Warismanso (D312111009
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur senantiasa penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT
yang memberikan petunjuk dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah untuk tugas Pendidikan Agama Islam yang berjudulkan “Akhlak Dalam Islam”
Karya tulis ini dimaksudkan sebagai pemenuhan salah satu tugas dari dosen pengajar. Selain
itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Akhlak dalam Islam bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Irfan Setia Permana, Dr., M.I.Kom
selaku Dosen Mata Pelajaran Penddikan Agama Islam. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis
menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.2. Tujuan.............................................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
3.1. Kesimpulan...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
Manusia akan menjadi sempurna jika mempunyai akhlak terpuji serta menjauhkan
segala akhlak tercela. Secara kebahasaan akhlak juga bisa baik juga bisa buruk, tergantung
tata nilai yang dijadikan landasan atau tolak ukurnya. Di Indonesia, kata akhlak selalu
berkonotasi positif. Orang yang baik sering disebut orang yang berakhlak, sementara orang
yang tidak berlaku baik disebut orang yang tidak berakhlak.
1.2. Tujuan
PEMBAHASAN
Manusia akan menjadi sempurna jika mempunyai akhlak terpuji serta menjauhkan
segala akhlak tercela. Secara kebahasaan akhlak juga bisa baik juga bisa buruk, tergantung
tata nilai yang dijadikan landasan atau tola ukurnya. Di Indonesia, kata akhlak selalu
berkonotasi positif. Orang yang baik sering disebut orang yang berakhlak, sementara orang
yang tidak berlaku baik disebut orang yang tidak berakhlak.
Adapun secara istilah, akhlak adalah sistem nilai yang mengatur pola sikap dan
tindakan manusia di muka bumi. Sistem nilai yang dimaksud adalah ajaran islam, dengan AL
Quran dan Sunnah Rasul sebagai sumber nilai serta ijtihad sebagai metode berpikir islami.
Pola sikap dan tindakan yang dimaksud mencakup pola hubungan dengan Allah, sesama
manusia dan dengan alam.
Akhlak berasal dari Bahasa arab jama’ dari bentuk mufradatnya “khuluqun” yang
berarti budi perkerti, perangai, tingkah laku, dan tabiat. Sedangkan menurut istilah, apa itu
akhlak adalah pengetahuan yang menjelaskan tentang baik dan buruk yang mengatur
pergaulan manusia dan menentukan tujuan akhir dari usaha dan pekerjaannya,
Akhlak pada dasarnya melekat dalam diri seseorang , bersatu dengan perilaku atau
perbuatan. Jika erilaku yang melekat itu buruk maka disebut akhlak yang buruk atau akhlak
mazmumah. Sebaliknya, apabila perilaku tersebut baik disebut akhlak mahmudah.
Para ahli Bahasa mengartikan akhlak dengan istilah watak, tabiat, kebiasaan dan
aturan. Sedangkan menurut para ahli ilmu akhlak, akhlak adalah sesuatu keadaan jiwa
seseorang yang menimbulkan terjadinya perbuatan perbuatan seseorang. Dengan demikian,
bilamana perbuatan, sikap, dan pemikiran seseorang itu baik, niscaya jiwanya baik.
Berdasarkan definisi dari apa itu akhlak, dapat dilihat beberapa pendapat dari pakar
ilmu akhlak di bawah ini tetang pengertian sebenarnya dari akhlak menurut agama islam :
1. Al- Qurthubi dalam tafsir Al Qurtubi juz 8 mengatakan bahwa akhlak adalah
“pebuatan yang besumber dari diri manusia yang selalu dilakukan, maka itu yang
disebut akhlak, karena perbuatan tersebut bersumber dari kejadiannya”.
2. Imam Al-Ghazali dalam ihya’ Ulum al-Din juz 3 mendefinisikan akhlak sebagai
“sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang melahirkan tindakan tindakan mudah
tanpa memerlukan pemikiran ataupun pertimbangan”.
3. Ibn Miskawaih dalam tahdzib al-Akhlak fii al-Tarbiyah mendefinisikan apa itu
akhlak sebagai jiwa yang mendorong ke arah melakukan perbuatan-perbuatan dengan
tampa pemikiran dan pertimbangan”.
