Anda di halaman 1dari 16

ETIKA, MORAL, DAN AKHLAK

O
l
E
H
Kelompok 5 :
BAGUS DWI ARIYANTO
TATSUKO ADE SAPUTRA ARYANTO

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD
ARSYAD AL-BANJARI BANJARMASIN
2019/2020
KATA PENGANTAR

       Alhamdulillah, Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah memberi
kesempatan, taufik dan hidayah, serta inayahnya sehingga tugas makalah Pendidikan Agama
Islam dengan judul “Etika, Moral, dan Akhlak”  ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
       Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad
SAW. keluarganya berserta para sahabatnya yang telah membimbing kita dari jalan yang gelap
gulita menuju jalan yang terang benderang yang diridhoi oleh allah SWT.
      Tak lupa pula kami mengucapkan banyak terimah kasih kepada teman-teman kami yang
telah memberikan petunjuk dalam terselesaikannya tugas makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan kami telah berusaha
semaksimal mungkin dalam menyusun tugas makalah yang sangat sederhana ini. Oleh sebab itu,
kami sangat mengharapkan kritik, saran dan nasehat yang baik demi perbaikan tugas makalah ini
kedepannya. Semoga makalah ni dapat berguna dan bemanfaat untuk kita semua. Amin

Banjarbaru, 21 Desember 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................
1.1.   Latar Belakang Masalah............................................................................. 1
1.2.   Ruang Lingkup........................................................................................... 1
1.3.   Tujuan Penulisan......................................................................................... 1
1.4.   Rumusan Masalah ...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1.Perngertian Etika, Moral, dan Akhlak............................................................... 3
2.2.Persamaan dan perbedaan akhlak,etika, dan moral .................................... 4
2.3.Macam-macam Akhlak................................................................................ 5
2.4.Akhlak mahmudah melahirkan insan yang bertakwa .................................8
2.5.Hubungan Taswuf  dengan Akhlak............................................................. 9
2.6.Indikator Manusia berakhlak....................................................................... 9
BAB III PENUTUP
3.1.   Kesimpulan................................................................................................. 12
3.2.   Saran .......................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................13
BAB I
 PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang


Di era global yang semakin maju ini perilaku seorang muslim semakin beraneka ragam.
Manusia cenderung mengikuti pola hidup yang mewah dan bergaya, mereka bahkan lupa
dengan adanya etika, moral dan akhlak yang yanitu tidak terlalu dihiraukan dan dijadikan
pedoman dalam hidup. Karena pada kenyataannya manusia sekarang kurang pengetahuan
tentang etika, moral, dan akhlak.
Selama ini pelajaran etika, moral, dan akhlak sudah diperkenalkan sejak kita berada di
sekolah dasar, yaitu pada pelajaran agama islam dan kewarganegaraan. Namun ternyata
pelajaran etika, moral dan akhlak itu hanya dibiarkan saja tanpa di aplikasikan ke dalam
perilaku kehidupan sehari-hari, sehingga pelajaran yang telah disampaikan menjadi sia-sia.
Sebagai generasi penerus Indonesia, sangatlah tidak terpuji jika kita para generasi
penerus tidak memiliki etika, moral dan akhlak. Oleh karena itu penulis menyusun makalah
ini agar menjadi acuan dalam perbaikan etika, moral, dan akhlak masyarakat.
1.2.         Ruang Lingkup
        dalam makalah ini, penulis hanya membatasi pembahasan dalam bagaimana pandangan
akhlak dalam kehidupan sehari-hari bedasarkan dalil-dalil dari al-qur’an dan hadist, dan
sajauh mana fungsi dan peran akhlak dalm kehidupan umat manusia. Dengan tujuan agar
tidak terjadi prmbahasan yang melebar dan berkepanjangan.
1.3.    Tujuan
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang Dibimbing Oleh
Bapak Dwi Cahyanto S.T.,M.T
1.4.          Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang penulis temukan adalah
sebagai berikut:
1).        Apakah pengertian etika, moral, dan akhlak itu?.
2).        Apakah hubungan tasawuf dengan akhlak?.
3) .       Apa Indikator Manusia Berakhlak?.
4) .       Bagaimanakah aktualisasi akhlak dalam kehidupan bermasyarakat?
5).    Apa perbedaan akhlak, etika dan moral ?
    
