Anda di halaman 1dari 16

ETIKA MORAL,DALAM PELAYANAN KEBIDANAN DAN HAK

TANGGUNGJAWAB BIDAN

Disusun Oleh :

Lidya kusuma putri ( PO7124322063 )

Dosen Pembimbing :

JAMILA,S.Si.T.M.Kes

KEMENTRERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

PRODI DIII KEBIDANAN MUARA ENIM

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kepada Allah swt yang telah melimpahkan rahmatnya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami dengan judul "PRINSIP ETIKA MORAL DALAM
MEMBERIKAN PELAYANAN KEBIDANAN DAN HAK KEWAJIBANNYA".

Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang
telah bersedia membimbing dalam menyusun dan menyelesaikan tugas makalah kami ini.

Kami menyadari bahwa dalam makalah ini yang kami buat dan kami susun masih jauh dari kata
sempurn, masih banyak terdapat kesalahan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran
dari ibu yang bersifat membangun demi kebaikan dan pembuatan makalah selanjutnya. Kami
berharap makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca dan bagi semua orang yang
membutuhkan informasi ini

Muara enim, September 2023

penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar............................................................................................................

Daftar isi......................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................

A. Latar Belakag............................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
C. Tujuan.......................................................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN....................................................................................................

A. Pengertian Etika, Etiket, Dan Moral Hukum Dalam Praktek Kebidanan...................


B. Sistematika Etika.......................................................................................................
C. Fungsi Etika Dan Moralitas Dalam Pelayanan Kebidanan.........................................
D. Sumber Etika Dalam Praktek Kebidanan...................................................................
E. Kewajiban Hak,Tanggung Jawab Bidan Dan Bidan....................................................
F. kode etik profesi bidan...........................................................................................
G. nilai personal atau pribadi dan nilai luhur profesi..................................................

BAB 3 PENUTUP...........................................................................................................

Kesimpulan......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tuntutan terhadap kualitas pelayanan kebidanan semakin meningkat seiring dengan


kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan era globalisasi. Pemahaman yang baik
mengenai etika profesi merupakan landasan yang kuat bagi profesi bidan agar mampu
menerapkan dan memberikan pelayanan kebidanan yang profesional dalam melakukan
profesi kebidanan, dan dalam berkarya di pelayanan kebidanan, baik kepada individu,
keluarga dan masyarakat. Pengkajian dan pembahasan tentang etika tidak selalu
berhubungan dengan moral dan norma. Kadang etika diidentikan dengan moral,
walaupun sebenamya terdapat perbedaan dalam aplikasinya.

Moral lebih menunjuk pada perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan Etika dipakai
sebagai kajian terhadap sistem nilai yang berlaku.Etika juga sering dinamakan filsafat
moral yaitu cabang filsafat sistematis yang membahas dan mengkaji nilai baik buruknya
tindakan manusia yang dilaksanakan dengan sadar serta menyoroti kewajiban-
kewajiban yang seharusnya dilakukan oleh manusia. Perbuatan yang dilakukan sesuai
dengan norma moral maka akan memperoleh pujian sebagai rewardnya, namun
perbuatan yang melanggar norma moral oleh karena itu, para bidan maupun calon
bidan, harus mampu memahami kondisi masyarakat yang semakin kritis dalam
memandang kualitas pelayanan kebidanan, termasuk pula ketidakpuasan dalam
pelayanan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari etika, etiket, dan moral hukum dalam praktek kebidanan?
2. Apa yang dimaksud dengan sistematika etika?
3. Apa saja fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan?
4. Apa saja sumber etika dalam praktek kebidanan?
5. Apa kewajiban hak,tanggung jawab bidan dan Bidan?
6. Apa saja kode etik profesi bidan?
7. Apa yang dimaksud dengan nilai personal atau pribadi dan nilai luhur profesi ?