4. Prof. Dr. Ahmad Amin dalam pengantar studi Akhlak mengemukakan bahwa “akhlak
merupakan suatu kehendak yang dibiasakan. Artinya kehendak itu bila membiasakan
sesuatu disebut dengan akhlak”.
5. Muhammad Ibn al-Sadiqi dalam dalil Al-Falihin juz 3 mangatakan bahwa “akhlak
adalah sesuatu pembawaan yang tertaman pada diri, yang dapat mendorong untuk
berbuat baik”.
6. Abu bakar Jabir al-Jaziri dalam minhaj al-Muslim “akhlak adalah bentuk kejiwaan
yang tertanam dalam diri manusia yang dapat menimbulkan perbuatan baik dan
buruk, terpuji dan tercela”.
Dari pakar dalam bidang akhlak tersebut, dinyatakan bahwa akhlak adalah perangai
yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa
mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu. Tingkah laku itu dilakukan secara berulang
ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik atau hanya sewaktu wakru saja.
Akhlak islam dapat dikatakan sebagai akhlak yang islami karena bersumber pada ajaran
Allah dan Rasulullah. Akhlak islami ini merupakan amal perbuatan yang sifatnya terbuka.
Sehingga dapat menjadi indikator seseorang apakah seseorang muslim yang baik atau buruk.
Akhlak ini merupakan buah dari akidah dan syariah yang benar.
Secara mendasar, akhlak erat kaitannya dengan kejadian manusia yaitu Khaliq
(pencipta) dan makhluq (yang diciptakan). Rasululah di utus untuk menyempurnakan akhlak
manusia yaitu untuk memperbaiki hubungan makhluq dengan Khaliq dan hubungan baik
antar makhluknya.
Dalam kategori akhlak berdasarkan sifat, apa itu akhlak terbagi menjadi dua yaitu:
Yang dimaksud dengan akhlak terpuji adalah segala macam sikap dan
tingkah laku yang baik (terpuji). Akhlak ini dilahirkan oleh sifat sifat
mahmudah yang terpendam dalam jiwa manusia. Berakhlak terpuji artinya
menghilangkan semua adat kebiasaan yang tercela yang sudah digariskan
dalam agama islam serta menjauhkan ddiri dari perbuatan tercala tersebut,
kemudian membiasakan adat kebiasaan baik, melakukan dan mencintainya,
B. Akhlak Mazhmumah (akhlak tercela) atau akhlak sayyi’ah (akhlak yang jelek).
Menurut Imam Al-Ghazali, akhlak yang tercela ini dikenal dengan sifat
sifat muhlikat, yakni segala tingkah laku manusia yang dapat membawanya
kepada kebinasaan dan kehancuran diri yang tentu saja bertentangan dengan
fitrahnya untuk selalu mengarah kepada kebaikan.
Dalam kategori akhlak berdasarkan objek, apa itu akhlak terbagi menjadi dua
yaitu:
1. Ikhlas 5. Bertawakal
2. Bertaubat 6. Harapan
3. Bersabar 7. Bersikap Takut
4. Bersyukur
Adapun hal hal yang perlu dibiasakan dan diketahui sebagai akhlak yang terpuji
dalam islam antara lain adalah :
1. Berani dalam kebaikan, berkata benar serta menciptakan manfaat, baik bagi diri
maupun orang lain.
12. Rela berkorban untuk kepentingan umat dan dalam membela agama Allah.
Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ashz meriwayatkan bahwa Rasululullah saw pernah
bersabda: "Sesungguhnya yang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik
akhlaknya." (HR. al-Bukhari, 10/378 dan Muslim no. 2321).
Dalam hadits lain, Rasulullah berpesan kepada Abu Dzar al-Ghifari dan Mu’adz bin Jabal
untuk bergaul dengan manusia dengan akhlak yang baik dalam sabda beliau: "Bertakwalah
kamu kepada Allah di mana pun kamu berada. Iringilah kesalahanmu dengan kebaikan,
niscaya ia dapat menghapusnya. Dan pergaulilah semua manusia dengan akhlak (budi
pekerti) yang baik." (HR. at-Tirmidzi no. 1987).
