh dibaca dalam rangka
pengobatan pasien. Tak seorangpun dapat memperoleh informasi kecuali jika
diijinkan oleh pasien / keluarganya dengan bukti persetujuannya. Diskusi dengan
pasien di luar area pelayanan, menyampaikan pada teman atau keluarga tentang
pasien dengan tenaga kesehatan lain harus dicegah.

5
BAB III
TATA LAKSANA

Kerangka pemecahan dilema etik banyak diutarakan oleh para ahli dan pada dasarnya
menggunakan kerangka proses pemecahan masalah secara ilmiah, antara lain:
1. Model Pemecahan masalah ( Megan, 1989 )
Ada lima langkah-langkah dalam pemecahan masalah dalam dilema etik, yaitu :
a. Mengkaji situasi
b. Mendiagnosa masalah etik moral
c. Membuat tujuan dan rencana pemecahan
d. Melaksanakan rencana
e. Mengevaluasi hasil
2. Kerangka pemecahan dilema etik (Kozier & Erb, 2004)
a. Mengembangkan data dasar
Untuk melakukannya, petugas memerlukan pengumpulan informasi sebanyak
mungkin meliputi :
1) Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut dan bagaimana keterlibatannya
2) Apa tindakan yang diusulkan
3) Apa maksud dari tindakan yang diusulkan
4) Apa konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul dari tindakan yang
diusulkan
b. Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut
c. Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan
dan mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi tindakan tersebut
d. Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut dan siapa pengambil
keputusan yang tepat
e. Mengidentifikasi kewajiban perawat
f. Membuat keputusan
3. Model Murphy dan Murphy
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan
b. Mengidentifikasi masalah etik
c. Siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan
d. Mengidentifikasi peran perawat
e. Mempertimbangkan berbagai alternatif-alternatif yang mungkin
dilaksanakan
f. Mempertimbangkan besar kecilnya konsekuensi untuk setiap alternatif
keputusan

6
g. Memberi keputusan
h. Mempertimbangkan bagaimanan keputusan tersebut hingga sesuai dengan
falsafah umum untuk perawatan pasien
i. Analisa situasi hingga hasil aktual dari keputusan telah tampak dan
menggunakan informasi tersebut untuk membantu membuat keputusan
berikutnya.
4. Langkah-langkah menurut Purtilo dan Cassel ( 1981)
Purtilo dan cassel menyarankan 4 langkah dalam membuat keputusan etik
a. Mengumpulkan data yang relevan
b. Mengidentifikasi dilema
c. Memutuskan apa yang harus dilakukan
d. Melengkapi tindakan
5. Langkah-langkah menurut Thompson & Thompson ( 1981)
a. Meninjau situasi untuk menentukan masalah kesehatan, keputusan yang
diperlukan, komponen etis dan petunjuk individual.
b. Mengumpulkan informasi tambahan untuk mengklasifikasi situasi
c. Mengidentifikasi Issue etik
d. Menentukan posisi moral pribadi dan professional
e. Mengidentifikasi posisi moral dari petunjuk individual yang terkait
f. Mengidentifikasi konflik nilai yang ada
6. Pemecahan dilema etik
a. Mengembangkan Data Dasar
1) Siapa saja orang-orang yang terlibat dalam dilema etik tersebut seperti
pasien, suami, anak, perawat, rohaniwan.
2) Tindakan yang diusulkan, sebagai pasien dia mempunyai otonomi untuk
membiarkan penyakit menggerogoti tubuhnya walaupun sebenarnya
bukan hal itu yang diinginkan.
Dalam hal ini perawat memiliki peran dalam pemberi asuhan
keperawatan, peran advocad (pendidik) serta sebagai konselor yaitu
membela dan melindungi pasien tersebut untuk hidup danmenyelamatkan
jiwa pasien dari ancaman kematian.
3) Maksud dan tindakan, dengan memberikan pendidikan , konselor,
advokasi, diharapkan pasien dapat menerima serta dapat membuat
keputusan yang tepat terhadap masalah yang saat ini di hadapi.
4) Konsekuensi tindakan misal pada kasus wanita yang mengidap kanker
payudara dan harus dilakukan pengangkatan payudara. Bila operasi

7
dilakukan :
- Biaya : Membutuhkan biaya yang cukup besar
- Psikososial : Pasien merasa bersyukur diberi umur yang panjang
(bila operasi itu lancar dan baik) namun pasien juga di hadapkan
pada kecemasan akan kelanjutan hidupnya apabila ternyata operasi
tersebut gagal.
- Fisik : Pasien akan kehilangan salah satu payudaranya begitu juga
sebaliknya jika operasi tidak dilaksanakan.
b. Identifikasi konflik akibat situasi tersebut :
1) Untuk memutuskan apakah tindakan dilakukan pada pasien, perawat
dihadapkan pada konflik tidak menghormati otonomi pasien.
2) Apabila tindakan tidak dilakukan perawat dihadapkan pada konflik seperti
tidak melaksanakan sumpah profesi, tidak melaksanakan kode etik profesi
dan prinsip moral serta tidak melaksanakan perannya sebagai pemberi
asuhan keperawatan.
3) Tindakan alternatif terhadap tindakan yang diusulkan
a) Mengusulkan dalam tim yang terlibat dalam masalah yang dihadapi
pasien untuk dilakukannya tindakan atau tidak.
b) Mengingat dilema etik kepada komisi etik keperawatan yang lebih
tinggi untuk mempertimbangkan apakah dilakukan atau tidaknya suatu
tindakan.
4) Menetapkan siapa pembuat keputusan
Pihak-pihak yang terlibat dalam pembuat keputusan antara lain tim
kesehatan itu sendiri, pasien, dan juga keluarga pasien.
5) Mengidentifikasi kewajiban perawat
a) Menghindarkan pasien dari ancaman kematian
b) Melaksanakan prinsip-prinsip kode etik keperawatan
c) Menghargai otonomi pasien
6) Membuat keputusan
Keputusan yang diambil sesuai dengan hak otonomi pasien dan juga dari
pertimbangan tim kesehatan lainnya.

8
BAB IV
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH

Permasalahan dalam dilema etik, meliputi :


TANGGUNG
POLI / ALASAN ALASAN YANG HARUS
NO KASUS JAWAB
PROGRAM PASIEN PETUGAS DILAKUKAN
PETUGAS
Memberikan
pengobatan
semaksimal
Agar luka Memberi
Kekhawatiran mungkin
Pasien menolak tidak edukasi ke
pasien (takut), (membersihkan
untuk mengalami pasien dan
keyakinan pasien luka dan
dilakukan jahit infeksi dan meminta tanda
bahwa luka dapat melakukan
luka mengurangi tangan
menutup sendiri terapi), serta
pendarahan penolakan
meminta pasien
kontrol 3 hari
kemudian.
Pasien/keluarga
pasien takut pada
Pasien/keluarga Memberi Memberikan
proses
pasien menolak Untuk edukasi dan pengobatan
pengambilan
pemeriksaan penegakan meminta tanda berdasarkan
darah/mengetahui
laboratorium diagnostik tangan pemeriksaan
hasil
(diagnostik) penolakan fisik
pemeriksaan
laboratorium
Hasil
pemeriksaan
laboratorium Memberikan
Tidak ada
1 Umum menunjukkan informed
keluarga yang Pendampingan
hasil yang consent ke
bisa menjaga oleh kader,
tidak baik, dan pasien untuk
Pasien menolak pasien, jarak petugas
harus rujukan
dirujuk rumah jauh dari kesehatan dan
mendapatkan emergency, dan
rumah sakit, dan koordinasi
penanganan mengantar
tidak mempunyai dengan linsek
lebih lanjut di pasien ke RS
kendaraan.
RS agar rujukan
kondisi pasien
lebih baik.
Mendapatkan
obat yang
sesuai/cocok
yang diberikan Semua dokter Tetap
oleh dokter yang mengarahkan
Pasien memilih
tersebut, memberikan Memberikan pasien ke dokter
dokter untuk
mendapat pelayanan edukasi ke yang bertugas.
memberikan
informasi memiliki pasien tersebut. Sosialisasi hak
pelayanan.
mengenai kompetensi dan kewajiban
penyakitnya lebih yang sama. pasien.
jelas dari dokter
tersebut, dan hak
pasien

9
Pemantauan
Pasien harus Memberikan
Tidak memiliki kepada ibu
Pasien ibu di rujuk edukasi ke
BPJS, dan tidak hamil dan
2 Kia hamil menolak karena pasien dan
mampu melunasi koordinasi ke
dirujuk Anemia (HB : memberikan
tunggakan BPJS. kader,ketua RT
7) rujukan.
dan Linsek.
Edukasi
Menolak Kepercayaan, Pencegahan Memberikan
3 Imunisasi pentingnya
diimunisasi traumatik penyakit PD3I imunisasi
imunisasi
Pemberian
edukasi terkait
Perawatan gigi
Gigi masih perawatan,
butuh kunjungan
Pasien menolak bisa Memberikan mengarahkan
bolak-balik,
4 Gigi ditambal, minta dipertahankan, edukasi ke pasien untuk
setelah ditambal
dicabut saja tidak perlu pasien memilih
biasanya sakit
dicabut tindakan yang
gigi
terbaik untuk
pasien
TBC
merupakan
Dilakukan
penyakit
pemantauan
menular, jika
oleh petugas,
tidak diobati
Lapor ke kader,
dengan tuntas
Memberikan RT dan
akan
Pasien tidak edukasi ke kelurahan serta
menularkan ke
mau Sudah tidak ada pasien dan babinkamtibmas
5 Tb orang lain
melanjutkan keluhan keluarga atau agar dibantu
Risiko
minum OAT pengawas memantau dan
mengarah ke
menelan obat segera
tb resisten
membawa ke
obat jika
faskes jika
pasien tidak
kondisi tidak
menyelesaikan
membaik.
pengobatan
kategori 1
KIE Ulang dan
Memberikan penanda
Kondisi edukasi tangaanan
Pasien menolak Takut diambil
6 Lab pasien tidak pentingnya penolakan
di ambil darah darah (fobia)
baik/drop pemeriksaan tindakan jika
darah tidak mau
diambil darah
Ukm : pasien Keluarga pasrah KIE,
Kondisi KIE, tetap
home visit akan kondisi memberikan
pasien tidak memantau
menolak untuk pasien yang lembar
baik/drop kondisi pasien
di rujuk. sekarang. penolakan
Meminta
P2 : rumah Asap Terjadinya
7 P2 bantuan RT dan
tidak mau di mengganggu penyebaran KIE
Kelurahan
fogging hewan peliharaan kasus dbd
setempat
Pasien menolak Meminta
Untuk
untuk Pasien takut sakit KIE bantuan RT dan
penegakan dx
melakukan Keluarahan.

10
pemeriksaan
dan Memantau
pengambilan keadaan pasien.
sampel.
Merupakan
Lapor ke
penyakit
Dinkes untuk
Pasien tb/kusta Pasien memilih menular dan
solusi, laporan
menolak pengobatan harus KIE
ke RT setempat,
pengobatan alternatif memutus mata
pantau keadaan
rantai
pasien
penularan
Pasien tidak ada
jaminan, pasien
Pis-pk : pasien
tidak ada yang Ht tidak Sampaikan
tidak berobat KIE
mengantar, terkontrol lintas sektor
rutin
pasien tidak ada
biaya transport
Harus terdapat
Pasien merasa data
PE keluarga tidak nyaman pendukung
Lapor ke RT
pasien menolak dengan untuk KIE
dan Kelurahan
untuk di PE pertanyaan dari identifikasi
petugas penyebab
kasus
Karena merasa Koordinasi
Gizi Buruk anaknya baik Mengikuti tata dengan linsek
8 Gizi menolak baik saja dan laksana gizi KIE dan petugas
dirujuk tidak memiliki buruk melakukan
kendaraan pemantauan
Lapor ke RT
Edukasi dan Kelurahan
Ibu bayi/balita Sibuk, ada yang Bayi/balita pentingnya agar dibantu
9 Promkes tidak mau ke kerja, tidak ada terpantau oleh pemantauan untuk mengajak
posyandu yang mengantar petugas tumbuh masyarakat agar
kembang rutin ke
posyandu

11
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berbagai permasalahan etik dapat terjadi dalam tatanan klinis yang melibatkan
interaksi antara pasien dengan dokter, perawat, bidan, petugas gizi, petugas farmasi dan
tenaga kesehatan lainnya. Permasalahan bisa menyangkut penentuan antara
mempertahankan hidup atau kebebasan dalam menentukan kematian. Upaya menjaga
keselamatan pasien yang bertentangan dengan kebebasan menentukan nasibnya, dan
penerapan terapi yang tidak ilmiah dalam mengatasi permasalah pasien.
Dalam membuat keputusan terhadap masalah dilema etik, tenaga kesehatan
dituntut untuk mengambil keputusan yang menguntungkan pasien dan dirinya, dan tidak
bertentang dengan nilai-nilai yang diyakini pasien. Dengan pengambilan keputusan
yang tepat diharapkan tidak ada pihak yang merasa dirugikan sehingga mutu pelayanan
puskesmas dapat dipertahankan.

B. SARAN
Panduan ini perlu disosialisasikan kepada semua petugas/pelaksana layanan
dan penunjang lainnya yang ada di Puskesmas Bontang Barat. Panduan ini perlu
dievaluasi secara berkala dan direvisi sesuai perkembangan ilmu pengetahuan agar
menjadi lebih sempurna, sehingga penanganan dilema etik dapat lebih optimal.

12

Anda mungkin juga menyukai