BAB II

PEMBAHASAN

 AKHLAK ETIKA DAN MORAL

2.1.          Pengertian Akhlak, Etika, dan Moral


2.1.1.      Pengertian Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa arab “akhlaq” yang merupakan bentuk jamak dari
“khuluq”. Secara bahasa “akhlak” mempunyai arti budi pekerti , tabiat, dan watak. Dalam
kebahasaan akhlak berarti budi pekerti, perangai atau disebut juga sikap hidup adalah ajaran
yang berbicara tentang baik dan buruk yang yang ukurannya adalah wahyu tuhan
2.1.2.      Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno, yang terdiri dari kata  "ethikos", berarti
"timbul dari kebiasaan” adalah segala sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat
yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian
moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan
tanggung jawab.
Dengan demikian Etika adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk dan yang
menjadi ukuran baik dan buruknya adalah akal karena memang etika adalah bagian dari
filsafat.
Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat
spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis
kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu
untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
2.1.3.      Pengertian Moral
Kata Moral berasal dari Bahasa Latin Moralitas, adalah istilah manusia menyebut ke
manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif. Manusia yang tidak
memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di
mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia.
Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu,
tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang
memiliki nilai implisit karena banyak orang yang memiliki moral atau sikap amoral itu dari
sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan
manusia harus memiliki moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya.
Moral adalah ajaran baik dan buruk yang ukurannya adalah tradisi yang berlaku di
suatu masyarakat. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat.
Apabila
yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut
dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai
memiliki moral yang baik, begitu juga sebaliknya. Moral adalah produk dari budaya dan
agama. Setiap budaya memiliki standar moral yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai
yang berlaku dan telah terbangun sejak lama.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa moral merupakan kondisi pikiran, perasaan,
ucapan, dan perilaku manusia yang terkait dengan nilai-nilai baik dan buruk.
.

2.2.         Persamaan dan perbedaan Akhlak, Etika, dan Moral


       Persamaan   
           Ada beberapa persamaan antara akhlak, etika, dan moral  yang dapat dipaparkan
sebagai berikut:
   v  Pertama, akhlak, etika, dan moral mengacu kepada ajaran atau gambaran tentang
perbuatan, tingkah laku, sifat, dan perangai yang baik.
   v  Kedua, akhlak, etika, moral  merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk
menakar martabat dan harakat kemanusiaannya. Sebaliknya semakin rendah kualitas akhlak,
etika, moral seseorang atau sekelompok orang, maka semakin rendah pula kualitas
kemanusiaannya.
   v  Ketiga, akhlak, etika, moral  seseorang atau sekelompok orang tidak semata-mata
merupakan faktor keturunan yang bersifat tetap, stastis, dan konstan, tetapi merupakan
potensi positif yang dimiliki setiap orang. Untuk pengembangan dan aktualisasi potensi
positif tersebut diperlukan pendidikan, pembiasaan, dan keteladanan, serta dukungan
lingkungan, mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat secara tersu menerus,
berkesinambangan, dengan tingkat keajegan dan konsistensi yang tinggi.
          Perbedaan
Selain ada persamaan antara akhlak, etika, moral sebagaimana diuraikan di atas
terdapat pula beberapa segi. Berikut ini adalah uraian mengenai segi-segi perbedaan yang
dimaksud:
   v  Akhlak merupakan istilah yang bersumber dari Al-Qur’an dan al-Sunnah. Nilai-nilai
yang menentukan baik dan buruk, layak atau tidak layak suatu perbuatan, kelakuan, sifat, dan
perangai dalam akhlak bersifat universal dan bersumber dari ajaran Allah. Sementara itu,
etika merupakan filsafat nilai, pengetahuan tentang nilai-nilai, dan kesusilaan tentang baik
dan buruk. Jadi, etika bersumber dari pemikiran yang mendalam dan renungan filosofis, yang
pada intinya bersumber dari akal sehat dan hati nurani. Etika besifat temporer, sangat
tergantung kepada aliran filosofis yang menjadi pilihan orang-orang yang menganutnya.

