di Kabupaten Garut
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Notulensi Kegiatan
3. Laporan Keuangan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebudayaan merupakan bagian dari kebiasaan yang tidak lepas dari kehidupan
manusia. Hal ini terjadi karena Kabudayaan itu lahir, tumbuh dan berkembang dalam
lingkungan masyarakat. Begitu pula Kabudayaan sebagai kreativitas dari jiwa
manusia yang mengandung nilai-nilai keindahan. Menurut Sumardjo (2000:45) bahwa
“Kabudayaan merupakan suatu wujud yang terindera dan karya seni yang merupakan
sebuah benda atau artefak yang dapat dilihat, didengar (visual, audio, dan audio-
visual), seperti lukisan, musik dan teater.
B. Tujuan
3. Mendorong anak muda agar terlibat dalam pelestarian objek pemajuan kebudayaan yang
ada di Kabupaten Garut.
D. Bentuk Kegiatan
Kegiatan berbentuk seminar dengan target peserta 150 orang yang terdiri dari pegiat kebudayaan
dan masyarakat umum.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
B. Peserta Kegiatan
Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Seni Budaya Tradisional Garut ini dihadiri oleh
150 orang Peserta yang terdiri dari pegiat budaya, Pelajar/ mahasiswa serta masyarakat
umum.
Semua tradisi budaya Garut memiliki keunikan dan keindahan tersendiri, sehingga tidak
heran jika menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Garut.
2. Materi Sosialisasi 2 : Budaya Nyaneut
Pemateri : Dasep Badrusalam, S.ST. (Budayawan Garut)
Ringkasan Materi :
Nyanet merupakan sebuah tradisi adat minum teh Nyaneut sebuah praktik yang telah
menjadi bagian tak terpisahkan dari kultur tahunan Kabupaten Garut. Nyaneut sendiri
memiliki makna mendekatkan dan mempertemukan. Sunan Gunung Jati adalah tokoh
pertama yang memperkenalkan Nyaneut ketika berkarya di daerah Sunda, khususnya di
Garut. Sebelum memulai dakwahnya, Sunan Gunung Jati selalu mengumpulkan
masyarakat untuk bersama-sama menikmati teh. Sejak dahulu dari tahun 1.504, tradisi
ini dibawanya oleh Sunan Gunung Jati, ketika dakwah beliau ke daerah Sunda
khususnya di Garut. Sebelum beliau dakwah melalui media seperti kebudayaan,
pendekatannya mungkin yaitu suka mengumpulkan dulu masyarakat, yaitu minum teh,
metode itu minum air teh Nyaneut.
Dasep melanjutkan bahwa untuk mereka yang tinggal di kaki gunung tersebut, mereka
tidak hanya akan menyuguhi secangkir teh, namun juga dibekali teh dari kebun mereka.
Festival Nyaneut yang diadakan setiap bulan purnama Guna melestarikan kearifan lokal
tersebut, pada tahun 2014 Dasep menyelenggarakan Festival Nyaneut yang menyoroti
tradisi minum teh bersama. Sebab, Dasep mengatakan bahwa tradisi tersebut sudah
hampir punah. Awalnya, dia menyelenggarakannya sendiri sebelum akhirnya didukung
oleh masyarakat, hingga pemerintah setempat. Bahkan, festival tersebut kini merupakan
bagian dari calendar of event dan kerap dipromosikan kepada wisatawan.
Dasep juga melakukan kerja sama dengan beberapa hotel untuk menarik wisatawan
mempelajari tradisi tersebut dengan mengikuti Festival Nyaneut. Nyaneut merupakan
festival yang diadakan setiap setahun sekali pada 14 Oktober. Tepatnya saat bulan
purnama tiba. “Pelaksanaannya di kaki gunung, ada tempat namanya Pelabuhan Bulan.
Disebut Pelabuhan Bulan karena di sana ada sumber air yang memantulkan sinar
bulan,” kata Dasep. Festival yang dimulai pukul 19.30 WIB tersebut memiliki beberapa
rangkaian seperti pertunjukan tari dan musik. Terdapat satu rangkaian yang paling
dinantikan oleh mereka yang mengikuti Festival Nyaneut. “Tata cara minum teh
bersama. Ketika minum teh bersama melalui prosesi, akan dipandu sama satu orang di
depan,” kata Dasep.
Langkah pertama sebelum meminum teh yang sudah disediakan adalah dengan
memutar gelas searah jarum jam selama dua kali. Selanjutnya, hirup aroma teh
sebanyak tiga kali dengan cara menarik napas dalam-dalam sebelum diembuskan secara
perlahan. “Setelah dihirup, diseruput selama empat kali. Pertama di ujung lidah,
kemudian pertengahan lidah, lalu pangkal lidah (dekat tenggorokan). Sampai di sini,
tahan dulu selama tiga detik sebelum ditelan,” tutur Dasep. Saat melakukan prosesi
tersebut, Dasep mengatakan bahwa suasana harus hening. Sebab, prosesi tersebut
dianggap memiliki makna tersendiri. Ada pun makna yang dimaksud adalah menikmati
hangatnya meminum teh sembari mendengarkan suara alam sekitar. Setelah minum teh,
partisipan Festival Nyaneut bisa segera menyantap umbi-umbian rebus yang sudah
disediakan. Tradisi yang membuat petani teh sejahtera Dilestarikannya tradisi minum
teh Indonesia bersama, menurut Dasep, dapat membuat masyarakat Nusantara lebih
mengapresiasi teh buatan lokal. Dengan apresiasi tersebut tumbuhlah keinginan mereka
untuk mencicipi lebih banyak teh Indonesia, dan membuat petani teh sejahtera.
3. Materi 3 : Budaya Sebagai Sumber Pengetahuan
Pemateri : Bapak Irman Meilandi, S.E., M.Si. (Pegiat Budaya)
Ringkasan materi :
Indonesia adalah negara yang memiliki keberagaman yang luar biasa. Salah satu bentuk
dari keberagaman yang ada di Indonesia adalah dengan adanya keberagaman budaya.
Keberagaman budaya ini juga menjadi salah satu kekayaan dan juga identitas yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia. Salah satu manfaat dari adanya keberagaman budaya di
Indonesia adalah menjadi sumber pengetahuan dunia. Hal ini dikarenakan keberagaman
budaya bisa menjadi suatu hal yang dipelajari oleh bukan hanya masyarakat dalam
negeri, namun juga bagi masyarakat internasional. Beberapa bentuk dari keberagaman
budaya yang ada di Indonesia diantaranya:
1. Lagu daerah
2. Tari daerah
3. Rumah adat
Selain kedua cara ini, terdapat banyak contoh pemanfaatan digitalisasi yang kini memiliki
peminat yang tinggi di Indonesia. Tentunya dalam melaksanakan upaya ini harus dilakukan
secara kerjasama untuk mencegah hilangnya budaya kita di masa mendatang. Mari kita
memanfaatkan digitalisasi ini dengan bijak dan berusaha untuk saling menjaga kebudayaan
lokal agar terus lestari.
BAB III
DOKUMENTASI KEGIATAN
Banner Kegiatan
Lokasi Kegiatan
Pengisian Daftar Hadir
Peserta Kegiatan
Peserta Kegiatan
Peserta Kegiatan
MC Winda Mardiah
Tentunya dalam pembuatan laporan ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
saran serta masukan kami harapkan untuk perbaikan kedepannya. Atas perhatian
serta kerjasama dari berbagai pihak, kami ucapkan terimaksih.
Penyusun