Puji syukur kami panjatkan atas ke hadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “etika, moral, dan akhlah” guna memenuhi tugas
mata kuliah pendidikan agama.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kami haturkan untuk junjungan nabi agung kami, yaitu
Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kami semua,
yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang
sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Tak lupa juga kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang
telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga
rampungnya makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan kami telah berusaha
semaksimal mungkin dalam menyusun tugas makalah ini. Oleh sebab itu, kami sangat
mengharapkan kritik, saran dan nasehat yang baik demi perbaikan tugas makalah ini
kedepannya.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ni dapat berguna dan bemanfaat
untuk kita semua.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................................. 4
BAB II
PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 6
A. ETIKA .......................................................................................................................... 6
B. AKHLAK ................................................................................................................ …..9
C. MORAL ..............................................................................................................…….12
BAB III
PENUTUP .............................................................................................................................. 17
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 17
B. Saran ............................................................................................................................17
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah Agama menunjukkan bahwa kebahagiaan yang ingin dicapai dengan
menjalankan syariah agama itu hanya dapat terlaksana dengan adanya akhlak yang
baik.Kepercayaan yang hanya berbentuk pengetahuan tentang keesaan Tuhan, ibadah
yang dilakukan hanya sebagai formalitas belaka, muamalah yang hanya merupakan
peraturan yang tertuang dalam kitab saja, semua itu bukanlah merupakan jaminan untuk
tercapainya kebahagiaan tersebut.
Timbulnya kesadaran akhlak dan pendirian manusia terhadap-Nya adalah pangkalan
yang menetukan corak hidup manusia.Akhlak, atau moral, atau susila adalah pola
tindakan yang didasarkan atas nilai mutlak kebaikan.Hidup susila dan tiap-tiap
perbuatan susila adalah jawaban yang tepat terhadap kesadaran akhlak, sebaliknya
hidup yang tidak bersusila dan tiap-tiap pelanggaran kesusilaan adalah menentang
kesadaran itu.
Kesadaran akhlak adalah kesadaran manusia tentang dirinya sendiri, dimana manusia
melihat atau merasakan diri sendiri sebagai berhadapan dengan baik dan
buruk.Disitulah membedakan halal dan haram, hak dan bathil, boleh dan tidak boleh
dilakukan, meskipun dia bisa melakukan.Itulah hal yang khusus manusiawi.Dalam
dunia hewan tidak ada hal yang baik dan buruk atau patut tidak patut, karena hanya
manusialah yang mengerti dirinya sendiri, hanya manusialah yang sebagai subjek
menginsafi bahwa dia berhadapan pada perbuatannya itu, sebelum, selama dan sesudah
pekerjaan itu dilakukan.Sehingga sebagai subjek yang mengalami perbuatannya dia
bisa dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya itu.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Konsep Etika, Moral dan Akhlak
2. Karakteristik Etika Islam (Akhlak)
3. Hubungan Tasawuf dengan Akhlak
4. Aktualisasi Akhlak dalam kehidupan masyarakat
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dan perbedaan dari Etika, Moral dan Akhlak
2. Untuk mengetahui karakteristik Etika, Moral dan Akhlak
3. Untuk mengetahui hubungan Tasawuf dengan Akhlak
4. Untuk mengetahui Aktualisasi Akhlak dalam kehidupan masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
A. ETIKA
Secara bahasa kata ‘etika’ lahir dari bahasa Yunani ethos yang artinya tampak
dari suatu kebiasaan (perbuatan, sikap, atau tindakan manusia). pengertian etika secara
umum adalah aturan, norma, kaidah, ataupun tata cara yang biasa digunakan sebagai
pedoman atau asas suatu individu dalam melakukan perbuatan dan tingkah laku.
Penerapan norma ini sangat erat kaitannya dengan sifat baik dan buruknya individu di
dalam bermasyarakat.
Etika ini adalah sebuah landasan yang sering digunakan dilingkungan sekitar
kita sebagai indicator atas tindakan kita dalam berperilaku sebagai makhluk sosial. Baik
buruknya perilaku kita dilihat dari nilai etika yang berlaku pada suatu lingkungan
tersebut. Sehingga bisa jadi pada suatu negara kita tidak dianggap melanggar etika
tetapi ketika kita dinegara lainnya lagi kita dianggap melanggar etika yang berlaku.
