Disusun oleh:
E’first Berliana Ramadhany AR
(Aramba)
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Salam budaya,
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karna atas
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelenggarakan kegiatan Basic From
Culture 2019 dengan tema “Pengaruh Masyarakat Baduy Dalam
Mempertahankan Kebudayaannya Terhadap Penggiat Budaya.”Kegiatan ini
merupakan perwujudan rasa cinta terhadap kebudayaan dan kerja sama
mahasiswa Universitas Muhammadiah Jakarta.
Laporan pertangguung jawaban ini terdiri dari kronologis kegiatan dan
foto dokumentasi kegiatan agar semua pihak dapat mengetahui dengan jelas
gambaran jalannya kegiatan ini. Harapan penulis dengan adanya laporan
pertanggungjawaban ini dapat memberika dukungan baik moral maupun material
ataupun kritik dan saran yang bersifat membangun kepada penulis sehingga
kegiatan yang akan datang dapat lebih baik lagi.
Selama menyelennggara kegitan ini, panitia telah berusaha semaksimal
mungkin untuk mensukseskan kegiaan ini.Namun penulis menyadari bahwa
kelangsungan kegiatan ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis
membutuhkan saran dan kritik.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah mendukung dan telah menyukseskan kegiatan ini
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
h) Materi Digital...................................................................................... 21
i) Materi Teknik Sidang ............................................................................. 21
E. Ekspedisi ................................................................................................ 23
1. Manajemen Perjalanan........................................................................ 23
2. Wawancara Baduy Dalam .................................................................. 27
3. Temu Wicara ...................................................................................... 29
4. Wawancara Desa (Kadu Ketuk 1) ...................................................... 30
5. Kesimpulan ......................................................................................... 31
BAB III ................................................................................................................. 33
PENUTUP............................................................................................................. 33
A. Kesan dan Pesan ..................................................................................... 33
B. Kritik dan Saran ..................................................................................... 33
LAMPIRAN .......................................................................................................... 34
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era sekarang ini, tak bisa di pungkiri lagi bahwa kita saat ini sudah
memasuki masa perkembangan zaman. Semakin hari perubahan yang
terjadi di dunia ini semakin pesat.Perubahan zaman juga telah membuat
banyak hal berubah ke arah lebih baik ataupun sebaliknya. Perubahan itu
di latar belakangi oleh pikiran manusia yang tak terbatas, manusia selalu
ingin menciptakan inovasi-inovasi baru yang nantinya akan
mempermudah kehidupan manusia dimasa mendatang, hal tersebut
berdampak besar bagi masyarakat dunia termaksud Indonesia.Misalnya
pengetahuan masyarakat dalam bidang bercocok taman, tambahan
pengetahuan tentang bahasa, teknologi, dll. Dari dampak tersebut sedikit
demi sedikit masyarakat Indonesia pemikirannya mulai bisa berkembang
meskipun sistem kepercayaan berupa animisme dan dinamisme tersebut
tidak dapat ditinggalkan sepenuhnya tetapi setidaknya mereka mampu
untuk merubah kehidupan mereka menjadi lebih baik.
Namun Perubahan tersebut akan berbanding terbalik dengan
masyarakat daerah terpencil. Daerah terpencil menurut Wikipedia adalah
suku yang berada di daerah yang masih terisolasi dari dunia luar. Dalam
konsep pemahaman secara harfiah bahwa suku terasing merupakan
komunitas suku yang tinggal di pedalaman yang memiliki segalah
keterbatasan. Terdapat beberapa suku terpencil yaitu 1) Suku Kombai dan
Korowai, Papua; 2) Suku Samin, Jawa Tengah; 3) Suku Sakai Riau; 4)
Suku Polahi, Gorontalo; 5) Suku Kubu, Jambi; 6) Suku Kajang, Sulawesi;
7) Suku Baduy, Banten.
Salah satu dari masyarakat suku terpencil yaitu masyarakat suku
Baduy.Masyarakat Baduy adalah kelompok masyarakat sunda yang
tinggal di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten
Lebak,Banten.Masyarakat Baduy ini merupakan salah satu suku di Pulau
1
Jawa yang hidupnya mengasingkan diri dari keramaian dan tidak mau
tersentuh oleh kegiatan diluar yang diamanahkan oleh leluhurnya.Di
perkampungan Baduy, terutama BaduyDalam tidak ada listrik, tidak ada
fasilitas pendidikan formal, fasilitas kesehatan, sarana transportasi dan
kondisi pemukiman yang sangat sederhana dan jauh dari kehidupan
daerah-daerah diluar Baduy. Masyarakat Baduy begitu taat dengan adat
mereka dan menolak hal-hal yang bertentangan dengan nilai leluhur
mereka.Namun dengan pesatnya perkembangan budaya, bukan tidak
mungkin perkembangan-perkembangan mulai menyentuh masyarakat
Baduy.
Aturan adat yang melarangwarganya untuk menerima perkembangan
apapun. Pola kehidupan masyarakatnya dapat di tentukan oleh aturan dan
norma yang berperan penting dalam proses kehidupan sosial mereka.
Aturan dan norma yang berlaku membentuk homogenitas perilaku sosial
dan ekonomi masyarakatnya. Hikmah dari hal ini agar mereka mampu
memperkokoh benteng kehidupannya. Aturan dan norma tersebut
dijabarkan dalam suatu hukum adat yang berperan sebagai alat pengayom
bagi seluruh warganya untuk mampu mematuhi hak dan kewajibannya.
Homogenitas masyarakat baduy di lihat dari kesamaan tempat tinggal,
pakaian, kepercayaan, mata pencaharian, sistem pemerintahan, serta
perilaku sehari-hari dalam menyikapi alam lingkungan dan masyarakat
luar.
