Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TENTANG
PENGERTIAN UMUM KREDIT

DISUSUN
OLEH :

NAMA : - KHOMSAN HIDAYAT


- SALIMAH
- SITI ALIMAH
KELOMPOK :I
MATA KULIAH : Akhlak Tasawuf
SEMESTER :I

Dosen Pembimbing : AFIDATUZ ZAKIYAH, M.Pd

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM UMAR BIN KHATTAB


UJUNG GADING PASAMAN BARAT
JURUSAN AHWAL AL-SYAKSIYYAH
TAHUN AJARAN 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, shalawat
dan salam juga disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.
Serta sahabat dan keluarganya, seayun langkah dan seiring bahu dalam
menegakkan agama Allah. Dengan kebaikan beliau telah membawa kita dari alam
kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya.

Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran


yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalamualaikum Wr.Wb

Ujung Gading, September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1
A. Latar Belakang Masalah........................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................2
A. Akhlak..................................................................................................2
B. Etika....................................................................................................3
C. Moral ...................................................................................................4
D. Susila.....................................................................................................6
BAB PENUTUP III ..................................................................................5
A. Kesimpulan ...........................................................................................5
B. Saran ......................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................6

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemahaman yang salah, dapat membuat orang satu dengan orang yang lain
menjadikan suatu masalah kecil menjadi masalah yang besar. Kita pasti sudah
mengetahui dalam kehidupan sehari-hari. Pada makalah ini, kami berusaha
menguraikan masalah serupa yaitu antara akhlak, etika, moral dan susila yang
hingga saat ini masih ada kesan seolah-olah istilah akhlak sama dengan etika,
moral dan susila. Selain itu dalam makalah ini perlu juga dilihat secara jelas
hubungan antara keempat istilah tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari akhlak, etika, moral dan susila
2. Apa saja objek kajian dan tolak ukurnya?
3. Apa tujuan dan manfaat mempelajari?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui makna dari akhlak, etika, moral dan susila
2. Untuk mengetahui apa saja objek kajian dan tolak ukur akhlak, etika,
moral dan susila
3. Apa tujuan dan manfaat mempelajari?

1
BAB II
PEMBAHASAN

PENGERTIAN AKHLAK, ETIKA, MORAL, SUSILA, OBJEK KAJIAN


DAN TOLAK UKUR SERTA MANFAAT MEMPELAJARI

A. AKHLAK

1. Pengertian
Secara bahasa, kata akhlak berasal dari bahasa arab jama’ dari bentuk
mufrodnya khulqun yang menurut logat diartikan budi pekerti. Sedangkan secara
istilah akhlak adalah kehendak dan tindakan yang sudah menyatu dengan pribadi
seseorang dalam kehidupannya sehingga sulit untuk dipisahkan. Karena kehendak
dan tindakan itu sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan, maka seseorang
dapat mewujudkan kehendak dan tindakannya itu dengan mudah, tidak
memerlukan banyak pertimbangan dan pemikiran. Oleh karena itu, tidak salah
apabila akhlak sering diterjemahkan dengan kepribadian lantaran kehendak dan
tindakannya itu sudah menjadi bagian dari kepribadiannya.

Sebagai salah satu contoh: seseorang tidak bisa dikatakan sebagai


berakhlak dermawan, apabila dalam menyerahkan hartanya hanya dimotivasi oleh
kebutuhan yang mendadak bukan oleh keadaan yang sudah menancap dan
melekat di dalam jiwanya. Demikian juga orang yang dalam melakukan perbuatan
dengan terpaksa maka perbuatannya itu tidak bisa dikatakan sebagai akhlak.

2. Objek Kajian Akhlak


Yang menjadi objek persoalan akhlak itu adalah qalbu manusia. Kalbu ini
memunculkan sifat-sifat kehendak-kehendak, kecenderungan untuk melakukan
suatu perbuatan dan menjadi pusat yang mengendalikan gerak seluruh anggota
badan. Sifat itu memunculkan pesan-pesan yang tidak tunggal.

3. Tolak Ukur Akhlak


Tolak ukur kelakuan baik dan buruk bersumber kepada ketentuan Allah dan
Rasulullah. Bahwa apa yang dinilai baik oleh Allah, pasti baik dalam esensinya.
Demikian pula sebaliknya, tidak mungkin Dia menilai kebohongan sebagai
kelakuan baik, karena kebohongan esensinya buruk.

