Anda di halaman 1dari 14

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN

Dosen: Andi Khairun,S.H,M.Si

DISUSUN OLEH :
MUH. RIZAL
(B00223031)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BARAMULI PINRANG


2023
KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum wr. wb.


Puji syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang. Karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
saya berhasil menyusun dan menyajikan makalah ini yang berjudul ‘‘ETIKA
DAN HUKUM KESEHATAN’’.
Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan kita semua,
tentang bagaimana etika dan hukum kesehatan. Saya menyadari bahwa
makalah ini jauh dari sempurna. oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun selalu saya harapkan guna menyempurnakan makalah ini dan
dapat menjadi acuan dalam menyusun makalah-makalah atau tugas-tugas
selanjutnya.
Saya juga mohon maaf apabila dalam pembuatan makalah ini terdapat
kesusahan pengertian dan kekeliruan, sehingga membingungkan pembaca
dalam memahami maksud saya. Terima kasih saya ucapkan kepada dosen
mata kuliah etika dan huhum kesehatan yang telah memberikan tugas ini
sehingga mempermudah saya dalam memahami pengertian dari etika dan
perinsip - prtinsip etika, serta ruang lingkup dari hukum kesehatan. Akhir
kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga ALLAH
SWT senantiasa meridhoi segala usaha kami. Amin.

Pinrang, 11 November 2023

MUH RIZAL

i
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................... 2
C. Tujuan Makalah........................................................................ 2
D. Tujuan Dan Manfaat................................................................. 2
BAB II ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN
A. Pengertian Etika........................................................................ 3
B. Prinsip-Prinsip Etika Dan Hukum Kesehatan............................ 4
C. Ruang Lingkup Hukum Kesehatan............................................ 7
D. Dasar Hukum Pelaksanaan Hukum Kesehatan......................... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam menjalankan tugas dan profesi sebagai dalam kehidupan
sehari-hari diperlukan adanya kode etika. Kode etika merupakan
pernyataan atau keyakinan yang mengungkapkan kepedulian moral,
nilai dan tujuan pelayanan dan pengabdian. Kode etika bertujuan untuk
memberikan alasan/dasar terhadap keputusan yang menyangkut etika
masalah etika dengan menggunakan model-model moralitas yang
konsekuen dan absolut. Sebagai landasan utama dalam kode etika
adalah prinsip penghargaan terhadap orang lain, diikuti dengan prinsip
otonomi yang menempatkan pasien sebagai fokus dari keputusan yang
rasional. Prinsip - prinsip lain yang perlu diperhatikan adalah: prinsip
kemurahan hati atau selalu berbuat baik, menghargai keyakinan atau
hak-hak istimewa individu (confidentially), selalu menepati janji (fidelity)
dan memperlakukan individu-individu secara adil. Kode etika profesi
lahir dari dalam lembaga atau organisasi profesi itu sendiri yang
kemudian mengikat secara etika dan moral bagi seluruh anggota yang
tergabung dalam profesi tertentu sehingga setiap profesi memiliki kode
etika yang berbeda-beda baik dari segi norma maupun ruang lingkup
dan wilayah berlakunya. Dengan demikian maka kode etika profesi
berisi nilai-nilai etika yang ditetapkan sebagai sarana pembimbing dan
pengendali bagaimana seharusnya pemegang profesi bertindak atau
berperilaku atau berbuat dalam menjalankan profesinya. Jadi nilai-nilai
yang terkandung dalam kode etika profesi adalah nilai-nilai etika.

1
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dapat
diambil adalah sebagai berikut:
1. Apa itu Pengertian Etika.?
2. Apa prinsip-prinsip etik.?
3. Apa ruang linkup dari kesehatan.?
4. Apa dasar hukum pelasanaan hukum kesehatan.?

C. Tujuan Makalah
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan yang dapat diambil
adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian dari etika


2. Untuk mengetahui perinsip perinsip etika
3. Untuk mengetahui ruang lingkup kesehatan
4. Untuk mengetahui dasar hukum pelasanaan hukum kesehatan

D. Tujuan Dan Manfaat

Etika merupakan salah satu disiplin ilmiah yang bertujuan untuk


mempelajari tentang moral. Selain etika, terdapat beberapa disiplin
ilmiah lain yang mempelajari moral, antara lain antropologi, sosiologi,
dan psikologi. Perbedaannya terletak pada pendekatan yang digunakan
dalam memahami moral. Pendekatan yang digunakan dalam etika
ialah studi deskriptif moralitas. Etika menjadi tindakan sosial manusia
sebagai permasalah utamanya. Tujuan etika bersifat deskriptif
sekaligus preskiptif. Deskriptif berarti bahwa etika menyajikan
pengamatan tentang karakteristik individu. Sementara, preskriptif
berarti bahwa etika bertujuan untuk mengevaluasi tindakan manusia
dan memberikan rekomendasi atau persetujuan atas tindakan
manusia.

