Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ETIK DALAM PERAWATAN PALIATIF

KELOMPOK III

1. I GUSTI AYU MADE INDRAYANI (NIM : 221420107)


2. I G A SRI EMI SUSILADEWI (NIM : 221420116)
3. KADEK TRISNAWATI (NIM : 221420118)
4. KADEK WIDYAWATI (NIM : 221420120)
5. NI MADE SUDARMAJA (NIM : 221420123)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RANA WIJAYA

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang
diberikan-Nya sehingga tugas Makalah yang berjudul “Makalah Etik Dalam
Perawatan Paliatif" ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini kami
buat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas kuliah.

Kami sudah berusaha menyusun makalah ini sebaik mungkin, akan tetapi
kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Namun berkat
arahan, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak termasuk dosen dan teman-
teman, makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu serta memberikan arahan dan bimbingan kepada kami

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih yang dalam


kepada semua pihak yang telah membantu menyumbangkan ide dan pikiran mereka
demi terwujudnya makalah ini. Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih sederhana
dan belum sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik pembaca sangat diharapkan
untuk mewujudkan kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis berharap makalah
ini ada manfaatnya.

Denpasar , 5 Juni 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................. 2

C. Tujuan………….. ………………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN…..……………............................................... 3

A. Hukum dan Etika …………..……….................................... 3

B. Teori Tentang Etik................................................................. 3

C. Prinsip Etik Kesehatan…...................................................... 3

D. Etika Dalam Isu Perawatan Paliatif ..................................... 5

E. Dasar Hukum Perawatan Paliatif.......................................... 6

F. Cara Pengambilan Keputusan Klinis Perawatan Paliatif....... 7

G. Peran Perawat Dalam Pengambilan Keputusan Etis ........... 7

BAB III PENUTUP ................................................................................. 8

A. Kesimpulan ........................................................................... 8

B. Saran...................................................................................... 8

DAFTA PUSTAKA ................................................................................ 10


R

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kematian tidak bisa dihindari dan semua orang cepat atau lambat pasti akan
menemuinya. Bagi sebagian orang, kematian adalah hal yang menakutkan. Mereka
tidak mau memikirkan, apalagi membicarakannya. Sebagian orang lain menganggap
kematian adalah hal yang biasa, sebagai awal kehidupan baru di akhirat. Karena setiap
orang akan mati, setiap orang juga akan melalui proses sekarat. Ada yang cepat ada
juga yang lambat, menyakitkan dan menyengsarakan. Di sinilah perawatan paliatif
diperlukan.
Perawatan paliatif menurut WHO (2002) adalah pendekatan yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas kehidupan pasien dan keluarganya menghadapi masalah-
masalah yang berhubungan dengan penyakit yang mengancam jiwa, dengan
mencegah dan meringankan penderitaan melalui identifikasi awal dan penilaian serta
terapi rasa sakit dan masalah lain–baik fisik, psikososial maupun spiritual. Paliatif
berasal dari bahasa Latin pallium, sejenis jubah pada zaman Yunani kuno dan
Romawi.
Paliatif berarti berfungsi seperti jubah yang melindungi, menyamankan, dan
menyembunyikan atau mengurangi keburukan. Perawatan paliatif adalah perawatan
yang menyelubungi seorang yang sakit dengan terapi yang penuh cinta kasih.
Perawatan ini tidak hanya memikirkan aspek fisik, tetapi juga termasuk kebutuhan
psikologis, sosial dan spiritual seseorang. Perawatan paliatif tidak lagi ditujukan untuk
penyembuhan, tetapi untuk meningkatkan kualitas hidup pasien di sisa usianya.
Perawatan ini diberikan ketika tidak ada lagi peluang kesembuhan secara medis.
Perawatan hanya ditujukan untuk mengurangi penderitaan sebanyak mungkin.
Etika dapat dianggap menjadi subjek teoritis yang memiliki sedikit relevansi
yang berpengaruh terhadap perawatan pasien. Dimulai dengan gambaran bagaimana
sebuah aspek yang relatif sederhana dalam perawatan pasien dapat menantang
kebolehan etis. Di sini menetapkan dua pendekatan filosofis kunci konsekuensialisme
dan deontology yang telah mempengaruhi nilai-nilai dan moral Barat berbasis
masyarakat dan budaya. Prinsip-prinsip etika yang berhubungan dengan perawatan