C. TUJUAN

1. Mengetahui apa pengertian dari etika, etiket, dan moral hukum dalam praktek
kebidanan.
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan sistematika etika.
3. Mengetahui apa saja fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan.
4. Mengetahui apa saja sumber etika dalam praktek kebidanan.
5. Mengetahui apa saja kewajiban hak,tanggung jawab bidan dan Bidan.
6. Mengetahui apa saja kode etik profesi bidan.
7. Mengetahui apa yang dimaksud dengan nilai personal atau pribadi dan nilai luhur
profesi.
BAB 2

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ETIKA DAN ETIKET, MORAL DAN HUKUM

 ETIKA

Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah "Ethos", yang berarti, karakter,
watak, kesusilaan atau adat kebiasaan (custom)Sebagai suatu subyek, etika akan
berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai
apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau
baik. Menurut Martin [1993], etika didefinisikan sebagai "the discipline which can act
as the performanceindex or reference for our control system" yang artinya disiplin
yang dapat bertindak sebagai acuan atau indeks capaian untuk sistem kendali
kita/kami. Etika disebut juga filsafat moral adalah cabang filsafat yang berbicara
tentang praxis (tindakan) manusia. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia,
melainkan mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak.

Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian etika adalah Ilmu tentang apa
yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral, Kumpulan asas atau
nilai yang berkenaan dengan akhlak, Nilai mengenai benar dan salah yang dianut
masyarakat.

 ETIKET

Etiket Adalah ajaran sopan santun yang berlaku bila manusia bergaul atau
berkelompok dengan manusia lain.Etiket berkaitan dengan nilai sopan santun, tata
krama dalam pergaulan formal. Etiket tidak berlaku bila seorang manusia hidup
sendiri misalnya hidup di sebuah pulau terpencil atau di tengah hutan.

Etiket berasal kata dari Etiquette (Perancis) yang berarti dari awal suatu kartu
undangan yang biasanya dipergunakan semasa raja-raja di Perancis mengadakan
pertemuan resmi, pesta dan resepsi untuk kalangan para elite kerajaan atau
bangsawan. Dalam pertemuan tersebut telah ditentukan atau disepakati berbagai
peraturan atau tata krama yang harus dipatuhi, seperti cara berpakaian (tata
busana), cara duduk, cara bersalaman, cara berbicara, dan cara bertamu dengan
sikap serta perilaku yang penuh sopan santun dalam pergaulan formal atau resmi.
Definisi etiket, menurut para pakar ada beberapa pengertian, yaitu merupakan
kumpulan tata cara dan sikap baik dalam pergaulan antar manusia yang beradab.
Pendapat lain mengatakan bahwa etiket adalah tata aturan sopan santun yang
disetujui oleh masyarakat tertentu dan menjadi norma serta panutan dalam
bertingkah laku sebagai anggota masyarakat yang baik dan menyenangkan.

Persamaan Etika Dan Etiket Yaitu:

Etika dan etiket menyangkut perilaku manusia. Istilah tersebut dipakai mengenai
manusia tidak mengenai binatang karena binatang tidak mengenal etika maupun
etiket.

Kedua-duanya mengatur perilaku manusia secara normatif artinya memberi norma


bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yag harus dilakukan dan
apa yang tidak boleh dilakukan. Justru karena sifatnya normatif maka kedua istilah
tersebut sering dicampuradukkan.

Perbedaan Etika Dan Etiket Yaitu :

 Etika

Etika tidak terbatas pada cara melakukan sebuah perbuatan, etika member norma
tentang perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut masalah apakah sebuah
perbuatan boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Etika selalu berlaku
walaupun tidak ada orang lain. Etika jauh lebih absolut. Perintah seperti "jangan
berbohong", "jangan mencuri" merupakan prinsip etika yang tidak dapat ditawar-
tawar

 Etiket

Etiket menyangkut cara melakukan perbuatan manusia. Etiket menunjukkan cara


yang tepat artinya cara yang diharapkan serta ditentukan dalam sebuah kalangan
tertentu. Etiket hanya berlaku untuk pergaulan. Etiket bersifat relatifYang
dianggap tidak sopan dalam sebuah kebudayaan, dapat saja dianggap sopan
dalam kebudayaan lain. Etiket hanya memandang manusia dari segi lahiriah saja.

