Anda di halaman 1dari 18

Makalah

Konsep Etika, Moral dan Akhlak

Dosen Pengempu : Anak Agung Ayu Meitridwiastiti, S.S., M.Hum

Anggota :
1. Tyasneo Herdiatma P (230050018)
2. Khansa Dinah Aulia (230050219)
3. Devi Putri Berliana D (230050061)

INSTITUT TEKNOLOGI BISNIS


(ITB) STIKOM BALI
2023
Kata Pengantar

‫ِبْس ِم ِهَّللا الرحمن الَّر ِح يِم‬

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan makalah
laporan ini yang berjudul “Konsep Etika, Moral dan akhlak”.
Penyusun menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan Tuhan YME dan
tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini penyusun
menhanturkan rasa hormat dan terima kasih kepada dosen……………., serta teman teman
yang membantu dalam makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam proses makalah ini jauh dari kata sempurna baik
materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penyusun telah berupaya dengan segala
kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga menyelesaikan dengan baik dan oleh
karenanya, penyusun dengan rendah hati menerima masukan, saran dan usul guna
penyempurnaan makalah ini. Akhirnya penyusun berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan agama Islam merupakan beberapa ajaran materi-materi agama Islam


berupa tulisan, lisan bahkan praktek yang diajarkan atau dibimbing untuk memahami
mempraktekkan serta menanamkan di dalam diri tentang ajaran Islam nilai-nilai, budaya,
serta mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utama yaitu kitab suci Alquran dan
hadist.
Salah satu materi yang dipelajari adalah konsep etika moral dan akhlak di mana ketika
poin tersebut selalu kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Etika moral dan akhlak itu
sendiri merupakan landasan bahkan pondasi untuk diri kita sendiri agar menjadikan manusia
yang berbudi luhur iman dan taqwa.
Dalam zaman kemajuan teknologi saat ini akhlak moral dan etika sangat berpengaruh
terhadap perilaku seseorang. Di mana jika kita tidak bisa mengimbangi antara kemajuan ilmu
teknologi serta akhlak moral dan etika dari kita sendiri bisa berpotensi membuat seseorang
menjadi fanatik buta seperti halnya ada beberapa kalimat yang mengatakan "kita butuh ilmu
pengetahuan dalam menjalankan nilai-nilai agama. Ilmu tanpa agama akan bahaya, agama
tanpa ilmu akan celaka".
Mempelajari moral etika dan akhlak itu sangat penting bagi diri kita sendiri bahkan
orang lain di mana kita saat ini hidup berdampingan dengan perubahan zaman yang semakin
maju dan semakin cepat dengan belajar ilmu moral etika dan akhlak dapat membuat kita
menjauhi hal-hal negatif yang diakibatkan oleh perkembangan zaman saat ini. Untuk itu perlu
kesadaran yang cukup untuk kita semua belajar ilmu agama terkait moral etika dan akhlak.

1.2 Rumusan Masalah


1. Konsep etika, moral dan Akhlak
2. Perbedaan antara etika, moral dan Akhlak
3. Persamaan antara etika, moral dan akhlak
4. Aktualisasi etika, moral dan akhlak dalam kehidupan sehari hari
5. Dalil tentang etika, moral dan Akhlak
1.3 Tujuan
1. Mengetahui konsep etika, moral dan akhlak
2. Mengetahui perbedaan antara etika, moral dan Akhlak
3. Mengetahui Persamaan antara etika, moral dan akhlak
4. Mengetahui Aktualisasi etika, moral dan akhlak dalam kehidupan sehari hari
5. Mengetahui Dalil tentang etika, moral dan akhlak
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Etika, Moral dan Akhlak