1
kesehatan . Prinsip ini bersama dengan alat lain yang digunakan dalam pengambilan
keputusan etis klinis, memungkinkan perawatan kesehatan yang profesional untuk
menentukan apakah tindakan klinis atau keputusan tentang perawatan etis dibenarkan.
Akhirnya, isu-isu terkini dalam perawatan paliatif dieksplorasi, dengan fokus
terutama pada subyek perawatan luar biasa dan sia - sia di akhir kehidupan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud hukum dan etika?
2. Bagaimana teori tentang etik?
3. Bagaimana etika dalam isu perawatan paliatif ?
4. Apa prinsip etik kesehatan?
5. Apa dasar hukum perawatan paliatif?
6. Bagaimana cara pengambilan keputusan klinis perawatan paliatif?
7. Apa peran perawat dalam pengambilan keputusan etis?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Mahasiswa mampu mengetahui etik dalam perawatan paliatif

2. Tujuan Kusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui hukum dan etika
b. Mahasiswa mampu mengetahui teori tentang etik
c. Mahasiswa mampu mengetahui etika dalam isu perawatan paliatif
d. Mahasiswa mampu mengetahui prinsip etik kesehatan
e. Mahasiswa mampu mengetahui dasar hukum perawatan paliatif
f. Mahasiswa mampu mengetahui cara pengambilan keputusan klinis perawatan
paliatif
g. Mahasiswa mampu mengetahui peran perawat dalam pengambilan keputusan
etis

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hukum dan Etika


Hukum: “Sebagai satu kesatuan dari aturan dan kebijakan dalam tatanan sosial
yang di atur dalam suatu pemerintahan”. Di buat oleh masyarakat dan dijalankan oleh
masyarakat. Etik: Berasal dari kata “Ethos” “Suatu ilmu tentang hubungan perilaku
atau kepribadian dan aksi moral terhadap nilai”.

B. Teori Etik
Dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Etik Non Normatif Fokus menganalisa suatu makna, melakukan justifikasi dan
pengambilan keputusan berdasarkan fakta dan rasionalitas mengenai konsep
moral hingga menentukan sikap.
2. Etik Normatif Fokus pada norma atau standar dari perilaku atau nilai dan
memastikan norma atau standar diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

C. Etika Dalam Isu Perawatan Paliatif


Sementara isu-isu ini mungkin mirip dengan yang dialami dalam spesialisasi
kesehatan lainnya. Sifat perawatan paliatif berfokus pada perdebatan tentang masalah
etika pada kematian. Keadaan pada akhir hidup dapat mengakibatkan dilema etika
yang lebih rumit oleh isu-isu tentang kompetensi orang yang akan meninggal, hak
mereka untuk menolak atau menerima perawatan dalam mempertahankan integritas
pribadi mereka atas kematian mereka sendiri. Dilema etika mungkin timbul dari
perbedaan nilai-nilai, ditempatkan pada nilai kehidupan dan wali mereka. Setiap
orang memiliki hak untuk mengakses setiap kemungkinan pengobatan, berapapun
harga dalam hal keuangan, waktu dan sumber daya yang tersedia. Dalam membawa
kenyamanan dan harapan bagi pasien dan keluarga mereka yang membutuhkan
kualitas perawatan paliatif, tim kesehatan multi-profesional perawatan sering
ditantang oleh keputusan yang perlu dibuat tergantung pada keadaan pada waktu
tertentu. Pengaruh hukum masing-masing negara pada keputusan etis menentukan