 MORAL

Kata moral berasal dari bahasa latin mos (jamak:mores), yang berarti kebiasaan atau
adat. Kata mores dipakai oleh banyak bahasa masih dalam arti yang sama, termasuk
bahasa indonesia. Dalam kamus besar bahasa indonesia, "moral" dijelaskan dengan
membedakan tiga arti:

1. (ajaran tt) baik buruk yg diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban,
dsb; akhlak; budi pekerti; susila.
2. Kondisi mental yg membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah,
berdisiplin, dsb; isi hati atau keadaan perasaan sebagaimana terungkap dl
perbuatan.
3. Ajaran kesusilaan yg dapat ditarik dari suatu cerita.

B. SISTEMATIKA ETIKA

Sebagai suatu ilmu maka Etika terdiri atas berbagai macam jenis dan ragamnya antara
lain:

1. Etika deskriptif, yang memberikan gambaran dan ilustrasi tentang tingakh laku
manusia ditinjau dari nilai baik dan buruk serta hal-hai mana yang boleh dilakukan
sesuai dengan norma etis yang dianut oleh masyarakat.
2. Etika Normatif, membahas dan mengkaji ukuran baik buruk tindakan manusia, yang
biasanya dikelompokkan menjadi :
a. Etika umum; yang membahas berbagai hal yang berhubungan dengan kondisi
manusia untuk bertindak etis dalam mengambil kebijakan berdasarkan teori-teori
dan prinsip-prinsip moral.
b. Etika khusus, terdiri dari Etika sosial, Etika individu dan Etika Terapan. Etika sosial
menekankan tanggungjawab sosial dan hubungan antarsesama manusia dalam
aktivitasnya. Etika individu lebih menekankan pada kewajiban-kewajiban manusia
sebagai pribadi, Etika terapan adalah etika yang diterapkan pada profesi.

Pada tahun 2001 ditetapkan oleh MPR-RI dengan ketetapan MPR-RI


No.VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Bangsa. Etika kehidupan bangsa
bersumber pada agama yang universal dan nilai-nilai luhur budaya bangsa yaitu
Pancasila. Etika kehidupan berbangsa antara lain meliputi: Etika Sosial Budaya, Etika
Politik dan Pemerintahan, Etika Ekonomi dan Bisnis, Etika Penegakkan Hukum yang
Berkeadilan, Etika Keilmuan, Etika Lingkungan, Etika Kedokteran dan Etika Kebidanan

C. FUNGSI ETIKA DAN MORALITAS DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

1. Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya Bidan dan Klien.


2. Menjaga kita untuk melakukan tindakan kebaikan dan mencegah tindakan
merugikan/membahayakan orang lain.
3. Menjaga privacy setiap individu.
4. Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai dengan porsinya.
5. Dengan etik kita mengatahui apakah suatu tindakan itu dapat diterima dan apa
alasannya.
6. Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak atau dalam menganalisis suatu
masalah.
7. Menghasilkan tindakan yg benar.
8. Mendapatkan informasi tenfang hal yg sebenarnya.
9. Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku/perilaku manusia antara baik,
burukbenar atau salah sesuai dengan moral yg berlaku pada umumnya.
10. Berhubungan dengans pengaturan hal-hal yg bersifat abstrak.
11. Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik.
12. Mengatur hal-hal yang bersifat praktik.
13. Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib masyarakat maupun tata cara
di dalam organisasi profesi.
14. Mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas profesinya yg biasa
disebut kode etik profesi.

D. SUMBER ETIKA

Pancasila adalah sumber sumber nilai, maka nilai dasar Pancasila dapat dijadikan
sebagai sumber pembentukan norma etik (norma moral) dalam kehidupan
bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara.

Nilai-nilai pancasila adalah nilai moralOleh karena itu, nilai pancasila juga dapat
diwujudkan kedalam norma-norma moral (etik)Norma-norma etik tersebut selanjutnya
dapat digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam bersikap dan bertingkah laku
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila memegang peranan dalam
perwujudan sebuah sistem etika yang baik di negara ini. Disetiap saat dan dimana saja
kita berada kita diwajibkan untuk beretika disetiap tingkah laku kita. Seperti tercantum
di sila ke dua" kemanusian yang adil dan beadab" tidak dapat dipungkiri bahwa
kehadiran pancasila dalam membangun etika bangsa ini sangat berandil besar.

E. HAK, KEWAJIBAN, DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN DAN PASIEN

Hak dan kewajiban adalah hubungan timbal balik dalam kehidupan sosial sehari-hari.
Pasien memiliki hak terhadap bidan atas pelayanan yang diterimanya. Hak pasti
berhubungan dengan individu, yaitu pasien. Sedangkan bidan mempunyai
kewajiban/keharusan untuk pasien, jadi hak adalah sesuatu yang diterima oleh pasien.
Sedang kewajiban adalah suatu yang diberikan oleh bidan. Seharusnya juga ada hak
yang harus diterima oleh bidan dan kewajiban yang harus diberikan oleh pasien.

 Hak Pasien

Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien/klien:

1. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di rumah sakit atau instusi pelayanan kesehatan.
2. Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawiadil dan jujur.
3. Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai dengan profesi bidan
tanpa diskriminasi
4. Pasien berhak memilih bidan yang akan menolongnya sesuai dengan
keinginannya.
5. Pasien berhak mendapatkan informasi yang meliputi kehamilan, persalinan, nifas
dan bayinya yang baru dilahirkan.
6. Pasien berhak mendapat pendampingan suami atau keluarga selama proses
persalinan berlangsung.
7. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan seuai dengan keinginannya
dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
8. Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat
kritis dan pendapat etisnya tanpa campur tangan dad pihak luar.
9. Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah
sakit tersebut (second opinion) terhadap penyakit yang dideritanya,
sepengatahuan dokter yang merawat.
10. Pasien berhak meminta atas privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya.
11. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi:

a. Penyakit yang diderita

b. Tindakan kebidanan yang akan dilakukan

c. Alternatif terapi lainnya

d. Prognosisnya

e. Perkiraan biaya pengobatan

12. Pasien berhak men yetujui/mem berikan izin atas tindakan yang akan dilakukan
oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya.

13. Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan
mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggungjawab sendiri sesuadah
memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya.

14. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.

15. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang dianutnya


selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.

16. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan
di rumah sakit.

17. Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual.

18. Pasien berhak mendapatkan perlindungan hukum atas terjadinya kasus


malpraktek.
 Kewajiban Pasien

1. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tat
tertib rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan.
2. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter, bidan, perawat
yang merawatnya.
3. Pasien dan atau penangungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas
jasa pelayanan rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan, dokter, bidan dan
perawat.
4. Pasien dan atau penangggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang selalu
disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.

 Hak Bidan

1. Bidan berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai


dengan profesinya.
2. Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi pada setiap tingkat
jenjang pelayanan kesehatan.
3. Bidan berhak menolak keinginan pasien/klien dan keluarga yang bertentangan
dengan peraturan perundangan dan kode etik profesi.
4. Bidan berhak atas privasi dan menuntut apabila nama baiknya dicemarkan baik
oleh pasien, keluarga maupun profesi lain.
5. Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri pendidikan maupun
pelatihanmelalui baik.
6. Bidan berhak memperoleh kesempatan untuk mmingkatkan jenjang karir dan
jabatan yang sesuai.
7. Bidan berhak mendapat kompensasi dan kesejahteraan yang sesuai.

 Kewajiban Bidan

1. Bidan wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan hukum
antara bidan tersebut dengan rumah sakit bersalin dan sarana pelayanan dimana
ia bekerja.
2. Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan standar
profesi dengan menghormati hak-hak pasien.
3. Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang mempunyai
kemampuan dan keahlian sesuai dengan kebutuhan pasien.
4. Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi suami atau
keluarga.
5. Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah
sesuai dengan keyakinannya.
6. Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang
pasien.
7. Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang akan
dilakukan serta risiko yang mungkiri dapat timbul.
8. Bidan wajib meminta persetujuan tertulis (informed consent) atas tindakan yang
akan dilakukan.
9. Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan.
10. Bidan wajib mengikuti perkembangan IPTEK dan menambah ilmu
pengetahuannya melalui pendidikan formal atau non formal.
11. Bidan wajib bekerja sama dengan profesi lain dan pihak yang terkait secra timbal
balik dalam memberikan asuhan kebidanan.