‘etika’ lahir dari bahasa Yunani ethos yang artinya tampak dari suatu
kebiasaan. Pengertian etika secara khusus adalah ilmu tentang sikap dan kesusilaan
suatu individu dalam lingkungan pergaulannya yang kental akan aturan dan prinsip
terkait tingkah laku yang dianggap benar. Sedangkan pengertian etika secara umum
adalah aturan, norma, kaidah, ataupun tata cara yang biasa digunakan sebagai
pedoman atau asas suatu individu dalam melakukan perbuatan dan tingkah laku.
Etika ini sendiri banyak kita jumpai di lingkungan sekitar misalnya etika
berteman etika profesi, etika bisnis bahkan etika dalam rumah tangga. Adapun ciri-
ciri dari etika
1. Etika bersifat mutlak atau absolut
2. Etika tetap berlaku meskipun tanpa disaksikan oleh orang lain.
3. Etika berhubungan dengan cara pandang batin manusia
4. Etika berhubungan dengan perbuatan perilaku dan tingkah laku manusia
Selain ciri-ciri dari etika adapun macam-macam etika yaitu dibedakan menjadi
5. berdasarkan jenisnya, berdasarkan cakupannya, berdasarkan lingkungannya, dan
berdasarkan sumbernya.
Kata Moral berasal dari kata latin “mos” yang berarti kebiasaan. Moral berasa
dari Bahasa Latin yaitu Moralitas adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau
orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif. Selanjutnya moral dalam
arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari
sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan
benar, salah, baik atau buruk.
Moral memiliki 2 macam yaitu :
1. Moral keagamaan, merupakan moral yang selalu berdasarkan pada ajaran agama
islam
2. Moral sekuler, merupakan moral yang tidak berdasarkan pada ajaran agama dan
hanya bersifat duniawi semata-mata.
Sementara kata "akhlak" merupakan bentuk jamak dari kata khuluk secara
etimologis artinya budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabi'at. Sedangkan
secara terminologis akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan
buruk, antara yang terbaik dan tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia
lahir dan batin. Dalam definisi yang agak panjang Ahmad Amin menjelaskan
bahwa akhlak adalah ilmu yang menjelaskan baik dan buruk, menerangkan apa
yang seharusnya dilakukan oleh sebagian manusia kepada yang lainnya,
menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka dan
menunjukan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat.
Akhlak sendiri berperan penting dalam kehidupan umat beragama seperti
muslim baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Menyempurnakan Akhlak
berfungsi sebagai penyempurna kepribadiannya serta membantu pembentukan
akhlak yang mulia. Berdasarkan pengertian akhlak maka secara garis besar akhlak
terbagi menjadi dua bagian yaitu :
1. Akhlak mulia atau terpuji atau yang biasa disebut dengan akhlakul
mahmudah / akhlakul karimah yaitu sikap dan tingkah laku mulia seseorang
terhadap Allah diri sendiri dan lingkungan sekitar.
2. Akhlak buruk atau tercela disebut juga akhlakul mazmumah yaitu sikap dan
tingkah laku buruk kepada Allah diri sendiri serta lingkungan. Sikap tercela ini
jika kita gunakan di kehidupan kita sehari-hari atau lingkungan dapat merusak
hubungan dengan masyarakat negara bahkan dapat merusak hubungan kita dengan
Allah.

2.2 Perbedaan antara etika, moral dan Akhlak


Setelah kita mengetahui deskripsi dari masing-masing aspek yaitu etika moral
dan akhlak ada beberapa hal yang membedakan dari ketiga aspek tersebut. Etika,
moral dan Akhlak ketiganya memiliki deskripsi atau penjelasan, sifat yang hampir
mirip tapi jika dilihat lebih mendalam lagi ternyata ketiganya memiliki perbedaan
terutama bisa kita lihat dari berbagai perspektif.
Sifat tersebut biasa dipengaruhi oleh latar belakang dan lingkungan yang ada
di sekitar kita orang biasa menilai kita mulai dari cara berbicara cara berpakaian
dan tingkah laku kita sehari-hari. Dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara
akhlak etika dan moral bisa kita lihat atau jumpai dari berbagai hal aspek atau
sudut pandang. Perbedaan antara akhlak etika dan moral bisa kita lihat dari tabel
berikut:
PERBEDAAN
ETIKA MORAL AKHLAK
ANTARA
Sudut pandang Etika adalah moral berasal Akhlak berasal
bahasa “ethos” berasal dari bahasa latin dari bahasa Arab
dari bahasa yaitu “mos” “khuluqun” yang
Yunani yang artinya tentang memiliki arti budi
berarti kebiasaan. kelakuan. pekerti atau
tingkah laku
Sudut pandang Etika sifatnya moral sifatnya Akhlak bersifat
tokoh lebih dinamis dan lebih dinamis dan transendental,
tidak mutlak. tidak mutlak. yaitu lebih
menonjolkan hal-
hal yang sifatnya
rohani.
Sudut pandang Etika, merupakan moral merupakan akhlak merupakan
filosofis tingkah laku nilai-nilai dan tingkah laku
manusia yang tingkah laku manusia
dihasilkan dari manusia yang berdasarkan
pola pikirnya. ditunjukkan pandangan
berdasarkan agama.
suatu tindakan.
Sudut pandang Etika adalah Moral merupakan Akhlak
penilaiannya suatu Tindakan sikap yang di merupakan suatu
sopan santun miliki seseorang sifat baik yang
yang diterapkan atas keseluruhan tercermin dari diri
di lingkungan asas dan nilai seseorang.
masyarakat. yang berkenan
dengan baik dan
benar
Sudut pandang etika merupakan Moral merupakan Akhlak
penerapannya pengetahuan yang tindakan manusia merupakan
membahas yang dilahirkan pembawaan atas
tentang baik dan dari adat dan diri manusia yang
buruknya suatu kebiasaan. menghasilkan
tindakan tindakan yang
berdasarkan akal berdasarkan
dan hati kerohanian.
nuraninya.
2.3 Persamaan antara etika, moral dan akhlak
Etika, moral, dan akhlak adalah istilah-istilah yang sering digunakan
secara bergantian, tetapi sebenarnya memiliki perbedaan yang halus. Berikut
adalah persamaan dan perbedaan antara ketiga konsep tersebut dalam bahasa
Indonesia:
Persamaan:
 Prinsip-prinsip panduan untuk perilaku manusia: Ketiga konsep tersebut
memberikan pedoman tentang bagaimana kita harus bertindak dan
berperilaku di masyarakat. Mereka membantu kita membedakan antara
benar dan salah, baik dan buruk, serta tindakan yang berbudi luhur dan
tindakan yang jahat.
 Meningkatkan masyarakat yang harmonis: Etika, moral, dan akhlak
semuanya berkontribusi untuk menciptakan masyarakat yang lebih
harmonis dan adil dengan mendorong individu untuk memperlakukan
orang lain dengan hormat, kasih sayang, dan keadilan.
 Penekanan pada pengembangan karakter: Konsep-konsep ini menekankan
pentingnya mengembangkan karakter yang baik, yang melibatkan
memupuk kebajikan positif dan mengatasi sifat-sifat negatif.
Secara ringkas, etika, moral, dan akhlak semuanya menyediakan kerangka
kerja untuk memandu perilaku manusia menuju masyarakat yang lebih adil,
harmonis, dan berbudi luhur. Meskipun mereka berbagi tujuan yang sama,
mereka berbeda dalam sumber prinsip, penekanan, dan lingkup penerapannya.
Memahami nuansa-nuansa ini dapat membantu kita membuat keputusan yang
lebih berinformasi dan bertindak sesuai dengan nilai dan prinsip kita