3
kebenaran hukum atau kesalahan tindakan. Situasi ini jelas digambarkan oleh masalah
bunuh diri, yang di mana hukum menentukan tindakan tersebut (apakah tindakan atau
kelalaian yang secara etis diperkenankan atau tidak). Hal ini digambarkan dengan
bunuh diri, saat ini ilegal di Inggris, sebuah wilayah di Belanda (yang non-
melegalkan, tapi tidak muncul secara hukum dihukum oleh masyarakat); yang
dilegalisir dan kemudian terbalik di Wilayah Utara di Australia selama akhir 1990-an,
dan menjadi hukum (diberikan keadaan tertentu) di negara bagian Oregon di Amerika
Serikat di mana seseorang dapat mengajukan permohonan agar resep obat untuk
mengakhiri hidup seseorang (pengamanan ini dikendalikan melalui kriteria yang
ketat). Mereka yang bekerja dalam perawatan paliatif dapat memahami keinginan
pasien yang ingin mati dengan damai dan dengan kualitas hidup yang diterima hanya
dapat ditentukan oleh pasien sendiri. Dalam beberapa situasi, mungkin pasien
menghargai untuk mengakhiri kehidupan mereka. Pertimbangan etika tidak dapat
memberikan jawaban untuk semua pertanyaan sulit yang dapat timbul dalam
perawatan paliatif. Seringkali, tidak ada benar atau salah yang jelas. Dalam etika
penekanannya harus dianggap dan memikirkan dalam hal kebolehan etis dari
tindakan. Kesadaran akan masalah etika dan argumen memungkinkan praktisi untuk
mendapatkan keputusan tentang tindakan mereka dan untuk membantu memperjelas
situasi bagi pasien dan keluarga mereka. Tantangan yang dihadapi oleh para perawat
profesional kesehatan dalam perawatan paliatif sering berfokus pada isu-isu etika
tertentu pada akhir kehidupan, seperti keputusan berkaitan dengan kelanjutan
pemberian hidrasi buatan, obat-obatan tertentu dan pemberian makanan buatan. Etika
dapat memberikan dasar untuk menentukan apakah keputusan yang dibuat tentang
perawatan, pengobatan dapat diperbolehkan secara etis. Keputusan rumit akan terjadi
ketika otonomi pribadi pasien berkurang. Hal ini dapat terjadi ketika pasien mungkin
tidak lagi mampu menunjukkan pilihan pribadi mereka sebagai akibat dari obat-
obatan, kemunduran progresif dari kesadaran mereka atau melalui proses penyakit
yang membatasi kemampuan mereka untuk memahami, untuk membicarakan atau
untuk berkomunikasi keinginan mereka (atau kombinasi) ini. Dalam keadaan seperti
itu, pertimbangan tindakan yang akan menjadi kepentingan terbaik pasien perlu
ditentukan. Hal ini dapat difasilitasi melalui diskusi dengan anggota keluarga dekat.
Kesulitan dapat muncul melalui konflik di antara anggota keluarga atau tim langsung
ketika, sebagai orang individu, mereka memiliki perbedaan nilai-nilai tentang isu-isu
pada akhir hidup.

4
Etika dalam perawatan paliatif :
1. Pasien menghadapi kondisi penyakit tidak dapat disembuhkan, terapi yang
diberikan bukan kuratif tapi simptomatis atau paliatif
2. Pasien cenderung lemah fisik maupun mental, pasien tidak mampu menghadapi
stress fisik dan mental yang timbul dari luar atau lingkungan sendiri
3. Pasien di ambang kematian yang akan menimbulkan ketakutan dan kegelisahan,
perlu mendapat simpati, dukungan mental dan spiritual.