2
BAB II
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN
A. Pengertian Etika
Menurut K. Berten, kata “etika” berasal dari bahasa yunani kuno,
yakni ethos (bentuk kata tunggal) atau ta etha (bentuk kata jamak).
Ethos berarti tempat tinggal, padang rumput, kandang, kebiasaan atau
adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, dan cara berpikir. Sedangkan
kata ta etha berarti adat kebiasaan. Namun, secara umum etika
dimengerti sebagai ilmu apa yang biasa kita lakukan.
Dalam kamus umum bahasa Indonesia merupakan ilmu
pengetahuan tentang asas - asas akhlak (moral). Pengertian lain lagi
mengenai etika dari Prof. DR. FRANZ Magniz Suseno. Ia memberi
pengertian bahwa etika adalah ilmu yang mecari orientasi (ilmu yang
member arah dan pijakan pada tindakan manusia). Apabila manusia
memiliki orientasi yang jelas, ia tidak akan hidup dengan sembarang
cara atau mengikuti berbagai pihak tetapi ia sanggup menentukan
nasibnya sendiri. Dengan demikian, etika dapat membantu manusia
untuk bertanggung jawab atas kehidupannya.
Berdasarkan pengertian tadi, dapat dirumuskan pengertian etika
menjadi tiga, pertama etika merupakan sistem nilai, yakni nilai - nilai
atau norma - norma moral yang menjadi pegangan (landasan, alasan,
orientasi hidup) seseorang atau kelompok orang dalam mengatur
tingkah lakunya. Kedua, etika kumpulan asas – asas akhlak (moral)
atau semacam kode etik. Ketiga, etika merupakan ilmu tentang apa
yang baik dan yang buruk. Hal ini terjadi apabila nilai - nilai, norma -
norma moral, asas - asas akhlak (moral), atau kode etik yang terdapat
dalam kehidupan suatu masyarakat menjadi bahan refleksi (pemikiran)
secara menyeluruh (holisti), sistematis, dan metodis. Etika merupakan
pemikiran kritis tentang berbagai ajaran dan pandangan moral. Etika
sering disebut filsafat moral, karena berhubungan dengan adat istiadat,
norma - norma, dan nilai - nilai yang menjadi pegangan dalam suatu
kelompok atau seseorang untuk mengatur tingkah laku. (Purnama,S.G.
2017).
3
B. Prinsip-prinsip etika
Menurur Alpajri (2017), Prinsip-prinsip etik adalah :
a. Otonomi (Autonomy), Otonomi berasal dari bahasa latin, yaitu autos,
yang berarti sendiri, dan nomos yang berarti aturan. Prinsip otonomi
didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan
mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap
kompeten dan memiliki kekuatanmembuat sendiri, memilih dan
memiliki berbagai keputusan atau pilihanyang harus dihargai oleh
orang lain.rinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap
seseorang, atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan
bertindak secara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan
kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek
profesional merefleksikan anotonomi saat perawat menghargai hak-
hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.
Contoh tindakan yang tidak memperhatikan memperhatikan otonomi
adalah:
a) Melakukan sesuatu bagi klien tanpa mereka doberi tahu
sebelumnya;
b) Melakukan sesuatu tanpa memberi informasi relevan yang
pentingdiketahui klien dalam membuat suatu pilihan;
c) Memberitahukan klien bahwa keadaanya baik, padahal terdapat
gangguanatau penyimpangan;
d) Tidak memberikan informasi yang lengakap walaupun klien
menghendakiinformasi tersebut;
e) Memaksa klien memberi informasi tentang hal-hal yang mereka
sudahtidak bersedia menjelaskannya.
b. Berbuat baik (Beneficience), Beneficience berarti, hanya melakukan
sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan pencegahan dari
kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan
dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain.Terkadang, dalam
situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsipini dengan
otonomi.
Contoh perawat menasehati klien tentang programlatihan untuk
memperbaiki kesehatan secara umum, tetapi tidak
seharusnyamelakukannya apabila klien dalam keadaan risiko
serangan jantung.
c. Keadilan (Justice), Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang
sama dan adil terhadaporang lain yang menjunjung prinsip-prinsip
moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam prkatek
profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai
hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk
memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
4
Contoh : seorang perawatsedang bertugas sendirian disuatu unit RS
kemudian ada seorang klien yang baru masuk bersamaan dengan
klien yang memerlukan bantuan perawatterse but. Agar perawat tidak
menghindar dari satu klien, kelian yang lainnyamaka perawat
seharusnya dapat mempertimbangkan faktor - faktor dalamsituasi
tersebut, kemudian bertindak berdasarkan pada prinsip keadilan.
d. Tidak merugikan (Nonmaleficience), Prinsip ini berarti tidak
menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien. Johnson
( 1989 ) menyatakan bahwa prinsip untuk tidak melukai orang lain
berbeda dan lebih keras daripada prinsip untuk melakukanyang baik.
Contoh : seorang klien yang mempunyai kepercayaan bahwa
pemberian transfusi da rah bertentangan dengan keyakinannya,
menaglami perdarahan hebat akibat penyakit hati yang kronis.
Sebelum kondisi klien bertambah berat, klien sudah memberikan
pernyataan tertulis kepada dokter bahwa ia tak mau dilakukan
transfuse darah. Pada suatu saat, ketika kondisiklien bertambah
buruk dan terjadilah perdarahan hebat, dokter
seharusnyamenginstruksikan untuk memberikan transfuse darah.
Dalam hal ini, akhirnya transfuse darah tidak diberikan karena
prinsip beneficience walaupun sebenarnya pada saat berasamaan
terjadi penyalahgunaaan prinsip maleficience
e. Kejujuran (Veracity), Prinsip veracity berarti penuh dengan
kebenaran. Nilai ini diperlukanoleh pemberi pelayanan kesehatan
untuk
menyampaikan kebenaran pad asetiap klien dan untuk meyakinkan
bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan
kemampuan seseorang untuk mengatakankebenaran. Informa si
harus ada agar menjadi akurat, komprensensif, danobjektif untuk
memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada,dan
mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu
yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani
perawatan. Walaupun demikian, terdapat beberapa argument
mengatakan adanya batasan untuk kejujuran seperti jika kebenaran
akan kesalahan prognosis klien untuk pemulihan atau adanya
hubungan paternalistik bahwa doctors knows best sebab individu
memiliki otonomi, mereka memiliki hak untuk mendapatkan
informasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran merupakan dasar
dalammembangun hubungan saling percaya.
Contoh : Ny. M seorang wanita lansia dengan usia 68 tahun, dirawat
di RS dengan berbagai macam fraktur karena kecelakan mobil.
Suaminyayang juga ada dalam kecelakaan tersebut masuk kerumah
sakit yang sama danmeninggal. Ny. M bertanya berkali-kali kepada
perawat tentang keadaan suaminya.
5
Dokter ahli bedah berpesan kepada perawatnya untuk tidak
mengatakan kematian suami NY. M kepada Ny.M. Perawat tidak di
berialasan apapun untuk petunjuk tersebut dan mengatakan
keprihatinannyakepada perawat kepala ruanga, yang mengatakan
bah wa instruksi dokter harus diikuti. Perawat dalam hal ini
dihadapkan oleh konflik kejujuran.
f. Menepati janji (Fidelity), Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk
menghargai janji dankomitmennya terhadap orang lain. Perawat setia
pada komitmennya danme nepati janji serta menyimpan rahasia
klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seseorang untuk
mempertahankan komitmen yang dibuatnya.Kesetiaan, menggamb
arkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yangmenyatakan bahwa
tanggung jaw ab dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan
kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan
danmeminimalkan penderitaan
g. Karahasiaan (Confidentiality) Aturan dalam prinsip kerahasiaan
adalah informasi tentang klien harusdijaga privasi klien. Segala
sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatankesehatan klien hanya
boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada seorangpun
dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkanoleh klien
dengan bukti persetujuan. Diskusi tentang klien diluar area
pelayanan, menyampaikan pada teman atau keluarga tentang klien
dengantenaga kesehatan lain harus dihindari.
h. Akuntabilitas (Accountability) Akuntabilitas merupakan standar yang
pasti bahwa tindakan seorang profesional dapat dinilai dalam situasi
yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
Contoh: perawat bertanggung jawab terhadap diri sendiri, profesi,
klien, sesame karyawan dan masyarakat. Jika salah member dosis
obat kepada klien perawat tersebut dapat digugat oleh klien yang
menerima obat, oleh dokter yang memberi tugas delegatif, dan
masyarakat yang menuntut kemampuan
6
C. Ruang lingkup dari hukum kesehatan
1. Hukum kedokteran atau hukum medis (Medical law)
Hukum kedokteran atau hukum medis adalah peraturan dan
ketentuan hukum yang mengatur mengenai pelayanan kesehatan
kepada masyarakat oleh profesi dokter.
2. Hukum keperawatan (Nurse law)
Hukum keperawatan adalah peraturan dan ketentuan hukum yang
mengatur mengenai hal-hal yang seharusnya dilakukan atau
