Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas ke hadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “etika, moral, dan akhlah” guna memenuhi tugas
mata kuliah pendidikan agama.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kami haturkan untuk junjungan nabi agung kami, yaitu
Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kami semua,
yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang
sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.

Tak lupa juga kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang
telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga
rampungnya makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan kami telah berusaha
semaksimal mungkin dalam menyusun tugas makalah ini. Oleh sebab itu, kami sangat
mengharapkan kritik, saran dan nasehat yang baik demi perbaikan tugas makalah ini
kedepannya.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ni dapat berguna dan bemanfaat
untuk kita semua.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. 2

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ 3

BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................................. 4

A. Latar Belakang ............................................................................................................. 4


B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 4
C. Tujuan Permasalahan.................................................................................................... 5

BAB II
PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 6

A. ETIKA .......................................................................................................................... 6
B. AKHLAK ................................................................................................................ …..9
C. MORAL ..............................................................................................................…….12

BAB III
PENUTUP .............................................................................................................................. 17

A. Kesimpulan ................................................................................................................. 17
B. Saran ............................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 18

LAMPIRAN ........................................................................................................................ …19


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah Agama menunjukkan bahwa kebahagiaan yang ingin dicapai dengan
menjalankan syariah agama itu hanya dapat terlaksana dengan adanya akhlak yang
baik.Kepercayaan yang hanya berbentuk pengetahuan tentang keesaan Tuhan, ibadah
yang dilakukan hanya sebagai formalitas belaka, muamalah yang hanya merupakan
peraturan yang tertuang dalam kitab saja, semua itu bukanlah merupakan jaminan untuk
tercapainya kebahagiaan tersebut.
Timbulnya kesadaran akhlak dan pendirian manusia terhadap-Nya adalah pangkalan
yang menetukan corak hidup manusia.Akhlak, atau moral, atau susila adalah pola
tindakan yang didasarkan atas nilai mutlak kebaikan.Hidup susila dan tiap-tiap
perbuatan susila adalah jawaban yang tepat terhadap kesadaran akhlak, sebaliknya
hidup yang tidak bersusila dan tiap-tiap pelanggaran kesusilaan adalah menentang
kesadaran itu.
Kesadaran akhlak adalah kesadaran manusia tentang dirinya sendiri, dimana manusia
melihat atau merasakan diri sendiri sebagai berhadapan dengan baik dan
buruk.Disitulah membedakan halal dan haram, hak dan bathil, boleh dan tidak boleh
dilakukan, meskipun dia bisa melakukan.Itulah hal yang khusus manusiawi.Dalam
dunia hewan tidak ada hal yang baik dan buruk atau patut tidak patut, karena hanya
manusialah yang mengerti dirinya sendiri, hanya manusialah yang sebagai subjek
menginsafi bahwa dia berhadapan pada perbuatannya itu, sebelum, selama dan sesudah
pekerjaan itu dilakukan.Sehingga sebagai subjek yang mengalami perbuatannya dia
bisa dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya itu.

B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Konsep Etika, Moral dan Akhlak
2. Karakteristik Etika Islam (Akhlak)
3. Hubungan Tasawuf dengan Akhlak
4. Aktualisasi Akhlak dalam kehidupan masyarakat

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dan perbedaan dari Etika, Moral dan Akhlak
2. Untuk mengetahui karakteristik Etika, Moral dan Akhlak
3. Untuk mengetahui hubungan Tasawuf dengan Akhlak
4. Untuk mengetahui Aktualisasi Akhlak dalam kehidupan masyarakat
BAB II

PEMBAHASAN

A. ETIKA

Secara bahasa kata ‘etika’ lahir dari bahasa Yunani ethos yang artinya tampak
dari suatu kebiasaan (perbuatan, sikap, atau tindakan manusia). pengertian etika secara
umum adalah aturan, norma, kaidah, ataupun tata cara yang biasa digunakan sebagai
pedoman atau asas suatu individu dalam melakukan perbuatan dan tingkah laku.
Penerapan norma ini sangat erat kaitannya dengan sifat baik dan buruknya individu di
dalam bermasyarakat.
Etika ini adalah sebuah landasan yang sering digunakan dilingkungan sekitar
kita sebagai indicator atas tindakan kita dalam berperilaku sebagai makhluk sosial. Baik
buruknya perilaku kita dilihat dari nilai etika yang berlaku pada suatu lingkungan
tersebut. Sehingga bisa jadi pada suatu negara kita tidak dianggap melanggar etika
tetapi ketika kita dinegara lainnya lagi kita dianggap melanggar etika yang berlaku.

