Anda di halaman 1dari 11

ETIKA DAN KEPRIBADIAN

Dosen Pengampu:
Dr. Ida Ayu Putu Hemy Ekayani, S.Pd., M.Pd.

Oleh:
Putu Rachelina Geraldi 2215011014
Gerald Gilbert Kaloko 2215011022
Ni Nyoman Widya Dharmayani 2215011030

FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN


PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami Panjatkan keHadirat Tuhan yang maha Esa. Atas limpahan rahmat dan
karunia-nya sehingga makalah yang berjudul, “ETIKA DAN KEPRIBADIAN” dapat kami
selesaikan dengan baik. Kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca tentang etika dan moral,definisi kepribadian,type
kepribadian,unsur-unsur pembentuk kepribadian. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan
kesempatan Tuhan yang maha Esa karuniai kepada kami, sehingga makalah ini dapat kami
susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.
Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun
adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf. Tim
penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya
makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Singaraja,16 September

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................ii
1.1 Latar belakang masalah....................................................................................................
1.2 Rumusan masalah..............................................................................................................
1.3 Tujuan.................................................................................................................................
1.4 Manfaat...............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN MASALAH.....................................................................................
2.1 Etika dan moral...................................................................................................................
2.2 Definisi kepribadian............................................................................................................
2.3 Type kepribadian................................................................................................................
2.4 Unsur-unsur pembentuk kepribadian..............................................................................
BAB III PENUTUP..................................................................................................................
KESIMPULAN.........................................................................................................................
SARAN......................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Masalah etika dan kepribadian adalah masalah yang kompleks dan bervariasi. Beberapa
faktor yang mempengaruhi masalah ini antara lain perubahan sosial, teknologi, pendidikan,
keluarga, dan agama. Perubahan sosial dapat mempengaruhi nilai-nilai etika dan moral yang
dianut oleh individu. Kemajuan teknologi juga dapat mempengaruhi etika dan kepribadian
seseorang. Pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk kepribadian dan nilai-nilai
etika seseorang. Keluarga juga memainkan peran penting dalam membentuk kepribadian dan
nilai-nilai etika seseorang. Agama juga dapat mempengaruhi nilai-nilai etika dan moral
seseorang. Oleh karena itu, penting bagi individu untuk memahami nilai-nilai etika yang
benar dan mengembangkan kepribadian yang baik agar dapat hidup secara harmonis dengan
orang lain dan lingkungan sekitar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan etika dan moral?
2. Apa definisi kepribadian?
3. Apa type dari kepribadian?
4. Apa saja unsur-unsur pembentuk kepribadian?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian etika dan moral.
2. Mengetahui definisi kepribadian.
3. Mengetahui type dari kepribadian.
4. Mengetahui unsur-unsur kepribadian.
1.4 Manfaat
Manfaat dari adanya makalah ini yaitu dapat memahami prinsip-prinsip etika dan moral
yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari,menumbuhkan kesadaran akan pentingnya
menjaga integritas dan moralitas dalam berinteraksi dengan orang lain,meningkatkan
kemampuan untuk mengambil keputusan yang etis dan bertanggung jawab,memperkuat
nilai-nilai kepribadian yang positif, seperti kejujuran, integritas, tanggung jawab, dan
empati serta membantu membangun hubungan sosial yang sehat dan saling menghargai.
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH

2.1 Etika dan moral


Etika dan moral sering digunakan sebagai pedoman yang dianut oleh seseorang maupun
kelompok dalam menjalani kehidupan, agar masyarakat dapat hidup dengan baik serta
teratur.
 Pengertian etika
Secara linguistik, kata etika berasal dari kata Yunani ethos yang berarti munculnya suatu
kebiasaan. Dalam hal ini perspektif objek menyangkut sikap, tindakan, dan perbuatan
manusia. Pengertian etika secara khusus adalah ilmu tentang sikap dan kesusilaan individu
dalam lingkungan sosial yang penuh dengan aturan dan prinsip mengenai apa yang dianggap
sebagai perilaku yang benar. Sedangkan etika secara umum dapat dipahami sebagai standar,
kaidah, ketentuan atau prosedur yang sering dijadikan pedoman prinsip seseorang dalam
melakukan tindakan atau perilaku. Penerapan standar ini dikaitkan dengan sifat baik
buruknya seseorang dalam masyarakat. Dengan demikian, etika dapat dipahami sebagai ilmu
yang menjelaskan tentang baik dan buruk serta kewajiban, tanggung jawab, dan hak sosial
dan moral setiap individu dalam kehidupan bermasyarakat. Etika juga dapat diartikan sebagai
nilai-nilai yang berkaitan dengan moralitas pribadi mengenai benar dan salah. Jenis etika juga
banyak terdapat di lingkungan sekitar. Contohnya seperti etika persahabatan, etika kerja atau
profesi, etika keluarga, dan sebagainya. Tentu saja setiap orang harus mempunyai moralitas,
karena moralitas sangat diperlukan dalam proses sosialisasi dan menghubungkan kondisi
kehidupan bermasyarakat. Misalnya, ritual yang umum ditemui dalam kehidupan sehari-hari
dan lingkungan sekitar adalah menyapa orang ketika berkunjung ke rumah orang lain.
Adapun ciri-ciri etika diantaranya:
1. Moralitas bersifat mutlak atau mutlak Etika bersifat mutlak, artinya berlaku dimana
saja, pada siapa saja, dan kapan saja. Etika adalah prinsip yang tidak dapat
dinegosiasikan dan tidak dapat diubah landasan moralnya. Misalnya membunuh
seseorang atau merampas harta milik orang lain adalah sebuah tindakan, tindakan
yang tidak etis, apa pun alasannya.
2. Etika tetap berlaku, meskipun orang lain tidak menyaksikannya Secara umum, etika
tetap berlaku meski tidak ada yang melihatnya. Memang moralitas dikaitkan dengan
hati nurani manusia dan prinsip hidup yang baik. Misalnya saja seseorang mencuri,
meskipun pencurian tersebut tidak diketahui orang lain, namun pencurian tersebut
tetap melanggar moralitas dan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
3. Etika dikaitkan dengan cara pandang batin seseorang Etika merupakan suatu cara dan
cara pandang mengenai benar dan salahnya suatu tindakan yang dilakukan oleh
seorang individu atau manusia. Pada hakikatnya setiap orang tentu diajar dengan cara
yang berbeda-beda untuk mengetahui mana yang baik dan mana yang benar. Oleh
karena itu, lambat laun manusia akan segera menemukan hal-hal itu yang akan
terbentuk dan tertanam kuat dalam jiwa mereka. Tentu saja hal ini akan menimbulkan
perdebatan dalam diri masyarakat, sehingga setiap individu akan mempertimbangkan
sebelum mengambil tindakan tertentu.
4. Etika berkaitan dengan tingkah laku, perbuatan, dan tingkah laku manusia Etika
berkaitan erat dengan tindakan, tingkah laku, dan tingkah laku manusia. Secara umum
moralitas akan terbentuk secara alamiah akibat perbuatan, tingkah laku, dan tingkah
laku setiap individu. Perilaku dan tindakan yang buruk juga akan dianggap sebagai
etika yang buruk. Selama ini perilaku dan perbuatan yang baik juga akan dianggap
sebagai akhlak yang baik.
Tujuan dan fungsi etika:
1. Sebagai wadah untuk mendapatkan pemikiran dan gagasan kritis yang menjawab
permasalahan etika yang kompleks.
2. Sebagai pemikiran rasional dan orientasi yang ingin menerima pendapat yang wajar
dalam situasi atau keadaan masyarakat.
3. Dapat menunjukkan keterampilan berpikir kritis.
4. Berfungsi sebagai pembeda antara sesuatu yang bisa diubah dan sesuatu yang tidak
bisa diubah.
5. Kewajiban untuk menyelidiki suatu perselisihan atau masalah sampai ke akar-
akarnya.
6. Berfungsi untuk membantu fleksibilitas.
7. Bekerja untuk menyelesaikan perselisihan,baik itu adalah konflik moral atau konflik
sosial dengan tipe pemikiran dan sistem yang buruk.

 Pengertian moral
Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan manusia.
apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat
tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu
dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya.
Moral adalah produk dari budaya dan Agama. Moral juga dapat diartikan sebagai sikap,
perilaku, tindakan, kelakuan yang dilakukan seseorang pada saat mencoba melakukan sesuatu
berdasarkan pengalaman, tafsiran, suara hati, serta nasihat.
Adapun karakteristik atau ciri-ciri dari moral diantaranya:
1. Terkait dengan tanggung jawab Nilai moral dikaitkan dengan manusia, namun lebih
khusus lagi etika dikaitkan dengan manusia yang bertanggung jawab. Nilai moral
akan membuat seseorang merasa bersalah atau tidak bersalah karena merasa
bertanggung jawab.
2. Terkait dengan kesadaran Ciri-ciri nilai moral yang berikutnya adalah nilai-nilai
moral mempunyai suara di dalam hati nurani, baik itu hati nurani yang mencela orang
karena mengabaikan atau menentang nilai-nilai moral atau memuji seseorang sebagai
perwujudan dari nilai-nilai moralnya.
3. Kebutuhan Nilai-nilai etika akan menjadi hal yang mutlak wajib dan tidak dapat
ditawar. Misalnya seseorang mempunyai nilai estetika maka ia akan menghargai suatu
lukisan yang berkualitas. Demikian pula, orang lain mungkin tidak menyukai gambar
tersebut. Kewajiban mutlak ini erat kaitannya dengan nilai-nilai moral karena nilai-
nilai moral tersebut berlaku bagi manusia sebagai manusia.
4. Memiliki sifat formal Menurut Max Scheler, nilai-nilai moral didasarkan pada nilai-
nilai lain. Artinya ketika menyadari nilai-nilai moral, seseorang akan kembali
memasukkan nilai-nilai lain ke dalam perilaku moralnya.
Tujuan dan fungsi moral:
1. Menjamin terpenuhinya harkat dan martabat manusia.
2. Memotivasi masyarakat untuk berperilaku baik dan bijaksana selalu didasari oleh
kesadaran diri.
3. Menjaga hubungan yang harmonis dengan orang lain.
4. Memberikan landasan kesabaran untuk menolak segala dorongan hati, keinginan,
hawa nafsu yang dapat merusak harkat dan martabat manusia.
5. Memberikan gambaran kepada masyarakat tentang masa depan, apakah itu tatanan
sosial atau hasil kehidupan, sehingga masyarakat berpikir sebelum melakukan
sesuatu.
6. Menjadikan manusia sehat jasmani dan rohani karena bekerja secara moral, sehingga
tidak ada perasaan kecewa, berdosa, menyesal, dan konflik internal.
Dari penjelasan mengenai etika dan moral dapat disampaikan bahwa etika dan moral
memiliki makna yang sama,tetapi memilik praktik yang berbeda.Yang dimana tolak ukur
pada etika ada pada akal manusia sementara moral bertolak ukur pada adat istiadat serta
kebiasaan.
2.2 Definisi kepribadian
Kepribadian adalah keseluruhan karakteristik, sikap, perilaku, dan pola pikir yang dimiliki
oleh seseorang yang membedakannya dari individu lainnya. Kepribadian terbentuk melalui
interaksi antara faktor genetik dan lingkungan sejak awal kehidupan seseorang. Kepribadian
mencakup berbagai aspek seperti emosi, kecerdasan, nilai-nilai, kepercayaan, preferensi, dan
kebiasaan yang membentuk cara seseorang berinteraksi dengan dunia di sekitarnya.
Kepribadian juga dapat dilihat sebagai suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang
saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain, seperti temperamen, karakter, dan identitas
diri. Selain itu, kepribadian juga dapat dipengaruhi oleh pengalaman hidup, lingkungan