Contoh Etika
1. Etika Berteman
Dalam hubungan sosial kita dengan teman kita, terdapat etika pertemanan yang berlaku
dan harus dijaga, agar hubungan pertemanan tetap berjalan dengan baik. Contohnya :
2. Etika Bekerja
Dalam lingkungan pekerjaan terdapat etika yang harus kita patuhi. Contohnya:
Dalam kehidupan kita berumah tangga erat juga hubungannya dengan etika yang harus
kita jaga. Sehingga hubungan dalam keluarga tetap harmonis. Contohnya :
Islam mengajarkan dan menuntun manusia kepada kebaikan dan menjauhkan dari
keburukan.
Yang menjadi sumber pedoman baik dan buruknya sesuatu adalah Al-Quran dan
ajaran Rosul-nya
Bersifat universal dan komprehensif, dapat diterima seluruh umat manusia sepanjang
waktu dan tempat.
Mengatur dan mangarahkan manusia kepada fitrahnya ke akhlak yang luhur dan
meluruskan perbuatan manusia dibawah petunjuk Allah SWT.
Fungsi Etika
Dijadikan tempat untuk memperoleh orientasi kritis yang berkaitan dengan berbagai
macam moralitas.
Menunjukkan adanya suatu keterampilan intelektual berupa kemampuan
berargumentasi secara kritis dan rasional.
Digunakan untuk pengambilan suatu keputusan dan juga sikap yang wajar dalam
keadaan pluralitas yang tinggi.
Digunakan untuk menolong sebuah pendirian.
Digunakan untuk membedakan mana yang boleh dirubah dan mana yang tidak dapat
dirubah.
Digunakan untuk menyelesaikan masalah moralitas maupun masalah sosial lainnya
dengan suatu bentuk pemikiran yang kritis dan sistematis.
Menggunakan nalar untuk dijadikan pijakan, bukan menggunakan suatu perasaan
yang dapat merugikan banyak orang.
Menyelidiki suatu permasalahan sampai ke akarnya.
Manfaat Etika
B. AKHLAK
1. Pengertian Akhlak
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan akhlak, yaitu
pendekatan linguistic (kebahasaan), dan pendekatan terminologik (peristilahan).
Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu isim mashdar (bentuk
infinitive) dari kata al-akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai timbangan (wazan) tsulasi
majid af'ala, yuf'ilu if'alan yang berarti al-sajiyah (perangai), at-thobi'ah (kelakuan,
tabiat, watak dasar), al-adat (kebiasaan, kelaziman), al-maru'ah (peradaban yang
baik) dan al-din (agama).
Namun akar kata akhlak dari akhlaqa sebagai mana tersebut diatas tampaknya kurang
pas, sebab isim masdar dari kata akhlaqa bukan akhlak, tetapi ikhlak.Berkenaan
dengan ini, maka timbul pendapat yang mengatakan bahwa secara linguistic, akhlak
merupakan isim jamid atau isim ghair mustaq, yaitu isim yang tidak memiliki akar
kata, melainkan kata tersebut memang sudah demikian adanya.
Untuk menjelaskan pengertian akhlak dari segi istilah, kita dapat merujuk kepada
berbagai pendapat para pakar di bidang ini.Ibnu Miskawaih (w. 421 H/1030 M) yang
selanjutnya dikenal sebagai pakar bidang akhlak terkemuka dan terdahulu misalnya
secara singkat mengatakan bahwa akhlak adalah sifat.
Untuk menjelaskan pengertian akhlak dari segi istilah, kita dapat merujuk kepada
berbagai pendapat para pakar di bidang ini.Ibnu Miskawaih (w. 421 H/1030 M) yang
selanjutnya dikenal sebagai pakar bidang akhlak terkemuka dan terdahulu misalnya
secara singkat mengatakan bahwa akhlak adalah sifat.
yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Sementara itu, Imam Al-Ghazali (1015-1111 M) yang selanjutnya dikenal sebagai
hujjatul Islam (pembela Islam), karena kepiawaiannya dalam membela Islam dari
berbagai paham yang dianggap menyesatkan, dengan agak lebih luas dari Ibn
Miskawaih, mengatakan akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gambling dan mudah, tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Akhlak merupakan ilmu yang menentukan
batas antara baik dan buruk, terpuji atau tercela menyangkut perilaku manusia yang
meliputi perkataan, pikiran, dan perbuatan manusia lahir batin. Akhlak secara
substansial adalah sifat hati, bisa baik bisa buruK yang tercermin dalam perilaku. Jika
sifat hatinya baik yang muncul adalah perilaku yang baik (akhlaq al-mahmudah) dan
jika sifat hatinya buruk, yang akan muncul adalah perilaku buruk (al-akhlaq al-
madzmumah).