Contoh Etika
1. Etika Berteman

Dalam hubungan sosial kita dengan teman kita, terdapat etika pertemanan yang berlaku
dan harus dijaga, agar hubungan pertemanan tetap berjalan dengan baik. Contohnya :

 Menghargai pendapat teman,


 Tidak menyela pembicaraan ketika teman kita sedang berbicara,
 Tidak menggunjing,
 Memberikan nasihat secara baik-baik tanpa harus menyinggung perasaan dsb.

2. Etika Bekerja

Dalam lingkungan pekerjaan terdapat etika yang harus kita patuhi. Contohnya:

 Bertanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan,


 Memiliki integritas yang tinggi,
 Bersifat adil terhadap rekan maupun bawahan,
 Menghormati pendapat rekan kerja,
 Peduli dengan lingkungan sekitar kerja dsb.

3. Etika Berumah Tangga

Dalam kehidupan kita berumah tangga erat juga hubungannya dengan etika yang harus
kita jaga. Sehingga hubungan dalam keluarga tetap harmonis. Contohnya :

 Menghargai pendapat pasangan,


 Memberikan apresiasi pada pasangan,
 Mengerjakan pekerjaan rumah bersama-sama,
 Bertanggung jawab atas peran masing-masing dsb.

Sifat atau Ciri-ciri Etika

1. Etika bersifat mutlak atau absolut


Etika berlaku bagi siapapun tidak memandang dia berprofesi sebagai apa atau dia
menempati status ekonomi atas maupun bawah.

2. Etika tetap berlaku meskipun tanpa disaksikan oleh orang lain


Seperti halnya beretika dilingkungan masyarakat tentunya kita tidak boleh
membuang sampah secara sembarangan. Ketika kita melanggar aturan tersebut
meskipun tanpa ada orang lain yang mengetahui kita tetaplah menyalahi etika yang
berlaku di lingkungan tersebut.

3. Etika berhubungan dengan cara pandang batin manusia


Perilaku kita dalam hidup sebagai makhluk sosial menentukan apakah kita
tergolong orang yang beretika baik atau beretika buruk. Ketika kita mentaati etika
yang berlaku pada suatu lingkungan, orang lain akan memandang kita sebagai orang
yang beretika baik dan begitu pula sebaliknya.

4. Etika berhubungan dengan perbuatan, perilaku, dan tingkah laku manusia


Etika berhubungan dengan setiap tindakan, perilaku dan tingkah laku kita sebagai
manusia dalam kehidupan sehari hari.
Karakteristik Etika dalam ISLAM

 Islam mengajarkan dan menuntun manusia kepada kebaikan dan menjauhkan dari
keburukan.
 Yang menjadi sumber pedoman baik dan buruknya sesuatu adalah Al-Quran dan
ajaran Rosul-nya
 Bersifat universal dan komprehensif, dapat diterima seluruh umat manusia sepanjang
waktu dan tempat.
 Mengatur dan mangarahkan manusia kepada fitrahnya ke akhlak yang luhur dan
meluruskan perbuatan manusia dibawah petunjuk Allah SWT.

Fungsi Etika

 Dijadikan tempat untuk memperoleh orientasi kritis yang berkaitan dengan berbagai
macam moralitas.
 Menunjukkan adanya suatu keterampilan intelektual berupa kemampuan
berargumentasi secara kritis dan rasional.
 Digunakan untuk pengambilan suatu keputusan dan juga sikap yang wajar dalam
keadaan pluralitas yang tinggi.
 Digunakan untuk menolong sebuah pendirian.
 Digunakan untuk membedakan mana yang boleh dirubah dan mana yang tidak dapat
dirubah.
 Digunakan untuk menyelesaikan masalah moralitas maupun masalah sosial lainnya
dengan suatu bentuk pemikiran yang kritis dan sistematis.
 Menggunakan nalar untuk dijadikan pijakan, bukan menggunakan suatu perasaan
yang dapat merugikan banyak orang.
 Menyelidiki suatu permasalahan sampai ke akarnya.