Berdasarkan aturan dan norma yang di terapkan di suku baduy
menjadikan suku baduy yang dari waktu ke waktu tidak mengalami
perubahan. Nilai-nilai yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari itu lah
yang telah diterapkan sejak jaman nenek moyang mereka. Lain hal dengan
masyarakatsuku baduy merupakan generasi yang hidup penuh dengan
kesederhanaan, ketaatan dan keihlasan dalam mempertahankan dan
melaksanakan tradisi serta amanat leluhurnya.Suku Baduy menyadari
demi tetap tegak berdirinya kesukuan mereka, maka adat istiadat dan
leluhur harus terus di jaga dan di lestarikan dan di wariskan secara baik
2
kepada anak dan cucunya secara mengikat. Tetapi walaupun baduy
merupakan suku yang mengasingkan diri di wilayahnya, tapi tidak untuk
menutup kemungkinan dia tidak menerima orang yang masuk ke
sukunya.Tetapi malah berbanding terbalik,selain tertutup mereka juga
terbuka untuk pengunjung yang datang ke sukunya. Mereka juga akan
selelu menghormati orang yang sedang berada di sukunya ketika datang
dan menjamunya dengan baik asalkan tujuan dari si pengunjung juga baik.
Salah satu masyarakat yang berkunjung ke Baduy adalah masyarakat
golongan penggiat budaya. Penggiat budaya adalah orang-orang yang
membangkitkan semangat atau kegiatan kebudayaan dalam terus
melestarikan kebudayaan. Dari penjelasan latar belakang di atas
mampukah aturan adat masyarakat baduy bertahan tetap dalam
kebudayaannya dalam kondisi sekarang yang banyak sekali masyarakat
luar baduy salah satunya para penggiat budaya yang datang untuk
berkunjung, entah bertujuan untuk hanya berkunjung, atau ikut berperan
andil dalam melestarikan kebudayaan masyarakat baduy.Dalam hal ini
pengaruh apa yang bisa dilakukan masyarakat Baduy untuk
mempertahankan kesukuan mereka sementara begitu keras dorongan
masyarakat yang datang untuk berkunjung kedaerah mereka dengan
membawa sekian banyak tradisi yang bertentangan dengan nilai-nilai
leluhur mereka. Maka dari itu, kami bermaksud untuk melakukan kegiatan
dengan tema “Pengaruh Masyarakat Baduy dalam Mempertahankan
Kebudayaannya Terhadap Penggiat Budaya”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dilakukan Masyarakat Baduy dalam mempertahankan
kebudayaannya?
2. Bagaimana dampak penggiat budaya melihat sikap Masyarakat Baduy
dalam mempertahankan kebudyaannya?
3. Apa manfaat Masyarakat Baduy dalam mempertahankan kebudayannya?
4. Apa sikap yang dapat diberikan oleh penggiat budaya dalam
melestarikan kebudayaan masyarakat Baduy?
3
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan Rumusan masalah di atas maka lingkup bahasan
dalamkegiatan ini meliputi 7 unsur kebudayaan Masyrakat Baduy,yakni:
1) Bahasa; 2) Sistem pengetahuan; 3) Sistem kemasyarakatan atau
organisasi sosial; 4) Sistem peralatan hidup dan teknologi; 5) Sistem mata
pencaharian hidup; 6) Sistem religi; 7) Kesenian.
D. Tujuan Masalah
Dengan mengambil pembahasan permasalahan yang sesuai dengan
tema BFC 2019 yaitu “Pengaruh Masyarakat Baduy dalam
Mempertahankan Kebudayaannya Terhadap Penggiat Budaya”, maka
perlu untuk menjelaskan beberapa tujuan yang diharapkan dapat tercapai
melalui pelaksanaan kegiatan ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui upaya apa yang dilakukan Masyarakat Baduy
dalam mempertahankan kebudayaan mereka terkait 7 unsur budaya.
2. Untuk mengetahui dampak penggiat budaya melihat sikap Masyarakat
Baduy dalam mempertahankan kebudyaan dalam pelestarian budaya.
3. Untuk mengetahui manfaat Masyarakat Baduy dalam
mempertahankan kebudayan mereka.
4. Untuk mengetahui sikap yang dapat diberikan penggiat budaya dalam
melestarikan kebudayaan masyarakat baduy.
5. Sebagai proses pengkaderan untuk menlanjutkan roda organisasi
UKM LBK Renaissance Universitas Muhammadiyah Jakarta.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pelatihan Seni
1. Pelatihan Teater
Latihan teater pertama yang saya lakukan yaitu saat bang
Binyo membagi para capidus menjadi 2 kelompok, kelompok marah
dan bahagia. Saya sendiri masuk di kelompok marah. Saat berteater,
kita harus mengeluarkan seluruh kemampuan kita, tidak boleh malu.
Saat itu saya masih malu-malu, jadi hanya mengeluarkan sedikit
kemarahan saya, itupun terkadang saya tertawa. Bang binyo juga
mengatakan bahwa ada 5 bidang dalam teater, yaitu olah tubuh, olah
suara, olah pikir, olah jiwa, dan olah napas.
Latihan kedua dilakukan dengan berlatih olah napas. Bernapas
bisa dilakukan dengan 3 cara, yaitu dada, perut, dan diafragma. Saat
itu kita berlatih bernapas dengan diafragma. Awalnya sangat susah
dilakukan, namun lama kelamaan bisa juga.
2. Pelatihan Suara
Awal berlatih suara adalah saat itu kita disuruh berpasang-
pasangan dan saling berteriak A, I, U, E, dan O. Saya sendiri masuk ke
dalam kampung suara. Kita banyak berlatih, mulai dari vokal, gitar,
keyboard, dan drum.
Kita pernah diajari bernyanyi lagu Mars Renaissance langsung
oleh si pembuat lagu, yaitu mas Gilang. Kita sudah 2 kali tampil di
acara yang diundang oleh KSFH dan Tera Senja.
3. Pelatihan Tari
Saya hanya sekali berlatih tari dan itu sangat susah sekali
menurut saya. Butuh kelenturan tubuh saat menari dan tubuh saya
sangat kaku saat menari. Sampai saya ditertawakan karena sangat
kaku.
5
4. Pelatihan Seni Rupa
Saya juga hanya sekali berlatih seni rupa, yaitu belajar
membuat topeng dari kertas, lem, air panas dan tepung. Pertama kita
merobek kertas panjang-panjang, lalu mencampur lem, tepung, dan air
panas. Setelah itu kertas dimasukkan. Setelah kertas sudah cukup
lembek, baru kita ambil topeng yang mau kita bentuk, lalu kertasnya
kita tempel di topeng tersebut sampai kira-kira 5-10cm. setelah itu
dijemur.
B. Materi Kebudayaan
1. Unsur Kebudayaan
a) Pengertian
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan
hasil karya manusia dalam rangka kehidupan yang dijadikan milik
diri manusia dengan belajar. (A.L. Kroeber & C. Klukcholn, 1952)
b) Wujud
- Sistem budaya (Kebudayaan di Baduy)
- Sistem sosial (Aktivitas di Baduy)
- Artefak (Benda)
Berikut adalah urutan wujud kebudayaan, tidak boleh dibolak-
balik.
c) Unsur Kebudayaan
- Bahasa
- Sistem religi
- Sistem pengetahuan
- Sistem teknologi
- Sistem mata pencaharian hidup
- Sistem organisasisosial
- Kesenian
2. Baduy
a) Siapa
Ada banyak sebutan untuk orang Baduy, antara lain:
6
- Badui
- Baduy
- Badawi, sebutan yang diberikan dari orang Belanda
- Bedowin Badoei, sebutan yang diberikan dari orang Belanda
- Badoewi
b) Cerita Rakyat
Ada beberapa cerita rakyat yang berkembang di Baduy, yaitu:
- Batara Tunggal
- Pajajaran
- Pucuk Umun
c) Dimana
Di Baduy Dalam(tangtu) terdapat 3 desa yaitu, Cikeusik;
Cikertawana; dan Cibeo. Selain Baduy Dalam, ada juga Baduy
Luar, tempat untuk orang-orang yang telah melanggar maka
dikeluarkan dari Baduy Dalam. Secara administratif, suku Baduy
terletak di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten
Lebak. Luas tanahnya 5.101,85 ha, pertanian (50,67%), hutan
(48,85%), dan pemukiman (0,48%).
C. Materi Teknik Pengumpulan Data
1. Studi Pustaka
Unsur kebudayaan terdiri dari 2 kata yaitu unsur dan
kebudayaan. Menurut KBBI, unsur adalah kelompok kecil dari
kelompok besar. Sedangkan kebudayaan berasal dari bahsa Sansekerta
yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari budhi diartikan
sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia
(Wikipedia, 2018). Jadi menurut kami unsur kebudayaan adalah poin-
poin yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dayak adalah suku khas yang berada di daerah Kalimantan.
Pada umumnya suku Dayak bertempat tinggal di pedalaman
Kalimantan. Kemudian di daerah pinggir pantai terdapat beberapa
suku, seperti Bugis, Madura, Bugis, Melayu, Makasar, dan sebagainya.
7
Kami akan membahas unsur-unsur kebudayaan yang ada di
Suku Dayak. Kami akan membahas tujuh unsur yang ada di dalam
Suku Dayak, antara lain:
1. Bahasa
Bahasa yang sering dipakai oleh suku Dayak dalam
kehidupan sehari – hari dibagi 2, yaitu :
- Bahasa pengantar
Seperti pada umumnya bagian negara Indonesiayang
merdeka lainnya, masyarakat Kalimantan Tengah
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.
Bahasa Indonesia telah digunakan sebagai bahasa pengantar
dipemerintahan dan pendidikan.
- Bahasa sehari – hari
Keberagaman etnis dan suku bangsa menyebabkan
bahasa Indonesia dipengaruhi oleh beberapa dialeg namun
bahasa daerah ini hanya digunakan dalam lingkungan keluarga
dan tempat tinggal, tidak digunakan secara resmi sebagai
bahasa pengantar dipemerintahan maupun pendidikan.
Sebagian suku di Kalimantan Tengah terdiri dari suku bangsa
Dayak. Suku Dayak sendiri terdiri atas beberapa sub – sub
bangsa. Bahasa Dayak Ngaju adalah bahasa dayak yang paling
luas digunakan di kalangan Kalimantan Tengah. Selain itu,
bahasa-bahasa Ma’anyan Ot’danum juga banyak digunakan.
2. Sistem Religi
Agama asli dari penduduk pribumi adalah agama
Kaharingan. Kaharingan diambil dari Danum Kaharingan yang
berarti air kehidupan. Umat Kaharingan percaya bahwa lingkungan
di sekitarnya penuh dengan makhluk halus dan roh-roh.
3. Sistem Pengetahuan
a. Dalam cara berpakaian orang Dayak sering menggunakan ewah
(cawat) untuk pakaian asli laki-laki Dayak yang terbuat dari
8
kulit kayu, dan kaum wanitanya memakai sarung dan baju yang
terbuat dari kulit kayu. Sedangkan, di masa sekarang suku
Dayak di daerah Kalimantan Tengah sudah menggunakan
pakaian lengkap seperti laki-laki memakai kemeja dan celana,
kaum wanita menggunakan sarung dan kebaya.
b. Zaman dahulu kaum wanita Dayak sering menggunakan anting
yang banyak di telinganya agar daun telinganya semakin
panjang karena mereka percaya semakin panjang telinganya
semakin cantik pula wanita itu. Dan kaum laki-laki sering
menggunakan tato di tubuhnya karena semakin banyak tatonya
semakin terlihat gagah laki-laki tersebut.
c. Suku dayak pula terkadang menggunakan bahasa Inggris untuk
komunikasi namun masih bersifat pasif.
d. Menggunakan rasi bintang untuk mengetahui apakah cocok
untuk bertanam atau berladang.
4. Sistem Mata Pencaharian Hidup
Mata pencaharian yang dilakukan pada umumnya oleh
masyarakat suku Dayak di Kalimantan Tengah ada 4 macam:
- Berladang
- Berburu
- Mencari hasil hutan dan ikan
- Menganyam
5. Sistem Teknologi
Dalam kehidupan sehari-hari suku dayak sudah
menggunakan alat-alat yang sedikit maju, seperti dalam berburu
menggunakan:
- Sipet atau sumpitan
- Lanjo atau tombak (dibuat dari besi)
- Telawang atau perisai (terbuat dari kayu ringan)
9
- Mandau merupakan senjata utama dan senjata turun temurun
yang dianggap keramat (terbuat dari batu gunung, ditatah,
diukir dengan emas atau perak atau tembaga.
- Dohong (seperti keris tetapi lebih besar dan tajam)
6. Sistem Organisasisosial
a. Golongan merdeka:
- Utus gatung atau utus tatau (golongan bangsawan tinggi,
kaya dan sempurna).
- Utus rendah atau utus pehe – belung (golongan merdeka,
mereka masih dibedakan dalam kedudukan sosial
ekonominya)
b. Golongan budak
- Rewar (budak secara turun temurun adalah kepunyaan
tuannya. Mereka muncul karena hukuman atas pelanggaran
yang dilakukan.
- Djipen (budak akibat hutang)
7. Kesenian
a. Seni tato dan telinga panjang.
b. Upacara tiwah.
c. Dunia supranatural.
d. Mangkok merah.
e. Proses penguburan suku dayak Maanyan.
f. Seni musik: prahi, gimar, tuukng.
g. Seni drama (pada masyarakat Kutai dalam bentuk kesenian
Mamanda, yaitu memainkan lakon kerajaan dan dimainkan
dalam acara adat.
h. Seni rupa, terlihat pada seni pahat dan patung yang bermotif
ciri alam dan roh dewa-dewa.
i. Tari-tarian: tari gantar, tari kancet papatai atau tari perang, tari
hudoq kita’, tari kuyang, tari datun dan lain-lain.
10
2. FGD (Forum Group Discussion)
Dalam FGD ada moderator, notulen dan anggota. Disini kita
membahas tentang kebudayaan yang ada di Baduy, semua yang
termasuk di 7 unsur kebudayaan kita bahas. Mulai dari religi sampai
dengan kesenian. Kita juga membahas tentang larangan-larangan yang
tidak boleh dilakukan di Baduy.
3. Wawancara
Wawancara menurut KBBI adalah tanya jawab.
a) Bentuk-bentuk Wawancara
1. Man in the street interview, wawancara dengan proses secara
aktual
2. Casual interview, wawancara yang dilakukan secara mendadak
3. News interview, wawancara yang dilakukan untuk tujuan
penyiaran
4. Telephone interview, wawancara yang dilakukan melalui
telepon
5. Prepared question interview, wawancara yang rumit seperti
menyangkut keilmuan
6. Group interview, bersama-sama untuk mewawancara
b) Jenis-jenis Wawancara
1. Wawancara bebas, susunan pertanyaan tidak ditentukan
terlebih dahulu
2. Wawancara terpimpin/terstruktur, susunan pertanyaan sudah
disiapkan
3. Wawancara individual, wawancara dengan responden 1 orang
4. Wawancara kelompok, wawancara dengan responden lebih dari
1 orang
5. Wawancara konferensi, seperti konferensi pers
6. Wawancara terbuka, wawancara yang jawabannya tidak
terbatas
11
7. Wawancara tertutup, wawancara yang jawabannya terbatas
(setuju atau tidak setuju) (kuisioner)
c) Elemen-elemen Penting dalam Wawancara
1. Interaktif
2. Proses
3. Pihak
4. Tujuan
5. Pertanyaan
d) Teknik Wawancara
1. Wawancara langsung (direct interview), wawancara dengan
bertatap muka
2. Wawancara tidak langsung (indirect interview), wawancara
dengan perantara seperti melalui telepon
3. Wawancara berpola (patterned interview), wawancara dengan
saling bertanya
e) Karakteristik Wawancara
1. Adanya tujuan
2. Lebih terstruktur
3. Untuk mendapatkan informasi
f) Tahapan Wawancara
1. Meminta izin
2. Persiapkan pertanyaan
3. Memberikan kesan baik
4. Perhatikan dan tanggapi
5. Perkenalkan diri
6. Jelaskan tujuan
7. Memulai dengan ringan
8. Hindari pertanyaan rumit
9. Pandai ambil kesimpulan
10. Ucapkan terimakasih
11. Evaluasi
12
g) Hal-hal yang perlu diperhatikan
1. Hindari ambiguitas
2. Jangan bertanya 2 pertanyaan dalam 1 kalimat
3. Jangan bertanya di luar kemampuan
4. Jangan memulai dengan bertanya yang tidak baik
5. Jangan bertanya yang jawabannya sudah pasti (ya/tidak)
6. Jangan bertanya 2 kali
7. Dilarang meminta responden menjawab 2 kali
8. Dilarang memotong pembicaraan responden
9. Jangan sok pandai
h) Hasil wawancara ketua umum Pervagatus.
Narasumber: Alfathan Putut Panggiring
13
- Tangan wadah: sila pertama
- Akar ke bawah: kuat/menyatu
Dan juga terbuatnya PDH Pervagatus tahun 2013 awal
dengan warna coklat tua yang memiliki makna melambangkan
sebuah pondasi dan kekuatan hidup.
Tahap-tahap untuk menjadi anggota Pervagatus adalah:
1. Mengikuti diklat, disini mereka akan mendapatkan syal
berwarna biru.
2. Dikjut, mereka akan mendapatkan nomor anggota dan PDH.
Struktur kepengurusan di Pervagatus adalah:
1. Ketua Umum
2. Sekretaris Umum
3. Bendahara Umum
4. Bidang Kaderisasi
5. Bidang Penelitian dan Perkembangan
6. Bidang Humas
7. Inventaris/gudang
Target ketua umum Pervagatus di tahun 2019 adalah
menyatukan kekeluargaannya, acara yang lebih baik, dan dapet
studio.
D. PDR (Pelatihan Dasar Renaissance)
a) Materi Kedusunan
Pemateri: Airlangga W. S. D. Kusuma
Waktu: Sabtu, 22 Desember 2018
1. Universitas
2. Mahasiswa
3. Organisasi/lembaga mahasiswa
4. UKM LBK Renaissance UMJ
a. Visi Misi
b. Bentuk
14
Terbentuk pada 7 Agustus 2007. Kepala dusun pertama
adalah Richie Harisma.
c. Kedudukan
UKM LBK Renaissance UMJ langsung dibawah
naungan rektorat.
5. Pendirian/pelopor
UKM LBK Renaissance UMJ dipelopori oleh: A’ Angga,
mbak Wulan, bang Riki, bang Cepot (senior mapala), bang Aan,
dan bang Rizal.
6. Perjalanan
A’ Angga menceritakan tentang perjalanannya membangun
kembali UKM Seni Budaya. Beliau mengajak semua orang untuk
bergabung dan mendirikan UKM LBK Renaissance UMJ.
Renaissance sendiri mempunyai arti terlahir kembali. Banyak lika-
liku yang dihadapinya, seperti orang-orang yan menolak,
meremehkannya, dll. Namun, berkat kerja kerasnya, akhirnya pada
7 Agustus 2007 terbentuklah UKM LBK Renaissance UMJ.
7. Perkembangan
Kebudayaan sangat luas, tidak hanya kesenian.
8. Struktur organisasi
a. Kepala dusun
b. Sekretaris dusun
c. Bendahara dusun
d. Kepala lumbung padi
e. Kepala gudang
f. 5 kepala kampung
g. Ketua DPD
h. Sekretaris DPD
i. Anggota DPD
9. Kader (anggota)
10. Harapan
15
Yang mungkin menghambat dan tantangan
b) Materi Keorganisasian
Pemateri: Richie Harisma
Waktu: Sabtu, 22 Desember 2018
16
Dalam organisasi, kita diharuskan saling berbagi di dalam
struktural (saling membantu), berkomitmen, mengenali dan memahami
karakter masing-masing anggota.
Zaman sekarang, kita memerlukan skill organisasi untuk
survive di dunia luar.
c) Materi Kepemimpinan
Pemateri: Heri Purbowo
Waktu: Sabtu, 22 Desember 2018
17
tujuan dan prioritas; pemimpin harus berpikir secara analisis dan
konseptual; manajer adalah forcing mediator (penengah); pemimpin
adalah politisi dan diplomat; dan pemimpin membuat keputusan yang
sulit.
Beberapa ciri pemimpin yang baik adalah cerdas,
bertanggungjawab, inisiatif, amanah, jujur, rela berkorban lebih dari
anggotanya, saling menyayangi.
18
cara sendiri. Maka kenalilah karakter diri sendiri dan kapasitasnya.
Masalah adalah salah satu dari proses kedewasaan.
Dalam sebuah organisasi, ketua yang mengeksekusi dan
pembimbing hanya memberi saran. Harus percaya pada tim. Saat ada
konflik, ketua boleh meminta saran pada pembimbing, tapi tetap ketua
harus melakukannya dengan caranya sendiri. Melihat konflik dari
berbagai sudut.
19
3. Proposal penelitian, untuk skripsi
4. Proposal kegiatan, non-formal
Legalitas dalam administrasi
1. Akta notaris
2. Akta kemenhukam
Kerangka proposal
1. Latar belakang
- Singgungan masalah
- Teori-teori oleh ahli
- Menawarkan solusi
2. Pembatasan masalah
3. Tujuan kegiatan
4. Tema, menggabarkan masalah dan tujuan
5. Objek/sasaran audience
6. Tempat dan waktu
7. Kepanitiaan
8. Rancangan anggaran biaya
f) Materi Kesenian
Pemateri: Eko Setiawan
Waktu: Minggu, 23 Desember 2018
20
Fungsi kesenian untuk individu adalah pemenuhan kebudayaan
fisik dan pemenuhan kebudayaan emosional. Sedangkan untuk sosial
adalah religi, pendidikan, komunikasi, rekreasi, dan kesehatan.
h) Materi Digital
Pemateri: Airlangga W. S. D. Kusuma
Waktu: Minggu, 23 Desember 2018
21
3. Sidang Komisi, membahas agenda yang akan dikerjakan
4. Sidang Sub Komisi, dilakukan saat sidang komisi belum matang
Saat pergantian ketua baru/lama pasti ada sidang komisi.
Sedangkan untuk mengeluarkan anggota, bisa hanya sidang pleno saja.
Perangkat sidang:
1. Peserta sidang (Quorum)
Quorum adalah syarat sahnya sidang untuk dapat diadakan.
Minimal adalah 50% + 1 dari seluruh anggota.
2. Presidium atau pimpinan sidang
- Ketua (Presidium 1), memutuskan dan mengetuk palu
- Anggota (Presidium 2), mencatat segala pertanyaan
- Anggota (Presidium 3), mencatat segala kegiatan menit per
menit, detik per detik dan membantu presidium 1
3. Agenda acara persidangan/materi persidangan
4. Ruangan sidang
5. Perlengkapan sidang
6. Tata tertib persidangan
Syarat-syarat pimpinang sidang (normative):
- Mempunyai pengetahuan yang luas (cerdas)
- Memahami atau mengetahui masalah yang akan dibahas
- Bijaksana/netral/demokratis
- Terampil memimpin sidang
Macam-macam interupsi:
1. Interupsi point of order, memberi masukan
2. Interupsi point of information, menjelaskan maksud dari perubahan
keputusan
3. Interupsi point of clarification, mengambil jalan tengah dari 2 kubu
yang berseteru
4. Interupsi point of personal privilege, melakukan pembelaan yang
bersifat personal
22
Pimpinan sidang disarankan untuk tidak mengambil banyak
order, dahulukan infromation dan clarification.
Istilah-istilah dalam persidangan:
1. Skorsing, penundaan persidangan untuk sementara waktu
2. Lobbying, suatu bentuk kompromi dalam menyelesaikan
perbedaan pendapat dalam pengambilan keputusan
3. Walkout, saat dimana peserta sidang keluar ruangan dengan alasan
tidak menyetujui keputusan sidang
4. PK (peninjauan kembali), me-review keputusan yang telah
disepakati untuk melakukan perbaikan atau perubahan
5. Deadlock, kondisi dimana musyawarah tidak menemukan kata
sepakat
6. Voting, proses pengambilan keputusan berdasarkan suara
terbanyak setelah jalan musyawarah mengalami kebuntuan
E. Ekspedisi
1. Manajemen Perjalanan
- Selasa, 22 Januari 2019
14:32 berangkat dari UMJ menggunakan bis
14:40 isi BBM
14:45 selesai isi BBM dan jalan lagi
14:55 masuk gerbang tol Ciputat 2
14:56 Arsyi bagi-bagi coklat dari mas Iwan
15:12 masuk wilayah Provinsi Banten
16:20 masuk wilayah Kabupaten Serang
18:20 berhenti untuk sholat maghrib
18:57 berangkat lagi
19:28 sampai Ciboleger
19:59 menuju rumah kepala desa
20:07 sampai rumah kepada desa
23
22:00 makan malam
22:30 membuat pertanyaan untuk wawancara di Baduy Dalam
23:00 tidur
- Rabu, 23 Januari 2019
4:00 bangun tidur
4:40 sholat subuh
5:30 masak
6:00 mandi
7:00 sarapan kacang ijo
8:11 berangkat ke Cijahe menggunakan mini bus
9:40 sampai Cijahe
10:04 berangkat ke Cikertawana dari pos 2
11:43 sampai cikertawana, istirahat sebentar
11:57 berangkat lagi ke Cibeo
12:02 ambil rambutan
12:16 sampai Cibeo (rumah a’ Andri)
12:23 ke sungai untuk nyuci sepatu
13:29 wawancara dengan salah satu warga di Cibeo yang
sedang ronda yaitu bapak Sarta
14:55 wawancara dengan kang Juli/ayah Jamah
16:40 makan durian
17:30 berangkat ke Cikertawana
17:47 sampai di Cikertawana
20:00 wawancara dengan Jaro Damin dan disuguhi durian yang
sangat enak
21:30 Evaluasi hasil wawancara dengan Jaro Damin
22:00 tidur
- Kamis, 24 Januari 2019
7:51 berangkat ke Cibeo lagi
8:05 sampai di Cibeo
24
10:00 mengantri untuk dibuatkan gelang oleh a’ Andri
10:20 team dari Cikeusik sampai di Cibeo
10:30 membeli dan dibuatkan gelang oleh a’ Andri
12:27 briefing dan berdoa untuk memulai perjalanan ke
Ciboleger
12:30 berangkat ke Ciboleger
12:45 istirahat
12:50 jalan lagi
14:10 istirahat, masak dan makan siang
16:40 foto-foto tiap team dengan bendera
16:48 jalan lagi untuk menuju Ciboleger
19:35 istirahat di Gazebo dan ada beberapa orang yang sedang
mandi di sungai
20:53 sampai di Ciboleger
22:00 tidur
- Jum’at, 25 Januari 2019
4:30 bangun tidur, perut mulai terasa sakit sekali
4:45 sholat subuh
5:00 perut semakin sakit dan tidak sengaja nangis, langsung
dibantu oleh teman-teman dengan memberi minyak telon di
perut, minum obat maag dan disuruh tiduran
8:20 sarapan dengan disuapin Tehyan
9:20 minum obat Polysilane
9:25 tidak sengaja tertidur dan melewatkan acara temu wicara
12:00 bangun tidur
13:25 makan
13:40 selesai makan
14:20 wawancara dengan jaro Damin dari Cikertawana
15:00 foto dengan jaro Damin dan kang Arman
15:05 makanan jajanan, santai, dan ngobrol-ngobrol
25
15:55 wawancara dengan warga Ciboleger (pak Atam, pak
Saidan, teh Marsha, kang Kurdi)
17:15 selesai wawancara
20:00 evaluasi
21:33 presentasi (Cente)
21:43 presentasi (Gamelan)
21:51 presentasi (Reog)
22:03 presentasi (Pais Cau)
22:12 presentasi Condroso
22:30 tidur
- Sabtu, 26 Januari 2019
4:13 bangun tidur
4:40 sholat subuh
5:00 ngeliatin Kenong, , dan Tengkuluk mencuci wajan yang
abis dijilatin anjing
5:10 sikat gigi, cuci muka, dan ganti baju
6:10 untuk kedua kalinya ngeliat Kenong, , dan Tengkuluk
mencuci wajan yang abis dijilatin anjing
8:21 berangkat ke rumah kang Kurdi untuk pelatihan seni
8:25 sampai di rumah kang Kurdi
8:50 pelatihan seni dengan kang Kurdi dan teman-temannya
10:49 foto bersama ayah Jamah
11:15 kembali dari rumah kang Kurdi
14:05 packing untuk ke Gazebo
15:00 presentasi (Kenong)
15:09 presentasi (Kujang)
15:15 presentasi (Maritam)
15:24 presentasi (Tengkuluk)
16:03 berangkat ke Gazebo
16:50 sampai di Gazebo
26
17:00 masak
19:05 makan malam
21:00 presentasi (Tehyan dan Aramba) dan evaluasi
23:40 tidur
- Minggu, 27 Januari 2019
00:24 dibangunin untuk pakai baju kegiatan
04:00 dibangunin dan disuruh baris dan pergi mengikuti kak
Dayang, dimarah-marahin oleh para senior, berantem dengan
para senior, dan di akhir ada penyematan syal Renaissance dan
para capidus diresmikan menjadi penghuni muda