2.3.         Macam-macam akhlak


            akhlak berasal dari kata bahasa arab “akhlak” yang merupakan jamak dari
“khuluq” dari bahasa arab yang artinya perangai, budi, tabiat dan adab. Akhlak itu tebangi
menjadi dua yaitu akhlak yang mulia atau akhlak yang terpuji (akhlakul mahmudah) dan
akhlak yang buruk atau akhlak yang tercela (akhlakul mazmumah) .
      akhlak yang mulia, menurut imam al-ghozali ada empat perkara; yaitu bijaksana,
memelihara diri dari sesuatu yang tidak baik, keberanian (menundukan kekuatan hawa
nafsu), dan bersifat adil. Jelas beliau merangkumi sifat-sifat seperti berbakti kepada orang tua
dan negara, hidup bermasyarakat dan bersilaturahmi, berani mempertahankan agama,
senantiasa bersukur dan berterima kasih, sabar dan ridha dengan kesengsaraan, berbicara
benar dan sebagainya.
2.3.1.         Pengertian akhlak mahmudah (terpuji)
                 Akhlak mahmudah adalah perbuatan yang dibenarkan oleh agama (allah dan
rosulnya). Contoh : disiplin, hidup bersih, ramah, sopan santun, sykur nikmat, hidup
sederhana, rendah hati, jujur, rajin, percaya diri, kasih sayang, taat, rukun,tolong- menolong,
hormat dan patuh, sidik, amanah, fathanah, tablig, tanggung jawab, adil, bijaksana, teguh,
pendirian, drmawan, optimis, qana’ah, tawakal, bertauhid, ikhlas, khauf, taubah, ikhtiyar,
sabar, syukur, tawadhu, husnuzhan, tasammuh, dan ta’awwun, berilmu, kreatif, produktif,
akhlak dalam berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu, dan menerima tamu, adil, ridha dan
amal sholeh, persatuan dan kerukunan, akhlak terpuji dalam pergaulan remaja, serta
pengenalan tentang tasawuf.
         Contoh-contoh akhlak mahmudah dalam pembahasan ini kami akan menjabarkan
akhlak mahmudah ysng meliputi ikhlas, sabar, syukur, jujur, adil dan amanah.
2.3.1.1.            IKHLAS
            Kata ikhlas mempunyai beberapa pengertian. Menurut al-qurtubi, ikhlas pada
dasarnya berarti memurnikan perbuatan dari pengaruh- perngaruh makhluk. Abu al-Qasyim
Al-Qusyairi mengemukakan arti ikhlas dengan menampilkan dari riwayat nabi SAW, “aku
perna bertanya kepada jibril tentang ikhlas. Lalu jibril berkata, “aku telah menanyanya hal itu
kepada allah,” lalu allah berfirman, “(ikhlas ) adalah salah satu dari rahasiaku yang aku
berikan kedalam hati orang-orang yang kucintai dari kalangan hamba-hamba-Ku,”
          Keikhlasan seseorang ini, akan menghasilkan kemenangan dan kejayaan. Anggota
masyarakat yang mengamalkan sifat ikhlas, akan mencapai kebaikan lahir-batin dan dunia
akhirat, bersih dari sifat kerendahan dan mencapai perpaduan, persaudaraan, perdamaian
serta kesejahteraan.
2.3.1.2.           AMANAH
       Amanah secara bahasa bermakna wafa’ (memenuhi) dan wadhi’ah (titipan) sedangkan
secara definisi amanah berarti memenuhi apa yang di titipkan padanya.hal ini didasarkan
pada firman allah SWT: “sesungguhnya allah memerintakan kepada kalian untuk
mengembalikan titipan-titipan kepada yang memilikinya, dan jika menghukum diantara
manusia agar menghukumi dengan adil...”(QS 4;58).
          Dalam ayat lainnya, allah juga berfirman: “sesungguhnya kami telah menawarkan
amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka mereka enggan memikulnya karena
mereka khawatir akan menghianatinya, maka dipikullan amanah itu oleh manusia. Sesunguh
manusia itu sangat dzolim dan bodoh...” (QS 33: 72).
2.3.1.3.            ADIL
        Adil berarti menempatkan/meletakan sesuatu pada tempatnya. Adil juga tidak lain ialah
merupakan perbuatan yang tidak berat sebelah. Para ulama menempatkan adil pada beberapa
peringkat, yaitu adil pada diri sendiri, bawahan, atasan/pimpinan dan sesama saudara, “tiga
perkara yang menyelamatkan yaitu takut kepada allah ketika bersendiriaan dan di khalayak
keramaian, berlaku adil ketika suka dan marah, dan berjimat cermat ketika susah dan senang,
dan tiga perkara yang membinasakan yaitu mengikuti hawa nafsu, terlampau bakhil, dan
kagum seseorang pada dirinya sendiri.” (HR. Abu syeikh).
2.3.1.4.            Bersyukur
      Syukur menurut kamus “Al-Mu’jamu al-wasith” adalah mengakui adanya kenikmatan
dan menampakannya serta memuji (atas) pemberian nikmat tersebut. Sedangkan makna
syukur menurut syar’i adalah: menggunakan nikmat allah SWT dalam (ruang lingkup) hal-
hal yang di cintainya. Lawannya syukur adalah kufur yaitu dengan cara tidak memanfaatkan
nikmat tersebut, atau di gu nakan dalam hal-hal yang di benci allah.
    