Manfaat Etika

 Memberi rasa tanggung jawab.


 Dapat dijadikan pedoman.
 Meningkatkan kredibilitas perusahaan ataupun organisasi.
 Menciptakan ketertiban dan keteraturan dalam sebuah organisasi atau perusahaan
 Dapat digunakan sebagai kontrol sosial.
 Dapat meningkatkan kesejahteraan anggota.
 Dapat mencegah campur tangan dari pihak luar.
 Dapat melindungi hak-hak anggota dan pekerja, serta
 Dapat digunakan sebagai rujukan dalam penyelesaian berbagai masalah, baik itu
masalah internal maupun eksternal.

B. AKHLAK

1. Pengertian Akhlak
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan akhlak, yaitu
pendekatan linguistic (kebahasaan), dan pendekatan terminologik (peristilahan).
Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu isim mashdar (bentuk
infinitive) dari kata al-akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai timbangan (wazan) tsulasi
majid af'ala, yuf'ilu if'alan yang berarti al-sajiyah (perangai), at-thobi'ah (kelakuan,
tabiat, watak dasar), al-adat (kebiasaan, kelaziman), al-maru'ah (peradaban yang
baik) dan al-din (agama).
Namun akar kata akhlak dari akhlaqa sebagai mana tersebut diatas tampaknya kurang
pas, sebab isim masdar dari kata akhlaqa bukan akhlak, tetapi ikhlak.Berkenaan
dengan ini, maka timbul pendapat yang mengatakan bahwa secara linguistic, akhlak
merupakan isim jamid atau isim ghair mustaq, yaitu isim yang tidak memiliki akar
kata, melainkan kata tersebut memang sudah demikian adanya.
Untuk menjelaskan pengertian akhlak dari segi istilah, kita dapat merujuk kepada
berbagai pendapat para pakar di bidang ini.Ibnu Miskawaih (w. 421 H/1030 M) yang
selanjutnya dikenal sebagai pakar bidang akhlak terkemuka dan terdahulu misalnya
secara singkat mengatakan bahwa akhlak adalah sifat.
Untuk menjelaskan pengertian akhlak dari segi istilah, kita dapat merujuk kepada
berbagai pendapat para pakar di bidang ini.Ibnu Miskawaih (w. 421 H/1030 M) yang
selanjutnya dikenal sebagai pakar bidang akhlak terkemuka dan terdahulu misalnya
secara singkat mengatakan bahwa akhlak adalah sifat.

yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Sementara itu, Imam Al-Ghazali (1015-1111 M) yang selanjutnya dikenal sebagai
hujjatul Islam (pembela Islam), karena kepiawaiannya dalam membela Islam dari
berbagai paham yang dianggap menyesatkan, dengan agak lebih luas dari Ibn
Miskawaih, mengatakan akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gambling dan mudah, tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Akhlak merupakan ilmu yang menentukan
batas antara baik dan buruk, terpuji atau tercela menyangkut perilaku manusia yang
meliputi perkataan, pikiran, dan perbuatan manusia lahir batin. Akhlak secara
substansial adalah sifat hati, bisa baik bisa buruK yang tercermin dalam perilaku. Jika
sifat hatinya baik yang muncul adalah perilaku yang baik (akhlaq al-mahmudah) dan
jika sifat hatinya buruk, yang akan muncul adalah perilaku buruk (al-akhlaq al-
madzmumah).

Menurut Ibnu Arabi, di dalam diri manusia ada tiga nafsu.

1) Nafsu Syahwaniyah, ialah nafsu yang ada pada manusia dan binatang. Nafsu ini
cenderung kepada kelezatan jaamaniyah, misalnya makan, minum dan nafsu
seksual.
2) Nafsu Ghodlobiyah, nafsu ini juga ada pada manusia dan binatang, yaitu nafsu yang
cenderung pada amarah, merusak, dan senang menguasai serta mengalahkan yang
lain.
3) Nafsu Nathiqah, ialah nafsu yang membedakan manusia dan hewan. Dengan nafsu
ini manusia mampu berpikir dengan baik, berdzikir, mengambil hikmah, dan
memahami fenomena alam.

