Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“AKHLAK ISLAM”

Dosen : Madi Apriadi, S.Pd. I, M.Pd

Disusun oleh kelompok 7 :

1.Hafizharif Yasir (234820103013)

2.Suci Rahmayani (234820103026)

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

STIKES ‘AISYIYAH PALEMBANG


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

i
DAFTAR ISI
Kata pengantar.....................................................................................i

Daftar Isi..............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................2

1.3 Tujuan.........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akhlak.......................................................................3

2.2 Perbedaan Akhlak, Etika dan Moral...........................................4

2.3 Sumber-sumber Akhlak dalam Islam..........................................5

2.4 Kedudukan Akhlak dalam Islam.................................................5

2.5 Hubungan Akhlak dengan Iman dan Ihsan...............................7

2.6 Karakteristik Akhlak dalam Islam..............................................8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.................................................................................10

3.2 Saran………………………………….…………………………10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Agama islam mengatur berbagai aspek dalam kehidupan, antara lain :


Akhlak, etika, dan Moral. Semua tercantum dalam Al-Qur;an dan Hadist.
Timbulnya kesadaran akhlak dan pendirian manusia terhadapnya adalah
pangkalan yang menentukan corak hidup manusia.

Dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam pergaulan, kita mampu


menilai perilaku seseorang, apakah itu baik atau buruk. Hal tersebut dapat
terlihat dari cara bertutur kata dan bertingkah laku. Akhlak, moral dan etika
masing-masing individu berbeda-beda, hal tersebut dipengaruhi oleh lingkungan
internal dan eksternal tiap-tiap individu.

Di era kemajuan IPTEK seperti saat ini, sangat berpengaruh terhadap


perkembangan akhlak, etika dan moral seseorang. Kita amati perkembangan
perilaku seseorang pada saat ini sudah jauh dari ajaran agama islam, sehingga
banyak kejadian masyarakat saat ini yang cenderung mengarah pada perilaku
yang kurang baik.

Berdasarkan uraian di atas, maka kami bermaksud menyusun makalah ini


dengan alasan ingin mengetahui lebih jauh lagi apa perbedaan antara akhlak,
etika dan moral, serta ingin mengetahui apakah ada perbedaan antara akhlak,
etika dan moral.

1
B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan larat belakang yang telah di kemukakan diatas, maka adapun


masalah-masalah yang akan di bahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Apa pengertian akhlak, etika dan moral ?

2. Apakah terdapat perbedaan akhlak, etika dan moral ?

3. Apakah terdapat sumber-sumber akhlak dalam islam ?

4. Apakah terdapat kedudukan akhlak dalam islam?

5. Apakah terdapat hubungan akhlak dengan iman dan ihsan ?

6. Apakah terdapat karakteristik akhlak dalam islam ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian akhlak, etika dan moral

2. Untuk mengetahui perbedaan akhlak, etika dan moral

3. Untuk mengetahui sumber-sumber akhlak, etika dan moral

4. Untuk mengetahui kedudukan akhlak dalam islam

5. Untuk mengetahui hubungan akhlak dengan iman dan ihsan

6. Untuk mengetahui karakteristik akhlak dalam islam

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak

Akhlak berasal dari bahasa arab “khuluqun” yang menurut lughat berarti
budi pekerti atau perangai, tingkah laku atau tabi’at selanjutnya definisi akhlak
yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai atau tingkah laku dan tabi’at
atau watak dilahirkan karena hasil perbuatan yang diulang-ulang sehingga
menjadi biasa.

Dari pengertian diatas menunjukkan bahwa akhlak adalah kebiasaan atau


sikap yang mendalam dalam jiwa manusia dimana timbul perbuatan dengan
mudah dan gampang tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu yang dilakukan
berulang-ulang hingga menjadi kebiasaan dan perbuatan itu bisa mengarah pada
perbuatan yang baik atau buruk.