9:05 ke Ciboleger
9:57 sampai di Ciboleger
13:00 jalan-jalan dan belanja
17:15 berangkat dari Ciboleger ke stasiun Rangkasbitung naik
mini bus
17:53 sampai stasiun
19:08 sholat dan makan di stasiun
19:45 naik kereta
21:23 sampai di stasiun Pondok Ranji
21:33 naik angkot ke dusun
21:57 sampai dusun
22:07 evaluasi
23:15 pulang dari dusun tapi sebelumnya jajan es krim dulu di
warung
2. Wawancara Baduy Dalam
Narasumber: pak Sarta, kang Juli/ayah Jamah, dan Jaro Damin
Desa: Cibeo dan Cikertawana
27
berternak ayam dan menganyam. Alat musik di baduy dalam ada
Angklung (biasa dimainkan saat menanam padi), kecapi, karinding dan
tarawelet. Di Cibeo diberlakukan ronda dari pagi sampai sore. Sistem
pemilihan puun dari keturunan dan jaro dari musyawarah. Ada 12
bulan dalam 1 tahun, yaitu Kasa, Karo, Katiga, Safar, Kalima,
Kaenem, Kapitu, Kadalapan, Kasalapan, Kasapuluh, Kapit Lemah, dan
Kapit Kayup. Anak-anak di Baduy mulai diajari berladang dan
memasak dari sekitar umur 5 tahun. Warga Baduy biasanya keluar
untuk berjalan-jalan melihat wilayah di luar Baduy mulai dari umur 18
tahun. Melakukannya dengan berjalan kaki karena mereka diharamkan
naik kendaraan. Kepercayaan mereka adalah Sunda Wiwitan. Mereka
melakukan ibadah di bulan Kawalu (Kasa, Karo, dan Katiga),
ibadahnya adalah puasa selama satu hari penuh di pertengahan masing-
masing bulan tersebut (tanggal 18). Umur 15 tahun ke atas sudah
diwajibkan puasa. Setelah itu mereka melakukan upacara Seba di
bulan Safar dengan mengantarkan hasil bumi ke gubernur Banten dan
bupati Lebak. Saat ada orang yang meninggal mereka dimandikan,
dikafani lalu dikubur di dalam tanah. Di hari pertama, ketiga, dan
ketujuh pra warga melakukan selametan dengan memotong ayam. Di
Baduy Dalam dilakukan sistem perjodohan, tahap-tahap yang mereka
lakukan adalah Lamaran (bawaannya sirih dan pinang), pra-kawinan
(menyiapkan alat-alat dapur), Kawinan (menggunakan baju baru
berwarna hitam putih). Puun yang menikahkan dan pernikahan hanya
bisa dilakukan di bulan Kalima dan Kapitu. Ikat kepala yang
digunakan orang baduy dinamakan telekung, ikat kepala tersebut
adalah sebuah penghargaan dari orang tua. Minimal usia nikah adalah
17 tahun untuk laki-laki dan 15 tahun untuk perempuan. Setiap bulan
ada pelajaran dari Jaro masing-masing kampung untuk para warga.
Membuat rumah dalam 1 hari bisa dapat 20 rumah, dibangun dengan
sistem gotong royong. Membangun rumah hanya bisa dilakukan di
bulan Kalima dan Kapit Kayup. Tidak ada hak milik tanah di Baduy,
28
jadi mereka bebas menanam padi di petak ladang manapun, begitupun
dengan pohon buah-buahan. Saat ada yang melahirkan, persalinannya
dibantu oleh dukun paraji. Biasanya para orang tua sudah membawa
bayinya dari umur 1 minggu ke ladang. Warga Baduy percaya kalau
mereka melanggar peraturan maka nanti akan mendapatkan
kutukan/bencana.
Menanam padi dilakukan di bulan Kadalapan, Kasalapan dan
Kasapuluh. Biasanya lama padi sampai dipanen adalah 6 bulan karena
mereka hanya mengandalkan hujan, tidak ada irigasi seperti di luar
Baduy.
Di Baduy tidak bisa menikah selain di bulan Kalima dan
Kapitu, maka biasanya mereka mengadakan nikah massal. Begitupun
juga dengan sunatan, mereka hanya bisa melakukannya di bulan
Kalima. Dan di sunatan massal biasanya hanya ada sekitar 10 orang
yang sunat.
3. Temu Wicara
Temu wicara dilakukan pada 25 Januari 2019 bertempat di
rumah Jaro Saija. Terdapat dua sesi, yang pertama dengan Jaro Saija,
Jaro Sami, Ayah Mursyid danyang kedua dengan Jaro Damin. Namun,
saya melewatkan sesi yang pertama dikarenakan tertidur setelah
meminum obat. Jadi, saya hanya mendapatkan sesi yang kedua.
Berikut hasil yang saya dapatkan,
Obat luka karena terjatuh adalah tumbuhan paku. Bulan kawalu
di Cibeo diadakan belakangan, di Cikeusik dan Cikertawana sama. Ikat
kepala wanita dinamakan lamak. Ada banyak macam cara mengikat
ikat kepala. Kita pasti sering melihat orang Baduy menggunakan
gelang berwarna putih dari kain di tangan sebelah kanannya, itu adalah
gelang keobatan. Didapatkan di dukun setempat. Semakin banyak
sesuatu yang kita mau, semakin banyak pula gelangnya. Golok selalu
dibawa oleh orang Baduy kemanapun mereka pergi, agar mereka bisa
mengambil daun pisang saat hujan. Mereka bebas keluar masuk ke
29
wilayah luar Baduy, hanya perlu izin keluarga saja. Di bulan Kawalu
tidak boleh ada yang potong rambut.