D. Prinsip Etik Kesehatan

The Four Principles (Beauchamp dan Childress):


1) Menghargai otonomi
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir
logis dan mampu membuat keputusan sendiri.prinsip otonomi merupakan
bentuk respek terhadap seseorang atau dipandang sebagai persetujuan tidak
memaksa dan bertindak secara rasional.
2) Beneficience: melakukan hal yang terbaik untuk pasien
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang yang baik. Kebaikan
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan
kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang
lain.Terkadang dalam situsi pelayanan kesehatan, terjadi konflikantara prinsip
ini dengan otonomi.
3) Non-maleficence: menhindari hal yang merusak atau merugikan pasien
Prinsip ini berati tidak menimbulkan bahya / cedera fisik dan psikologis pada
klien. Prinsip tidak merugikan, bahwa kita berkwaiban jika melakukan suatu
tindakan agar jangan sampai merugikan orang lain.
4) Distributive justice: adil dalam menggunakan dan mendistribusikan sumber
dan fasilitas.
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap orang
lain yang menjunjung prinsip–prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini
direfleksikan dalam praktek profesional ketika tim perawatan paliatif bekerja

5
untuk terapi yang benar sesuai hukum,standar praktek dan keyakinan yang
benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.

Guido (1990):

1) Veracity :Berkata jujur


2) Fidelity :Suatu komitmen atau apapun permintaan khusus dari seseorang yang
perlu dipertahankan.
3) Paternlism/ Parentalism :Kondisi dimana seseorang mengambil keputusan
untuk orang lain.
4) Menghargai orang lain.

E. Dasar Hukum Perawatan Paliatif


Dasar hukum keperawatan paliatif diantanya meliputi :
1. Aspek Medikolegal dalam perawatan paliatif ( Kep. Menkes NOMOR
:812/Menkes/SK/VII/2007 )
a) Persetujuan tindakan medis/infomed consent untuk pasien paliatif.
Pasien harus memahami pengertian, tujuan dan pelaksanaan perawatan
paliatif.
b) Resusitasi/Tidak resisutasi pada pasien paliatif. Keputusan dilakukan
atau tidak dilakukan tindakan resusitasi dapat dibuat oleh pasien yang
kompeten atau oleh Tim perawatan paliatif. Informasi tentang hal ini
sebaiknya telah di informasikan pada saat pasien memasuki atau
memulai perawatan paliatif.
c) Perawatan pasien paliatif di ICU Pada dasarnya perawatan paliatif
pasien di ICU mengikuti ketentuan umum yang berlaku. Masalah
medikolegal lainnya pada perawatan pasien paliatif. Tindakan yang
bersifat kedokteran harus dkerjakan oleh tenaga medis, tetapi dengan
pertimbangan yang mempertimbangkan keselamatan pasien tindakan
tindakan tertentu dapat didelegasikan kepada tenaga kesehatan yang
terlatih.
2. Medikolegal Euthanasia Euthanasia adalah dengan sengaja tidak melakukan
sesuatu untuk memperpanjang hidup seseorang pasien atau sengaja melakukan

6
sesuatu untuk memperpendek hidup atau mengakhiri hidup seorang pasien,
dan ini dilakukan untuk kepentingan pasien sendiri.
F. Pengambilan Keputusan Klinis Perawatan Paliatif
Pertimbangan prinsip-prinsip etis dapat menunjukkan kebolehan etis dari
tindakan atau kelambanan, yang harus dihormati oleh tim multi-profesional.
Pentingnya membuat keputusan klinis diperbolehkan secara etis sering dapat
menyebabkan konflik tergantung pada sudut pandang filosofis tertentu bahwa
individu terus. Tim Etik: perawat, rohaniawan, dokter, pekerja sosial medik, nutrician,
apoteker, tenaga profesional hukum.