Adapun menurut Imam Al-Ghazali mengatakan akhlak adalah “sifat yang


tertanam dalam jiwa yang menimbulka perbuatan-perbuatan dengan gampang
dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”.

Sedangkan menurut para ahli dasar akhlak itu adalah adat kebiasaan,
yang harus dinilai dengan norma-norma yang ada dalam Al-Qur’an dan Sunnah
Rasul kalau sesuai dikembangkan kalau tidak harus ditinggalkan. Sedangkan
tujuan dari akhlak itu sendiri adalah menanam tumbuhkan rasa keimanan yang
kuat, menanam kembangkan kebiasaan dalam melakukan amal ibadah, amal
soleh, dan akhlak yang mulia. Menumbuh kembangkan semangat untuk
mengolah dan sekitar sebagai Anugrah Allah SWT kepada manusia.

Kesadaran bahwa manusia dalam hidupnya membutuhkan manusia


lainnya menimbulka perasaan bahwa setiap manusia terpanggil hatinya untuk
berbuat yang terbaik baginorang lain, karena islam mengajarkan bahwa sebaik-
baik manusia adalah yang banyak mendatangkan kebaikan bagi orang lain. Dan
kesadaran manusia untuk berbuat baik sebanyak mungkin tersebut akan
melahirkan setiap peduli kepada orang lain karena islam mengajarkan untuk
berbuat baik dalam segala hal dan melarang perbuatan yang jahat atau tercela.
Karena pada dasarnya baik dan buruknya perbuatan seseorang akan kembali
kepada dirinya masing-masing.

3
Oleh karena itu akhlak sangat diperlukan dalam pergaulan sehari-hari
karena itu pelajaran akidah akhlak sangatlah dibutuhkan terutama bagi pelajar
disekolah.

B. PERBEDAAN AKHLAK, ETIKA DAN MORAL

Pengertian etika dari segi etika etimologi, etika berasal dari bahasa
Yunani, Ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat. Dalam kamus umum
bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak
(Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Adapun etika secara istilah telah dikemukakan oleh para ahli salah
satunya yaitu Ki Hajar Dewantara, menurutnya etika adalah ilmu yang
mempelajari soal kebaikan dan keburukan didalam hidup manusia semuanya,
terutama yang mengenai gerak gerik pikiran dan rasa yang merupakan
pertimbangan dan perasaan sampai mengenai tujuannya yang merupakan
perbuatan.

Sedangkan kata “moral” secara etimologi berasal dari bahasa latin,


“mores” yaitu jamak dari kata “mos” yang berarti adat kebiasaan. Di dalam
kamus umum bahasa Indonesia dikatakan bahwa moral adalah penentuan baik
buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Selanjutnya moral secara terminologi
adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat,
perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dikatakan benar,
salah, baik atau buruk.

Pengertian moral, juga kita dapat menjumpainya dalam buku The


Advanced Leaner’s Dictionary of Current English. Secara singkat buku ini
mengemukakan beberapa pengertian moral sebagai berikut :

1. Prnsip-prinsip yang berkenaan dengan benar dan salah, bbaik dan buruk.

2. Kemampuan untuk memahami perbedaan antara benar dan salah.

3. Ajaran atau gambaran tingkah laku yang baik.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa moral merupakan istilah yang


digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktivitas manusia dengan nilai
(ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah. Jika dalam kehidupan sehari-hari
dikatakan bahwa orang tersebut bermoral, maka yang dimaksudkan adalah
bahwa orang tersebut tingkah lakunya baik.

4
C. SUMBER-SUMBER AKHLAK DALAM ISLAM

Al-Qur’an sebagai dasar (rujukan) Ilmu Akhlak yang pertama, hal ini
dinilai karena konteksnya yang lebih tinggi, dibandingkan dengan dasar-dasar
yang lain. Mengingat Al-Qur’an merupakan firman Allah SWT, sehingga tidak
ada keraguan baginya untuk dijadikan sebagai dasar atau asas.