Kita telah mengetahui bahwa akhlak islam adalah merupakan system moral/akhlak
yang berdasarkan islam, yakni bertitik tolak dari akidah yang diwahyukan Allah pada
nabi/Rasul-Nya yang kemudian agar disampaikan kepada umatnya.
Dengan demikian dapat ditegasakan disini bahwa dasar dari akhlak islam secara global
hanya ada dua yakni: Percaya adanya Tuhan dan percaya adanya hari kemudian/ pembalasan,
sebagai disebutkan oleh Abul A’la Maududi bahwa system moral/akhlak ada yang
berdasarkan kepercayaan kepada Tuhan dan kehidupan setelah mati.
Dalam islam, budi pekerti merupakan refleksi iman dari seseorang sebagai contoh(suri
tauladan) yang pas dan benar ialah Rasullah Saw. Beliau memiliki akhlak yang sangat muia,
agung dan teguh. Sehingga tidak mustahil kalau Allah memilih beliau sebagai pemimpin
umat manusia.
“Akhlak” di dalam iajaran islam sangat rinci, berwawasan multi dimensial bagi
kehidupan, sistematis dan beralasan realitas. Juga “Akhlak” banyak dibicarakan tentang
konsekuensi yang bagi manusia yang tidak berpegang pada “ akhlak islam”.
3. Kemantapan
Akhlak Islamiayah menjamin kebaikan yang mutlak dan sesuai pada diri manusia.
Ia bersifat tetap, langgeng dan mantap, sebab yang menciptakan Tuhan yang
bijaksana, yang selalu memliharanya dengan kebaikan yang mutlak. Akan tetapi
akhlak/etika ciptaan manusia bersifat berubah-rubah dan tidak selalu sama sesuai
dengan kepentingan masyarakat dalam satu jaman atau satu bangsa. Sebagai
contoh aliran materialism, hati nurani dana lain sebagainya.
4. Kewajiban yang dipatuhi
Akhlak yang bersumber dari agama Islam wajib ditaati manusia sebab ia
mempunyai daya kekuatan yang tinggi menguasai lahir batin dan dalam keadaan
suka dan duka, juga tunduk pada kekuasaan rohani yang dapat mendorong untuk
tetap berpegang kepadanya. Juga sebagai perangsang untuk berbuat kebaikan yang
diiringi dengan pahala dan mencegah perbuatan jahat, karena takut skan siksaan
Allah SWT.
Dengan demikian “akhlak islami” mengarah kepada status pribadi yang berada pada
kelompok social yang beraneka ragam. Fungsi, peran dan bagaimana semestinya berperilaku
pada posisi(kedudukan) dalam kelompok sosial tersebut, dengan adanya “akhlak Islami”
dapat dihindari (pola hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan
kholiqnya) keliruan bertindak.
2.6.1. Pribadi sebagai Hamba Allah
Kenyataan di jagad raya (dunia) membuktikan bahwa ada kekuatan yang tidak
Nampak. Dia mengatur dan memelihara alam semesta ini.Juga Dialah yang menjadi
sebab adanya semua ini. Dalam pengaturan alam semesta ini terlihat ketertiban, dan ada
suatu peraturan yang berganti-ganti dan gejala dating dengan keteraturan-Nya.
Dari segi kemanusiaan, sebagai manusia yang normal yang mempunyai sifat
kemanusiaan, harus tahu berterima kasih kepada segala pihak yang telah memberikan
jasa. Kita akan disebut orang yang “ tak tahu diri”, kalau kita ditolong oleh seseorang,
kemudian orang itu tidak kita terima kasih apalagi malah orang itu kita marahi.
Kalau kita ditolong oleh orang lain dalam hidup kita ini, maka sewajarnyalah
kalau kita berterima kasih kepada orang yang telah member pertolongan itu. Maka akan
timbul di dalam hati bagaimana dapat membalas jasa atau membalas budi kepada orang
yang telah member pertolongan itu. Maka akan timbul di dalam hati bagaimana dapat
membalas jasa atau membalas budi kepada orang yang telah member tolong itu tadi.
