Disusun Oleh :
D322111008
KONSENTRASI MEKATRONIK
2023
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya, yang
telah melimpahkan berkah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya ini. Segala puji dan
syukur juga kami haturkan kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan dan
bantuan dalam proses penyusunan makalah ini.
Karya ini kami susun dengan tujuan untuk membagikan pengetahuan, informasi, atau
pandangan terkait dengan topik yang telah ditentukan. Kami berharap bahwa karya ini dapat
bermanfaat bagi pembaca, baik dalam konteks pendidikan, penelitian, atau pengembangan
pengetahuan.
Semoga karya ini dapat menjadi sumbangan kecil kami dalam dunia pengetahuan dan
memperkaya pemahaman kita semua. Kami berharap pula agar karya ini dapat menjadi titik
awal bagi penelitian dan eksplorasi lebih lanjut terkait dengan topik yang dibahas.
Akhir kata, kami menyadari bahwa setiap karya memiliki keterbatasan, dan kami
mengundang pembaca untuk memberikan masukan, kritik, atau saran yang dapat membantu
perbaikan di masa mendatang. Kritik membangun adalah jalan menuju kemajuan, dan kami
selalu terbuka untuk belajar dan berkembang.
Terima kasih atas perhatian dan dukungan yang telah diberikan. Semoga karya ini dapat
memberikan manfaat yang berarti.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
BAB I ......................................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 5
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 5
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 6
BAB II ....................................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 7
2.1 Pengertian Sopan Santun............................................................................................. 7
2.2 Pengertian Budaya Ketimuran .................................................................................... 8
2.3 Dasar-Dasar Perilaku Sopan Santun ........................................................................... 9
2.4 Aspek-Aspek Perilaku Sopan Santun........................................................................ 10
2.4.1 Tata krama bergaul dengan orang tua ...................................................................... 10
2.4.2 Tata krama bergaul dengan guru .............................................................................. 10
2.4.3 Tata krama bergaul dengan orang yang lebih tua .................................................. 11
2.4.4 Tata krama bergaul dengan orang yang lebih muda .............................................. 11
2.4.5 Tata krama bergaul dengan teman sebaya .............................................................. 11
2.4.6 Tata krama bergaul dengan lawan jenis .................................................................. 12
2.4.7 Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Sopan Santun ............................................ 12
2.4.8 Faktor orangtua ........................................................................................................... 12
2.4.9 Faktor lingkungan....................................................................................................... 13
2.4.10 Faktor sekolah ............................................................................................................. 13
2.5 Indikator Sopan Santun ............................................................................................. 13
2.5.1 Melakukan kebiasaan yang baik............................................................................... 13
2.5.2 Berpakaian yang rapi dan sopan ............................................................................... 14
2.5.3 Mendengarkan ketika orang lain berbicara ............................................................. 14
2.5.4 Berbicara dengan sopan ............................................................................................. 14
2.5.5 Bersabar dalam menunggu giliran berbicara .......................................................... 14
2.5.6 Menghargai bantuan dari orang lain ........................................................................ 14
2.5.7 Melakukan kebiasaan salam saat masuk rumah atau tempat lain. ....................... 15
iii
2.5.8 Melakukan kebiasaan mengucapkan salam saat bertemu atau berpisah dengan
orang lain ..................................................................................................................................... 15
2.5.9 Tidak mengejek atau menghina orang lain ............................................................. 15
2.6 Mengapa Kita Perlu Bersikap Santun?...................................................................... 15
2.6.1 Membangun hubungan yang harmonis ................................................................... 15
2.6.2 Meningkatkan komunikasi ........................................................................................ 16
2.6.3 Membangun kepercayaan .......................................................................................... 16
2.6.4 Menciptakan lingkungan yang positif ..................................................................... 16
2.6.5 Membangun reputasi yang baik................................................................................ 16
2.6.6 Membantu menghindari konflik dan kesalahpahaman .......................................... 17
2.6.7 Menghargai nilai-nilai sosial dan budaya................................................................ 17
2.7 Runtuhnya Nilai Budaya Ketimuran ......................................................................... 17
2.8 Cara mempertahankan Nilai Budaya Ketimuran di Era Globalisasi ........................ 20
2.8.1 Culture Experience ..................................................................................................... 20
2.8.2 Culture Knowledge .................................................................................................... 20
BAB III.................................................................................................................................... 22
KESIMPULAN ...................................................................................................................... 22
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 24
iv
BAB I
PENDAHULUAN
5
penerapan dan pengawasan norma dan sanksi sosial terhadap pelanggaran sopan santun,
penguatan pendidikan karakter dan moral di semua jenjang dan lini, serta pemberdayaan
dan keterlibatan berbagai pihak, seperti keluarga, sekolah, agama, media, pemerintah,
dan masyarakat sipil, dalam menjaga dan mengamalkan sopan santun sebagai budaya
ketimuran.
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
sebagimana diungkapkan oleh M. Said sebagai berikut: "Etika dan moral sama artinya,
tetapi dalam penggunaannya ada sedikit perbedaan. Moral dan moralitas dipakai untuk
perbuatan yang sedang dinilai seperti baik dan buruk. Sedangkan etika dipakai untuk
pengkajian sistem nilai dan kode. Orang menyebut perbuatan yang bermoral dan
immoral, atau orang menyebut sistem nilai, norma etika atau kode etik. Yang
membedakan ialah kata akhlak yang berarti tabiat, watak, budi pekerti.
8
mental yaitu dapat berupa kegiatan yang umumnya/mayoritas dilakukan sendiri, seperti
: bersemedi, bertapa, berdo’a, beribadah, dll.
Kebudayaan timur yang dimaksud disini adalah sebuah kebudayaan diluar
kebudayaan orang-orang eropa barat (bangsa eropa barat dan jajahannya). Kebudayaan
timur muncul sebagai pembeda dari negara-negara yang pernah dijajah oleh bangsa eropa
barat. Oleh karena itu munculah sebuah istilah barat dan timur.
Hal yang paling dominan dari kebudayaan timur adalah adat istiadat yang masih
dipegang teguh. Walaupun adat istiadat saat ini mulai pudar dan berubah. Selain itu
hal yang dominan adalah konsep gotong-royong, kebersamaan menjadi hal yang paling
utama.
Jadi, ukuran perilaku sopan santun secara umumdapat diukur dari suatu sikap yang
ramah kepada orang lain, bersikap baik kepada orang lain, hormat, tersenyum, dan taat
dalam suatu peraturan Perilaku sikap sopan santun lebih menonjolkan pribadi yang baik
serta menghormati siapa saja. Mengenai bentuk perilaku dan bagaimana cara hormat,
serta peraturan, disesuaikan dengan adat atau kebiasaan dari tempat yang ditinggali.
9
2.4 Aspek-Aspek Perilaku Sopan Santun
Perilaku sopan santun memiliki ukuran yang berbeda- beda dan terikat oleh ruang dan
waktu. Contohnya; di keluarga A, bersendawa dengan suara keras tidak diperbolehkan
tetapi di keluarga B, bersendawa seperti itu adalah hal yang biasa saja. Sopan santun
harus dilakukan dimana saja, seperti di rumah, di sekolah, di tempat kerja dan di
lingkungan masyarakat. Intinya sopan santun harus dilakukan di tempat dimana adanya
interaksi antar individu. Sopan santun dilaksanakan dalam berbagai aspek kehidupan.
Adapun aspek-aspek perilaku sopan santun menurut Supriyanti terwujud dalam 6 (enam)
hal, yaitu:
2) Senantiasa berbuat baik dan tidak menyakiti hati kedua orang tua.
3) Tunduk dan patuh kepada orang tua selama perintah itu dalam hal kebaikan.
5) Selalu mendoakan kedua orang tua agar diberi kesehatan, merawat dengan
penuh kasih sayang ketika orang tua sedang sakit atau lanjut usia.