Nilai-nilai yang ditawarkan oleh Al-Qur’an sendiri sifatnya


komprehensif. Perbuatan baik dan buruk sudah dijelaskan didalamnya. Hanya
saja, ada yang perlu diperhatikan. Mengingat ada banyak ayat-ayat Al-Qur’an
yang membutuhkan penafsiran. Sehingga untuk memudahkan orang-orang akan
merujuk kepada Al-Hadist (sebagai Azbabun Nuzul suatu ayat) dan Al-Aqlu
(penalaran akal). sejauh manakah campur tangan kedua dasar tersebut pada
persoalan Ilmu Akhlak. Pastinya Al-Hadist dan Al-Aqlu tidak akan merubah
pesan yang ingin di sampaikan olehAl-Qur’an.

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu bergaul dengan manusia


yang lain. Karena manusia mempunyai fitrah sebagai makhluk sosial. Dalam
pergaulannya itulah, manusia dituntut untuk senantiasa menjalankan interaksi
dengan sesamanya dengan keharmonisan dan tentunya semuaitu harus dilandasi
dengan akhlak dan etika terpuji.

D. KEDUDUKAN AKHLAK DALAM ISLAM

Sumber ajaran pokok dalam agama islam adalah al-qur’an dan sunnah
nabi. Keduanya menjadi acuan umat islam dalam beribadah dan bermuamalah.
Akhlak sebagai pusat ibadah manusia pun juga bersumber dari kedua ajaran
pokok tersebut. Nabi Muhammad sebagaimana sering dikutip ulama diutus ke
muka bumi hanya bertujuan untuk memperbaiki akhlak manusia. Sabda nabi
terkait dengan akhlak antara lain sebagai berikut.

“sesungguhnya aku diutus nuntuk menyempurnakan akhlak yang saleh.”

(HR. Bukhari dan Baihaqi). Hadits tersebut menyiratkan arti bahwa persoalan
akhlak sebenarnya telah menjadi pusat perhatian para nabi sebelum nabi
muhammad saw diutus. Buktinya, al-qur’an juga memberikan informasi
keteladanan mengenai perilaku terpuji yang juga datang dari nabi ibrahim, nabi
musa, dan para nabi yang lain serta umatnya.

Intinya, nabi muhammad merupakan pelanjut risalah yang telah diajarkan


oleh para nabi sebelumnya, yang semuanya adalah pembimbing dan pemberi

5
petunjuk kepada umat manusia dalam memandang hidup, bersikap, serta
bertingkah laku yang sesuai dengan tat aturan pencipta alam semesta ini, Allah
Swt. Nabi Muhammad SAW, tentunya juga nabi yang lain, ketika membimbing
manusia tidak hanya melalui lisan namun juga memberikan contoh nyata
melalui lisan namun juga memberikan contoh nyata melalui teladan yang
dipraktikkan dalam kehidupan sehari-harinya.

Baik dalam kehidupan sosial, ekonomi, politik, maupun dalam kehidupan


rumah tangganya. Hingga dewasa ini Nabi Muhammad adalah satu-satunya
figur yang layak dijadikan sebagai teladan dalam berperilaku. Sejarah mencatat
dengan tinta emas bahwa betapa mulia akhlak Nabi terhadap sahabatnya,
keluarganya, istri-istrinya, dan bahkan terhadap orang-orang yang
memusuhinya.

Bayangkan, terhadap orang-orang yang membencinya pun Nabi masih


santun dan berperilaku baik, apalagi terhadap orang-orang disekitarnya pasti
akan lebih mulia lagi akhlak dan perilaku yang ditunjukkan nabi. Gambaran
yang lebih jelas mengenai akhlak nabi dapat ditemukan baik didalam karya-
karya sirah nabi maupun didalam sunnahnya. Istri nabi Aisyah ra, menerangkan
bahwa “Akhlak nabi adalah Al-Qur’an”.