Kalau tidak dapat dapat memberikan balasan budi yang sepadan, sekurang-
kurangnya akan mengatakan terima kasih dengan perbuatan yang hormat, menunjukkan
betapa berterima kasihnya dan keinginan membalas budi walaupun tidak terbalas oleh
dirinya, dia mengharapkan mudah-mudahan dibalas kebaikannya itu dengan pahala yang
berlipat ganda oleh Allah.
Dengan demikian, dunia anak sangat penting diperhatikan. Apabila keliru dalam
mendidik akhlak anak, bias jadi dunia anak akan tidak mengenal akhlak yang lebih lanjut
anak akan melakukan perbuatan yang abnormal kriminalitas dan lain sebagainya. Contoh
dalam pendidikan akhlak, apabila anaka-anak sekolah berdusta di dalam segala apa yang
mereka bicarakan, didukung para gurunya berdusta juga di dalam mengajar dan segala
pembicaraannya, maka masyarakat (anak-anak) tidak dapat berujud. Dan apabila dunia
anak terancam demikian, masyarakat yang akan dating tidak dapat berwujud karena
adanya tiap-tiap yang dibicarakan menjurus dusta. Dan yang membekas dan berwujud
pada masyarakat yang merusak dan rendah martabatnya.
Maka model mendidik akhlak anak, tidak langsung berkata itu baik, atau itu
buruk, apabila seorang anak baru saja belajar membaca, menurut kita itu jelek/buruk
namun kita tidak seharusnya berkata demikian. Sebab dapat menyakiti hati dan patah
semangat. Tetapi kita beri semangat dan dorongan yang dapat memacu dan bergiatnya si
anak.
Setelah jabang bayinya lahir, betapa kasih saying si ibu kepada anaknya, seakan-
akan segala yang ada pada si ibu adalah untuk anaknya. Jiwa, raga perhatian, kasih
saying semuanya ditumpahkan untuk si jabang bayi itu, agar si bayi selamat sentosa
dalam pertumbuhannya menjadi manusia yang baik. Kata sanjung dan manjaan, kata
timang yang mengandung doa dan harapan meluncur dicurahkan untuk si bayi, semoga
kelak menjadi manusia yang ideal.
Mengapa demikian besar kasih sayang ibu kepada anaknya. Padahal sewaktu
belum mengandung seakan belum mau mempunyai anak. Atau karena anaknya sudah
dua tiga ingin tidak ada yang keempat. Tetapi karena dikarunia Tuhan anak yang
selanjutnya kasih sayang ibu tidak ada bedanya antar kepada yang pertama yang kedua
dan seterusnya.
Dari mana datangnya cinta kasih saying kepada putranya, padahal tiada pamrih.
Lain dengan cinta seorang kekasih kepada pacarnya, yang kalau kasihnya tiada terbalas
bias berbalik menjadi benci. Tetapi kasih ibu bagaimanapun tiada akan berubah dan
hilang, walaupun si anak tiada membalas kasih dan cinta ibu.
Memang itu kareana “Hidayah”, anugerah dari pada Allah Yang Maha Pengasih
dan Penyayang. Hidayah itu tersebut insting atau naluri, dalam ilmu agama disebut
“Hidayah-ghariziyyah”.
Akhlak mulia merupakan akhlak yang berlaku dan berlangsung di atas jalur Al-
Qur’an dan perbuatan nabi Muhammad Saw. Dalam sikap dan perbuatan. Seperti di
dalam Al-Qur’an surat l-Qalam ayat 4.”Dan sesungguhnya engkau Muhammad
mempunyai akhlak yang mulia”.
Sebagai contoh seorang pemimpin sejati adalah Rasullah Saw dan para
sahabatnya seperti Abu bakar sebagai orang yang berwibawa dan tenang. Oerangnya
penuh ramah tamah, cinta sesama dan selalu membenarkan dan menepati pada rasul
yang agung. Umar bin khotob sebagai pemimpin yang mempunyai pendapat yang
berbobot. Dia adalah orang yang terpercaya terhadap rahasia-rahasianya. Utsman sebagai
pengumpul firman Kitab Allah. Dia adalah seorang pemimpin yang meluruskan akida.