10
4) Mendoakan pengasuh guru diberikan kesehatan dan ketabahan dalam
memberikan ilmu pendidikan dan bimbingan di sekolah.
3) Menghargai pendapat.
11
2) Menolong apabila ada teman yang mendapatkan kesulitan.
4) Berbagi rasa.
12
karena komunikasi yang terjadi setiap waktu antara orangtua dan anak, melalui
perhatian, kasih sayang. serta penerapan perilaku dalam sikap sopan santun yang
baik dari pengajaran orangtua kepada anaknya berlangsung secara alami karena
dilakukan dengan kasih sayang dan cinta yang tulus dari orang tua kepada anak-
anaknya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi perilaku
sopan santun dapat memberikan informasi bahwasanya ada saling berkaitan faktor
orangtua, faktor lingkungan dan faktor sekolah dalam membentuk perilaku sopan santun
yang baik maupun yang buruk, dan tidak tergantung pada satu faktor saja melainkan
ketiga faktor tersebut saling melengkapi.
13
yang cenderung selalu ditampilkan oleh individu dalam menghadapi keadaan
tertentu, kebiasaan baik terwujud dalam tingkah laku nyata seperti memberi salam,
tersenyum, ataupun yang tidak nyata seperti berpikir, merakasan dan bersikap.
14
2.5.7 Melakukan kebiasaan salam saat masuk rumah atau tempat lain.
Menurut Muthahhari (2001: 94) islam mengeluarkan peraturan ini yaitu
janganlah sekali-kali kalian memasuki rumah orang lain (sekarang kita tidak
mungkindapat memasuki, karna pintu senantiasa terkunci, sekalipun pintu dalam
keadaan terbuka janganlah kalian memasukinya) “dan memberi salam kepada
penghuninya, ucapkanlah salam, jangan kalian memasuki rumah dengan tanpa
memberi salam terlebih dahulu.
Bersikap santun memiliki banyak manfaat dan pentingnya tidak bisa diremehkan. Berikut
adalah beberapa alasan mengapa kita harus bersikap santun:
Sikap santun membantu menciptakan hubungan yang baik dengan orang lain.
Dengan bersikap sopan dan menghargai, kita memperlihatkan penghargaan
15
terhadap orang lain dan menciptakan iklim yang ramah dan harmonis. Ini
memungkinkan hubungan yang lebih baik dengan keluarga, teman, rekan kerja,
dan orang-orang di sekitar kita.
16
2.6.6 Membantu menghindari konflik dan kesalahpahaman
17
Tradisi humanistik di Barat berupa penghargaan terhadap martabat manusia
sebagai suatu yang otonom, merdeka dan rasional, menunjang nilai-nilai demokrasi,
lembaga sosial dan kesejahteraan ekonomi. Nilai-nilai lain pun berkembang seperti
kebebasan, perekonomian dan teknologi. Kemajuan teknologi menghasikan dinamisme,
perencanaan, organisasi, manajemen, keberanian berusaha, penguasaan materi, sekaligus
menggrogoti kehidupan sosial dan pribadinya. Di Barat orang lebih condong
menekankan dunia empiris sehingga mereka maju dalam dunia sains dan teknologi.
Melalui pengaruh Yunani, barat berkembang dalam pengetahuan deskriptif dan
spesialisasi. Dukungan sikap Barat yang lebih besar tekanannya kepada realitas dan nilai
waktu menyebabkan perkembangan yang besar dalam filsafat prosesi, pengonsepan
evolusi kratif serta kemajuan. Manusia dengan alam menurut konsep Barat adalah
terpisah. Alam sebagai dunia luar harus dieksploitasi. Hal ini terefleksi dalam kata-kata:
menaklukkan luar angkasa, menaklukkan alam dan hutan rimba. Kata-kata tersebut
dibuktikan oleh problema yang dihadapi barat seperti polusi udara dan air. Pendek kata,
Barat memiliki presepsi yang berbeda terhadap nilai pengetahuan, keinginan, watak,
proses waktu, dan sikap terhadap alam. (Soelaeman, 2007:53).