dilarang bagi profesi perawat dalam menjalankan profesinya.
3. Hukum rumah sakit (Hospital law)
Hukum rumah sakit adalah peraturan dan ketentuan hukum yang
mengatur mengenai pemberian layanan kesehatan kepada
masyarakat melalui pelaksanaan hak dan kewajiban rumah sakit.
4. Hukum pencemaran lingkungan (Environmental law)
Hukum pencemaran lingkungan adalah peraturan dan ketentuan
hukum yang mengatur mengenai larangan melakukan perbuatan
lingkungan yang melampaui baku mutu lingkungan.
5. Hukum limbah (Waste law)
Hukum limbah adalah peraturan dan ketentuan hukum yang
mengatur mengenai pembuangan hasil proses industri dan
domestik.
6. Hukum polusi (Polution law)
Hukum polusi adalah peraturan dan ketentuan hukum yang
mengatur mengenai masuknya senyawa kimia dan energi ke
lingkungan alam serta dampaknya.
7. Hukum kesehatan dan keselamatan kerja (Job security law)
Hukum kesehatan dan keselamatan kerja adalah peraturan dan
ketentuan hukum yang mengatur mengenai upaya kerja sama dan
partisipasi pengusaha dan pekerja dalam melaksanakan tugas
dengan mengutamakan kesehatan, keselamatan, dan keamanan
kerja.
8. Aturan lain yang berkaitan
Pelaksanaan hukum kesehatan dengan berbagai ruang lingkup
tersebut, tentunya membutuhkan dasar hukum sebagai landasan
yuridis. Apa saja dasar hukum tersebut.
(Maghfiroh, A.N. 2023)
7
D. Dasar hukum pelaksanaan hukum Kesehatan
Dasar hukum pada pelaksanaan hukum kesehatan sebagai berikut:
1. Pasal 28 dan 34 ayat (3) Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
4. Undang-undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
5. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
6. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
7. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
8. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja
9. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
10. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
11. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang
Penanggulangan Wabah Penyakit Menular
12. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
13. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal
14. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem
Informasi Kesehatan
15. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan
Lingkungan
16. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan
Nasional
17. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan
Kesehatan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden
Nomor 111 Tahun 2013
18. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1438/Menkes/PER/IX/ 2010
tentang Standar Pelayanan Kedokteran
19. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 001 Tahun 2012 tentang
Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan
20. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 37 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
21. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 71 Tahun 2013 tentang
Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional
22. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang Klinik
23. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2014 tentang Panduan
Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
24. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional
25. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
26. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 Tahun 2020 tentang
Pelayanan Radiologi Klinik.
8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berbicara mengenai etika dan hukum dalam kesehatan terkadang
tidak dapat dipisahkan dan kedua hal ini harus diterapkan dengan baik
untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi pasien.
Perlu ada usaha untuk memahami nilai dan prinsip dalam etika dan
hukum kesehatan dan selanjutnya menerapkannya dengan baik dalam
praktek medis untuk menjaga kepercayaan masyarakat.
1. Etik : Membentuk komite etika dan melakukan diskusi bersama
dengan pasien dan keluarga pasien.
2. Hukum : Mengikuti perkembangan hukum dan menjaga
dokumentasi medis yang akurat dan terkini.
9
DAFTAR PUSTAKA

Alpajri. (2017). Konsep Etik Dan Hukum Kesehatan. Diakses dalam


https://www.scribd.com/document/359366679/Konsep Etika Dan Hukum Kesehatan | PDF
(scribd.com)

Maghfiroh, A.N. (2023). Hukum Kesehatan: Definisi, Ruang Lingkup, Dasar Hukum,
dan Asas. Diakses dalam https://heylaw.id/blog/ hukum-kesehatan.

Purnama,S.G. (2017). Etika Dan Hukum Kesehatan. Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Diakses dalam
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/03b7efe3b657eb67d4d28815d4e5cabb
.pdf (unud.ac.id)

Anda mungkin juga menyukai