Sedangkan Ali bin Abi Thalib sebagai pemimpin yang pandai menyusun pasukan perang
untuk mengalahkan orang-orang jahat. Dan Ali adalah seorang pemimpin yang mampu
sebagai pewaris ilmu rasullah dan pemelihara janjinya.
Secara garis besar, ajaran agama islam mengandung tiga hal pokok yaitu aspek
keyakinan, aspek ritual dan aspek perilaku. Pertama aspek keyakinan (iman) disebut
“aqidah” yaitu suatu ikatan seseorang kepada allah dengan meyakini keesannya baik dalam
dzat maupun sifatnya. Kedua aspek ritual (islam) disebut dengan shariah yaitu aturan atau
hokum dengan Allah, manusia dengan manusia dan manusia dengan islam. Ketiga aspek
perilaku (ihsan) adalah akhlak dan perilaku yang Nampak dalam diri seseorang dalam
hubungan dengan dirinya, sesama manusia dana lam sekitarnya. Dengan demikian akidah,
syariat dan akhlak merupakan, satu kesatuan yang tidak dapat dipisah pisahkan.
Akhlak Islamiyyah bersifat mutlak, tidak bolehdipinda atau diubahsuai, dikenakan kepada
seluruh individu tanpa mengiraketurunan, warna kulit, pangkat, tempat, dan masa.
Ditinjau dari sudut kejadianmanusia yang dibekalkan dengan pelbagai naluri, akhlak
Islamiyyah adalah merangkumi semua aspek kemanusiaan rohaniyyah, jasmaniyyah
danaqliyyah,sesuai dengan semua tuntutan naluri dalam usaha mengawal sifat-sifat
yangtercela (sifat-sifat mazmumah) untuk kesempurnaan insan, bukan untuk
mengawalkebebasan peribadi seseorang.
tuntutan akhlak dalam Islam adalah sederhana,tidak membebankan sehingga menjadi pasif
dan tidak pula membiarkan sehinggamenimbulkan bahaya dan kerosakan.
4. Mencakupi suruhan dan larangan
Akhlak dalam Islam membawa kesinambungan bagi tuntutanrealiti hidup antara rohaniyyah
dan jasmaniyyah serta aqliyyah, dan antarakehidupan dunia dan akhirat sesuai dengan tabii
manusia itu sendiri.
3.2. Saran
penulis menyarankan kepada para pembaca untuk mempelajari lebih lanjut akan makalah
tentang akhlak dalam islam melalui referensi-referensi lain oleh karena makalah yang kami
tulis ini masih sangat jauh dari kesempurnaan.Untuk itu penulis mengharapkan saran-saran
yang sifatnya membangun untuk menunjang kesempurnaan makalah ini dan penulisan
makalah pada waktu yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://nuriska.id/memahami-perbedaan-akhlak-etika-dan-moral/
2. https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/contoh-kata-pengantar-mulai-dari-makalah-
sampai-karya-ilmiah
3. https://www.slideshare.net/okimaarif/isi-makalah-27047465
4. https://www.merdeka.com/jatim/ketahui-apa-itu-akhlak-serta-macamnya-dalam-
islam-umat-muslim-wajib-tahu-kln.html
5. https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-akhlak/
6. https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:4-HJzFYmADgJ:https://
ejournal.iai-tribakti.ac.id/index.php/intelektual/article/download/
1091/733/+&cd=5&hl=id&ct=clnk&gl=id
7. https://www.researchgate.net/publication/
335867889_MAKALAH_ETIKA_MORAL_DAN_AKHLAK
8. http://shareandcare123.blogspot.com/2015/08/makalah-akhlak-dalam-islam.html
9. https://alvianisme.com/contoh-akhlak-baik/
10. https://www.rijal09.com/2020/09/10%20Contoh-Sikap-Terpuji-dalam-Kehidupan-
Sehari-hari.html
11. http://ahsanarabic.blogspot.com/2013/07/ciri-ciri-akhlak-dalam-islam_3.html