Lain halnya dengan budaya Timur, Soelaeman (2007:53) menjelaskan, budaya ini
pada intinya banyak bersumber dari agama-agama yang lahir di dunia Timur. Pada
umumnya manusia di dunia Timur menghayati hidup yang meliputi seluruh
eksistensinya. Berfikir secara Timur tidak menunjang usaha-usaha manusia untuk
menguasai dunia dan hidup secara teknis, sebab manusia Timur lebih menyukai intuisi
dari pada akal budi. Inti kepribadian manusia Timur tidak terletak pada inteleknya, tetapi
pada hatinya. Dengan hatinya mereka menyatukan akal budi dan intuisi serta inteligensi
dan perasaan. Ringkasnya mereka menghayati hidup tidak hanya dengan otaknya.
18
sekarang ini sudah dimanjakan dengan peralatan serba canggih dan makanan instan, dan
kebanyakan tidak mau berusaha dengan keras, sebagai generasi penerus hendaknya kita
harus berusaha lebih keras . Zaman yang serba ada ternyata mampu membuat seorang
menjadi pemalas dan lamban dalam berfikir serta bertindak.
Adanya desakan ekonomi pasar yang kuat, memang terlalu sulit dan berat untuk
mempertahankan model gotong royong seperti diatas, dan memang tidak harus
dipertahankan benar, asal proporsional. Pola pikir praktis dengan hanya memberi uang
tanpa mau terlibat gotong royong jelas merupakan pertanda erosi nilai dan munculnya
nilai baru yakni indivualisme pada masyarakat perdesaan, Munculnya nilai
individualisme ini terjadi karena semakin terbatasnya kepemilikan tanah yang banyak
dikuasai oleh tuan tanah lokal atau masuknya petani berdasi dari kota.
Sebenarnya jika kebudayaan asli kita yang sangat banyak ini dapat kita manfaatkan
dengan baik, dapat menjadi penyumbang pendapatan negara kita yang cukup besar
dengan menjadikan budaya asli kita dapat kita jadikan sebagai objek wisata. Dengan
19
dijadikan sebagai objek wisata maka tentunya devisa akan bertambah. sekarang ini
memang kebudayaan kita mulai menjadi salah satu ikon sebagai objek wisata tetapi
masih kurang maksimal. Saat ini banyak sekali kamelut bangsa bermunculan.
Selain dilestarikan dalam dua bentuk diatas, kita juga dapat melestarikan
kebudayaan dengan cara mengenal budaya itu sendiri. Dengan hal ini setidaknya
kita dapat mengantisipasi pencurian kebudayaan yang dilakukan oleh negara -
negara lain.Penyakit masyarakat kita ini adalah mereka terkadang tidak bangga
terhadap produk atau kebudayaannya sendiri. Kita lebih bangga terhadap budaya-
budaya impor yang sebenarnya tidak sesuai dengan budaya kita sebagai orang
timur. Budaya daerah banyak hilang dikikis zaman. Oleh sebab kita sendiri yang
tidak mau mempelajari dan melestarikannya. Akibatnya kita baru bersuara ketika
negara lain sukses dan terkenal dengan budaya yang mereka curi secara diam-diam.
20
mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang mengarah pada upaya pelestarian
kebudayaan nasional.Salah satu kebijakan pemerintah yang pantas didukung
adalah penampilan kebudayaan-kebudayaan daerah disetiap event-event akbar
nasional, misalnya tari-tarian , lagu daerah, dan sebagainya. Semua itu harus
dilakukan sebagai upaya pengenalan kepada generasi muda, bahwa budaya yang
ditampilkan itu adalah warisan dari leluhurnya. Bukan berasal dari negara
tetangga.Demikian juga upaya-upaya melalui jalur formal pendidikan. Masyarakat
harus memahami dan mengetahui berbagai kebudayaan yang kita miliki.
Pemerintah juga dapat lebih memusatkan perhatian pada pendidikan muatan lokal
kebudayaan daerah.