Apabila manusia dapat mengoptimalkan nafsu nathiqah untuk mengendalikan nafsu


syahwaniyah dan nafsu ghodlobiyah, manusia akan dapat menjadi lebih unggul dan
mulia. Pada akhirnya lahirlah manusia-manusia yang berakhlak al karimah.

Begitu pentingnya kedudukan akhlak dalam islam sehingga Al-Qur’an bukan hanya
memuat ayat-ayat tentang akhlak secara spesifik, melainkan selalu mengaitkan ayat-ayat
yang berbicara tentang hukum dengan masalah akhlak pada ujung ayat. Ayat-ayat
2. Aktualisasi Akhlak dalam Kehidupan Masyarakat
Islam merupakan agama yang santun karena dalam islam sangat menjunjung tinggi
pentingnya berakhlak. Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia
karena akhlak mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi'at, perangai, karakter
manusia yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau
dengan sesama makhluk. Aktualisasi akhlak adalah bagaimana seseorang
mengimplementasikan iman yang dimilikinya dan mengaplikasikan seluruh ajaran
Islam ke dalam tingkah laku sehari hari.
1. Akhlak kepada Allah
a. Beribadah kepada Allah, yaitu dengan melaksanakan perintah untuk
menyembah-Nya sesuai dengan syariat islam.
b. Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan
kondisi, baik diucapkan dengan lisan maupun dalam hati.
c. Berdo’a kepada Allah. Do’a merupakan pengakuan akan keterbatasan dan
ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan akan kemahakuasaan Allah
terhadap segala sesuatu.
d. Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan
menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.
e. Tawaduk kepada Allah, yaitu Mengakui bahwa dirinya rendah dan hina di
hadapan Allah Yang Maha Kuasa, oleh karena itu tidak layak kalau hidup
dengan angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain, dan pamrih
dalam melaksanakan ibadah kepada Allah.
f. Berhusnudzon kepada Allah, yaitu berprasangka baik kepada Allah karena apa
yang diberikan oleh Allah merupakan yang terbaik untuk hamba-Nya.
2. Akhlak kepada diri sendiri
a. sabar, yaitu perilaku sebagai pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa
yang menimpanya.
b. Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas nikmat yang telah di beri oleh Allah,
baik syukur dalam ucapan maupun perbuatan.
c. Tawaduk, yaitu rendah hati dan selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya,
orang tua, muda, kaya atau miskin.
3. Ahlak kepada keluarga
a. Memuliakan dan menghormati kedua orang tua
b. Mendoakan kedua orang tua
c. Bersikap baik kepada kedua orang tua
d. Berkata lembut kepada kedua orang tua
e. Menyanyangi kedua orang tua seperti mereka menyayamgi kita sewaktu kecil
4. Akhlah kepada sesama manusia
a. Menciptakan ukhuwah atau persaudaraan
b. Menumbuhkan sikap Ta’awun atau saling tolong menolong
c. Suka memaafkan kesalahan orang lain
d. Menepati janji yang telah dibuat

C. MORAL

Perkataan "moral" berasal dari bahasa latin "mores" kata jama’ dari "mos" yang
berarti: adat kebiasaan. Dalam bahasa Indonesia, moral diterjemahkan dengan arti
susila. Sedangkan yang dimaksud dengan moral adalah hal – hal yang sesuai dengan
ide-ide yang umum dan dapat diterima baik dalam masyarakat, seperti tindakan
manusia dan lain – lain. Sehingga manusia bisa mengetahui mana yang baik dan wajar
atau bahkan mana yang buruk dan tidak dapat diterima masyarakat. Jadi sesuai dengan
ukuran-ukuran tindakan yang oleh umum diterima yang meliputi kesatuan sosial atau
lingkungan tertentu. Maka baiknya suatu perbuatan seseorang di suatu negara, belum
tentu perlakuan tersebut di negara lain dianggap baik pula, di sinilah moral bagi Barat
tidak universal. Hal ini dikarenakan perbedaan pandangan, kepercayaan dan budaya di
setiap masyarakat. Contoh, di Jawa apabila kita akan melewati seseorang yang duduk
di depannya, kita dianjurkan untuk membungkukkan badan sebagai tanda rasa hormat
kita terhadap orang tersebut. Namun hal ini tidak berlaku di daerah lain. Di Indonesia
atau di kebanyakan negara, memberikan tip kepada seorang pelayan merupakan tanda
terimakasih kita terhadap pelayan tersebut karena telah melayani kita dengan baik,
namun di Jepang memberikan tip kepada pelayan atau pekerja merupakan Tindakan
yang tidak dianjurkan karena mereka menganggap bahwa tip adalah bentuk penghinaan
atas kerja keras mereka.
Adapun perbedaan antara moral dengan etika adalah etika lebih banyak bersifat
teori, sedangkan moral lebih banyak bersifat praktis.