Sabda nabi diatas menjelaskan bahwa nabi diutus semata-mata untuk


menyempurnakan akhlak. Dapat dipahami, betapa persoalan budi pekerti dan
akhlak baik itu menjadi perhatian serius dan menunjukkan bahwa berakhlak
baik merupakan suatu keharusan yang sangat ditekankan didalam ajaran agama
islam. Ia bukan sekedar pilihan, melainkan kewajiban setiap muslim untuk
bertindak, berperangai dan berperilaku baik.

Karena hal itu sesuai dengan rancangan dan desain penciptaan manusia
itu sendiri. Manusia diciptakan dalam kondisi yang sangat baik secara fisik dan
itulah salah satu kemuliaan manusia yang berbeda dengan makhluk lainnya.
Allah berfirman bahwa “sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya”. Namun, bentuk fisik yang terbaik diantara
makhluknya ini tidak akan memiliki arti apa pun manakala perbuatannya tidak
sesuai dengan petunjuk ilahi.

Kendati demikian, maka ia termasuk dalam kategori manusia yang


merugi di akhirat kelak. Dalam hal ini, kembali Al-Qur’an mengingatkan bahwa
manusia yang telah diciptakan dengan desain baik secara fisik dapat terjatuh ke
level binatang, bahkan dapat lebih tersesat daripada binatang, apabila tidak

6
memfungsikaan desain fisik yang sempurna itu sebagaimana mestinya, sebagai
akibat dari perbuatannya yang tidak mencerminkan akhlak mulia.

Menurut ajaran agama islam, akhlak menempati posisi yang sangat


penting karena akhlak inilah yang membedakan antara manusia yang beriman
dan tidak, antara manusia yang taat dan tidak, antara manusia yang termasuk ke
dalam kategori penghuni surga dan penghuni neraka. Akhlak merupakan
refleksi dari kebersihan jiwa dan budi pekerti seorang manusia, cermin dari
pemahaman dan implementasi ketaatan manusia terhadap nilai-nilai agama.

Mereka yang memiliki pemahaman baik serta timbul dalam dirinya


upaya-upaya untuk menerapkan nilai-nilai moral agama secara baik tentu akan
tergambar didalam perilaku dan perbuatan dalam kesehariannya. Secara ideal,
seorang yang imannya sempurna akan mempunyai budi pekerti yang luhur.

E.HUBUNGAN AKHLAK DENGAN IMAN DAN IHSAN

Hubungan Iman dan Akhlak

 Akhlak menyempurnakan Iman


Iman dan akhlak adalah dua hal yang sebenarnya tidak bisa dipisahkan.
Seseorang belum dikatakan benar-benar beriman jika ia belum memiliki
akhlak yang baik.
 Iman mendorong Ihsan
Seseorang yang iman juga akan selalu berdoa agar ia tetap diberi
kesabaran dan agar selalu bisa istiqomah dalam kebenaran atau dengan
kata lain agar selalu bisa menjaga akhlaknya. Dengan kata lain akan
membuat seseorang senantiasa ada dalam jalan islam dan berperilaku
baik atau yang dikenal dengan istilah ihsan.
 Akhlak terpuji setara dengan puasa dan shalat malam
Akhlak dan Iman merupakan dua hal yang sejalan dan seseorang yang
memiliki akhlak mulia memiliki jabatan atau kedudukan yang tinggi
dalam islam bahkan disamakan dengan orang yang gemar berpuasa dan
shalat malam, meskipun demikian tidaklah berarti bahwa seseorang dapat
meningalkan puasa atau shalat malam jika ia telah memiliki akhlak atau
budi pekerti yang baik.
Jadi bisa disimpulkan bahwa iman dan akhlak tidak bisa dipisahkan. Jika
seorang muslim benar-benar beriman maka ia pun harus memiliki akhlak

7
yang baik dan belum sempurna imannya jika belum memiliki akhlak yang
baik tersebut atau belum berbuat ikhsan atau berbuat baik.