1) Nafsu Syahwaniyah, ialah nafsu yang ada pada manusia dan binatang. Nafsu ini
cenderung kepada kelezatan jaamaniyah, misalnya makan, minum dan nafsu
seksual.
2) Nafsu Ghodlobiyah, nafsu ini juga ada pada manusia dan binatang, yaitu nafsu yang
cenderung pada amarah, merusak, dan senang menguasai serta mengalahkan yang
lain.
3) Nafsu Nathiqah, ialah nafsu yang membedakan manusia dan hewan. Dengan nafsu
ini manusia mampu berpikir dengan baik, berdzikir, mengambil hikmah, dan
memahami fenomena alam.
Begitu pentingnya kedudukan akhlak dalam islam sehingga Al-Qur’an bukan hanya
memuat ayat-ayat tentang akhlak secara spesifik, melainkan selalu mengaitkan ayat-ayat
yang berbicara tentang hukum dengan masalah akhlak pada ujung ayat. Ayat-ayat
2. Aktualisasi Akhlak dalam Kehidupan Masyarakat
Islam merupakan agama yang santun karena dalam islam sangat menjunjung tinggi
pentingnya berakhlak. Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia
karena akhlak mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi'at, perangai, karakter
manusia yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau
dengan sesama makhluk. Aktualisasi akhlak adalah bagaimana seseorang
mengimplementasikan iman yang dimilikinya dan mengaplikasikan seluruh ajaran
Islam ke dalam tingkah laku sehari hari.
1. Akhlak kepada Allah
a. Beribadah kepada Allah, yaitu dengan melaksanakan perintah untuk
menyembah-Nya sesuai dengan syariat islam.
b. Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan
kondisi, baik diucapkan dengan lisan maupun dalam hati.
c. Berdo’a kepada Allah. Do’a merupakan pengakuan akan keterbatasan dan
ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan akan kemahakuasaan Allah
terhadap segala sesuatu.
d. Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan
menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.
e. Tawaduk kepada Allah, yaitu Mengakui bahwa dirinya rendah dan hina di
hadapan Allah Yang Maha Kuasa, oleh karena itu tidak layak kalau hidup
dengan angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain, dan pamrih
dalam melaksanakan ibadah kepada Allah.
f. Berhusnudzon kepada Allah, yaitu berprasangka baik kepada Allah karena apa
yang diberikan oleh Allah merupakan yang terbaik untuk hamba-Nya.
2. Akhlak kepada diri sendiri
a. sabar, yaitu perilaku sebagai pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa
yang menimpanya.
b. Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas nikmat yang telah di beri oleh Allah,
baik syukur dalam ucapan maupun perbuatan.
c. Tawaduk, yaitu rendah hati dan selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya,
orang tua, muda, kaya atau miskin.