F. KODE ETIK PROFESI BIDAN

Setiap profesi mutlak mengenal atau mempunyai kode etik. Dengan demikian dokter,
perawat,-,bidan, guru dan sebagainya yang merupakan bidang pekerjaan profesi
mempunyai kode etik. Kode etik suatu profesi adalah berupa norma-norma yang harus
diindahkan oleh setiap anggota profesi yang bersangkutan didalam melaksanakan tugas
profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat.

Kode etik profesi merupakan "suatu pernyataan komprehensif dari profesi yang
memberikan tuntunan bagi angotanya untuk melaksanakan praktik dalam bidang
profesinya baik yang berhubungan dengan klien pasien, keluarga, masyarakat, teman
sejawat, profesi dan dirinya sendin". Namun dikatakan bahwa kode etik pada zaman
dimana nilai-nilai perada ban semakin kompleks, kode etik tidak dapat lagi dipakai
sebagai pegangan satu- satunya dalam menyelesaikan masalah etik, untuk itu
dibutuhkan juga suatu pengetahuan yang berhubungan dengan hukum. Benar salah
pada penerapan kode etik, atau ketentuan/nilai moral yang berlaku terpulang kepada
profesi.

 Tujuan Kode Etik

Pada dasamya tujuan menciptakan atau merumuskan kode etik suatu profesi adalah
untuk kepentingan anggota dan kepentingan organisasi. Secara umum tujuan
menciptakan kode etik adalah sebagai berikut:

1. Untuk menjunjung tinggi martabat dan citra profesi

Dalam hal ini yang dijaga adalah image dad pihak luar atau masyarakat mencegah
orang luar memandang rendah atau remeh suatu profesi. Oleh karena itu, setiap
kode etik suatu profesi akan melarang berbagai bentuk tindak tanduk atau
kelakuan anggota profesi yang dapat mencemarkan nama baik profesi di dunia
luar. Dari segi ini kode etik juga disebut kode kehormatan

2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahtraan para anggota


Yang dimaksud kesejahteraan ialah kesejahteraan material dan spiritual atau
mental. Dalam hal kesejahteraan materil angota profesi kode etik umumnya
menerapkan larangan-larangan bagi anggotanya untuk melakukan perbuatan
yang merugikan kesejahteraan. Kode etik juga menciptakan peraturan-peraturan
yang ditujukan kepada pembahasan tingkah laku yang tidak pantas atau tidak
jujur para anggota profesi dalam interaksinya dengan sesama anggota profesi.

3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi

Dalam hal ini kode etik juga berisi tujuan pengabdian profesi tertentu, sehingga
para anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas dan tanggung jawab
pengabdian profesinya. Oleh karena itu kode etik merumuskan ketentuan-
ketentuan yang perlu dilakukan oleh para anggota profesi dalam menjalankan
tugasnya.

4. Untuk meningkatkan mutu profesi

Kode etik juga memuat tentang norma-norma serta anjuran agar profesi selalu
berusaha untuk meningkatkan mutu profesi sesuai dengan bidang
pengabdiannya. Selain itu kode etik juga mengatur bagaimana cara memelihara
dan meningkatkan mutu organisasi profesi.

 Dimensi Kode Etik

1. Anggota profesi dan Klien/ Pasien.


2. Anggota profesi dan sistem kesehatan.
3. Anggota profesi dan profesi kesehatan.
4. Anggota profesi dan sesama anggota profesi.

 Prinsip Kode Etik

1. Menghargai otonomi
2. Melakukan tindakan yang benar
3. Mencegah tindakan yang dapat merugikan.
4. Memberlakukan manisia dengan adil.
5. Menjelaskan dengan benar.
6. Menepati janji yang telah disepakati.
7. Menjaga kerahasiaan.

 Penetapan Kode Etik

Kode etik hanya dapat ditetapkan oleh organisasi untuk para anggotanyaPenetapan
kode etik IBI harus dilakukan dalam kongres IBI.
 Kode Etik Bidan

Kode etik bidan di Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986 dan disyahkan
dalam kongres nasional IBI X tahun 1988, sedang petunjuk pelaksanaanya disyahkan
dalam rapat kerja nasional (RAKERNAS) IBI tahun 1991, kemudian disempurnakan
dan disyahkan pada kongres nasional IBI XII tahun 1998. Sebagai pedoman dalam
berperilaku, kode etik bidan Indonesia mengandung beberapa kekuatan yang
semuanya tertuang dalam mukadimah, tujuan dan bab.