2.4 Aktualisasi etika, moral dan akhlak dalam kehidupan sehari hari
Akhlak merupakan ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk,
terpuji atau tercela menyangkut perilaku manusia yang meliputi perkataan,
pikiran, dan perbuatan manusia lahir batin. Akhlak secara substansial adalah sifat
hati, bisa baik bisa buruK yang tercermin dalam perilaku. Jika sifat hatinya baik
yang muncul adalah perilaku yang baik (akhlaq al-mahmudah) dan jika sifat
hatinya buruk, yang akan muncul
adalah perilaku buruk (al-akhlaq al-madzmumah).
Menurut Ibnu Arabi, di dalam diri manusia ada tiga nafsu.
1) Nafsu Syahwaniyah, ialah nafsu yang ada pada manusia dan binatang. Nafsu
ini cenderung kepada kelezatan jaamaniyah, misalnya makan, minum dan
nafsu seksual.
2) Nafsu Ghodlobiyah, nafsu ini juga ada pada manusia dan binatang, yaitu nafsu
yang cenderung pada amarah, merusak, dan senang menguasai serta
mengalahkan yang lain.
3) Nafsu Nathiqah, ialah nafsu yang membedakan manusia dan hewan. Dengan
nafsu ini manusia mampu berpikir dengan baik, berdzikir, mengambil
hikmah, dan memahami fenomena alam.
Apabila manusia dapat mengoptimalkan nafsu nathiqah untuk mengendalikan
nafsu syahwaniyah dan nafsu ghodlobiyah, manusia akan dapat menjadi lebih
unggul dan mulia. Pada akhirnya lahirlah manusia-manusia yang berakhlak al
karimah.

Begitu pentingnya kedudukan akhlak dalam islam sehingga Al-Qur’an bukan


hanya memuat ayat-ayat tentang akhlak secara spesifik, melainkan selalu
mengaitkan ayat-ayat yang berbicara tentang hukum dengan masalah akhlak pada
ujung ayat. Ayat-ayat yang berbicara tentang salat, puasa, haji, zakat, dan
muamalah selalu dikaitkan dan diakhiri dengan pesan-pesan perbaikan akhlak.
(Al-Baqarah: 183, 197).

2.5 Dalil tentang etika, moral dan Akhlak


1) Dalil tentang etika
A. Etika Dalam Penerapan Kehidupan Sehari-hari
a) Etika Berbeda Pendapat
Mengembalikan perkara yang diperselisihkan kepada Kitab Al-Qur'an dan Sunnah. Allah
SWT berfirman yang artinya:

‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا َأِط يُعوا َهَّللا َو َأِط يُعوا الَّرُسوَل‬
‫َو ُأوِلي اَأْلْم ِر ِم ْنُك ْم ۖ َفِإْن َتَناَز ْع ُتْم ِفي َش ْي ٍء َفُر ُّد وُه ِإَلى‬
ۚ ‫ِهَّللا َو الَّرُسوِل ِإْن ُكْنُتْم ُتْؤ ِم ُنوَن ِباِهَّلل َو اْلَيْو ِم اآْل ِخ ِر‬
‫َٰذ ِلَك َخ ْيٌر َو َأْح َس ُن َتْأِو ياًل‬
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu,
maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika
kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.." (QS An-Nisaa 4:59).

Hal ini dapat diartikan bahwa dalam kehidupan kita dianjurkan untuk ikhlas
disaat dihadapkan dengan perbedaan pendapat dan melepaskan diri dari nafsu, serta
berpegah teguh pada etika berdialog dengan menghindari perdebatan, bantah
membantah dan kasar terhadap lawan bicara.
b) Etika Bercanda
1. Allah SWT berfirman yang artinya: "Dan jika kamu tanyakan kepada mereka
(tentang apa yang mereka lakukan), "tentulah mereka menjawab:

‫َو َلِئْن َس َأْلَتُهْم َلَيُقوُلَّن ِإَّنَم ا ُكَّنا َنُخ وُض َو َنْلَع ُب ۚ ُقْل‬
‫َأِباِهَّلل َو آَياِتِه َو َر ُسوِلِه ُكْنُتْم َتْسَتْهِزُئوَن‬
Artinya: " Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu),
tentulah mereka akan manjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan
bermain-main saja". Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya
kamu selalu berolok-olok?" Tidak usah kamu meminta maaf, karena kamu kafir sesudah
beriman". (QS: At-Taubah:65).

Hendaknya bercandaan tidak mengandung nama Allah, ayat-ayatNya, Sunnah Rasul-Nya


dan Syiar-Syiar Islam.
2. Hendaknya bercandaan itu adalah benar dan tidak mengandung dusta, maksudnya
adalah tidak mengada-ngada cerita khayalan agar orang lain tertawa. Rasulullah
Saw bersabda: "Celakalah bagi orang-orang yang berbicara selalu berdusta supaya
dengannya orang banyak jadi tertawa. Celakalah baginya dan celakalah". (HR.
Ahmad).
3. Bercanda tidak boleh dilakukan kepada orang yang lebih tua, terhadap yang bukan
mahram, tidak boleh mengandung unsur yang menyakiti perasaan orang lain, dan
sebaiknya tidak memperbanyak canda karena akan menjatuhkan wibawa serta
akibatnya mudah dipermainkan oleh orang lain
c) Etika Bergaul dengan Orang Lain
Hormatilah perasaan orang lain, tidak menghina atau menilai mereka
cacat. Bersikap tawadhu'lah, jangan merasa lebih tinggi atau takabbur dan angkuh.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya, "Tidak akan masuk surga barang siapa
yang di dalam hatinya terdapat kesombongan. Ada seseorang berkata:
"Sesungguhnya orang itu menyukai pakaian yang bagus, sandal yang bagus.
"Maka Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya Allah itu Indah dan menyukai
keindahan, sombong itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain."
d) Etika Bertamu
1. Untuk orang yang mengundang hendaknya mengundang orang-orang yang
bertaqwa bukan fasiq. Rasulullah SAW bersabda: "Janganlah kamu bersahabat
kecuali dengan seorang mukmin, dan jangan memakan makananmu kecuali
orang yang bertaqwa" (HR. Ahmad)
2. Jangan hanya mengundang orang-orang kaya untuk jamuan dan mengabaikan
orang-orang fakir. Rasulullah SAW bersabda, "Seburuk-buruknya makanan
adalah makanan pengantinan (walimah) karena yang diundang hanya orang-
orang kaya tanpa orang-orang fakir. (Muttafaq'alaih).
3. Etika bagi tamu sendiri ialah Allah SWT bersabda yang artinya,

‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا اَل َتْد ُخ ُلوا ُبُيوًتا َغْيَر ُبُيوِتُك ْم َح َّتٰى‬
‫ُك‬ ‫َّل‬
‫ْم َع ْم‬ ‫َل‬ ‫َلُك‬ ‫ْيٌر‬ ‫َخ‬ ‫ُك‬ ‫َٰذ‬
‫َتْسَتْأِنُسوا َو ُتَس ِّلُم وا َع َلٰى َأْهِلَها ۚ ِل ْم‬
‫َتَذ َّك ُروَن‬
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memasuki rumah-
rumah selain rumah kalian sebelum meminta izin dan memberi salam kepada
penghuninya, yang demikian itu lebih baik bagi kalian, agar kalian (selalu) ingat."
(QS. An-Nuur:27).
4. Hendaknya memenuhi undangan dan tidak terlambat darinya kecuali
memenuhi udzur. Rasulullah bersabda, "Barangsiapa yang diundang kepada
walimah atau yang serupa, hendaklah ia memenuhinya." (HR. Muslim).
5. Hendaknya memenuhi undangan walau sedang berpuasa sekalipun. Rasulullah
SAW bersabda, "Barangsiapa yang diundang untuk jamuan sedang ia berpuasa,
maka hendaklah ia menghadirinya. Jika ia suka makanlah dan jika tidak, tidak
mengapa. (HR. Ibnu Majah dan disohihkan oleh Al-Abani).
6. Bertamu tidak boleh lebih dari tiga hari kecuali jika tuan rumah memaksa
untuk tinggal lebih dari itu.
e) Etika Di Jalan
1. Berjalan dengan sikap wajar dan tawadlu, tidak berlagak sombong disaat berjalan
atau mengangkat kepala karena sombong atau mengalihkan wajah dari orang lain
karena takabbur. Allah SWT berfirman (QS. Lukman:18).