4. Tujuan dan Manfaat Akhlak


Akhlak bertujuan membentuk pribadi muslim yang luhur dan mulia.
Seseorang muslim yang berakhlak mulia senantiasa bertingkah laku terpuji,

2
baik ketika berhubungan dengan Allah SWT, dengan sesama manusia,
makhluk lainnya serta dengan alam lingkungan.
Menghindari diri dari pengaruh akal pikiran yang menyesatkan. Manusia diberi
kelebihan oleh Allah dari makhluk lainnya berupa akal pikiran. Pendapat-
pendapat atau pikiran-pikiran yang semata-mata didasarkan atas akal manusia,
kadang-kadang menyesatkan manusia itu sendiri. Oleh karena itu, akal pikiran
perlu dibimbing oleh akhlak agar manusia terbebas atau terhindar dari
kehidupan yang sesat.
Seseorang yang mempelajari ilmu ini akan memiliki pengetahuan tentang
kriteria perbuatan baik dan buruk, dan selanjutnya ia akan banyak mengetahui
perbuatan yang baik dan perbuatan yang buruk.
Sebaliknya, orang yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi modern,
memiliki pangkat, harta, kekuasaan, namun tidak disertai dengan akhlak yang
mulia, maka semuanya itu akan disalah gunakan yang akibatnya akan
menimbulkan bencana dimuka bumi.
Demikian juga dengan mengetahui akhlak yang buruk serta bahaya-
bahaya yang akan ditimbulkan darinya, menyebabkan orang enggan untuk
melakukannya dan berusaha menjauhinya. Orang yang demikian pada akhirnya
akan terhindar dari berbagai perbuatan yang dapat membahyakan dirinya.
Akhlak juga merupakan mutiara hidup yang membedakan makhluk manusia
dengan makhluk lainnya. Setiap orang tidak lagi peduli soal baik atau buruk,
soal halal dan haram. Karena yang berperan dan berfungsi pada diri masing-
masing manusia adalah elemen syahwat (nafsu) nya yang telah dapat
mengalahkan elemen akal pikiran mengalahkan nafsunya, maka dia derajatnya
di atas malaikat

B. ETIKA
1. Pengertian
Secara Bahasa, dalam kamus umum Bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu
pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Dari kebahasaan ini terlihat
bahwa etika berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku.

Sedangkan secara istilah, etika adalah suatu ilmu yang membahas


perbuatan manusia yang bersumber dari pikiran atau filsafat sebagai penilai,
penentu dan penetap yaitu apakah perbuatan tersebut dinilai baik, buruk,
mulia, terhormat, hina dan sebagainya yang bersifat relatif yakni dapat
berubah-ubah sesuai tuntunan zaman.
Dengan demikian, etika lebih merupakan ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan manusia
untuk dikatakan baik atau buruk. Berbagai pemikiran yang dikemukakan para

3
filosof barat mengenai perbuatan yang baik atau buruk dapat dikelompokan
kepada pemikiran etika, karena berasal dari hasil berpikir. Dengan demikian
etika sifatnya humanistis dan anthropocentris, yakni berdasar pada pemikiran
manusia dan diarahkan pada manusia. Dengan kata lain etika adalah aturan
atau pola tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia.

Sebagai Contoh: ketika masuk kerumah orang lain, harus mengetuk pintu rumah
dan memberikan salam.

2. Objek Kajian Etika

Objek dari etika adalah tingkah laku manusia.

3. Tolak Ukur Etika


Etika tolak ukurnya adalah adalah pikiran/akal

4. Tujuan Etika
Salah satu tujuan etika adalah untuk mendapatkan konsep yang sama
mengenai penilaian baik dan buruk bagi semua manusia dalam ruang dan
waktu tertentu.

C. MORAL
1. Pengertian Moral

Pengertian moral secara umum adalah suatu hukum tingkah laku yang di
terapkan kepada setiap individu untuk dapat bersosialiasi dengan benar agar
terjalin rasa hormat dan menghormati. Kata moral selalu mengacu pada baik
dan buruknya perbuatan manusia (akhlak).
Jadi, moral dapat diartikan sebagai tindakan seseorang untuk menilai benar
dalam cara hidup seseorang mengenai apa yang baik dan apa yang buruk.
Yaitu pengetahuan dan wawasan yang menyangkut budi pekerti manusia yang
beradab. Moral (Bahasa Latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke
manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif.
Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak
bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga
moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia.Moral adalah hal-
hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu, tanpa moral manusia
tidak bisa melakukan proses sosialisasi.
Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber interaksi
dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa

4
yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan
lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral yang baik,
begitu juga sebaliknya. Moral merupakan produk dari budaya dan Agama.
Setiap budaya memiliki standar moral yang berbeda-beda sesuai dengan
sistem nilai yang berlaku dan telah terbangun sejak lama.

2. Objek Kajian Moral


Perkembangan moral berkaitan dengan aturan-aturan dan ketentuan-
ketentuan tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh orang dalam
berinteraksi dengan orang lain. Para pakar perkembangan anak mempelajari
tentang bagaimana anak-anak berpikir, berperilaku dan menyadari tentang
aturan-aturan tersebut. Minat terhadap bagaimana perkembangan moral yang
dialami oleh anak membuat Piaget secara intensif mengobservasi dan
melakukan wawancara dengan anak-anak dari usia 4-12 tahun.
Ada dua macam studi yang dilakukan oleh Piaget mengenai
perkembangan moral anak dan remaja:

Melakukan observasi terhadap sejumlah anak yang bermain kelereng,


sambil mempelajari bagaimana mereka bermain dan memikirkan aturan-
aturan permainan.
Menanyakan kepada anak-anak pertanyaan tentang aturan-aturan etis,
misalnya mencuri, berbohong, hukuman dan keadilan.