F.KARAKTERISTIK AKHLAK DALAM ISLAM

Kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh Al-Qur’an dan Sunnah,


mengandung muatan universalistik dan partikularistik. Muatan universalistik
merupakan “Common platform” (titik persamaan) nilai-nilai moral lain yang
ada didunia, sedangkan muatan partikularistik menunjukkan cirri khas dan
karakter akhlak islam.

Yang berbeda dengan yang lainnya. Cirri khas dan karakteristik akhlak islam itu
meliputi :

1. Akhlak Rabbaniyah
Akhlak Rabbaniyah memiliki pengertian bahwasannya wahyu ilahi
merupakan “referencesource” (sumber rujukan) ajaran akhlak. Hal ini
tidak berarti mengandung kontradiksi dengan pendapat akal sehat, karena
kebaikan yang diajarkan oleh wahyu adalah kebaikan menurut akal dan
yang diajarkan sebagai keburukan menurut wahyu adalah keburukan
menurut akal.
2. Akhlak Insaniyah

3. Akhlak Insaniyyah
mengandung pengertian bahwa
tuntunan fitrah dan
4. eksistensi manusia sebagai
makhluk yang bermartabat, sesuai
dan ditetapkan oleh
5. ajaran akhlak. Kecenderungan
manusia kepada hal-hal yang
positif dan ketetapan
8
6. akal tentang kebaikan, secara
langsung akan terpenuhi da
bertemu dengan
7. kebaikan ajaran akhlak.
Orientasi akhlak insaniyah ini,
tidak terbatas pada
8. perikemanusiaan yang
menghargai nilai-nilai
kemanusiaan secara umum, tetapi
9. juga mencakup kepada
perikemakhlukan, dalam
pengertian menanamkan rasa
cinta
10. terhadap semua makhluk Allah
11. Akhlak Insaniyyah
mengandung pengertian bahwa
tuntunan fitrah dan
12. eksistensi manusia sebagai
makhluk yang bermartabat, sesuai
dan ditetapkan oleh
9
13. ajaran akhlak. Kecenderungan
manusia kepada hal-hal yang
positif dan ketetapan
14. akal tentang kebaikan, secara
langsung akan terpenuhi da
bertemu dengan
15. kebaikan ajaran akhlak.
Orientasi akhlak insaniyah ini,
tidak terbatas pada
16. perikemanusiaan yang
menghargai nilai-nilai
kemanusiaan secara umum, tetapi
17. juga mencakup kepada
perikemakhlukan, dalam
pengertian menanamkan rasa
cinta
18. terhadap semua makhluk Allah
19. Akhlak Insaniyyah
mengandung pengertian bahwa
tuntunan fitrah dan
1
0
20. eksistensi manusia sebagai
makhluk yang bermartabat, sesuai
dan ditetapkan oleh
21. ajaran akhlak. Kecenderungan
manusia kepada hal-hal yang
positif dan ketetapan
22. akal tentang kebaikan, secara
langsung akan terpenuhi da
bertemu dengan
23. kebaikan ajaran akhlak.
Orientasi akhlak insaniyah ini,
tidak terbatas pada
24. perikemanusiaan yang
menghargai nilai-nilai
kemanusiaan secara umum, tetapi
25. juga mencakup kepada
perikemakhlukan, dalam
pengertian menanamkan rasa
cinta