Menurut pandangan ahli-ahli filsafat, etika memandang tingkah laku perbuatan


manusia secara universal (umum), sedangkan moral secara lokal. Moral menyatakan
ukuran, sedangkan etika menjelaskan ukuran itu.

Karakteristik Moral
Moral mempunyai suatu karakter tertentu antara lain yaitu:
1. Sebagai etika, sebagai nilai moral intrinsik, prinsip baik dan buruk dalam
sebuah kelompok masyarakat
2. Hipotesis imperatif
3. Moral merupakan suatu restricted action.

Contoh Moral

Contoh nilai moral yang saling berhubungan antara lingkungan dan masyarakat antara
lain :

 Berbicara halus di depan Orang Tua


Tindakan inilah sebagai contoh penjelasan mengenai rasa penghormatan yang
selalu di munculkan oleh masyarakat, terutama masyarakat yang mempunyai
kebudayaan bangsa timur, contohnya seperti Indonesia. Kemunculan berbicara di depan
sebagai ilustrasi nyata perilaku moral yang baik.

 Menundukkan kepala Ketika Berjalan


Contoh lainnya mengenai nilai moral ini seperti perilaku menunduk saat setelah
melewati orang-orang di sekitarnya. Berjalan yang menunduk sudah diajarkan oleh
nenek moyang dan sebagai harapan memperoleh rasa penghormatan kepada orang yang
lebih tua.
 Membuang Sampah
Kasus yang dapat di contoh dalam penjelasan nilai moral ini seperti membuang
sampah. Tindakan yang baik (moral baik) membuang sampah pada tempatnya) dan
yang buruk membuang sampah di sembarang tempat dengan merusak lingkungan.

 Tidak Membuat Keributan


Fenomena sosial dalam kehidupan masyarakat seringkali digabungkan dengan ribut
saat jam belajar. Anak yang melakukan keributan tersebut secara langsung bertindak
dengan moral yang buruk (tidak baik) sehingga tidak patut untuk di contoh.

 Tidak Korupsi
Masalah sosial di Indonesia saat ini yang sedang marak terjadi ialah kasus korupsi.
Tindakan seperti ini banyak merugikan masyarakat, bahkan secara nyata akan membuat
masyarakat hidup dalam kemiskinan, oleh sebab itu upaya menciptakan kestabilan
negara korupsi haruslah diperangi oleh masyarakat, mahasiswa, atau oleh pelajar itu
sendiri.
Tujuan dan Fungsi Moral
Berikut dibawah ini merupakan Tujuan dan Fungsi Moral :

 Untuk memastikan terealisasi harkat dan martabat pribadi seseorang dan


kemanusiaan.
 Untuk memotivasi manusia untuk berperilaku dan bertindak dengan
kebaikan dan kebajikan, didasarkan pada kesadaran kewajiban berdasarkan
secara moral.
 Guna menjaga keharmonisan hubungan sosial antara di manusia, karena
moralitas menjadi landasan kepercayaan pada orang lain.
 Membuat orang secara mental dan fisik lebih bahagia karena mereka
melakukan fungsi moral sehingga tidak ada rasa menyesal, konflik internal,
dan perasaan berdosa atau kecewa.
 Moralitas dapat memberikan orang wawasan masa depan, baik sanksi sosial
dan konsekuensi dalam hidup, sehingga manusia akan menjadi banyak
pertimbangan sebelum melakukan tindakan.

Demoralisasi

Demoralisasi adalah suatu kondisi dimana moral atau standar moral suatu
lingkungan, baik dalam lingkup besar maupun kecil mengalami penurunan atau
pengurangan.