G. NILAI PERSONAL PRIBADI DAN NILAI LUHUR PROFESI

Nilai personal merupakan nilai yang timbul dari pengalaman pribadi seseorang, nilai
tersebut membentuk dasar prilaku seseorang yang nyata melalui pola prilaku yang
konsisten dan menjadi control intemal bagi seseorang, serta merupakan komponen
intelektual dan emosional dari seseorang.

 Pengertian nilai luhur

Merupakan suatu keyakinan dan sikap-sikap yang dimiliki oleh setiap orang, dimana
sikap- sikap tersebut berupa kebaikan, kejujuran, kebenaran yang berorientasi pada
tindakan dan pemberian arah serta makna pada kehidupan seseorang. Nilai luhur
dalam pelayanan kebidanan yaitu suatu penerapan fungsi nilai dalam etika profesi
seorang bidan, dimana seorang bidan yang professional dapat memberikan
pelayanan pada klien dengan berdasarkan kebenaran, kejujuran, serta ilmu yang
diperoleh agar tercipta hubungan yang baik antara bidan dan klien.

 Penerapan Nilai Luhur

Seorang bidan harus mampu menerapkan nilai-nilai luhur dimanapun dan kapanpun
dia memberikan pelayanan kebidanan. Karena nilia luhur dalam praktek kebidanan
sangat menunjang dalam proses pelayanan serta pemberian asuhan pada klien. Nilai
luhur yang dimiliki oleh setiap orang mempunyai kadar yang berbeda. Nilai luhur
tergantung oleh setiap individu, bagaimana cara individu menerapakan dan
mengelola dalam kehidupannya. Nilai luhur bukan hanya diterapkan pada klien saja,
tetapi juga pada rekan-rekan seprofesi, tenaga kesehatan lainnya, serta masyarakat
secara umum. Sebab hubungan yang dijalin berdasarkan nilai - nilai luhur dapat
membantu dalam peningkatan paradigma kesehatan,khususnya dalam praktek
kebidanan.

 Dasar Pelayanan Kebidanan Yang Baik

1. Rasa kecintaan pada sesama manusia


2. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tolong menolong dalam
menghadapi pasien
3. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain
4. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
5. Memberi pelayanan kesehatan pada ibu dan anak
6. Berani membela kebenaran dan keadilan
7. Mengmbangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa
lain

BAB 3

PENUTUP

Kesimpulan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika adalah kumpulan asas atau nilai yang berkenaan
dengan akhlak, sedangkan etiket adalah sopan santun. Moral merupakan nilai-nilai dan norma
yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Hukum berhubungan erat dengan moral.Hukum membutuhkan moral, hukum tidak mempunyai
arti, kalau tidak dijiwai oleh moralitas.

Etika dalam pelayanan kebidanan merupakan issue utama di berbaai tempat, dimana sering
terjadi karena kurang pemahaman para praktisi pelayanan kebidanan terhadap etika.
Pelayanan kebidanan adalah proses dari berbagai dimensi. Hal tersebut membutuhkan bidan
yang mampu menyatu dengan ibu dan keluarganya.

Screening antenatal, pelayanan intrapartum, perawatan intensive pada neonatal,


danpengakhiran yang profesional dan akuntabilitas serta aspek legal dalam pelayanan
kebidanan kode etik profesi bidan merupakan suatu pedoman dalam tata cara dan keselarasan
dalam pelaksanaan pelayanan profesional bidan.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/7419424/etika_etiket_dan_moral_hukum dalam praktek


kebidanan

Suryani soepardan,Dadi anwar hadi.2007.Etika Kebidanan & Hukum Kesehatan.

Jakarta:ECG

Wahyuningsih, Heni Puji. 2006. Etika profesi kebidanan. Yogyakarta

FitramayaSociady,Sholeh. 1996Himpunan Peraturan Kesehatan.Arcan: Jakarta


http://artiasofftiyani.blogspot.com/2013/07/makalah-nilaipersonal-dan-nilai-
luhur.html

Anda mungkin juga menyukai