Ada berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan nilai budaya,
diantaranya yaitu:
21
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Nilai-nilai kebudayaan bangsa sekarang sudah mulai luntur . Khususnya para
pemuda lebih condong senang meniru budaya-budaya luar dari pada budaya asli kita
sendiri. Mereka beranggapan bahwa budaya Indonesia adalah budaya yang kuno,
monoton dan membosankan. Rasa cinta dan bangga pada budaya sendiri telah hilang.
Nasib bangsa Indonesia dan nilai-nilai kebudayaan sangat tergantung kepada
kemampuan penalaran, skill, dan manajemen masyarakat khususnya kaum muda sebagai
generasi penerus. Sayang sekali sampai dengan saat ini, masyarakat Indonesia
mengalami krisis kebudayaan. hal ini disebabkan Kebudayaan asli bangsa Indonesia
dibiarkan merana, tidak terawat, dan tidak dikembangkan oleh pihak-pihak yang
berkompeten .
Sebagian besar anak bangsa dan generasi penerus merasa kehilangan arah dalam
kehidupannya. Mereka tak mampu mengikuti arus perubahan yang begitu cepat. Alih-
alih terlindas dalam gelombang perubahan itu sendiri tanpa bisa mengambil manfaat di
dalamnya. Dunia sudah bergerak sangat cepat, tetapi masalah kemiskinan dan
kemelaratan masih terus menyiksa. Di tengah gegap gempita teknologi dan inovasi baru,
justru sebagian besar masyarakat bangsa ini hidup dalam ketidakpastian, dan yang pasti
kemiskinan.
Sekalipun demikian, pergeseran nilai dan perilaku keagamaan dan sosial budaya
tidak semuanya buruk . Perubahan dalam masyarakat berharga adalah apabila ketahanan
budaya dan nilai-nilai objektifnya selalu sanggup memperbaharui diri. Dalam proses
pembaharuan dengan perubahan tersebut sikap mental dan ketahanan budaya berperan
positif untuk menjaga keseimbangan antara kesinambungan sistem nilai yang disepakati
dengan unsur perubahan menuju kemajuan. Inilah yang secara umum harus dianggap
sebagai muatan konsep dasar kebudayaan Indonesia.
Selain menjadi tantangan bagi kelangsungan hidup kebudayaan nasional, media
massa juga melakukkan hal-hal yang mendukung perkembangan kebudayaan nasional.
Bila hal ini dilakukan untuk mendukung perkembangan kebudayaan nasional dan
meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kebudayaan nasional yang
selama ini telah menjadi acuan dan tuntunan kehidupan masyarakat, maka media massa
patut mendapat apresiasi dan acungan jempol serta dihargai setinggi-tingginya. Dan kita
22
sebagai anggota masyarakatpun harus menyambut gembira dan turut mendukung
pelestarian budaya nasional dengan sebaik yang kita bisa lakukan.
23
DAFTAR PUSTAKA
https://eprints.ums.ac.id/67356/2/BAB%20II.pdf
https://core.ac.uk/download/pdf/143472095.pdf
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/baradha/article/view/46094#:~:text=Perubahan%20zam
an%20yang%20lebih%20maju,menjadi%20penyebab%20lunturnya%20budaya%20ketim
uran.
https://educhannel.id/blog/artikel/sopan-santun.html
https://pustaka-makalah.blogspot.com/2011/03/lunturnya-nilai-kebudayaan-di-dalam.html
https://www.kompasiana.com/fahrizalmukhdar/54f6adfda33311de5b8b45ba/retransformasi-
nilai-ketimuran-dan-pancasila-dengan-membangkitakn-kembali-spirit-kenabian-di-tengah-
dominasi-global
http://pustaka-makalah.blogspot.co.id/2011/03/lunturnya-nilai-kebudayaan-di-dalam.html
http://megarezkia-nr.blogspot.com/2011/09/runtuhnya-moral-bangsa-dan-bagaimana.html
24