ۖ ‫َو اَل ُتَص ِّع ْر َخَّد َك ِللَّناِس َو اَل َتْم ِش ِفي اَأْلْر ِض َم َر ًحا‬
‫ِإَّن َهَّللا اَل ُيِح ُّب ُك َّل ُم ْخ َتاٍل َفُخ وٍر‬
Artinya: "Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena
sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan angkuh.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan
diri". (QS. Lukman:18).
2. Memelihara pandangan mata baik laki-laki ataupun perempuan. Allah SWT
berfirman An-Nur:30-31 dengan arti: "Katakanlah kepada orang laki-laki
beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara
kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya
Allah Yang Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Dan katakanlah kepada
wanita beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara
kemaluannya...." .
3. Perempuan sebaiknya berjalan di pimggir jalan. Pada suatu ketika Nabi pernah
melihat campur baur laki-laki dengan wanita di jalanan, maka ia bersabda kepada
wanita: "Meminggirlah kalian, kalian tidak layak memenuhi jalan, hendaklah
kalian menelusuri pinggir jalan. (HR.Abu Daud, dishahihkan oleh Al-Albani)
f) Etika makan dan Minum
1. Hendaklah kamu merasa puas dan rela dengan makanan dan minuman yang
ada, dan jangan sekali-kali mencelanya. Abu Hurairah RA di dalam haditsnya
menuturkan: "Rasulullah SAW sama sekali tidak pernah mencela makanan,
apabila dia suka sesuatu ia makan, dan jika tidak, maka ia tinggalkan".
(Muttafaqallah).
2. Disunnatkan minum sambil duduk, kecuali jika udzur, karena di dalam hadits
anas disebutkan "Bahwa sesungguhnya Nabi SAW melarang minum sambil
berdiri". (HR. Muslim).
3. Tidak meniup makan yang masih panas atau bernafas disaat minum. Hadits
Ibnu Abbas menuturkan, "Bahwasannya Nabi SAW melarang bernafas pada
bejana minuman atau meniupnya". (HR. At-Tirmidzi dishahihkan oleh Al-
Albani)
4. Disunnatkan untuk mengambil makanan yang terjatuh dan membuang bagian
yang kotor darinya lalu memakannya. Rasulullah SAW bersabda: "Apabila
suapan makan seorang kamu jatuh hendaklah ia mengambilnya dan
membuang bagian yang kotor, lalu makannla ia dan jangan membiarkannya
untuk syetan." (HR. Muslim).
g) Etika Memberi Salam
1. Disunnatkan memberi salam di saat masuk ke suatu rumah sekalipun rumah
itu kosong, karena Allah telah berfirman yang artinya: "Dan apabila kalian
akan masuk ke suatu rumah maka ucapkanlah salam atas diri kalian" (An-
Nur:61) Dan karena ucapan Ibnu Umar RA: "Apabila seseorang akan
memasuki rumah yang tidak berpenghuni, maka hendaklah ia mengucapkan:
"Assalamu'alaina wa'ala 'ibadillahis shalihin" (HR. Bukhari di dalam Al Adab
Al-Mufrad, dan dishahihkan oleh Al-Abani)
2. Dimakruhkan untuk memberikan salam kepada orang yang sedang di WC
(buang hajat), karena Hadits Ibnu Umar RA yang menyebutkan
"Bahwasannya ada seorang yang lewat sedangkan Rasulullah SAW sedang
buang air kecil, dan orang itu memberi salam. Maka Nabi tidak
menjawabnya". (HR.Muslim).
3. Disunnatkan memberi salam kepada orang yang kamu kenal ataupun orang
yang kamu tidak kenal. Di dalam Hadits Abdulah Bin Umar RA disebutkan
bahwasannya ada seseorang yang bertanya kepada Nabi SAW: "Islam yang
manakah yang paling baik? Jawab Nabi: Engkau memberikan makanan dan
memberi salam kepada orang yang telah kamu kenal dan yang belum kamu
kenal". (Muttafaq'alaih).
h) Etika Pergaulan Menurut Islam
1. Pergaulan adalah salah satu cara seseorang untuk bersosialisasi dengan
lingkungannya. Bergaul dengan orang lain menjadi satu kebutuhan yang
sangat mendasar, bahkan bisa dikatakan wajib bagi setiap manusia yang masih
hidup di dunia ini.
2. Berdasarkan firman Allah SWT yang artinya, "Hai manusia, sesungguhnya
kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi
Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (QS. Al-Hujurat 49:13).Tiga kunci
utama dalam pergaulan, antara lain :
• Ta’aruf atau saling mengenal menjadi suatu yang wajib ketika kita
akan melangkah keluar untuk bersosialisasi dengan orang lain.