3. Tolak Ukur Moral


Moral tolak ukur yang digunakan adalah norma-norma yang tumbuh dan
berkembang dan berlangsung di masyarakat, adat istiadat, kebiasaan dan
lainnya yang berlaku di masyarakat.

4. Tujuan dan Manfaat Moral


Nilai atau sitem hidup tersebut diyakini oleh masyarakat sebagai yang
akan memberikan harapan munculnya kebahagiaan dan ketentraman. Nilai-
nilai tersebut ada yang berkaitan dengan perasaan wajib, rasional, berlaku
umum dan kebebasan.

Jika nilai-nilai tersebut telah mendarah daging dalam diri seseorang, maka
akan membentuk kesadaran moralnya sendiri. Orang yang demikian akan
dengan mudah dapat melakukan suatu perbuatan tanpa harus ada dorongan
atau paksaan dari luar.

5
D. Susila

1. Pengertian Susila
Kesusilaan adalah norma yang hidup dalam masyarakat yang
dianggap sebagai peraturan dan dijadikan pedoman dalam bertingkah laku.
Norma kesusilaan dipatuhi oleh seseorang agar terbentuk akhlak pribadi
yang mulia. Pelanggaran ada sanksinya yang bersumber dari dalam diri
pribadi. Jika ia melanggar, ia merasa menyesal dan merasa bersalah.
Norma kesusilaan bersifat umum dan universal, dapat diterima oleh
seluruh umat manusia. Sanksi bagi pelanggarnya, yaitu rasa bersalah dan
penyesalan mendalam bagi pelanggarnya. Contoh norma kesusilaan, antara
lain:
a. Jujur dalam perkataan dan perbuatan
b. Menghormati sesama manusia
c. Membantu orang lain yang membutuhkan
d. Tidak mengganggu orang lain
e. Mengembalikan hutan
Susila atau kesusilaan berasal dari kata susila yang mendapat
awalan ke dan akhiran an. Kata tersebut berasal dari bahasa sansekerta ,
yaitu su dan sila. Su berarti baik, bagus dan sila berarti dasar, prinsip,
peraturan hidup atau norma. Kata susila selanjutnya digunakan untuk arti
sebagai aturan hidup yang lebih baik. Orang yang susila adalah orang yang
berkelakuan baik, sedangkan orang yang asusila adalah orang yang
berlakuan buruk, contohnya para pelaku zina (pelacur) sering diberi gelar
sebagai tuna asusila. Selanjutnya kata susila dapat berarti sopan, beradab,
baik budi bahasanya. Dan kesusilaan sama dengan kesopanan. Dengan
demikian kesusilaan lebih mengacu kepada upaya membimbing,
memandu, mengarahkan, membiasakan dan memasyarakatkan hidup yang
berlaku dalam masyarakat.

2. Objek Kajian Susila


Dengan demikian susila merujuk pada arti perilaku baik yang
dilakukan seseorang.

3. Tujuan dan Manfaat Susila


Kesusilaan menggambarkaan keadaan dimana orang selalu menerapkaan
nilai-nilai yang di pandang baik.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dilihat dari fungsi perannya, dapat dikatakan bahwa akhlak , etika, moral,
dan susila sama, yaitu menentukan hukum atau nilai dari suatu perbuatan yang
dilakukan manusia untuk ditentukan baik buruknya. Perbedaan antara etika, moral
dan susila dengan akhlak adalah terletak pada sumber yang dijadikan patokan
untuk menentukan baik dan buruk.
Jika dalam etika penilaian baik buruk berdasarkan pendapat akal pikiran,
dan pada moral dan susila berdasarkan kebiasaan yang berlaku umum
dimasyarakat, maka pada akhlak ukuran yang digunakan untuk menentukan baik
dan buruk itu adalah Al Quran dan Al Hadits.

A. Saran
Semoga pembahasan makalah ini bisa bermanfaat untuk kita semuanya.
Apabila didalam makalah ini terdapat kesalahan, kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya karena kami sebagai pembuat makalah ini masih dalam proses
pembelajaran. Demikian terimakasih

7
DAFTAR PUSTAKA

http://silfanurauliastai.blogspot.com/2018/09/pengertian-akhlak-moral-etika-
susila_30.html
Nata, M.A.,Prof. Dr. H. Abuddin.2012.Akhlak Tasawuf.Jakarta:PT
RAJAGRAFINDO PERSADA
Nasiruddin, M.Ag.,mohammad.2010.Pendidikan Tasawuf.Semarang:RaSAIL
Media Group
Drs. Zahruddin AR, M,M.Si.2004.Pengantar Studi Akhlak.Jakarata:PT Raja
Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai