Dosen Pengampu:
Dr. Ida Ayu Putu Hemy Ekayani, S.Pd., M.Pd.
Oleh:
Putu Rachelina Geraldi 2215011014
Gerald Gilbert Kaloko 2215011022
Ni Nyoman Widya Dharmayani 2215011030
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun
adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf. Tim
penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya
makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.
Singaraja,16 September
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................ii
1.1 Latar belakang masalah....................................................................................................
1.2 Rumusan masalah..............................................................................................................
1.3 Tujuan.................................................................................................................................
1.4 Manfaat...............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN MASALAH.....................................................................................
2.1 Etika dan moral...................................................................................................................
2.2 Definisi kepribadian............................................................................................................
2.3 Type kepribadian................................................................................................................
2.4 Unsur-unsur pembentuk kepribadian..............................................................................
BAB III PENUTUP..................................................................................................................
KESIMPULAN.........................................................................................................................
SARAN......................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Pengertian moral
Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan manusia.
apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat
tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu
dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya.
Moral adalah produk dari budaya dan Agama. Moral juga dapat diartikan sebagai sikap,
perilaku, tindakan, kelakuan yang dilakukan seseorang pada saat mencoba melakukan sesuatu
berdasarkan pengalaman, tafsiran, suara hati, serta nasihat.
Adapun karakteristik atau ciri-ciri dari moral diantaranya:
1. Terkait dengan tanggung jawab Nilai moral dikaitkan dengan manusia, namun lebih
khusus lagi etika dikaitkan dengan manusia yang bertanggung jawab. Nilai moral
akan membuat seseorang merasa bersalah atau tidak bersalah karena merasa
bertanggung jawab.
2. Terkait dengan kesadaran Ciri-ciri nilai moral yang berikutnya adalah nilai-nilai
moral mempunyai suara di dalam hati nurani, baik itu hati nurani yang mencela orang
karena mengabaikan atau menentang nilai-nilai moral atau memuji seseorang sebagai
perwujudan dari nilai-nilai moralnya.
3. Kebutuhan Nilai-nilai etika akan menjadi hal yang mutlak wajib dan tidak dapat
ditawar. Misalnya seseorang mempunyai nilai estetika maka ia akan menghargai suatu
lukisan yang berkualitas. Demikian pula, orang lain mungkin tidak menyukai gambar
tersebut. Kewajiban mutlak ini erat kaitannya dengan nilai-nilai moral karena nilai-
nilai moral tersebut berlaku bagi manusia sebagai manusia.
4. Memiliki sifat formal Menurut Max Scheler, nilai-nilai moral didasarkan pada nilai-
nilai lain. Artinya ketika menyadari nilai-nilai moral, seseorang akan kembali
memasukkan nilai-nilai lain ke dalam perilaku moralnya.
Tujuan dan fungsi moral:
1. Menjamin terpenuhinya harkat dan martabat manusia.
2. Memotivasi masyarakat untuk berperilaku baik dan bijaksana selalu didasari oleh
kesadaran diri.
3. Menjaga hubungan yang harmonis dengan orang lain.
4. Memberikan landasan kesabaran untuk menolak segala dorongan hati, keinginan,
hawa nafsu yang dapat merusak harkat dan martabat manusia.
5. Memberikan gambaran kepada masyarakat tentang masa depan, apakah itu tatanan
sosial atau hasil kehidupan, sehingga masyarakat berpikir sebelum melakukan
sesuatu.
6. Menjadikan manusia sehat jasmani dan rohani karena bekerja secara moral, sehingga
tidak ada perasaan kecewa, berdosa, menyesal, dan konflik internal.
Dari penjelasan mengenai etika dan moral dapat disampaikan bahwa etika dan moral
memiliki makna yang sama,tetapi memilik praktik yang berbeda.Yang dimana tolak ukur
pada etika ada pada akal manusia sementara moral bertolak ukur pada adat istiadat serta
kebiasaan.
2.2 Definisi kepribadian
Kepribadian adalah keseluruhan karakteristik, sikap, perilaku, dan pola pikir yang dimiliki
oleh seseorang yang membedakannya dari individu lainnya. Kepribadian terbentuk melalui
interaksi antara faktor genetik dan lingkungan sejak awal kehidupan seseorang. Kepribadian
mencakup berbagai aspek seperti emosi, kecerdasan, nilai-nilai, kepercayaan, preferensi, dan
kebiasaan yang membentuk cara seseorang berinteraksi dengan dunia di sekitarnya.