sosial, dan budaya di mana seseorang tumbuh dan berkembang. Kepribadian merupakan
aspek penting dalam kehidupan manusia karena dapat memengaruhi kualitas hubungan
interpersonal, karir, dan kesejahteraan psikologis seseorang.
2.3 Type kepribadian
Type atau jenis kepribadian manusia menurut ahli Hipocrates digoongkan menjadi 4:
1. Plegmatis
Tipe kepribadian manusia yang pertama adalah plegmatis . Orang yang
berkepribadian plegmatis dikatakan cinta damai, yaitu tim yang netral dalam segala
situasi dan tidak suka memihak. Mereka akan selalu berusaha menghindari konflik
dengan siapapun. Selain itu, orang dengan kepribadian ini juga suka membantu orang
lain. Orang yang membosankan juga bisa menjadi pendengar yang baik, mempunyai
selera humor, mudah bergaul, mempunyai banyak teman dan tidak menyukai hal-hal
yang rumit. Semoga orang ini terlihat cukup tenang dan tidak pernah marah. dengan
orang lain. Oleh karena itu, mereka hampir tidak pernah marah. Mereka memiliki
kepribadian yang paling ramah dan menyenangkan. Seseorang yang berkepribadian
plegmatis sepertinya sudah tidak ragu lagi akan kesetiaannya.
2. Sanguinis
Tipe kepribadian manusia yang kedua adalah Sanguinis. Orang dengan kepribadian
sanguinis adalah orang yang optimis dan antusias. Mereka mempunyai sifat mudah
bergaul, bersahabat dengan orang lain, suka berbicara di depan umum, suka menarik
perhatian, kreatif dan cenderung mendominasi kelompok. Maka tak heran jika banyak
masyarakat yang senang menerima kesejahteraan. Tipe kepribadian Sanguinis adalah
seseorang yang sangat ramah terhadap orang lain. Oleh karena itu, mereka dianggap
sebagai orang yang cukup ekstrovert. Namun, tipe orang seperti ini tidak suka
berurusan dengan hal-hal rumit, serius, egois, pelupa, dan kurang berkomitmen
terhadap kebaikan bersama.
3. Koleris
Tipe kepribadian berikutnya adalah Koleris. Orang koleris dikenal sebagai orang
cerdas yang selalu mengedepankan logika. Orang dengan kepribadian pemarah juga
dikatakan keras kepala, mudah marah, dan berkemauan keras terhadap apa yang
diinginkannya. Seseorang dengan kepribadian pemarah dikatakan memiliki
kemampuan dalam mengambil keputusan yang baik. Orang koleris juga mampu
mengatur diri sendiri dan memiliki tujuan yang baik untuk masa depan. Mereka
adalah pekerja yang efisien dan menyukai kebebasan dalam hidup.
4. Melankolis
Tipe kepribadian manusia yang keempat adalah melankolis. Orang dengan
kepribadian melankolis termasuk introvert karena cenderung mudah gugup, banyak
berpikir, dan tidak terlalu menyukai keramaian. Terkadang mereka juga meremehkan
dirinya sendiri, padahal kenyataannya mereka tidak seburuk itu. Namun, orang
dengan kepribadian ini memiliki beberapa kelebihan menarik. Seseorang dengan tipe
kepribadian melankolis dikatakan memiliki sifat perfeksionis, tertarik dengan
lingkungan sekitar, serta sangat detail dan analitis karena selalu fokus pada proses
dibandingkan tujuan.
Seorang ahli pisikologi Carl Gustav memiliki pandangan bahwa jenis kepribadian manusia
ada beberapa jenis diantaranya:
1. Ekstrovert Jenis kepribadian menurut Carl Gustav yang pertama yaitu ekstrovert.
Orang yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert cenderung menyukai kehidupan di
luar. Dapat dikatakan, orang ekstrovert lebih suka berinteraksi dengan orang lain dan
lebih terbuka. Mereka sangat pandai beradaptasi dengan lingkungan baru dan orang
baru, suka bercerita, suka beraktivitas di luar, supel, mudah bekerja dalam kelompok,
dan percaya diri tinggi. Tipe ini sangat aktif namun sering kali mendahulukan
tindakan daripada pikiran.
2. Introvert Jenis kepribadian menurut Carl Gustav yang pertama yaitu introvert.
Introvert adalah tipe kepribadian yang bertolak belakang dengan ekstrovert.
kepribadian introvert merupakan tipe kepribadian yang fokus pada diri sendiri dan
lebih suka menyendiri. Mereka cenderung lebih sering berkutat dengan pikiran dan
dunia mereka sendiri. Orang dengan kepribadian introvert memiliki tingkat
konsentrasi yang lebih tinggi, suka bercerita, mandiri, namun sulit bersosialisasi, dan
pemalu.
3. Ambivert Jenis kepribadian menurut Carl Gustav yang ketiga adalah ambivert.
Ambivert adalah tipe kepribadian yang terbentuk dari gabungan kepribadian introvert
dan ekstrovert. Orang dengan kepribadian ambivert cenderung lebih fleksibel dalam
menghadapi berbagai situasi. Orang ambivert menjalani kehidupannya lebih seimbang
karena dia tahu kapan akan menjadi tipe ekstrovert dan ketika dia menginginkan
waktu untuk dirinya sendiri, mereka akan menjadi pribadi yang introvert. Tipe
kepribadian ambivert lebih fleksibel dan seimbang antara kepentingan diri sendiri dan
kepentingan umum.
2.4 Unsur-unsur pembentuk kepribadian
Ada 8 unsur yang membentuk kepribadian seseorang :
1. Faktor genetik: Kepribadian dapat dipengaruhi oleh faktor genetik yang diturunkan
dari orang tua atau keluarga.
2. Lingkungan: Lingkungan di sekitar seseorang, seperti keluarga, teman, dan budaya,
dapat mempengaruhi pembentukan kepribadian.
3. Pengalaman hidup: Pengalaman hidup seseorang, baik positif maupun negatif, dapat
mempengaruhi pembentukan kepribadian.
4. Temperamen: Temperamen adalah kecenderungan bawaan untuk bereaksi terhadap
situasi tertentu. Temperamen dapat mempengaruhi pembentukan kepribadian.
5. Karakter: Karakter adalah sifat-sifat moral dan etika yang dimiliki oleh seseorang.
Karakter juga dapat mempengaruhi pembentukan kepribadian.
6. Identitas diri: Identitas diri adalah persepsi seseorang tentang dirinya sendiri. Identitas
diri dapat mempengaruhi pembentukan kepribadian.
7. Nilai-nilai: Nilai-nilai yang dipegang oleh seseorang dapat mempengaruhi
pembentukan kepribadian.
8. Kebiasaan: Kebiasaan yang dimiliki oleh seseorang dapat mempengaruhi
pembentukan kepribadian.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam membentuk kepribadian yang baik dan positif,
faktor-faktor seperti genetik, lingkungan, pengalaman hidup, temperamen, karakter, identitas
diri, nilai-nilai, dan kebiasaan saling terkait dan berperan penting. Oleh karena itu, perlu
untuk memperhatikan dan mengembangkan aspek-aspek tersebut. Selain itu, penting juga
untuk menghargai dan menghormati kepribadian orang lain yang mungkin berbeda dengan
kita sebagai bagian dari etika dan moral yang harus dipegang teguh dalam kehidupan sehari-
hari.

SARAN
Perlu bagi kita untuk menjaga etika dan moral dalam berinteraksi dengan orang lain dalam
mengambil keputusan serta menghargai dan menghormati kepribadian orang lain dan
memahami bahwa setiap orang memiliki keunikan dan perbedaan yang harus di hargai agar
tidak menyinggung perasaan orang yang akan menimbulkan konflik atau permasalahan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-moral-dan-etika/
https://www.prestasikita.com/2023/01/30/kenali-jenis-tipe-kepribadian-manusia/

Anda mungkin juga menyukai