4. Wawancara Desa (Kadu Ketuk 1)
Di Baduy Luar, sudah boleh ada teknologi seperti telepon
seluler. Tapi tetap tidak bisa menggunakan listrik. Biasanya ada razia
tiap 3 bulan sekali yang dilakukan oleh orang Baduy Dalam. Yang
biasanya di razia adalah barang pecah belah. 3 hari sebelum jadwal
razia, mereka sudah diberitahu kalau akan ada razia agar mereka bisa
menjual barang-barang mereka seperti barang pecah belah dan baju.
Jika mereka tidak menjualnya dan kena razia, barang tersebut akan
diambil dan dihancurkan.
Menurut orang Baduy, jika baju sudah jatuh ke tanah, maka
tidak bisa digunakan karena pamali.
Alat musik yang ada di Baduy Luar lebih banyak daripada di
Baduy Dalam. Ada angklung, suling buhun, celempung, karinding,
piul, talung renteng, gongtib, kecapi, rendog, dan kecres. Menurut
kang Kurdi, suling kumbang adalah awal dari suling-suling lainnya
dan hanya ada di Baduy Dalam. Suling buhun sudah berumur 60
tahun.
Alat musik di Baduy punah selama 60 tahun, lalu dibangkitkan
kembali di tahun 2012 oleh kang Kurdi. Kang Kurdi membangkitkan
sendiri selama 3 tahun pertama. Kang Kurdi juga memodifikasi alat
musik Gogongan yang awalnya hanya 2 senar, menjadi 3 senar
(gendang, nada dasar, dan ruang kosong), namanya juga diubah
menjadi Celempung, bahan dasarnya adalah bambu muda berumur 4-5
tahun. Jika umur bambu beda, maka suara juga beda. Ada juga alat
musik Karinding yang saat penanaman padi diletakkan di benih padi
karena menurut legenda, dewi padi menyukai suara getaran karinding.
Alat musik piul seperti biola, hanya namanya yang berbeda.
Ada istilah karinding ngukus, yaitu seperti membakar
kemenyan dilakukan sebelum orang Baduy melakukan pentas musik.
30
Tujuannya adalah untuk menghadiahi para leluhur yang sudah
menciptakan alat musik.
5. Kesimpulan
Suku baduy adalah salah satu suku di Indonesia yang masih
sangat mempertahankan kebudayaannya. Mereka sangat patuh pada
adat istiadat karena mereka percaya jika mereka melanggar akan
mendapatkan kutukan/bencana. Kepercayaan mereka adalah Sunda
Wiwitan yang ibadahnya dilakukan di bulan Kawalu (Karo, Kasa,
Katiga) dengan berpuasa sehari penuh di pertengahan masing-masing
bulan (tanggal 18). Setelah itu, di bulan Safar mereka melakukan
upacara Seba yaitu mempersembahkan hasil bumi ke pemerintahan.
Bahasa yang digunakan disana adalah Bahasa Sunda kasar. Di Baduy
sangat dilarang untuk bersekolah, jadi untuk pendidikan seperti baca,
tulis, dan berhitung diajarkan oleh orang tua masing-masing. Orang tua
juga mengajarkan berladang dan memasak. Jaro di masing-masing
desa juga tiap bulan selalu memberikan pelajaran seperti apa yang
boleh dan tidak boleh dilakukan untuk semua warga mulai dari umur
10 tahun. Teknologi modern tidak ada yang boleh masuk ke Baduy
Dalam, orang Baduy Dalam masih memasak dengan alat-alat
tradisional, makan dengan alas daun pisang, mangkok dari keramik.
Namun, di Baduy Luar sudah banyak yang menggunakan teknologi
modern seperti telepon seluler, peralatan makan kaca, plastik, dll. Mata
pencaharian di Baduy Dalam dan Baduy Luar hampir sama yaitu
berladang dan menganyam. Namun di Baduy Dalam lebih banyak
yang berladang. Jika di Baduy Luar, ibu-ibu dan anak-anak
perempuannya bertenun. Jabatan tertinggi di Baduy adalah Puun dan
dibawahnya ada Jaro. Orang Baduy selalu bergotong royong saat
membangun rumah ataupun mengganti atap. Kesenian yang ada di
Baduy adalah kerajinan tangan dan alat musik.
Kedatangan kita sebagai penggiat budaya tidak mempengaruhi
warga Baduy Dalam dalam mempertahankan kebudayaannya. Warga
31
Baduy Dalam sangat menaati adat istiadat mereka. Lain lagi di Baduy
Luar, kedatangan kita berpengaruh pada mereka seperti teknologi,
gaya hidup, dll. Tetapi, mereka tetap memegang teguh adat mereka.
Manfaat masyarakat Baduy dalam mempertahankan
kebudayaannya adalah jauh dari bencana. Jadi, jika mereka
mempertahankan kebudayaannya, mereka akan selalu aman.
Kita sebagai penggiat budaya harus selalu membantu dalam
melestarikan kebudayaan yang ada di Indonesia. Tidak merusak
apapun yang bukan hak kita dan mengambil hal-hal positif yang ada
dan menerapkannya pada diri kita sendiri. Seperti yang bisa kita ambil
dari kebudayaan di Baduy adalah berprinsip dan berkomitmen.
“Jangan coba-coba mengejar budaya luar. Budaya luar tidak dapat dan
budaya kita sendiri ditinggalkan.” (kang Kurdi, 2019)
32
BAB III
PENUTUP
33
LAMPIRAN
34
LATIHAN FISIK
35
BERDOA SEBELUM BERANGKAT KE BADUY DALAM
(MASAK-MASAK DI ALAM)
36
(MOMENT DI JEMBATAN KADUKETUK SATU)
37
(DARI CIBEO KE CIBOLEGER)
38
(TEMUWICARA)
39
(WAWANCARA DI KADUKETUK SATU)
(PELATIHAN SENI)
40
DIKLAT
41
42
43
44
45