Kepribadian juga dapat dilihat sebagai suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang
saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain, seperti temperamen, karakter, dan identitas
diri. Selain itu, kepribadian juga dapat dipengaruhi oleh pengalaman hidup, lingkungan
sosial, dan budaya di mana seseorang tumbuh dan berkembang. Kepribadian merupakan
aspek penting dalam kehidupan manusia karena dapat memengaruhi kualitas hubungan
interpersonal, karir, dan kesejahteraan psikologis seseorang.
2.3 Type kepribadian
Type atau jenis kepribadian manusia menurut ahli Hipocrates digoongkan menjadi 4:
1. Plegmatis
Tipe kepribadian manusia yang pertama adalah plegmatis . Orang yang
berkepribadian plegmatis dikatakan cinta damai, yaitu tim yang netral dalam segala
situasi dan tidak suka memihak. Mereka akan selalu berusaha menghindari konflik
dengan siapapun. Selain itu, orang dengan kepribadian ini juga suka membantu orang
lain. Orang yang membosankan juga bisa menjadi pendengar yang baik, mempunyai
selera humor, mudah bergaul, mempunyai banyak teman dan tidak menyukai hal-hal
yang rumit. Semoga orang ini terlihat cukup tenang dan tidak pernah marah. dengan
orang lain. Oleh karena itu, mereka hampir tidak pernah marah. Mereka memiliki
kepribadian yang paling ramah dan menyenangkan. Seseorang yang berkepribadian
plegmatis sepertinya sudah tidak ragu lagi akan kesetiaannya.
2. Sanguinis
Tipe kepribadian manusia yang kedua adalah Sanguinis. Orang dengan kepribadian
sanguinis adalah orang yang optimis dan antusias. Mereka mempunyai sifat mudah
bergaul, bersahabat dengan orang lain, suka berbicara di depan umum, suka menarik
perhatian, kreatif dan cenderung mendominasi kelompok. Maka tak heran jika banyak
masyarakat yang senang menerima kesejahteraan. Tipe kepribadian Sanguinis adalah
seseorang yang sangat ramah terhadap orang lain. Oleh karena itu, mereka dianggap
sebagai orang yang cukup ekstrovert. Namun, tipe orang seperti ini tidak suka
berurusan dengan hal-hal rumit, serius, egois, pelupa, dan kurang berkomitmen
terhadap kebaikan bersama.
3. Koleris
Tipe kepribadian berikutnya adalah Koleris. Orang koleris dikenal sebagai orang
cerdas yang selalu mengedepankan logika. Orang dengan kepribadian pemarah juga
dikatakan keras kepala, mudah marah, dan berkemauan keras terhadap apa yang
diinginkannya. Seseorang dengan kepribadian pemarah dikatakan memiliki
kemampuan dalam mengambil keputusan yang baik. Orang koleris juga mampu
mengatur diri sendiri dan memiliki tujuan yang baik untuk masa depan. Mereka
adalah pekerja yang efisien dan menyukai kebebasan dalam hidup.
4. Melankolis
Tipe kepribadian manusia yang keempat adalah melankolis. Orang dengan
kepribadian melankolis termasuk introvert karena cenderung mudah gugup, banyak
berpikir, dan tidak terlalu menyukai keramaian. Terkadang mereka juga meremehkan
dirinya sendiri, padahal kenyataannya mereka tidak seburuk itu. Namun, orang
dengan kepribadian ini memiliki beberapa kelebihan menarik. Seseorang dengan tipe
kepribadian melankolis dikatakan memiliki sifat perfeksionis, tertarik dengan
lingkungan sekitar, serta sangat detail dan analitis karena selalu fokus pada proses
dibandingkan tujuan.