3. Ahlak kepada keluarga
a. Memuliakan dan menghormati kedua orang tua
b. Mendoakan kedua orang tua
c. Bersikap baik kepada kedua orang tua
d. Berkata lembut kepada kedua orang tua
e. Menyanyangi kedua orang tua seperti mereka menyayamgi kita sewaktu kecil
4. Akhlah kepada sesama manusia
a. Menciptakan ukhuwah atau persaudaraan
b. Menumbuhkan sikap Ta’awun atau saling tolong menolong
c. Suka memaafkan kesalahan orang lain
d. Menepati janji yang telah dibuat
C. MORAL
Perkataan "moral" berasal dari bahasa latin "mores" kata jama’ dari "mos" yang
berarti: adat kebiasaan. Dalam bahasa Indonesia, moral diterjemahkan dengan arti
susila. Sedangkan yang dimaksud dengan moral adalah hal – hal yang sesuai dengan
ide-ide yang umum dan dapat diterima baik dalam masyarakat, seperti tindakan
manusia dan lain – lain. Sehingga manusia bisa mengetahui mana yang baik dan wajar
atau bahkan mana yang buruk dan tidak dapat diterima masyarakat. Jadi sesuai dengan
ukuran-ukuran tindakan yang oleh umum diterima yang meliputi kesatuan sosial atau
lingkungan tertentu. Maka baiknya suatu perbuatan seseorang di suatu negara, belum
tentu perlakuan tersebut di negara lain dianggap baik pula, di sinilah moral bagi Barat
tidak universal. Hal ini dikarenakan perbedaan pandangan, kepercayaan dan budaya di
setiap masyarakat. Contoh, di Jawa apabila kita akan melewati seseorang yang duduk
di depannya, kita dianjurkan untuk membungkukkan badan sebagai tanda rasa hormat
kita terhadap orang tersebut. Namun hal ini tidak berlaku di daerah lain. Di Indonesia
atau di kebanyakan negara, memberikan tip kepada seorang pelayan merupakan tanda
terimakasih kita terhadap pelayan tersebut karena telah melayani kita dengan baik,
namun di Jepang memberikan tip kepada pelayan atau pekerja merupakan Tindakan
yang tidak dianjurkan karena mereka menganggap bahwa tip adalah bentuk penghinaan
atas kerja keras mereka.
Adapun perbedaan antara moral dengan etika adalah etika lebih banyak bersifat
teori, sedangkan moral lebih banyak bersifat praktis.
Karakteristik Moral
Moral mempunyai suatu karakter tertentu antara lain yaitu:
1. Sebagai etika, sebagai nilai moral intrinsik, prinsip baik dan buruk dalam
sebuah kelompok masyarakat
2. Hipotesis imperatif
3. Moral merupakan suatu restricted action.
Contoh Moral
Contoh nilai moral yang saling berhubungan antara lingkungan dan masyarakat antara
lain :
Tidak Korupsi
Masalah sosial di Indonesia saat ini yang sedang marak terjadi ialah kasus korupsi.
Tindakan seperti ini banyak merugikan masyarakat, bahkan secara nyata akan membuat
masyarakat hidup dalam kemiskinan, oleh sebab itu upaya menciptakan kestabilan
negara korupsi haruslah diperangi oleh masyarakat, mahasiswa, atau oleh pelajar itu
sendiri.
Tujuan dan Fungsi Moral
Berikut dibawah ini merupakan Tujuan dan Fungsi Moral :
Demoralisasi
Demoralisasi adalah suatu kondisi dimana moral atau standar moral suatu
lingkungan, baik dalam lingkup besar maupun kecil mengalami penurunan atau
pengurangan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etika adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk dan yang menjadi
ukuran baik dan buruknya adalah akal. Karena memang etika adalah bagian
dari filsafat.
Moral adalah ajaran baik dan buruk yang ukurannya adalah tradisi yang
berlaku di suatu masyarakat.
Akhlak dalam kebahasaan berarti budi pekerti, perangai atau disebut juga
sikap hidup yang berbicara tentang baik dan buruk yang yang ukurannya
adalah wahyu tuhan.
Dari satu segi akhlak adalah buah dari tasawuf (proses pendekatan diri
kepada Tuhan), dan istiqamah dalam hati pun bagian dari bahasan ilmu
tasawuf. Indikator manusia berakhlak (husn al-khulug ) adalah tertanamnya
iman dalam hati dan teraplikasikannya takwa dalam perilaku.
Aktualisasi akhlak adalah bagaimana seseorang dapat
mengimplementasikan iman yang dimilikinya dan mengaplikasikan seluruh
ajaran islam dalam setiap tingkah laku sehari- hari. Seperti akhlak kepada
tuhan, diri sendiri, keluarga, dan sesama manusia.
B. Saran
Hendaknya kita sebagai muslim dapat menerapan etika, moral, dan akhlak ke
dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan syariat islam.
DAFTAR PUSTAKA
www.studinews.co.id,www.pengajar.co.id,
www.dosensosiologi.com, www.nuriska.id,
https://penaungu.com/aqidah-akhlak
kepada-allah,
https://www.gramedia.com/literasi/pengerti
an-akhlak Buku pedoman agama
Lampiran
Pertanyaan :