2.3.2.   Pengertian akhlak mazmumah (tercela)


      Akhlak mazmumah (tercela) adalah perbuatan yang tidak di benarkan oleh agama (Allah
dan RosulNYA ). Contohnya : hidup kotor, berbicara kasar, bohong, sombong, malas,
durhaka, khianat, iri, dengki, membangkang, munafik, hasud, kikir, serakah pesimis, putus
asa, marah, fasi dan murtad, kufur, syirik, riya, nifaq, anaaniah, putus asa,ghalab, tamak.
Takabbur, hasad, dendam, gibah, fitnah, dan namimmah, aniaya, dan diskriminasi, perbuatan
dosa besar (septi mabuk- mabukan, berjudi, zina, mencuri, mengkonsumsi narkoba) israf,
tabzir.
         Contoh sifat mazmumah (tercela) yaitu :
2.3.2.1.    IRI
        Iri adalah sikap kurang senang melihat orang lain mendapatkan kebaikan atau
keneruntungan. Sikap inio kemudian menimbulkan prilaku yang tidak baik terhadap orang
lain, misalya sikap tidak senang, sikap tidak ramah terhadap orang yang kepadanya kita iri
atau menyebarkan isu-isu yang tidak baik. Jika perasaan ini di biarkan tumbuh di dalam hati,
maka akan muncul perselisihan, permusuhan, pertengkaran, bahkan sampai pembunuhan,
seprti terjadi pada kisah qobil dan habil.
2.3.2.2.      Dengki
          Dengki artinya merasa tidak senang jika orang lain mendapatkan kenikmatan tersebut
cepat berakhir dan berpindah kepada dirinya, serta merasa senang kalau orang lain mendapat
musibah. Sifat dengki ino berkaitan dengan iri. Hanya saja sifat dengki sudaah dalam bentuk
perbuatan yang berupa kemarahan, permusuhan, menjelek-jelekan, menjatuhkan nama baik
orang lain
2.3.2.3.     Hasud
             Hasud adalah sikap suka menghasud dan mengadu domba terhadap sesama.
Menghasud adalah tindakan yang jahat dan menyesatkan, karna mencemarkan nama baik dan
merendahkan derajat seseorang dan juga karena mempublikasikan hal-hal yang jelek yang
sebenarnya harus di tutupi. Jadi bahwa iri, dengki dan hasud itu adalah suatu penyakit. Pada
dasarnya iri yaitu perasaan tidak suka terhadap kenikmatan yang dimiliki orang lain.
Kemudian jika dibiarkan tumbuh, iri hati akan berubah menjadi kedengkian. Penyakit
kedengkian jika dibiarkan terus akan berubah menjadi penyakit yang lebih buruk lagi yaitu
hasud.