Seorang ahli pisikologi Carl Gustav memiliki pandangan bahwa jenis kepribadian manusia
ada beberapa jenis diantaranya:
1. Ekstrovert Jenis kepribadian menurut Carl Gustav yang pertama yaitu ekstrovert.
Orang yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert cenderung menyukai kehidupan di
luar. Dapat dikatakan, orang ekstrovert lebih suka berinteraksi dengan orang lain dan
lebih terbuka. Mereka sangat pandai beradaptasi dengan lingkungan baru dan orang
baru, suka bercerita, suka beraktivitas di luar, supel, mudah bekerja dalam kelompok,
dan percaya diri tinggi. Tipe ini sangat aktif namun sering kali mendahulukan
tindakan daripada pikiran.
2. Introvert Jenis kepribadian menurut Carl Gustav yang pertama yaitu introvert.
Introvert adalah tipe kepribadian yang bertolak belakang dengan ekstrovert.
kepribadian introvert merupakan tipe kepribadian yang fokus pada diri sendiri dan
lebih suka menyendiri. Mereka cenderung lebih sering berkutat dengan pikiran dan
dunia mereka sendiri. Orang dengan kepribadian introvert memiliki tingkat
konsentrasi yang lebih tinggi, suka bercerita, mandiri, namun sulit bersosialisasi, dan
pemalu.
3. Ambivert Jenis kepribadian menurut Carl Gustav yang ketiga adalah ambivert.
Ambivert adalah tipe kepribadian yang terbentuk dari gabungan kepribadian introvert
dan ekstrovert. Orang dengan kepribadian ambivert cenderung lebih fleksibel dalam
menghadapi berbagai situasi. Orang ambivert menjalani kehidupannya lebih seimbang
karena dia tahu kapan akan menjadi tipe ekstrovert dan ketika dia menginginkan
waktu untuk dirinya sendiri, mereka akan menjadi pribadi yang introvert. Tipe
kepribadian ambivert lebih fleksibel dan seimbang antara kepentingan diri sendiri dan
kepentingan umum.
2.4 Unsur-unsur pembentuk kepribadian
Ada 8 unsur yang membentuk kepribadian seseorang :
1. Faktor genetik: Kepribadian dapat dipengaruhi oleh faktor genetik yang diturunkan
dari orang tua atau keluarga.
2. Lingkungan: Lingkungan di sekitar seseorang, seperti keluarga, teman, dan budaya,
dapat mempengaruhi pembentukan kepribadian.
3. Pengalaman hidup: Pengalaman hidup seseorang, baik positif maupun negatif, dapat
mempengaruhi pembentukan kepribadian.
4. Temperamen: Temperamen adalah kecenderungan bawaan untuk bereaksi terhadap
situasi tertentu. Temperamen dapat mempengaruhi pembentukan kepribadian.
5. Karakter: Karakter adalah sifat-sifat moral dan etika yang dimiliki oleh seseorang.
Karakter juga dapat mempengaruhi pembentukan kepribadian.
6. Identitas diri: Identitas diri adalah persepsi seseorang tentang dirinya sendiri. Identitas
diri dapat mempengaruhi pembentukan kepribadian.
7. Nilai-nilai: Nilai-nilai yang dipegang oleh seseorang dapat mempengaruhi
pembentukan kepribadian.
8. Kebiasaan: Kebiasaan yang dimiliki oleh seseorang dapat mempengaruhi
pembentukan kepribadian.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam membentuk kepribadian yang baik dan positif,
faktor-faktor seperti genetik, lingkungan, pengalaman hidup, temperamen, karakter, identitas
diri, nilai-nilai, dan kebiasaan saling terkait dan berperan penting. Oleh karena itu, perlu
untuk memperhatikan dan mengembangkan aspek-aspek tersebut. Selain itu, penting juga
untuk menghargai dan menghormati kepribadian orang lain yang mungkin berbeda dengan
kita sebagai bagian dari etika dan moral yang harus dipegang teguh dalam kehidupan sehari-
hari.
SARAN
Perlu bagi kita untuk menjaga etika dan moral dalam berinteraksi dengan orang lain dalam
mengambil keputusan serta menghargai dan menghormati kepribadian orang lain dan
memahami bahwa setiap orang memiliki keunikan dan perbedaan yang harus di hargai agar
tidak menyinggung perasaan orang yang akan menimbulkan konflik atau permasalahan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-moral-dan-etika/
https://www.prestasikita.com/2023/01/30/kenali-jenis-tipe-kepribadian-manusia/