1
1
26. terhadap semua makhluk
Allah.
27. Akhlak Insaniyyah
mengandung pengertian
bahwa tuntunan fitrah dan
28. eksistensi manusia
sebagai makhluk yang
bermartabat, sesuai dan
ditetapkan oleh
29. ajaran akhlak.
Kecenderungan manusia
kepada hal-hal yang positif
dan ketetapan
30. akal tentang kebaikan,
secara langsung akan
terpenuhi da bertemu
dengan
1
2
31. kebaikan ajaran akhlak.
Orientasi akhlak insaniyah
ini, tidak terbatas pada
32. perikemanusiaan yang
menghargai nilai-nilai
kemanusiaan secara umum,
tetapi
33. juga mencakup kepada
perikemakhlukan, dalam
pengertian menanamkan
rasa cinta
34. terhadap semua makhluk
Allah.
Ahklak Insaniyah mengandung pengertian bahwa tuntunan fitrah dan
eksistensi manusia sebagai makhluk yang bermartabat, sesuai dan
ditetapkan oleh ajaran akhlak. Kecenderungan manusia kepada hal-hal
yang positif dan ketetapan akal tentang kebaikan, secara langsung akan
terpenuhi dan bertemu dengan kebaikan ajaran akhlak. Orientasi akhlak
insaniyah ini, tidak terbatas pada perikemanusiaan yang menghargai
nilai-nilai kemanusiaan secara umum,tetapi juga mencakup kepada

1
3
perikemakhlukan, dalam pengertian menanamkan rasa cinta terhadap
semua makhluk Allah.
3. Akhlak Jam’iyah
Jam’iyahAkhlak Jam’iyah mempunyai arti bahwa kebaikan yang
terkandung di dalammya sesuai dengan kemanusiaan yang universal,
kebaikanya untuk seluruh umat manusia di segala zaman dan di semua
tempat, mencakup semua aspek kehidupan baik yang berdimensi vertikal
maupun yang berdimensi horizontal.
4. Akhlak Wasithiyah
Akhlak wasithiyah berarti bahwasanya ajaran akhlak itu menitikberatkan
keseimbangan antara rohani dan jasmani, keseimbangan antara dunia dan
akhirat, dan seterusnya. Allah SWT. dalam firman-Nya mengilustrasikan
tentang dua kelompok manusia yang memiliki sifat saling berlawanan.
Kelompok pertama hanya meprioritaskan kehidupan dunianya, dengan
sekuat tenaga berusaha memenuhi tuntutan-tuntutan hedonistiknya dan
membunuh kesdaranya akan kehidupan akhirat.Sedangkan kelompok
kedua berusaha menyeimbangkan kepentingan hidupnya di dunia dan di
akhirat serta merasa takut akan siksa neraka. Kelompok prtama akan
mendapatkakeduniawinya, namun di akhirat tidak akan mendapatkan apa-
apa, sedangkan kelompok yang kedua benar-benar akan mendapatkan
kebahagiaan dunia dan akhirat.
5. Akhlak Waqi’iyah
Akhlak waqi’iyah mengandung pengertian bahwasanya ajaran akhlak
memperhatikan kenyataan ( realitas ) hidup manusia didasari oleh suat
kenyataan, bahwasanya manusia itu disamping memiliki kualitas-kualitas
unggul, juga memiliki sejumlah kelemahan. Firman Allah berikut
memperjelas kondisi objektif manusia paling mendasar : “ Dan jiwa serta
penyempurnaannya (ciptannya), maka Allah mengilhamkan.

1
4
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini yaitu pembaca dapat
mengetahui lebih jelas mengenai akhlak, dimana akhlak di bagi
menjadi 2 yaitu akhlak terpuji dan akhlak tercela.
Sehingga pembaca dapat menerapkan contoh-contoh akhlak terpuji
dalam kehidupan sehari-hari, dan menghindari akhlak tercela dalam
kehidupan sehari-hari.
B. SARAN
Melihat kejadian-kejadian yang terjadi di kehidupan sehari-hari masih
banyak yang menyimpang, atau berakhlak tercela. Kami memberikan
saran sebagai berikut :
1. Lebih memperdalam agama.
2. Lebih mencari tau mengenai akhlak tepuji dan akhlak tercela.
3. Penerapan akhak terpuji dalam kehidupan sehari-hari.
4. Menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari.

1
5
DAFTAR PUSTAKA
1. Mohammad Nasirudin(2009), Pendidikan Tasawuf, (semarang: RaSAIL Media Group)
2. M. Yatimin Abdullah(2007), Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta Amzah)

1
6

Anda mungkin juga menyukai