Dengan ta’aruf kita dapat membedakan sifat, kesukuan, agama,
kegemaran, karakter, dan semua ciri khas pada diri seseorang.
• Tafahum yaitu memahami, setelah kita mengenal seseorang
pastikan kita tahu juga semua yang ia sukai dan yang ia tidak sukai,
dengan memahami kita dapat memilih dan memilah siapa yang
dapat dijadikan teman adalah yang dapat memberikan kebaikan,
ibarat pepatah: ”Bergaul dengan orang shalih ibarat bergaul dengan
penjual minyak wangi, yang selalu memberi aroma yang harum
setiap kita bersama dengannya, sedang bergaul dengan tidak baik
diibaratkan bergaul dengan tukang pandai besi yang akan
memberikan bau asap bahkan terkena percikan api dari besi itu
sendiri”. Tak dapat dipungkiri, ketika kita bergaul bersama dengan
orang-orang shalih akan banyak sedikit membawa kita menuju
kepada kesalihan, dan begitu juga sebaliknya, ketika kita bergaul
dengan orang yang akhlaknya buruk, pasti akan membawa kepada
perilaku yang buruk.
• Ta’awun adalah sikap saling tolong-menolong. Islam sangat
menganjurkan kepada ummatnya untuk saling menolong dalam
kebaikan dan takwa. Rasullullah SAW telah mengatakan bahwa
“Bukan termasuk umatnya orang yang tidak peduli dengan urusan
umat Islam yang lain”.
i) Etika Tidur dan Bangun
1. Berdasarkan hadits yang bersumber dari Aisyah RA, "Bahwasannya
Rasulullah SAW tidur pada awal malam dan bangun pada penghujung malam.
Lalu beliau melakukan shalat". (Muttafaq'alaih)
2. Disunnatkan berwudhu sebelum tidur, dan berbaring miring ke sebelah kanan,
Al-Bara Bin Azib menuturkan: "Rasulullah SAW bersabda: "Apabila kamu
akan tidur , maka berwudhu lah sebagaimana wudhu akan shalat, kemudian
berbaringlah dengan miring ke sebelah kanan..." Dan tidak mengapa berbalik
ke sebelah kiri nantinya.
3. Menutup pintu, jendela, dan memadamkan api dan lampu sebelum tidur. Dari
Jabir RA diriwayatkan bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda:
"Padamkanlah lampu di malam hari apabila kamu akan tidur, tutuplah pintu,
tutuplah rapat-rapat bejana-bejana, dan tutuplah makanan dan minuman".
(Muttafaq'alaih).
j) Etika Berbicara
1. Jangan membicarakan sesuatu yang tidak berguna bagimu. Rasulullah SAW
bersabda: "Termasuk Islamnya seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang
tidak berguna". (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).
2. Janganlah kamu membicarakan semua apa yang kamu dengar. Abu Hurairah
menuturkan: Rasulullah SAW bersabda: "Cukuplah menjadi suatu dosa bagi
seseorang yaitu apabila ia membicarakan semua apa yang telah ia dengar".
(HR. Muslim).
3. Menghindari perbuatan menggunjing atau (ghibah) dan mengadu domba.
Allah SWT berfirman yang artinya: "Dan janganlah sebagian dari kamu
menggunjing sebagian yang lain". (QS. Al-Hujurat:12).
k) Etika Berkomunikasi Lewat Telepon
Hendaklah wanita tidak memperindah suara ketika berbicara (via telepon)
dan tidak berbicara melantur dengan laki-laki. Allah berfirman yang artinya:
"Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang
yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik". (Al-
Ahzab:32).
l) Etika Bertetangga
1. Menghormati tetangga dan berperilaku baik kepada mereka. Rasulullah SAW
bersabda: "....Barangsiapa yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir,
maka hendaklah ia memuliakan tetangganya." Dan di dalam riwayat lain
disebutkan: "Hendaklah ia berperilaku baik terhadap tetangganya".
(Muttafaq'alaih)
2. Hendaknya kita berbagi makanan kepada tetangga kita. Rasulullah SAW
bersabda kepada Abu Dzarr: "Wahai Abu Dzarr, apabila kamu memasak sayur
(daging kuah), maka perbanyaklah airnya dan berilah tetanggamu". (HR.
Muslim).
3. Hendaknya kita sabar apabila memiliki tetangga yang berperilaku kurang baik
terhadap kita. Rasulullah SAW bersabda: "Ada tiga kelompok manusia yang
dicintai Allah.... –disebutkan diantaranya: seseorang yang mempunyai
tetangga, namun ia sabar atas gangguan itu hingga keduanya dipisah oleh
kematian atau keberangkatannya". (HR. Ahmad)

