Anda di halaman 1dari 37

Sosialisasi Objek Pemajuan Kebudayaan

di Kabupaten Garut
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyusun laporan kegiatan ini.

Pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Seniman, Budayawan dan Pekerja
Seni, serta seluruh Pengurus Badan Prakarsa Pemberdayaan Desa dan Kawasan
yang berkomitmen untuk meningkatkan dan mengembangkan Seni dan Budaya
khususnya di daerah Garut. Kami menyadari bahwa kegiatan ini tidak akan
terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan baik moril maupun materil dari
berbagai pihak.

Adapun kekurangan yang terdapat dalam penyusunan pengajuan kegiatan


ini tentunya menjadi kelemahan kami. Oleh karena itu segala kritik maupun
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan agar kelak dapat
menyusun pengajuan kegiatan yang lebih baik dan bermanfaat bagi semua pihak
yang terlibat.

Garut, Desember 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... 3

DAFTAR ISI ................................................................................................................... 4

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................................................. 5

B. Tujuan Kegiatan .................................................................................................................. 6

C. Output yang Dicapai .................................................................................................................. 6

D. Bentuk Kegiatan .................................................................................................................. 6

BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Waktu, Tempat & Tema Kegiatan .................................................................................... 7

B. Peserta Kegiatan ................................................................................. 7

C. Moderator, Pemateri & Tema Sosialisasi ......................................................................... 7

D. Sosialisasi Objek Pemajuan Kebudayaan di Kabupaten Garut ........................ 7

1. Sejarah Kebudayaan Garut .................................................................................... 11

2. Budaya Nyaneut .................................................................................... 20

3. Budaya Sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan ...................................................... 24

4. Perlindungan Kebudayaan di Era Digital ...................................................... 29

BAB III DOKUMENTASI KEGIATAN .................................................................................. 30

BAB IV PENUTUP .................................................................................. 37

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Notulensi Kegiatan

2. Daftar Hadir Peserta

3. Laporan Keuangan
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebudayaan merupakan bagian dari kebiasaan yang tidak lepas dari kehidupan
manusia. Hal ini terjadi karena Kabudayaan itu lahir, tumbuh dan berkembang dalam
lingkungan masyarakat. Begitu pula Kabudayaan sebagai kreativitas dari jiwa
manusia yang mengandung nilai-nilai keindahan. Menurut Sumardjo (2000:45) bahwa
“Kabudayaan merupakan suatu wujud yang terindera dan karya seni yang merupakan
sebuah benda atau artefak yang dapat dilihat, didengar (visual, audio, dan audio-
visual), seperti lukisan, musik dan teater.

Kabudayaan dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan


nenek moyang, sejak dulu Kabudayaan sudah membudaya kebiasaan turun temurun
yang diwariskan kepada generasi muda sampai sekarang. Di era globalisasi saat ini,
teknologi terus berkembang semakin berubah, tidak hanya pengembangan dari bidang
teknologi tetapi juga pengembangan dari bidang budaya. Oleh sebab itu, penting bagi
kita bersama-sama untuk mempertahankan dan menjaga serta memelihara kebudayaan
yang telah di wariskan oleh para leluhur agar kebudayaan tetap ada sampai saat ini.

Kebudayaan yang berada di Indonesia mempunyai kebudayaan masing-masing


dan ciri khas tersendiri diantaranya seperti rumah adat, pakaian adat, upacara adat,
seni tari tradisional, seni rupa tradisional, suku bangsa, bahasa Daerah dan yang
lainnya. Keanekaragaman budaya yang ada merupakan bukti bahwa Indonesia kaya
akan budayanya, salah satunya adalah Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang
memiliki keunikan tersendiri yang mencerminkan budaya masyarakatnya, mulai dari
adat istidat, Kabudayaan, acara ritual dan lain-lain. Semua itu membuktikan bahwa
Jawa Barat merupakan Provinsi yang sangat mengedepankan budaya. Salah satu
budaya yang masih tetap dilestarikan adalah Kabudayaan tradisional.

Garut memiliki beragam warisan Kabudayaan tradisional, keberagaman


warisan seni dan budaya ini yang harus kita lestarikan kepada lingkungan masyarakat
agar mengerti dan memahami warisan leluhur. Di tengah keadaan masyarakat yang
sudah semakin modern sehingga tidak terlalu memperhatikan hal-hal yang berbau
mistis, munculah sebuah ide dari seorang seniman untuk lebih menghidupkan kembali
Kabudayaan tradisional dengan memberikan karya baru pada Kabudayaan
tradisional agar lebih berkembang dan tidak akan pernah terlupakan, maka disini
perlu adanya pewarisan yang baik agar Kabudayaan tetap ada dan berkembang.
Pewarisan dalam konteks Kabudayaan tradisonal merupakan suatu kegiatan,
perbuatan, atau cara mewariskan budaya di dalam sebuah kelompok masyarakat, yaitu
dengan proses penerusan, pengoperan, kekayaan budaya dari satu generasi ke generasi
berikutnya untuk dirawat dan dijaga, karena pewarisan sangat berperan penting dalam
mengembangkan dan melestarikan Kabudayaan agar tetap bertahan dan lebih maju
kedepannya.

Objek Pemajuan Kebudayaan akan bertahan secara turun temurun apabila di


dalamnya terdapat sistem pewarisan yang baik dan didukung oleh pewarisnya
termasuk oleh lingkungan masyarakat yang membangun.

B. Tujuan

Tujuan dari kegiatan sosialisasi Objek Pemajuan Kebudayaan adalah sebagai


berikut:
1. Menjelaskan Undang-undang no 5 tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan

2. Memeberikan Pemahaman kepadaya pegiat budaya dan masyarakat luas tentang


objek pemauan kebudayaan

3. Mendorong anak muda agar terlibat dalam pelestarian objek pemajuan kebudayaan yang
ada di Kabupaten Garut.

C. Output Yang Dicapai


Output yang akan dicapai dari kegiatan sosialisasi Objek Pemajuan Kebudayaan
adalah sebagai berikut
1. Ada kegiatan seminar para pelaku kebudayaan dan masyarakat di Kabupaten
Garut
2. Mengedukasi masyarakat agar memiliki pengetahuan hingga tumbuh kepedulian
untuk turut serta melestarikan objek Pemajuan Kebudayaan yang ada di Kabupaten
Garut.

D. Bentuk Kegiatan
Kegiatan berbentuk seminar dengan target peserta 150 orang yang terdiri dari pegiat kebudayaan
dan masyarakat umum.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Waktu dan Tempat Kegiatan


Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Seni Budaya Tradisional Garut ini dilaksanakan
pada :
Hari/Tanggal : Rabu 13 Desember 2023
Tempat : Saung Eptilu Kecamatan Cikajang Kabupaten Garut

B. Peserta Kegiatan
Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Seni Budaya Tradisional Garut ini dihadiri oleh
150 orang Peserta yang terdiri dari pegiat budaya, Pelajar/ mahasiswa serta masyarakat
umum.

C. Pemateri & Moderator


Kegiatan Sosialisasi Objek Pemajuan Kebudayaan ini dipandu oleh seorang Mederator,
sambutan dari Direktorat Pelindungan Kebudayaan, Kementrian Pendidikan
Kebudayaan, Riset & Teknologi & diisi oleh 4 orang Pemateri, dengan rincian sebagai
berikut :
Moderator : Bapak Uchu M. Fathoni
Sambutan : Ibu Rusmiati (Direktorat Pelindungan Kebudayaan)
Pemateri 1 : Abah Muhali (Budayawan Garut)
Pemateri 2 : Bapak Dasep Badrusalam, S.ST
Pemateri 3 : Bapak Irman Meilandi, S.E., M.Si. (Pegiat Kebudayaan)
Pemateri 4 : Bapak Solihin Nurodin, S.Sos.I (Pegiat Kebudayaan)

D. Sosialisasi Objek Pemajuan Kebudayaan di Kabupaten Garut


Sambutan : Ibu Rusmiati (Direktorat Pelindungan Kebudayaan)
Adanya Sosialisasi Objek Pemajuan Kebudayaan di Kabupaten Garut ini, semoga bisa
menjadi sebuah moment untuk melestarikan kebudayaan di Kabupaten Garut, yang begitu
kaya akan budaya. Harapannya,, semoga beragam kebudayaan yang ada di Kabupaten Garut
ini dapat senantiasa dapat dilestarikan, dikembangkan, hingga dapat menjadi sebuah potensi
yang mengangkat daerah Kabupaten Garut.. Aspek perlindungan serta pelestarian
diperlukan sejak dini,bahwa anak-anak kita sd,smp,sma bahkan anak remaja pun tidak ada
perbedaan untuk melestarikan budaya ini. Aspek pendidikan disini sangat luar biasa,kita
tahu bahwa kesenian dari daerah semakin tergerus oleh budaya-budaya dari luar,namun kita
jangan sampai lupa demgan kebudayaan kita sendiri.kita harus tatap mempertahankan
keasrian budaya juga hendaknya selalu digemakan untuk mengangkat nilai-nilai luhur
budaya Sunda.
Sebagai orang yang memiliki darah serta keturunan asli Garut, saya sangat mengapresiasi
sekali kegiatan ini, semoga kegiatan sosialisasi Objek Pemajuan Kebudayaan di Kabupaten
Garut ini dapat melestarikan serta mengangkat kebudayaan asli Garut, hingga dapat dikenal
hingga ke Manca Negara yang pada akhirnya mengangkat nilai luhur budaya Sunda
khususnya serta budaya Nasional Indonesia pada umumnya.

1. Materi Sosialisasi 1 : Sejarah Kebudayaan Garut


Pemateri : Abah Muhali (Budayawan Garut)
Ringkasan Materi :
Masyarakat Garut sangat bangga akan warisan budaya mereka dan berusaha untuk
menjaga serta mempertahankan keberadaannya. Beberapa tradisi budaya Garut yang
terkenal antara lain Adu ketangkasan domba (adu domba), Wayang Golek, Tari Topeng
Cirebon, Tari Jaipong, Karinding, dan Ngopi Pisan, tradisi Nyaneut.

Semua tradisi budaya Garut memiliki keunikan dan keindahan tersendiri, sehingga tidak
heran jika menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Garut.
2. Materi Sosialisasi 2 : Budaya Nyaneut
Pemateri : Dasep Badrusalam, S.ST. (Budayawan Garut)
Ringkasan Materi :
Nyanet merupakan sebuah tradisi adat minum teh Nyaneut sebuah praktik yang telah
menjadi bagian tak terpisahkan dari kultur tahunan Kabupaten Garut. Nyaneut sendiri
memiliki makna mendekatkan dan mempertemukan. Sunan Gunung Jati adalah tokoh
pertama yang memperkenalkan Nyaneut ketika berkarya di daerah Sunda, khususnya di
Garut. Sebelum memulai dakwahnya, Sunan Gunung Jati selalu mengumpulkan
masyarakat untuk bersama-sama menikmati teh. Sejak dahulu dari tahun 1.504, tradisi
ini dibawanya oleh Sunan Gunung Jati, ketika dakwah beliau ke daerah Sunda
khususnya di Garut. Sebelum beliau dakwah melalui media seperti kebudayaan,
pendekatannya mungkin yaitu suka mengumpulkan dulu masyarakat, yaitu minum teh,
metode itu minum air teh Nyaneut.
Dasep melanjutkan bahwa untuk mereka yang tinggal di kaki gunung tersebut, mereka
tidak hanya akan menyuguhi secangkir teh, namun juga dibekali teh dari kebun mereka.
Festival Nyaneut yang diadakan setiap bulan purnama Guna melestarikan kearifan lokal
tersebut, pada tahun 2014 Dasep menyelenggarakan Festival Nyaneut yang menyoroti
tradisi minum teh bersama. Sebab, Dasep mengatakan bahwa tradisi tersebut sudah
hampir punah. Awalnya, dia menyelenggarakannya sendiri sebelum akhirnya didukung
oleh masyarakat, hingga pemerintah setempat. Bahkan, festival tersebut kini merupakan
bagian dari calendar of event dan kerap dipromosikan kepada wisatawan.
Dasep juga melakukan kerja sama dengan beberapa hotel untuk menarik wisatawan
mempelajari tradisi tersebut dengan mengikuti Festival Nyaneut. Nyaneut merupakan
festival yang diadakan setiap setahun sekali pada 14 Oktober. Tepatnya saat bulan
purnama tiba. “Pelaksanaannya di kaki gunung, ada tempat namanya Pelabuhan Bulan.
Disebut Pelabuhan Bulan karena di sana ada sumber air yang memantulkan sinar
bulan,” kata Dasep. Festival yang dimulai pukul 19.30 WIB tersebut memiliki beberapa
rangkaian seperti pertunjukan tari dan musik. Terdapat satu rangkaian yang paling
dinantikan oleh mereka yang mengikuti Festival Nyaneut. “Tata cara minum teh
bersama. Ketika minum teh bersama melalui prosesi, akan dipandu sama satu orang di
depan,” kata Dasep.
Langkah pertama sebelum meminum teh yang sudah disediakan adalah dengan
memutar gelas searah jarum jam selama dua kali. Selanjutnya, hirup aroma teh
sebanyak tiga kali dengan cara menarik napas dalam-dalam sebelum diembuskan secara
perlahan. “Setelah dihirup, diseruput selama empat kali. Pertama di ujung lidah,
kemudian pertengahan lidah, lalu pangkal lidah (dekat tenggorokan). Sampai di sini,
tahan dulu selama tiga detik sebelum ditelan,” tutur Dasep. Saat melakukan prosesi
tersebut, Dasep mengatakan bahwa suasana harus hening. Sebab, prosesi tersebut
dianggap memiliki makna tersendiri. Ada pun makna yang dimaksud adalah menikmati
hangatnya meminum teh sembari mendengarkan suara alam sekitar. Setelah minum teh,
partisipan Festival Nyaneut bisa segera menyantap umbi-umbian rebus yang sudah
disediakan. Tradisi yang membuat petani teh sejahtera Dilestarikannya tradisi minum
teh Indonesia bersama, menurut Dasep, dapat membuat masyarakat Nusantara lebih
mengapresiasi teh buatan lokal. Dengan apresiasi tersebut tumbuhlah keinginan mereka
untuk mencicipi lebih banyak teh Indonesia, dan membuat petani teh sejahtera.
3. Materi 3 : Budaya Sebagai Sumber Pengetahuan
Pemateri : Bapak Irman Meilandi, S.E., M.Si. (Pegiat Budaya)
Ringkasan materi :
Indonesia adalah negara yang memiliki keberagaman yang luar biasa. Salah satu bentuk
dari keberagaman yang ada di Indonesia adalah dengan adanya keberagaman budaya.
Keberagaman budaya ini juga menjadi salah satu kekayaan dan juga identitas yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia. Salah satu manfaat dari adanya keberagaman budaya di
Indonesia adalah menjadi sumber pengetahuan dunia. Hal ini dikarenakan keberagaman
budaya bisa menjadi suatu hal yang dipelajari oleh bukan hanya masyarakat dalam
negeri, namun juga bagi masyarakat internasional. Beberapa bentuk dari keberagaman
budaya yang ada di Indonesia diantaranya:
1. Lagu daerah
2. Tari daerah
3. Rumah adat

Berikut adalah beberapa manfaat dari adanya keberagaman budaya di Indonesia:

1. Menjadi pengetahuan dunia: keberagaman budaya daerah yang ada di Indonesia


ini bisa dipelajari oleh masyarakat internasional dan bisa meningkatkan wawasan
dari masyarakat internasional akan adanya suatu budaya.
2. Meningkatkan solidaritas bangsa: dengan adanya keberagaman budaya yang
sudah dianggap menjadi salah satu kekayaan bangsa akan membuat setiap warga
negara Indonesia berusaha untuk melindungi dan juga menjaga kekayaan budaya ini.
3. Menjadi identitas bangsa: seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa
keberagaman budaya yang ada di Indonesia ini sudah menjadi salah satu identitas
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Bahkan, ada beberapa budaya daerah yang ada
di Indonesia yang sudah diakui oleh dunia internasional, seperti kerajinan batik yang
menjadi salah satu dari warisan dunia.
4. Meningkatkan daya tarik wisata: adanya budaya daerah yang ada di Indonesia ini
bisa menjadi nilai jual dari daya tarik wisata yang ada di Indonesia. Budaya daerah
bisa menjadi salah satu alasan dari para wisatawan asing untuk berkunjung ke
Indonesia dan melihat kekayaan budaya daerah yang ada di Indonesia.
4. Materi 4 : Perlindungan Kebudayaan di Era Digital
Pemateri : Bapak Solihin Nurodin, S.Sos.I (Pegiat Budaya)
Ringkasan Materi :

Kebudayaan merupakan sebuah perilaku ataupun kebiasaan masyaraka yang dilakukan


secara berulang secara terus menerus, hingga kebiasaan tersebut menjadi sebuah budaya
yang dilakukan secara turun temurun. Perkembangan teknologi dan ruang digital telah
membuat sebuah informasi mudah untuk didapatkan dan diakses oleh seluruh
penggunanya dari belahan negara mana pun. Ruang digital tidak hanya menjadi sumber
informasi tanpa batas, namun juga menjadi sarana penyebaran budaya suatu bangsa. Hal
inilah yang harus dimanfaatkan untuk menampilkan dan mengenalkan keberagaman
budaya negara kepada komunitas global melalui platform dan media digital. Sebagai
Warga Negara Indonesia (WNI) yang baik, wajib untuk melestarikan kebudayaan
Indonesia, salah satunya dengan digitalisasi.
Digitalisasi budaya merupakan bentuk pemanfaatan teknologi dalam upaya pelestarian aset
budaya untuk diwariskan kepada generasi selanjutnya. Melihat canggihnya era digitalisasi saat
ini dan tingginya penggunaan media sosial, media ini bisa menjadi salah satu cara
memperkenalkan budaya lokal kepada masyarakat, khususnya generasi muda sebagai agent of
change.
Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam rangka digitalisasi budaya adalah :
1. Membawakan Konten Mengenai Budaya Daerah
Tidak bisa dipungkiri bahwa media sosial menjadi media yang paling diminati oleh khalayak
umum saat ini. Seringkali kreator konten membuat tren video atau foto yang membuat
pengguna media sosial lain ikut tergerak untuk mengikuti tren tersebut atau berinteraksi
dengan konten yang dapat memperluas potensi audiens lain melihat konten tersebut.
Memamerkan budaya lokal melalui konten video atau foto dapat menambah pengetahuan
masyarakat mengenai budaya lokal yang mungkin cukup asing dilihat sebelumnya.
Contohnya apabila seseorang membawakan konten tentang adat istiadat di daerah ia tinggal,
hal tersebut dapat menarik perhatian masyarakat lain bahkan warga negara asing untuk
mencari tahu lebih lanjut atau bahkan mengunjungi daerah tersebut untuk melihat keunikan
adat istiadat dan budaya yang dilestarikan disana.

2. Membuat Tren atau Kompetisi Mengenai Pelestarian Budaya


Tren di media sosial umumnya mudah tersebar kepada pengguna media sosial lainnya. Salah
satu contoh yang dapat kita lihat adalah tren berkain dimana anak muda meramaikan media
sosial dengan mengunggah foto mereka menggunakan kain tradisional dalam busana yang
sedang digunakan. Tujuan dari tren ini adalah agar masyarakat turut melestarikan budaya
dengan menggunakan kain tradisional sebagai busana sehari-hari, menghapus pemikiran
bahwa kain tradisional identik digunakan pada acara formal saja. Melalui tren ini, banyak
anak muda lain yang turut meramaikan tren tersebut dan ikut menggunakan kain tradisional
sebagai busana sehari-hari.

Selain kedua cara ini, terdapat banyak contoh pemanfaatan digitalisasi yang kini memiliki
peminat yang tinggi di Indonesia. Tentunya dalam melaksanakan upaya ini harus dilakukan
secara kerjasama untuk mencegah hilangnya budaya kita di masa mendatang. Mari kita
memanfaatkan digitalisasi ini dengan bijak dan berusaha untuk saling menjaga kebudayaan
lokal agar terus lestari.
BAB III
DOKUMENTASI KEGIATAN

Banner Kegiatan

Lokasi Kegiatan
Pengisian Daftar Hadir

Peserta Kegiatan
Peserta Kegiatan

Peserta Kegiatan
MC Winda Mardiah

Moderator Bapak Ucu M. Fathoni


Pemateri 1 Abah Muhali
(Budayawan Garut)

Pemateri 2 Dasep Badrussalam, S.ST


(Budayawan Garut)
Irman Meilandi, S.E, M.Si.
(Direktur Eksekutif BP2DK)

Solihin Nuroddin, S.Sos.I


(Penggerak Kebudayaan)
Pembagian Transport & Seminar Kit

Pembagian Transport & Seminar Kit


BAB IV
PENUTUP

Demikianlah kami sampaikan, laporan kegiatan sosialisasi Objek Pemajuan


Kebudayaan di Kabupaten Garut ini kami buat, semoga dapat menjadi sebuah
langkah awal dalam rangka pengembangan Objek Pemajuan Kebudayaan di
Kabupaten Garut khususnya.

Tentunya dalam pembuatan laporan ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
saran serta masukan kami harapkan untuk perbaikan kedepannya. Atas perhatian
serta kerjasama dari berbagai pihak, kami ucapkan terimaksih.

Garut, Desember 2023

Penyusun

Anda mungkin juga menyukai