 
  
2.4.             Akhlak mahmudah cerminan Insan bertaqwa

      Sifat mahmudah atau juga dikenal dengan akhlak terpuji ialah sifat yang lahir didalam
diri seseorang yang menjalani kebersihan jiwa dari sifat-sifat yang keji dan hina (sifat
mazmumah). Boleh di anggap seperti racun-racun yang boleh membunuh manusia secara
tidak di sadari dan sifat ini berlawanan edengan sifat mahmudah yang senantiasa mengajak
dan menyuruh manusia melakukan kebaikan. Oleh karena itu, dalam islam, yang menjadi
pengukur bagi menyatakan sifat seseorang itu ada baik atau buruk adalah berdasarkan pada
akhlak dan perilaku yang dimiliki oleh seseorang.
     Dalam mengamalkan sifat-sifat mahmudah atau etika hidup yan g murni, ia merangkumi
banyak aspek diantaranya :
        Akhlak terhadap diri sendiri, seperti menjaga kesehatan diri sendiri, membersihkan jiwa
dari pada akhlak yang buruk dan keji serta tidak melakukan perkara-perkara maksiat.
        Akhlak terhadap keluarga, seperti pergaulan dan komunikasi yang baik antara suami
istri, berbuat baik kepada ibu dan bapak, menepati janji, berlaku adil, menjadi saksi yang
benar dan sebagainya.
        Akhlak dapat dibentuk dengan baik sekiranya kita benar-benar mengikuti kunas-lunas
yang disyariatkan oleh Allah dan rosul-NYA. Antara jalan terbaik membentuk akhlak yang
mulia ialah :
         Mempunyai ilmu pengetahuan. Setiap mukmin perlu mempelajari apakah yang di
maksud dengan akhlak terpuji (mahmudah) dan tahu membedakan dengan akhlak yang keji
(mazmumah).
        Menyadari kepentingan akhlak yang diamalkan. Ini karna akhlak merupakan cemin diri
bagi seseorang muslim dan membawa image islam, malahan daya tarik islam juga bergantung
kepada akhlak yang mulia.
       Mempunyai keazaman yang tinggi, melalui keazaman yang tinggi dan kuat sahalJalah
jiwa seseorang dapat di bentuk untuk benar-benar menghayati sifat-sifat yang mulia 
               