2) Dalil tentang Moral

3) Dalil tentang Akhlak


1. Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali dan Ahmad
Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri
seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa
mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.
2. Akhlak yang baik akan mengangkat derajat manusia ke tempat yang baik
tinggi dan mulia, sesuai sabda Nabi SAW: "Orang Muslim yang paling
sempurna Imannya, ialah yang paling baik akhlaknya". (HR. Ahmad).
3. Akhlak kepada Allah SWT
a. Mentauhidkan Allah SWT (QS. Al-Ikhlas:1-4)
b. Beribadah kepada Allah SWT (QS. Adz-Dzariyat:56)
c. Berdzikir kepada Allah SWT (QS. Ar-Rad:28)
d. Tawakal kepada Allah SWT (QS. Hud:123)
4. Akhlak terhadap diri sendiri
a. Sabar (QS. Al-Baqarah 153)
b. Syukur (QS. An-Nahl:14)
c. Tawadhu (QS. Lukman:18)
d. Iffah, yaitu mensucikan diri dari perbuatan terlarang (QS. Al-Isra/26)
e. Amanah (QS. An-Nisa:58)
f. Qanaah (Al-Isra:26)
5. Akhlak terhadap orang lain
a.Akhlak terhadap kedua orang tua (QS. Al-Isra:23-24)
b.Akhlak terhadap keluarga yaitu mengembangkan kasih sayang, keadilan dan
perhatian. (QS. An-Nahl:90 dan QS At-Tahrim:6).
c.Akhlak terhadap tetangga (QS. An-Nisa:36)
d.Akhlak terhadap lingkungan
2.6

Anda mungkin juga menyukai