G. Peran Perawat Dalam Pengambilan Keputusan Etis


Dalam membuat keputusan etis perawat perlu menyadari prinsip-prinsip etika,
nilai-nilai yang mempengaruhi pendekatan terhadap masalah etika dan alat yang
digunakan untuk membenarkan keputusan. Para perawat memiliki peran dalam
memastikan ada pemahaman bersama dan menghormati prinsip-prinsip etika tersebut
yang dipengaruhi oleh tindakan. pasien sakit parah akibat penyakit dan yang memiliki
prospek masa depan yang buruk dari kualitas hidup mereka harus diperbolehkan
untuk mati jika itu yang mereka inginkan, atau jika dianggap dalam kepentingan
terbaik mereka jika mereka tidak dapat mengungkapkan pendapat mereka. Alternative
lain untuk membiarkan orang mati jika ada harapan sedikit atau tidak menyelamatkan
mereka.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Etika dalam keperawatan paliatif, adalah isu yang terkait dari penanganan
diakhir hidup yang menyangkut kepetusan etis, moral, dan hukum oleh keluarga dan
para tenaga medis. Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas kehidupan pasien dan keuarganya dalam menghadapi masalah
masalah yang berhubungan dengan penyakit yang mengancam jiwa, dengan
mencegah dan meringankan penderitaan melalui identifikasi awal serta terapi dan
masalah lain, fisik, psikososial dan spirittual. Etik merupakan kesadaran yang
sistematis terhadap prilaku yang dapat dipertanggungjawabkan , didalam etik terdapat
nilai nilai moral yang merupakan dasar dari perilaku manusia ( niat ). Yang terpenting
adalah rambu -rambu etika , moral maupun hukum yang tegas tentang euthanasia,
agar terdapat kejelasan.

B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
a. Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam
mengikuti proses pembelajaran
b. Dapat meningkatkan pelayanan perawatan pasien paliatif baik di instansi
rumah sakit maupun di pelayanan lanjutan atau home care
c. Menerapkan prinsip etik perawatan paliatif berdasarkan hukum perawatan
paliatif.
d. Hendaknya jangan segan untuk bertanya kepada dosen atau pembaca buku
tentang hal-hal yang belum jelas
e. Selalu semangat ketika berdiskusi dan selalu bekerjasama ketika dalam
bekerja kelompok
f. Diharapkan selalu mencari informasi terbaru mengenai etik dalam perawatan
paliatif.

8
2. Bagi Dosen Mohon bimbingannya supaya kami lebih memahami etik dalam
perawatan paliatif.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anonim (2010). Proyek CPP-Indonesian Aged Care Project “Memahami Perawatan


Paliatif.http://indonesianwelfare.org.au/dmdocuments/CPP/Articl
es/Perawatan_Paliatif_June_2010.pdf. Diakses tanggal 17 Mei 2013.
Achadiat. Chritiono M, 2007, Dinamika Etika & Hukum Kedokteran dalam
Tantangan Zaman, ECG, Jakarta
Asshiddiqie. Jimly, 2005, Demokrasi Dan Hak Asasi Manusia, Ketua Mahkamah
Konstitusi Republik Indonesia dan Guru Besar Hukum Tata Negara
Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Komalawati. D. Veronica, 1989, Hukum dan Etika dalam Praktek Dokter, Pustaka
Harapan, Jakarta
Kozier, 2000, Fundamentals of Nursing : concept theory and practices. Philadelphia.
Addison Wesley.
Mendri. Ni Ketut, 2009, Hubungan Pemberian Informasi Tindakan Invasif Oleh
Perawat Dengan Pemahaman Hak Pasien Rawat Inap Di IRNA I RSUP Dr.
Sardjito , Tesis Tidak Dipublikasikan. Pasca Sarjana UGM Yogyakarta
Perry & Potter, 1997, Fundamental Keperawaran, Buku Ajar Konsep, Proses dan
Praktik, ( Alih Bahasa : Yasmin Asih, dkk) Ed. 4, EGC, Jakarta.
Sutarno, Eutanasia Yang Tidak Disadari Di Rumah Sakit, disampaikan dalamKongres
Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia di Yogyakarta 10 Juni 2012 10.
Tejawinata. Sunaryadi, 2008, Perawatan Paliatif adalah Hak Asasi Setiap
Manusia, disampiakan pada seminar peringatan hari paliatif sedunia 26
Oktober 2008, Surabaya. (Kepala Pusat Pengembangan Paliatif & Bebas
Nyeri RSU Dr. Soetomo periode 1992-2006)
WHO. 20112009. . WHO Definition of Palliative Care. iativeldefinitionlenl. Diakses
tanggal 4

10

Anda mungkin juga menyukai