2.5.         Hubungan Tasawuf dengan Akhlak
Tasawuf adalah proses pendekatan diri kepada Tuhan (Allah) dengan cara
mensucikan hati. Hati yang suci bukan hanya bisa dekat dengan Tuhan malah dapat melihat
Tuhan (al-Ma’rifah). Dalam tasawuf disebutkan bahwa Tuhan Yang Maha Suci tidak dapat
didekati kecuali oleh hati yang suci.
Kalau ilmu akhlak menjelaskan mana nilai yang baik dan mana yang buruk juga
bagaimana mengubah akhlak buruk agar menjadi baik secara zahiriah yakni dengan cara-cara
yang nampak seperti keilmuan, keteladanan, pembiasaan, dan lain-lain maka ilmu tasawuf
menerangkan bagaimana cara menyucikan hati , agar setelah hatinya suci yang muncul dari
perilakunya adalah akhlak al-karimah. Perbaikan akhlak, menurut ilmu tasawuf, harus
berawal dari penyucian hati. pendapat para sufi adalah dengan ijtinab al-manhiyyat, dan adaa
al-wajibat, serta adaa al-naafilat
Dalam kacamata akhlak, tidaklah cukup iman seseorang hanya dalam bentuk
pengakuan, apalagi kalau hanya dalam bentuk pengetahuan. Yang “kaffah” adalah iman,ilmu
dan amal. Amal itulah yang dimaksud akhlak . Tujuan yang hendak dicapai dengan ilmu
akhlak adalah kesejahteraan hidup manusia de dunia dan kebahagian hidup di akhirat.
Dari satu segi akhlak adalah buah dari tasawuf (proses pendekatan diri kepada
Tuhan), dan istiqamah dalam hati pun bagian dari bahasan ilmu tasawuf.”

2.6.    Indikator Manusia Berakhlak


Indikator manusia berakhlak (husn al-khulug) adalah tertanamnya iman dalam hati dan
teraplikasikannya takwa dalam perilaku. Sebaliknya, manusia yang tidak berakhlak (su’al-
khulug) adalah manusia yang ada nifaq (kemunafikan) di dalam hatinya. Nifak adalah sikap
mendua terhadap allah. Tidak ada kesesuain antara hati dan perbuatan.
Taat akan perintah Allah dan tidak mengikuti keinginan hawa nafsu dapat menyilaukan
hati. Sebaliknya, melakukan dosa dan maksiat dapat menghitamkan hati. Barang siapa
melakukan dosa kemudian menghapusnya dengan kebaikan tidak akan gelap hatinya, hanya
saja cahaya  itu berkurang.
Ahli tasawuf mengemukakan bahwa indikator manusia berakhlak, antara lain adalah
memiliki budaya malu dalam interaksi dengan sesamanya, tidak menyakiti orang lain, banyak
kebaikannya, benar dan jujur dalam ucapannya, tidak banyak bicara tapi banyak berbuat,
penyabar, tenang hatinya selalu bersama allah, bijaksana, hati-hati dalam bertindak, disenangi
teman dan lawan, tidak pendendam, tidak suka mengadu domba, sedikit makan dan tidur,
tidak pelit dan hasad, cinta karena allah dan benci karena allah.
Kalau akhlak dipahami sebagai pandangan hidup, manusia berakhlak adalah manusia
yang menjaga keseimangan antara hak dan kewajibannya dalam hubungannya dengan allah,
sesama makhluk dan alam semesta.
Didalam al-quran banyak ditemukan ciri-ciri manusia yang berima dan memiliki akhlak
mulia.
·         Istiqamah atau konsekwan dalam pendirian (QS. Al Ahqof:13),
·         Suka berbuat kebaikan (QS. Al Baqarah:112),
·         Memenuhi amanah dan berbuat adil (QS. An Nisa’:58),
·         Kreatif dan tawakkal (QS. Ali Imron:160),
·         Disiplin waktu dan produktif (QS.Al Ashr:1-4),
·         Melakukan sesuatu secara profesional dan harmonis (QS. Al’Araf:31).