Menurut wiktionary.org, demoralisasi merupakan suatu kondisi kemerosotan


akhlak atau kerusakan moral. Demoralisasi banyak terjadi di kalangan remaja yang
cukup memprihatinkan semua pihak.
Definisi lainnya, demoralisasi adalah suatu kondisi penurunan moral bangsa
akibat arus globalisasi yang semakin gencar dan tidak terkontrol serta akibat
masuknya budaya barat yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Arus
globalisasi tersebut akan terus menggerus nilai dan kearifan lokal.

Faktor Penyebab Terjadinya Demoralisasi


Demoralisasi dapat terjadi dalam lingkungan masyarakat karena disebabkan
beberapa hal. Antara lain :

 Krisis ekonomi yang berkepanjangan.Pada umumnya masalah perekonomian


menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu
apabila perkonomian berada dalam tahap yang sedang tidak baik maka hal itu
juga akan berpengaruh pada semakin memburuknya kehidupan seseorang.
 Munculnya permasalahan kuantitas penduduk yang semakin tinggi sehingga
menyebabnkan banyak orang kesulitan untuk meneukan pekerjaan. Hal ini karena
antara kemampuan yang dimiliki tidak sesuai dengan peluang lapangan kerja
yang ada.
 Demoralisasi dapat terjadi pada saat pemerintah tidak melakukan kebijakan-
kebijakan dengan baik, sehingga membuat tuntutan rakyat tidak terpenuhi.
 Kemiskinan yang semakin tinggi juga menjadi salah satu penyebab demoralisasi
karena berpengaruh pada hal-hal yang buruk seperti tindakan kriminalitas.
 Semakin turunnya kualitas para aparat penegak hukum, mulai dari hakim,
kepolisian, dan jaksa. Hingga akhirnya membuat para pelaku demoralisasi ini
tidak segan atau takut untuk melakukan perilaku – perilaku menyimpang.
 Pengaruh dari sikap negatif seperti boros, malas, tidak siplin dan sebagainya yang
membuat seseorang memiliki kepribadian yang semakin buruk.
 Tidak adanya kemauan untuk memahami, mendalami, dan melakukan ajaran
agama dengan baik, sehingga membuat seseorang tidak mempunyai pedoman
hidup dan perilaku yang baik.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
 Etika adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk dan yang menjadi
ukuran baik dan buruknya adalah akal. Karena memang etika adalah bagian
dari filsafat.
 Moral adalah ajaran baik dan buruk yang ukurannya adalah tradisi yang
berlaku di suatu masyarakat.
 Akhlak dalam kebahasaan berarti budi pekerti, perangai atau disebut juga
sikap hidup yang berbicara tentang baik dan buruk yang yang ukurannya
adalah wahyu tuhan.
 Dari satu segi akhlak adalah buah dari tasawuf (proses pendekatan diri
kepada Tuhan), dan istiqamah dalam hati pun bagian dari bahasan ilmu
tasawuf. Indikator manusia berakhlak (husn al-khulug ) adalah tertanamnya
iman dalam hati dan teraplikasikannya takwa dalam perilaku.
 Aktualisasi akhlak adalah bagaimana seseorang dapat
mengimplementasikan iman yang dimilikinya dan mengaplikasikan seluruh
ajaran islam dalam setiap tingkah laku sehari- hari. Seperti akhlak kepada
tuhan, diri sendiri, keluarga, dan sesama manusia.

B. Saran
Hendaknya kita sebagai muslim dapat menerapan etika, moral, dan akhlak ke
dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan syariat islam.
DAFTAR PUSTAKA

www.studinews.co.id,www.pengajar.co.id,
www.dosensosiologi.com, www.nuriska.id,
https://penaungu.com/aqidah-akhlak
kepada-allah,
https://www.gramedia.com/literasi/pengerti
an-akhlak Buku pedoman agama
Lampiran

Pertanyaan :

1. Apakah moral bersifat relative pada suatu individu ?


Jawab :
2. Apakah akhlak lebih tinggi dari pada ilmu ?
Jawab : Ketika kita membahas tentang derajat maka iblis itu beilmu tetapi tidak
berakhlak. Jika seseorang itu berakhlak tentunya dia mengerti akan ilmu dan mampu
menerapkannya dengan baik didalam kehidupannya, tetapi ketika seseorang itu
berilmu belum tentu dia memiliki akhlak yang baik. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa akhlak lebih tinggi dibandingkan dengan ilmu.

Anda mungkin juga menyukai