2.7.       Akhlak dan Aktualisasinya dalam Kehidupan


Dalam ilmu akhlak dijelaskan bahwa kebiasaan yang baik harus dipertahankan dan
disempurnakan, serta kebiasaan yang buruk harus di hilangkan , karena kebiasaan merupakan
faktor yang sangat penting dalam membentuk karakter manusia berakhlak.
Aktualisasi akhlak adalah bagaimana seseorang dapat mengimplementasikan iman yang
dimilikinya dan mengaplikasikan seluruh ajaran islam dalam setiap tingkah laku sehari- hari.
Dan akhlak seharusnya diaktualisasikan dalam kehidupan seorang muslim seperti di bawah
ini.
a.         Akhlak terhadap Allah
§   Mentauhidkan Allah (QS. Al-Ihlas: 1-4)
§   Tidak berbuat musyrik pada Allah (QS. Luqman: 13)
§   Bertaqwa pada allah (QS. An Nisa’: 1)
§   Banyak berdzikir pada Allah (QS. Al-Ahzab: 41-44)
§   Bertawakkal hanya pada Allah (QS. Ali Imron: 159)
b.        Akhlak terhadap diri sendiri
§   Sikap sabar (QS. Al Baqarah: 153)
§   Sikap syukur (QS. Ibrahim: 7)
§   Sikap amanah atau jujur (QS. Al Ahzab: 72)
§   Sikap tawadlu’ (rendah hati) (QS. Luqman: 18)
§   Cepat bertobat jika berbuat khilaf (QS. Ali Imron: 135)
c.         Akhlak terhadap sesama manusia
§   Merajut ukhuwah atau persaudaraan (QS. Al Hujurat: 10)
§   Ta’awun atau saling tolong menolong (QS. Al Maidah: 2)
§   Suka memaafkan kesalahan orang lain (QS. Ali Imron: 134 & 159)
§   Menepati janji (QS. At Taubah: 111).

Al-Ghozali menjelaskan bahwa mencapai akhlak yang baik ada tiga cara.
1.       Akhlak merupakan anugrah dan rahmat allah, yakni orang, memiliki akhlak baik secara
almiah.
2.      Mujahadah, selalu berusaha keras untuk merubah diri menjadi baik dan tetap dalam
kebaikan, serta menahan diri dari sikap putus asa.
3.      Riyadloh, ialah melatih diri secara spritual untuk senantiasa dzikir (ingat) kepada allah
dengan dawam al-dzikir.
BAB III
 PENUTUP

3.1.         Kesimpulan
Akhlak, Etika, dan Moral memiliki satu garis lurus kesamaan yaitu ajaran berbuat
baik dalam bersosialisasi agar menjadi insan yang baik, dalam hal ini baik perilaku maupun
bicara. Perbedaan hanya dalam sumbernya , akhlak bersumber yang telah diatur pada Al-
Qur’an dan hadist, etika bersumber pada pola pikir dan kehidupan sehari - hari, serta moral
bersumber atau terukur dati budaya mayarakat yang berlaku. Menjadi insan yang baik adalah
kewajiban
Akhlak bisa dikatakan atau dijadikan tolak ukur bagaimana seseorang atau insan
bertqwa kepada Allah SWT, karena insan yang berakhlak mulia adalah cerminan insan yang
bertaqwa serta menjadikan patokan kedekatannya dengan sang pencipta ( Tasawuf )
3.2.         Saran
Dan diharapkan, dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca maupun
penyusun dapat menerapkan etika, moral dan akhlak yang baik dan sesuai dengan ajaran
islam dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

http://depeberbagiilmu.blogspot.com/2013/12/makalah-agama-islam-akhlak-
etika-dan.html (Diakses pada tanggal 20 November 2015, pukul 5:03:15)
http://books.google.co.id/books?id=2K-
vp4lYPpAC&pg=PA55&lpg=PA55&dq=indikator+manusia+berakhlak&source
=bl&ots=EYaGgYTBRt&sig=nNVswfjps1_PYzeiN4m-
DWmSa9Q&hl=id&sa=X&ei=jpw5VPHIN5aVuASqmIGgCA#v=onepage&q=
indikator%20manusia%20berakhlak&f=true (Diakses pada tanggal 20
November 2015, pukul 7:38:49)
http://nurdinfivers1.blogspot.com/2014/02/makalah-agama-tentang-etika-moral-
dan.html (Diakses pada tanggal 20 November 2015, pukul 7:38:49)

Anda mungkin juga menyukai